BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembelajaran berbasis praktikum adalah pembelajaran dengan lima tahap

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembelajaran berbasis praktikum adalah pembelajaran dengan lima tahap"

Transkripsi

1 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran berbasis praktikum adalah pembelajaran dengan lima tahap utama, yaitu: (1) Orientasi masalah; (2) Perumusan masalah; (3) Melakukan observasi dan penyelidikan; (4) Mengatasi kesulitan; (5) Merefleksikan hasil penyelidikan pada konsep hama dan penyakit tumbuhan. 2. Asesmen praktikum yang dimaksud adalah penilaian yang dilakukan antar kawan (peer assessment) terhadap Brosur HPT, yaitu bentuk laporan hasil pengamatan siswa dan studi pustaka terhadap suatu jenis hama yang ditulis dalam bentuk Brosur dengan 8 kategori pokok, yaitu meliputi: (1) Anatomi dasar; (2) Siklus hidup atau cara berkembang biak; (3) Habitat; (4) Rantai makanan; (5) Spesies lokal; (6) Ciri-ciri tumbuhan yang terserang hama; (7) Pengendalian; (8) Tulisan, kerapihan, dan tampilan brosur. 3. Kemampuan berpikir kritis adalah skor tes berpikir kritis yang dijaring melalui tes pilihan majemuk pada konsep hama dan penyakit tumbuhan, yang meliputi delapan fungsi berpikir kritis (Inch, 2006), yaitu: (1) Question at issue (Kesadaran untuk mempertanyakan sesuatu yang memang diperlukan); (2) Purpose (ada tujuan/hasil yang akan dicapai); (3) Information (informasi untuk mengembangkan gagasan baru); (4) Concepts (teori, definisi, aturan, atau hukum yang mengarahkan pikiran atau tindakan); (5) Assumptions (asumsi sebagai garis dasar pemikiran); (6) Point of view (sudut pandang yang dilatarbelakangi oleh pengalaman, cara berpikir dan sikap); (7) Interpretation and inference (menafsirkan dan menyimpulkan suatu data); 34

2 35 (8) Implication and consequences (implikasi dan konsekuensi dari menalar/berpikir), selanjutnya diterjemahkan menjadi indikator berpikir kritis. 4. Sikap ilmiah yang dimaksud adalah skor respon siswa pada skala sikap Likert yang berisi sejumlah pernyataan yang bersesuaian dengan indikator sikap ilmiah menurut Carin (1997) yang meliputi sikap: (1) Memupuk rasa ingin tahu; (2) Mengutamakan bukti empiris yang berkaitan dengan fakta; (3) Menjadi skeptis terhadap pendapat orang lain; (4) Mau menerima perbedaan (menghormati pandangan yang berbeda); (5) Dapat bekerja sama (kooperatif); (6) Bersikap positif terhadap kegagalan, dengan opsi sangat setuju (SS), setuju (S), tidak tahu (TT), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) dalam konteks hama dan penyakit tumbuhan. B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, dengan static group pretes-postes design (Fraenkel & Wallen, 2006). Penelitian kuasi eksperimen adalah penelitian yang menggunakan kelompok subjek secara utuh dalam eksperimen yang secara alami sudah terbentuk dalam kelas dan tidak mengontrol semua variabel yang ada. Static group pretest-postest design (Fraenkel & Wallen, 2006) artinya pengambilan kelompok tidak secara acak, terdapat kelompok pembanding, masing-masing kelompok diberi tes awal, dan tes akhir dengan perlakuan yang berbeda.

3 36 2. Desain Penelitian Bentuk desain penelitian yang digunakan mengikuti pola sebagai berikut: Tabel 3.1. Desain Penelitian Kelompok Pretest Perlakuan Postest Eksperimen O 1 X 1 O 2 Kontrol O 1 X 2 O 2 Keterangan: O 1 : Pretest (Tes awal) O 2 : Posttest (Tes akhir) X 1 : Pembelajaran berbasis praktikum X 2 : Pembelajaran berbantuan praktikum B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gegerbitung di Kabupaten Sukabumi, semester genap tahun ajaran 2009/2010 sebanyak enam kelas. Penentuan sekolah sebagai tempat penelitian karena sekolah ini berlokasi di area pertanian (pesawahan) dan perkebunan yang sering berhubungan dengan masalah HPT (Hama dan Penyakit Tumbuhan), sehingga akan memudahkan siswa untuk melaksanakan observasi dan praktikum pada konsep HPT tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004) bahwa populasi adalah adalah subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Selanjutnya pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling (Ruseffendi, 1994). Hal ini dilakukan dengan pertimbangan tertentu yakni kedua kelompok memiliki kemampuan kognitif di atas rata-rata siswa kelas lain, tujuannya untuk memudahkan pelaksanaan peer assessment. Oleh karena itu sampel yang dipilih dalam penelitian ini ada dua kelas. Penentuan kelas kontrol

