BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. wilayah Kecamatan Ngabang. Desa Hilir Tengah merupakan gabungan dari dua

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. wilayah Kecamatan Ngabang. Desa Hilir Tengah merupakan gabungan dari dua"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kondisi Desa Hilir Tengah 1. Letak Geografis Desa Hilir Tengah adalah merupakan satu desa yang termasuk dalam bagian wilayah Kecamatan Ngabang. Desa Hilir Tengah merupakan gabungan dari dua Desa yaitu Desa Hilir Tengah dan Desa Pulau Bendu, kemudian kedua Desa tersebut digabung menjadi satu dan diberi nama Desa Hilir Tengah. Desa Hilir Tengah Kecamatan Ngabang merupakan salah satu Desa yang berada di wilayah Kabupaten Landak Propinsi Kalimantan Barat yang mempunyai perbatasan wilayah dengan desa adalah sebagai berikut: Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat Desa Ambarang dan Desa Raja Desa Tebedak Desa Hilir Kantor Desa Amboyo Utara Desa Hilir Tengah merupakan Desa yang terletak di dalam ibukota Kecamatan, jarak antara ibu kota Kecamatan dengan Desa Hilir Tengah ± 1 KM. Desa Hilir Tengah mempunyai luas wilayah Desa : 98,9 km², terdiri atas 3 Dusun, 27 RT dan 8 RW. Setelah mengalami penggabungan Desa, Desa Hilir Tengah kemudian terbagi menjadi 3 (tiga) Dusun yaitu: a) Dusun Hilir Tengah 1 b) Dusun Hilir Tengah II c) Dusun Pulau Bendu 23

2 Desa Hilir Tengah yang berada di Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak Propinsi Kalimantan Barat, dan berdasarkan hasil pemetaan terletak pada koordinasi 109º55 37 BT sampai 109º58 51 BT dan antara 00º21 35 LU sampai 00º23 49 LU. Pada umumnya keadaan alam Desa Hilir Tengah sama dengan keadaan alam yang terjadi di Kecamatan Ngabang, yaitu keadaan beriklim tropis. Curah hujan yang sedang, tetapi pada saat bulan-bulan tertentu curah hujan yang terjadi cukup tinggi dan ditambah lagi terdapat sungai Landak yang membelah daratan Desa Hilir Tengah yang sewaktu musim hujan sehingga mengakibatkan ada sebagian dusun yang mengalami banjir. Meskipun keadaannya tidak terlalu parah, tetapi keadaan ini sangat menggangu aktivitas masyarakat. 2. Kependudukan Desa Hilir Tengah adalah salah satu desa yang terletak tepat di ibukota Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak. Dari letak geografis inilah yang membuat jumlah penduduk Desa Hilir Tengah cukup padat dibandingkan dari desa lainnya dan juga sarana prasarana yang cukup memadai di desa tersebut. Berikut adalah uraian kependudukan Desa Hilir Tengah berdasarkan sumber daya manusia meliputi: struktur jumlah penduduk, sarana prasarana keagamaan, dan struktur penduduk berdasarkan pendidikan. 24

3 a. Data jumlah penduduk Desa Hilir Tengah pada tahun 2012 adalah 5742 jiwa yang terdiri dari 1627 Kepala Keluarga. Tabel 1 Jumlah Penduduk Desa Hilir Tengah Dusun Hilir Tengah 1 Dusun Hilir Tengah II Dusun Pulau Bendu Jumlah Penduduk Desa Hilir Tengah Laki laki 137 Laki laki 876 Laki laki 1731 Laki laki = 3565 Perempuan = 2177 Perempuan 185 Perempuan 985 Perempuan 1855 Jumlah total penduduk = 5742 jiwa. Jumlah KK 165 Jumlah KK 519 Jumlah KK 943 Jumlah total KK = 1627 KK (Sumber Arsip Desa Hilir Tengah) Dapat disimpulkan dari data di atas bahwa penduduk Desa Hilir Tengah yang terdiri dari tiga dusun yaitu Dusun Hilir Tengah 1, Dusun Hilir Tengah 2 dan Dusun Pulau Bendu yang terdiri laki-laki dengan jumlah 3565dan penduduk perempuan dengan jumlah Jadi penduduk di Desa Hilir Tengah lebih didominasi oleh banyaknya jumlah penduduk laki-laki dibandingkan dengan perempuan di desa tersebut yang terdiri dari 1627 Kepala Keluarga dengan jumlah total penduduk 5742 jiwa. 25

4 b. Sarana dan prasarana keagamaan di Desa Hilir Tengah dibawah ini: Tabel 2 Sarana Prasarana Keagamaan NO Nama Bangunan Jumlah 1 Masjid 3 2 Mushola 6 3 Gereja Protestan 3 4 Klenteng 1 (Sumber Arsip Desa Hilir Tengah) Dari data di atas bahwa jumlah penduduk Desa Hilir Tengah mayoritas memeluk agama Islam. Hal ini dikarenakan penduduk Desa Hilir Tengah mayoritas suku Melayu, dan ditambah lagi letak Desa Hilir Tengah yang tidak jauh dengan wilayah keraton Landak. Desa Hilir Tengah juga terdapat beberapa Gereja tempat peribadatan orang Kristiani dan juga di Desa Hilir Tengah terdapat satu buah Klenteng tempat persembayangan etnis Tionghoa. c. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Hilir Tengah. Tabel 3 Presentase kependudukan berdasarkan Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 Sekolah Dasar 15% 2 SMP 30% 3 SMA 55% 4 Perguruan Tinggi 10% (Sumber Arsip Desa Hilir Tengah) Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang ada di desa Hilir Tengah dari tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat Perguruan Tinggi. Untuk tamatan Sekolah Dasar yang cukup kecil dengan presentase hanya 15%, 26

5 tingkat SMP 30%, tingkat SMA 55% dan tingkat perguruan tinggi 10%. Jadi untuk tingkat pendidikan di Desa Hilir Tengah untuk tingkat pendidikan Sekolah Menegah Atas cukup tinggi dengan presentase 55%, sedangkan untuk lulusan Sarjana masih sangat minim dengan 10%. 3. Sistem Kepercayaan atau Religi Sikap religius orang Dayak bukan pengabdian kepada Tuhan Yang Esa, melainkan pengabdian kepada suatu pantak yang terdiri dari banyak sekali roh nenek moyang yang ajaib. Penggunan istilah animisme bagi orang Dayak sungguh merupakan suatu diskriminasi yang tidak diperbolehkan ada dalam negara yang berasaskan Pancasila. Namun dalam banyak statistik dan karangan kita banyak menemukan istilah yang diskriminatif itu. Masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah dengan penggunaan istilah agama Khariangan, supaya mereka dihormati sebagai keyakinan mereka sebagai agama (Mikhail Coomans, 1987 : 85-87). Masyarakat Dayak mempunyai pengertian tersendiri tentang ketuhanan yaitu Jubata, namun bukan dalam arti agama Yahudi, Kristen dan Islam. Orang Dayak sungguh beragama, namun kepercayaannya terbatas pada lingkungan sukunya sendiri, berhubung dengan ikatan esensial terhadap nenek moyangnya. Menurut Koentjaraningrat agama adalah semua sistem religi yang secara resmi diakui oleh negara kita. Sedangkan religi merupakan bagian dari kebudayaan (Koentjaraningrat, 1974;144). Bagi orang Dayak, makna hidup tidak terletak dalam kesejahteraan, realistis, atau objektivitas seperti yang dipahami oleh manusia modern, tetapi dalam keseimbangan kosmos. Kehidupan itu baik apabila kosmos tetap berada 27

