MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI TEKNIK BERMAIN KELOMPOK DI TK MAWAR KECAMATAN TILONGKABILA KABUPATEN BONE BOLANGO.
|
|
- Glenna Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1
2 MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI TEKNIK BERMAIN KELOMPOK DI TK MAWAR KECAMATAN TILONGKABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Rostin Halid Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo Dr. Wenny Hulukati, M.Pd 1 Hj. Murhima A.Kau,S.Psi, M.Psi 2 ABSTRAK Rostin Halid. NIM Meningkatkan Interaksi Sosial Melalui Teknik Bermain Kelompok di TK Mawar Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo Pembimbing I: Dr. Wenny Hulukati, M.Pd, Pembimbing II: Hj. Murhimah A. Kau, S.Psi, M.Psi. Masalah yang diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: Apakah teknik bermain kelompok dapat meningkatkan interaksi sosial anak di TK Mawar Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango?. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan interaksi sosial anak melalui teknik bermain kelompok. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan teknik pengumpulan data melalui observasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa persentase. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I, anak yang memiliki kemampuan berinteraksi sosial adalah 16 orang (64%), kurang memiliki interaksi sosial 3 orang (12%), dan tidak memiliki kemampuan berinteraksi sosial 6 orang (24%). Pada siklus II, anak yang memiliki kemampuan berinteraksi sosial berjumlah 20 orang (80%) dan kurang memiliki 5 orang (20%) serta tidak memiliki interaksi sosial (0%). Dengan demikian hipotesis tindakan yang berbunyi: Jika guru menggunakan teknik bermain kelompok, maka interaksi sosial anak di TK Mawar Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango akan meningkat, dapat diterima. Kata Kunci: Interaksi Sosial, Teknik Bermain Kelompok 1 Dr. Wenny Hulukati, M.Pd. Pembimbing I. 2 Hj. Murhima A.Kau,S.Psi, M.Psi. Pembimbing II Dosen Universitas Negeri Gorontalo, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Bimbingan Konseling 2
3 Sikap, kebiasaan dan pola interaksi yang dibentuk diawal sangat menentukan seberapa jauh anak tersebut berhasil menyesuaikan diri dalam kehidupan yang akan datang. Dapat dikatakan bahwa usia-usia awal merupakan tahapan penting karena di masa inilah banyak aspek penting yang berkembang pesat dan merupakan masa diletakkannya pola-pola dasar interaksi. Hurlock (dalam Soetjiningsih, 2012:8) mengemukakan bahwa usia-usia awal (tahun-tahun prasekolah), yaitu sekitar dua sampai lima tahun, merupakan periode diletakkannya dasar struktur interaksi yang kompleks yang dibentuk di dalam kehidupan seorang anak. Sikap yang dimiliki akan cenderung menetap sepanjang hidupnya. Implikasinya adalah kita dapat memprediksi bagaimana perkembangan seorang anak di masa yang akan datang. Interaksi sosial sebagai bentuk hubungan antar individu dengan individu lainnya maupun individu dengan kelompok, perlu dibentuk sejak anak berusia dini. Anak dalam proses perkembangannya, membutuhkan orang lain baik orang dewasa maupun teman sebaya. Pada proses membutuhkan terjadi interaksi sosial, yang menjadikan anak tersebut memahami bahwa mereka di samping sebagai makhluk individual, juga sebagai makhluk sosial. Interaksi sosial merupakan bagian dari ruang lingkup perkembangan sosial emosional. Pada Permen Diknas RI No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dijelaskan bahwa tingkat pencapaian perkembangan sosial emosional pada usia 4-5 tahun meliputi: a) menunjukkan sikap mandiri dalam memilih kegiatan; b) mau membagi, menolong, dan membantu teman; c) menunjukkan antusiasme dalam melakukan permainan kompetitif secara positif; d) mengendalikan perasaan; e) menaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan; f) menunjukkan rasa percaya diri; g) menjaga diri sendiri dan lingkungannya; h) menghargai orang lain. Interaksi sosial akan terjadi, apabila guru sebagai pendidik selalu memfasilitasi anak dalam aktivitasnya sehari-hari di sekolah. Dapat diberikan contoh dalam kegiatan makan bersama, berbagi dengan teman, pada kegiatan bermain, saling meminjamkan alat permainan, bergilir dalam menggunakan alat permainan, membantu teman, apabila teman tersebut menemui kesulitan dalam 3
4 kegiatan pembelajaran seperti pada kegiatan motorik halus, menempel maupun menggunting. Kenyataan yang ada di TK Mawar Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango, dari jumlah anak 25 orang, terdapat 14 orang atau 56% yang kurang mengadakan interaksi sosial. Hal ini nampak pada saat guru memberikan tugas kelompok seperti kegiatan menggunting, terdapat anak yang tidak mau meminjamkan gunting pada anak lain, dalam kegiatan bermain, tidak mau bekerja sama dalam jenis permainan tertentu, kurang peduli pada teman yang membutuhkan teman, bahkan terdapat pula anak yang kurang hormat pada guru. Diduga penyebab kurangnya anak berinteraksi sosial, yakni kedekatan anak dengan orang tua belum maksimal, disebabkan orang tua sibuk dengan pekerjaannya sehari-hari. Tingkat pendidikan orang tua yang kurang memahami perkembangan anak, dan lingkungan yang kurang kondusif dalam membiasakan anak untuk berinteraksi sosial. Selanjutnya dari segi guru, diduga belum menggunakan teknik pembelajaran yang dapat membantu anak untuk dapat berinteraksi sosial, media pembelajaran yang masih minim, sehingga waktu anak untuk dapat berinteraksi belum maksimal. Untuk meningkatkan interaksi sosial, khususnya pada anak TK Mawar Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango, digunakan teknik bermain kelompok, dengan tujuan agar anak dapat bekerjasama, menghargai teman, peduli kepada teman. Patmonodewo (2003:106) menjelaskan bermain kelompok, yakni masing-masing anak menerima peran yang diberikan dan dalam mencapai tujuan bermain, mereka masing-masing melakukan perannya secara tergantung serta sama-sama dalam mencapai tujuan bermain. Selanjutnya melalui teknik bermain kelompok, anak akan termotivasi untuk melakukan interaksi, dimana situasi bermain kelompok memerlukan kerjasama, saling menghargai antar teman, tidak egois. Situasi kompetitif (bersaing) untuk menyelesaikan tugas dalam situasi bermain kelompok, mendorong anak untuk berinteraksi sosial. Dengan teknik bermain kelompok pula, anak diharapkan dapat mengenal aturan permainan yang dapat mempengaruhi interaksi sosial. 4
