REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM FOTOJURNALISTIK (ANALISIS SEMIOTIKA FOTO HEADLINE DI HARIAN TRIBUN MEDAN) SURYADI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM FOTOJURNALISTIK (ANALISIS SEMIOTIKA FOTO HEADLINE DI HARIAN TRIBUN MEDAN) SURYADI"

Transkripsi

1 REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM FOTOJURNALISTIK (ANALISIS SEMIOTIKA FOTO HEADLINE DI HARIAN TRIBUN MEDAN) SURYADI ABSTRAK Skripsi ini berisi penelitian mengenai representasi perempuan pada fotojurnalistik. Foto diambil dari foto headline di harian Tribun Medan. Penelitian ini memfokuskan pada penelitian kualitatif dengan analisis semiotika. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis sebagai pendekatan. Sedangkan pisau analisis atau instrumen analisa data, peneliti memakai semiotika Roland Barthes. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha meneliti apa makna gambar yang ditampilkan lewat foto berita, serta bagaimana praktik ideologi media tersebut. Peneliti meneliti 18 fotojurnalistik dari harian Tribun Medan edisi Desember 2012 sampai Februari Sesuai dengan perumusan masalah, yaitu Apa makna dan bagaimanakah perempuan ditampilkan lewat fotojurnalistik pada foto Headline di Harian Tribun Medan, peneliti mendapatkan hasil bahwa Tribun Medan mengkonstruksi perempuan sebagai sebuah kebutuhan media yang menginginkan konsep ringan dan enak dibaca. Perempuan digambarkan sebagai sosok yang menyukai kegiatan luar ruang dan memiliki kebebasan berekspresi. Sehingga pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa Tribun Medan melalui fotografernya menganut ideologi konsumerisme. Kata kunci : Fotojurnalistik, Semiotika, Perempuan, Tribun Medan. PENDAHULUAN Konteks Masalah Dalam eksistensinya, Harian Tribun Medan terlihat tampil sangat menarik lewat gambar/ foto berita yang disajikan. Hingga tak mengherankan jika surat kabar yang baru berusia tiga tahun ini dapat meraih penghargaan hattrick sebagai koran terbaik Se-Sumatera versi IPMA (Indonesian Print Media Award) tiga kali berturut-turut yaitu tahun 2011, 2012 dan 2013serta beberapa penghargaan lainnya untuk kategori fotojurnalistiknya. Harian Tribun Medan sering menyajikan foto berita yang hadir eksklusif dengan peristiwa yang berbeda dengan teks-teks yang disajikan, sebab foto berita ini berdiri sendiri.dan lebih menarik lagi jika diperhatikan dengan seksama dari setiap edisinya, foto berita yang disajikan ini adalah foto berita yang menarik dan didominasi oleh gambar-gambar perempuan.sebagian besar foto foto tersebut cenderung akan ada unsur perempuan dalam hampir semua konteks beritanya, baik politik, ekonomi, budaya, sosial apalagi hiburan, padahal surat kabar ini bukanlah termasuk koran kuning. 1

2 Fotojurnalistik yang terdapat dalam sebuah media sebenarnya bukan sekadar selingan penyegar mata, apalagi hanya untuk mengisi ruang kosong.melainkan menunjang tulisan yang menjelaskan berita secara lebih efektif.pada saat yang samafoto juga mesti memenuhi standar tertentu dari media cetak yang memuatnya.yaitu memiliki nilai berita serta memancing rasa ingin tahu pembaca, hingga kemudian bisa tergolong dalam istilah, teks berita yang terbit tanpa foto, akan berkurang nilainya.oleh karena itu, kehadiran fotojurnalistik pada media cetak dapat memiliki fungsi ganda,pertama sebagai ilustrasi pendukung berita dan yang kedua sebagai berita itu sendiri (Soedjono, 2007: 133). Sehubungan dengan hal tersebut, industri media melihat peluang yang besar dalam memberitakan atau menampilkan hal-hal berwujud indah sebagai objek dalam media.hal-hal berwujud indah tersebutantara lain adalah kecantikan perempuan. Peneliti pun melihat adanya sebuah fenomena fotojurnalistik di Harian Tribun Medan dan menarik untuk dikaji secara ilmiah.akan tetapi pada penelitian ini, peneliti akan berfokus pada foto-foto headline yang dimuat pada halaman depan koran. Karena foto yang ada pada halaman headline setiap surat kabar adalah foto yang menjadi suguhan utama dari media tersebut sekaligus diharapkan menjadi suatu stopping point bagi pembacanya. Dapat dikatakan bahwa foto Headline (HL) adalah foto terbaik dari keseluruhan foto yang terdapat pada cetakan edisi itu. Seperti pada majalah, yang sama penting dengan foto sampul muka / kover (Wijaya, 2011). Berdasarkan pemaparan diatas, maka penelititertarik untuk mengetahui makna apa yang dihadirkan lewat sajian foto-fotojurnalistik di Harian Tribun Medan, serta bagaimana media tersebut menggambarkan sosok perempuan. Sehingga peneliti ingin mengeksplorasinya lewat sebuah skripsi dengan judul Representasi Citra Perempuan dalam Fotojurnalistik, suatu Analisis Semiotika pada foto Headline di Harian Tribun Medan. Fokus Masalah Berdasarkan uraian konteks masalah diatas, peneliti merumuskan bahwa fokus masalah yaang akan diteliti lebih lanjut adalah : Apamakna dan bagaimanakah perempuan ditampilkan lewat fotojurnalistik pada foto headline di Harian Tribun Medan. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui makna dalam fotojurnalistik dengan objek perempuan pada headline di Harian Tribun Medan. 2. Untuk mengetahui praktik ideologi dalam menampilkan perempuan melalui produksi gambar/ foto berita di Harian Tribun Medan. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara akademis, penelitian diharapkan dapat memperluas atau menambah khasanah penelitian komunikasi serta dapat dijadikan sumber bacaan mahasiswa FISIP USU khususnya Departemen Ilmu Komunikasi. 2. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberi kontribusi di bidang Ilmu Komunikasi yang berkaitan dengan komunikasi massa dan analisis semiotik. 3. Secara praktis, penelitian ini untuk menerapkan ilmu yang diterima peneliti selama menjadi mahasiswa ilmu komunikasi sekaligusmemberikan masukan kepada siapa saja yang tertarik terhadap fotojurnalistik dan studi perempuan. 2