6 dalam keseimbangan dan keserasian. Setiap bagian dari kosmos itu, termasuk manusia dan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban memelihara keseimbangan semesta (Paulus Florus,1994:15). Pada jaman dahulu masyarakat Dayak percaya kepada makhluk halus, seperti orang gaib, orang limonan atau hantu-hantu penunggu kampung. Mereka tinggal di tempat yang dianggap keramat seperti, panyugu, lembah-lembah yang dalam batu besar serta pohon-pohon besar. Sistem kepercayaan atau agama bagi kelompok etnik Dayak hampir tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya itu dengan etnisitas dalam masyarakat Dayak. Kompleksnya sistem kepercayaan orang Dayak ditandai juga oleh kemampuan mereka menyerap beberapa unsur keagamaan atau kepercayaan dari luar, seperti pengaruh Cina dalam penggunaan barang-barang seperti keramik, mangkok dan tempayan yang dianggap memiliki kekuatan magis dan dapat mendatangkan keberuntungan, maupun penggunaan berbagai macam dekorasi naga yang melambangkan secara mitologis Tuhan tertinggi yang satu sebagai penguasa dunia (Paulus Florus, 1994:22-23). Dalam pengertian ketuhanan, penilaian yang salah terhadap keyakinan orang Dayak bukan saja berdasarkan pada prasangka, tetapi sering juga pada observasi atau survai yang kurang teliti dan kurang dalam. Hal itu terjadi juga dalam penilaian ketuhanan. Sumber pengetahuan adalah mitos-mitos dan doa-doa dari upacara ibadat. Orang Bahu dan orang Kayan sendiri mengatakan bahwa Tamai Tingai adalah Dewa yang tertinggi, tetapi karena tidak ada ibadah khusus kepada Tamai Tingai, timbul tanggapan bahwa karena pengaruh dari gagasan 28

7 ketuhanan dalam agama Islam mereka menekankan peran dan kekuasaan satu Dewa tertentu (Mikhail Coomans, 1987 : 87). 4. Asal Usul Suku Dayak Mengenai asal mula suku Dayak terdapat beberapa pendapat simpangsiur, yang sulit dibuktikan. Namun yang pasti adalah bahwa semua suku bangsa Dayak termasuk pada kelompok-kelompok yang berimigrasi secara besarbesaran dari daratan Asia. Suku bangsa Dayak merupakan keturunan dari para imigran yang berasal dari wilayah yang kini disebut Yunnan di Cina Selatan. Dari tempat itulah kelompok-kelompok kecil mengembara dan sebagian masuk ke pulau Kalimantan. Perpindahan ini agaknya tidak begitu sulit, karena pada zaman glasial (zaman es) permukaan sangat turun atau susut, sehingga dengan perahu-perahu kecil sekalipun mereka dapat menyeberangi perairan yang memisahkan pulaupulau ini. Kelompok-kelompok yang pertama masuk wilayah Kalimantan ialah kelompok Negrid dan Weddid, yang sekarang sudah tidak ada lagi. Kemudian disusul kelompok yang lebih besar yang disebut proto-melayu. Perpindahan mereka ini mungkin berlangsung selama seribu tahun dan terjadi antara tahun 3000 SM-1500 SM. Kelompok-kelompok yang pindah dari daratan Asia ke Kalimantan memilih waktu dan jalan yang berbeda-beda (Mikhail Coomans, 1987 : 3). Kata Dayak berasal dari kata Daya yang artinya hulu, untuk menyebutkan masyarakat yang tinggal di pedalaman atau perhuluan Kalimantan umumnya dan Kalimantan Barat. Ada berbagai pendapat tentang asal-usul orang Dayak, tetapi 29

8 saat ini belum ada yang betul-betul memuaskan. Namun, pendapat yang diterima umum menyatakan bahawa orang Dayak ialah salah satu kelompok asli terbesar dan tertua yang mendiami pulau Kalimantan (Stepanus Djuweng, 2010: 4). Orang Dayak berdasarkan tradisi lisan yang dituturkan secara turuntemurun oleh mereka memiliki teori sendiri tentang asal-usul mereka, yang bervariasi dari sub suku satu dengan sub suku lainnya. Menurut sub suku Dayak simpang di kabupaten Ketapang, manusia pertama diciptakan oleh Nek Duwata (Jubata dalam bahasa kanayatn yang berarti Tuhan) bersamaan dengan terciptanya dunia dulu mereka sudah mendiami pulau Borneo sejak dunia diciptakan. Mengenai asal-usul kata Dayak, juga sama kaburnya. Orang Dayak pada mulanya tidak mengidentifikasi diri mereka sebagai Dayak, seperti halnya orang Indian di Amerika yang memiliki nama masing-masing (Stepanus Djuweng, 2010: 5) 5. Pelayanan Medis dan Cara Pengobatan Tradisional Suku Dayak a) Pelayanan Medis Pada dasawarsa yang terakhir ini pelayanaan medis di pedalaman juga maju, walaupun masih jauh dari cukup. Pelayanan medis dan pengobatan modern juga mempengaruhi kehidupan tradisional. Dalam masa lampau orang Dayak sesuai dengan kepercayaannya mengalami bahwa hidupnya tergantung dari sesuatu yang lain. Ia yakin bahwa dirinya dapat hidup dalam hubungannya dengan dunia ilahi. Oleh karena itu ia berdoa membawa persembahaan, menyelenggarakan upacara lain, dan memperhatikan serta 30

9 mantaati tabu-tabu, agar dengan jalan demikian itu ia akan memperoleh keselamatannya, termasuk hidup yang sehat (Mikhail Coomans, 1987 : 145). b) Cara Pengobatan Tradisional Orang Dayak mengenal obat tradisional yang kadang-kadang sangat efektif. Obat itu dibuat dari daun dan akar pohon tertentu. Tetapi kalau obat itu tidak membawa efek yang diharapkan, maka tinggal saja mengadakan upacara Belian (upacara pengobatan tradisional). Dalam pengobatan tradisional mengenal tiga cara, yaitu: 1. Cara rasional : obat yang dibuat dari daun dan akar yang efeknya diketahui dari pengalaman berabad-abad lamanya. 2. Cara irasional : usaha penyembuhan lewat upacara Belian untuk menetralisir intensitas tertentu dari dunia ilahi. 3. Cara campuran : cara rasional dicampur dengan cara irasional. Karena adanya pengobatan rasional dalam tradisi adat, maka orang Dayak mudah saja menerima pengobatan irasional modern dari ilmu kedokteran. Tetapi terkaitnya pemikiran kritis pada pemikiran mitologis, menyebabkan bahwa sampai sekarang ini, keadaan sakit dialami sebagai gangguan atau hukuman dari dunia ilahi. Sampai sekarang ini masih terdapat jurang pemisah antara pengetahuan modern dan pengobatan tradisional (Mikhail Coomans, 1987 :147). 31

10 B. Sejarah Pengobatan Adat Babore Dayak Kanayatn Bagi suku Dayak yang berada di pedalaman Kalimantan, penyakit beserta pengobatannya, sangat erat kaitannya dengan alam religius mereka tentang ajaran Kaharingan. Masyarakat Dayak cenderung melihat penyebab dari suatu penyakit dengan cara metafisik. Suku Dayak mempercayai dengan menggunakan adat seperti adat Babore bisa menyembuhkan mereka dari sakitnya. Masyarakat Dayak biasanya menggunakan ritual tertentu yang dipimpin oleh seorang Balian (pemimpin upacara adat atau dukun) dalam pengobatan suatu penyakit. Bagi orang Dayak keberadaan adat Babore sebagai sarana pengobatan tradisional. Adat Babore ini mereka kenal sudah turun-temurun atau warisan yang ada sejak zaman nenek moyang mereka. Seorang pelaksana adat Babore adalah seorang yang bertugas sebagai mediator dan komunikator antara manusia dengan makhluk lain yang keberadaannya tidak terlihat secara kasat mata (Wawancara dengan Bapak Sugio : 26 Agustus 2013). Upacara adat Babore menduduki tempat yang penting dalam kebudayaan Dayak khususnya dalam pengobatan tradisional. Masyarakat Dayak percaya bahwa orang yang memimpin upacara adat Babore memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh setiap orang, karena adat Babore mampu mengobati penyakit terutama penyakit-penyakit yang mereka percaya disebabkan oleh mahluk halus. Dalam pengobatan adat Babore terbagi menjadi 2 macam, yaitu Babore Masak dan Babore Manta. Hal yang membedakan dalam pengobatan tersebut tampak dari penggunaan manok (ayam). Kalau Babore Masak yaitu ayam yang digunakan sudah direbus setengah matang terlebih dahulu sebelum dimulai prosesi adat. 32

