MEMBACA KONSEP PEMBARUAN ISLAM FAZLUR RAHMAN TENTANG IMAN, ETIKA, TRADISI, DAN AL-QUR AN DALAM TEKS NURCHOLISH MADJID. Lukman Hakim Joko Arizal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MEMBACA KONSEP PEMBARUAN ISLAM FAZLUR RAHMAN TENTANG IMAN, ETIKA, TRADISI, DAN AL-QUR AN DALAM TEKS NURCHOLISH MADJID. Lukman Hakim Joko Arizal"

Transkripsi

1 MEMBACA KONSEP PEMBARUAN ISLAM FAZLUR RAHMAN TENTANG IMAN, ETIKA, TRADISI, DAN AL-QUR AN DALAM TEKS NURCHOLISH MADJID Lukman Hakim Joko Arizal Abstract This paper presents Fazlur Rahman s ideas on Islamic reform and how it implications to Modernity on the Nurcholish Madjid s texts. To read the text the writer apply systematic and critical and historical approaches. Both of approaches are usefull to describe of Rahman s Ideas on Islamic reform and modernity which life on the Nurcholish Madjid s text. According to Rahman to reform Islam he offers four concepts they are: faith (iman), ethics, tradition, and al-qur an. Faith is the fundamental concept where every muslim must believe to God and not to the other. Ethics is the muslim attitude that must be applied to the whole of life. On the other hand, ethics is the transformation of the faith value. Tradition is refer to the intellectual muslims community where they keep their spirit on ijtihad. Al-Qur an is the revelation for muslim and it function as guidence to act. It means Al-Qur an becomes paradigm for muslims. Finally, this paper conclude that what Madjid states on his text on the reform (especially on Islam and Modernity) is the form of the Rahman s duplication ideas. Keywords: Islam, Modenity, Fazlur Rahman, Nurcholish Madjid s Text. Pendahuluan Pembaruan (tajdid) Islam dalam konteks abad XX telah berhasil menghadirkan konsep besar yaitu Keislaman dan Kemodernan. Konsep pembaruan (tajdid) tersebut tidak lepas dari situasi masyarakat muslim yang sebagian besar pada saat itu sedang menghadapi cengkraman kolonialisme Eropa. Situasi tersebut menghadirkan semangat perlawanan atas kolonialisme di kalangan masyarakat muslim. Cita-cita untuk dapat lepas dan merdeka secara politik dari kaum kolonial menjadi gerakan di dunia masyarakat terjajah. Puncaknya pasca Perang Dunia II yang berakhir menjelang pertengahan abad XX masyarakat muslim yang terjajah secara perlahan dapat melepaskan diri dari penjajahan. Walau kemerdekaan secara politis telah berhasil dicapai, ternyata masyarakat dunia kembali dikejutkan oleh Perang Dingin yang berbentuk pada suatu pertarungan ideologi. Selain menghadapi pertarungan ideologi bangsa-bangsa yang baru merdeka dan negara-negara yang baru dibentuk ternyata juga dihadapkan pada persoalan mendasar seperti persoalan keterbelakangan di bidang Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan dan lainlain. Situasi dan keadaan serupa juga terjadi di Indonesia. Tepatnya pasca peralihan pemerintahan dari Soekarno ke Soeharto yang terjadi pada tahun Indonesia di bawah pemerintahan Soeharto segera menerapkan konsep ideologi pembangunan untuk mempercepat perubahan hidup masyarakat. Rezim Soeharto yang secara politik ditopang oleh kelompok militer dan kelompok birokrat memegang kendali pemerintahan secara penuh. Di sisi lain, golongan Islam yang secara politik memiliki basis massa cukup besar

2 Jurnal Universitas Paramadina Vol. 9 No.1 April 2012 dan memiliki sumber daya manusia yang layak untuk ikut ambil bagian dalam pembangunan (pemerintahan) justru tersingkirkan (Munawar-Rachman, 2008: 16). Selain itu, kecurigaan rezim Soeharto terhadap kekuatan Islam politik juga demikian besar hingga akhirnya rezim Soeharto melakukan deideologisasi atas organisasi massa dan partai politik di Indonesia. Penerapan sistem asas tunggal terhadap seluruh organisasi massa dan partai politik tersebut ternyata tidak sekedar untuk menerapkan hegemoni atau mengontrol seluruh kekuatan sosial politik yang ada, melainkan juga telah menjadikan Pancasila sebagai ideologi tiranik bagi penguasa. Menghadapi rezim yang otoriter dan menyadari keterpinggiran dalam partisipasi politik para aktivis muda muslim mulai berpikir keras untuk menemukan cara agar umat muslim Indonesia yang secara kuantitas berjumlah sangat besar dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan. Selain menghadapi persoalan keterpinggiran dalam partisipasi politik, umat muslim Indonesia juga menghadapi persoalan lain yaitu modernisasi. Menurut Dawam Rahardjo, persoalan modernisasi ini ditanggapi dalam tiga rerangka. Pertama, modernisasi dilihat sebagai suatu proses penyebaran nilai-nilai yang sejalan dengan ekspansi kekuatan ekonomi dan politik Barat. Kedua, modernisasi dilihat sebagai keharusan sejarah yang akan melanda seluruh dunia, dan karena itu perlu ditanggapi, lepas dari perasaan suka atau tidak suka. Ketiga, modernisasi dilihat dan dinilai secara kritis (Rahardjo, 1991: 9-10). Pada situasi dan kondisi masyarakat Indonesia yang demikian gagasan besar Nurcholish Madjid menggulirkan gagasan pembaruan menemukan konteksnya. Pada konteks yang lebih luas, konsep gagasan pembaruan Islam sesungguhnya telah mulai bergulir pada akhir abad XIX. Pada saat itu, Jamal al-din al-afghani ( ) dan Muhammad Abduh ( ) dapat ditempatkan sebagai pelopor sekaligus tokoh besarnya. Gagasan pembaruan yang digulirkan oleh Jamal al-din al-afghani dan Muhammad Abduh tersebut terus berlanjut hingga ke masa generasi Fazlur Rahman ( ). Adapun di Indonesia, gerakan modernisasi Islam yang salah satunya telah terlembaga adalah persyarikatan Muhammadiyah. Sebagaimana telah menjadi kekhasan dari para kaum pembaru mulai dari gerakan Muhammad Abduh hingga gerakan persyarikatan Muhammadiyah bila dicermati secara seksama agenda pembaruan yang digagas masih memiliki alur garis yang sama. Kata kunci untuk menyebut gagasan konsep pembaruan itu adalah: Pertama, pada bidang Keagamaan digagas gerakan pemurnian agama. Kedua, pada bidang Kehidupan Sosial menggagas pendidikan dan politik (Noer, 1996: ; Naharong, 2010: 98-99). Bila ditempatkan dalam hamparan peta pembaruan, gagasan pembaruan Nurcholish Madjid tidaklah berangkat dari ruang hampa melainkan menindaklanjuti atas proses pembaruan yang telah ada sebelumnya dan mencermati apa yang kini sedang berproses. Bila bidang garapan pembaruan Islam (secara khusus di Indonesia) sebelumnya ada pada bidang Pemurnian Agama, Pendidikan, dan Politik, maka Nurcholish Madjid melengkapinya dengan konsep keindonesiaan. Bila masing-masing konsep tersebut dirinci, maka konsep pembaruan Nurcholish Madjid dapat dibaca sebagai berikut. Pertama, konsep sosial secara umum terimplemantasi pada bagaimana mewujudkan cita-cita keadilan. Kedua, konsep politik menjelaskan bagaimana cara masyarakat Islam Indonesia membedakan antara sikap dan tindakan sosial-keagamaan dengan perilaku dan tindakan politik, di mana hal ini tertuang dalam konsep sekularisasi dengan jargonnya yang terkenal Islam Yes Partai Islam No. Ketiga, dalam konsep 278

