ROSITA MEGAWATI LUMBANTOBING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ROSITA MEGAWATI LUMBANTOBING"

Transkripsi

1 Peranan Komunikasi dalam Kepemimpinan Organisasi di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga Oleh : ROSITA MEGAWATI LUMBANTOBING FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ross_little99@yahoo.com Abstract The role of communication in organizational leadership is the title of this thesis, subbed with Descriptive study of the role of communication in organizational leadership at Sibolga Agency of Culture Tourism Youth and Sporst It aims at finding out the role of communication in organizational leadership at Sibolga Agency of Culture Tourism Youth and Sporst. This research applies descriptive-qualitative method, i.e. a type of research to describe phenomenons, facts or happenings systematically and accurately of the research and to analyze the truth as well based on the obtained data. Data collection is worked through interview and observation which are the materials for analysis using interpretation. Six government officials, who are posted structural heads of The Sibolga Agency of Culture Tourism Youth and Sporst, are the informants of this research. Sampling technique is purposive sampling, placing the Head of the Agency as the key informant and five other officials as common informants Secretary and four Division Heads. Through descriptive analysis, thirteen themes are gained as the result of the communication role in organizational leadership at Sibolga Agency of Culture Tourism Youth and Sporst. They are : (1) Arousing Understanding, (2) Giving Pleasure, (3) Changing Attitude, (4) Managing the Harmony, (5) Producing Action, (6) Trusting Each other, (7) Teamwork Spirit, (8) Respecting Status and Role, (9) Human Resources Optimalization, (10) Time Efficiency, (11) Motivating, (12) Bureucracy, and (13) Problem Solving. The research shows that communication plays a significant role in organizational leadership, and it can be concluded that the role of communication in organizational leadership at Sibolga Agency of Culture Tourism Youth and Sporst runs effectively in the same line with the five effective communication indicators (Suranto AW 2005 : 105) i.e. : (1) Understanding, (2) Pleasure, (3) Behavioural Changing, (4) relationship, and (5) (Action). Keywords: Communication, Leadership, Sibolga Agency of Culture Tourism Youth and Sporst Pendahuluan Latar Belakang Efektivitas organisasi terletak pada efektivitas komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada semua tingkatan/level dalam organisasi. Kelancaran semua kegiatan organisasi akan dapat terganggu jika terdapat suatu masalah yang menyangkut komunikasi, dan apabila terjadi masalah dalam komunikasi maka dikhawatirkan akan memberikan dampak yang buruk bagi organisasi tersebut. Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antar 1

2 orang, antar bagian dalam organisasi, atau sebagai aliran yang mampu membangkitkan kinerja orang-orang yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Menurut Everett M. Rogers (dalam Suranto AW, 2005 : 15) memberikan definisi bahwa : Komunikasi ialah proses yang didalamnya terdapat sesuatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk mengubah perilakunya. Peranan komunikasi tidak saja sebagai sarana atau alat bagi pimpinan untuk menyampaikan informasi, misalnya tentang suatu kebijakan, melainkan juga sebagai sarana untuk menciptakan hubungan yang baik diantara pimpinan dengan pengawainya. Suatu organisasi tidak dapat melaksanakan fungsinya tanpa adanya komunikasi dan bahkan lebih dari itu organisai tidak dapat berdiri tanpa komunikasi. Oleh karena itu komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam organisasi. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana peranan komunikasi dalam organisasi di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemko Sibolga. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan dan membahas bagaimana peranan komunikasi dalam kepemimpinan organisasi di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga. 2. Untuk mengetahui jaringan komunikasi yang berlangsung di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga. 3. Untuk mengetahui metode komunikasi yang dilakukan di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga. 4. Untuk mengetahui hambatan komunikasi yang terjadi di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemko Sibolga. Kajian Literatur Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi adalah proses pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam organisasi baik yang terjadi di dalam kelompok formal maupun kelompok informal di dalam organisasi (Safaria, 2004 : 133). Goldhaber (Muhammad, 2009 : 67) memberikan definisi komunikasi organisasi sebagai berikut : organizational communication is the process of creating and exchanging message within a network of interdependent relationship to cope with environmental uncertainty. Dalam definisi ini terlihat bahwa komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Jaringan Komunikasi Organisasi Peranan individu dalam sistem komunikasi ditentukan oleh hubungan struktur antara satu individu dengan individu lainnya dalam organisasi. Hubungan ini ditentukan oleh pola hubungan interaksi individu dengan arus informasi dalam jaringan komunikasi. Secara umum jaringan komunikasi ini dapat dibedakan atas jaringan komunikasi formal dan jaringan komunikasi informal. 2