11 Sedangkan Babore Manta ayam yang digunakan masih dalam keadaan hidup untuk prosesi adat. Dalam penggunaan adat Babore, baik itu Babore Masak dan Babore Manta biasanya digabung menjadi satu prosesi dalam pengobatan. Hal ini tergantung juga dengan Dukun yang memimpin adat, karena setiap Dukun memiliki ciri khas masing-masing dalam melakukan pengobatan (Wawancara kepada Bapak Ambay : 20 Agustus 2013). C. Upacara Adat Suku Dayak Kanayatn Upacara dalam masyarakat Dayak Kanayatn tidak dapat dipisahkan dari sistem kepercayaan dan religi. Perwujudannya direalisasikan melalui berbagai ritus atau upacara ritual, agar mereka memperoleh pertolongan roh gaib, roh para leluhur, dan Jubata (Tuhan). Upacara dalam konsep kepercayaan seperti itu dimaksudkan sebagai pembuktian keyakinan terhadap Jubata sekaligus pemantapannya. Berikut upacara yang berkaitan dengan keselamatan: 1) Upacara Adat Nyangahatn Upacara Nyangahatn adalah upacara sembayang atau berdoa menurut agama asli orang Dayak Kanayatn. Tujuannya untuk mengucapkan syukur, memohon bimbingan dan perlindungan atau pemberitahuan kepada Jubata terhadap suatu kegiatan dalam bekerja. Upacara ini dipimpin oleh seorang Imam Panyangahatn atau seorang tokoh adat. Nyangahatn biasanya dilakukan sebelum melakukan sesuatu atau pada awal melakukan suatu upacara agar selamat dan terhindar dari gangguan makhluk halus. Nyangahatn juga digunakan untuk memanggil makhluk halus yang akan dimintai bantuannya dalam ritual pengobatan tradisional, seperti 33

12 pengobatan dalam upacara adat Babore (Wawancara dengan Bapak Ambay: 20 Agustus 2013). Nyangahatn juga merupakan inti kegiatan ritual dalam masyarakat Dayak Kanayatn. Pada intinya isi doa tergantung pada wujudnya, di lain waktu tata kelakuan dan tata krama masyarakat menjadi acuan dalam susunan nyangahatn (doa). Misalnya pernyataan tobat (mohon pengampunan Jubata), muang sangar dosa (membuang dosa), berbeda dengan doa nyaru Jubata ngaranto (memanggil Jubata) atau doa-doa lainnya. Jubata merupakan sebutan Tuhan untuk orang Dayak Kanayatn (Mikhail Coomans, 1987 : 147). 2) Upacara Adat Totokng Upacara Totokng, yaitu upacara penghormatan kepada kepala kayau (kepala hasil mengayau) agar jangan sampai terkena kutuk kepala tersebut. Upacara ini dapat pula dikatakan untuk membuang sangar (dosa) atas kesalahan yang dilakukan saat mengayau (memotong kepala) zaman dahulu. Adat Totokng ini biasanya dilakukan oleh keluarga yang masih mempunyai turunan untuk menjaga kepala hasil kayau, dan keluarga pun harus melaksanakan adat Totokng tersebut supaya terhindar dari kesialan dan malapetaka. Upacara adat Totokng untuk penerimaan dan pemeliharaan kepala manusia hasil ngayau, dan upacara ini sekarang sebagai peringatan seperti Gawai (pesta adat) yang biasanya berlangsung selama 7 hari 7 malam. Upacara ini biasanya dipimpin oleh seorang yang sangat mengetahui mengenai adat Totokng (Wawancara kepada Bapak Petrus : 28 Agustus 2013). 34

13 D. Pengobatan Tradisional Suku Dayak Kanayatn Tradisi adat pengobatan dimasyarakat Dayak Kanayatn ini sudah lama dilakukan dan sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Dayak, didalam upacara adat pengobatan tradisional suku Dayak memiliki beberapa macam atau cara pengobatan, yaitu: 1. Adat Babore Adat Babore adalah sebagai sarana dalam pengobatan tradisional, dan sebagai upacara penyembuhan dari keluarga atau kampokng (kampung) yang mengalami sakit. Pengobatan adat Babore ini menggunakan beberapa ekor ayam untuk keperluan dukun dalam mengobati pasien. Berikut adalah alat dan bahan yang biasanya digunakan dalam adat Babore: manok (ayam) sesuai dengan keperluan dukun, darah ayam, tumpi (cucur),pigo (perlengkapan Dukun), poe (terbuat dari beras ketan) yang keduanya merupakan makanan khas suku Dayak, pabayo (tempat penyembahan), mata palantaratn (seperti koin/uang, telur, jarum), lilin merah, batu Dukun, tujuh macam bunga, mayang pinang (pucuk pinang muda), ai katongkor (air dalam tempayan), ai tujuh sunge (air yang berasal dari tujuh sungai yang berbeda), nasi tujuh macam tumpang (nasi yang diberi warna), lato barateh (padi yang di goreng tanpa menggunakan minyak), lilin merah, ai untuk ba jampi (air jampian), karimabo dan rinyuakng (bahan penjampian), baliungk (terbuat dari besi), ceper (tempat sesajian) pambaraan (bara api), parapuh topokng (terdiri dari daun sirih, kapur sirih dan pinang) dan tumpang (terbuat dari daun kelapa). Di dalam adat Babore juga dikenal dengan mengambil sumangat (semangat). 35

14 Kalau sumangatnya lalakng (hilang) maka diperlukan alat dan bahan dalam pengobatan seperti: ceper (tempat menaruh perlengkapan adat), tumpi (cucur), poe (terbuat dari beras ketan), manok (ayam), baliungk (besi), mangkok (mangkuk), lilin merah, semua itu diletakan di dalam ceper (tempat perlengkapan adat (Wawancara dengan Bapak Ambay: 20 Agustus 2013). 2. Adat Balenggang Balenggang atau Lenggang adalah suatu upacara atau usaha penyembuhan seseorang atau keluarga dari penyakit. Adat Balenggang merupakan ritual perdukunan tradisi Dayak Kanayatn yang bersifat magis dan mendapat pengaruh budaya Melayu dan Cina. Tujuan upacara ini biasanya menyesuaikan niat orang atau keluarga yang melaksanakan upacara tersebut. Dalam pelaksanaan adat Balenggang biasanya dilakukan selama dua hari satu malam dan biasanya penyakit yang sudah parah menggunakan adat ini. Berikut bahan dan alat peraga yang digunakan dalam adat Balenggang: poe (dari beras ketan) cucur (tumpi), nanas, rangakang (tempat sesajian), Kaikng putih, itapm (kain puti dan hitam), mayang pinang (pucuk pinang muda), akar kulit pisang. Manok (ayam) (sesuai dengan keperluan ), pambaraan (bara), tujuh macam nasi, lilin merah, talo (telur), lato barateh (padi yang digoreng tanpa menggunakan minyak), parapuh topokng (terdiri dari daun sirih, kapur sirih dan pinang), caramin (cermin kaca), sisir, poe tujuh roas batakng taman (beras ketan yang dimasak di dalam bambu dengan jumlah 7 buah), iso (pisau), 12 nasi, semua bahan tersebut diletakan di depan rumah (Wawancara kepada Bapak Agustinus : 26 Agustus 2013). 36

15 3. Adat Badendo Badendo adalah suatu upacara penyembuhan penyakit yang tidak terlalu parah yang dilakukan berdasarkan kesepakatan keluarga. Berikut adalah bahan dan alat yang digunakan dalam pengobatan adat Badendo: Gong, manok (ayam) jumlahnya tergantung dukun yang memimpin adat, darah ayam, tankin (senjata dukun yang biasa digunakan dalam pengobatan), Penyampang (orang yang membantu dukun), tumpi (cucur), poe (terbuat dari beras ketan), lilin merah, cermin, lato barateh (padi yang digoreng tanpa menggunakan minyak), ceper (tempat menaruh perlengkapan adat), talo (telur), koin atau uang, beras pulut, dan mayang pinang (kelopak pinang muda) (Wawancara kepada Bapak Suro 28 Agustus 2013). 4. Adat Babuis Babuis adalah suatu upacara adat menyembuhkan orang dari penyaki, dimana dalam pengobatan adat Babuis dilakukan ditempat dimana seseorang tersebut mendapatkan penyakitnya. Tujuannya adalah supaya ditempat tersebut tidak lagi memakan korban yang lain dan untuk mohon pengampunan kepada setan yang dianggap menggangu korban dengan membawa persembahan dengan harapan agar penyakit yang diderita dapat diberi kesembuhan oleh setan tersebut atau oleh penunggu tempat tersebut. Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam adat Babuis: Satu ekor ayam jantan merah kurang lebih 1 kg, tumpi (cucur), poe (terbuat dari beras ketan), bontokng (makanan yang dibungkus dari daun), botol, paku, telur 1 buah, timpurukng (tempurung), kapur sirih, karake (daun sirih), labu, altar, (tempat sesajian). Dalam pengobatan adat Babuis biasanya menggunakan 37

