BAB 10 BIOMA TERESTERIAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 10 BIOMA TERESTERIAL"

Transkripsi

1 H a l a m a n 198 BAB 10 BIOMA TERESTERIAL SASARAN BELAJAR Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pembagian bioma daratan, faktor penyebabnya terbentuknya bioma dan karakteristiknya STRATEGI PEMBELAJARAN Materi Pokok Bahasan Bab 10, di sajikan dan bentuk kuliah tatap muka, diskusi, presentasi tugas individu ataupun kelompok T E O R I PENDAHULUAN Bioma teresterial berhubungan dengan kumpulan species tumbuhan yang hidup di tempat tertentu di muka bumi, yang dipengaruhi oleh iklim regionalnya. Jadi Bioma merupakan kumpulan species vegetasi tertentu yang mendiami tempat tertentu di bumi yang dicirikan oleh tumbuhan tertentu yang dominan dan langsung terlihat jelas di suatu wilayah. Bioma juga didefinisikan sebagai kesatuan komunitas utama yang terdapat pada sebuah benua yang dapat dikenal berdasarkan fisiognominya, yang sering juga disebut formasi biota. Istilah Formasi dipakai kalau yang kita bahas hanya komunitas tumbuhannya saja, sedangkan istilah bioma dipakai jika kita mengikutkan komponen hewan dalam penkajiannya. Nama dari suatu bioma umumnya diberi nama berdasarkan tumbuhan yang dominan di daerah tersebut. Bioma adalah kelompok tumbuhan yang hidup di suatu lokasi geografis tertentu di teresterial yang memiliki vegetasi khas, akibat pengaruh iklim sehingga tidak ditemukan di daerah lain. Sebuah bioma merupakan sekelompok ekosistem daratan disebuah benua yang mempunyai struktur dan fisiognomi vegetasi yang sama, sifat-sifat lingkungan yang sama dan mempunyai karateristik komunitas hewan yang sama pula. Bioma-bioma yang sama yang terdapat di benua yang berlainan dapat pula dikelompokkan dalam suatu kelompok yang disebut tipe bioma. Formasi klimaks iklim merupakan formasi vegetasi yang dalam pembentukannya sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur iklim, misalnya suhu, kelembapan udara, intensitas cahaya, dan angin. Formasi klimaks iklim inilah yang menyebabkan terbentuknya bioma. Bioma adalah suatu ekosistem dalam skala besar yang ditandai dengan tumbuhan (flora) dan hewan yang khas. Bioma dibedakan berdasarkan perbedaan garis lintang di daratan, iklim, intensitas cahaya matahari, dan banyaknya curah hujan. Bioma terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pada iklim, letak geografis, curah

2 H a l a m a n 199 hujan dan intensitas cahaya mataharinya. Pada habitat darat dikenal istilah Bioma yaitu daerah habitat yang meliputi skala yang luas. Gambar 32. Sebaran tipe-tipe bioma di daratan Sumber : The map was based on data compiled from Physical Geography of the Global Environment, 2nd Edition, by H. J. De Blij, et al; Paperback. Gambar 33. Pembagian bioma disuatu tempat berdasarkan ketinggian (altitude) tempat dari permukaan laut (dpl) Di permukaan bumi ini terdapat beberapa macam tipe bioma, dan yang menjadi pertanyaan mengapa bioma ini hanya disebutkan berada di belahan bumi utara, karena pada belahan utaralah dimana bisa kita dapatkan daratan dari tropis hingga kutub, untuk bumi selatan hanya berujung di Australia yang belum berada pada zona kutub, sedangkan sisanya adalah lautan. Bioma di permukaan bumi secara umum dibagi atas 7 tipe bioma utama, yaitu: tundra, taiga, padang rumput stepa atau prairi hutan decidous (gugur), padang rumput savana gurun (padang pasir), hutan hujan tropis dan dan sub trpopis.

3 H a l a m a n 200 TIPE BIOMA DARATAN (BIOME TERRESTERIAL) 1. BIOMA TUNDRA Bioma tundra merupakan bioma yang terdapat di daerah lingkar kutub utara dan sebagian kecil di selatan. Pada bioma ini tidak terdapat pepohonan yang dapat tumbuh, yang ada hanya tumbuhan kecil sejenis rumput dan lumut. Bioma tundra merupakan bioma yang terdapat di daerah lingkar kutub utara di kawasan selatan es di Kutub Utara (Artik), Greenland dan Alaska di Amerika Utara, Eropa, dan Siberia, sedangkan di wilayah kutub selatan terdapat di Antartika dan pulau-pulau kecil disekitar Antartika dan puncak gunung tinggi daerah tropis. Bioma tundra berdasarkan pembagian iklim terdapat di daerah beriklim es abadi (EF) dan iklim Tundra (ET). Memiliki musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang. Peristiwa ini terjadi karena gerak semu matahari hanya sampai di posisi 23,5 LU/LS. Musim dingin yang panjang karena gerak semu matahari hanya sampai di posisi 23,5 LU/LS. Tundra menutupi semua zona di daerah Arktik, yang mencapai mencapai 20 % permukaan tanah Bumi. Keanekaragaman biotik rendah, struktur vegetasi sederhana, musim partumbuhan dan reproduksinya pendek. Energi dan nutrisi dalam bentuk bahan organik mati (Nitrogen dan fosfor tersedia dari hasil dekomposisi biologis. Tipe bioma tundra ini dibedakan atas dua, berdasarkan latitute dan altitutenya, yaitu tundra arktik dan tundra alpine. - Tundra Arktik terletak antara kutub utara dan hutan jenis konifera di wilayah Taiga. Hal ini ditandai dengan suhu yang sangat dingin dan tanah yang tetap beku sepanjang tahun. - Alpine tundra terjadi di daerah dingin di ketinggian puncak gunung yang tinggi. Alpine tundra dapat ditemukan di ketinggian tinggi di mana pun di dunia, bahkan di daerah tropis. Walaupun tanahnya tidak membeku sepanjang tahun seperti di daerah tundra kutub Gambar 34. Kondisi habitat, flora dan fauna bioma tundra Sumber. Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitcheel, 2004, dan

4 H a l a m a n 201 Karakteristik fisik bioma tundra Hampir semua wilayahnya tertutup oleh salju/es berupa gurun es, sehingga suhu sangat dingin. Kecepatan angin yang tinggi dan suhu yang dingin menciptakan komunitas tumbuhan yang sama, yang disebut tundra alpine. Tundra merupakan daerah terdingin dari semua bioma, curah hujan sangat sedikit, dan musim partumbuhan vegetasi yang pendek. Musim tumbuh berkisar hari, suhu rata-rata musim dingin - 34 C, pada musim panas suhu rata-rata 3-12 C yang memungkinkan vegetasi di bioma ini bisa bertumbuh. Musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap. Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan selama hanya 60 hari. Suhu yang dingin selama 6-10 bulan dalam setahun, sehingga ada lapisan tanah yang membeku secara permanen di bawah permukaan, yang disebut permafrost yang merupakan karakteristik dari bioma tundra. Di musim panas tundra, pada lapisan atas tanah hingga beberapa centimeter ke bawah tanahnya bisa memberikan pertumbuhan untuk akar tumbuhan. Curah hujan bervariasi di berbagai daerah di Kutub Utara itu, curah hujan tahunan sekitar cm (6-10 inci). Proses pembentukan tanah relatif lambat sekali (perlahanlahan), pada lapisan permafrost (lapisan permanen beku/lapisan tanah es) sebagian besar terdiri dari kerikil dan material yang lebih halus. Flora bioma tundra Vegetasi tundra Arktik mampu melawan iklim dingin, dan sekitar jenis tumbuhan di Arktik dan subarctic, dan ini termasuk semak-semak rendah, liverworts, dan rumput, sedikit tumbuhan berbunga berukuran kecil, dan lumut yang paling banyak tumbuh berupa hamparan adalah Lumut kerak (Lichenes) dan vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan. Tumbuhan tundra dapat melakukan fotosintesis pada suhu dan intensitas cahaya yang rendah, pohon-pohon yang berhasil tumbuh menempati daerah yang terisolasi oleh salju selama musim dingin dan tanah tempat tumbuhnya tidak begitu tertutup oleh es. Musim tumbuh relatif pendek, tumbuhan berkembang biak dengan tunas, jika muncul bunga akan segera membentuk biji untuk mengalami dormansi. Tumbuhan mendapat sedikit energi radiasi matahari, pada daerah yang berawa jenis vegetasi yang ada misalnya rumput teki, rumput kapas dan gundukan gambut (hillock tundra). Sedangkan di cekungan yang basah seperti di Greenland terdapat semak salik dan bentula. Di tempat yang agak kering ditumbuhi lumut, teki-tekian, ericaceae, dan beberapa tumbuhan yang berdaun agak lebar. Di lereng-lereng batu terdapat kerak, lumut, dan alga. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, likenes, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Secara altitude (bentang alam secara vertikal berdasarkan ketinggian) sebenarnya kita bisa juga dapatkan tundra meskipun di daerah tropis, caranya mudah kita cari tempat/pegunungan yang sangat tinggi pada semua garis lintang. Pada area ini, mayoritas tumbuhan yang hidup biasanya berupa lumut leral, lumut rerumputan, dan pohon dari bangsa conifer, kemudian diakhiri dengan hamparan lichenes yang tertu-

5 H a l a m a n 202 tup padang, yang disebut Bioma Tundra Pengunungan (seperti di Pegunungan Jaya Wijaya Irian Jaya Indonesia ). Jenis-jenis vegetasi yang dapat hidup di bioma tundra misalnya lumut kerak, lumut sphagnum, rumput dan tumbuhan pendek lainnya yang biasanya hanya berumur 4 bulan, mengingat interval matahari muncul hanya 4 bulan selebihnya 8 bulan dingin Gambar 35. Beberapa jenis tumbuhan musiman berumur pendek bioma tundra Sumber. Fauna tundra Karena memiliki iklim es abadi dan iklim tundra, maka wilayah bioma tundra selalu bersuhu dingin sehingga fauna yang terdapat di wilayah ini memiliki bulu dan lapisan lemak yang tebal untuk tetap membuat tubuhnya hangat. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang dating pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal. Mamalia karnivora : rubah arktik, serigala, dan beruang kutub kutub,beruang kutub Herbivora mamalia : vole, karibou, kelinci, tupai Arktik, muscox, dan rusa kutub Hewan pengerat : kelinci salju Burung migrasi: gagak, bunting salju, burung elang, burung-burung, trinil, sendi, burung salju, dan berbagai jenis burung camar Serangga : nyamuk kutub, lalat hitam, ngengat, belalang, blackflies dan lebah arktik Ikan : cod, flatfish, salmon, dan ikan trout. Sifat fauna di bioma tundra menyesuaikan diri untuk merespon panjang musim dingin dan untuk berkembang biak dan membesarkan anak dengan cepat di musim panas. Binatang seperti mamalia dan burung juga memiliki insulasi panas tubuh tambahan dari lemak. Mamalia darat berkaki empat pada umumnya berbulu tebal dan besar contohnya Muskox. Banyak hewan melakukan hibernate selama musim dingin karena makanan tidak melimpah. Umumnya burung bermigrasi di musim dingin ke daerah lintang yang lebih hangat, contohnya : itik, angsa, burung elang dan burung hantu. Reptil dan amfibi hanya sedikit atau tidak ada, karena suhu yang sangat dingin.