3 Jaringan Komunikasi Formal Jaringan komunikasi formal (Muhammad, 2009 : 107) mencakup susunan tingkah laku organisasi, pembagian departemen maupun tanggung jawab tertentu, posisi jabatan, dan distribusi pekerjaan yang ditetapkan bagi anggota organisasi yang berbeda. Pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan. Menurut (AW Suranto, 2005 : 39) komunikasi formal ialah proses penyampaian pesan dengan memanfaatkan saluran-saluran formal yang tersedia di dalam organisasi perkantoran. Saluran formal disini tidak lain adalah saluran birokrasi yang telah tersusun secara hirarkis sesuai dengan struktur organisasi di kantor itu. Ada tiga bentuk utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yaitu : a. Downward Communication atau komunikasi kepada bawahan. b. Upward Communication atau komunikasi kepada atasan c. Horizontal Communication atau komunikasi horizontal. a. Komunikasi ke bawah Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari atas ke bawah. Komunikasi ke bawah biasanya diberikan oleh pimpinan kepada bawahan atau kepada para anggota organisasi dengan tujuan untuk memberikan pengertian mengenai apa yang harus dikerjakan oleh para anggota sesuai dengan kedudukannya. Pesan-pesan tersebut dapat dijalankan melalui kegiatan: pengarahan, petunjuk, perintah, teguran, penghargaan, dan keterangan umum. b. Komunikasi ke atas Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawah ke atas, yakni pesan yang disampaikan oleh para anggota organisasi/ bawahan kepada pimpinan. Komunikasi ini dimaksudkan untuk memberikan masukan, saran atau bahanbahan yang diperlukan oleh pimpinan agar pimpinan dapat melaksanakan fungsi dengan sebaik-baiknya. c. Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal atau mendatar terjadi diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan sederajat atau satu level. Pesan yang disampaikan biasanya berhubungan dengan tugas-tugas, tujuan kemanusiaan, saling memberi informasi, penyelesaian konflik, dan koordinasi. Koordinasi diperlukan untuk mencegah tendensi-tendensi, selain itu juga dimaksudkan untuk memelihara keharmonisan dalam organisasi (Muchlas, 2005: 281). Jaringan Komunikasi Informal Jaringan komunikasi informal tidaklah direncanakan dan biasanya tidak mengikuti struktur formal organisasi. Menurut (AW Suranto, 2005 : 42), komunikasi informal adalah penyampaian dan penerimaan pesan yang berlangsung secara tidak resmi dan tidak terikat saluran-saluran birokrasi formal yang tersedia di dalam organisasi perkantoran. Pada umumnya, komunikasi informal ini merupakan ungkapan kepentingan pribadi yang tidak relevan apabila disampaikan secara formal. Kepemimpinan Kepemimpinan (Liliweri, 2004: 24) adalah kemampuan seorang pemimpin melalui kekuasaan dan kewenangan yang dia miliki atau melalui perilaku yang dia tampilkan sehingga bisa mempengaruhi (mengubah) perilaku para pengikutnya. Kepemimpinan yang efektif diperlukan untuk mengemudikan dan mengendalikan 3

4 jalannya organisasi sedemikian rupa sehingga organisasi tersebut tetap berada pada rel yang benar. Menurut Joseph C. Rost (dalam Safaria, 2004 : 3), kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif yang menggambarkan fenomena tertentu pada saat penelitian dilakukan dimana data-data dikumpulkan dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan, memo dan dokumen resmi lainnya. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2006 : 3-5), metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut (Zuriah, 2003: 31), penelitian dengan menggunakan metode deskriftif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Sementara menurut Whitney (dalam Moh. Nazir, 2003 : 16), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat terhadap masalah-masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu yang berupa fenomena. Subjek Penelitian Peneliti kualitatif sering mengistilahkan subjek penelitian atau responden dengan informan (Idrus, 2009 : 91). Subjek dalam penelitian ini akan menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi informan kunci dan informan biasa. Informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Budparpora) Kota Sibolga sedangkan informan biasa dalam penelitian ini adalah sekretaris, dan empat orang kepala bidang di Dinas tersebut sehingga keseluruhan dari informan berjumlah 6 orang. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terbagi dalam 2 sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Data-data tersebut adalah sebagai berikut: A. Data Primer Adapun cara untuk mendapatkan data primer yaitu menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Wawancara mendalam (Indepth interview). Wawancara yang digunakan terhadap Informan adalah wawancara semistruktur (semistructur Interview). Menurut (Sugiyono, 2010 : 73) jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori indepth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. 2. Observasi, yaitu kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut (Kriyantono, 2007 : 106). Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan. B. Data Sekunder Adapun cara untuk mendapatkan data sekunder antara lain : 1. Dokumentasi, teknik dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data sekunder dengan mempelajari sejumlah dokumen, catatan, laporan dan 4

