PRONOMINA PADA BERITA UTAMA DALAM SURAT KABAR KOMPAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DI SMP. (Skripsi) Oleh AMELIA VRANCISKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRONOMINA PADA BERITA UTAMA DALAM SURAT KABAR KOMPAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DI SMP. (Skripsi) Oleh AMELIA VRANCISKA"

Transkripsi

1 PRONOMINA PADA BERITA UTAMA DALAM SURAT KABAR KOMPAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DI SMP (Skripsi) Oleh AMELIA VRANCISKA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

2 Amelia Vranciska ABSTRAK PRONOMINA PADA BERITA UTAMA DALAM SURAT KABAR KOMPAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DI SMP Oleh AMELIA VRANCISKA Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan pronomina pada berita utama dalam surat kabar Kompas serta implikasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penggunaan pronomina pada berita utama dalam surat kabar Kompas serta implikasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah berita utama dalam surat kabar Kompas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya penggunaan pronomina pada berita utama dalam surat kabar Kompas. Penulis berita utama menggunakan pronomina dalam struktur kalimatnya agar kalimat menjadi lebih efektif dan tidak terjadi pengulangan

3 Amelia Vranciska penyebutan subjek dalam tulisannnya. Pronomina diklasifikasikan berdasarkan tiga macam, yakni pronomina persona, pronomina penunjuk, dan pronomina penanya. Berdasarkan penggunaannya, pronomina persona yang paling banyak digunakan, yakni pronomina persona ketiga tunggal bentuk nya. Pronomina penunjuk yang paling banyak digunakan, yakni pronomina penunjuk umum bentuk itu. Pronomina penanya yang paling banyak digunakan, yakni bentuk apa. Hasil penelitian ini berimplikasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP, yaitu sebagai bahan ajar. Berita utama dalam surat kabar Kompas dapat digunakan sebagai bahan ajar karena surat kabar tersebut terdapat penggunaan pronomina dalam struktur kalimatnya. Selain itu, pronomina juga berimplikasi dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP yang dapat dilihat dalam kompetensi dasar 4.2, yakni menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran tersebut dapat menambah pengetahuan akan cakupan unsurunsur tata bahasa khususnya pronomina. Kata kunci : berita utama, implikasi pembelajaran, pronomina.

4 PRONOMINA PADA BERITA UTAMA DALAM SURAT KABAR KOMPAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DI SMP Oleh AMELIA VRANCISKA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN Pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2016

5

6

7

8 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada 20 April 1991 di Tanjung Sari, Natar. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, putri pasangan Saodah dan Wagiman. Penulis mulai mengenyam pendidikan formal pada tahun 1997 di Sekolah Dasar Negeri 1 Tanjung Sari dan diselesaikan tahun Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Natar diselesaikan tahun Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Natar diselesaikan pada tahun Tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN. Tahun 2013 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata di Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat. Pada tahun yang sama penulis juga melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Lambu Kibang, Tulang Bawang Barat.

9 MOTO Barangsiapa sungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri. (QS. Al- Ankabut: Ayat 6 ) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS. Al- Insyirah: Ayat 6-8) Manusia yang sabar tidak akan kehilangan keberhasilan walaupun untuk menggapainya diperlukan waktu yang cukup lama. (Ali bin Abi Thalib)

10 PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini kepada yang terkasih. 1. Allah Swt. yang telah memberikan kekuatan, semangat, dan kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Kedua orang tuaku, Ayahanda Wagiman dan Ibunda Saodah yang senantiasa sabar, mendoakan, dan menantikan kelulusanku. 3. Adikku, Azriel Al Azzam dan anakku, Amorra Gerphil A.S. yang memberikan kebahagiaan lewat tawa cerianya. 4. Suamiku yang senantiasa sabar dan selalu memberi semangat untukku. 5. Seluruh dosen pengajar di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

11 ix SANWACANA Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan cinta kasih-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pronomina pada Berita Utama dalam Surat Kabar Kompas dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa semua ini dapat terlaksana dengan baik karena adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai wujud rasa hormat penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak berikut. 1. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd., dosen pembimbing I, yang selama ini telah banyak membantu, membimbing, penuh kesabaran, mengarahkan, dan memberikan saran kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

12 x 2. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum., dosen pembimbing II, yang telah banyak membantu, membimbing dengan cermat, mengarahkan, dan memberi nasihat kepada penulis. 3. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., penguji sekaligus Ketua Jurusan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 4. Dr. Munaris, M.Pd., Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu yang bermanfaat. 6. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., Dekan FKIP Universitas Lampung, beserta stafnya. 7. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas doa, dukungan, dan ilmu kesabaran yang diberikan kepada penulis. 8. Adik tersayang, Azriel Al Azzam dan anakku tercinta Amorra Gerphil A.S. yang selalu memudarkan penat penulis melalui senyum cerianya. 9. Suami tercinta, Heri Susanto yang selalu memberikan motivasi dan nuansa warna di hidup penulis Seluruh keluarga besar yang menanti keberhasilan penulis. 11. Sahabat seperjuangan, Andika Putri, Rindi Kurniawati, Resi, dan Dwi. Kalian sangat berarti dalam pendewasaan penulis. 12. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2010 yang penulis sayangi serta kakak dan adik tingkat Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

13 xi 13. Almamater tercinta. 14. Semua pihak yang membantu terselesainya skripsi ini. Semoga Allah Swt. memberi sebaik-baik balasan kepada bapak, ibu dan rekan- rekan semua. Hanya ucapan terima kasih dan doa yang bisa penulis berikan. Kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat diharapkan demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga skripsi ini dapat membuka wawasan serta bermanfaat bagi kita semua. Amin. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Bandarlampung, Desember 2016 Penulis, Amelia Vranciska

14 DAFTAR ISI ABSTRAK... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP... MOTO... PERSEMBAHAN... SANWACANA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR LAMPIRAN... ii iv v vi vii viii ix xii xiii xiv xv I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 7 II. LANDASAN TEORI Pronomina Jenis-Jenis Pronomina Pronomina Persona Pronomina Persona Pertama Pronomina Persona Kedua Pronomina Persona Ketiga Pronomina Penunjuk Pronomina Penunjuk Umum Pronomina Penunjuk Tempat Pronomina Penunjuk Ikhwal Pronomina Penanya... 24

15 Apa Mana Mengapa dan kenapa Kapan dan Bila(mana) Bagaimana Berapa Surat Kabar Berita Utama Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pemilihan dan Penyusunan Bahan Ajar III. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Sumber Data Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pembahasan Pronomina Pronomina Persona Pronomina Persona Pertama Pronomina Persona Kedua Pronomina Persona Ketiga Pronomina Penunjuk Pronomina Penunjuk Umum Pronomina Penunjuk Tempat Pronomina Penunjuk Ikhwal Pronomina Penanya Apa Kenapa Implikasi Pronomina Terhadap Pembelajaran Sastra di SMP V. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

16 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Pronomina Persona Indikator Pronomina Penggunaan Pronomina pada Berita Utama dalam Surat Kabar Harian Kompas Edisi 1-31 Agustus Penggunaan Pronomina Persona pada Berita Utama dalam Surat Kabar Harian Kompas Edisi 1-31 Agustus Penggunaan Pronomina Penunjuk pada Berita Utama dalam Surat Kabar Harian Kompas Edisi 1-31 Agustus Penggunaan Pronomina Penanya pada Berita Utama dalam Surat Kabar Harian Kompas Edisi 1-31 Agustus Indikator Pencapaian Kompetensi... 75

17 DAFTAR SINGKATAN 1. SD (1-31) : Sumber Data P (1-5) : Paragraf K (1-20) : Kalimat T : Tunggal 5. J : Jamak

18 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Lampiran 1 Daftar Sumber Data Lampiran 2 Data Penelitian Lampiran 3 Klasifikasi Data Lampiran 4 Berita Utama Kompas Silabus

19 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Manusia dalam kehidupannya saling berhubungan dengan manusia lainnya untuk berkomunikasi. Komunikasi yang terjalin oleh manusia tersebut tentunya menggunakan bahasa. Oleh karena itu, tidak heran bahwa terdapat hubungan yang erat antara bahasa dan komunikasi dalam kehidupan manusia (Tarigan, 2009:2). Bahasa dinilai sebagai alat komunikasi yang paling baik dan paling sempurna dibandingkan dengan alat komunikasi lainnya, untuk itu dibutuhkan kemahiran dalam berbahasa baik secara lisan maupun tertulis. Berkomunikasi juga tidak cukup hanya menggunakan satu cara, alangkah baiknya jika disatu sisi seseorang mahir berbicara, berpidato juga mahir menulis surat, resensi atau artikel. Jadi, berkomunikasi secara lisan maupun tertulis sama pentingnya karena keduanya saling melengkapi. Salah satu penggunaan bahasa adalah penggunaan kata ganti/ pronomina. Kata ganti dapat digunakan baik secara lisan maupun tertulis. Pronomina merupakan kata ganti