3 KAJIAN PUSTAKA Paradigma dan Perspektif Kajian Konsep mengenai konstruksionisme diperkenalkan oleh sosiolog interpretatif, Peter L Berger bersama Thomas Luckman.Tesis utama dari Berger adalah manusia dan masyarakat adalah produk yang dialektis, dinamis, dan plural. Masyarakat tidak lain adalah produk manusia, namun secara terus-menerus mempunyai aksi Paradigma konstruksionis memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi hasil dari konstruksi. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma konstruksionis adalah menemukan bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi itu dibentuk. Dalam studi komunikasi, paradigma konstruksionis ini seringkali disebut sebagai paradigma produksi dan pertukaran makna (Eriyanto, 2004: 37). Pendekatan konstruksionis ini memandang kegiatan komunikasi sebagai proses yang dinamis. Pendekatan konstruksionis memeriksa bagaimana pembentukan pesan dari sisi komunikator, dan dalam sisi penerima ia memeriksa bagaimana konstruksi makna individu ketika menerima pesan. Pesan dipandang bukan sebagai mirror of reality yang menampilkan fakta apa adanya. Dalam menyampaikan pesan, seseorang menyusun citra tertentu atau merangkai ucapan tertentu dalam memberikan gambaran tentang realitas. Bagi kaum konstruktivisme, realitas atau berita (dalam hal ini termasuk juga foto) itu hadir dalam keadaan subjektif. Secara singkat, manusialah yang membentuk imaji dunia. Teks dalam sebuah berita tidak dapat disamakan sebagai cerminan dari realitas, tetapi ia harus dipandang sebagai konstruksi atas realitas. Realitas yang terkonstruksi itu juga membentuk opini massa, karena khalayak pada dasarnya menerima sebuah bentuk realitas yang dikonstruksi oleh media. Melalui paradigma konstruksionis dan perspektifnya dalam media massa ini, dapat dijelaskan bagaimana media massa membuat gambaran tentang realitas sosial. Untuk itu, peneliti menggunakan paradigma dan perspektif ini sebagai dasar untuk melihat bagaimana Harian Tribun Medan memaknai dan kemudian merepresentasikan sosok perempuan melalui fotofotojurnalistiknya. Uraian Teoritis Fotografi Jurnalistik Secara sederhana fotojurnalsitik adalah foto yang bernilai beritaatau foto yang menarik bagi pembaca, dan informasi tersebut disampaikan kepada masyarakat dengan sesingkat mungkin (Wijaya, 2011).Sementara itu, Yuyung abdi menyatakan bahwa fotojurnalistik adalah foto yang bersifat faktual dari suatu peristiwa atau kejadian. Faktual intinya sesuatu yang didasarkan fakta.dalam sebuah fotojurnalistik ada suatu interaksi antara subjek dengan subjek, subjek dengan objek dan subjek dengan lingkungan.interaksi ini dikemas dalam suatu frame. Dari beberapa pengertian di atas, maka fotojurnalistik dapat diartikan sebagai suatu laporan peristiwa yang tersaji dalam bentuk foto, yang mengandung unsur informatif, faktual dan penting yang disampaikan dengan cepat serta dapat membuat masyarakat lebih cerdas. Karakteristik Fotojurnalistik Wilson Hicks (editor foto majalah Life ) dalam bukunya Words and Pictures (Literature of Photography), menjabarkan tujuh karateristik fotojurnalistik sebagai berikut : 3

4 1) Dasar fotojurnalistik adalah gabungan antara gambar dan kata. Keseimbangan data tertulis pada teks dan gambar adalah mutlak. 2) Medium fotojurnalistik biasanya di media cetak, kantor berita, koran atau majalah, tanpa memperhatikan tirasnya. Maka informasi yang disebar dalam fotojurnalistik adalah sebagaimana adanya, disajikan sejujur-jujurnya. 3) Lingkup fotojunalistik adalah manusia. Itu sebabnya fotojurnalis harus mempunyai kepentingan mutlak pada manusia. 4) Bentuk liputan fotojurnalistik adalah suatu upaya yang muncul dari kemampuan seseorang fotojurnalis yang bertujuan melaporkan beberapa aspek dari berita itu sendiri. 5) Fotojurnalistik adalah fotografi komunikasi, dimana komunikasi bisa diekspresikan seorang fotojurnalis melalui subjeknya. 6) Pesan yang disampaikan dari suatu hasil visual fotojurnalistik harus jelas dan segera dipahami seluruh lapisan masyarakat. 7) Fotojurnalistik membutuhkan tenaga penyunting yang handal, berwawasan visual luas, populis, arif, jeli dalam menilai karya foto yang dihasilkan. Kategori Fotojurnalistik Kategori yang pernah dibuattahun 2007 oleh Badan Fotojurnalistik Dunia (World Press Photo Foundation) memberikan beberapa kategori fotojurnalsitikyaitu; Spot Photo, General News Photo, People in the News Photo, Daily Life Photo, Portrait, Sport Photo, Science and Technology Photo, Art and Culture Photo, Social and Environment Nilai Berita Fotojurnalistik Nilai-nilai berita tersebut terdiri atas : Magnitude, Timeliness, Proximity, Prominence, Importance, Impact atau Consequence, Conflict atau Controversy, Sensation, Novelty, Oddityor the unusual, Human Interest, Unique, Sex dan Crime. Represetasi Citra Perempuan Representasi John Fiske menjelaskan bahwa untuk menampilkan representasi tersebut paling tidak ada tiga proses yang meliputinya. Level pertama, peristiwa yang ditandakan yaitu saat kita menganggap dan mengkonstruksi peristiwa tersebut sebagai sebuah realitas. Level kedua, saat kita memandang sesuatu sebagai realitas, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana realitas itu digambarkan. Dalam level ini digunakanlah alat berupa kata, kalimat, grafik dan sebagainya. Pemakaian kata, kalimat, atau grafik tertentu akan membawa makna tertentu pula ketika diterima khalayak. Level ketiga, bagaimana kode-kode representasi dihubungkan dan diorganisasikan ke dalam koherensi sosial seperti kelas social, kepercayaan dominan dan sebagainya yang ada dalam masyarakat (Eriyanto, 2001:14). Citra Perempuan dalam Media Dalam Tomogola (1998), citra perempuan yang berhasil dibentuk dalam media massa tersebut antara lain yaitu: Citra Pigura : Perempuan sebagai sosoksempurna dengan bentuk tubuh ideal. Citra Pilar : Perempuan sebagai penyangga keutuhan dan penata rumah tangga. 4

5 Citra Peraduan : Perempuan sebagai objek seksual Citra Pinggan : Perempuan sebagai sosok yang identik dengan dunia dapur. Citra Pergaulan : Perempuan sebagai sosok yang kurang aktif dalam bergaul. Semiotika Secara etimologis, semiotika berasal dari kata yunani, semeion yang berarti tanda dan secara terminologis, semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan seggala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi tanda (Sobur, 2004:15). Semiologi Barthes Salah satu wilayah penting yang dirambah Barthes dalam studinya tentang tanda adalah peran pembaca (The Reader). Konotasi, walaupun merupakan sifat asli tanda, membutuhkan keaktifan pembaca agar dapat berfungsi. Barthes secara lugas mengulas apa yang sering disebutnya sebagai sistem pemaknaan tataran kedua,yang dibangun di atas sistem lain yang telah ada sebelumnya. Sistem kedua ini oleh Barthes disebut dengan konotatif, yang di dalam buku Mythologies-nya secara tegas ia bedakan dari denotative atau sistem pemaknaan tataran pertama. Barthes juga berpendapat bawa teks terangkai dalam kode kode rasionalisasi, suatu proses yang mirip dengan yag terlihat dalam retorika tentang kode. Ada lima kode yang ditinjau Barthes yaitu (Sobur, 2004:66) ;kode hermeneutik (kode teka-teki), kode semik (makna konotatif), kode simbolik (makna konotatif), kode simbolik, kode proairetik (logika tindakan), dan kode gnomik atau kode cultural yang membangkitkan suatu badan pengetahuan tertentu. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adaalah tipe metodologi penelitian kualitatif dengan analisis semiotika sebagai pisau analisisnya. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya tentang apa yang dialami subjek. Metode kualitatif ini juga tidak mengutamakan besarnya populasi dan sampling, sehingga penelitian tersebut bersifat subyektif yang hasilnya bukan untuk digeneralisasikan (Kriyantono, 2008). Subjek Penelitian Harian Tribun Medan merupakan koran lokal untuk wilayah Medan dan mencakup Sumatera Utara secara keseluruhan. Objek Penelitian Objek penelitian yang menjadi unit analisis dari penelitian ini adalah 18 foto-fotojurnalistik pada headline Harian Tribun Medan edisi Desember 2012, Januari 2013 dan Februari

6 Kerangka Analisis Penelitian ini menggunakan pisau analisis semiotika, yaitu semiotika Roland Barthes. Dimana proses analisis dilakukan dalam dua tingkatan yaitu teks dan konteks. Analisis dilakukan terhadap 18 fotojurnalistik di Headline Harian Tribun Medan edisi Desember Februari Semiotika Roland Barthes bertumpu pada pemaknaan denotatif, konotatif serta mitos yang terkandung dari foto berita yang diteliti. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Studi dokumentasi, yaitu data unit analisis dikumpulkan dengan cara mengumpulkan fotofoto Headline yang mengandung unsur perempuan pada Harian Tribun Medan. b. Studi kepustakaan (library research), yaitu penelitian dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literature buku, jurnal ilmiah, serta bacaan lain di internet yang relevan dan mendukung penelitian. Teknik Analisis Data Penelitian ini akan menganalisis 18 fotojurnalistik dari halaman depan (Headline) Harian Tribun Medan. Seluruh foto tersebut diteliti dengan menggunakan analisis semiologi Roland Barthes melalui analisis lima kode pembacaan Barthes. Setiap foto dipandang sebagai representasi citra perempuan yang dihadirkan lewat fotojurnalistik di Headline surat kabar tersebut setiap edisinya. Namun penelitian ini tidak berhenti pada level teks saja tetapi juga sampai pada level konteks. Dilakukan analisis terhadap tanda yang terkandung di dalam teks dan membacanya dalam konteks ideologinya. Berikut lima kode yang diungkapkan oleh Barthes tersebut, yaitu : 1) Kode Hermeneutika, dikenal sebagai kode teka-teki yang memunculkan pertanyaan sehingga membuat para pembacanya berharap memperoleh kebenaran pertanyaan. 2) Kode Semik, bisa juga disebut sebgai kode konotatif. Kode ini sering digambarkan sebagai kesan kesan, konotasi yang didapatkan dari subjek, objek, maupun tempat, segala unsur yang membangun teks. Pada penelitian ini, akan dibahas mengenai bagaimana citra perempuan yang ditampilkan melalui foto yang ada. 3) Kode Simbolik, Kode ini memandang bahwa suatu teks berdiri diatas struktur oposisi biner, dimana ada suatu hal yang dikontraskan dengan hal lain sehingga menimbulkan makna. Pada penelitian ini, hal yang diperhatikan dalam kode ini adalah siapa perempuan yang dicantumkan menjadi objek foto serta apa apa yang ada di sekitar foto tersebut yang mendukung kedudukannya dalam menyampaikan simbol - simbol. 4) Kode Proairetik, Kode yang dikenal sebagai kode tindakan yang dianggap sebgai perlengkapan utama dalam teks. Pada penelitian ini, hal-hal yang diteliti dalam kode ini selain tindakan objek gambar, juga akan dibahas mengenai angle atau teknik sudut pengambilan gambar. Selain itu, tindakan media melalui bahasa tertulis dari gambar atau caption foto yang ada juga akan dianalisis pada kode ini. 5) Kode Kultural Kode ini memuat acuan teks pada benda-benda yang sudah diketahui dan dikodifikasi oleh budaya atau pengalaman manusia. Pada penelitian ini, kode kultural akan membahas perlakuan budaya seperti apa yang dihadirkan melalui fotojurnalistik tersebut. 6

7 HASIL DAN PEMBAHASAN Contoh : Sumber : Harian Tribun Medan edisi Rabu, 05 Desember 2012 Secara umum foto berita kategori daily life ini menginformasikan tentang suasana pengunjung mall Sun Plaza Medan. Objek yang ditampilkan tidak sedang melakukan kegiatan berbelanja, namun hanya berjalan santai dengan gaya pakaian yang saat ini dianggap lazim dipakai saat ke mall. Analisis R.Barthes 1. Kode Hermeneutika Mengapa di Sun Plaza? Mengapa tiga orang? Mengapa ada objek yang tidak mengenakan hotpants? Mengapa objek yang mengenakan hot pants tersenyum? 2. Kode Proairetik Dalam foto tersebut, dua orang perempuan yang menggunakan celana hotpans sedang tersenyum, sementara satu perempuan lainnya terlihat sedang menguap,mengantuk dan menujukkan kebosanan. Hal ini ingin menunjukkan bahwa wanita yang berani tampil terbuka itu lebih ceria. Dari bahasa yang digunakan : CELANA HOT PANTS - Sejumlah perempuan mengenakan celana hot pants saat berkunjung di Sun Plaza Medan beberapa waktu lalu. Terlihat jelas bahwa Tribun Medan menggunakan bahasa promosi gaya fashion. Tribun Medan mempromosikan gayah hidup mengenakan celana hot Pants, yang juga dapat dimaknai bahwa Tribun Medan mempromosikan dengan tempatnya sekaligus. 7

8 Pemilihan objek perempuan sebagai faktor pendukung foto juga menunjukkan bahwa Tribun Medan memilih secara selektif objek apa apa yang akan menjadi pendukung berita. 3. Kode Simbolik Pengambilan gambar di dalam mal Sun Plaza menunjukkan bahwa Sun plaza diamini Tribun Medan sebagai pusat perbelanjaan yang menjadi ikon gaya hidup modern warga kota Medan saat ini. Objek gambar adalah tiga pengunjung perempuan sedang melintasi salah satu gerai makanan di Sun Plaza Medan. Dua perempuan yang mengenakan hotpants memakai baju berwarna pink tanpa lengan menunjukkan perempuan yang berani mengekspos keindahan tubuhnya dan percaya diri. Selain menjadi media informasi, ini juga menjadi media promosi Sun Plaza bagi pembaca. 4. Kode Kultural Budaya konsumtif kental dalam foto ini. Dari foto tersebut ditampilkan bahwa perempuan cenderung lebih suka belanja dari pada laki-laki, terutama belanja pakaian. Ini terlihat dari penampilan fisik yang berambut panjang, berkulit putih, lengkap dengan aksesoris handpone dan tas. Berkunjung ke mall (pusat perbelanjaan) dianggap menjadi hal yang telah seharusrnya bagi perempuan. 5. Kode Semik Tribun Medan mengkontruksi perempuan sebagai makhluk cantik dan menarik, dan efektif sebagai alat promosi. Citra pigura (bentuk tubuh ideal) dengan tampilan cantik dan menarik itu ditunjukkan dengan kulit putih bersih, rambut panjang, dan berani tampil terbuka. Sehingga citra perempuan sebagai sosok yang kurang aktif dalam pergaulan (citra pergaulan) tidak tampak dalam foto ini. Kehadiran perempuan sebagai objek utama dalam foto-foto berita harian Tribun Medan telah mentransformasikan citra perempuan dalam kehidupan secara meluas. Antara lain tentang gaya dan cara berpakaian yang lebih bervariasi, seperti nilai sexiness dari sebuah pakaian yang dikenakan oleh objek utama foto. Nilai hubungan laki-laki dan perempuan yang lebih terbuka atau nilai kemewahan dalam gaya hidup Seluruh representasi di atas muncul berkaitan dengan kecenderungan bahwa foto berita yang dihadirkan Tribun Medan memotret beberapa aspek tertentu dari perempuan, yakni bentuk tubuh, keindahannya, dan ketokohannya. Kehadiran perempuan sebagai objek dominan dalam sajian sebuah media harian menjadikan media Tribun Medan nampak seperti media hiburan. Beberapa bahasa pembenaran dalam menghadirkan perempuan sebagai alat dalam menarik pasar. Selain itu, kebutuhan informasi dan tuntutan perkembangan gaya hidup kerap kali menjadi alasan kehadiran foto dengan objek perempuan ini. Dalam hal pemenuhan foto-foto berita, selain mengandalkan pewarta foto Tribun Medan, media ini juga berlangganan pada kantor foto berita, yaitu AP Images, Kantor berita Antara, dan Grup Kompas. Dan yang menarik untuk diperhatikan kehadiran foto-foto berita perempuan ini, tidaklah berangkat dari sebuah peristiwa, namun kehadiran gambar yang menghadirkan peristiwa. Ini dapat kita lihat dari beberapa foto berita yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini. Melalui foto, beberapa peristiwa juga tampak dikonstruksi sedemikian rupa menjadi sebuah berita yang bukan hanya menarik untuk dilihat dan menghibur mata, tapi juga turut mempengaruhi pembaca (ajakan, sosialisasi, kampanye gaya hidup), sebab dihadirkan dengan perempuan dengan baju yang minim atas nama kebutuhan dari peristiwa. 8

9 Selain menghadirkan foto yang dijadikan sebagai sebuah peristiwa, Tribun Medan juga terlihat mengkontruksi perempuan dari sisi nilai prominance/ ketokohannya. Nilai ketokohan yang ada,dalam foto menjadi sumber nilai berita yang mempunyai kekuatan dalam menarik perhatian pembaca. Jadi, secara ringkas dapat dikatakan bahwa Harian Tribun Medan mengkonstruksi perempuan dalam tiga nilai utama, yaitu sebagai pembangun berita, gaya hidup dan ketokohan. PENUTUP Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis semiotika MK. Halliday dan model analisis Roland Barthes, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu : 1. Citra perempuan dalam foto-foto jurnalistik yang ada di halaman depan / headline harian Tribun Medan sebagian besar digambarkan sebagai perempuan yang menyukai kegiatan luar ruang, memiliki kebebasan berekspresi dan percaya diri. Hal ini berarti citra perempuan yang dianggap kurang aktif dalam pergaulan, hanya di dapur (citra pinggan) dan menata rumah tangga (citra pilar) mulai hilang. Sedangkan perempuan sebagai sosok sempurna dengan bentuk tubuh ideal (citra pigura) masih tetap ada. 2. Hasil analisis menunjukkan Harian Tribun Medan mengkosntruksi objek perempuan sebagai sebuah kebutuhan media yang menginginkan easy reading/ konsep ringan dan enak untuk dibaca. Dari semua foto berita yang diteliti, objek perempuan menjadi sesuatu yang penting untuk menjadi foto penyegar mata dari pembaca. Dari kesimpulan kedua ini peneliti menemukan bahwa dalam proses konstruksi foto berita perempuan yang dilakukan Tribun Medan, posisi subjek menjadi cukup penting. Dalam konteks ini peneliti menganggap subjek sebagai orang atau tokoh atau public figure yang dijadikan objek adalah penting. Apalagi ia perempuan dan eye cathing maka akan menjadi objek utama dalam foto. 3. Tribun Medan lewat wartawan / fotografernya menganut ideologi konsumerisme. Konsumerisme di sini dipahami sebagai sebuah / seperangkat ide mengenai pentingnya mengkonsumsi sesuatu. Konsumerisme di sini adalah efek yang ditimbulkan dari foto yang menjadi simbol-simbol yang hadir melalui foto berita. Misalnya dengan menghadirkan fotofoto dengan baju minim, belanja di mall, berbusana modis atau kepemilikan wajah yang cantik dan putih. Karenanya Tribun Medan hadir sebagai pemberi petunjuk apa yang seharusnya perempuan lakukan dalam berpenampilan, yaitu dengan mengikuti perkembangan gaya hidup modern. Saran. Setelah memperhatikan hasil penelitian yang dilakuka, dapat disarankan beberapa hal : 1. Penelitian dengan menggunakan pendekatan analisis semiotika perlu dikembangkan dalam ranah penelitian media. Hal ini perlu dilakukan mengingat begitu komprehesifnya analisis ini (mitos dan ideologi) sehingga dapat membongkar makna di balik sebuah teks berita. 2. Penelitian yang penulis lakukan memerlukan penelitian yang lebih lanjut mengenai faktor sosial yang mempengaruhi media. Selain itu juga perlu adanya upaya mengeksplorasi individu yang ada di media mulai dari pemilik hingga wartawan dan melihat relasi mereka dengan kehidupan sosial. Dalam penelitian ini faktor sosial belum tergarap mengingat keterbatasan penulis. 9

10 3. Bagi pembaca media penelitian ini dapat memperkuat gerakan media literacy (melek media). Hasil penelitian ini setidaknya memperlihatkan betapa media adalah sebuah institusi yang sarat kepentingan. Sehingga teks yang lahir juga bias bias kepentingan. Hal ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi pembaca yang pada akhirnya akan menciptakan pembaca kritis terhadap apa yang disuguhkan media. DAFTAR REFERENSI Eriyanto Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS Kholil, Syukur Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung: Cita pustaka Media. Kriyantono, Rachmat Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Muhtadi, Saeful Asep Jurnalistik : Teori dan Praktik. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Seto, Indiwan, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis bagi penelitian dan skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media. Sobur, Alex Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Analisis Teks Media : Suatu pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya. Soedjono, Soeprapto Pot-Pourri Fotorafi. Jakarta: Universitas Trisakti. Tomogola, Tamrin Amal Citra Wanita dalam Iklan dalam Majalah Wanita Indonesia : Suatu tinjauan Sosiologis Media. Badung : Rosda. Wijaya, Taufan, Fotojurnalistik Dalam Dimensi Utuh. Klaten: CV. Sahabat. 10

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel Abstrak Penelitian ini menggunakan analisis semiotika

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. ParadigmaKonstruktivis Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi manusia atas realitas. Konstruktivisme melihat bagaimana setiap orang pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini bersifat desktiptif dalam ranah kualitatif. Deskriptif adalah sifat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008 31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi

Lebih terperinci

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM FOTOJURNALISTIK SKRIPSI

REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM FOTOJURNALISTIK SKRIPSI REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM FOTOJURNALISTIK (ANALISIS SEMIOTIKA FOTO HEADLINE DI HARIAN TRIBUN MEDAN) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program Strata 1 (S1)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Sebagai salah satu pendekatan yang baru, maka pendekatan konstruktivis (intepretatif) ini sebenarnya masih kurang besar gaungnya di bandingkan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. mencari pemaknaan denotatif dan konotatif foto-foto jurnalistik bencana alam tanah

BAB V PENUTUP. mencari pemaknaan denotatif dan konotatif foto-foto jurnalistik bencana alam tanah BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah menganalisis dan menginterprestasikan fotojurnalistik, dengan mencari pemaknaan denotatif dan konotatif foto-foto jurnalistik bencana alam tanah longsor di Banjarnegara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara

Lebih terperinci

Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 6 Yogyakarta

Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 6 Yogyakarta Semiotika 2 foto Jurnalistik Erupsi Gunung Kelud (Analisis Semiotika pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat 19 Februari 2014 dan 23 Februari 2014) Sebastian Dimas Triasmoro - Drs. Josep J. Darmawan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencairan data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ciri khas merupakan tuntutan dalam derasnya persaingan industri media massa yang ditinjau berdasarkan tujuannya sebagai sarana untuk mempersuasi masyarakat. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2005 merupakan tahun saat penulis memasuki masa remaja awal, yakni 15 tahun dan duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada saat itu, masa remaja

Lebih terperinci

Jenis - jenis Fotojurnalistik!

Jenis - jenis Fotojurnalistik! Jenis - jenis Fotojurnalistik! Menurut Badan Fotojurnalistik Dunia ( World Press Photo Foundation ) Fotojurnalistik terkategori atas : 1. Spot Photo Adalah foto yang dibuat dari peristiwa yang tidak terjadwal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini memiliki signifikasi berkaitan dengan kajian teks media atau berita, sehingga kecenderungannya lebih bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyertakan emosinya saat melihat isi berita yang dimuat oleh surat kabar.

BAB I PENDAHULUAN. menyertakan emosinya saat melihat isi berita yang dimuat oleh surat kabar. BAB I PENDAHULUAN TOPIK PENELITIAN Analisis Semiotik 2 Foto Jurnalistik tentang Erupsi Gunung Kelud pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat A. LATAR BELAKANG MASALAH Foto merupakan hal yang sangat dekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan harus dapat menganalisis peluang dan tantangan pada masa yang akan datang. Dengan melihat tantangan tersebut, Perusahaan dituntut untuk mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media sering terjadi pada proses komunikasi massa.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media sering terjadi pada proses komunikasi massa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan teknologi komunikasi berlangsung dengan sangat cepat kearah yang lebih maju. Keberlangsungan proses komunikasi ini dilakukan dengan dua cara, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. Dengan ini peneliti menempatkan diri sebagai pengamat dalam memaparkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma menurut Mustopadidjaja adalah teori dasar atau cara pandang yang fundamental, dilandasi nilai-nilai tertentu, dan berisikan teori pokok,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series, 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Paradigma Penelitian Peneliti memakai paradigma konstruktivis yakni menjabarkan secara terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memakai paradigma dari salah satu penelitian kualitatif yaitu teori kritis (critical theory). Teori kritis memandang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana peneliti hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Pengertian paradigma menurut Dedy Mulyana adalah suatu kerangka berfikir yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komunikasi yang terjadi antarmanusia. Menurut Moloeng paradigma merupakan pola

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komunikasi yang terjadi antarmanusia. Menurut Moloeng paradigma merupakan pola BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma ialah bagaimana kita memandang dunia. Dalam penelitian komunikasi, paradigma digunakan untuk melihat gambaran umum bagaimana komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Kata Paradigma berasal dari Bahasa yunani, paradeigma, yang bearti pola, Thomas Kuhn (1962) menggunakan kata paradigma untuk menunjukan kerangka konseptual

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma kritis. Paradigma kritis menyajikan serangkaian metode dan perspektif yang memungkinkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat interpretatif yaitu peneliti melakukan pengamatan langsung secara menyeluruh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Jilbab merupakan jenis pakaian yang memiliki arti sebagai kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada (kbbiweb.id). Jilbab

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Elemen dasar seluruh isi media massa, entah itu hasil liputan seperti berita, laporan pandangan mata, hasil analisis berupa artikel berupa artikel opinion adalah bahasa (verbal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Saat ini adalah era di mana orang membeli barang bukan karena nilai manfaatnya, melainkan karena gaya hidup yang disampaikan melalui media massa. Barang yang ditawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam hal ini penulis ingin mengetahui bagaimana nilai pendidikan pada film Batas. Dalam paradigma ini saya menggunakan deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah media audio visual yang memiliki peranan penting bagi perkembangan zaman di setiap negara. terlepas menjadi bahan propaganda atau tidak, terkadang sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan pemenuhan kebutuhan dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian sehari-hari yang aktual dan faktual dalam waktu yang secepatcepatnya.selain

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian sehari-hari yang aktual dan faktual dalam waktu yang secepatcepatnya.selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam komunikasi massa, jurnalistik merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara menyiarkan berita atau ulasan mengenai berbagai peristiwa atau kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media penyampaian informasi. Kekuatan media massa televisi paling mempunyai kekuatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklan, karena iklan ada dimana-mana. Secara sederhana iklan merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. iklan, karena iklan ada dimana-mana. Secara sederhana iklan merupakan sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Iklan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Mulai dari bangun tidur sampai saat akan kembali tidur kita pasti akan menjumpai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian Secara harafiah, metodologi dibentuk dari kata metodos, yang berarti cara, teknik, atau prosedur, dan logos yang berarti ilmu. Jadi metodologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan paradigma kritis. Perspektif kritis ini bertolak dari asumsi umum bahwa realitas kehidupan bukanlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Adapun jenis penelitiannya peneliti menggunakan jenis analisis semiotik dengan menggunakan model Semotika Halliday.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Cocacola Versi Live Positively disini peneliti

BAB III METODELOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Cocacola Versi Live Positively disini peneliti 3.1. Paradigma Penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN Peneliti memakai paradigma konstruksionis yakni menjabarkan secara terstruktur/rekonstruksi pada iklan Cocacola Versi Live Positively disini peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis, media massa elektronik, media massa cetak, dan media massa online.

BAB I PENDAHULUAN. jenis, media massa elektronik, media massa cetak, dan media massa online. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Semenjak tumbangnya rezim orde baru media massa terus berkembang hingga di era demokrasi saat ini. Berbagai jenis media massa telah tumbuh dan berkembang di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat

Lebih terperinci

Fotojurnalistik! Pertemuan 1

Fotojurnalistik! Pertemuan 1 Fotojurnalistik! Pertemuan 1 Pada tahap awal munculnya fotografi di dunia, foto senantiasa bertugas sebagai alat dokumentasi, baik dokumetasi pribadi atau dokumen resmi sebuah institusi bahkan negara.

Lebih terperinci

Gambar 1.1 : Foto Sampul Majalah Laki-Laki Dewasa Sumber:

Gambar 1.1 : Foto Sampul Majalah Laki-Laki Dewasa Sumber: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Menurut Widyokusumo (2012:613) bahwa sampul majalah merupakan ujung tombak dari daya tarik sebuah majalah. Dalam penelitian tersebut dideskripsikan anatomi sampul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian berita berjudul Maersk Line Wins European Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan

BAB I PENDAHULUAN. Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan menggunakan ketrampilan kreatif, seperti copywriting, layout, ilustrasi, tipografi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis danpendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,penelitian dilakukan dengan melihat konteks permasalahan secara utuh, dengan fokus penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menetapkan paradigmanya sebagai paradigma kritis. Paradigma ini pada dasarnya adalah paradigma ilmu pengetahuan yang meletakkan epistimologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah kebutuhan utama bagi setiap individu karena dengan berbahasa kita dapat menyampaikan maksud yang ada di dalam pikiran untuk diucapkan dan tersampaikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma penelitian Penelitian ini menggunakan metodelogi kualitatif, paradigma yang penulis pilih ialah teori kritis. Penelitian kualitatif merupakan suatu strategy

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis ini memandang bahwa ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik atau prosedur, yang lebih merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh dan juga gagasan teoritis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif memungkinkan peneliti mendekati data sehingga mampu mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal itu ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan informasi bagi masyarakat. Pesatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya sebagai identitas bangsa menjadi sebuah unsur penting yang dimiliki oleh setiap Negara. Tanpa adanya budaya, Negara tersebut dapat dikatakan tidak memiliki identitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi media massa mempunyai peran yang sangat penting untuk menyampaikan berita, gambaran umum serta berbagai informasi kepada masyarakat luas.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini memiliki fokus penelitian yang kompleks dan luas. Ia bermaksud memberi makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari dengan teknologi yang diciptakan oleh manusia. Kemunculan produkproduk kecantikan masa kini menjanjikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menggunakan latar alamiah. Penelitian kualitatif itu bertumpu secara mendasar pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan 49 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan konstruksionis. Dan pendekatan ini mempunyai paradigma yang mempunyai posisi dan pandangan

Lebih terperinci

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyeluruh dan dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada

BAB III METODE PENELITIAN. menyeluruh dan dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian analisis teks media.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe Penelitian ini adalah kualitatif eksploratif, yakni penelitian yang menggali makna-makna yang diartikulasikan dalam teks visual berupa film serial drama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperbesar penjualan barang-barang dan jasa. 1 Sedangkan menurut Thomas

BAB I PENDAHULUAN. memperbesar penjualan barang-barang dan jasa. 1 Sedangkan menurut Thomas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iklan salah satu bagian dari media massa. Menurut Berkhouver iklan adalah setiap penyataan yang secara sadar ditunjukan kepada publik dalam bentuk apapun,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah mengkaji dan menginterpretasikan foto headline peristiwa. seni budaya pada SKH Kedaulatan Rakyat Periode Oktober 2016 dengan

BAB V PENUTUP. Setelah mengkaji dan menginterpretasikan foto headline peristiwa. seni budaya pada SKH Kedaulatan Rakyat Periode Oktober 2016 dengan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah mengkaji dan menginterpretasikan foto headline peristiwa seni budaya pada SKH Kedaulatan Rakyat Periode Oktober 2016 dengan mencari pemaknaan denotatif dan konotatif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk yang berbahasa, berkomunikasi melalui simbol-simbol,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk yang berbahasa, berkomunikasi melalui simbol-simbol, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk yang berbahasa, berkomunikasi melalui simbol-simbol, baik itu simbol verbal maupun simbol non verbal. Mengenai bahasa simbolik, menurut

Lebih terperinci

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan analisis framing, analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif. Seperti pendapat yang dikemukakan Bog dandan Taylor

METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif. Seperti pendapat yang dikemukakan Bog dandan Taylor III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Seperti pendapat yang dikemukakan Bog dandan Taylor (1975) dalam Maleong

Lebih terperinci

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Jika kita berbicara tentang pakaian, hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita.

Lebih terperinci

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parfum Casablanca merupakan produk perawatan tubuh yang berupa body spray. Melalui kegiatan promosi pada iklan di televisi, Casablanca ingin menyampaikan pesan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran signifikan yang besar dalam pembentukkan persepsi mengenai bagaimana sosok pria dan wanita. Dengan demikian tercerminkan wacana dominan tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Kritis Penelitian ini termasuk dalam kategori paradigma kritis. Paradigma ini mempunyai pandangan tertentu bagaimana media dan pada akhirnya informasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Teori konstruktivisme adalah pendekatan secara teoritis untuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh Jesse Deli dan rekan-rekan sejawatnya. Teori konstruktivisme

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa pada masa kini telah menjadi salah satu komponen terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Melalui media massa, masyarakat dapat mengetahui segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. terlihat. Seperti yang dikutip dalam buku Feminisme : Sebuah Kata Hati bahwa

BAB I. Pendahuluan. terlihat. Seperti yang dikutip dalam buku Feminisme : Sebuah Kata Hati bahwa BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Peralatan sang tuan tidak akan dapat membongkar rumah sang tuan. Audre Lorde. Secanggih apapun kita peralatan yang kita punyai tidak akan dapat membongkar cara

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan

BAB VI KESIMPULAN. Pertama, poligami direpresentasikan oleh majalah Sabili, Syir ah dan NooR dengan BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Hasil analisa wacana kritis terhadap poligami pada media cetak Islam yakni majalah Sabili, Syir ah dan NooR ternyata menemukan beberapa kesimpulan. Pertama, poligami direpresentasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penilitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan media massa cetak yang menyampaikan informasinya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan media massa cetak yang menyampaikan informasinya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surat kabar merupakan media massa cetak yang menyampaikan informasinya dengan tulisan yang berisi fakta dari suatu peristiwa. Hal ini menyebabkan surat kabar menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia periklanan memang telah menjadi sejarah panjang dalam peradaban manusia. Sekarang ini periklanan semakin berkembang dengan pesat dan dinamis, berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, media massa sudah menjadi kebutuhan penting bagi khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media massa adalah perpanjangan alat indra.

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita olahraga merupakan salah satu berita yang sering dihadirkan oleh media untuk menarik jumlah pembaca. Salah satu berita olahraga yang paling diminati masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Riset kualitatif adalah riset yang menggunakan cara berfikir induktif, yaitu berangkat

Lebih terperinci

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan kegiatan pengembangan wawasan keilmuan, dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif, merupakan penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa pada prinsipnya merupakan alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, merupakan makhuk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa Kisruh APBD DKI merupakan salah satu peristiwa sedang ramai diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan berita yang di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Logo merupakan bagian yang penting untuk menunjukan keberadaan sesuatu. Logo menjadi sebuah pengakuan, kebanggaan, inspirasi, kepercayaan, kehormatan, kesuksesan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang atas dasar konvensi sosial yang terhubung sebelumnya - dapat

BAB III METODE PENELITIAN. yang atas dasar konvensi sosial yang terhubung sebelumnya - dapat 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Analisis Semiotik Secara etimologis istilah semiotika berasal dari kata Yunani Semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefisinikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari peranan media yang menyebarkan visi dan misi mereka dalam kampanye untuk meraih suara pemilih.

Lebih terperinci