5 sebagainya yang merupakan rekaman peristiwa dengan permasalahan penelitian. 2. Studi Kepustakaan, yaitu dengan cara mengumpulkan data yang ada mengenai permasalahan dengan membaca atau mencari literature yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel, makalah, dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti. Hasil Penelitian dan Pembahasan Analisis Peranan Komunikasi dalam Kepemimpinan Organisasi Dari hasil penelitian dan observasi yang dilakukan diperoleh data tentang peranan komunikasi dalam kepemimpinan di Dinas Budparpora adalah sebagai berikut : 1 Menimbulkan Pemahaman Pemahaman dalam berkomunikasi ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. Dalam hal ini komunikasi dikatakan efektif apabila mampu memahami secara tepat. Sedang komunikator dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan secara cermat. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kabid Pariwisata mengatakan bahwa : Setiap ada hal-hal yang mau ditindaklanjuti, kita langsung turunkan ke bawahan. Karena kita juga memberikan informasi sesuai bidang masingmasing, mereka langsung paham dan mengerti apa-apa yang dikerjakan. 2. Menimbulkan Kesenangan Kesenangan diartikan apabila proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan informasi, juga dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan kedua belah pihak. Sebenarnya tujuan berkomunikasi tidaklah sekedar transaksi pesan, akan tetapi dimaksudkan pula untuk saling interaksi secara menyenangkan untuk memupuk hubungan antar pegawai. Adapun hasil wawancara penulis dengan Sekretaris mengatakan bahwa: Setelah menyampaikan pesan kepada bawahan, pada dasarnya mereka senang, menyelesaikan tugasnya. Kadang-kadang ide datang dari mereka, inovasi para Kabid dalam pelaksanaan tugas cukup baik. Datangnya ide dari bawah. 3. Merubah Sikap Pengaruh pada sikap dapat diartikan apabila seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah sesuai dengan makna pesan itu. Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari di perkantoran. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain bersikap positif sesuai keinginan kita. Adapun hasil wawancara penulis dengan Kabid Olahraga mengatakan bahwa: Pada saat apel, saya menyampaikan terimakasih atas kehadiran PNS, memotivasi kehadiran dan disiplin PNS supaya ditingkatkan, selain itu juga agar memakai atribut setiap pelaksanaan apel, kalau ada kegiatan ke depannya, kita arahkan agar dapat dihadiri..kehadiran pegawai pada umumnya bertambah setelah diingatkan. 4. Membina Hubungan yang Baik Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Di lingkungan perkantoran, sering sekali komunikasi dilakukan bukan untuk menyampaikan informasi atau mempengaruhi 5

6 sikap semata, tetapi sebaliknya kadang-kadang terdapat maksud implisit, yakni untuk membina hubungan baik. Hasil wawancara dengan Sekretaris mengatakan bahwa : Selain di lingkungan kerja, kita juga berkomunikasi dengan bawahan pada saat berada di kantin, makan bersama, kadang-kadang waktu senggang minum bersama. Hal ini merupakan salah satu himbauan dari pimpinan agar menjalin hubungan kekeluargaan dalam melaksanakan tugas-tugas. 5. Menghasilkan Tindakan Seorang komunikator memerlukan adanya mekanisme umpan balik sehingga mereka tahu apakah pesannya sudah dipahami oleh komunikan. Umpan balik yang dimaksudkan disini adalah tindakan para komunikan setelah menerima pesan dari komunikator. Dalam hal ini penyerahan laporan hasil pelaksanaan tugas maupun kegiatan yang telah dilaksanakan oleh bawahan dan pemberian saran pertimbangan dari bawahan pada saat pelaksanaan rapat koordinasi sebagai bahan perumusan kebijakan. Seperti diungkapkan oleh Kabid Kepemudaan sebagai berikut : Pada saat pimpinan memberi tugas, kita tanggapi dengan baik, kita jalankan sesuai dengan perintah, dan apabila ada kendala melapor kembali kepada pimpinan, sama-sama mencari solusi. 6. Mendorong saling mempercayai Hal lain yang dapat disimpulkan dari hasil wawancara dengan Kepala Dinas Budaparpora adalah bahwa komunikasi itu dimulai dari suasana saling percaya yang diciptakan antara komunikator dan komunikan. Komunikasi yang diliputi rasa saling percaya antara atasan dan bawahan ditunjukkan dengan pemberian tugas dan tanggung jawab oleh atasan kepada bawahan serta pendelegasian wewenang kepada bawahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari keterangan beliau : Aku kasih kewenangan 100 %, termasuk kewenangan anggaran... orang kalau dipercaya mereka akan malu menipu. Tapi berusaha jujur..yang bahaya kalau percaya setengah-setengah. Kita tipu mereka, mereka akan tipu kita. Tapi kalau bulat-bulat kewenangan itu kita percayakan akan bagus. 7. Memelihara Teamwork Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang dengan tujuan bersama. Sama halnya dengan Dinas Budparpora Kota Sibolga, tujuan bersama itu ada, dan harus tetap dijaga agar pencapaiannya dapat diraih secara bersama pula. Sehubungan dengan hal ini, Kepala Dinas mengatakan bahwa : Kita harus paham bahwa keberhasilan organisasi ini adalah keberhasilan bersama. Bukan keberhasilan pribadi. Karena keberhasilan bersama, apapun hasilnya nikmatilah bersama. 8. Menghargai Status dan Peran Arus komunikasi dari pimpinan ke bawahan di Dinas Budparpora juga diupayakan agar tetap dalam koridor saling menghargai. Setidaknya demikian menurut Kepala Dinas : Pimpinan itu harus sadar betapa pentingnya pekerjaan tukang antar surat itu. Sebuah acara bisa sukses karena ada tukang antar surat. Jadi jangan pernah anggap sepele seorang tukang antar surat, seorang 6

