BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
|
|
- Ida Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teori 1. Definisi Kebudayaan Dalam buku Tri Widiarto (Koentjaraningrat) mendefinisikan etimologi istilah kebudayan atau budaya berasal dari kata Sansekerta Buddhayah bentuk jamaknya Buddhi, artinya akal. Sedangkan pada diri manusia terdapat unsur-unsur potensi budaya. (Koentjaraningrat, 1986:32). a. Cipta, yakni kemampuan akal pikiran yang menimbulkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia selalu memiliki keinginan untuk mengetahui rahasia-rahasia alam dan kehidupan. Dengan akal, pikiran dan nalar (ratio) manusia selalu mencari, menyelidiki dan menemukan sesuatu yang baru, serta mampu menciptakan karya-karya besar. b. Rasa, dengan panca inderanya manusia mengembangkan rasa keindahan atau estetika dan melahirkan karya-karya kesenian. c. Karsa, atau kehendak, dengan ini manusia selalu menghendaki untuk menyempurnakan hidupnya, merindukan kemuliaan hidup, mencapai kesusilaan, budi pekerti luhur dan selalu mencari perlindungan dari sang pencipta. Dengan potensi cipta, rasa dan karsa itu manusia hidup berbudaya atau berperadaban. Kebudayaan mencakup pengertian sangat luas. Berdasarkan uraian tersebut maka kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan gagasan, tindakan, 7
2 dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia melalui belajar. Kebudayaan merupakan keseluruhan hasil kreativitas manusia yang sangat kompleks. Di dalamnya berisi struktur-struktur yang saling berhubungan, sehingga merupakan kesatuan yang berfungsi pedoman dalam kehidupan. Adanya kait mengait diantara unsur-unsur itulah sehingga dapat dikatakan bahwa kebudayaan adalah sebagai sistem. Artinya, kebudayaan merupakan kesatuan organis dari rangkaian gejala, ujud, dan unsur-unsur yang berkaitan satu dengan yang lain. (Tri Widiarto, 2009:10). Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa kebudayaan adalah budi daya manusia dalam hidup bermasyarakat. Sementara itu kebudayaan juga sering disamakan dengan istilah kultur atau culture (bahasa Inggris). Sebenarnya istilah tersebut berasal dari kata colere (bahasa latin) artinya mengelola atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah menjadi lahan pertanian. Dalam buku Tri Widiarto yang berjudul Psikologi Lintas Budaya Indonesia. (Tri Widiarto, 2009:11). Kebudayaan Indonesia adalah salah satu kondisi yang majemuk karena bermodalkan berbagai kebudayaan lingkungan wilayah yang berkembang menurut tuntutan sejarahnya sendiri-sendiri. Pengalaman serta kemampuan wilayah-wilayah itu memberikan jawaban terhadap masing-masing tantangan, itulah yang memberikan bentuk dari kebudayaan itu. Juga proses sosialisasinya yang kemudian dikembangkan dalam kerangka masing-masing kultur itu, memberi warna kepada kepribadian yang muncul dari lingkungan wilayah budaya itu sendiri. Menurut 8
3 Pamerdi Giri Wiloso (1990:19). Kebudayaan suatu masyarakat merupakan identitas masyarakat itu yang para warganya dijadikan pedoman dalam kehidupan mereka. Seperti yang diungkapkan oleh Pamerdi Giri Wiloso (1990:17) bahwa kebudayaan nasional mempunyai fungsi untuk memperkokoh solidaritas bangsa dan memperkokoh persatuan bangsa. 2. Wujud Kebudayaan Menurut (Koentjaraningrat, 1974:5-7) berpendapat bahwa kebudayaan itu mempunyai paling sedikit tiga wujud, ialah : a. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari idé-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, c. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Ketiga wujud dari kebudayaan terurai di atas, dalam kenyataan kehidupan masyarakat tentu tidak terpisah satu dengan yang lain. Kebudayaan dan adat istiadat mengatur dan memberi arah kepada perbuatan dan karya manusia. Baik pikiranpikiran dan ide-ide, maupun perbuatan dan karya manusia, menghasilkan bendabenda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya, kebudayaan fisik itu membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya, sehingga mempengaruhi pula pola-pola perbuatannya, bahkan juga mempengaruhi cara berpikirnya. 9