5 Berdasar pada uraian yang telah dikemukakan, maka penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Meningkatkan Interaksi Sosial Melalui Teknik Bermain Kelompok di TK Mawar Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Dari uraian di atas, dapat diidentifiaksi permasalahan sebagai berikut: a. Kurangnya interaksi sosial pada anak meliputi: tidak mau bekerjasama, kurang peduli pada teman, kurang hormat pada guru. b. Terdapat 14 orang anak atau 56% yang kurang memiliki interaksi sosial. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah interaksi sosial anak TK Mawar Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango, dapat ditingkatkan melalui teknik bermain kelompok?. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan interaksi sosial anak melalui teknik bermain kelompok di TK Mawar Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Bonner (dalam Budiningsih, 2008:56) mengemukakan interaksi sosial yaitu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana interaksi individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki interaksi individu yang lain, atau sebaliknya. Interaksi ini dalam bentuknya yang sederhana merupakan proses yang kompleks, karena didasari oleh beberapa faktor, baik secara sendirisendiri maupun gabungan. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Aisyah, dkk (2008:9.35) menjelaskan perkembangan sosial adalah proses kemampuan belajar dan tingkah laku yang berhubungan dengan individu untuk hidup sebagai bagian dari kelompoknya. Perkembangan sosial berbeda dengan kemampuan sosial, kemampuan sosial merupakan kecakapan anak untuk merespons dan mengikat perasaan dengan perasaan positif, dan memiliki kemampuan yang tinggi untuk menarik perhatian mereka. Yulianti (2010:11) menyatakan ciri kehidupan sosial pada anak TK adalah menyukai bermain dengan kelompok dan atau sampai lima orang teman, biasanya mempunyai satu atau dua sahabat. Anak usia TK pada umumnya dapat menyesuaikan diri secara sosial. Kadang-kadang sulit menyesuaikan diri dengan sekolah jika suasana di rumah kurang nyaman. Teman yang dipilih biasanya yang 5
6 sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang teman yang terdiri dari jenis kelamin yang berbeda. Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak dalam hal ini, yakni anak akan mengadakan interaksi sosial apabila pendidik dapat memfasilitasi, memotivasi sesuai dengan taraf kematangannya untuk berinteraksi sosial. Dalam perkembangan interaksi sosial anak, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain: a) Pola Asuh Rachmawati (2010:8) mengemukakan pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor penting dalam mengembangkan ataupun menghambat tumbuhnya kreativitas. Seorang anak yang dibiasakan dengan suasana keluarga yang terbuka, saling menghargai, saling menerima dan mendengarkan pendapat anggota keluarganya, maka ia akan tumbuh menjadi generasi yang terbuka, fleksibel, penuh inisiatif, dan produktif, suka akan tantangan dan percaya diri. b) Lingkungan Mariyana, dkk (2010:20) mengemukakan bahwa tujuan penciptaan lingkungan belajar yang dapat memfasilitasi multisensori anak adalah menyiapkan dan mengelola lingkungan belajar yang dapat merangsang berbagai indra anak secara baik. Selanjutnya dijelaskan pula oleh Mariyana, dkk (2010:30) dalam pembelajaran hendaknya anak dibimbing untuk mengendalikan dirinya sendiri secara baik. Kemampuan ini penting sekali karena guru TK berhadapan dengan anak-anak yang masih bersifat egosentris, spontan dan fleksibel. Menghadapi anak seperti ini, harus pandai mengatur emosi dan pengendalian diri. Untuk itu, akan semakin efisien suatu pembelajaran di TK jika lingkungan belajarnya dibimbing oleh guru yang bijaksana. Artinya dapat menangani anak secara baik dalam pembelajaran, artinya guru tidak hanya profesional tetapi harus memiliki rasa bijak yang memadai. c) Teman Sebaya Saat anak memasuki tahapan perkembangan dalam pengertian differensiasi, dimana anak telah mengerti dan memahami orang lain. Maka anak 6
7 sudah tidak lagi melihat segala sesuatunya untuk dirinya atau apa yang disebut pemusatan pada dirinya. Pada saat itu ia membutuhkan orang lain yang dapat mengerti dan memahami dirinya dan ia mengerti apa yang diinginkan orang lain terhadap dirinya. Maksudnya pengertian yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan sesuai dirinya, yaitu teman sebaya, teman yang akan menjadi tempat untuk menyatukan perasaan, pemikiran motif dan tingkah laku dirinya dan orang lain yang seusianya. Memungkinkan akan terjalin hubungan sosial, sehingga antara satu dengan yang lainnya akan terjadi saling mempengaruhi. Bermain merupakan suatu fenomena yang sangat menarik perhatian para pendidik, psikolog, sejak beberapa dekade yang lalu. Moeslichatoen (dalam Isjoni, 2009:87) mengemukakan bermain merupakan pekerjaan masa kanak-kanak dan cermin pertumbuhan anak. Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kepuasan bagi diri sendiri. Melalui bermain anak memperoleh pembatasan dan memahami kehidupan. Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri, yang lebih ditekankan pada caranya daripada hasil yang diperoleh dari kegiatan. Patmonodewo (2003:102) menjelaskan bermain bukan bekerja, bermain adalah pura-pura, bermain bukan sesuatu yang sungguh-sungguh, bermain bukan suatu kegiatan yang produktif, dan sebagainya, bekerja pun dapat diartikan bermain, sementara kadang-kadang bermain dapat dialami sebagai bekerja, demikian pula anak yang sedang bermain dapat membentuk dunianya, sehingga seringkali dianggap nyata, sungguh-sungguh, produktif dan menyerupai kehidupan yang sebenarnya. Sujiono (2009:151) mengemukakan jenis-jenis bermain kelompok, meliputi: 1) Bermain Sosial Penting bagi seorang anak terlibat dengan orang lain selain dirinya. Interaksi, dapat diartikan secara sederhana dengan merespon pada interaksi orang lain. Bermain sosial, dasar dari seluruh pembelajaran sosial adalah adanya interaksi antara dua orang atau lebih. Pentingnya bermain sosial: 1) sebagai sarana 7
8 bagi anak untuk belajar dari orang lain; 2) mengembangkan kemampuan anak untuk berkomunikasi; 3) membuat anak lebih mampu untuk bersosialisasi; 4) membantu anak untuk mengembangkan persahabatan. - Bermain denganku Merupakan bentuk awal dari bermain sosial, biasanya terjadi antara anak dan orang tua, seperti orang tua memberikan kesempatan pada anak untuk terlibat, mengawasi respon yang tidak diinginkan, mengikuti kemauan anak dan menyanyikan lagu untuk anak. - Kita berdua Kegiatan yang melibatkan sedikitnya dua orang dalam bermain, baik orang dewasa dan anak, atau dua orang anak, seperti terlibat langsung, berlatih dengan orang tua, bertemu dengan anak lain, terbiasa dengan anak lain, serta mendorong anak untuk bermain bersama. - Bergiliran Dikembangkan pada kegiatan yang melibatkan aturan atau bermain dengan aturan: a) mempelajari aturan baik antara orang dewasa dan anak, dua orang anak dan sekelompok anak; b) mempelajari aturan pada permainan sederhana dan perlombaan; c) membuat permainan yang lebih sulit; d) peraturan baru, seperti pemenang, dadu dan ular tangan, dan e) permainan luar ruangan. 2) Bermain Imajinatif Pentingnya bermain imajinatif: 1) membantu anak untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan bahasa; 2) membantu anak untuk memahami orang lain; 3) membantu anak untuk mengembangkan kreativitasnya, dan 4) membantu anak untuk mengenali dirinya sendiri. 3) Bermain Teka Teki Pentingnya bermain memecahkan teka-teki dapat: 1) mengembangkan kemampuan anak dalam berpikir; 2) teka-teki mendorong rasa ingin tahu anal, dan 3) mengembangkan kemandirian pada anak. Sedangkan bermain teka-teki pada anak cacat, dapat: a) menunjukkan padanya bahwa di dunia ini banyak objek yang dapat menarik perhatiannya; b) harus memberikan perhatian pada objek yang 8
9 sangat diminati oleh anak; c) mendorong rasa ingin tahu anak terhadap puzzle; d) memberikan kesempatan pada anak untuk memecahkan teka-teki. 3) Permainan Dalam Kelompok Yalom, dkk (dalam Rusmana, 2009:22) mengusulkan perlunya permainan dilakukan dalam situasi kelompok saat dibutuhkan dan memandang kegunaan permainan sebagai bantuan yang sangat bernilai bagi konselor, anggota dan proses kelompok. Terdapat tujuh alasan untuk menggunakan permainan dalam kelompok, diantaranya: 1) Mengembangkan diskusi dan partisipasi. 2) Memfokuskan kelompok. 3) Mengangkat suatu fokus. Konselor bisa juga menggunakan permainan untuk mengangkat suatu fokus saat ia merasa sebuah topik baru dibutuhkan; 4) Memberi kesempatan untuk pembelajaran eksperiensial. 5) Memberi konselor informasi yang berguna. Permainan berguna juga untuk mendapatkan informasi dari anggota kelompok yang akan digunakan trainer dalam diskusi. 6) Memberikan kesenangan dan relaksasi 7) Meningkatkan level kenyamanan. Perkembangan adalah perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya. Perubahan itu dijalani oleh anak manusia, khususnya sejak lahir hingga mencapai tingkat kedewasaan atau kematangan. Soetjianingsih (2012:224) mengemukakan dengan bermain kelompok, anak-anak akan berbicara dan berinteraksi satu sama lain dan selama interaksi ini anak-anak mempraktekkan peran yang akan dipegangnya. Brotherson (dalam Soetjianingsih, 2012:225) mempertegas bahwa bermain sangat penting bagi anak karena memberi kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi dunia sekelilingnya. Bermain membantu anak untuk tumbuh dan berkembang dalam berbagai hal/aspek. Teknik bermain kelompok yang dimaksud dalam penelitian ini, dengan peran yang diberikan guru, anak akan berupaya berkomunikasi dengan temannya. Anak akan berlatih ucapan yang akan dikomunikasikan. Melalui teknik bermain kelompok pula, anak akan belajar bagaimana bertutur kata yang baik, menyapa teman, menyampaikan maksud ataupun keiginan kepada teman. Kata-kata 9
