Konferensi Internasional Manajemen Risiko - Asia Pasifik.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Konferensi Internasional Manajemen Risiko - Asia Pasifik."

Transkripsi

1 Konferensi Internasional Manajemen Risiko - Asia Pasifik. Tanggal 8-9 Desember 2011, Bali - Indonesia Oleh: Antonius Alijoyo 5 November Kata Kunci: Enterprise Risk Management (Manajemen Risiko Terpadu), ISO31000 Risk Management Standard (Standar Manajemen Risiko), Sustainability Risk Management (Manajemen Risiko Berkesinambungan), Integration Risk Management and Performance Management (Integrasi Manajemen Risiko dan Manajemen Kinerja), Social Risk Management (Manajemen Risiko Sosial), Risk Culture (Budaya Risiko), Risk Leadership (Kepemimpinan dalam Manajemen Risiko), Risk Governance (Tata kelola Risiko), Strategic Risk Management (Manajemen Risiko Strategik), dan Board Risk Oversight (Fungsi pengawasan risiko di tingkat dewan komisaris). Latar Belakang Suatu Konferensi Internasional Manajemen Risiko akan diselenggarakan di Bali pada tanggal 8-9 Desember 2011 ( Lebih dari 16 pembicara mancanegara akan berpartisipasi, di antaranya: Indonesia, Amerika Serikat, Kanada, Belanda, Inggris, Australia, India, Malaysia, Turki, Hongkong, dan Singapura. Dalam kesempatan ini pula akan ada perwakilan dari IFC World Bank (International Finance Corporation yang memberikan gambaran tentang pentingnya penerapan manajemen risiko dari kacamata investasi dunia internasional terutama untuk portofolio investasi langsung mereka di berbagai negara di Asia termasuk Indonesia. Konferensi diselenggarakan oleh ERM Academy atau ERMA ( sebagai salah satu inisiatif internasional mereka dalam mensosialisasikan ajang bertukar pikiran dan pengalaman dalam penerapan manajemen risiko terpadu untuk komunitas profesi manajemen risiko di Asia Pasifik. ERMA adalah institusi yang berbasis di Singapura dan menyediakan sertifikasi kompetensi profesi di bidang Enteprise Risk Management yang berbasis ISO31000 Risk Management Standard.

2 CRMSIndonesia adalah salah satu mitra pendukung penyelenggaraan konferensi ini, terutama dalam mensosialisasikan tentang penggunaan dan praktik penerapan ISO31000 Risk Management Standard di Indonesia. Selain mendukung penuh acara konferensi ini, CRMSIndonesia ( juga menyelenggarakan pelatihan intensif ISO31000 ERM Fundamentals yang dimulai tiga hari sebelum konferensi yaitu mulai dari 5 Desember 2011 dan berakhir dengan melibatkan peserta pelatihan ke dalam konferensi internasional di atas Pembicara dan topik konferensi Setiap pembicara akan memberikan paparan dan berbagi perspektif sesuai dengan keahlian dan pengalaman mereka. Di antaranya adalah: Marc Leipoldt Managing Director Global Risk Advisory Services (GRAS), Eropa. Beliau akan berbicara mengenai Regional Aspects of The Global Crisis: A business Perspective. Krisis keuangan global yang dipicu oleh kegagalan Yunani mengelola obligasi negara mereka telah merembet ke berbagai negara lain di zona eropa, dan memiliki potensi efek domino terhadap bisnis secara global termasuk wilayah Asia Pasifik. Apa saja risiko-risiko yang dapat timbul bagi pelaku bisnis di wilayah Asia Pasifik termasuk Indonesia? Marc Leipoldt dengan pengalaman yang sarat di bidang keuangan dan perbankan internasional akan berbagi pandangan, perspektif dan masukanmasukan praktis bagaimana pelaku bisnis dapat mempersiapkan diri dengan efektif terhadap dampak ikutan dari krisis keuangan global tersebut. DR. Gregory Maasen Governance expert (USAID/ACED/AECOM), Amerika Serikat; dan Associate Professor Erasmus University, Belanda. Sebagai ahli governance di tingkat internasional, beliau banyak menangani berbagai inisiatif global dari USAID, ACED, dan AECOM. Gregory Maasen akan berbicara mengenai Enterprise Risk Management and Governance dari perspektif global dan relevansinya bagi dunia bisnis di wilayah Asia Pasifik, terutama pemaparan tentang referensi apa saja yang perlu mendapat perhatian dari para pelaku bisnis terutama di tingkat Direksi dan Dewan Komisaris.