7 arsiparis Hargailah mereka, semua punya peran yang sangat penting karena ini sistem. Satu saja berulah maka rusaklah pekerjaan ini. 9. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Komunikasi yang berlangsung dari pimpinan ke bawahan juga mempunyai maksud agar bawahan dapat bekerja dan berfungsi sesuai dengan minat dan kemampuan bawahan tersebut. Penempatan dan penugasan seseorang selalu didasarkan kepada latar belakang dan kompetensi yang dia miliki. Hal inilah yang dinyatakan oleh Kepala Dinas seperti di bawah ini : Berikan pekerjaan sesuai hobinya, sesuai the right man on the right place. Bakat, minat dan kemampuan. Semua staf dengan karakter masingmasing perlu dan penting. Jadi kita butuh orang lapangan, kita butuh orang administrasi di dinas ini semua diberdayakan, tergantung pimpinan itu memberikan pkerjaan apa, sesuai minat anggotanya. Semua orang itu berfungsi, bermanfaat. Tempatkanlah seseorang itu sesuai bakat dan minat. 10. Menghemat Waktu Dengan memanfaatkan saluran komunikasi yang ada, serta tanpa melakukan penundaan penyampaian informasi dari atas ke bawah, maka waktu yang dibutuhkan untuk penyampaian pesan dan bagaimana agar pesan itu dipahami juga semakin singkat dan cepat. Hal ini ditegaskan oleh Kabid Pariwisata : Setiap ada hal-hal yang mau ditindaklanjuti, kita langsung turunkan ke bawahan. Karena kita juga memberikan informasi sesuai bidang masingmasing, mereka langsung paham dan mengerti apa-apa yang dikerjakan. 11. Membangkitkan motivasi Pimpinan di Dinas Budparpora menyadari betul arti penting dari motivasi dalam sebuah organisasi. Tentu saja motivasi para pegawai harus terus ditingkatkan demi menjaga konsistensi kerja. Penyampaian pesan-pesan untuk membangkitkan motivasi ini terjadi di saat pelaksanaan apel, seperti dikatakan oleh Kabid Olahraga : Dalam apel, saya sampaikan terimakasih atas kehadiran PNS, memotivasi mengenai kehadiran dan disiplin, agar memakai atribut setiap pelaksanaan apel, supaya ke depan ditingkatkan. 12. Menjalankan birokrasi Sebagai organisasi formal, maka aliran informasi terutama sebelum mengeksekusi sebuah tindakan harus melalui beberapa tahapan sebelum tiba pada pengambilan keputusan. Kabid Pariwisata mengatakan bahwa : Sistim pelaporan, biasanya kita terima disposisi dari Kadis minta saran pendapat, kalau anggaran sudah ada kita sampaikan ke Kadis untk dilaksanakan, lalu Kadis perintahkan untuk dikerjakan sesuai dengan SK yang disusun Kabid dan diketik oleh Kepala Seksi. Kita sampaikan ke Sekretaris untuk diperiksa, lalu diteruskan ke Kadis. Di SK itu harus ada paraf dari Kepala Seksi, Kabid, dan Sekretaris, barulah bisa sampai ke Kadis. 13. Menyelesaikan masalah Pelaksanaan tugas-tugas di Dinas Budparpora ini tidak lepas dari masalah. Namun penyelesaian masalah selalu dicoba ditangani dengan cara 7

8 mengkomunikasikannya terlebih dahulu dengan pimpinan, seperti dijelaskan oleh Kabid Kepemudaan: Yang dikomunikasikan tentang bagaimana memajukan kantor ini khususnya di bidang Kepemudaanan, bagaimana membina, menjalin hubungan yang baik dengan semua OKP-OKP di Sibolga, kemudian kreatifitas Kepemudaan bagaimana supaya Kepemudaan itu kreatif. Pada saat pimpinan beri tugas, kita tanggapi dengan baik, kita jalankan sesuai dengan perintah, dan apabila ada kendala melapor kembali kepada pimpinan, sama-sama mencari solusi. Pembahasan Sesuai dengan hal di atas, maka dalam penelitian ini penulis telah memperoleh 13 (tigabelas) tema-tema yang merupakan hasil dari peranan komunikasi dalam kepemimpinan organisasi di Dinas Kebudayaan Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kota Sibolga. Ditinjau dari sudut persepsi, maka komunikasi yang terjadi di lingkungan Dinas Budparpora menunjukkan bahwa aliran pesan yang terjadi tidak hanya sebatas jaringan komunikasi formal, tapi juga komunikasi informal. Komunikasi interpersonal tersebut tidak semata-mata hanya ditentukan oleh hierarki resmi organisasi tapi juga diakibatkan oleh adanya rasa kekeluargaan yang baik, ditambah oleh rasa percaya antara satu sama lain, walaupun keseluruhannya masih didominasi oleh jaringan formal seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Analisis Jaringan Komunikasi NO TEMA FORMAL INFORMAL 1 Menimbulkan Pemahaman 2 Menimbulkan Kesenangan 3 Merubah Sikap 4 Membina Hubungan yang Baik 5 Menghasilkan Tindakan 6 Mendorong saling mempercayai 7 Memelihara Teamwork 8 Menghargai Status dan Peran 9 Pemberdayaan Sumber Daya Manusia 10 Menghemat Waktu 11 Membangkitkan motivasi 12 Menjalankan birokrasi 13 Menyelesaikan masalah Sumber : Hasil wawancara, April 2013 Dengan adanya dominasi jaringan komunikasi formal di atas, maka terciptalah metode penyampaian pesan yang mengikuti garis komunikasi atasan kepada bawahan (downward communication), komunikasi kepada atasan (upward communication), dan komunikasi horizontal (horizontal communication). Tabel 4.4 Jaringan Komunikasi Formal NO TEMA DOWNWARD UPWARD HORIZONTAL 1 Menimbulkan Pemahaman 2 Menimbulkan Kesenangan 3 Merubah Sikap 4 Membina Hubungan yang Baik 8