20 2 yang selalu digunakan dalam setiap wacana atau karangan. Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain (Alwi, dkk., 2003: 249). Pronomina merupakan salah satu sarana kekohesifan karangan atau wacana. Piranti kohesi pronomina atau kata ganti selalu digunakan dalam setiap wacana ataupun karangan. Berikut ini adalah contoh pentingnya penggunaan pronomina sehingga tulisan menjadi padu. (1) Jokowi melakoni lawatan luar negeri perdana Jokowi dengan busana resmi. Jokowi mengenakan setelan jas hitam dan dasi warna merah. (2) Jokowi melakoni lawatan luar negeri perdananya dengan busana resmi. Dia mengenakan setelan jas hitam dan dasi warna merah. Pada contoh kalimat (1) tersebut tidak menggunakan pronomina sebagai pengganti nomina ( Jokowi), sedangkan pada contoh kalimat (2) menggunakan pronomina bentuk nya dan dia yang mengacu pada Jokowi. Contoh di atas dapat dibandingkan bahwa kalimat (1) tidak menggunakan pronomina untuk mengganti nomina sehingga terjadi pengulangan penyebutan subjek ( Jokowi), sedangkan kalimat (2) menggunakan pronomina ( -nya dan dia) sebagai pengganti (Jokowi) sehingga lebih efektif karena tidak ada pengulangan penyebutan subjek yang sama. Jika dibandingkan dari kedua contoh tersebut, wacana yang lebih padu terdapat pada contoh kalimat (2) karena di dalam wacana tersebut menggunakan pronomina sebagai pengganti nomina. Itulah pentingnya penggunaan pronomina dalam sebuah karangan atau wacana.

21 3 Kajian ini dilakukan oleh peneliti sejalan dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yang mengarahkan peserta didik agar terampil berkomunikasi dengan bahasa indonesia. Peserta didik akan memperoleh kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis melalui pembelajaran bahasa. Salah satu bentuk kemampuan berkomunikasi dapat dilihat dari kemampuan menulis. Menulis termasuk kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik. Kemampuan menulis pun didukung oleh kemampuan lain, yakni tata bahasa. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu proses untuk menambah pengetahuan akan tata bahasa. Berikut ini merupakan pembelajaran yang dapat menambah pengetahuan tentang tata bahasa dalam Kurikulum 2013 untuk SMP kelas VII semester ganjil, yaitu kompetensi inti 4, Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, memba ca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori, dan kompetensi dasar 4.2, yakni menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran tersebut dapat menambah pengetahuan akan cakupan unsur-unsur tata bahasa khususnya pronomina. Penguasaan kaidah kebahasaan tidak harus dilakukan melalui pembelajaran yang khusus membahas tentang tata bahasa tetapi pada setiap penggunaan bahasa yang kreatif untuk pelbagai tujuan tersebut harus diselipi konsep tata bahasa agar bahasa yang digunakan siswa menjadi tepat (Abidin, 2012:16).

22 4 Setiap ragam bahasa memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan ragam bahasa lainnya. Ragam bahasa jurnalistik dalam media massa mengikuti pedoman pemakaian bahasa dalam pers, yakni menaati kaidah tata bahasa Indonesia yang berlaku (Chaer, 2010:3). Data dalam penelitian ini diambil dari surat kabar Kompas. Alasan peneliti menggunakan surat kabar Kompas karena surat kabar tersebut merupakan surat kabar berstandar nasional yang mempunyai oplah (sirkulasi) terbesar di Indonesia yakni eksemplar per hari, dengan rata-rata jumlah pembaca mencapai orang per hari yang terdistribusi ke seluruh wilayah Indonesia. Kompas tidak hanya merupakan koran dengan oplah terbesar di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara. Surat kabar Kompas dikenal sebagai pemimpin pasar bagi koran-koran lain sehingga mutunya tidak diragukan lagi. Peneliti ingin mengetahui bagaimana penggunaan pronomina yang digunakan penulis berita utama dalam surat kabar Kompas. Data dalam penelitian ini dibatasi pada berita utama. Berita utama adalah tulisan yang berisikan informasi penting yang harus segera diketahui oleh pemirsanya dan bersifat aktual dan pelbagai bidang disajikan hanya pada surat kabar. Berita utama memuat topik permasalahan aktual di masyarakat. Disajikan menggunakan bahasa yang umum dan luwes sehingga mudah dipahami dan disukai orang banyak. Penelitian tentang pronomina sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Fitri Lestari (2007) dengan judul penelitian Pronomina pada Karangan Siswa Kelas X SMA YP Unila Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian yang dilakukan sebelumnya memiliki

23 5 persamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis berupa objek penelitian (data), yakni pronomina persona, penunjuk, dan penanya, sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek penelitian. Penelitian sebelumnya menggunakan subjek penelitian berupa karangan siswa kelas X SMA YP Unila tahun pelajaran 2010/2011, sedangkan dalam skripsi penulis menggunakan subjek penelitian (sumber data) berupa berita utama pada surat kabar Kompas. Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian mengenai pronomina pada berita utama dalam surat kabar ini perlu dilakukan. Hal tersebut disebabkan pronomina sebagai kategori yang fungsinya menggantikan nomina. Pronomina menjadi faktor pendukung untuk menghasilkan kalimat yang baik dan benar. Selain itu, pronomina berimplikasi terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu kemampuan menulis sesuai struktur. Mengingat bahwa pentignya pemahaman mengenai struktur terhadap bentuk bahasa khususnya bahasa tulis maka penelitian ini penulis tuangkan dengan judul Pronomina pada Berita Utama dalam Surat Kabar Kompas dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimanakah pronomina pada berita utama dalam surat kabar Kompas? 2. Bagaimanakah implikasi penggunaan pronomina pada berita utama dalam surat kabar Kompas terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP?

24 6 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini yaitu mendeskripsikan penggunaan pronomina pada berita utama dalam surat kabar Kompas dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa di SMP. Adapun rincian dari tujuan utama penelitian ini sebagai berikut. Penelitian ini memunyai tujuan sebagai berikut. 1. Mengklasifikasikan penggunaan pronomina pada berita utama dalam surat kabar Kompas. 2. Menyimpulkan implikasi pronomina pada berita utama sebagai alternatif bahan ajar pada pembelajaran sastra di SMP dan merancang skenario pembelajaran. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna baik bagi pelbagai kalangan. Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai penggunaan bahasa dalam kajian pronomina yang digunakan dalam surat kabar dan juga diharapkan dapat menambah referensi penelitian. 2. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai penggunaan pronomina. 3. Membantu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam mencari alternatif bahan ajar siswa di SMP.

25 7 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Subjek penelitian ini adalah berita utama dalam surat kabar Kompas edisi 1 sampai 31 Agustus Fokus penelitian ini adalah pronomina. 3. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP.

26 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pronomina Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain (Alwi, dkk., 2003:249). Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengganti orang atau benda (Depdikbud, 2005: 899). Djajasudarma (2010: 40) mendefenisikan bahwa pronomina adalah unsur yang mengganti nomina (berfungsi sebagai nominal). Pronomina merupakan kategori yang berfungsi untuk menggantikan nomina (Kridalaksana, 2008: 76). Pendapat lain mengatakan, pronomina merupakan kata benda yang menyatakan orang sering kali diganti kedudukannya dalam pertuturan dengan sejenis kata yang lazim disebut kata ganti (Chaer, 1998: 91). Jika dilihat dari segi fungsinya, dapat dikatakan bahwa pronomina menduduki posisi yang umumnya diduduki oleh nomina, seperti subjek, objek, dan juga predikat. Ciri lain yang dimiliki pronomina adalah terletak pada acuannya yang dapat berpindahpindah karena bergantung kepada siapa yang menjadi pembicara/penulis, siapa yang menjadi pendengar/pembaca, atau siapa/apa yang dibicarakan (Alwi, dkk., 2003: 249).

27 9 Djajasudarma membagi pronomina (kata ganti) menjadi enam, yaitu (1) pronomina persona, (2) pronomina posesif, (3) pronomina demonstratif, (4) pronomina interogatif, (5) pronomina relatif, dan (6) pronomina tak tentu (Djajasudarma, 2010: 40-43). Hal yang sama, kata ganti atau pronomina menurut sifat dan fungsinya dibedakan atas enam macam, yaitu (1) kata ganti orang atau pronomina personalia, (2) kata ganti empunya atau pronomina possessiva, (3) kata ganti penunjuk atau pronomina demonstrativa, (4) kata ganti penghubung atau pronomina relativa, (5) kata ganti penanya, dan (6) kata ganti tak tentu atau pronomina indeterminativa (Keraf, 1984: 66). Hal yang berbeda dinyatakan oleh Kridalaksana bahwa subkategori terhadap pronomina didasarkan atas dua hal, yaitu (1) dilihat dari segi hubungan dengan nomina, pronomina dibagi atas pronomina intratekstual dan pronomina ekstratekstual; dan (2) dilihat dari jelas atau tidaknya referennya, pronomina terdiri atas pronomina taktif dan pronomina taktakrif (Kridalaksana, 2008: 76-77). Tarigan membagi pronomina (kata ganti) ke dalam enam kelompok, yaitu (1) kata ganti diri, (2) kata ganti penunjuk, (3) kata ganti empunya, (4) kata ganti penanya, (5) kata ganti penghubung, dan (6) kata ganti tak tentu (Tarigan, 1987: ). Pronomina terbagi atas tiga macam, yaitu (1) pronomina persona, (2) pronomina penunjuk, dan (3) pronomina penanya (Alwi, dkk., 2003: 249). Pendapat yang sama dinyatakan bahwa pronomina terbagi menjadi tiga macam, yaitu (1) pronomina persona, (2) pronomina penanya, dan (3) pronomina penunjuk (Finoza, 2009: 93).

