BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2 Manajemen Keuangan Pengertian Manajemen Keuangan Sebuah perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila perusahaan tersebut menjalankan fungsifungsinya dengan baik. Fungsi-fungsi tersebut meliputi fungsi keuangan, fungsi pemasaran, fungsi sumber daya manusia, dan fungsi operasional. Keempat fungsi tersebut memiliki peran masing-masing dalam perusahaan dan pelaksanaannya saling berkaitan. Manajemen keuangan sebagai salah satu fungsi yang dapat mempengaruhi kehidupan perusahaan, dan membahas mengenai pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat dilakukan baik oleh individu, perusahaan, maupun pemerintahan. Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa ahli adalah: Menurut Gitman (2006:4) pengertian manajemen keuangan adalah: Management finance is concerned with the duties of the financial manager in the business firm. Financial managers actively manage the financial affairs of any type of business-financial and non financial, private and public, large and small, profit-seeking and non-for-profit. They perform such varied financial tasks as planning, extending credit to customers, evaluating poposed large expenditures, and raising money to fund the firm s operation Sama halnya menurut Martono dan Agus Harjito (2005:4) mengartikan bahwa: Manajemen keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola asset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian manajemen keuangan yaitu usaha-usaha pengelolaan dana secara optimal, dimana dana yang telah dikumpulkan akan digunakan untuk membiayai segala aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, kemudian dana tersebut akan dialokasikan ke dalam berbagai bentuk investasi.

2 2.2.2 Fungsi Manajemen Keuangan Manajemen keuangan berkaitan dengan perolehan, pendanaan, dan manajemen aktiva dengan beberapa tujuan umum sebagai latar belakangnya. Menurut Horne dan Markowicz (2005:3) terdapat tiga fungsi keputusan dalam manajemen keuangan, yaitu: 1. Keputusan Investasi Menyangkut masalah pemilihan investasi yang diinginkan dari sekolompok kesempatan yang ada, memilih satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai paling menguntungkan. 2. Keputusan Pendanaan Menyangkut masalah pemilihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan investasi, memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling murah. 3. Keputusan Kebijakan Deviden Menyangkut masalah penentuan besarnya persentase dari laba yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham, stabilitas pembayaran dividen, pembagian saham dividen dan pembelian kembali saham-saham Tujuan Manajemen Keuangan Menurut Sutrisno (2009:6) terdapat dua tujuan manajemen keuangan, yaitu terdiri dari: 1. Maksimisasi profit 2. Memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melalui maksimisasi nilai perusahaan. 2.3 Tinjauan Umum Perbankan Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank.

3 Oleh karena itu, saat ini dan di masa yang akan datang kita tidak dapat lepas dari dunia perbankan, jika hendak menjalankan aktivitas keuangan, baik perorangan maupun lembaga, baik sosial atau perusahaan. Lembaga keuangan sebagai organisasi dapat berdiri karena adanya para pendukungnya, penyandang dana, pelaksananya, pimpinan dari perusahaan, mitra kerja, para pesaing, lembaga pemerintah, dan banyak pihak lagi yang dalam beroperasinya sehari-hari saling berhubungan. Definisi Lembaga Keuangan secara umum menurut Iskandar (2008:2), bahwa Lembaga Keuangan merupakan: Badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa keuangan yaitu menghimpun dana dan menyalurkannya serta jasa keuangan lainnya. Praktek manajemen perbankan dan lembaga keuangan lainnya, berpusat disekitar pengelolaan keuangan sesuai dengan karakteristik bidang usahanya Pengertian Bank Berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 1998, pengertian bank adalah sebagai berikut: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak Sedangkan menurut Kasmir (2011:11) pengertian bank merupakan: Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya Dari batasan di atas dapat ditarik kesimpulan, usaha bank meliputi: 1. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan 2. Menyalurkan dana dalam bentuk kredit, dan 3. Bentuk-bentuk usaha lainnya.