9 5 Menghasilkan Tindakan 6 Mendorong saling mempercayai 7 Memelihara Teamwork 8 Menghargai Status dan Peran 9 Pemberdayaan Sumber Daya Manusia 10 Menghemat Waktu 11 Membangkitkan motivasi 12 Menjalankan birokrasi 13 Menyelesaikan masalah Sumber : Hasil wawancara, April 2013 Penyampaian informasi di atas berlangsung secara variatif dalam berbagai metode. Metode yang paling sering digunakan adalah metode lisan, di samping adanya metode tulisan. Pemilihan metode lisan di Dinas Budparpora lebih didasarkan pada pertimbangan untuk mempercepat adanya respon, dan karena isi informasinya pendek. Sementara metode tulisan di Dinas Budparpora terdapat pada kegiatan pembuatan laporan dan surat-surat. NO TEMA Tabel 4.5 Metode Komunikasi LISAN TELEPON FACE TO FACE TULISAN DISPOSISI SURAT 1 Menimbulkan Pemahaman 2 Menimbulkan Kesenangan 3 Merubah Sikap 4 Membina Hubungan yang Baik 5 Menghasilkan Tindakan 6 Mendorong saling mempercayai 7 Memelihara Teamwork 8 Menghargai Status dan Peran 9 Pemberdayaan Sumber Daya Manusia 10 Menghemat Waktu 11 Membangkitkan motivasi 12 Menjalankan birokrasi 13 Menyelesaikan masalah Sumber : Hasil wawancara, April 2013 Ditinjau dari hambatan dalam berinteraksi di Dinas Budparpora, melalui hasil wawancara kepada seluruh informan menunjukkan bahwa tidak terdapat adanya hambatan yang berarti khususnya dalam berkomunikasi. Penutup Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai kepemimpinan yang efektif di dinas Budparpora Kota Sibolga. Sesuai dengan hasil penelitian, penulis telah memperoleh 13 (tiga belas) tema-tema yang merupakan hasil dari peranan komunikasi dalam kepemimpinan organisasi tersebut. Jaringan komunikasi yang berlangsung menunjukkan bahwa aliran pesan yang terjadi tidak hanya sebatas jaringan komunikasi formal, tetapi juga komunikasi informal. Metode komunikasi yang dilakukan berlangsung secara 9

10 variatif dalam berbagai metode. Metode yang paling sering digunakan adalah metode lisan, di samping adanya metode tulisan dan elektronik. Hasil wawancara menunjukkan bahwa di dalam berkomunikasi diantara pimpinan dengan bawahan hampir tidak ditemui adanya hambatan atau gangguan yang cukup berarti. Karena pada dasarnya mereka telah memahami tugas dan fungsi pokok masing-masing. Saran Penelitian Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa komunikasi memiliki peranan penting dalam kepemimpinan di Dinas Budparpora, hal ini perlu mendapat perhatian bagi pimpinan agar dapat melakukan tugasnya dengan lebih baik, dalam memimpin dan berkomunikasi kepada bawahannya, demi terciptanya hubungannya yang harmonis antara atasan dan bawahan. Hal ini diharapkan dapat terus ditingkatkan dan dipertahankan di Dinas Budparpora Kota Sibolga. Daftar Pustaka AW, Suranto Komunikasi Perkantoran.Yogyakarta : Media Wacana Idrus, Muhammad Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta : PT. Gelora Aksara Kriyantono, Rachmat Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Liliweri, Alo Wacana Komunikasi Organisasi. Bandung : Mandar Maju Moleong, Lexy j Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Muhammad, Arni Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara Muchlas, Makmuri Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Moh. Nazir. Ph.D, Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia Safari, Triantoro Kepemimpinan.Yogyakarta : Graha Ilmu Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Zuriah, Nurul Penelitian Tindakan dalam Bidang Pendidikan dan Sosial. Malang : Bayu Media Jurnal : Demmandulu, Rahmat Yusuf. (2004). Komunikasi dalam Sebuah Kepemimpinan. Jurnal STT Intim Makassar Edisi No. 7. Lubis, Fatma Wardy. (2008, Januari). Peranan Komunikasi dalam Organisasi. Jurnal Harmoni Sosial, Volume II, No Nurrohim Hassa, Lina Anatan. (2009, Mei). Efektivitas Komunikasi dalam Organisasi : Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta dan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung. Jurnal Manajemen, Vol.7, No.4. 10

