BAB II PERSEPSI DAN PEMBELAJARAN BTQ. berasal dari bahasa latin perceptio; dari percipere, yang artinya menerima

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PERSEPSI DAN PEMBELAJARAN BTQ. berasal dari bahasa latin perceptio; dari percipere, yang artinya menerima"

Transkripsi

1 BAB II PERSEPSI DAN PEMBELAJARAN BTQ A. Persepsi 1. Pengertian persepsi Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa latin perceptio; dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil. Persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas, persepsi adalah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana sesorang memandang atau mengartikan sesuatu. 1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. 2 Menurut Abdul Rahman Shaleh, persepsi adalah kemampuan membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan terhadap suatu objek rangsang. Dalam proses pengelompokan dan membedakan ini persepsi melibatkan proses interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap satu peristiwa atau objek. 3 1 Alex Sobur, Psikologi Umum, Cet. Ke-2 (Bandung: Pustaka Setia, 2003), hlm Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm Abdul Rahman Shaleh, Psikologi: Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, Cet. Ke-4 (Jakarta: Kencana, 2009), hlm

2 20 Menurut Jalaluddin Rakhmat, persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. 4 Menurut Bimo Walgito, persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. 5 Jadi, secara sederhana persepsi bisa diartikan sebagai tanggapan seseorang terhadap suatu objek yang didahului oleh proses penginderaan dan berdasarkan pengalamannya. 2. Proses persepsi Proses terjadinya persepsi adalah sebagai berikut: objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Antara objek dan stimulus itu berbeda, tetapi ada kalanya bahwa objek dan stimulus itu menjadi satu, misalnya dalam hal tekanan. Benda sebagai objek langsung mengenai kulit, sehingga akan terasa tekanan tersebut. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh saraf sensoris ke otak. Proses ini disebut sebagai proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikologis. Dengan demikian dapat dikemukakan 4 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Cet. Ke-18 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: ANDI, 2003), hlm. 87.

3 21 bahwa taraf terakhir dari proses persepsi adalah individu menyadari tentang misalnya apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera. Proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi sebenarnya. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk. Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi itu. Hal tersebut karena keadaan menunjukkan bahwa individu tidak hanya dikenai oleh satu stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya, namun tidak semua stimulus mendapatkan respon individu untuk dipersepsi. Stimulus mana yang akan dipersepsi atau mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Sebagai akibat dari stimulus yang dipilihnya dan diterima oleh individu, individu menyadari dan memberikan respon sebagai reaksi terhadap stimulus tersebut. 6 Pada persepsi pemberian arti menjadi hal yang penting dan utama. Pemberian arti ini dikaitkan dengan isi pengalaman seseorang, dengan kata lain, seseorang menafsirkan satu stimulus berdasarkan minat, harapan, dan keterkaitannya dengan pengalaman yang dimilikinya. 7 6 Ibid., hlm Abdul Rahman Shaleh, op. cit., hlm. 111.

4 22 3. Faktor yang berpengaruh dalam persepsi Dalam persepsi, individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimulus yang diterimanya, sehingga stimulus tersebut mempunyai arti bagi individu yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam persepsi. Ada beberapa faktor yang berperan dalam persepsi yaitu: a. Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai saraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu. b. Alat indera, saraf, dan pusat susunan saraf Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga harus ada saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan saraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan saraf motoris. c. Perhatian Untuk menyadari atau mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan

5 23 atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. 8 Menurut Abdul Rahman Shaleh, ada beberapa faktor yang berpengaruh pada persepsi yaitu: a. Perhatian yang selektif Dalam kehidupannya manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Meskipun demikian, ia tidak harus menanggapi semua rangsang yang diterimanya, tetapi hanya memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu saja. b. Ciri-ciri rangsang Rangsang yang bergerak diantara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian. c. Nilai dan kebutuhan individu Seorang seniman tentu mempunyai pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya dibanding bukan seorang seniman. d. Pengalaman dahulu Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunianya. 9 Persepsi seseorang tergantung dari apa yang ia harapkan dan tergantung dari pengalaman masa lalu serta adanya motivasi Bimo Walgito, op. cit., hlm Abdul Rahman Saleh, op. cit., hlm Ibid., hlm. 113.

6 24 B. Pembelajaran BTQ 1. Pengertian Alquran - و قرانا kata: Alquran secara etimologi diambil dari قراءة يقر أ - قر أ- yang berarti sesuatu yang dibaca. Jadi, arti Alquran secara bahasa adalah sesuatu yang dibaca. Berarti menganjurkan kepada umat Islam agar membaca Alquran, tidak hanya dijadikan hiasan rumah saja. Oleh karena itu, Alquran harus dibaca dengan benar sesuai dengan makhraj dan sifat sifat hurufnya, dipahami, dihayati, dan diresapi makna-makna yang terkandung di dalamnya kemudian diamalkan. Sedangkan secara terminologi, Alquran adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui Malaikat Jibril yang tertulis pada mushaf, yang diriwayatkan secara mutawatir, dinilai ibadah membacanya, yang dimulai dari Surat Al Fatihah dan diakhiri dengan Surat An Nas Pengertian pembelajaran BTQ Secara sederhana, istilah pembelajaran (instruction) bermakna sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain 11 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira at: Keanehan Bacaan Alquran Qira at Ashim dari Hafsah (Jakarta: AMZAH, 2011), hlm. 1-2.

7 25 instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan belajar. 12 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti Baca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. 13 Adapun arti Tulis adalah ada huruf yang dibuat dengan pena. 14 Dan Alquran artinya kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dengan perantaraan Malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia. 15 Dan bisa disimpulkan bahwa BTQ adalah salah satu mata pelajaran yang mengajarkan membaca dan menulis Alquran. Jadi, pembelajaran BTQ adalah upaya untuk membelajarkan membaca dan menulis Alquran melalui berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan. 3. Tujuan, manfaat, dan fungsi pembelajaran BTQ Membaca dalam aneka maknanya adalah syarat pertama dan utama pengembangan ilmu dan teknologi serta syarat utama membangun peradaban. Ilmu baik yang kasbi maupun yang ladunni tidak dapat dicapai tanpa terlebih dahulu melakukan qiraat bacaan dalam arti yang luas. Kehadiran Alquran melahirkan peradaban Islam, khususnya dipicu oleh hlm Abdul Majid, Srategi Pembelajaran, Cet. Ke-2 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 13 Departemen Pendidikan Nasional, op. cit., hlm Ibid., hlm Ibid., hlm. 33.

