UNJUK KERJA MODEL KINCIR ANGIN SAVONIUS ENAM TINGKAT DENGAN VARIASI BENTUK SUDU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNJUK KERJA MODEL KINCIR ANGIN SAVONIUS ENAM TINGKAT DENGAN VARIASI BENTUK SUDU"

Transkripsi

1 UNJUK KERJA MODEL KINCIR ANGIN SAVONIUS ENAM TINGKAT DENGAN VARIASI BENTUK SUDU Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin Program Studi Teknik Mesin Oleh : DIONISIUS JOHAN PRIMANANDA NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013

2 THE PERFORMANCE OF SIX-STAGE SAVONIUS WIND TURBINE MODEL WITH VARIATION IN BLADE Final Project Presented as fulfillment of the Requirements To obtain the Sarjana Teknik Degree in Mechanical Engineering Study Programme By : DIONISIUS JOHAN PRIMANANDA Student ID Number : MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAMME SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2013

3 T]NJTJK KER'A MOI}EL KINCIR AI\TGIN SAVOMUS ENAM TINGKAT DENGAI{ VARHSI BENTUK SUDU Disusun Oleh : DIOMSIUS JOHAN PRIMANANDA IYIM: Yogyarcarta *!.*gxe...'?b CI Telah disetujui oletq Dosen Pembimbing TA : h. Rines, M.T. lll

4 UNJUK KERJA MODEL KINCIR AFIGIN SAVON'IUS ENAM TINGKAT DENGAI\ VARIASI BENTUK SUDU Dipersiapkan dan disusun oleh: NAMA : DIOIVSIUS JOHAN PRIMANAI\IDA I\UM : Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji pada tanggal Seniru 14 Januari 2013 Susunan Dewan Penguji Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : Ir. PK. Purwadi. M.T. Sekretaris : Doddy Purwadiantq S.T., M.T. Anggota : Ir. Rines, M.T. Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu untuk mermperoleh gelar Sarjana Teknik Yogyakarta.?.?.,In...?9t g Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Prima Ros4 S.Si., M.Sc.) lv

5 PERNYATAAN KtrASLIAN TUGAS AKHIR Dengan ini saya (penulis) menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam Tugas Akhir yang berjudul : UNJUK KERJA MODEL KINCIRANGIN SAVONIUS ENAM TINGKAT DENGAN VARIASI BENTUK SUDU Tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi manapun, dan selama saya menulis Tugas Akhir ini tidak terdapat karya atau pendapat 'yang pernah ditulis orang lain, kecuali bagian jnformasinya diacu dan disebutkan dalarn daftarpustaka. Yogyakarta, 10 Januari 2013 Dionisius Johan Prirnananda

6 LEN{BAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dhanna : Nama : Dionisius Johan Primananda NomorMahasiswa : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : UNJUK KERJA MODEL KINCIR ANGIN SAVONIUS ENAM TINGKAT DENGAN VARIASI BENTUK SUDU besefia perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan ini, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya atau memberi royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenamya. Dibuat di Yogyakarta Padatanggal : 10 Januai2013 Yang menyatakan, (Dionisius Johan Primananda) vi

7 INTISARI Ketergantungan akan energi listrik terus meningkat dan ketersediaan energi fosil saat ini mengalami penurunan maka diperlukan sumber energi baru yang terbarukan dan ramah lingkungan. Salah satu energi yang dapat dimanfaatkan adalah energi angin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan unjuk kerja model kincir angin Savonius enam tingkat dengan dua variasi bentuk sudu. Kedua model variasi kincir angin tersebut diatas dibuat dalam enam tingkat, dengan ukuran yang sama yakni 0,7 m x 0,75 m. Variasi pertama adalah kincir angin Savonius dengan bentuk sudu standard dan model variasi kedua dengan bentuk sudu modifikasi. Setiap model kincir angin diuji untuk mengetahui torsi, putaran poros, daya kincir, dan koefisien daya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model kincir Savonius dengan bentuk sudu modifikasi memberikan koefisien daya (C p ) maksimal (16,2 % pada tip speed ratio 1,13) dan daya maksimal (22,2 watt pada kecepatan angin 7,53 m/s dengan torsi 0,89 Nm) tertinggi diantara kedua model kincir yang diteliti. Model kincir angin Savonius dengan bentuk sudu standard menghasilkan koefisien daya maksimal 13,9 % pada tip speed ratio 1,01 menghasilkan daya 19 watt pada kecepatan angin 7,72 m/s dengan torsi 0,78 Nm. Kata kunci : daya kincir, torsi, tip speed ratio, koefisien daya vii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat karunianya penulis bisa menyelesaikan penelitian Tugas Akhir yang berjudul, Unjuk Kerja Model Kincir Angin Savonius Enam Tingkat dengan Variasi Bentuk Sudu dengan baik. Tugas Akhir merupakan salah satu persyaratan wajib untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin, Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma. Tugas Akhir ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan, dukungan, dan nasihat dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma. 2. Ir. PK. Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma. 3. RB. Dwiseno Wihadi, S.T., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik. 4. Ir. Rines M.T., selaku dosen pembimbing Tugas Akhir. 5. Segenap dosen dan laboran program studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma. 6. Aloysius Agus Priyono, Maryanah Yoanna Fransisca, Yasinta Osy Petriana, dan Vincencia Sari Wulaningtyas serta semua saudara-saudara penulis yang telah memberi semangat dan nasehat kepada penulis. 7. Wara Budi Harno dan Sugeng Budi Prasetyo, selaku teman sekelompok pengerjaan Tugas Akhir. 8. Semua teman-teman mahasiswa jurusan Teknik Mesin Univeritas Sanata Dharma dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu terima kasih penulis ucapkan atas semua bantuannya. Penulis menyadari naskah Tugas Akhir ini jauh dari sempurna dan masih perlu pembenahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak akan penulis terima dengan senang hati. viii

9 Semoga naskah Tugas Akhir ini bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa Teknik mesin Universitas Sanata Dharma dan para pembaca lainnya. Apabila terdapat kesalahan dalam naskah Tugas Akhir ini penulis mohon maaf dan sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih. Berkah dalem. Yogyakarta, 10 Januari 2012 Penulis ix

10 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Title Page... ii Halaman Pengesahan... iii Daftar Dewan Penguji... iv Pernyataan Keaslian Karya... v Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah... vi Intisari... vii Kata Pengantar... viii Daftar Isi... x Daftar Gambar... xii Daftar Tabel... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Batasan Masalah Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian... 3 BAB II DASAR TEORI 2.1. Energi Angin Kincir Angin Rumus-Rumus Perhitungan... 7 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Objek Penelitian Perancangan Kincir Angin Savonius Peralatan dan Bahan Variabel Penelitian Langkah Pengambilan Data x

11 3.7. Langkah Pengolahan Data BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Penelitian Pengolahan Data dan Perhitungan Data Hasil Perhitungan Grafik Hasil Perhitungan Pembahasan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kincir angin poros horisontal... 5 Gambar 2.2 Kincir angin poros vertikal... 6 Gambar 2.3 Penampang turbin Savonius... 7 Gambar 2.4 Grafik hubungan C p dan tip speed ratio (tsr) beberapa jenis kincir. 10 Gambar 3.1 Diagram alir penelitian Gambar 3.2 Model kincir angin Savonius Gambar 3.3 Plat batas sudu Gambar 3.4 Bilah penguat Gambar 3.5 Poros kincir Gambar 3.6 Terowongan angin Gambar 3.7 Fan blower Gambar 3.8 Generator Gambar 3.9 Neraca pegas Gambar 3.10 Tachometer Gambar 3.11 Anemometer Gambar 3.12 Rangkaian lampu pembebanan Gambar 3.13 Kabel-Kabel Gambar 3.14 Stopwatch Gambar 4.1. Grafik hubungan antara torsi dan putaran poros untuk kincir angin Savonius dengan variasi sudu standard Gambar 4.2. Grafik hubungan antara torsi dan daya kincir untuk kincir angin Savonius dengan variasi sudu standard Gambar 4.3. Grafik hubungan antara C p dan tsr untuk kincir angin Savonius dengan variasi sudu standard Gambar 4.4. Grafik hubungan antara torsi dan putaran poros untuk kincir angin Savonius dengan variasi sudu modifikasi Gambar 4.5. Grafik hubungan antara torsi dan daya kincir untuk kincir angin Savonius dengan variasi sudu modifikasi xii

13 Gambar 4.6. Grafik hubungan antara C p dan tsr untuk kincir angin Savonius dengan variasi sudu modifikasi xiii

14 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Data percobaan kincir angin Savonius dengan sudu standard Tabel 4.2 Data percobaan kincir angin Savonius dengan sudu modifikasi Tabel 4.3 Data hasil perhitungan kincir angin Savonius dengan sudu standard.. 38 Tabel 4.4 Data hasil perhitungan kincir angin Savonius dengan sudu modifikasi Tabel L.1 Tabel sifat udara xiv

