Studi Mengenai Domain Children Well-Being pada Anak Usia 8 Tahun yang Tinggal di Daerah Dataran Banjir Babakan Leuwi Bandung

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Studi Mengenai Domain Children Well-Being pada Anak Usia 8 Tahun yang Tinggal di Daerah Dataran Banjir Babakan Leuwi Bandung"

Transkripsi

1 Prosiding Psikologi ISSN: Studi Mengenai Domain Children Well-Being pada Anak Usia 8 Tahun yang Tinggal di Daerah Dataran Banjir Babakan Leuwi Bandung 1 Anglia Rizkita, 2 Farida Coralia 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Bandung, JL Tamansari No. 1 Bandung angliarizkita@yahoo.com, 2 coralia_04@yahoo.com Abstrak: Tinggal di Dataran Banjir dan menjalani kehidupan sebagai anak yang terbiasa dengan lingkungan banjir suatu kehidupan yang dapat mempengaruhi kebahagiaan anak. Secara umum, permasalahan yang terjadi di lingkungan banjir adalah mengenai lingkungan tempat tinggal anak serta kondisi rumahnya. Lingkungan tempat tinggal anak yang tergolong tempat padat penduduk, membuat kondisi lingkungannya menjadi kumuh, kurang layak, sering becek serta banyak lumut-lumut ditembok membuat anak merasa kurang nyaman untuk bermain di lingkungannya. Untuk mengetahui bagaimana gambaran kebahagiaan pada anak yang tinggal di daerah banjir dapat diketahui melalui domain-domain kebahagiaan. Domain yang paling mendesak adalah domain yang dapat mempengaruhi well-being anak. Domain yang mendesak pada anak yang tinggal di dataran banjir adalah domain mengenai rumah dan lingkungan tempat tinggal. Yaitu mengenai keadaan rumah, orang-orang yang tinggal bersamanya, serta kondisi lingkungan tempat tinggal mereka termasuk fasilitas bermain. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambarandomain Children Well-Being. Subyek dalam penelitian ini adalah anak usia 8 tahun yang tinggal di dataran banjir yang berjumlah 16 subyek. Alat ukur yang digunakan adalah Children Well-being yang berisi item-item mengenai 8 domain Life Satisfaction berdasarkan teori Subyektif Well-Being dari Diener(2006). Data diperoleh dari penyebaran kuisioner secara langsung. Hasil penelitian menunjukkan pada usia 8 tahun domain yang paling memuaskan yaitu domain mengenai sekolah, artinya anak-anak merasa nyaman dan menganggap bahwa sekolah menjadi rumah kedua mereka, sehingga anak yang merasa aman dan bahagia di sekolah dapat berinteraksi dengan teman sebaya dan guru-gurunya, sehingga anak mampu mencapai prestasi yang diharapkan, dan anak-anak merasa senang jika sedang bergotong royong membersihkan sekolah mereka pasca terkena banjir. sedangkan domain yang paling kurang memuaskan adalah mengenai lingkungan, artinya anak menganggap kondisi lingkungan dapat membahayakan bagi diri mereka, sehingga anak kurang dapat memuaskan hasrat bermainnya di lingkungan sekitar, sehingga membuat anak sedih berada dilingkungan yang sering terkena banjir. Kata Kunci : Children Well-Being, Dataran Banjir, Anak Usia 8 tahun. A. Pendahuluan Banjir yang terjadi belakangan ini sudah merupakan hal yang tiap waktu terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Curah hujan yang tidak menentu dan cukup deras membuat sejumlah daerah tergenang air. Jawa Barat merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang sering mengalami bencana alam. Salah satu daerahnya adalah Babakan Leuwi Bandung yang tiap tahun terjadi banjir ketika musim penghujan tiba. Setiap turun hujan, maka daerah ini akan terendam oleh air. Lebih-lebih jika intensitas curah air hujan cukup tinggi dan berdurasi lama, maka dapat dipastikan banjir akan melanda. Bencana banjir beresiko tinggi mengancam keselamatan jiwa para warga serta merusak infrastruktur yang ada. Bukan hanya kerugian secara materi yang menjadi masalah, namun juga dampak psikologis (Pikiran Rakyat, 12 Februari 2015). Banjir yang menggenangi sebagian wilayah Bandung telah lama terjadi. Desa Babakan Leuwi Bandung adalah desa yang kerap terkena banjir lebih parah dari desadesa lainnya, karena letak desa ini berada tepat dipinggir sungai Citarum dan sungai yang berdekatan dengan Desa Babakan Leuwi Bandung ini adalah pertemuan sungai 333