8 26 daya kekuatan yang tumbuh dari semangat ayat-ayat Alquran yang awal mula diturunkan, yaitu perintah membaca dan menulis. 16 Dahulu Nabi Muhammad Saw, memberikan perhatian yang besar terhadap pendidikan Alquran, khususnya untuk kalangan anak-anak. Hal ini bertujuan untuk mengarahkan anak-anak berkeyakinan atau setidaknya mengenal bahwa sesungguhnya Allah SWT itu Tuhannya dan Alquran adalah kalam-nya. Juga bertujuan agar ruh Alquran senantiasa tertanam pada jiwa mereka. Cahaya Alquran memancar pada pemikiran, pandangan dan indera mereka. Bertujuan pula agar mereka menerima akidah-akidah Alquran sejak dini, tumbuh dan beranjak dewasa senantiasa mencintai Alquran, menjalankan perintah-perintah-nya, dan menjauhi laranganlarangan-nya, berakhlak seperti akhlak Alquran, serta berjalan diatas prinsip-prinsip Alquran. 17 Menurut Abdurrahman An Nahlawi tujuan belajar Alquran adalah mampu membacanya dengan baik, memahaminya dengan baik dan menerapkan segala ajarannya. Disini terkandung segala ubudiyah dan ketaatan kepada Allah SWT, mengambil petunjuk dari kalam-nya, takwa kepada-nya, melakukan segala perintah-nya dan tunduk kepadanya. 18 Selain menyeru mendidik anak membaca Alquran, Rasulullah Saw juga menekankan pentingnya mendidik anak menulis huruf-huruf Alquran. Anak diharapkan memiliki kemampuan menulis (kitabah) aksara Alquran 16 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Alquran (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm Ibid., hlm Abdurrahman An Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, alih bahasa Herry Noer Ali. (Bandung: Diponegoro, 1996), hlm. 184.

9 27 dengan baik dan benar dengan cara imla atau setidaknya dengan cara menyalin (naskh) dari mushaf. 19 Kegiatan mendidik Alquran pada anak-anak secara implisit termasuk amal jariyah. Bagi orang tua, guru, dan aktivis, kegiatan mendidik anak terhadap Alquran merupakan suatu ilmu yang diambil manfaatnya oleh orang lain, dalam hal ini diambil manfaatnya oleh kalangan anak-anak. Orang tua atau guru menngajar dan anak menjadi mengerti karenanya. Sedangkan bagi anak, pendidikan Alquran akan membentuknya menjadi anak muslim yang saleh. Ia akan terdorong mendoakan orang tua, guru, dan aktivis, karena dia meyakini atas jasa merekalah dirinya bisa baca tulis Alquran yang menjadi dasar hidupnya. 20 Alquran memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan kepribadian pada jiwa manusia pada umumnya. Pengaruh besar tersebut akan meresap kepada jiwa siapa saja yang masih bersih dan suci dari berbagai pengaruh luar. Maka semakin suci jiwa seseorang, akan semakin besar pula pengaruh yang akan didapatkannya. Dan anaklah yang merupakan manusia paling suci dibandingkan dengan yang lainnya. Pada saat fitrah kesuciannya masih meresap dalam jiwanya, dan pengaruh setan belum mulai mengotori serta mencoba menggelincirkannya, ini semua merupakan sarana yang sangat ideal untuk mendapatkan ruh ilahiah yang terkandung di dalam Alquran Ahmad Syarifuddin, op. cit., hlm Ibid., hlm Muhammad Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Cet. Ke-5 (Bandung: Al Bayan, 2000), hlm

10 28 Tujuan pelaksanaan BTQ adalah untuk meningkatkan dan mempersiapkan sumber daya manusia sejak dini melalui kecakapan dalam membaca dan menulis Alquran yang nantinya diharapkan nilai-nilai Alquran akan menjadi landasan, moral, etika dan spiritual yang kokoh bagi pelaksanaan pembangunan nasional. Di samping itu, manfaat pelaksanaan BTQ di sekolah diantaranya sebagai berikut: a. Meningkatkan kualitas baca tulis Alquran. b. Meningkatkan semangat ibadah c. Membentuk akhlakul karimah d. Meningkatkan lulusan yang berkualitas e. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan tehadap Alquran Adapun fungsi pelaksanaan baca tulis Alquran adalah sebagai salah satu sarana untuk mencetak generasi Qurani yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia demi menyongsong masa depan yang gemilang Metode-metode pembelajaran BTQ Pada saat masyarakat mulai merasakan kebutuhan akan belajar Alquran, para pengajar sekaligus pemerhati pembelajaran Alquran melakukan upaya-upaya untuk mencari solusi agar belajar Alquran menjadi lebih mudah dan diminati. Seiring dengan perkembangan zaman, sejak pertengahan abad 19, banyak bermunculan metode-metode pengajaran 1993), hlm M. Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: Hida Karya Agung,