6 H a l a m a n 203 Gambar 36. Beberapa jenis hewan di bioma Tundra dan muskox1.jpg Selain beberapa jenis di atas, di utara bioma tundra juga mempunyai fauna khas yang lain misalnya penguin, walrus. Fauna khas yang hidup di air misalnya paus Beluga (paus putih) dan paus Narwhal (paus bertanduk). Karakter yang bisa digunakan sebagai penanda tundra pada burung yang ada di tundra adalah kulitnya berwarna putih dan hitam. Warna putih untuk menahan panas dari tubuh ketika musim dingin dan hitam untuk meneruskan panas ketika musim panas. 2. BIOMA TAIGA (BIOMA HUTAN KONIFER / BOREAL) Bioma taiga kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dan daerah kutub di belahan bumi utara, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada. Taiga yang terletak di selatan tundra, di antara daerah beriklim sedang dan kutub, di-sebut bioma taiga hutan berawa atau hutan boreal. Bioma Taiga merupakan bioma ter-luas dari bioma lain. Taiga adalah bioma teresterial terbesar di atas bumi yang meluas dalam suatu daerah yang lebar melintasi Amerika Utara bagian utara dan Eurasia hingga perbatasan selatan tundra arktik. Taiga juga dijumpai pada beberapa daerah beriklim subtropis serta di pegunungan-pegunungan tinggi yang beriklim dingin.

7 H a l a m a n 204 Karakteristk fisik bioma taiga : Hutan boreal ini tumbuh di region dingin atau sejuk, beriklim lembab dari pedalaman continental. Curah hujan antara ( ) mm/th, umumnya turun sebagai salju. Evaporasi potensial rendah sehingga hujan sangat efektif. Suhu udara lebih tinggi daripada di tundra. Suhu rata-rata dari bulan-bulan terpanas adalah 10 0 C. Masa pertumbuhan berjalan sekitar 3 4 bulan. Meskipun pada musim panas total cahaya besar namun masih terjadi frost pada sebagain tanah. Kecepatan angin menurun akibat kehadiran pepohonan, di bawah kanopi kelembapan relatif tinggi sehingga kekeringan fisiologi tidak mungkin terjadi. Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah. Musim dingin cukup panjang dan musim kemarau yang panas yang sangat singkat, selama musim dingin, air tanah berubah menjadi es yang mencapai dua meter di bawah permukaan tanah. Taiga mengalami hujan salju yang lebat selama musim dingin. Pertumbuhan tumbuhan terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3-6 bulan. Produktivitas rendah, sekitar 3000 kcal/m /thn, dibandingkan dengan bentuk hutan lainnya, akibat dari musim pertumbuhan yang pendek dan rendahnya masukan energi. Namun demikian karenam penutupan vegetasi yang menerus yang rapat, bentuk pohon yang lonjong sehingga mencegah saling penutupan/peneduhan, dan warna yang gelap mampu menyerap cahaya. Hal ini menghasilkan laju produktivitas yang relatip tinggi untuk iklim seperti itu, karena mempunyai permukaan yang efektif dalam fotosintesis. Rantai makanan pendek, karena sedikitnya tingkat trofik. Keanekaragaman fauna rendah dan mempunyai biomasa yang kecil akibat terbatasnya aliran energi. Produktivitas primer erat kaitannya dengan musim, mengakibatkan terjadinya naikturunnya populasi berbagai hewan. Siklus hara pendek sehingga kurang subur, pohon conifer tidak terlalu mensyaratkan nutrisi tinggi. Serasah memiliki kandungan nutrisi yang rendah. Penguraian di daerah iklim sejuk dan lembab utamanya dilakukan oleh jamur yang berlangsung lambat dan menghasilkan humus mor. Tegakan yang besar dan berumur panjang menahan nutrisi dalam materi organik yang cukup lama. Tetapi pohon conifer menjatuhkan daunnya secara menerus sehingga secara tetap mengembalikan nutrisi ke sistem. Hutan boreal diasosiasikan dengan tanah podsol dengan perkembangan horison yang baik. Nutrisi kurang, keadaan asam dan pergerakan air menembus tanah menyebabkan tercucinya lapisan permukaan tanah. Redeposisi memungkinkan untuk terbentuknya lapisan keras. Sampah daun menumpuk di permukaan. Fauna tanah terdiri organisme kecil umumnya sedikit seperti cacing, laba-laba dan siput. Flora bioma Taiga Komunitasnya homogen dengan keanekaragamandan rendah, beberapa jenis pepohonan dominan, tumbuh menyebar secara yang luas, contohnya cemara, pinus, spruce, dan fir diketemukan secara luas, membentuk kanopi yang jarang dengan pertumbuhan vegetasi bawah yang terbatas dan jarang. Perdu yang biasa tumbuh berupa laurel, dogwood, dan willow. Sedikit sekali tumbuhan herba, seperti cornel yang kerdil

8 H a l a m a n 205 dan buttercup. Semakin ke utara hutan boreal dengan cepat berubah menjadi pendek, sehingga memberikan kemungkinan untuk hidupnya birch dan larch yang membentuk ekosistem peralihan atau ekoton dengan tundra. Adaptasi tumbuhan untuk menahan musim dingin dan pendeknya masa pertumbuhan, yaitu meningkatnya konsentrasi cairan sel untuk mereduksi titik beku. Bentuk selalu hijau untuk menjamin daun-daun selalu siap berfungsi secepatnya apabila suhu memungkinkan. Daun berbentuk jarum yang memberikan ketahanan terhadap serangan dingin dan kekeringan, pohon berstruktur fleksibel tidak mudah patah bila dibebani oleh salju. Jenis tumbuhan yang hidup di taiga sangat sedikit, dan vegetasinya nyaris seragam, biasanya hanya terdiri dari dua atau tiga jenis berupa pohon utama. Dominan dari pohon konifer yang hampir seragam, makanya disebut hutan konifer homogen, yang memiliki daun berbentuk jarum dan berzat lilin dibagian luarnya sehingga tahan terhadap kekeringan. Jenis-jenis tumbuhan konifer tersebut adalah alder, birch, juniper dan spruce. Tumbuhan hijau sepanjang tahun (Evergreen), meskipun dalam musim dingin yang bersuhu sangat renah. Bentuk konikal (kerucut) dari banyak pohon conifer mencegah terkumpulnya salju pada cabang pohon yang dapat mematahkan pohon tersebut. Eksploitasi hutan conifer dengan laju yang sangat cepat menyebabkan pohon yang ada sekarang semakin berkurang. Gambar 37. Beberapa jenis tumbuhan conifer dari bioma taiga Sumber. and alder-juniper-spruce.jpg Fauna bioma Taiga Kondisi tersebut menyebabkan hanya sedikit hewan yang dapat hidup di daerah bioma Taiga, misalnya beruang hitam, rubah dan serigala atau ajax, dan burungburung yang bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan mammalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim dingin Gambar 37. Fauna di bioma taiga yaitu beruang, rubah dan serigala Sumber.

9 H a l a m a n BIOMA PADANG RUMPUT Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropic, subtropik, dan temperate. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, serigala, zebra, singa, anjing liar, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular. Padang rumput alami tumbuh di daerah setengah lembab/sub humid atau setengah kering/semi-arid, dengan karakterisasi rendahnya curah hujan. Hujan umumnya turun di musim semi dan awal musim panas, dengan laju evapotranspirasi tinggi. Besarnya air larian yang akan mengurangi keefek-tifan hujan. Vegetasinya bentuk tumbuh yang pendek sehingga struktur pelapisannya sedikit. Produktivitas primer dari padang rumput adalah lebih kecil jika dibandingkan dengan hutan pada iklim yang sama. Tegakan atau standing crop kecil, namun prosentase biomasa di bawah tanah besar. Produktivitas berkaitan dengan musim, meningkat selama musim basah. Daerah savanna mengalami musim panas yang kering dengan produktivitas rendah sekali, sehingga aliran energi rendah. Rantai makanan pendek tapi kompleks, berkaitan dengan banyaknya jenis makhluk hidup yang irifagik. Sebagian besar total energi yang mengalir melalui rantai makanan berada dalam tanah. Rumput tidak menahan materi organik dalam tegakan untuk waktu yang lama. Penguraian terjadi dengan cepat sehingga nutrisi bersiklus dalam sistem dengan cepat. Kebanyakan rumput tidak menyenangi akan nutrisi, mengandung sedikit kalium, magnesium, posfor dan nitrogen untuk setiap gram berat keringnya. Laju pertukaran nutrisi cepat, tetapi jumlah yang tersirkulasikan relatip rendah. Bioma padang rumput ada dua jenis berdasarkan letak geografis yaitu sabana dan stepa. - Steppe atau Prairi Daerah Temperate Bioma stepa / prairie (Padang Rumput) terbentang dari daerah subtropika sampai temperate yang curah hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan. Bioma stepa memiliki padang rumput tanpa diselingi kumpulan pepohonan. Bioma padang rumput membentang mulai seperti Afrika bagian selatan, Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Amerika Serikat bagian barat, Argentina dan Australia. Rerumputan di stepa dan perairi bersifat parenial/tahunan dan mempunyai daun melintir atau menggulung. Genera yang umum adalah stipa (Needle grasses) dan grama (Bouteloua grasses). Komposisi komunitas berlainan sesuai dengan iklim, terutama hujan. Terdapat tiga bentuk padang rumput yang didasarkan pada tinggi dan kekayaan vegetasinya. Di Amerika Utara perubahan terjadi dengan menurunnya curah hujan dari timur ke barat. a. Prairi sebenarnya, tumbuh dengan tinggi sekitar 2-3 meter. Membentuk suatu hamparan rumput yang menerus dan dikuasai oleh tussock grasses tumbuh berasosiasi dengan herba-herba seperti goldenrod dan bunga matahari. Kebanyakan komunitas ini telah hilang menjadi lahan pertanian.

