BAB III PENGGUNAAN QIRA ATII DI TPQ AL-MUTTAQIN PEKIRINGAN ALIT KAJEN PEKALONGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PENGGUNAAN QIRA ATII DI TPQ AL-MUTTAQIN PEKIRINGAN ALIT KAJEN PEKALONGAN"

Transkripsi

1 35 BAB III PENGGUNAAN QIRA ATII DI TPQ AL-MUTTAQIN PEKIRINGAN ALIT KAJEN PEKALONGAN A. Visi, Misi dan Tujuan TPQ Al-Muttaqin Pekiringan Alit Kajen Pekalongan visi dan misi serta tujuan kelembagaan TPQ Al-Muttaqin Pekiringan Alit Kajen Pekalongan 1 adalah sebagai berikut 1. Visi Terciptanya anak yang aktif, kreatif, inovatif serta menjadi generasi Islam yang qur ani. 2. Misi a) Mewujudkan anak yang cerdas dengan pembelajaran melalui pembangunan daya pikir (kognitif) b) Mewujudkan anak yang aktif dengan rangsangan pembelajaran yang menonjolkan peran anak c) Mewujudkan anak yang kreatif dan inovatif dengan pembelajaran pengembangan daya cipta dan seni d) Mewujudkan anak yang beriman, berakhlakul karimah melalui pembiasaan sehari-hari serta mampu mebaca Alquran dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid. 16 April Dokumentasi TPQ Al-Muttaqin Pekiringan Alit Kajen Pekalongan, diakses tanggal

2 36 3. Tujuan TPQ Al-Muttaqin Pekiringan Alit Kajen Pekalongan Adapun tujuan penyelenggaran pendidikan di TPQ Al-Muttaqin Pekiringan Alit Kajen Pekalongan adalah menjadikan anak yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT, cerdas, kreatif, mandiri, dan berakhlakul karimah serta mampu membaca Alquran sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. TPQ Al-Muttaqin Pekiringan Alit Kajen Pekalongan menjadi tempat belajar Alquran yang bermutu, berkualitas, menyenangkan, dan menjadi yang terdepan di desa Pekiringan Alit kajen. B. Gambaran tentang Qira atii 1. Pengertian Qira atii Kata Qira atii yang merupakan kata bahasa arab yang berarti bacaan. Qira atii merupakan bentuk kata matsdar dari qara a yang artinya bacaan. Dengan demikian jilid Qira atii adalah suatu cara pembelajaran dalam proses belajar mengajar dengan penggunaan berbagai contohcontoh bacaan yang banyak dalam rangka memperoleh hasil dari tujuan kegiatan pembelajaran tersebut. Penyebutan Qira atii dari metode pembelajaran cara cepat memahami Alquran dan memberi kemampuan untuk membaca Alquran. 2 Metode Qira ati ditemukan KH. Dachlan Salim Zarkasyi (Wafat: 2001 M) dari Semarang Jawa Tengah. Metode yang disebarkan sejak awal 1970-an, ini memungkinkan anak-anak mempelajari Alquran secara cepat 2 Dachlan Salim Zarkasi, Qira'ati, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur'an (Semarang: Kp Kebon Arum, 1990), hlm. ii.

3 37 dan mudah. Kiai Dachlan yang mulai mengajar Alquran pada 1963, merasa metode baca Alquran yang ada belum memadai. Misalnya metode Qa'idah Baghdadiyah dari Baghdad Irak, yang dianggap metode tertua, terlalu mengandalkan hafalan dan tidak mengenalkan cara baca tartil (jelas dan tepat). 3 Kiai Dachlan kemudian menerbitkan enam jilid buku Pelajaran Membaca Alquran untuk TK Alquran untuk anak usia 4-6 tahun pada l Juli Usai merampungkan penyusunannya, KH. Dachlan berwasiat, supaya tidak sembarang orang mengajarkan metode Qira'atii. Tapi semua orang boleh diajar dengan metode Qira'atii. Dalam perkembangannya, sasaran metode Qira atii kian diperluas. Kini ada Qira atii untuk anak usia 4-6 tahun, untuk 6-12 tahun, dan untuk mahasiswa. Secara umum metode pengajaran menggunakan Qira atii adalah: a. Klasikal dan privat b. Guru menjelaskan dengan memberi contoh materi pokok bahasan, selanjutnya siswa membaca sendiri ( CBSA) c. Siswa membaca tanpa mengeja. d. Sejak awal belajar, siswa ditekankan untuk membaca dengan tepat dan cepat. 4 Penggunaan Qira atii adalah salah satu pembelajaran ilmu-ilmu kaidah membaca Alquran yang mengambil intisari dari berbagai kitabkitab ilmu kaidah bacaan berupa ilmu tajwid yang dilengkapi dan 3 Departemen Agama RI, Metode-metode mengajar Al-Qur'an di sekolah-sekolah Umum, (Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam 1994/1995), hlm Ibid., hlm. 65.

4 38 diperbanyak dengan contoh-contoh kalimat bacaan yang terdapat dalam ayat-ayat Alquran sebagai suatu cara untuk memudahkan peserta didik yang mempelajarinya. 5 Kepraktisan Qira atii adalah terletak pada penggabungan rumusanrumusan dalam kaidah ilmu tajwid dengan contoh-contoh kalimat yang dijumpai dalam bacaan-bacaan ayat suci Alquran. Terlebih lagi jilid Qira atii dalam mengetengahkan materi-materi ilmu tajwid disusun secara sistemik dalam suatu pengenalan kaidah yang termudah sampai pada kaidah yang tersulit dari tanda-tanda bacaan dalam membaca Alquran. Jilid Qira atii dibuat dalam jilid-jilid yang berjumlah enam (6) jilid, pada jilid-jilid tersebut dipenuhi dengan kunci-kunci bacaan tajwid dan kalimah praktis berupa bacaan yang mudah untuk dilantunkan, yang berisi kalimat dari suatu kaidah tajwid yang diketengahkan atau yang dibahas dengan contoh-contoh kalimat yang diambil dari ayat-ayat Alquran. Jilid Qira atii yang disusun oleh H. Dachlan Salim Zarkasi ini terdiri atas enam (6) jilid, kemudian dilengkapi dengan Qaidati atau yang disebut dengan rumus dan kaidah tentang kunci tata cara membaca Alquran sesuai dengan hukum bacaan dalam ilmu tajwid. Kaidah tersebut yang menguraikan tentang penerapan rumus tajwid yang diterapkan dalam bacaan Alquran. Rumusan atau tatamah yang menguraikan tentang praktek penerapan tentang kaidah-kaidah penerapan bunyi bacaan yang sesuai dengan hukum 5 Dachlan Salim Zarkasi, Op.Cit., hlm. iii.