10 ataupun kalimat yang diucapkan anak pada proses bermain peran, secara tidak langsung memberi dampak positif pada peningkatan interaks sosial. Erikson (dalam Danim dan Khairil, 2011:72) mengemukakan usia 3-5 tahun merupakan fase bermain, hasil perkembangan ego pada fase ini adalah inisiatif dan rasa bersalah. Kekuatan dasarnya adalah tujuan atau dorongan. Selama periode ini anak mengalami suatu keinginan untuk meniru orang dewasa disekitarnya dan mengambil inisiatif dalam menciptakan situasi bermain. Nuryanti (2008:43) menjelaskan pada aspek sosial, perubahan yang terjadi pada masa kanak-kanak lanjut antara lain: 1) anak semakin mandiri dan mulai menjauh dari orang tua dan keluarga; 2) anak lebih menekankan pada kebutuhan untuk berteman dan membentuk kelompok dengan sebaya; 3) anak memiliki kebutuhan yang besar untuk disukai dan diterima oleh teman sebaya. Sujiono (2009:159) menguraikan minat bermain anak pada kemampuan sosial meliputi: a) dapat berinteraksi dengan teman dalam suasana bermain dan bergembira; b) dapat menunjukkan rasa kepedulian terhadap orang yang mengalami kesulitan; c) dapat berbagi dengan teman dan orang dewasa lainnya; d) dapat menunjukan rasa saying pada orang lain; e) dapat menunjukkan sikap sabar ketika menunggu giliran. Melalui bermain kelompok, interaksi sosial khususnya kerjasama pada anak dapat ditingkatkan. Hal ini dapat dijelaskan dengan teknik bermain kelompok anak dapat bermain bersama, secara tidak langsung mengetahui interaksi yang disenangi teman atau pun tidak disenangi, mematuhi aturan bermain kelompok, memperoleh kepuasan terutama komitmen untuk menyadari bahwa kebersamaan merupakan salah satu faktor dalam mencapai keberhasilan. Dapat diberikan contoh permainan pesan berantai, tanpa kerjasama yang baik dari anggota kelompok akan menyebabkan kegagalan dalam menyampaikan kalimat atau kata yang dimaksud. Pada kesimpulannya, teknik bermain kelompok sangat sesuai dengan peningkatan interaksi sosial, disebabkan bermain merupakan kebutuhan dasar anak. Bermain adalah suatu kegiatan yang sangat penting bagi anak usia dini. Patmonodewo (2004:112) menyatakan bermain membantu anak dalam menjalin 10
11 hubungan sosial antaranak. Dengan demikian para guru sebaiknya menyadari akan kegiatan bermain anak khususnya kegiatan bermain yang hendak ditingkatkan. Melalui kegiatan bermain tertentu, guru dapat meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan bermain di sekolah. Bermain bagi anak usia dini merupakan kebutuhan mendasar, tanpa bermain anak mengalami kesulitan pada aspek perkembangan. Bermain yang terencana, bertujuan dan menggunakan media yang tepat, akan membantu dalam perkembangan kognitif, motorik, emosional dan sosial. Geldard (2013:63) menjelaskan lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang kuat pada banyak aspek sikap dan interaksi sosial yang mempengaruhi pemahaman terhadap diri, keyakinan tentang kompetensi dan moralitas, serta konsepsi anak-anak tentang sistem sosial di luar keluarga. Selanjutnya dijelaskan pula oleh Geldard (2013:64) karakteristik perkembangan sosial pada anak-anak usia 2-5 tahun yakni pada usia dini, banyak anak cenderung bersikap gampengan, mengolah dan kelompok, khususnya dalam bermain. Selanjutnya Jemsen (dalam Tate, 2013:74) menyatakan ketika anak-anak diizinkan untuk bermain dengan anak lain, mereka belajar aturan formal maupun aturan informal dan kerjasama, negosiasi, persahabatan dan keterampilan fisik. Bermain membantu anak-anak berempati dan menentukan tindakan apa yang akan diambil dalam situasi tertentu. Dengan bermain anak akan belajar berbagi mainan, belajar untuk menyesuaikan konflik, belajar untuk kreatif dan imajinatif. Berdasar pada pendapat yang dikemukakan para ahli, dapat disimpulkan bermain kelompok memberi pengaruh pada interaksi sosial meliputi: a) melalui bermain kelompok, anak secara tidak langsung mempelajari interaksi teman sebaya melalui peran yang dibawakan; b) tema bermain kelompok, bertujuan membentuk kerjasama, peduli kepada teman; c) bermain kelompok membantu anak agar dapat berinteraksi sosial, seperti pada peran dokter kecil, yang berperan dokter akan berempati pada temannya yang berperan sebagai pasien dengan kalimat-kalimat yang baik. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: Jika guru menggunakan teknik bermain kelompok, maka interaksi sosial anak di TK Mawar Kecamatan 11
12 Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango, dapat ditingkatkan. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah apabila 80% anak telah dapat berinteraksi sosial, yakni terjadi peningkatan dari 11 orang anak atau 44% menjadi 20 orang atau 80% dari jumlah anak 25 orang. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Mawar Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B di TK Mawar Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango, yang berusia ratarata 5-6 tahun berjumlah 25 orang anak yang terdiri dari laki-laki 14 orang dan perempuan 11 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sebagai berikut: a) Observasi Teknik ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap peningkatan interaksi sosial anak melalui teknik bermain kelompok. Observasi dilakukan dengan menggunakan format observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Observasi dilakukan oleh pengamat. b) Dokumentasi Teknik ini dilakukan untuk mendokumentasikan semua kegiatan yang berhubungan dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa deskriptif persentase. Teknik analisa data ini dilakukan dengan cara mempresentasekan setiap indikator intreraksi sosial anak melalui teknik bermain kelompok, melalui tabel analisis yang telah disiapkan. Hasil Penelitian Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Mawar Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango. TK Mawar merupakan salah satu TK yang berada di Kabupaten Bone Bolango, yang memiliki visi mencerdaskan anak didik melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk mencapai visi tersebut, kepala 12