4 Ketiga wujud dari kebudayaan terurai di atas, dalam kenyataan kehidupan masyarakat tentu tidak terpisah satu dengan lain. Kebudayaan dan adat-istiadat mengatur dan memberiarah kepada perbuatan dan karya manusia. 3. Unsur-Unsur Kebudayaan Menurut (Koentjaraningrat, 1974:2) unsur-unsur universal itu, yang sekalian merupakan isi dari semua kebudayaan yang ada di dunia ini, adalah: a. Sistem religi dan upacara keagamaan, b. Sistem dan organisasi kemasyarakatan, c. Sistem pengetahuan, d. Bahasa, e. Kesenian, f. Sistem mata pencaharian hidup, g. Sistem teknologi dan peralatan. Ketujuh unsur universal tersebut masing-masing dapat dipecah lagi ke dalam sub-unsur-unsurnya. Demikian ketujuh unsur kebudayaan universal tadi memang mencakup seluruh kebudayaan makhluk manusia dimanapun juga di dunia, dan menunjukkan ruang lingkup dari kebudayaan serta isi dari konsepnya. 4. Pengertian Upacara Adat Tradisional Adat adalah peraturan hidup sehari-hari. Upacara tradisional adalah kegiatan sosial yang melibatkan para warga masyarakat dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan. Upacara tradisional merupakan merupakan suatu kegiatan sosial yang melibatkan warga masyarakat pendukungnya dalam usaha bersama untuk mencapai 10
5 tujuan keselamatan, yang mengandung aturan-aturan yang wajib dipenuhi dan dilaksanakan oleh warga masyarakat. (Herusatoto, 1984:1). Dari pengertian diatas, terdapat hal-hal yang sangat penting dalam upacara tradisional maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Upacara tradisional merupakan kegiatan sosial yang dilakukan warga masyarakat yang mendukung upacara tradisional daerah setempat yang mempunyai tujuan bersama yaitu untuk keselamatan. b. Untuk mencapai keselamatan maka warga masyarakat melakukan upacara tradisional, keselamatan yang dimaksud adalah bebas dari kutukan contohnya dari penyakit, gagal panen, kematian dan termasuk kerukunan dan keamanan antar warga masyarakat setempat. c. Dalam melaksanakan upacara tradisional suatu usaha yang baik oleh warga masyarakat sebagai pendukungnya. Upacara tradisional dalam pelaksanaannya mengandung aturan-aturan yang harus dipenuhi oleh warga masyarakat bersama. Usaha dan kerjasama tersebut diwujudkan dalam gotong-royong bersama termasuk biaya pelaksanaan upacara tradisional semuanya dapat dipikul dan ditanggung bersama demi kelancaran pelaksanaan upacara (Boestami, 1985:1). Di dalam masyarakat, tradisi tidak terlepas dari aturan norma yang harus di taati yang nantinya sangat berguna untuk mencapai tujuan hidup yang selaras dengan cita-cita yang diinginkan. Tradisi merupakan adat-istiadat atau kebiasaan yang dilakukan secara turun-temurun di dalam suatu masyarakat. Adat kebiasaan itu tumbuh melalui proses belajar yang diturunkan oleh para pendahulu yang telah tiada 11
6 kepada generasi berikutnya. Contohnya adalah upacara tradisi, upacara tradisi diwariskan oleh nenek moyang kepada masyarakat tidak dapat berjalan dengan sendirinya tetapi melalui proses belajar. Upacara tradisional dapat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat diantaranya adalah dapat meningkatkan rasa kebersamaan solidaritas yang tinggi, rasa kekeluargaan dan gotong-royong karena di dalam upacara tradisional membutuhkan suatu kerjasama yang baik antar warga masyarakat yang sebagai pendukungnya. Manusia tidak dapat melakukan suatu pekerjaan yang berat tanpa adanya bantuan dari orang lain maka denga itu perlu diadakan gotong-royong untuk melakukan pekerjaan berat tersebut. 5. Tujuan Upacara Tradisional Tujuan upacara tradisional menurut Hambali, dkk (1985:2) berpendapat bahwa tujuan upacara tradisional adalah untuk mewujudkan pengertian dan pemahaman atas nilai-nilai serta gagasan vital yang terkandung didalamnya, sedangkan menurut Daud Kadir, dkk (1985:4) upacara tradisional mempunyai tujuan untuk mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung didalamnya yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, dan menurut Budiono Heru Satoto (1984:98) menyatakan bahwa upacara tradisional mempunyai tujuan untuk menghindarkan gangguan dari roh jahat. Dari ke tiga pengertian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa melalui upacara tradisional terkandung nilai-nilai kehidupan yang berpengaruh bagi masyarakat, dengan demikian dapat dikatakan bahwa: 12