5 39 tajwid. Jilid Qira atii yang merupakan satu kesatuan jilid praktis yang ditujukan bagi peserta didik atau dalam usia belajar pada tingkatan taman kanak-kanak dan juga sekolah dasar dalam rangka mendalami Alquran dan meningkatkan kemampuan membaca Alquran dengan baik dan benar. 6 Qira atii bila disandarkan pada ilmu metode pendidikan, dimana metode pendidikan berasal dari kenyataan yang menunjukkan bahwa tujuan pendidikan akan dapat dicapai melalui cara-cara tertentu yang diambil oleh pendidik yang diterapkan bagi peserta didik. Ketidak-tepatan dalam penerapan suatu metode dalam pendidikan kiranya akan menghambat proses belajar mengajar yang berakibat akan membuang waktu dan tenaga yang tidak perlu. 7 Qira atii yang dikembangkan oleh H. Dachlan Salim Zarkasi ini memang berangkat dari pengalaman beliau ketika dalam upaya mengembangkan metode yang praktis dalam meningkatkan kemampuan peserta didik yang masih berusia dini, yaitu 4-6 tahun dalam membaca Alquran secara baik dan benar. Dalam mukadimah yang disampaikanya di buku jilid Qira atii, beliau mengilustrasikan alasanya menyusun jilid Qira atii tersebut sebagai suatu cara atau metode pengajaran yang praktis dan mudah di dalam mendalami Alquran serta menumbuhkan kemampuan anak-anak sebagai peserta didik untuk bisa membaca Alquran dengan baik dan benar. 2. Ibid., hlm. ii. 7 Abdurahman Saleh Abdullah, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan al-qur an Cet-2 (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994), hlm. 97.

6 40 Penyusuanan buku Qira atii ini berangkat dari suatu kesadaran bahwa perlu dilakukan suatu cara yang efektif dalam mengenalkan Alquran kepada anak-anak yang masih dalam usia dini agar mampu membaca Alquran dengan fasih sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid. Dengan adanya metode belajar Alquran yang praktis yang dipegang oleh para ustadz sebagai pembimbing atau pengajar diharapkan memudahkan para santri atau peserta didiknya untuk meningkatkan kemampuan membaca Alquran. Penggunaan Qira atii tersebut dimaksudkan untuk membantu para ustadz atau dewan guru dalam membimbingan anak-anak yang masih berusia dini atau balita mampu belajar Alquran dengan mudah dan menyenangkan. Buku berupa jilid-jilid dalam Qira atii merupakan saduran kalimat-kalimat atau lafadz yang ditata sedemikian rupa dari tahapan yang paling sederhana menuju tahapan yang yang semakin meningkat disertai dengan rumusan ilmu tajwid, sehingga jilid Qira atii sangat tepat untuk dipelajari baik dikalangan santri atau para peserta didik dari anak-anak usia dini yang berada di lingkungan Madrasah dan Taman Pendidikan Alquran (TPQ). 8 Isi dalam Qira atii dengan jilid-jilid buku tersebut berupa contohcontoh kalimat yang diambil dari lafadz-lafadz yang ada dalam Alquran bagi para peserta didik dalam usia anak-anak belajar yang senang bernyanyi sehingga lafaz tersebut dapat dilagukan sesuai dengan 8 Ibid., hlm 98.

7 41 makharijul huruf dengan sebaik-baiknya. Bila lafaz-lafaz tersebut mampu dilafalkan dengan baik, maka peserta didik telah menguasai kaidah-kaidah dari ilmu tajwid tersebut. Hal ini sesuai dengan filosofis Islam yang mempunyai cara tersendiri dalam mengajarkan syair dan sajak, dimana guru atau pendidik memilihkan lafaz yang mudah dan singkat sehingga akan terasa mudah untuk dilafazkan oleh anak didik. 9 Pelaksanaan pembelajaran dengan Qira atii memang terasa cocok bagi peserta didik dalam usia anak-anak, yaitu pada masa sekolah di Taman Pendidikan Alquran (TPQ) yang umumya bagi mereka yang sekolah formalnya masih berada di tingkat Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibitidaiyah (MI) dan juga tidak menutup kemungkinan bagi mereka yang masih berada di Taman Kanak-kanak (TK). Pada dasarnya jilid Qira atii adalah sebagai sebuah proses di dalam mencari dan menemukan formulasi yang tepat dalam mendalami Alquran sekaligus upaya untuk mencapai kemampuan membaca Alqur'an dengan baik dan benar. Penerapan jilid Qira atii tersebut pada prinsipnya sama dengan penerapan suatu metode dalam pendidikan yaitu secara bertahap mulai dari yang sederhana menuju yang kompleks. Hal ini senada dengan bunyi hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori bahwa sebagai pendidik yang baik adalah memulai mengajarkan 9 Misbahul Munir, Pedoman Lagu-lagu Tilawatil Qur an dilengkapi dengan Tajwid dan Qasidah, Cet. III (Surabaya: Apollo, 2003), hlm. 31.

8 42 manusia dengan materi pengetahuan yang mudah sebelum mengajarkan yang sulit-sulit. 10 Secara umum penggunaan Qira atii sebagai upaya dalam pembelajaran membaca Alquran yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan qoidah ilmu tajwid dengan sistem pendidikan dan pengajaran qira atii yang berpusat pada murid atau anak didik dan kenaikan kelas/jilid tidak ditentukan oleh bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi secara individual (perseorangan). 2. Bagian-bagian dalam Qira atii Jidil I-VI Bagian-bagian dalam Qira atii dapat dilihat dari jilid-jilid buku Qira atii yang berjumlah enam (6) jilid. Masing-masing pada jilid berupa rumusan-rumusan yang berbentuk kaidah ilmu tajwid dengan dilengkapi penjabarannya berupa kalimat-kalimat contoh yang diambilkan dari bunyi ayat-ayat Alquran. Untuk mengerti lebih lanjut akan bagian-bagian dari Qira atii dapat dilihat dari buku jilid Qira atii yang berisikan rumusan atau kaidah penerapan ilmu tajwid sebagai metode praktis mendalami kaidah tajwid dan tanda-tanda bacaan dalam membaca Alquran. berikut secara singkat isi dari bagian-bagian materi kaidah ilmu tajwid yang diterapkan dalam pembelajaran Qira atii untuk belajar membaca Alquran yang berisikan enam (6) jilid tersebut. 10 Abdurahman Saleh Abdullah. Op.Cit., hlm. 205.

9 43 Sebelum memulai pembelajaran Alquran dengan jilid Qira atii terdapat beberapa petunjuk penjelasan teknik mengajar 11 dengan ketentuan sebagai berikut: a. Bahwa buku jilid Qira atii ini terdiri dari enam (6) jilid b. Hendaknya setiap kelas maksimal terdiri dari 20 peserta didik atau santri dan khusus untuk jilid I hendaknya 1 kelas terdiri maksimal 15 anak. c. Mengajar pada jilid I dan II sebaiknya perorangan (tidak klasikal). Supaya keadaan kelas tenang sewaktu guru atau ustdaz mengajar satu demi satu santri, keseluruhan santri atau peserta didik yang lain belajar menulis. d. Mengajar pada jilid III sampai VI (terakhir) sudah termasuk mengajar Alquran, sebaiknya secara klasikal. Namun setiap murid diberi kesempatan membaca sekitar dua atau tiga baris untuk mengetahui kemampuan membaca para santri atau peserta didik. e. Murid atau santri dibolehkan melanjutkan ke jilid berikutnya, jika mampu membaca dengan lancar tanpa ada salah baca. f. Pelajaran sholat, do'a diberikan menjelang usai pelajaran. Berikut merupakan penjelasan dari bagian-bagian pada jilid Qira atii yang menempatkan runtutan-runtutan pembelajaran Alquran dari yang sederhana sampai pada tingkat kesulitan yang lebih tinggi dengan urutan Jilid I sampai VI sebagai berikut: 11.Dachlan Salim Zarkasi, Op.Cit., hlm. iv.