10 H a l a m a n 207 b. Perairi campuran, komunitas mengandung rerumputan yang tingginya medium tumbuh mencapai tinggi 1 meter, dan rerumputan yang kerdil dengan tinggi hanya beberapa sentimeter. c. Perairi rumput pendek, tumbuh pada daerah yang sangat kering di bagian barat AS. Semua rumput kerdil dan xerofit. Terbukanya komunitas rerumputan memudahkan diinvasi oleh semak-semak dari padang pasir. Gambar 38. Bioma padang rumput Stepa Famili rumput Poaceae atau Graminae merupakan kelompok tumbuhan yang dominan, mereka mampu bertahan terhadap perumputan dan pembakaran karena titik partumbuhannya bersifat basal tidak bersifat apikal. Sistim akar mampu mengisap nutrisi secara luar biasa, juga efisiensi dalam penyerapan air dan stabilisasi tanah. Poaceae mempunyai kemampuan reproduksi yang tinggi dengan biji-bijinya yang banyak sehingga mampu disebarkan secara luas. Sekali rumput berada di suatu tempat maka sulit untuk jenis lainnya untuk melakukan invasi. Jenis flora yang lainnya adalah akasia dan semak belukar. Bioma ini banyak dihuni oleh beberapa herbivora dan karnivora, contohnya antara lain: rusa, kangguru, kerbau, harimau, dan singa. Karakteristik fisik bioma stepe atau prairi : Curah hujan tidak teratur, antara mm/tahun, namun di beberapa daerah padang rumput curah hujannya dapat mencapai 1000 mm/tahun, curah hujan tidak teratur. Suhu harian relatif sejuk di musim panas sampai dingin di musim dingin. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat, tanah pada umumnya tidak mampu menyimpan air, yang disebabkan oleh rendahnya tingkat porositas tanah, sehingga sistem penyaluran air yang cepat yang kurang baik untuk pertumbuhan pohon atau tumbuhan berkayu. Pada bioma padang rumput memiliki cukup curah hujan, tetapi tidak cukup untuk menumbuhkan vegetasi hutan Flora bioma stepa Tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Tumbuhan dominannya herba berupa rumput, sedangkan pohon dan

11 H a l a m a n 208 semak terdapat di sepanjang sungai di daerah tersebut. Beberapa jenis rumput mempunyai ketinggian hingga 3,5 m. Padang rumput yang tersebar di bentang bumi, dijumpai dengan nama yang berbeda, veldt di Afrika Selatan, puszta di Hungaria, pampas di Argentina, steppe di Rusia Selatan, dan prairie di Amerika Utara bagian tengah. Yang penting bagi padang rumput pada musim kemarau adalah kebakaran yang kadang terjadi, yang berfungsi mempercepat daur ulang materi sehingga mempercepat tumbuhnya rumput-rumput muda yang menjadi makanan mamalia besar, disamping itu itu akan mencegah pembentukan semak berkayu dan pohon-pohon. Padang praire dengan rumput yang tinggi dijumpai di Kansas (AS), yang sekali waktu menutupi sebagian besar bagian tengah Amerika Utara. Tanah padang rumput sangat kaya akan nutrient, habitat ini menyediakan lahan subur bagi pertanian. Jenis praire adalah prairi rumput pendek, prairi rumput tinggi dan padang rumput tropis. Padang rumput abadi adalah salah satu faktor lingkungan yang mencegah partumbuhan tumbuhan berkayu, hal ini cukup jelas alasannya karena situasi ekstremlah yang membantu daratan itu hanya bisa ditumbuhi oleh rumput. Gambar 39. Vegetasi bioma padang rumput Sumber. dan /stepa-03,jpg Fauna bioma steppe / prairi Keragaman hewan relatif rendah, dan yang paling dominan adalah hewan-hewan herbivora antara lain: bison, kuda liar (Amerika). Sedangkan yang bersifat karnivora adalah puma, panther, anjing liar, serigala, dan ular. Hewan lainnya yang juga relatif banyak adalah serangga, tikus dan ular

12 H a l a m a n 209 Gambar 40 Hewan-hewan bioma padang rumput Sumber. dan /kanguru-harimau-singa-ular.jpg - Savana (Sabana) Savana merupakan padang rumput yang diselingi dengan sebaran gerombolan pohon yang tumbuh jarang. Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, maka padang savana dibedakan menjadi dua, yaitu : Savana murni : bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri atas satu jenis tum-buhan saja. Savana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari campuran berjenisjenis tumbuhan pohon. Karakteristik fisik savana Savana dari daerah tropika terdapat di wilayah dengan curah hujan inci per tahun, pada waktu musim kering yang berkepanjangan, faktor lingkungan terutama api akan menjadi bagian penting dari lingkungan. Savana yang terluas di dunia terdapat di Afrika, dan di Australia terutama bagian tengah terdapat savana yang luas. Perbedaan antara Steppe dengan Savana adalah savana merupakan padang rumput yang diselingi oleh kumpulan pepohonan besar yang tumbuhnya menyebar, biasanya pohon palem dan akasia, sedangkan pada stepa merupakan padang rumput yang tidak di selingi oleh pepohonan, kalaupun ada hanya sedikit saja pepohonan yang ada. Bersuhu panas sepanjang tahun, dengan hujan terjadi secara musiman, menjadi faktor penting terbentuknya savana. Kebakaran merupakan faktor abiotik penting, dan spesies tumbuhan yang dominan adalah spesies yang sudah beradaptasi dengan kebakaran. Pertum-buhan rerumputan dan forb (tumbuhan kecil berdaun lebar) yang sangat cepat selama musim hujan menyediakan banyak sumber makanan yang banyak bagi hewan. Flora savanna Rumput dan pohon yang terpencar-pencar menjadi tumbuhan yang dominan. Rerumputan savana terbentuk kokoh, perennial, berdaun pipih, kasar dan tumbuh cepat. Pepohonan dan semak belukar yang berasosiasi dengan savanna tahan terhadap api, yang dikarakterisasi dengan kulit batang tebal dan bergabus. Berhubung dalam ekosistem savana ini, rerumputan dan pohon-pohon yang hidup harus tahan terhadap musim kering dan api, maka jumlah jenis tumbuh-tumbuhan yang hidup di savana ini tidak banyak, tidak seperti yang hidup di hutan hujan tropik. Rumput-rumput dari

13 H a l a m a n 210 marga Panicum, Pennisetum, Andropogon dan Imperata mendominasi lingkungan ini, sedangkan pepohonan yang hidup di sana sama sekali berada dengan jenis pohon yang hidup di hutan hujan tropik. Di Afrika diantaranya terdapat pohon Acacia yang terbesar di savana. Di Indonesia padang savana ini dapat ditemukan di Taman Nasional (TN) Baluran dan TN Alas Purwo di Banyuwangi, Jawa Timur. Savana merupakan salah satu sistem biotik terbesar di bumi yang menempati daerah luas di Benua Afrika, Amerika Selatan dan Australia. Sabana pada umumnya terbentuk di daerah tropik sampai subtropik. Tumbuhan herba dalam komunitas ini berkencenderungan menjadi xerofitik dan mempunyai organ penimbun dalam tanah. Savana ini dapat dikelompokan dalam empat bentuk : - Rumput tinggi dengan pohon pendek. Bentuk ini merupakan komunitas yang paling kaya dan terdapat secara luas hanya di Afrika berbatasan dengan hutan hujan tropika. Rumputnya seperti rumput gajah (Pennisetum sp.) tinggi lebih dari 2 meter. Pohon dengan ketinggian 10 meter bersifat luruh dan berpencaran. - Rumput tinggi dengan akasia Bentuk ini juga mempunyai nama khusus yaitu campos dan laanos. Komunitasnya mengandung berbagai macam rumput yang kokoh dengan ketinggian 1,5 meter. Pohon akasia yang luruh sering merupakan tumbuhan berkayu yang umum diketemukan, kecuali di Australia pohon kayu putih adalah pradominan. Fauna savana Mamalia pemakan rumput besar harus bermigrasi ke padang rumput yang lebih hijau dan menyebar mencari sumber air selama periode musim kemarau. Hewan yang hidup pada bioma padang rumput dan savana adalah gajah, singa, badak, kuda nil, jerapah, zebra, harimau, cheetah, serigala dan ular (Afrika), kangguru, wallaby, sapi, kerbau, dan domba (Australia). Kelompok herbivore yang dominan di sini sesungguhnya di savana adalah serangga, khususnya semut dan rayap. Rumput xerofil tidak merata ini berada didaerah yang paling kering, mengandung semak/perdu berduri yang tumbuh terpencar dan mempunyai tempat-tempat yang tidak bervegetasi/terbuka yang cukup luas. Bentuk ini terdapat pada perbatasan dengan padang pasir. Sedangkan savana bersifat woodland terjadi pada tempat yang tidak atau sedikit diganggu manusia. Beberapa pakar berpendapat bahwa bentuk ini merupakan bentuk vegetasi klimaks iklim (paling kompleks, paling beranekaragam dan paling stabil diantara komunitas savanna). Woodland dapat berdegradasi ke padang rumput diperjelas dengan hadirnya pepohonan yang tahan api, apabila ekosistem secara periodic terbakar. Berdasarkan hal yang penting inilah diperkirakan asal mulanya padang rumput. Api merupakan faktor lingkungan penting di savanna karena adanya serasah daun yang menumpuk di musim kering, pepohonan yang terdiri dari jenis-jenis tahan api. Manusia telah me-

14 H a l a m a n 211 manfaatkan api dalam perburuan dan pertanian di daerah savanna lebih dari tahun yang lalu. Jika daerah savana dilindungi dari pengaruh api, persentase tumbuhan berkayu dalam komunitas meningkat nyata. Api sering mempengaruhi tanah, terutama populasi cacing tanah dan mikroba. Menurunnya fauna tanah mengakibatkan perubahan siklus nutrisi dan menurunnya fertilitas. Di daerah savanna silika berkecenderungan tercuci dari tanah dan yang tinggal adalah alumunium dan besi. Situasi ini menyebabkan terbentuknya kerak laterit pada tanah yang akan menghambat partumbuhan tumbuhan. Daerah padang rumput berasosiasi dengan relief yang rendah, sehingga sedikit terjadinya erosi permukaan pada daerah datar sehingga pencucian tidak sempurna. Gambar 41. Ekosistem sabana di benua Afrika Sumber. Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitcheel, HUTAN DECIDUOUS (HUTAN GUGUR) Hutan merupakan vegetasi alami dominan yang menutupi sekitar duapertiga dari luas permukaan bumi. Pepohonan mempunyai toleransi ekologi yang sangat bervariasi dan menempati atau hidup di berbagai iklim. Kanopi dari pohon menentukan kondisi iklim mikro dari vegetasi di bawah naungannya dan menentukan pola siklus nutrisinya. Kondisi ini membebani atau menentukan organisme-organisme lainnya sepanjang hidupnya, selama pohon berumur lebih panjang daripada bentuk hidup lainnya. Hutan merupakan ekosistem yang kompleks dengan potensi untuk membentuk stratifikasi yang tinggi. Umumnya mempunyai laju produktivitas yang tinggi dan besaran biomasa yang tinggi dalam bentuk tegakan. Formasi-formasi dari hutan memperlihatkan korelasi yang luas dengan zona dari iklim. Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang / temperate yang memiliki 4 musim (musim semi, panas, gugur dan dingin). Dijumpai di daerah beriklim temperata dengan garis lintang menengah di Amerika Serikat bagian barat, Amerika Utara dan Selatan, Eropa Barat, dan Chili. Asia Timur dan Asia Barat dan Australia.