3 Mas Achmad Daniri Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance Indonesia dan komisaris di berbagai perusahaan besar, Indonesia. Beliau akan berbicara mengenai Enteprise Risk Management dan Governance dari perspektif Asia dan relevansinya bagi dunia bisnis di Indonesia, terutama dalam berbagi pengalaman tentang referensi apa saja yang perlu mendapat perhatian dari para pelaku bisnis di Indonesia terutama dari perusahaan-perusahaan tercatat dan BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Sesi ini penting bagi para Komisaris dan Direktur perusahaan agar paham tentang perkembangan terakhir dan memperoleh rujukan terkini dalam aspek keterpaduan antara corporate governance dan manajemen risiko korporasi. Charles T. Canfield Senior Corporate Governance Officer IFC World Bank, Amerika Serikat. Beliau akan berpartisipasi dalam beberapa diskusi panel selama konferensi berlangsung. Charles T. Canfield akan menyoroti topik dan aspek diskusi dari perspektif IFC-World Bank terutama tentang harapan dan ukuran mereka dalam menentukan apakah investasi langsung (Direct Investment) akan dilakukan atau tidak, dan pendekatan IFC dalam memastikan bahwa aspek governance dan manajemen risiko diterapkan dan dirawat secara efektif di organisasi dimana mereka melakukan investasi. Pandangan beliau akan sangat bermanfaat bagi Direksi dan Komisaris perusahaan-perusahaan di Indonesia, terutama yang memerlukan referensi tentang kriteria-kriteria investasi dari lembaga-lembaga pendanaan dunia seperti IFC atau sejenis. Rajendran Krishnan Ahli di bidang Sumber Daya Insani (Human Capital) dan Board Member of ERM Academy, India-Singapura-Indonesia. Sebagai ahli di bidang sumber daya insani, beliau akan berbicara tentang Developing and Leading a Risk Culture: A matter that is real, terutama tentang bagaimana langkahlangkah yang seharusnya dilakukan oleh suatu organisasi agar tercipta suatu budaya pengelolaan risiko yang sehat. Hal ini sangat relevan bagi pelaku bisnis, karena penerapan manajemen risiko akan memberikan manfaat optimal bila dapat menjadi bagian dari budaya perusahaan yang melekat, dan bukan sekedar gugur kewajiban (compliance) saja. Selain itu, karena berbagai lembaga rating besar telah memasukkan elemen ini ke dalam proses penentuan rating mereka, pemahaman tentang Risk Culture dan bagaimana membangunnya dalam organisasi mereka menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan yang membutuhkan pendanaan publik.

4 Dato Abdul Aziz Direktur Eksekutif Malaysian Directors Academy (MINDA); mantan eksekutif berbagai perusahaan besar di Malaysia. Beliau akan berbicara dalam diskusi panel bertajuk Board Risk Oversight: New Measures and Expectation. Dalam diskusi panel tersebut, beliau akan berbagi pengalaman dan perspektif tentang apa saja kompetensi yang diperlukan oleh direktur (Executive Director) dan komisaris (Non-Executive Director) perusahaan untuk dapat secara efektif melaksanakan amanah dari peran dan tugas mereka, dan langkah-langkah praktis apa yang dapat dilakukan atau perlu dipersiapkan oleh mereka. Prof. Ilter Tuhran, PhD. Profesor Universitas di Turki, dan mantan Wakil Ketua Umum International Political Science Association USA. Sebagai ahli baik dari sisi akademis maupun sebagai penasihat untuk banyak perusahaan global, beliau akan berbicara tentang Understanding and Managing Political Risk. Karena risiko politik saat ini sudah menjadi fenomena global, dan pada saat yang sama memiliki dampak besar terhadap kelangsungan suatu organisasi, sesi ini sangat penting untuk diikuti oleh para ahli manajemen risiko dan praktisi bisnis di tingkat Direksi, Dewan komisaris, dan komite-komite Dewan Komisaris. Prof. Martin Loosemore Profesor dari Universitas New South Wales (NSW) Australia, dan risk advisor di Australia dan Inggris. Dengan pengalaman sebagai risk advisor untuk berbagai inisiatif besar kelas dunia, di antaranya inisiatif olimpiade di Sydney dan Beijing, beliau akan berbicara mengenai Strategic Risk Management, terutama tentang bagaimana melakukan asesmen pembandingan antara kesempatan dan risiko, dan bagaimana melakukan proses pengambilan keputusan yang terkait dengan kedua hal tersebut. Beliau juga pemegang patent metode ROMS (Risk and Opportunity Management System) yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar di Australia dan Inggris. Walter Sandosam Associate Profesor HELP University Malaysia, dan mantan Ketua Institute of Internal Auditors Malaysia, Malaysia. Beliau akan berbicara dalam panel Integrating Risk and Performance Management dimana beberapa aspek penting akan dipaparkan, misal tentang sinkronisasi antara KPI (Key Performance Indicators), KCI (Key Control Indicators), dan KRI (Key Risk Indicators). Selain itu, sesi ini juga akan membahas tentang mengukur tingkat kematangan ERM di suatu organisasi, dan keterpaduan fungsi ERM dengan Internal Control perusahaan.

5 Prof. DR. Djisman Simanjuntak Komisaris Independen PT Indo Tambangraya Megah Tbk, dan guru besar bidang Manajemen, Indonesia. Beliau akan berbicara dalam panel Strategic Risk Management terutama dari kacamata praktisi komisaris independen yang menjadi katalisator penerapan GCG (Good Corporate Governance) di suatu organisasi perusahaan. Apa relevansi dari Strategic Risk Management bagi perusahaan secara umumnya dan bagi direksi dan dewan komisaris secara khususnya. Beliau juga akan berbagi pengalaman tentang bagaimana pelaksanaan yang efektif untuk pelaksanaan strategic risk oversight di tingkat Direksi dan Dewan Komisaris. Sim Cheng Hwee Managing Director Integrated Decision Systems Consultancy, Singapura. Sebagai ahli di bidang quantitative method and analysis beliau sarat pengalaman dalam membantu berbagai perusahaan besar untuk dapat menggunakan metode kuantitatif dalam penanganan Business Continuity Management (BCM) secara efektif, terutama yang terkait dengan proses bisnis Supply Chain. Dalam konferensi ini, beliau akan berbicara tentang Supply Chain Risk in Enterprise Risk Management, sebagai suatu risiko kritikal yang harus ditangani dengan menyeluruh dan efektif untuk membuat perusahaan dapat beroperasi secara optimal dan penuh daya saing. Saat ini, beliau banyak membantu perusahaan global untuk membangun sistem supply chain yang efektif di daratan China. Colin Adams Director Asia Pacific of Cardno Emerging Markets, Australia Hongkong, China. Beliau akan berbagi pengalaman tentang bagaimana memastikan efektifitas penerapan manajemen risiko di suatu organisasi dari sudut pandang penanganan isu sosiallingkungan dimana perusahaan tersebut beroperasi. Colin Adams akan berbicara tentang bagaimana melakukan Social Risk Management secara komprehensif, mulai dari tingkat perancangan program sampai pada penerapannya di lapangan, termasuk pengukuran efektifitas dari program tersebut. Dalam konteks Indonesia, topik ini sangat relevan karena pelaksanaan CSR (Corporate Social Responsibility) sudah menjadi tuntutan tersendiri untuk berbagai korporasi terutama BUMN (Badan Usaha Milik Negara).