16 tempayan dan jika tidak ada tempayan biasanya menggunakan labu. Pada dasarnya barang-barang tersebut diatas diadakan sebagai pembayar atau penukar kesalahan. Babuis setelah diadakan di luar rumah dan tidak jarang pula diadakan ditempat dimana dia mendapat awal penyakitnya yang disesuaikan dengan tanungan. Selesai Babuis, segala sesuatu perlengkapan dan sajian tidak dibawa pulang kecuali sirih masak yang ada di atas buis. Sebelum naik ke rumah pasien, dukun harus menyampaikan ucapan ringakng (mantra). Setelah itu, sirih yang sudah masak dikunyah oleh dukun tersebut dan diludahkan kebelakang tangkok, kemudian dioleskan oleh dukun dibagian yang sakit (Wawancara kepada Bapak Hero : 28 Agustus 2013) 5. Adat Batitik Batitik adalah suatu upacara pengobatan tradisional oleh suku Dayak Kanayatn untuk mencari suatu titik penyakit. Dalam pengobatan adat Batitik biasanya seorang dukun menggunakan media batu dalam penyembuhan penyakit. Biasaya batu ditempelkan pada bagian yang sakit, dan dukun akan melihat penyakitnya dengan melihat ke cahaya lilin. Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam adat Batitik: 1 ekor manok (ayam), poe (terbuat dari beras ketan), tumpi (cucur), talo (telur), batu dukun dan bahan penjampian. Dalam pengobatan adat Batitik tidak menggunakan tankin, dan tidak memakai rangkang (tempat persembahan) (Wawancara kepada Bapak Agustinus : 26 Agustus 2013). 38

17 6. Adat Baliatn Baliatn adalah suatu upacara adat yang diyakini masyarakat Dayak secara turun-temurun yang dipakai atau digunakan untuk menyembuhkan orang sakit. Untuk perobatan biasanya satu malam atau dua malam sedangkan untuk bayar niat perobatannya selama tiga hari tiga malam. Alat yang dipergunakan: Gong, mayang pinang (pinang muda), uwa (dari tali tarap atau tali tingkalakng), ranjak (tampat alat-alat baliatn), tumpi (cucur), poe (terbuat dari beras ketan), babotn (babi), manok (ayam) sesuai permintaan dukun, talo (telur), bahan penjampian, palantaratn talu tingkat (tempat sesajian 3 tingkat) melihat waktunya atau pada keperluan). Dalam proses pelaksanaan adatnya setelah tiga hari tiga malam ada yang dinamakan basaru sumangat (ambil semangat). Basaru sumangat ini menggunakan manok seko (satu ekor ayam) dan parapuh topokng (terdiri dari daun sirih, kapur sirih dan pinang) (Wawancara kepada Bapak Sugio : 26 Agustus 2013). 7. Adat Batajok Sebelum makan atau minum tajok kalau patah tulang terlebih dulu diobati yang bagian luar. Pamabat patah tulang membuat bentuk dari pamali untuk membalut bagian yang patah seperti paha atau tangan. Jenis ramuan yang disediakan daukng tarok mamah dan daukng tarok budin, buah sare (serai), daukng tarok korongan merah, buah lahia merah (liak merah), daun tarok abuatn semua bahan tersebut harus ditumbuk halus sampai lumat atau hancur. Kemudian dicampur seko rega (anak ayam ) ditetek (dicincang) halus-halus di tuup di atas api dicampur semua ramuan diatas di bungkus dengan daun abuatn tiga lapis, 39

18 apabila sudah di dicampur arak dan babatan di bagian patah tulang. Babatan harus diganti satu kali sehari,tiga hari kemudian dilihat hasilnya memuaskan atau tidak. Selama masih diobati ada pantangannya tidak boleh makan: rebung, cabe dan keladi. Tajok yang diminum tergantung keahlian Tukang Tajok masingmasing dan tergantung jenis penyakit yang mau di Tajok (Wawancara kepada Bapak Suro : 26 Agustus 2013). 8. Adat Nyampunt Sukat Suatu upacara adat Nyampunt ukuran kemudian menurut paneleannan urakng pane (menurut orang pintar) penyakit yang biasanya disembukan adalah seperti: Pancah dongo (sering demam), tubuh kurus, bai aya aya (badan tidak mau besar), makatn sabul (tidak nafsu makan), hal ini diderita anak tanpa sebab yang jelas. Sebagai tenaga pelaksana, urakng pane atau dukun dengan alat dan bahan yang digunakan dalam perobatan: lato barateh (padi yang digoreng tanpa menggunakan minyak), manok seko (ayam satu ekor), bunga salaseh, sare (serai), dan parapuh topokng (terdiri dari daun sirih, kapur sirih dan pinang) (Wawancara dengan Bapak Agustinus : 26 Agustus 2013) 9.Adat Balilik Balilik adalah suatu upacara pengobatan tradisional yang bertujuan untuk menyembuhkan suatu penyakit yang telah dibuat orang. Dalam pengobtan adat Balilik menggunakan tujuh ekor ayam yang telah direbus, fungsinya untuk mengembalikan penyakit dari orang yang membuat sakit tersebut. Pengobatan adat Balilik dilakukan dengan sederhana, dikarnakan dalam adat Balilik tidak menggunakan alat seperti gong dan rangkang (tempat persembahan). Cara dalam 40

19 penyembuhan adat Balilik hanya menggunakan batu-batu dari dukun dan juga cara pengelihatan penyakitnya melalui batu dukun tersebut. Berikut alat dan bahan yang digunakan dalam adat Balilik seperti: 1 ekor manok (ayam), poe (terbuat dari beras ketan), tumpi (cucur), talo (telur), batu dukun dan bahan penjampian (Wawancara kepada Bapak Agustinus : 26 Agustus 2013). E. Prosesi Tradisi Upacara Adat Babore 1. Tahap pertama dalam upacara pengobatan Babore di teras rumah. Bahan-bahan seperti daun porang, daun mentawak, telur, beras, tumpang (terbuat dari daun kelapa), tempayan ditutup mangkuk, besi sebagai pangkaras dan tempurung kelapa yang berisi bara api yang fungsinya untuk membakar kemenyan. Semua bahan-bahan tersebut diletakan di atas tiga kayu yang disebut pabayo (tempat persembahan). Bilal (teman Dukun) membacakan mantra-mantra untuk memanggil roh-roh yang nantinya untuk mengetahui penyakit dan mengobati penyakit. Orang yang akan diobati duduk di sebelah Bilal dan Dukun yang memimpin adat. Sedangkan untuk warga dan tamu yang datang bisa berada di dalam rumah dan diteras rumah untuk duduk bersama melihat prosesi pengobatan adat Babore yang dilakukan oleh Dukun dan Bilal (orang yang membantu Dukun). Dalam prosesi ini di lakukan di teras rumah dan sang Dukun berteriak untuk memanggil Epe (kawan Dukun dari alam lain). Pada sesi ini menggunakan ayam yang masih hidup dan diakhiri dengan mengipaskan sayap ayam dengan tujuan membuang penyakit untuk penyembuhan. Selanjutnya dalam melakukan pengobatan, Dukun dan Bilal (teman Dukun) menaburkan beras kuning yang fungsinya untuk meminta keselamatan kepada sang Jubata (sebutan 41