PERANAN KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN ORGANISASI

PERANAN KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN ORGANISASI PERANAN KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN ORGANISASI (Studi Deskriptif tentang Peranan Komunikasi dalam Kepemimpinan Organisasi di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah. Efektivitas kerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah. Efektivitas kerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Efektivitas kerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi, dalam hal ini adalah organisasi pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam. dalam satu konsep keilmuan human behavior, semua perilaku manusia

BAB I PENDAHULUAN. selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam. dalam satu konsep keilmuan human behavior, semua perilaku manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia, sebagai mahluk sosial yang selalu mencoba berinteraksi, akan selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam berinteraksi, baik antar individu

Lebih terperinci

ARUS KOMUNIKASI VERTIKAL

ARUS KOMUNIKASI VERTIKAL ARUS KOMUNIKASI VERTIKAL PADA IKATAN SAPMA PEMUDA PANCASILA DI USU (Studi Deskriptif Kualitatif Arus Komunikasi Vertikal Pada Ikatan Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila di Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yaitu paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Strategi komunikasi pemasaran saat ini sudah menjadi bagian utama dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Strategi komunikasi pemasaran saat ini sudah menjadi bagian utama dari 67 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Strategi komunikasi pemasaran saat ini sudah menjadi bagian utama dari sebuah perusahaan, karena tanpa komunikasi pemasaran konsumen maupun masyarakat secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dimana metode ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang faktafakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi artinya pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi artinya pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan BAB III METODE PENELITIAN Metodologi artinya pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan dengan objek studi ilmu yang bersangkutan. Dengan kata lain metodologi itu menjelaskan tata cara dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian dengan III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif, yakni jenis penelitian yang berupaya menggambarkan suatu fenomena atau kejadian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Kota Surakarta, dimana di kota ini terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode artinya cara yang dilakukan dalam penelitian. Sedangkan penelitian adalah upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan. menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN. gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan. menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, maksudnya data yang dikumpulkan itu berupa kata-kata,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Kunci Komunikasi Organisasi Goldhaber (1986) menyatakan definisi komunikasi organisasi: organizationalcommunication is the process of creating and exchanging messages

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI

KOMUNIKASI ORGANISASI Modul ke: KOMUNIKASI ORGANISASI KONSEP UTAMA KOMUNIKASI ORGANISASI Fakultas Ilmu Komunikasi Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Public Relation www.mercubuana.ac.id 1. Komunikasi Komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karena itu metode diperlukan dalam suatu penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. karena itu metode diperlukan dalam suatu penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pembuatan rancangan penelitian adalah merupakan suatu kegiatan ilmiah. Suatu penelitian memerlukan metode yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti agar memperoleh data yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. Pada Bab ini, penulis mencoba untuk menganalisa data yang telah

BAB IV ANALISA DATA. Pada Bab ini, penulis mencoba untuk menganalisa data yang telah BAB IV ANALISA DATA Pada Bab ini, penulis mencoba untuk menganalisa data yang telah disajikan pada Bab III dengan menggunakan teknik analisa data deskriktif kualitatif, yaitu di sajikan dalam bentuk kalimat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan, baik swasta maupun negeri. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hubungan kerjasama

Lebih terperinci

PERANAN KOMUNIKASI INTERNAL DI LINGKUNGAN KERJA

PERANAN KOMUNIKASI INTERNAL DI LINGKUNGAN KERJA PERANAN KOMUNIKASI INTERNAL DI LINGKUNGAN KERJA Mardani Eka Ningrum, SE Kasubag Perencanaan Sistem Informasi APSI Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAK Sumber daya manusia sebagai salah satu faktor internal

Lebih terperinci

B A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen

B A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen 44 B A B III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN II.1. Bentuk Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menghendaki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian Deskriptif kualitatif yaitu ada beberapa definisi mengenai pendekatan ini, Bogdan dan Taylor dalam Lexy

Lebih terperinci

PERANAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. Fatma Wardy Lubis

PERANAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. Fatma Wardy Lubis PERANAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI Fatma Wardy Lubis Abstract: It can not denie communications is recessary for human. By communications people can interact each other in everyday life, at work,in relationship,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian 87 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Bogdan & Taylor mendefinisikan metode kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk dan berkembang secara signifikansi disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penelitian deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penelitian deskriptif. 24 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penelitian deskriptif. Menurut Moh. Nazir (1998) yang dimaksud dengan penelitian deskriptif : Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 65 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu akan mendeskripsikan permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Lingga Bayu Provinsi Sumatera Utara terhadap warga masyarakat yang mempunyai kebiasaan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI FORMAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KOMUNIKASI FORMAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KOMUNIKASI FORMAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Studi Korelasional Mengenai Komunikasi Formal Dan Pengambilan Keputusan Kerja Karyawan Di KPU Kota Pematang Siantar) Suranta Sembiring Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian mengenai implementasi dan pandangan hakim di Pengadilan Agama Kota Malang ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) atau empiris.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab III ini penulis akan memberikan data dalam metodologi penelitian yang terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian, penentuan lokasi, sumber data, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara untuk mendapatkan data dalam suatu penulisan, dengan kata lain dapat dikatakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data serta bagaimana melakukan penelitian di lapangan (Nazir,