11 29 membaca Alquran. 23 Saat ini banyak metode pembelajaran BTQ yang berkembang di Indonesia, untuk lebih jelasnya akan diuraikan satu persatu metode-metode tersebut antara lain: a. Metode Baghdadiyah Metode ini disebut juga dengan metode Eja atau Turutan, berasal dari Baghdad pada masa pemerintahan Khalifah Bani Abbasiyah. Tidak diketahui dengan pasti siapa penyusunnya. Telah seabad lebih berkembang secara merata di tanah air. Materi-materinya diurutkan dari yang konkret ke abstrak, dari yang mudah ke yang sukar. Dan dari yang umum sifatnya kepada materi yang terinci (khusus). Secara garis besar, kaedah Baghdadiyah memerlukan 17 langkah. 30 huruf hijaiyyah selalu ditampilkan secara utuh dalam tiap langkah. Seolah-olah sejumlah tersebut menjadi tema sentral dengan berbagai variasi. Variasi dari tiap langkah menimbulkan rasa estetika bagi siswa (enak didengar) karena bunyinya bersajak berirama. Indah dilihat karena penulisan huruf yang sama. Metode ini diajarkan secara klasikal maupun privat. Cara mengajarkannya adalah: 1) Mula-mula diajarkan nama-nama huruf hijaiyyah menurut tertib kaidah Baghdadiyah, yaitu dimulai dari huruf alif, ba, ta, sampai ya. 2) Kemudian diajarkan tanda-tanda baca (harakat) sekaligus bunyi bacaannya. Dalam hal ini anak dituntun bacaannya secara pelan-pelan hlm M. Samsul Ulum, Menangkap Cahaya Alquran (Malang: UIN Malang Press, 2007),

12 30 dan diurai atau dieja, seperti: alif fathah a, alif kasrah i, alif dhommah u, a-i-u, dan seterusnya. 3) Setelah anak-anak mempelajari huruf hijaiyyah dengan cara-cara bacaannya itu, barulah diajarkan kepada mereka Alquran Juz Amma, dengan dimulai dari surat An-Nas sampai surat An-Naba. Beberapa kelebihan metode Baghdadiyah antara lain: 1) Bahan atau materi pelajaran disusun secara sekuensif. 2) 30 huruf abjad hampir selalu ditampilkan pada setiap langkah secara utuh sebagai tema sentral. 3) Pola bunyi dan susunan huruf (wazan) disusun secara rapi. 4) Keterampilan mengeja yang dikembangkan merupakan daya tarik tersendiri. 5) Materi tajwid secara mendasar terintegrasi dalam setiap langkah. Beberapa kekurangan metode Baghdadiyah antara lain: 1) Kaedah Baghdadiyah yang asli sulit diketahui, karena sudah mengalami beberapa modifikasi kecil. 2) Penyajian materi terkesan menjemukan. 3) Penampilan beberapa huruf yang mirip dapat menyulitkan pengalaman siswa. 4) Memerlukan waktu lama untuk mampu membaca Alquran Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Tuntas Baca Tulis Alquran (Jakarta:Kementerian Agama RI, 2010), hlm

13 31 b. Metode Al-Barqy Metode Al-Barqy dapat dinilai sebagai metode cepat membaca Alquran yang paling awal. Metode ini ditemukan dosen Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, Muhadjir Sulthon pada tahun Awalnya, Al-Barqy diperuntukkan bagi siswa SD Islam At-Tarbiyah Surabaya. Siswa yang belajar metode ini lebih cepat mampu membaca Alquran. Muhadjir lantas membukukan metodenya pada tahun 1978, dengan judul Cara Cepat Mempelajari Bacaan Alquran Al-Barqy. Muhadjir Sulthon Manajemen (MSM) merupakan lembaga yang didirikan untuk membantu program pemerintah dalam hal pemberantasan buta baca tulis Alquran dan membaca huruf latin. Metode ini disebut anti lupa karena mempunyai struktur yang apabila pada saat siswa lupa dengan huruf-huruf atau suku kata yang telah dipelajari, maka ia akan dengan mudah dapat mengingat kembali tanpa bantuan guru. Penyebutan anti lupa itu sendiri adalah dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Agama RI. Metode ini diperuntukkan bagi siapa saja mulai anak-anak hingga orang dewasa. Metode ini mempunyai keunggulan anak tidak akan lupa sehingga secara langsung dapat mempermudah dan mempercepat anak atau siswa belajar membaca. Waktu untuk anak belajar membaca Alquran menjadi semakin singkat Ibid., hlm

14 32 c. Metode Tilawati Metode Tilawati disusun pada tahun 2002 oleh tim yang terdiri dari Drs.H. Hasan Sadzili, Drs. H. Ali Muaffa, dkk. Kemudian dikembangkan oleh Pesantren Virtual Nurul Falah Surabaya. Metode Tilawati dikembangkan untuk menjawab permasalahan yang berkembang di TK- TPA, antara lain: 1) Mutu pendidikan, kualitas santri lulusan TK-TP Alquran belum sesuai dengan target. 2) Metode pembelajaran, metode pembelajaran masih belum menciptakan suasana belajar yang kondusif. Sehingga proses belajar tidak efektif. 3) Pendanaan, tidak adanya keseimbangan keuangan antara pemasukan dan pengeluaran. 4) Waktu pendidikan, waktu pendidikan masih terlalu lama sehingga banyak santri drop out sebelum katam Alquran. 5) Kelas TQA pasca TPA TQA belum bisa terlaksana. Metode Tilawati memberikan jaminan kualitas bagi santri-santrinya, antara lain: 1) Santri mampu membaca Alquran dengan tartil. 2) Santri mampu membenarkan bacaan Alquran yang salah. 3) Ketuntasan belajar santri secara individu 70% dan secara kelompok 80%. Prinsip-prinsip pembelajaran Tilawati adalah:

15 33 1) Disampaikan secara praktis 2) Menggunakan lagu Rost 3) Menggunakan pendekatan klasikal dan individual secara seimbang. 26 d. Metode Iqro Metode Iqro merupakan salah satu metode cepat belajar membaca Alquran. Metode ini disusun oleh As ad Humam, beliau telah lama berkecimpung dalam dunia ajar mengajar Alquran dengan menggunakan berbagai metode sejak tahun Dalam perjalanannya mengajar membaca Alquran, beliau merasa bahwa metode-metode yang selama ini dipakai masih banyak kekurangan. dari berbagai metode yang ada, buku Qiroatilah yang paling lama beliau gunakan dan paling banyak memberikan inspirasi dalam penyusunan buku Iqro. Metode Iqro terdiri dari 6 jilid, menekankan langsung pada latihan membaca. Dimulai dari tingkatan yang sederhana, tahap demi tahap, sampai pada tingkat yang sempurna. 27 Secara garis besar, kelebihan metode Iqra yang membuat para peserta didik menjadi tertarik untuk belajar Alquran disebabkan beberapa modifikasi yang telah dilakukan dalam buku dan sistem pembelajarannya, diantaranya: 1) Adanya buku (modul) yang mudah dibawa dan dilengkapi oleh beberapa petunjuk teknis pembelajaran bagi guru serta pendidikan dan 26 Ibid., hlm As ad Humam, Juz Amma dan Terjemahannya dilengkapi Iqro (Jakarta: Departemen Agama RI, 1997), hlm. iii-vi.