4 37 dan kelas eksperimen dilakukan secara acak, hasilnya adalah kelas VIII A sebagai kelas kontrol sebanyak 38 siswa dan Kelas VIII B sebagai kelas eksperimen sebanyak 39 siswa. C. Prosedur Penelitain 1. Tahap persiapan a. Melakukan studi pendahuluan untuk menganalisis secara teoritis pembelajaran berbasis praktikum dan asesmen yang memungkinkan dilakukan pada pembelajaran tersebut. b. Menganalisis dasar teori tentang keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa. Selanjutnya menentukan indikator-indikator yang akan menjadi fokus penelitian dan sekaligus juga menyiapkan bahan-bahan untuk mendukung pelaksanaan penelitian. c. Menyusun dan melaksanakan bimbingan penyusunan proposal, seminar proposal, dan mempersiapkan surat-surat perizinan untuk melaksanakan penelitian. d. Penyusunan perangkat instrumen oleh peneliti, meliputi: tes berpikir kritis, skala sikap, pedoman wawancara, scoring rubric untuk peer assessment. e. Pelaksanaan judgement instrumen oleh dosen yang berkompeten pada bidang tersebut, sebagai upaya untuk mendapatkan validitas isi instrumen. f. Pelaksanaan uji coba instrumen pasca judgement kepada siswa kelas IX SMP sebanyak satu kelas.

5 38 2. Tahap pelaksanaan a. Penelaahan silabus dan analisis bahan ajar oleh guru dan peneliti, yang dilanjutkan dengan penyusunan draft skenario pembelajaran berbasis praktikum. b. Peneliti memberikan tes awal pada aspek kemampuan berpikir kritis & sikap ilmiah siswa. c. Pelaksanaan pengajaran berbasis praktikum. Untuk kelompok eksperimen menggunakan lima sintaks, seperti yang telah disebutkan pada definisi operasional. Adapun mekanisme pembelajarannya adalah sebagai berikut: 1) Guru membagi 40 siswa kedalam delapan kelompok kerja. 2) Guru dan peneliti mendesain tugas-tugas praktikum, dan meminta setiap kelompok melakukan pengamatan yang sudah ditentukan. 3) Siswa membawa data hasil pengamatannya ke kelas untuk didiskusikan, selanjutnya guru menugaskan membuat Brosur secara perorangan (Bahan/informasi untuk brosur berasal dari pengamatan siswa terhadap HPT di sekitar lingkungannya dan dilengkapi dari buku atau internet). 4) Siswa diberitahukan bahwa mereka harus memeriksa Brosur temannya berdasarkan kriteria-kriteria penilaian yang telah ditentukan (rubrik). 5) Kelompok kontrol menggunakan pembelajaran berbantuan praktikum (jenis praktikum: verifikasi/dilakukan setelah guru menjelaskan materi HPT).

6 39 d. Pelaksanaan asesmen formatif untuk kelompok eksperimen adalah melalui mekanisme berikut ini: 1) Kurang lebih satu bulan sebelum dilakukan pembelajaran berbasis praktikum, siswa telah dilatih untuk melaksanakan peer assessment, sehingga pada saat pelaksanaan asesmen tersebut, siswa sudah tidak asing lagi. 2) Peer assessment dilakukan oleh siswa terhadap siswa lain pada saat penilaian Brosur HPT. Formatnya berupa suatu lembar observasi yang berisi deskripsi dari kemampuan siswa dalam membuat Brosur HPT. Rubrik penskoran atas indikator-indikator yang akan dinilai dibuat atas kesepakatan semua pihak di dalam kelas (guru dan siswa). Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.1. e. Terakhir adalah pelaksanaan tes akhir, yaitu: tes kemampuan berpikir kritis, sikap ilmiah, serta pelaksanaan wawancara dengan guru.

7 40 Teknik Pelaksanaan Peer Assessment Gambar 3.1 berikut ini menjelaskan langkah dalam perencanaan dan penerapan peer assessment agar efektif. 1. Latihan Peer assessment Guru memberikan contoh tugas yang harus dinilai Guru menjelaskan komponen yang harus dinilai Diskusi kelompok untuk menentukan indikator dan kriteria penilaian Guru membimbing siswa dalam menentukan indikator penilaian Pembuatan rubrik penilaian Menilai contoh tugas dengan teknik peer assessment (Misal:laporan praktikum) Faktor lingkungan: Rasa nyaman Saling percaya Memberikan skor/nilai berdasarkan rubrik Teknik Peer ass. Menemukan kesalahan dari tugas Memberikan komentar terhadap isi tugas Memberi saran perbaikan 2. Pelaksanaan peer ssesment yang sesungguhnya Jujur dan Konstruktif Feedback/Umpanbalik Siswa Guru Gb.3.1 Perencanaan dan Penerapan Peer Assessment Sumber: Modifikasi dari Belfast (2005) & Rustaman (2008)

8 41 b. Tahap analisis data dan penyusunan laporan Setelah pelaksanaan pembelajaran berbasis praktikum dengan menerapkan peer assessment telah selesai dan data yang diperlukan terkumpul, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pengolahan data hasil penelitian dan sekaligus menyusun laporan penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan pengolahan dan perhitungan dari data yang diperoleh dan kemudian mengambil kesimpulan. Diantara kegiatannya adalah: a. Memberi skor tes awal dan tes akhir. b. Menghitung N-gain hasil tes. c. Menganalisis data dengan menggunakan Software Statistical Package for Sosial Science (SPSS) for windows versi Gambar 3.2 menampilkan alur penelitian yang akan menjadi acuan dalam pelaksanaan penelitian ini:

9 42 STUDI PENDAHULUAN Studi Bahan Kajian Studi Pembelajaran Berbasis Praktikum & Asesmennya Studi Keterampilan Berpikir Kritis Studi Sikap Ilmiah Siswa Analisis Materi Hama & Penyakit Tumbuhan Analisis Kurikulum dan Asesmen yang Berkesesuaian Analisis Indikator Berpikir Kritis Analisis Indikator Sikap Ilmiah Perumusan Model Pembelajaran Berbasis Praktikum dan Asesmennya Pembuatan Kriteria Rubrik Peer Ass. Hasil Judgement Peer Assesssment Pembuatan Soal, Angket, Dan Pedoman Wawancara Judgement Pembuatan Perangkat pembelajaran berbasis praktikum (Silabus & RPP) Pembiasaan Pelaksanaan Peer Assesssment Validasi Instrumen Tes Awal Pemberian Angket Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Pembelajaran Bio. berbantuan Praktikum Pembelajaran Bio. Berbasis Praktikum Pelaksanaan Asesmen Biasa (Paper and pencil test) Pelaksanaan Peer Assessment (Penilaian Brosur PHT) Tes Akhir Pemberian Angket & Wawancara Analisis Data Kesimpulan Gambar 3.2 Alur Penelitian

10 43 D. Instumen Penelitian 1. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Tes kemampuan berpikir kritis terdiri dari tes awal dan tes akhir, berbentuk pilihan ganda. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa SMP pada konsep HPT (Hama dan Penyakit Tumbuhan). Langkah-langkah penyusunan tes kemampuan berpikir kritis adalah sebagai berikut: a. Pembuatan kisi-kisi soal yang mengacu kepada fungsi berpikir kritis versi Inch et al. (2006), kemudian dijabarkan menjadi indikator berpikir kritis. b. Menyusun soal beserta kunci jawaban. c. Soal dan kunci jawaban yang telah disusun ditimbang oleh dosen pembimbing dan dosen ahli, hal ini bertujuan untuk mengetahui validasi isi, kesesuaian antara indikator dengan soal, dan kesesuaian soal dengan kunci jawaban. d. Melakukan uji coba soal yang telah ditimbang kepada siswa yang telah menerima materi HPT (Hama dan Penyakit Tumbuhan). e. Menghitung validasi tes, validasi item, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Kisi-kisi soal kemampuan berpikir kritis sebelum dilakukan uji coba, secara jelas disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:

11 44 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Soal Berpikir Kritis pada Konsep HPT No 1 Fungsi Berpikir Kritis Question at Issue 2 Purpose 3 Information 4 Concepts 5 Assumption 6 Point of View 7 8 Interpretation and inference Implications and Consequences Indikator Merumuskan pertanyaan Menjelaskan tujuan Materi/Konsep Nomor Soal Jml Soal Hama tanaman 1, 2 2 Pengendalian Hama, gulma 3, 18 2 Mengidentifikasi informasi dari data Teknologi pertanian 4, 5, 6 3 Menyebutkan suatu Hama berjenis jenis konsep serangga 7 Menghubungkan suatu konsep dengan konsep Pengendalian HPT 8 6 lain Menjelaskan suatu Pengertian HPT, 9, 10, konsep pengendalian HPT 17, 22 Ciri tumbuhan sehat 19 (tidak terkena HPT) Menjelaskan suatu Jamur pathogen bagi asumsi/anggapan dasar 3 pertumbuhan 20 tanaman Menjelaskan fungsi Pengendalian HPT 25 Menjelaskan suatu Pengaruh gulma sudut pandang terhadap produksi 11 korelasional tani Meramalkan kondisi korelasional Menjelaskan pandangan terhadap suatu kasus Menyimpulkan suatu pola hubungan Menafsirkan suatu peristiwa Menyimpulkan suatu pola hubungan Menyimpulkan isi dari Pengaruh gulma terhadap tanaman inang 12 Hama (serangga penggerek) 21 Hama tanaman 13 Hama tanaman 14 Pengendalian Hama 15 Penyakit tanaman 16, 23 suatu informasi Menjelaskan suatu akibat Pengendalian hama 24 1 Jumlah Butir Soal

12 45 Instrumen kemampuan berpikir berpikir kritis yang berjumlah 25 butir soal diujicobakan kepada 40 siswa SMP N 1Gegerbitung kelas 9 Semester 2. Hasil ujicoba tersebut kemudian dianalisis sebagai berikut: a. Analisis Validitas Tes Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas tes bentuk uraian dapat dihitung dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment Pearson (Arikunto, 2009) sebagai berikut: Keterangan: r xy = r xy = Koefisien korelasi n = Banyaknya subyek = Jumlah nilai tiap soal = Jumlah nilai total Klasifikasi untuk menginterpretasikan besarnya koefisien korelasi (Arikunto, 2009) validitas tes disajikan dalam Tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3. Klasifikasi Analisis Validitas Tes Nilai r xy Interpretasi 0,80< r xy 1,00 Validitas Sangat Tinggi 0,60 < r xy 0,80 Validitas Tinggi 0,40 < r xy 0,60 Validitas Cukup 0,20 < r xy 0,40 Validitas Rendah 0,00 < r xy 0,20 Validitas Sangat Rendah Setelah dilakukan penghitungan maka diperoleh koefisien validasi untuk setiap butir soal tes kemampuan berpikir kritis seperti pada Tabel 3.4 berikut. Tabel 3.4. Rekapitulasi Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis No Interpretasi Nomor Persentase Jumlah Validitas Soal (%) 1. Sangat Tinggi Tinggi 3,5,14,15,17,19, 20,21, Cukup 1,2, 6,7,8,10,12,18,24,