28 10 Beberapa pendapat dari para pakar di atas, penulis mengacu pada pendapat Alwi karena pronomina dijelaskan dengan detail dan mudah dipahami. 2.2 Jenis-Jenis Pronomina Jenis-jenis pronomina terdiri atas tiga jenis, yaitu pronomina persona, pronomina penunjuk, dan pronomina penanya. Berikut akan dipaparkan jenis-jenis pronomina Pronomina Persona Pronomina persona adalah pronomina yang dapat dipakai untuk mengacu pada orang (Alwi, dkk., 2003: 249). Pronomina persona dapat mengacu pada diri sendiri (pronomina persona pertama), mengacu pada orang yang diajak bicara (pronomina persona kedua), atau mengacu pada orang yang dibicarakan (pronomina persona ketiga). Di antara pronomina itu, ada yang mengacu pada jumlah satu atau lebih dari satu. Ada bentuk yang bersifat ekslusif, ada yang bersifat inklusif, dan ada yang bersifat netral, seperti yang terdapat dalam tabel dibawah ini. Tabel 2.1 Pronomina Persona Persona Tunggal Makna Jamak Netral Ekslusif Inklusif kami kita Pertama saya, aku, ku-, -ku Kedua engkau, kamu, Anda, dikau, kau-, mu- Ketiga ia, dia, beliau, -nya (Alwi, dkk., 2003: 249). kalian, kamu sekalian, Anda sekalian mereka

29 11 Sebagian besar pronomina persona bahasa Indonesia memiliki lebih dari dua wujud. Hal ini disebabkan oleh budaya bangsa yang sangat memerhatikan hubungan sosial antarmanusia. Hubungan sosial antarmanusia atau tata krama dalam kehidupan bermasyarakat menuntut adanya aturan yang serasi dengan martabat masing-masing. Pada umumnya, ada tiga parameter yang dipakai sebagai ukuran: (1) umur, (2) status, dan (3) keakraban (Alwi, dkk., 2003: 250). Parameter pertama yang dipakai dalam hubungan antarmanusia dimasyarakat, yaitu umur. Secara budaya, orang yang lebih muda diharapkan menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua. Sebaliknya, orang yang lebih tua diharapkan pula menunjukkan tenggang rasa terhadap yang muda. Pronomina saya, misalnya, lebih umum dipakai dari pada aku oleh orang muda terhadap orang tua. Pronomina yang digunakan untuk menunjukkan rasa hormat, pronomina beliau dipakai alih-alih dia. Kemudian parameter kedua, yakni status sosial. Hubungan dengan status sosial, baik kedudukan dalam masyarakat maupun badan resmi disuatu instansi, ikut pula memengaruhi pemakaian pronomina. Seorang kepala kantor dapat memakai pronomina kamu, misalnya, apabila ia berbicara dengan pegawainya, apabila umurnya lebih muda, sebaliknya, ia akan memakai kata Saudara atau Bapak jika yang diajak berbicara itu adalah tamu yang sebaya, baik dalam umur maupun kedudukan. Demikian pula seorang pegawai akan merasa lebih mantap jika ia memanggil atasannya dengan sapaan Bapak atau Ibu alih-alih dengan Anda atau Saudara.

30 12 Parameter yang ketiga, yakni keakraban. Keakraban dapat menyilang garis pemisah umur dan status sosial, meskipun kadang-kadang hanya dalam situasi-situasi tertentu. Ada dua orang sejak kecil bersahabat dapat saja tetap memakai pronomina kamu, meskipun yang satu telah menjadi menteri, misalnya, sedangkan yang satunya hanyalah guru di sekolah dasar. Dalam pertemuan resmi, guru sekolah dasar itu akan menyapa menteri itu dengan sapaan Bapak: Bagaimana pendapat Bapak dalam soal ini? Sebaliknya, pada resepsi pernikahan/konteks tidak resmi, dapat saja guru itu berkata, Kamu tinggal di rumah pribadi atau rumah dinas? hal seperti itu sering ditentukan oleh pribadi dan kepribadian masing-masing. Gambaran di atas menyatakan bahwa pemakaian pronomina sangatlah penting, karena pemakaian yang salah dapat menimbulkan hal yang mengganggu keserasian pergaulan. Berikut adalah gambaran mengenai pelbagai pronomina persona Pronomina Persona Pertama Kelompok persona pertama tunggal bahasa Indonesia adalah saya, aku, dan daku (Alwi, dkk., 2003: 251). Ketiga bentuk itu adalah bentuk baku, tetapi memunyai tempat pemakaian yang agak berbeda. Saya adalah bentuk yang formal dan umumnya dipakai dalam tulisan atau ujaran resmi. Tulisan formal pada buku nonfiksi dan ujaran seperti pidato, sambutan, dan ceramah. Meskipun demikian, sebagian orang memakai bentuk kami dengan arti saya untuk situasi di atas. Hal ini dimaksudkan untuk tidak terlalu menonjolkan diri.

31 13 Persona pertama aku lebih banyak dipakai dalam pembicaraan batin dan dalam situasi yang tidak formal dan yang lebih banyak menunjukkan keakraban antara pembicara/penulis dan pendengar/pembaca. Oleh karena itu, bentuk ini sering ditemukan dalam cerita, puisi, dan percakapan sehari-hari, sedangkan persona pertama daku umumnya dipakai dalam karya sastra. Pronomina persona aku memunyai variasi bentuk, yakni ku dan ku- (Alwi, dkk., 2003: 251). Bentuk ku dipakai untuk menyatakan kepemilikan dalam situasi tulisan dilekatkan pada kata yang di depannya, misalnya sahabat sahabatku; rumah rumahku; keluarga keluargaku. Dalam hal ini bentuk utuh aku tidak dipakai: sahabat aku, rumah aku, dan keluarga aku. Demikian pula bentuk daku tidak dipakai untuk maksud itu. Berbeda dengan bentuk aku, bentuk saya dapat dipakai untuk menyatakan hubungan pemilikan dan diletakkan di belakang nomina yang dimilikinya: skripsi saya, suami saya, adik saya. Pronomina saya, aku, dan daku, dapat dipakai bersama dengan preposisi. Akan tetapi, tiap preposisi mensyaratkan pronomina tertentu yang dapat dipakai. Berikut contoh kelompok demi dapat diikuti oleh daku, tetapi kelompok bagi tidak bisa diikuti oleh daku. Kelompok demi: demi saya, demi aku, demi daku. Kelompok bagi: bagiku, bagi aku, bagi saya. Bentuk terikat ku- sama sekali berbeda pemakaiannya dengan ku. Pertama, kudiletakkan pada kata yang terletak di belakangnya. Kedua, kata yang terletak di

32 14 belakang ku- adalah verba. Dalam nada yang puitis, ku- kadang-kadang dipakai sebagai bentuk bebas seperti terlihat pada contoh di bawah ini. 1) Ya, mobil ini akan kupakai nanti siang. 2) Kini kutahu kau sangat cinta padaku. Selain persona tunggal, bahasa Indonesia juga mengenal persona pertama jamak. Ada dua macam pronomina persona pertama jamak, yakni kami atau kita. Kami bersifat ekslusif; artinya, pronomina itu mencakupi pembicara/penulis dan orang lain dipihaknya. Sebaliknya, kita bersifat inklusif, artinya pronomina itu mencakup tidak saja pembicara/penulis, tetapi juga pendengar/pembaca, dan mungkin pula pihak lain. Berikut contoh kalimat dengan pengertian yang berbeda. 3) Kami akan pergi pukul tujuh pagi. 4) Kita akan pergi pukul tujuh pagi. Bentuk kami pada kalimat (3) dipakai untuk mengacu kepada pembicara/penulis dalam situasi yang formal, sedangkan kita pada kalimat (4) dipakai untuk mengacu tidak saja pembicara/penulis, tetapi juga pendengar dan pembaca Pronomina Persona Kedua Persona kedua tunggal memunyai beberapa wujud, yaitu engkau, kamu, Anda, dikau, kau-, dan mu- (Alwi, dkk., 2003: 253). Berikut ini adalah kaidah pemakaiannya. Persona kedua engkau, kamu, dan mu- dipakai oleh a. Orang tua terhadap orang muda yang telah dikenal dengan baik dan lama, seperti pada contoh berikut.