7 a. Upacara tradisional yang diselenggarakan mengandung nilai-nilai kehidupan yang harus dipahami dan dimengerti oleh masyarakat sebagai pendukungnya dalam menjalankan hubungan sosial dalam masyarakat. b. Upacara tradisional mempunyai tujuan untuk menghindarkan manusia dari gangguan roh jahat, untuk itulah upacara perlu diselenggarakan. c. Upacara tradisional mempunyai tujuan sebagai alat komunikasi antar sesama dan juga sebagai penghubung antar dunia nyata dan dunia gaib. 6. Komponen-Komponen Upacara Tradisional Koentjaraningrat mengatakan bahwa semua komponen upacara keagamaan seperti tempat upacara, waktu atau saat-saat upacara, peralatan atau perlengkapan upacara dan lain sebagainya mempunyai sifat sakral atau keramat. (Koentjaraningrat, 1977:249) Manusia menyadari bahwa selain dirinya didunia ini ada suatu alam yang tidak Nampak dan berada diluar jangkauan akalnya yaitu gaib. Dunia gaib itu didiami oleh dewa-dewa yang baik maupun jahat, makhluk-makhluk halus seperti roh-roh leluhur, roh-roh lainnya yang baik dan buruk serta kekuatan sakti yang berguna maupun dapat menyebabkan bencana (Koentjaraningrat, 1974: 95). Dunia gaib dihadapi manusia dengan berbagai macam perasaan yaitu takut, karena manusia merasa bahwa orang yang sudah meninggal rohnya masih berada disekitarnya. Rasa hormat karena manusia menganggap roh leluhur yang sudah meninggal merupakan cikal bakal yang telah menurunkan anggota masyarakat setempat. Rasa cinta karena manusia merasa dirinya membutuhkan roh-roh para leluhur itu untuk mendatangkan 13
8 suatu berkah atau keselamatan. Perasaan-perasaan inilah yang membuat manusia terdorong untuk melakukan tindakan yang bertujuan mencari hubungan dengan gaib. Salah satu cara yang digunakan yaitu melalui tradisi Nyangahatn. Koentjaraningrat mengatakan bahwa semua komponen upacara keagamaan seperti tempat upacara, waktu atau saat-saat upacara, peralatan atau perlengkapan upacara dan lain sebagainya mempunyai sifat sakral atau keramat. (Koentajaraningrat, 1977: 249). Untuk lebih memperjelas jenis-jenis tersebut diatas maka diuraikan sebagai berikut: a. Tempat Upacara Tempat upacara biasanya tempat yang terpisah khusus. Tempat itu seolaholah dikhususkan dan tidak boleh didatangi oleh barang siapa yang tak berkepentingan. Mereka yang mempunyai kepentingan tidak boleh berbuat sembarangan ditempat itu harus hati-hati dan memperhatikan larangan serta pantangan (Koentjaraningrat, 1974: 104). Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tempat upacara biasanya membutuhkan tempat yang khusus dan hanya yang berkepentingan saja yang boleh datang berkunjung dengan memperhatikan larangan serta pantangan yang sudah ditetapkan contohnya: di kuburan, terutama pada makam orang-orang yang mempunyai peranan penting dan dianggap mempunyai kesaktian misalnya makam para Ketua Adat atau Kepala Suku dan makam nenek moyang. 14
9 b. Waktu Penyelengaraan Upacara Waktu pelaksanaan upacara merupakan faktor penting. Waktu dilakukannya upacara tersebut adalah waktu yang berulang tetap, sejajar dengan gerak alam, yang biasanya dilakukan sekali dalam setahun (Koentjaraningrat, 1974:106). Di Indonesia khususnya pada bulan Jawa perayaanperayaan upacara tahunan kebanyakan dilakukan pada bulan Syura, yaitu bulan pertama dari perhitungan tahun Jawa dan bulan Sapar yaitu bulan kedua perhitungan tahun Jawa. Upacara-upacara tradisi dilakukan karena ada dorongan perasaan manusia untuk melakukan perbuatan yang bertujuan mencari hubungan dengan dunia gaib. c. Benda-benda Yang Merupakan Alat Dalam Upacara Benda-benda upacara alat-alat yang digunakan untuk menjalankan upacara tradisi. Adapun benda-benda yang digunakan dalam setiap upacara tradisi adalah alatalat bunyian, karena suara yang ditimbulkan akan menambah suasana keramat. d. Orang-orang Yang Melakukan Upacara Upacara tradisi merupakan proses kegiatan sosial yang melibatkan masyarakat sebagai pendukungnya untuk melakukan suatu rangkaian kegiatan dengan seluruh sistem aturan-aturan dan nilai-nilai budaya yang berlaku yaitu kerukunan, gotongroyong, solidaritas. Dalam pelaksanaan upacara itu dibutuhkan orang-orang yang memainkan peranan penting yaitu Panyangahatn, seorang pemuka adat yang termasuk kategori orang tetua adat dalam masyarakat suku Dayak Kanayatn. 15
10 Upacara-upacara tradisional yang ada di Indonesia secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi: a. Upacara tradisi yang berkaitan dengan alam, merupakan upacara yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap dunia gaib dan semua peristiwa alam yang ada. b. Upacara tradisi yang berhubungan dengan leluhur. Upacara tradisi ini berhubungan erat dengan adanya harapan keselamatan dalam hidupnya, serta dijauhkan dari gangguan-gangguan makhluk halus dan perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri. (Komanjaya Karkoro 1992: V). c. Upacara tradisi yang berkaitan dengan mitos, yaitu upacara tradisi yang di dalamnya mengandung pemujaan terhadap seseorang yang dianggap memiliki kemampuan diatas kemampuan manusia normal (memiliki kesaktian). d. Upacara tradisi yang berkaitan dengan legenda, dalam kaitannya dengan jenis ini dapat dilakukan klasifikasi sebagai berikut: 1. Legenda yang dianggap mempunyai daya kemampuan yang hebat atau benarbenar terjadi di dalam kehidupan masyarakat setempat misalnya batu penunggu kampong yang dianggap sebagai tempat makhluk halus selalu diberi sesajen berupa ancak. 2. Legenda yang menceritakan tentang kejadian di suatu tempat baik menyangkut nama tempat, bentuk potografi yaitu bentuk permukaan suatu daerah apakah berbukit-bukit, berjurang dan sebagainya. (James Dananjaya 1991: 75). 16