10 44 1) Jilid I Guru atau ustadz menjelaskan pokok pelajaran, dilanjutkan dengan memberikan contoh membaca sekedar satu atau dua baris, tanpa diuraikan. (alif fatkha a. ba fatkha ba) dengan dibaca langsung huruf hidup dua-dua huruf/tiga-tiga huruf dengan cepat dan tidak memanjangkan suara huruf pertama atau huruf yang terakhit. Supaya dibaca sama pendeknya setiap hurufnya. Mengajarkan pada jilid ini tidak dibenarkan menuntun, peserta didik harus mampu baca sendiri sejak jilid satu sampai membaca Alquran. Adapun isi materi dari jilid I adalah pengenalan huruf hijaiyah yang berharokat fatkha dari dua-dua huruf dan tiga-tiga huruf. 2) Jilid II Guru menjelaskan pokok pelajaran berupa huruf hijaiyah yang disambung dari tiga huruf dengan pengenalan tanda baca fatha dengan coret di atas dibaca a, tanda baca dhomma dibaca u. Kemudian tanda tanwin, dengan tidak menguraikannya. Peserta didik membacanya berulang-ulang samapai bisa. Memasuki halaman 25 sampai terakhir jilid II menjelaskan tentang mad dengan tanda alif, ya dan wawu. 12 3) Jilid III Cara pembelajaran hampir sama dengan jilid-jilid semelumnya yaitu dibaca langsung, tiadak diuraikan dan ustadz atau guru tidak menuntut untuk membaca. Santri atau murid membaca sendiri berupa 12 Ibid., Jilid I dan II.., hlm. 1-52

11 45 halamanya. Pada jilid III terdapat 3 pokok pembahasan (yang diberi garis bawah) dengan memperhatikan halaman 1, 2, 4, 6, 10, 15, 19, 26, 28, 31, 35, 38 dan ) Jilid IV Cara pembelajaranya mulai dikenalkan nun sukun langsung dengan bacaan tajwid, mengenalkan tanwin harus dibaca dengung sebab sama dengan suara nun sukun (pada halaman 5), mulai dikenalkan bacaan mad wajib/jaiz supaya dibaca panjang nyata (pada halaman 7), pelajaran makhraj sin dan syin, ha dan kha (pada halaman 10 dan 16), mengenalkan nun dan mim bertasydid supaya dibaca ghunnah nyata, mengenalkan huruf-huruf bertasydid supaya ditekan membacanya (halaman 19 dan 23), mengenalkan huruf wawu yang yang tidak dibaca sebab tidak ada tanda harokat (halaman 25), mengenalkan setiap mim sukun tidak boleh dibaca dengung kecuali bila berhadapan atau betemu huruf mim (halaman 30), mengenalkan setiap nun sukun bertemu dengan huruf mim, suara huruf nun sukun hilang ditukar dengan huruf mim sukun (halaman 32), mengenalkan setiap nun sukun bertemu huruf lam/ra suara nun sukun atau tanwin hilang ditukar dengan suara lam/ra sukun (halaman 36 dan 39) dan penjelasan di setiap kata baris paling bawah harus dibaca peserta didik (setiap halaman jilid IV) Ibid., Jilid III.., hlm Ibid., Jilid IV., hlm. 1-50

12 46 5) Jilid V Cara pembelajarannya mulai dikenalkan dengan tanda bacaan yang ada pada setiap kotak dibarisan paling bawah setiap halaman jilid ini sampai halaman 30, mulai dari hukum nun sukun dan tanwin, mim sukun, tanda mad, tanda waqaf (berhenti) dan qalqalah, diteruskan pada halaman 31 sampai akhir diambilkan darai contoh-contoh bacaan dalam ayat-ayat Alquran. 15 6) Jilid VI Pada jilid ini para santri atau peserta didik mulai membaca bacaan dalam lembar jilid dengan menggunakan kaidah tajwid dan dikenalkan pula membaca Alquran dari juz satu, sebagi latihan membaca Alquran secara baik dan benar. Cara mengajar pada halaman 5, 6,10,11, 16,17, 21, 22, 27, 28, 29, 30, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, dan 44 diawali dengan seluruh peserta didik membaca dilanjutkan dengan membaca satu ayat sampai selesai halaman. Dianjurkan selesai jilid ini, peserta didik melanjutkan ke kelas ghorib. 16 Demikian isi dari materi yang ditawarkan dalam jilid Qira atii yang diterapkan pada lembaga-lembaga pendidikan yang mengedepankan materi ilmu-ilmu agama. Jilid Qira atii tersebut bila diterapkan dengan sebaik-baiknya tentu akan menjadi pembelajaran yang sangat bermanfaat dan diperlukan bagi peserta didik. 15 Ibid., Jilid V., hlm Ibid., Jilid VI., hlm. 1-50

13 47 Pembelajaran dengan Qira atii sebagai suatu usaha penyampaian materi ilmu alat tajwid yang dilakukan oleh pengajar atau guru dengan bentuk dan model klasikal ataupun perseorangan, yaitu guru menjelaskan dan mencontohkan bunyi lafaz dalam kaidah tajwid yang ada dalam buku jilid tersebut, yang kemudian dibunyikam untuk diikuti dan ditirukan oleh peserta didik secara berulang-ulang, setelah itu siswa membaca satu persatu dengan contoh yang tersedia dalam buku jilid Qira atii tersebut. Pembelajaran dengan Qira atii merupakan suatu cara pembelajaran dengan memberikan penekanan pada pemahaman melalui contoh-contoh dengan ayat-ayat Alquran sebagai bentuk dari pengaplikasian kaidahkaidah tajwid secara runtut sesuai dengan runtutan keterangan secara bertahap yang ada di kotak baris bawah sebagai rumusan cara menbaca Alquran dengan kaidah tajwid. Pengaplikasian contoh-contoh dalam Qira atii tersebut akan menuntun para peserta didik untuk cepat memahami dari unsur-unsur kaidah-kaidah sebagai rumusan membaca Alquran ataupun sebagai dasar mendalami Alquran. Sebab didalam jilid Qira atii juga diterapkan dua rangkaian penerapan antara pelafalan makhrajul huruf dari pembacaanpembacaan contoh-contoh ayat-ayat Alquran tersebut dan tanda-tanda baca yang selalu dijumpai dalam mushaf Alquran Gharib Materi gharib adalah tambahan untuk mendalami dan memperlancar bacaan Alquran agar ssuai dengan nkaidah ilmu tajwid. Penggunaan gharib 17 Abdurahman Saleh Abdullah, Op.Cit., hlm. 34.

