PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK i KARAKTERISTIK WATER HEATER DENGAN PANJANG PIPA PEMANAS 8 METER DAN DIAMETER 0,5 INCI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Diajukan oleh LEONARDO WAYAN YOSHI VIRARGO NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015

2 MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK ii CHARACTERISTICS OF THE WATER HEATER WITH A 8 METERS LENGTH OF PIPE AND A 0,5 INCHES DIAMETER FINAL PROJECT As partial fulfilment of the requirement to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin By LEONARDO WAYAN YOSHI VIRARGO Student Number : MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY OF SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2015

3 MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

4 MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

5 MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

6 MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

7 MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK vii INTISARI Pada jaman sekarang penggunaan air panas sangat membumi, terutama pada perkotaan moderen jaman sekarang. Tidak bisa dipungkiri lagi betapa pentingnya penggunaan air panas yang sangat sentral baik untuk industri, bisnis, maupun penggunaan pribadi untuk keperluan rumah tangga.dengan menggunakan water heater kita dapat memperoleh air panas dengan mudah, lebih murah, lebih cepat, dan lebih evisien. Tujuan penelitian adalah : (a) merancang dan mebuat water heater dengan menggunakan gas LPG sebagai bahan bakar. (b) mengetaui karakteristik Water Heater dengan menggunakan gas LPG. (c) mengetahui hubungan antara debit air dengan laju perpindahan kalor yang diterima air. (d) mengetahui efisiensi dari Water Heater yang menghasilkan suhu air keluar Water Heater. Lokasi penelitian di laboratorium Tekinik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Water Heater yang dibuat menggunakan bahan bakar gas LPG berbentuk tabung yang terbuat dari galvalum dengan tinggi 30 cm, berdiameter 30 cm. Memiliki 3 tabung yang diberi lubang udara. Tabung dalam berdiameter cm dengan 156 lubang udara berdiameter 0,5 cm. Tabung tengah berdiameter 25 cm dengan 70 lubang udara berdiameter 1,5 cm. Tabung luar berdiameter 30 cm dengan 95 lubang udara berdiameter 1,5 cm. Pipa air tebuat dari tembaga diameter 0,5 inci, panjang 8 meter dengan pengerolan bertingkat dan bersirip. Tutup Water Heater berbentuk seperti topi. Suhu air yang digunakan sama dengan suhu air pada umumnya Water heater yang dibuat mampu bersaing dengan water heater yang ada di pasaran, yang mampu menghasilkan air panas dengan temperatur antara 36 o C 40 o C dengan kapasitas 16,08 liter / menit. Variasi dilakukan terhadap besar kecilnya aliran air yang masuk kedalam pipa pemanas dengan variasi debit air. Hasil penelitian didapatkan (a) Water heater mampu bekerja dengan baik, menghasilkan air panas lebih besar dari pada 38 o C dengan debit lebih besar dari 6 liter / menit. (b) Water heater yang dibuat mampu menghasilkan air panas dengan temperatur sekitar 38 o C dengan debit 16,08 liter / menit pada kondisi gas maksimum, pada kondisi gas medium water heater mampu menghasilkan air panas dengan debit 11,88 liter / menit, dan pada kondisi gas low water heater mampu menghasilkan air panas dengan debit 6,54 liter / menit. (c) Efisiensi water heater sebesar 22, % menggunakan kapasitas gas maksimum, sebesar 29,51 % dengan menggunakan kapasitas gas medium, sebesar 18,40 % dengan menggunakan kapasitas gas low.

8 MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK viii ABSTRACT At the present time the use of hot water is very down to earth, especially in today's modern urban. There was no denying how important the use of central hot water very good for the industry, business, or private use for domestic purposes tangga.dengan use water heater we can obtain hot water easily, cheaper, faster, and more evisien. Research objectives are: (a) designing and mebuat water heater using LPG as fuel gas. (B) mengetaui characteristics Water Heater using LPG gas. (C) determine the relationship between the flow of water at a rate of heat transfer the received water. (D) determine the efficiency of the water heater that produces the temperature of the water out Water Heater. Location studies in laboratory Tekinik machine Sanata Dharma University in Yogyakarta. Water Heater are made using LPG gas fuel tubular made of galvalum with a height of 30 cm, diameter 30 cm. Has 3 tube by air holes. Tube inside diameter of cm with 156 air holes diameter of 0.5 cm. Central tube diameter of 25 cm with 70 air holes diameter of 1.5 cm. Outside tube diameter of 30 cm with 95 air holes diameter of 1.5 cm. Tebuat of copper water pipe diameter of 0.5 inches, a length of 8 meters with rolling terraced and finned. Water Heater lid shaped like a hat. The water temperature was the same as the water temperature is generally Water heater are made to compete with the water heater on the market, capable of producing hot water with temperatures between 36oC - 40oC with a capacity of liters / minute. Variations made to the size of the flow of water into the heating pipe with variations in water discharge. The result showed (a) Water heater is able to work well, producing hot water greater than 38oC with a greater discharge of 6 liters / min. (B) Water heater are made to produce hot water with a temperature of about 38oC with debit liters / min at a maximum gas conditions, the condition of the medium gas water heater is able to produce hot water at the rate of liters / minute, and the condition Low gas water heater is able to produce hot water at the rate of 6.54 liters / minute. (C) The efficiency water heater by 22.% using the maximum gas capacity, amounting to 29.51% by using the medium gas capacity, amounting to 18.40% by using low gas capacity.

9 MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK ix KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah saatu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana S-1 Teknik Mesin di Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma. Judul yang diangkat oleh penulis untuk skripsi ini adalah Karakteistik Water Heater Dengan Panjang Pipa Pemanas 8 Meter dan Diameter 0,5 Inchi Dalam skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Paulina Heruningsih Prima Rosa S.Si.,M.Sc. selaku Dekan Fakultas Sain dan Teknologi. 2. Ir. PK. Purwadi, M.T, selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan selaku Dosen Pembimbing Skripsi. 3. A Prasetyadi, SSi, MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik. 4. Seluruh Staf Pengajar di Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma.

10 MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK x 5. Yosef Widjajanto dan Cesillia Mudiarti sebagai orang tua, atas semua dukungan baik secara materi maupun spiritual selama belajar di Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma. 6. Sahabat Gregorius Ega Budi Prasongko, Aditya Sri Yunianto, Donatus Faan, Jufrianus Seran, dan Sukrisna Bayu atas segala bantuan dan kerja samanya. 7. Gregorius Septian Renggi, Arnoldus Palipung, Rekiyan Seto, Fransiskus Dewo Argo, Yudha Yesaya dari Achoosetic Band atas semua dukungan dan kerja sama dan bantuannya dalam mengerjakan Skripsi. 8. Kekasih hati Agustina Novita Cahyani atas dukungan moral pengertian dan memberikan semangat serta segala bentuk bantuan yang diberikan untuk kelancaran membuat Skripsi. 9. Seluruh Staf Sekretariat Fakultas Sains dan Teknologi.. Semua pihak yang telah membantu dalam proses menyelesaikan Skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan Skripsi ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu penulis mengharapkan, kritik, dan saran dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakannya. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca. Yogyakarta, 20 Mei 2015 Penulis

11 MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK xi DAFTAR ISI HAL HALAMAN JUDUL.. i TITLE PAGE.. ii HALAMAN PERSETUJUAN iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN PERNYATAN KEASLIAN KARYA.. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vi ABSTRAK.. vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI.. x DAFTAR TABEL.. xvi DAFTAR GAMBAR.. xiii BAB I PENDAHULIAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Batasan Masalah Manfaat... 5 BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA Dasar Teori Pengertian Perpindahan Panas Cara Cara Perpindahan Panas Perancangan Pipa Saluran Panas Saluran Udara Masuk Sirip Sumber Api. 12

12 MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK xii Gas LPG Saluran Gas Buang Sisa Pembakaran Laju Aliran Kalor Efisiensi Dari Water Heater Tinjauan Pustaka Water Heater Yang Dipasarkan Hasil Penelitian Water Heater Gas LPG.. 27 BAB III PEMBUATAN ALAT Perancangan Water Heater Gas Menentukan Bahan Yang Digunakan Untuk Membuatan Water Heater Peralatan Pendukung Yang Digunakan Dalam Membuat Water Heater Proses Pembuatan Water Heater Gas. 40 BAB IV METODE PENELITIAN Benda Uji Skematik Alat Penelitian Alat Bantu Penelitian Alur Penelitian Variasi Penelitian Cara Mendapatkan Data Cara Mengolah Data Cara Mendapatkan Kesimpulan. 50 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Perhitungan Perhitungan Laju Aliran Gas Perhitungan Laju Aliran Kalor Yang Diberikan Gas

13 MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK xiii LPG Perhitungan Kecepatan Air Rata-Rata (u m ) Perhitungan Laju Aliran Massa Air (m air ) Perhitungan Laju Aliran Kalor Yang Diterima Air (m air ) Efisiensi Water Heater Hasil Perhitungan Pengujian Alat Pada Water Heater Pembahasan. 69 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran. 75 DAFTAR PUSTAKA. 76 LAMPIRAN. 77 A Nilai Konduktivitas Termal Beberapa Bahan (Holman,1993). 77 B Gambar Water Heater Gas LPG. 78

14 MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK xiv DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1 Perpindahan konduksi dari luar pipa pemanas kepermukaan dalam pipa pemanas.. 7 Gambar 2.2 Perpindahan konduksi dari permukaan tabung dalam ke permukaan tabung luar. 7 Gambar 2.3 Kalor dari udara panas berpindah ke pipa pemanas. 8 Gambar 2.4 Kalor dari udara panas ke permukaan tabung. 9 Gambar 2.5 Kompor gas LPG. 13 Gambar 2.6 Laju aliran kalor yang terjadi dalam pipa saluran air 16 Gambar 2.7 Rancangan Water Heater gas LPG tipe Gambar 2.8 Rancangan Water Heater gas LPG tipe Gambar 2.9 Rancangan Water Heater gas LPG tipe Gambar 2. Rancangan Water Heater gas LPG tipe Gambar 2.11 Water Heater gas LPG tipe X Gambar 2.12 Water Heater gas LPG tipe X Gambar 2.13 Water Heater gas LPG tipe X Gambar 3.1 Saluran pipa air Water Heater. 30 Gambar 3.2 Saluran pipa air Water Heater dengan sirip tembaga.. 31 Gambar 3.3 Tabung Water Heater 32 Gambar 3.4 Water Heater tampak samping 33 Gambar 3.5 Water Heater tampak atas 33 Gambar 3.6 Water Heater tampak bawah. 34 Gambar 3.7 Water Heater dengan tutup atas 34 Gambar 3.8 Mesin las listrik. 35 Gambar 3.9 Gerinda dan mesin potong besi 36 Gambar 3. Bor set. 36 Gambar 3.11 Gunting plat. 37

15 MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK xv Gambar 3.12 Obeng, Tang, dan Penggaris. 37 Gambar 3.13 Hand Riverter dan Paku Rivet 38 Gambar 3.14 Kunci pas 38 Gambar 3.15 Tabung gas LPG 39 Gambar 3.16 Regulator gas.. 39 Gambar 3.19 Kompor Gas High Pressure Gambar 3.20 Pipa tembaga. 41 Gambar 3.21 Besi Strip dan Besi Nako.. 42 Gambar 3.22 Plat galvanum.. 42 Gambar 3.23 Proses pemotongan pipa 43 Gambar 3.24 Alat pengerol pipa tembaga dan panic penahan bentuk pipa. 44 Gambar 3.25 Rangka yang sudah disatukan.. 44 Gambar 3.27 Hasil akhir dan penyelesaian water heater 45 Gambar 4.1 water heater gas LPG.. 46 Gambar 4.2 Skema penelitian water heater 47 Gambar 5.1 Hubungan debit air dengan suhu air keluar kondisi gas maksimum. 65 Gambar 5.2 Hubungan debit air dengan suhu air keluar kondisi gas medium.. 65 Gambar 5.3 Hubungan debit air dengan suhu air keluar kondisi gas low Gambar 5.4 Hubungan debit air dengan laju aliran kalor yang diterima air kondisi gas maksimum 66 Gambar 5.5 Hubungan debit air dengan laju aliran kalor yang diterima air kondisi gas medium. 67 Gambar 5.6 Hubungan debit air dengan laju aliran kalor yang diterima air kondisi gas low. 67

16 MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK xvi Gambar 5.7 Hubungan debit air dengan efisiensi kondisi gas maksimum 68 Gambar 5.8 Hubungan debit air dengan efisiensi kondisi gas medium 68 Gambar 5.9 Hubungan debit air dengan efisiensi kondisi gas low. 69 Gambar 5. Hubungan debit air dengan suhu air keluar pada kondisi gas maksimum, medium dan low Gambar 5.11 Hubungan debit air dengan suhu air keluar pada kondisi gas maksimum, medium dan low Gambar 5.12 Hubungan debit air dengan efisiensi pada kondisi gas maksimum, medium dan low.. 75