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa kini ketergantungan akan energi listrik terus meningkat dan ketersediaan energi fosil saat ini mengalami penurunan. Dimulai dari revolusi industri, kebutuhan akan energi fosil meningkat tajam yang berbanding terbalik dengan ketersediaan bahan bakar fosil yang ada. Kebutuhan akan energi fosil masih besar, sebagian besar digunakan dalam bidang industri, transportasi, dan rumah tangga terutama untuk mencukupi kebutuhan energi listrik. Sebagai mahasiswa yang mempunyai visi mengembangkan energi terbarukan dan konservasi energi penulis mempunyai pemikiran untuk membuat alat pembangkit listrik menggunakan energi alternatif. Salah satu sumber energi alternatif yang dapat digunakan sebagai pembangkit listrik adalah energi angin, mengingat bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang mempunyai potensi energi angin cukup besar namun angin mempunyai kelemahan yaitu dinamis atau tidak konstan. Untuk mengubah energi angin menjadi energi listrik memerlukan proses dan metode tertentu. Salah satu alat yang dapat mengubah energi kinetik angin menjadi energi mekanik adalah kincir angin yang ditransmisikan dengan generator untuk menghasilkan listrik. Kincir angin jenis Savonius adalah jenis kincir yang mampu menerima angin dari semua arah. Dengan menggunakan kincir angin Savonius, diharapkan energi listrik yang dihasilkan dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan energi fosil. Berdasarkan hal-hal diatas maka dilakukanlah penelitian ini Rumusan Masalah Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Alat untuk mengkonversikan energi angin masih perlu dikembangkan. 2. Angin merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang murah, kekal dan tidak menimbulkan polusi bagi lingkungan. 1

16 2 3. Negara Indonesia merupakan negara dengan potensi angin yang melimpah namun energi angin tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. 4. Diperlukan model kincir angin yang mampu mengkonversi energi angin dengan efisiensi maksimal Batasan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada: 1. Model kincir angin yang digunakan adalah kincir angin Savonius enam tingkat berdiameter 70 cm dan tinggi 75 cm dengan dua sudu pada setiap tingkatnya. 2. Penelitian dilakukan dengan mengoperasikan model kincir angin didalam terowongan angin yang tersedia di Universitas Sanata Dharma. 3. Jangkauan kecepatan angin disesuaikan dengan kondisi terowongan angin yang digunakan. 4. Data yang diambil pada saat penelitian adalah kecepatan angin, temperatur udara, putaran poros kincir, dan gaya pengimbang torsi. 5. Variasi pada penelitian ini adalah bentuk sudu Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah: 1. Dapat menjadi sumber informasi mengenai unjuk kerja kincir angin Savonius enam tingkat dengan dua sudu pada setiap tingkatnya. 2. Dapat dipergunakan sebagai sumber informasi bagi masyarakat yang membutuhkan sumber energi alternatif selain sumber energi fosil. 3. Menjadi sumber referensi bagi masyarakat di daerah dengan potensi energi angin yang besar untuk memberdayakan energi terbarukan. 4. Dapat menambah literature (pustaka) mengenai kincir angin yang dapat digunakan untuk pembangkit tenaga listrik dan bagi perkembagan teknologi energi terbarukan, khususnya energi angin.

17 Tujuan Penelitian Tujuan melakukan penelitian ini adalah: 1. Membuat model kincir angin Savonius enam tingkat dengan dua variasi kelengkungan sudu. 2. Mengetahui koefisien daya maksimal yang dihasilkan oleh model kincir angin Savonius enam tingkat dengan dua variasi kelengkungan sudu. 3. Mengetahui daya output maksimal yang dihasilkan oleh model kincir angin Savonius enam tingkat dengan dua variasi kelengkungan sudu.

18 BAB II DASAR TEORI 2.1. Energi Angin Angin adalah udara yang bergerak, gerakan ini disebabkan oleh perbedaan massa jenis udara itu sendiri. Massa jenis udara yang rendah akan menyebabkan tekanan udara ditempat itu menjadi rendah sehingga akan diisi oleh tekanan udara yang lebih tinggi yang memiliki massa jenis udara yang lebih tinggi. Tinggi rendahnya massa jenis udara disebabkan oleh temperatur sedangkan perbedaan temperatur disebabkan oleh perbedaan pemanasan dari sinar matahari karena perbedaan permukaan bumi Kincir Angin Kincir angin adalah sebuah mesin yang digerakkan oleh tenaga angin untuk menumbuk biji-bijian. Kincir angin juga digunakan untuk memompa air untuk mengairi sawah. Kincir angin modern adalah mesin yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik, disebut juga dengan turbin angin. Turbin angin kebanyakan ditemukan di Eropa dan Amerika Utara (Sumber : Menurut porosnya, kincir angin dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu kincir angin poros horisontal (TASH/HAWT) dan kincir angin poros vertikal (TASV/VAWT). Penelitian ini mengenai kincir angin poros vertikal Kincir Angin Poros Horisontal Kincir angin poros horisontal atau HAWT (Horizontal Axis Wind Turbine) adalah jenis kincir angin yang poros utamanya tegak lurus dengan menara dan arah poros utama sejajar dengan arah datangnya angin. Kincir jenis ini terdiri dari sebuah menara dengan kincir berada di puncaknya, poros kincir harus dapat berputar terhadap sumbu vertikal untuk menyesuaikan dengan arah datangnya angin. Untuk membantu menyesuaikan dengan arah datangnya 4

19 5 angin perlu ditambahkan sirip pengarah dibelakang kincir atau sirip pengarah digantikan oleh sensor elektrik. Beberapa keuntungan dari kincir angin poros horisontal : 1. Mampu mengkonversi energi angin berkecepatan tinggi. 2. Banyak digunakan untuk menghasilkan energi listrik dalam skala besar. Beberapa kerugian dari kincir angin poros horisontal : 1. Diperlukannya mekanisme lain untuk menyesuaikan arah kincir dengan arah datangnya angin. 2. Karena putarannya tinggi maka timbul polusi suara sebesar db (Sumber : a b c Gambar 2.1 Kincir angin poros horisontal a. American Windmill, b. Rival Calzoni, c. Dutch Four Arm (Sumber : Kincir Angin Poros Vertikal Kincir angin poros vertikal atau VAWT (Vertical Axis Wind Turbine) adalah jenis kincir angin yang posisi porosnya tegak lurus arah angin. Kincir jenis

20 6 ini dapat mengkonversi tenaga angin dari segala arah dengan orientasi arah angin horisontal. Beberapa keuntungan dari kincir angin poros vertikal : 1. Mampu menerima angin dari segala arah. 2. Tidak perlu menggunakan mekanisme pengarah angin seperti pada kincir angin poros horisontal. 3. Memiliki torsi yang cukup besar walaupun putaran poros rendah. 4. Bekerja pada rpm yang rendah. Beberapa kerugian dari kincir angin poros vertikal : 1. Sudu yang mampu menerima energi angin disebut downwind. Sudu yang melawan angin disebut upwind, sudu bagian ini cenderung menghambat putaran poros. 2. Kincir angin poros vertikal mempunyai torsi awal yang rendah dan membutuhkan energi untuk mulai berputar. a b c Gambar 2.2 Kincir angin poros vertikal a. Darrieus, b. Savonius, c. Giromill (Sumber :

21 7 Tugas akhir ini meneliti tentang kincir angin poros vertikal, yaitu kincir angin Savonius Kincir Angin Savonius Kincir angin Savonius ditemukan oleh Sigurd J. Savonius dari Finlandia pada tahun Konsep dasar Savonius dikembangkan berdasarkan prinsip Flettner. Savonius menggunakan sudu dengan cara memotong silinder Flettner menjadi 2 paruhan sepanjang garis pusat dan kemudian memposisikan 2 paruhan tersebut membentuk seperti huruf S yang diletakkan pada lingkaran batas sudu. a. tipe U b. tipe L c. tipe S Gambar 2.3 Penampang turbin Savonius (Sumber : Dari penelitian Kansas State University pada tahun , kincir angin Savonius mampu menghasilkan efisiensi hingga 35 % sampai 40 %, nilai ini melebihi koefisien daya yang tercantum dalam grafik hubungan Cp dan tsr pada umumnya, yaitu sebesar 31 % Rumus Perhitungan Berikut ini adalah rumus-rumus yang dipergunakan dalam perhitungan unjuk kerja kincir angin :

22 Energi dan Daya Angin berikut ini : Energi yang terdapat pada angin adalah energi kinetik yang dirumuskan E k = 0,5.m.v 2..(1) dengan : E k m v = energi kinetik (joule). = massa (kg). = kecepatan angin (m/s). Dari Persamaan (1), dapat diketahui daya adalah energi per satuan waktu (J/s) maka persamaan tersebut dapat ditulis menjadi : P a = 0,5..v 2.(2) dengan : P a v = daya yang dihasilkan angin (J/s = watt). = massa udara yang mengalir per satuan waktu (kg/s). = kecepatan angin (m/s). dimana : = ρ.a.v...(3) dengan : ρ = massa jenis udara (kg/m 3 ). A = luasan angin yang ditangkap kincir (m 2 ).