15 H a l a m a n 212 Karakteristik fisik bioma hutan gugur Bioma hutan gugur memiliki pohon-pohon yang relative tidak padat dan tegak berdiri dan menggugurkan daun dimusim tertentu sehingga disebut hutan gugur, contohnya hutan di Great Smoky Mountains National Park di North Carolina. Hutan gugur ditemukan di seluruh garis lintang pertengahan di mana terdapat cukup air untuk menyokong pertumbuhan pohon-pohon besar. Curah hujan merata moderat, sepanjang tahun berkisara antara mm per tahun dan jenis pohon sedikit berkisar jenis dan tidak terlalu rapat. Hutan gugur temperate menempati daerah tanpa suhu yang ekstrim, tetapi masih tetap memperlihatkan musim. Musim pertumbuhan berada sekitar 6 bulan dan penyinaran lebih besar daripada di daerah boreal. Hutan gugur lebih terbuka dibandingkan hutan hujan, memiliki lapisan vertical yang jelas, yang meliputi satu atau dua strata pohon, di bawah terdapat semak, dan di bagian dasar terdapat tumbuhan herba. Pohon-pohon hutan gugur menggugurkan daunnya sebelum musim gugur menjelang musim dingin tiba, ketika suhu terlalu rendah untuk terjadinya fotosintesis yang efektif dan kehilangan air melalui transpirasi tidak dengan mudah digantikan dari tanah yang beku. Pohon di hutan menghijau pada musim panas, dan menggugurkan daun di musim gugur, pada musim dingin daunnya habis, dan memasuki musim semi pohon-pohon tersebut mulai menumbuhkan daunnya. Hutan gugur ini cenderung pulih setelah gangguan. Gambar 42. Perbedaan kenampakan vegetasi berdasarkan musim di hutan gugur Sumber. Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitcheel, 2004,

16 H a l a m a n 213 Produktivitas lebih tinggi daripada hutan conifer tapi lebih rendah dari hutan tropika. Produktivitas primer sekitar 8000 kcal/m2/th. Rantai makanan mempunyai banyak tingkat akibat tingginya produktivitas primer. Jaring makanan adalah kompleks dan meliputi berbagai pemakan yang terkhususkan. Jalur detritus biasanya lebih penting daripada perumputan. Siklus materi bervariasi dengan adanya berbagai jenis pohon. Pepohonan yang memerlukan nutrisi dan menghasilkan sampah yang kaya akan nutrisi. Iklim memberikan kemungkinan bakteria mengurai dengan cepat dan menghasilkan humus yang disebut mul. Tanah umumnya kaya akan nutrisi dengan perkembangan yang baik dari horisonnya. Hutan gugur temperate tumbuh pada tanah coklat atau rensina. Tidak adanya pencucian dan bereaksi netral atau basa. Flora bioma hutan gugur Tumbuhan yang dominan adalah tumbuhan berdaun lebar, contohnya pohon oak, elm, maple dan beech. Komunitas tumbuhan jauh lebih beragam daripada hutan boreal. Daerah hutan yang terisolasi memperlihatkan dominasi jenis yang berbedabeda. Hutan di Eropa mempunyai sekitar12 jenis yang dominan, termasuk Quercus, Faqus, Acer, dan Castanea. Di Amerika Utara hutannya lebih kaya dan mempunyai sekitar 60 jenis pohon yang dominan. Distribusi jenis dominan bervariasi secara lokal. Umumnya hutannya berasosiasi dengan vegetasi dasar yang kaya ragamnya, dengan struktur vegetasi beberapa lapisan. Komposisinya tergantung dari kemampu-an penetrasi cahaya melalui kanopi. Perdu-perdu seperti willow, hezel dan hawthorn membentuk vegetasi bawah yang tidak menerus, sedangkan berbagai ragam herba seperti wood anemon, violet dan bluebell membentuk vegetasi dasar. Adaptasi terhadap bentuk ekosistem didapatkan baik pada jenis dominan maupun jenis pendampingnya. Semua jenis harus tahan terhadap dinginnya musim dingin. Tumbuhan dasar umumnya melengkapi siklus hidupnya pada awal dari musim pertumbuhan, sebelum daun-daun pada kanopi pohon terbentuk dan menahan cahaya. Fauna bioma hutan gugur Banyak hewan mamalia hutan gugur juga memasuki keadaan dorman musim dingin yang disebut hibernasi, dan beberapa spesies burung melakukan migrasi ke wilayah dengan iklim yang lebih hangat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, rakoon (sebangsa luwak), dan serangga. Fauna tanah bersifat prolifik atau banyak ragamnya. Musim panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang diterima cukup tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan kelembaban. Kondisi ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih dapat menembus ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, suhu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur, di saat musim dingin tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan fotosentesis. Beberapa jenis hewan melakukan

17 H a l a m a n 214 hibernasi (tidur pada musim dingin). Menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim semi 5. BIOMA GURUN (PADANG PASIR) Bioma gurun merupakan bioma yang di dominasi oleh batu/pasir dengan tumbuhan sangat jarang. Bioma ini paling luas terpusat di sekitar 20 0 LU, mulai dari Pantai Atlantik di Afrika hingga ke Asia Tengah dan Barat, dan Australia. Sepanjang daerah itu terdapat kompleks gurun Sahara, gurun Arab dan gurun Gobi dengan luas mencapai 10 juta km persegi. Hanya sedikit terdapat dibelahan bumi selatan ter-utama Afrika dan Amerika bagian selatan. Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Gambar 43. Bioma gurun Sumber. Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitcheel, 2004 Kondisi lingkungan di padang pasir merupakan hasil dari kekurangan satu atau lebih faktor-faktor penting yang diperlukan untuk hidup. Faktor pembatas yang memungkinkan untuk menunjang kondisi ini adalah kekeringan, suhu yang ekstrim, adanya substansi toksil, atau kecepatan angin yang tinggi. Contoh padang pasir yang luas adalah padang pasir panas dan sejuk di zona arid/kering dan padang pasir dingin atau tundra di daerah dengan garis lintang tinggi di belahan bumi utara. Kondisi lingkungan di padang pasir merupakan hasil dari kekurangan satu atau lebih faktor-faktor penting yang diperlukan untuk hidup. Faktor pembatas yang memungkinkan untuk menunjang kondisi ini adalah kekeringan, suhu yang ekstrim, adanya substansi toksil, atau kecepatan angin yang tinggi. Contoh padang pasir yang luas adalah padang pasir panas dan sejuk di zona arid/kering dan padang pasir dingin atau tundra di daerah dengan garis lintang tinggi di belahan bumi utara Iklim yang keras merupakan faktor pembatas dan penentu terhadap masa pertumbuhan. Organisme harus benar-benar teradaptasi untuk kondisi yang ekstrim. Kekhususan dalam morfologi dan fisiologi lebih banyak dijumpai jika dibandingkan dengan kondisi yang lebih baik.

18 H a l a m a n 215 Karakteristik fisk bioma gurun Kurang lebih sepertiga dari wilayah daratan di bumi berbentuk gurun. Ditinjau dari faktor iklim (panas dan dingin), secara mendasar didapatkan persamaan diantara ekosistem-ekosistem padang pasir. Iklim panas, curah hujan sangat rendah kurang dari 25 cm / tahun, menjadi faktor pembatas. Interval suhu siang dan malam tinggi, perbedaan suhu siang hari dengan malam hari sangat tinggi (siang dapat mencapai 45 0 C, malam dapat turun sampai 0 0 C), suhu permukaan tanah di atas 60 C selama siang hari. Kecepatan penguapan air (evaporasi) lebih cepat dari curah hujan (presipitasi), dan kelembaban udara sangat rendah. Air tanah cenderung asin karena larutan garam dalam tanah tidak cenderung berpindah baik karena pencucian oleh air maupun drainase, dan tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air. Tanah dari pasir dan batu yang tandus, bukit pasir yang disebut erg, karenanya tidak mampu menyimpan air, tanah kurang matang sangat miskin bahan organik dan horizon tanah tidak berkembang. Produktivitas primer adalah rendah sehingga rantai makanan pendek dan biomasa total juga rendah. Ekosistem padang pasir tidak stabil, laju produktifitas sangat bervariasi. Gurun kadang memiliki kandungan cadangan mineral berharga yang terbentuk di lingkungan kering (Inggris: 'arid') atau terpapar oleh erosi. Keringnya wilayah gurun menjadikannya tempat yang ideal untuk pengawetan benda-benda peninggalan sejarah serta fosil. Flora bioma gurun Komunitas tumbuhan mempunyai struktur yang sederhana, tidak ada tumbuhan yang menjulang tinggi dalam pelapisan yang tidak kompleks. Komunitas umumnya terbuka, mempunyai penutupan yang terputus atau tidak menerus. Komposisi komunitas bervariasi dan erat hubungannya dengan habitat setempat sehingga akan menghasilkan mosaik dari unit-unit vegetasi yang berbeda-beda. Tumbuhan yang hidup di daerah gurun umumnya tumbuhan yang mempunyai daun yang kecil seperti duri dan berakar panjang dan mempunyai jaringan untuk menyimpan air, tumbuhan menahun berdaun contohnya kaktus. Tumbuhan semusim di gurun berukuran kecil. Tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit). Flora bersifat xerophit, daun ditutupi oleh kutikula yang tebal, dengan akar yang panjang. Sukulen yang menyimpan banyak air pada batangnya dengan daun menyempit menjadi duri, memiliki kemampuan menyerap air selama periode basah, dan mengandalkan fotosintesis CAM yaitu suatu adaptasi metabolik untuk menghemat air dalam lingkungan kering. Adaptasi protektif yang menghalangi pemakanan oleh mamalia dan serangga, seperti duri pada kaktus dan racun pada daun semak. Tumbuhan padang pasir mempunyai dua cara adaptasi metabolisma utama. a. Metabolisme Asam Crasulaceae (CAM) Jenis metabolisme ini diketemukan pertama kali pada tumbuhan Crasulaceae, yang mampu menyimpan CO2 dalam asam malat sampai tersedianya energi cahaya yang memungkinkan terjadinya fotosintesis. Stomata terbuka pada malam hari sehing-