2 334 Anglia Rizkita, et al. antara Bandung dan Majalaya. Maka dari itu daerah ini mengalami banjir tidak hanya saat hujan, jika daerah Kota Bandung atau Majalaya mengalami hujan, air kiriman darisana akan membuat desa tersebut mengalami banjir.ditambah lagi dengan sampah kiriman yang dapat menyumbat aliran-aliran sungai, dan tanah-tanah yang terbawa oleh arus sungai juga menghambat selokan-selokan didaerah pemukiman warga. Akibat banjir bukan hanya air sungai yang meluap, namun dari selokan-selokan yang berada disekitar rumah warga juga ikut meluap. Kondisi perumahan di daerah ini termasuk rumah padat penduduk, jarak antar rumah saling berdempetan dan berhadapan dengan jarak sekitar 1 meter. Penduduk setempat sudah dihimbau oleh pemerintah untuk meninggalkan desa tersebut dan berpindah ke rumah susun yang telah disediakan oleh pemerintah.namun terdapat alasan mereka untuk sulit diminta pindah dari bantaran sungai, Dikarenakan tidak mendapatkan uang ganti rugi, mereka tidak mau pindah ke rumah susun karena jika tinggal disana mereka harus membayar perbulannya karena kondisi ekonomi mereka yang kurang mencukupi.sedangkan jika mereka tetap tinggal mereka tidak perlu memikirkan uang kontrakan perbulan, karena sebagian besar warga disana tinggal dirumah sendiri bukan mengontrak. Selain itu, sebagian besar warga disana sudah tinggal sejak lahir, sehingga mereka tetap ingin tinggal dengan kondisi seperti itu. Warga menganggap bahwa disitulah kampung halaman mereka, tempat mereka lahir dan dibesarkan. Beberapa warga yang sedang merantaupun akan pulang kampung ke daerah tersebut. Jika kampung halaman mereka hilang, mereka akan merasakan kerinduan terhadap kampung halamannya. Kerinduan pada kampung halaman tidak bisa diatasi dengan cara instan, dan akan mengalami gangguan psikologis (Phillips Exeter Academy, Chris Thurber dan Edward Walton, dalam Journal American Academy of Pediatrics, 1980). Hubungan dengan tetanggapun sangat akrab dan sudah seperti saudara mereka masing-masing, sehingga mereka enggan untuk berpindah dan mengawali kehidupan baru lagi. Walaupun nantinya satu rusun, mereka tetap tidakmau berpindah karena suasana rusun berbeda dengan suasana tempat biasa mereka tinggal. Meskipun orang tua (orang dewasa) sudah merasa desa tersebut sebagai kampung halamannya dan enggan untuk pindah dari desa itu, belum tentu anak-anak merasakan hal yang sama pula. Menurut Ehreinreich (2001) sepertiga dari korban bencana adalah anak-anak. Hal ini dapat dipahami karena dari jumlah seluruh populasi suatu masyarakat, anakanak merupakan bagian dari populasi tersebut. Ehreinreich (2001) juga menjelaskan bahwa kejadian bencana mengakibatkan trauma psikologis pada korban khususnya pada anak-anak. Dampak bencana berbeda-beda untuk setiap orang yang mengalaminya.sebanyak 60 persen anak-anak di dunia ternyata merupakan korban bencana alam. Hal ini menjadi persoalan serius karena pada tahun mendatang dampak bencana akan mempengaruhi fisik serta psikologi mereka. Anderson (2005) mengemukakan bahwa penelitian sosial mengenai anak dalam bencana juga masih kurang, dan hal ini dikarenakan status sosial anak dalam masyarakat yang menempatkan anak sebagai individu yang belum bisa berperan dalam fungsi kemasyarakatan. Dengan keadaan demikian anak sering tidak diperhitungkan dalam tanggap bencana maupun aktifitas di dalamnya (Anderson 2005). Pada kenyataannya, anak justru mewakili kelompok rentan. Bayi dan anak kecil khususnya, secara fisik sangat rentan terhadap bencana yang tiba-tiba muncul ataupun bencana kronis. Ini dikarenakan anak masih sangat tergantung pada orang dewasa. Selain rentan fisik, anak yang sedikit berusia lebih dewasa rentan pada Volume 2, No.1, Tahun 2016

3 Studi Mengenai Domain Children Well-Being pada Anak Usia 8 Tahun yang Tinggal di Daerah 335 gangguan emosi dan psikis yang mucul akibat bencana (Anderson 2005). Bagi anak yang tinggal di dataran banjir kerap merasakan stress berada di lingkungan yang rawan banjir. Kerap merasakan kecemasan pula jika banjir melanda karena takut rumah mereka tergenang, dan sulit untuk bermain keluar karena kondisi yang sedang banjir. Belum lagi ditambah suasana pengungsian yang bising dan kurang nyaman untuk mereka istirahat. Dalam jangka panjang anak akan mengalami gangguan emosional karena seringnya kebutuhan bermain mereka kurang terpenuhi atau karena banyak barang-barang mereka yang sering ikut hanyut saat banjir. Selain masalah psikologis, anak yang tinggal didaerah dataran banjir akan mengalami masalah pendidikan karena seringnya aktivitas belajar yang terganggu dan perkembangan yang tertunda. Misran, Koordinator Unit Pusat Kajian Perlindungan Anak, seperti dikutip dari laman Starberita.com pada 14 Juni 2015 mengungkapkan trauma dan kesehatan anak kurang mendapat perhatian, dan sering tidak tepat dalam penanganannya. Dalam kondisi darurat, anak anak juga sering mengalami eksploitasi ekonomi, keterpisahan dan kehilangan tempat aman, imbuhnya. Hasil observasi peneliti pada 26 Desember 2014 ketika daerah tersebut terkena banjir, terlihat sekitar 13 anak korban banjirturun ke jalan untuk mengemis, setelah ditanya lebih lanjut ternyata mereka anak-anak yang sedang mengungsi di gereja yang berdekatan dengan daerah tersebut. Mereka disuruh oleh orang tuanya untuk mencari tambahan uang untuk makan selama mengungsi dan banjir melanda, sedangkan beberapa dari ibu mereka ada yang membantu memasak didapur bersama dekat gereja. Bapaknya mencari uang dengan menarik perahu yang diberikan oleh Pemerintah untuk membantu warga sekitar menyebrang agar kegiatan warga bekerja atau berpergian tidak terganggu, dengan begitu bapaknya mendapatkan upah dari warga yang akan menyebrang. Selama banjir mengakibatkan lumpuhnya perekonomian warga, serta bantuan Pemerintah masih dianggap kurang sehingga mereka membutuhkan uang lebih. Faktor keuangan ini menjadi salah satu masalah bagi anak-anak, karena beberapa anak mengeluh dengan harus meminta-minta mereka merasa cape karena membersihkan rumah mereka yang tergenang air. Mereka tinggal didalam rumah yang tidak layak huni, karena keadaan rumah mereka yang kotor dan lembab, ada pula yang harus membantu membersihkan sekolah mereka yang tergenang air. Beberapa anak yang mengungsi merasa kurang nyaman karena mereka tidak dapat istirahat dengan cukup ketika berada dipengungsian, karena kondisi pengungsian yang berisik, berdesak-desakan serta mereka tidak nyaman karena tidur dengan kasur yang tipis, sehingga mereka merasa kedinginan, maka dari itu anak-anak banyak yang merasa sedih dan kecewa jika banjir mulai terjadi. Dampak dari banjir bagi anak-anak ini selain mereka harus mengemis, mereka juga terkadang dapat kehilangan seragam, alat-alat sekolah, dan barang-barang yang mereka miliki. Selain kerugian materi, anak-anak juga harus mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan dan perasaan yang tidak menyenangkan karena hidup di daerah dataran banjir. Dengan datangnya para relawan dan bantuan-bantuan pada musim banjir termasuk suatu kebahagian bagi para korban banjir, khususnya anak-anak. Karena terkadang dari salah satu relawan tersebut dapat menghibur dan bermain bersama anak-anak untuk menghilangkan kecemasan dan ketakutan sejenak pada anak jika situasi banjir sedang melanda, dan anak merasa mendapatkan afeksi yang lebih. Dengan sudah saling akrab dengan tetangga membuat mereka mudah untuk meminta Psikologi, Gelombang 1, Tahun Akademik