13 46 b. Analisis Reliabilitas Tes Suatu alat ukur (instrumen) memiliki reliabilitas yang baik bila alat ukur itu memiliki konsistensi yang handal walaupun dikerjakan oleh siapapun (dalam level yang sama), di manapun dan kapanpun berada (Arikunto, 2009). Reliabilitas tes dihitung dengan menggunakan metode Kuder Richardson-21 (KR-21) dengan rumus: 1 1 Keterangan: R 11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan M = skor rata-rata V t = varians total Hasil perhitungan koefisien reliabilitas dibandingkan dengan r tabel dengan kaidah keputusan; jika r 11 > r tabel berarti reliabel dan jika r 11 < r tabel berarti tidak reliabel. Kemudian hasil perhitungan tersebut ditafsirkan dan diinterpretasikan mengikuti tabel 3.5 di bawah ini. Tabel 3.5. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Nilai r 11 Interpretasi 0,90 r 11 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,70 r 11 < 0,90 Reliabilitas tinggi 0,40 r 11 < 0,70 Reliabilitas sedang 0,20 r 11 < 0,40 Reliabilitas rendah r 11 < 0,20 Reliabilitas sangat rendah Setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh koefisien reliabilitas tes penguasaan konsep secara keseluruhan dengan kategori sedang yaitu sebesar 0,50.

14 47 c. Analisis Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2009). Untuk menghitung daya pembeda atau indeks diskriminasi adalah dengan membagi dua subyek masing-masing 50%. Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus: D p = Keterangan: D p = Indeks daya pembeda suatu butir soal. S A = Jumlah skor yang dicapai siswa pada kelompok atas S B = Jumlah skor yang dicapai siswa pada kelompok bawah. N = Jumlah siswa pada kelompok atas dan kelompok bawah Kategori daya pembeda (Arikunto, 2009) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.6. Kategori Daya Pembeda Batasan Kategori 0.00 < DP 0.20 Jelek (poor) 0.20 < DP 0.40 Cukup (satisfactory) 0.40 < DP 0.70 Baik (good) 0.70 < DP 1.00 Baik sekali (excellent) Setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh indeks daya pembeda untuk setiap butir soal tes penguasaan konsep seperti tampak pada tabel 3.7 berikut (selengkapnya lihat pada lampiranc). Tabel 3.7. Rekapitulasi Daya Pembeda Tes Berpikir Kritis No Interpretasi Nomor Soal Jumlah Persentase (%) 1. Baik 3,10,11,14, Cukup 1,2,5,6,7,8,12,17,18, 15 19,20,21,23,24,25, 75

15 48 d. Analisis Tingkat Kesukaran Untuk menghitung tingkat kesukaran dari setiap item soal dihitung berdasarkan proporsi skor yang dicapai siswa kelompok atas dan bawah terhadap skor idealnya. Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal berbentuk uraian digunakan rumus berikut (Arikunto, 2009). TK = Keterangan: TK = Tingkat kesukaran SA = Jumlah skor siswa kelompok atas SB = Jumlah skor siswa kelompok bawah N = Jumlah siswa Klasifikasi untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal digunakan kriteria (Arikunto, 2009) berikut ini. Tabel 3.8. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Nilai TK Interpretasi TK = 0,00 Soal Terlalu Sukar 0,00 < TK 0,30 Soal Sukar 0,30 < TK 0,70 Soal Sedang 0,70 < TK 1,00 Soal Mudah TK = 1,00 Soal Terlalu Mudah Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh bahwa tingkat kesukaran tes kemampuan berpikir kritis terlihat pada Tabel 3.9 berikut ini. Tabel 3.9. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Tes Berpikir Kritis No Interpretasi Nomor Soal Jumlah Persentase (%) 1. Mudah 1,5,6, 7,11,12,18, 23, Sedang 8,10,14,15,17,19,20, 21, Sukar 2,3 2 10