20 Tuhan untuk orang Dayak). Setelah melakukan pembacaan mantra dan menaburkan beras kuning, ayam yang sudah disiapkan dipotong sebagai syarat pengobatan. Dari ayam tersebut, secara khusus dengan pembacaan mantra darah ayam lalu diambil dan kemudian Dukun mengolesi dahi orang yang akan diobati dengan darah ayam tersebut, dan juga orang-orang atau masyarakat setempat yang ikut hadir dalam pengobatan. Hal ini bertujuan untuk keselamatan semua orang yang ikut dalam acara pengobatan dan ayam yang sudah dipotong dibersihkan lalu direbus dengan setengah matang. 2. Tahap kedua dengan melihat rasi (pertanda) untuk pengobatan Dalam tahap kedua ini Dukun dan Bilal melakukan pengobatan dan selanjutnya Dukun memeriksa tumpang yang digantung di atas pintu rumah, yang bertujuan untuk melihat rasi (pertanda) baik atau buruknya dalam pengobatan yang dilakukan serta hal yang akan terjadi kepada yang akan diobati. Ayam yang sudah direbus setengah matang, lalu ditaruh di atas piring dan kemudian di dada ayam tersebut diletakan satu ruas lemang dan tumpi. Peralatan dan bahan yang digunakn sebelumnya untuk pengobatan dimasukan di dalam rumah, selanjutnya Dukun dan Bilal memulai proses pengobatan. Tahap ini Bilal mulai membacakan mantra mantra sambil membunyikan besi dengan cara memukulkan besi. Setelah Bilal selesai membacakan mantra-mantra, giliran sang Dukun yang melanjutkan membaca mantra-mantra dan Dukun tersebut memberikan makanan dan minuman kepada Epe (teman Dukun dari alam lain) yang akan dipanggil. Sambil membacakan mantra Bilal membakar kemenyan untuk memanggil Epe (teman Dukun). 42

21 3. Tahap ketiga dengan pemanggilan Epe dalam pengobatan Babore. Dalam pembacaan mantra-mantra dengan menggunakan bahasa Dayak kuno dan pembakaran kemenyan yang dilakukan untuk pemanggilan Epe oleh Dukun dan Bilal (teman Dukun). Setelah Epe (teman Dukun dari alam lain) dipanggil, sang Dukun menggangkat Tankin (senjata Dukun) untuk proses pengobatan,dan Dukun menumpangkan tangannya kepada yang akan diobati dan Dukun tersebut menari dengan mengitari sambil mengibaskan daun-daun yang telah di ikat menjadi satu dengan membacakan mantra-mantra untuk pengobatan. Setelah itu Dukun mengambil mayang pinang (pucuk pinang muda) yang telah dibungkus dengan kain putih, serta memukulkan mayang pinang tersebut ke segujur tubuh mulai dari kepala sampai kaki orang yang diobati. Proses selanjutnya mayang pinang dibuka oleh Dukun di atas kepala orang yang diobati dan mengambil penyakit yang telah masuk ke dalam tubuh. 4. Proses pengambilan penyakit Dalam tahap terakhir ini Dukun dan orang yang diobati berdiri di depan pintu sambil membelakangi dan Dukun menolak semua penyakit sambil membaca mantra-mantra dengan menggunakan bahasa Dayak kuno. Selanjutnya untuk orang yang diobati masuk ke dalam rumah dengan syarat tidak boleh menoleh ke belakang, sambil membawa satu ruas poe (lemang) dan Dukun melemparkan semua penyakitnya ke tanah, setelah orang yang diobati berada di dalam rumah. Alat dan bahan-bahan dalam perobatan dimasukan ke dalam rumah, kecuali alat dan bahan yang ada diatas pabayo. Setelah itu Bilal (teman Dukun) pun bapamang dan Dukun mulai masuk ke alam bawah sadarnya sambil memegang 43

22 tankin (senjata Dukun), Bilal menjelaskan maksud mereka memanggil Epe (teman Dukun dari alam lain) yang telah masuk ke dalam raga Dukun. Dari pemanggilan Epe tersebur sang Dukun yang telah masuk kealam bawah sadarnya mulai bertingkah yang aneh-aneh, dan setelah dijelaskan oleh Bilal maksud dan tujuannya, Dukun pun mulai mengambil batu peruam yang ada di dalam piring, dan Dukun mulai meminta bantuan dengan roh-roh yang lain untuk melakukan pengobatan. Dalam prosesi pengobatan, Dukun mulai mengigit bagian tubuh orang yang diobati dan Dukun mulai meminum darah ayam yang tersedia di dalam mangkuk tersebut. Selanjutnya bagian yang terakhir Dukun mulai mengambil baskom yang berisi air dan daun-daunan yang telah di ikat menjadi satu, serta mengibaskan keseluruh tubuh orang yang akan diobati untuk kedua kalinya. 5. Prosesi akhir dalam pengobatan Babore. Setelah pengobatan selesai Dukun melepaskan Epe (teman Dukun dari alam lain), setelah itu Dukun istirahat dan memberi tahu kepada keluarga yang diobati tentang pantangan yang tidak boleh dilakukan. Setelah tiga hari berlangsungnya pengobatan, pabayo dan alatnya serta tumpang dibuang ke sungai, kecuali tempayan, mangkuk dan besi yang tidak dibuang ke sungai (Wawancara kepada Bapak Ambay : 20 Agustus 2013). F. Persyaratan dan MaknaTradisi Adat Babore. Sebelum melaksanakan tradisi adat Babore pemimpin adat dan Bilal memberitahukan kepada keluarga untuk mempersiapkan persyaratan yang harus dilengkapi dalam prosesi acara adat Babore yaitu sebagai berikut ini : Beras ketan, 44

23 beras biasa, 1 buah telur ayam, mata uang logam, pangkaras jarum, 1 daun tengkawang, kapur dan daun sirih, 1 batang rokok, pigo, kerum Dukun, topokng pangpinang, beras banyu, piring putih, tumpi, 3 macam air (air putih, kopi pahit, dan arak) masing-masing 1 cawan, air biasa yang terdiri dari 7 sungai, daun kalimabo, daun mentawak, daun porang, beras kuning, tankin, ayam tempayan, mangkuk, darah ayam, daun keladi hutan, daun renjuang merah, pinang, tempurung kelapa dan mayang pinang. Dari semua persyaratan tersebut merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi dalam upacara pengobatan adat Babore. Tradisi adat Babore memiliki makna sebagai pengobatan dimasyarakat Dayak untuk penyembuhan penyakit. Adapun makna dari semua persyaratan yang telah dilengkapi tersebut seperti yang telah dijelaskan diatas dapat dilihat dalam tabel berikut ini (Wawancara kepada Bapak Ambay : 20 Agustus 2013). Berikut makna bahan dan alat dalam adat Babore: Persyaratan Tankin Makna Merupakan senjata Dukun untuk melawan Setan Darah Ayam Tempurung berisi arang Untuk Keselamatan Untuk membakar kemenyan, supaya Dukun bisa masuk ke alam lain Rokok, kopi, dan arak Minuman untuk saudara Epe (teman Dukun dari alam lain 45

24 lato barateh Untuk memanggil setan dan mengusir setan Nyiru Merupakan suatu wadah atau tempat yang berfungsi untuk menyimpan semua sesaji yang telah dilengkapi yang biasanya terbuat dari rotan atau bambu. Baras atau Beras Melambangkan suatu hubungan yang terikat antara masyarakat Bontok Merupakan makanan tradisional yang dibungkus dari daun yang telah dimasak. Bontok melambangkan perdamaian antar suku bangsa Pigo Merupakan perhiasan yang biasa digunakan dalam upacara adat. Tumpi Merupakan makanan tradisional suku dayak yang biasa disebut cucur. Telur Telur yang berbentuk bulat melambangkan suatu kebulatan tekat yang telah disepakati. 46

25 Uang Uang untuk melambangkan suatu penghormatan dan penghargaan terhadap sesorang karena uang merupakan suatu ungkapan pembayaran adat yang berarti bahwa semuanya telah terbayar. Batu Dukun Nasi campur darah ayam Mayang Pinang Daun Penyuak, Daun Sembalit, Daun Peringan, Daun Kenyake. Daun karimabo dandaun rinyuakng Tempayan Untuk melihat penyakit Untuk makanan setan Untuk mengambil penyakit Sebagai pembersihan diri terhadap segala macam kesialan, sakit penyakit dan malapetaka dan juga sebagai penjampian Pelengkap adat yang di isi air penjampian Ayam Air dari tujuh sungai Lambang kehidupan Air dari tujuh sungai memilik kekuatan yang berbeda-beda 47

26 Pabayo Melambangkan suatu permohonan ijin akan diadakannya pesta adat yang besar. Permohonan tersebut ditujukan kepada para penguasa dunia roh yang berdiam di air, tanah, bukit, kayu yang besar, batu dan api. Tumpang Terbuat dari daun kelapa muda, yang fungsinya Untuk memberi makan roh yang terdiri dari sesajian Beras Kuning Merupakan lambang untuk meminta ijin kepada penguasa tertinggi yaitu Jubata yang merupakan sumber kehidupan. Topokng pangpinang Ceper Lilin merah Pembuka bahasa oleh dukun Tempat perlengkapan adat sebagai penerangan dan untuk melihat penyakit 48