13 sekolah dan guru terus berupaya meningkatkan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak. Jumlah anak didik yang ada di TK Mawar Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango berjumlah 45 orang, terdiri dari kelompok A berjumlah 20 orang, dan kelompok B 25 orang.. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus mengacu pada tema maupun subtema yang dirancang pada RKH, pedoman observasi, serta lembar pengamatan aktivitas guru dan lembar aktivitas anak. Sebelum mengadakan kegiatan siklus I dan siklus II, peneliti melakukan observasi awal terhadap subjek penelitian untuk mendapatkan gambaran awal terhadap subjek penelitian. Pembahasan Kemampuan berinteraksi sosial perlu difasilitasi sejak anak berusia dini. Hal ini mengingat pendidikan yang diberikan pada usia TK sangat mudah dicerna anak, sehingga hal tersebut akan berpengaruh pada kehidupannya kelak. Anak sebagai makhluk sosial, membutuhkan orang lain baik orang tua maupun teman sebaya dalam berinteraksi. Sujiono (2009:17) menyatakan bahwa pemberian rangsangan melalui pendidikan anak usia dini perlu diberikan secara komprehensif, dalam makna anak tidak hanya dicerdaskan otaknya, akan tetapi juga cerdas pada aspek-aspek lain dalam kehidupannya, seperti kehalusan budi dan rasa atau emosi, panca indera termasuk fisiknya dan aspek sosial dalam berinteraksi dan berbahasa. Rangsangan tersebut perlu disesuaikan dengan perkembangan anak, karena setiap individu memiliki kepekaan masing-masing dalam perkembangannya. Mengenai teknik bermain kelompok yang digunakan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Mutiah (2010:159) bahwa aktivitas bermain memberikan berbagai cara yang majemuk pada anak untuk melatih dan belajar berbagai macam keahlian dan konsep yang berbeda. Anak merasa mampu dan sukses jika anak aktif dan mampu melakukan suatu kegiatan yang menantang dan kompleks yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. Oleh karena itu, penddik seharusnya memberikan materi yang sesuai, lingkungan belajar yang kondusif, tantangan dan 13
14 memberikan amsukan pada anak untuk menuntun anak dalam menerapkan teori dan melakukan teori tersebut dalam kegiatan praktek. Hasil penelitian terkait dengan peningkatan kemampuan anak dalam berinteraksi sosial melalui teknik bermain kelompok, menunjukkan hasil yang sangat berarti. Dari kegiatan observasi awal anak yang memiliki kemampuan dalam berinteraksi sosial pada kriteria mampu berjumlah 11 orang (44%), kurang mampu 10 orang (40%), dan tidak mampu 4 orang (16%). Berdasarkan temuan ini, guru sebagai peneliti berupaya dengan tema dan sub tema yang disesuaikan dengan RKH (rencana kegiatan harian), serta dengan menggunakan langkah-langkah pelaksanaan teknik bermain kelompok, dilaksanakan kegiatan siklus I pertemuan 1 dengan hasil anak yang dapat berinteraksi sosial meningkat menjadi 13 orang (52%) pada kriteria mampu, kurang mampu 11 orang (44%), tidak mampu 1 orang (4%). Selanjutnya siklus I pertemuan 2, diperoleh hasil rata-rata kemampuan anak dalam berinteraksi sosial meningkat menjadi 16 orang (64%), kriteria mampu, 3 orang (12%) pada kriteria kurang mampu, dan 6 orang (24%) pada kriteria tidak mampu. Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, pelaksanaan siklus dilanjutkan dengan siklus II. Sebelum siklus II dilaksanakan, antara peneliti dengan guru mitra mengadakan diskusi, terutama menyatukan persepsi tentang pelaksanaan teknik bermain kelompok, serta membimbing anak dalam melakukan aktivitas bermain, sehingga tujuan yang ingin dicapai yakni kemampuan berinteraksi sosial dapat dilaksanakan oleh anak. Dari siklus II pertemuan 1 diperoleh hasil, anak yang memiliki kemampuan dalam berinteraksi sosial meningkat menjadi 18 orang anak (72%) pada kriteria mampu, 5 orang (20%) kriteria kurang mampu, serta 2 orang (8%). Bimbingan guru pada situasi bermain, serta adanya jenis permainan yang bervariasi, situasi bermain kelompok yang menyenangkan, membuat anak sudah dapat berinteraksi sosial dengan temannya. Hal ini berdampak positif pada hasil pelaksanaan siklus II pertemuan 2, di mana terjadi peningkatan anak yang memiliki kemampuan dalam berinteraksi sosial, menjadi 20 orang (80%) pada 14
15 kriteria mampu, 5 orang (20%) kriteria tidak mampu, serta 0% pada kriteria tidak mampu. Berdasarkan pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II, telah menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan anak dalam berinteraksi sosial melalui teknik bermain kelompok. Hal ini dibuktikan dengan tercapainya indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Mencermati hasil yang diperoleh pada siklus II, maka pelaksanaan penelitian tindakan kelas tidak dilanjutkan ke siklus III. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan berinteraksi sosial pada anak TK Mawar Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan melalui teknik bermain kelompok. Dari kegiatan observasi awal diperoleh anak yang memiliki kemampuan berinteraksi sosial berjumlah 11 orang (44%) dari jumlah 25 orang anak. Pada siklus I pertemuan 1 diperoleh 13 orang anak (52%) anak yang berada pada kriteria mampu dalam berinteraksi sosial, siklus I pertemuan 2 menjadi 16 orang (64%). Selanjutnya pada siklus II pertemuan 1, terjadi peningkatan anak yang memiliki kemampuan dalam berinteraksi sosial menjadi 18 orang (72%), serta siklus II pertemuan 2 menjadi 20 orang (80%). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka hipotesis tindakan: Jika guru menggunakan teknik bermain kelompok, maka interaksi sosial anak di TK Mawar Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango, dapat ditingkatkan, dapat diterima. Saran a) Dalam upaya meningkatkan kemampuan anak berinteraksi sosial, guru hendaknya dapat menggunakan teknik bermain kelompok sebagai salah satu teknik pembelajaran di TK. b) Penelitian tindakan kelas merupakan koreksi terhadap proses pembelajaran. Untuk itu diharapkan kerjasama antara kepala sekolah, guru dalam melaksanakannya. 15