23 9 Dengan substitusi, Persamaan (2) dan Persamaan (3), daya angin (P a ) dapat dirumuskan menjadi : P a = 0,5.(ρ.A.v).v 2 disederhanakan menjadi : P a = 0,5.ρ.A.v 3 (4) Dalam penggunaan secara sederhana dengan mengasumsikan ρ udara : 1,2 kg/m 3 maka diperoleh persamaan : P a = 0,6.A.v 3..(5) Torsi Kincir Angin Torsi sebuah kincir angin dapat dihitung menggunakan persamaan (Yunus A. Cengel, 2006, Thermodynamics An Engineering Approach, hal. 66) : T = r lengan.f (6) dengan : T r lengan F = torsi (Nm). = jarak lengan torsi (m). = gaya pengimbang (N) Daya Kincir Angin Daya kincir angin adalah daya yang dihasilkan oleh poros kincir akibat energi angin yang melintasi sudu-sudu kincir. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh seorang ilmuwan Jerman bernama Albert Betz, didapatkan efisiensi maksimum kincir angin, yaitu sebesar 59,3 % (sumber :

24 10 z_law) angka ini disebut Betz Limit. Dalam Gambar 2.4 grafik koefisien daya beberapa kincir angin. Gambar 2.4 Grafik hubungan C p dan tip speed ratio (tsr) beberapa jenis kincir (Sumber : Johnson, 2006, hal. 18) Rumusan teori daya kincir yang dihasilkan oleh gerak melingkar pada poros kincir angin adalah : P k = T.ω.(7) dengan : P k T ω = daya yang dihasilkan kincir angin (watt). = torsi (Nm). = kecepatan sudut (rad/s). Satuan kecepatan sudut adalah radian per second (rad/s), satuan lain yang digunakan adalah putaran per menit (rpm). Konversi satuan yang menghubungkan

25 11 (rpm) dan (rad/s) adalah 1 rpm = menjadi : rad/s, maka Persamaan (7) dapat diubah P k = T (8) dengan : n = putaran poros (rpm) Tip Speed Ratio (tsr) Tip speed ratio adalah perbandingan antara kecepatan ujung sudu kincir angin yang berputar melingkar dengan kecepatan angin yang melewatinya, tsr dapat dirumuskan : tsr = disederhanakan menjadi : tsr =....(9) dengan : r n v = jari-jari kincir (m). = putaran poros (rpm). = kecepatan angin (m/s) Koefisien Daya (C p ) Koefisien daya atau power coefficient (C p ) adalah perbandingan antara daya yang dihasilkan oleh kincir angin (P k ) dengan daya yang dihasilkan oleh angin (P a ). Rumusnya adalah : C p = x 100%...(10)

26 12 dengan : P k P a = daya yang dihasilkan kincir (watt). = daya yang dihasilkan angin (watt).

27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Langkah-langkah dalam penelitian ini ditunjukkan dalam diagram alir seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3.1: Mulai Konsultasi Studi Pustaka Perancangan Kincir Angin Savonius Pembuatan Kincir Angin Savonius Pengambilan Data Pengolahan Data Pembahasan Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 13

28 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah model-model kincir angin Savonius enam tingkat dengan dua buah sudu pada setiap tingkatnya dan untuk variasinya yaitu bentuk sudu yang berbeda antara model kincir angin Savonius satu dengan yang lainnya Perancangan Kincir Angin Savonius Dalam perancangan ini, parameter yang sudah diketahui adalah kincir angin Savonius enam tingkat, panjang poros vertikal 120 cm (sesuai dengan tinggi wind tunnel), diameter kincir 70 cm dengan dua sudu berbentuk U disetiap tingkatnya, dan tinggi kincir 75 cm Peralatan dan Bahan Model kincir angin Savonius yang dibuat seperti yang ditunjukkann pada Gambar Gambar 3.2 Model kincir angin Savonius

29 15 Keterangan : 1. Plat batas sudu. 2. Bilah penguat sudu. 3. Sudu kincir. 4. Poros kincir. 1. Plat Batas Sudu Plat batas sudu atau plat tumpuan ini berfungsi sebagai tempat meletakkan sudu seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.3, sudu akan menempel pada tempat yang sudah ditentukan. Untuk menguatkan penempelan sudu dijepit menggunakan baut. Plat tumpuan ini berjumlah tujuh buah dan bahannya terbuat dari triplek setebal 4 mm dan masing-masing plat tumpuan berdiameter 74 cm. Gambar 3.3 Plat batas sudu 2. Bilah Penguat Bilah penguat pada Gambar 3.4 berfungsi untuk menguatkan bentuk lengkungan sudu dan sebagai tempat menjepit sudu kincir dengan plat batas sudu dengan cara dibaut. Bentuk bilah penguat adalah parabola karena mengikuti

30 16 bentuk sudu kincir. Bilah penguat ini berjumlah 24 buah pada setiap kincir dan bahan yang digunakan adalah dari triplek setebal 4 mm. a. standard b. modifikasi Gambar 3.4 Bilah penguat 3. Sudu Kincir Seperti pada umumnya, sudu kincir berfungsi untuk mengkonversi energi angin yang datang melintasi kincir. Material yang dipakai adalah plat seng setebal 0,2 mm. Pada bagian atas dan bawah sisi sudu ditopang oleh bilah-bilah penguat. 4. Poros Kincir Poros kincir adalah alat yang berfungsi menopang kincir saat berputar dan juga sebagai pusat putaran kincir selain itu poros kincir juga berfungsi untuk mentransmisikan putaran kincir. Material yang dipakai adalah pipa PVC 1 inchi dan ¾ inchi dengan panjang 120 cm, seperti yang ditunjukkan pada Gambar mm Ø 19,1 mm Ø 25,4 mm Gambar 3.5 Poros kincir

31 17 Dalam pengambilan data untuk penelitian ini digunakan beberapa peralatan pendukung antara lain : 1. Terowongan angin Terowongan angin atau wind tunnel adalah sebuah lorong berukuran 1,2 m 1,2 m 2,4 m yang berfungsi sebagai tempat pengujian kincir angin dimana kecepatan angin bisa diatur dengan memajukan atau memundurkan blower, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.6. Di dalam lorong udara tekanannya dibuat lebih rendah dari tekanan lingkungan sekitar, tujuannya agar udara bergerak dengan kecepatan tertentu. Gambar 3.6 Terowongan angin 2. Fan Blower Fan Blower adalah alat yang digunakan untuk menciptakan angin di dalam terowongan angin sehingga angin dapat berhembus dengan kecepatan tertentu dengan cara memajukan atau memundurkan blower itu sendiri. Fan Blower digerakkan oleh motor listrik berdaya 5,5 kw, sebagai transmisinya menggunakan sabuk dan puli, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.7.

32 18 Gambar 3.7 Fan blower 3. Generator Generator adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi mekanik putaran poros menjadi energi listrik, yang dihubungkan menggunakan sabuk dan puli. Generator ini membangkitkan energi listrik untuk menyalakan rangkaian lampu pembebanan dan juga berfungsi sebagai pengereman dalam pengambilan data torsi yang dihasilkan. Gambar 3.8 Generator

33 19 4. Negaca pegas Neraca pegas, seperti yang terlihat pada Gambar 3.9 digunakan untuk mengukur gaya pengimbang torsi dinamis kincir angin saat kincir berputar. Neraca pegas dihubungkan pada lengan ayun dengan panjang lengan yang telah ditentukan. Gambar 3.9 Neraca pegas 5. Tachometer Tachometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur putaran poros kincir angin untuk mengambil data yang dibutuhkan. Jenis tachometer yang digunakan adalah digital light tachometer. Prinsip kerjanya berdasarkan pantulan yang diterima sensor dari reflektor, reflektor ini berupa alumunium foil atau benda warna yang dapat memantulkan cahaya dan dipasang pada poros. Gambar 3.10 Tachometer

34 20 6. Anemometer Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin sesuai dengan data yang dibutuhkan. Anemometer diletakkan didepan terowongan angin pada saat pengambilan data dilakukan. Gambar 3.11 Anemometer 7. Lampu pembebanan Lampu digunakan untuk memberikan variasi pembebanan atau efek pengereman pada poros kincir yang berputar. Lampu disusun secara paralel dan berjumlah 27 lampu. Gambar 3.12 Rangkaian lampu pembebanan

35 21 8. Kabel Kabel digunakan sebagai penghantar arus listrik dari generator ke lampu pembebanan. Gambar 3.13 Kabel-Kabel 9. Stopwatch Stopwatch, seperti Gambar 3.14 digunakan untuk mencatat waktu saat pengambilan data kincir angin. Gambar 3.14 Stopwatch 3.5. Variabel Penelitian Beberapa variabel penelitian yang harus ditentukan sebelum penelitian dilaksanakan adalah : 1. Variasi bentuk sudu kincir : sudu kincir a. standard (setengah lingkaran) dan sudu kincir b. modifikasi (tidak setengah lingkaran).

36 22 2. Variasi kecepatan angin : setiap variasi kincir diikuti empat variasi kecepatan angin. 3. Variasi pembebanan : tanpa lampu pembebanan atau dengan lampu pembebanan. Variabel data yang diambil dalam penelitian ini antara lain : 1. Kecepatan angin (V). 2. Putaran poros kincir (n). 3. Gaya pengimbang (F). 4. Temperatur udara (T). Setelah mendapatkan variabel data diatas, maka dari variabel data tersebut parameter yang dihitung untuk mendapatkan karakteristik kincir adalah : 1. Daya angin (P a ). 2. Torsi (T). 3. Daya kincir (P k ). 4. Tip Speed Ratio (tsr). 5. Koefisien daya (C p ) Langkah Pengambilan Data Pengambilan data kecepatan angin, putaran poros, torsi dinamis dan temperatur udara dilakukan secara bersamaan dengan cara berikut ini : 1. Memasang kincir yang akan diuji pada wind tunnel (lorong angin). 2. Memasang neraca pegas pada tempat yang telah ditentukan. 3. Memasang tali yang menghubungkan antara neraca pegas dengan lengan generator. 4. Memposisikan anemometer didepan kincir untuk mengukur kecepatan angin yang diinginkan di dalam terowongan angin. 5. Menghubungkan rangkaian lampu dengan generator menggunakan kabel yang telah disiapkan. Sebelumnya lampu harus pada posisi off.