16 34 latihan bagi guru agar buku Iqra dapat dipahami dengan baik oleh guru. 2) CBSA (Cara Belajar Santri Aktif). 3) Bersifat privat (individual). Setiap siswa menghadap guru untuk mendapatkan bimbingan langsung secara individual. 4) Menggunakan sistem asistensi, yaitu siswa yang lebih tinggi tingkat pelajarannya membina siswa yang berada dibawahnya. 5) Guru mengajar dengan pendekatan komunikatif, seperti dengan menggunakan bahasa peneguhan saat siswa membaca benar sehingga siswa termotivasi, dan dengan teguran yang tetap menyenangkan jika terjadi kesalahan. 6) Penggunaan sistem pembelajaran yang variatif dengan cerita dan nyanyian religius sehingga siswa tidak merasa jenuh. 7) Menggunakan bacaan secara langsung sehingga lebih mudah diingat. 8) Sistematis dan mudah diikuti, pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari yang sering didengar, yang mudah diingat ke yang sulit didengar dan diingat. 9) Buku dengan metode ini bersifat fleksibel untuk segala umur, baik untuk anak TK maupun orang tua. 28 e. Metode Qiro ati Metode ini disusun oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi dari Semarang, Jawa Tengah. Metode Qiroati disusun menjadi buku yang 28 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat (Yogyakarta: LkiS, 2009), hlm

17 35 kemudian digunakan untuk mengajarkan membaca Alquran. Buku Qiroati pertama terbit pada 1 Juli 1986, bertepatan dengan berdirinya TK Alquran yang pertama di Indonesia dan bukan mustahil TK Alquran yang pertama di dunia. Dahulu buku Qiroati tersusun dalam 8 jilid, kemudian setelah dilakukan penelitian ulang hanya menjadi 6 jilid. dengan 6 jilid tersebut, hasilnya jauh lebih mudah dari 8 jilid susunan lama. Buku Qiroati untuk TK Alquran yang disusun 1 Juli 1986, sumber pengambilannya adalah dari buku Qiroati 10 jilid yang disusun pada tahun Buku Qiroati telah dilengkapi dengan petunjuk bagi guru dalam mengajarkan pada anak didiknya dan disertai penjelasan yang ada pada kolom bawah masing-masing halaman. 29 f. Metode Maqthaiyah Metode ini merupakan metode yang dalam memulai mengajarkan membaca diawali dari potongan-potongan kata, kemudian dari potongan kata tersebut dilanjutkan mengajarkan kata-kata yang ditulis dari potongan kata tersebut. Dalam mengajarkan membaca, harus didahului huruf-huruf yang mengandung bunyi mad. Mula-mula siswa dikenalkan huruf alif, wawu, ya, kemudian dikenalkan pada kata seperti saa, suu, sii (terdapat bacaan mad). Kemudian dari potongan kata tersebut dirangkai dengan potongan kata yang lain, seperti: saaroo, siirii dan sebagainya Dachlan Salim Zarkasyi, Metode Praktis Belajar Membaca Alquran (Semarang: Yayasan Pendidikan Alquran Raudhatul Mujawwidin, 1990), hlm. ii. 30 M. Samsul Ulum, op. cit., hlm. 83.

18 36 g. Metode Jumlah Kata jumlah berasal dari bahasa Arab yang berarti kalimat. Mengajarkan membaca dengan metode ini adalah dengan cara seorang guru menunjukkan sebuah kalimat singkat pada sebuah kartu atau dengan cara dituliskan di papan tulis, kemudian guru mengucapkan kalimat tersebut dan setelah itu diulang-ulang oleh siswa beberapa kali. Setelah itu guru menambahkan satu kata pada kalimat tersebut lalu membacanya dan ditirukan lagi oleh siswa. 31 h. Metode Al Banjari Dinamakan metode Al Banjari karena metode ini disusun di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. di kota ini pernah memiliki seorang ulama terkemuka yaitu Syeikh Muhammad Arsyad Al Banjari, beliau telah menulis beberapa kitab yang menjadi pegangan umat Islam dan menulis Alquran 30 Juz dengan tulisan tangan. Dalam metode Al Banjari mengajarkan hukum tajwid, buku pegangan siswa untuk belajar membaca Alquran ialah Al Banjari yang terdiri dari 4 jilid. Dalam jilid satu, isinya memperkenalkan huruf hijaiyyah yang berjumlah 29 huruf dengan baris fatkhah di atas dan sebagainya. Buku jilid dua, memperkenalkan huruf mad (bacaan panjang), yaitu dengan tanda alif, ya, dan wawu yang berbaris sukun. Untuk jilid tiga, sudah diperkenalkan kepada hukum-hukum tajwid. 31 Ibid., hlm. 84.