27 G. Pantangan Adat Babore Setelah Pengobatan 1. Pantangan utama dalam adat Babore a) Waktu makan harus tutup pintu : Ini dianggap supaya sewaktu kita makan tidak ada orang masuk yang membawa penyakit. b) Setelah makan harus buka pintu : Ini dimaksudkan pintu dibuka untuk membuka rejeki karena pintu adalah badan kita. c) Jangan kelai : supaya tidak merusak atau mencederai bagian tubuh yang telah diobati. d) Jangan makan sisa kita sendiri : Karena makanan yang sudah kita tinggal atau makanan sisa kita, dianggap sudah dimakan oleh makhluk yang tidak kita lihat dan tidak baik untuk tubuh yang telah diobati. e) Tidak boleh menebang pohon atau kayu : Ini dimaksudkan bisa memotong semangat (jiwa) orang yangdiobati. f) Jangan masuk rumah kosong : Supaya semangatnya (jiwanya) tidak tinggal atau hilang. g) Jangan lewat simpang kuburan : Supaya semangatnya (jiwanya) tidak hilang, karena teguran makhluk yang tidak kita lihat. 2. Pantangan Makanan a) Barang sial, seperti : anjing, rusa, kera, dan kijang. Ini merupakan hewan yang dianggap bisa menjangkitkan atau mendatangkan penyakit itu kembali. b) Pantangan makan ikan, yaitu ikan yang bersifat berduri atau yang mempunyai duri, Seperti : ikan lele, ikan betok, baung dan lainnya. 49

28 Jika pantangan dilanggar maka penyakit yang sudah disembuhkan akan terulang lagi, bahkan lebih parah dari sebelumnya. Jadi setelah melakukan pengobatan harus mentaati pantangan atau larangan yang sudah diberi tahu oleh dukun atau pemimpin adat (Wawancara kepada Bapak Ambay : 20 Agustus 2013) Salah satu kasus melanggar pantangan adat yang pernah terjadi disalah satu desa di Kabupaten Landak, dimana dalam kasus ini, orang tersebut setelah melakukan pengobatan adat Balenggang. Setelah selesai dalam pengobatan sudah ada larangan atau pantangan yaitu tidak boleh dilakukan seperti yang sudah diberitahukan oleh dukun atau pemimpinan adat. Akhirnya setelah orang itu melanggar pantangan, beberapa hari kemudian dia mengalami sakit yang lebih parah lagi dari sebelumnya dan orang tersebut pun akhirnya meninggal dunia (Wawancara kepada Bapak Sugio : 26 Agustus 2013). H. Nilai-Nilai Budaya Dalam Upacara Adat Babore Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara tradisi adat Babore diantaranya sebagai berkut : a) Sikap gotong royong dapat dilihat dari kebersamaan masyarakat yaitu pemuda sampai orang tua yang secara bersama-sama membantu dalam menyiapkan perlengkapan adat Babore.Kepedulian masyarakat setempat muncul dari inisiatif sendiri tanpa adanya panggilan dari penyelanggara adat. Gotong royong ini dilakukan sampai upacara adat selesai. b) Toleransi beragama terlihat dari jalannya upacara adat Babore yang selalu diikuti oleh masyarakat tanpa melihat perbedaan agama yang ada. Jadi baik 50

29 yang beragama Kristen atau yang lainnya berkumpul menjadi satu untuk mempersiapkan segala perlengkapan adat dan mengikuti upacara tersebut. c) Nilai kebersamaan nampak pada persiapan dan pelaksanaan upacara adat Babore, masyarakat bersama-sama dan bersatu untuk dapat mewujudkan supaya upacara tersebut dapat berjalan lancar seperti yang diharapkan. d) Nilai kesetiaan nampak pada kecintaan masyarakat Desa Hilir Tengah untuk tetap melestarikan budaya daerah setempat yang sudah ada sejak dahulu dan dapat dilihat di masa sekarang. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tradisi upacara adat Babore mengandung nilai-nilai budaya yang sangat tinggi, dimana membawa dampak kerukunan bagi masyarakat Desa Hilir Tengah. 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Hilir Tengah, Kecamatan Ngabang,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Hilir Tengah, Kecamatan Ngabang, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Hilir Tengah, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Propinsi Kalimantan Barat. Di Desa Hilir Tengah ini, tradisi upacara

Lebih terperinci

Skripsi. diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Sejarah. Oleh : James Paul Piyoh

Skripsi. diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Sejarah. Oleh : James Paul Piyoh TRADISI UPACARA ADAT BABORE SEBAGAI SARANA PENGOBATAN TRADISIONAL BAGI MASYARAKAT SUKU DAYAK KANAYATN DESA HILIR TENGAH KECAMATAN NGABANG KABUPATEN LANDAK PROPINSI KALIMANTAN BARAT Skripsi diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 4. Bagaimana prosesi upacara sebelum kesenian Jonggan dilaksanakan?

DAFTAR PERTANYAAN. 4. Bagaimana prosesi upacara sebelum kesenian Jonggan dilaksanakan? Lampiran 1 63 Lampiran 2 DAFTAR PERTANYAAN 1. Bagaimana sejarah kesenian Jonggan! 2. Mengapa disebut dengan Jonggan? 3. Apa fungsi kesenian Jonggan? 4. Bagaimana prosesi upacara sebelum kesenian Jonggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisi serta budaya. Keragaman suku bangsa di Indonesia menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. tradisi serta budaya. Keragaman suku bangsa di Indonesia menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagi macam suku dan terdiri dari beberapa propinsi yang memiliki adat istiadat dan budaya yang berbeda antara satu propinsi

Lebih terperinci

Daftar pertanyaan wawancara dan hasil deskripsi dari hasil wawancara dengan : A. Bapak M. Rani (Panyangahatn di Desa Pahokng)

Daftar pertanyaan wawancara dan hasil deskripsi dari hasil wawancara dengan : A. Bapak M. Rani (Panyangahatn di Desa Pahokng) LAMPIRAN 53 54 Daftar pertanyaan wawancara dan hasil deskripsi dari hasil wawancara dengan : A. Bapak M. Rani (Panyangahatn di Desa Pahokng) B. Bapak Ajan (Panyangahatn di Desa Pahokng) C. Bapak Kadam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kondisi Desa Sekendal 1. Letak Geografis Kondisi geografis Desa Sekendal adalah berbukit bukit karena Desa Sekendal merupakan Desa yang terletak

Lebih terperinci

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa Daftar Informan No Nama Umur Pekerjaan Alamat 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai Negeri Sipil, tokoh adat Desa Senakin 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa Senakin 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat. I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang berhubungan dengan proses komunikasi dan informasi menyebabkan terjadinya pergeseran dan perubahan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 INFORMED CONSENT Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Subjek Saya yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN 5 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Geografis Dan Demografis Desa Lemang Desa lemang merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Rangsang Barat Kabupaten Kepulauan Meranti, Desa

Lebih terperinci

Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen

Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen Oleh: Tri Raharjo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa trie.joejoe@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan keanekaragaman hasil kebudayaan. Keanekaragaman hasil kebudayaan itu bisa dilihat dari wujud hasil kebudayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibuat dengan bahan alami secara tradisional (Agoes, Azwar H:

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibuat dengan bahan alami secara tradisional (Agoes, Azwar H: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengobatan tradisional merupakan pengobatan yang menggunakan obatobatan yang dibuat dengan bahan alami secara tradisional (Agoes, Azwar H: 1992). Obat ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat (1) dan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR

ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR Wahyuningtias (Mahasiswa Prodi PGSD Universitas Jember, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS 2.1 Identifikasi Kecamatan Batang Kuis, termasuk di dalamnya Desa Bintang Meriah, merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. diwariskan oleh leluhur masyarakat Seberang Pulau Busuk. Tradisi. Dalam pengobatan ini dukun meminta bantuan kepada makhluk gaib untuk