4 336 Anglia Rizkita, et al. tolong, hal ini membuat anak-anak mereka tetap tinggal di desa tersebut, menikmati masa kanak-kanak yang seharusnya tidak layak namun menurut mereka dengan kondisi lingkungan yang seperti itu mereka dapat kebahagiaan tertentu karena hidup di daerah dataran banjir. Dilihat dari kondisi diatas, walaupun tinggal didaerah dataran banjir yang dapat menimbulkan kesulitan dan ketidaknyamanan pada beberapa aspek tertentu, seperti tempat tinggal yang lembab dan tidak layak huni, lingkungan sekitar yang kotor, sekolah yang sering libur jika terkena banjir, dan tempat pengungsian yang bising dan sempit hal ini tidak membuat anak-anak tersebut mengalami ketidaksejahteraan. Anakanak terlihat bahagia dengan kondisi lingkungan yang seperti itu. Hal ini dihayati oleh anak menjadi hal yang cukup menyenangkan tinggal di dataran banjir, karena kondisi banjir tidak sepenuhnya membuat ketidaknyamanan bagi anak. Menurut Diener (2009, h. 1) Subjective Well-Being (SWB) adalah situasi yang mengacu pada kenyataan bahwa individu secara subyektif percaya bahwa kehidupannya adalah sesuatu yang diinginkan, menyenangkan dan baik. Oleh karena itu rumusan masalahnya adalah, Bagaimana gambaranmengenaidomain Children Well-Being pada anak yang tinggal di daerah dataran banjir usia 8tahun di Babakan LeuwiBandung.Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh data empiris mengenai domain Children Well- Beingpada anak yang tinggal di daerah dataran banjir usia 8 tahun di Babakan LeuwiBandung. B. Landasan Teori Pengertian yang dikemukakan oleh UNICEF dalam Children s Well-Being From Their Own Point Of View (2012). Children Well-Being (CWB) adalah pemahaman mengenai persepsi, evaluasi dan cita-cita seorang anak mengenai kehidupannya. Menurut UNICEF pula Subjective Well-Being merupakan pemahaman mengenai persepsi, evaluasi dan cita-cita dari seseorang (dalam kasus ini khususnya adalah anak) mengenai hidupnya dan kondisi kehidupannya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ferran Casas, Armando Bello, Monica Gonzales & Mireia Aligue yang bekerja sama dengan UNICEF (2013) mengukur Children well-being dilihat dari 8 domain kehidupan, yaitu: a. home satisfaction yaitu pemaknaan anak terhadap tempat tinggalnya (rumahnya) yang didalamnya mengenai orang-orang yang tinggal bersamanya, dan mengenai kondisi rumahnya, b. satisfaction with material things yaitu pemaknaan anak terhadap benda-benda yang dimilikinya, c.satisfaction with area living in yaitu pemaknaan anak terhadap area di lingkungan rumahnya, d.satisfaction with interpersonal relationship yaitu pemaknaan anak terhadap hubungan dengan orang-orang terdekat seperti dengan teman sebaya, e.satisfaction time organization yaitu pemaknaan anak terhadap pengorganisasian waktu yang dilakukannya, f. satisfaction with school yaitu pemaknaan anak terhadap sekolahnya, g. satisfaction with health yaitu pemaknaan anak terhadap kesehatannya, h. personal satisfaction yaitu pemaknaan anak terhadap dirinya sendiri. C. Metode Penelitian Penelitian mengenai domain Children Well Being ini menggunakan teknik deskriptif. Dalam penilitian ini menggunakan alat ukur Children Well-Being yang dibuat dalam bentuk kuesioner yang berisi item-item berupa pernyataan mengenai 8 domain life satisfation dari UNICEF. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anak Volume 2, No.1, Tahun 2016

5 Studi Mengenai Domain Children Well-Being pada Anak Usia 8 Tahun yang Tinggal di Daerah 337 yang tinggal di dataran banjir Babakan Leuwi Bandung yang berusia 8 tahun dan berjumlah 16 anak. D. Hasil dan Pembahasan Diagram 3.1 Children Well-Being Usia 8 tahun ,8 72,9 65,6 79,2 54,5 57, ,7 0 Kepuasan Mengenai Tempat Tinggal Kepuasan Mengenai Barang yang Di Miliki Kepuasan Mengenai Hubungan Interpersonal Kepuasan Mengenai Lingkungan Tempat Tinggal Kepuasaan Mengenai sekolah Kepuasan Mengenai pengaturan waktu yang dimiliki Kepuasan Mengenai Dirinya Sendiri Kepuasan Mengenai Kesehatannya Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil domain yang kurang memuaskan yaitu domain mengenai lingkungan tempat tinggal, tempat tinggal anak-anak ini termasuk kedalam tempat yang kumuh atau tidak layak huni, dapat terlihat disini permukiman yang ditempatinya tidak memiliki penataan yang bagus, kurangnya fasilitas listrik, drainase, tempat membuang sampah, WC umum yang tidak terawat, yang semuanya jauh dari layak, sehingga kesan kumuh dalam permukiman padat penduduk sangat melekat. Dengan tinggal di daerah dataran banjir yang tidak layak huni ini dirasakan anak kurang puas dengan keadaan lingkungannya yang becek, berdesak-desakan, akses jalan yang memasuki jalan kecil dan berkelok, serta sering terjadinya banjir membuat lingkungannya menjadi tidak nyaman untuk dipakai bermain, lingkungan yang kotor dan licin membuat anak tidak aman saat berjalanjalan di lingkungan sekitar karena dapat membahayakan dirinya, sehingga anak merasa kurang puas dengan hal ini. Domain yang dirasakan paling memuaskan pada kelompok anak usia 8 tahun Psikologi, Gelombang 1, Tahun Akademik