17 MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK xvii DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1 Konduktivitas termal beberapa bahan logam.. Tabel 2.2 Komposisi udara kering. 12 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Daya pemanasan dan efisiensi alat masak dengan gas LPG dan bahan bakar lainnya.. 14 Daya pemanasan dan efisiensi alat masak dengan gas LPG dan bahan bakar lainnya.. 17 Tabel 5.1 Hasil pembakaran gas LPG pada pengamatan alat water heater.. 51 Tabel 5.2 Hasil pengujian pada posisi gas maksimum 52 Tabel 5.3 Hasil pengujian pada posisi gas medium. 52 Tabel 5.4 Hasil pengujian pada posisi gas low. 52 Tabel 5.5 Hasil pengujian pada posisi gas maksimum, medium, dan low. 55 Tabel 5.6 Hasil perhitungan water heater pada posisi gas maksimum 63 Tabel 5.7 Hasil perhitungan water heater pada posisi gas medium. 64 Tabel 5.8 Hasil perhitungan water heater pada posisi gas low 64

18 MERUPAKAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat membangun. Pembangunan dilaksanakan disegala bidang, yang berbentuk fisik seperti infrastruktur dan manufaktur, maupun non-fisik seperti pendidikan, perkembangan budaya, dll. Semua ini dilakukan untuk membentuk negara yang aman dan maju, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang diperlengkapi semua syarat yang diperlukan untuk menjalankan pembangunan di Indonesia sehingga dapat bersaing dengan negara lain. Pada dewasa ini kebutuhan akan air hangat merupakan hal yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Saat ini bukan lagi merupakan hal yang jarang ditemukan di kota kota besar, karena kebutuhan akan air hangat yang digunakan oleh orang dewasa, balita, anak anak, maupun orang lanjut usia semua memerlukan air hangat, baik itu untuk mandi, ataupun keperluan lainnya. Air hangat bermanfaat untuk membasuh badan, apalagi ketika digunakan dalam spa yang berfungsi untuk merelaksasi badan. Saat sekarang air hangat merupakan kebutuhan masyarakat yang berdomisili di daerah yang bersuhu dingin. Dalam dunia bisnis kebutuhan air panas

19 MERUPAKAN 2 dapat dijumpai di dalam perhotelan, di dalam bisnis kolam renang, dan di rumah sakit. Adapun dalam dunia industri air hangat dapat ditemui di pabrik tekstil. Di tempat-tempat pemotongan ayam air hangat digunakan untuk membantu proses pencabutan bulu ayam. Dahulu, sebelum ditemukannya water heater, manusia memanaskan air dengan menggunakan tungku api, kemudian berkembang dengan menggunakan kompor. Seiring berjalannya perkembangan dan kecanggihan teknologi pada jaman sekarang manusia mulai memikirkan sesuatu hal yang canggih dan sederhana untuk membuat air hangat, maka dari itu ditemukanlah water heater. Water heater sendiri adalah alat yang digunakan untuk memanaskan air hingga mencapai suhu panas tertentu sesuai kebutuhan. Dengan water heater air panas dapat diperoleh dengan cepat sehingga mampu memenuhi kebutuhan air panas dalam waktu yang relatif lebih cepat, murah dan efisien dibandingkan jika memasak air dengan tungku api atau kompor. Jenis water heater dibedakan dari energi yang digunakan sebagai sumber pemanas airnya. Jenis yang pertama adalah pemanas air tenaga surya. Pemanas air tenaga surya menggunakan energi matahari sebagai sumber pemanasnya Kelebihan jenis ini adalah energi yang dipakai dapat diambil dari alam dan ramah lingkungan. Namun pemanas tenaga surya memiliki beberapa kekurangan seperti harga water heater yang mahal, pemasangan water heater yang tergolong rumit dan sulit karena di pasang diatas genteng, serta penggunaannya sangat bergantung pada kondisi cuaca. Kapasitas air yang dihasilkan juga terbatas.

20 MERUPAKAN 3 Jenis kedua, pemanas air tenaga listrik (electric water heater) adalah water heater yang menggunakan energi listrik sebagai sumber energi pemanas airnya. Water heater listrik memiliki kekurangan yaitu pengguna berisiko tersengat listrik. Selain itu water heater lisrik juga boros akan penggunaan listriknya, karena memakai daya listrik yang cukup besar untuk memanaskan air. Debit air yang dihasilkan tidak bisa tetap karena jika air dalam penampung habis maka tidak ada air panas yang keluar. Jika air panas yang ada ditempat penampungan habis, pemakai harus menunggu waktu untuk memanaskan air lagi. Jenis yang terakhir adalah pemanas air tenaga gas (gas water heater) adalah water heater yang menggunakan gas LPG sebagai sumber energi pemanas airnya. Water heater gas memiliki keunggulan lebih dibandingkan dengan water heater surya atau water heater listrik. Beberapa keunggulan water heater gas adalah berharga relatif murah, tidak beresiko tersengat aliran listrik, tidak bergantung pada kondisi cuaca sehingga dapat digunakan di mana dan kapan saja serta air panas yang dihasilkan memiliki debit yang tetap dan suhu panas air yang stabil. Prinsip kerja water heater gas seperti memasak air menggunakan kompor. Kapasitas air yang dipanaskan tidak terbatas. Prinsip kerja dari water heater gas adalah pembakaran gas LPG yang digunakan untuk memanaskan air di dalam pipa-pipa tembaga, sehingga dapat membuat air didalam pipa-pipa menjadi panas dengan waktu yang cepat. Berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk membuat dan meneliti water heater yang menggunakan energi gas LPG. Water heater yang diteliti diharapkan

21 MERUPAKAN 4 dapat menghasilkan debit lebih besar dari 6 liter/menit dengan suhu keluar dari water heater > 40 C dengan kontruksi water heater yang sederhana. 1.2 Perumusan Masalah Dipasar water heater gas LPG tidak pernah mencantumkan informasi tentang hubungan antara debit air dengan suhu air yang keluar dan efisiensi water heater. Untuk konsumen, informasi tersebut angat penting untuk menentukan pilihan untuk water heater yang akan dibelinya sesuai dengan pilihannya. 1.3 Tujuan Tujuan dari penelitian tentang water heater dengan panjang pipa 8 meter diameter 0,5 inci dan bersirip adalah : a. Merancang dan membuat alat water heater yang menggunakan energi gas LPG. b. Mengetahui karakteristik dari water heater gas LPG. Menghitung laju aliran kalor yang diberikan gas LPG. Mengetahui hubungan antara debit air yang masuk dengan suhu air yang keluar dari water heater. Menghitung efisiensi water heater. 1.4 Batasan Masalah Batasan-batasan masalah yang harus diambil di dalam pembuatan peralatan water heater ini adalah : a. Tinggi water heater : 30 cm, diameter luar : 30 cm, dengan tutup yang rapat dan bisa dibongkar pasang.

22 MERUPAKAN 5 b. Pipa saluran air terbuat dari material tembaga dengan diameter dalam 0,5 inci, panjang 8 meter dengan 2 lintasan ditambah sirip dari pipa tembaga berdiameter 0,5 inci. c. Menggunakan 3 tabung dengan pelat galvalum, diberi lubang saluran udara dengan jumlah lubang udara pada tabung dalam 156 lubang dengan diameter lubang 0,5 cm, tabung tengah 70 lubang dan tabung luar 95 lubang dengan diameter 1,5 cm. d. Sumber pemanas atau proses pembakaran menggunakan gas LPG dan menggunakan kompor gas bertekanan tinggi (high pressure). e. Suhu air yang masuk ke dalam water heater sama dengan suhu air di dalam kamar mandi. f. Suhu air panas yang dihasilkan water heater antara celcius dengan debit minimal 6 liter per menit. 1.5 Manfaat Manfaat penelitian tentang water heater dengan gas LPG adalah : a. Menambah kasanah ilmu pengetahuan tentang water heater gas LPG dan bagaimana cara membuatnya. b. Untuk penulis dapat membuat sebuah water heater dengan cara yang sangat sederhada dan hasilnya dapat digunakan untuk keperluan sehari - hari. c. Bisa menjadi referensi bagi perancang water heater dan bagi peneliti yang terkait dengan water heater

23 MERUPAKAN 6 BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Pengertian Perpindahan Panas Kalor adalah bentuk energi yang secara alami berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi berpindah ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda tersebut saling bersentuhan. Kalor yang diberikan pada suatu benda dapat menyebabkan kenaikan suhu benda atau mengubah wujud benda Cara-cara Perpindahan Panas Ada tiga cara mekanisme perpindahan kalor (a) perpindahan kalor dengan cara konduksi, (b) perpindahan kalor dengan cara konveksi dan (c) perpindahan kalor dengan cara radiasi : A. Perpindahan kalor secara konduksi Perpindahan kalor konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Konduksi kalor melalui zat padat yang melalui benda padat lebih baik dari pada konduksi melalui cairan ataupun gas, hal ini disebabkan karena jarak antar partikel dalam zat padat lebih berdekatan. Pada umumnya logam adalah konduktor, yaitu penghantar kalor yang baik. Sedangkan zat atau benda padat yang lain seperti kertas, plastik, wol dan kayu adalah isolator, yaitu penghantar kalor yang buruk. Perpindahan kalor konduksi dalam logam

24 MERUPAKAN 7 jauh lebih baik dari pada zat padat lainnya karena logam memiliki banyak elektron bebas, sementara zat padat lainnya yang termasuk dalam isolator tidak memiliki elektron bebas. Gambar 2.1 Perpindahan konduksi dari luar pipa pemanas kepermukaan dalam pipa pemanas. Gambar 2.2 Perpindahan konduksi dari permukaan tabung dalam ke permukaan tabung luar. Perpindahan panas secara konduksi yang terjadi di water heater gas LPG adalah kalor berpindah dari permukaan luar pipa tembaga ke permukaan dalam pipa tembaga.

25 MERUPAKAN 8 B. Perpindahan panas secara konveksi Perpindahan kalor konveksi adalah perpindahan kalor yang terjadi pada zat yang dapat mengalir seperti zat-zat cair dan gas. Perpindahan kalor konveksi dimanfaatkan untuk beberapa sistem seperti pada sistem pendingin mesin mobil yaitu radiator mobil, pada sistem suplai air panas rumah tangga dan pada lemari es. Macam-macam perpindahan panas secara konveksi : 1. Konveksi bebas Konveksi bebas adalah perpindahan kalor yang terjadi secara alami yang diakibatkan perbedaan suhu dan beda rapat massa serta tidak ada tenaga dari luar atau alat bantu yang mendorongnya. 2. Konveksi paksa Konveksi paksa adalah perpindahan kalor pada aliran gas ataupun fluida yang disebabkan adanya tenaga dari luar. Tenaga dari luar di dapatkan dari alat bantu seperti blower, pompa, kipas. Perpindahan panas konveksi yang terjadi pada water heater : 1. Perpindahan kalor dari udara panas ke permukaan luar pipa pemanas. Gambar 2.3 kalor dari udara panas berpindah ke pipa pemanas

26 MERUPAKAN 9 2. Perpindahan kalor dari udara panas ke permukaan tabung water heater. Gambar 2.4 kalor dari udara panas ke permukaan tabung water heater. C. Perpindahan panas secara radiasi Perpindahan kalor radiasi atau pancaran adalah perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat perantara (medium), sehingga perpindahan kalor radiasi dapat terjadi di dalam ruangan hampa atau vakum. Dalam perpindahan kalor radiasi sumber kalor menyalurkan energinya dalam bentuk radiasi infra merah yang merupakan bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik. Permukaan yang hitam kusam dapat menyerap kalor radiasi dengan baik sekaligus pemancar kalor radiasi yang baik. Perpindahan kalor secara radiasi yang terjadi di water heater gas LPG adalah kalor dari api hasil pembakaran ke permukaan luar pipa dan kalor dari tabung dalam mengalir ke tabung luar dari water heater.

27 MERUPAKAN Perancangan Pipa Saluran Air Kebanyakan dalam pembuatan water heater gas, saluran air yang digunakan menggunakan saluran air yang berbentuk lingkaran. Dalam perancangan pipa yang berfungsi sebagai saluran air ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan. A. Pemilihan material pipa Bahan yang digunakan pipa untuk saluran air dalam water heater mempunyai konduktivitas termal yang tinggi. Jika bahan yang digunakan mempunyai konduktivitas termal yang tinggi, maka akan mudah untuk menghantarkan serta mengalirkan panas. Material pipa yang cocok adalah berbahan tembaga yang memiliki kemampuan menghantarkan kalor yang baik serta harga yang terjangkau. Tabel 2.1 Konduktivitas Termal Beberapa Bahan Logam (Holman,1993) Bahan Perak Tembaga Aluminium Nikel Besi Baja Karbon Konduktifitas Termal (k) W/moC Btu/h.ft.oF Bahan yang dipilih juga harus memiliki titik lebur yang tinggi agar ketika dipergunakan bahan tidak melebur atau meleleh. Selain itu bahan pipa tidak mudah berkarat. Karena jika terjadi karat, air akan kotor dan saluran air dapat menjadi buntu.