6 Timothy J. Corbett President of SMART RISK, Amerika Serikat. Timothy J. Corbett adalah ahli dalam bidang Sustainability Risk Management dan telah membantu banyak perusahaan multinasional baik di bidang pertambangan, energi dan mineral, maupun di sektor manufaktur dan perdagangan dalam menerapkan konsep dan standar-standar yang diperlukan oleh mereka. Sustainability Risk Management merupakan agenda masa depan berbagai perusahaan di dunia agar dapat meningkatkan probabilitas kesuksesan mereka dalam mencapai tingkat sustainability yang diharapkan, yaitu berkinerja baik dari segi ekonomis (economic performance), sosial (Social performance), dan lingkungan (Environmental Performance) Manfaat Konferensi Manfaat terbesar dari suatu konferensi adalah terbangunnya konektivitas peserta dengan berbagai narasumber kelas dunia untuk beragam topik yang disampaikan, dan terjaganya komunikasi dengan para peserta lain untuk bertukar pikiran dan pengalaman di bidang manajemen risiko. Karena konsep, pengetahuan dan standar-standar penerapan manajemen risiko selalu berkembang, keberadaan dan keterlibatan peserta dalam konferensi akan sangat bermanfaat dalam menjaga kekinian pengetahuan mereka di bidang manajemen risiko baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga mereka dapat lebih memberikan kontribusi kepada organisasi di mana mereka berkarya dan juga kepada masyarakat luas di Indonesia. Sampai bertemu di Bali Ayodya Hotel Nusa Dua, 8-9 Desember 2011.

ISO Standar Internasional Manajemen Risiko

ISO Standar Internasional Manajemen Risiko PELATIHAN INTENSIF ISO 31000 Standar Internasional Manajemen Risiko ERM Fundamental PROGRAM PELATIHAN BERSERTIFIKASI Standard Internasional Manajemen Risiko ERM FUNDAMENTAL 10-14 Agustus 2015 Bekerja sama

Lebih terperinci

Detail Program BALI SERIES ISO STANDAR INTERNASIONAL MANAJEMEN RISIKO CRMS INDONESIA ERM FUNDAMENTAL. BALI 9-13 Desember 2013 PELATIHAN INTENSIF

Detail Program BALI SERIES ISO STANDAR INTERNASIONAL MANAJEMEN RISIKO CRMS INDONESIA ERM FUNDAMENTAL. BALI 9-13 Desember 2013 PELATIHAN INTENSIF Detail Program BALI SERIES PELATIHAN INTENSIF ISO 31000 STANDAR INTERNASIONAL MANAJEMEN RISIKO ERM FUNDAMENTAL BALI 9-13 Desember 2013 Diselenggarakan oleh : Bekerja sama dengan : Center for Risk Management

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan lain. Dengan adanya tujuan usaha tersebut maka diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan lain. Dengan adanya tujuan usaha tersebut maka diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini banyak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang berusaha untuk meningkatkan strategi dalam mencapai tujuan usahanya, yaitu memaksimalkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEBERLANGSUNGAN USAHA

MANAJEMEN KEBERLANGSUNGAN USAHA MANAJEMEN KEBERLANGSUNGAN USAHA Berbasis ISO 22301 Business Continuity Management Based on ISO 22301 Bandung, 25-27 Februari 2015 Pelatihan 3 hari tentang Business Continuity Management didisain khusus

Lebih terperinci

Simulation based Workshop of KEY RISK INDICATORS. Diselenggarakan oleh : Risk Management Service Provider of the Year

Simulation based Workshop of KEY RISK INDICATORS. Diselenggarakan oleh : Risk Management Service Provider of the Year Simulation based Workshop of KEY RISK INDICATORS Diselenggarakan oleh : Risk Management Service Provider of the Year SINOPSIS Pelatihan ini dirancang untuk memberikan pemahaman tentang konsep Key Risk

Lebih terperinci

GCG and ERM Fundamentals for Insurance Company PELATIHAN INTENSIF. 30 Maret-1 April

GCG and ERM Fundamentals for Insurance Company PELATIHAN INTENSIF. 30 Maret-1 April PELATIHAN INTENSIF GCG and ERM Fundamentals for Insurance Company 30 Maret-1 April 2016 Diselenggarakan oleh : Bekerja sama dengan: www.erm-academy.org Perolehan gelar sertifikasi dari ERMA (Enterprise