3 Lukman Hakim dan Joko Arizal Membaca Konsep Pembaruan Islam Fazlur Rahman tentang Iman, Etika, Tradisi, dan Al-Quran dalam Teks Nurcholish Madjid kehidupan beragama, Nurcholish Madjid menawarkan konsep bagaimana membentuk sikap dan pandangan masyarakat Islam Indonesia yang inklusif-pluralis. Seluruh konsep yang Nurcholish tawarkan seluruhnya dibingkai dalam konsep besar yang bernama konsep Keindonesiaan. Maksud tulisan ini adalah ingin menggali secara lebih dalam teks Nurcholish Madjid untuk mengetahui gagasan Fazlur Rahman tentang pembaruan islam. Dengan mengetahui aspek-aspek tersebut di dalam teks Nurcholish Madjid maka teks itu setidaknya dapat menampakkan panorama kekayaan lapisan pemikiran Nurcholish Madjid yang dapat menyerap gagasan-gagasan besar dari para intelektual dunia baik dari kalangan muslim maupun non-muslim. Konsep Keislaman dan Kemodernan merupakan salah satu konsep kunci dalam ide pembaruan. Dengan mengangkat persoalan keislaman dan kemodernan, maka, tulisan ini bermaksud melacak akar-akar pembaruan islam yang terkandung di dalam teks Nurcholish Madjid. Metode Pembacaan Teks Metode pembacaan teks yang digunakan untuk membaca teks Nurcholish Madjid pada tulisan ini adalah mencoba memakai dua tahapan metode pembacaan yang terdiri atas metode pembacaan sistematis dan metode pembacaan historis-kritis (Budi Hardiman, 2002: 6-9). Metode pembacaan sistematis berfungsi untuk menggali dan memetakan tema-tema ataupun gagasan yang muncul dari dalam teks. Tema-tema ataupun gagasan yang sudah muncul dari dalam teks Nurcholish Madjid selanjutnya dikembangkan berdasarkan tema teks itu. Setelah tahap pembacaan sistematis usai, pembacaan teks Nurcholish Madjid dilanjutkan ke tingkat metode pembacaan historiskritis. Pembacaan teks historis-kritis ini bertujuan untuk melihat keterkaitan dan keterpengaruhan teks Nurcholish Madjid dengan teks lain (dalam hal ini teks Fazlur Rahman). Proses pengumpulan teks dilakukan atas dua tahap. Pertama, mengumpulkan teks pokok; teks pokok yang dimaksud adalah karya-karya utama Nurcholish Madjid yang terkait langsung dengan tema pembaruan islam dalam hal ini topik mengenai keislaman dan kemodernan telah tersedia baik yang ditulis oleh Fazlur Rahman maupun Nurcholish Madjid. Dari pemilihan tema tersebut penulis dapat menghimpun tiga karya utama Nurcholish Madjid yang secara khusus membahas persoalan keislaman dan kemodernan. Ketiga karya tersebut adalah: Tradisi Islam Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan di Indonesia (1997), Islam Doktrin dan Peradaban, dan Islam Kemodernan dan KeIndonesiaan (1987). Kedua, selain menghimpun teks pokok, selanjutnya dihimpun pula teks pendukung yang terdiri dari tulisan orang tentang Nurcholish Madjid. Literatur pendukung ini sangat banyak membantu penulis di dalam melacak pokok-pokok pikiran Nurcholish Madjid tentang pembaruan Islam yang ditulis oleh para pengkaji Nurcholish Madjid. Adapun salah satu manfaat dari membaca teks pendukung ini adalah agar penulis dapat memposisikan tulisan ini dengan tulisan-tulisan para penulis terdahulu. Dengan demikian, harapan untuk menghindari pengulangan maupun duplikasi kiranya dapat terwujud. Tentang karya orang tentang Nurcholish Madjid yang dapat dihimpun adalah: Nurcholish Madjid Kontroversi Kematian dan Pemikirannya (2005), Menembus Batas Tradisi (2006), Seorang Mujadid dalam Empat Jilid (2007), Membaca Nurcholish 279

4 Jurnal Universitas Paramadina Vol. 9 No.1 April 2012 Madjid (2008), All You Need is Love Nurcholish Madjid di Mata Anak Muda (2008). Al- Qur an dan Al-Sunnah dalam Pandangan Fazlur Rahman (2010). Tulisan tentang Pemikiran Nurcholish Madjid Tulisan yang membahas tentang pemikiran Nurcholish Madjid tersedia cukup banyak baik dalam bentuk kumpulan tulisan, artikel, skripsi, tesis, maupun disertasi. Karya-karya tersebut ada yang telah terpublikasi maupun ada yang belum atau tidak terpublikasi. Walau tulisan yang ada terbilang sangat banyak justru disinilah letak kesulitan penulis di dalam menghimpun atau memperoleh tulisan-tulisan itu. Sebagian besar tulisan orang yang menulis tentang Nurcholish Madjid hingga tulisan ini disusun masih belum terdata secara lengkap. Saat tulisan ini disusun terdapat beberapa tulisan tentang Nurcholish Madjid yang telah terpublikasi dalam bentuk buku. Di antara buku yang ada adalah buku yang ditulis oleh Adian Husaini yang berjudul Nurcholish Madjid Kontroversi Kematian dan Pemikirannya. Buku tersebut tidak menunjukkan kejelasan kritik terhadap gagasangagasan Nurcholish Madjid melainkan hanya memamerkan caci-maki dan ketidaksukaan penulisnya terhadap diri pribadi Nurcholish Madjid maupun diri pribadi orang-orang yang sependapat dengan gagasan-gagasan Nurcholish Madjid. Buku selanjutnya adalah Menembus Batas Tradisi, buku ini merupakan kumpulan tulisan yang terbagi kedalam tiga tema besar. Bagian pertama mengulas tentang pandangan keislaman Nurcholish Madjid. Pada bagian ini keempat tulisan yang ada mengupas gagasan Islam yang inklusif-pluralis. Bagian kedua mengulas tentang pandangan keindonesiaan Nurcholish Madjid. Pada bagian ini berisi lima tulisan yang berbeda namun garis besar temanya masih seputar tentang inklusivitas, dan ditambah dengan tema budaya dan kontekstualisasi Islam di Indonesia. Bagian ketiga mengulas pendangan kemodernan Nurcholish Madjid. Pada bagian ini terdapat lima tulisan yang masing-masing mengangkat tema tentang pluralisme, hak asasi manusia (HAM), dan toleransi. Walaupun isi buku itu telah mentematisasikan gagasan besar Nurcholish Madjid dan membaginya secara terkelompok, namun para penulis yang menyumbangkan tulisannya pada kumpulan buku itu secara keseluruhan masih meneruskan dan mempertajam kembali gagasan-gagasan Nurcholish Madjid tentang persoalan yang spesifik yaitu tentang inklusivisme-pluralisme dalam pandangan keagamaan. Tulisan selanjutnya yang dapat dihimpun adalah tulisan resensi yang berjudul Seorang Mujadid dalam Empat Jilid, tulisan ini menyebutkan bahwa neosufisme dan neomodernisme menjadi pokok pemikiran Nurcholish Madjid dalam ensiklopedi itu. Pengertian dari neosufisme yang dimaksud adalah merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup di mana pun dan kapan pun (rabbani) yang mewujud dalam etika sebagai pusat keislaman. Adapun pengertian dari neomodernisme adalah perkembangan modernisme Islam yang mengawinkan kesarjanaan Islam klasik dengan metode-metode analitis modern (Barat) (Utriza, 2007: 65). Sebagai sekedar tulisan resensi, tulisan ini hanya menyajikan ulasan singkat dan memberikan arahan dalam bentuk pokok-pokok garis besar pikiran Nurcholish Madjid tentang keislaman dan kemodernan. Tulisan lain yang cukup lengkap mengkaji pikiran-pikiran Nurcholish Madjid adalah buku yang berjudul Membaca Nurcholish Madjid. Buku yang ditulis oleh Budhy Munawar Rahman ini menguraikan secara rinci aspek pikiran, argumen filosofis keimanan, dan tentang keislaman. Buku ini sangat membantu untuk mengetahui 280