28 MERUPAKAN 11 B. Diameter pipa yang digunakan Diameter pipa diusahakan tidak berukuran terlalu kecil, karena jika diameter pipa terlalu kecil akan mengakibatkan hambatan yang terjadi pada laju aliran air. Maka ukuran pipa yang digunakan berukuran 0,5 inci, ini bertujuan agar hambatan yang terjadi dalam pipa tidak terjadi dan juga harganya juga tidak terlalu mahal. C. Hambatan yang terjadi dalam pipa Hambatan yang terjadi dalam aliran air mengalir di dalam pipa diusahakan sekecil mungkin. Dalam perancangan dan pembuatan saluran pipa air diusahakan tidak mengalami pembelokan, jika ada pembelokan diusahakan sudut pembelokannya besar, merata dan dengan radius tertentu atau saluran air yang dirancang dengan bentuk melingkar Saluran Udara Masuk Udara digunakan untuk pembakaran gas LPG, karena proses pembakaran memerlukan oksigen. Oksigen sangat mudah didapatkan dari udara luar. Jika proses pembakaran kekurangan oksigen, maka pembakaran yang terjadi tidak mencapai hasil yang maksimal dan juga kalor yang diinginkan tidak terjadi. Maka dari itu dalam merancang saluran udara pada mesin pemanas air harus di desain sedemikian rupa agar udara yang masuk tepat sesuai kebutuhan. Cara merancang saluran udara adalah dengan cara memberikan lubang pada sisi dalam dan sisi luar pada water heater agar oksigen atas dapat masuk langsung kedalamnya sehingga udara dapat membantu terjadinya proses pembakaran.

29 MERUPAKAN 12 Tabel 2.2 Komposisi Udara Kering (Sumber : Komponen Udara Presentase Mol (%) Nitrogen Oksigen Argon Karbon dioksida Neon, helium, metana, dll 78,08 20,95 0,93 0,03 0, Sirip Sirip memiliki fungsi sebagai isolator untuk. Jika pipa air dalam kontruksi water heater di pasangi sirip maka sirip-sirip tersebut akan membantu menyalurkan kalor hasil pembakaran gas LPG ke pipa saluran air. Semakin banyak sirip yang terpasang di dalam kontruksi pipa maka semakin cepat pula proses penyaluran panas yang terjadi dan berpengaruh terhadap suhu air keluar water heater. Bahan atau material dari sirip juga harus dipilih dari bahan yang mudah menyalurkan panas seperti dari bahan tembaga. Semakin besar konduktivitas termal dari bahan sirip maka semakin besar pula kalor yang dapat ditangkap dan salurkan oleh sirip-sirip tersebut Sumber Api Sumber api yang digunakan untuk memanaskan water heater menggunakan kompor gas LPG. Jaman sekarang banyak bentuk dan jenis kompor gas. Setiap kompor gas memiliki nyala api yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya. Ada kompor gas yang menghasilkan nyala api yang besar dan juga ada kompor gas yang menghasilkan nyala api yang sedang. Pada perancangan ini dipilih kompor gas yang

30 MERUPAKAN 13 mengasilkan nyala api yang besar. Jika api yang dihasilkan besar, maka akan menghasilkan kalor yang banyak sehingga penyerapan kalor lebih cepat. Gambar 2.5 Kompor gas LPG Gas LPG Pada umumnya water heater gas menggunakan gas\ LPG sebagai sumber energy untuk pembakaran. Kepanjangan dari LPG adalah Liquified Petroleum Gas dimana gas ini diproduksi dan didistribusikan oleh pertamina. Gas LPG memiliki komposisi yang terdiri dari gas propana ( ) dan butana ( kurang lebih sebesar 99 %, selebihnya adalah gas Pentana ( ) dengan komposisi ) yang dicairkan. Perbandingan komposisi Propana dan Butana adalah 30 : 70. Gas LPG memiliki nilai kalori sekitar : BTU/lb. Pada gas LPG ditambahkan zat mercaptan. Penambahan zat mercaptan bertujuan untuk memberikan bau khas dari gas LPG,

31 MERUPAKAN 14 supaya jika terjadi kebocoran gas LPG dapat segera terdeteksi dengan cepat sehingga mudah dikenali dan dapat segera ditanggulangi. Reaksi pembakaran propana C3 H 8, jika proses pembakaran terjadi dengan sempurna adalah sebagai berikut : C3H O2 propana + oksigen 3 CO + 4 H 2 O + kalor 2 karbondioksida + uap air + kalor Reaksi pembakaran butana C 4 H, jika proses pembakaran terjadi dengan sempurna adalah sebagai berikut : 2C 4 H + 13 O 2 butana + oksigen 8 CO 2 + H 2 O + kalor karbondioksida + uap air + kalor Tabel 2.3 Daya Pemanasan Dan Efisiensi alat masak dengan gas LPG Dan Bahan Bakar Lainnya (Sumber:aptogaz.files.wordpress.com/2007/07/peranan-lpg-di-dapuranda.pdf) Bahan bakar Kayu Bakar Arang Minyak Tanah Gas Kota Listrik LPG Daya Pemanasan 4000 kkal/kg 8000 kkal/kg 100 kkal/kg kkal/kg 860 kkal/kg kkal/kg Efisiensi alat masak 15 % 15 % 40 % 55 % 60 % 60 %

32 MERUPAKAN Saluran Gas Buang Sisa Pembakaran Pembakaran gas LPG dalam water heater akan menghasilkan sisa pembakaran. Maka dari itu dalam membuat water heater harus dibuatkan saluran pembuangan gas sisa pembakaran. Dalam pembuatannya yang perlu diperhatikan adalah volume gas yang dibuang, posisi arah pembuangan diusahakan mengarah ke atas. Dalam pembuatan water heater ini aliran gas buang dialirkan ke atas dengan membuatkan lubang ada bagian tutup. Karena tutup yang rapat tidak memungkinkan gas buang dialirkan kesamping Laju Aliran Kalor Ketika air mengalir dalam pipa maka air tersebut memiliki kecepatan aliran. Kecepatan aliran air dapat dihitung dengan mempergunakan persamaan (2.1) m m.a. r (2.1) 2 Laju aliran massa air dapat dihitung dengan mempergunakan Persamaan (2.2) air r 2 u m m (2.2) Pada Persamaan (2.1) dan (2.2) : m laju aliran massa (kg/s) massa jenis air yang mengalir (kg/ )

33 MERUPAKAN 16 kecepatan aliran air (m/s) r jari-jari pipa air (m) Gambar 2.6 Laju Aliran Kalor Yang Terjadi Dalam Pipa Saluran Air Laju aliran kalor yang diterima oleh air yang mengalir dalam water heater dapat dihitung dengan Persamaan (2.3) qair m air cair Tin Tout (2.3) pada Persamaan (2.3) : qair laju aliran kalor yang diterima air (watt) air m laju aliran massa air masuk ( kg /detik) c air kalor jenis air (J / kgoc) Tin suhu air masuk water heater (oc) Tout suhu air keluar water heater (oc) Laju aliran kalor yang didapat dari proses pembakaran gas LPG dapat dihitung dengan persamaan (2.4) q gas m gas C gas (2.4)

34 MERUPAKAN pada Persamaan (2.4) : mgas massa gas LPG yang terpakai (kg/s) C gas kapasitas panas gas LPG ( J/kg), (1kkal 4186,6 J) Tabel 2.4 Daya Pemanasan Dan Efisiensi alat masak dengan gas LPG Dan Bahan Bakar Lainnya (Sumber:aptogaz.files.wordpress.com/2007/07/peranan-lpg-di-dapuranda.pdf) LPG kkal/kg 60% 2.1. Efisiensi Dari Water Heater Efisiensi dari water heater dapat dihitung dengan persamaan (2.5) q air q gas x 0 % (2.5) Pada Persamaan (2.6) : Efisiensi dari water heater ( dalam %) qair Laju aliran kalor yang diterima air (watt) qgas Laju aliran kalor yang diberikan gas (watt) 17

35 MERUPAKAN Tinjauan Pustaka Water Heater Yang Dipasarkan Dipasaran saat ini banyak tersedia berbagai jenis water heater gas LPG dengan model yang beragam dan kapasitas air panas yang dihasilkan pun beragam. Biasanya dalam penggunaan untuk rumah tangga water heater yang digunakan berkapasaitas mulai 5 liter sampai loter. Sedangkan dalam industri, rumah sakit maupun hotel menggunakan kapasitas lebih dari liter. Berikut ini merupakan beberapa contoh water heater yang dijual dipasaran. Saat ini di pasaran tersedia banyak jenis water heater gas LPG dengan beberapa model rancangan. Setiap rancangan dari water heater yang ada saat ini memiliki keunggulan dan kekurangan serta memiliki cara kerja yang berbeda juga. Di bawah ini di perlihatkan beberapa model rancangan water heater gas LPG beserta bagian bagian utama dari setiap rancangan water heater gas LPG dan juga cara kerjanya. Gambar 2.7 Rancangan Water Heater Gas LPG Tipe 1

36 MERUPAKAN 19 Pada kontruksi water heater gas LPG tipe 1, seperti yang terlihat pada Gambar 2.7 Rancangan water heater Gas LPG tipe 1 ini memiliki model lilitan pipa saluran air yang melekat pada sebuah tabung. Saluran pipa air tidak terkena langsung panas api dari proses pembakaran, melainkan tabung bagian dalamlah yang dipanasi oleh api. Bagian luar dari tabung terdapat lilitan pipa saluran air. Jika tabung mengalami peningkatan suhu maka pipa saluran air dari water heater itu juga akan mengalami peningkatan suhu. Suhu air yang mengalir dalam pipa pun meningkat dan menjadi air panas. Pada kontruksi water heater gas LPG tipe 1, seperti yang terlihat pada Gambar 2.7 Rancangan water heater Gas LPG tipe 1 ini memiliki model lilitan pipa saluran air yang melekat pada sebuah tabung. Saluran pipa air tidak terkena langsung panas api dari proses pembakaran, melainkan tabung bagian dalamlah yang dipanasi oleh api. Bagian luar dari tabung terdapat lilitan pipa saluran air. Jika tabung mengalami peningkatan suhu maka pipa saluran air dari water heater itu juga akan mengalami peningkatan suhu. Suhu air yang mengalir dalam pipa pun meningkat dan menjadi air panas. Water heater tipe 1 ini memakai alat bantu tambahan berupa blower. Agar api hasil pembakaran dapat naik ke atas dan panas hasil pembakaran bisa merata memanasi dinding tabung bagian dalam yang dililiti pipa saluran air water heater.

37 MERUPAKAN 20 Keuntungan dari rancangan water heater tipe 1 ini adalah air panas yang dihasilkan memiliki debit yang tetap serta suhu yang tetap, sehingga air panas dapat terus mengalir secara kontinyu. Gambar 2.8 Rancangan Water Heater Gas LPG Tipe 2 Pada Gambar 2.8 rancangan water heater gas LPG tipe 2 terlihat bahwa pipa saluran air water heater kontak langsung dengan api. Jadi rancangan water heater tipe 2 ini memakai model pipa saluran air yang langsung dipanasi oleh api hasil pembakaran gas LPG. Pada rancangan water heater tipe 2 ini juga menggunakan alat bantu berupa fan atau kipas udara. Tujuan agar api hasil pembakaran menjadi besar dan dapat memanasi seluruh pipa saluran air water heater.

38 MERUPAKAN 21 Keuntungan dari rancangan water heater tipe 1 ini adalah air panas yang dihasilkan memiliki debit yang tetap serta suhu yang tetap, sehingga air panas dapat terus mengalir secara kontinyu. Gambar 2.9 Rancangan Water Heater Gas LPG Tipe 3 Pada Gambar 2.9 rancangan water heater gas LPG tipe 3 terlihat model dari water heater ini berbentuk silinder atau tabung dan tidak memiliki saluran pipa air yang melingkar. Pada rancangan water heater gas tipe 3 ini, water heater hanya mempunyai 2 pipa saluran air masuk dan keluar yang terletak di atasnya. Cara kerja water heater tipe 3 ini lebih sederhana dari tipe sebelumnya, hanya seperti memasak air. Prinsip kerjanya air panas masuk kedalam water heater hingga mencapai jumlah tertentu. Setelah air memenuhi penampung air yang ada di dalam water heater, api di bawahnya memanasi penampung air tersebut hingga suhu air

39 MERUPAKAN 22 meningkat dan air menjadi panas. Api yang digunakan dalam proses tersebut adalah hasil pembakaran gas LPG. Model rancangan water heater tipe 3 ini memiliki kekurangan. Kurangannya adalah debit dan suhu air panas yang dihasilkan tidak bisa tetap atau kontinyu, karena air harus ditampung terlebih dahulu baru kemudian dipanasi oleh api hasil pembakaran gas LPG. Gambar 2. Rancangan Water Heater Gas LPG Tipe 4 Pada Gambar 2. rancangan water heater gas LPG tipe 4 terlihat model rancangan water heater memiliki bentuk silinder serta tidak mengunakan saluran pipa air yang melingkar namun menggunakan penampung air. Modelnya sama dengan rancangan water heater gas LPG tipe 3 yang disajikan dalam Gambar 2.. Walaupun modelnya sama namun rancangan water hater tipe 4 memiliki variasi tambahan yaitu spiral heat excharger. Spiral heat excharger berfugsi