6 338 Anglia Rizkita, et al. yaitu mengenai sekolah, terlihat dari anak yang merasa nyaman saat berada di sekolah walaupun kondisi sekolah yang kurang layak anak-anak tetap merasa senang saat bersekolah, karena anak menganggap dapat bermain dengan teman-temannya disekolah dan hubungan dengan guru nya yang terjalin dengan baik. Anak menghayati bahwa sekolah adalah rumah kedua anak karena anak menghabiskan setengah waktunya berada disekolah, anak-anak disini merasa bahwa disekolah guru-gurunya dianggap ramah, baik, dan dapat mendengarkan keinginan siswa, sehingga anak memunculkan emosi-emosi yang positif muncul dengan perilaku seperti asertif, giat dalam tindakan sekolah, dan kreatif. Perkembangan pada anak usia sekolah dasar ditandai dengan berkembangnya hubungan, disamping dengan keluarga juga memulai dengan adanya ikatan baru dengan teman sebaya. Kemampuan social ini membuat anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebaya maupun dengan lingkungan masyarakat. Dalam proses belajar di sekolah kematangan dalam kemampuan sosial ini dapat digunakan dalam memberikan tugas-tugas kelompok. Tugas-tugas kelompok ini memberikan kesempatan kepada anak untuk menunjukan prestasinya (Yusuf,2004). Pada anak dataran banjir disini anak memiliki semangat sekolah yang tinggi, memiliki prestasi yang baik, dan juga adanya rasa diterima dan di akui serta dapat menjalin pertemanan dengan teman sebaya di sekolah dan anak menilai bahwa lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang menarik dan menyenangkan. Domain mengenai pengelolaan waktu anak merasa dalam keadaan cukup memuaskan, terlihat dari anak belum menikmati waktu senggangnya dan anak belum mampu membagi waktunya yang mereka miliki karena waktu mereka banyak digunakan untuk membantu orangtua untuk mencari nafkah maupun bergotong royong dalam membersihkan lingkungannya, sehingga anak kurang puas dengan hal ini. Pada domain mengenai rumahpun anak merasa cukup puas dengan hal ini. Anak merasa kurang puas dengan keadaan rumahnya dilihat dari anak merasa kurang nyaman saat berada dirumah dan kurang nyaman dengan orang-orang yang berada dirumahnya. Anak juga merasa bahwa kondisi rumahnya yang lembab dan dingin serta kurang perhatian dari orang tua dan jarang memiliki waktu bersama dengan keluarga membuat anak kurang memiliki kepuasaan terhadap rumah. Anak merasa kurang puas dengan orang-orang yang tinggal bersamanya, karena anak merasa kurang diperhatikan dan kurangnya memiliki waktu bersama keluarga,membuat anak kurang nyaman dengan rumahnya. Kesejahteraan psikologi yang baik akan hadir ketika situasi menyenangkan terjadi dalam keluarga individu tersebut. Kefungsian keluarga menjadi pengaruh yang sangat kuat dalam mempengaruhi kesejahteraan psikologis anak dan orang tua dalam menerima kebahagiaan sepanjang waktu ( Hassan, Yussof & Alavi, 2012). Domain yang mendekati terhadap kepuasaan yaitu domain mengenai barang yang dimiliki, terlihat dari anak yang merasa bahwa barang-barang yang mereka punya sudah memuaskan bagi dirinya, dan anak menganggap bahwa barang yang mereka inginkan sudah mereka miliki, dan barang-barang yang sering hilang saat terjadinya banjir tidak dihiraukan oleh anak, domain mengenai kesehatan pun cukup mendekati terhadap kepuasaan karena anak merasa tubuhnya dalam keadaan sehat dan anak bersyukur memiliki tubuh yang jarang terkena penyakit walaupun hidup di lingkungan yang kurang layak. Volume 2, No.1, Tahun 2016

7 Studi Mengenai Domain Children Well-Being pada Anak Usia 8 Tahun yang Tinggal di Daerah 339 E. Kesimpulan 1. Pada kelompok anak usia 8 tahun yang tinggal di Babakan Leuwi Bandung didapatkan hasil mengenai domain yang paling tidak memuaskan adalah domain mengenai lingkungan. Lingkungan tempat tinggal anak yang berada di dataran banjir tentu membuat sebagian anak kurang nyaman karena seringnya mengalami banjir membuat jalanan menjadi becek, licin, tembok-tembok berlumut, dan hilangnya tempat bermain. Sehingga anak-anak kurang merasa puas akan lingkungan tempat tinggalnya karena kondisi tersebut dapat membahayakan bagi anak, dalam hal kesehatan maupun keamanannya. 2. Domain yang paling memuaskan yaitu mengenai sekolah karena anak menganggap bahwa sekolah adalah tempat mereka bertemu dengan temanteman sebaya mereka dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama teman-teman. Daftar Pustaka Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Amawidyati. (2007) Religiusitas dan Psychological Well-Being Pada Korban Gempa.Yogyakarta :Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Caldera, T et al Psychological impact of The Hurricane Mitch in Nicaragua in a one-year perspective. Soc Psychiatry epidemiol 2001, 36 : Diener, Ed., Lucas, Richard E & Oishi, Shigero. (2003). Personality, Culture, And Subjective Well Being: Emotional And Cognitive Evaluation Of Life. Annua Reviews. Diener, Ed & Schimmack, Ulrich. (2003). Brief report : Predictive validty of explicit and implicit self-esteem for subjective well-being. Journal of Research in personality 37, Diener, Ed. The Science of Well-Being. Th Collected Works of Ed Diener.2009.New York: Springer Enarson, Elaine Gender and Natural Disaster :working paper 1. Recovery and Reconstruction Departemen, Geneva. Lauten. (2008). A Look at the Standards Gap: Comparing Child Protection Responses in the Aftermath of Hurricane Katrina and the Indian Ocean Tsunami. Children, Youth and Environments 18(1): doi: Michelle T. E. (2008). Disaster Risk Reduction and Vulnerable Populations in Jamaica: Protecting Children within the Comprehensive Disaster Management Framework. Children, Youth and Environments 18(1): doi: Noor Hasanudin, (2009). Psikometri Aplikasi dalam Penyusunan Instrumen Pengukuran Perilaku. Bandung : Fakultas Psikologi Unisba Santrock, J.W. (1999). Life Span Development. Seventh Edition. Boston: McGraw-Hill Sarwono., & Sarlito. (1992). Psikologi Lingkungan. Jakarta : Grasindo. Sugiyono MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. penerbit Alfabeta Bandung. UNICEF. (2012). Children s Well-Being From Their Own Point Of View. Espana Madrid, UNICEF. Psikologi, Gelombang 1, Tahun Akademik