5 Lukman Hakim dan Joko Arizal Membaca Konsep Pembaruan Islam Fazlur Rahman tentang Iman, Etika, Tradisi, dan Al-Quran dalam Teks Nurcholish Madjid sistematika pemikiran keagamaan Nurcholish Madjid secara menyeluruh. Selain itu, buku ini merupakan pengantar untuk Ensiklopedi Nurcholish Madjid. Walau buku ini memuat pokok-pokok pemikiran Nurcholish Madjid secara lengkap namun penulis buku ini belum menyinggung keterpengaruhan Nurcholish Madjid atas Fazlur Rahman. Tulisan selanjutnya adalah buku kumpulan tulisan tentang Nurcholish Madjid di mata anak muda. Buku ini merupakan kumpulan tulisan yang dihimpun oleh Ihsan Ali- Fauzi dan Ade Armando yang berisi tentang kesan dan kenangan anak-anak muda terhadap almarhum Nurcholish Madjid. Anak-anak muda yang menuliskan kesan atau kenangan tersebut sebagian besar larut dalam kenangan indah dan belum menampilkan tulisan dari aspek keterpengaruhan Nurcholish Madjid dari tokoh lain. Terakhir, tulisan lain yang cukup mendekati dengan tema tulisan ini adalah makalah yang ditulis oleh Muhammad Wahyuni Nafis tentang Al-Qur an dan Sunnah dalam Pandangan Fazlur Rahman (2010). Tulisan ini berangkat dari pembacaan Nafis atas artikel Nurcholish Madjid yang membahas Fazlur Rahman dan berangkat tulisan ini Nafis selanjutnya menitik beratkan kajiannya pada paradigma dan metodologi Fazlur Rahman di dalam mengkaji Al-Quran, Al-Sunnah, dan Hadits. Metode gerak ganda (double movement) menjadi perhatian Nafis untuk melihat lebih jauh metode tersebut diaplikasikan oleh Rahman untuk menafsirkan Al-Quran dan bagaimana pula pendekatan itu dapat diterapkan untuk studi Al-Sunnah dan Hadits. Pembahasan Nafis secara deskriptif ini dapat memberikan kepada kita suatu gambaran umum tentang Rahman dan bagi orang yang baru mengenal Fazlur Rahman tulisan ini sangat baik sebagai pengantar dan sangat membantu. Adapun hal yang belum disinggung oleh Nafis di dalam tulisannya itu adalah Nafis belum pernah menyebutkan aspek-aspek keterpengaruhan Nurcholish Madjid atas Fazlur Rahman itu secara spesifik. Walau diawal tulisannya Nafis menyebutkan adanya banyak kesamaan antara Fazlur Rahman dengan Nurcholish Madjid baik dari sisi kepribadian maupun intelektualitasnya namun Nafis belum memberikan rincian secara utuh. Unsur Rahmanian Nurcholish Madjid tentang Keislaman Keimanan Konsep keimanan merupakan konsep paling fundamental dalam gagasan Nurcholish Madjid. Konsep tersebut diuraikan secara jelas dan lengkap dalam Islam Doktrin dan Peradaban di mana Nurcholish mengatakan bahwa pengertian konsep iman tidak terbatas pada sikap percaya terhadap adanya Tuhan semata melainkan juga harus memercayai-nya dalam kualitas-nya sebagai dzat yang tunggal (Madjid, 2008: 94). Prinsip iman itu harus diimplementasikan secara total dalam kehidupan seorang muslim. Implementasi itu harus meliputi tauhid (mengesakan Allah S.W.T.) (Madjid, 2008: 71-89) dan manusia harus menghilangkan syirik (mengangkat sesuatu selain Tuhan secara bathil) (Madjid, 2008: 95-97). Nurcholish Madjid juga menggambarkan tentang situasi masyarakat Arab pra Islam yang sudah percaya pada Tuhan namun mereka tidak dapat disebut beriman dan bertauhid. Sebaliknya mereka disebut kaum yang mempersekutuan Tuhan (al-musyrikun) atau berpaham politeis (syirk) yaitu kepercayaan yang berpusat pada Tuhan, namun masih membuka peluang bagi adanya kepercayaan kepada wujud-wujud lain yang 281