40 MERUPAKAN 23 memperlambat keluarnya gas buang sisa proses pembakaran dengan cara proses pembuangan gas buang sisa pembakaran dibuat dan diarahkan secara berputar-putar. Hal ini bertujuan agar panas dari gas buang sisa pembakaran dapat digunakan untuk membantu memanaskan air yang ada di dalam penampung air yang terletak di dalam water heater. Model rancangan water heater tipe 4 ini memiliki kekurangan. Kurangannya adalah debit dan suhu air panas yang dihasilkan tidak bisa tetap atau kontinyu, karena air harus ditampung terlebih dahulu baru kemudian dipanasi oleh api hasil pembakaran gas LPG. A. Spesifikasi Water Heater Gas LPG Yang Ada Di Pasaran : Water Heater gas LPG yang ada dipasaran saat ini : 1. Water Heater Gas Tipe X 1 Spesifikasi dari water heater tipe X 2 yang ada dipasaran didapatkan adalah sebagai berikut : Gambar 2.11 Water Heater Gas Tipe X 1

41 MERUPAKAN Pemasangan : External/Internal Ukuran ( PxLxT) mm : 369x290x127 Berat : 6,1 kg Kapasitas Air Panas : 5 8 liter/menit Temperatur Air Panas : 40 oc 60 oc Konsumsi Gas : 0,5 kg/jam Ignition : Baterai Ukuran D Tekanan Gas : Low Pressure, mbar Jumlah Outlet : 1-2 Outlet Gas : 0,5 inchi Outlet Air Dingin : 0,5 inchi Outlet Air Panas : 0,5 inchi Tekanan Air Minimum : 0,2 Bar 24

42 MERUPAKAN Water Heater Gas Tipe X 2 Spesifikasi dari water heater tipe X 2 yang ada dipasaran didapatkan adalah sebagai berikut : Gambar 2.12 Water Heater Gas Tipe X 2 Pemasangan : External/Internal Ukuran ( PxLxT) mm : 425 x 290 x 127 Berat : 6,1 kg Kapasitas Air Panas : 5 liter/menit Temperatur Air Panas : 40 oc 60 oc Konsumsi Gas : 0,6 kg/jam Ignition : Baterai Ukuran D Tekanan Gas : Low Pressure, mbar Jumlah Outlet :1 Outlet Gas : 0,5 inchi Outlet Air Dingin : 0,5 inchi

43 MERUPAKAN Outlet Air Panas : 0,5 inchi Tekanan Air Minimum : 0,15 Bar Water Heater Tipe X 3 Spesifikasi dari water heater tipe X 3 yang ada dipasaran didapatkan adalah sebagai berikut : Gambar 2.13 Water Heater Gas Tipe X 3 Pemasangan : External/Internal Ukuran ( PxLxT) mm : 380 x 8 x 141 Kapasitas Air Panas : 5 liter/menit Temperatur Maksimal : 60 oc Konsumsi Gas : 0,46 kg/jam Ignition : Baterai Ukuran D Tekanan Gas : Low Pressure, mbar Jumlah Outlet : 1-2

44 MERUPAKAN Input Gas : 0,5 inchi Input Air Dingin : 0,5 inchi Outlet Air Panas : 0,5 inchi Tekanan Air Minimum : 0,1 Bar Hasil Penelitian Water Heater Gas LPG Payong. (2012) telah melakukan penelitian water heater gas LPG yang berjudul Water Heater Dengan Panjang Pipa 20 Meter Dan 300 Lubang Masuk Udara Pada Dinding Luar yang bertujuan : (a) Merancang dan membuat water heater, (b) Mendapatkan hubungan antara debit air dengan suhu air keluar water heater, (c) Mendapatkan hubungan antara debit air dengan laju perpindahan kalor yang diterima oleh air, (d) mendapatkan hubungan antara debit air dengan efisisensi water heater. Penelitian tersebut dilakukan dengan batasan-batasan sebagai berikut : (a) Water heater yang dibuat memiliki dimensi tinggi 90 cm, (b) Diameter pada dinding luar 25 cm, (c) Diameter pada dinding dalam 20 cm, (d) Panjang pipa 20 meter, (e) Diameter bahan pipa 3/8 inci, (f) 300 lubang masuk udara pada dinding luar, (g) 05 lubang pada dinding dalam water heater, (h) 6 buah sirip dari pipa berdiameter 3/8 inci, (i) Variasi dilakukan pada besarnya debit air masuk water heater. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan : (a) Water heater yang dibuat mampu bersaing dengan water heater yang ada dipasaran, yang mampu menghasilkan panas dengan temperature 42,9 C pada debit liter/menit (b) Hubungan antara debit air yang mengalir (m) dengan temperature air keluar water

45 MERUPAKAN heater ( ) dapat dinyatakan dengan persamaan m + 129,9 (m dalam liter/menit, -0, ,126 16,52 dalam C ) d (c) Hubungan antara debit air yang mengalir dengan laju perpindahan kalor dinyatakan dengan persamaan m (m dalam liter/menit, 17,09 dalam watt) dan (d) Hubungan antara debit air yang mengalir dengan efisisensi water heater dapat dinyatakan dengan persamaan 0,077-2, ,84 m + 16,50 ( m dalam liter/menit, dalam %). Ignasius. (2001) telah melakukan penelitian tentang water heater yang bejudul Rancangan Dan Uji Performansi Sistim Pemanas Air LPG yang bertujuan : (a) menguji performasi dari sistim pemanas air gas LPG, (b) melihat kestabilan suhu air. Penelitian tersebut dilakukan dengan batasan-batasan sebagai berikut : (a) Sistim yang digunakan dalam pemanas air ini dilengkapi dengan tutup transparan dengan bahan polycarbonate berukuran 2 m x 1 m x m, (b) bahan pipa absorber besi murni dengan konduktivitas 67.5 W/mK dan diameter m yang bertujuan untuk meningkatkan proses penerapan panas pada siang hari, (c) bahan penyekat yang digunakan antara lain triplek, stryrofoam dan bonek. Parameter yang diukur antara lain adalah : (a) radiasi surya, (b) suhu, (c) laju aliran air. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan : (a) water heater yang dibuat dengan tenaga gas LPG efektif dan mampu bersaing dipasaran, dengan suhu air yang didapat C, (b) halis perhitungan ekonomi dengan metode LCC total yagn dihasilkan adalah Rp ,860,- dengan ALCC adalah Rp. 3, \ tahun.

46 MERUPAKAN 29 Suparno. (2014) melakukan penelitian tentang karakteristik water heater dengan panjang pipa 12 meter, diameter 0,5 inchi dan bersirip yang bertujuan untuk (a) Membuat water heater (b) Mengetahui karakteristik water heater dengan sumber energy gas LPG yang telah dibuat : (1) mengetahui hubungan antara debit air yang masuk dengan suhu air yang keluar dari water heater (2) Mengetahui antara debit air dengan laju perpindahan kalor yang diterima air. (3) Mengetahui efisiensi dari water heater. Penelitian ini memperoleh hasil (a) Water heater yang dibuat mampu bersaing dengan water heater yang ada dipasaran, dengan temperatur 42,6 C pada debit 11,4 liter/menit. (b) Hubungan debit air yang masuk dengan air yang keluar dapat dinyatakan dengan persamaan : pada kondisi tertutup Tout 8,8(deb)-0,36. (liter/menit)0,36r2 0,984 pada kondisi terbuka kali putaran Tout 3,1(deb)0,34. (liter/menit) R2 0,983 pada kondisi terbuka 20 kali putaran Tout 96,31 (deb)0,33 (liter/menit)0,33 R2 0,989 (c) Hubungan debit air yang masuk dengan laju aliran kalor yang diterima air dapat dinyatakan dengan persamaan : pada kondisi tertutup Q air,92(deb)0,079.(liter/menit)-0,079 kj, pada kondisi terbuka kali putaran Qair 6,469(deb)0,266. (liter/menit)-0,226 kj, pada kondisi 20 kali putaran Qair - 0,12(deb)2. (liter/menit)-2 + 0,496(deb). (liter/menit)-1 + 7,241 kj (d) Hubungan debit air dengan efisiensi water heater dapat dinyatakan dengan persamaan : pada kondisi tertutup η,89(deb) 0,079. (liter/menit) -0,079 % pada kondisi terbuka kali putaran η 17,70(deb0,266). (liter/menit)-0,266 % pada kondisi terbuka 20 kali putaran η 0,034(deb)2. (liter/menit)-2 + 1,359(deb).(liter/menit) ,82%.

47 MERUPAKAN 30 BAB III PEMBUATAN ALAT 3.1 Perancangan Water Heater gas Langkah pertama yang kita lakukan untuk membuat water heater adalah merancang bentuk dan modelnya. Gambar 3.1 sampai dengan Gambar 3.7 memperlihatkan bagian pipa saluran air hingga tabung water heater dan bentuk akhirnya. Gambar 3.1 Saluran Pipa Air Water Heater Pipa saluran air ini menggunakan material yang mudah menyerap panas yaitu material tembaga. Panjang pipa yang digunakan adalah 8 meter dan memiliki diameter 0,5 inci. Pipa sengaja dirancang berbentuk spiral dengan 2 putaran lintasan

48 MERUPAKAN 31 melingkar. Tujuannya adalah supaya lintasan putarannya tidak terlalu tinggi dan ukurannya tidak terlalu besar dan dapat menyerap kalor dengan sempurna karena dekat dengan api dari kompor. Gambar 3.2 Pipa Saluran Air Water Heater Dengan Sirip Tembaga Gambar 3.2 merupakan rancangan saluran pipa yang diberi sirip pada bagian samping. Bertujuan untuk memperluas permukaan pipa pemanas. Dalam merangcang ini, sirip membantu untuk menangkap kalor dari api hasil proses pembakaran gas LPG. Sirip dibuat dari bahan yang sama dengan saluran pipa air dan mempunyai diameter yang sama. Sirip dipasang tegak lurus disamping pipa saluran air yang bertujuan untuk mempermudah pemasangan sirip tersebut. Sirip yang dipasang berjumlah 3 buah dengan panjang 24 cm.

49 MERUPAKAN 32 Gambar 3.3 Tabung Water Heater Gambar 3.3 merupakan rancangan tabung water heater. Tabung ini menggunakan plat galvanum. Plat tersebut dipilih karena ketahanan plat tersebut terhadap suhu yang tinggi dan juga korosi. Ada 3 tabung yang digunakan dalam menyusun water heater. Tabung pertama berdiameter cm, tabung kedua berdiameter 25 cm, dan tabung ketiga berdiameter 30 cm. Masing masing tabung mempunyai tinggi yang sama yaitu 30 cm. Semua tabung diberi lubang saluran udara. Lubang saluran udara digunakan sebagai jalan masuknya oksigen (udara) yang mendukung proses pembakaran dan digunakan sebagai isolator adalah udara. Jumlah lubang pada tabung pertama sebanyak 156 lubang dengan diameter lubang 0,5 cm.

50 MERUPAKAN 33 Sedangkan jumlah lubang pada tabung luar sebanyak 95 lubang dengan diameter 1,5 cm, dimana lubang pada lapisan luar langsung tembus ke tabung yang ke 2. Dengan demikian udara tabung dan banyaknya lubang pada tabung kedua sama dengan tabung yang ketiga. Gambar 3.4 Water Heater Tampak Samping Gambar 3.5 Water Heater Tampak Atas

51 MERUPAKAN 34 Gambar 3.6 Water Heater Tampak Bawah Gambar 3.7 Water Heater Dengan Tutup Atas Gambar 3.7 merupakan gambar bentuk rancangan akhir dari water heater yang dibuat dalam penelitian ini. Water heater in juga dilengkapi dengan tutup yang rapat pada bagian atasnya.

52 MERUPAKAN Menentukan Bahan Yang Akan Digunakan Untuk Membuat Water Heater Dalam merancang sebuah water heater dipilih pipa tembaga sebagai pipa saluran air. Rangka atau bagian casing menggunakan kontruksi rangka menggunakan besi nako. Plat galvanum dipilih utuk menutupi bagian rangka dan menjadi cover pada water heater. Semua bahan tersebut dipilih karena material tersebut tahan terhadap suhu panas dan juga korosi. 3.3 Peralatan Pendukung Yang Digunakan Dalam Membuat Water Heater Peralatan pendukung yang digunakan dalam pembuatan water heater gas LPG adalah mesin las listrik, gerinda, mesin bor set, gunting plat, tang, pengaris dan meteran, tang, obeng, palu, kunci pas, paku rivet, hand riveter,.tabung gas LPG, regulator high pressure, kompor gas high pressure. Gambar 3.8 Mesin Las Listrik

53 MERUPAKAN 36 Mesin las listrik digunakan dalam pembuatan rangka. Dengan menggunakan las listrik rangka pada water heater menjadi lebih rapi, kuat, dan tidak rusak atau lepas saat water heater dipergunakan karena adanya suhu yang tinggi. Gambar 3.9 Gerinda dan Mesin Pemotong Besi Gerinda digunakan untuk meratakan dan menghaluskan permukaan rangka water heater dari kerak sisa pengelasan. Sedangkan mesin pemotong besi digunakan untuk memotong besi nako yang menjadi rangka pada water heater. Gambar 3. Bor Set

54 MERUPAKAN. 37 Bor digunakan untuk membuat lubang. Pembuatan lubang dilakukan pada rangka, pada plat galvanum untuk pemasangan paku rivet. Selain itu bor digunakan untuk melubangi seluruh bagian tabung sebagai isolator Gambar 3.11 Gunting Plat Gunting plat digunakan untuk menggunting plat galvanum dengan kontur yang keras sebagai cover body pada water heater. Gambar 3.12 Obeng, Tang, Penggaris Obeng digunakan untuk mengencangkan baut. Obeng yang digunakan adalah obeng (-) dan obeng (+). Tang digunakan untuk memotong kawat dan mengencangkan kawat. Sedangkan penggaris digunakan untuk menggaris plat atau besi yang akan dipotong.