11 7. Fungsi Upacara Tradisional Untuk mengetahui fungsi upacara tradisional dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu: a. Upacara tradisi dengan menggunakan pendekatan sosiologis Upacara tradisi ini dilakukan oleh seluruh warga masyarakat Desa Pahokng secara bersama-sama. Di dalam setiap pelaksanaan selalu mengandung aturanaturan atau pantangan yang tidak boleh dilanggar serta norma yang harus dipatuhi oleh semua warga masyarakat denga tujuan untuk memperoleh keselamatan bersama. Dalam upacara ini sangat terasa kebersamaan serta kekeluargaannya diantara satu dengan yang lainnya, sehingga terbangunlah nilai sosial yang sangat tinggi di dalam masyarakat Desa Pahokng. Dengan demikian terbangunlah rasa harmonis aman tenteram dan sejahtera di antara masyarakat Desa Pahokng. b. Fungsi pendekatan antropologis Dilihat dari sudut antropologis upacara tradisi ini mengandung arti doa atau mantera dalam bahasa daerah yaitu bahasa Dayak Kanayatn, yang disertai dengan segala macam perangkat adat dalam pelaksanaan upacara adat Nyangahatn yang dilakukan oleh semua masyarakat dalam bentuk ucapan syukur kepada Jubata (Tuhan) serta untuk meminta keselamatan dan berkat kepada Jubata (Tuhan). 8. Sistem Kerukunan Dalam Upacara Tradisional Kerukunan bagi orang Dayak adalah sebagai dasar utama untuk mencapai persatuan dan kesatuan masyarakat. Pengertian rukun menurut (Sujamto, 1991: 65) 17
12 adalah keadaan dimana terdapat sikap saling pengertian dan dalam perbedaan dan saling penghargaan serta penuh persahabatan antar sesama masyarakat. Sedangkan menurut (Niels Mulder, 1991: 42-43) pengertian rukun yang dimaksud adalah berada dalam harmoni tenteram dan damai, seperti persahabatan ideal tanpa pertengkaran dan perselisihan, bersahabat dan terpadu dalam tujuan dan saling membantu satu sama lain. Dalam sebuah kehidupan masyarakat yang majemuk selalu diwarnai dengan suatu perbedaan karena setiap individu atau kelompok berasal dari sebuah lingkungan keluarga yang berbeda. Namun bukan berarti perbedaan tersebut tidak dapat diatasi, tetapi jika masing-masing individu atau kelompok ada sikap saling pengertian dan saling menghargai adanya perbedaan maka tidak akan terjadi pertengkaran atau perselisihan. 9. Nilai-Nilai Budaya Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara adat Nyangahatn diantaranya sebagai berikut: a. Nilai kebersamaan. Upacara adat Nyangahatn terkadang dilaksanakan secara bersama-sama oleh seluruh warga kampung. Pada saat persiapan, para warga melakukannya secara bergotong-royong. Realitas ini menunjukkan bahwa orang Dayak Kanayatn masih menjunjung tinggi semangat kebersamaan. Dengan kegiatan tersebut, masyarakat dapat memperkuat solidaritas di antara mereka. b. Nilai pelestarian sastra lisan dan bahasa asli. Nilai ini tampak dari pembacaan doa dan mantera dimana hal itu merupakan bagian dari sastra lisan yang harus dijaga 18
13 keberadaannya. Hal ini penting untuk menjaga tergesernya bahasa asli Dayak Kanayatn dari gempuran bahasa Indonesia atau bahasa asing. c. Nilai terima kasih kepada Jubata (Tuhan) atas segala berkat yang telah diberikan kepada manusia. Orang Dayak Kanayatn memahami bahwa hal itu merupakan karunia yang diberikan oleh Tuhan mereka, untuk itu mereka mengungkapkan rasa terima kasih dengan menyelenggarakan upacara adat Nyangahatn. d. Nilai spiritual. Nilai ini tercermin dari berbagai doa yang dipersembahkan kepada Tuhan orang Dayak Kanayatn yang dianggap telah memberikan rejeki yang melimpah. Dari sini tampak bahwa Nyangahatn tidak hanya sekedar tradisi, tetapi juga merupakan sebuah ruang dimana orang Dayak Kanayatn dapat mendekatkan diri dengan Tuhan untuk memohon, mengadu dan meminta perlindungan dari segala keburukan dalam hidup mereka. e. Nilai berbagi kepada sesama. Nilai ini tampak nyata khususnya pada perayaan Nyangahatn seusai panen, dimana hampir semua petani memasak hasil panen pertama, kemudian diadakan makan bersama. Mereka menyebutnya Makatn Nasi Barahu (makan nasi baru dari hasil panen). Jika acara ini diadakan bersama-sama, maka akan banyak nasi yang dimasak dan upacara semakin meriah. ( Judul: Nyangahatn. Diunduh tanggal 18 Januari 2010). 10. Pengertian Simbol Menurut Budiono Herusatoto dalam bukunya yang berjudul Simbolisme Jawa, simbol atau lambang adalah sesuatu hal atau keadaan yang merupakan perantara 19