4 2.3.2 Fungsi Bank Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai Financial Intermediary. Secara lebih spesifik fungsi bank dapat sebagai Agen of Trust, Agent of Development, dan Agent of Services (Triandaru, Budisantoso, 2006:9). a. Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan juga percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik lagi simpanan dananya di bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo. b. Agent of Development Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling mempengaruhi satu dengan lain. Sektor riil tidak dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak berkerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi-distribusi-konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

5 c. Agent of Services Disamping melakukan kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan perbankan ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan Kegiatan-Kegiatan Bank Menurut Kasmir (2011:12) terdapat tiga kegiatan bank yang telah disebutkan diatas, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa Bank lainnya. Kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana merupakan kegatan pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa Bank lainnya merupakan pendukung dari kedua kegiatan diatas. 1. Menghimpun dana (funding) Merupakan kegiatan mengumpulkan uang dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kegiatan penghimpunan dana ini sering disebut dengan istilah funding. 2. Menyalurkan dana (lending) Merupakan memberikan kembali dana yang diperoleh melalui simpanan giro, tabungan, dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit) bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional atau pembiayaan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan menyalurkan dana ini sering disebut dengan istilah lending. 3. Memberikan jasa bank lainnya Merupakan jasa pendukung atau pelengkap kegiatan perbankan. Jasa-jasa ini diberikan terutama untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Misalnya: Jasa pengiriman uang (transfer), Jasa penagihan (inkaso), Jasa kliring, dsb.

6 2.3.4 Jenis-Jenis Bank Penggolongan Bank menurut Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998 terdiri atas beberapa klasifikasi diantaranya sebagai berikut: a. Berdasarkan Jenisnya: 1. Bank Umum Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya disini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan Bank Umum. Kegiatan BPR hanya meliputi kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana saja, bahkan dalam menghimpun dana BPR dilarang untuk menerima simpanan giro. Begitu pula dalam hal jangkauan wilayah operasi, BPR hanya dibatasi dalam wilayah-wilayah tertentu saja. Selanjutnya pendirian BPR dengan modal awal yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan modal awal Bank Umum. Larangan lainnya bagi BPR adalah tidak diperkenankan ikut kliring serta transaksi valuta asing (Kasmir, 2011:22). b. Berdasarkan Kepemilikannya: 1. Bank Milik Pemerintah Dimana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Misalnya: Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Mandiri.

7 2. Bank Milik Pemerintah Daerah Bank yang terdapat di daerah tingkat I dan Tingkat II masing-masing provinsi, seperti: BPD Jawa barat, BPD Sumatera Utara, dsb. 3. Bank Milik Swasta Nasional Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula. Contoh: Bank Bukopin, Bank Central Asia (BCA), dan Bank Danamon. 4. Bank Milik Koperasi Dalam bank swasta milik nasional termasuk pula bank-bank yang dimiliki oleh badan usaha yang berbentuk koperasi. 5. Bank Asing/ Campuran Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara. Contoh: City Bank, Standard Chartered Bank, dan ABN AMRO Bank. Sedangkan Bank campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Contoh: Ing Bank, Inter Pasific Bank, dan Paribas BBD Indonesia. c. Berdasarkan Kegiatan Usahanya: 1. Bank Devisa Bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, dan pembayaran Letter of Credit (L/C). 2. Bank Non Devisa Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.

8 d. Berdasarkan Sistem Pembayaran Jasa: 1. Bank Berdasarkan Pembayaran Bunga Dalam mencari keuntungan dan menetukan harga kepada nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu: - Spread based Dengan menetapkan bunga sebagai harga jual, baik untuk produk seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian juga untuk produk pinjaman (kredit) - Fee based Untuk jasa-jasa lainnya bank konvensional menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu, seperti: Biaya administrasi. 2. Bank Dengan Prinsip Syariah Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah (Iskandar, 2008:30). 2.3 Tinjauan Perbankan Syariah Perbankan Islam adalah bentuk layanan keuangan beretika yang prinsip dasarnya bersumber dari syariah. Elemen penting dari syariah adalah larangan terhadap bunga (riba), baik nominal, sederhana atau bunga berbunga, berbunga tetap maupun berbunga mengambang. Elemen lainnya mencakup penekanan pada kontrak yang adil, keterkaitan antara keuangan dengan produktivitas, keinginan untuk membagi keuntungan dan larangan terhadap judi serta berbagai ketidakpastian lainnya. Sampai dengan triwulan III 2010 jumlah bank yang melakukan kegiatan usaha syariah meningkat seiring dengan munculnya pemain-pemain baru baik dalam bentuk Bank Umum Syariah (BUS) maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). BUS yang pada akhir tahun 2009 berjumlah 6 BUS bertambah 4

