PERANAN GURU DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO JURNAL.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANAN GURU DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO JURNAL."

Transkripsi

1 PERANAN GURU DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO JURNAL Oleh ROSALINA HIPI NIM JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PROGRAM STUDI S1 PG-PAUD 2014

2

3 PERANAN GURU DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO Rosalina Hipi Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo Samsiah, Pupung Puspa Ardini ABSTRAK Rosalina Hipi Peranan Guru Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kelompok Di Kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Samsiah, S.Pd, M.Pd Dan Pembimbing II Pupung Puspa Ardini, S.Pd, M.Pd. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu belum optimalnya Peranan Guru Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kelompok Di Kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan prosedur pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data adalah guru. Hasil penelitian ditemukan Peran Guru Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kelompok Di Kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, yakni guru belum maksimal dalam menjalankan perannya dalam menerapkan model pembelajaran kelompok. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu peran guru dalam menerapkan model pembelajaran kelompok di kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo telah dijalankan namun belum maksimal. Dimana telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa terdapat tiga peran guru yang menunjang dalam model pembelajaran kelompok yakni guru sebagai perencana, guru sebagai pengelola dan guru sebagai pelaksana. Dan dalam menjalankan ketiga peran tersebut guru mengalami beberapa kendala diantara menyangkut kesiapan guru, Media serta kesiapan peserta didik serta kesesuaian atau ketepataan penataan ruang kelas yang belum sesuai dengan ketepataan penataan ruang kelas sesuai dengan model pembelajaran kelompok. Kata Kunci : Peran Guru Dan Pembelajaran Kelompok Rosalina Hipi, jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah S.Pd, M.Pd, Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Pupung Puspa Ardini S.Pd, M.Pd, Dosen Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo.

4 Sesuai kemajuan dan tuntutan zaman, guru harus memiliki kemampuan untuk memahami pesrta didik dengan berbagai keunikannya agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan belajar. Guru dituntut memahami berbagai model pembelajaran yang efektif agar dapat membimbing peserta didik secara optimal. Mulyasa (2003: 21). Guru TK dituntut mampu menyusun model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik perkembangan fisik dan psikologi anak taman kanak-kanak (TK). Karena kemampuan sekolah dan guru sangat bervariasi, maka Depertemen Pendidikan Nasional memandang perlu menyusun pedoman pembelajaran di TK, untuk membantu guru menyusun model pembelajaran di sekolah masing-masing, (Samsudin, 2008: 27). Soekamto dkk, (Fadillah, 2012: 182) yang di maksud dengan model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistemmatias dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Model pembelajaran adalah suatu rancangan untuk menggambarkan rincian dan penciptaan lingkungan yang menjadikan anak untuk berinteraksi dalam pembelajaran sehingga terjadi perubahan /perkembangan pada diri anak. Komponen model pembelajaran meliputi konsep, tujuan pembelajaran, materi/tema, langkah-langkah metode, alat/sumber belajar dan teknik evaluasi. Sesuai hasil observasi yang dilakukan oleh penulis pada kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana, ditemukan bahwa Model pembelajaran kelompok sudah di terapkan namun, belum optimal dikarenakan masih kurangnya pemahaman guru tentang model pembelajaran kelompok. Hal ini terlihat pada saat melakukan rolling kegiatan, terdapat beberapa anak menyelesaikan tugas dari roling kegiatan sebelum waktu yang di tentukan, sehingga membuat guru bingung kegiatan apa yang harus di berikan pada anakanak tersebut agar mereka tidak mengganggu teman. Pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan, dan media yang digunakan tidak bervariasi serta sering tidak sesuai dengan tema/sub tema kegiatan pembelajaran. Dari penjelasan tersebut maka rumusan permasalahan

5 yang diajukan dalam skripsi ini adalah: Bagaimana Peranan Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kelompok di kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo?. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peranan guru dalam menerapkan model pembelajaran Kelompok di kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan rujukan serta menambah pengetahuan tentang peranan guru dalam menerapkan model Pembelajaran Kelompok. Secara Praktis yaitu 1. Manfaat untuk sekolah, sebagai salah satu bahan rujukan yang berstandar bagi sekolah dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Khusunya dalam penerapan model pembelajaran kelompok. 2. Manfaat untuk guru, Sebagai bahan informasi kepada guru dalam perencanaan pembelajaran serta pengelola kelas dalam model pembelajaran kelompok. 3. Manfaat untuk anak, Memberikan maanfaat yang besar bagi anak, terutama dalam proses model pembelajaran kelompok meningkatkan hasil belajarnya. 4. Manfaat untuk peneliti, Bagi peneliti penelitian ini sangat diperlukan dalam rangka menambah wawasan dalam penelitian ilmiah. 1. Pengertian Peran Usman (Eko, 2013) mengemukakan peranan adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku. Dan Menurut Biddle dan Thomas (Fahir, 2013) Peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi anjuran, memberi penilaian, memberi sangsi dan lain-lain. Berdasarkan Peran adalah konsep mengenai perilaku individu dalam kehidupan masyarakat dengan memperhatikan hak dan kewajiban serta peraturan-peraturan yang ada dalam masyarakat. Sedangkan peranan adalah