16 DAFTAR PUSTAKA Anita, Yus Model Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Prenada Media Group Aisyah, Siti, dkk Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini, Jakarta: Universitas Terbuka Anwar, Ahmad Pendidikan Anak Usia Dini, Bandung: Alfabeta Baradja, Abubakar Psikologi Perkembangan, Jakarta: Studio Press David, Geldard Menangani Anak Dalam Kelompok, Jogyakarta: Pustaka Pelajar Isjoni Model Pembelajaran Anak Usia Dini, Bandung: Alfabeta Mariyana, dkk Pengelolaan Lingkungan Belajar, Jakarta: Prenada Media Group Mashar, Riana Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, Jakarta: Prenada Media Group Mutiah, Diana Psikologi Bermain Anak Usia Dini, Jakarta: Prenada Media Group Mariyana, dkk Pengelolaan Lingkungan Belajar, Jakarta: Prenada Media Group Rachmawati, Kurniati Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia TK, Jakarta: Prenada Media Group Rich, Dorothy Menciptakan Hubungan Sekolah Rumah Yang Positif, Jakarta: PT. Indeks Prastiti, D. Wiwien Psikologi Anak Usia Dini, Jakarta: PT. Indeks Patmonodewo, Soemiarti Pendidikan Anak Pra Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta Seswanto, Lestari Pembelajaran Aktaktif dan 100 Permainan Kreatif Untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Jogyakarta: Andi Offset Soetjiningsih, H. Christiana Perkembangan Anak, Jakarta: Prenada Media Group Suyadi Bimbingan Konseling Untuk PAUD, Jogyakarta: Diva Press Sujiono N. Yuliani Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT. Indeks Tate, L. Marcial Menyiapkan Anak Untuk Sukses di Sekolah dan Kehidupan, Jakarta: PT. Indeks 16
BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa usia-usia awal merupakan tahapan penting karena di masa inilah banyak aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sikap, kebiasaan dan pola interaksi yang dibentuk diawal sangat menentukan seberapa jauh anak tersebut berhasil menyesuaikan diri dalam kehidupan yang akan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Perilaku Sosial 2.1.1.1 Pengertian Perilaku Sosial Perilaku sosial adalah pola interaksi dan tindakan antara individu dengan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO Nahri Kadullah Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan
Lebih terperinciGustina M. Biga Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo
1 MENINGKATKAN KONSENTRASI DALAM PEMBELAJARAN MELALUI METODE BERCERITA DENGAN GAMBAR PADA ANAK TK TINELO KECAMATAN SUWAWA TENGAH KABUPATEN BONE BOLANGO Gustina M. Biga Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari dunia karakteristik orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia taman kanak-kanak adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan yang sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Rentangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak terhadap perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Rentangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki perilaku individu yang lain, atau
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Interaksi Sosial Bonner (dalam Budiningsih, 2008:56) mengemukakan interaksi sosial yaitu hubungan antara dua atau lebih individu
Lebih terperinciOPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah
OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) 1) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah dan 2) Dosen Kopertis Wilayah I dpk FKIP
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan salah satu TK yang berada di Kabupaten Gorontalo, di mana proses pembelajarannya
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Taman Kanak-kanak Sakura Bulota Kecamatan Telaga Jaya Kabupaten Gorontalo, merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan satu kesatuan jasmani
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR BERHITUNG MELALUI BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN TEKNIK BERMAIN PADA ANAK DI TK PERTIWI KECAMATAN HULONTALANGI KOTA GORONTALO
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR BERHITUNG MELALUI BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN TEKNIK BERMAIN PADA ANAK DI TK PERTIWI KECAMATAN HULONTALANGI KOTA GORONTALO Yusida Mohamad NIM : 111 4111 140 Pembimbing I Bapak
Lebih terperinciUPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO
UPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO Hasnah 1 ABSTRAK Masalah pada penelitian ini adalah : apakah dengan menggunakan penerapan pembiasaan dapat
Lebih terperinciPENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI I. Pengertian Dan Karakteristik Anak Usia Dini Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku terpuji seorang anak dalam berinteraksi sosial pada kehidupan sehari-hari. Lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku terpuji seorang anak dalam berinteraksi sosial pada kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciMENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI PERMAINAN OUT- BONDSEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA BHAYANGKARI 05 KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO
MENINGKATKAN PERCAYA DIRI MELALUI PERMAINAN OUT- BONDSEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA BHAYANGKARI 05 KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO SESKA BAWOTONG ( Mahasiswa Jurusan SI PG PAUD FIP
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : DINA NURHAYATI A
UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PADA ANAK KELOMPOK A DI TK PERTIWI MOJOPURO 1 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh
Lebih terperinciMENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN
MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN SITI LATIFATU NAILI RISLINA; ROSA IMANI KHAN Program Studi PG PAUD Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas, dan yang menjadi mitra kerja adalah guru kelas kelompok A.