8 340 Anglia Rizkita, et al. Weissbecker. (2008).Psychological and Physiological Correlates of Stress in Children Exposed to Disaster: Review of Current Research and Recommendations for Intervention. Children, Youth and Environments 18(1): doi: Volume 2, No.1, Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah. Banjir yang terjadi belakangan ini sudah merupakan hal yang tiap waktu

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah. Banjir yang terjadi belakangan ini sudah merupakan hal yang tiap waktu BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Banjir yang terjadi belakangan ini sudah merupakan hal yang tiap waktu terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Curah hujan yang tidak menentu dan cukup deras

Lebih terperinci

Studi Mengenai Domain-Domain Children Well Being pada Anak Panti Asuhan Usia 10 Tahun di Yayasan Al-Aisyiyah Kabupaten Cianjur

Studi Mengenai Domain-Domain Children Well Being pada Anak Panti Asuhan Usia 10 Tahun di Yayasan Al-Aisyiyah Kabupaten Cianjur Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Mengenai Domain-Domain Children Well Being pada Anak Panti Asuhan Usia 10 Tahun di Yayasan Al-Aisyiyah Kabupaten Cianjur 1 Annisa Rastriani Resmi, 2 Farida Coralia

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak yang Bekerja sebagai Buruh Nelayan di Desa Karangsong Indramayu

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak yang Bekerja sebagai Buruh Nelayan di Desa Karangsong Indramayu Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak yang Bekerja sebagai Buruh Nelayan di Desa Karangsong Indramayu ¹Hemas Farah Khairunnisa, ²Fanni Putri Diantina 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak Jalanan di Rumah Sanggar Waringin Bandung

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak Jalanan di Rumah Sanggar Waringin Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak Jalanan di Rumah Sanggar Waringin Bandung 1 Nur Almaliah, 2 Fanni Putri Diantina 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Islam

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak Kelas VI Sekolah Dasar Full-Day Darul Ilmi Bandung

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak Kelas VI Sekolah Dasar Full-Day Darul Ilmi Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak Kelas VI Sekolah Dasar Full-Day Darul Ilmi Bandung 1 Nurcahyani Rahayu Rahman, 2 Siti Qodariah 1,2 Fakultas Psikologi,

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Korban Pelecehan Seksual yang Berusia 8-12 Tahun di Sukabumi

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Korban Pelecehan Seksual yang Berusia 8-12 Tahun di Sukabumi Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Children Well-Being pada Korban Pelecehan Seksual yang Berusia 8-12 Tahun di Sukabumi 1 Farah Fauziah Ismail, dan 2 Fanni Putri Diantina 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Mengenai Children Well-Being pada Anak Jalanan yang Bersekolah Usia 12 Tahun di Rumah Perlindungan Anak (RPA) Yayasan Bahtera Bandung

Studi Deskriptif Mengenai Children Well-Being pada Anak Jalanan yang Bersekolah Usia 12 Tahun di Rumah Perlindungan Anak (RPA) Yayasan Bahtera Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Children Well-Being pada Anak Jalanan yang Bersekolah Usia 12 Tahun di Rumah Perlindungan Anak (RPA) Yayasan Bahtera Bandung 1 Shenna Ratih

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Siswa-Siswi Kelas 6 di SD Sains Al-Biruni Bandung

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Siswa-Siswi Kelas 6 di SD Sains Al-Biruni Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Children Well-Being pada Siswa-Siswi Kelas 6 di SD Sains Al-Biruni Bandung 1 Muthia Dwi Agustira, 2 Fanni Putri Diantina 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Teori children well-being menggunakan teori Subjective well-being dari

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Teori children well-being menggunakan teori Subjective well-being dari BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori children well-being menggunakan teori Subjective well-being dari Diener tahun 2005, karena belum adanya teori yang menjelaskan mengenai Children

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Domain Children Well Being pada Anak Usia 12 Tahun di Kelurahan Cicadas

Studi Deskriptif Domain Children Well Being pada Anak Usia 12 Tahun di Kelurahan Cicadas Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Domain Children Well Being pada Anak Usia 12 Tahun di Kelurahan Cicadas 1 Niken Itnaning Ayu P., 2 Indri Utami 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dewasa, anak juga memiliki harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. dewasa, anak juga memiliki harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijaga dengan baik, dalam tumbuh kembangnya menjadi manusia dewasa, anak juga memiliki harkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Anak adalah sumber daya bagi bangsa juga sebagai penentu masa depan dan penerus bangsa, sehingga dianggap penting bagi suatu negara untuk mengatur hak-hak

Lebih terperinci

Study Deskriptif Children Well Being Anak Penderita Leukimia All di Rumah Cinta Bandung

Study Deskriptif Children Well Being Anak Penderita Leukimia All di Rumah Cinta Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Study Deskriptif Children Well Being Anak Penderita Leukimia All di Rumah Cinta Bandung 1 Nunik Mariska Cahyani, 2 Fanni Putri Diantina 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang BAB I PENDAHULUAN l.l Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya. Merekalah yang akan menerima kepemimpinan dikemudian hari serta menjadi penerus perjuangan bangsa. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kodrati memiliki harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. kodrati memiliki harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Anak merupakan karunia dari Tuhan yang Maha Esa. Keberadaanya merupakan anugrah yang harus dijaga, dirawat dan lindungi.setiap anak secara kodrati memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk tersebutlah yang menjadi salah satu masalah bagi suatu kota besar.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk tersebutlah yang menjadi salah satu masalah bagi suatu kota besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampai saat ini kota besar masih memiliki daya tarik bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah kegiatan perekonomian dan pendidikan yang menyebabkan banyak