33 15 5) Pukul berapa kamu berangkat ke sekolah, Nak? b. Orang yang status sosialnya lebih tinggi, seperti pada contoh berikut. 6) Mengapa engkau kemarin tidak bekerja? c. Orang yang memunyai hubungan akrab, tanpa memandang umur atau status sosial. Perhatikan contoh berikut. 7) Baru jadi direktur sebulan, kenapa rambutmu sudah beruban? Persona kedua Anda dimaksudkan untuk menetralkan hubungan. Pada saat ini pronomina Anda dipakai a. Dalam hubungan yang tak pribadi sehingga Anda tidak diarahkan pada satu orang khusus. Perhatikan contoh berikut. 8) Sebentar lagi kita akan mengudara, Anda kami mohon mengenakan sabuk pengaman. b. Dalam hubungan bersemuka, tetapi pembicara tidak ingin bersikap terlalu formal ataupun terlalu akrab. Perhatikan contoh berikut. 9) Anda sekarang bekerja di mana? c. Seperti halnya dengan daku, dikau juga dipakai dalam ragam bahasa tertentu, khususnya ragam sastra. Bahkan, dalam ragam sastra itu pun pronomina dikau tidak sering dipakai lagi. Perhatikan contoh berikut. 10) Yang kusayang hanya dikau seorang. Persona kedua memunyai bentuk jamak. Ada dua macam bentuk jamak, yaitu (1) kalian dan (2) persona kedua ditambah dengan kata sekalian: Anda sekalian atau kamu sekalian. Meskipun kalian tidak terikat pada tata krama sosial, orang muda atau

34 16 yang status sosialnya lebih rendah umumnya tidak memakai bentuk itu terhadap orang tua atau atasannya. Sebaliknya dapat terjadi, pemakaian kamu sekalian atau Anda sekalian sama dengan pemakaian untuk pronomina dasarnya, kamu dan Anda, kecuali dengan tambahan pengertian kejamakan. Berikut ini beberapa contoh bentuk jamak pronomina persona kedua dalam kalimat. 11) Kalian mau ke mana liburan mendatang? 12) Kamu sekalian harus datang ke kantor pada waktunya. 13) Hal ini terserah pada Anda sekalian. Persona kedua yang memiliki variasi bentuk hanyalah engkau dan kamu. Bentuk terikat itu masing-masing adalah kau- dan mu-. Semua persona kedua berbentuk utuh dapat dipakai untuk menyatakan hubungan pemilikan dengan menempatkan di belakang nomina yang mengacu kemilik. Sebaliknya, hanya mu- yang dapat juga mengacu pada pemilik, sedangkan kau- tidak dapat. Berikut ini adalah beberapa contoh pemilikan. 14) Kakak kamu di mana sekarang? 15) Perkataan Anda tidak masuk akal. 16) Apa suamimu sudah mengetahui soal itu? Konstruksi pemilikan itu, -mu hanya mewakili engkau dan kamu Pronomina Persona Ketiga Ada dua macam persona ketiga tunggal: (1) ia, dia, atau nya dan (2) beliau (Alwi, dkk., 2003: 255). Dalam KBBI, ia adalah orang yang dibicarakan, tidak termasuk

35 17 pembicara dan kawan bicara; dia; benda yang dibicarakan: buku adalah teman yang setia, tidak pernah mengkhianati pemiliknya. Meskipun ia dan dia dalam banyak hal berfungsi sama, ada kendala tertentu yang dimiliki oleh masing-masing. Posisi sebagai subjek, atau di depan verba, ia dan dia sama-sama dapat dipakai. Akan tetapi, jika berfungsi sebagai objek, atau terletak di sebelah kanan dari yang diterangkan, hanya bentuk dia dan nya yang dapat muncul. Karena ada kebutuhan untuk memakai pronomina yang tidak merujuk pada insan, terutama dalam tulisan ilmiah, maka orang juga mulai memakai ia (bukan dia) untuk merujuk pada sesuatu yang tunggal yang telah dinyatakan sebelumnya. Perhatikan contoh berikut. 17) Sebagai numeralia kolektif, numeralia ini diletakkan di muka nomina, sebagai numeralia tingkat, ia diletakkan dibelakang nomina. Kemudian, pronomina persona ketiga tunggal beliau pada kalimat (18) menyatakan rasa hormat. Oleh karena itu, beliau dipakai oleh orang yang lebih muda atau berstatus sosial lebih rendah dari pada orang yang dibicarakan. Perhatikan contoh berikut. 18) Presiden baru saja menelepon dan mengatakan bahwa beliau tidak dapat hadir. Dari keempat pronomina ketiga itu, hanya dia, -nya, dan beliau yang dapat dipakai untuk menyatakan milik. Perhatikan keberterimaan kalimat pada contoh di bawah ini. 19) Kantornya di daerah Rawamangun.

36 18 20) Saya tahu rumah dia. 21) Ayah beliau sedang di Eropa. Persona ketiga bentuk nya pada kalimat (19), bentuk dia pada kalimat (20), bentuk beliau pada kalimat (21) dipakai untuk menyatakan milik. Persona ketiga dalam bentuk nya dipakai untuk mengubah kategori suatu verba menjadi nomina. Bila -nya dilekatkan pada verba, baik verba aktif maupun pasif, verba tersebut berubah kategorinya menjadi nomina. Perhatikan contoh berikut. 22) Datangnya kapan? Ditundanya ujian itu membuat mahasiswa bersorak. Tertangkapnya penjahat itu membuat desa ini aman. Tidak tertangkapnya penjahat itu membuat warga cemas. Keterkaitan nya dengan verba masih tampak seperti terbukti dengan dipakainya kata tidak (alih -alih bukan) untuk pengingkaran. Persona ketiga nya pada kalimat (22) juga dipakai untuk subjek dalam kalimat topik komen. Perhatikan contoh berikut. 23) Para petani sawahnya diserang hama wereng. Para petani pada kalimat (23) adalah topik pada kalimat di atas. Sawah adalah subjek. Kalimat yang dinamakan topik komen seperti ini, subjeknya harus ditandai dengan pronomina nya: sawahnya. Berdasarkan wujud nya, pronomina ini sering juga dipakai hanya sebagai penanda ketakrifan suatu nomina atau nominal. Perhatikan contoh berikut. 24) Kemarin Pak Somad membeli motor.

37 19 Bannya baru. Kata motor pada kalimat (24) memunyai perikutan makna, antara lain, adanya ban, mesin, rem, dan jok. Benda-benda ini merupakan bagian wajib dari suatu motor. Apabila suatu konsep telah disajikan, maka bagian wajib dari suatu konsep tersebut harus dianggap takrif. Wujud ketakrifan ini adalah nya. Karena pada contoh (24) di atas motor, harus dianggap takrif. Oleh karena itu, -nya harus dipakai Bannya baru. Kata ganti nya ternyata tidak hanya mengacu kepada orang ketiga tunggal, tetapi dapat juga mengacu kepada orang ketiga jamak ataupun pada benda (bukan orang). 25) Nurlina sudah lama menikah dengan Idris. Mereka dikaruniai Tuhan dua orang anak perempuan yang cerdas dan rajin. Segala kebutuhan anaknya selalu mereka upayakan untuk mempertimbangkan kegunaannya. 26) Saya membeli sebuah buku cerita, tetapi sayang sekali saya belum sempat membacanya. Tampak bahwa nya pada anaknya mengacu kepada Nurlina dan Idris, yang tergolong orang ketiga jamak atau mereka. Dalam hal seperti pada contoh (25) itu, dapat pula digunakan anak mereka. Kata ganti nya pada membacanya berfungsi sebagai objek bagi verba membaca dan mengacu pada sebuah buku cerita, yang terdapat pada induk kalimat. Kata nomina sebuah buku cerita termasuk kata nomina bukan orang (insan), tetapi dapat diacu dengan nya. Semua contoh pemakaian nya pada kalimat (25) dan (26) mengacu pada kata benda yang terletak di sebelah kirinya, yaitu Nurlina dan Idris (pada 25) dan sebuah buku

38 20 cerita (pada 26). Pengacuan semacam itu disebut pengacuan anaforis. Ada pula nya yang mengacu pada kata benda yang ada di sebelah kanannya. 27) Dengan gayanya yang khas, semangatnya berkobar-kobar, pemimpin karismatis itu berpidato berapi-api, menggelegar mengguncang dunia. Pemakaian nya pada gayanya dan semangatnya mengacu pada pemimpin karismatis itu, yang terletak di sebelah kanannya (dalam wacana tulis) atau pada sesuatu yang akan dikatakan (dalam wacana tulis) (Depdikbud, 2011: 83-84). Pronomina persona ketiga jamak adalah mereka. Di samping arti jamaknya, mereka berbeda dengan pronomina persona tunggal dalam acuannya. Pada umumnya mereka hanya dipakai untuk lisan. Benda atau konsep yang jamak dinyatakan dengan cara yang berbeda; misalnya dengan mengulang nomina tersebut atau dengan mengubah sintaksisnya. Perhatikan contoh penggunaan pronomina persona ketiga jamak dalam kalimat berikut. 28) Teman-teman akan datang, mereka akan membawa makanannya sendiri. Akan tetapi, pada cerita fiksi atau narasi lain yang menggunakan gaya fiksi, kata mereka kadang-kadang juga dipakai untuk mengacu pada binatang atau benda yang dianggap bernyawa, seperti terlihat pada contoh berikut. 29) Pohon mangga dan pohon rambutan ketakutan mendengar bahwa Pak Tono akan menebangnya. Mereka berjanji akan segera berbuah.