Lebih terperinci

PELATIHAN. Manajemen Risiko Hukum dan Kepatuhan. Legal and Compliance Risk Management

PELATIHAN. Manajemen Risiko Hukum dan Kepatuhan. Legal and Compliance Risk Management PELATIHAN Manajemen Risiko Hukum dan Kepatuhan Legal and Compliance Risk Management Sinopsis Pelatihan ini dapat memberikan pemahaman sistematis mengenai risiko hukum dan kepatuhan termasuk cakupan, sumber,

Lebih terperinci

INSURANCE COMPANY. GCG and Risk Management Fundamentals for. BANDUNG 5-7 Agustus 2015 PELATIHAN INTENSIF. Diselenggarakan oleh : Bekerja sama dengan :

INSURANCE COMPANY. GCG and Risk Management Fundamentals for. BANDUNG 5-7 Agustus 2015 PELATIHAN INTENSIF. Diselenggarakan oleh : Bekerja sama dengan : PELATIHAN INTENSIF GCG and Risk Management Fundamentals for INSURANCE COMPANY BANDUNG 5-7 Agustus 2015 Bekerja sama dengan : Diselenggarakan oleh : www.erm-academy.org SINOPSIS PROGRAM Perusahaan Asuransi

Lebih terperinci

PELATIHAN. Manajemen Risiko untuk Sektor Publik Berbasis SNI ISO Risk Management for Public Sectors based on ISO 31000

PELATIHAN. Manajemen Risiko untuk Sektor Publik Berbasis SNI ISO Risk Management for Public Sectors based on ISO 31000 PELATIHAN Manajemen Risiko untuk Sektor Publik Berbasis SNI ISO 31000 Risk Management for Public Sectors based on ISO 31000 SINOPSIS Pelatihan ini dirancang untuk memberi pemahaman dan perspektif manajemen

Lebih terperinci

ISO Standar Internasional Manajemen Risiko

ISO Standar Internasional Manajemen Risiko PELATIHAN INTENSIF ISO 31000 Standar Internasional Manajemen Risiko AUDIT MANAJEMEN RISIKO Series 4: ISO 31000 International Risk Standard Auditing Risk Diselenggarakan oleh : Bekerja sama dengan: www.erm-academy.org

Lebih terperinci

ISO Standar Internasional Manajemen Risiko

ISO Standar Internasional Manajemen Risiko PELATIHAN INTENSIF ISO 31000 Standar Internasional Manajemen Risiko IMPLEMENTASI ERM Series 3: ISO 31000 International Risk Management Standard ERM Guidance for the - ISO 31004 Diselenggarakan oleh : Bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan Standards Australia of the world s risk management standard, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan Standards Australia of the world s risk management standard, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kegiatan bisnis selalu mengandung risiko yang setara dengan tingkat pengembalian (return) yang akan didapatkan. Pada dasarnya risiko tidak dapat dihindari dari

Lebih terperinci

Lokasi : Bandung Desember ISO Risk Management Standard Fundamentals

Lokasi : Bandung Desember ISO Risk Management Standard Fundamentals Pelatihan Intensif ISO 31000 Risk Management Standard Fundamentals Program Pelatihan Bersertifikasi ISO 31000 Risk Management Standard Fundamentals Lokasi : Bandung 13-17 Desember 2010 Diselenggarakan

Lebih terperinci

BALI SERIES ISO STANDAR INTERNASIONAL MANAJEMEN RISIKO ERM FUNDAMENTAL CERTIFIED PROGRAM IN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT. BALI 7-11 Desember 2015

BALI SERIES ISO STANDAR INTERNASIONAL MANAJEMEN RISIKO ERM FUNDAMENTAL CERTIFIED PROGRAM IN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT. BALI 7-11 Desember 2015 PELATIHAN INTENSIF ISO 31000 STANDAR INTERNASIONAL MANAJEMEN RISIKO ERM FUNDAMENTAL BALI 7-11 Desember 2015 CERTIFIED PROGRAM IN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT Program pelatihan intensif selama lima hari mengenai

Lebih terperinci

Bali International Seminar on Enterprise Risk Management 2012

Bali International Seminar on Enterprise Risk Management 2012 Bali International Seminar on Enterprise Risk Management 2012 Corporate Governance & Risk Management 6-7 December 2012 Nusa Dua, Bali, Indonesia www.balierm2012.com Gambaran Umum ERMA (Enterprise Risk

Lebih terperinci

ISO Standar Internasional Manajemen Risiko ERM Fundamental

ISO Standar Internasional Manajemen Risiko ERM Fundamental PELATIHAN INTENSIF BERSERTIFIKASI ISO 31000 Standar Internasional Manajemen Risiko ERM Fundamental Series 1: ISO 31000 International Risk Management Standard ERM FUNDAMENTALS - Principles and Guidelines

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Mutu. & Manajemen Risiko INTEGRASI (ISO 9001:2015) (ISO 31000:2009)

Sistem Manajemen Mutu. & Manajemen Risiko INTEGRASI (ISO 9001:2015) (ISO 31000:2009) Seri Pelatihan Integrasi Manajemen Risiko PELATIHAN INTEGRASI Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001:2015) & Manajemen Risiko (ISO 31000:2009) Integration of Quality Management System (ISO 9001:2015) & Risk Management

Lebih terperinci

ISO Standar Internasional Manajemen Risiko ERM Fundamental

ISO Standar Internasional Manajemen Risiko ERM Fundamental PELATIHAN INTENSIF BERSERTIFIKASI ISO 31000 Standar Internasional Manajemen Risiko ERM Fundamental Series 1: ISO 31000 International Risk Management Standard ERM FUNDAMENTALS - Principles And Guidelines