55 MERUPAKAN 38 Gambar 3.13 Hand Riveter, Paku Rivet Hand Riveter adalah alat yang digunakan untuk menarik paku rivet yang akan dipasangkan pada bagian plat dan juga rangka water heater. Gambar 3.14 Kunci Pas Kunci pas digunakan untuk mengencangkan baut yang ada pada water heater. Baut yang ada pada rangka dan plat galvanum dikencangkan menggunakan kunci pas ini. Ada abanyak macam kunci pas. Gambar diatas menunjukkan kunci pas dari ukuran 8 mm sampai dengan ukuran 24 mm.

56 MERUPAKAN 39 Gambar 3.15 Tabung Gas LPG Tabung gas LPG banyak dijual di pasaran. Baik itu dalam ukuran 3 kg atau 12 kg. Gas LPG digunakan sebagai sumber pemanas air. Gambar 3.16 Regulator Gas High Pressure Dalam perancangan water heater menggunakan regulator bertekanan tinggi. Tujuannya adalah untuk menghasilkan api pada kompor dengan tekanan yang tinggi.

57 MERUPAKAN 40 Gambar 3.19 Kompor Gas High Pressure Dalam perancangan water gas LPG ini, kompor gas yang digunakan adalah kompor gas tipe high pressure atau bertekanan tinggi. Dipilihnya kompor gas bertekanan tinggi bertujuan agar api yang dihasilkan dalam proses pembakaran besar dan water heater dapat menghasilkan air panas dengan suhu yang tinggi. 3.4 Proses Pembuatan Alat Water Heater Gas Dalam mengerjakan water heater dikerjakan tahap semi tahap, berikut tahap pengerjaannya. 1. Perancangan dan pembuatan desain Perancangan dilakukan untuk mengetahui bentuk konstruksi dari water heater yang akan dibuat. Proses perancangan dilakukan dengan membuat gambar sketsa terlebih dahulu. Sketsa water heater digambar sesuai bentuk, ukuran, dan model water heater.

58 MERUPAKAN Pemilihan dan penyedian bahan Pemilihan dan menentukan banhan ditentukan setelah didapatkan gambar dimensi serta bentuk dari water heater yang akan dibuat. Setelah gambar tersebut didapat, maka dipilihlah bahan sebagai berikut : A. Pipa tembaga Pipa tembaga digunakan untuk membuat saluran air pada water heater. Pipa tembaga dipilih karena pipa tembaga memiliki konduktifitas termal bahan yang tinggi, sehingga pipa tembaga mudah menghantarkan panas atau kalor. Selain itu, tidak mudah berkarat, titik lebur tinggi, ulet(lebih mudah dibentuk), dan harganya lebih terjangkau. Pipa tembaga yang dipilih berukuran 0,5 inci dengan panjang 8 meter. Gambar 3.20 Pipa Tembaga

59 MERUPAKAN 42 B. Besi strip dan besi nako Besi strip dan besi nako digunakan ungtuk membuat kerangkan water heater. Rangka yang akan dubuat merupakan rangka bagian dalam dan bagian luar. Kedua rangka dibuat bertujuan agar kerangka water heater kuat dan kokoh. Gambar 3.21 Besi Strip dan Besi Nako C. Plat galvanum Plat galvanum dipilih karena ketahannya terhadap kalor. Plat tersebut digunakan untuk melapisi bagian dalam rangka dan tutup water heater. Gambar 3.22 Plat galvanum

60 MERUPAKAN Proses mengerjakan water heater Dalam pengerjaannya, terbagi menjadi beberapa langkah tahap pengerjaan. Ini ditujukan agar bentuk water heater sesuai dengan desain yang sudah dibuat. Berikut ini adalh langkah langkah pengerjaannya. A. Memotong pipa tembaga Pertama pipa tembaga dipotong sepanjang 8 meter sesuai desain yang sudah ditentukan. Kemudian setelah dipotong pipa tembaga dibuat melingkar dengan cara dirol dengan model 2 tingkat. Tujuan dibuatnya model 2 tingkat supaya gulungan pipa tembaga saluran air tidak terlalu panjang. Gambar 3.23 Proses Pemotongan Pipa B. Mengerol pipa tembaga Proses pengerolan dilakukan dengan menggunakan alat rol pipa tembaga dan sebuah tabung panci yang bertujuan untuk menahan pipa tembaga tetap pada ukuran

61 MERUPAKAN 44 yang diinginkan. Model 2 tingkat yang dihasilkan berdiameter 18 cm pada bagian dalam dan 20 cm pada bagian luar. Gambar 3.24 Alat pengerol pipa tembaga dan panci penahan bentuk pipa C. Pembuatan rangka water heater Rangka dibuat dengan tujuan agar water heater mempunyai bentuk dan kontruksi yang kuat dan kokoh. Selain itu rangka dibuat bertujuan agar dalam pemasangan plat penutup bagian luar dapat terpasang dengan mudah. Rangka dibuat dengan menggunakan besi nako. Besi nako dan besi strip dipotong dan dilengkungkan sesuai ukuran dan disatukan dengan menggunakan las listrik dengan ukuran 0,8 x 0,8 cm. Gambar 3.25 Rangka yang sudah disatukan

62 MERUPAKAN 45 D. Penyelesaian dan hasil akhir Setelah semua rangka selesai disatukan dan saluran air pipa tembaga sudah jadi, kemudian dimulai dengan pemasangan pipa saluran air pada rangka dengan cara mengaitkannya pada besi strip. Jangan lupa untuk memberikan lubang pada rangka. Lubang pada rangka bertujuan untuk memudahkan pemasangan paku rivet untuk memasang plat galvanum. Setelah mengaitkan pipa dan member lubang pada rangka, dilanjutkan dengan menutupi rangka dengan plat galvanum. Mulai dari bagian dalam rangka dan kemudian bagian luar rangka. Plat galvanum di pasangkan pada rangka dengan cara dipaku menggunakan paku rivet yang di tancapkan pada rangka water heater yang dusah diberi lubang. Gambar 3.27 hasil akhir dan penyelesaian water heater

63 MERUPAKAN 46 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Benda Uji Benda uji yang digunakan adalah water heater gas LPG. Water heater berbentuk tabung. Tinggi water heater 30 cm dan berdiameter 30 cm. Water heater memiliki 3 tabung yang diberi lubang udara. Tabung dalam memiliki diameter cm dengan 156 lubang udara berdiameter 0,5 cm. Tabung tengah memiliki diameter 25 cm dengan 70 lubang udara berdiameter 1,5 cm. Tabung luar memiliki diameter 30 cm dengan 95 lubang udara berdiameter 1,5 cm. Bahan pipa air tebuat dari tembaga dengan panjang 8 meter dengan model pengerolan bertingkat dan bersirip. Water heater dilengkapi dengan tutup. 4.1 Water Heater gas LPG

64 MERUPAKAN Sistimatika Alat Penelitian Sistimatika pengujian water heater gas LPG disajikan pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Skematik Penelitian Water Heater Untuk mengalirkan air kedalam water heater dibutuhkan sumber air. Sumber air yang digunakan adalan kran. Kran digunakan untuk mengatur jumlah debit air yang mengalir di dalam water heater. Untuk mengukur suhu air masuk dan suhu air keluar digunakan alat ukur termokopel digital. 4.3 Alat Bantu Penelitian Alat bantu yang digunakan untuk mendukung penelitian water heater gas LPG adalah sebagai berikut : a. Kompor gas LPG, digunakan sebagai sumber api pemanas water heater. b. Gas LPG, digunakan sebagai bahan bakar pada water heater.

65 MERUPAKAN 48 c. Air yang berasal dari kran, sebagai sumber air yang dialirkan ke water heater. d. Selang air, sebagai penghubung kran air dengan saluran inlet water heater. e. Gelas ukur, sebagai pengukur volume air yang dihasilkan. f. Termokopel, sebagai alat ukur suhu air masuk dan suhu air yang keluar. g. Stopwatch, sebagai alat pengukur waktu. h. Mur baut dan klem, digunakan untuk mengencangkan sambungan. i. Timbangan, digunakan untuk menimbang berat awal dan akhir pada tabung gas LPG. 4.4 Alur Penelitian Alur penelitian dalam penelitian water heater ini adalah a. Menyiapkan water heater yang akan diteliti. b. Menyiapkan kompor gas beserta tabung gas LPG dan kelengkapannya seperti selang regulator. c. Meletakkan water heater ke atas kompor gas. d. Menghubungkan selang dari sumber air ke saluran masuk dari water heater. e. Memasukan air ke water heater dengan cara mengatur debitnya dengan kran air. f. Menyalakan kompor dan ditunggu sampai keadaan panas water heater sesuai. g. Mengukur suhu air panas yang dihasilkan water heater dengan termokopel. h. Mengukur volume air panas yang dihasilkan water heater dengan gelas ukur selama selang waktu tertentu. i. Mengolah data yang didapatkan selama penelitian. j. Menyimpulkan data hasil penelitian.

66 MERUPAKAN Variasi Penelitian Variasi yang dilakukan dalam penelitian adalah menggunakan kapasitas gas LPG bertekanan maksimum, kapasitas gas LPG bertekanan medium, dan kapasitas gas LPG bertekanan low. 4.6 Cara mendapatkan data Debit data air diperoleh dengan mengukur volume air yang mengalir kegelas ukur dalam selang waktu yang diukur dengan stopwatch. Banyaknya air yang mengalir setiap menit dicatat. Pengukuran suhu air dilakukan dengan memasang APPA pada sisi air keluar water heater. Suhu air dicatat saat ada perubahan debit air. Laju aliran masa gas LPG dapat diperoleh dengan mengukur massa gas yang mengalir tanpa ada beban pembakaran dalam selang waktu yang diukur dengan stopwatch. Laju aliran gas menggunakan kondisi gas maksimum, medium, dan low. Setelah gas dimatikan kemudian tabung LPG diukur dengan menggunakan timbangan. 4.7 Cara Mengolah Data Dari data - data yang diperoleh, maka data tersebut dapat diolah. Data - data tersebut kemudian dipergunakan untuk mengetahui : a. Hubungan antara debit air dengan suhu air yang dikeluarkan dari water heater. b. Hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor yang diterima air water heater. c. Hubungan antara debit air dengan efisiensi water heater. Untuk memudahkan pembahasan, data data disajikan dalam bentuk grafik.

67 MERUPAKAN Cara Mendapatkan Kesimpulan Kesimpulan dibuat untuk menjawab tujuan dari penelitian. Kesimpulan didapat dari hasil pengolahan data.

68 MERUPAKAN 51 BAB V HASIL PENGUJIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Pengujian Data hasil pengujian water heater gas LPG dengan panjang pipa 8 meter dan berdiameter 0,5 inchi dengan tutup yang rapat meliputi : volume air, berat gas awal, berat gas akhir, selang waktu, suhu air masuk (Tin), suhu air keluar (Tout) disajikan pada Tabel 5.1 sampai dengan Tabel 5.8. Pengujian dilakukan dengan kondisi aliran gas yang berbeda : (1) aliran gas maksimum (2) aliran gas medium (3) aliran gas minimum. Tabel 5.1 Hasil pembakaran gas LPG pada pengamatan alat water heater No Berat awal gas (kg) Berat akhir gas (kg) Waktu (menit) Keterangan Posisi gas ,84 25,18 24,82 25,18 24,82 23, Maksimum Medium Low Keterangan. Posisi gas maksimum : merupakan pisisi pada saat regulator gas diputar sebanyak 5 kali putaran. Posis gas sedang : merupakan posisi pada saat regulator gas diputar sebanyak 3 kali putaran.

69 MERUPAKAN Posisi gas rendah : merupakan posisi pada saat regulator gas diputar sebanyak 1 kali putaran. Tabel 5.2 Hasil Pengujian pada posisi gas maksimum. No Suhu air masuk Tin (oc) Suhu air keluar Tout (oc) 32,3 36,7 40,9 44,4 48,1 52,1 61,4 71,4 80,6 93,6 Volume air dalam gelas (ml) T (detik) Tabel 5.3 Hasil Pengujian pada posisi gas medium. No Suhu air masuk Tin (oc) Suhu air keluar Tout (oc) 33,5 37,0 40,2 44,4 48,1 53,0 62,2 72,3 83,7 92,2 Volume air dalam gelas (ml) T (detik)

70 MERUPAKAN 53 Tabel 5.4 Hasil Pengujian pada posisi gas low. No Suhu air masuk Tin (oc) Suhu air keluar Tout (oc) 33,9 37,5 40,9 44,8 48,6 53,3 61,5 68,9 79,8 92,4 Volume air dalam gelas (ml) T (detik) 5.2 Perhitungan air dan Perhitungan kecepatan air rata rata adalah Um, laju aliran massa air m laju aliran kalor q yang diserap oleh air dilakukan dengan menggunakan data data pada Tabel 5.1. Data lain yang dipergunakan adalah sebagai berikut : Massa jenis air ( ) 00 kg/ Kalor jenis air (Cp) 4179 J/(kg C) Jari jari pipa saluran (r) 0,25 inci 0,00125 m Perhitungan laju aliran gas Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dihitung besar laju aliran gas setiap kondisi (posisi gas maksimun, medium dan low).