39 21 Bentuk pronomina persona ketiga jamak mereka pada kalimat (29) mengacu pada benda, yakni pohon mangga dan pohon rambutan. Pronomina persona bentuk mereka tidak memunyai variasi sehingga dalam posisi mana pun hanya bentuk itulah yang dipakai Pronomina Penunjuk Pronomina penunjuk dalam bahasa Indonesia ada tiga macam, yaitu (1) pronomina penunjuk umum, (2) pronomina penunjuk tempat, dan (3) pronomina penunjuk ikhwal (Alwi, dkk., 2003: 260) Pronomina Penunjuk Umum Pronomina penunjuk umum ialah ini, itu, dan anu. Kata ini mengacu pada acuan yang dekat pembicara/penulis, pada masa yang akan datang, atau pada informasi yang akan disampaikan. Kata itu digunakan untuk acuan yang agak jauh dari pembicara/penulis, pada masa lampau, atau pada informasi yang sudah disampaikan, sedangkan kata anu dipakai bila seseorang tidak dapat mengingat benar kata apa yang harus dipakai, padahal ujaran telah dimulai. Sebagai pronomina, ini dan itu ditempatkan sesudah nomina yang diwatasinya, orang juga memakai kedua pronomina itu sesudah pronomina persona, tampaknya untuk memberikan lebih banyak penegasan, contohnya, jawaban itu; rumusan ini. Kata anu dipakai bila seorang tidak dapat mengingat benar kata apa yang harus dia pakai, padahal ujaran telah dimulai. Untuk mengisi kekosongan dalam proses berpikir ini orang memakai pronomina anu seperti pada kalimat (30) berikut.

40 22 30) Kemarin saya beli anu-itu yang dipakai untuk potong rambut-gunting! Anu kadang-kadang juga dipakai bila si pembicara tidak mau secara eksplisit mengatakan apa yang dia maksud, perhatikan contoh kalimat (31) berikut. 31) Duduklah dengan baik supaya anumu tidak kelihatan. Pronomina penunjuk dapat juga mandiri sepenuhnya sebagai nomina. Pronomina penunjuk itu dapat berfungsi sebagai subjek atau objek kalimat, dan bahkan dalam kalimat yang berpredikat nomina dapat pula berfungsi sebagai predikat. Perhatikan pemakaiannya pada contoh kalimat (32), (33), (34) berikut. 32) Ini/itu mobil saya. 33) Dia membeli ini/itu/anu kemarin. 34) Tanggapan dia ini/itu. Pronomina yang bersifat atributif diletakkan sesudah kata atau frasa yang diterangkan. Fungsi utama pemakaian seperti itu adalah bentuk yang menandai akhir konstruksi frasa dalam kalimat. Oleh karena itu, jika frasa itu, mendapat keterangan lain, ini/itu selalu mundur dan berada di ujung kanan. Bila keterangan itu panjang, kata yang lalu muncul. Perhatikan contoh pada kalimat (35) berikut. 35) Saya setuju dengan pendapat baru yang diusulkan oleh Pak Yusuf itu. Dalam suatu wacana pronomina penunjuk itu dipakai untuk menunjuk ke suatu maujud yang telah disebutkan setelahnya. Berikut ini adalah contoh pemakaiannya.

41 23 36) Dahulu kala ada seorang raja yang bengis. Raja itu suka menganiaya rakyatnya. Di samping pemakaian itu untuk menyebutkan sebelumnya seperti dicontohkan pada kalimat (36), pronomina penunjuk itu dan ini dipakai pula dalam wacana yang kalimat-kalimatnya memunyai pertautan makna. Untuk menyatakan pertautan tersebut, sebagian orang mamakai pronomina penunjuk itu sedangkan sebagian yang lain memakai ini seperti pada contoh berikut. 37) Penyehatan perbankan merupakan usaha yang sangat sulit. Masalah ini/itu makin menjadi rumit karena dana ternyata banyak yang digelapkan. Bentuk ini/itu pada kalimat (37) memunyai pertautan makna dengan kalimat sebelumnya, yakni penyehatan perbankan Pronomina Penunjuk Tempat Pronomina penunjuk tempat dalam bahasa Indonesia ialah sini, situ, dan sana. Titik pangkal perbedaannya di antara ketiganya ada pada pembicara: dekat (sini), agak jauh (situ), dan jauh ( sana). Karena menunjuk lokasi, pronomina ini sering digunakan dengan preposisi mengcu arah, di/ke/dari, sehingga terdapat di/ke/dari sini, di/ke/dari situ, dan di/ke/dari sana. Perhatikan contoh berikut. 38) Kita akan bertolak dari sini. 39) Barang-barangnya ada di situ. 40) Siapa yang mau pergi ke sana?

42 24 Pronomina penunjuk tempat bentuk sini pada kalimat (38) menunjuk lokasi yang dekat dengan subjek, bentuk situ pada kalimat (39) menunjuk lokasi yang agak jauh, sedangkan bentuk sana pada kalimat (40) menunjuk lokasi yang jauh Pronomina Penunjuk Ikhwal Pronomina penunjuk ikhwal dalam bahasa Indonesia adalah begini dan begitu. Titik pangkal perbedaannya sama dengan penunjuk lokasi: dekat (begini) dan jauh (begitu). Dalam hal ini jauh dekatnya bersifat psikologis. Perhatikan contoh berikut. 41) Dia mengatakan begini. 42) Jangan berbuat begitu lagi. Di samping begini dan begitu ada pula demikian yang artinya mencakup keduanya seperti pada contoh berikut. 43) Memang kemarin dia mengatakan demikian Pronomina Penanya Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan (Alwi, dkk., 2003: 265). Dari segi maknanya, yang ditanyakan itu dapat mengenai (a) orang, (b) barang, atau (c) pilihan. Pronomina siapa dipakai jika yang ditanyakan adalah orang atau nama orang; apa bila barang; dan mana bila suatu pilihan tentang orang atau barang.

43 25 Berikut akan dipaparkan mengenai pronomina penanya dan pemakaiannya dalam kalimat Apa dan Siapa Pronomina penanya apa memunyai dua peran yang berbeda. Pertama, kata itu semata-mata mengubah kalimat berita menjadi kalimat tanya. Dalam bahasa baku pemakaian kata apa dalam arti seperti ini ditempatkan pada awal kalimat. Dalam bahasa formal pertikel kah dapat ditambahkan pada apa seperti pada contoh berikut. 44) Dia sudah datang. Apa dia sudah datang? 45) Kasusnya akan dibawa kepengadilan. Apakah kasusnya akan dibawa kepengadilan? Kedua, kata apa juga dapat menggantikan barang atau hal yang ditanya. Jika kata itu diletakkan ditempat barang atau hal yang digantikannya, struktur urutan katanya masih tetap sama. Perhatikan kalimat berikut. 46) Mira membeli mobil. Mira membeli apa? Kata apa dan siapa berlainan dalam dua hal (1) apa mengacu pada benda, hal, dan binatang, sedangkan siapa mengacu pada manusia saja, dan (2) apa dapat berfungsi semata-mata sebagai pemarkah kalimat tanya, sedangkan siapa harus menggantikan nomina dalam kalimat. Dalam perilaku sintaksisnya, siapa mengikuti pola yang diikuti oleh apa. Berikut adalah kesimpulan pemakaian pronomina siapa.

44 26 1. Siapa dapat menggantikan objek tanpa mengubah urutan kata, asalkan tempatnya sama dengan objek yang digantikannya. Perhatikan contoh berikut. 47) Ayah mencari ayam Ayah mencari siapa? (S-P) Jika siapa pengganti objek diletakkan dimuka kalimat, seluruh konstruksi kalimat berubah dan siapa menjadi predikat yang diikuti oleh subjek yang berwujud frasa nominal dengan yang. Perhatikan contoh berikut. 48) Ayah mencari siapa? Siapa(kah) yang Ayah cari? (P-S) Dalam kalimat subjeknya dimulai dengan yang, pertikel kah tidak dapat dipakai di belakang predikat. Perhatikan contoh berikut. 49) Siapakah yang menulis laporan ini? (P-S) Yang menulis laporan ini siapa? (S-P) *Yang menulis laporan ini siapakah? (S-P) Siapa dapat pula menggantikan subjek dan menduduki posisi awal kalimat sebagai predikat dengan urutan kata yang sama, tetapi kata yang harus ditambahkan. Perhatikan contoh berikut. 50) Pak Bejo membeli sepeda. Siapa yang membeli sepeda? (P-S) Mana Pronomina mana pada umumnya digunakan untuk menanyakan suatu pilihan tentang orang, barang, atau hal. Perhatikan contoh pemakaiannya pada kalimat (51) berikut. 51) Mana buku yang kamu beli kemarin?