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data serta bagaimana melakukan penelitian di lapangan (Nazir, III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian adalah urutan kerja yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian, termasuk alat-alat apa yang digunakan untuk mengukur maupun untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih penelitian ini III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih penelitian ini karena penelitian kualitatif bersifat menyeluruh (holistic), dinamis dan tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berbagai literatur dalam metodologi penelitian, menyatakan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. Berbagai literatur dalam metodologi penelitian, menyatakan bahwa 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berbagai literatur dalam metodologi penelitian, menyatakan bahwa penelitian dilaksanakan dalam rangka memperoleh pemecahan terhadap masalah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN. Dalam pendekatan penulisan ini berbentuk kualitatif. Yang artinya data yang

BAB III METODE PENULISAN. Dalam pendekatan penulisan ini berbentuk kualitatif. Yang artinya data yang BAB III METODE PENULISAN A. Jenis Penilitian Dalam pendekatan penulisan ini berbentuk kualitatif. Yang artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah sebuah metode yang digunakan untuk mendapatkan data yang

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47) penelitian

BAB II METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47) penelitian BAB II METODE PENELITIAN II.1 Bentuk Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47) penelitian dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. subyek penelitian mislanya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. 1

BAB III METODE PENELITIAN. subyek penelitian mislanya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan salah satu komponen penting dalam suatu penelitian. Dengan menggunakan metode yang tepat maka penelitian bisa dilakukan dengan mudah dan lebih terarah sesuai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan, data selama

Lebih terperinci

R. R Dinar Soelistyowati

R. R Dinar Soelistyowati Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 EISSN 2303-2472 APLIKASI KOMUNIKASI ORGANISASI UNTUK MEMBANGUN MOTIVASI KERJA KARYAWAN BUMN R. R Dinar Soelistyowati Universitas Persada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu penelitian tentang tradisi masyarakat muslim dalam membagi harta warisan secara kekeluargaan di kecamatan Jekan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (qualitative research). Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian deskriptif data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan tentang strategi komunikasi organisasi di RSUD Labuang Baji

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan tentang strategi komunikasi organisasi di RSUD Labuang Baji BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian dan pembahasan tentang strategi komunikasi organisasi di RSUD Labuang Baji Makassar. V.1 Hasil Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantungan dengan orang-orang

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantungan dengan orang-orang 35 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Krik and Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN diamati. 1 Dalam hal ini penulis menafsirkan dan menjelaskan data-data yang 53 BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam kelangsungan hubungan di dalam sebuah kelompok ataupun

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam kelangsungan hubungan di dalam sebuah kelompok ataupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi sangat diperlukan untuk kelangsungan kehidupan manusia, termasuk dalam kelangsungan hubungan di dalam sebuah kelompok ataupun organisasi. Dimana komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Lexy, 2002:9) mendefinisikan: Penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode, secara harfiah berarti cara. Selain itu, metode berasal dari bahasa Yunani, metha (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara), metode bisa berarti suatu prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah salah satu faktor yang terpenting dan sangat menentukan dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian banyak dipengaruhi atau ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata lain, metodologi adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah field research (penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah field research (penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah field research (penelitian lapangan) yaitu riset yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejalagejala.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam 34 3.1 Paradigma penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam kategori paradigma kritis. Paradigma ini mempunyai pandangan tertentu bagaimana pandangan tertentu bagaimana media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluasi, penelitian evaluasi merupakan metode untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam hubungan jaringan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila karyawan-karyawan memiliki

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kebijakan Pemerintah Kota Metro dalam penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) berbasis pedagang, ketertiban dan keindahan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

WE CANNOT NOT COMMUNICATE

WE CANNOT NOT COMMUNICATE 1 WE CANNOT NOT COMMUNICATE (Bateson, 1972) Komunikasi adalah prasyarat kehidupan Manusia, Fakta : KESIMPULAN : 1. Individu menghabiskan 70% dari waktu mereka untuk berkomunikasi menulis, membaca, berbicara,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan berarti

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan berarti BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penilitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan berarti penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Berbicara tentang bentuk penelitian, lazimnya dunia keilmuan membagi

BAB II METODE PENELITIAN. Berbicara tentang bentuk penelitian, lazimnya dunia keilmuan membagi BAB II METODE PENELITIAN II. 1 Bentuk Penelitian Berbicara tentang bentuk penelitian, lazimnya dunia keilmuan membagi bentuk penelitian kedalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi nonverbal pada klub