71 MERUPAKAN a. Laju aliran massa gas maksimum (mgas max) : mgas max (berat gas awal berat gas akhir) / waktu mgas max (24,86 24,58) mgas max 0, / mgas max 0,0 kg/menit b. Laju aliran massa gas medium (mgas med ) : mgas med (berat gas awal berat gas akhir) / waktu mgas med (24,58 24,36) / mgas med 0,22 / mgas med kg/menit c. Laju aliran massa gas low (mgas low ) : mgas low (berat gas awal berat gas akhir) / waktu mgas low (24,36 24,23) / mgas low 0,13 / mgas low 0,013 kg/menit 54

72 MERUPAKAN Kapasitas panas gas (Cgas) kkal/kg (1190 x 4186,6 J/kg) (catatan) : 1 kkal/kg 4186,6 J/kg Tabel 5.5 hasil pengujian pada kondisi gas maksimum, medium, dan low No Berat awal gas (kg) Berat akhir gas (kg) ,86 24,58 24,36 24,58 24,36 24,23 Waktu (menit) Laju aliran gas (kg/menit) 0,0 0,022 0,013 Keterangan Maksimum Medium Low Perhitungan laju aliran kalor yang diberikan gas LPG Persamaan yang digunakan pada perhitungan aliran kalor yang diberikan oleh gas di luar saluran pipa adalah sebagai berikut : q gas max (laju aliran massa gas x kapasitas panas gas) q gas max m gas max x C a. Perhitungan laju aliran kalor yang diberikan gas LPG pada kondisi gas maksimum Laju aliran kalor yang diberikan pada gas LPG dengan kondisi gas maksimum : q gas max [(0,0 kg/menit / (60)] x (11900 x 4186,6 J/kg)

73 MERUPAKAN 23249,58 W 23,25 kw 56 b. Perhitungan laju aliran kalor yang diberikan gas LPG pada kondisi gas medium Laju aliran kalor yang diberikan pada gas LPG dengan kondisi gas medium : q gas med c. [(0,22 kg/menit / (60)] x (11900 x 4186,6 J/kg) 18267,53 W 18,27 kw Perhitungan laju aliran kalor yang diberikan gas LPG pada kondisi gas low Laju aliran kalor yang diberikan pada gas LPG dengan kondisi gas low : q gas med [(0,013 kg/menit / (60)] x (11900 x 4186,6 J/kg) 794,45 W,79 kw Perhitungan kecepatan air rata rata (Um) Perhitungan kecepatan air rata rata Um yang mengalir dalam pipa air tembaga berukuran 0,5 inci dapat ditulis menggunakan persamaan : Um m/s

74 MERUPAKAN a. 57 Perhitungan kecepatan air rata rata (Um ) pada kondisi gas maksimum Contoh perhitungan diambil dari data hasil pengujian saat debit aliran air sebesar,2 liter / menit. (Data lain dapat dilihat pada Tabel 5.2) satuan debit air di konversikan kedalam satuan m3/s., debit air, kecepatan air rata rata um : ³ ( ) 0,17 x -3 um um um um,,,,,, ³/ ² ² ³/ ² 1,34 m / s Tabel 5.6 menyajikan hasil perhitungan secara lengkap. b. Perhitungan kecepatan air rata rata (um ) pada konsdisi gas medium Contoh perhitungan yang diambil dari data data hasil pengujian saat debit aliran air sebesar 8,4 liter / menit. (Data lain dapat dilihat pada tabel 5.3) satuan debit air di konversikan kedalam satuan m3/s. debit air,, ³ ( ) 0,14 x -3 m3 / s

75 MERUPAKAN 58 Kecepatan air rata rata um : um um um um,,, ³/,, ² ² ³/, ² 1,11 m / s Tabel 5.7 menyajikan hasil perhitungan secara lengkap. c. Perhitungan kecepatan air rata rata (um ) pada konsdisi gas low Contoh perhitungan diambil dari data hasil pengujian saat debit aliran air sebesar 4,44 liter / menit. (Data lain dapat dilihat pada Tabel 5.4) satuan debit air di konversika kedalam satuan m3/s. debit air, Kecepatan air rata rata um : um um,,,, ³/ ² ², ³ ( ) 0,074 x -3 m3 / s

76 MERUPAKAN um, um 0,58m / s 59 ³/, ² Tabel 5.8 menyajikan hasil perhitungan secara lengkap Perhitungan laju aliran massa air (mair) Persamaan yang digunakan untuk menghitung laju aliran massa air mair dalam saluran pipa adalah : a. mair (massa jenis) (luas penampang) (kecepatan) mair (ρ) (πr2) (Um) Perhitungan laju aliran massa air (mair) pada kondisi gas maksimum Laju aliran massa air (mair) pada kondisi gas maksimum : mair (00) (3,14x0,006352) (1,34) kg / s 0,085 kg / s Hasil perhitungan disajikan secara lengkap pada Tabel 5.6 b. Perhitungan laju aliran massa air (mair) pada kondisi gas medium Laju aliran massa air (mair) pada kondisi gas medium : mair (00) (3,14x0,006352) (1,11) kg / s 0,07 kg / s Hasil perhitungan disajikan secara lengkap pada Tabel 5.7

77 MERUPAKAN c. 60 Perhitungan laju aliran massa air (mair) pada kondisi gas low Laju aliran massa air (mair) pada kondisi gas medium : mair (00) (3,14x0,006352) (0,58) kg / s 0,04 kg / s Hasil perhitungan disajikan secara lengkap pada Tabel Perhitungan laju aliran kalor yang diterima air Persamaan yang digunakan untuk menghitung laju aliran kalor yang diserap oleh air dalam saluran pipa adalah : a. Perhitungan laju aliran kalor yang diterima air pada kondisi maksimum Laju aliran kalor yang diterima air pada kondisi gas maksimum : qair ( mair cp) (Tout - Tin ) qair (laju aliran massa) (kalor jenis air) (Tout - Tin ) Sebagai contoh perhitungan dilakukan untuk debit air,2 liter / menit qair ( 0,085)(4179)(40,9 ) (355,212) (12,9) 4582,23 W 4,60 kw Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.6 *catatan : 1 watt J/s

78 MERUPAKAN b. Perhitungan laju aliran kalor yang diterima air pada kondisi medium Laju aliran kalor yang diterima air pada kondisi gas medium : qair ( mair cp) (Tout - Tin ) qair (laju aliran massa) (kalor jenis air) (Tout - Tin ) Sebagai contoh perhitungan dilakukan untuk debit air 6,6 liter / menit qair (0,07)(4179)(40,2 ) (292,53) (12,9) 3773,63 W 3,80 kw Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.7 *catatan : 1 watt J/s c. Perhitungan laju aliran kalor yang diterima air pada kondisi low Laju aliran kalor yang diterima air pada kondisi gas low : qair ( mair cp) (Tout - Tin ) qair (laju aliran massa) (kalor jenis air) (Tout - Tin ) Sebagai contoh perhitungan dilakukan untuk debit air 4,44 liter / menit qair (0,04)(4179)(40,9 ) (167,16) (12,9) 61

79 MERUPAKAN 2156,36 W 2,16 kw 62 Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.7 *catatan : 1 watt J/s Efisiensi Water Heater Persamaan yang digunakan untuk menghitung Efisiensi (η) water heater adalah : η a. x 0% Efisiensi Water Heater pada posisi gas maksimum η η x 0%,, x 0% 20,79% Hasil perhitungan secara lengkap disajikan pada Tabel 5.6 b. Efisiensi Water Heater pada posisi gas medium η η x 0%,, x 0% 20,65% Hasil perhitungan secara lengkap disajikan pada Tabel 5.7

80 MERUPAKAN c. 63 Efisiensi Water Heater pada posisi gas low η η x 0%,, x 0% 19,98% Hasil perhitungan secara lengkap disajikan pada Tabel Hasil perhitungan pengujian alat pada water heater Tabel 5.6, Tabel 5.7, Tabel 5.8 menyajikan hasil perhitungan dari data data penelitian water heater. Tabel 5.6 Hasil perhitungan water heater pada kondisi gas maksimum Debit air No (Liter/menit) 1 21,9 2 16,08 3,2 4 8,16 5 6,9 6 5,88 7 5,16 8 3,96 9 3,12 2,4 T in ( C) T out ( C) 32,3 36,7 40,9 44,4 48,1 52,1 61,4 71,4 80,6 93,6 ΔT ( C) 4,3 8,7 12,9 16,4 20,1 24,1 33,4 43,4 52,6 65,6 ṁ air (kg/s) 0,183 0,135 0,085 0,068 0,058 0,049 0,043 0,033 0,026 0,020 um (m/s) 2,88 2,12 1,34 1,07 0,91 0,77 0,68 0,52 0,41 0,32 q air (kw) 3,29 4,89 4,60 4,68 4,85 4,96 6,03 6,01 5,74 5,51 q gas (kw) 23,25 23,25 23,25 23,25 23,25 23,25 23,25 23,25 23,25 23,25 η % 14,88 22, 20,79 21,14 21,91 22,39 27,23 27,15 25,93 24,87

81 MERUPAKAN 64 Tabel 5.7 Hasil perhitungan water heater pada kondisi gas medium Debit air No (Liter/menit) 1 15, ,88 3 8,4 4 6,6 5 5,58 6 3,84 7 3,12 8 2,76 9 1,56 1,26 T in ( C) T out ( C) 33, ,2 44,4 48, ,2 72,3 83,7 92,2 ΔT ( C) 5,5 9 12,2 16,4 20, ,2 44,3 55,7 64,2 ṁ (kg/s) 0,13 0,1 0,07 0,06 0,05 0,03 0,03 0,02 0,01 0,01 um (m/s) 2,04 1,56 1,11 0,87 0,73 0,51 0,41 0,36 0,21 0,17 q air (kw) 7,04 5,39 3,77 3,25 2,71 1,62 1,62 1,08 0,54 0,54 q gas (kw) 18,27 18,27 18,27 18,27 18,27 18,27 18,27 18,27 18,27 18,27 η (%) 38,53 29,51 20,65 17,78 14,82 8,89 8,89 5,93 2,96 2,96 Tabel 5.8 Hasil perhitungan water heater pada kondisi gas low Debit air No (Liter/menit) 1 8,52 2 6,54 3 4,44 4 3,6 5 2,7 6 2,04 7 1,68 8 1,32 9 1,02 0,48 T in ( C) T out ( C) 33,9 37,5 40,9 44,8 48,6 53,3 61,5 68,9 79,8 92,4 ΔT ( C) 5,9 9, ,8 20,6 25,3 33,5 40, ,4 ṁ (kg/s) 0,07 0,05 0,04 0,03 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 um (m/s) 1,12 0,86 0,58 0,47 0,36 0,27 0,22 0,17 0,13 0,13 q air (kw) 1,73 1,99 2,16 2,11 1,72 2,16 2,11 1,72 2,16 2,11 q air (kw),79,79,79,79,79,79,79,79,79,79 η (%) 16,00 18,40 19,98 19,52 15,96 19,98 19,52 15,96 19,98 19,52

82 MERUPAKAN 65 Dari Tabel 5.6, Tabel 5.7, Tabel 5.8. hubungan debit air dengan suhu air yang keluar, hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor dan hubungan debit air dengan efisiensi pada setiap putaran gas dapat disajikan dalam bentuk grafik. Hasilnya tersaji pada Gambar 5.1, 5.2, 5.3, 5.4, 5.5, 5.6, 5.7, 5.8, dan Debit air (liter / menit) Gambar 5.1. Hubungan debit air dengan suhu air keluar (kondisi gas maksimum, mgas max 0,0 kg/menit) Debit air (liter / menit) Gambar 5.2 Hubungan debit air dengan suhu air keluar (kondisi gas medium, mgas max 0,022 kg/menit)

83 MERUPAKAN Gambar 5.3 Hubungan debit air dengan suhu air keluar (kondisi gas low, mgas max 0,013 kg/menit) q(watt) (Liter/menit) Gambar 5.4 Hubungan debit air dengan laju aliran kalor yang diterima air (kondisi gas maksimum, mgas max 0,0 kg/menit) 66

84 MERUPAKAN q(watt) (Liter/menit) Gambar 5.5 Hubungan debit air dengan laju aliran kalor yang diterima air (kondisi gas medium, mgas max 0,022 kg/menit) q(watt) (Liter/menit) Gambar 5.6 Hubungan debit air dengan laju aliran kalor yang diterima air (kondisi gas low, mgas max 0,013 kg/menit) 67

85 efisiensi ɳ (%) MERUPAKAN Debit air m (Liter/menit) efisiensi ɳ (%) Gambar 5.7 Hubungan debit air dengan efisiensi (kondisi gas maksimum, mgas max 0,0 kg/menit) Debit air m (Liter/menit) Gambar 5.8 Hubungan debit air dengan efisiensi (kondisi gas medium, mgas max 0,022 kg/menit) 24