37 23 6. Memutar saklar blower dari posisi off ke posisi on. Menekan tombol start (warna hijau). 7. Mengatur jarak blower terhadap wind tunnel hingga kecepatan angin sesuai yang diinginkan. 8. Meluruskan lengan generator dengan cara mengatur tali pada neraca pegas. 9. Setelah kecepatan angin konstan pengambilan data dimulai dari pembacaan kecepatan angin pada layar anemometer, pembacaan temperatur udara, pengukuran putaran poros kincir dengan takometer, dan yang terakhir pembacaan beban untuk penghitungan torsi dinamis pada neraca pegas. Pada saat pengamatan tanpa lampu pembebanan. 10. Mengulangi langkah 8 dan 9 sampai pembebanan maksimal sehingga lengan generator yang terhubung dengan neraca pegas tidak bisa bergerak lagi. 11. Mematikan semua saklar lampu pembebanan. 12. Mengulangi langkah 7 s/d 10 sampai kincir angin tidak bisa menyalakan lampu pembebanan dengan cara menurunkan kecepatan angin 0,5 m/s. 13. Menekan tombol stop (warna merah) untuk mematikan blower. Memutar saklar blower dari posisi on ke posisi off. 14. Melepas anemometer untuk mengganti kincir angin. 15. Mengganti kincir yang satunya dan mengulangi langkah 1 s/d Melepaskan dan mengembalikan semua peralatan ke tempat semula Langkah Pengolahan Data Data yang didapat dengan menggunakan langkah-langkah diatas, kemudian data tersebut diolah dengan langkah sebagai berikut : 1. Dari data kecepatan angin (v) dan dengan diketahui luasan frontal kincir (A), maka daya angin (P a ) dapat dicari dengan Persamaan (4). 2. Data beban pegas (F) dapat digunakan untuk mencari torsi dinamis (T) dengan Persamaan (6).

38 24 3. Data putaran poros (n) dan torsi dinamis (T) dapat digunakan untuk mencari daya yang dihasilkan kincir (P k ) dengan Persamaan (8). 4. Dengan membandingkan kecepatan keliling diujung sudu dan kecepatan angin, maka tip speed ratio (tsr) dapat dicari dengan Persamaan (9). 5. Dari data daya kincir (P k ) dan daya angin (P a ) maka power coefficient (C P ) dapat diketahui dengan Persamaan (10).

39 BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Penelitian Data hasil penelitian terdiri dari kincir angin Savonius dengan sudu standard dan kincir angin Savonius dengan sudu modifikasi. Setiap kincir angin dilakukan lima kali variasi kecepatan rata-rata angin dengan cara mengatur jarak blower terhadap terowongan angin untuk setiap perubahan posisi. Untuk setiap variasi kincir angin data dianggap selesai apabila putaran poros sudah tidak konstan dan gaya pengimbang (F) tidak mengalami perubahan. Dari hasil percobaan didapatkan data seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 4.1 dan Tabel Pengolahan Data dan Perhitungan Contoh perhitungan yang disajikan diambil dari data dalam Tabel 4.1 pada baris pertama dengan kondisi kincir angin tanpa pembebanan dan jarak antara blower dengan terowongan angin pada posisi rapat. Dari data tersebut diketahui kecepatan angin 7,49 m/s, putaran poros kincir 205,93 rpm, gaya pengimbang 0,395 kg dan suhu 27,9 0 C Perhitungan Daya Angin Untuk mengetahui daya yang dihasilkan angin dapat dicari dengan Persamaan 4 pada Sub Bab yaitu : P a = 0,5.ρ.A.v 3 dengan : P a = daya yang dihasilkan angin (watt). ρ = massa jenis udara (kg/m 3 ). A = luasan angin yang ditangkap kincir (m 2 ). 25

40 26 v = kecepatan angin (m/s). nilai massa jenis udara (ρ) diketahui dengan cara interpolasi dari tabel massa jenis yang ada pada lampiran, dari data suhu udara 27,9 0 C maka ρ = 1,17419 kg/m 3 besarnya luas penampang (A) diketahui dengan persamaan : A = d.t dengan : d = diameter kincir angin (m). t = tinggi kincir angin (m). dengan diameter kincir 0,70 m dan tinggi kincir angin 0,75 m maka daya angin (P a ) sebesar : P a = 0,5.ρ.d.t.v 3 = 0,5.(1,17419 kg/m 3 ).(0,70 m).(0,75 m).(7,49 m/s) 3 = 129,686 W Jadi didapatkan daya angin (P a ) sebesar 129,686 watt Perhitungan Torsi Untuk mengetahui torsi yang dihasilkan kincir angin dapat dicari dengan Persamaan 6 pada Sub Bab yaitu : T = r lengan.f dengan : T = torsi (Nm). r = jarak lengan torsi (m).

41 27 F = gaya pengimbang (N). gaya pengimbang (F) dapat dicari dengan persamaan : F = m.a dengan : m = massa yang ditunjukkan pada neraca pegas (kg). a = percepatan gravitasi (m/s 2 ). maka dengan jarak lengan 0,2 m dan percepatan gravitasi sebesar 9,81 m/s 2, besarnya torsi (T) adalah : T = r lengan.m.a = (0,2 m).(0,395 kg).(9,81 m/s 2 ) = 0,775 Nm Jadi didapatkan torsi (T) sebesar 0,775 Nm Perhitungan daya kincir Untuk menghitung daya yang dihasilkan kincir angin dapat dicari dengan Persamaan 8 pada Sub Bab yaitu : P k = T. dengan : P k = daya yang dihasilkan kincir angin (watt). T = torsi kincir angin (Nm). n = putaran poros (rpm).

42 28 maka dengan nilai torsi 0,775 Nm dan putaran poros 205,93 rpm besarnya daya yang dihasilkan kincir angin (P k ) sebesar : P k = T. = 0,775. = 16,704 watt Sehingga didapatkan daya kincir angin (Pk) sebesar 16,704 watt Perhitungan tsr (tip speed ratio) Untuk mengetahui besarnya perbandingan kecepatan ujung kincir dengan kecepatan angin atau tip speed ratio dapat dicari dengan Persamaan 9 pada Sub Bab yaitu : tsr = dengan : r = jari-jari kincir (m). n = putaran poros (rpm). v = kecepatan angin (m/s). maka dengan jari-jari kincir 0,35 m, putaran poros 205,93 rpm dan kecepatan angin 7,49 m/s besarnya tip speed ratio adalah : tsr = = = 1,079 Sehingga didapatkan tsr sebesar 1,079

43 Perhitungan koefisien daya (C p ) Untuk mengetahui perbandingan antara daya yang dihasilkan oleh kincir angin (Pk) dengan daya yang dihasilkan oleh angin (Pa), dapat dicari dengan Persamaan 10 pada Sub Bab yaitu : C p = x 100% dengan : P k = daya yang dihasilkan kincir (watt). P a = daya yang dihasilkan angin (watt). maka dengan daya kincir 16,704 watt dan daya angin 129,686 watt besarnya koefisien daya (C p )adalah : C p = x 100% = x 100 % = 12,88 % Sehingga didapatkan nilai Cp sebesar 12,88 %.

44 30 Tabel 4.1 Data percobaan kincir angin Savonius dengan sudu standard Posisi No. Kec. Angin (v) Putaran Poros (n) Suhu Gaya Pengimbang (F) m/s Rpm 0 C Kg 1 7, ,9 0,4 2 7, ,9 0,52 3 7, ,9 0,65 4 7,72 66,8 28,1 0,67 5 7, ,3 0,68 6 7,80 49,8 28,3 0,71 7 7, ,4 0,71 8 7,87 43,6 28,6 0,72 9 6, ,7 0, , ,8 0, , , ,11 58,6 29 0, ,08 45,7 29 0,6 14 7,12 39,8 28,8 0, ,15 39,1 28,7 0, , ,5 0, ,45 97,1 28,8 0, ,51 51,1 28,5 0, ,55 41,2 28,5 0, ,55 35,8 28,6 0,5 21 6, ,8 0, ,95 83,3 28,9 0, ,00 46,6 28,8 0, ,05 32,2 29,1 0, ,07 23,8 28,8 0, ,04 20,6 29 0, ,46 45,7 29 0, ,47 28,3 28,9 0,3 29 5,51 17,3 29 0,32 *panjang lengan torsi 20 cm.

45 31 Tabel 4.2 Data percobaan kincir angin Savonius dengan sudu modifikasi Posisi No. Kec. Angin (v) Putaran Poros (n) Suhu Gaya Pengimbang (F) m/s Rpm 0 C Kg 1 7, ,6 0,41 2 7, ,5 0,53 3 7, ,7 0,62 4 7, ,8 0,69 5 7, ,8 0,7 6 7,39 81,1 28,9 0,72 7 7,53 64,5 29,2 0,77 8 7, ,1 0,79 9 7, , , ,8 0, , , , ,1 0, ,36 64,1 29,1 0,7 14 7,43 57,5 29,3 0, ,50 49,1 29,7 0, , ,6 0, , ,9 0,5 18 6, ,4 0, ,88 61,7 29,1 0, ,86 51,1 29,4 0, ,93 41,4 29,4 0, , ,5 0, , ,8 0, , ,5 0, ,40 51,5 30,2 0, ,53 41,4 29,9 0, ,46 31,9 30,4 0, , ,6 0, ,79 57,4 30,7 0, ,81 44,2 31,2 0, ,84 33,5 30,9 0, ,82 30,8 30,7 0,43 *panjang lengan torsi 20 cm.