19 H a l a m a n 216 ga terjadi pertukaran gas ketika situasi dingin dan tidak terjadi transpirasi. Karbon dioksida yang diambil tumbuhan akan terakumulasi dalam jaringan daun. Jika kondisi menjadi ekstrim maka metabolisme mengeliminasi pembukaan stomata meskipun pada malam hari, dan CO2 hasil respirasi disimpan dan diresiklus. Metabolisme Asam Crasulaceae (MAC) ini merupakan mekanisme yang efisien untuk bertahan hidup, namun sangat kurang produktif. b. Fotosintesis C4 Proses ini merupakan modifikasi dari metabolisme fotosintesis normal, yang memerlukan konsentrasi CO2 yang tinggi. Dalam metabolisma C4 penyerapan CO2 dan diikat oleh Phosfoenolpirufat karboksilase yang dikonversikan menjadi asam 4 karbon. Dalam fotosintesis yang normal (fotosintesis C3) CO2 langsung dialirkan ke klorofil, yang diikat oleh ribulosa di fosfat (RuDP) yang kemudian dikonversikan menjadi asam 3 karbon. Hal ini memberi kemungkinan fotosintesis berjalan dengan stomata membuka setengahnya, sehingga transpirasi berkurang. Fauna bioma gurun Hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu menyimpan air, misalnya unta, sedang hewan-hewan kecil misalnya kadal, ular, tikus, kalajengking, semut, umumnya aktifitas malam hari dan siang membuat lubang pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang, beberapa mempunyai cadangan penyimpan air. Beberapa tikus dan mencit gurun tidak pernah minum, tetapi mendapatkan kebutuhan airnya dari perombakan metabolik biji-bijian yang dimakannya. Gambar 43. Beberapa spesies hewan dan tumbuhan khas bioma gurun Sumber. Zona Kering Gurun (Arid) Zona arid gurun, merupakan Daerah dengan kekeringan yang ekstrim biasanya berada di pedalaman continental ataupun dekat pantai barat pada garis lintang 30 0 C dari katulistiwa. Daerah seperti ini meliputi sekitar sepertiga dari permukaan lahan di dunia dan meliputi tidak saja padang pasir panas tetapi juga padang pasir sejuk dan dingin di Amerika Utara dan Eurasia. Zona arid menerirna curah hujan tahunan kurang dari 100 mm, dan mempunyai laju evapotranspirasi tahunan sekitar ll40 mm. Hujan tidak teratur, beberapa bulan bahkan sampai bertahun-tahun berlalu tanpa hujan, jika terjadi hujan maka sejumlah besar

20 H a l a m a n 217 air hujan akan hilang sebagai air larian dan evapotranspirasi. Pembentukan embun menambah masukan air di beberapa padang pasir. Daerah arid ini terkenal dengan perbedaan suhu harian yang tinggi akibat dari udara yang kering dan praktis tidak ada awan. Suhu malam dan siang hari bisa berbeda 56 O C. Di padang pasir panas suhu maksimum siang hari bisa mencapai 60 O C, situasi suhu ekstrim ini akan dipertegas lagi oleh perbedaan musim. Situasi yang terbuka dan tidak adanya penghalang akan mempertinggi kecepatan angin. Tenaga hembusan angin yang tinggi menyebabkan kerusakan pada tumbuhan akibat luka yang bersifat mekanis dan abrasi. Drainase air hanya terjadi di kedalam tanah pasir, dan evaporasi dari permukaan meninggalkan residu garam yang terakumulasi, sehingga salinitas di padang pasir relatif ekstrim untuk daerah yang sangat luas. Pengaruh faktor iklim yang ekstrim memberikan sedikit peluang untuk termodifikasinya lingkungan oleh organisme hidup, seperti terciptanya peneduhan oleh pohon tinggi, dalam situasi seperti ini sangat kecil variasi dari suhu dan kelembaban, sebagai faktor penting dalam menentukan distribusi dari organisme. Banyak jenis-jenis tumbuhan yang hidup di bawah batu, bongkahan batu atau retakan tanah yang memberikan iklim mikro yang cocok. Produktivitas yang sangat rendah untuk ekosistem padang pasir ini, yaitu lebih kecil dari 0,5 gr/m /th. Pada kenyataannya besarnya produktivitas merupakan fungsi linier terhadap curah hujan. Pertumbuhan terbatas pada perioda basah sehingga ekositem berperan sangat pendek dengan produktivitas yang tidak teratur. Jumlah biomasa dari standing crop permanen adalah kecil (pada tingkat ototrofi dan heterotrof ). Selama produktivitas primer kecil maka aliran energi melalui ekosistem akan terbatas. Tingkat trofik dan komponen dari sistem sederhana, karenanya hewan-hewan padang pasir tidak terspesialisasikan dalam hal makanan, tidak berusaha untuk dapat tergantung pada satu jenis makanan. kebiasaan irifagik merupakan daya tahan terhadap lingkungan, hewan-hewan bertoleransi luas terhadap makanan, sehingga mampu mengeksplotasi berbagai sumber energi yang memungkinkan. Produktivitas primer akan cepat melalui rantai makanan, sehingga menyebabkan populasi heterotrof berubah-ubah dengan cepat, hal ini menunjukkan gambaran dari ketidakstabilan dari ekosistem. Ekosistem padang pasir berada dalam kekurangan nutrisi karena siklus energinya rendah. Di tempat yang sedikit kaya nutrisi hanya berada sekitar 10 cm dari permukaan tanah. Laju siklus materi relatif rendah karena banyak tumbuhan bersifat tumbuhan tahunan dan hewan-hewan berumur panjang, akibatnya nutrisi tertahan dalam waktu yang lama. Berbagai flora teradaptasi untuk mengatasi kekurangan nutrisi, diantaranya dari Leguminosae yang mampu mengikat nitrogen dari udara dalarn nodules akarnya, sedang jenis lain seperti Podocarpus, mampu mengikat simbiosis dengan bakteri. Jenis-jenis yang melepaskan daunnya dengan cepat nutrisi dikembalikan ke batang sebelum daun lepas jatuh. Ekosistem padang pasir berasal dari zaman tertier akhir, mengikuti perubahan iklim yang diinduksikan secara orogenesis, mengakibatkan terseleksinya adaptasi yang bersamaan dalam morfologi dan fisiologi yang tidak ada hubungannya atau ber-

21 H a l a m a n 218 beda dengan tempat lainnya. Tidak adanya kompetisi dan bebas dari predator mernberikan kemungkinan banyaknya kelompok-kelompok tua dari organisme untuk bertahan. Sedikit sekali familia yang bersifat endemik. Kebanyakan tumbuhan dan hewannya merupakan kelompok terspesialisasi yang didapatkan juga pada tempat-tempat yang sedikit lebih baik habitatnya. 6. HUTAN HUJAN TROPIS Menempati region dengan garis lintang rendah sekitar garis ekuator atau khatulistiwa. Bioma hutan tropis merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi. Hutan basah terdapat di daerah tropika meliputi semenanjung Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika, Madagaskar, Australia Bagian Utara, Indonesia dan Malaysia. Meliputi daerah aliran sungai Amazon-Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika. Curah hujan tahunan melebihi 2000 mm, yang jatuh sepanjang tahun, dengan satu bulan atau lebih dengan perioda relatif kering. Suhu dan laju penyinaran tinggi, kelembaban udara relatif sepanjang waktu tinggi, dengan variasi musim sangat kecil. Di hutan ini terdapat beraneka jenis tumbuhan yang dapat hidup karena mendapat sinar matahari dan curah hujan yang cukup. Gambar 44. Bioma Hutan Hujan Tropika Sumber : Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitcheel, 2004, dan Karakteristik fisik bioma hutan hujan tropis Potensi pertumbuhan yang menerus di daerah beriklim tropika yang lembab membuat hutan hujan tropika adalah satu-satunya ekosistem yang paling produktif di dunia ini. Produktivitas primer sekitar kcal/m2/th dan mampu menunjang sejumlah besar biomasa hewan. Rantai makanan panjang dan sangat kompleks. Organisme terspesialisasi adalah pradominan karena tingginya laju aliran energi dan adanya kompetisi diantara jenis yang kuat. Siklus nutrisi berjalan cepat dan meliputi sejumlah besar nutrisi. Penguraian terjadi cepat oleh kegiatan bakteria sehingga sangat

22 H a l a m a n 219 sedikit yang tersimpan dalam bentuk sampah dalam system. Pephonan hijau berdaun lebar memberikan pengembalian nutrisi secara menerus ke tanah. Tanah adalah subur pada hutan yang tidak terganggu. Hujan yang lebih dapat mengakibatkan pencucian, tetapi ini dapat diimbangi dengan tingginya evaporasi. Sekali kanopi hutan hilang maka materi organik dioksidasi dengan cepat sehingga kesuburan tanah hilang. Curah hujan sangat tinggi, lebih dari mm/tahun, variasi perubahan suhu relative kecil dan kelembapan relative tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 C. Species tumbuhan banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya, Mendapat sinar matahari yang cukup sepanjang tahun, tetapi sinar mata-hari tersebut tidak mampu menembus dasar hutan Pohon-pohon utama memiliki stratifikasi ketinggian antara m, cabangcabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau sepanjang tahun. Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme) di sekitar permukaan tanah/di bawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang membentuk tudung), daerah kanopi teratas akan cukup mendapat sinar matahari. Flora bioma hutan tropis Daerah utama hutan hujan tropis secara fisik yang terisolasi mengandung beragam genera yang berlainan. Pada umumnya didominasi oleh pepohonan yang selalu hijau dan berdaun lebar, serta secara ekstrim terdiri dari bermacam-macam jenis terspesialisasi. Dalam hutan basah tropis banyak terdapat tumbuhan khas yang memanjat di pohon lain (liana) contohnya rotan, dan tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon lainnya (epifit), namun tidak merugikan pohon tersebut, contoh anggrek, paku sarang burung. Hutan hujan tropika memiliki pelapisan tajuk yang banyak, dan adanya tiga pelapisan pohon merupakan karakteristikanya. Pepohonan sangat tinggi, terpencar, yang tumbuh melebihi lapisan kanopi umumnya, lapisan kanopi yang menerus tumbuh sekitar 30 meter tingginya. Lapisan dasar yang tumbuh tidak menerus. Gabungan ketebalan pelapisan ini menahan cahaya, sehingga hanya sedikit energi yang sampai ke lapisan dasar. Epifit dan liana melimpah karena strateginya yang memungkinkan tumbuhan mencapai cahaya pada lapisan kanopi. Hutan hujan tropis selalu hijau memungkinkan terjadinya produktivitas primer yang maksimum pertahun. Dedaunan berkecenderungan berwarna hijau tua, sehingga mampu menangkap sejumlah cahaya secara maksimum. Pohon berkulit kayu tebal yang mampu melindunginya dari suhu tinggi dan juga penyinaran yang berlebihan. Daun-daun berujung runcing untuk memudahkan terjadinya kehilangan air dari permukaan. Banyak jenis pohon yang mempunyai penunjang berbentuk papan di antara tanah dan batang. Bunga dan buah berkencenderungan tumbuh langsung dari cabang dan ranting. Anakan pohon atau teradaptasi untuk tumbuh lambat sebagai siofita sampai terjadi celah pada kanopi hingga sinar terang masuk, maka anakan pohon berfungsi sebagai heliofita dan tumbuh dengan cepat.