45 27 Jika mana digabung dengan preposisi di, ke, dan dari: di mana menanyakan tempat benda, ke mana menanyakan tempat yang dituju, dan dari mana menanyakan tempat asal atau tempat yang ditinggalkan. Dalam bahasa Indonesia baku, ketiga frasa itu dapat mengisi posisi keterangan tempat yang digantikannya dan posisinya dapat pada awal kalimat. 52) Di mana Pak Heri sekarang tinggal? 53) Besok mereka akan pergi ke mana? 54) Dari mana Pak Budi berasal? Mengapa dan Kenapa Kata penanya mengapa dan kenapa memunyai arti yang sama, yakni menanyakan sebab terjadinya sesuatu. Kedua bentuk itu sama-sama dipakai, tetapi mengapa lebih formal dari pada kenapa. Dalam bahasa Indonesia baku kata penanya ini diletakkan pada awal kalimat dan urutan dalam kalimat mengikuti urutan kalimat berita. Perhatikan contoh kalimat (55) berikut. 55) Anita tidak menjawab suratmu (karena malas). Mengapa(kah)/kenapa(kah) Anita tidak menjawab suratmu? Kapan dan Bila(mana) Kata penanya kapan atau bila (mana) menanyakan waktu terjadinya suatu peristiwa. Kata ini ditempatkan pada awal kalimat dan dapat pula diikuti oleh partikel kah. Seperti pada contoh berikut. 56) Pak Imron akan naik haji tahun depan.

46 28 Kapan/bila(mana) Pak Imron akan naik haji? Bagaimana Kata tanya bagaimana menanyakan keadaan suatu cara atau untuk melakukan perbuatan. Perhatikan contoh berikut. 57) Bagaimana orang tuamu sekarang? 58) Caranya memeroleh dana bagaimana? Pronomina penanya bagaimana yang terdapat pada contoh (57) dan (58) di atas tampak bahwa bagaimana dapat ditempatkan pada awal atau akhir kalimat Berapa Kata penanya berapa di pakai untuk menanyakan bilangan atau jumlah. Kata ini dapat ditempatkan pada bagian depan, tengah, atau akhir kalimat. Perhatikan contoh berikut. 59) Berapa buku yang kamu beli kemarin? 60) Kamu beli buku berapa kemarin? 61) Kemarin kamu beli buku berapa? Kata penanya berapa juga dapat dipakai sebagai pewatas untuk nomina dan ditempatkan sebelum nomina yang diwatasinya. Perhatikan contoh berikut. 62) Berapa hari Anda menginap di Hotel Mini Natar?

47 29 Jika digabung dengan kata-kata tertentu, berapa dapat ditempatkan di muka atau di belakang nomina yang diwatasinya, tetapi penempatan ini memunculkan arti yang berbeda. Perhatikan contoh berikut. 63) Berapa jam kamu belajar? 64) Jam berapa kamu belajar? Kata penanya berapa juga dapat pula diberi prefiks ke- sehingga menjadi keberapa yang selalu ditempatkan di belakang nomina yang diwatasinya. Kata ini merujuk pada bilangan tingkat. Perhatikan perbedaan makna kalimat-kalimat pada contoh berikut. 65) Pukul berapa kuliah Pak Syahroni diberikan? Pukul 09:30. 66) Jam keberapa kuliah Pak Syahroni diberikan? Jam ketiga. 2.3 Surat Kabar Surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca (Effendy, 2009:145). Surat kabar merupakan media massa tertua sebelum ditemukannya alat elektronik seperti film, radio, dan televisi. Surat kabar memiliki keterbatasan karena hanya bisa dinikmati oleh mereka yang melek huruf, serta lebih banyak disenangi oleh orang tua daripada kaum remaja dan anak-anak (Cangara, 2002:139).

48 30 Surat kabar dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut. 1. Dari segi periode terbit, surat kabar dapat dibedakan kembali menjadi dua macam, yakni surat kabar harian dan surat kabar mingguan. Surat kabar harian adalah surat kabar yang terbit setiap hari baik dalam bentuk edisi pagi maupun edisi sore, sedangkan surat kabar mingguan ialah surat kabar yang terbit paling sedikit satu kali dalam seminggu. 2. Dari segi ukuran, ada yang terbit dalam bentuk plano dan ada pula yang terbit dalam bentuk tabloid. 3. Dari segi sifat dan ciri penerbitan, surat kabar juga dimiliki oleh penerbitan majalah atau berkala, hanya saja bentuk majalah dan berkala lebih besar daripada buku, serta waktu terbitnya adalah mingguan, dwi-mingguan, dan bulanan. Paling sedikit terbit satu kali dalam tiga minggu (Cangara, 2002: ). 2.4 Berita Utama Berita berasal dari bahasa Sansekerta vrit yang dalam bahasa Inggris disebut write, ada atau terjadi. Ada juga yang menyebut dengan vritta, kejadian atau yang telah terjadi. Berita adalah kejadian yang diulang dengan menggunakan kata-kata, sering juga ditambah dengan gambar; atau hanya berupa gambar-gambar saja (Siregar (1982) dalam Chaer, 2010: 1). Headline dapat diartikan sebagai berita utama. Secara bahasa head berarti kepala. Line berarti garis. Jadi dapat diartikan kepala garis atau kepala berita. Dimedia cetak, headline merupakan berita yang paling banyak dibaca dan menarik perhatian. Jika peristiwa itu dijadikan headline maka pihak terkait atau khalayak menganggapnya

49 31 sebagai peristiwa penting. Di sinilah media sangat berperan membentuk opini publik (public opinion). Headline yang dimaksud adalah berita utama yang ditempatkan pada halaman depan surat kabar. Hal ini menjadi pertimbangan karena headline yang berada pada halaman depan adalah peristiwa yang dianggap penting oleh pemilik dan orang-orang yang berada di media tersebut. Disetiap penulisan berita tidak lengkap rasanya jika suatu berita itu tidak menarik perhatian khalayak banyak atau berita dari segala berita atau yang sering disebut juga berita utama, karena pembaca pada umumnya ketika pertama kali melihat berita maka yang dibacanya adalah berita utamanya. Berita utama yang menarik adalah berita yang mampu menerangkan keseluruhan dari isi beritanya. Oleh karena itu, pengertian dari berita utama itu sendiri menurut YS. Gunadi, dalam bukunya Himpunan Istilah Komunikasi, sebagai berikut. 1. Menolong pembaca agar cepat mengetahui kejadian yang diberitakan. 2. Untuk menonjolkan suatu berita dengan dukungan teknik grafika. 3. Judul harus mencerminkan isi berita secara keseluruhan, yang ditulis ringkas, merangsang, mudah dimengerti, dan tidak menggunakan bahasa klise, serta judul harus logis. Menurut Assegaf (1991: 24-26) dalam (Depdiknas, 2000), unsur-unsur berita utama mencakup hal-hal berikut. 1. Berita itu harus terkini (baru).

II. LANDASAN TEORI. Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain (Alwi, dkk.,

II. LANDASAN TEORI. Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain (Alwi, dkk., II. LANDASAN TEORI 2.1 Pronomina Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain (Alwi, dkk., 2003: 249). Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengganti orang atau benda (Depdikbud,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ialah penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat yang bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari manusia dan selalu diperlukan dalam setiap kegiatan. Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BAHASA DALAM POSTER DI KOTA BANDAR LAMPUNG SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP.