86 efisiensi ɳ (%) MERUPAKAN Debit air m (Liter/menit) Gambar 5.9 Hubungan debit air dengan efisiensi (kondisi gas low, mgas max 0,013 kg/menit) 5.3 Pembahasan Hasil yang didapatkan dalam penelitian water heater gas meliputi : suhu air masuk (Tin), suhu air keluar (Tout) dan debit air disajikan pada Tabel 5.2 sampai Tabel 5.4. Pengujian dilakukan dengan variasi pamjang pipa pemanas 8 meter dan berdiameter 0.5 inchi tutup pada Water heater dibuat rapat dan tekanan gas pada saat memanaskan Water heater pada kondisi gas maksimum, medium, dan pada kondisi gas low. Water heater yang dibuat mampu menghasilkan suhu temperatur air keluar antara 32,3oC 93,6oC dengan kapasitas 2,4 liter / menit 21,9 liter / menit pada kondisi gas maksimum. Pada konidisi gas medium Water heater yang dibuat mampu menghasilkan suhu temperatur air keluar antara 33,5 C 92,2 C dengan kapasitas 1,26 liter / menit 15,48 liter / menit. Pada kondisi low Water heater yang dibuat

87 MERUPAKAN 70 mampu menghasilkan suhu temperatur air keluar antara 33,9 C 92,4 C dengan kapasitas 0,48 liter / menit 8,52 liter / menit. Dengan demikian jika melihat pruduk water heater yang dijual dipasaran, maka water heater yang dibuat sudah mampu bersaing di pasaran. Pada debit air 2,4 liter / menit mampu menghasilkan air bersuhu 93,6oC, sedangkan pada debit air 21,9 liter / menit mampu menghasilkan suhu sebesar 32,3oC. Kalor yang diberikan gas LPG pada kondisi maksimum lebih besar dibandingkan dengan kondisi gas medium dan gas low. Laju aliran kalor yang diberikan gas LPG untuk kondisi maksimum sebesar 0,0 kg / menit. Laju aliran kalor yang diberikan gas LPG untuk kondisi medium sebesar 0,022 kg / menit. Laju aliran kalor yang diberikan gas LPG untuk kondisi low sebesar 0,013kg / menit. Pada suhu C water heater mampu menghasilkan debit liter / menit dengan efisiensi water heater sebesar 22, % menggunakan kapasitas gas maksimum, mampu menghasilkan debit 11,88 liter / menit dengan efisinsi sebesar 29,51 % dengan menggunakan kapasitas gas medium, mampu menghasilkan debit 6,54 liter / menit dengan efisiensi sebesar 18,40 % dengan menggunakan kapasitas gas low. Efisiensi water heater tidak dapat mencapai 0 % karena adanya kalor hilang melalui radiasi. Selain itu banyak kalor yang terbawa gas buang yang keluar dari water heater. Gas buang yang suhunya lebih tinggi dari pada suhu udara luar ketika masuk ke dalam water heater dan juga adanya kalor yang terhisap oleh tabung sehingga suhu tabung lebih tinggi dari keadaan awal.

88 suhu air keluar MERUPAKAN maksimum medium low debit Gambar 5. Hubungan debit air dengan suhu air keluar (Tout) pada kondisi gas maksimum, medium dan low. Pada Gambar 5. menunjukkan perbandingan suhu air keluar dengan debit air water heater untuk 3 kondisi : kondisi gas maksimum, kondisi gas medium, dan kondisi gas low. Untuk mencapai produktivitas dengan debit air yang tinggi dan mencapai target suhu yang mencapai rata rata pengunaan, maka penggunaan dengan variasi kondisi gas maksimum adalah variasi terbaik. Penggunaan water heater untuk keperluan mandi dan rumah tangga sangat cocok menggunakan variasi gas medium dengan debit air lebih dari 6 liter/menit dan suhu keluar 36 C - 40 C.

89 MERUPAKAN 72 14,00 Laju aliran kalor (kw) 12,00,00 8,00 maksimum 6,00 medium 4,00 low 2,00 0, debit air keluar (liter / menit) Gambar 5.11 Hubungan debit air dengan laju aliran kalor pada kondisi gas maksimum, medium dan low. Pada Gambar 5.11 menunjukkan perbandingan debit air dengan laju aliran kalor yang diterima air memiliki. Gambar diatas menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan. Untuk penggunaan dengan debit aliran air tinggi dengan laju aliran kalor yang diterima air yang cukup memuaskan maka penggunaan dengan variasi pada kondisi gas maksimum yang terbaik. Dengan penggunaan variasi gas maksimum maka segala kebutuhan yang bersikap cepat seperti dalam industri ayam potong sangat bermanfaat untuk membantu menghilangkan bulu ayam yang akan dipotong.

90 MERUPAKAN 73 60,00 efisiensi (%) 50,00 40,00 30,00 maksium 20,00 medium,00 low 0, debit air keluar (liter / menit) Gambar 5.12 Hubungan debit air dengan efisiensi water heater pada kondisi gas maksimum, medium dan low. Pada Gambar 5.12 menunjukkan perbandingan suhu air keluar dengan efisiensi water heater. Gambar diatas menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan. Untuk penggunaan dengan debit aliran air tinggi dengan laju aliran kalor yang diterima air yang cukup memuaskan maka penggunaan dengan variasi pada kondisi gas maksimum yang terbaik. Penggunaan water heater untuk keperluan mandi dan rumah tangga sangat cocok menggunakan variasi gas medium dibandingkan dengan 2 variasi lainnya karena dengan menggunakan variasi gas medium maka akan menghasilkan debit air lebih dari 6 liter/menit dan suhu keluar 36 C - 40 C.

91 MERUPAKAN 74 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari penelitian karakteristik water heater dengan panjang pipa pemanas 8 meter dan diameter 0,5 inci yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya : a. Water heater yang dibuat dapat bekerja dengan baik, mampu menghasilkan suhu air panas lebih besar dari pada 38 C pada debit air lebih besar dari 6 liter / menit. b. Kalor yang diberikan gas LPG pada kondisi maksimum lebih besar dibandingkan dengan kondisi gas medium dan gas low. Laju aliran kalor yang diberikan gas LPG untuk kondisi maksimum sebesar 0,0 kg / menit. Laju aliran kalor yang diberikan gas LPG untuk kondisi medium sebesar 0,022 kg / menit. Laju aliran kalor yang diberikan gas LPG untuk kondisi low sebesar 0,013kg / menit. c. Water heater yang dibuat mampu menghasilkan air panas dengan temperatur sekitar 38oC dengan debit 16,08 liter / menit pada kondisi gas maksimum, pada kondisi gas medium water heater mampu menghasilkan air panas dengan debit 11,88 liter / menit, dan pada kondisi gas low water heater mampu menghasilkan air panas dengan debit 6,54 liter / menit. d. Efisiensi water heater sebesar 22, % menggunakan kapasitas gas maksimum, sebesar 29,51 % dengan menggunakan kapasitas gas medium, sebesar 18,40 % dengan menggunakan kapasitas gas low.

92 MERUPAKAN Saran Dari proses penelitian karakteristik water heater dengan panjang pipa pemanas 8 meter dan diameter 0,5 inci yang sudah dilakukan ada beberapa saran yang dapat dikemukakan: a. Gas buang yang terdapat pada water heater harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Jika gas buang tidak dimanfaatkan dengan baik, maka akan mempengarungi efisiensi water heater. b. Selubung silinder pada water heater harus dibuat agak jauh dari pipa pemanas. c. Lubang udara sangat penting dalam perancangan water heater. Karena proses pembakaran menggunakan gas LPG dan membutuhkan pasokan oksigen agar proses pembakaran sempurna. Oleh karena itu saluran udara untuk keperluan proses pembakaran harus dirancang sedemikian rupa agar hasilnya optimal. d. Panjang pipa yang digunakan sangat berpengaruh pada debit dan suhu air keluar yang dihasilkan water heater. Maka dari itu tentukan dengan tepat panjang pipa sesuai dengan kebutuhan.

93 MERUPAKAN 76 DAFTAR PUSTAKA Holman, J.P, 1993, Perpindahan Kalor, Edisi Keenam, Erlangga: Jakarta. Putra, P. H. (2012); Water Heater Dengan Panjang Pipa 20 Meter Dan 300 Lubang Masuk Udara Pada Dinding Luar, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta. diakses pada tanggal 21 Desember diakses pada tangga 21 desember temperatur-literatur.pdf, diakses pada 1 januari diakses pada 22 januari 2013 Setiawan, E. (2012); Pemanas air dengan dimensi tinggi 90 cm, diameter pada dinding luar 25 cm, diameter pada dinding dalam 20 cm, panjang pipa 20 meter, diameter bahan pipa 3/8 inci, 150 lubang masuk udara pada dinding luar, 05 lubang pada dinding dalam water heater, dan 6 buah sirip dari pipa berdiameter 3/8 inci, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.

94 MERUPAKAN LAMPIRAN A. Nilai Konduktivitas Termal Beberapa Bahan (Holman,1993) 77

95 MERUPAKAN B. Gambar water heater gas LPG 78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KARAKTERISTIK WATER HEATER DENGAN PANJANG PIPA 8 METER, DIAMETER 0,5 INCI DAN BERSIRIP SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin Program Studi Teknik Mesin Jurusan

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KARAKTERISTIK WATER HEATER DENGAN PANJANG PIPA 12 METER, DIAMETER 0,5 INCH DAN BERSIRIP SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin Program Studi Teknik Mesin

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WATER HEATER DENGAN PANJANG PIPA 12 METER, DIAMETER 0,5 INCI, DAN PENANGKAP KALOR GAS BUANG

KARAKTERISTIK WATER HEATER DENGAN PANJANG PIPA 12 METER, DIAMETER 0,5 INCI, DAN PENANGKAP KALOR GAS BUANG KARAKTERISTIK WATER HEATER DENGAN PANJANG PIPA 12 METER, DIAMETER 0,5 INCI, DAN PENANGKAP KALOR GAS BUANG SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin Diajukan

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KARAKTERISTIK WATER HEATER DENGAN PANJANG PIPA 10 METER, DIAMETER 0,5 INCI DAN BERSIRIP SKRIPSI Untukmemenuhisalahsatusyarat mencapaiderajatsarjana S-1Teknik Mesin Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KARAKTERISTIK WATER HEATER DENGAN PANJANG PIPA 14 METER, DIAMETER 0,5 INCHI DAN BERSIRIP SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin Diajukan Oleh : ROBBY DHARMA

Lebih terperinci

WATER HEATER DENGAN PANJANG PIPA PEMANAS 20 METER

WATER HEATER DENGAN PANJANG PIPA PEMANAS 20 METER WATER HEATER DENGAN PANJANG PIPA PEMANAS 20 METER TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin diajukan oleh : ALAEN SHINTO

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PEMANAS AIR DENGAN VARIASI BUKAAN BLOWER TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai gelar Sarjana Teknik Mesin Diajukan oleh : Ignatius Purwo Nugroho Ady Susanto 065214017 PRODI TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

WATER HEATER DENGAN PANJANG PIPA 20 METER DAN 150 LUBANG INPUT UDARA TUGAS AKHIR

WATER HEATER DENGAN PANJANG PIPA 20 METER DAN 150 LUBANG INPUT UDARA TUGAS AKHIR WATER HEATER DENGAN PANJANG PIPA 20 METER DAN 150 LUBANG INPUT UDARA TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin diajukan

Lebih terperinci

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN Ekoyanto Pudjiono, Gunowo Djojowasito, Ismail Jurusan Keteknikan Pertanian FTP, Universitas Brawijaya Jl. Veteran

Lebih terperinci

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan TINJAUAN PUSTAKA A. Pengeringan Tipe Efek Rumah Kaca (ERK) Pengeringan merupakan salah satu proses pasca panen yang umum dilakukan pada berbagai produk pertanian yang ditujukan untuk menurunkan kadar air

Lebih terperinci

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan

Lebih terperinci

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. KALOR A. Pengertian Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,

Lebih terperinci

- - KALOR - - Kode tujuh3kalor - Kalor 7109 Fisika. Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila.

- - KALOR - - Kode tujuh3kalor - Kalor 7109 Fisika. Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila. - - KALOR - - KALOR Definisi Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama

Lebih terperinci

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur. KALOR Tujuan Pembelajaran: 1. Menjelaskan wujud-wujud zat 2. Menjelaskan susunan partikel pada masing-masing wujud zat 3. Menjelaskan sifat fisika dan sifat kimia zat 4. Mengklasifikasikan benda-benda

Lebih terperinci

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan

Lebih terperinci

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penggunaan Kolektor Terhadap Suhu Ruang Pengering Energi surya untuk proses pengeringan didasarkan atas curahan iradisai yang diterima rumah kaca dari matahari. Iradiasi

Lebih terperinci

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K.