6 konsep perilaku dalam kehidupan masyarakat yang telah dilakukan atau dilaksanakan dengan memperhatikan hak dan kewajibannya. 2. Pengertian Peran Guru Menurut Hadari Nawawi (DKPMM, 2011) bahwa pengertian guru dapat dilihat dari dua sisi. Pertama secara sempit, guru adalah ia yang berkewajiban mewujudkan program kelas, yakni orang yang kerjanya mengajar dan memberikan pelajaran di kelas. Sedangkan secara luas diartikan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing. Adapun peran guru menurut beberapa para ahli sebagai berikut : Menurut Syaodih (Mulyasa, 2003: 13) mengemukakan bahwa guru memegang peranan yang cukup penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Menurut Djamarah (2005: 43-48) Banyak peranan yang di perlukan dari guru sebagai pendidik, atau siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi guru. Semua peranan yang diharapkan dari guru yaitu : 1. Korektor, 2. Inspirator, 3. Informator, 4. Organisator, 5. Motivator, 6. Inisiator, 7. Fasilitator, 8. Pembimbing, 9. Demonstrator, 10. Pengelola kelas, 11. Mediator, 12. Supervisor, 13. Evaluator. Guru memiliki beberapa peran yang sangat penting dalam mengembangkan potensi pada diri peserta didik secara optimal. Dan dalam penelitian ini peneliti mengambil tiga peran guru yang dapat menunjang model pembelajaran kelompok yaitu Peran guru dalam perencanaan, guru sebagai pengelola kelas dan guru sebagai pelaksana. Dimana guru dituntut harus mampu menyusun perencanaan, dan guru mampu mengelola kelas serta mampu menjalankan atau melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar anak. 3. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, menfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri pesrta didik. Pembelajaran harus menghasilkan belajar, tapi tidak semua proses belajar

7 terjadi karena pembelajaran. Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang menunjukkan kegiatan guru dan siswa, karena sebelumnya kita menggunakn istilah proses belajar-mengajar dan pengajaran. Istilah merupakan terjemahan dari kata instruction (Menurut Winataputra, dkk, 2009: 1.18). Menurut Samatowa (2002: 5) Pembelajaran adalah kegiatan yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,dan prosedur yang saling mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran adalah serangkaian proses yang di lakukan oleh individu atau kelompok untuk perubahan yang lebih baik, adapun perubahan yang dimaksud yaitu perilaku dan pengetahuan. Pembelajaran tidak hanya dilakukan melalui jalur pendidikan tetapi dengan pengalaman hidup serta mampu menerima informasi dari orang lain dengan benar kita juga dapat memperoleh pengetahuan. 4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran di TK/RA Menurut Samsudin (2008: 29) Dalam melaksanakan pembelajaran di TK perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Bermain sambil Belajar dan Belajar Seraya Bermain, 2. Pembelajaran Berorientasi pada Perkembangan Anak, 3. Pembelajaran Berorientasi pada Kebutuhan Anak, 4. Pembelajaran Berpusat pada Anak, 5. Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Tematik, 6. Kegiatan Pembelajaran yang PAKEM, 7. Pembelajaran Mengembangkan Kecakapan Hidup, 8. Pembelajaran Didukung oleh Lingkungan yang Kondusif, 9. Pembelajaran yang Demokratis, 10. Pembelajaran yang bermakna. 5. Model Pembelajaran Kelompok Menurut Syahrillah (2012) Model pembelajaran kelompok adalah pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok (biasanya menjadi tiga kelompok), masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda. Dalam satu pertemuan, anak didorong harus mampu menyelesaikan 2 3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian. Apabila dalam pergantian kelompok terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain selama dalam kelompok lain masih ada tempat. Model pembelajaran merupakan salah

8 satu diantara beberapa model pembelajaran. Model pembelajaran kelompok merupakan model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan anak, dimana dalam menerapkan model pembelajaran ini anak dibagi dalam beberapa kelompok dengan kegiatan berbeda dan setiap anak memiliki hasil karya/tugas sendiri. Dengan model pembelajaran kelompok diharapkan mampu meningkatkan rasa tanggung jawab. 1. Perencanaan Perencanaan pembelajaran merupakan langkah awal yang sangat penting untuk memberikan arah yang tepat dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Komponen-komponen dalam rencana pembelajaran yang meliputi tujuan yang ingin dicapai, konsep yang ingin dibangun, metode, sarana, dan rencana waktu pelaksanaan merupakan acuan bagi pendidik dalam menjalankan kegiatan pembelajaran yang sistematis. Perencanaan pembelajaran hendaknya merupakan satu kesatuan utuh yang mengacu kepada Standar Perkembangan dan disusun secara bertahap, dan sistematis, mulai dari Rencana Pembelajaran Tahunan (RPT), Rencana Pembelajaran Bulanan (RPB), Rencana Kegiatan Mingguan (RKM), hingga Rencana Kegiatan Harian (RKH). 2. Penerapan dalam Pembelajaran Kelompok Adapun strategi yang dapat dilakukan guru dalam menerapkan model pembelajaran kelompok ini adalah sebagai berikut : 1. Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas yang meliputi penataan ruangan maupun pegorganisasian peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan dan program yang direncanakan akan membantu pencapaian pembelajaran yang optimal. 2. Kegiatan belajar mengajar Kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran kelompok dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Kegiatan Pendahuluan/Awal, 2. Kegiatan Inti, 3. Istirahat/Makan, 4. Penutup 3. Penilaian Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung guru hendaknya mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap program kegiatannya maupun terhadap