23 H a l a m a n 220 Vegetasinya tumbuh sangat rapat, dengan jenis tumbuhan sangat beraneka ragam, mulai dari tumbuhan pendek yang hidup di dasar hutan hingga tumbuhan yang berukuran tinggi. Pohon-pohon pada kanopi (bagian dedaunan paling atas yang saling bersambungan) membentuk lapisan yang paling atas. Kanopi itu sering kali rapat, sehingga hanya sedikit sekali cahaya yang dapat mencapai tanah di bawahnya. Ketika suatu pembukaan terjadi pada kanopi, barangkali karena pohon tumbang, pohon lain dan tanaman merambat yang berkayu akan tumbuh secara cepat untuk bersaing mendapatkan cahaya dan ruang ketika mengisis celah ter-sebut. Pada daerah dataran rendah yang memiliki musim kering yang lama atau curah hujannya jarang, hutan kering tropis akan dominan. Tumbuhan yang ditemukan disini merupakan campuran pohon dan semak berduri banyak serta tumbuhan berair banyak (sukulen). Pada wilayah dengan musim kemarau dan musim hujan yang luas, pohon gugur tropis menjadi dominan. Gambar 45. Beberapa jenis tumbuhan khas daerah hutan tropis Sumber. dan /ramin-rengas-rotan-manau.jpg Fauna bioma hutan tropis Di daerah kanopi yang cukup sinar matahari pada siang hari hidup dijumpai hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam hari, contohnya burung hantu, babi hutan, kucing hutan, macan tutul. Hewan-hewan yang hidup pada hutan ini antara lain monyet, kera, harimau, macan kumbang, tapir, gajah, badak, babi hutan, beragam jenis burung dan serangga. Karena pohon-pohon yang terdapat di hutan tropis rata-rata tinggi dan permukaan ta-

24 H a l a m a n 221 nahnya relatif sering tergenang oleh air, maka hewan yang banyak hidup di daerah hutan basah ini adalah hewan-hewan pemanjat sejenis primata, seperti : Gambar 46. Beberapa jenis kelompok primate hutan hujan tropis Sumber. dan //orang-utan-gibbon-siamang.jpg SOAL - SOAL 1. Jelaskan apa yang dimaksud bioma...? 2. Jelaskan pembagian bioma /teresterial berdasarkan klimatik? 3. Sebutkan tipe-tipe bioma daerah iklim sedang? 4. Jelaskan ciri-ciri bioma gurun? 5. Jelaskan ciri-ciri bioma padang rumput? 6. Jelaskan ciri-ciri hutan hujan tropis? 7. Jelaskan ciri-ciri bioma taiga? 8. Jelaskan ciri-ciri bioma tundra? 9. Jelaskan ciri-ciri bioma hutan gugur? 10. Jelaskan ciri-ciri hutan musim di Indonesia? TUGAS BAHAN PRESENTASI DAN DISKUSI Mahasiswa diharuskan membuat makalah tentang Ekosistem/Bioma Teresterial dengan membaca dari sumber-sumber buku literatur, materi bahan ajar atau penelusuran melalui internet. Makalah tersebut dibuatkan power point kemudian dipersentasikan di kelas, dilakukan tanya jawab antara kelompok peserta mata kuliah dan hasil presentasi dibuatkan rangkuman/kesimpulan. Catatan : Daftar Pustaka Dapat Dilihat Setelah BAB 11, Pada Halaman 265

BIOMA. Gambar 1. Pesebaran Jenis-Jenis Bioma di Dunia. Gambar 2. Pengaruh Geografis Wilayah terhadap Bioma

BIOMA. Gambar 1. Pesebaran Jenis-Jenis Bioma di Dunia. Gambar 2. Pengaruh Geografis Wilayah terhadap Bioma BIOMA Bioma, adalah kumpulan ekosistem yang berada pada satu iklim atau wilayah geografis yang dicirikan oleh vegetasi atau flora suatu tempat. Bioma dipengaruhi pula oleh iklim atau pun oleh wilayah geografis

Lebih terperinci

Bioma gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat.

Bioma gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat. Macam-macam bioma di Indonesia 1. Bioma Gurun dan Setengah Gurun Bioma gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat. 1. Curah hujan sangat rendah,

Lebih terperinci

BAB V EKOSISTEM, BIOSFER & BIOMA

BAB V EKOSISTEM, BIOSFER & BIOMA BAB V EKOSISTEM, BIOSFER & BIOMA EKOSISTEM: lingkungan biologis yang terdiri dari semua organisme hidup di daerah tertentu, serta semua benda tak hidup (abiotik), komponen fisik dari lingkungan seperti

Lebih terperinci

EKOSISTEM. Sistem tertutup : ditandai dengan tidak adanya energi atau materi yang menyebrang perbatasan luar sistem

EKOSISTEM. Sistem tertutup : ditandai dengan tidak adanya energi atau materi yang menyebrang perbatasan luar sistem EKOSISTEM Ukuran ekosistem barvariasi, yang terbesar & hampir meliputi seluruh permukaan bumi, terdiri dari kehidupan hewan dan tumbuhan yg berinteraksi dg lingk sekitarnya dikenal dg nama BIOSFIR/EKOSFIR

Lebih terperinci

GEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI

GEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI GEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI Selamat Pagi, Semoga hari ini menjadi hari yang menyenangkan DTI_09 VEGETASI ASIA Iklim merupakan faktor utama yang

Lebih terperinci

PENYEBARAN KOMUNITAS FAUNA DI DUNIA

PENYEBARAN KOMUNITAS FAUNA DI DUNIA PENYEBARAN KOMUNITAS FAUNA DI DUNIA Materi Penyebaran Komunitas Fauna di Dunia Keadaan fauna di tiap-tiap daerah (bioma) tergantung pada banyak kemungkinan yang dapat diberikan daerah itu untuk memberi

Lebih terperinci

Our Biome 0 HUTAN CONIFER 0 HUTAN MUSIM BERIKLIM SEDANG

Our Biome 0 HUTAN CONIFER 0 HUTAN MUSIM BERIKLIM SEDANG Our Biome 0 HUTAN CONIFER 0 HUTAN MUSIM BERIKLIM SEDANG t s e r r o F s u r e v i n Co Hutan Konifer Apa itu Hutan Konifer? Bagaimana sih Iklimnya? Vegetasi khususnya apa saja? Ciri biomanya? Ciri Vegetasinya?

Lebih terperinci

PENGERTIAN BIOMA suhu kelembaban angin altitude latitude topografi

PENGERTIAN BIOMA suhu kelembaban angin altitude latitude topografi PENGERTIAN BIOMA suhu kelembaban angin altitude latitude topografi MACAM BIOMA Macam macam Bioma : Tundra Taiga Hutan Gugur Hutan Hujan Tropis Gurun Padang Rumput Saparal PETA PERSEBARAN BIOMA DI DUNIA

Lebih terperinci

EKOLOGI TERESTRIAL. Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan

EKOLOGI TERESTRIAL. Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan EKOLOGI TERESTRIAL Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi

Lebih terperinci

AssAlAmu AlAyku m wr.wb

AssAlAmu AlAyku m wr.wb AssAlAmu AlAyku m wr.wb BIOMA Bioma adalah wilayah yang memiliki kondisi iklim tertentu dan batas-batas yang sebagian besar dikendalikan di daratan oleh iklim dan yang dibedakan oleh dominasi tertentu,

Lebih terperinci

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1)

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1) EKOLOGI TANAMAN Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1) Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI 2.1. Ekosistem 2.2. Proses Produksi dan Dekomposisi 2.3. Konsep Homeostatis 2.4. Energi dalam Ekosistem 2.4.1. Rantai

Lebih terperinci

BAB 8: GEOGRAFI DINAMIKA BIOSFER

BAB 8: GEOGRAFI DINAMIKA BIOSFER www.bimbinganalumniui.com 1. Biosfer dibagi menjadi tiga lingkungan hidup dan masing-masing dipengaruhi faktor abiotik dan biotic. Berikut ini merupakan faktor-faktor abiotik (fisis), kecuali a. Iklim

Lebih terperinci

Penentuan batas antar komunitas tidak mudah Zona transisi dengan lingkungan tertentu Proses perubahan secara gradual struktur komunitas disebut

Penentuan batas antar komunitas tidak mudah Zona transisi dengan lingkungan tertentu Proses perubahan secara gradual struktur komunitas disebut KOMUNITAS Komunitas beragam struktur biologinya Diversitas meliputi dua aspek : > Kekayaan Jenis > Kemerataan Komunitas memiliki struktur vertikal Variasi Spatial struktur komunitas berupa zonasi. Penentuan

Lebih terperinci

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer Ekosistem adalah kesatuan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem juga dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang komplek antara organisme dengan lingkungannya. Ilmu yang

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG : SMAN 6 MALANG

DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG : SMAN 6 MALANG DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG SMAN 6 MALANG JL. MAYJEN SUNGKONO 58 TELP (0341)752036 fax (0341) 753078 MALANG 65136 RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi

Lebih terperinci

EKOLOGI TERESTRIAL Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah

EKOLOGI TERESTRIAL Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah EKOLOGI TERESTRIAL Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem disusun oleh dua komponen, yaitu lingkungan fisik atau makhluk tidak hidup (komponen abiotik) dan berbagai jenis makhluk hidup (komponen abiotik ). Berbagai

Lebih terperinci

ROMMY ANDHIKA LAKSONO. Agroklimatologi

ROMMY ANDHIKA LAKSONO. Agroklimatologi ROMMY ANDHIKA LAKSONO Agroklimatologi Gambar : Pembagian daerah iklim matahari A. Iklim Matahari Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pembagiannya

Lebih terperinci

Vegetasi Alami. vegetasi alami adalah vegetasi atau tumbuh-tumbuhan yang tumbuh secara alami tanpa adanya pembudidayaan.