46 Data Hasil Perhitungan Dengan menggunakan langkah perhitungan seperti Sub Bab 4.2, maka untuk hasil pengolahan dan perhitungan data yang lain ditunjukan dalam Tabel 4.3 dan Tabel 4.4. Tabel 4.3 Data hasil perhitungan kincir angin Savonius dengan sudu standard Posisi Torsi Daya Angin Daya Kincir Koefisien daya No. Pa Pk Cp tsr Kg.cm Nm watt watt % 1 7,9 0, ,7 0,13 12,9% 1, ,4 1, ,8 0,136 13,6% 0, ,9 1, ,7 0,11 11,3% 0, ,4 1, ,19 0,07 6,48% 0, ,6 1, ,1 0,06 5,56% 0, ,1 1, ,21 0,05 4,94% 0, ,2 1, ,85 0,05 4,8% 0, ,3 1, ,41 0,04 4,27% 0,2 9 7,64 0, ,5 0,13 12,9% 0,9 10 9,8 0, ,6 0,14 13,7% 0, ,1 1, ,32 0,08 8,36% 0, ,4 1, ,86 0,06 6,22% 0, , ,63 0,05 5,16% 0, ,4 1, ,06 0,05 4,57% 0, , ,22 0,05 4,65% 0,2 16 7,2 0,71 82,4 10,2 0,12 12,4% 0, ,6 0,84 82,5 8,57 0,1 10,4% 0, ,2 0,9 85 4,83 0,06 5,68% 0, ,6 0,94 86,4 4,06 0,05 4,69% 0, ,98 86,6 3,67 0,04 4,24% 0, ,4 1, ,1 0,04 3,52% 0, ,4 0,63 64,6 5,47 0,09 8,47% 0, ,8 0,67 66,4 3,25 0,05 4,90% 0, ,8 0,77 68,1 2,58 0,04 3,78% 0,2 25 8,4 0,82 68,6 2,06 0,03 3,00% 0, ,6 0,84 67,8 1,82 0,03 2,68% 0, ,2 0, ,44 0,05 4,89% 0, ,59 50,3 1,74 0,04 3,47% 0, ,4 0,63 51,3 1,14 0,02 2,22% 0,12

47 33 Tabel 4.4 Data hasil perhitungan kincir angin Savonius dengan sudu modifikasi Posisi Torsi Daya Angin Daya Kincir Koefisien daya No. Pa Pk Cp tsr Kg.cm Nm Watt Watt % 1 8,17 0, ,2 0,15 14,6% 1, ,6 1, ,5 0,16 15,8% 0, ,4 1, ,5 0,16 15,9% 0, ,7 1, ,6 0,15 15,3% 0, , ,8 0,14 13,8% 0, ,4 1, ,1 9,64% 0,4 7 15,4 1, ,2 0,08 7,79% 0, ,8 1, ,92 0,07 6,60% 0,27 9 7,7 0, ,2 0,16 15,5% 1, ,6 1, ,5 0,17 17,2% 0, ,7 1, ,1 0,17 16,8% 0, ,4 1, ,3 0,15 14,8% 0, , ,23 0,08 7,54% 0, ,8 1, ,73 0,07 6,96% 0, , ,56 0,06 5,85% 0, ,6 0,75 92,7 14,3 0,15 15,4% ,97 0, ,8 0,15 15,3% 0, ,1 1,09 98,8 13,5 0,14 13,7% 0, ,4 1, ,22 0,07 7,21% 0, ,1 1,19 98,9 6,35 0,06 6,42% 0, ,6 1,24 102,1 5,36 0,05 5,24% 0, ,9 0,68 72,9 10,4 0,14 14,2% 0, ,8 0, ,1 0,13 13,06% 0, ,4 0, ,04 0,09 8,78% 0, ,77 0,96 80,2 5,16 0,06 6,44% 0, ,4 1,02 85,2 4,43 0,05 5,19% 0, ,9 1,07 82,3 3,57 0,04 4,34% 0, ,5 0,64 57,6 7,2 0,13 12,49% 0, ,2 0,71 59,4 4,24 0,07 7,14% 0, ,8 0,77 59,6 3,54 0,06 5,94% 0,2 31 8,2 0,8 60,9 2,82 0,05 4,64% 0, ,5 0,83 60,3 2,69 0,05 4,46% 0,19

48 Grafik Hasil Perhitungan Berdasarkan data hasil penelitian dan perhitungan, maka dapat dibuat grafik hubungan antara torsi (T) dan daya kincir (P k ), torsi (T) dan putaran poros (n), serta Cp dan tsr untuk setiap variasi Grafik untuk kincir dengan sudu standard a. Grafik Hubungan Torsi dan Putaran Poros Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.4 maka dapat dibuat grafik hubungan antara torsi (T) dan putaran poros (n) yang dihasilkan kincir angin Savonius dengan bentuk sudu standard, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1. Gambar 4.1. Grafik hubungan antara torsi dan putaran poros untuk kincir angin Savonius dengan variasi sudu standard b. Grafik Hubungan Torsi dan Daya Kincir Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.4 maka dapat dibuat grafik hubungan antara torsi (T) dan daya kincir (P k ) yang dihasilkan kincir angin Savonius dengan bentuk sudu standard, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.2.

49 35 Gambar 4.2. Grafik hubungan antara torsi dan daya kincir untuk kincir angin Savonius dengan variasi sudu standard c. Grafik Hubungan C p dan tsr Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.4 maka dapat dibuat grafik hubungan antara C p dan tsr yang dihasilkan kincir angin Savonius dengan bentuk sudu standard, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.3. Gambar 4.3. Grafik hubungan antara C p dan tsr untuk kincir angin Savonius dengan variasi sudu standard

50 Grafik untuk kincir dengan sudu modifikasi a. Grafik Hubungan Torsi dan Putaran Poros Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.4 maka dapat dibuat grafik hubungan antara torsi (T) dan putaran poros (n) yang dihasilkan kincir angin Savonius dengan bentuk sudu modifikasi, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.4. Gambar 4.4. Grafik hubungan antara torsi dan putaran poros untuk kincir angin Savonius dengan variasi sudu modifikasi b. Grafik Hubungan Torsi dan Daya Kincir Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.4 maka dapat dibuat grafik hubungan antara torsi (T) dan daya kincir (P k ) yang dihasilkan kincir angin Savonius dengan bentuk sudu modifikasi, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.5.

51 37 Gambar 4.5. Grafik hubungan antara torsi dan daya kincir untuk kincir angin Savonius dengan variasi sudu modifikasi c. Grafik Hubungan C p dan tsr Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.4 maka dapat dibuat grafik hubungan antara C p dan tsr yang dihasilkan kincir angin Savonius dengan bentuk sudu modifikasi, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.6. Gambar 4.6. Grafik hubungan antara C p dan tsr untuk kincir angin Savonius dengan variasi sudu modifikasi

52 Pembahasan Pada tugas akhir ini telah berhasil dibuat model kincir angin Savonius enam tingkat dengan dua buah sudu pada setiap tingkatnya dengan variasi bentuk sudu yang berbeda antara kincir Savonius yang satu dengan yang lainnya. Berbedanya bentuk sudu diharapkan mampu meningkatkan unjuk kerja kincir. Seperti telah diketahui sebelumnya bahwa kincir angin berfungsi mengkonversi energi kinetik dari angin. Sudu-sudu kincir mengkonversi energi angin menjadi energi mekanik yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, salah satunya adalah dengan cara kincir angin dihubungkan dengan generator untuk menghasilkan energi listrik. Dari hasil penelitian dengan variasi bentuk sudu dapat dilihat pengaruh bentuk sudu terhadap unjuk kerjanya. Kincir angin dengan sudu standard (setengah lingkaran) menghasilkan koefisien daya (C p ) sebesar 13,7 % pada kecepatan angin 7,03 m/s. Kincir angin dengan sudu modifikasi (tidak setengah lingkaran) menghasilkan koefisien daya sebesar 17,2 % pada kecepatan angin 7,29 m/s. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa bentuk sudu setengah lingkaran memepunyai koefisien daya yang lebih kecil dari pada bentuk sudu tidak setengah lingkaran. Perbedaan bentuk sudu ini adalah untuk mengurangi turbulensi angin masuk pada sisi down wind karena akan mengurangi energi angin yang dikonversikan. Koefisien daya (C p ) terbesar dihasilkan oleh kincir dengan sudu modifikasi, karena angin yang masuk ke sudu down wind tidak banyak mengalami turbulensi. Koefisien daya (C p ) terkecil adalah kincir dengan sudu standard, karena angin yang masuk ke sudu up wind banyak mengalami turbulensi. Berdasarkan grafik Betz Limit diketahui bahwa koefisien daya (C p ) kincir angin Savonius tertinggi adalah sebesar 31 %, namun pada penelitian ini data yang diperoleh menunjukkan koefisien daya (C p ) yang dihasilkan adalah sebesar 17,22 %. Hal ini dimungkinkan karena adanya daya dorong penghambat pada sisi up wind sehingga angin yang seharusnya bisa dikonversi oleh kincir pada sisi down wind menjadi tidak maksimal.

53 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari penelitian dan perhitungan model kincir angin Savonius, maka dapat diambil beberapa kesimpulan : 1. Telah berhasil dibuat model kincir angin Savonius enam tingkat dengan dua variasi kelengkungan sudu. 2. Koefisien daya maksimal yang dihasilkan oleh model kincir angin Savonius dengan sudu standard adalah sebesar 13,9 % dengan nilai tsr 1,01. Koefisien daya maksimal yang dihasilkan oleh model kincir angin Savonius dengan sudu modifikasi adalah sebesar 16,2 % dengan nilai tsr 1, Daya output maksimal untuk model kincir angin Savonius dengan sudu standard adalah sebesar 19 watt didapatkan pada saat kecepatan angin 7,72 m/s pada torsi sebesar 7,9 kg.cm, putaran poros 225 rpm. Daya output maksimal untuk model kincir angin Savonius dengan sudu modifikasi sebesar 22,2 watt didapatkan pada saat kecepatan angin 7,53 m/s pada torsi sebesar 9,1 kg.cm, putaran poros 230 rpm. 39

54 Saran Beberapa saran untuk penelitian selanjutnya : 1. Perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut mengenai bentuk sudu yang mampu meningkatkan unjuk kerja kincir. 2. Kepresisian dalam pembuatan kincir angin perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang akurat. 3. Periksa komponen kincir dan komponen pendukung kincir sebelum pengambilan data apakah ada yang perlu diperbaiki. Hal ini perlu dilakukan untuk meminimalisir rugi-rugi yang dapat mempengaruhi unjuk kerja kincir.