9 perkembangan peserta didik. Segala catatan guru digunakan sebagai bahan masukan bagi keperluan penilaian. 6. Peran Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kelompok Guru TK memiliki peran dalam mengembangkan potensi pada diri anak secara optimal sebagai dasar menuju jenjang pendidikan lainnya. Namun guru harus menyadari bahwa dalam mengembangan potensi setiap anak guru harus menyesuaikan dengan kemampuan, minat dan bakat anak, dimana setiap anak memiliki taraf perkembangan yang berbeda, maka dari itu guru Taman Kanak- Kanak harus memiliki wawasan luas, kreatif dan tanggap. Guru TK dituntut untuk mampu menyusun model pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran kelompok merupakan salah satu diantara model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan anak, dimana dalam penerapan model pembelajaran kelompok disesuaikan dengan prinsipprinsip pembelajaran. Dalam penerapan model pembelajaran kelompok peran guru sangatlah penting. Adapun tiga peran guru yang menunjang penerapan model pembelajaran kelompok yakni Guru sebagai perencana diharapkan dengan perannya guru mampu mampu menyusun perencanaan yang sesuai dengan model pembelajaran kelompok, dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, serta metode, sarana dan alokasi waktu. Peran guru sebagai pengelola kelas dalam menerapkan model pembelajaran kelompok guru diharapkan mampu mengelola kelas dengan baik, yang meliputi penataan ruangan dan pengorganisasian peserta didik yang disesuaikan dengan program yang direncanakan. Dan peran guru sebagai pelaksana diharapkan guru mampu menjalankan perannya dalam menerapkan model pembelajaran kelompok. METODE PENELITIAN Peneliti melakukan penelitian di TK pembina Kecamatan Sipatana Lokasi ini sesuai dengan tujuan penelitian mengenai peran guru dalam menerapkan model pembelajaran kelompok di kelompok B2. Adapun subjek yang diteliti adalah guru. Penelitian ini menggunakan jenis dan pendekatan kualitatif deskriptif. Kehadiran Peneliti bertindak mengumpul data dan

10 pengamatan partisipan. Data dalam penelitian ini berupa data deskriptif kualitatif yakni peran guru dalam menerapkan model pembelajaran kelompok di kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah : 1. Sumber data primer yakni : Guru kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo. 2. Sumber sekunder, yakni : buku, referensi yang menunjang jalannya kegiatan penelitian. Prosedur Pengumpulan Data yaitu Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Analisis Data, data yang di peroleh dari penelitian ini akan dianalisis secara sistematis dengan melalui tiga tahapan analisis data sebagai berikut: 1. Mereduksi data, 2. Penyajian data, 3. Verifikasi data. Pengecekan Keabsahan Data, yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tiga kriteria yakni kredibilitas, kepastian, dan keberuntungan. Tahap-tahap penelitian ini dibagi dalam delapan tahapan yakni: 1. Mengadakan peninjauan awal untuk mengetahui permasalahan yang ada, 2. Membuat rumusan masalah mengacu pada permasalahan yang ditemukan dilapangan, 3. Menyiapkan kisi-kisi instrumen, 4. Menyiapkan pedoman wawancara dan observasi 5. Mengadakan observasi dan wawancara 6. Menganalisis data yang terkumpul dari hasil observasi dan wawancara, 7. Membuat laporan akhir penelitian. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada guru kelompok B2 di peroleh gambaran mengenai 1. Guru sebagai perencanan. Guru menyusun Perencanaan pembelajaran pada kegiatan KKG, kemudian perencanaan tersebut di kemas untuk perencanan tahunan, dan untuk penyusunan perencanaan kelompok telah sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran, namun untuk penerapan model pembelajaran kelompok kadang kala tidak sesuai dengan perencanan, hal tersebut karena guru mengalami kendala dalam menyediakan media pembelajaran yang harus di sesuaikan dengan tema hari ini. Dan hasil observasi mengenai 2. Guru sebagai pengelola. Dalam menjajalankan perannya sebagai pengelola kelas guru kelompok B2 belum maksimal hal ini dikarenakan ketepatan guru dalam penataan ruang kelas dengan model pembelajaran