16 49 Rekapitulasi validitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran dari setiap butir soal yang telah dianalisis tertera pada tabel 3.10 berikut. No Soal Tabel 3.10 Rekapitulasi Validitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran Tes Berpikir Kritis Validitas Daya Tingkat Pembeda Kesukaran Status Soal 1. Cukup Cukup Mudah Digunakan 2 Cukup Cukup Sukar Digunakan 3 Tinggi Baik Sukar Digunakan 4 Rendah Jelek Mudah Tidak Digunakan 5 Tinggi Cukup Mudah Digunakan 6 Cukup Cukup Mudah Digunakan 7 Cukup Cukup Mudah Digunakan 8 Cukup Cukup Sedang Digunakan 9 Rendah Jelek Mudah Tidak Digunakan 10 Cukup Baik Sedang Digunakan 11 Sangat Tinggi Baik Mudah Digunakan 12 Cukup Cukup Mudah Digunakan 13 Rendah Jelek Sukar Tidak Digunakan 14 Tinggi Baik Sedang Digunakan 15 Tinggi Baik Sedang Digunakan 16 Rendah Jelek Sukar Tidak Digunakan 17 Tinggi Cukup Sedang Digunakan 18 Cukup Cukup Mudah Digunakan 19 Tinggi Cukup Sedang Digunakan 20 Tinggi Cukup Sedang Digunakan 21 Tinggi Cukup Sedang Digunakan 22 Rendah Jelek Mudah Tidak Digunakan 23 Tinggi Cukup Mudah Digunakan 24 Cukup Cukup Sedang Digunakan 25 Cukup Cukup Mudah Digunakan Berdasarkan tabel 3.10 diperoleh hasil, bahwa butir soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian adalah semua soal berstatus digunakan yang berjumlah 20 butir soal.

17 50 2. Skala Sikap Ilmiah Skala sikap ilmiah digunakan untuk mengetahui bagaimana peningkatan sikap ilmiah siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap pembelajaran biologi berbasis praktikum. Skala sikap ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala Likert menurut Carin (1997) yaitu berisi pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator sikap ilmiah. Setiap pernyataan yang dibuat ada yang bersifat positif dan negatif dan dihubungkan dengan jawaban atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan lima pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak tahu (TT), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Skala sikap ilmiah diberikan pada saat pretest dan posttest, baik pada kelas esperimen maupun pada kelas kontrol. Tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan sikap ilmiah siswa setelah masing-masing kelas mendapatkan pembelajaran yang berbeda. Pedoman penskoran jawaban pernyataan skala sikap yang diberikan siswa dapat dilihat dalam Tabel 3.11 berikut. Tabel Pedoman Penskoran Jawaban Pernyataan Sikap Ilmiah Jawaban Pernyataan Skor Jawaban Pernyataan Skor Positif Negatif Sangat setuju (SS) 5 Sangat setuju (SS) 1 Setuju (S) 4 Setuju (S) 2 Tidak Tahu (TT) 3 Tidak Tahu (TT) 3 Tidak setuju (TS) 2 Tidak setuju (TS) 4 Sangat tidak setuju (STS) 1 Sangat tidak setuju (STS) 5 (Ridwan, 2004) Langkah-langkah penyusunan skala sikap ilmiah siswa (Natawidjaja dalam Linda, 2008) adalah sebagai berikut:

18 51 a. Menentukan indikator pernyataan sikap ilmiah. Aspek yang ditelaah meliputi rasa ingin tahu, mengutamakan bukti, bersikap skeptis, mau menerima perbedaan, dapat bekerjasama, bersikap positif terhadap kegagalan. b. Menyusun pernyataan berdasarkan indikator, masing-masing pernyataan memiliki kecenderungan positip atau negatif. c. Konsultasi dengan pembimbing, untuk mendapatkan validasi isi, menelaah kesesuaian indikator dengan butir pernyataan. d. Melakukan uji coba terhadap pernyataan yang telah disusun. Uji coba pernyataan sikap ilmiah ini diberikan kepada kelas IX di SMP Negeri 1 Gegerbitung Kabupaten Sukabumi. e. Menganalisis hasil uji coba untuk membakukan skalanya, sehingga skala dapat berharga untuk pernyataan positif dan untuk setiap pernyataan negatif. Berdasarkan hasil ujicoba, dari 45 pernyataan sikap yang telah disusun, terdapat 20 pernyataan yang valid dan memenuhi kriteria skala untuk pernyataan positif dan skala untuk setiap pernyataan negatif. Bobot skor yang telah dibakukan selanjutnya digunakan sebagai pedoman penyekoran pernyataan sikap ilmiah hasil penelitian. Untuk menetapkan bobot skor setiap alternatif jawaban pernyataan dilakukan dalam beberapa tahapan (Sumarno, 1988) yaitu: 1) Menentukan frekuensi untuk setiap alternatif jawaban 2) Menghitung proporsi (p) dengan cara membagi setiap frekuensi dengan jumlah responden. 3) Menghitung proporsi kumulatif/cumulative propotion (cp), (cp 1 =p 1, cp 2 =cp 1 +p 2, cp 3 = cp 2 +p 3, cp 4 =cp 3 +p 4 ).

19 52 4) Menghitung nilai tengah proporsi kumulatif / mean cumulative propotion (mcp). Dengan: mcp 1 = ½ cp 1 mcp 2 = ½ (cp 1 +cp 2 ) mcp 3 = ½ (cp 2 +cp 3 ) mcp 4 = ½ (cp 3 +cp 4 ) 5) Menentukan nilai z berdasarkan mcp yang telah diketahui dengan menggunakan tabel distribusi normal. 6) Menghitung nilai z+ nilai mutlak. Nilai mutlak diperolah dari nilai z yang paling rendah nilainya. 7) Membulatkan nilai z+ nilai mutlak. f. Menentukan daya pembeda setiap pernyataan. Untuk menentukan daya pembeda setiap butir pernyataan dilakukan dalam beberapa tahapan berikut: 1) Menyusun skor skala sikap subjek yang telah diurutkan dari nilai tertinggi hingga nilai terendah. 2) Memilih siswa yang termasuk kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 27 %. 3) Menentukan nilai t hitung, dengan rumus: t hitung = = -