55 DAFTAR PUSTAKA Arismunandar, W., Penggerak mula turbin, ITB press : Bandung 2004 Boyle, G., Renewable Energy, Oxford university Press: New York, 2004 Burton, T., David Sharpe,. Wind Energy Handbook, England Diakses : 4 Agustus Johnson, G.L The Search for A New Energy Source, Manhattan. Diakses : 12 Agustus Johnson, G.L Wind Energy System, Manhattan. Diakses : 12 Agustus Kementrian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia,. Buku Putih Bidang Energi Diakses : 19 Juli Pudjanarsa, Astu., Djati Nursuhud Mesin Konversi Energi, Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta April id.wikipedia.org/ wiki/gaya_hambat 15 April April April titial=true on=pdf howtobuildwindgenerator.blogspot.com

56 Oktober September September September 2011

57 LAMPIRAN

58 Tabel L.1 Tabel sifat udara (Sumber : Oktober 2011)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP UNJUK KERJA KINCIR ANGIN PROPELER DARI BAHAN PIPA PVC TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh gelar sarjana teknik Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KINCIR ANGIN MAGWIND 5 SUDU

KARAKTERISTIK KINCIR ANGIN MAGWIND 5 SUDU KARAKTERISTIK KINCIR ANGIN MAGWIND 5 SUDU TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Teknik Mesin Oleh : Prambudi Dangu Nugroho NIM : 085214029

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Turbin Angin Turbin angin adalah suatu sistem konversi energi angin untuk menghasilkan energi listrik dengan proses mengubah energi kinetik angin menjadi putaran mekanis rotor

Lebih terperinci

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENGARUH VARIASI JUMLAH STAGE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS TIPE- L Krisna Slamet Rasyid, Sudarno, Wawan Trisnadi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PROFIL DAN JUMLAH SUDU PADA VARIASI KECEPATAN ANGIN TERHADAP DAYA DAN PUTARAN TURBIN ANGIN SAVONIUS MENGGUNAKAN SUDU PENGARAH DENGAN LUAS SAPUAN ROTOR 0,90 M 2 SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN MAGWIND DENGAN VARIASI BENTUK SUDU TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Teknik Mesin Oleh : ALEXANDER KINAN PRADANGGA

Lebih terperinci

UNJUK KERJA MODEL KINCIR ANGIN PROPELER TIGA SUDU DATAR DARI BAHAN TRIPLEK DENGAN SUDUT PATAHAN 10 LEBAR 10,5 CM DENGAN EMPAT VARIASI PERMUKAAN SUDU

UNJUK KERJA MODEL KINCIR ANGIN PROPELER TIGA SUDU DATAR DARI BAHAN TRIPLEK DENGAN SUDUT PATAHAN 10 LEBAR 10,5 CM DENGAN EMPAT VARIASI PERMUKAAN SUDU UNJUK KERJA MODEL KINCIR ANGIN PROPELER TIGA SUDU DATAR DARI BAHAN TRIPLEK DENGAN SUDUT PATAHAN 10 LEBAR 10,5 CM DENGAN EMPAT VARIASI PERMUKAAN SUDU TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Angin Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara, ketinggian dan temperatur. Semakin besar

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN PROPELER DUA SUDU MENGERUCUT BERBAHAN DASAR TRIPLEK DENGAN PERLAKUAN VARIASI LAPISAN PERMUKAAN SUDU BERLAPIS SENG, BERLAPIS ANYAMAN BAMBU DAN TANPA LAPISAN SKRIPSI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL

ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL Yeni Yusuf Tonglolangi Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin, UKI Toraja email: yeni.y.tonglolangi@gmail.com Abstrak Pola

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN PROPELER TIGA SUDU DATAR DENGAN LEBAR 11,5 CM DARI BAHAN TRIPLEK SERTA VARIASI LAPISAN PERMUKAAN ALUMINIUM DAN ANYAMAN BAMBU TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN PROPELER TIGA SUDU DARI BAHAN TRIPLEK DAN ANYAMAN BAMBU BERDIAMETER 80 CENTIMETER TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program

Lebih terperinci

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ALVI SYUKRI 090421064 PROGRAM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KINCIR ANGIN MODEL AMERICAN MULTI-BLADE DELAPAN SUDU DARI BAHAN ALUMINIUM DENGAN TIGA VARIASI PITCH ANGLE TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK Ahmad Farid 1, Mustaqim 2, Hadi Wibowo 3 1,2,3 Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal Abstrak Kota Tegal dikenal

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN TIPE HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE (HAWT) UNTUK DAERAH PANTAI SELATAN JAWA

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN TIPE HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE (HAWT) UNTUK DAERAH PANTAI SELATAN JAWA PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN TIPE HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE (HAWT) UNTUK DAERAH PANTAI SELATAN JAWA TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Strata-1 Fakultas Teknik

Lebih terperinci

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0012 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UNJUK KERJA MODEL KINCIR ANGIN PROPELER TIGA SUDU MENGERUCUT DARI BAHAN DASAR KAYU DENGAN TIGA VARIASI LAPISAN PERMUKAAN SUDU TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN TEORI. 1.1 Fenomena angin

BAB I LANDASAN TEORI. 1.1 Fenomena angin BAB I LANDASAN TEORI 1.1 Fenomena angin Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara dengan arah aliran angin dari tempat yang memiliki tekanan lebih tinggi ke tempat yang bertekanan

Lebih terperinci

PERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU

PERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol No. Mei 05; 4-46 ERANANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU Supriyo rogram Studi Teknik Konversi Energi oliteknik Negeri Semarang Jl. rof. H. Sudarto, S.H.,

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTYPE TURBIN ANGIN VERTIKAL DARRIEUS TIPE H

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTYPE TURBIN ANGIN VERTIKAL DARRIEUS TIPE H LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTYPE TURBIN ANGIN VERTIKAL DARRIEUS TIPE H DISUSUN OLEH : Yos Hefianto Agung Prastyo 41311010005 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lebih terperinci

UNJUK KERJA MODEL KINCIR ANGIN PROPELERTIGA SUDU DARI BELAHAN KERUCUT BERBAHAN KAYU BERLAPISSENG DENGAN SUDUT KERUCUT 12 o

UNJUK KERJA MODEL KINCIR ANGIN PROPELERTIGA SUDU DARI BELAHAN KERUCUT BERBAHAN KAYU BERLAPISSENG DENGAN SUDUT KERUCUT 12 o UNJUK KERJA MODEL KINCIR ANGIN PROPELERTIGA SUDU DARI BELAHAN KERUCUT BERBAHAN KAYU BERLAPISSENG DENGAN SUDUT KERUCUT 12 o SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Prestasi Kincir Angin Savonius dengan Penambahan Buffle

Prestasi Kincir Angin Savonius dengan Penambahan Buffle Prestasi Kincir Angin Savonius dengan Penambahan Buffle Halim Widya Kusuma 1,*, Rengga Dwi Cahya Hidayat 1, Muh Hamdani 1, 1 1 Teknik Mesin S1, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 4415 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN PROPELER TIGA SUDU DATAR DARI BAHAN TRIPLEK DENGAN VARIASI LAPISAN ALUMINIUM DAN ANYAMAN BAMBU TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TORI

BAB II LANDASAN TORI BAB II LANDASAN TORI Proses perancangan suatu alat ataupun yang mesin yang baik, diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori teori yang berhubungan dengan alat yang dibuat perlu

Lebih terperinci

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU Muhammad Suprapto Program Studi Teknik Mesin, Universitas Islam Kalimantan MAB Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin Email : Muhammadsuprapto13@gmail.com

Lebih terperinci

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal A. Pendahuluan Angin merupakan sumberdaya alam yang tidak akan habis.berbeda dengan sumber daya alam yang berasal dari fosil seperti gas dan minyak. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto Dosen Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal E-mail : soebyakto@gmail.com ABSTRAK Tenaga angin sering disebut sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH) Dinamika Teknik Mesin, Volume No. Juli 01 Kade Wiratama, Mara, Edsona: Pengaruh PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH) I Kade Wiratama,

Lebih terperinci

Unjuk Kerja Model-Model Kincir Angin Savonius Dua Tingkat Dengan Kelengkungan Sudu Termodifikasi

Unjuk Kerja Model-Model Kincir Angin Savonius Dua Tingkat Dengan Kelengkungan Sudu Termodifikasi MediaTeknika Jurnal Teknologi Vol.11, No.1, Juni 2016, 29 Unjuk Kerja Model-Model Kincir Angin Savonius Dua Tingkat Dengan Kelengkungan Sudu Termodifikasi Rines 1 1 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi perancangan merupakan langkah-langkah yang dijadikan pedoman dalam melakukan pengujian kincir angin vertikal tipe H-Darrieus untuk mendapatkan daya yang maksimum

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN PROPELER DUA SUDU BERBAHAN DASAR TRIPLEK DENGAN TIGA VARIASI PERMUKAAN SUDU TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Program Studi Teknik Mesin

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK TURBIN ANGIN SAVONIUS TERMODIFIKASI EMPAT SUDU DENGAN LIMA VARIASI SUDUT PITCH ROTOR TURBIN SKRIPSI

KARAKTERISTIK TURBIN ANGIN SAVONIUS TERMODIFIKASI EMPAT SUDU DENGAN LIMA VARIASI SUDUT PITCH ROTOR TURBIN SKRIPSI KARAKTERISTIK TURBIN ANGIN SAVONIUS TERMODIFIKASI EMPAT SUDU DENGAN LIMA VARIASI SUDUT PITCH ROTOR TURBIN SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) Di Jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMASANGAN SUDU PENGARAH DAN VARIASI JUMLAH SUDU ROTOR TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS

PENGARUH PEMASANGAN SUDU PENGARAH DAN VARIASI JUMLAH SUDU ROTOR TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS PENGARUH PEMASANGAN SUDU PENGARAH DAN VARIASI JUMLAH SUDU ROTOR TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS Yunus Fallo1, Bruno B. A. Liu2, Dedy N. Ully3 Abstrak : Pemasangan sudu pengarah di depan sudu

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN PENGUJIAN BENTUK SUDU TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN

RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN PENGUJIAN BENTUK SUDU TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN TURBO Vol. 6 No. 1. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain daya angin, daya turbin angin, TSR (Tip Speed Ratio), aspect ratio, overlap ratio, BHP (Break Horse

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pengambilan dan Pengolahan Data Berdasarkan pembelajaran mengenai pembangkit energi tenaga angin yang telah ada maka berdasar dengan fungsi dan kegunaan maka dapat

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA). BAB II TEORI DASAR 2.1 Energi Angin Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah.