14 pemahaman terhadap objek dengan maksud bahwa sesuatu hal atau keadaan tersebut menjadi pemimpin pemahaman si subjek kepada objek dan menurut etimologinya simbol dan simbolisasi diambil dari kata Yunani Sumballo (Sumballein) yang mempunyai beberapa arti yaitu berwawancara, merenungkan, membandingkan, bertemu, melemparkan menjadi satu, menyatukan. Bentuk simbol adalah penyatuan dua hal menjadi satu. Tentang simbol dan simbolisasi terhadap dua macam pendapat atau pemikiran. (Budiono Herusatoto, 2008:18). Simbol merupakan hasil dari alam pemikiran masyarakat Dayak Kanayatn sebagai mahluk ciptaan Jubata yang memiliki keterbatasan. Gejala kehidupan manusia yang dapat lahir, hidup dan mati merupakan suatu pedoman bagi masyarakat Dayak Kanayatn akan ketidak kekalan hidup. Sebagai mahluk ciptaan yang fana, masyarakat Dayak Kanayatn merasa harus hidup dengan manusia ciptaan lain. (Nico Andas Putra, 2004: 134). B. Penelitian Yang Relevan Berikut ini dikemukakan penelitian yang relevan dengan membahas permasalahan yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu: Menurut skripsi Rizsa Renanda ( ) Makna Tradisi Saparan Dalam Mendorong Kerukunan Warga Masyarakat Desa Warak Kecamatan Sidomukti Kotamadya Salatiga. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Membahas secara luas bagaimana makna tradisi Saparan di Desa Warak Kecamatan Sidomukti Kotamadya Salatiga. Dan nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Saparan adalah nilai keasatuan yakni rasa persaudaraan dan rasa ingin 20
15 membantu satu sama lainnya untuk memmunculkan rasa kebersamaan yang didasari oleh rasa senasib seperjuangan, serta nilai komunikasi yakni sebagai sarana komunikasi serta silaturahmi antar warga Desa Warak dan sekitarnya. Dalam penelitian skripsi Rizsa Renanda ( ) memiliki kesamaan dengan penelitian skripsi yang saya buat, akan tetapi tempat, waktu, dan pelaksanaanya sangat jelas berbeda. Penelitian ini akan membahas secara luas bagaimana makna dari upacara adat Nyangahatn dalam upaya pelestarian budaya suku Dayak Kanayatn di Kabupaten Landak Propinsi Kalimantan Barat. Serta nilai-nilai kebersamaan masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-hari. 21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kebudayaan dan Kesenian. 1. Kebudayaan sebagai proses pembangunan Koentjaraningrat dalam Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan mendeskripsikan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang berhubungan dengan proses komunikasi dan informasi menyebabkan terjadinya pergeseran dan perubahan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Kebudayaan Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budhi atau akal. Kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya yang berada di daerah-daerah di dalamnya. Kebudayaan itu sendiri mencakup pengertian yang sangat luas. Kebudayaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa kebudayaan merupakan ukuran dalam hidup dan tingkah laku manusia. Kebudayaan tercakup hal-hal bagaimana tanggapan
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisi serta budaya. Keragaman suku bangsa di Indonesia menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagi macam suku dan terdiri dari beberapa propinsi yang memiliki adat istiadat dan budaya yang berbeda antara satu propinsi
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning bangsa (kebudayaan itu menjadi cermin besar yang menggambarkan peradaban suatu bangsa). Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki keragaman etnis dan budaya. Keragaman budaya tersebut menjadi kekayaan bangsa Indonesia dan perlu dikembangkan
Lebih terperinci2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan sesuatu yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian,
Lebih terperinciGEOGRAFI BUDAYA Materi : 7
GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7 Agus sudarsono 1 VII. KEBUDAYAAN 2 A. BUDAYA DAN KEBUDAYAAN Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberagaman suku bangsa di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat - istiadat dan kepercayaan pada setiap suku bangsa. Tentunya dengan adanya adatistiadat tersebut,
Lebih terperinciBAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV.
BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP 4.1. PENDAHULUAN Bertolak dari uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian yang terdapat dalam Bab I, yang dilanjutkan dengan pembahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kata majemuk bahasa Inggris folklore, yang terdiri atas kata folk dan lore.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dananjaya (dalam Purwadi 2009:1) menyatakan bahwa kata folklor berasal dari kata majemuk bahasa Inggris folklore, yang terdiri atas kata folk dan lore. Kata folk berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan kegiatan manusia untuk menguasai alam dan mengolahnya bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang diungkapkan dalam bentuk cara bertindak, berbicara, berfikir, dan hidup. Daerah kebudayaan Kalimantan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN A. Landasan Teori 1. Kebudayaan Banyak orang mengartikan kebudayaan dalam arti yang terbatas yaitu pikiran, karya, dan semua hasil karya manusia yang memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan budaya. Hal ini menyebabkan daerah yang satu dengan daerah yang lain memiliki kebudayaan
Lebih terperinci2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Upacara adat Belian merupakan suatu bentuk kebudayaan asli Indonesia yang sampai saat ini masih ada dan terlaksana di masyarakat Dayak Paser, Kalimantan Timur. Sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu jenis kebutuhan manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk yang sepanjang
Lebih terperinciBAB IV MAKNA PELAKSANAAN UPACARA ADAT ALAWAU AMANO BAGI KEHIDUPAN ORANG NOLLOTH. A. Mendiskripsikan Upacara Adat Kematian Alawau Amano
BAB IV MAKNA PELAKSANAAN UPACARA ADAT ALAWAU AMANO BAGI KEHIDUPAN ORANG NOLLOTH A. Mendiskripsikan Upacara Adat Kematian Alawau Amano Menurut Hertz, kematian selalu dipandang sebagai suatu proses peralihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan normanorma
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan normanorma budaya masyarakat, baik secara horisontal, dari suatu masyarakat kepada masyarakat lainnya, ataupun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teori 1. Kebudayaan Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN
BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN 2.1 Uraina Tentang Seni Kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Menurut kajian ilmu di eropa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu hasil karya seni yang sekaligus menjadi bagian dari kebudayaan. Sebagai salah satu hasil kesenian, karya sastra mengandung
Lebih terperinciNo Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa
Daftar Informan No Nama Umur Pekerjaan Alamat 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai Negeri Sipil, tokoh adat Desa Senakin 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa Senakin 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan bagian yang melingkupi kehidupan manusia. Kebudayaan yang diiringi dengan kemampuan berpikir secara metaforik atau perubahan berpikir dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara
digilib.uns.ac.id 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upacara tradisional merupakan salah satu wujud peninggalan kebudayaan dan pada dasarnya upacara tradisional disebarkan secara lisan. Upacara
Lebih terperinciMAKNA TRADISI SAPARAN BAGI MASYARAKAT DUSUN MULUNGAN KELURAHAN NOGOSAREN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG
MAKNA TRADISI SAPARAN BAGI MASYARAKAT DUSUN MULUNGAN KELURAHAN NOGOSAREN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG Widodo Tri Widiarto Wahyu Purwiyastuti Progdi Sejarah FKIP Universitas Kristen Satya Wacana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain itu kesenian juga mempunyai fungsi lain, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri dari beribu-ribu suku. bahkan ribuan tahun yang lalu. Jaspan (dalam Soekanto 2001:21)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri dari beribu-ribu suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan telah ada sejak ratusan bahkan ribuan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan di Kaliwungu Kendal BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Saparan di Kaliwungu Kabupaten Kendal Pelaksanaan tradisi Saparan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ritual merupakan suatu proses pelaksanaan tradisi. Meskipun sudah ada ritual tanpa mitos-mitos dalam beberapa periode jaman kuno. Dalam tingkah laku manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena, masyarakat adalah pencipta sekaligus pendukung kebudayaan. Dengan demikian tidak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Senakin kabupaten Landak Kalimantan Barat. Teori-teori tersebut dalah sebagai
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam Bab II ini penulis akan menjelaskan kajian teori yang akan digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian yang berjudul pergeseran makna Tangkin bagi masyarakat Dayak Kanayatn
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan aktivitas yang diturunkan secara terus-menerus dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tradisi merupakan aktivitas yang diturunkan secara terus-menerus dan mengandung nilai-nilai luhur. Aktivitas yang terdapat dalam tradisi secara turuntemurun