20 53 = - (Sumarno, 1988) Keterangan: = Rata-rata kelompok atas = Rata-rata kelompok bawah n = Banyak subyek g. Nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel, jika t hitung > t tabel maka pernyataan tersebut mempunyai daya pembeda dan valid sehingga dapat digunakan dalam penelitian. h. Menguji reliabilitas seluruh pernyataan skala sikap, dengan menggunakan rumus alpha berikut: 3.12 berikut. r 11 = 1 Keterangan: r 11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir soal atau pernyataan = Jumlah varians butir = Varians total (Arikunto, 2009) Hasil perhitungan validitas pernyataan sikap ilmiah disajikan dalam tabel

21 54 Tabel Validitas Pernyataan Sikap Ilmiah Siswa terhadap Pembelajaran No. Pernyataan t hitung t tabel Validitas Keterangan 1 5,31 1,73 Valid Dipakai 2 2,60 1,73 Valid Dipakai 3 4,00 1,73 Valid Dipakai 4 3,30 1,73 Valid Dipakai 5 3,10 1,73 Valid Dipakai 6 2,42 1,73 Valid Dipakai 7 1,74 1,73 Valid Dipakai 8 6,70 1,73 Valid Dipakai 9 2,37 1,73 Valid Dipakai 10 2,33 1,73 Valid Dipakai ,73 Valid Dipakai 12 5,00 1,73 Valid Dipakai 13 2,70 1,73 Valid Dipakai 14 4,60 1,73 Valid Dipakai 15 3,78 1,73 Valid Dipakai 16 4,00 1,73 Valid Dipakai 17 3,30 1,73 Valid Dipakai 18 1,85 1,73 Valid Dipakai 19 4,55 1,73 Valid Dipakai 20 1,75 1,73 Valid Dipakai Reliabilitas pernyataan sikap ilmiah secara keseluruhan 0,68 artinya cukup/sedang. Komposisi pernyataan sikap ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan dalam Tabel 3.13 berikut: Tabel Komposisi Pernyataan Sikap Ilmiah No Indikator Sikap Ilmiah Pernyataan Sikap Jumlah No No Pernyataan Jumlah Jumlah Positif Negatif 1. Rasa ingin tahu 2 1, Mengutamakan bukti 4 3,4,5, Bersikap skeptis 2 7, Mau menerima perbedaan 4 9,11, Dapat bekerja sama 13,14, Bersikap positif 17,18, 4 terhadap kegagalan Jumlah

22 55 3. Instrumen PeerAssessment (Penilaian antar kawan) Instrumen yang digunakan dalam pembelajaran berbasis praktikum ini adalah pembuatan Brosur HPT yang akan dinilai oleh siswa dan dibandingkan dengan penilaian yang dilakukan oleh guru. Komponen pembuatan Brosur HPT adalah sebagai berikut: a. Anatomi Dasar: Apa sajakah bagian-bagian tubuh (morfologi) dasar hama tersebut? b. Siklus Hidup atau cara berkembang biak: Bagaimana hama tersebut berkembang biak atau seperti apa siklus hidupnya? c. Habitat : Di manakah hama tersebut hidup? d. Rantai Makanan : Di manakah keberadaan hama tersebut pada rantai makanan dan apa peran mereka dalam lingkungan? e. Species Lokal : Apa nama spesies lokal lainnya? f. Ciri-ciri tumbuhan yang diserang hama : Bagaimanakah ciri-ciri tumbuhan yang diserang hama tersebut? g. Pengendalian Hama:Bagaimanakah cara-cara pengendalian/pemberantasan hama tersebut? h. Tulisan, kerapihan, dan tampilan Brosur. Selanjutnya hasil Brosur dinilai dengan panduan rubrik peer assessment yang selengkapnya bisa dilihat pada Lampiran C. 4. Kuesioner Siswa Kuesioner digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum dan penerapan peer assessment.

23 56 Kuesioner hanya diberikan pada kelas eksperimen setelah seluruh materi Hama dan penyakit tumbuhan dipelajari. Teknik pengolahan data angket dengan menggunakan persentase jumlah tanggapan siswa. 5. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mengetahui pendapat guru tentang pembelajaran berbasis praktikum dengan menerapkan peer assessment, meliputi hal-hal yang berkaitan dengan kelebihan dan kelemahan model pembelajaran tersebut. E. Teknik Pengolahan Data Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu secara kuantitatif dan secara kualitatif. Analisis data secara kuantitatif dilakukan untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah setelah pembelajaran berbasis praktikum dengan menerapkan peer assessment. 1. Analisis Data Kuantitatif Data utama yang dipakai untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah adalah data hasil tes awal maupun tes akhir. Data tersebut dianalisis untuk melihat skor hasil tes. Selanjutnya hasil tes tersebut dihitung rataratanya. Serta menghitung N-gain antara tes awal dan tes akhir. Untuk menghitung N-gain dapat digunakan rumus Hake (Meltzer, 2002). N-gain = S S post maks S S pre pre Keterangan: S post = Skor postest S pre = Skor pretest S maks = Skor maksimum ideal