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada anak kelompok B TK Melati Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango,
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR
MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR Guru TK ABA 010 Cabang Kuok Kabupaten Kampar email: herlinaher@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciMENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH MATANA
MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH MATANA Sutiani 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya perilaku sosial anak di kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan dalam akademik khususnya membaca sangat diperlukan untuk perkembangan pengetahuan anak. Dalam era yang serba modern seperti saat ini, banyak anak usia prasekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu menghasilkan kemampuan dan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH
PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH Oleh YULIA SARI NIM :2007/88541 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Wenny Hulukati, Murhima A. Kau, Ramlah ABSTRAK Meningkatkan
Lebih terperinciPENINGKATAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI PERMAINAN MONTASE DI RA DARUL ULUM PGAI PADANG
PENINGKATAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI PERMAINAN MONTASE DI RA DARUL ULUM PGAI PADANG ARTIKEL RINI DESMAREZA NIM: 0991/009 JURUSAN PENDIDIKAN GURU - PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-5 MELALUI MEDIA POHON HITUNG PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN SANTA MARIA KEDIRI TAHUN AJARAN
Artikel Skripsi MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-5 MELALUI MEDIA POHON HITUNG PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN SANTA MARIA KEDIRI TAHUN AJARAN 2015-2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI OLEH: SUMARTIN NPM:
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL DALAM BEKERJASAMA DENGAN TEMAN MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN DI PAUD MAMBAUL ULUM KEPUHREJO KECAMATAN NGANTRU KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciMENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO
1 MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa, Dinco Karim ABSTRAK Masalah dalam penelitian
Lebih terperinciMENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU
MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU Kuswartiningsih 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian adalah rendahnya kreativitas anak kelompok
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UN PGRI Kediri
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA MELALUI PERMAINAN MENCARI JEJAK SI BULAT (MAZE 3D) PADA ANAK KELOMPOK B TK BUDI MULYA KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan anak yang berusia antara 0 sampai enam tahun (Masnipal, 2013). Usia dini merupakan usia emas bagi anak. Usia tersebut merupakan usia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah olah
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Pendidikan Anak Usia Dini Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, mereka selalu aktif, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan
Lebih terperinciPENINGKATAN SIKAP SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN PUZZLE BUAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH 1 BUKITTINGGI
PENINGKATAN SIKAP SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN PUZZLE BUAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH 1 BUKITTINGGI Oleh: Serli Marlina serlifipunp@gmail.com Universitas Negeri Padang Abstract Penelitian
Lebih terperinciPERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU
PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU Rahmawati 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada peranan guru dalam mengembangkan nilai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH Pendahuluan Betti Erlina Abstrak Abstrak. Kurangnya pengenalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir dan sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah 1. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi menurut Child (dalam Sylva dan Lunt, 1998) adalah keseluruhan proses yang menuntun seseorang, yang
Lebih terperinciPENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG MENGGUNAKAN PAPAN TELUR DI TK AISYIYAH 7 DURI NOVA ROZI A ABSTRAK
PENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG MENGGUNAKAN PAPAN TELUR DI TK AISYIYAH 7 DURI NOVA ROZI A ABSTRAK Pendahuluan Karena media guru kurang menarik untuk anak, maka
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD FKIP UNP Kediri
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG 1-20 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TUTUP BOTOL PADA ANAK KELOMPOK B PAUD DHARMA PUTRA KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk
Lebih terperinciPENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN
PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN Nisnayeni Abstrak: Perkembangan motorik kasar anak di TK Bina Ummat Pesisir Selatan masih
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK MODELING DI PAUD CENDEKIA DESA KETAPANG KECAMATAN GENTUMA KABUPATEN GORONTALO UTARA
1 2 MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK MODELING DI PAUD CENDEKIA DESA KETAPANG KECAMATAN GENTUMA KABUPATEN GORONTALO UTARA ABSTRAK Rina Mahan, Tuti Wantu, M.Pd, Kons, Irpan Kasan, S.Ag, M.Pd
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini (0-8 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Bahkan dikatakan sebaai lompatan perkembangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan. Peran dan kesadaran yang dimiliki orang tua untuk menempatkan anak-anak mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.I. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah Kognitif memiliki peran penting bagi perkembangan hidup anak di masa sekarang dan di masa yang akan datang karena hampir semua hal yang dilakukan dalam hidup
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP WARNA MELALUI METODE PROYEK. Sri Endah Cahyaningsih
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) TK Pertiwi Wonosari Siwalan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal di Indonesia merupakan rangkaian jenjang pendidikan yang wajib dilakukan oleh seluruh warga Negara Indonesia, di mulai dari Sekolah Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG BINATANG DI KELOMPOK B TK PERTIWI I KALIANYAR KECAMATAN NGRONGGOT KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia kanak-kanak mulai dari 0-6 tahun adalah masa the golden age atau masa usia. sehingga potensi yang dimilikinya semakin terasah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa anak adalah masa yang sangat potensial, dimana pada masa ini anak sedang mengalami masa perkembangan secara optimal, pertumbuhan otak anak pada masa ini mengalami
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI ABSTRAK Kemampuan motorik kasar anak masih rendah. Penelitian bertujuan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK MELALUI PERMAINAN PESAN BERANTAI DI TK TAUFIQ PERGURUAN ISLAM BAYUR. Mulyati ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK MELALUI PERMAINAN PESAN BERANTAI DI TK TAUFIQ PERGURUAN ISLAM BAYUR Mulyati ABSTRAK Latar belakang dalam penelitian ini adalah masih banyak ditemui anak yang kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB III. Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Berlian Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan spiritual. Aziz Alimul (dalam Erwan: 2005). Definisi anak usia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus, baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga disebut usia emas (golden age). Oleh karena itu, kesempatan ini hendaknya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia dini/prasekolah merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar, sehingga disebut usia emas (golden age). Oleh karena itu, kesempatan ini hendaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang khas, dikatakan memiliki karakteristik yang khas dikarenakan mempunyai rasa ingin tahu yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. TK ini berada di tengah-tengah Kota Gorontalo dan telah banyak menamatkan anak
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Pertiwi Kecamatan Hulontalangi Kota Gorontalo.
