OPTIMALISASI DISTRIBUSI JALUR LOGISTIK DI SATUAN PERAWATAN TEPBEK XII-44-A/PTK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMALISASI DISTRIBUSI JALUR LOGISTIK DI SATUAN PERAWATAN TEPBEK XII-44-A/PTK"

Transkripsi

1 OPTIMALISASI DISTRIBUSI JALUR LOGISTIK DI SATUAN PERAWATAN TEPBEK XII-44-A/PTK F. INDRA TRI JAYANTO Bekangdam XII/Tanjungpura ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pelayananan pendistribusian logistik di satuan perawatan di lingkungan Kodam XII Tanjungpura Pontianak yang diselenggarakan oleh Bekangdam XII/Tanjungpura melalui Tepbek XII-44-A Pontianak. Tepbek XII-44-A Pontianak adalah salah satu satuan dari Bekangdam XII/Tanjungpura dalam pelaksanaan pelayanan logistik, angkutan dan jasa di lapangan dalam mendukung serta melayani satuan-satuan yang berada dibawah perawatannya. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya selama ini masih terdapat kekurangan, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi tugas dari komando atas. Penulisan ini menggunakan metode deskriptif analisis, maksudnya di dalam membahas masalah yang di tuangkan dalam tulisan, diperlukan analisa-analisa terhadap data-data yang ada secara mandiri. Sedangkan penulisan ini menggunakan pendekatan empirik yakni pengalaman langsung di lapangan yang melibatkan panca indera dalam mengambil pendekatannya. Kata kunci: distribusi, logistik, perawatan. Kata kunci: distribusi, logistik, perawatan PENDAHULUAN Latar Belakang Korps Logistik dan Angkutan adalah kesatuan yang fungsi utamanya menyediakan pelayanan persediaan logistik tempur dan angkutan perang. Logistik Angkutan atau Bekang berada dibawah komando Direktorat Logistik Angkutan TNI Angkatan Darat (Ditbekangad). Keberadaan Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer yang merupakan cikal bakal CBA dalam pengabdiannya selalu mengambil bagian dalam perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut dan mengisi kemerdekaan diantaranya melalui tugas-tugas internasional dibawah payung PBB yang merupakan perjalanan panjang perjuangan para pendahulu corps dalam mengaktualisasikan diri pada wadah organisasi Bekang TNI AD yang kita banggakan. Perjalanan panjang sejarah Bekangad dengan segala dinamikanya tentunya harus dipahami oleh generasi penerus secara utuh sejak cikal bakal hingga lahir sebuah corps baru dijajaran TNI AD yang diberi nama Corps Logistik Angkutan (CBA), sehingga dengan pengetahuan yang utuh tersebut generasi penerus akan termotivasi untuk selalu mengaktualisasikan diri seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju. Bekangdam XII/Tanjungpura adalah salah satu badan pelaksana logistik yang membina dan menyelenggarakan serta melayani fungsi Logistik Angkutan dan Jasa ditingkat Kodam XII/Tanjungpura. Dalam pelaksanaan tugas pokoknya Bekangdam XII/Tanjungpura dibantu oleh Satuan satuan bawahannya, termasuk Tepbek XII-44-A Pontianak. Tepbek XII-44-A Pontianak adalah salah satu satuan dari Bekangdam XII/Tanjungpura dalam pelaksanaan pelayanan Logistik, Angkutan dan Jasa dilapangan dalam mendukung serta melayani Satuan-satuan yang berada dibawah perawatannya. Dalam melaksanakan tugas- tugasnya selama ini masih terdapat kekurangan, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi tugas dari komando atas.

2 Dengan adanya kendala yang dapat mengurangi keberhasilan tugas di lapangan, maka perlu adanya optimalisasi pelayanan pendistribusian logistik dalam rangka melayani satuan rawatan Tepbek XII-44-A Pontianak di bidang logistik. Latar Belakang Pemikiran Penyelenggaraan pembinaan satuan yang diwujudkan dalam penerapan pelayanan pendistribusian logistik yang optimal merupakan tanggung jawab bersama baik unsur pimpinan atas sampai unsur bawahan. Sehingga perlu adanya Pemikiran-pemikiran yang dapat meningkatkan pelayanan logistik khususnya pendistribusian logistik supaya dapat dilaksanakan dengan baik, cepat, tepat, dan sesuai dengan ketentuan/aturan yang berlaku. Dalam pelaksanaan tugas sebagai pelayan di tingkat daerah dalam melayani satuansatuan, Tepbek XII-44-A Pontianak belum dapat secara optimal dalam melaksanakan tugas pelayanan pendistribusian logistik untuk satwat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain dilihat dari segi sarana dan prasarana yang tersedia di kesatuan masih sangat minim dan perlu adanya peningkatan dengan penambahan sarana prasarana pendistribusian logistik. Selain hal tersebut motivasi personel di Tepbek itu sendiri juga masih kurang maksimal dalam menjalankan tugas pelayanan pendistribusian logistik ke satwat. Hal ini bisa diubah secara perlahan dengan meningkatkan budaya belajar dan berlatih serta di dukung dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai guna menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas pokok Tepbek yang diharapkan. Kondisi Pelayanan Pendistribusian Logistik Saat Ini Pelaksanaan kegiatan dukungan Logistik Angkutan dan Jasa baik yang rutin maupun dukungan yang dilaksanakan oleh Tepbek XII-44-A Pontianak dalam memberikan dukungan kepada satuan perawatannya sudah terlaksana dengan cukup baik secara terus menerus. Namun dalam penyelenggaraan dukungan tersebut masih ada beberapa keterbatasannya terutama dalam hal kesiapan sarana dan prasarana maupun disiplin prajurit di satuan Tepbek XII-44-A Pontianak. Sehingga hal tersebut mengakibatkan pelayanan yang diberikan kepada satuan-satuan rawatannya belum terselenggara secara optimal. Dalam pelaksanaan pelayanan dukungan logistik ataupun angkutan serta jasa yang dilakukan perlu adanya koordinasi yang harmonis dengan satuan terkait. Tetapi hanya dengan koordinasi saja belumlah cukup tanpa didukung oleh disiplin dan kinerja dari personel Tepbek itu sendiri. Oleh karena itu, perlu adanya pembinaan satuan Tepbek XII-44-A Pontianak disegala aspek terutama mengenai sumber daya manusia. Dalam hal ini terkait dengan disiplin dan kemampuan kerja yang tinggi sehingga selalu siap dalam melayani satuan rawatannya. Kualitas prajurit dihadapkan dengan tugas pelayanan distribusi logistik di satuan perawatannya, masih terdapat personel tepbek yang belum memiliki kualifikasi kejuruan/mengikuti pendidikan kejuruan di bidang logistik. Dari segi kuantitas personel Tepbek XII-44-A Pontianak baru terpenuhi ± 65 % dari DSPP dimana jumlah personel saat ini masih 39 orang dari DSPP seharusnya 61 orang. Tepbek Pontianak memiliki sarana untuk pendistribusian logistik yaitu satu unit truk untuk mengantar logistik bekang dan satu unit tangki untuk mengangkut logistik perminyakan. Kondisi sarana di Tepbek XII-44-A Pontianak yang meliputi kendaraan truk dan truk tangki dalam kondisi rusak ringan hanya di bagian ban yang sudah harus diganti dan berita terakhir ban sudah diganti dengan yang baru semua (hasil wawancara via telpon ke Bintara Perawatan Tepbek Pontianak). Bila diproyeksikan dengan jumlah logistik yang didistribusikan dan banyaknya satuan rawatan Tepbek yaitu 34 (tiga puluh empat) satuan yang terletak di lokasi Kodam XII/Tanjungpura garnizun Pontianak yang harus dilayani, dua kendaraan tersebut masih kurang memadahi sehingga masih harus

3 meminjam ke satuan lain untuk memenuhinya. Misalnya saja saat pelayanan avtur untuk satuan BKO Penerbad, Tepbek Pontianak sering mengalami kendala terutama tidak adanya truk yang harus mengangkut avtur ke hanggar helikopter yang letaknya cukup jauh dari gudang permin Tepbek yaitu berjarak sekitar 30 KM dengan waktu tempuh 30 menit lebih. Demikian juga halnya dengan Prasarana yang ada di Tepbek Pontianak. Prasarana yang meliputi gudang-gudang penyimpanan atau gudang timbun BMP dan SPBT dituntut untuk selalu siap dalam melayani satuan perawatannya, akan tetapi pada saat ini gudang timbun dan sarana timbun BMP milik Tepbek Pontianak masih kurang dan kondisinya beberapa ada yang sudah memprihatinkan dan harus diperbaiki atau diganti. Disamping menyelenggarakan pembinaan personel, Tepbek XII-44-A Pontianak juga melaksanakan fungsi utamanya di bidang logistik. Akan tetapi dalam pelaksanaannya belum dapat dilaksanakan dengan baik di karenakan Bujuk-bujuk tentang Bekang belum ada di satuan Tepbek Pontianak. Jika mau melihat Bujuk sebagai referensi harus menghubungi personel di Mabekangdam XII/Tanjungpura. Hal tersebut dirasa kurang praktis dan memakan waktu. Untuk Bujuk yang harus dimiliki Tepbek XII-44-A Pontianak yang paling penting adalah sebagai berikut: 1. Bujuk Bin Logistik Angkutan Skep /49/VIII/ Bujuknik tentang Tata Cara Administrasi Logistik Bekang di Satuan Perawatan Nomor Perkasad / 67 / X / 2009 tanggal 13 Oktober Pada pelayanan pendistribusian logistik untuk satwat Tepbek Pontianak memiliki kendala pada jumlah kendaraan truk yang dimiliki Tepbek Pontianak yaitu hanya 2 unit kendaraan truk untuk melayani seluruh satwat di Garnizun Pontianak. Kemudian untuk personel yang belum menempuh pendidikan kejuruan ditempatkan pada jabatan yang belum tepat. Kegunaan Penelitian Dari tujuan penelitian di atas maka dapat diharapkan memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Untuk peneliti, dapat menambah wawasan mengenai pendistribusian bidang logistik yang diselenggarakan oleh TNI AD terutama kantor pusat Bekangdam XII/Tanjungpura. 2. Bagi unsur pimpinan di TNI AD terutama Kepala Bekangdam XII/Tanjungpura, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan upaya peningkatan pendistribusian logistik di Bekangdam XII/Tanjungpura. TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori 1. Landasan Idiil (Pancasila) Pancasila yang merupakan dasar dan falsafah Negara memberikan inspirasi dan motivasi yang dinamis serta berkembang dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang merupakan perwujudan cita-cita dan tujuan Nasional. 2. Landasan Konstitusional Alinea ke 4 Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia artinya setiap warga Negara di tuntut untuk ikut aktif dan berpartisipasi mewujudkan kedaulatan Negara dari ancaman luar dan dalam negeri oleh karena itu sudah sepantasnyalah TNI sebagai penanggung jawab

4 pertahanan Negara mencurahkan pikiran dan tindakan untuk membenahi fungsi pertahanan Negara. 3. Landasan Hukum. a. Undang-undang RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Dinyatakan bahwa, pertahanan Negara menempatkan TNI sebagai komponen utama yang memiliki tugas mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI. Dalam hal ini, prajurit bekang sebagai bagian dari prajurit TNI memiliki peran yang strategis dalam memperkuat sistem pertahanan Negara. b. Undang-undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tugas Pokok TNI. Dalam pasal 11 tentang postur TNI dinyatakan bahwa, wujud penampilan TNI tercermin pada keterpaduan, kekuatan, kemampuan dan gelar kekuatan TNI. 4. Landasan Operasional a. Doktrin Kartika Eka Paksi. Sesuai yang tertuang dalam doktrin Kartika Eka Paksi yaitu salah satu fungsi organik militer TNI AD adalah logistik yaitu menyelenggarakan pembinaan dan dukungan logistik untuk mendukung pelaksanaan tugas satuan TNI AD, baik untuk kepentingan pembinaan maupun penggunaan kekuatan TNI AD. b. Buku Petunjuk Teknik tentang Tata Cara Administrasi Logistik Bekang di Satwat Nomor Perkasad / 67 / X / 2009 Tanggal 13 Oktober Dinyatakan bahwa, untuk keperluan dukungan kegiatan operasional diberikan berdasarkan Sprin tugas yang dikeluarkan oleh Dansatwat atau yang ditunjuk dengan menggunakan bentuk kupon dukungan. Dasar Teori Dalam pelaksanaan tugas sebagai pelayan di tingkat daerah dalam melayani satuansatuan, Tepbek XII-44-A Pontianak belum dapat secara optimal dalam melaksanakan tugas pelayanan pendistribusian logistik untuk satwat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain dilihat dari segi sarana dan prasarana yang tersedia di kesatuan masih sangat minim dan perlu adanya peningkatan dengan penambahan sarana prasarana pendistribusian logistik. Selain hal tersebut motivasi personel di Tepbek itu sendiri juga masih kurang maksimal dalam menjalankan tugas pelayanan pendistribusian logistik ke satwat. Hal ini bisa diubah secara perlahan dengan meningkatkan budaya belajar dan berlatih serta di dukung dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai guna menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas pokok Tepbek yang diharapkan. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey eksplanatori (explanatory survey). Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer merupakan sumber utama dari individu seperti: hasil wawancara, atau hasil kuesioner yang biasa dilakukan peneliti. Data primer yang dikumpulkan berupa Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam analisis pembahasan adalah:

5 a. Teknik observasi non partisipan, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap objek yang diteliti, tanpa terlibat secara langsung dalam aktivitasaktivitas dari permasalahan yang dihadapi. b. Teknik Wawancara adalah yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden guna memperoleh informasi yang berkaitan dengan penelitian. 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain, pada umumnya disajikan dalam bentuk tabel atau diagram. Data sekunder tersebut berupa catatan-catatan atau dokumen-dokumen dari staf personalia di Bekangdam XII/Tanjungpura. PEMBAHASAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendistribusian Logistik Umum Pelaksanaan tugas berupa pelayanan pendistribusian logistik yang dilaksanakan oleh personel Tepbek XII-44-A Pontianak akan mendapatkan hasil yang maksimal apabila di dukung dengan kemampuan dan disiplin yang baik. Demikian juga, perlu adanya perencanaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap personel secara terus menerus. Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas juga dipengaruhi oleh hambatanhambatan serta keterbatasan sarana dan prasarana yang dihadapi dilapangan. Faktorfaktor yang mempengaruhi yang dapat terjadi berasal dari luar (ekstern) maupun dari dalam (intern) satuan Tepbek XII-44-A Pontianak sendiri. Faktor ekstern 1. Peluang. Tepbek Pontianak mendapatkan kepercayaan dari Bulog dalam hal kerjasama penyimpanan logistik. Dari hal tersebut, hingga sekarang Tepbek Pontianak masih menitipkan iron stock berupa beras di gudang Bulog Pontianak. 2. Kendala. Harga BBM yang akhir-akhir ini sering berubah secara mendadak dan tidak menentu membuat Tepbek Pontianak harus selalu mengubah laporan penggunaan BBM setiap saat karena menyesuaikan harga BBM yang berlaku. Hal ini yang paling mempengaruhi pada penggunaan BBM jenis MT-88 dan HSD. Pengaruh lingkungan perkotaan kepada prajurit yang berakibat kepada kebutuhan ekonomi dan kehidupan sosial yang tidak menentu. Hal ini mempengaruhi terhadap menurunnya kualitas pelayanan pendistribusian logistik kepada satwat Tepbek dan sering terjadi pelayanan logistik yang kadang agak terlambat sampai ke satwat yang dilakukan oleh anggota Tepbek itu sendiri. Faktor Intern 1. Kekuatan. Potensi anggota Tepbek XII-44-A Pontianak yang berkualitas, dapat dimanfaatkan secara optimal guna meningkatkan kesiapan dalam pelaksaan tugas yang di hadapi. Adanya penyempurnaan organisasi yang menuju kepada efektif dan efisiensi satuan dalam bekerja. 2. Kelemahan. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Tepbek XII-44-A Pontianak dalam rangka melayani dukungan logistik kepada satwat masih terbatas terkait dengan kinerja prajurit yang terkadang timbul rasa malas dalam melakukan pelayanan pendistribusian logistik. Hal ini dapat dilihat dengan pelayanan yang memakan banyak waktu padahal hanya mendistribusikan logistik yang jumlahnya sedikit dan

6 hanya ke satuan tetangga. Kondisi sarana prasarana yang tersedia kondisinya belum cukup memadai dan ada yang sudah kurang layak untuk dipakai lagi. Hal ini dapat mempengaruhi moril personel Tepbek XII-44-A Pontianak sebelum kegiatan pendistribusian logistik di satwat dilaksanakan. Kondisi Pelayanan Pendistribusian Logistik Yang Diharapkan Umum Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan pendistribusian logistik untuk satwat yang dilayani oleh Tepbek Pontianak dan meningkatkan Profesionalisme Prajurit Tepbek XII-44-A Pontianak dalam rangka mendukung satuan perawatannya merupakan salah satu tuntutan tugas yang harus dipenuhi. Kesiapan satuan merupakan hal yang mutlak dimiliki dalam melayani satuan perawatan dibidang logistik. Personel Organisasi adalah salah satu wadah untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi tujuan tersebut tidak akan berhasil dengan baik, apabila tidak di dukung dengan kualitas personel yang baik dan kuantitas personel yang memadai. Dalam hal ini, pembinaan personel yang lebih baik di satuan Tepbek diharapkan akan mampu meningkatkan keterampilan, disiplin, dan motivasi personel di Tepbek Pontianak. Dengan demikian kualitas personel akan meningkat. Begitu juga dengan kuantitas personel yang diharapkan segera dipenuhi oleh komando atas sesuai dengan DSPP, sehingga semakin baik dalam mendukung keberhasilan tugas pokok Tepbek Pontianak. Sarana dan Prasarana Kondisi sarana dan prasarana Tepbek XII-44-A Pontianak sekarang bisa dikatakan sudah cukup baik tetapi jumlahnya masih terbatas(hanya 2 ran truk). Oleh karena itu diharapkan kedepan dapat memiliki sarana dan prasarana yang lebih baik dari yang sekarang dengan jumlah ran truk ditingkatkan menjadi 4 unit sesuai dengan DSPP Tepbek Tipe A. Hal ini supaya kesiapan satuan dalam melaksanakan fungsi Logistik, Angkutan dan Jasa Intendans dapat berjalan efektif, efisien dan memuaskan satuan perawatan. Disamping itu dengan adanya kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki satuan akan meningkatkan kinerja dan semangat kerja Personel dalam melaksanakan tugas sehari-hari yang menjadi tanggung jawabnya. a. Sarana. Keberhasilan tugas Tepbek dalam melayani pendistribusian logistik kepada satwat juga di tentukan oleh kondisi kendaraan yang memadai dan mempunyai daya guna yang tinggi. Dalam hal ini diharapkan adanya penambahan kendaraan dari komando atas demi tercapainya kelancaran tugas pokok Tepbek XII-44-A Pontianak. b. Prasarana. Pergudangan dan SPBT merupakan Prasarana yang digunakan untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pelaksanaan tugas. Saat ini kondisi Prasarana tersebut masih kurang, karena masih harus menyewa tangki timbun dari pihak ketiga. Tangki timbun diharapkan harus ditambah dan mempunyai daya tampung yang lebih banyak sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal bagi satuan rawatan Tepbek Pontianak. Upaya Yang Dilakukan 1. Subjek. Yang menjadi subjek dalam meningkatkan pelayanan pendistribusian logistik guna mendukung keberhasilan tugas pokok Tepbek XII-44-A Pontianak

7 adalah Pangdam XII/Tanjungpura, Danpusdik Bekang, Kabekangdam XII/Tanjungpura dan Dantepbek XII-44-A Pontianak. 2. Objek. Sedangkan yang menjadi objek adalah personel Tepbek, sarana dan prasarana pendistribusian logistik Tepbek serta Piranti lunak yang ada di satuan Tepbek XII-44-A Pontianak. 3. Metode. Metode yang digunakan untuk mewujudkan pelayanan pendistribusian logistik ke satuan perawatan agar lebih maksimal antara lain : a. Pendidikan dan latihan. Metode ini digunakan untuk meningkatkan kualitas prajurit Tepbek XII-44-A Pontianak dalam mendukung kegiatan pelayanan pendistribusian logistik di satuan perawatannya. b. Bimbingan dan pengasuhan (Bimsuh). Metode ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan Prajurit, baik pada aspek akademis,fisik dan kepribadian. c. Dalwas. Metode ini digunakan sebagai pengendali dan pengawasan prajurit pada setiap kegiatan satuan. d. Santi aji dan santi karma. Metode ini digunakan untuk meningkatkan moril dan sebagai pedoman prajurit dalam melaksanakan setiap tugas di satuannya. e. Latihan satuan. Metode ini digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan prajurit dalam menguasai bidang keahliannya. Dengan latihan ini para prajurit dapat selalu menjaga kemampuannya dan sekaligus meningkatkan kemampuannya menjadi lebih baik lagi. f. Evaluasi. Metode ini digunakan untuk menilai hasil dari setiap pelaksanaan kegiatan di satuan. Upaya yang Perlu Dilakukan Untuk mencapai tujuan peningkatan kemampuan prajurit Tepbek XII-44-A dalam rangka melayani satuan perawatannya di bidang logistik perlu adanya upaya-upaya, antara lain: Personel 1. Kualitas Personel a. Memberikan kesempatan kepada prajurit Tepbek Pontianak untuk dapat mengikuti pendidikan sesuai dengan golongan dan spesialisasi pendidikan prajurit. b. Memberikan kesempatan kepada prajurit dalam melaksanakan penugasan baik penugasan di satuan sendiri maupun tugas di luar satuan. Dengan sifat-sifat penugasan sebagai berikut : 1) Penugasan tetap. Merupakan penugasan yang mengakibatkan perubahan jabatan terdiri dari :Tour of Duty atau Giliran penugasan jabatan. Yaitu pengalihan tugas seorang prajurit dari suatu jabatan ke jabatan lain dalam lingkungan satuan. Tour of area atau Giliran daerah penugasan. Yaitu giliran penugasan seorang prajurit dari satu daerah ke daerah lain. 2) Penugasan tidak tetap. Merupakan penugasan yang bersifat sementara dan dibatasi waktunya serta tidak mengakibatkan perubahan dari jabatan yang di pangkunya hal itu dimaksud untuk menambah pengalaman dan pengetahuan sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal. c. Memberikan motivasi kepada prajurit untuk mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya.

8 d. Menempatkan personel pada jabatan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki. e. Memberikan arahan kepada personel di setiap pelaksanaan dan sesudah pelaksanaan kegiatan pelayanan penditribusian logistik ke satwat Tepbek. f. Melaksanakan kegiatan latihan di satuan secara berkesinambungan. 2. Kuantitas Personel. Mengadakan koordinasi dengan komando atas agar dapat menambah jumlah personel sesuai dengan DSPP. Sarana dan Prasarana Keberhasilan prajurit dalam melaksanakan tugas tidak terlepas dari dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Untuk itu perlu adanya upaya-upaya agar sarana dan prasarana dapat dimanfaatkan secara maksimal, upaya tersebut antara lain : 1. Sarana. Perlu adanya upaya yang harus dilakukan agar sarana dapat digunakan secara maksimal di setiap pelaksanaan tugas antaralain : a. Melaksanakan perbaikan secara swadaya dengan tidak memberatkan satuan. b. Pemberdayaan sarana yang ada sesuai dengan fungsinya sehingga dapat digunakan secara tepat guna dan daya guna. c. Melaksanakan pemeliharaan setiap hari guna memperpanjang usia pakai. d. Mengajukan anggaran ke komando atas untuk perbaikan sarana yang sudah rusak sekaligus untuk pengadaan sarana yang mendesak dibutuhkan seperti drum baru dan tangki timbun untuk bbm. 2. Prasarana. Meliputi gudang-gudang timbun BMP dan SPBT, perlu dimanfaatkan dan dipelihara secara maksimal dan teratur sehingga dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Untuk SPBT Tepbek Pontianak, kondisinya sudah cukup baik dan pompa nozzle nya sudah sama dengan pompa nozzle SPBU. Piranti Lunak. Keberadaan piranti lunak di satuan sangat di perlukan terutama di Tepbek Pontianak. Piranti lunak ini berguna untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan satuan. Untuk itu perlu diadakan koordinasi dengan komando atas untuk melengkapi buku-buku petunjuk tentang pelaksanaan administrasi bekang dan kegiatan di lapangan.langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan piranti lunak di satuan Tepbek XII-44-A/Pontianak adalah sebagai berikut: 1. Berkoordinasi dengan Bekangdam XII/Tpr terutama ke Kasi Tuud untuk melakukan pengecekan mengenai bujuk yang harus dimiliki oleh Tepbek secara mandiri. 2. Meminjam bujuk yang diperlukan untuk Tepbek ke Bekangdam dan mencetak serta memperbanyak bujuk-bujuk tersebut. Sehingga bila Tepbek sewaktu-waktu membutuhkan bujuk tersebut dapat langsung mengakses sendiri di Tepbek, tidak perlu meminta ke Bekangdam lagi karena dapat memakan waktu dan tidak praktis. 3. Setelah upaya mencetak bujuk dilaksanakan, upaya lain yaitu mengajukan pemenuhan bujuk pendukung lainnya yang juga penting untuk Tepbek ke Bekangdam. Sehingga akan segera ditidaklanjuti oleh Bekangdam dan segera dipenuhi untuk bujuk-bujuk pendukung lainnya yang sangat diperlukan untuk mendukung tugas pokok Tepbek.

9 KESIMPULAN Dari uraian tersebut diatas dapat di ambil suatu kesimpulan seperti berikut: 1. Kualitas Personel. Masih banyak terdapat personel Tepbek XII-44-A yang masih belum mengikuti pendidikan spesialisasi dibidang logistik. 2. Kuantitas Personel. Pelaksanaan tugas satuan belum bisa dilaksanakan dengan maksimal dikarenakan jumlah personel yang belum sesuai dengan DSPP satuan. 3. Perlu adanya kegiatan kegiatan yang berguna untuk meningkatkan SDM Prajurit Tepbek XII-44-A Pontianak yang didukung dengan kemampuan, keterampilan personel, serta kesiapan sarana dan prasarana yang dilandasi dengan disiplin dan kemauan kerja yang tinggi. SARAN Disarankan kepada komando atas sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan pelayanan pendistribusian logistik di satwat antara lain : 1. Pemenuhan jumlah Personel sesuai DSPP satuan. 2. Peningkatan kualitas Personel melalui pendidikan di lemdik,diklat di satuan masingmasing. 3. Perlunya penambahan sarana dan prasarana satuan. 4. Pemenuhan bujuk-bujuk tentang penyelenggaraan adminsitrasi bekang dan pelaksanaan kegiatan dilapangan. DAFTAR PUSTAKA Bujuk Bin Logistik Angkutan Skep /49/VIII/2003. Bujuknik tentang Tata Cara Administrasi Logistik Bekang di Satuan Perawatan Nomor Perkasad/ 67 / X / 2009 tanggal 13 Oktober 2009.

KAJIAN TENTANG PERAN KODAM DALAM MENYIAPKAN KOMPONEN CADANGAN GUNA MENDUKUNG SISTEM PERTAHANAN SEMESTA

KAJIAN TENTANG PERAN KODAM DALAM MENYIAPKAN KOMPONEN CADANGAN GUNA MENDUKUNG SISTEM PERTAHANAN SEMESTA 1 KAJIAN TENTANG PERAN KODAM DALAM MENYIAPKAN KOMPONEN CADANGAN GUNA MENDUKUNG SISTEM PERTAHANAN SEMESTA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Di dalam Undang-Undang RI Nomor 3 tahun 2002 tentang pertahanan Negara,

Lebih terperinci

Normal 0 false false false

Normal 0 false false false Normal 0 false false false 1. Setiap periode perkembangan sejarah Bekang senatiasa perlu dipelihara kelangsungan dari generasi kegenerasi agar nilai dan norma itu tetap melembaga dan terhayati oleh setiap

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru

BAB I PENGANTAR. Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Era reformasi membawa banyak perubahan pada hampir segala bidang di Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru menyebabkan arus informasi

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi 1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi : Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA 2012, No.362 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA 1. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB VIII PENUTUP. a. Direktorat Pembekalanan Makanan (Ditbekkan) yang merupakan bagian integral

BAB VIII PENUTUP. a. Direktorat Pembekalanan Makanan (Ditbekkan) yang merupakan bagian integral BAB VIII PENUTUP 8.1 Kesimpulan a. Direktorat Pembekalanan Makanan (Ditbekkan) yang merupakan bagian integral dari Badan Pembekalan (Babek) TNI punya posisi strategis sebab membantu kelancaran arus logistik

Lebih terperinci

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat yang juga merupakan proses pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang TNI (Tentara Negara Indonesia) dalam negara kita mengemban tugas sebagai alat pertahanan negara. Yang dimaksud pertahanan negara adalah segala usaha untuk menegakkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mejalani kehidupan dengan baik tanpa adanya komunikasi. Menurut Carl I.Hovland,

I. PENDAHULUAN. mejalani kehidupan dengan baik tanpa adanya komunikasi. Menurut Carl I.Hovland, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal mutlak yang diperlukan oleh manusia, manusia tidak akan bisa mejalani kehidupan dengan baik tanpa adanya komunikasi. Menurut Carl I.Hovland,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1567, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Pertahanan. Nirmiliter. Pedoman Strategis. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN STRATEGIS PERTAHANAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. strategis guna menghadapi tantangan tugas ke depan. Sistem pertahanan negara

BAB I PENGANTAR. strategis guna menghadapi tantangan tugas ke depan. Sistem pertahanan negara 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Peran Koramil dalam proses pemberdayaan wilayah pertahanan sangat strategis guna menghadapi tantangan tugas ke depan. Sistem pertahanan negara Indonesia yang menganut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat mempertahankan kemerdekaan, banyak orang Indonesia berjuang untuk membentuk pasukan mereka sendiri atau badan perjuangan Masyarakat. Tradisi keprajuritan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budi Setiawan Marlianto, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budi Setiawan Marlianto, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini tujuan individu untuk bekerja tidak hanya mencari uang saja, melainkan untuk memenuhi kebutuhan yang lain seperti kebutuhan untuk dihargai, membentuk

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG KOMUNIKASI SOSIAL TNI AD GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BELA NEGARA DALAM RANGKA KEPENTINGAN HANNEG BAB I PENDAHULUAN

KAJIAN TENTANG KOMUNIKASI SOSIAL TNI AD GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BELA NEGARA DALAM RANGKA KEPENTINGAN HANNEG BAB I PENDAHULUAN Bela Negara Dalam Rangka Kepentingan Hanneg 1 KAJIAN TENTANG KOMUNIKASI SOSIAL TNI AD GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BELA NEGARA DALAM RANGKA KEPENTINGAN HANNEG BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Manusia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. samapta dalam rangka proses regenerasi kepemimpinan di tubuh TNI AD.

BAB I PENGANTAR. samapta dalam rangka proses regenerasi kepemimpinan di tubuh TNI AD. 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan bagi meningkatkan prajurit TNI AD bertujuan untuk kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan jasmani yang samapta dalam rangka proses regenerasi

Lebih terperinci

Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD

Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD Angkatan Darat merupakan bagian dari sistem pertahanan darat yang dimiliki TNI dan mengambil peran yang tetap di wilayah pertahanan darat, oleh sebab

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA)

UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA) UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA) Tentang: MOBILISASI DAN DEMOBILISASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 3-2002 lihat: UU 1-1988 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 51, 1982 (HANKAM. POLITIK. ABRI. Warga negara. Wawasan Nusantara. Penjelasan

Lebih terperinci

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG PERANAN KOWIL DALAM PENYELENGGARAAN PELATIHAN DASAR KEMILITERAN SECARA WAJIB GUNA MEWUJUDKAN KOMPONEN CADANGAN BAB I PENDAHULUAN

KAJIAN TENTANG PERANAN KOWIL DALAM PENYELENGGARAAN PELATIHAN DASAR KEMILITERAN SECARA WAJIB GUNA MEWUJUDKAN KOMPONEN CADANGAN BAB I PENDAHULUAN Secara Wajib Guna Mewujudkan Komponen Cadangan 1 KAJIAN TENTANG PERANAN KOWIL DALAM PENYELENGGARAAN PELATIHAN DASAR KEMILITERAN SECARA WAJIB GUNA MEWUJUDKAN KOMPONEN CADANGAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum.

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Sejarah militer menorehkan catatan panjang tentang betapa pentingnya

BAB I PENGANTAR. Sejarah militer menorehkan catatan panjang tentang betapa pentingnya BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sejarah militer menorehkan catatan panjang tentang betapa pentingnya peran logistik perbekalan. Salah satu gambaran tentang peran perbekalan dapat dilihat dalam perang

Lebih terperinci

RAHASIA PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN

RAHASIA PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL RAHASIA Lampiran III Keputusan Danpusdikajen Nomor Kep/ / /2010 Tanggal 2010 PENGETAHUAN BINTEMAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Sumber daya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

ASTAGATRA. Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D.

ASTAGATRA. Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. KMA ASTAGATRA Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. DASAR PEMIKIRAN ASTAGATRA Pancasila sebagai pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu memikul beban tugas dan tanggung jawab serta berpartisipasi

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu memikul beban tugas dan tanggung jawab serta berpartisipasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak dikatakan sebagai cikal bakal lahirnya suatu generasi baru, dimana anak menjadi generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa yang diharapkan mampu memikul

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pertahanan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KEGIATAN TNI MANUNGGAL MEMBANGUN DESA DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DAERAH BAB I PENDAHULUAN

OPTIMALISASI KEGIATAN TNI MANUNGGAL MEMBANGUN DESA DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DAERAH BAB I PENDAHULUAN TERBATAS OPTIMALISASI KEGIATAN TNI MANUNGGAL MEMBANGUN DESA DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DAERAH BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. TNI Manunggal Membangun Desa adalah suatu program

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Geopolitik. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Geopolitik. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc. Modul ke: 09 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Hubungan Masyarakat Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Sub Bahasan 1. Pengertian Geopolitik 2. Latar Belakang Wawasan Nusantara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1 WAWASAN NUSANTARA Dewi Triwahyuni Page 1 WAWASAN NUSANTARA Wawasan Nusantara adalah cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai

Lebih terperinci

C. Sikap dan Komitmen Mempertahankan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

C. Sikap dan Komitmen Mempertahankan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Prinsip bentuk negara yaitu susunan negara republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Republik merupakan bentuk pemerintahan di mana pemerintah dipilih oleh rakyat. Berbeda dengan bentuk kerajaan di

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a. bahwa pertahanan negara

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. melalui kontribusi nyata dalam pembentukan capital, penyediaan bahan pangan,

BAB I. PENDAHULUAN. melalui kontribusi nyata dalam pembentukan capital, penyediaan bahan pangan, 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan komoditi yang sangat penting dan strategis bagi bangsa Indonesia mengingat pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi oleh pemerintah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1997 TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1997 TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1997 TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap BAB V PENUTUP Sejak reformasi nasional tahun 1998 dan dilanjutkan dengan reformasi pertahanan pada tahun 2000 sistem pertahanan Indonesia mengalami transformasi yang cukup substansial, TNI sebagai kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya manusia (SDM). Kualitas sumber daya manusia dapat menentukan kualitas organisasi dalam keberhasilan

Lebih terperinci

MENILIK URGENSI PEMBENTUKAN BADAN SIBER NASIONAL: TINJAUAN DARI SATU SUDUT PERSPEKTIF AKADEMIK

MENILIK URGENSI PEMBENTUKAN BADAN SIBER NASIONAL: TINJAUAN DARI SATU SUDUT PERSPEKTIF AKADEMIK MENILIK URGENSI PEMBENTUKAN BADAN SIBER NASIONAL: TINJAUAN DARI SATU SUDUT PERSPEKTIF AKADEMIK Oleh: Mayor Laut (E) Ditya Farianto, M.T. 1 Menilik urgensi pembentukan Badan Siber (Cyber) Nasional (BSN/BCN)

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 2009 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA I. UMUM TNI merupakan suatu profesi Warga Negara yang mengaktualisasikan

Lebih terperinci

Markas Komando Daerah Militer di Pontianak BAB I PENDAHULUAN

Markas Komando Daerah Militer di Pontianak BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdiri dari ribuan pulau yang terbentang di khatulistiwa serta terletak pada posisi silang yang sangat

Lebih terperinci

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT 9 BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT A. Sejarah Ringkas Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mabes TNI yang berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI, dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Mabes TNI yang berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI, dalam pelaksanaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pusat Penerangan (Puspen) TNI adalah Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) Mabes TNI yang berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1318, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pembangunan. Pertahanan Negara. Perencanaan. Sistem. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.403, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Pengamanan. Wilayah Perbatasan. Kebijakan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGAMANAN WILAYAH

Lebih terperinci

berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pokok dan personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang

berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pokok dan personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) 1. Pengembangan Integratif Terwujudnya postur TNI yang siap melaksanakan tugas pokok dan dengan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Pertahanan. Komunikasi dan Elektronika. Negara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Pertahanan. Komunikasi dan Elektronika. Negara. No.110, 2008 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Pertahanan. Komunikasi dan Elektronika. Negara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM KOMUNIKASI DAN ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 19 Nov 2010 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. perlindungan yang diberikan kepada karyawan. usaha distributor sparepart kendaraan bermotor, khususnya ban.

BAB 5 PENUTUP. perlindungan yang diberikan kepada karyawan. usaha distributor sparepart kendaraan bermotor, khususnya ban. BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan pada pembahasan bab sebelumnya dapat ditarik suatu simpulan bahwa manajemen sumber daya manusia sudah melaksanakan aktivitasaktivitas yang menjadi tanggung jawabnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pertanian. Jumlah penduduk Idonesia diprediksi akan menjadi 275 juta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pertanian. Jumlah penduduk Idonesia diprediksi akan menjadi 275 juta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Irigasi Indonesia adalah Negara yang sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian dengan makanan pokoknya bersumber dari beras, sagu, serta ubi hasil pertanian.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA

KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR : 7 TAHUN 2008 TANGGAL : 26 JANUARI 2008 KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA A. UMUM. Pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara merupakan usaha untuk

Lebih terperinci

ACUAN KONSTITUSIONAL SISTEM PERTAHANAN NEGARA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. 1

ACUAN KONSTITUSIONAL SISTEM PERTAHANAN NEGARA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. 1 ACUAN KONSTITUSIONAL SISTEM PERTAHANAN NEGARA Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. 1 LANDASAN KONSTITUSIONAL Sebagaimana ditentukan dalam Alinea ke-iv Pembukaan UUD 1945, tujuan pembentukan Pemerintahan

Lebih terperinci

1.1 Latar belakang masalah

1.1 Latar belakang masalah Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah khatulistiwa, berada diantara dua benua yaitu Asia dan Australia serta diantara dua

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Penyelenggaraan Program TMMD di Desa Sukamaju

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Penyelenggaraan Program TMMD di Desa Sukamaju 115 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Bagian ini menjelaskan mengenai kesimpulan dalam penelitian, berdasarkan pada pertanyaan penelitian serta pembahasan penelitian. Berikut hasil penelitian yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan maupun swasta memegang peranan sangat penting. Tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan maupun swasta memegang peranan sangat penting. Tenaga kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu organisasi baik itu pemerintahan maupun swasta memegang peranan sangat penting. Tenaga kerja memiliki potensi yang besar

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Penelitian. Pengembangan. Materiil. Pembinaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Penelitian. Pengembangan. Materiil. Pembinaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Penelitian. Pengembangan. Materiil. Pembinaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik Modul ke: 09Fakultas Gunawan EKONOMI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik Wibisono SH MSi Program Studi Akuntansi Pengertian Geopolitik/Wawasan Nusantara Geopolitik atau Wawasan Nusantara merupakan cara

Lebih terperinci

*10197 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 27 TAHUN 1997 (27/1997) TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*10197 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 27 TAHUN 1997 (27/1997) TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright (C) 2000 BPHN UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI Menimbang: a *10197 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 27 TAHUN 1997 (27/1997) TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu tentang Pertahanan dan Keamanan, Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mamuju, mengambil fokus peningkatan kualitas SDM. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Mamuju, mengambil fokus peningkatan kualitas SDM. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mamuju, mengambil fokus peningkatan kualitas SDM. 2. Waktu

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERTAHANAN. Hukum. Disiplin. Militer. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 257) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Pemeliharaan Amunisi. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Pemeliharaan Amunisi. Pedoman. No.386, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Pemeliharaan Amunisi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMELIHARAAN AMUNISI

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1847, 2015 KEMENHAN. Pegawai. Diklat. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 2014 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

H.M.Umar Djani Martasuta

H.M.Umar Djani Martasuta H.M.Umar Djani Martasuta Garut, 15 Februarim1952 Jl. Sarijadi No.34 RT 02-RW 02 Kel. Sarijadi-Kec. Sukasari Kota Bandung HP.0811225154/022-2015456 E-mail : mujas52@ymail.com CITA-CITA & TUJUAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pendidikan merupakan kegiatan antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Oleh karena itu pendidikan tidak pernah lepas dari unsur manusia. Para ahli pendidikan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014 Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA FAREWELL PRESIDEN DENGAN PERWIRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan pegawai negeri sipil, oleh karena itu kedudukan dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan pegawai negeri sipil, oleh karena itu kedudukan dan peranan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan pegawai negeri sipil merupakan unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat yang melaksanakan tugas pemerintah dan tugas pembangunan. Dengan

Lebih terperinci

Modul ke: GEOPOLITIK. 10Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

Modul ke: GEOPOLITIK. 10Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU Modul ke: GEOPOLITIK Fakultas 10Teknik Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU Tujuan Instruksional Khusus 1. Menyebutkan pengertian dan makna geopolitik 2. Menguraikan latar belakang filosofis Wawasan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang.

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang. Bab I Pendahuluan Naskah ini disusun sebagai tugas akhir Program Magister Studi Pembangunan Alur Studi Pertahanan pada Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) di Institut Teknologi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pertahanan

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5430 HAK ASASI MANUSIA. Organisasi Kemasyarakatan. Pendirian-Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 116) PENJELASAN

Lebih terperinci

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pendidikan merupakan usaha sadar bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaan berada dalam

Lebih terperinci

KEMENHAN. Pembina Administrasi. Veteran. Dukungan.

KEMENHAN. Pembina Administrasi. Veteran. Dukungan. No.1085, 2014 KEMENHAN. Pembina Administrasi. Veteran. Dukungan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG DUKUNGAN KEPADA PEMBINA ADMINISTRASI VETERAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KETAHANAN NASIONAL. Yanti Trianita S.I.Kom

KETAHANAN NASIONAL. Yanti Trianita S.I.Kom KETAHANAN NASIONAL Yanti Trianita S.I.Kom Definisi Ketahanan Nasional Ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek kehidupan bermasyarkat, berbangsa, dan bernegara dalam wadah

Lebih terperinci

KARANGAN MILITER OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN BAKTI TNI DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN WILAYAH PERTAHANAN DARAT

KARANGAN MILITER OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN BAKTI TNI DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN WILAYAH PERTAHANAN DARAT TERBATAS TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT KOMANDO DAERAH MILITER VI/MULAWARMAN KARANGAN MILITER OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN BAKTI TNI DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN WILAYAH PERTAHANAN DARAT Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap bangsa memiliki cita-cita karena cita-cita berfungsi sebagai penentu untuk mencapai tujuan. Tujuan bangsa Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945

I. PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 diantaranya melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

Lebih terperinci

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut bebas di antara pulau-pulau di Indonesia. Laut bebas

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5494 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI ADMINISTRASI. Kepegawaian. Aparatur Sipil Negara. Manajemen. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan pondasi utama dalam pengembangan peradaban. Sejak adanya manusia maka sejak saat itu pula pendidikan itu ada. 1 Pengembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya partisipasi aktif anggota masyarakatnya. Masyarakat desa baik sebagai kesatuan kelompok

Lebih terperinci

DOKTRIN TNI ANGKATAN DARAT KARTIKA EKA PAKSI BAB I PENDAHULUAN

DOKTRIN TNI ANGKATAN DARAT KARTIKA EKA PAKSI BAB I PENDAHULUAN DOKTRIN TNI ANGKATAN DARAT KARTIKA EKA PAKSI BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Menyikapi dinamika perubahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia khususnya dibidang pertahanan negara, TNI tengah melaksanakan

Lebih terperinci

Presiden Menekankan TNI Dilahirkan dari Rahim Rakyat Senin, 05 Oktober 2015

Presiden Menekankan TNI Dilahirkan dari Rahim Rakyat Senin, 05 Oktober 2015 Presiden Menekankan TNI Dilahirkan dari Rahim Rakyat Senin, 05 Oktober 2015 Sejarah mencatat bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) dilahirkan dari â rahimâ rakyat. Panglima Besar Jenderal Soedirman menyatakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sosial. Didalamnya sekaligus terkandung makna tugas-pekerjaan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sosial. Didalamnya sekaligus terkandung makna tugas-pekerjaan yang harus 1 2 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia didirikan oleh para pendiri bangsa ini dengan tujuan yang sangat mulia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pertahanan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN 1. Umum. Pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara merupakan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.190, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERTAHANAN. Wilayah. Penataan. Penetapan. Perencanaan. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN DISTRIBUSI BANTUAN LOGISTIK DAN PERALATAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

ANATOMI KEAMANAN NASIONAL

ANATOMI KEAMANAN NASIONAL ANATOMI KEAMANAN NASIONAL Wilayah Negara Indonesia Fungsi Negara Miriam Budiardjo menyatakan, bahwa setiap negara, apapun ideologinya, menyeleng garakan beberapa fungsi minimum yaitu: a. Fungsi penertiban

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. tercapainya tujuan organisasi yang bersangkutan dengan efektif dan efisien.

BAB I PENGANTAR. tercapainya tujuan organisasi yang bersangkutan dengan efektif dan efisien. BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi apapun bentuknya senantiasa akan berupaya dapat tercapainya tujuan organisasi yang bersangkutan dengan efektif dan efisien. Efektif maupun efektifitas

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.257, 2014 PERTAHANAN. Hukum. Disiplin. Militer. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5591) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN HUKUM DISIPLIN PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PADA KOMANDO DISTRIK MILITER 0304/AGAM DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh : NOVIALDI ZED

PELAKSANAAN HUKUM DISIPLIN PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PADA KOMANDO DISTRIK MILITER 0304/AGAM DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh : NOVIALDI ZED PELAKSANAAN HUKUM DISIPLIN PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PADA KOMANDO DISTRIK MILITER 0304/AGAM DI KOTA BUKITTINGGI Oleh : NOVIALDI ZED 0810112064 Program Kekhususan : Hukum Administrasi Negara (PK

Lebih terperinci