14 48 dilakukan kepada anak didik yang telah menyelesaikan jilid I VI dan dilakukan uji coba kelulusan dan nyatakan lulus. Isi materi gharib meliputi ayat-ayat pilihan dalam Alqur an dan pengulangan kesimpulan dari materi ilmu tajwid yang harus dikuasai oleh anak-anak didik untuk membaca Alquran secara penuh atau belajar dengan langsung menggunakan mushaf Alquran. C. Penggunaan Qira'atii dalam Pembelajaran Membaca Alquran di TPQ Al-Muttaqin Pekiringan Alit Kajen Pekalongan Penggunaan Qira atii dalam pembelajaran membaca Alquran di TPQ Al-Muttaqin Pekiringan Alit Kajen Pekalongan mengikuti prosedur yang ditentukan berdasarkan pelatihan guru atau pendidik yang mengikuti program paket belajar menggunakan metode Qira atii. Pelatihan itu diberikan oleh pembina yang telah mendapat syahadah dari penyusun atau penemu metode pembelajaran Qira atii yaitu KH. Dachlan Salim Zarkasi dan untuk wilayah Pekalongan diamanatkan kepada KH. Chumaidi yang mengelola Masjid dan TPQ AL-Karomah Tirto Pekalongan. Dalam kegiatan pembelajaran Qira atii para santri atau anak didik dapat naik kelas atau pindah jilid berikutnya termasuk yang diberlakukan di TPQ Al-Muttaqin Pekiringan Alit Kajen Pekalongan dengan syarat: 1. Sudah menguasai materi/paket pelajaran yang diberikan di kelas 2. Lulus tes yang telah diujikan oleh TPQ tersebut Berikutnya yang menjadi prinsip-prinsip dasar dalam penggunaan Qira atii dalam kegiatan pembelajaran membaca Alqur;an di TPQ Al-

15 49 Muttaqin Pekiringan Alit Kajen Pekalongan dengan menikuti panduan dalam syahadah para pengajar yang menggunakan metode Qira atii dalam pembelajaran membaca Alquran dengan prinsip-prinsip yang di pegang oleh guru atau ustadz yaitu: (1) Tiwagas (teliti, waspada dan tegas) dan (2) Daktun (tidak boleh menuntun). Sedangkan prinsip-prinsip yang harus dipegang santri atau anak didik, yaitu (1) CBSA: Cara belajar santri aktif dan (2) LCTB : Lancar cepat tepat dan benar. Adapun strategi mengajar dengan mengunakan Qira atii dalam mengajar Alquran dikenal beberapa macam stategi, term,asuk yang dilakukan di TPQ Al-Muttaqin Pekiringan Alit Kajen Pekalongan, antara lain: a. Strategi mengajar umum (global) 1) Individu atau privat yaitu santri bergiliran membaca satu persatu. 2) Klasikal Individu yaitu sebagian waktu digunakan guru/ustadz untuk menerangkan pokok pelajaran secara klasikal. 3) Klasikal baca simak yaitu strategi ini digunakan untuk mengajarkan membaca dan menyimak bacaan Alquran orang lain. b. Strategi mengajar khusus (detil) Strategi mengajar khusus ini agar berjalan dengan baik, maka perlu di perhatikan syarat-syaratnya dalam panduan mengajar dengan metode Qira ati yaitu mengajarkannya secara khusus atau detil. Berikut merupakan data atas berbagai target yang ingin dicapai oleh para guru di TPQ Al-Muttaqin Pekiringan Alit Kajen Pekalongan terhadap para anak didik yang menjadi santri mereka adalah sebagai berikut:

16 50 Target Pencapaian Kompetensi Anak Didik/Santri TPQ Al-Muttaqin Pekiringan Alit Kajen Pekalongan 18 No Kelas Target yang ingin dcapai 1. I -Anak didik dapat mengenal huruf hijaiyah dengan baik sekaligus mampu melafadzkannya dengan baik dan benar. -Anak didik mampu membaca kalimat-kalimat sederhana, baik terpisah maupun yang bersambung dengan baik dan benar (jilid 1 dari Jilid Qira atii). -Anak didik mampu menghafal surat-surat pendek dalam juz Amma. -Anak didik dapat hafal bacaan dalam sholat dan mampu mempraktekan gerakan sholat dengan baik. 2. II -Anak didik dapat melafadzkan bacaan kalimat pendek dalam Alquran yang telah disadur dalam jilid 2 dalam jilid qira atii -Anak didik dapat menghafal surat-surat pendek dalam juz amma. -Anak didik dapat menghafal doa-doa pendek harian. -Anak didik mampu menghafal bacaan dalam sholat dan mempraktekkan gerakan sholat secara betul. 3. III -Anak didik dapat melafadzkan bacaan kalimat panjang dalam Alquran yang disadur dalam jilid 3 dan 4 dalam jilid Qia atii -Anak didik mampu menghafal surat-surat pendek dalam juz amma. -Anak didik mampu melafadzkan doa-doa harian. -Anak didik dapat membiasakan mengerjakan sholat wajib dengan bacaan dan gerakan sholat yang benar. -Anak didik mampu menghafal ayat-ayat pilihan dalam Alquran 18 Amat Sofan, Kepala TPQ Al-Muttaqin Pekiringan Alit Kajen Pekalongan,Wawancara Pribadi, pada tanggal 12 April 2014.

17 51 4. IV -Anak didik mampu membaca Alquran secara baik dan benar. -Anak didik mampu membiasakan mengerjakan sholat wajib dengan baik dan benar. -Anak didik mampu mengenal kaidah bahasa arab dan terjemahannya melalui Jilid qira atii (jilid 1 dan 2 dari Jilid qira atii) 5 V -Anak didik mampu membaca Alquran secara baik dan benar. -Anak didik mampu membiasakan membaca Alquran dengan baik dan benar sesuiai dengan tajwid dan majharijul huruf. -Anak didik mampu mengenal kaidah tajwid dan terjemahannya melalui Jilid qira atii (persiapan gharib). 6 VI -Anak didik mampu membaca Alquran secara baik dan benar. -Anak didik mampu membiasakan membaca Alquran dengan baik dan benar sesuiai dengan tajwid dan majharijul huruf.. -Anak didik mampu mengenal kaidah tajwid dan terjemahannya melalui Jilid qira atii (persiapan gharib). 7 Ghorib -Anak didik mampu membaca Alquran secara baik dan benar. - Anak didik mampu membiasakan membaca Alquran dengan baik dan benar sesuiai dengan tajwid dan majharijul huruf... -Anak didik mampu mengenal kaidah tajwid dan terjemahannya melalui Jilid qira atii (gharib). Penggunaan Qira ati ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk kelebihannya antara lain: 1. Siswa walaupun belum mengenal tajwid tetapi sudah bisa membaca Alquran secara tajwid. Karena belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah sedangkan membaca Alquran dengan tajwidnya itu fardlu ain. 2. Dalam metode ini terdapat prinsip untuk guru dan murid.