11 kelompok belum sesuai. Serta hasil observasi mengenai 3. Peran guru sebagai pelaksanaan, dalam menerapkan model pembelajaran kelompok guru telah menjalankan perannya sebagai pelaksana cukup baik, namun guru beberapa kendala dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Hasil wawancara diperoleh data sebagai berikut: tiga peran guru yang dapat menunjang model pembelajaran kelompok yaitu Peran guru dalam perencanaan, guru sebagai pengelola kelas dan guru sebagai pelaksana telah dijalankan namum masih menemui beberapa kendala. PEMBAHASAN Berdasarkan kajian dan hasil penelitian mengenai peran guru dalam menerapkan model pembelajaran kelompok maka pembahasan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Peran Guru Sebagai Perencana Peran guru sebagai perencana merupakan salah satu peran guru yang dapat menunjang dalam menerapkan model pembelajaran kelompok. Sebelum mengajar hendaknya guru memahami program kegiatan belajar TK yang meliputi tujuan pendidikan, cara belajar, cara menggunakan dan memanfaatkan sarana, cara menilai hasil perkembangan anak. Dalam merencanakan kegiatan pembelajaran guru harus memiliki wawasan luas, tanggap dan kreatif agar anak tidak bosan dengan kegiatan yang dirancang guru. Dan dari hasil penelitian ditemukan bahwa guru telah menjalankan perannya sebagai perencana, dimana guru menyusun perencanaan model pembelajaran kelompok telah sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang meliputi pembelajaran dirancang sesuai dengan tahap perkembangan anak, mampu memenuhi kebutuhan belajar anak, menyeluruh (mencakup semua aspek perkembangan), pembelajaran memiliki tujuan yang jelas, dapat di ukur, dan dapat dilaksanakan, serta pembelajaran mampu mengoptimalkan potensi lingkungan. Namun, dalam pelaksanannya masih ada kendala-kendala yang dihadapi guru dalam menjalankan perannya dalam menerapkan model pembelajaran kelompok yakni: kesiapan guru dalam proses belajar mengajar dimana dalam model pembelajar harus membimbing dan mengawasi peserta didik di setiap kelompok. Media pembelajaran dimana

12 kurangnya kreatifitas guru dalam membuat media pembelajaran yang menarik minat belajar anak, sebagaimana menurut Nana Syaodih Sukmadinata (dalam Samsiah 2011; 4) media mengajar merupakan segala macam bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar. Dan kesiapan anak dalam menerima pembelajaran menjadi salah satu kendala dalam penyusunan perencanaan pembelajaran dimana guru sulit menemukan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan kemampuan anak. 2. Peran Guru Sebagai Pengelola Kelas Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Pengelolaan kelas yang meliputi penataan ruangan maupun pengorganisasian peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan dan program yang direncanakan akan membantu pencapaian pembelajaran yang optimal. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa peran guru sebagai pengelola kelas dalam menerapkan model pembelajaran kelompok di kelompok B telah dijalankan dimana dalam menjalankan perannya sebagai pengelola kelas guru selalu inovatif dalam menyediakan lingkungan belajar yang dapat mengembangan aspek-aspek perkembangan anak dengan menyesuaikan kesediaan sarana dan prasarana yang ada, serta dalam penataan ruangan maupun mengorganisasikan peserta didik guru telah mengetahui hal-hal yang perlu di perhatikan dalam mengelola kelas untuk menerapkan model pembelajaran kelompok yang meliputi: memperhatikan posisi penataan perabotan kegiatan belajar anak yang nyaman, dan sesuai dengan perencanaan pembelajaran serta mampu mengembangkan kecerdasaan anak melalui kegiatan pembiasaan. Namun dalam menjalankan perannya sebagai pengelola kelas guru menghadapi beberapa kendala yakni: pengelola kelas guru memperoleh kendala berupa media yang menjunjang pembelajaran yang sesuai dengan tema serta kurangnya tenaga pendidik, karena guru sulit mengawasi anak-anak dalam kelompok. Dan dari observasi serta wawancara hasilnya menunjukan bahwa dalam menerapkan model pembelajaran kelompok penataan ruang kelasnya belum sesuai dengan ketentuan penataan ruang kelas untuk model pembelajaran kelompok namun