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi nonverbal pada klub BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi nonverbal pada klub selam Anemon jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Tipe penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, digunakan jenis penelitian lapangan (field research). Field research adalah jenis penelitian dengan melakukan penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Menurut Nazir (2008: 63) yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN 1.1 Alasan Menggunakan Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Alasan peneliti menggunkan penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi terjadi setiap hari dimana saja. Komunikasi merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi terjadi setiap hari dimana saja. Komunikasi merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Organisasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi terjadi setiap hari dimana saja. Komunikasi merupakan salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif lebih menekankan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif lebih menekankan 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian ini menurut Bugdon dan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian ini menurut Bugdon dan BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe dan Pendekatan Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian ini menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam menjalani kehidupan, manusia tidak akan pernah terlepas dari lingkungan sosial. Dalam menjalani kehidupan tersebut tentunya manusia sering menjalin interaksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode dalam arti kata yang sesungguhnya, maka metode (Yunani : methodos) adalah cara atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi adalah studi mengenai bagaimana manusia mengalami kehidupannya di

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI PIMPINAN DEPARTEMEN KOMUNIKASI PT. DIRGANTARA INDONESIA. ( Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Pimpinan Departemen

POLA KOMUNIKASI PIMPINAN DEPARTEMEN KOMUNIKASI PT. DIRGANTARA INDONESIA. ( Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Pimpinan Departemen POLA KOMUNIKASI PIMPINAN DEPARTEMEN KOMUNIKASI PT. DIRGANTARA INDONESIA ( Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Pimpinan Departemen Komunikasi Dalam Memotivasi Karyawan PT. Dirgantara Indonesia ) Ricky

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian A. Lokasi Penelitian Pemilihan lokasi atau site selection menurut Sukmadinata (2007:102) berkenaan dengan penentuan unit, bagian, kelompok,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI TIM DOSEN PERPUSINFO

KOMUNIKASI ORGANISASI TIM DOSEN PERPUSINFO KOMUNIKASI ORGANISASI TIM DOSEN PERPUSINFO PENGANTAR MANUSIA ADALAH MAKHLUK SOSIAL YANG MEMBUTUHKAN ORANG LAIN ATAU SEKELOMPOK ORANG UNTUK BERINTEGRASI DALAM KEHIDUPANNYA MANUSIA MEMBUTUHKAN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu memaparkan situasi atau peristiwa, penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis

Lebih terperinci

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas Pengaruh Kualitas Komunikasi Interpersonal Pemimpin terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai dalam Budaya Organisasi di Mirota Batik Yogyakarta Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah field research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah field research BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah field research (penelitian lapangan) yaitu riset yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejala-gejala.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITAN 26 BAB III METODE PENELITAN Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk melakukan penelitian dengan tujuan mencapai hasil yang maksimal, berikut ini akan dijelaskan metode apa saja yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR. 1.1 Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian 7

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR. 1.1 Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian 7 DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i ii iii vi x xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Perumusan Masalah 7 1.3 Tujuan Penelitian 7 1.4 Manfaat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan teoritis dan empiris dalam penelitian sangat di perlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul skripsi ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sejak tanggal dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang

BAB III METODE PENELITIAN. sejak tanggal dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. yang telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB IV ANALISA DATA. yang telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk

Lebih terperinci

Oleh Oky Widhi Tri Atmadja. Abstract

Oleh Oky Widhi Tri Atmadja. Abstract PERAN PEMIMPIN DALAM MELAKSANAKAN HUMAN RELATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KARYAWAN LPP RRI SURAKARTA Oleh Oky Widhi Tri Atmadja Abstract This research is descriptive-qualitative that aim to know the

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau sekelompok orang yang dianggap berasal dari masalah sosial atau

BAB III METODE PENELITIAN. atau sekelompok orang yang dianggap berasal dari masalah sosial atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan pendekatan Penelitian Jenis skripsi yang penulis teliti ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Creswell mendefinisikan metode kualitatif merupakan metodemetode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Deskriptif yaitu memberikan gambaran dari suatu gejala sosial tertentu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Deskriptif yaitu memberikan gambaran dari suatu gejala sosial tertentu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat / Tipe Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunaan metode Deskriptif. Menurut Robert K Yin dalam bukunya Studi Kasus Desain dan Metode mengatakan bahwa metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan atau memvaliditasi produk-produk yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan atau memvaliditasi produk-produk yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sugiyono dalam bukunya metode kuantitatif kualitatif dan R & D, menyatakan bahwa penelitian merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan proses berfikir yang bersifat deduktif,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan proses berfikir yang bersifat deduktif, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan proses berfikir yang bersifat deduktif, yaitu suatu penelitian yang didekati dari segi konsep dan teori

Lebih terperinci

Modul Komunikasi Bisnis

Modul Komunikasi Bisnis BAB I PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS Tujuan Pembelajaran 1. Mengerti definisidan pentingnya komunikasi 2. Mengetahui komponen komunikasi 3. Mengetahui perbedaan bentuk komunikasi 4. Mengetahui proses komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini akan membahas tentang (1) Pendekatan dan Rancang Penelitian, (2) Kehadiran Peneliti, (3) Sumber Data Penelitian, (4) Teknik Pengumpulan Data, (5) Analisis Data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan karya ilmiah (skripsi) tidak lepas dari penggunaan metode penelitian sebagai pedoman agar kegiatan penelitian terlaksana dengan baik. Sebuah penelitian dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell, yang dikutip Rulam Ahmadi, penelitian kualitatif merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian

III. METODE PENELITIAN. untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2005:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

Lebih terperinci