6 Jurnal Universitas Paramadina Vol. 9 No.1 April 2012 dianggap bersifat keilahian (tuhan-tuhan), walau lebih rendah dari Tuhan sendiri (Madjid, 2008: 74,78). Memahami situasi keberimanan masyarakat Arab pra Islam yang sedemikian rupa, kehadiran Nabi Muhammad S.A.W. memiliki misi yang mulia yaitu ingin membebaskan manusia dari berbagai kepercayaan palsu untuk selanjutnya berpegang pada kepercayaan yang benar (Madjid, 2008: 77). Kepercayaan yang benar inilah yang disebut dengan ajaran tauhid sebagaimana yang pernah diajarkan oleh Nabi Ibrahim A.S. Konsep iman ini selanjutnya oleh Nurcholish Madjid dipertalikan dengan konsep ilmu dan konsep amal. Relasi ketiga konsep tersebut oleh Nurcholish ditempatkan secara simultan di mana masing-masing konsep tidak dapat dipisahkan maupun didikotomikan. Iman sebagai dasar kepercayaan menuntut pelaksanaan (Q.S. Al- Shaff/61: 3) walau kemampuan individu muslim itu dalam melaksanakan ajaran Tuhan itu terbatas. Meski terbatas, setiap individu muslim tidak boleh asal-asalan dalam menjalankan nilai-nilai keimanan. Manusia perlu ilmu agar tidak keliru di dalam melaksanakan nilai-nilai tersebut. Dengan terhindarnya manusia dari kekeliruan melaksanakan ajaran tauhid ini maka akan menyempurnakan amal. Etika Berbicara tentang etika, Nurcholish Madjid berpendapat bahwa agama Islam merupakan agama etika atau akhlak, dan para penganutnya yang sejati adalah orangorang yang etis atau berakhlak, yaitu orang-orang yang memiliki budi pekerti yang luhur (Madjid, 2008: 372). Perilaku etis orang Islam ini harus ditunjukkan melalui perbuatan baik kepada sesama manusia dan makhluk hidup lainnya. Perilaku etis yang demikian ini sejalan dengan misi dan tujuan para Rasul Tuhan yang ingin mewujudkan masyarakat berketuhanan, bermartabat, dan adil. Di dalam setiap pendapatnya secara khusus di dalam memandang persoalan etika Nurcholish Madjid masih mendasari pandangannya dengan landasan konsep keimanan yang telah dirumuskan. Oleh sebab itu, bila dicermati lebih teliti etika yang ditawarkan oleh Nurcholish Madjid merupakan konsep etika kenabian. Konsep etika profetis tersebut bila diringkas terangkum dalam konsep berikut. Pertama, konsep hanif (cenderung pada kebenaran). Kedua, konsep kesadaran hukum. Ketiga, konsep tanggungjawab. Pengertian konsep hanif adalah kesadaran akan kehadiran Tuhan yang mendorong manusia untuk menjalani hidup di bawah ridho Tuhan. Dengan kesadarannya itu, manusia akan senantiasa berada dalam fithrah (dorongan alamiah) untuk senantiasa berbuat baik. Dengan menempatkan konsep hanif ini menunjukkan bahwa Nurcholish Madjid meletakkan nilai-nilai iman sebagai prinsip dasar. Pengertian dari konsep kesadaran hukum adalah konsep ini merupakan tindak lanjut dari ketaatan manusia pada Tuhan dan RasulNya. Ketaatan pada hukum ini merupakan ketaatan manusia atas konsensus (kesepakatan bersama) yang dipegang oleh pihak otoritas (ulil amr) yang memiliki kewenangan secara sah untuk mengatur dan mengurus segala persoalan secara adil. Dalam istilah sekarang manusia harus tunduk dan patuh pada negara hukum. Konsep terakhir adalah konsep tanggungjawab. Konsep ini memiliki pengertian bahwa manusia sebagai wakil Tuhan di muka bumi (Khalifatullah fi al ardl) akan diminta pertanggungjawaban di hadapan Tuhan untuk mempertanggungjawabkan kekhalifahannya. Pengertian kekhalifahan di sini salah satu pengertiannya ditekankan 282

7 Lukman Hakim dan Joko Arizal Membaca Konsep Pembaruan Islam Fazlur Rahman tentang Iman, Etika, Tradisi, dan Al-Quran dalam Teks Nurcholish Madjid pada perbuatan semua manusia akan diminta mempertanggungjawabkan amal perbuatannya kepada Tuhan. Selain bertanggungjawab kepada Tuhan manusia juga harus mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada sesama manusia dan terakhir manusia juga mempertanggugjawabkan perbuatannya pada dirinya sendiri. Bila dicermati, pertanggungjawaban yang dipikul oleh manusia tidak terbatas pada pertanggungjawaban di dunia semata melainkan juga membawa pertanggungjawaban itu sampai akhirat (Madjid, 2008: 301). Unsur Rahmanian Nurcholish Madjid tentang Kemodernan Tradisi Mengikuti jejak Fazlur Rahman, Nurcholish Madjid di dalam menjelaskan persoalan tradisi mengacu pada komunitas epistemik di era kejayaan intelektual klasik. Tradisi intelektual Islam telah mengalami diskontinuitas sejak pasca abad XIII. Terjadinya diskontinuitas tradisi intelektual itu disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Penyebab dari faktor internal di antaranya terjadi karena perseteruan antar kelompok yang tidak senang dengan pemikiran-pemikiran Islam yang dianggap bertentangan dan menyimpang dari ajaran Islam; sedangkan penyebab faktor eksternal diantaranya adalah adanya serangan dari pihak luar yang mengasumsikan keberadaan Islam sebagai rival dan ancaman. Adapun puncak kejumudan masyarakat Islam terjadi dalam rentang waktu antara abad XV sampai abad XIX. Tanda-tanda kebangkitan tradisi intelektual Islam mulai terlihat kembali menjelang akhir abad XIX. Pada masa itu beberapa intelektual Islam mulai berupaya untuk melakukan revitalisasi spirit tradisi intelektual yang telah lama terhenti. Untuk mengembalikan hidupnya tradisi intelektual Islam itu, diperlukan kecakapan untuk menangkap pesan-pesan sejarah masa lalu. Hal ini tentu akan bermanfaat untuk memperkaya wawasan agar kita lebih cakap dan tajam di dalam menangkap pesan-pesan kekinian dan keakanan (Madjid,2010:40). Tradisi intelektual Islam klasik memberikan pengaruh yang besar bagi peradaban manusia. Kemajuan ini diperoleh berkat kerja keras para intelektual itu dalam memahami dan menangkap pesan-pesan Tuhan serta gigih di dalam melakukan ikhtiar pengembangan pengetahuan. Apa yang telah dikerjakan oleh para ilmuan Islam klasik tersebut merupakan bentuk nyata dari ijtihad. Ijtihad merupakan bentuk cara berpikir kreatif, dinamis, dan terbuka (Madjid,1997: 34). Dari semangat ijtihad ini lahirlah pelbagai macam disiplin ilmu pengetahuan dalam bidang Studi Islam, seperti Ilmu Kalam, Fiqh, Ushul-Fiqh (Yurisprudensi Islam), Filsafat, Tasawuf, ilmu-ilmu alam, dan lain-lain. Seluruh capaian yang ada pada masa lampau itu dapat diraih dengan menggelorakan etos ijtihad. Etos ijtihad merupakan agenda yang senantiasa digelorakan oleh para penggerak pembaruan di mana Ibnu Taimiyah salah seorang tokoh yang gigih di dalam memperjuangkan etos ijtihad itu. Nama-nama besar lain di bidang Pembaruan Islam seperti Muhammad Abduh, Jamaluddin al Afghani, Rasyid Ridho merupakan generasi baru yang belajar untuk membangkitkan kembali semangat ijtihad itu. Nurcholish Madjid selanjutnya berpendapat bahwa bila ingin membangun suatu tradisi maka ia tidak dapat langsung bisa terwujud seketika melainkan tumbuh dan berkembang dalam kurun waktu 283