13 guru memiliki alasan mengapa penataan ruang kelasnya tidak sesuai dengan skema penataan ruang kelas. 3. Guru sebagai pelaksana Peran guru sebagai pelaksana merupakan salah satu peran guru yang menunjang model pembelajaran kelompok. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar taman kanak-kanak berdasarkan buku pedoman kegiatan belajar mengajar Depdiknas di bagi atas pengorganisasian kelas, penggunaan sarana belajar mengajar, dan melakukan kegiatan belajar mengajar. Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah: 1. menciptakan suasana yang aman, nyaman, bersih, dan menarik. 2. pembelajaran berpusat pada anak, 3. Pemilihan metode dan alat bermain yang bervariasi, 4. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara bertahap, berkesinambungan dan bersifat pembiasaan, 5. Teknik dan alat penilaian sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, setiap guru melaksanakannya berdasarkan perencanaan yang sudah di tetapkan, dengan begitu proses belajar mengajar pun akan terlaksana dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa peran guru sebagai pelaksana dalam menerapkan model pembelajaran kelompok di kelompok B telah dijalankan dengan baik dimana guru telah memperhatikan mengenai pengorganisaian kelas serta pengorganisasian kegiatan belajar dan evalusi kegiatan pembelajaran. Namun dalam dalam menjalankan perannya sebagai pelaksana dalam menerapkan model pembelajaran kelompok guru menemui beberapa kendala yaitu kesiapan anak, alokasi pembelajaran dan media pembelajaran. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Dari uraian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa peran guru dalam menerapkan model pembelajaran kelompok di kelompok B TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo telah dijalankan namun belum maksimal. Dimana telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa terdapat tiga peran guru yang menunjang dalam model pembelajaran kelompok

14 yakni guru sebagai perencana, guru sebagai pengelola dan guru sebagai pelaksana. Dan dalam menjalankan ketiga peran tersebut guru mengalami beberapa kendala diantara menyangkut kesiapan guru, Media serta kesiapan peserta didik serta kesesuaian atau ketepataan penataan ruang kelas yang belum sesuai dengan ketepataan penataan ruang kelas sesuai dengan model pembelajaran kelompok. 2. Saran Dari hasil penelitian yang dijelaskan sebelumnya, maka ada beberapa saran yang dapat di ajukan yaitu : 1. Diharapkan bagi sekolah agar menjadikan model pembelajaran kelompok sebagai salah satu bahan rujukan yang berstandar dalam meningkatkan hasil belajar anak. 2. Diharapkan kepada guru agar menjadikan penelitian ini sebagai bahan salah satu informasi dalam merencanakan dan mengelola kelas untuk model pembelajaran kelompok. 3. Diharapkan dengan model pembelajaran kelompok dapat meningkatkan hasil belajar anak. 4. Diharapkan kepada peneliti agar kiranya penelitian ini menjadi salah satu acuan yang dapat menambah wawasan dalam penelitian ilmiah selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Bahri Syaiful Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta : PT Asdi Mahasatya Dkpmm Pengertian Guru menurut Para Ahli. Diakses dari (di download tanggal 6 Desember 2013) Eko Pengertian Peranan. Diakses dari (di download tanggal 6 Desember 2013) Fadillah, Muhamad Desaian Pembelajaran Paud Tinjau teoretik & Praktik. Yogyakarta : Ar-Ruzz media

15 Fahir Teori Peran dan Definisi Peran menurut Para Ahli. Diakses dari (di download tanggal 6 Desember 2013) Mulyasa, Enco Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Rosda Samsiah Bahan ajar Program Pendidikan TK. Samatowa, Usman Pembelajaran terpadu. Gorontalo: Raisal Samsudin, Pebelajaran Motorik di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Prenada Media Group Syahrillah Pelaksanaan pembelajaran model kelompok pada paud. Diakses dari (di download tanggal 10 Desember 2013) Winataputra Udin, dkk Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka

PERAN GURU DALAM MENGENALKAN KONSEP WARNA SEKUNDER PADA ANAK KELOMPOK B TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO TITIN UDJAILI

PERAN GURU DALAM MENGENALKAN KONSEP WARNA SEKUNDER PADA ANAK KELOMPOK B TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO TITIN UDJAILI 1 2 PERAN GURU DALAM MENGENALKAN KONSEP WARNA SEKUNDER PADA ANAK KELOMPOK B TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO TITIN UDJAILI Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas

Lebih terperinci

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTRAPESONAL ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KIHADJAR DEWANTORO KOTA SELATAN

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTRAPESONAL ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KIHADJAR DEWANTORO KOTA SELATAN PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTRAPESONAL ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KIHADJAR DEWANTORO KOTA SELATAN Nurjana B. Giasi Haris Mahmud, Rapi Us. Djuko Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA Juni W. J. S, Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, hlm.

BAB IV ANALISIS DATA Juni W. J. S, Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, hlm. BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data 1. Peran Guru PAI dalam Perencanaan Aktivitas Keagamaan Siswa di SD Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang. Peran adalah keterlibatan secara langsung. 1 Peranan guru

Lebih terperinci

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL.