Lebih terperinciKEBUDAYAAN & MASYARAKAT
KEBUDAYAAN & MASYARAKAT Pengantar Sosiologi FITRI DWI LESTARI MASYARAKAT Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya
Lebih terperinciCERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)
CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) Oleh: Dyah Susanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa shanti.kece@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dalam artian bahwa sesungguhnya manusia hidup dalam interaksi
Lebih terperinciBAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus
BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan dan Refleksi Upacara slametan sebagai salah satu tradisi yang dilaksanakan jemaat GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus sebagai juruslamat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang sangat sulit dipisahkan. Sebab masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara kita adalah Negara yang memiliki beragam kebudayaan daerah dengan ciri khas masing-masing. Bangsa Indonesia telah memiliki semboyan Bhineka Tunggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.
BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Kematian bagi masyarakat Tionghoa (yang tetap berpegang pada tradisi) masih sangat tabu untuk dibicarakan, sebab mereka percaya bahwa kematian merupakan sumber malapetaka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan dalam masyarakat tidak begitu saja ada dengan sendirinya. Kebudayaan itu sendiri merupakan sebuah hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia yang diperoleh melalui
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. [Type text]
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tari adalah suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendukungnya. Tari merupakan warisan budaya leluhur dari beberapa abad yang lampau. Tari
Lebih terperinciBAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,
BAB IV ANALISIS 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, yang secara sadar maupun tidak telah membentuk dan melegalkan aturan-aturan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang dapat berwujud sebagai komunitas desa, sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di segala aspek kehidupan. Keanekaragaman tersebut terlihat dari beragamnya kebudayaan
Lebih terperinciDampak Perubahan Sosial Budaya
Dampak Perubahan Sosial Budaya Terhadap Kesehatan dr.taufik Suryadi,SpF (abiforensa@yahoo.com) Ahli Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Lulusan FK USU Lulusan Program Bioetika, Hukum Kedokteran dan HAM
Lebih terperinciPENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN
PENGERTIAN DASAR SEJARAH KEBUDAYAAN Pengertian dasar sejarah kebudayaan yang dimaksudkan di sini adalah pembahasan umum mencakup pembahasan mengenai istilah dan definisi kebudayan, perbedaan kebudayaan
Lebih terperinciPANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO
PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Wahyu Duhito Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Wahyu_duhito@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI TEORETIS DAN FOKUS PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI TEORETIS DAN FOKUS PENELITIAN A. Deskripsi Teoretis 1. Hakikat Tradisi dan Kebudayaan Tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam ritual yang menjadi ciri khasnya. Masyarakat Karo pada masa dahulu percaya akan kekuatan mistis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi
Lebih terperinciBAB IV. Makna Slametan Bagi Jemaat GKJW Magetan. 4.1 Pemahaman jemaat GKJW Magetan melakukan slametan
BAB IV Makna Slametan Bagi Jemaat GKJW Magetan 4.1 Pemahaman jemaat GKJW Magetan melakukan slametan Jika kita kembali melihat kehidupan jemaat GKJW Magetan tentang kebudayaan slametan mau tidak mau gereja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi dialihkan oleh Kerajaan Sunda/Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang. Artinya, Kerajaan
Lebih terperinciHuman Relations. Kebudayaan dan Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat
Human Relations Modul ke: Kebudayaan dan Human Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Amin Shabana Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Istilah kebudayaan merupakan tejemahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan tidak akan tercipta jika tidak ada manusia yang melestarikanya, karena manusia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Hilir Tengah, Kecamatan Ngabang,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Hilir Tengah, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Propinsi Kalimantan Barat. Di Desa Hilir Tengah ini, tradisi upacara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upacara Adat Labuh Saji berlokasi di Kelurahan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, pada tahun ini upacara dilaksanakan pada tanggal 13 Juni hal tersebut dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena bangsa Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dan keanekaragaman budaya merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia dengan semboyan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. a. Kebudayaan sebagai proses pembangunan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Kebudayaan a. Kebudayaan sebagai proses pembangunan Koentjaraningrat dalam Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan mendeskripsikan