9 BUS dimana 2 BUS merupakan hasil konversi Bank Umum Konvensional dan 2 BUS hasil spin off Unit Usaha Syariahnya (UUS) sehingga jumlah UUS di tahun 2010 ini berkurang menjadi 23 UUS ( Definisi Bank Syariah Pengertian Bank Syariah menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan yaitu: Bank syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran Sedangkan menurut Arifin (2009:3) Bank Syariah merupakan: Bank yang didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip islam, syariah, dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait Dimana, prinsip utama yang diikuti oleh bank islami itu adalah: a. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi, b. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan yang sah, dan c. Memberikan zakat Fungsi dan Peran Bank Syariah Fungsi dan peran Bank Syariah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution), adalah sebagai berikut: a. Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah. b. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya. c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana lazimnya. d. Pelaksana kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola zakat serta dana-dana sosial lainnya.

10 2.3.3 Produk dan Jasa Bank Syariah Menurut Iskandar (2008:31) produk dalam bank syariah pada dasarnya sama dengan prinsip bank konvensional, yang berbeda adalah istilah dan tata cara pengaturannya (sistem) dimana bank syariah mengacu kepada syariah agama islam. 1. Sumber Dana Bank Syariah - Giro berdasarkan prinsip Wadiah - Tabungan berdasarkan prinsip Wadiah - Tabungan berdasarkan prinsip Mudharabah muthlaqah atau prinsip mudharabah muqqayadah yang risikonya ditanggung oleh bank. - Deposito berdasarkan prinsip Mudharabah muthlaqah atau prinsip mudharabah muqqayadah yang risikonya ditanggung oleh bank. Dalam penghimpunan dana bank syariah dikenal dengan adanya dua prinsip, yaitu: a. Prinsip Wadiah Suatu akad penitipan uang dimana pihak yang menerima titipan uang (bank) boleh menggunakan dan memanfaatkan uang yang dititipkan, dengan ketentuan bahwa: - Semua keuntungan atau kerugian sebagai akibat penggunaan dan pemanfaatan uang menjadi milik atau tanggung jawab bank. - Pihak bank dapat memberikan insentif berupa bonus dengan catatan tidak diisyaratkan sebelumnya dan jumlahnya tidak ditetapkan di awal namun hanya pemberian yang bersifat sukarela dari pihak bank. b. Prinsip Mudharabah Suatu akad kerjasama antara pemilik dana atau shahibul maal (nasabah) dan pengelola dana atau mudharib (bank) dimana pemilik dana menyerahkan uangnya kepada mudharib untuk dimanfaatkan atau dikelola, dengan ketentuan bahwa pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang ditetapkan di awal dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Sedangkan jenis mudharabah ada dua, yaitu:

11 - Mudharabah Muthlaqah Yaitu salah satu jenis mudharabah dimana mudharib (bank) diberikan hak yang tidak terbatas untuk melakukan investasi oleh shahibul maal (nasabah). - Mudharabah Muqayyadah Suatu bentuk akad mudharabah dimana pemilik dana/nasabah/ shahibul maal memberikan batasan-batasan tertentu atas pemanfaatan atau pengelolaan dananya. 2. Penggunaan Dana Bank Syariah Dalam mencari keuntungan Bank Syariah memberikan jasanya dalam bentuk sistem pembiayaan yaitu: a. Prinsip Bai atau Jual Beli Dalam pembiayaan bank syariah prinsip bai terdiri dari: - Bai Murabahah Adalah prinsip jual beli dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok barang ditambah nilai keuntungan yang disepakati. Dan penyerahan barang pada saat disepakati sedangkan pembayarannya dapat dilakukan secara tunai, ditangguhkan ataupun diangsur. Contoh: Jenis kredit investasi pembelian rumah. - Bai As Salam Adalah prinsip jual beli suatu jenis barang tertentu antara pihak penjual dan pembeli dengan pembayaran dimuka sebesar harga pokok ditambah nilai keuntungan yang disepekati namun penyerahan barang dilakukan dikemudian hari. - Bai Istishna Adalah prinsip jual beli barang dimana waktu penyerahan barang dilakukan dikemudian hari, sementara pembayaran dapat dilakukan melalui angsuran atau ditangguhkan. b. Prinsip Ijarah wa Iqtina atau Beli Sewa Adalah perjanjian sewa yang memberikan kepada penyewa untuk memanfaatkan barang yang akan disewa dengan imbalan uang sewa

12 sesuai dengan persetujuan dan setelah masa sewa berkahir maka barang dikembalikan kepada pemilik, namun penyewa dapat juga memiliki barang yang disewa dengan pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain. Contoh: Untuk jenis usaha leasing. c. Prinsip syirkah atau bagi hasil Prinsip syirkah terdiri dari: - Musyarakah Adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih, untuk melakukan suatu usaha tertentu. Contoh: Pembiayaan khusus untuk modal kerja - Mudharabah Muthlaqah Akad kerja sama antara dua pihak atau lebih, untuk melakukan suatu usaha tertentu dimana mudharib (bank) diberikan hak yang tidak terbatas untuk melakukan investasi oleh shahibul maal (nasabah). - Mudharabah Muqayyadah Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih, untuk melakukan suatu usaha tertentu dimana mudharib dibatasi haknya oleh shahibul maal, antara lain dalam hal jenis usaha, waktu, tempat usaha, dll. 3. Jasa-Jasa Bank Lainnya - Iqtina Adalah pembiayaan jual beli yang dilakukan antara bank dan nasabah dimana penjual (pihak bank) membuat barang yang dipesan oleh nasabah. - Kafalah Adalah akad pemberian garansi/jaminan oleh pihak bank kepada nasabah untuk menjamin pelaksanaan proyek dan pemenuhan kewajiban tertentu oleh pihak yang dijamin.

13 - Ijarah (Sewa) Adalah akad yang dilakukan antara bank dan nasabah dimana pihak bank menyewakan barang, sedangkan pemelihara atas barang yang disewa dilakukan berdasarkan kesepakatan. Contoh: Sewa mobil, Sewa kantor. - Sharf (Jual Beli Valuta Asing) Adalah transaksi pertukaran dua mata uang yang berbeda. 2.4 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan Setiap perusahaan, baik bank maupun non bank pada suatu waktu akan melaporkan semua kegiatan keuangannya. Laporan keuangan ini bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik kepada pemilik, manajemen, maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut. Menurut Kasmir (2011:253) pengertian laporan keuangan adalah: Laporan keuangan menunjukan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukan kinerja manajemen bank selama satu periode. Dalam laporan keuangan termuat informasi mengenai jumlah kekayaan (assets) dan jenis-jenis kekayaan yang dimiliki (di sisi aktiva). Kemudian juga akan tergambar kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang serta ekuitas (modal sendiri) yang dimilikinya. Informasi yang memuat di atas tergambar dalam laporan keuangan yang disebut neraca. Laporan keuangan juga memberikan informasi tentang hasil-hasil usaha yang diperoleh bank dalam suatu periode tertentu dan biaya-biaya atau beban yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil tersebut. Informasi ini akan memuat dalam laporan laba rugi. Laporan keuangan bank juga memberikan gambaran tentang arus kas suatu bank yang tergambar dalam laporan arus kas.