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN RACING CARPET PADA ANAK KELOMPOK A TK IT AL-AZHAR KECAMATAN SEMEN KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN 1-10 MELALUI PENGGUNAAN MEDIA STICK ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A PAUD PKK KANDAT KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciMeningkatkan Perilaku Sosial Anak melalui Metode Kerja Kelompok pada Kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Toboli
Meningkatkan Perilaku Sosial Anak melalui Metode Kerja Kelompok pada Kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Toboli MINARTIN Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang lain pada manusia ternyata sudah muncul sejak ia lahir,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan saat seseorang mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat dalam kehidupannya. Perkembangan dan pertumbuhan pada anak usia
Lebih terperinciMENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KARYAWISATA DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TOAYA VUNTA KABUPATEN DONGGALA FATMAH 1 ABSTRAK
1 MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KARYAWISATA DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TOAYA VUNTA KABUPATEN DONGGALA FATMAH 1 ABSTRAK Masalah dalam kajian ini adalah perilaku sosial anak belum berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dapat menghasilkan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA PERCAYA DIRI PADA ANAK DI KELOMPOK B TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA PERCAYA DIRI PADA ANAK DI KELOMPOK B TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Mengikuti
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM Eka Guswarni Abstrak Kemampuan membaca awal anak masih rendah. Peningkatan kemampuan bahasa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Sebelumnya tim yakni peneliti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bone Bolango. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Tsanawiyah Muhammadiyah Kabila Kabupaten Bone Bolango. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian adalah
Lebih terperinciKONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi
KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD Oleh: Fitta Ummaya Santi SIAPAKAH ANAK USIA USIA DINI? Latar Belakang Anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Usia dari kelahiran hingga enam tahun merupakan usia
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN PIRING HURUF DI RAUDHATUL ATHFAL DARMA WANITA PADANG ARTIKEL
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN PIRING HURUF DI RAUDHATUL ATHFAL DARMA WANITA PADANG ARTIKEL untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh : DEWI PURNAMA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk
5 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Manusia dalam kehidupannya tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Manusia adalah makhluk sosial yang sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan aset yang sangat penting karena merupakan generasi penerus bangsa, dan perkembangan anak usia dini sangat penting dalam menentukan perkembangannya dimasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa ini merupakan masa kritis dimana anak membutuhkan rangsanganrangsangan yang tepat untuk mencapai
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK A
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK A SUDARMININGSIH SRI SETYOWATI PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua periode yang berbeda, yaitu masa anak awal dan masa anak akhir. Periode masa anak awal berlangsung
Lebih terperinciSKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DENGAN MEDIA KERTAS PADA ANAK KELOMPOK A TK PERWANIDA I MRICAN KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhi
Lebih terperinciAl-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR MELALUI LOMPAT KANGURU PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN Oleh : Rosa Imani Khan, Ninik Yuliani Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Nusantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan perkembangan IPTEK, setiap manusia mengusahakan agar warga negaranya kreatif dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Untuk mencapai hal tersebut,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH
PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH Pendahuluan Pada hakikatnya, anak manusia, ketika dilahirkan telah dibekali dengan bermacam-macam potensi yakni kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal. Anak memiliki karakteristik yang khas dan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi dengan lingkungan senantiasa dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai
Lebih terperinciPenanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini
Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini Oleh: Lia Yuliana, M.Pd*) Pendahuluan Pendidikan moral diberikan di berbagai macam lembaga pendidikan, salah satunya di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem Pendidikan Nasional yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan sebuah pelaksanaan Pendidikan ditentukan oleh beberapa hal yang salah satunya adalah kualitas pembelajaran. Upaya peningkatan mutu pembelajaran menjadi
Lebih terperinciUPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI
UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Interpersonal 1. Pengertian Kompetensi Interpersonal Menurut Mulyati Kemampuan membina hubungan interpersonal disebut kompetensi interpersonal (dalam Anastasia, 2004).
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru
43 4.1 Deskripsi Hasil Peneltian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru Kecamatan Suwawa Kabupaten
Lebih terperinciMengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan Kartu Huruf Pada Anak
Mengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan Kartu Huruf Pada Anak Sulianah (11261246- ST PSKGJ) Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang: Membaca merupakan
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI OLEH: SITI MUALIQOH SATTA NPM : P
Artikel Skripsi MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN TEKA TEKI SILANG PADA ANAK KELOMPOK B TK AL HIDAYAH FATHUL HUDA SEDURI KECAMATAN WONODADI KABUPATEN BLITAR TAHUN AJARAN 2015/2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Rusman (2012:4) mengemukakan proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap individu. Sejak lahir, setiap individu sudah membutuhkan layanan pendidikan. Secara formal, layanan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu usia 0-6 tahun yang mempunyai karakterikstik yang unik. Pada usia tersebut anak sedang menjalani pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciPENINGKATAN PERKEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE CERITA BERGAMBAR TK LEMBAH SARI AGAM ZAINAB ABSTRAK
1 PENINGKATAN PERKEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE CERITA BERGAMBAR TK LEMBAH SARI AGAM ZAINAB ABSTRAK Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan perkembangan moral anak melalui cerita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak pernah terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan, seni
Lebih terperinci