BAB VI PENUTUP. diwariskan oleh leluhur masyarakat Seberang Pulau Busuk. Tradisi. Dalam pengobatan ini dukun meminta bantuan kepada makhluk gaib untuk BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan bab-bab yang telah penulis kembangkan, maka penulis mengambil kesimpulan sesuai dengan jawaban permasalahan yang ada pada bab I yaitu sebagai berikut: 1. Tradisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberagaman suku bangsa di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat - istiadat dan kepercayaan pada setiap suku bangsa. Tentunya dengan adanya adatistiadat tersebut,

Lebih terperinci

SULAWESI TENGAH. Elly Lasmanawati

SULAWESI TENGAH. Elly Lasmanawati SULAWESI TENGAH Elly Lasmanawati Program Studi Pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia 2010 Selayang Pandang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Penelitian a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah Dusun Raiy terletak di Desa Raja Kecamatan Ngabang kabupaten

Lebih terperinci

AGAMA, TRADISI KEPERCAYAAN, DALAM PERSPEKTIF BUDAYA KESEHATAN OLEH : M. ASKAR, S.KEP,NS.,M.KES

AGAMA, TRADISI KEPERCAYAAN, DALAM PERSPEKTIF BUDAYA KESEHATAN OLEH : M. ASKAR, S.KEP,NS.,M.KES AGAMA, TRADISI KEPERCAYAAN, DALAM PERSPEKTIF BUDAYA KESEHATAN OLEH : M. ASKAR, S.KEP,NS.,M.KES Pasien dan keluarga berada Rumah sakit, komunitas menggunakan Kombinasi terapi biomedis dengan agama dan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ondel-Ondel merupakan sebuah kesenian yang berasal dari suku Betawi yang telah hadir dari zaman dahulu. Ondel-ondel berbentuk boneka besar dengan rangka anyaman

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. penulis mengambil kesimpulan tentang Peraktek Pengobatan Magis Murningsih di

BAB IV PENUTUP. penulis mengambil kesimpulan tentang Peraktek Pengobatan Magis Murningsih di BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan tentang Peraktek Pengobatan Magis Murningsih di Desa Kunyit Kecamatan Bajuin

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PENDUDUK SARAWAK

LATAR BELAKANG PENDUDUK SARAWAK SARAWAK LATAR BELAKANG PENDUDUK SARAWAK Latar Belakang Sejarah Sarawak Ialah negeri yang terbesar di Malaysia Dikaitkan dengan nama Batang Sarawak/ Sungai Sarawak Penempatan terawal di Asia Tenggara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial.

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial. BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA A. Keadaan Geografi Wanayasa merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu jenis kebutuhan manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk yang sepanjang

Lebih terperinci

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat "Terima kasih, ini uang kembalinya." "Tetapi Pak, uang kembalinya terlalu banyak. Ini kelebihannya." "Betul. Anda seorang yang jujur. Tidak banyak yang akan berbuat

Lebih terperinci

Tradisi Membangun Arsitektur Tradisional Folajiku Sorabi, Tidore Kepulauan

Tradisi Membangun Arsitektur Tradisional Folajiku Sorabi, Tidore Kepulauan TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Tradisi Membangun Arsitektur Tradisional, Tidore Kepulauan Sherly Asriany Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Khairun. Abstrak Kebudayaan membangun dalam arsitektur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kecamatan Tasik Putri Puyu Kecamatan Tasik Putri Puyu merupakan Kecamatan yang dibentuk pada tanggal 24 juli tahun 2012. Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang

Lebih terperinci

1. WARISAN BUDAYA BENDA DAN TAK BENDA KABUPATEN TANA TIDUNG. Jenis Warisan Budaya : Cagar Budaya ( Warisan Budaya Benda )

1. WARISAN BUDAYA BENDA DAN TAK BENDA KABUPATEN TANA TIDUNG. Jenis Warisan Budaya : Cagar Budaya ( Warisan Budaya Benda ) 1. WARISAN BUDAYA BENDA DAN TAK BENDA Jenis Warisan Budaya : Cagar Budaya ( Warisan Budaya Benda ) Jenis Benda ( Cagar Budaya ) : Rumah Adat Suku Tidung : Kecamatan Sesayap Hilir Jenis Tak Benda : : Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di segala aspek kehidupan. Keanekaragaman tersebut terlihat dari beragamnya kebudayaan

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Kebudayaan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, kebudayaan meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan Kecamatan Bangkinang Barat. Hal ini disebabkan karena Salo telah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan Kecamatan Bangkinang Barat. Hal ini disebabkan karena Salo telah BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sekilas Tentang Sejarah Kecamatan Kuok Kuok adalah salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Sebelum dinamai Kecamatan Kuok, Kecamatan ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teori 1. Definisi Kebudayaan Dalam buku Tri Widiarto (Koentjaraningrat) mendefinisikan etimologi istilah kebudayan atau budaya berasal dari kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Batak Pakpak, Batak Toba, Batak Angkola, dan Mandailing. Di. dengan cara mempelajarinya. (Koentjaraningrat, 1990:180)

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Batak Pakpak, Batak Toba, Batak Angkola, dan Mandailing. Di. dengan cara mempelajarinya. (Koentjaraningrat, 1990:180) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suku Batak adalah suatu suku terbesar yang mendiami pulau Sumatera Utara. Suku Batak memiliki 6 sub suku-suku bangsa yaitu, Batak karo, Batak Simalungun, Batak

Lebih terperinci

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Wahyu Duhito Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Wahyu_duhito@yahoo.com

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN SUKU BANJAR

KEBUDAYAAN SUKU BANJAR KEBUDAYAAN SUKU BANJAR 1. Batasan Membahas tentang kebudayaan suatu kelompok masyarakat merupakan bagian yang paling luas lingkupnya. Dalam tulisan ini kebudayaan dipahami sebagai sesuatu yang menunjuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, kebudayaan pada umumnya tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, kebudayaan pada umumnya tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, kebudayaan pada umumnya tumbuh dan berkembang sebagai suatu hal yang diterima oleh setiap anggota masyarakat bersangkutan, yang dipegang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Lingkungan Alam Penelitian ini dilakukan di Desa Janji Hutanapa, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hansundutan. Desa ini memiliki batas-batas administratif

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

BAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA

BAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA 36 BAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA 5.1 Gambaran Sosial-Budaya Masyarakat Lokal Masyarakat Kampung Batusuhunan merupakan masyarakat yang identik dengan agama Islam dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka

BAB I PENDAHULUAN. majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang mempunyai masyarakat yang majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka ragam suku bangsa dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN 2.1 Sejarah Desa Pauh Desa Pauh ini terletak di Jalan Jala X Lingkungan 14 Terjun Medan. Nama asli dari desa ini sebenarnya adalah Desa Terjun Jalan

Lebih terperinci

SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT

SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT SIMBOL SIMBOL KEBUDAYAAN SUKU ASMAT MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Komunikasi Lintas Budaya Oleh : Jesicarina (41182037100020) PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNKASI

Lebih terperinci

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan IV. Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian Pemanfaatan Sumberdaya alam oleh masyarakat lokal berdasarkan pengetahuan tradisional telah dikenal masyarakat Raja Ampat sejak dahulu. Budaya sasi yang berawal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Senakin kabupaten Landak Kalimantan Barat. Teori-teori tersebut dalah sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Senakin kabupaten Landak Kalimantan Barat. Teori-teori tersebut dalah sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam Bab II ini penulis akan menjelaskan kajian teori yang akan digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian yang berjudul pergeseran makna Tangkin bagi masyarakat Dayak Kanayatn

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN NAMA : AHMAD ARIFIN NIM : 140711603936 OFFERING : C Tugas untuk memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan salah satu sunatullah yang berlaku pada semua mahluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Dengan naluri mahluk, dan masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kota Nanga Bulik (ibu kota Kabupaten Lamandau). Adapun desa-desa yang berbatasan dengan Desa Cuhai adalah :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kota Nanga Bulik (ibu kota Kabupaten Lamandau). Adapun desa-desa yang berbatasan dengan Desa Cuhai adalah : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum Desa Cuhai Cuhai adalah desa yang ada di Kabupaten Lamandau. Tepatnya ada di Kecamatan Lamandau. Desa Cuhai terletak di sebelah selatan kota Nanga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan. Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan. Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang. Masalah kesehatan difokuskan pada penyakit yang diderita manusia untuk dilakukannya pengobatan dan penyembuhan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sudah tersebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Tembikar atau keramik atau porselen