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Mengenai Perbedaan Tingkat Crowding (Kesesakan) pada Anak Panti Asuhan Usia 10 dan 12 Tahun di Panti Sosial Asuhan Anak Muhammadiyah Cabang Sumur Bandung 1 Andhini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua. Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu dan saudara kandung

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Korelasi Self Esteem dengan Chidren Well-Being Anak Yatim Piatu Usia 12 Tahun di Panti Asuhan Tunas Melati Bandung Correlation Study between Self Esteem and Children

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini: 50 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Umur Responden Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data wawancara langsung kepada responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bandung merupakan salah satu kota besar dengan kemajuan dibidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bandung merupakan salah satu kota besar dengan kemajuan dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandung merupakan salah satu kota besar dengan kemajuan dibidang pembangunan dan tata kota yang menjunjung estetika seni tinggi yang sedang banyak digalakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015 ini sejak pergantian Presiden lama kepada Presiden yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015 ini sejak pergantian Presiden lama kepada Presiden yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 2015 ini sejak pergantian Presiden lama kepada Presiden yang baru, Indonesia mengalami beberapa kenaikan harga seperti harga BBM yang naik dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga tapi juga bagi kehidupan secara lebih luas. Pada dasarnya, anakanak

BAB I PENDAHULUAN. keluarga tapi juga bagi kehidupan secara lebih luas. Pada dasarnya, anakanak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian yang penting bagi kelangsungan hidup manusia, karena anak adalah generasi penerus bukan hanya dalam keluarga tapi juga bagi kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalur pantura Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah km.

BAB I PENDAHULUAN. jalur pantura Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah km. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Indramayu merupakan salah satu kabupaten yang terletak di jalur pantura Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah 204.0011 km. Wilayah pesisir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak merupakan amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak merupakan amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah subjective well-being

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah subjective well-being BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah subjective well-being yang merupakan salah satu bidang kajian dalam psikologi positif. Teori subjective

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini laju informasi dan teknologi berjalan dengan sangat cepat. Begitu juga dengan

BAB I PENDAHULUAN. ini laju informasi dan teknologi berjalan dengan sangat cepat. Begitu juga dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Abad XXI ini dikenal dengan era globalisasi dan era informasi. Dalam era ini laju informasi dan teknologi berjalan dengan sangat cepat. Begitu juga dengan pendidikan

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Subjective Well-Being pada Warga Usia Dewasa Madya di Kawasan Padat Penduduk RT 09/ 09 Cicadas Sukamulya Kelurahan Cibeunying Kidul Kota Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebahagiaan adalah hal yang sangat diinginkan oleh semua orang. Setiap orang memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai guna memenuhi kepuasan dalam kehidupannya. Kebahagiaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menjalani kehidupan manusia memiliki rasa kebahagiaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menjalani kehidupan manusia memiliki rasa kebahagiaan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan manusia memiliki rasa kebahagiaan dan memiliki rasa kesedihan. Kebahagiaan memiliki tujuan penting di dalam kehidupan manusia. Setiap individu

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan seorang anak akan tergantung pada fungsi keluarganya

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan seorang anak akan tergantung pada fungsi keluarganya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan seorang anak akan tergantung pada fungsi keluarganya (Zeitlin, Megawangi, Kramer, Colletta, Babatunde & Garman, 1995). Baik buruknya perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2004, bencana demi bencana menimpa bangsa Indonesia. Mulai

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2004, bencana demi bencana menimpa bangsa Indonesia. Mulai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak tahun 2004, bencana demi bencana menimpa bangsa Indonesia. Mulai dari gempa bumi berkekuatan 8.9 SR diikuti tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 silam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir sudah menjadi masalah umum yang dihadapi oleh negaranegara di dunia, seperti di negara tetangga Myanmar, Thailand, Filipina, Malaysia, Singapore, Pakistan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa yang tidak menyenangkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa yang tidak menyenangkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu pasti melewati segala peristiwa dalam kehidupan mereka. Peristiwa-peristiwa yang dialami oleh setiap individu dapat beragam, dapat berupa peristiwa yang menyenangkan

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Kesimpulan dari evaluasi pelaksanaan program Penataan dan peremajaan prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini antara lain:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being menurut Diener (2005). Teori yang dipilih akan digunakan untuk meneliti gambaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana dapat datang secara tiba-tiba, dan mengakibatkan kerugian materiil dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan menanggulangi dan memulihkan

Lebih terperinci

KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI

KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Disusun oleh : DENI HERBYANTI F 100 050 123 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan asset yang kelak akan menjadi penerus keluarga, menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan asset yang kelak akan menjadi penerus keluarga, menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan asset yang kelak akan menjadi penerus keluarga, menjadi pejuang tangguh yang akan membawa bangsa menjadi beradab. Banyak ahli telah melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana telah mengakibatkan suatu penderitaan yang mendalam bagi korban serta orang yang berada di sekitarnya. Kerugian tidak hanya dialami masyarakat yang terkena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dampak perubahan tersebut salah satunya terlihat pada perubahan sistem keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. Dampak perubahan tersebut salah satunya terlihat pada perubahan sistem keluarga dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia. Dampak perubahan tersebut salah satunya terlihat pada perubahan sistem keluarga dan anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. SD Katolik Santa Clara kelas IV hingga VI akan diikuti oleh student wellbeing

BAB V PENUTUP. SD Katolik Santa Clara kelas IV hingga VI akan diikuti oleh student wellbeing BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Berdasarkan hasil analisis statistik non-parametrik dengan menggunakan uji korelasi Kendall Tau terbukti terdapat hubungan yang signifikan antara student well-being dan dukungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang pada umumnya ditandai dengan perubahan fisik, kognitif, dan psikososial, tetapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori crowding yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori crowding yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori crowding yang dikemukakan oleh Rapport (1987). Teori ini digunakan karena jika melihat teori crowding