Lebih terperinciBAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial
BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar Kebudayaan merupakan proses dan hasil dari kehidupan masyarakat. Tidak ada mayarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan, hanya saja kebudayaan yang dimiliki masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan semakin berkembangnya cara berfikir masyarakat pada masa sekarang ini. Ternyata tak jarang juga dapat menyebabkan berubahnya pola pikir masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa, yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan berbangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. Umumnya manusia sangat peka
Lebih terperinciDaftar pertanyaan wawancara dan hasil deskripsi dari hasil wawancara dengan : A. Bapak M. Rani (Panyangahatn di Desa Pahokng)
LAMPIRAN 53 54 Daftar pertanyaan wawancara dan hasil deskripsi dari hasil wawancara dengan : A. Bapak M. Rani (Panyangahatn di Desa Pahokng) B. Bapak Ajan (Panyangahatn di Desa Pahokng) C. Bapak Kadam
Lebih terperinciBAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT. Nusak Dengka, dan makna perayaan Limbe dalam masyarakat tersebut.
BAB II TELAAH TEORITIS ANIMISME DALAM MASYARAKAT Bab ini merupakan pembahasan atas kerangka teoritis yang dapat menjadi referensi berpikir dalam melihat masalah penelitian yang dilakukan sekaligus menjadi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi
BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. animisme dan dinamisme. Masyarakat tersebut masih mempercayai adanya rohroh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum Islam masuk ke Indonesia khususnya di Kalimantan Selatan masyarakatnya sudah menganut agama dan kepercayaan tertentu, seperti memeluk agama Budha, Hindu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR 1. Tradisi Mitoni sebagai Kebudayaan A. Kajian Pustaka Perkumpulan manusia dalam sebuah masyarakat, akan melahirkan banyak hal baru didalamnya. Baik bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai Negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa. Masing-masing suku bangsa memiliki warisan budaya yang tak ternilai harganya.kata budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sungguh telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna. Dalam Al Quran dalam Surat At Tin Allah berfirman: Sungguh telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baik
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain dikarenakan
Lebih terperinciUPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN
UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN Syarif Firmansyah Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial IKIP PGRI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. menurut tuntutan sejarahnya sendiri-sendiri. Pengalaman serta kemampuan
BAB II LANDASAN TEORI A. Kebudayaan Kebudayaan Indonesia adalah satu kondisi yang majemuk karena bermodalkan berbagai kebudayaan lingkungan wilayah yang berkembang menurut tuntutan sejarahnya sendiri-sendiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku X di Kabupaten Papua yang menganut tradisi potong jari ketika salah seorang anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap kebudayaan memiliki sistem religi atau sistem kepercayaan, termasuk dalam kebudayaan etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa selalu melestarikan kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran sebagai aktor, sebagimana manusia itu dapat memberikan sumbangan dan memfasilitasi kehidupan yang mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budi Koentjaraningrat (dalam Soeloeman, 2007:21). Kebudayaan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta kata budhayah yaitu dari kata buddhi yang berarti budi atau akal dengan demikian kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air.akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang
Lebih terperinci2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri,
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Budaya kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri, mulai dari lagu kedaerahan, pakaian adat, rumah adat sampai ke makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya tidak lepas dari lingkungan hidup sekitarnya. Lingkungan hidup manusia tersebut menyediakan berbagai
Lebih terperinciTEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kebudayaan nasional dalam pandangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Antropolog Indonesia Koentjaraningrat dalam bukunya. itu mempunyai paling sedikit tiga wujud yaitu:
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Kebudayaan Kebudayaan mencakup pengertian sangat luas. Kebudayaan merupakan keseluruan hasil kreativitas manusia yang sangat komplek. Di dalamnya berisi struktur-struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan etnis budaya, dimana setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian Ziarah merupakan istilah yang tidak asing di masyarakat. Ziarah adalah salah satu bentuk kegiatan berdoa yang identitik dengan hal yang berkaitan dengan
Lebih terperinciKEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan
Lebih terperinci