24 57 Kriteria perolehan skor N-Gain dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut. Tabel Kategori Perolehan Skor N-Gain Batasan Kategori g > 0,7 Tinggi 0,3 < g 0,7 Sedang g 0,3 Rendah Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan Software Statistical Package for Sosial Science (SPSS) for windows versi Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas distribusi data dan homogenitas varians data kedua kelompok. Pengujian normalitas distribusi data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov (KS-21) pada program SPSS versi 17, sedangkan uji homogenitas varians data dilakukan dengan Levene Test. Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui perbedaan dan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata. Hipotesis yang diuji: Ho : H 1 : Jika sebaran data normal dan homogen dan jumlah sampel 30 maka uji statistik yang dipakai adalah uji Z. Hal ini sesuai dengan Boediono dan Koster (2004) yang menyatakan bahwa bila banyaknya sampel n 1 30 dan n 2 30, maka distribusi sampel beda dua rata-rata X X tersebut mempunyai distribusi normal sehingga menggunakan uji statistik Z dengan rumus:

25 58 Z = = dan = Keterangan: X = Skor rata-rata eksperimen X = Skor rata-rata kontrol = Varians skor kelompok eksperimen = Varians skor kelompok kontrol n = Jumlah subyek (Ruseffendi, 1998) Semua data berdistribusi normal, namun terdapat salah satu kelompok data yang tidak homogen, sehingga pengujian perbedaan dua rata-rata digunakan uji statistik non parametrik pengganti uji-z yaitu uji statistik Mann-Whitney. Sedangkan untuk uji korelasi antara nilai peer dan nilai guru dalam peer assessment dilakukan melalui uji korelasi bivarians dengan menggunakan Software Statistical Package for Sosial Science (SPSS) for windows versi Pengolahan Data Kualitatif Analisis data secara kualitatif dilakukan terhadap hasil kuesioner siswa dan hasil penilaian Brosur HPT. Data tersebut disajikan dalam bentuk persentase untuk mengetahui kecenderungan jawaban siswa secara keseluruhan. Data hasil wawancara terhadap guru disajikan secara deskriptif selanjutnya digunakan untuk menarik kesimpulan tentang ada tidaknya pandangan yang positif terhadap pembelajaran berbasis praktikum dengan menerapkan peer assessment.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan laboratorium berbasis inkuiri adalah kegiatan praktikum pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan laboratorium berbasis inkuiri adalah kegiatan praktikum pada 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kegiatan laboratorium berbasis inkuiri adalah kegiatan praktikum pada kelompok eksperimen dengan membuat LKM sendiri atau merancang percobaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design atau 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design atau eksperimen semu, yaitu penelitian dengan pengambilan sampel tidak secara random

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment dengan 35 A. Metodologi dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment dengan Nonequivalent ControlGroup Design (Gall et al., 2003:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dan deskriptif. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran IPA terpadu model connected merupakan model pembelajaran terpaduyang memadukan beberapa bidang studiyaitu biologi, kimia, fisika

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O

Kelas Eksperimen : O X O 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang terdapat pada perumusan masalah, guna menghindari terjadinya perbedaan penafsiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam penelitian yang dilakukan. Perencanaan tersebut meliputi metode penelitian, desain penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen (Gall, et al.,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen (Gall, et al., 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen (Gall, et al., 2003). Penelitian kuasi eksperimen adalah penelitian yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di SMPN Kota Cimahi - Jawa Barat. 2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode Week experiment dengan the one group pretest posttest design digunakan dalam penelitian ini karena menggunakan satu kelompok perlakuan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri X Sentani, yang berlokasi di Jalan Raya Kemiri, Sentani, Papua. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 77) desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Praktikum virtual merupakan praktikum menggunakan media komputer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Praktikum virtual merupakan praktikum menggunakan media komputer BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Praktikum virtual merupakan praktikum menggunakan media komputer sebagai alat bantu yang menggantikan peran alat-alat dan bahan praktikum tatap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dan metode deskriptif. Metode quasi experiment digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap tujuan penelitian ini, perlu dijelaskan definisi operasional dibawah ini : 1. Pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain penelitian berbentuk Pretest-Postest Control Group Design atau desain kelompok

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis, serta mengetahui kemandirian belajar matematis siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di SMPN I Darangdan yang terletak di Jl. Raya Darangdan Km.21 Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat. Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan dengan aspek tertentu yang diukur, maka metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan penelitian eksperimen diharapkan, setelah menganalisis hasilnya kita dapat melihat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode weak experiment dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Amir Hamzah No. 58 Gotong Royong, Kota Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), dimana sampel penelitian diambil secara cluster random sampling (Fraenkel & Wallen, 2009). Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46 43 Contents 4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik... 45 Tes Koneksi Matematis... 45 Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46 Tes Pemecahan Masalah Matematis... 46 Tabel 3.3 Intrepretasi Koefisien Korelasi...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Terpilihnya metode kuasi eksperimen karena peneliti tidak memilih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Ruseffendi (2005) penelitian eksperimen atau percobaan (experimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA yang berada di kota Bandung yaitu SMA Kartika XIX-2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan mengkaji implementasi pendekatan metaphorical thinking dalam meningkatkan kemampuan pemahaman dan penalaran. Dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan Pendekatan dalam pembelajaran matematika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen, dengan variabel bebas yaitu perlakuan yang diberikan kepada siswa dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua perlakuan. Kelompok siswa pertama mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang 28 BAB III Metodologi Penelitian 3.1. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan pemahaman matematis siswa SMA IPS melalui pembelajaran dengan pendekatan Contextual