18 52 3. Pada metode ini setelah khatam meneruskan lagi bacaan ghorib. 4. Jika santri sudah lulus 6 Jilid beserta ghoribnya, maka ditest bacaannya kemudian setelah itu santri mendapatkan syahadah jika lulus test. Adapun kekurangannya adalah bagi yang tidak lancar lulusnya juga akan lama karena metode ini lulusnya tidak ditentukan oleh bulan atau tahun. Demikian penggunaan Qira atii dalam pembelajaran membaca Alquran yang dilaksanakan di di TPQ Al-Muttaqin Pekiringan Alit Kajen Pekalongan dalam upaya membawa nak didik yang menjadi santri di TPQ tersebut mahir dalam membaca Alquran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. 1 Sedangkan Kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. 1 Sedangkan Kata BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Membaca dan Menulis Alqur an Membaca Alqur an, terdiri dari dua kata yaitu baca dan Alqur an, baca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. 1 Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN METODE QIRA ATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG

BAB IV PENERAPAN METODE QIRA ATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG BAB IV PENERAPAN METODE QIRA ATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG Bentuk penelitian dalam skripsi kualitatif, yakni penelitian dengan cara memaparkan dalam bentuk kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap peningkatan kemampuan membaca Alquran bagi anak-anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap peningkatan kemampuan membaca Alquran bagi anak-anak sejak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nampaknya saat ini, kesadaran para pemerhati pendidikan Islam terhadap peningkatan kemampuan membaca Alquran bagi anak-anak sejak usia dini begitu tinggi dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Kitab Qiroati di TPQ Nurussalam Dari kajian teoritis maupun data lapangan yang penulis jabarkan, maka langkah selanjutnya menganalisis

Lebih terperinci

BAB II METODE QIRO ATI DAN PEMBELAJARAN AL-QUR AN. Dalam pembelajaran Al-Qur an metode merupakan faktor dominan

BAB II METODE QIRO ATI DAN PEMBELAJARAN AL-QUR AN. Dalam pembelajaran Al-Qur an metode merupakan faktor dominan BAB II METODE QIRO ATI DAN PEMBELAJARAN AL-QUR AN A. Metode Qiro ati 1. Pengertian Metode Qiro ati Dalam pembelajaran Al-Qur an metode merupakan faktor dominan dalam menentukan berhasil tidaknya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibina adalah makhluk yang memiliki unsur-unsur jasmani dan akal juga. seimbang dalam hal dunia maupun akhirat, ilmu dan iman.

BAB I PENDAHULUAN. dibina adalah makhluk yang memiliki unsur-unsur jasmani dan akal juga. seimbang dalam hal dunia maupun akhirat, ilmu dan iman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an dan As-Sunnah merupakan pedoman hidup manusia yang mana manusia harus berpegang teguh pada keduanya supaya selamat dunia dan akhirat. Al-Qur an sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses terhadap anak didik berlangsung terus sampai anak didik mencapai pribadi dewasa susila. Proses ini berlangsung dalam jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah SWT, Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah dan diperintahkan kepada manusia untuk memeluknya.

Lebih terperinci

PENGERTIAN dan HUKUM ILMU TAJWID

PENGERTIAN dan HUKUM ILMU TAJWID No.19/Th.3/Jumadil Akhir 1430H/ Mei 2009 Jum at II PENGERTIAN dan HUKUM ILMU TAJWID Pengertian Tajwid menurut bahasa (ethimologi) adalah: memperindah sesuatu. Sedangkan menurut istilah, Ilmu Tajwid adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengenal al-qur an sejak dini merupakan langkah yang utama dan pertama sebelum pembelajaran yang lainnya. Bagi setiap muslim menanamkan nilai-nilai al-qur an

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA DOKUMEN STANDARD PRESTASI PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 1 1 MATLAMAT KURIKULUM Matlamat Pendidikan Islam sekolah rendah adalah untuk menghasilkan insan yang berilmu, beriman, beramal

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Setelah ditemukan beberapa data yang diinginkan, baik dari hasil

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Setelah ditemukan beberapa data yang diinginkan, baik dari hasil 74 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Setelah ditemukan beberapa data yang diinginkan, baik dari hasil penelitian observasi, interview maupun dokumentasi, maka peneliti akan menganalisa dan memodifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau pondok pesantren pada prinsipnya dalam rangka menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Uraian dalam bab ini merupakan penyajian dan temuan data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, berdasarkan wawancara, observasi serta dokumentasi. Adapun penyajian data hasil

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Data Khusus Hasil Penelitian Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan data tentang Implementasi Pembiasaan Kegiatan TPQ Dalam Pembentukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN A. Deskripsi Data 1. Penerapan Metode Usmani dalam Mengembangkan Kemampuan Membaca Al-Qur an pada Aspek Melafalkan Makhorijul Huruf Hijaiyah Santri Taman Ppendidikan Al-Qur

Lebih terperinci

Pedoman Observasi Evaluasi Harian/Formatif

Pedoman Observasi Evaluasi Harian/Formatif PEDOMAN WAWANCARA A. KONDISI UMUM 1. Bagaimana sejarah berdirinya TPQ al-ikhsan? 2. Siapa tokoh yang merintis berdirinya TPQ al-ikhsan? 3. Motif apa yang mendasari berdirinya TPQ al-ikhsan? 4. Mengapa

Lebih terperinci

Metodologi Pengajaran Iqro

Metodologi Pengajaran Iqro Metodologi Pengajaran Iqro PRINSIP-PRINSIP METODOLOGI IQRO 1. ATH-THORIQOH SHOUTIYAH (tidak dimulai dengan mengenalkan nama-nama huruf, tetapi langsung diajarkan menurut bunyi hurufnya) 2. ATH-THORIQOH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pembelajaran merupakan upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik, dan kondisi orang lain agar peserta didik dapat belajar dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN A. Desain Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang dipadukan antara: 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi peningkatan kemampuan Tartilul Qur an siswa di MTsN

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi peningkatan kemampuan Tartilul Qur an siswa di MTsN BAB V PEMBAHASAN A. Strategi peningkatan kemampuan Tartilul Qur an siswa di MTsN Tulungagung. Tartil berarti cara membaca al-qur an dengan benar disertai dengan menghayati makna-makna yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN SARAN DAN PENUTUP

BAB V KESIMPULAN SARAN DAN PENUTUP BAB V KESIMPULAN SARAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai studi deskriptif tentang pembelajaran Al-Qur'an dengan metode tilawati pada siswa kelas VII di MTs Assakinah

Lebih terperinci

قال رسول صلي اللھ عليھ وسلن الذى يقزأ القزان وھوبھ

قال رسول صلي اللھ عليھ وسلن الذى يقزأ القزان وھوبھ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif,alquran di rumuskan sebagai kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang di

Lebih terperinci

PERANGKAT PEMBELAJARAN R P P RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. MATA PELAJARAN AL~QUR`AN HADITS MI AL~FALAH KELAS 2 SEMESTER 1 Oleh : Anita

PERANGKAT PEMBELAJARAN R P P RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. MATA PELAJARAN AL~QUR`AN HADITS MI AL~FALAH KELAS 2 SEMESTER 1 Oleh : Anita PERANGKAT PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN R P P MATA PELAJARAN AL~QUR`AN HADITS MI AL~FALAH KELAS 2 SEMESTER 1 Oleh : Anita RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Sekolah : MI AL-FALAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang memiliki kemukjizatan lafal, membacanya bernilai ibadah, diriwayatkan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Al-Quran merupakan ayat-ayat Allah yang berupa kalamullah yang diturunkan dengan bahasa arab, yaitu satu-satunya bahasa yang terjaga dengan baik. Hal ini semata-semata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Melihat perkembangan pendidikan yang tergolong dalam Taman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Melihat perkembangan pendidikan yang tergolong dalam Taman 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan pendidikan yang tergolong dalam Taman Pendidikan Al-Qur'am (TPQ) akhir-akhir ini keberadaannya mendapat sorotan dan perhatian dari pemeritah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PAPARAN DATA 1. Proses pembelajaran membaca Al-Quran di TPQ Baiturrahman Sambirobyong Sumbergempol Tulungagung Berdasarkan hasil wawancara, obsevasi, dan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai petunjuk untuk seluruh umat manusia. Dalam Al-Qur an telah terhimpun