BAB II LANDASAN TEORI. sudah tersebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Tembikar atau keramik atau porselen BAB II LANDASAN TEORI Cina adalah Negara komunis yang terdiri dari hampir seluruh kebudayaan, sejarah dan geografis. Negara Cina memiliki banyak kebudayaan, namun salah satu kebudayaan yang paling terkenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan penyebaran agama-agama di Indonesia selalu meningkat, baik itu agama Kristen Katholik, Protestan, Islam, dan sebagainya. Tidak hanya menyebarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kebudayaan dan Kesenian. 1. Kebudayaan sebagai proses pembangunan Koentjaraningrat dalam Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan mendeskripsikan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Mitos memang lebih dikenal untuk menceritakan kisah-kisah di masa

BAB IV ANALISIS. Mitos memang lebih dikenal untuk menceritakan kisah-kisah di masa BAB IV ANALISIS A. Mitos Sanja Kuning dalam Sejarah Mitos memang lebih dikenal untuk menceritakan kisah-kisah di masa lampau. Kisah-kisah tersebut biasanya dianggap sebagai warisan orang-orang zaman dahulu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataannya pada saat ini, perkembangan praktik-praktik pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataannya pada saat ini, perkembangan praktik-praktik pengobatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pengobatan modern telah berkembang pesat di masa sekarang ini dan telah menyentuh hampir semua lapisan masyarakat seiring dengan majunya ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan. proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan. proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Berelson dan Gary A. Steiner (1964) dalam Wiryanto (2004:7) Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia dengan semboyan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kelurahan Parit Rantang Payakumbuh

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kelurahan Parit Rantang Payakumbuh 15 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kelurahan Parit Rantang Payakumbuh 1. Keadaan Geografis Jalur ke Ibu kota Kecamatan 4 km, Ke Ibu Kota Payakumbuh 5 km, dan Ke Ibu Kota Provinsi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK 12 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK A. Kondisi Geografis Desa Olak merupakan salah satu daerah integral yang terletak di Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak

Lebih terperinci

Cara Membuat Lawar Bali

Cara Membuat Lawar Bali Cara Membuat Lawar Bali Lawar Siap Putih (Lawar Ayam) Bali Lawar (lawar bali) merupakan masakan tradisional berupa campuran sayur-sayuran dengan daging cincang yang diberi bumbu khas bali dan berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Bangsa bisa disebut juga dengan suku,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan budaya. Hal ini menyebabkan daerah yang satu dengan daerah yang lain memiliki kebudayaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MAYANG PONGKAI. Kebanyakan dari masyarakat Desa Mayang Pongkai pada dasarnya adalah

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MAYANG PONGKAI. Kebanyakan dari masyarakat Desa Mayang Pongkai pada dasarnya adalah 18 BAB II GAMBARAN UMUM DESA MAYANG PONGKAI A. Sejarah Desa Mayang Pongkai Desa Mayang Pongkai merupakan salah satu Desa Transimigrasi yang berada di Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar Provinsi

Lebih terperinci

BAB III ARUH DALAM MASYARAKAT DAYAK PITAP. Pitap merupakan wilayah pegunungan di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Hulu

BAB III ARUH DALAM MASYARAKAT DAYAK PITAP. Pitap merupakan wilayah pegunungan di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Hulu BAB III ARUH DALAM MASYARAKAT DAYAK PITAP 3.1. LETAK DAN ASAL MULA DAYAK PITAP Pitap merupakan wilayah pegunungan di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Hulu Sungai Utara/Balangan. Dayak Pitap merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah 10 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Kesuma Nama Kesuma dulunya namanya adalah Kalam Pasir yang dulunya terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah berkunjung

Lebih terperinci

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa 17 BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN A. Sejarah Perkembangan Desa Koto Perambahan Desa Koto Perambahan adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat,

Lebih terperinci

KONTEN BUDAYA NUSANTARA Upacara Adat Rambu Solo - Toraja

KONTEN BUDAYA NUSANTARA Upacara Adat Rambu Solo - Toraja KONTEN BUDAYA NUSANTARA Upacara Adat Rambu Solo - Toraja Upacara pemakaman yang dilangsungkan saat matahari tergelincir ke barat. Jenazah dimakamkan di gua atau rongga di puncak tebing batu. Sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN 2.1 Deskripsi Umum Wilayah 2.1.1 Sejarah Desa Lalang Menurut sejarah yang dapat dikutip dari cerita para orang tua sebagai putra daerah di Desa Lalang, bahwa Desa Lalang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada peribahasa yang menyebutkan di mana ada asap, di sana ada api, artinya tidak ada kejadian yang tak beralasan. Hal tersebut merupakan salah satu kearifan nenek

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI A. Kondisi Geografis dan Demografis 1. Keadaan Geografis Desa Muara Jalai merupakan salah satu dari Desa yang berada di Kecamatan Kampar utara Kabupaten Kampar sekitar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kecamatan Batang Cenaku. Kecamatan Batang Cenaku memiliki luas daerah sebesar 634,43 Km

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kecamatan Batang Cenaku. Kecamatan Batang Cenaku memiliki luas daerah sebesar 634,43 Km BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Kecamatan Batang Cenaku Kecamatan Batang Cenaku memiliki luas daerah sebesar 634,43 Km yang terdiri dari 20 Desa/Kelurahan yaitu Talang Bersemi, Talang Mulya, Anak

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

1. Pendeta Karel Burdam 1) Apa makna dan manfaat sasi? Sasi itu merupakan suatu larangan untuk mengambil/memanen sebelum waktunya (buka sasi)

1. Pendeta Karel Burdam 1) Apa makna dan manfaat sasi? Sasi itu merupakan suatu larangan untuk mengambil/memanen sebelum waktunya (buka sasi) Lampiran Data Hasil Wawancara 1. Pendeta Karel Burdam 1) Apa makna dan manfaat sasi? Sasi itu merupakan suatu larangan untuk mengambil/memanen sebelum waktunya (buka sasi) 2) Dari mana sasi berasal? Sasi

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo) JURNAL SKRIPSI MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo) SKRIPSI Oleh: DESI WIDYASTUTI K8409015 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha. BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK A. Letak Geografis dan Demografis 1. Geografis Desa Teluk Batil merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Sungai Apit

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi komunikasi menyebabkan generasi mudah kita terjebak dalam koptasi budaya luar. Salah kapra dalam memanfaatkan teknologi membuat generasi

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV.

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV. BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP 4.1. PENDAHULUAN Bertolak dari uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian yang terdapat dalam Bab I, yang dilanjutkan dengan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan masyarakat Jawa yang bermigrasi ke Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan masyarakat Jawa yang bermigrasi ke Sumatera Utara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertunjukan kuda lumping berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang akhirnya menyebar keseluruh Indonesia termasuk di propinsi Sumatera Utara. Perkembangan pertunjukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Geografis KelurahanMaharatu Desa Swamedyaialah desa yang berkecukupan dalam hal sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dalam hal dana modal sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR A. Letak Dan Sejarah Geografis Pada tahun 1923 Jepang masuk yang diberi kekuasaan oleh Raja Siak untuk membuka lahan perkebunan karet dan sawit yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja 13 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas di Propinsi Sumatera Utara dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang sangat sulit dipisahkan. Sebab masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kalimantan Selatan merupakan salah satu dari lima provinsi yang ada di Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan keanekaragaman

Lebih terperinci

Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo

Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Oleh: Murti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Murti_tinah@yahoo.com.id Abstrak:

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Benai terletak antara 0000-10 00 LS dan 1010 02-1010 55 BT dengan luas wilayah 249,36 km2 atau sekitar 3,26% dari keseluruhan luas Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping Revitalisasi Kota Tua Jakarta pembahasan yang didasarkan pemikiran yang menggunakan semiotika signifikasi

Lebih terperinci

WALIGORO SEBAGAI SYARAT KESEMPURNAAN NIKAH DI

WALIGORO SEBAGAI SYARAT KESEMPURNAAN NIKAH DI BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN DUDUK SAMPEYAN DAN ADAT WALIGORO SEBAGAI SYARAT KESEMPURNAAN NIKAH DI KECAMATAN DUDUK SAMPEYAN KABUPATEN GRESIK A. Latar Belakang Objek 1. Keadaan Geografis Kecamatan Duduk

Lebih terperinci