Lebih terperinci

UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS DUA TINGKAT EMPAT SUDU LENGKUNG L

UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS DUA TINGKAT EMPAT SUDU LENGKUNG L SNTMUT - 1 ISBN: 97--71-- UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS DUA TINGKAT EMPAT SUDU LENGKUNG L Syamsul Bahri W 1), Taufan Arif Adlie 1), Hamdani ) 1) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Samudra

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem serta realisasi perangkat keras pada perancangan skripsi ini. 3.1. Gambaran Alat Alat yang akan direalisasikan adalah sebuah alat

Lebih terperinci

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU Optimasi Daya Turbin Angin Savonius dengan Variasi Celah (Farid) OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU Ahmad Farid Prodi. Teknik Mesin, Universitas Pancasakti

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL EFEK JUMLAH SUDU PADA TURBIN AIR BERSUMBU HORISONTAL TIPE DRAG TERHADAP PEMBANGKITAN TENAGA PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA

STUDI EKSPERIMENTAL EFEK JUMLAH SUDU PADA TURBIN AIR BERSUMBU HORISONTAL TIPE DRAG TERHADAP PEMBANGKITAN TENAGA PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA STUDI EKSPERIMENTAL EFEK JUMLAH SUDU PADA TURBIN AIR BERSUMBU HORISONTAL TIPE DRAG TERHADAP PEMBANGKITAN TENAGA PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT Novi Caroko 1,a, Wahyudi 1,b, Aditya Ivanda 1,c Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Prinsip Kerja Turbin Angin Prinsip kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir. Lalu putaran kincir digunakan untuk memutar

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Pembebanan Pada Poros Utama Turbin Angin Terhadap Putaran, Daya Listrik, dan Kinerja Turbin Angin Golden Blade

Pengaruh Variasi Pembebanan Pada Poros Utama Turbin Angin Terhadap Putaran, Daya Listrik, dan Kinerja Turbin Angin Golden Blade Pengaruh Variasi Pembebanan Pada Poros Utama Turbin Angin Terhadap Putaran, Daya Listrik, dan Kinerja Turbin Angin Golden Blade Bella Rukmana *, Sapto Wiratno Satoto, Wowo Rossbandrio Batam Polytechnics

Lebih terperinci

Karakterisasi Turbin Angin Poros Horizontal Dengan Variasi Bingkai Sudu Flat Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Karakterisasi Turbin Angin Poros Horizontal Dengan Variasi Bingkai Sudu Flat Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin Karakterisasi Turbin Angin Poros Horizontal Dengan Variasi Bingkai Sudu Flat Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin Bono, Gatot Suwoto, Margana, Sunarwo Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl.

Lebih terperinci

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin BAB II TEORI DASAR 2.1 Energi Angin Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN TIPE-H DENGAN BENTUK AIRFOIL NACA MODIFIKASI

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN TIPE-H DENGAN BENTUK AIRFOIL NACA MODIFIKASI TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN TIPE-H DENGAN BENTUK AIRFOIL NACA 0015-52 MODIFIKASI Disusun Oleh : FENDI SUTRISNO NIM: D200.06.0103 NIRM : 06.6.106.03030.50103 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Turbin Cross Flow Tanpa Sudu Pengarah Pengujian turbin angin tanpa sudu pengarah dijadikan sebagai dasar untuk membandingkan efisiensi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MODEL TURBIN ANGIN UNTWISTED BLADE DENGAN MENGGUNAKAN TIPE AIRFOIL NREL S833 PADA KECEPATAN ANGIN RENDAH

KARAKTERISTIK MODEL TURBIN ANGIN UNTWISTED BLADE DENGAN MENGGUNAKAN TIPE AIRFOIL NREL S833 PADA KECEPATAN ANGIN RENDAH KARAKTERISTIK MODEL TURBIN ANGIN UNTWISTED BLADE DENGAN MENGGUNAKAN TIPE AIRFOIL NREL S833 PADA KECEPATAN ANGIN RENDAH SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh

Lebih terperinci

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP DAYA PADA TURBIN SAVONIUS SKRIPSI

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP DAYA PADA TURBIN SAVONIUS SKRIPSI UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP DAYA PADA TURBIN SAVONIUS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : YASIR DENHAS NIM.

Lebih terperinci

PENGARUH SUDUT KELENGKUNGAN SUDU SAVONIUS PADA HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE TERHADAP POWER GENERATION

PENGARUH SUDUT KELENGKUNGAN SUDU SAVONIUS PADA HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE TERHADAP POWER GENERATION PENGARUH SUDUT KELENGKUNGAN SUDU SAVONIUS PADA HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE TERHADAP POWER GENERATION SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh: TAUFAN APHA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Turbin Angin Bila terdapat suatu mesin dengan sudu berputar yang dapat mengonversikan energi kinetik angin menjadi energi mekanik maka disebut juga turbin angin. Jika energi

Lebih terperinci

Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan

Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan Agus Sifa a, Casiman S b, Habib Rizqon H c a Jurusan Teknik Mesin,Politeknik Indramayu,Indramayu

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012 STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012 Nur Aklis, H mim Syafi i, Yunika Cahyo Prastiko, Bima Mega Sukmana Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN 4.1 Pengambilan data Pengambilan data dilakukan pada tanggal 11 Desember 212 di Laboratorium Proses Produksi dengan data sebagai berikut : 1. Kecepatan angin (v) = 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya konsumsi bahan bakar khususnya bahan bakar fosil sangat mempengaruhi peningkatan harga jual bahan bakar tersebut. Sehingga pemerintah berupaya mencari

Lebih terperinci

Turbin angin poros vertikal tipe Savonius bertingkat dengan variasi posisi sudut

Turbin angin poros vertikal tipe Savonius bertingkat dengan variasi posisi sudut Dinamika Teknik Mesin 6 (2016) 107-112 Turbin angin poros vertikal tipe Savonius bertingkat dengan variasi posisi sudut I.B. Alit*, Nurchayati, S.H. Pamuji Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mataram,

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin BAB DASAR TEORI.1 Energi Angin Energi merupakan suatu kekuatan yang dimiliki oleh suatu zat sehingga zat tersebut mempunyai pengaruh pada keadaan sekitarnya. Menurut mediumnya dikenal banyak jenis energi.

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN SAVONIUS SUDU U DENGAN PENAMBAHAN SUDU NACA 0012

STUDI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN SAVONIUS SUDU U DENGAN PENAMBAHAN SUDU NACA 0012 STUDI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN SAVONIUS SUDU U DENGAN PENAMBAHAN SUDU NACA 0012 (1) Muhammad Irfansyah, (2) Mujiburrahman, (3) Meky Royandi (1)(2)(3) Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Proses perancangan suatu alat ataupun mesin yang baik, diperlukan perencanaan yang cermat dalam pendesainan dan ukuran. Teori teori yang berhubungan dengan alat yang dibuat perlu

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Perpindahan Panas Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2

Lebih terperinci

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KINCIR ANGIN BERPOROS HORISONTAL UNTUK TIGA VARIASI BENTUK PENAMPANG SUDU

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KINCIR ANGIN BERPOROS HORISONTAL UNTUK TIGA VARIASI BENTUK PENAMPANG SUDU PERBANDINGAN UNJUK KERJA KINCIR ANGIN BERPOROS HORISONTAL UNTUK TIGA VARIASI BENTUK PENAMPANG SUDU SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Studi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1 ; 0,3 dan 0,5

Studi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1 ; 0,3 dan 0,5 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 F-108 Studi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kurikulum. Strata Satu (S1) Teknik Mesin

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kurikulum. Strata Satu (S1) Teknik Mesin TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kurikulum Strata Satu (S1) Teknik Mesin OLEH : NAMA : GATOT SULISTYO AJI NIM : 2008250008 FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius Bambang Arip Dwiyantoro*, Vivien Suphandani dan Rahman Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE

STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE (VAWT) SKALA KECIL ( Citra Resmi, Ir.Sarwono, MM, Ridho Hantoro, ST, MT) Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya Kampus ITS

Lebih terperinci

Bab IV Analisis dan Pengujian

Bab IV Analisis dan Pengujian Bab IV Analisis dan Pengujian 4.1 Analisis Simulasi Aliran pada Profil Airfoil Simulasi aliran pada profil airfoil dimaskudkan untuk mencari nilai rasio lift/drag terhadap sudut pitch. Simulasi ini tidak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN 4.1 Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan pada tanggal 11 Desember 2012 Januari 2013 di Laboratorium Proses Produksi dengan data sebagai berikut : 1. Kecepatan

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMEN TURBIN ANGIN POROS HORIZONTAL TIPE KERUCUT TERPANCUNG DENGAN VARIASI SUDUT SUDU UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