Lebih terperinci

Subjective Well-Being Pada Istri yang Memiliki Pasangan Tunanetra

Subjective Well-Being Pada Istri yang Memiliki Pasangan Tunanetra Subjective Well-Being Pada Istri yang Memiliki Pasangan Tunanetra Chintia Permata Sari & Farida Coralia Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung Email: coralia_04@yahoo.com ABSTRAK. Penilaian negatif

Lebih terperinci

RESPON MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

RESPON MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO RESPON MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO ARTIKEL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abdi dalem merupakan orang yang mengabdi pada Keraton, pengabdian abdi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abdi dalem merupakan orang yang mengabdi pada Keraton, pengabdian abdi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abdi dalem merupakan orang yang mengabdi pada Keraton, pengabdian abdi dalem ini telah dilakukan selama belasan tahun, bahkan puluhan tahun. Kehidupan Keraton

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan perkotaan yang begitu cepat, memberikan dampak terhadap pemanfaatan ruang kota oleh masyarakat yang tidak mengacu pada tata ruang kota yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak jalanan di Indonesia mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun belakangan. Seseorang bisa dikatakan anak jalanan apabila berumur dibawah 18 tahun, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah kampung berasal dari bahasa Melayu, digunakan sebagai terminologi yang dipakai untuk menjelaskan sistem permukiman pedesaan. Istilah kampung sering dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidro-meteorologi (banjir, kekeringan, pasang surut, gelombang besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. hidro-meteorologi (banjir, kekeringan, pasang surut, gelombang besar, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berlokasi di wilayah yang rawan terhadap berbagai kejadian bencana alam, misalnya bahaya geologi (gempa, gunung api, longsor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan menunjukkan bahwa manusia dengan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,

Lebih terperinci

para1). BAB I PENDAHULUAN

para1). BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menjadi tua merupakan suatu proses perubahan alami yang terjadi pada setiap individu. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 60 tahun sampai 74 tahun sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Jika dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Jika dilihat dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Adolesen (remaja) adalah masa transisi/peralihan dari masa kanak kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. strategis di era globalisasi. Dengan adanya kemajuan tersebut, sesungguhnya

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. strategis di era globalisasi. Dengan adanya kemajuan tersebut, sesungguhnya BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke- 21, banyak pengembangan berbagai teknologi strategis di era globalisasi. Dengan adanya kemajuan tersebut, sesungguhnya trend Boarding School

Lebih terperinci

BANJIR (PENGERTIAN PENYEBAB, DAMPAK DAN USAHA PENANGGULANGANNYA)

BANJIR (PENGERTIAN PENYEBAB, DAMPAK DAN USAHA PENANGGULANGANNYA) BANJIR (PENGERTIAN PENYEBAB, DAMPAK DAN USAHA PENANGGULANGANNYA) Delapan kecamatan di Kota Cilegon dilanda banjir, Rabu (25/4). Banjir kali ini merupakan yang terparah karena merata di seluruh kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kekerasan pada anak telah menjadi perhatian dunia, begitu banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s Fund (UNICEF) (2012)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dukungan, serta kebutuhan akan rasa aman untuk masa depan. Orang tua berperan

BAB I PENDAHULUAN. dukungan, serta kebutuhan akan rasa aman untuk masa depan. Orang tua berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang harus dilindungi dan diperhatikan sebaik mungkin oleh seluruh lapisan masyarakat. Keluarga sebagai unit terkecil dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akselerasi memberikan kesempatan bagi para siswa dalam percepatan belajar dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akselerasi memberikan kesempatan bagi para siswa dalam percepatan belajar dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia sudah mengalami kemajuan yang begitu pesat. baik dari segi kurikulum maupun program penunjang yang dirasa mampu untuk mendukung peningkatan

Lebih terperinci

Laporan Situasi. Lebih dari 600 keluarga mengungsi, puluhan rumah rusak berat, ribuan hektar sawah terendam

Laporan Situasi. Lebih dari 600 keluarga mengungsi, puluhan rumah rusak berat, ribuan hektar sawah terendam RESPON BENCANA BANJIR DAN LONGSOR PURWOREJO, JAWA TENGAH DMC DOMPET DHUAFA 21-23 Desember 2013 Laporan Situasi Informasi Kunci Banjir besar dan longsor terjadi di 53 desa di 11 kecamatan di Purworejo,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budimanta (2005) menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah suatu cara pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam kerangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian banjir dalam Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian banjir dalam Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian banjir dalam Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga Bencana (2008) adalah suatu kejadian saat air menggenani daerah yang biasanya tidak digenani air dalam

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

Kesehatan Mental. Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Kesehatan Mental. Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Kesehatan Mental Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Konsep Kebahagiaan atau Kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis,hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK TURUN MENJADI ANAK JALANAN Terdapat tiga faktor internal yang disebutkan dalam penelitian ini, yaitu impian bebas, ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erupsi Merapi yang terjadi pada bulan Oktober 2010 telah memberikan banyak pelajaran dan meninggalkan berbagai bentuk permasalahan baik sosial maupun ekonomi yang masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu. (Pribadi, Krisna. 2008)

BAB I PENDAHULUAN. tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu. (Pribadi, Krisna. 2008) 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Banjir adalah sutau kejadian saat air menggenangi daerah yang biasanya tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu. (Pribadi, Krisna. 2008) Banjir melanda di beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang rawan akan bencana dapat dilihat dari aspek geografis, klimatologis, dan demografis. Letak geografis Indonesia di antara dua Benua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, yang terletak di dataran pantai Utara Jawa. Secara topografi mempunyai keunikan yaitu bagian Selatan berupa pegunungan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI TEKNIK PENGAMATAN GAMBAR FOTO PERISTIWA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA SUKOHARJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI TEKNIK PENGAMATAN GAMBAR FOTO PERISTIWA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA SUKOHARJO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI TEKNIK PENGAMATAN GAMBAR FOTO PERISTIWA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arbiyah, Nurul; Imelda, Fivi N; dan Oriza, Ika D Op. Cit.