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL. PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL Oleh : STEVI GOBEL NIM : 153 410 023 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Lebih terperinci

Penyusun DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

Penyusun DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan-nya sehingga tugas Makalah yang berjudul Peranan Guru TK Dalam Pembelajaran Terpadu ini dapat saya selesaikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara. Negara

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Prasyarat Untuk Mengikuti Ujian Skripsi SI Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Pada Fakultas Ilmu Pendidikan O L E H :

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Prasyarat Untuk Mengikuti Ujian Skripsi SI Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Pada Fakultas Ilmu Pendidikan O L E H : MS Word Export To Multiple PDF Files Software - Please purchase license.peran GURU DALAM MENANAMKAN KONSEP SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Artinya pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan dan mengfungsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak didik. sekolah. Melalui bermain anak-anak dapat menghasilkan pengertian atau

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak didik. sekolah. Melalui bermain anak-anak dapat menghasilkan pengertian atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kegiatan belajar mengajar adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik atau sumber belajar pada sustu lingkungan belajar. Pada dasarnya kegiatan

Lebih terperinci

PERAN GURU TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI DI KELOMPOK A TK PKK KALIJUDAN SURABAYA SKRIPSI

PERAN GURU TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI DI KELOMPOK A TK PKK KALIJUDAN SURABAYA SKRIPSI PERAN GURU TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI DI KELOMPOK A TK PKK KALIJUDAN SURABAYA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan MAYA ROEKMANASARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilainilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses belajar-mengajar adalah kunci utama dari dunia pendidikan terutama disekolah-sekolah, dimana proses belajar-mengajar adalah intinya dan pendidikan harusnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dilakukang dengan pendekatan analisis deskripstif atau field research. Yang kualitatif, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung pada lingkungan tertentu. 1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA BALOK DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA BALOK DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014 12 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA BALOK DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guru mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. manusia. Pendidikan manusia dimulai sejak anak masih dalam kandungan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. manusia. Pendidikan manusia dimulai sejak anak masih dalam kandungan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan manusia dimulai sejak anak masih dalam kandungan, maka pendidikan dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak pada kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kaitan tersebut maka peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kaitan tersebut maka peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN METODE JIGSAW DAN METODE MATRIKS INGATAN PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PERAN GURU MENGELOLA KELAS DALAM MENGOPTIMALKAN PEMBELAJARAN DI KELAS IV SDN 36 KOTA SELATAN JURNAL. Oleh SINTIA SOANGO NIM.

PERAN GURU MENGELOLA KELAS DALAM MENGOPTIMALKAN PEMBELAJARAN DI KELAS IV SDN 36 KOTA SELATAN JURNAL. Oleh SINTIA SOANGO NIM. PERAN GURU MENGELOLA KELAS DALAM MENGOPTIMALKAN PEMBELAJARAN DI KELAS IV SDN 36 KOTA SELATAN JURNAL Oleh SINTIA SOANGO NIM. 151 411 183 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF MELALUI PERMAINAN MENGURAIKAN KATA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM. Pebriani.

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF MELALUI PERMAINAN MENGURAIKAN KATA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM. Pebriani. PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF MELALUI PERMAINAN MENGURAIKAN KATA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM 1 Pebriani Abstrak Kemampuan Anak Mengenal huruf masih rendah. Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

PERANAN GURU DALAM MENGENALKAN KONSEP ANGKA 1 20 PADA ANAK KELOMPOK B PAUD NURHIDAYATULLAH DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

PERANAN GURU DALAM MENGENALKAN KONSEP ANGKA 1 20 PADA ANAK KELOMPOK B PAUD NURHIDAYATULLAH DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO PERANAN GURU DALAM MENGENALKAN KONSEP ANGKA 1 20 PADA ANAK KELOMPOK B PAUD NURHIDAYATULLAH DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO Tina_gobel@ymail.com Tina Gobel, Samsiar RivaI, Samsiah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati lansung oleh pihak luar

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati lansung oleh pihak luar BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Pengertian Perilaku Mengajar Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati lansung oleh pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHAN. masih monoton yaitu menggunakan metode ceramah atau metode

BAB I PENDAHULUHAN. masih monoton yaitu menggunakan metode ceramah atau metode BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan pelaksana pembelajaran siswa di kelas. Berhasil tidaknya suatu pembelajaran tersebut, salah satunya dipengaruhi oleh pemilihan metode pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Taman Kanak-Kanak Kartini. TK ini terletak di Desa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Taman Kanak-Kanak Kartini. TK ini terletak di Desa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Taman Kanak-Kanak Kartini. TK ini terletak di Desa Biyonga Kecamatan Limboto. Dipilihnya TK Kartini Kecamatan Limboto Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. Pendidikan anak

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. Pendidikan anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. Pendidikan anak

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP Kediri OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP Kediri OLEH : MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELUKIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PASIR WARNA PADA ANAK KELOMPOK A TK. DHARMA WANITA KLANDERAN I KECAMATAN PLOSOKLATEN KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal pokok yang dapat menunjang kecerdasan serta keterampilan anak dalam mengembangkan kemampuannya. Pendidikan merupakan sarana yang paling tepat