8 Jurnal Universitas Paramadina Vol. 9 No.1 April 2012 yang panjang (Madjid, 1997:45). Apa yang dinyatakan oleh Nurcholish Madjid tersebut mengingatkan kita bahwa perlu konsistensi dan sikap pantang menyerah untuk membentuk suatu tradisi. Nurcholish Madjid selanjutnya juga menegaskan bahwa tradisi intelektual itu akan terwujud bila memiliki kesinambungan dengan pemikiran atau tradisi masa lampau (Madjid, 1997: 46). Pendapat Nurcholish Madjid ini merupakan penegasan kembali bahwa suatu tradisi ilmiah seharusnya dibangun tanpa memutus rantai tradisi yang sudah ada namun tradisi yang telah ada itu harus senantiasa dikembangkan dan disesuaikan dengan zamannya. Al-Qur an Menurut Nurcholish Madjid, al-qur an adalah pesan Tuhan yang disampaikan kepada manusia. Pesan utama yang terkandung di dalam kitab suci itu adalah pesan taqwa kepada Tuhan. Pengertian Taqwa di sini adalah bukan sekedar takut kepada Tuhan dan melaksanakan perintahnya semata namun juga kesadaran akan kebertuhanan (Madjid, 2008: 490). Dengan kesadaran ini, tentu akan dapat mengubah cara pandang seseorang dalam menjalankan kehidupan. Dengan demikian, tindakan manusia diharapkan akan bermartabat dan berperikemanusiaan dan diridhoi oleh Tuhan. Selain mengandung pesan taqwa, Nurcholish Madjid juga merumuskan konsep Al-Qur an ke dalam dua hal yaitu: landasan etos kerja dan keadilan. Menurut Nurcholish Madjid pengertian etos kerja dalam Al-Quran adalah semangat kesadaran untuk memahami makna dan tujuan hidup. Oleh sebab itu, arti pekerjaan memiliki arti yang sangat penting sebab pekerjaan bagi manusia bukan sekedar untuk memenuhi atau mempertahankan hidup melainkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi (Madjid, 2010: ). Secara lebih lanjut Nurcholish Madjid mengemukakan bahwa Islam merupakan agama amal atau kerja yang pengertiannya adalah manusia senantiasa harus berusaha dan mendekatkan diri untuk memperoleh ridho Tuhan melalui kerja atau amal sholeh (Madjid, 2010: 221). Semua amal dan usaha itu akan diminta pertanggungjawaban sesuai dengan usaha masing-masing (Q.s. Al-Najm: 38). Oleh karena itu, setiap orang Islam tidak dibenarkan bersikap fatalis (pasrah tanpa melakukan usaha). Nasib seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan oleh garis nasib (Q.s. Al Ra d: 11). Di sini diperlukan pemahaman yang baik atas pesan yang dikandung oleh Al-Quran sehingga setiap orang Islam dapat terhindar dari sikap fatalis. Pandangan Nurcholish Madjid tentang Al Quran sebagai landasan menegakkan keadilan. Tentang keadilan ini Nurcholish Madjid mengemukakan bahwa keadilan dipahami oleh mayoritas sebagai sikap tengah yang berkeseimbangan persamaan, dan kejujuran. Keadilan merupakan sunnatullah dan hakikat dasar kemanusiaan yang menjadi kemestian untuk ditegakkan. Sebagai sunnatullah, menegakkan keadilan merupakan kepastian hukum objektif, di mana penegakannya tidak tergantung pada kemauan atau kepentingan pribadi melainkan untuk dan menjadi tanggungjawab semua manusia. Oleh sebab itu, pelanggaran terhadap nilai-nilai keadilan akan mengakibatkan malapetaka bagi yang melanggarnya (Madjid, 2010: 183). Oleh karena itu, Tuhan telah menjamin, bila keadilan ditegakkan, maka akan memberikan kesejahteraan sosial bagi masyarakat tersebut (Q.s. Al-Maidah: 8). 284

9 Lukman Hakim dan Joko Arizal Membaca Konsep Pembaruan Islam Fazlur Rahman tentang Iman, Etika, Tradisi, dan Al-Quran dalam Teks Nurcholish Madjid Analisis Rahmanian dalam Teks Nurcholish Madjid Mengacu pada uraian di atas gagasan Rahmanian dalam teks Nurcholish Madjid dapat ditematisasikan ke dalam dua tema besar. Pertama, tentang keislaman, dalam tema keislaman ini unsur Rahmanian yang terdapat dalam teks Nurcholish Madjid meliputi konsep iman dan etika. Kedua, tentang kemodernan, unsur Rahmanian yang terdapat di dalam teks Nurcholish Madjid meliputi konsep tradisi dan Al-Qur an. Konsep iman merupakan hal yang paling fundamental bagi orang islam. Melalui konsep iman ini setiap individu muslim wajib untuk selalu menegakkan tauhid di mana esensi dari konsep tauhid ini adalah Tuhan di-esa-kan. Atas dasar prinsip tauhid ini selanjutnya diatur hubungan antara Tuhan dan manusia itu dijalin. Hubungan yang terjalin secara fundamental tersebut meliputi bahwa Tuhan sebagai Maha Pencipta dan manusia sebagai makhluk (ciptaan) yang mengemban tugas dan kewajiban atas penciptanya. Tugas manusia dimuka bumi yang paling utama adalah mengemban tugas khalifah (wakil Tuhan). Sebagai khalifah manusia memiliki kewajiban untuk senantiasa setia kepada penciptanya dan salah satu kewajiban itu adalah bertauhid. Tauhid merupakan prinsip dasar yang tidak terbatas sebagai landasan kepercayaan melainkan juga menjadi landasan berperilaku. Prinsip etis berdasarkan tauhid ini selanjutnya dikenal dengan istilah taqwa. Konsep taqwa tersebut memiliki pengertian kesalehan atau rasa takut kepada Tuhan atau kesadaran bertuhan. Taqwa merupakan lentera yang menerangi karakter dan jiwa manusia sekaligus menjadi bekal maupaun pedoman hidup manusia (Moosa,2001: 24). Bila tema keislaman secara rinci membahas konsep iman dan etika, di dalam konsep kemodernan ini terdapat dua tema yang juga secara rinci menjelaskan aspek tradisi dan Al-Qur an. Unsur Rahmanian tentang tradisi yang terdapat dalam teks Nurcholish Madjid pengertiannya adalah tradisi intelektual. Nurcholish Madjid di dalam karyanya senantiasa menggali warisan khasanah keilmuan islam klasik sebagai titik berpijak dan berusaha menunjukkan keberlanjutannya hingga atau untuk masa sekarang. Demikian halnya dengan pandangan Fazlur Rahman yang secara rinci menjelaskan tentang kreativitas dan etos belajar yang tinggi dari para sarjana muslim klasik yang berhasil meletakkan pondasi keilmuan (khususnya untuk ilmu-ilmu keislaman) dan selain itu sarjana muslim klasik juga berhasil membangun komunitas akademik dan dengan gemilang dapat membangun peradaban. Kata kunci yang senantiasa diulang untuk menghidupkan tradisi itu adalah ijtihad. Konsep ijtihad itu kini harus dijadikan etos oleh sarjana muslim di masa kini. Dengan menempatkan ijtihad sebagai etos akademik diharapkan nilai-nilai dan ajaran Islam senantiasa terbarukan, segar, dan relevan dengan zaman. Adapun konsep tentang Qur an aspek Rahmanian yang terdapat dalam teks Nurcholish Madjid dijadikan arahan bagi orang Islam untuk menjalani kehidupan. Oleh sebab itu, pengertian etos kerja di sini merupakan transformasi dari pengertian amal yang memiliki makna perbuatan yang baik. Dengan melakukan perbuatan yang baik manusia diharapkan dapat memahami makna dan tujuan hidup. 285