KAJI EKSPERIMEN TURBIN ANGIN POROS HORIZONTAL TIPE KERUCUT TERPANCUNG DENGAN VARIASI SUDUT SUDU UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN KAJI EKSPERIMEN TURBIN ANGIN POROS HORIZONTAL TIPE KERUCUT TERPANCUNG DENGAN VARIASI SUDUT SUDU UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN Bono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Energi Angin Energi merupakan suatu kekuatan yang dimiliki oleh suatu zat sehingga zat tersebut mempunyai pengaruh pada keadaan sekitarnya. Menurut mediumnya dikenal banyak jenis

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh : DANANG KURNIAWAN NIM. I

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh : DANANG KURNIAWAN NIM. I UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH POSISI DAN SUDUT SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN CROSS FLOW YANG TERINTEGRASI DENGAN MENARA PENDINGIN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energi angin merupakan salah satu sumber daya yang berlimpah, ramah lingkungan dan bersifat renewable sehingga berpotensi untuk dikembangkan. Secara keseluruhan potensi

Lebih terperinci

Pengaruh Desain Sudu Terhadap Unjuk Kerja Prototype Turbin Angin Vertical Axis Savonius

Pengaruh Desain Sudu Terhadap Unjuk Kerja Prototype Turbin Angin Vertical Axis Savonius TURBO Vol. 5 No. 2. 2016 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo Pengaruh Desain Sudu Terhadap Unjuk Kerja Prototype

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Literatur Beberapa penelitian yang telah melakukan penelitian terkait ilmu yang menyangkut tentang turbin angin, antara lain: Bambang setioko (2007), Kenaikan harga BBM

Lebih terperinci

TURBIN ANGIN POROS VERTIKAL UNTUK PENGGERAK POMPA AIR

TURBIN ANGIN POROS VERTIKAL UNTUK PENGGERAK POMPA AIR TURBIN ANGIN POROS VERTIKAL UNTUK PENGGERAK POMPA AIR Slamet Riyadi, Mustaqim, Ahmad Farid Progdi Teknik Mesin Fakultas Universitas Pancasakti Tegal Email: mesinftups@gmail.com ABSTRAK Angin merupakan

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN. Nama : M. Beny Djaufani ( ) Ardhians A. W. ( Benny Kurnia ( Iqbally M.

PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN. Nama : M. Beny Djaufani ( ) Ardhians A. W. ( Benny Kurnia ( Iqbally M. PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN Nama : M. Beny Djaufani (11-2009-035) Ardhians A. W. (11-2009-0 Benny Kurnia (11-2009-0 Iqbally M. (11-2009-0 Pengertian PLTB Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau sering

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BENTUK SUDU SETENGAH SILINDER ELLIPTIK UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TURBIN SAVONIUS

PENGGUNAAN BENTUK SUDU SETENGAH SILINDER ELLIPTIK UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TURBIN SAVONIUS 5 PENGGUNAAN BENTUK SUDU SETENGAH SILINDER ELLIPTIK UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TURBIN SAVONIUS Muhammad Irsyad Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung Keywords : Turbin Angin Savonius Sudu Elliptik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Urutan langkah-langkah pengujian turbin Savonius mengacu pada diagram dibawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian Gambar 3.2 Diagram alir penelitian

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM: RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM: 612008032 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program

Lebih terperinci

Pengaruh Pemasangan Sudu Pengarah dan Variasi Jumlah Sudu Rotor terhadap Performance Turbin Angin Savonius

Pengaruh Pemasangan Sudu Pengarah dan Variasi Jumlah Sudu Rotor terhadap Performance Turbin Angin Savonius Pengaruh Pemasangan Sudu Pengarah dan Variasi Jumlah Sudu Rotor terhadap Performance Turbin Angin Savonius Dedy Nataniel Ully, Sudjito Soeparman, Nurkholis Hamidi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS TUGAS AKHIR

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS TUGAS AKHIR Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Strata I pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas TeknikUniversitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh : GALIH PERMANA NIM. I

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Oleh : GALIH PERMANA NIM. I UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH JUMLAH DAN SUDUT SUDU PENGARAH (GUIDE VANE) TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN CROSS FLOW YANG TERINTEGRASI DENGAN MENARA PENDINGIN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

SISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L

SISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L SISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L Oleh Hendriansyah 23410220 Pembimbing : Dr. Ridwan, MT. Latar Belakang Energi angin merupakan salah satu energi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Urutan langkah-langkah pengujian turbin Savonius mengacu pada diagram dibawah ini: MULAI Studi Pustaka Pemilihan Judul Penelitian Penetapan Variabel

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI JUMLAH BLADE TERHADAP AERODINAMIK PERFORMAN PADA RANCANGAN KINCIR ANGIN 300 Watt

PENGARUH VARIASI JUMLAH BLADE TERHADAP AERODINAMIK PERFORMAN PADA RANCANGAN KINCIR ANGIN 300 Watt Dinamika Teknik Mesin, Volume 4 No. 2 Juli 2014 jumlah Blade Sayoga, Wiratama, Mara, Agus Dwi Catur: Pengaruh Variasi PENGARUH VARIASI JUMLAH BLADE TERHADAP AERODINAMIK PERFORMAN PADA RANCANGAN KINCIR

Lebih terperinci

Studi Simulasi dan Eksperimental Pengaruh Pemasangan Plat Bersudut Pada Punggung Sudu Terhadap Unjuk Kerja Kincir Angin Savonius

Studi Simulasi dan Eksperimental Pengaruh Pemasangan Plat Bersudut Pada Punggung Sudu Terhadap Unjuk Kerja Kincir Angin Savonius Studi Simulasi dan Eksperimental Pengaruh Pemasangan Plat Bersudut Pada Punggung Sudu Terhadap Unjuk Kerja Kincir Angin Savonius Rudi Hariyanto 1,*, Sudjito Soeparman 2, Denny W 2., Mega Nur S 2 1 Jurusan

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE SAVONIUS JENIS SPLIT S DENGAN SISTEM MAGNETIC LEVITATION SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE SAVONIUS JENIS SPLIT S DENGAN SISTEM MAGNETIC LEVITATION SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE SAVONIUS JENIS SPLIT S DENGAN SISTEM MAGNETIC LEVITATION SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF Miftahur Rahmat 1,Kaidir 1,Edi Septe S 1 1 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI DIAMETER NOSEL TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN AIR

PENGARUH VARIASI DIAMETER NOSEL TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN AIR TURBO Vol. 6 No. 1. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PENGARUH VARIASI DIAMETER NOSEL TERHADAP TORSI DAN

Lebih terperinci

ANALISIS EKSPERIMENTAL PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SKRIPSI

ANALISIS EKSPERIMENTAL PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SKRIPSI ANALISIS EKSPERIMENTAL PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN SUDU TERHADAP DAYA TURBIN ANGIN TIPE HORIZONTAL DI LABORATORIUM TEKNIK LISTRIK POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

ANALISA PERUBAHAN SUDU TERHADAP DAYA TURBIN ANGIN TIPE HORIZONTAL DI LABORATORIUM TEKNIK LISTRIK POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA ANALISA PERUBAHAN SUDU TERHADAP DAYA TURBIN ANGIN TIPE HORIZONTAL DI LABORATORIUM TEKNIK LISTRIK POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA LAPORAN AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaian Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

PENGARUH PEMASANGAN SUDU PENGARAH DAN VARIASI JUMLAH SUDU ROTOR TERHADAP PERFORMANCE TURBIN ANGIN SAVONIUS TIPE L

PENGARUH PEMASANGAN SUDU PENGARAH DAN VARIASI JUMLAH SUDU ROTOR TERHADAP PERFORMANCE TURBIN ANGIN SAVONIUS TIPE L PENGARUH PEMASANGAN SUDU PENGARAH DAN VARIASI JUMLAH SUDU ROTOR TERHADAP PERFORMANCE TURBIN ANGIN SAVONIUS TIPE L Dedy Nataniel Ully *1, Bernadus Wuwur 2, Purnawarman Ginting 3 JurusanTeknik Mesin PNK,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TURBIN ANGIN SEDERHANA UNTUK PENGHASIL LISTRIK

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TURBIN ANGIN SEDERHANA UNTUK PENGHASIL LISTRIK PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TURBIN ANGIN SEDERHANA UNTUK PENGHASIL LISTRIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri oleh Tomy Afrilianto 11 16 06731 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE ALUMINIUM TIPE FALCON TERHADAP UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbines (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE ALUMINIUM TIPE FALCON TERHADAP UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbines (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT ENGARUH ARIASI SUDUT BLADE ALUMINIUM TIE FALCON TERHADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbines (HAWT) DENGAN KAASITAS 500 WATT Erwin ratama 1,a,Novi Caroko 1,b, Wahyudi 1,c, Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0012 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH Farel H. Napitupulu 1, Ekawira K. Napitupulu

Lebih terperinci

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018) ANALISA PENGARUH KECEPATAN ANGIN DAN LEBAR SUDU TERHADAP EFISIENSI TURBIN ANGIN SAVONIUS U Bayu Dwiyan

Lebih terperinci

PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS L SUMBU VERTIKAL. Hendra Darmawan Penulis, Program Studi Teknik Elektro, FT UMRAH,

PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS L SUMBU VERTIKAL. Hendra Darmawan Penulis, Program Studi Teknik Elektro, FT UMRAH, PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS L SUMBU VERTIKAL Hendra Darmawan Penulis, Program Studi Teknik Elektro, FT UMRAH, hendradarmawan11@gmail.com Ibnu Kahfi Bachtiar ST, M.Sc Dosen Pembimbing, Program

Lebih terperinci