BAB I PENDAHULUAN. sebagai petunjuk untuk seluruh umat manusia. Dalam Al-Qur an telah terhimpun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kitab yang mulia, sebagai rahmat untuk alam semesta dan sebagai petunjuk untuk seluruh umat manusia. Dalam Al-Qur an telah terhimpun dasar-dasar

Lebih terperinci

Sulaiman bin Hasan Al Jamzury. Terjemah Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman

Sulaiman bin Hasan Al Jamzury. Terjemah Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman Sulaiman bin Hasan Al Jamzury Terjemah Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman Judul Asli Penulis Judul terjemah Penerjemah Editor Desain Sampul Jumlah Halaman Bidang Ilmu : Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kitab Tuhfatul Athfal merupakan salah satu kitab yang berisi tentang tajwid Qur an, 1 yang digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi santri yang sedang mengkaji al-qur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Program Pembelajaran BTQ di SMP Negeri 12 Pekalongan Alquran merupakan kitab

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Qur an Hadits melalui Metode Drill di MAN Kunir. metode drill dengan jalan: 1) siswa harus mengetahui pengetahuan membaca

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Qur an Hadits melalui Metode Drill di MAN Kunir. metode drill dengan jalan: 1) siswa harus mengetahui pengetahuan membaca 84 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN A. Usaha guru dalam meningkatkan kemampuan belajar membaca al- Qur an Hadits melalui Metode Drill di MAN Kunir Berdasarkan temuan penelitian tentang usaha yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah kalamullah (firman Allah SWT) yang diturunkan melalui Jibril kepada Rasulullah SAW. Allah menguraikan segala sesuatu yang belum jelas di dalam Al-Qur

Lebih terperinci

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA TPQ AL-BURHAN MRANGGEN DEMAK. No. PERTANYAAN JAWABAN

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA TPQ AL-BURHAN MRANGGEN DEMAK. No. PERTANYAAN JAWABAN LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA TPQ AL-BURHAN MRANGGEN DEMAK IDENTITAS Nama : Tempat : Tanggal : No. PERTANYAAN JAWABAN 1. Saya mengajukan permohonan kepada Bapak Kepala TPQ untuk mengadakan peneletian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan merupakan dasar dalam membentuk seorang anak agar lebih dapat mengenal tentang pembelajaran yang dipelajarinya di sekolah. Pada proses belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kitab Tuhfatul Athfal merupakan salah satu kitab yang berisi tentang tajwid al-qur an yang digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi santri yang sedang mengkaji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 57 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Paparan data penelitian disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara, observasi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Tinjauan Historis Pondok Pesantren Nurul Amin Kaliwungu Berdirinya Pondok Pesantren Nurul Amin berawal dari sebuah Majlis Ta lim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia tidak terkecuali Anak Usia Dini. Oleh karena itu menjadi kewajiban orangtua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan pada anak kecil, sebab masa anak-anak merupakan masa-masa yang

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan pada anak kecil, sebab masa anak-anak merupakan masa-masa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar membaca huruf adalah salah satu pelajaran awal yang harus diajarkan pada anak kecil, sebab masa anak-anak merupakan masa-masa yang paling intensif untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian mengenai Penerapan Metode An-Nahdliyah Untuk Meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian mengenai Penerapan Metode An-Nahdliyah Untuk Meningkatkan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Paparan data ini, mengemukakan data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai Penerapan Metode An-Nahdliyah Untuk Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur an

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Mata Pelajaran : Al-Qur an Hadis Kelas : I (Satu) Semester : Ganjil SILABUS PEMBELAJARAN Kompetensi Inti : KI-1 KI-2 KI-3 KI-4 : Menerima dan menjalankan ajaran

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian 1. Identitas TPQ Raudlatul Muna a) Nama TPQ : TPQ Raudlatul Muna b) Alamat : JL. Sahara Kertonegoro c) No Unit : 354 d) Kecamatan : Jenggawah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari semua segi pendidikan lainnya. Betapa pentingnya pendidikan agama itu bagi setiap warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan sesuai harakat, makhraj, dan tajwidnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan sesuai harakat, makhraj, dan tajwidnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah wahyu Allah yang ditilawatkan dengan lisan secara mutawatir. Membacanya akan bernilai ibadah jika dilakukan secara tertib dan perlahan-lahan sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama ajaran islam yang menjadi petunjuk kehidupan umat manusia yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan, maka kegiatan

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan, maka kegiatan BAB V PEMBAHASAN Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan, maka kegiatan berikutnya adalah mengkaji hakikat dan makna temuan penelitian. Dari masingmasing temuan hasil penelitian akan dibahas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Motivasi Belajar Membaca Al-Quran Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN. Motivasi Belajar Membaca Al-Quran Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 94 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Temuan Penelitian Dan Analisis Data Berdasarkan temuan data tentang Metode Usmani Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Membaca Al-Quran Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 1 Doko.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Profil TPQ Hidayatul Mubtadi in 1. Latar belakang pendirian TPQ Hidayatul Mubtadi in terletak di dusun Ragil Rt. 04 Rw. IV desa Plantaran, kecamatan Kaliwungu Selatan,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Pengaruh kebiasaan tadarus Al-Quran secara terbimbing terhadap

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Pengaruh kebiasaan tadarus Al-Quran secara terbimbing terhadap BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Pengaruh kebiasaan tadarus Al-Quran secara terbimbing terhadap kelancaran membaca Al-Quran siswa kelas X MAN Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM SD NEGERI 03 KARANGASEM KEC. PETARUKAN KAB. PEMALANG. A. Sejarah Berdirinya SDN 03 Karangasem Kec. Petarukan Kab.

BAB III GAMBARAN UMUM SD NEGERI 03 KARANGASEM KEC. PETARUKAN KAB. PEMALANG. A. Sejarah Berdirinya SDN 03 Karangasem Kec. Petarukan Kab. BAB III GAMBARAN UMUM SD NEGERI 03 KARANGASEM KEC. PETARUKAN KAB. PEMALANG A. Sejarah Berdirinya SDN 03 Karangasem Kec. Petarukan Kab. Pemalang Sekolah Dasar Negeri 03 berada di jalan Raya Inpres Karangasem