10 Jurnal Universitas Paramadina Vol. 9 No.1 April 2012 Kesimpulan Sebagai penutup penulis ingin menyampaikan beberapa hal terkait dengan konsep keislaman dan kemodernan yang telah dihadirkan oleh para pembaru Islam. Pertama, gagasan pembaruan Islam (tajdid) sangat terkait dengan situasi sosial, politik, dan ekonomi masyarakat Islam. Kesadaran untuk melakukan gerakan pembaruan ini mulai terlihat tatkala masyarakat muslim yang selama ini terjajah oleh masyarakat Barat mulai memperoleh kedaulatan secara politik. Kedua, di dalam teks Nurcholish Madjid, konsep modernisasi di dalam Islam harus berangkat dari tradisi intelektual Islam klasik. Hal ini karena para intelektual Islam klasik tersebut telah berhasil menghadirkan kemodernan pada masanya dan berhasil membangun peradaban. Ketiga, tematisasi atas gagasan keislaman di dalam teks Nurcholish Madjid dalam konteks pembaruan di dasarkan atas keimanan dan etika. Dan tematisasi atas tema kemodernan terumus dalam konsep tradisi dan Qur an. Secara keseluruhan gagasan keislaman dan kemodernan yang terdapat di dalam teks Nurcholish Madjid merupakan duplikasi atas gagasan Fazlur Rahman. ***** Daftar Pustaka Ali-Fauzi, Ihsan dan Ade Armando Nurcholish Madjid di Mata Anak Muda. Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina. Budi Hardiman, Fransisco Membaca Teks Negatif Hannah Arendt Sebuah Pengantar. Jurnal Filsafat Driyarkara: 6-9. Halim, Abdul (ed.) Menembus Batas Tradisi. Jakarta: Universitas Paramadina dan Kompas. Husaini, Adian Nurcholish Madjid Kontroversi Kematian dan Pemikirannya. Jakarta: Khairul Bayan Press. Madjid, Nurcholish Pintu-pintu Menuju Tuhan. Jakarta: Dian Rakyat. Madjid, Nurcholish Islam Agama kemanusiaan. Jakarta: Dian rakyat. Madjid, Nurcholish Islam Doktrin dan Peradaban. Jakarta: Dian Rakyat. Madjid, Nurcholish Islam, Keindonesiaan dan Kemodernan. Bandung: Mizan. Madjid, Nurcholish Tradisi Islam; Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan di Indonesia. Jakarta: Paramadina. Moosa, Ibrahim Fazlur Rahman Kebangkitan dan Pembaharuan Di Dalam Islam. Bandung : Pustaka Munawar-Rachman, Budhy Membaca Nurcholish Madjid. Jakarta: LSAF. Nafis, Muhammad Wahyuni Al-Qur an dan Sunnah dalam Pandangan Fazlur Rahman. Makalah. Tidak Diterbitkan. Naharong, Abdul Muis Political Passivity for the Sake of Educational Reform. Jurnal Universitas Paramadina. 286

11 Lukman Hakim dan Joko Arizal Membaca Konsep Pembaruan Islam Fazlur Rahman tentang Iman, Etika, Tradisi, dan Al-Quran dalam Teks Nurcholish Madjid Noer, Deliar Gerakan Modern Islam di Indonesia Jakarta: LP3ES. Rahman, Fazlur Islam and Modernity; Transformation of an Intellectual Tradition. Chicago: The University of Chicago Press. Rahardjo, M. Dawam, Basis Sosial Pemikiran Islam di Indonesia Sejak Orde Baru. Jakarta: Jurnal Prisma LP3ES, Maret Utriza, Ayang Seorang Mujadid dalam Empat Jilid, Tempo, Edisi 26, Pebruari Maret. 287

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan Oleh Tarmidzi Taher Tema Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan di Indonesia yang diberikan kepada saya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar pemeluk agama, misalnya Hindu, Islam, dan Sikh di India, Islam, Kristen dan Yahudi di Palestina,

Lebih terperinci

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Seorang Muslim di mana saja mengatakan bahwa agama sering mendapatkan dukungan yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami

Lebih terperinci

TANTANGAN UMAT BERAGAMA PADA ABAD MODERN

TANTANGAN UMAT BERAGAMA PADA ABAD MODERN TANTANGAN UMAT BERAGAMA PADA ABAD MODERN Oleh Nurcholish Madjid Agama merupakan suatu cara manusia menemukan makna hidup dan dunia yang menjadi lingkungannya. Tapi, hidup kita dan ling kungan abad modern

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus 195 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai bagian akhir tesis ini, peneliti memberikan kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010. BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Islam kultural dalam konsep Nurcholish Madjid tercermin dalam tiga tema pokok, yaitu sekularisasi, Islam Yes, Partai Islam No, dan tidak ada konsep Negara Islam atau apologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya

Lebih terperinci

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

Lebih terperinci

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lingkup pendidikan agama pada lembaga pendidikan meliputi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah, Pendidikan Guru Agama,

Lebih terperinci

Wassalam. Page 5. Cpt 19/12/2012

Wassalam. Page 5. Cpt 19/12/2012 satu cara yang perlu ditempuh adalah mengembangkan model home schooling (yang antara lain berbentuk pembelajaran personal ) seperti yang pernah diterapkan pada masa kejayaan Islam abad pertengahan. - Membangun

Lebih terperinci

KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA

KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA c Demokrasi Lewat Bacaan d KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA Oleh Nurcholish Madjid Kemarin, 28 Maret 1999, umat Islam merayakan hari raya Idul Adha 1419 H, yang merupakan perayaan pengingatan kembali (sebuah

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK PANCASILA TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI MAKALAH

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK PANCASILA TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI MAKALAH KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK PANCASILA TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI MAKALAH PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

Lebih terperinci

MASYARAKAT MADANI. Hatiningrum, SH.M Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

MASYARAKAT MADANI. Hatiningrum, SH.M Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen MASYARAKAT MADANI Modul ke: 13 Fakultas Udjiani EKONOMI DAN BISNIS 1. Pengertian dan Latar Belakang 2. Sejarah Masyarakat Madani 3. Karakteristik dan Ciri-ciri Masyarakat Madani 4. Institusi Penegak Masyarakat

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA Disusun Oleh: Nama : Heruadhi Cahyono Nim : 11.02.7917 Dosen : Drs. Khalis Purwanto, MM STIMIK AMIKOM

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA ANNUAL CONFERENCE ON ISLAMIC STUDIES VIII TANGGAL 3 NOVEMBER 2008 DI PALEMBANG

SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA ANNUAL CONFERENCE ON ISLAMIC STUDIES VIII TANGGAL 3 NOVEMBER 2008 DI PALEMBANG SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA ANNUAL CONFERENCE ON ISLAMIC STUDIES VIII TANGGAL 3 NOVEMBER 2008 DI PALEMBANG Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Yth. Gubernur Sumatera Selatan; Yth. Ketua DPRD

Lebih terperinci

PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan hukum Islam di

PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan hukum Islam di PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. I Hukum Islam telah ada dan berkembang seiring dengan keberadaan Islam itu sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan

Lebih terperinci

Peran PTAIN Dalam Pengembangan Pendidikan Islam Di Indonesia

Peran PTAIN Dalam Pengembangan Pendidikan Islam Di Indonesia Peran PTAIN Dalam Pengembangan Pendidikan Islam Di Indonesia Berbicara PTAIN dikaitkan dengan pengembangan pendidikan, maka yang lebih relevan adalah mengungkap tentang Fakultas atau Jurusan Tarbiyah.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT Disusun Oleh: Nama : DEFRI MUSTIKA LUBIS NIM : 11.11.5534 Kelompok : F Prog. Studi : Pendidikan Pancasila Jurusan : S1-Teknik Informatika Dosen :Dr.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah tiga institusi pilar Globalisasi.(Amin Rais, 2008: i)

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah tiga institusi pilar Globalisasi.(Amin Rais, 2008: i) 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam 30 tahun terakhir, dunia menyaksikan bangkitnya Imperialisme ekonomi yang dilancarkan Negara-negara Barat, Negara-negara eks kolonialis, lewat apa yang disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bila masa depan adalah kenyataan, apakah masa depan akan dialami oleh setiap orang? Jawabannya bisa iya bisa tidak. Tetapi yang paling terpenting adalah masa depan itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu proses pemuliaan diri yang di dalamnya terdapat tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

Oleh : Muflihah Istiqomah S BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang cepat untuk menghimpun informasi baru yang dibutuhkan sebagai

Oleh : Muflihah Istiqomah S BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang cepat untuk menghimpun informasi baru yang dibutuhkan sebagai 1 Penerapan strategi belajar PQ4R untuk peningkatan minat baca Al-Qur an dan prestasi siswa di SMP Negeri I Bulu kabupaten Sukoharjo ( Penelitian Tindakan Kelas ) Oleh : Muflihah Istiqomah S 810907017

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERAN PERSATUAN MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERAN PERSATUAN MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERAN PERSATUAN MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan pada Talk Show dan Kompetisi Debat UNTIRTA 2010 Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI KELOMPOK F NAMA : AZIS AGUS PRADHIKA NIM : 11.11.5556 KELAS : 11-S1 TI-13 DOSEN : ABIDARIN ROSIDI Dr,M,Ma STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 Pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia yang telah mendeklarasikan kemerdekaannya sejak 17 Agustus 1945 memiliki kondisi yang unik dilihat dari perkembangannya sampai saat ini, para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses

Lebih terperinci

PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam)

PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam) PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam) Oleh: Muhamad Fatih Rusydi Syadzili I Pendidikan esensinya bukan sebagai sarana transfer

Lebih terperinci

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid c Demokrasi Lewat Bacaan d ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid Mereka yang tidak menerima ajaran Nabi Muhammad saw, barangkali memandang ajaran Islam itu, sebagian atau seluruhnya, tidak lebih daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kalam Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dalam bahasa Arab guna menjelaskan jalan hidup yang membawa kemaslahatan bagi umat manusia

Lebih terperinci

Masih Spiritualitas Bisnis

Masih Spiritualitas Bisnis c Prestasi, bukan Prestise d Masih Spiritualitas Bisnis Oleh Nurcholish Madjid Dalam uraian mengenai spiritualitas bisnis pekan lalu, kita menyadari bahwa adanya kombinasi antara ihsān dan itqān dalam

Lebih terperinci

SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA. Week 6

SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA. Week 6 SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA Week 6 Agama Islam menganggap etika sebagai cabang dari Iman, dan ini muncul dari pandangan dunia islam sebagai cara hidup manusia. Istilah etika yang paling

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah

PENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah PENDAHULUAN Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah perkembangan Islam di Dunia. Turki juga merupakan wilayah yang terdiri dari dua simbol peradaban di antaranya peradaban

Lebih terperinci

Muhammadiyah Sebagai. Gerakan Tajdid

Muhammadiyah Sebagai. Gerakan Tajdid Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajdid Latar Belakang Muhammadiyah didirikan Kondisi pengamalan ajaran Islam masyarakat Indonesia yang mengalami pencampuran dengan ajaran yang bertentangan dengan Islam (adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci

Apa reaksi Anda ketika tahun 1971 Cak Nur melontarkan gagasan Islam, yes! Partai Islam, No!?

Apa reaksi Anda ketika tahun 1971 Cak Nur melontarkan gagasan Islam, yes! Partai Islam, No!? Proses pembaruan pemahaman keislaman di Indonesia pada era 1970 dan 1980-an tidak pernah lepas dari peran Cak Nur (sapaan akrab Prof. Dr. Nurcholish Madjid). Gagasan-gagasan segar Cak Nur tentang keislaman,

Lebih terperinci

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul IPTEK

Lebih terperinci

maupun perbuatan- perbuatan-nya Nya.

maupun perbuatan- perbuatan-nya Nya. ILMU TAUHID / ILMU KALAM Ilmu Tauhid sering disebut juga dengan istilah Ilmu Kalam, Ilmu 'Aqaid, Ilmu Ushuluddin, dan Teologi Islam. Menurut bahasa (etimologis) kata "tauhid" merupakan bentuk masdar yang

Lebih terperinci

BAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA

BAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA BAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA A. Pancasila Paradigma Pembangunan 1. Pengertian Paradigma Istilah paradigma menurut kamus Bahasa Indonesia, yaitu (1) daftar

Lebih terperinci

PANCASILA PANCASILA DAN AGAMA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA PANCASILA DAN AGAMA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi. PANCASILA Modul ke: PANCASILA DAN AGAMA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ABSTRACT Menjelaskan ideologi Pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi i ii TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi iii iv TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

Lebih terperinci

MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS. Djoko Walujo 1

MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS. Djoko Walujo 1 Tinjauan Buku MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS Djoko Walujo 1 Penulis : Muis, A. Judul Buku : Indonesia di Era Dunia Maya Teknologi Informasi dalam Dunia Tanpa Batas Penerbit : Remaja Rosdakarya,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Hasan Al-Banna menetapkan bahwa berdirinya pemerintah Islam merupakan bagian dasar manhaj Islam (metode Islam). Hasan Al- Banna menjelaskan bahwa pengaturan kehidupan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para pendiri bangsa ini ketika merumuskan ide tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. para pendiri bangsa ini ketika merumuskan ide tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia yang berfungsi sebagai pemersatu masyarakat Indonesia dalam wilayah nusantara yang begitu luas dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuannya di dunia ini. Manusia seharusnya mengingat tujuan hidup di dunia