Vegetasi Alami. vegetasi alami adalah vegetasi atau tumbuh-tumbuhan yang tumbuh secara alami tanpa adanya pembudidayaan. Vegetasi Alami vegetasi alami adalah vegetasi atau tumbuh-tumbuhan yang tumbuh secara alami tanpa adanya pembudidayaan. Aspek Praktis Kajian Vegetasi Studi vegetasi merupakan ilmu pengetahuan, yang sering

Lebih terperinci

Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya 1. Faktor Genetik : Faktor dalam yang sifatnya turun temurun + 2. Faktor lingkungan: - Tanah - Air - Lingkungan - udara (iklim) Iklim-------- sifat/peradaban

Lebih terperinci

5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya

5/4/2015. Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya Tim Dosen Biologi FTP Universitas Brawijaya 1. Faktor Genetik : Faktor dalam yang sifatnya turun temurun + 2. Faktor lingkungan: - Tanah - Air - Lingkungan - udara (iklim) Iklim-------- sifat/peradaban

Lebih terperinci

1. Menipisnya lapisan ozon. 2. Pemanasan global. Permasalahan Bumi, Sebagai Rumah bagi Manusia

1. Menipisnya lapisan ozon. 2. Pemanasan global. Permasalahan Bumi, Sebagai Rumah bagi Manusia EKOSISTEM Permasalahan Bumi, Sebagai Rumah bagi Manusia 1979 1998 1. Menipisnya lapisan ozon 2. Pemanasan global kadar CO yang tinggi akibat aktivitas manusia menyebabkan suhu permukaan bumi meningkat

Lebih terperinci

SISTEM KERJA ALAM TEMPAT KITA TINGGAL

SISTEM KERJA ALAM TEMPAT KITA TINGGAL SISTEM KERJA ALAM TEMPAT KITA TINGGAL Planet Bumi 1 SISTEM KERJA BUMI Planet Bumi 2 Keseimbangan Energi di Bumi Fungsi: Untuk memproyeksikan permukaan bumi agar menjadi suatu informasi bagi manusia. Jenis-jenis:

Lebih terperinci

Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi

Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi 106 Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi 1. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa energi matahari akan diserap oleh tumbuhan sebagai produsen melalui klorofil untuk kemudian diolah menjadi

Lebih terperinci

cukup tua dan rapat, sedang hutan sekunder pada umumnya diperuntukkan bagi tegakantegakan lebih muda dengan dicirikan pohon-pohonnya lebih kecil.

cukup tua dan rapat, sedang hutan sekunder pada umumnya diperuntukkan bagi tegakantegakan lebih muda dengan dicirikan pohon-pohonnya lebih kecil. Pada klasifikasi ini hutan dilihat bagaimana cara terbentuknya, apakah hutan itu berasal dari bijibijian atau dari trubusan (tunas-tunas batang atau akar) atau berasal dari keduanya. Dalam klasifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hujan Tropis Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,

Lebih terperinci

EKOSISTEM. Yuni wibowo

EKOSISTEM. Yuni wibowo EKOSISTEM Yuni wibowo EKOSISTEM Hubungan Trofik dalam Ekosistem Hubungan trofik menentukan lintasan aliran energi dan siklus kimia suatu ekosistem Produsen primer meliputi tumbuhan, alga, dan banyak spesies

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisme atau makhluk hidup apapun dan dimanapun mereka berada tidak akan dapat hidup sendiri. Kelangsungan hidup suatu organisme akan bergantung kepada organisme lain

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hutan merupakan salah satu pusat keanekaragaman jenis tumbuhan yang belum banyak diketahui dan perlu terus untuk dikaji. Di kawasan hutan terdapat komunitas tumbuhan yang

Lebih terperinci

BAB I PENGERTIAN EKOSISTEM

BAB I PENGERTIAN EKOSISTEM SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PRODUKSI HASIL HUTAN BAB I PENGERTIAN EKOSISTEM Dr. Wahyu Surakusuma, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I. K e l a s. Kurikulum 2006/2013. A. Pengertian Lingkungan Hidup

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I. K e l a s. Kurikulum 2006/2013. A. Pengertian Lingkungan Hidup Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) KELAS XII SEMESTER

ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) KELAS XII SEMESTER ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) KELAS XII SEMESTER 1 BAB 1. EKOSISTEM A. KOMPONEN EKOSISTEM Ekosistem adalah sistem alam yang dibentuk dari interaksi antar mahluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 1 EKOSISTEM Topik Bahasan: Aliran energi dan siklus materi Struktur trofik (trophic level) Rantai makanan dan

Lebih terperinci

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis IKLIM INDONESIA Pengertian Iklim Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun dan meliputi wilayah yang luas. Secara garis besar Iklim dapat terbentuk karena adanya: a. Rotasi dan revolusi

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.

menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi, dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia

Lebih terperinci

Komponen rantai makanan menurut nicia/jabatan meliputi produsen, konsumen, dan pengurai. Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan

Komponen rantai makanan menurut nicia/jabatan meliputi produsen, konsumen, dan pengurai. Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan Rantai Makanan Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi dari suatu mahluk hidup ke mahluk hidup lain dalam proses makan dan dimakan dengan satu arah. Tiap tingkatan dari rantai makanan disebut

Lebih terperinci

Persebaran flora dan fauna di muka bumi dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :

Persebaran flora dan fauna di muka bumi dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu : Persebaran flora dan fauna di muka bumi dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu : A. Penyebab Persebaran 1. Tekanan Populasi, semakin banyak /bertambahnya populasi akan menyebabkan kebutuhan akan persediaan

Lebih terperinci

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia: Pengaruh Letak Geografis Terhadap Kondisi Alam dan Flora Fauna di Indonesia Garis Lintang: adalah garis yang membelah muka bumi menjadi 2 belahan sama besar yaitu Belahan Bumi Utara dan Belahan Bumi Selatan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hutan dapat diberi batasan sesuai dengan sudut pandang masing-masing pakar. Misalnya dari sisi ekologi dan biologi, bahwa hutan adalah komunitas hidup yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya. Adapun yang membedakannya dengan hutan yang lainnya yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inventarisasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan data tentang jenis-jenis tumbuhan bawah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inventarisasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan data tentang jenis-jenis tumbuhan bawah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inventarisasi Inventarisasi adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai sumber daya alam untuk perencanaan pengelolaan sumber daya tersebut. Kegiatan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS IKLIM INDONESIA Pengertian Iklim Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tumbuhan Herba Herba adalah semua tumbuhan yang tingginya sampai dua meter, kecuali permudaan pohon atau seedling, sapling dan tumbuhan tingkat rendah biasanya banyak ditemukan

Lebih terperinci

INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM

INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM 1. Interaksi antar Organisme Komponen Biotik Untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan, setiap organisme melakukan interaksi tertentu dengan organisme lain. Pola-pola

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hutan dapat dipandang sebagai suatu sistem ekologi atau ekosistem yang sangat. berguna bagi manusia (Soerianegara dan Indrawan. 2005).

I. PENDAHULUAN. hutan dapat dipandang sebagai suatu sistem ekologi atau ekosistem yang sangat. berguna bagi manusia (Soerianegara dan Indrawan. 2005). I. PENDAHULUAN Hutan adalah masyarakat tetumbuhan dan hewan yang hidup di lapisan permukaan tanah yang terletak pada suatu kawasan, serta membentuk suatu kesatuan ekosistem yang berada dalam keseimbangan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER Disusun oleh : Nama NIM : Mohammad Farhan Arfiansyah : 13/346668/GE/07490 Hari, tanggal : Rabu, 4 November 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mendapat sebutan Mega Biodiversity setelah Brazil dan Madagaskar. Diperkirakan 25% aneka spesies dunia berada di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumput Rumput dapat dikatakan sebagai salah satu tumbuh-tumbuhan darat yang paling berhasil dan terdapat dalam semua tipe tempat tumbuh dan pada bermacam-macam keadaan. Bentuk

Lebih terperinci

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER)

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER) Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST., MT HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Ketiga (ATMOSFER) 1. Pengertian Atmosfer Planet bumi dapat dibagi menjadi 4 bagian : (lithosfer) Bagian padat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Vegetasi Hutan Hutan merupakan ekosistem alamiah yang sangat kompleks mengandung berbagai spesies tumbuhan yang tumbuh rapat mulai dari jenis tumbuhan yang kecil hingga berukuran

Lebih terperinci

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam yang beranekaragam termasuk lahan gambut berkisar antara 16-27 juta hektar, mempresentasikan 70% areal gambut di Asia Tenggara

Lebih terperinci

SHA ARI OMAR IPG KAMPUS KOTA BHARU DEFINISI. BIODIVERSITI, KOMPLEKSITI dan KESTABILAN FUNGSI EKOSISTEM JENIS-JENIS EKOSISTEM

SHA ARI OMAR IPG KAMPUS KOTA BHARU DEFINISI. BIODIVERSITI, KOMPLEKSITI dan KESTABILAN FUNGSI EKOSISTEM JENIS-JENIS EKOSISTEM DEFINISI BIODIVERSITI, KOMPLEKSITI dan KESTABILAN EKOSISTEM FUNGSI JENIS-JENIS EKOSISTEM Definisi dan Pengertian Ekosistem Ekosistem adalah hasil dari kesatuan unsurunsur hidup dan bukan hidup (biotik

Lebih terperinci

Contoh Soal Try Out IPA Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 7 SMP/MTs. Hindayani.com

Contoh Soal Try Out IPA Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 7 SMP/MTs. Hindayani.com Hindayani.com Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Wahyu naik mobil yang sedang bergerak lurus. Pernyataan yang benar a. Wahyu bergerak terhadap mobil b. Wahyu tidak bergerak terhadap rumah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas cahaya dan penutupan tajuk Cahaya digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Semakin baik proses fotosintesis, semakin baik pula pertumbuhan tanaman (Omon

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai kawasan pesisir yang cukup luas, dan sebagian besar kawasan tersebut ditumbuhi mangrove yang lebarnya dari beberapa

Lebih terperinci

LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI

LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI Indonesia terdiri atas pulau-pulau sehingga disebut negara kepulauan. Jumlah pulau yang lebih dari 17.000 buah itu menandakan bahwa Indonesia merupakan suatu wilayah yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hutan merupakan kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat beserta tumbuh tumbuhan memanjat yang berperan sangat penting bagi kehidupan. Kerapatan hutan disebabkan oleh adanya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut Pembukaan lahan gambut untuk pengembangan pertanian atau pemanfaatan lainnya secara langsung mengubah ekosistem kawasan gambut yang telah mantap membentuk suatu

Lebih terperinci

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Ekosistem

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Ekosistem 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Ekosistem Faktor abiotik faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor abiotik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah : a. Suhu Suhu berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI BAB VI BIOSFER Drs. Daryono, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER BAB 1. PENDAHULUAN

PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER BAB 1. PENDAHULUAN PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER BAB 1. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Suatu ekosistem dapat terbentuk oleh adanya interaksi antara makhluk dan lingkungannya, baik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.2 1. Cara adaptasi tingkah laku hewan mamalia air yang hidup di air laut

Lebih terperinci

HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP

HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP Hubungan Antarmakhluk Hidup Kita sering melihat kupu-kupu hinggap pada bunga atau kambing berkeliaran di padang rumput. Di sawah, kita juga sering melihat