Lebih terperinci

PANDUAN BELAJAR CARA MEMBACA AL-QUR AN (TAJWID) BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8

PANDUAN BELAJAR CARA MEMBACA AL-QUR AN (TAJWID) BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TUGAS AKHIR PANDUAN BELAJAR CARA MEMBACA AL-QUR AN (TAJWID) BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 (Studi Kasus : Pondok Pesantren Modern Assalaam Surakarta) Diajukan Guna Memenuhi Syarat dalam Menyelesaikan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN PADA SISWA DI SMP 3 TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN PADA SISWA DI SMP 3 TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN PADA SISWA DI SMP 3 TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di SMP 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti menggunakan analisa kualitatif deskriptif (pemaparan), dan data yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti menggunakan analisa kualitatif deskriptif (pemaparan), dan data yang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Sebagaimana diterangkan dalam teknik analisa data dalam penelitian, peneliti menggunakan analisa kualitatif deskriptif (pemaparan), dan data yang diperoleh peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 70 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Pada tanggal 4 April 2016 peneliti melakukan penelitian yang pertama. Peneliti datang ke sekolah MTs Darul Hikmah pada pukul 08.30 WIB. Ketika sampai di sekolahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan manusia akan selalu mencari model-model atau bentuk serta sistem

BAB I PENDAHULUAN. dan manusia akan selalu mencari model-model atau bentuk serta sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap mahkluk bernama manusia, dan manusia akan selalu mencari model-model atau bentuk serta sistem pendidikan yang dapat mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN CARD SORT METHODE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS ALQURAN DI TPQ SYAFA ATUL MUTTAQIEN KRANJI KEDUNGWUNI

BAB IV ANALISIS PENERAPAN CARD SORT METHODE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS ALQURAN DI TPQ SYAFA ATUL MUTTAQIEN KRANJI KEDUNGWUNI BAB IV ANALISIS PENERAPAN CARD SORT METHODE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS ALQURAN DI TPQ SYAFA ATUL MUTTAQIEN KRANJI KEDUNGWUNI Dari penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya maka,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. dengan temuan yang ada di lapangan. Terkadang apa yang ada di dalam kajian

BAB V PEMBAHASAN. dengan temuan yang ada di lapangan. Terkadang apa yang ada di dalam kajian BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas dan menghubungkan antara kajian pustaka dengan temuan yang ada di lapangan. Terkadang apa yang ada di dalam kajian pustaka dengan kenyataan yang ada di lapangan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2009 SERI E.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG TAMAN KANAK-KANAK AL-QUR AN, TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN DAN TA LIMUL QUR AN LIL

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi. Maka selanjutnya peneliti akan melakukan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. dengan judul skripsi ini dan untuk menjawab fokus masalah, maka dalam bab ini

BAB V PEMBAHASAN. dengan judul skripsi ini dan untuk menjawab fokus masalah, maka dalam bab ini BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara polapola yang ada dengan teori sebelumnya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah benar. 1 Khusus kemampuan menulis al-qur an bagi anak merupakan langkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Baca Tulis Al-Qur an (BTQ) adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Lebih terperinci

BAB III METODE QIRA'ATI DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG

BAB III METODE QIRA'ATI DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG BAB III METODE QIRA'ATI DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG A. Keadaan Umum TPQ Bintang Kecil 1. Letak Geografis Lokasi Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) Bintang Kecil sampai saat ini ada dua tempat yang berbeda,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangatlah pesat, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangatlah pesat, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangatlah pesat, sehingga memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad SAW dan membaca kitab suci Al-Qur an merupakan suatu. memahami, mengamalkan dan mengajarkan kitab suci Al-Qur an kepada

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad SAW dan membaca kitab suci Al-Qur an merupakan suatu. memahami, mengamalkan dan mengajarkan kitab suci Al-Qur an kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Al-Qur an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan membaca kitab suci Al-Qur an merupakan suatu ibadah. Sebagai umat Islam, sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Setelah penulis mengadakan penelitian dengan seksama menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu teknik observasi, wawancara dan dokumentasi, maka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Dasar Dan Tujuan Pembelajaran Al Qur an. dijadikan motivasi bagi seseorang untuk mencapai maksud dan tujuannya.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Dasar Dan Tujuan Pembelajaran Al Qur an. dijadikan motivasi bagi seseorang untuk mencapai maksud dan tujuannya. BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar Dan Tujuan Pembelajaran Al Qur an Seumpama kita ingin melangkah untuk melakukan sesuatu dengan pas dan benar kita harus mempunyai dasar dan petunjuk operasionalnya, hal ini

Lebih terperinci

BAB 5 RUMUSAN DAN CADANGAN. bertentangan dalam arena bacaan al-quran, bahkan in menambahkan lagi khazanah kaedah

BAB 5 RUMUSAN DAN CADANGAN. bertentangan dalam arena bacaan al-quran, bahkan in menambahkan lagi khazanah kaedah BAB 5 RUMUSAN DAN CADANGAN 5.0 Pendahuluan Teknik Al-Baghdadi merupakan satu pembaharuan dalam usaha membenteras buta al- Quran melalui pendekatan kata kunci sebagai titian ingatan. Kemunculan metod ini

Lebih terperinci

MAKALAH. Hamzah di Tengah Kalimat

MAKALAH. Hamzah di Tengah Kalimat MAKALAH Hamzah di Tengah Kalimat Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Muhammad Yanis Abdillah 111-13-012 Tolhah Husen 111-13-124

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu tajwid adalah ilmu yang dipergunakan untuk mengetahui tempat keluarnya huruf (makhraj) dan sifat serta bacaan-bacaannya. Hal ini juga termasuk memberikan huruf

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Implementasi Program Tartil dan Tahfidz di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah I Kudus. 1. Perencanaan Pembelajaran Al-Qur an Dari perencanaan pembelajaran Al-Qur'an

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan kitab suci bagi umat Islam, karena ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan kitab suci bagi umat Islam, karena ini menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran merupakan kitab suci bagi umat Islam, karena ini menjadi pedoman untuk menjalani kehidupan ini, disamping itu Al-Quran memiliki sejarah otentik dibandingkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Prestasi Belajar Santri 1. Pengertian Prestasi Belajar Santri Prestasi belajar adalah sebuah kalimad yang terdiri dari dua kata, yakni "prestasi" dan "belajar".

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kalam Allah yang menjadi mukjizat, diturunkan kepada Nabi sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril, tertulis

Lebih terperinci

A. Analisis tentang Metode Pembelajaran Ilmu Tajwid dalam. Meningkatkan Kefasihan Santri Membaca Al-Qur ān di Pondok

A. Analisis tentang Metode Pembelajaran Ilmu Tajwid dalam. Meningkatkan Kefasihan Santri Membaca Al-Qur ān di Pondok BAB IV ANALISIS TENTANG METODE PEMBELAJARAN ILMU TAJWID DALAM MENINGKATKAN KEFASIHAN SANTRI MEMBACA AL-QUR ĀN DI PONDOK PESANTREN NURUL ATHFAL ULUJAMI-PEMALANG A. Analisis tentang Metode Pembelajaran Ilmu

Lebih terperinci

SISTEM PENDETEKSI POLA TAJWID AL-QUR AN HUKUM IDGRAM BI-GHUNNAH DAN BILA GHUNNAH PADA CITRA MENGGUNAKAN METODE NEI AND LI