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS Oleh : Nining Sriningsih, M.Pd NIP. 197912112006042001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Alasan Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dilihat dari kedudukan usia dini bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan satu kesatuan jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ane Fitriani, 2015 Upaya pengelola dalam meningkatkan manajemen mutu PAUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ane Fitriani, 2015 Upaya pengelola dalam meningkatkan manajemen mutu PAUD 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah suatu upaya untuk membantu memanusiakan manusia Ahmad Tafsir (dalam Suyadi 2011, hlm.6) Artinya, melalui proses pendidikan diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, maupun bangsa dan Negara. Maju-mundurnya suatu bangsa banyak

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, maupun bangsa dan Negara. Maju-mundurnya suatu bangsa banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. implementasi pembelajaran Beyond Center and Circle Time (BCCT) di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. implementasi pembelajaran Beyond Center and Circle Time (BCCT) di BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan atas rumusan masalah dan hasil penelitian mengenai implementasi pembelajaran Beyond Center and Circle Time (BCCT) di KB SCA Karanganyar yang meliputi:

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS SUMINAH Dosen KSDP Universitas Negeri Malang E-mail: suminahpp3@yahoo.co.id Abstrak: Model pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk mewujudkan cita-cita pembangunan nasional. Untuk mewujudkannya pemerintah mengupayakan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa sentralisasi segala sesuatu seperti: bangunan sekolah, kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. masa sentralisasi segala sesuatu seperti: bangunan sekolah, kurikulum, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di masa desentralisasi berbeda dengan sentralisasi. Pada masa sentralisasi segala sesuatu seperti: bangunan sekolah, kurikulum, jumlah siswa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam mengelola, mencetak dan meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan berwawasan yang diharapkan mampu untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan fitrah atau wilayah manusia yang dijadikan tugas untuk memikirkannya secara terus menerus dan mampu memahami, menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Standar Nasional Pendidikan dijadikan acuan dalam pengembangan mutu pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan manusia sejak dari kelahirannya terus mengalami perubahan-perubahan, baik secara fisik maupun psikologis. Manusia yang merupakan makhluk hidup dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan

Lebih terperinci

HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS

HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS Oleh : Nining Sriningsih, M.Pd NIP. 197912112006042001 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk membantu memanusiakan manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari nilai kemanusiaannya. Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia, sehingga dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang utuh. Pendidikan memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah suatu usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik menyangkut aspek ruhaniyah dan jasmaniyah. 2 Keberhasilan proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru di Taman Kanak-kanak (TK) yang ada di

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL PEMBELAJARAN BCCT

KAJIAN MODEL PEMBELAJARAN BCCT DAFTAR ISI Hal PENGESAHAN PERNYATAAN i KATA-KATA MUTIARA... ii ABSTRAK iii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH v DAFTAR ISI. viii DAFTAR TABEL xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah. 1

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD FKIP UNP Kediri

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD FKIP UNP Kediri MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBEDAKAN BENTUK GEOMETRI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK NEGERI PEMBINA KABUPATEN BLITAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang akan memberikan kontribusi sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi setiap Negara. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-3 di dunia, memiliki

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN 1 PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok yang diperlukan bagi setiap manusia dalam memperoleh ilmu dan wawasan. Pendidikan

Lebih terperinci

KREATIVITAS GURU KETRAMPILAN DALAM MENGATASI KETERBATASAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN

KREATIVITAS GURU KETRAMPILAN DALAM MENGATASI KETERBATASAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN KREATIVITAS GURU KETRAMPILAN DALAM MENGATASI KETERBATASAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN Abstrak Tujuan dari penelitian adalah mengungkapkan: 1) Sarana Prasarana pelajaran ketrampilan,2) kondisi alat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Pendidikan juga

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 4 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO. Oleh LIAN UMAR NIM.

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 4 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO. Oleh LIAN UMAR NIM. LEMBAR PENGESAHAN JURNAL KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 4 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO Oleh LIAN UMAR NIM. 151 410 088 Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. H. Abd Haris PanaI,

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI KOTA BANDUNG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI KOTA BANDUNG 1 Syaifullah Syam, 2 Yadi Ruyadi, 3 Lisda Apriyani 1 Dosen Prodi Pendidikan Sosiologi FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia 2 Dosen Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah penerus bangsa. Dalam perkembangannya, sangat diperlukan perhatian yang ekstra guna memperoleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN Sustri Fatmawati Abstrak Kemampuan sains anak di TK Harapan Bunda Kabupaten Solok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam proses pendidikan, di mana tugas seorang guru bukan hanya memberikan transfer ilmu dan seperangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah: Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar kekuatan spiritual keagamaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usia dini sering disebut sebagai the golden ageatau usia emas. Berbagai hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. usia dini sering disebut sebagai the golden ageatau usia emas. Berbagai hasil BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang berpotensi dalamkecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang, sehingga usia dini sering disebut sebagai