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PROYEK. Project Risk Management

MANAJEMEN RISIKO PROYEK. Project Risk Management MANAJEMEN RISIKO PROYEK Project Risk Management BANDUNG 19-21 Agustus 2015 Proyek adalah proses yang unik, kompleks, dan penuh ketidakpastian serta memerlukan sumberdaya yang tidak sedikit. Suatu proyek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance BAB 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Menurut laporan world bank dalam Sutedi (2012), pada tahun 1999 penyebab terjadinya krisis ekonomi di asia timur dikarenakan oleh kegagalan dalam penerapan corporate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang mempengaruhi perekonomian menjadi tidak stabil. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang mempengaruhi perekonomian menjadi tidak stabil. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter pada tahun 1997 pernah melanda Negara Asia yaitu Negara Indonesia yang mempengaruhi perekonomian menjadi tidak stabil. Banyak perusahaan besar yang

Lebih terperinci

Self Assessment. for Financial Industry. Good Corporate Governance PELATIHAN INTENSIF. Bekerja sama dengan: Diselenggarakan oleh :

Self Assessment. for Financial Industry. Good Corporate Governance PELATIHAN INTENSIF. Bekerja sama dengan: Diselenggarakan oleh : PELATIHAN INTENSIF Good Corporate Governance Self Assessment for Financial Industry Diselenggarakan oleh : Bekerja sama dengan: PDUs bagi Pemegang ERMCP (Enterprise Risk Management Certified Professional)

Lebih terperinci

Memadukan Balanced Scorecard (BSC) dan Enterprise Risk Management (ERM)

Memadukan Balanced Scorecard (BSC) dan Enterprise Risk Management (ERM) Memadukan Balanced Scorecard (BSC) dan Enterprise Risk Management (ERM) Oleh: Antonius Alijoyo July 2011 Latar Belakang Dalam berbagai kesempatan, penulis dihadapkan pada pertanyaan sejauh apa diperlukan

Lebih terperinci

CYBER RISK MANAGEMENT FUNDAMENTALS

CYBER RISK MANAGEMENT FUNDAMENTALS Powered by Indonesia Chapter PELATIHAN CYBER RISK MANAGEMENT FUNDAMENTALS Manajemen Risiko Siber Fundamental Diselenggarakan oleh: Sinopsis Pemahaman dan kemampuan praktis tentang risiko siber (cyber risk)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jika manajer perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan

BAB I PENDAHULUAN. Jika manajer perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Adanya pemisahan kepemilikan perusahaan dengan pengelolaan perusahaan atau terjadinya hubungan agensi seperti ini rawan terjadinya konflik, yaitu konflik kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena munculnya Good Corporate Governance mulai dikenal karena

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena munculnya Good Corporate Governance mulai dikenal karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena munculnya Good Corporate Governance mulai dikenal karena sering diwacanakan seiring meningkatnya kesadaran masyarakat, stakeholder, pemerintah maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Weygandt et al., 2008). Keseluruhan proses akuntansi pada akhirnya akan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. (Weygandt et al., 2008). Keseluruhan proses akuntansi pada akhirnya akan menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan sistem informasi yang mengidentifikasi, merekam dan mengkomunikasikan kejadian ekonomik dari suatu entitas pada pengguna yang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan meningkat dalam hampir dua dekade belakangan ini, terlebih setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan meningkat dalam hampir dua dekade belakangan ini, terlebih setelah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perhatian terhadap praktek Good Corporate Governance (GCG) pada perusahaan meningkat dalam hampir dua dekade belakangan ini, terlebih setelah pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

PENJELASAN AGENDA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN ( RAPAT ) 2015 PT BANK OCBC NISP Tbk ( PERSEROAN )

PENJELASAN AGENDA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN ( RAPAT ) 2015 PT BANK OCBC NISP Tbk ( PERSEROAN ) PENJELASAN AGENDA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN ( RAPAT ) 2015 PT BANK OCBC NISP Tbk ( PERSEROAN ) Agenda 1 Persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku 2014 Perseroan akan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lingkungan bisnis saat ini yang memiliki tingkat kompetisi semakin tinggi menyebabkan perubahan tuntutan dan paradigma suatu perusahaan untuk menjadi lebih

Lebih terperinci

Penulis menguraikan banyak pengalaman yang menunjukkan seorang Komisaris di suatu perusahaan juga menjabat Komisaris di perusahaanperusahaan

Penulis menguraikan banyak pengalaman yang menunjukkan seorang Komisaris di suatu perusahaan juga menjabat Komisaris di perusahaanperusahaan RESENSI BUKU Judul : Komisaris Independen Penggerak Praktik GCG di Perusahaan Penulis : Antonius Alijoyo dan Subarto Zaini Penerbit : PT. INDEKS kelompok GRAMEDIA, 2004 Oleh : Mochamad Hoshi Utomo, S.H.,

Lebih terperinci

GLOBAL ADVOCACY PLATFORM

GLOBAL ADVOCACY PLATFORM GLOBAL ADVOCACY PLATFORM 2 PENDAHULUAN Platform advokasi global (The Global Advocacy Platform) dibentuk untuk mendukung upaya advokasi yang dilakukan oleh IIA, chapter, sukarelawan, anggota, pemangku kepentingan