SISTEM PENDETEKSI POLA TAJWID AL-QUR AN HUKUM IDGRAM BI-GHUNNAH DAN BILA GHUNNAH PADA CITRA MENGGUNAKAN METODE NEI AND LI SISTEM PENDETEKSI POLA TAJWID AL-QUR AN HUKUM IDGRAM BI-GHUNNAH DAN BILA GHUNNAH PADA CITRA MENGGUNAKAN METODE NEI AND LI Deassy Siska, Cut Fadillah Teknik Informatika Universitas Malikussaleh Lhokseumawe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG BACA TULIS AL QUR AN BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 69 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Sejarah Singkat berdirinya Madrasah Madrasah Aliyah Negeri Kunir Wonodadi Blitar pada awalnya adalah Madrasah Aliyah Swasta yang bernama Madrasah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dan bacalah Al-Qur an dengan tartil (baik tajwid dan makhrojnya). (QS.Al-Muzammil 73 : 4)

BAB I PENDAHULUAN. Dan bacalah Al-Qur an dengan tartil (baik tajwid dan makhrojnya). (QS.Al-Muzammil 73 : 4) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman, petunjuk bagi umat Islam baik dalam kehidupan di dunia lebih-lebih dalam kehidupan akhirat nanti. Maka setiap mukmin yang mempercayai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dalam rangka membimbing siswa kearah yang lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan cara

Lebih terperinci

BAB III METODE TILAWATI DI MI AL-FALAH BERAN NGAWI

BAB III METODE TILAWATI DI MI AL-FALAH BERAN NGAWI BAB III METODE TILAWATI DI MI AL-FALAH BERAN NGAWI A. Keadaan Umum MI Al-Falah 1. Letak Geografis Lokasi MI Al-Falah terletak di JL.A.Yani Beran Ngawi sebelah kiri MI adalah PonPes Darul Qur`an dan sebelah

Lebih terperinci

BAB II PERSEPSI DAN PEMBELAJARAN BTQ. berasal dari bahasa latin perceptio; dari percipere, yang artinya menerima

BAB II PERSEPSI DAN PEMBELAJARAN BTQ. berasal dari bahasa latin perceptio; dari percipere, yang artinya menerima BAB II PERSEPSI DAN PEMBELAJARAN BTQ A. Persepsi 1. Pengertian persepsi Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa latin perceptio; dari percipere, yang artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Semarang: Koordinator Pendidikan Al-Quran "Metode Qiraati" cabang Kota Semarang, t.th.), hlm. 25

BAB I PENDAHULUAN. (Semarang: Koordinator Pendidikan Al-Quran Metode Qiraati cabang Kota Semarang, t.th.), hlm. 25 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Mata pelajaran Al-Qur an Hadist di Sekolah Menegah Pertama adalah proses memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanan Metode Yanbu a dalam Belajar Baca Tulis dan Menghafal

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanan Metode Yanbu a dalam Belajar Baca Tulis dan Menghafal BAB V PEMBAHASAN A. Perencanan Metode Yanbu a dalam Belajar Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur an Di SMP Islam Al-Azhaar Tulungagung Seorang guru perlu memiliki kemampuan untuk merancang dan mengimplementasikan

Lebih terperinci

BAB II EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN METODE BACA AL-QUR AN. berasal dari kata efektif yang berarti ada pengaruhnya, akibatnya dan

BAB II EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN METODE BACA AL-QUR AN. berasal dari kata efektif yang berarti ada pengaruhnya, akibatnya dan BAB II EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN METODE BACA AL-QUR AN A. Efektifitas Pembelajaran 1. Pengertian Efektifitas Pembelajaran Dalam Kamus Bahasa Indonesia Efektifitas secara etimologi (bahasa) berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al quran. Lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. Al quran. Lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Kementerian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Masalah Lembaga-lembaga pendidikan di Kalimantan Selatan sekarang semakin memperhatikan kemampuan calon generasi muda

Lebih terperinci

No Ayat MH HBNSAT HBMS W S G T 1 Q.S. al-baqorah ayat

No Ayat MH HBNSAT HBMS W S G T 1 Q.S. al-baqorah ayat BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Setelah data-data yang diperlukan telah dapat dikumpulkan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Sebagaimana diterangkan dalam teknik analisa data dalam penelitian, peneliti menggunakan analisa kualitatif deskriptif (pemaparan), dan data yang diperoleh peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rita Mawarni,2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rita Mawarni,2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha dalam rangka membimbing anak didik terhadap perkembangan jasmani dan rohaninya untuk menjadikan

Lebih terperinci

RANCANGAN PENGAJARAN TAHUNAN PENDIDIKAN ISLAM KBSR TAHUN SATU (SEMESTER SATU)

RANCANGAN PENGAJARAN TAHUNAN PENDIDIKAN ISLAM KBSR TAHUN SATU (SEMESTER SATU) RANCANGAN PENGAJARAN TAHUNAN PENDIDIKAN ISLAM KBSR TAHUN SATU (SEMESTER SATU) MINGGU BIDANG TAJUK KEMAHIRAN/ISI Iqra 1 (muka surat 1 hingga 10) 1 2.1 Rukun Iman - Pengertian Rukun Iman menulis huruf tunggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan. dengan jalan mutawātir, dan yang membacanya dipandang beribadah.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan. dengan jalan mutawātir, dan yang membacanya dipandang beribadah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mukjizat (bukti kebenaran atas kenabian muhammad) yang diturunkan kepada nabi Muhammad yang tertulis di

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Tentang Strategi Guru Alqur an Hadits Dalam Mengatasi. Kesulitan Belajar Membaca Alqur an Pada Siswa Kelas VI di MI

BAB IV. A. Analisis Tentang Strategi Guru Alqur an Hadits Dalam Mengatasi. Kesulitan Belajar Membaca Alqur an Pada Siswa Kelas VI di MI 65 BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU AL QURAN HADITS DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL QURAN PADA SISWA KELAS VI DI MI SALAFIYAH SIDOREJO WARUNGASEM BATANG A. Analisis Tentang Strategi Guru Alqur

Lebih terperinci

BAB IV. observasi mengenai implementasi pembelajaran Murotal di TPQ Kelurahan. Pabean Pekalongan maka menghasilkan analisa sebagai berikut:

BAB IV. observasi mengenai implementasi pembelajaran Murotal di TPQ Kelurahan. Pabean Pekalongan maka menghasilkan analisa sebagai berikut: BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MUROTAL DI TPQ KELURAHAN PABEAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dan observasi mengenai implementasi pembelajaran Murotal di TPQ Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al Qur an adalah kitab umat islam yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril yang berisi perintah dan larangan yang langsung turun dari

Lebih terperinci

BAB II QIRAATI DAN MINAT MEMBACA ALQURAN

BAB II QIRAATI DAN MINAT MEMBACA ALQURAN BAB II QIRAATI DAN MINAT MEMBACA ALQURAN A. Pengertian dan Tujuan Metode Qiraati 1. Pengertian Metode Qiraati Dalam bahasa Arab metode disebut Thoriqot, Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran dirumuskan sebagai kalam Allah Swt yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR AN. (BTQ) PADA SISWA KELAS III MI Al FUTUHIYYAH SUMURKIDANG

BAB IV ANALISIS METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR AN. (BTQ) PADA SISWA KELAS III MI Al FUTUHIYYAH SUMURKIDANG BAB IV ANALISIS METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR AN (BTQ) PADA SISWA KELAS III MI Al FUTUHIYYAH SUMURKIDANG A. Analisis Penerapan Metode Pembelajaran BTQ Siswa Kelas III MI Al Futuhiyyah Sumurkidang

Lebih terperinci