Lebih terperinci

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS), 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran atau mix method, yaitu kuantitatif-deskriptif. Dimana pada penelitian ini data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design. 66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatam keterampilan proses matematis terhadap peningkatan literasi matematis siswa. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kartika XIX-1 Bandung yang bertempat di jalan Taman Pramuka No. 163. 2. Populasi Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain the matching only pretest posttest control group design (Fraenkel and

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. pemilihan metode ini dilandasi oleh keinginan peneliti untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengembangan bahan ajar khususnya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen, subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah 1. Pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok memiliki langkahlangkah pembelajaran yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) dengan control group pretest post test design. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest- Posttest Control Group Design, sehingga digunakan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi Experimental dengan bentuk desain Nonequivalent Control Group Design, dimana subyek penelitian tidak dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16-19 November 2012 di SMA Negeri 2 Sumedang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakter penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretes dan postes menjadi standar yang dipakai untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan) merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran mekanisme evolusi berbantuan praktikum menggunakan simulasi kegiatan praktikum (virtual lab) jenis virtual hibrida (hybrid virtual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan self confidence siswa melalui pembelajaran dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN O X O BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design, yang merupakan bentuk desain dari Quasi Eksperimental, di mana subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada saat pelaksanaan penelitian, dipilih dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas tersebut diupayakan memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan operasionalnya: 1. Model Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan disalah satu SMA yang ada di kota Bandung yaitu SMA Pasundan 2 Bandung, lokasi sekolah ini berada di jalan Cihampelas Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan 60 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan pemahaman dan generalisasi matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011:2). Metode yang

Lebih terperinci

:Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra :Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik tanpaberbantuan GeoGebra

:Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik berbantuan GeoGebra :Perlakuan berupa pembelajaran matematika realistik tanpaberbantuan GeoGebra BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen adalah eksperimen yang menggunakan perlakuan (treatments), pengukuranpengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang di

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang di BAB III METODE PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan penalaran adaptif siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Problem Centered Learning.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran cooperative script, model pembelajaran cooperative Numbered Head Together (NHT) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen ini subjek tidak dikelompokkan secara acak tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Adapun desain penelitian yang digunakan mengacu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada penelitian ini dikembangkan bahan ajar dalam bentuk komik. Komik ini divalidasi oleh dua dosen ahli materi dan dua orang guru seni rupa sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandarlampung yang terletak di Jl.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandarlampung yang terletak di Jl. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandarlampung yang terletak di Jl. Amir Hamzah No. 58 Gotong Royong, Kota Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran kooperatif teknik tari bambu yang disertai dengan LKS pemecahan masalah terhadap kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N Laboratorium UPI

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N Laboratorium UPI BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek dalam penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N Laboratorium UPI Bandung,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis quasi experiment. Sedangkan disain penelitian yang akan diterapkan berupa static group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengelompokkan secara acak. Pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan

BAB III METODE PENELITIAN. pengelompokkan secara acak. Pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen ini subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). Desain yang digunakan adalah The One-Group Pretest-Posttest Design

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran 013/014 yang terdiri dari delapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain embedded di mana metode kualitatif dan kuantitatif dipergunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji pendekatan pembelajaran MEAs terhadap peningkatan literasi matematis siswa. Berdasarkan pertimbangan bahwa kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metodologi penelitian yang digunakan meliputi metode dan desain penelitian, alur penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi. Metode eksperimen kuasi digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam penelitian yang akan dilakukan. Perencanaan tersebut meliputi metode penelitian, desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini: 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menjelaskan maksud dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini: 1. Pada kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep akuntansi. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode eksperimen semu (quasi eksperimen)

Lebih terperinci

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran Inkuiri Model Alberta dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematik siswa SMP.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain penelitian berbentuk pretest-posttest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk suatu penelitian kuasi eksperimen yang menerapkan PBM disertai dengan strategi TAI untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan berpikir

Lebih terperinci

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi. Menurut Arifin (2011: 74), Metode eksperimen kuasi disebut juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah 24 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan sebab akibat. Perlakuan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Pengembangan Multimedia Pembelajaran Dalam penelitian ini penulis mengambil 5 tahap pengembangan multimedia menurut Munir (2003), yaitu: (1) analisis, (2) desain, (3) pengembangan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan bentuk evaluasi dari kurikulum Cambridge

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan untuk menghindari kesalahpahaman, maka perlu diberikan definisi operasional yaitu: 1. Project

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan sampel tidak secara random, tetapi menerima keadaan sampel apa adanya. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1994:132), dengan desain static group pretes-postes design (Fraenkel & Wallen,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1994:132), dengan desain static group pretes-postes design (Fraenkel & Wallen, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment (Wiersma 1994:132), dengan desain static group pretes-postes design

Lebih terperinci