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K. KALOR Dosen : Syafa at Ariful Huda, M.Pd MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pemenuhan nilai tugas OLEH : MARDIANA 20148300573 LADAYNA TAWALANI M.K. 20148300575 Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis sumber daya energi dalam jumlah yang cukup melimpah. Letak Indonesia yang berada pada daerah khatulistiwa, maka

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam EKSPERIMEN 1A WACANA Setiap hari kita menggunakan berbagai benda dan material untuk keperluan kita seharihari. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

PENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR LAUT DENGAN MEMBANDINGKAN PERFORMANSI KACA SATU DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI

PENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR LAUT DENGAN MEMBANDINGKAN PERFORMANSI KACA SATU DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI PENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR LAUT DENGAN MEMBANDINGKAN PERFORMANSI KACA SATU DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SAMPAH

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SAMPAH II. TINJAUAN PUSTAKA A. SAMPAH Sampah adalah sisa-sisa atau residu yang dihasilkan dari suatu kegiatan atau aktivitas. kegiatan yang menghasilkan sampah adalah bisnis, rumah tangga pertanian dan pertambangan

Lebih terperinci

PENGERING PADI ENERGI SURYA DENGAN VARIASI TINGGI CEROBONG

PENGERING PADI ENERGI SURYA DENGAN VARIASI TINGGI CEROBONG PENGERING PADI ENERGI SURYA DENGAN VARIASI TINGGI CEROBONG TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajad sarjana S-1 Diajukan oleh : P. Susilo Hadi NIM : 852146 Kepada PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2011 sampai dengan bulan Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

PENGANTAR PINDAH PANAS

PENGANTAR PINDAH PANAS 1 PENGANTAR PINDAH PANAS Oleh : Prof. Dr. Ir. Santosa, MP Guru Besar pada Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Padang, September 2009 Pindah Panas Konduksi (Hantaran)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Hot Water Heater Pemanasan bahan bakar dibagi menjadi dua cara, pemanasan yang di ambil dari Sistem pendinginan mesin yaitu radiator, panasnya di ambil dari saluran

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal 64 LAMPIRAN I Tes Hasil Belajar Observasi Awal 65 LAMPIRAN II Hasil Observasi Keaktifan Awal 66 LAMPIRAN III Satuan Pembelajaran Satuan pendidikan : SMA Mata pelajaran : Fisika Pokok bahasan : Kalor Kelas/Semester

Lebih terperinci

RINGKASAN BAKING AND ROASTING

RINGKASAN BAKING AND ROASTING RINGKASAN BAKING AND ROASTING Bab I. Pendahuluan Baking dan Roasting pada pokoknya merupakan unit operasi yang sama: keduanya menggunakan udara yang dipanaskan untuk mengubah eating quality dari bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD Kalor dan Perpindahannya BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakangan ini terus dilakukan beberapa usaha penghematan energi fosil dengan pengembangan energi alternatif yang ramah lingkungan. Salah satunya yaitu dengan pemanfaatan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama 38 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah pembuatan alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi

Lebih terperinci

KALOR DAN KALOR REAKSI

KALOR DAN KALOR REAKSI KALOR DAN KALOR REAKSI PENGERTIAN KALOR Kalor Adalah bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah ketika kedua benda bersentuhan. Satuan kalor adalah Joule (J)

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5. KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT

LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5. KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5 KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT NAMA NIM : : KEGIATAN PRAKTIKUM A. PERCOBAAN TITIK LEBUR ES 1. Suhu es sebelum dipanaskan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas LAMPIRAN 49 Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas 1. Jumlah Air yang Harus Diuapkan = = = 180 = 72.4 Air yang harus diuapkan (w v ) = 180 72.4 = 107.6 kg Laju penguapan (Ẇ v ) = 107.6 / (32 x 3600) =

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Matahari adalah sumber energi tak terbatas dan sangat diharapkan dapat menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di Indonesia masih

Lebih terperinci

9/17/ KALOR 1

9/17/ KALOR 1 9. KALOR 1 1 KALOR SEBAGAI TRANSFER ENERGI Satuan kalor adalah kalori (kal) Definisi kalori: Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1 derajat Celcius. Satuan yang lebih sering

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan. Metode pengawetan dengan cara pengeringan merupakan metode paling tua dari semua metode pengawetan yang ada. Contoh makanan yang mengalami proses pengeringan ditemukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik BINSAR T. PARDEDE NIM DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik BINSAR T. PARDEDE NIM DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UJI EKSPERIMENTAL OPTIMASI LAJU PERPINDAHAN KALOR DAN PENURUNAN TEKANAN AKIBAT PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA PADA ALAT PENUKAR KALOR JENIS RADIATOR FLAT TUBE SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan bulan Desember 2016. Kegiatan penelitian ini mencakup perancangan dan pembuatan alat,

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PEMANAS AIR TENAGA GAS LPG DENGAN VARIASI PEMBUKAAN SALURAN GAS BUANG Skripsii Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN 4.1. KONDENSOR Penggunaan kondensor tipe shell and coil condenser sangat efektif untuk meminimalisir kebocoran karena kondensor model ini mudah untuk dimanufaktur dan terbuat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan parameter. perancangan. Perancangan fungsional dan struktural. Pembuatan Alat. pengujian. Pengujian unjuk kerja alat

METODE PENELITIAN. Penentuan parameter. perancangan. Perancangan fungsional dan struktural. Pembuatan Alat. pengujian. Pengujian unjuk kerja alat III. METODE PENELITIAN A. TAHAPAN PENELITIAN Pada penelitian kali ini akan dilakukan perancangan dengan sistem tetap (batch). Kemudian akan dialukan perancangan fungsional dan struktural sebelum dibuat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Tanpa Beban Untuk mengetahui profil sebaran suhu dalam mesin pengering ERK hibrid tipe bak yang diuji dilakukan dua kali percobaan tanpa beban yang dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya pembuatan, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat uji, diagram alir pembuatan alat uji serta langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Pemanfaatan energi surya memakai teknologi kolektor adalah usaha yang paling banyak dilakukan. Kolektor berfungsi sebagai pengkonversi energi surya untuk menaikan

Lebih terperinci

BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR

BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR A. Kalor Sebagai Bentuk Energi Kalor adalah suatu jenis energy yang dapat menimbulkan perubahan suhu pada suatu benda. Secara alami kalor berpindah dari benda yang bersuhu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN

MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN APAKAH ELPIJI ITU ELPIJI adalah merek dagang dari produk Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA, merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada III. METODOLOGI PENELITIAN Alat pengering ini menggunakan sistem hibrida yang mempunyai dua sumber panas yaitu kolektor surya dan radiator. Saat cuaca cerah pengeringan menggunakan sumber panas dari kolektor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan 4.1.1 Gambar Rakitan (Assembly) Dari perancangan yang dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Inventor 2016, didapat sebuah prototipe alat praktikum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disegala aspek kehidupan manusia. Untuk itu pengaplikasian ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. disegala aspek kehidupan manusia. Untuk itu pengaplikasian ilmu pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah merambah disegala aspek kehidupan manusia. Untuk itu pengaplikasian ilmu pengetahuan termasuk rekayasa enginering,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN 0 o, 30 o, 45 o, 60 o, 90 o I Wayan Sugita Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta e-mail : wayan_su@yahoo.com ABSTRAK Pipa kalor

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

V. HASIL UJI UNJUK KERJA

V. HASIL UJI UNJUK KERJA V. HASIL UJI UNJUK KERJA A. KAPASITAS ALAT PEMBAKAR SAMPAH (INCINERATOR) Pada uji unjuk kerja dilakukan 4 percobaan untuk melihat kinerja dari alat pembakar sampah yang telah didesain. Dalam percobaan

Lebih terperinci

4.1. Menghitung Kapasitas Silinder

4.1. Menghitung Kapasitas Silinder BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Menghitung Kapasitas Silinder Pada perencangan alat uji kekentalan plastik ini sampel akan dilebur didalam silinder. Untuk itu dibutuhkan perhitungan untuk mencari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR...xii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TUGAS AKHIR PENGUJIAN MODEL WATER HEATER FLOW BOILING DENGAN VARIASI GELEMBUNG UDARA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Mesin Fakultas Teknik Univesitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pengeringan (drying) adalah pemisahan sejumlah air dari suatu benda atau objek yang didalamnya terdapat kandungan air, sehingga benda atau objek tersebut kandungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah Ilmu termodinamika yang membahas tentang transisi kuantitatif dan penyusunan ulang energi panas dalam suatu tubuh materi. perpindahan

Lebih terperinci

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan untuk perubahan suhu benda? 4. Apa yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor adalah ilmu yang mempelajari berpindahnya suatu energi (berupa kalor) dari suatu sistem ke sistem lain karena adanya perbedaan temperatur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengubah fasa fluida dengan cara mempertukarkan kalornya dengan fluida lain. Kalor yang

BAB I PENDAHULUAN. mengubah fasa fluida dengan cara mempertukarkan kalornya dengan fluida lain. Kalor yang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penukar kalor adalah alat alat yang digunakan untuk mengubah temperatur fluida atau mengubah fasa fluida dengan cara mempertukarkan kalornya dengan fluida lain. Kalor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas/Kalor Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.

Lebih terperinci

BAB III PERBAIKAN ALAT

BAB III PERBAIKAN ALAT L e = Kapasitas kalor spesifik laten[j/kg] m = Massa zat [kg] [3] 2.7.3 Kalor Sensibel Tingkat panas atau intensitas panas dapat diukur ketika panas tersebut merubah temperatur dari suatu subtansi. Perubahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Alat Pengering Surya Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada perancangan dan pembuatan alat pengering surya (solar dryer) adalah : Desain Termal 1.

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian ditunjukkan pada Gambar 3.1: Mulai Mempersiapkan Alat Dan Bahan Proses Pengecoran

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

IV. PENDEKATAN RANCANGAN IV. PENDEKATAN RANCANGAN A. Kriteria Perancangan Pada prinsipnya suatu proses perancangan terdiri dari beberapa tahap atau proses sehingga menghasilkan suatu desain atau prototipe produk yang sesuai dengan

Lebih terperinci

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan Mahasiswa Program S1 Fisika Bidang Fisika Energi Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST. KESEIMBANGAN ENERGI KALOR PADA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR DAN UAP KAPASITAS 1 Kg Nama : Nur Arifin NPM : 25411289 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS

RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ANDRE J D MANURUNG NIM. 110421054 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan Pirolisis Bahan yang di gunakan dalam pirolisis ini adalah kantong plastik es bening yang masuk dalam kategori LDPE (Low Density Polyethylene). Polietilena (PE)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 i KONDUKTIVITAS TERMAL LAPORAN Oleh: LESTARI ANDALURI 100308066 I LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 ii KONDUKTIVITAS

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sistem pemanas dengan prinsip perpindahan panas konveksi, konduksi dan radiasi adalah teknologi yang umum kita jumpai dalam kehidupan seharihari, baik alat pemanas

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi Pasteurisasi ialah proses pemanasan bahan makanan, biasanya berbentuk cairan dengan temperatur dan waktu tertentu dan kemudian langsung didinginkan secepatnya. Proses

Lebih terperinci

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! Soal Suhu dan Kalor Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1.1 termometer air panas Sebuah gelas yang berisi air panas kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air dingin. Pada

Lebih terperinci

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la Pengelasan upset, hampir sama dengan pengelasan nyala, hanya saja permukaan kontak disatukan dengan tekanan yang lebih tinggi sehingga diantara kedua permukaan kontak tersebut tidak terdapat celah. Dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN INTISARI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN i ii iii iv v vi viii x xii

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan

Lebih terperinci

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3845 PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

Lebih terperinci

Bab IV Data Percobaan dan Analisis Data

Bab IV Data Percobaan dan Analisis Data Bab IV Data Percobaan dan Analisis Data 4.1 Data Percobaan Parameter yang selalu tetap pada tiap percobaan dilakukan adalah: P O = 1 atm Panci tertutup penuh Bukaan gas terbuka penuh Massa air pada panci

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan ridhonya kami bisa menyelesaikan makalah yang kami beri judul suhu dan kalor ini tepat pada waktu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap individu untuk ikut serta di dalamnya, sehingga sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap individu untuk ikut serta di dalamnya, sehingga sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat menciptakan era globalisasi dan keterbukaan yang menuntut setiap individu untuk ikut serta

Lebih terperinci

BAB IV LANGKAH PENGERJAAN

BAB IV LANGKAH PENGERJAAN BAB IV LANGKAH PENGERJAAN 4.1 Peralatan yang Digunakan Sebelum melakukan instalasi hal utama yang pertama dilakukan adalah menyiapkan peralatan. Peralatan yang digunakan pada instalasi sistem refrigerasi,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KAPASITAS PEMANAS AIR KOLEKTOR PEMANAS AIR SURYA PLAT DATAR DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENYIMPAN KALOR

PENINGKATAN KAPASITAS PEMANAS AIR KOLEKTOR PEMANAS AIR SURYA PLAT DATAR DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENYIMPAN KALOR Peningkatan Kapasitas Pemanas Air Kolektor Pemanas Air Surya PENINGKATAN KAPASITAS PEMANAS AIR KOLEKTOR PEMANAS AIR SURYA PLAT DATAR DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENYIMPAN KALOR Suharti 1*, Andi Hasniar 1,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai Mempersiapkan Alat Dan Bahan Proses Pengecoran Pencampuran

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN MANUFAKTUR

BAB III DESAIN DAN MANUFAKTUR BAB III DESAIN DAN MANUFAKTUR 3.1 KONSEP DESAIN Pada desain alat ini, digunakan temperatur cool box tanpa beban, sekitar 2-5 0 C sebagai acuan. Desain ini juga merupakan perbaikan dari desain sebelumnya.berdasarkan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER JENIS SHELL AND TUBE

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER JENIS SHELL AND TUBE TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER JENIS SHELL AND TUBE Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Kurikulum Sarjana Strata Satu (S-1)

Lebih terperinci