PENGGUNAAN BAHASA DALAM POSTER DI KOTA BANDAR LAMPUNG SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP. PENGGUNAAN BAHASA DALAM POSTER DI KOTA BANDAR LAMPUNG SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP (Skripsi) Oleh EVIA NURUL FAHMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh DIANA IRYANI. Rendahnya kemampuan menulis puisi siswa SDN 1 Tanjung Senang merupakan

ABSTRAK. Oleh DIANA IRYANI. Rendahnya kemampuan menulis puisi siswa SDN 1 Tanjung Senang merupakan ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PENGAMATAN PADA SISWA KELAS V-B SDN 1 TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh DIANA IRYANI Rendahnya kemampuan menulis puisi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKARAME BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKARAME BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKARAME BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 (Penelitian Tindakan Kelas) DISAJIKAN UNTUK MENCAPAI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh MUHAMMAD HALI. Rendahnya kemampuan menulis karangan narasi siswa SD Negeri 2 Batu Putu

ABSTRAK. Oleh MUHAMMAD HALI. Rendahnya kemampuan menulis karangan narasi siswa SD Negeri 2 Batu Putu ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 BATU PUTU BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Oleh MUHAMMAD HALI Rendahnya kemampuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh PITRINA ASTI. Rendahnya kemampuan menulis dongeng siswa SMP Negeri 2 Way Lima,

ABSTRAK. Oleh PITRINA ASTI. Rendahnya kemampuan menulis dongeng siswa SMP Negeri 2 Way Lima, ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DONGENG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 2 WAY LIMA PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh PITRINA ASTI Rendahnya kemampuan menulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa

I. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu

Lebih terperinci

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA SKRIPSI

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA SKRIPSI ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi leksikal yang terdapat dalam wacana naratif bahasa Indonesia. Berdasarkan teori Halliday dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs,

Lebih terperinci

ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh HERMARIKA Rendahnya kemampuan menulis deskripsi siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang

Lebih terperinci

TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF EKSPOSISI PADA ARTIKEL KESEHATAN DI INTISARI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN MENULIS KELAS X SMA SKRIPSI

TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF EKSPOSISI PADA ARTIKEL KESEHATAN DI INTISARI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN MENULIS KELAS X SMA SKRIPSI TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF EKSPOSISI PADA ARTIKEL KESEHATAN DI INTISARI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN MENULIS KELAS X SMA SKRIPSI Oleh Weny Esti Wigati 090210402007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh MARLIA. Permasalahan dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis berdasarkan

ABSTRAK. Oleh MARLIA. Permasalahan dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis berdasarkan ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN MELALUI PEMODELAN PADA SISWA KELAS VB SEMESTER GANJIL SDN 2 NATAR TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Oleh MARLIA Permasalahan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam mentransformasikan berbagai ide dan gagasan yang ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan atau tulis. Kedua

Lebih terperinci

WACANA ARGUMENTASI DALAM RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS DI SMA SKRIPSI

WACANA ARGUMENTASI DALAM RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS DI SMA SKRIPSI WACANA ARGUMENTASI DALAM RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS DI SMA SKRIPSI Oleh Winarti NIM 070210402096 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi sesama manusia. Dengan bahasa,

Lebih terperinci

(Skripsi) OLEH: RESNAWATI

(Skripsi) OLEH: RESNAWATI HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN KELENGKAPAN SARANA BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PESISIR SELATAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010 (Skripsi)

Lebih terperinci

Sekolahku. Belajar Apa di Pelajaran 7?

Sekolahku. Belajar Apa di Pelajaran 7? 7 Sekolahku Tahukah kamu profesi juru bicara presiden? Mereka dipilih karena keahliannya berbicara di depan umum. Agar kamu bisa seperti mereka, biasakanlah berlatih berbicara di depan umum dengan berpidato

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS X-4 SMAN 1 TANGGUL JEMBER DALAM MENGAPRESIASI CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK TEATER PIKIRAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS X-4 SMAN 1 TANGGUL JEMBER DALAM MENGAPRESIASI CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK TEATER PIKIRAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS X-4 SMAN 1 TANGGUL JEMBER DALAM MENGAPRESIASI CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK TEATER PIKIRAN SKRIPSI Oleh Anita Kurniawati NIM 070210482002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DAN GAYA BAHASA METAFORA PADA WACANA KOLOM SORAK SUPORTER HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-MARET 2011

ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DAN GAYA BAHASA METAFORA PADA WACANA KOLOM SORAK SUPORTER HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-MARET 2011 ANALISIS GAYA BAHASA SARKASME DAN GAYA BAHASA METAFORA PADA WACANA KOLOM SORAK SUPORTER HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-MARET 2011 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan (emosi), imajinasi, ide dan keinginan yang diwujudkan

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah KESALAHAN STRUKTUR DAN PEMAKAIAN KATA PADA TUTURAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TKIT AMANAH UMMAH 3 DUWET KECAMATAN WONOSARI DAN TK ABA JAMBU KULON KECAMATAN CEPER KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL MA YAN KARYA SANIE B. KUNCORO DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) (Skripsi)

CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL MA YAN KARYA SANIE B. KUNCORO DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) (Skripsi) CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL MA YAN KARYA SANIE B. KUNCORO DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) (Skripsi) Oleh ELLEN HANDAYANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA KISAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM BUKU KISAH-KISAH TELADAN 25 NABI DAN RASUL KARYA MB.

KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA KISAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM BUKU KISAH-KISAH TELADAN 25 NABI DAN RASUL KARYA MB. KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA KISAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM BUKU KISAH-KISAH TELADAN 25 NABI DAN RASUL KARYA MB. ALAMSYAH SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Oleh: YESI NUR

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

ANALISIS PERANTI KOHESI DAN KOHERENSI PADA TULISAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PERANTI KOHESI DAN KOHERENSI PADA TULISAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PERANTI KOHESI DAN KOHERENSI PADA TULISAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : TITIK MINDARTI K1209067 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu, kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Di dalam interaksi tersebut, terjadi adanya proses komunikasi dan penyampaian pesan yang

Lebih terperinci

LARAS dan RAGAM BAHASA

LARAS dan RAGAM BAHASA LARAS dan RAGAM BAHASA STMIK CIC CIREBON - 2016 Kedudukan Bahasa Indonesia FUNGSI BAHASA LARAS & RAGAM BAHASA Implikasi BI dalam hidup sehari-hari LARAS BAHASA Adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi

Lebih terperinci

VARIASI DIKSI DAN JENIS KALIMAT DALAM KOLOM HOROSKOP PADA MAJALAH TEEN EDISI MINGGU KETIGA AGUSTUS 2010

VARIASI DIKSI DAN JENIS KALIMAT DALAM KOLOM HOROSKOP PADA MAJALAH TEEN EDISI MINGGU KETIGA AGUSTUS 2010 VARIASI DIKSI DAN JENIS KALIMAT DALAM KOLOM HOROSKOP PADA MAJALAH TEEN EDISI MINGGU KETIGA AGUSTUS 2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah lepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesatuan bahasa terlengkap dan tertinggi dalam hierarki gramatikal yaitu wacana, pemahaman mengenai wacana tidak bisa ditinggalkan oleh siapa saja terutama dalam

Lebih terperinci

PEMBERIAN NAMA DIRI ORANG JAWA DI DESA BENDUNGAN SKRIPSI. Oleh Aisa Nur Rohmah NIM

PEMBERIAN NAMA DIRI ORANG JAWA DI DESA BENDUNGAN SKRIPSI. Oleh Aisa Nur Rohmah NIM PEMBERIAN NAMA DIRI ORANG JAWA DI DESA BENDUNGAN SKRIPSI Oleh Aisa Nur Rohmah NIM.060210402079 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA DALAM TEKS BERITA TULISAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA DALAM TEKS BERITA TULISAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA DALAM TEKS BERITA TULISAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: NURUL HIDAYAH FITRIYANI K1211048 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR EKONOMI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN REVIEW WHO WANTS TO BE A MILLIONAIRE PADA SISWA KELAS VIII.A SMP NEGERI 2 AMPEL TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PERUBAHAN MAKNA KATA DALAM WACANA BERITA POLITIK DI SURAT KABAR JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2011 SKRIPSI. Oleh. Decca Ayu Wulan A NIM

PERUBAHAN MAKNA KATA DALAM WACANA BERITA POLITIK DI SURAT KABAR JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2011 SKRIPSI. Oleh. Decca Ayu Wulan A NIM PERUBAHAN MAKNA KATA DALAM WACANA BERITA POLITIK DI SURAT KABAR JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2011 SKRIPSI Oleh Decca Ayu Wulan A NIM 070210402108 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA). Keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Nurul Khasanah NIM

SKRIPSI. Oleh Nurul Khasanah NIM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING SETTING TURNAMEN BELAJAR UNTUK SISWA KELAS XI IPA SMA IMMERSION TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

REGISTER PERDAGANGAN DI BETENG TRADE CENTER SOLO : SEBUAH KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

REGISTER PERDAGANGAN DI BETENG TRADE CENTER SOLO : SEBUAH KAJIAN SOSIOLINGUISTIK REGISTER PERDAGANGAN DI BETENG TRADE CENTER SOLO : SEBUAH KAJIAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana Pendidikan S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK. Kelas XI Semester 1. Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri

Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK. Kelas XI Semester 1. Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1 Penulis: Editor: Ika Setiyaningsih Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri DISKLAIMER Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa, manusia dapat berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini sesuai

Lebih terperinci

ANALISIS PENULISAN TANDA BACA, HURUF KAPITAL, DAN KATA TIDAK BAKU PADA KARANGAN SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 2 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2013/2014

ANALISIS PENULISAN TANDA BACA, HURUF KAPITAL, DAN KATA TIDAK BAKU PADA KARANGAN SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 2 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2013/2014 ANALISIS PENULISAN TANDA BACA, HURUF KAPITAL, DAN KATA TIDAK BAKU PADA KARANGAN SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 2 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUMBIR

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUMBIR ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUMBIR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalin interaksi dengan orang lain, manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas

Lebih terperinci

PILIHAN BAHASA PEDAGANG ETNIS CINA DALAM INTERAKSI JUAL BELI DI PASAR KOTA WONOGIRI. Skripsi

PILIHAN BAHASA PEDAGANG ETNIS CINA DALAM INTERAKSI JUAL BELI DI PASAR KOTA WONOGIRI. Skripsi PILIHAN BAHASA PEDAGANG ETNIS CINA DALAM INTERAKSI JUAL BELI DI PASAR KOTA WONOGIRI Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu gejala manusiawi umum, tidak ada manusia tanpa bahasa, dan tidak ada

I. PENDAHULUAN. suatu gejala manusiawi umum, tidak ada manusia tanpa bahasa, dan tidak ada 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi sangat dibutuhkan dalam bermasyarakat. Dengan bahasa, seseorang akan mudah dalam menyampaikan gagasan atau pemikirannya. Hal ini

Lebih terperinci

INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA ARAB KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH MIMBAR SKRIPSI. Oleh Ahmad Syaifuddin Zuhri NIM

INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA ARAB KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH MIMBAR SKRIPSI. Oleh Ahmad Syaifuddin Zuhri NIM INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA ARAB KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH MIMBAR SKRIPSI Oleh Ahmad Syaifuddin Zuhri NIM 060210402143 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN SISWA KELAS VII. 3 SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN SISWA KELAS VII. 3 SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN SISWA KELAS VII. 3 SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Penelitian Tindakan Kelas Oleh Zaleha FAKULTAS

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENGUASAAN BAHASA INGGRIS DALAM KEGIATAN JURNALISTIKDI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA (LPP-RRI) JEMBER

PENTINGNYA PENGUASAAN BAHASA INGGRIS DALAM KEGIATAN JURNALISTIKDI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA (LPP-RRI) JEMBER PENTINGNYA PENGUASAAN BAHASA INGGRIS DALAM KEGIATAN JURNALISTIKDI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA (LPP-RRI) JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA Oleh SUSILOWATI NIM 050103101092 PROGRAM

Lebih terperinci

FRASA NOMINA POSESIF DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH SUARA MUHAMMADIYAH TAHUN 2014

FRASA NOMINA POSESIF DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH SUARA MUHAMMADIYAH TAHUN 2014 FRASA NOMINA POSESIF DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH SUARA MUHAMMADIYAH TAHUN 2014 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Diajukan

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS  SKRIPSI PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS HTTP://WWW.LIPUTAN6.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING i PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 13 Bandar Lampung Semester

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN FOTO JURNALISTIK PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI MANTINGAN TAHUN AJARAN 2012/ 2013 SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN FOTO JURNALISTIK PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI MANTINGAN TAHUN AJARAN 2012/ 2013 SKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN FOTO JURNALISTIK PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI MANTINGAN TAHUN AJARAN 2012/ 2013 SKRIPSI Disusun Guna Mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Ragam bahasa menurut sarananya lazim dibagi atas ragam

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Program Studi Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prakteknya penggunaan bahasa dalam menulis tidaklah sama dengan komunikasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prakteknya penggunaan bahasa dalam menulis tidaklah sama dengan komunikasi 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hakikat Menulis 2.1.1. Pengertian Menulis Menulis mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia. Menulis merupakan salah satu sarana komunikasi seperti halnya berbicara.

Lebih terperinci

RAGAM BAHASA GAUL PADA CERPEN DALAM MAJALAH Gaul EDISI AGUSTUS 2011 SKRIPSI. Oleh. Sherly Yulita Dewi NIM

RAGAM BAHASA GAUL PADA CERPEN DALAM MAJALAH Gaul EDISI AGUSTUS 2011 SKRIPSI. Oleh. Sherly Yulita Dewi NIM RAGAM BAHASA GAUL PADA CERPEN DALAM MAJALAH Gaul EDISI AGUSTUS 2011 SKRIPSI Oleh Sherly Yulita Dewi NIM 080210402028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

Lebih terperinci

PENDIDIKAN NILAI KEBANGSAAN DALAM FILM DENIAS SENANDUNG DI ATAS AWAN

PENDIDIKAN NILAI KEBANGSAAN DALAM FILM DENIAS SENANDUNG DI ATAS AWAN PENDIDIKAN NILAI KEBANGSAAN DALAM FILM DENIAS SENANDUNG DI ATAS AWAN (Analisis Semiotika Terhadap Film Denias Senandung di Atas Awan) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

RAGAM BAHASA REMAJA DALAM SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI. oleh ELIA PUTRI MAHARANI NIM

RAGAM BAHASA REMAJA DALAM SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI. oleh ELIA PUTRI MAHARANI NIM RAGAM BAHASA REMAJA DALAM SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI oleh ELIA PUTRI MAHARANI NIM 070210402091 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek pengajaran yang sangat penting, mengingat bahwa setiap orang menggunakan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat 9 II. KAJIAN PUSTAKA A. Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat ditandai dengan nada

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS

DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS Wisnu Nugroho Aji Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Widya Dharma Klaten wisnugroaji@gmail.com Abstrak Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat menulis, siswa dituntut berpikir

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KALIMAT DAN EJAAN DALAM SURAT UNDANGAN RESMI KARYA SISWA KELAS VIII SMP PLUS DARUS SHOLAH JEMBER SKRIPSI. oleh

EFEKTIVITAS KALIMAT DAN EJAAN DALAM SURAT UNDANGAN RESMI KARYA SISWA KELAS VIII SMP PLUS DARUS SHOLAH JEMBER SKRIPSI. oleh EFEKTIVITAS KALIMAT DAN EJAAN DALAM SURAT UNDANGAN RESMI KARYA SISWA KELAS VIII SMP PLUS DARUS SHOLAH JEMBER SKRIPSI oleh Lailia Ulfa Wahidah NIM 080210402050 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca,

Lebih terperinci

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VI-B SDN 3 KARANG ANYAR TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VI-B SDN 3 KARANG ANYAR TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VI-B SDN 3 KARANG ANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 (Skripsi) OLEH : ALI APRIYANTO FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi kepada orang lain. Kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa bisa berlangsung secara efektif

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan 269 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun simpulan yang dapat penulis kemukakan adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat yang dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi dan dipengaruhi

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA KATA BAHASA JAWA PADA JUDUL ARTIKEL KORAN SOLOPOS

ANALISIS MAKNA KATA BAHASA JAWA PADA JUDUL ARTIKEL KORAN SOLOPOS ANALISIS MAKNA KATA BAHASA JAWA PADA JUDUL ARTIKEL KORAN SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2013- FEBRUARI 2014 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan

Lebih terperinci

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA BAHASA SAPAAN DALAM WACANA BERITA OLAHRAGA DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2014

ANALISIS MAKNA BAHASA SAPAAN DALAM WACANA BERITA OLAHRAGA DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2014 ANALISIS MAKNA BAHASA SAPAAN DALAM WACANA BERITA OLAHRAGA DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2014 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

KELAYAKAN BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS VII WAHANA PENGETAHUAN

KELAYAKAN BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS VII WAHANA PENGETAHUAN KELAYAKAN BUKU AJAR BAHASA INDONESIA KELAS VII WAHANA PENGETAHUAN SKRIPSI Oleh: YUSUF MUFLIKH RAHARJO K1210064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan

Lebih terperinci

MUHAMAD WAHID FAUZI A

MUHAMAD WAHID FAUZI A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE INKUIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 GEYER KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Sebuah penelitian diperlukan adanya suatu penelitian yang relevan sebagai sebuah acuan agar penelitian ini dapat diketahui keasliannya. Tinjauan pustaka berisi

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,

Lebih terperinci

TRANFORMASI FOKUS PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA

TRANFORMASI FOKUS PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA TRANFORMASI FOKUS PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN YANG MENGANDUNG ETIKA BERBAHASA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

NILAI INTI KARAKTER ANTI KORUPSI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS CERDAS ISTIMEWA SKRIPSI

NILAI INTI KARAKTER ANTI KORUPSI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS CERDAS ISTIMEWA SKRIPSI NILAI INTI KARAKTER ANTI KORUPSI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS CERDAS ISTIMEWA (Studi Fenomenologi di SMP Negeri 1 Boyolali) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI I KRETEK, BANTUL, YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI I KRETEK, BANTUL, YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI I KRETEK, BANTUL, YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM TEKS ANEKDOT PADA MEDIA MASSA KORAN SOLOPOS EDISI SEPTEMBER SAMPAI NOVEMBER TAHUN 2014

DEIKSIS DALAM TEKS ANEKDOT PADA MEDIA MASSA KORAN SOLOPOS EDISI SEPTEMBER SAMPAI NOVEMBER TAHUN 2014 DEIKSIS DALAM TEKS ANEKDOT PADA MEDIA MASSA KORAN SOLOPOS EDISI SEPTEMBER SAMPAI NOVEMBER TAHUN 2014 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MATERI SEGITIGA KELAS VII SEMESTER II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PENGEMBANGAN MATERI SEGITIGA KELAS VII SEMESTER II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENGEMBANGAN MATERI SEGITIGA KELAS VII SEMESTER II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Sekripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci