GAYA BELAJAR. B. CIRI-CIRI PERLIKAKU BELAJAR Ciri-ciri perilaku berikut merupakan petunjuk kecenderungan belajar seseorang:
|
|
- Yuliana Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GAYA BELAJAR Ketika kita bertanggung jawab atas hidup kita, maka kita akan mulai mengupayakan agar segalanya terlaksanakan. Dari sekian banyak upaya yang dilakukan, satu diantaranya adalah dengan belajar. Namun, terkadang kita salah mengartikan belajar. Belajar bukan berarti datang ke sekolah, duduk yang manis sambil mendengarkan penjelasan dari guru tetapi belajar memiliki arti yang luas. Untuk memahami makna belajar yang sebenarnya, maka kita harus mengetahui bahwa belajar dibedakan menjadi dua hal, yaitu belajar aktif dan belajar pasif. Berikut ini adalah kolom tentang belajar aktif dan belajar pasif. BELAJAR AKTIF Belajar apa saja dari setiap situasi. Menggunakan apa yang telah dipelajari agar memiliki keuntungan di masa mendatang. Mengupayakan agar segalanya dapat terlaksana. Bersabar pada kehidupan BELAJAR PASIF Tidak melihat adanya potensi belajar. Mengabaikan kesempatan untuk berkembang dan suatu pengalaman belajar. Membiarkan segalanya terjadi dengan apa adanya. Menarik diri dari kehidupan. A. PENGERTIAN Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika kita menyadari bagaimana diri ini dan orang lain menyerap dan mengolah informasi, kita dapat menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih mudah dengan gaya sendiri. Ada dua kategori utama tentang bagaimana kita belajar yaitu: 1. Modalisme adalah bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah 2. Dominasi otak adalah cara dan bagaimana kita mengatur dan mengolah informasi. B. CIRI-CIRI PERLIKAKU BELAJAR Ciri-ciri perilaku berikut merupakan petunjuk kecenderungan belajar seseorang:
2 1. Orang-orang Visual Rapi dan teratur Bebrbicara dengan cepat Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka Biasanya tidak terganggu dengan keributan Lebih suka membaca daripada dibacakan Sering menjawab dengan singkat Lebih suka seni daripada musik 2. Orang-orang Auditorial Mudah terganggu oleh keributan Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama dan warna suara. Mereka sulit untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik 3. Orang-orang Kinestetik Berbicara dengan perlahan Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian Selalu berorientasi pada fisik dan banyak gerak Menghafal dengan cara berjalan dan melihat Menggunakan jari sebagai petunjuk kita membaca Banyak menggunakan isyarat tubuh.
3 KAKARTER PESERTA DIDIK Pada saat kita akan mengajar seorang atau sekelompok anak, maka kita harus mengidentifikasi karakter masing-masing dari mereka. Langkah awal yang dapat kita lakukan adalah memperhatikan apakah anak didik kita termotivasi oleh kondisi di luar diri mereka atau oleh diri sendiri. Jika ia termotivasi oleh kondisi di luar dirinya maka ia tergolong ELC (eksternal lokus of control), dan jika termotivasi oleh diri sendiri, ia tergolong ILC (internal lokus of control). Dalam perilaku sehari-hari perbedaan mendasar dapat ditemukan dalam beberapa kebiasaan ini: ILC Menyendiri Sungguh-sungguh / intens Menjauhkan diri dari orang lain Menyerap informasi dari kelompok Tidak menyukai keramaian Sedikit teman Menyimpan apa yang dipikirkan Mencari waktu yang tenang Senang mendengarkan Sulit didekati Menyukai kestabilan batin Pendekatan objektif Terarah ke dalam diri sendiri Berlatih mengekang diri Memberi tanggapan dengan penuh hati-hati ELC Suka berkelompok Rileks / santai Antusias Berbicara dalam kelompok Suka keramaian Banyak teman Menyatakan apa yang dipikirkan Mencari kegiatan / aktifitas Senang berbicara Berbagi pengalaman pribadi Menyukai pengalaman baru Suka bersama orang lain Terpengaruh pendapat orang lain Memperlihatkan emosi Memberi tanggapan dengan cepat A. MENGENAL KARAKTER PESERTA DIDIK Cara menentukan kategori karakter peserta didik dapat dilakukan dengan memperhatikan bagan berikut:
4 PHLEGMATIS DAMAI (Pd) Kekuatan: Keseimbangan, disposisi yang merata, rasa humor yang kering kepribadian yang menyenangkan. Kelemahan: Kurang memiliki kepastian, kurang antusiasme, kurang energi kemauan yang tersembunyi. ILC MELANKOLIS SEMPURNA (Ms) Kekuatan: Kemampuan mengorganisasikan, menetapkan tujuan jangka panjang, memiliki standar dan idealisme tinggi, menganalisis Secara mendalam. Kelemahan: Mudah tertekan, perlu waktu terlalu banyak untuk mempersiapkan, terlalu memusatkan perhatian pada perincian, mengingat hal-hal yang negatif, mencurigai orang lain. SANGUINIS POPULAR (Sp) Kekuatan: Bisa bicara tentang apa saja, kapan saja, dan dimana saja dengan atau tanpa informasi. Memiliki kepribadian yang bergairah, optimis, rasa humor, kemampuan bercerita, menyukai orang lain. Kelemahan: Tidak terorganisasi, tidak bisa mengingat perincian atau nama, membesar-besarkan, tidak serius tentang apa pun, mempercayakan kepada orang lain untuk melakukan pekerjaan, mudah ditipu dan kekanakkanakan. ELC KOLERIS KUAT (Kk) Kekuatan: Kemampuan menguasai apa saja dengan seketika, membuat penilaian yang cepat dan tepat. Kelemahan: Terlalu suka memerintah, mendominasi, otokratis, tidak perasa, tidak sabar, tidak mau mendelegasikan atau menghargai orang lain.