19 37 Sedang jilid empat, sudah menggunakan ayat-ayat Alquran atau suratsurat pendek. 32 i. Dirosa (Dirasah Orang Dewasa) Dirosa merupakan sistem pembinaan Islam berkelanjutan yang diawali dengan belajar baca Alquran. Panduan baca Alquran pada Dirosa disusun tahun 2006 yang dikembangkan oleh Wahdah Islamiyah Gowa. Panduan ini khusus orang dewasa dengan sistem klasikal 20 kali pertemuan. Buku panduan ini lahir dari sebuah proses yang panjang, dari sebuah perjalanan pengajaran Alquran dikalangan ibu-ibu yang dialami sendiri oleh pencetus dan penulis buku ini. Telah terjadi proses pencarian format yang terbaik pada pengajaran Alquran dikalangan ibu-ibu selama kurang lebih 15 tahun dengan berganti-ganti metode. Dan akhirnya ditemukan satu format yang sementara dianggap paling ideal, paling baik dan efektif, yaitu memadukan pembelajaran baca Alquran dengan pengenalan dasar-dasar keislaman. Panduan Dirosa sudah mulai berkembang di daerah-daerah, baik Sulawesi, Kalimantan maupun daerah kepulauan Maluku yang dibawa oleh para da i. Secara garis besar metode pengajarannya adalah baca-tunjuksimak-ulang, yaitu pembina membacakan, peserta menunjuk tulisan, mendengarkan dengan seksama kemudian mengulangi bacaan tadi. Teknik ini dilakukan bukan hanya bagi bacaan pembina, tetapi juga 32 Departemen Agama RI, Metode-Metode Membaca Al Qur an di Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Agama Islam, 1998), hlm. 4.

20 38 bacaan dari sesama peserta. Semakin banyak mendengar dan mengulang, semakin besar kemungkinan untuk bisa baca Alquran lebih cepat. 33 j. Metode Qira ah Metode Qira ah ini dirancang dengan berbasis keindonesiaan karena banyak latihan bacaannya yang berbunyi bahasa Indonesia tapi bertuliskan Arab sehingga sangat mudah dicerna bagi anak-anak khususnya anak generasi Indonesia. Buku ini sangat mudah diajarkan kepada anak-anak yang masih TK karena memperkenalkan huruf-huruf hijaiyah dibantu dengan gambar sehingga anak-anak lebih mudah menangkapnya dan bisa belajar sendiri di rumah dengan bantuan gambar yang ada. Dalam sistem pembelajaran santri dituntut untuk lebih aktif daripada guru sehingga betul-betul bisa lebih cepat dapat membaca Alquran dengan baik dan lancar. Keunggulan metode Qira ah adalah: 1) Memakai media gambar. 2) Sekali dituntun langsung tahu. 3) Sekali tahu, insya Allah tidak pernah lupa. 4) Ada keseimbangan penguasaan dari semua huruf. 5) Hanya memperkenalkan kunci-kunci pola bacaan. 6) Latihannya berbunyi bahasa Indonesia. 7) Langsung belajar ilmu tajwid. 8) Ilmu tajwidnya mudah dipahami. 33 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, op. cit., hlm

21 39 9) Memakai sistem CBSA. 10) Penerapannya sudah teruji. Kunci sukses mengajarkan metode Qira ah adalah dipahami, ditunjuk, dibaca, diperlancar dan dipercepat. 34 Dari berbagai macam metode diatas, masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Oleh karena itu, guru harus bisa memilih metode mana yang paling tepat untuk peserta didiknya. 5. Penilaian Pembelajaran BTQ Ditinjau dari segi bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran dan kriteria, misalnya untuk dapat mengatakan baik, sedang dan kurang, diperlukan adanya ketentuan atau ukuran yang jelas. Adapun penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. 35 Menurut Griffin dan Nix yang dikutip oleh Mimin Haryati, penilaian adalah suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. Definisi penilaian berhubungan erat dengan setiap bagian dari kegiatan belajar mengajar. Ini menunjukkan 34 Ibid., hlm Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 3.

22 40 bahwa penilaian tidak hanya menyangkut hasil belajar saja tetapi juga menyangkut semua proses belajar dan mengajar. 36 Penilaian baca tulis Alquran adalah usaha mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses belajar (kegiatan dan kemajuan belajar baca tulis Alquran) dan hasil belajar peserta didik yang dapat dijadikan dasar untuk menentukan perlakuan bimbingan baca tulis Alquran selanjutnya. Penilaian merupakan bagian dari kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran. Manfaat penilaian bagi guru adalah: guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa. 37 Tujuan penilaian dalam bimbingan baca tulis Alquran adalah: a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan membaca dan menulis Alquran yang telah dicapai oleh peserta didik dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu. b. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang peserta didik dalam kelompok bimbingan baca tulis Alquran. Dengan demikian, penilaian itu dapat dijadikan pembimbing sebagai alat penetapan apakah peserta didik tersebut termasuk kategori cepat, sedang, atau lambat dalam arti mutu kemampuan belajar baca tulis Alqurannya. 36 Mimin Haryati, Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), hlm Darwyn Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), hlm. 198.

23 41 c. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan peserta didik dalam belajar membaca dan menulis Alquran. d. Untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk keperluan belajar baca tulis Alquran. e. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar membaca dan menulis Alquran yang telah digunakan pembimbing dalam proses pembelajaran. 38 Fungsi penilaian dalam bimbingan baca tulis Alquran antara lain: a. Fungsi administratif, untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku raport baca tulis Alquran. b. Fungsi promosi, untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan tingkat kelompok berikutnya. c. Fungsi diagnostik, untuk mengidentifikasikan kesulitan belajar peserta didik dan merencanakan program remedial teaching. d. Fungsi pertimbangan, bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan datang yang meliputi pengembangan kurikulum, metode dan alat-alat pembelajaran. e. Fungsi efektivitas, untuk mengetahui keefektifan proses yang telah dilakukan pembimbing, dengan ini pembimbing dapat mengetahui berhasil tidaknya ia mengajar baca tulis Alquran. 38 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, op. cit., hlm

24 42 f. Fungsi umpan balik, memberikan umpan balik kepada pembimbing sebagai dasar untuk memperbaiki cara belajar mengajar, mengadakan perbaikan bagi peserta didik serta menempatkan peserta didik pada situasi belajar mengajar yang lebih tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilki oleh mereka. g. Fungsi penyempurnaan, menyusun laporan dalam rangka penyempurnaan program belajar mengajar baca tulis Alquran yang sedang berlaku Ibid., hlm. 34.

BAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Program Pembelajaran BTQ di SMP Negeri 12 Pekalongan Alquran merupakan kitab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengenal al-qur an sejak dini merupakan langkah yang utama dan pertama sebelum pembelajaran yang lainnya. Bagi setiap muslim menanamkan nilai-nilai al-qur an

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN METODE QIRA ATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG

BAB IV PENERAPAN METODE QIRA ATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG BAB IV PENERAPAN METODE QIRA ATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG Bentuk penelitian dalam skripsi kualitatif, yakni penelitian dengan cara memaparkan dalam bentuk kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kalam Allah yang menjadi mukjizat, diturunkan kepada Nabi sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril, tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses terhadap anak didik berlangsung terus sampai anak didik mencapai pribadi dewasa susila. Proses ini berlangsung dalam jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau pondok pesantren pada prinsipnya dalam rangka menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG Disusun Oleh : Mas udi NIM: 093111368 FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang memiliki kemukjizatan lafal, membacanya bernilai ibadah, diriwayatkan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman yang abadi untuk kemaslahatan umat manusia, merupakan benteng pertahanan syari at Islam yang utama serta landasan sentral bagi tegaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Al-Quran merupakan ayat-ayat Allah yang berupa kalamullah yang diturunkan dengan bahasa arab, yaitu satu-satunya bahasa yang terjaga dengan baik. Hal ini semata-semata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. 1 Sedangkan Kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. 1 Sedangkan Kata BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Membaca dan Menulis Alqur an Membaca Alqur an, terdiri dari dua kata yaitu baca dan Alqur an, baca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. 1 Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang suatu ilmu. Pendidikan juga mempermudah seseorang menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi kalam Allah yang digunakan sebagai pedoman dan petunjuk bagi kehidupan umat Islam. Adapun definisi Al-Qur

Lebih terperinci

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah wahyu Allah SWT yang disampaikan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. yang di bukukan, kemurnian dan eksistensinya serta pemeliharaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2010), hlm Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2010), hlm Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal. Bimbingan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang diturunkan oleh-nya, melalui malaikat Jibril kepada nabi Muhammad SAW, sebagai pedoman serta tuntunan bagi manusia, Al-Qur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendididkan sangat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi orang tua bahkan lebih khusus lagi bagi anak-anak generasi penerus bangsa. Karena munculnya berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Uraian dalam bab ini merupakan penyajian dan temuan data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, berdasarkan wawancara, observasi serta dokumentasi. Adapun penyajian data hasil

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tentang Studi Komparasi Pelaksanaan Metode At-Tartil di TPQ Asy- Syafi iyah Candi Sidoarjo dan TPQ Ar-Roisiyah Gedangan Sidoarjo.

BAB V PENUTUP. tentang Studi Komparasi Pelaksanaan Metode At-Tartil di TPQ Asy- Syafi iyah Candi Sidoarjo dan TPQ Ar-Roisiyah Gedangan Sidoarjo. 114 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Pada bagian ini merupakan bab terakhir dari laporan hasil penelitian tentang Studi Komparasi Pelaksanaan Metode At-Tartil di TPQ Asy- Syafi iyah Candi Sidoarjo dan TPQ Ar-Roisiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agama Islam yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. agama Islam yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang berisikan ajaran-ajaran agama Islam yang mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah kalamullah (firman Allah SWT) yang diturunkan melalui Jibril kepada Rasulullah SAW. Allah menguraikan segala sesuatu yang belum jelas di dalam Al-Qur

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PERSEPSI DAN METODE PENDEKATAN HADIS

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PERSEPSI DAN METODE PENDEKATAN HADIS BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PERSEPSI DAN METODE PENDEKATAN HADIS A. Persepsi Ada tiga hal yang perlu diurai dalam pembahasan persepsi, antara lain pengertian persepsi, faktor-faktor pembentuk persepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai proses dimana sebuah bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alquran adalah kalam Allah Swt yang diturunkan secara mutawatir kepada

BAB I PENDAHULUAN. Alquran adalah kalam Allah Swt yang diturunkan secara mutawatir kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kalam Allah Swt yang diturunkan secara mutawatir kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantara malaikat Jibril, yang lafadz-lafadznya mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah SWT, Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah dan diperintahkan kepada manusia untuk memeluknya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah benar. 1 Khusus kemampuan menulis al-qur an bagi anak merupakan langkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Baca Tulis Al-Qur an (BTQ) adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya orang yang meyakini dan menganut ajaran Islam memiliki kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya orang yang meyakini dan menganut ajaran Islam memiliki kepribadian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama samawi yang sempurna dan paripurna. Sudah seharusnya orang yang meyakini dan menganut ajaran Islam memiliki kepribadian yang sempurna ( insan

Lebih terperinci

METODE BACA AL-QUR AN

METODE BACA AL-QUR AN METODE BACA AL-QUR AN Dosen Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus Abstract: Qur an is as a guide for the life of Muslims. There is no reason for them if they do not to read it. Therefore, learning how to read the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci sempurna sekaligus paripurna, terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6666 ayat, 77.934 kosa kata dan 333.671 huruf. Untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm, Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid II, Erlangga, Jakarta, 1998, hlm. 7

BAB I PENDAHULUAN. hlm, Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid II, Erlangga, Jakarta, 1998, hlm. 7 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pendidikan dapat di artikan sebagai usaha membina kepribadiannya sesuai dengan nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Hal ini sesuai peranan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kitab Tuhfatul Athfal merupakan salah satu kitab yang berisi tentang tajwid Qur an, 1 yang digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi santri yang sedang mengkaji al-qur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al Qur an adalah Kalam Allah yang mu jiz, diturunkan kepada Nabi dan Rosul pengahabisan dengan perantaraan Malaikat Jibril, tertulis dalam mushaf yang dinukilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pembelajaran merupakan upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik, dan kondisi orang lain agar peserta didik dapat belajar dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari semua segi pendidikan lainnya. Betapa pentingnya pendidikan agama itu bagi setiap warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Al- Qur an dirumuskan sebagai kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istilah tersebut adalah pendidikan dan pengajaran. Pengajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. istilah tersebut adalah pendidikan dan pengajaran. Pengajaran merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam khazanah pemikiran pendidikan Islam, ada dua istilah penting yang saling memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Dua istilah tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Baqarah, Ayat 151, Al-Qur an Terjemah Kudus, Menara Kudus, 2006, Hal 23