DAFTAR PUSTAKA. Arbiyah, Nurul; Imelda, Fivi N; dan Oriza, Ika D Op. Cit. DAFTAR PUSTAKA Arbiyah, Nurul; Imelda, Fivi N; dan Oriza, Ika D.2008. Op. Cit. Arikunto, Suharsimi, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Rineka Cipta, Jakarta Azwar, Saifuddin,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Masyarakat Tangguh Bencana Berdasarkan PERKA BNPB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, yang dimaksud dengan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai, sehingga memiliki potensi sumber daya air yang besar. Sebagai salah satu sumber daya air, sungai memiliki

Lebih terperinci

Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS)

Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS) Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS) 1 Hany Fakhitah, 2 Temi Damayanti Djamhoer 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan air memungkinkan terjadinya bencana kekeringan.

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan air memungkinkan terjadinya bencana kekeringan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air adalah salah satu sumberdaya alam yang sangat berharga bagimanusia dan semua makhluk hidup. Air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi.

Lebih terperinci

BAKTI SOSIAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

BAKTI SOSIAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI BAKTI SOSIAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI PENYALURAN BANTUAN KORBAN BENCANA BANJIR WILAYAH PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN JAKARTA, 24 JANUARI 2014 Disusun oleh : Akka Latifah Y, MM Ir. Nyayu Siti Rahmaliya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nelayan merupakan kelompok masyarakat yang mata pencahariannya sebagian besar bersumber dari aktivitas menangkap ikan dan mengumpulkan hasil laut lainnya.

Lebih terperinci

PENANGANAN PERMUKIMAN RAWAN BANJIR DI BANTARAN SUNGAI Studi Kasus: Permukiman Kuala Jengki di Kelurahan Komo Luar & Karame, Kota Manado

PENANGANAN PERMUKIMAN RAWAN BANJIR DI BANTARAN SUNGAI Studi Kasus: Permukiman Kuala Jengki di Kelurahan Komo Luar & Karame, Kota Manado PENANGANAN PERMUKIMAN RAWAN BANJIR DI BANTARAN SUNGAI Studi Kasus: Permukiman Kuala Jengki di Kelurahan Komo Luar & Karame, Kota Manado Windy J. Mononimbar Program Studi Arsitektur dan Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya perubahan cuaca ekstrim. IPCC (2007) dalam Dewan Nasional Perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya perubahan cuaca ekstrim. IPCC (2007) dalam Dewan Nasional Perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya perubahan cuaca ekstrim. IPCC (2007) dalam Dewan Nasional Perubahan Iklim (2011) menyebutkan bahwa dampak perubahan iklim

Lebih terperinci

AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR

AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR Cetakan ke-1, 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang IAARD Press, 2012 Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan, dimana hampir semua aktifitas ekonomi dipusatkan di Jakarta. Hal ini secara tidak langsung menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Menurut undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dengan semangat yang menggebu. Awalnya mereka menyebut

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dengan semangat yang menggebu. Awalnya mereka menyebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia bukan hanya ingin sekedar memperbaiki kelemahan mereka. Mereka menginginkan kehidupan yang bermakna, bukan kegelisahan sampai ajal menjemput. Beberapa

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PERILAKU BERHUTANG DENGAN PERASAAN SENANG PADA MAHASISWA

LAPORAN PENELITIAN PERILAKU BERHUTANG DENGAN PERASAAN SENANG PADA MAHASISWA LAPORAN PENELITIAN PERILAKU BERHUTANG DENGAN PERASAAN SENANG PADA MAHASISWA Oleh : Mohamad Iksan NIS : 151095156 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG 2015

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA BENCANA :

MITIGASI BENCANA BENCANA : MITIGASI BENCANA BENCANA : suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang ada, berbagai macam aktifitas manusia pasti berhubungan dengan lingkungan. Salah atu kelebihan

Lebih terperinci

BAB VI RESPON MASYARAKAT LOKAL ATAS DAMPAK SOSIO-EKOLOGI HADIRNYA INDUSTRI PENGOLAHAN TAHU

BAB VI RESPON MASYARAKAT LOKAL ATAS DAMPAK SOSIO-EKOLOGI HADIRNYA INDUSTRI PENGOLAHAN TAHU 63 BAB VI RESPON MASYARAKAT LOKAL ATAS DAMPAK SOSIO-EKOLOGI HADIRNYA INDUSTRI PENGOLAHAN TAHU 6.1 Pendahuluan Dampak Sosio-Ekologi Kampung Cikaret memiliki dua buah sungai yang mengaliri kawasan RW 01

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga 2.1.1 Definisi Keluarga Menurut Burgess & Locke (Duvall & Miller, 1985), Keluarga adalah sekelompok orang dengan ikatan perkawinan, darah, atau adopsi; terdiri dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab 134 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relawan yang nantinya akan diterjunkan ketika Indonesia memasuki masa tanggap

BAB I PENDAHULUAN. relawan yang nantinya akan diterjunkan ketika Indonesia memasuki masa tanggap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Palang Merah Indonesia adalah organisasi kemanusiaan yang bergerak dalam bidang penanggulangan dan mitigasi bencana alam di Indonesia. Selain itu, Palang Merah Indonesia

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 4 Surakarta dengan alamat Jalan Ahmad Yani. Tempurejo RT.05 RW.II, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari,

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 4 Surakarta dengan alamat Jalan Ahmad Yani. Tempurejo RT.05 RW.II, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Sekolah yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMP Muhammadiyah 4 Surakarta dengan alamat Jalan Ahmad Yani Tempurejo RT.05

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan

BAB I PENDAHULUAN. (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilintasi oleh jalur api (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan Australia. Letak wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana alam banjir bandang yang terjadi di daerah Batu Busuk Kelurahan Lambuang Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang pada Bulan Ramadhan tanggal Selasa, 24 Juli 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Surakarta terletak di tengah kota atau kabupaten di karesidenan Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

Lebih terperinci