14 2.4.2 Tujuan dan Kegunaan Laporan Keuangan Pembuatan masing-masing laporan keuangan memiliki tujuan tersendiri. Secara umum menurut Kasmir (2011: 254) terdapat tujuh tujuan pembuatan laporan keuangan suatu bank adalah sebagai berikut: a. Memberikan informasi keuangan tentang, jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva yang dimiliki. b. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenisjenis kewajiban baik jangka pendek (lancar) maupun jangka panjang. c. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis modal bank pada waktu tertentu. d. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut. e. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan, berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu. f. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban, dan modal suatu bank. g. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen bank dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan. Dengan demikian laporan keuangan disamping menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga untuk menilai kinerja manajemen bank yang bersangkutan. Penilaian kinerja manajemen akan menjadi patokan apakah manajemen berhasil atau tidak dalam menjalankan kebijakan yang telah digariskan oleh perusahaan Pihak-Pihak yang Berkepentingan Dalam praktiknya, pembuatan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, disamping pihak manajemen dan pemilik perusahaan itu sendiri. Begitu juga dengan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh bank akan memberikan berbagai manfaat kepada berbagai pihak. Masing-

15 masing pihak mempunyai kepentingan dan tujuan tersendiri terhadap laporan keuangan yang diberikan oleh bank. Menurut Kasmir (2011:255) terdapat pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan bank adalah sebagai berikut: a. Pemegang Saham Bagi pemegang saham yang sekaligus merupakan pemilik bank, kepentingan terhadap laporan keuangan bank adalah untuk melihat kemajuan bank yang dipimpin oleh manajemen dalam suatu periode. Bagi pemilik dengan adanya laporan keuangan ini, akan dapat memberikan gambaran berapa jumlah dividen yang akan diterima. Kemudian untuk menilai kinerja pihak manajemen dalam menjalankan kepercayaan yang diberikannya. b. Pemerintah Bagi pemerintah, laporan keuangan baik bagi bank-bank pemerintah maupun bank swasta adalah untuk mengetahui kemajuan bank yang bersangkutan. Pemerintah juga berkepentingan terhadap kepatuhan bank dalam melaksanakan kebijakan moneter yang telah ditetapkan. Pemerintah juga berkepentingan sampai sejauh mana peran perbankan dalam pengembangan sektor-sektor industri tertentu. c. Manajemen Laporan keuangan bagi pihak manajemen adalah untuk menilai kinerja manajemen bank dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan dan untuk menilai kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. d. Karyawan Bagi karyawan dengan adanya laporan keuangan juga untuk mengetahui kondisi keuangan bank yang sebenarnya sehingga mereka merasa perlu meningkatkan kesejahteraan apabila bank mengalami keuntungan dan sebaliknya melakukan perbaikan jika bank mengalami kerugian.

16 e. Masyarakat luas Bagi masyarakat luas laporan keuangan bank merupakan suatu jaminan terhadap uang yang disimpan di bank Jenis-Jenis Laporan Keuangan Bank Syariah Menurut Arifin (2009:80) terdapat enam jenis laporan keuangan bank adalah sebagai berikut: a. Neraca Neraca merupakan laporan yang menunjukan posisi keuangan bank pada tanggal tertentu. Posisi keuangan yang dimaksudkan adalah posisi aktiva (harta), pasiva (kewajiban dan modal) suatu bank. b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. c. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kas. d. Laporan Perubahan Modal Atau Laba Ditahan Laporan yang mengungkapkan hal-hal sebagai berikut: modal disetor, kontribusi modal para pemilik, pendapatan (kerugian) netto, distribusi kepada para pemilik, kenaikan (penurunan) pada cadangan legal dan pilihan, dan laba ditahan pada awal periode. e. Laporan pada Investasi Terbatas Laporan yang memisahkan investasi terbatas berdasarkan sumber pembiayaan dan memisahkan portofolio investasi berdasarkan jenisnya. f. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat dan Sumbangan g. Laporan Sumber dan Penggunaan dana Qard Mengungkapkan saldo qard yang beredar dan dana-dana yang tersedia pada awal periode berdasarkan jenisnya, jumlah, dan