BAB I PENDAHULUAN. Al-Baqarah, Ayat 151, Al-Qur an Terjemah Kudus, Menara Kudus, 2006, Hal 23 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu dari kebutuhan mendasar manusia yang diperlukan sepanjang hidupnya. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran dirumuskan sebagai kalam Allah Swt yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an sebagai Kitab Suci umat Islam merupakan kumpulan firman Allah (kalam Allah) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. yang mengandung petunjuk-petunjuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup dibawah naungan Al-Qur an adalah suatu nikmat yang luar biasa yang tidak dapat diketahui oleh semua orang, kecuali orang yang bisa merasakannya. Begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar pada dasarnya merupakan proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh sesuatu sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih baik. Kenyataannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dalam kegiatan komunikasi ini manusia menyampaikan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dalam kegiatan komunikasi ini manusia menyampaikan pikiran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang sangat penting dalam kehidupannya karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kalam Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dalam bahasa Arab guna menjelaskan jalan hidup yang membawa kemaslahatan bagi umat manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipahami, dihayati dan diamalkan kandungannya. Secara istilah Alquran adalah

BAB I PENDAHULUAN. dipahami, dihayati dan diamalkan kandungannya. Secara istilah Alquran adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara harfiah Alquran berarti bacaan atau yang dibaca. Hal ini sesuai dengan tujuan kehadirannya, antara lain agar menjadi bahan bacaan untuk dipahami, dihayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan merupakan dasar dalam membentuk seorang anak agar lebih dapat mengenal tentang pembelajaran yang dipelajarinya di sekolah. Pada proses belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga tampaklah keindahan yang tercipta di hamparan bumi ini. Namun Allah SWT menciptakan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam pendidikan. Untuk itu setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Pengaruh kebiasaan tadarus Al-Quran secara terbimbing terhadap

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Pengaruh kebiasaan tadarus Al-Quran secara terbimbing terhadap BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Pengaruh kebiasaan tadarus Al-Quran secara terbimbing terhadap kelancaran membaca Al-Quran siswa kelas X MAN Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al -Qur an.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al -Qur an. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai ajaran yang sempurna dan rahmat bagi seluruh alam, mempunyai pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al -Qur an. Al-Qur an merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama ajaran islam yang menjadi petunjuk kehidupan umat manusia yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al Qur an adalah kitab umat islam yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril yang berisi perintah dan larangan yang langsung turun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu tajwid adalah ilmu yang dipergunakan untuk mengetahui tempat keluarnya huruf (makhraj) dan sifat serta bacaan-bacaannya. Hal ini juga termasuk memberikan huruf

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN QIRA ATII DI TPQ AL-MUTTAQIN PEKIRINGAN ALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB III PENGGUNAAN QIRA ATII DI TPQ AL-MUTTAQIN PEKIRINGAN ALIT KAJEN PEKALONGAN 35 BAB III PENGGUNAAN QIRA ATII DI TPQ AL-MUTTAQIN PEKIRINGAN ALIT KAJEN PEKALONGAN A. Visi, Misi dan Tujuan TPQ Al-Muttaqin Pekiringan Alit Kajen Pekalongan visi dan misi serta tujuan kelembagaan TPQ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ! #$ %&

BAB I PENDAHULUAN ! #$ %& BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Baca tulis merupakan suatu hal penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Asas ini nampaknya tidak mengecualikan kasus bagaimana umat ini bisa kokoh dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alquran adalah sumber utama dalam syariat Islam. Alquran telah

BAB I PENDAHULUAN. Alquran adalah sumber utama dalam syariat Islam. Alquran telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alquran adalah sumber utama dalam syariat Islam. Alquran telah mendidik jiwa manusia untuk selalu taat kepadanya, membawa manusia ke jalan yang lurus, adil, istiqamah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan syariat Allah yang diturunkan kepada umat manusia agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- Nya.. Dalam menanamkan keyakinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar sistematis, dilakukan orang-orang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci ummat Islam yang diharapkan menjadi pembimbing dan pedoman dalam kehidupan. Didalamnya terkandung berbagai nilai dan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Sejak manusia lahir ke dunia, telah dibekali Allah SWT dengan adanya rasa ingin tahu. Adapun wujud dari keingintahuan ini adalah adanya akal. Dengan akal, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan dan diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas.hampir semua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah telah menurunkan al-qur an sebagai kitab akhir zaman. Ia adalah sumber agama Islam pertama dan utama. 1 Al- Qur an merupakan Kalamullah yang diturunkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak anak-anak kita yang belum dapat

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak anak-anak kita yang belum dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang wajib dilaksanakan semua manusia, baik itu pendidikan formal maupun non formal. Di negara kita sendiri yakni Indonesia pendidikan

Lebih terperinci

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Generasi Rabbani yang tangguh sangat diharapkan mengingat banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Generasi Rabbani yang tangguh sangat diharapkan mengingat banyaknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi Rabbani yang tangguh sangat diharapkan mengingat banyaknya tantangan, perubahan dan persaingan kini dan masa depan. Menjadi tugas utama orangtua dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat Jibril, diriwayatkan kepada kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah pendidikan, proses belajar memegang peranan yang sangat vital. Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang. Perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Implementasinya berkait erat dengan lembaga, pendidik,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Implementasinya berkait erat dengan lembaga, pendidik, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Melalui pendidikan diharapkan dapat menciptakan sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan sesuai harakat, makhraj, dan tajwidnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan sesuai harakat, makhraj, dan tajwidnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah wahyu Allah yang ditilawatkan dengan lisan secara mutawatir. Membacanya akan bernilai ibadah jika dilakukan secara tertib dan perlahan-lahan sesuai

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Secara etimologi Alqurān berasal dari kata qara-a yaqra-u ( قرا - يقرا ) yang berarti membaca. Sedangkan Alqurān sendiri adalah bentuk maṣdar dari qara-a yang berarti bacaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat

BAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an sebagaimana yang dikutip Abdul Majid Khon dalam bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat (sesuatu yang luar biasa yang

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS HURUF HIJAIYAH DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BATURAN

PEMBELAJARAN MENULIS HURUF HIJAIYAH DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BATURAN PEMBELAJARAN MENULIS HURUF HIJAIYAH DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BATURAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan pada anak kecil, sebab masa anak-anak merupakan masa-masa yang

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan pada anak kecil, sebab masa anak-anak merupakan masa-masa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar membaca huruf adalah salah satu pelajaran awal yang harus diajarkan pada anak kecil, sebab masa anak-anak merupakan masa-masa yang paling intensif untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah al-qur an adalah firman Allah SWT. yang menjadi petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur an adalah bacaan yang mulia. Maha Pemurah Allah SWT. yang mengajarkan al-qur

Lebih terperinci

قال رسول صلي اللھ عليھ وسلن الذى يقزأ القزان وھوبھ

قال رسول صلي اللھ عليھ وسلن الذى يقزأ القزان وھوبھ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif,alquran di rumuskan sebagai kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses mengembangkan pembelajaran potensi dirinya, agar untuk peserta memiliki didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak keluar dari akar sejarahnya. Demikian dalam praktis-aplikatif,

BAB I PENDAHULUAN. tidak keluar dari akar sejarahnya. Demikian dalam praktis-aplikatif, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengelola pendidikan bukanlah persoalan mudah, melainkan dibutuhkan pemikiran dan analisis mendalam agar pendidikan yang dilaksanakan tepat sasaran dan sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan suatu rekayasa untuk mengendalikan learning guna mencapai tujuan yang direncanakan secara efektif dan efisien. Dalam proses rekayasa ini peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan. dengan jalan mutawātir, dan yang membacanya dipandang beribadah.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan. dengan jalan mutawātir, dan yang membacanya dipandang beribadah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mukjizat (bukti kebenaran atas kenabian muhammad) yang diturunkan kepada nabi Muhammad yang tertulis di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muslimin di seluruh dunia, merupakan way of life yang menjamin kebahagian

BAB I PENDAHULUAN. muslimin di seluruh dunia, merupakan way of life yang menjamin kebahagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Islam yang kita anut dan dianut oleh ratusan juta kaum muslimin di seluruh dunia, merupakan way of life yang menjamin kebahagian hidup pemeluknya di dunia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan kepada hambanya, penutup para nabi dan rasul, Muhammad SAW. Ia adalah jalan lurus dan ikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membaca al-qur an merupakan keharusan setiap muslim. Membaca al- Qur an tidak seperti membaca kitab/buku yang lain. Untuk membaca al-qur an dengan baik dan benar harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masa Rasululah, hingga masa sekarang. memahami dan dapat mengamalkan isi dari Al Quran. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. pada masa Rasululah, hingga masa sekarang. memahami dan dapat mengamalkan isi dari Al Quran. Sebagaimana yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al Quran adalah Firman Allah SWT yang mulia dan termasuk mukjizat Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, sudah seharusnya jika seorang muslim mempunyai kewajiban-kewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur an 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur an merupakan modal utama dalam kehidupan dimasa yang akan datang, agama islam memerintahkan umatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada konsep al-nas lebih ditekankan pada statusnya sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia dilihat sebagai makhluk yang memiliki dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa memahami aksara hijaiyah. Maka dari itu, pemberantasan buta aksara

BAB I PENDAHULUAN. bisa memahami aksara hijaiyah. Maka dari itu, pemberantasan buta aksara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Membaca Al-Quran sudah menjadi tradisi kaum muslimin dimasa lalu hingga sekarang. Namun kenyataanya saat ini masih banyak remaja yang belum bisa memahami aksara hijaiyah.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kerangka Teoritis 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi Pada pembahasan kerangka teoritis ini ada beberapa teori yang dianggap relevan untuk menjelaskan permasalahan sekitar judul

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. dengan temuan yang ada di lapangan. Terkadang apa yang ada di dalam kajian

BAB V PEMBAHASAN. dengan temuan yang ada di lapangan. Terkadang apa yang ada di dalam kajian BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas dan menghubungkan antara kajian pustaka dengan temuan yang ada di lapangan. Terkadang apa yang ada di dalam kajian pustaka dengan kenyataan yang ada di lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan firman Allah (kalamullah) yang diwahyukan. kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan bahasa Arab, di

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan firman Allah (kalamullah) yang diwahyukan. kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan bahasa Arab, di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Quran merupakan firman Allah (kalamullah) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan bahasa Arab, di dalamnya memuat petunjuk dan pedoman bagi seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting, karena pendidikan akan mampu meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga sumber daya alam di tanah air akan terolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan kitab suci dan pedoman utama ajaran Islam. Ia berisi

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan kitab suci dan pedoman utama ajaran Islam. Ia berisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran merupakan kitab suci dan pedoman utama ajaran Islam. Ia berisi sejumlah tuntunan dan pengajaran yang memberikan petunjuk kepada manusia serta pegangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan setiap manusia untuk memiliki suatu pengetahuan tertentu. Peranan dari pendidikan adalah untuk mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan kitab suci bagi umat Islam, karena ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan kitab suci bagi umat Islam, karena ini menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran merupakan kitab suci bagi umat Islam, karena ini menjadi pedoman untuk menjalani kehidupan ini, disamping itu Al-Quran memiliki sejarah otentik dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Allah telah memerintahkan Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Allah telah memerintahkan Rasulullah BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Al-Qur an merupakan pedoman hidup manusia yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Allah telah memerintahkan Rasulullah SAW untuk mengajarkan Al-Qur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam, Al Qur an berfungsi menjadi petunjuk kehidupan umat manusia

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam, Al Qur an berfungsi menjadi petunjuk kehidupan umat manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al Qur an adalah Kitab Suci yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam, Al Qur an berfungsi menjadi petunjuk kehidupan umat manusia diturunkan Allah

Lebih terperinci