5 B. TINDAKAN MEMAHAMI KARAKTER PESERTA DIDIK Memahami karakter setiap individu tidaklah mudah. Namun ada sebuah pendekatan atau tindakan khusus untuk dapat memahami setiap karakter peserta didik dengan mudah. Tindakan-tindakan tersebut harus disesuaikan dengan karakter mereka. Berikut ini adalah tindakan yang harus dilakukan. 1. Terhadap Murid Sanguinis Kenali kesulitan mereka dalam menyelesaikan tugas Sadarilah mereka bicara tanpa berpikir lebih dulu Sadarilah mereka menyukai variasi dan fleksibelitas Bantulah mereka agar tidak menerima lebih dari yang bisa mereka lakukan Jangan harapkan mereka mengingat janji pertemuan atau tepat pada waktunya Pujilah mereka untuk segala sesuatu yang dapat mereka raih Ingat bahwa mereka orang yang terpengaruh oleh keadaan Bawakan mereka hadiah: Mereka menyukai mainan baru Terimalah kenyataan bahwa mereka mendapatkan kesenangan dari apa yang akan memalukan orang lain Sadarilah bahwa mereka bermaksud baik 2. Terhadap Murid Koleris Akuilah bahwa mereka berbakat pemimpin Bersikeraslah melakukan komunikasi dua arah Ketahuilah bahwa mereka tidak bermaksud menyakiti Jangan memaksa kemujuran mereka Berusahalah membagi-bagi bidang tanggung jawab Sadarilah mereka tidak penuh belas kasihan Ketahuilah mereka selalu ingin benar 3. Terhadap Murid Phlegmatis Sadarilah mereka memerlukan motivasi langsung Bantula mereka menetapkan tujuan dan mempereroleh imbalan Janagn mengharapkan antusiasme
6 Sadarilah bahwa menunda-nunda merupakan bentuk kontrol mereka secara diam-diam Paksalah mereka membuat keputusan Jangan menumpuk semua kesalahan pada mereka Doronglah mereka untuk menerima tanggung jawab Hargailah disposisi mereka yang merata 4. Terhadap Murid Melankolis Ketahuilah bahwa mereka sangat perasa dan mudah sakit hati Sadarilah bahwa mereka dilahirkan dengan sikap pesimis Belajarlah berurusan dengan tekanan jiwa Pujilah mereka dengan tulus dan kasih sayang Terimalah kenyataan bahwa kadang-kadang mereka menyukai kesunyian Berusahalah menepati jadwal yang masuk akal Sadarilah bahwa kerapian itu perlu
7 KECAKAPAN AKADEMIS A. PENGERTIAN Kecakapan akademis adalah kecakapan yang sangat terkait dengan kemampuan panca indera dan otak kiri kita. Kita dikatakan memiliki kecakapan akademis yang baik bila fungsi panca indera dan otak kiri kita dapat berfungsi dengan baik dan saling mendukung satu dengan yang lainnya. B. OPTIMALISASI FUNGSI PANCA INDERA Seperti telah dijelaskan sebelumnya panca indera adalah sebuah anugerah manusiawi yang menyatu dalam fungsi manusia yang utuh. Panca indera pada dasarnya bekerja sebagai pengumpul informasi, data dan fakta guna mengetahui apa yang sedang terjadi. Untuk mengoptimalkan fungsi panca indera, sensitifitas dan ketajaman indera kita perlu terus ditingkatkan. Dengan dukungan pengetahuan, hasrat dan latihan kita akan sangat mudah mengoptimalkan fungsi panca indera agar sesuai dengan kebutuhan kita. Pergunakanlah fungsi panca indera ini sesuai dengan kebutuhan dan manfaat kita, dengan tidak melanggar prinsip-prinsip dan nilainilai (QS. Al-Araf: 179). C. OPTIMALISASI FUNGSI OTAK KIRI Proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional. Cara bekerja otak kiri sesuai untuk tugas tertentu seperti ekspresi verbal, menulis, membaca, aosiasi auditorial, menjelaskan detil dan sesuai fakta serta simbolik. Dikatakan otak kiri anda berfungsi optimal bila daya ingat dan memori kita tentang peristiwa yang telah terjadi atau kita ketahui dengan mudah dapat kita ceritakan kembali. Perilaku orang menggunakan otak kiri secara optimal adalah: Dalam mengambil keputusan cenderung melihat konsekuensi logis dari suatu tindakan. Melihat hubungan sebab akibat dari suatu situasi dengan cara menganalisa secara objektif.
8 Membuat standar yang objektif dan penerapan dari prinsip-prinsip yang ada pada diri sendiri kemudian menemukan sesuatu yang salah sehingga dapat menerapkan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Optimalisasi fungsi otak kiri adalah cara-cara yang dapat digunakan baik mengembangkan maupun melatih sebagai keterampilan kita dalam proses kerja otak kiri guna mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang kita inginkan. D. TUJUAN MENGOPTIMALISASIKAN FUNGSI OTAK KIRI Optimalisasi fungsi otak kiri dapat dilakukan untuk dua tujuan utama: 1. Meningkatkan kemampuan fungsi sekuensial abstrak Dunia otak kiri sekuensial abstrak adalah dunia teori dan pemikiran abstrak. Cara kerja otak kiri ini berpikir dalam konsep dan menganalisis informasi, menyukai orang/kejadian yang teratur rapi. Sangat mudah melihat hal penting, seperti kata kunci dari sebuah kalimat, dan detil-detil dari peristiwa penting yang dilihat/dialami. 2. Meningkatkan kemampuan fungsi sekuensial konkrit Proses kerja otak kiri sekuensial konkrit berpegang pada kenyataan dan proses informasi dengan cara yang teratur, linear dan sekuensial, baik abstrak maupun konkrit. Aktifitas yang paling nyaman dan disukai oleh proses kerja otak kiri sekuensial konkrit adalah membaca, meneliti secara mendalam, mencari tahu sebab-sebab dibalik akibat dan menggunakan teori-teori dan konsep yang sudah dipahami. Lebih menyukai bekerja sendirian daripada berkelompok. Kemampuan otak inilah yang mengarahkan kita menjadi filosof atau ilmuwan besar. E. HUBUNGAN SINERGIS FUNGSI PANCA INDERA DENGAN OTAK KIRI Satu diantara kekuatan panca indera adalah mata. Mata akan sangat mudah digunakan untuk fungsi kerja otak kiri. Pada saat otak kiri bekerja, maka mata terlihat memicing/melirik ke kiri anda, ke atas, mendatar, atau ke bawah. Bila kita ingin mengoptimalkan fungsi kerja otak kiri, maka mata dapat kita gunakan sebagai alat bantu yang efektif, yakni:
9 Bila kita mengingat sesuatu yang telah terjadi, atau memasukkan memori ke pikiran kita bersamaan dengan bekerjanya otak kiri gunakan lirikan mata kita ke arah kiri. Bila ingatan kita terkait dengan visualisasi terhadap peristiwa-peristiwa yang telah terjadi liriklah mata kita ke arah kiri atas. Bila kita menginginkan optimalisasi ingatan sebagai hasil pendengaran kita liriklah mata kita ke arah kiri mendatar. Bila kita ingin menguatkan ingatan terhadap peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan perasaan dan kasih sayang liriklah mata kita ke kiri bawah. F. MANFAAT DARI KECAKAPAN AKADEMIS Beberapa manfaat yang segera kita peroleh bila kecakapan akademis kita berfungsi baik adalah: Kemampuan mengingat dan menyimpan memori kita akan bertambah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kita. Kemampuan memecahkan masalah menjadi lebih baik, terutama dengan data dan fakta yang kita ketahui. Kemmapuan mengajar dan presentasi meningkat, terutama terhadap hal-hal yang telah kita ketahui dan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Dua hal penting sehubungan dengan kecakapan akademis kita, adalah: 1. Kecakapan mengingat dan menyimpan memori 2. Kecakapan mengajar sebagai presentator
10 KECAKAPAN INTUITIF Dikatakan memiliki kecakapan intuitif jika guru sangat mudah dalam melakukan inovasi dan improvisasi dalam proses belajar dan mengajar. Kecakapan intuitif didapatkan dari optimalisasi peran panca indera dan fungsi otak kanan. A. FUNGSI OTAK KANAN Cara berpikir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif dan holistik. Cara kerja otak kanan bertugas pada hal-hal yang bersifat non verbal, terkait dengan intuisi, hubungan yang berpola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi. Perilaku yang mneunjukkan penggunaan otak kanan secara optimal adalah: Perhatian pada gambaran umum yang leih utuh Mengolah informasi dan mendapatkan data dengan indera ke-6 Lebih berminat pada pemahaman imajinatif Abstrak dan teoritis Melihat pola dan makna di balik aktifitas atau peristiwa Orientasi hidup masa depan Memulai dari mana saja Menyukai kemungkinan untuk berdaya cipta Mengandalkan inspirasi B. OPTIMALISASI FUNGSI OTAK KANAN Optimalisasi fungsi otak kanan adalah cara-cara yang dapat digunakan baik mengembangkan maupun melatih sebagai keterampilan kita dalam proses kerja otak kanan guna mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang kita inginkan. 1. Optimalisasi fungsi otak kanan: Meningkatkan kemampuan fungsi pemikiran acak konkrit 2. Meningkatkan kemampuan fungsi pemikiran acak abstrak C. HUBUNGAN SINERGIS FUNGSI PANCA INDERA DENGAN OTAK KANAN
11 Seperti telah dikatakan pada kecakapan akademis, bahwa salah satu kekuatan panca indera adalah mata. Seperti halnya mata mempengaruhi fungsi kerja otak kiri, begitu juga terhadap fungsi otak kanan. Pada saat otak kanan bekerja, maka mata terlihat memicing / melirik ke kanan kita, baik ke atas, mendatar, atau ke bawah. Bila kita ingin mengoptimalkan fungsi kerja otak kanan, maka mata dapat kita gunakan sebagai alat bantu yang efektif, yakni: Bila kita memikirkan sesuatu yang akan terjadi, atau merencanakan sebuah alasan dibalik peristiwa yang akan terjadi bersamaan dengan bekerjanya otak kanan, kita gunakan lirikan mata ke arah kanan Bila kita berimajinasi dengan teknik visualisasi terhadap peristiwaperistiwa yang akan terjadi atau kita inginkan liriklah mata ke arah kanan atas Bila kita menginginkan optimalisasi kemampuan daya khayal melalui ketajaman pendengaran liriklah mata kita ke arah kanan mendatar Bila kita ingin menguatkan imajinasi dan menumbuhkan sifat yang berhubungan dengan perasaan dan kasih sayang merenunglah dan gunakan lirikan mata ke kanan bawah.
12 KECAKAPAN RASA A. PENGERTIAN Kecakapan rasa sangat berhubungan dengan kesadaran dan kemampuan merasa, dan naluri. Untuk menghidupkan kecakapan ini, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah membuang rasa takut dan jangan mengacuhkan terhadap perasaan, kepedulian dan insting kita yang tiba-tiba bermunculan. Kecakapan rasa tercapai pada saat bertemunya kemampuan fungsi panca indera dengan fungsi hati. Seseorang dikatakan memiliki kecapakan rasa yang kuat bila memiliki kemampuan indera, emosi dan fungsi hati secara baik. B. MEMFUNGSIKAN HATI Hati memiliki pasukan-pasukan yang berfungsi sesuai kebutuhannya. Diantara pasukan-pasukan hati maka terdapatlah tiga pasukan lain yaitu Ilmu, Hikmah dan Tafakkur. Memfungsikan hati artinya adalah memfungsikan pasukan-pasukan yang ada untuk fokus pada tujuan hakiki. Potensi ilmu terletak pada kemampuan kita membedakan mana yang benar dan mana yang dusta dalam ucapan; antara hak dan bathil dalam aqidah; antara baik dan buruk dalam amal perbuatan. Bila potensi ini terwujud maka hati akan mendapat buah hikmah, sebagai modal berbagai keutamaan. Barang siapa diberi hikmah, maka ia benar-benar diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang bisa mengambil pelajaran, kecuali orang-orang yang memiliki lubuk hati (QS. Al-Baqarah: 269). Sedangkan hikmah dan syariat digunakan secara tegas bagi pengendalian potensi amarah dan syahwat. Mengendalikan potensi amarah harus dikompensasikan dengan rasa keberanian. Allah sangat mencintai keberanian, karena dari keberanian yang tidak membabi buta dan tidak lemah akan lahir sifat-sifat terpuji, yaitu: berbudi mulia, semangat, kecendekiaan, kesopanan, kemandirian, ketegasan, kewibawaan dan kasih sayang. Sedangkan menundukkan potensi syahwat harus dikompensasikan dengan harga diri. Dari sikap harga diri akan lahir sifat terpuji, yaitu: sifat dermawan, rasa malu, sabar, toleran, qanaah, wara, tolong menolong, kerja keras, dan kecilnya rasa tamak.
13 Secara teknis untuk mendukung penataan hati, lakukanlah hal-hal berikut ini: Tersenyumlah sampai ke hati Jadikan hal-hal kecil tetap kecil I m not ok is ok! Lebih sabar dan latihlah dengan sabar Turunkan daya stress Tertawakan diri sendiri Luangkan sedikit waktu setiap hari dan bersantailah C. OPTIMALISASI FUNGSI HATI Yang dimaksudkan optimalisasi fungsi hati adalah memberdayakan kemmapuan merasa kita yang ada dalam salah satu fungsi hati. Dikatakan optimalisasi fungsi kerja hati sudah baik, bila ditandai dengan oerilaku sebagai berikut: Dalam mengambil keputusan cenderung mempertimbangkan kepentingan diri sendiri maupun orang lain Menempatkan diri dalam situasi dan melihat orang-orang yang terlibat Mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan, keharmonisan dan pengakuan sebagai individu Kekuatannya terletak pada pengertian, penghargaan, dan dukungan pada orang-orang lain D. HUBUNGAN SINERGIS FUNGSI PANCA INDERA DENGAN HATI Seperti telah dikatakan pada kecakapan akademis dan intuitif, salah satu kekuatan panca indera adalah mata. Seperti halnya mata mempengaruhi fungsi kerja otak kiri, otak kanan begitu juga terhadap fungsi hati. Hubungan sinergis hati dengan mata adalah seperti raja dan pengawal, seperti atasan dengan bawahan. Artinya panca indera (mata) bekerja sesuai perintah hati. Pada saat hati (perasaan) bekerja, maka panca indera akan berfungsi sebagai pasukan yang melaksanakan perintah. Bila kita ingin mengoptimalkan fungsi kerja hati (perasaan), maka mata dapat kita gunakan sebagai alat bantu yang efektif, yakni:
14 Dalam realitas panca indera khususnya mata berfungsi sebagai jendela. Apa yang ada dalam hati kita, akan ditampakkan oleh mata atau panca indera kita yang lainnya. Bila kita merasakan perasaan yang sangat menyenangkan, maka jelas panca indera kita akan menampakkannya, terutama mata yang berbinar-binar. Bila kita merasakan perasaan yang sangat tidak menyenangkan, maka jelas panca indera kita akan menunjukkannya, terutama mata yang nampak tidak berbinar. Panca indera adalah pasukan hati yang tampak. Apa yang dialkukan panca indera sesungguhnya diperintahkan oleh hati.
15 KECAKAPAN MENGAJAR A. PENGERTIAN Kecakapan dalam mengajar atau presentasi adalah keterampilan yang dimiliki dengan mensinergiskan fungsi panca indera dan otak kiri sebagai bagian dari kecakapan akademis. Seseorang dikatakan memiliki kecakapan mengajar atau presentasi bila ia mampu tampil menarik, menyampaikan pengetahuan secara efektif dan meninggalkan kesan mendalam bagi peserta didik. Setiap kali kita mengajar atau melakukan presentasi sesungguhnya kita sedang melakukan kegiatan komunikasi. Setiap kali kita berkomunikasi sesungguhnya kita sedang melakukan transaksi, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap sesuatu/orang lain yang menjadi sasaran dari komunikasi tersebut. B. PRAKTIK MENGAJAR Beberapa hal yang berhubungan dengan praktik mengajar atau presentasi adalah: 1. Membuka pembelajaran Cara terbaik membuka pembelajaran atau presentasi pada umumnya bertujuan mendapatkan 120 detik pertama: Dapatkan perhatian dan minat pendengar Sampaikan apa manfaat sesi ini bagi peserta? Tujuh langkah terbaik untuk membuka pembelajaran: 1) Sapa pendengar dengan antusias 2) Bila belum, perkenalkan diri secara profesional dan sanguinis 3) Hargai pendengar dengan tulus 4) Cairkan suasana dengan ice breaker 5) Sebutkan tujuan pembelajaran yang akan dibahas 6) Jelaskan manfaat dari pembelajaran yang diajarkan 7) Ajak peserta memasuki kegiatan selanjutnya 2. Menyampaikan materi
16 Agar penyampaian materi menjadi berisi dan memiliki kedalaman makna bagi peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut: Eksplorasikan keterampilan Sanguinis, Koleris, Melankolis dan Phlegmatis kita Kembangkan kemampuan kita dengan meningkatkan 4 anugerah manusiawi (panca indera, otak kiri, otak kanan dan hati) Beri muatan yang berpusat pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai hakiki, melalui pembaharuan spiritualitas 3. Membina hubungan dengan peserta didik Perkuat sisi Melankolis dan Phlegmatis kita Anggap kesempatan untuk berbicara / mengajar adalah suatu kehormatan bagi kita Beri apresiasi fokus pada peserta didik kita Peserta didik yang sudah kenal, setiap kali kita memintanya melakukan sesuatu sebutlah namanya Tempatkan diri kita di bawah bukan di atas Katakan kita bukan kamu Jangan mengajar dengan wajah yang cemberut atau kesal Bicaralah sesuai dengan karakter peserta didik Nikmati pengajaran yang kita berikan Bermainlah selalu dalam hal-hal yang positif Terimalah kritik jangan menolak Jadilah seorang pelaku dari yang kita ajarkan 4. Menjawab pertanyaan Perkuat sisi panca indera, otak kiri, otak kanan dan hati Dengarkan baik-baik pertanyaan yang diajukan Ulangi pertanyaan dengan kalimat kita sendiri Pastikan bahwa itulah yang ingin ditanyakan penanya Beri jawaban sesuai dengan kebutuhan penanya Pastikan bahwa penanya sudah merasa jelas
17 5. Menghadapi peserta sulit Peserta sulit yang dimaksudkan adalah peserta yang suka membuat masalah; tukang sanggah, tukang serba tahu, tukang omong, tukang potong, tukang mondar-mandir, tukang gosip, tukang bisik-bisik, tukang diam, tukang sok sibuk, tukang datang terlambat. Cara menetralisir peserta sulit adalah sebagai berikut: Hindari debat kusir Jangan katakan kamu salah Bila salah akui secara simpatik Mulai dengan hal-hal yang sudah disepakati Usahakan orang lain untuk mau bicara Buat ide datang dari orang lain Lihat masalah dari kaca mata orang lain Simpati dengan ide dan keinginan orang lain Pertahankan energi positif, ingat visi-misi mengajar kita Dramatisir ide Berilah tantangan 6. Menutup pembelajaran Langkah-langkah praktis yang dapat kita lakukan adalah: Rangkum dengan singkat hal yang telah dibicarakan Motivasi pendengar untuk menerapkan atau mempelajari kembali apa yang telah anda sampaikan Bila ada kegiatan lanjutan, pembelajaran selanjutnya tetaplah motivasi peserta akan manfaat dari kegiatan yang akan diikuti Hargai pendengar dengan tulus atas perhatian dan kerjasamanya Tutup kegiatan dengan teknik memotivasi kembali peserta didik
18
BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)
BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK) MENGAPA PERLU IDENTIFIKASI BELAJAR ANAK??? Dengan mengenali gaya belajar anak maka : 1. Menciptakan cara belajar yang menyenangkan
Lebih terperinci5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)
Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,
Lebih terperinciMENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan
MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa
Lebih terperinci4 Temperamen Manusia
4 Temperamen Manusia Seseorang tidak mungkin seorang koleris murni, terkadang dipengaruhi juga oleh sifat melankolis sehingga temperamennya menjadi koleris-melankolis Di sisi lain seorang phlegmatis seringkali
Lebih terperinciMYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR
MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR Personality Questionaire PANDUAN PENGISIAN MBTI NO. A 1. Isilah dengan jujur & refleksikan setiap pernyataan yang ada ke dalam keseharian Anda 2. JANGAN terlalu banyak berpikir,
Lebih terperinciPersonality Plus : Mengenal Watak Phlegmatis http://meetabied.wordpress.com Tempat Belajar Melembutkan Hati 1 Bagaimana Memahami Orang Lain dengan Memahami Diri Kita Sendiri : Mengenal Watak Phlegmatis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya
Lebih terperinci4 TIPE POKOK KEPRIBADIAN MANUSIA DAN CARA BERGAUL DENGAN MEREKA 1. TIPE KOLERIS 2. TIPE SANGUIN 3. TIPE MELANKOLIS 4.
4 TIPE POKOK KEPRIBADIAN MANUSIA DAN CARA BERGAUL DENGAN MEREKA 1. TIPE KOLERIS 2. TIPE SANGUIN 3. TIPE MELANKOLIS 4. TIPE PLEGMATIS 4 tipe tersebut adalah tipe kepribadian dasar yang Insya Allah dimiliki
Lebih terperinciCara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit
PENDAHULUAN 1 Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit 2 Setiap siswa memproses informasi secara berbeda Jika guru hanya menggunakan satu gaya belajar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Slameto (2010:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan di mana-mana, seperti di rumah ataupun di lingkungan masyarakat. Menurut
Lebih terperinciUniversitas Negeri Malang
LANDASAN TEORETIK-KONSEPTUAL Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran Nyoman S. Degeng Teknolog Pembelajaran Universitas Negeri Malang Kita ada di mana sekarang????????????? Era pertanian Era industri
Lebih terperinciPENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF
291 PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Ibnu R. Khoeron 1, Nana Sumarna 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan
Lebih terperinciMODALITAS BELAJAR. Nama : Faridatul Fitria NIM : Prodi/SMT : PGMI A1/ V. : Ringkasan :
1 MODALITAS BELAJAR Nama : Faridatul Fitria NIM : 152071200008 Prodi/SMT : PGMI A1/ V Email Ringkasan : : faridatulfitria05@gmail.com Artikel ini membahas tentang modalitas belajar. Definisi model belajar
Lebih terperinciBelajar yang Efektif dan Kreatif
Belajar yang Efektif dan Kreatif http://staff.uny.ac.id/dosen/agus-triyanto-mpd Pertanyaan-Pertanyaan Apa yang Anda harapkan sebelum memasuki SMKN 6 Yogyakarta? Apakah harapan Anda sudah sebagian atau
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Representasi Matematis a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis Menurut NCTM (2000) representasi adalah konfigurasi atau sejenisnya yang berkorespondensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak
Lebih terperinciPersonality Plus : Mengenal Watak Koleris http://meetabied.wordpress.com Tempat Belajar Melembutkan Hati 1 Bagaimana Memahami Orang Lain dengan Memahami Diri Kita Sendiri : Mengenal Watak Koleris Orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa, serta memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sarana pembelajaran anak usia belajar. Pembelajaran merupakan proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Secara psikologis belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
Lebih terperinciAvailable online at Jurnal KOPASTA. Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17
82 Available online at www.journal.unrika.ac.id Jurnal KOPASTA Jurnal KOPASTA, 2 (2), (2015) 13-17 Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Junierissa Marpaung* Division of Counseling and
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Gaya Belajar 2.1.1 Pengertian Gaya Belajar Gaya belajar menurut Winkel (2005) adalah cara belajar yang khas bagi siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap
Lebih terperinciANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN
ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN 1. Pesat tapi tidak merata. - Otot besar mendahului otot kecil. - Atur ruangan. - Koordinasi mata dengan tangan belum sempurna. - Belum dapat mengerjakan pekerjaan
Lebih terperincitidak akan pernah mau dengan sengaja menceritakan rahasia itu kepada orang lain.
PLEGMATIS Orang phlegmatis adalah tipe orang yang paling menyenangkan untuk dijadikan kawan. Berlawanan dengan orang koleris yang keras dan sangat menuntut, orang phlegmatis adalah orang yang manis, tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, baik informasi yang berupa ilmu pengetahuan umum, teknologi, maupun yang lainnya.
Lebih terperinciPsikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi
MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:
Lebih terperinciData Diri TES DISC. M L Baik hati, berhati lembut, manis M L Pintar memperngaruhi orang lain, meyakinkan
LAMPIRAN 70 Lampiran 1 Kuesioner tes DISC Data Diri Nama : Tempat, tanggal lahir : Usia : Jenis Kelamin : No. Telfon : TES DISC Instruksi : Silahkan pilih salah satu dari empat kelompok kata di bawah ini
Lebih terperinci3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek?
Pedoman Observasi 1. Kesan umum subyek secara fisik dan penampilan 2. Relasi sosial subyek dengan teman-temannya 3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview Pedoman Wawancara 1. Bagaimana hubungan
Lebih terperinciBAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA. Kiranawati (dalam /2007/11/19/snowballthrowing/)
8 BAB 2 TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA 2.1 Teknik Snowball Throwing 2.1.1 Pengertian Teknik Snowball Throwing Kiranawati (dalam http://gurupkn.wordpress.com /2007/11/19/snowballthrowing/)
Lebih terperinciKEPRIBADIAN MERUPAKAN MODAL PENTING UNTUK MENUNJANG KEBERHASILAN SESEORANG DALAM KEHIDUPANNYA. ADA UPAYA-UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN DALAM
PENGEMBANGAN SIFAT POSITIF KEPRIBADIAN MERUPAKAN MODAL PENTING UNTUK MENUNJANG KEBERHASILAN SESEORANG DALAM KEHIDUPANNYA. ADA UPAYA-UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN DALAM MENGEMBANGKAN KEPRIBADIAN 1 HARUS DIGARISBAWAHI
Lebih terperinciEMOTIONAL INTELLIGENCE MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN Hogan Assessment Systems Inc.
EQ KEMAMPUAN EMOTIONAL INTELLIGENCE UNTUK MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN. Laporan untuk Sam Poole ID HC560419 Tanggal 23 Februari 2017 2013 Hogan Assessment Systems Inc. Pendahuluan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style siswa yaitu cara ia bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam
Lebih terperinciFORUM DIKLAT Vol 13 No. 03 MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS. Oleh : M. Hasan Syukur, ST *)
MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK AGAR PEMBELAJARAN MENJADI DINAMIS DAN DEMOKRATIS Oleh : M. Hasan Syukur, ST *) Setiap insan manusia adalah unik. Artinya setiap individu pasti memiliki perbedaan antara
Lebih terperinciSeni Menata Hati Dalam Bergaul
Seni Menata Hati Dalam Bergaul Oleh : Turmudi Pergaulan yang asli adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan, yang insya Allah akan terasa sangat indah dan menyenangkan. Pergaulan yang penuh
Lebih terperinciSITUASI SULIT SAAT MEMFASILITASI
SAAT MEMFASILITASI 1 81 1 82 BAB 4 Teknik Menangani Situasi Sulit Saat Memfasilitasi Bayangkan situasi sulit apa yang bisa dihadapi seorang fasilitator infomobilisasi saat mengelola kegiatan kelompok atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu eksak yang menjadi dasar perkembangan segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dalam tatanan kehidupan manusia.
Lebih terperinciSukses dengan anak tangga pencitraa diri.
Sukses dengan anak tangga pencitraa diri. Pengertian Pencitraan Diri Pencitraan merupakan kemampuan seseorang untuk mengembangkan kemampuan dan menghasilkan suatu karya atau tingkah laku guna mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar dalam dunia kampus berbeda dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar dalam dunia kampus berbeda dengan pendidikan lanjutan, hal ini menyebabkan beberapa mahasiswa baru mengalami kegagalan dalam belajar.
Lebih terperinciMemahami Orang lain dengan Cara Memahami diri Anda sendiri
JENIS-JENIS KEPRIBADIAN Memahami Orang lain dengan Cara Memahami diri Anda sendiri Dipetik oleh Margono Slamet dari buku PERSONALITY PLUS Karya Florence Littauer 1 Belajar tentang Diri Sendiri Untuk mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan
Lebih terperinciABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN XI IPS-4 DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3
ABSENSI SISWA DAFTAR ABSEN KELAS XI IPS-3 DAFTAR ABSEN XI IPS-4 No Kode Nama 1 A01 2 A02 3 A03 4 A04 5 A05 6 A06 7 A07 8 A08 9 A09 10 A10 11 A11 12 A12 13 A13 14 A14 15 A15 16 A16 17 A17 18 A18 19 A19
Lebih terperinciKEBAIKAN RAHASIA (Perbuatan-perbuatan Tersembunyi), 10 November 2012
Pelajaran 6 KEBAIKAN RAHASIA (Perbuatan-perbuatan Tersembunyi), 10 November 2012 KEBAIKAN RAHASIA Perbuatan-perbuatan Tersembunyi 10 November 2012 1. Persiapan A. Sumber Matius 6:2-4 Mazmur 139:1-3 Ibrani
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi Keuangan Kelas XI
Lebih terperinciSample. Jl. Kepribadian V/5 Semarang Born on : 05 Mei 2005 WP
Sample Jl. Kepribadian V/5 Semarang Born on : 05 Mei 2005 WP0100000055 WS WC WS WS WS WC LR WS WS LR 46 % 54 % Orang dengan tipe ini merasa nyaman berada di lingkungan manapun namun sering kali perasaan
Lebih terperinciMost Conceptual. Personal Dewasa
Most Conceptual Personal Dewasa Instrumen TPPT (True Parenting Personality Test) ini membantu mengidentifikasi tipe kepribadian Anda. TPPT ini diadopsi dari Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), yang membagi
Lebih terperinciMengenal Kepribadian Manusia ( Melankolis & Plegmatis)
Mengenal Kepribadian Manusia ( Melankolis & Plegmatis) by sari karina - Tuesday, December 15, 2015 http://karin.student.akademitelkom.ac.id/index.php/2015/12/15/mengenal-kepribadian-manusiamelankolis-plegmatis/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.
Lebih terperinciDaftar Isi ANALISA DIRI PENDAHULUAN MINAT KARIR KESIMPULAN
Daftar Isi PENDAHULUAN ANALISA DIRI MINAT KARIR KESIMPULAN Proses Dukungan Karir RIASEC DPT Jendela Johari 8 Kemampuan Suka-Tidak Suka, Bisa- Belum Bisa Grafik Garis Kehidupan Gaya Bekerja Lokasi Bekerja
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan yang diperoleh dari hasil penelitian, didapat kesimpulan
150 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan yang diperoleh dari hasil penelitian, didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan gaya belajar
Lebih terperinciBAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
94 BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian, implikasi serta saran-saran yang berhubungan dengan penelitian lanjutan, maupun upaya memanfaatkan
Lebih terperinciSutjipto Ridwan: Galeri dengan lukisan yang memikat hati
Sutjipto Ridwan: Galeri dengan lukisan yang memikat hati Galeri lukisan selalu dikemas dalam nuansa yang tenang, hangat dan unik. Galeri yang membuat pengunjung yang berada didalamnya terbius akan keindahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan nilainilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat memaknai karakter bangsa
Lebih terperinciEMOTIONAL INTELLIGENCE MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN Hogan Assessment Systems Inc.
EQ KEMAMPUAN EMOTIONAL INTELLIGENCE UNTUK MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN. Laporan untuk John Doe ID UH555438 Tanggal Oktober 20, 2014 2013 Hogan Assessment Systems Inc. Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menentukan perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pengembangan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Masa anak-anak adalah masa yang sangat penting bagi perkembangan
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masa anak-anak adalah masa yang sangat penting bagi perkembangan seseorang selanjutnya. Pada usia anak-anak pula seseorang dituntut untuk dapat merasakan bagaimana
Lebih terperinciMEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina
MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya
Lebih terperinciDASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.
DASAR PRESENTASI PERSIAPAN Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. Persiapan Dasar Persiapan yang baik bisa dimulai dengan menganalisis tiga faktor di bawah ini: - pada acara apa kita
Lebih terperinci2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi. Interaksi tersebut selalu didukung oleh alat komunikasi vital yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,
Lebih terperinciMost Expanding. Personal Dewasa
Most Expanding Personal Dewasa Instrumen TPPT (True Parenting Personality Test) ini membantu mengidentifikasi tipe kepribadian Anda. TPPT ini diadopsi dari Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), yang membagi
Lebih terperinciKelas 4 SDN 1 Selodoko. LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko
LAMPIRAN 1 Daftar Siswa SDN 1 Selodoko Kelas 3 SDN 1 Selodoko No. Kode Nama 1 A1 2 A2 3 A3 4 A4 5 A5 6 A6 7 A7 8 A8 9 A9 10 A10 11 A11 12 A12 13 A13 14 A14 15 A15 16 A16 17 A17 18 A18 19 A19 20 A20 21
Lebih terperinciKomunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki
Komunikasi Interpersonal Dwi Kurnia Basuki Definisi Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Anak Usia Dini (AUD) merupakan masa emas perkembangan (golden age) pada individu, masa ini merupakan proses peletakan dasar pertama terjadinya pematangan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki untuk hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari tingkat TK sampai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memungkinkan manusia untuk berkomunikasi, berhubungan, berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan intelektual. Mata pelajaran Bahasa
Lebih terperinciKarakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya untuk mendidik, yaitu:
II. Faktor Pendidik Pendidik adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk mendidik. Pendidik meliputi orang dewasa, guru, orang tua, pemimpin masyarakat dan pemimpin agama. Karakteristik yang harus dimiliki
Lebih terperinciLAMPIRAN. repository.unisba.ac.id
98 LAMPIRAN 99 Assalamualaikum wr.wb. Selamat pagi/siang/malam Dengan hormat, perkenalkan saya Karenya Eynel Andjani, Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung yang sedang melakukan penelitian
Lebih terperinciLAMPIRAN C ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN
LAMPIRAN C ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN SKALA KEMANDIRIAN BELAJAR DAN SKALA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang tercantum