Lebih terperinci

A. Usaha pertanian dipengaruhi oleh kondisi lingkungan:

A. Usaha pertanian dipengaruhi oleh kondisi lingkungan: A. Usaha pertanian dipengaruhi oleh kondisi lingkungan: 1. a) b) c) d) e) 2. a) b) c) d) e) 3. Iklim Energi matahari Curah hujan musiman Angin Panjang siang Suhu dan RH udara Tanah Jenis tanah Kandungan

Lebih terperinci

2) Komponen Penyusun Ekosistem

2) Komponen Penyusun Ekosistem EKOSISTEM 1) Pengertian Habitat dan Relung Ekologi Hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya dipelajari dalam cabang ilmu yang disebut ekologi. Ekologi berasal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Pegunungan Hutan pegunungan adalah hutan yang tumbuh di daerah ketinggian di atas 1.000 meter di atas permukaan air laut. Daerah pegunungan ini sangat dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

Evaluasi (untuk guru) Pilihan Ganda

Evaluasi (untuk guru) Pilihan Ganda Evaluasi (untuk guru) Pilihan Ganda 1. Kelompok makhluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama disebut. a. organisme b. populasi c. komunitas

Lebih terperinci

BAB IV E K O S I S T E M

BAB IV E K O S I S T E M BAB IV E K O S I S T E M Masalah apa yang akan dibahas? Apakah ekosistem itu? Komponen apakah yang menyusun ekosistem? Apakah sumber energi dalam ekosistem? Apakah rantai makanan dan jaringjaring makanan

Lebih terperinci

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Karakteristik Air Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017 Fakta Tentang Air Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi dengan volume sekitar 1.368 juta km

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi

TINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi 16 TINJAUAN PUSTAKA Karbon Hutan Hutan merupakan penyerap karbon (sink) terbesar dan berperan penting dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi karbon (source). Hutan

Lebih terperinci

ASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS

ASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS KOMUNITAS ASAS- ASAS DAN KONSEP KONSEP TENTANG ORGANISASI PADA TARAF KOMUNITAS KONSEP KOMUNITAS BIOTIK Komunitas biotik adalah kumpulan populasi yang menempati suatu habitat dan terorganisasi sedemikian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

BAB 50. Pengantar Ekologi dan Biosfer. Suhu Suhu lingkungan. dalam pesebaran. membeku pada suhu dibawah 0 0 C,dan protein.

BAB 50. Pengantar Ekologi dan Biosfer. Suhu Suhu lingkungan. dalam pesebaran. membeku pada suhu dibawah 0 0 C,dan protein. BAB 50 Pengantar Ekologi dan Biosfer Faktor abiotik dalam Biosfer Iklim dan faktor abotik lainnya adalah penentu penting persebaran organisme dalam biosfer lingkungan merupakan faktor penting dalam pesebaran

Lebih terperinci

Geografi KTSP & K-13 BIOSFER I. K e l a s A. PENGERTIAN BIOSFER

Geografi KTSP & K-13 BIOSFER I. K e l a s A. PENGERTIAN BIOSFER KTSP & K-13 Geografi K e l a s XI BIOSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian biosfer serta faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Beruang Kutub. (Ursus maritimus) Nana Nurhasanah Nabiilah Iffatul Hanuun

Beruang Kutub. (Ursus maritimus) Nana Nurhasanah Nabiilah Iffatul Hanuun Beruang Kutub (Ursus maritimus) Nana Nurhasanah 1417021082 Nabiilah Iffatul Hanuun 1417021077 Merupakan jenis beruang terbesar. Termasuk kedalam suku Ursiidae dan genus Ursus. Memiliki ciri-ciri sebagai

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

Curah hujan tinggi, tanah masam & rawa bergambut. Curah hujan mm/tahun, dataran bergunung aktif. Dataran tinggi beriklim basah

Curah hujan tinggi, tanah masam & rawa bergambut. Curah hujan mm/tahun, dataran bergunung aktif. Dataran tinggi beriklim basah Diskusi selanjutnya dibatasi pada wilayah tropika Indonesia, yaitu negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.508 pulau dan terbagi menjadi 34 wilayah provinsi dengan jumlah penduduk 251.857.940 jiwa

Lebih terperinci

INTERAKSI DALAM EKOSISTEM BENTUK INTERAKSI PIRAMIDA EKOLOGI SIKLUS BIOGEOKIMIA

INTERAKSI DALAM EKOSISTEM BENTUK INTERAKSI PIRAMIDA EKOLOGI SIKLUS BIOGEOKIMIA INTERAKSI DALAM EKOSISTEM BENTUK INTERAKSI PIRAMIDA EKOLOGI SIKLUS BIOGEOKIMIA Interaksi Biotik Antar individu Antar populasi Contoh: Interaksi antar individu Induk mengasuh anak Kerjasama mencari mangsa

Lebih terperinci

Ekologi Padang Alang-alang

Ekologi Padang Alang-alang Ekologi Padang Alang-alang Bab 2 Ekologi Padang Alang-alang Alang-alang adalah jenis rumput tahunan yang menyukai cahaya matahari, dengan bagian yang mudah terbakar di atas tanah dan akar rimpang (rhizome)

Lebih terperinci

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Adaptasi Pengertian Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Adaptasi dibedakan menjadi 3 jenis 1. Adaptasi Morfologi Proses adaptasi yang dilakukan dengan menyesuaikan bentuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

TANGGAPAN TERHADAP VARIASI LINGKUNGAN. 23/03/2009 Retno Peni/Ilmu lingkungan

TANGGAPAN TERHADAP VARIASI LINGKUNGAN. 23/03/2009 Retno Peni/Ilmu lingkungan TANGGAPAN TERHADAP VARIASI LINGKUNGAN Kondisi: faktor lingkungan yang bervariasi yang mendapat tanggapan oleh organisme Sumber daya: Material yang dikonsumsi atau digunakan oleh organisme dalam hidupnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lichenes yang lazim dikenal dengan nama lumut kerak merupakan jenis tumbuhan yang belum banyak diketahui oleh sebagian orang. Dan sesungguhnya berbeda dari

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM PEMBELAJARAN. A. Topik Pengertian, ruang lingkup dan Faktor Ekologi Biogeografi.

PETUNJUK UMUM PEMBELAJARAN. A. Topik Pengertian, ruang lingkup dan Faktor Ekologi Biogeografi. PETUNJUK UMUM PEMBELAJARAN Program pembelajaran disusun dalam bentuk 1 modul. Modul ini terdiri dari dua bagian yaitu Petunjuk Umum dan Kegiatan Belajar. Kegiatan belajar terdiri dari : kegiatan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan I. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia adalah salah satu negara yang dikenal memiliki banyak hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan tropis Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Jati (Tectona grandis Linn. f) Jati (Tectona grandis Linn. f) termasuk kelompok tumbuhan yang dapat menggugurkan daunnya sebagaimana mekanisme pengendalian diri terhadap

Lebih terperinci

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi. MINGGU 3 Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 1 Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian ekosistem b. Karakteristik ekosistem c. Klasifikasi ekosistem Pengertian Ekosistem Istilah ekosistem merupakan kependekan dari

Lebih terperinci

TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015

TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015 TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015 SIDIK CEPAT PEMILIHAN JENIS POHON HUTAN RAKYAT BAGI PETANI PRODUKTIFITAS TANAMAN SANGAT DIPENGARUHI OLEH FAKTOR KESESUAIAN JENIS DENGAN TEMPAT TUMBUHNYA, BANYAK PETANI YANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara keseluruhan daerah tempat penelitian ini didominasi oleh Avicennia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara keseluruhan daerah tempat penelitian ini didominasi oleh Avicennia BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi umum daerah Wonorejo Kawasan mangrove di Desa Wonorejo yang tumbuh secara alami dan juga semi buatan telah diputuskan oleh pemerintah Surabaya sebagai tempat ekowisata.

Lebih terperinci

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami proses dan faktor pembentukan tanah. 2. Memahami profil,

Lebih terperinci

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER VII Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami iklim Junghuhn dan iklim Schmidt Ferguson. 2. Memahami

Lebih terperinci

Kelas X.2, SMA 3 Padang : Cindy Medrina Olivia Septiana Putri Ovyra Ramadhani Sardiman EKOSISTEM

Kelas X.2, SMA 3 Padang : Cindy Medrina Olivia Septiana Putri Ovyra Ramadhani Sardiman EKOSISTEM Kelas X.2, SMA 3 Padang : Cindy Medrina Olivia Septiana Putri Ovyra Ramadhani Sardiman EKOSISTEM A. JENJANG KEHIDUPAN Ekologi ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara

Lebih terperinci

EKOSISTEM SEBAGAI MODAL ALAM

EKOSISTEM SEBAGAI MODAL ALAM 3 EKOSISTEM SEBAGAI MODAL ALAM BI2001 Pengetahuan Lingkungan Sumber utama materi dan ilustrasi: Miller, G.T. & S.E. Spoolman. 2012. Living in the Environment. Seventeenth edition. Brooks/Cole, Belmont,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada tahun 1924 kawasan hutan Way Kambas ditetapkan sebagai daerah hutan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada tahun 1924 kawasan hutan Way Kambas ditetapkan sebagai daerah hutan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Nasional Way Kambas Pada tahun 1924 kawasan hutan Way Kambas ditetapkan sebagai daerah hutan lindung. Pendirian kawasan pelestarian alam Way Kambas dimulai sejak tahun 1936

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hutan merupakan kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat beserta tumbuh tumbuhan memanjat dengan bunga yang beraneka warna yang berperan sangat penting bagi kehidupan di bumi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap. 4 TINJAUAN PUSTAKA Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang di tunjuk dan atau di tetapkan oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap. Kawasan hutan perlu di tetapkan untuk

Lebih terperinci

INDONESIA DIJULUKI NEGARA RING OF FIRE KARENA DIKELILINGI GUNUNG BERAPI YANG AKTIF. MEMILIKI BANYAK DEPOSIT MINERAL UNTUK MEMPERTAHANKAN KESUBURAN

INDONESIA DIJULUKI NEGARA RING OF FIRE KARENA DIKELILINGI GUNUNG BERAPI YANG AKTIF. MEMILIKI BANYAK DEPOSIT MINERAL UNTUK MEMPERTAHANKAN KESUBURAN SUMBERDAYA PENGERTIAN SUMBER DAYA MERUPAKAN UNSUR LINGKUNGAN HIDUP YANG TERDIRI DARI SUMBERDAYA MANUSIA, SUMBERDAYA HAYATI, SUMBERDAYA NON HAYATI DAN SUMBERDAYA BUATAN. (UU RI NOMOR 4 TAHUN 1982) SEHINGGA

Lebih terperinci