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH Oleh YULIA SARI NIM :2007/88541 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Muhammad Zaenudin As, 2016 UPI Kampus Serang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Muhammad Zaenudin As, 2016 UPI Kampus Serang 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI ABSTRAK Kemampuan motorik kasar anak masih rendah. Penelitian bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Selain itu, pendidikan merupakan bagian integral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kreativitas adalah sebuah karya yang harmonis dalam pembelajaran yang berdasarkan tiga aspek cipta, rasa dan karsa yang akan menghasilkan sesuatu yang baru agar dapat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional di bidang pendidikan menitikberatkan pada perluasan kesempatan belajar dan peningkatan mutu setiap jenis dan jenjang pendidikan, termasuk

Lebih terperinci

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEPEDULIAN SOSIAL PADA ANAK KELOMPOK B DI TK YINANGGATA KECAMATAN SUWAWA TENGAH JURNAL OLEH JURNIATY LAMUSU

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEPEDULIAN SOSIAL PADA ANAK KELOMPOK B DI TK YINANGGATA KECAMATAN SUWAWA TENGAH JURNAL OLEH JURNIATY LAMUSU PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEPEDULIAN SOSIAL PADA ANAK KELOMPOK B DI TK YINANGGATA KECAMATAN SUWAWA TENGAH JURNAL OLEH JURNIATY LAMUSU NIM : 153 410 045 UNIVERSITAS NEGRI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Alamiah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Alamiah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan dari pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang berakhlak mulia,kreatif, mandiri, berilmu, demokratis, bertanggung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dari pembelajaran. penting dalam membangun kompetensi peserta didik.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dari pembelajaran. penting dalam membangun kompetensi peserta didik. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dari pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia pendidikan diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik agar bisa berperan menampilkan keunggulan potensi yang dimilikinya, yang kreatif, mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia taman kanak-kanak adalah anak pada usia rentang 5-6 tahun atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia taman kanak-kanak adalah anak pada usia rentang 5-6 tahun atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia taman kanak-kanak adalah anak pada usia rentang 5-6 tahun atau usia prasekolah yang merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM Eka Guswarni Abstrak Kemampuan membaca awal anak masih rendah. Peningkatan kemampuan bahasa

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI MEDIA KARTU ANGKA DAN KARTU BERGAMBAR PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA III POJOK KECAMATAN CAMPURDARAT

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI MEDIA KARTU ANGKA DAN KARTU BERGAMBAR PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA III POJOK KECAMATAN CAMPURDARAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI MEDIA KARTU ANGKA DAN KARTU BERGAMBAR PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA III POJOK KECAMATAN CAMPURDARAT JURNAL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. keterampilan dalam bekerja. Peningkatan profesionalisme guru atau

II. KAJIAN PUSTAKA. keterampilan dalam bekerja. Peningkatan profesionalisme guru atau 9 II. KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalisme Guru Profesional adalah seseorang yang memiliki keahlian, pengetahuan dan keterampilan dalam bekerja. Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik PAUD adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resti Lestari Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resti Lestari Dewi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Melalui pendidikan yang berkualitas diharapkan akan mampu memberikan dan memfasilitasi bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dipublikasikannya hasil-hasil riset mutakhir di bidang neuroscience dan psikologi, fenomena Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan keniscayaan. Pasalnya, perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala holistic-kontekstual melalui

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala holistic-kontekstual melalui BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala holistic-kontekstual melalui pengumpulan data data dari latar alami dengan memanfaatkan nara sumber

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO

DESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO 1 DESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO NURNANINGSIH AHMAD Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian harus mendasarkan diri pada prinsip-prinsip dasar berpikir ilmiah, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian harus mendasarkan diri pada prinsip-prinsip dasar berpikir ilmiah, yaitu BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah. Pemecahan dilakukan dengan menganalisis data yang terkumpul. Proses penelitian harus mendasarkan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) yang dikeluarkan oleh Pendidikan Nasional pada bab pendahuluan, mempunyai visi mewujudkan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tidak seorang pun yang dilahirkan di dunia ini tiba-tiba langsung

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tidak seorang pun yang dilahirkan di dunia ini tiba-tiba langsung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi diri manusia. Tidak seorang pun yang dilahirkan di dunia ini tiba-tiba langsung pandai dan terampil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan memegang peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan memegang peranan yang penting. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan memegang peranan yang penting. Oleh karena itu pendidikan di Indonesia mendapat perhatian utama, untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan (golden age), sekaligus dalam tahapan kehidupan manusia yang anak menentukan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembelajaran untuk menunjang kelancaran jalannya

Lebih terperinci

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI Rifka Gayatri 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penulisan ini adalah adakah peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang diharapkan, harus

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL Artikel yang berjudul Implementasi Kompetensi Supervisi Akademik Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Kabupaten Banggai Kepulauan Oleh Ida Roswita R. Sapukal Pembimbing I Pembimbing

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG BINATANG DI KELOMPOK B TK PERTIWI I KALIANYAR KECAMATAN NGRONGGOT KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan standar perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Pendidikan

Lebih terperinci