Lebih terperinci

PENJELASAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN ( RAPAT ) 2018 PT BANK OCBC NISP Tbk ( PERSEROAN )

PENJELASAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN ( RAPAT ) 2018 PT BANK OCBC NISP Tbk ( PERSEROAN ) PENJELASAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN ( RAPAT ) 2018 PT BANK OCBC NISP Tbk ( PERSEROAN ) Mata Acara 1 Persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan untuk Tahun Buku 2017 Perseroan akan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menarik. Isu mengenai corporate governance ini mulai mengemuka,

BAB I PENDAHULUAN. yang menarik. Isu mengenai corporate governance ini mulai mengemuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance telah menjadi topik pembicaraan dan penelitian yang menarik. Isu mengenai corporate governance ini mulai mengemuka, khususnya di Indonesia,

Lebih terperinci

INDONESIAN MINING INSTITUTE

INDONESIAN MINING INSTITUTE INDONESIAN MINING INSTITUTE LEMBAGA KONSULTASI YANG FOKUS PADA KAJIAN DAN STUDI STRATEGI BAGI KEBIJAKAN DISEKTOR PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA COMPANY PROFILE PROFIL IMI IMI berdiri dari sebuah idealisme

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. I. PENDAHULUAN Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No.1/M-MBU/2011 tanggal 1 November 2011, manajemen risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penerapan Good Corporate Governance. Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate governance saat ini merupakan kebutuhan vital bagi seluruh pelaku bisnis dan menjadi tuntutan bagi masyarakat dengan adanya corporate governance ini diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan profitability adalah hal yang sangat disukai oleh para investor dan stakeholders perusahaan apapun. Namun kedua hal tersebut dapat menjadi bumerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kestabilan moneter dan sebagai lalu lintas pembayaran. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kestabilan moneter dan sebagai lalu lintas pembayaran. Banyaknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang memberikan jasa pelayanan keuangan yang memiliki peran penting untuk meningkatkan pertumbuhan dan kestabilan perekonomian di suatu negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan maupun nonkeuangan. Bank Indonesia menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan maupun nonkeuangan. Bank Indonesia menjelaskan bahwa fungsi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap perusahaan pasti dihadapkan pada risiko dan ketidakpastian dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Salah satu risiko tersebut dapat berupa keuangan maupun nonkeuangan.

Lebih terperinci

Tata Kelola Terintegrasi

Tata Kelola Terintegrasi Tata Kelola Terintegrasi Mas Achmad Daniri Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance 9 Nopember 2015 Pengertian Umum Holding Company 1. Holding company adalah suatu perusahaan yang bertujuan untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Good corporate governance, seperti yang kita ketahui, beberapa tahun terakhir ini telah menjadi statu topik dan sorotan Publik, setelah berhasil membangun kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Namun terkadang

Lebih terperinci

PELATIHAN. Perancangan Anggaran Berbasis Risiko. Risk Based Budgeting

PELATIHAN. Perancangan Anggaran Berbasis Risiko. Risk Based Budgeting PELATIHAN Perancangan Anggaran Berbasis Risiko Risk Based Budgeting Sinopsis Penyusunan rancangan anggaran organisasi berbasis penanganan risiko semakin diperlukan di organisasi. Hal ini berlaku baik bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa ini tidak bisa lepas dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa ini tidak bisa lepas dari adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa ini tidak bisa lepas dari adanya praktek bisnis yang kurang adil dalam masyarakat. Dalam dunia bisnis manajemen dan kegiatan

Lebih terperinci

GROWTH AND RESILIENCY: THE ASEAN STORY. (Nugraha Adi) I. Latar Belakang

GROWTH AND RESILIENCY: THE ASEAN STORY. (Nugraha Adi) I. Latar Belakang GROWTH AND RESILIENCY: THE ASEAN STORY (Catatan Pertemuan the 8 th ASEAN Finance Ministers Investor Seminar (AFMIS), 8 November 2011, Jakarta I. Latar Belakang (Nugraha Adi) Kawasan ASEAN telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan lembaga keuangan yang berdampak sistemik serta disfungsi

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan lembaga keuangan yang berdampak sistemik serta disfungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis keuangan global memberikan pelajaran yang sangat berharga tentang pentingnya menjaga sistem keuangan agar tetap tahan terhadap krisis. Krisis yang saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perhatian terhadap bagaimana menciptakan kinerja manajerial perusahaan yang unggul telah menjadi isu yang menarik bagi para peneliti dan praktisi dari tahun

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. Sesuai dengan objek penelitian, yaitu website perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

BAB II DESKRIPSI PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. Sesuai dengan objek penelitian, yaitu website perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk BAB II DESKRIPSI PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK Dalam bab II ini berisi paparan tentang deskripsi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sesuai dengan objek penelitian, yaitu website perusahaan PT Bank Mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kemampuan atau kinerja perusahaan dalam menghasilkan return di. strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kemampuan atau kinerja perusahaan dalam menghasilkan return di. strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya tujuan para investor menginvestasikan modalnya adalah untuk memperoleh return atas modal yang mereka investasikan. Oleh karena itu, para investor

Lebih terperinci

PENJELASAN AGENDA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT ABM INVESTAMA Tbk

PENJELASAN AGENDA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT ABM INVESTAMA Tbk PENJELASAN AGENDA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT ABM INVESTAMA Tbk PT ABM Investama Tbk ( Perseroan ) akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ( RUPST ) pada tanggal 8 Mei 2018 pukul