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuannya di dunia ini. Manusia seharusnya mengingat tujuan hidup di dunia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup manusia mempunyai tugas dan tujuan yang harus dijalankan sebaikbaiknya, namun kenyataan yang terjadi banyaknya manusia yang melalaikan tugas dan tujuannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi NAMA : Bram Alamsyah NIM : 11.12.6286 TUGAS JURUSAN KELOMPOK NAMA DOSEN : Tugas Akhir Kuliah Pancasila : S1-SI : J : Junaidi Idrus,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI 5 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Dosen : Dr. Muhammad Yusro, MT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA MATERI PERKULIAHAN Mengapa dan bagaimana PAI diajarkan di perguruan tinggi Bagaimana manusia bertuhan

Lebih terperinci

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6 MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH Pertemuan ke-6 PENDAHULUAN Muqoddimah AD Muhammadiyah; pokok pikiran yang menjiwai dan melandasi gerakan Muhammadiyah Isi AD/ART

Lebih terperinci

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai

Lebih terperinci

Pendahuluan. Ainol Yaqin. Pertemuan ke-1 M E T O D O L O G I S T U D I I S L A M

Pendahuluan. Ainol Yaqin. Pertemuan ke-1 M E T O D O L O G I S T U D I I S L A M M E T O D O L O G I Pertemuan ke-1 S T U D I I S L A M Pendahuluan Ainol Yaqin Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Kontrak Perkuliahan Pendahuluan Outline Kontrak Perkuliahan

Lebih terperinci

PEMIKIRAN POLITIK DAN GERAKAN SOSIOKULTURAL KEWARGANEGARAAN KAUM INTELEKTUAL MUSLIM NEO-MODERNIS DALAM PENGUATAN DEMOKRASI DAN CIVIL SOCIETY

PEMIKIRAN POLITIK DAN GERAKAN SOSIOKULTURAL KEWARGANEGARAAN KAUM INTELEKTUAL MUSLIM NEO-MODERNIS DALAM PENGUATAN DEMOKRASI DAN CIVIL SOCIETY DAFTAR ISI Halaman Lembar Persetujuan... ii Lembar Pernyataan.... iii Abstrak... iv Abstract... v Kata Pengantar... vi UcapanTerima Kasih... viii Daftar Isi... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentuk sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014 Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA HARI PRAMUKA KE-53 DI LAPANGAN BUMI PERKEMAHAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an BAB IV ANALISA Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an merupakan acuan moral untuk memecahkan problem

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Agama Bobot Mata Kuliah : 2 Sks Deskripsi Mata Kuliah : Mengkaji aspek-aspek yang berhubungan dengan makhluk, mengkaji sifat dan kekuasaan Allah

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Agama Bobot Mata Kuliah : 3 Sks Deskripsi Mata Kuliah : Mengkaji aspek-aspek yasng berhubungan dengan makhluk, mengkaji sifat dan kekuasaan Allah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang bersifat mendasar. Menurut Mulyasa (2013:2), perubahan itu menyangkut perubahan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nabi Muhammad SAW merupakan nabi dan rasul terakhir yang mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya untuk seluruh umat manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta

Lebih terperinci

40. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMA/MA/SMK/MAK

40. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMA/MA/SMK/MAK 40. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tradisional pertama yang bergerak dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan yang awalnya sangat berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak,

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 5 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir, (Q 12:87). Ibadat puasa sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. R. Soetarno, Psikologi Sosial, (Kanisius: Yogyakarta), 1993, hlm. 16.

BAB I PENDAHULUAN. R. Soetarno, Psikologi Sosial, (Kanisius: Yogyakarta), 1993, hlm. 16. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an secara harfiah berarti bacaan yang mencapai puncak kesempurnaan. Al-Qur an al karim berarti bacaan yang maha sempurna dan maha mulia. Tidak ada satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi pengaruh dalam rangka mengembangkan potensi manusia menuju kepada kedewasaan diri agar mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan di Indonesia berdiri dengan semangat pembaharuan Islam. Semangat pembaharuan inilah yang menjadikan Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh pihak-pihak yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh pihak-pihak yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena sosial gerak laju peradaban di era millenium ketiga ini ditentukan oleh pihak-pihak yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk menguasai informasi

Lebih terperinci

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I ISBN: 978-602-71453-0-6 Editor

Lebih terperinci

Mam MAKALAH ISLAM. Kementerian Agama Pilar Konstitusi Negara

Mam MAKALAH ISLAM. Kementerian Agama Pilar Konstitusi Negara Mam MAKALAH ISLAM Kementerian Agama Pilar Konstitusi Negara 20, September 2014 Makalah Islam Kementerian Agama Pilar Konstitusi Negara M. Fuad Nasar Pemerhati Sejarah, Wakil Sekretaris BAZNAS Polemik seputar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Gerakan pembaharuan Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh pembaharuan Islam yang dilakukan oleh umat Islam di Saudi Arabia, Mesir, dan India

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Agama Bobot Mata Kuliah : 2 Sks Deskripsi Mata Kuliah : Mengkaji aspek-aspek yang berhubungan dengan makhluk, mengkaji sifat dan kekuasaan Allah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara alamiah manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan sampai meninggal serta mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula dengan pendidikan sebagai

Lebih terperinci

AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012

AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012 122 ISBN: 978-602-70471-1-2 Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012 Hana Navi

Lebih terperinci

PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH Dakwah Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan Yogyakarta, 4-6 Ramadan 1435 H / 1-3 Juli 2014 Pemikiran dan Strategi Dakwah Pencerahan Menuju Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kualitas sumber daya manusia yang berkarakter bukan hanya dilihat dari prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan meningkatnya

Lebih terperinci

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati I Proses pendidikan ada sebuah tujuan yang mulia, yaitu penanaman nilai yang dilakukan oleh pendidik terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan dan Kompetensi Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Islam yang terdiri dari berbagai dimensi ajaran

Lebih terperinci

SEKULARISASI DITINJAU KEMBALI 1

SEKULARISASI DITINJAU KEMBALI 1 SEKULARISASI DITINJAU KEMBALI 1 Oleh Nurcholish Madjid Pertama perlu ditegaskan bahwa saya membuat perbedaan prinsipal antara sekularisme dan sekularisasi. Sekularisme adalah suatu paham yang tertutup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak dan kepribadian merupakan kebutuhan penting yang harus ditanamkan pada diri manusia. Akhlak mendapat derajat yang tinggi dalam Islam. Akhlak dapat merubah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Pembahasan masalah nilai etika dalam kaitannya dengan naskah ADK menjadi topik penting yang selalu dibicarakan, karena masalah ini menyangkut

Lebih terperinci

BAB II KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA

BAB II KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA 18 BAB II KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA A. Konsep Syura dalam Islam Kata syura berasal dari kata kerja syawara>> yusyawiru yang berarti menjelaskan, menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. 1 Tingkah laku seseorang yang menggambarkan baik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter akhir-akhir ini semakin banyak diperbincangkan di tengahtengah masyarakat Indonesia, terutama oleh kalangan akademisi. Sikap dan perilaku

Lebih terperinci