Lebih terperinciModul ke: ETIK UMB. Memahami Potensi Diri. Fakultas Fakultas Ilmu Komputer. Saputra, S.Pd, M.Si. Program Studi Informatika
Modul ke: 02 Inggar Fakultas Fakultas Ilmu Komputer ETIK UMB Memahami Potensi Diri Saputra, S.Pd, M.Si Program Studi Informatika Latar Belakang Setiap individu memiliki permasalahan dalam hidupnya. Permasalahan
Lebih terperinciPELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM
PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT BAGIAN PSIKOLOGI KLINIS FAKULTAS PSIKOLOGI UNDIP BEKERJASAMA DENGAN RS. HERMINA BANYUMANIK SEMARANG PELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM SEMARANG, 23 AGUSTUS 2014
Lebih terperinciPEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling
PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd Oleh: DESY
Lebih terperinci5 KEY ELEMENT SERVICE
5 KEY ELEMENT SERVICE 5 ELEMEN SERVICE TANGIBLE DAPAT DIRASAKAN OLEH PANCA INDRA Contoh : Sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, dicium (hirup), dan di raba ( Bangunan Fisik Dealer, showroom,
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN. Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai
KUESIONER PENELITIAN Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai A. Isi lah kolom dibawah ini dengan menggunakan tanda ceklist ( ) Inisial : NIM : Semester
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Siswa sebagai generasi muda diharapkan berani untuk mengemukakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa sebagai generasi muda diharapkan berani untuk mengemukakan pendapatnya, berani tampil di muka umum, memiliki kepedulian sosial, dan memiliki kemampuan
Lebih terperinci09/09/2011. Who says (Komunikator) Says what (Pesan) To Whom (komunikan) With Channels (Saluran/Media) What Effect (umpan balik)
Dasar hubungan Anda dengan Pendengar Anda Seberapa Penting Memahami Pengetahuan Komunikasi? mengharapkan hubungan timbal balik yang positip supaya gagasan bisa diterima pihak lain berusaha mencapai target
Lebih terperinciCara yang digunakan untuk menghitung nilai atribut keperibadian di dalam tugas
Cara yang digunakan untuk menghitung nilai atribut keperibadian di dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Buka website humanmetrics.com 2. klik take test untuk membuka halaman petunjuk pengisian
Lebih terperinciTEKNIK PRESENTASI YANG BAIK
TEKNIK PRESENTASI YANG BAIK Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Seni Berbicara Kemampuan menggabungkan: Penguasaan Pesan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang melibatkan berbagai komponen antara lain komponen pendidik (guru), peserta didik (siswa), materi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mentransfer nilai-nilai moral. Maka dalam pelaksanaannya, ketiga kegiatan tadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya akan mencakup kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih. Kegiatan tersebut kita laksanakan sebagai suatu usaha untuk mentransfer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana guru mengajar, berperilaku dan bersikap memiliki pengaruh terhadap siswanya (Syah, 2006). Biasanya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan merupakan usaha dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin,
Lebih terperinciMENJADI GURU PROFESIONAL
MENJADI GURU PROFESIONAL Mukhamad Murdiono, M. Pd. Jurusan PKn dan Hukum Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Padamu Negeri: Kami berjanji Kami Berbakti Kami mengabdi Bagimu Negeri:
Lebih terperinciStrategi dan kiat-kiat untuk menuju kesuksesan!
Membangun : & Strategi dan kiat-kiat untuk menuju kesuksesan! Bagian I Teori Kesuksesan dan Kekayaan Percaya Bahwa Anda Akan Kaya dan Sukses Percaya Anda akan sukses, maka sukseslah Anda. Berpikir positif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelegensi atau akademiknya saja, tapi juga ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya.
Lebih terperinciBahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku siswa agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Gaya Belajar 1.1 Defenisi Menurut Winardi A (2008) Gaya belajar adalah cara yang digunakan seseorang dalam menyerap informasi baru dan sulit, bagaimana mereka berkosentrasi, memperoses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Silma Ratna Kemala, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran sebaiknya dilakukan secara terarah dan secara fakta dalam kegiatan pembelajaran pasti terdapat subjek dan objek yang akan menjadi target pencapaian suatu
Lebih terperinciETIK UMB MENGENALI POTENSI DIRI AHMAD GOZALI,SHI,MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI.
ETIK UMB Modul ke: MENGENALI POTENSI DIRI Fakultas EKONOMI DAN BISNIS AHMAD GOZALI,SHI,MH. Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Perkuliahan 2 MENGENALI POTENSI DIRI PEKERJAAN, KARIER dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi
Lebih terperinciBULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017
BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017 oleh: Dr. Rohmani Nur Indah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angket 1: Beri tanda berdasarkan pengalaman anda di masa kecil A. Apakah
Lebih terperinciNAMA : INDANA MARDIANI NIM : KELAS : C PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP
NAMA : INDANA MARDIANI NIM : 08-002-0114 KELAS : C PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP I. Pendahuluan Guru merupakan factor penting dalam pendidikan formal, karena itu harus memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi sumber daya manusia (SDM) serta penerus cita perjuangan bangsa. Untuk mampu melaksanakan tanggung jawab tersebut anak perlu mendapatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
8 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Pemodelan Matematika Model sebagai kata benda dalam kamus besar bahasa indonesia merupakan pola dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.
Lebih terperinciBAB 4 KESIMPULAN. 79 Universitas Indonesia. Materi dan metode..., Muhammad Yakob, FIB UI, 2009
BAB 4 KESIMPULAN Dari hasil pembahasan karya akhir ini dapat disimpulkan bahwa materi ajar cerpen adalah subtansi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam proses pembelajaran sastra tingkat MTs.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara kodrati tercipta dengan sifat yang unik, berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda
Lebih terperinci