Lebih terperinci

Kerangka Acuan. Training and Directorship Certification for Directors and Commissioners Angkatan 27. Keterbukaan Informasi dan Kredibilitas Perusahaan

Kerangka Acuan. Training and Directorship Certification for Directors and Commissioners Angkatan 27. Keterbukaan Informasi dan Kredibilitas Perusahaan Kerangka Acuan Training and Directorship Certification for Directors and Commissioners Angkatan 27 Keterbukaan Informasi dan Kredibilitas Perusahaan di Mata Investor Rabu - Kamis, 26-27 Oktober 2011 Board

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO Seiring dengan pertumbuhan bisnis, Direksi secara berkala telah melakukan penyempurnaan atas kebijakan, infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia secara periodik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keberadaan isu Corporate Governance (Swasembada, edisi: 09/XXI/28 april-

BAB I PENDAHULUAN. dari keberadaan isu Corporate Governance (Swasembada, edisi: 09/XXI/28 april- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Governance telah menjadi sebuah isu yang menarik sejak dekade terakhir. Organisasi dunia seperti Bank Dunia dan The Organization For Economic Cooperation

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO crmsindonesia.org

MANAJEMEN RISIKO crmsindonesia.org S U R V E Y N A S I O N A L MANAJEMEN RISIKO 2016 crmsindonesia.org Daftar Pustaka 3 Indonesia 6 Potret 7 9 dan Kompetisi Regional dan Tren Manajemen Risiko di Indonesia Adopsi Manajemen Risiko di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep Corporate Govenance muncul sebagai reaksi terhadap berbagai kegagalan korporasi akibat dari buruknya tata kelola perusahaan. Krisis ekonomi di kawasan Asia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi dan keterbukaan pasar membuat perusahaan harus secara serius dan terbuka memperhatikan pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan persaingan bank semakin ketat. Persaingan ini mengakibatkan pasar perbankan semakin dinamis

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pertama dan tertua di Indonesia. Goodyear Indonesia menjadi salah satu

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pertama dan tertua di Indonesia. Goodyear Indonesia menjadi salah satu BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan Goodyear didirikan sejak tahun 1935 sebagai anak perusahaan The Goodyear Tire & Rubber Company, Goodyear Indonesia menjadi perusahaan ban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah asing good corporate governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah asing good corporate governance (GCG) tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mulai populernya istilah tata kelola perusahaan yang baik atau yang lebih dikenal dengan istilah asing good corporate governance (GCG) tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

ISO Standar Internasional Manajemen Risiko ERM Fundamental

ISO Standar Internasional Manajemen Risiko ERM Fundamental INCLUDE: SPECIAL EDITION BALI ERM 2017 INTERNATIONAL CONFERENCE PELATIHAN INTENSIF BERSERTIFIKASI Series 1 ISO 31000 Standar Internasional Manajemen Risiko ERM Fundamental 4-8 Desember 2017 The Anvaya

Lebih terperinci

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

PENJELASAN AGENDA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN ( RAPAT ) 2016 PT BANK OCBC NISP Tbk ( PERSEROAN )

PENJELASAN AGENDA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN ( RAPAT ) 2016 PT BANK OCBC NISP Tbk ( PERSEROAN ) PENJELASAN AGENDA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN ( RAPAT ) 2016 PT BANK OCBC NISP Tbk ( PERSEROAN ) Agenda 1 Persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku 2015 Perseroan akan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Adanya. menarik lebih banyak investor asing maupun investor dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Adanya. menarik lebih banyak investor asing maupun investor dalam negeri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di tengah persaingan global yang semakin ketat, perusahaan berlomba untuk meningkatkan daya saing di berbagai sektor untuk dapat menarik minat investor untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada sektor riil. Karakteristik industri perbankan berbeda jika dibandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada sektor riil. Karakteristik industri perbankan berbeda jika dibandingkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri Perbankan merupakan suatu industri yang memiliki risiko usaha yang sangat tinggi, terutama karena melibatkan pengelolaan keuangan masyarakat. Jatuhnya industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan disiapkan untuk memberikan informasi yang berguna bagi para pemakai laporan keuangan seperti pemegang saham (investor), kreditor dan pemerintah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru berkembang di Indonesia. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para penjual dan pembeli dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pengelolaan perusahaan adalah untuk memaksimalisasi nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pengelolaan perusahaan adalah untuk memaksimalisasi nilai perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan pengelolaan perusahaan adalah untuk memaksimalisasi nilai perusahaan dan kekayaan pemegang saham. Nilai dan kekayaan ini pada prinsipnya adalah ekspektasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan terbaru membuktikan bahwa manajemen tidak cukup hanya memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien. Diperlukan instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan pengelolaan risiko. Sebuah bisnis yang berkembang harus

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan pengelolaan risiko. Sebuah bisnis yang berkembang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bisnis menghadapi tantangan yang paralel dari pertumbuhan pendapatan dan pengelolaan risiko. Sebuah bisnis yang berkembang harus mengidentifikasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN telah memunculkan ide untuk reformasi tata kelola perusahaan (corporate governance) di

BAB I PENDAHULUAN telah memunculkan ide untuk reformasi tata kelola perusahaan (corporate governance) di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan yang menimpa beberapa Negara Asia termasuk Indonesia pada tahun1997-1998 telah memunculkan ide untuk reformasi tata kelola perusahaan (corporate governance)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangkrut, buruknya kinerja perbankan nasional, banyaknya kredit macet, rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. bangkrut, buruknya kinerja perbankan nasional, banyaknya kredit macet, rendahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian Indonesia sampai abad 21 ini masih belum menunjukan adanya perbaikan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi

BAB I PENDAHULUAN. mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin ASEAN sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 mendatang.ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya ditandai dengan meningkatnya inflasi, dimana terjadi kenaikan harga barang dan jasa secara terus

Lebih terperinci

, 2015 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI SURVEI IICG PERIODE

, 2015 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI SURVEI IICG PERIODE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia saat ini yang disebut dengan era globalisasi membawa perubahan khususnya di bidang ekonomi, dimana negara-negara di seluruh dunia baik itu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan sekarang ini, perusahaan tidak lagi berhadapan pada tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disalurkan kembali kemasyarakat untuk menjalankan proses perekonomian.

BAB 1 PENDAHULUAN. disalurkan kembali kemasyarakat untuk menjalankan proses perekonomian. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perbankan berperan sebagai jantungnya perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga intermediasi keuangan, dana yang dihimpun oleh bank disalurkan kembali kemasyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG),

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor maupun calon investor dalam mengambil keputusan. Dibutuhkan informasi yang lengkap, akurat serta

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH Sejarah PT PELINDO III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting.perseroan pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan

Lebih terperinci

ISO Standar Internasional Manajemen Risiko

ISO Standar Internasional Manajemen Risiko PELATIHAN INTENSIF ISO 31000 Standar Internasional Manajemen Risiko TEKNIK ASESMEN RISIKO IEC/ISO 31010 Series 2: ISO 31000 International Risk Management Standard Risk Assessment Techniques IEC/ISO 31010

Lebih terperinci

Survey Bisnis Keluarga 2014 Indonesia

Survey Bisnis Keluarga 2014 Indonesia www.pwc.com/id Survey Bisnis Keluarga 2014 Indonesia November 2014 Terima kasih.. Atas partisipasi dalam survey dan kehadirannya Agenda Latar belakang Family business survey 2014 Sekilas temuan utama Gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan kesejahteraan pemilik saham atau memaksimumkan kekayaan pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer dan ditempatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer dan ditempatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer dan ditempatkan pada posisi terhormat. Dikarenakan alasan yang pertama, GCG merupakan salah satu kunci

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. prinsipal. Namun, ditemui ada konflik kepentingan antara agen dan prinsipal

BAB 1 PENDAHULUAN. prinsipal. Namun, ditemui ada konflik kepentingan antara agen dan prinsipal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran manajemen diharapkan dapat bekerja memenuhi permintaan prinsipal. Namun, ditemui ada konflik kepentingan antara agen dan prinsipal (Wolfhensohn, 1999). Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2014 : 1) yang menjelaskan bahwa Good Corporate Governance (GCG)

BAB I PENDAHULUAN. (2014 : 1) yang menjelaskan bahwa Good Corporate Governance (GCG) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerapan Good Corporate Governance dalam kinerja perusahaan merupakan kunci sukses bagi perusahaan untuk memperoleh keuntungan dalam jangka panjang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. posisi tiga terbawah dalam menerapkan Good Corporate Governance di Asia,

BAB I PENDAHULUAN. posisi tiga terbawah dalam menerapkan Good Corporate Governance di Asia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai salah satu negara berkembang ternyata menduduki posisi tiga terbawah dalam menerapkan Good Corporate Governance di Asia, hal ini berdasarkan

Lebih terperinci

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto BEST PRACTICES ITG di Perusahaan Titien S. Sukamto Beberapa Best Practices Guideline untuk Tata Kelola TI 1. ITIL (The Infrastructure Library) ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce (OGC),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur selalu berhadapan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya mengalami krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah berita mengenai negara dengan direksi wanita terbanyak. Disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah berita mengenai negara dengan direksi wanita terbanyak. Disebutkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Awal tahun 2015, sebuah media masa terkemuka di Indonesia menulis sebuah berita mengenai negara dengan direksi wanita terbanyak. Disebutkan bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendorong pertumbuhan, meningkatkan kinerja, mengelola. risiko, serta menarik dan mempertahankan investor.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendorong pertumbuhan, meningkatkan kinerja, mengelola. risiko, serta menarik dan mempertahankan investor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola perusahaan merupakan hal stratejik bagi perusahaan dalam mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang telah disusun perusahaan dengan menghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu instrumen hutang yang ditawarkan penerbit (issuer) atau yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu instrumen hutang yang ditawarkan penerbit (issuer) atau yang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Investasi digolongkan menjadi dua jenis yaitu investasi kepemilikan (saham) dan surat hutang (obligasi). Investor dalam membuat keputusan investasi membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi era globalisasi saat ini, indonesia mengalami perkembangan ekonomi dengan cepat dan kondisi perekonomian nasional yang semakin membaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik menyiapkan laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur selalu berhadapan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit internal memiliki fungsi untuk memastikan tujuan perusahaan tercapai. Tujuan perusahaan secara sederhana adalah perusahaan dapat beroperasi secara efektif

Lebih terperinci

PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO

PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO 071116 PIAGAM UNIT MANAJEMEN RISIKO PT. PYRIDAM FARMA Tbk. PT. Pyridam Farma Tbk. tidak luput dari risiko usaha, baik dari sumber eksternal maupun internal sehubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) masih menjadi fokus utama dalam pengembangan usaha di Indonesia

Lebih terperinci