17 sumber-sumber dan penggunaan dana yang disumbangkan selama periode berdasarkan jenisnya, jumlah, dan penggunaan dana-dana selama periode berdasarkan jenisnya serta saldo dana qard yang beredar dan dana yang tersedia pada akhir periode. h. Catatan-Catatan Laporan Keuangan Mengungkapkan semua informasi dan material yang perlu untuk menjadikan laporan keuangan tersebut memadai, relevan, dan bisa dipercaya bagi para pemakainya. 2.5 Tingkat Kesehatan Bank Pengertian Tingkat Kesehatan Bank Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai metode. Penilaian kesehatan bank akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan. Dimana definisi tingkat kesehatan bank menurut Peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 sebagai berikut: Tingkat Kesehatan Bank adalah hasil penilaian kualitatif atas berbagi aspek yang berpengaruh terhadap kondisi/kinerja suatu bank melalui penilaian kuantitatif dan/atau penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar Penilaian Kecukupan Permodalan (Capital) Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah satu bank. Salah satu penilaian adalah dengan metode CAR (Capital Adequacy Ratio), yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) Penilaian Kualitas Aktiva Produktif (Asset Quality) Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Rasio yang diukur ada dua macam, yaitu; a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif.

18 b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif yang diklasifikasikan Penilaian Manajemen (Management) Penilaian didasarkan pada manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas, dan manajemen umum. Manajemen bank dinilai atas dasar 250 pertanyaan yang diajukan Penialain Rentabilitas (Earning) Penilaian didasarkan pada rentabilitas suatu bank dengan melihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan kepada dua macam, yaitu: a. Rasio laba terdapat total asset (Return On Asset) b. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Penilaian Liquiditas (Liquidity) Yaitu untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas didasarkan kepada dua macam rasio, yaitu: a. Rasio jumlah kewajiban bersih Call Money terhadap aktivitas lancar. Yang termasuk aktiva lancar adalah kas, giro, dan BI, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) yang diendos oleh Bank Umum. b. Rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh bank. 2.6 Modal Bank Syariah Pengertian Modal Bank Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, pengertian modal bank dibedakan antara bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia dan kantor cabang bank asing yang beroperasi di Indonesia (Dendawijaya, 2005:38).

19 Menurut Arifin (2009:58) berdasarkan prinsipnya bank syariah dapat menarik dana pihak ketiga atau masyarkat dalam bentuk: Titipan (Wadi ah) Yaitu simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya (guaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan. Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko (non guaranteed account) untuk investasi umum dimana bank akan membayar bagian keuntungan secara proposional dengan portofolio yang didanai dengan modal tersebut. Investasi khusus dimana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee. Dengan demikian sumber dana bank syariah terdiri dari: 1. Modal Inti Modal inti adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari para pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada umumnya dana modal inti terdiri dari: a. Modal Disetor Merupakan modal yang telah disetor oleh pemilik bank, sesuai dengan peraturan yang berlaku. b. Cadangan umum Merupakan cadangan yang diperoleh dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak. c. Laba ditahan Merupakan saldo laba bersih setelah diperhitungkan pajak dan telah diputuskan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk tidak dibagikan.

20 2. Kuasi Ekuitas (Mudharabah Account) Bank menghimpun dana bagi hasil atas dasar prinsip mudharabah, yaitu akad kerja sama antara pemilik dana dengan pengusaha untuk melakukan suatu usaha bersama, dan pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukannya sebagai mudharib, bank menyediakan jasa bagi para investor berupa: a. Rekening Investasi Umum Dimana bank menerima simpanan dari nasabah yang mencari kesempatan investasi atas dana mereka dalam bentuk investasi berdasarkan prinsip mudarabah muthlaqah. b. Rekening Investasi Khusus Dimana bank bertindak sebagai manajer investasi bagi nasabah institusi (pemerintah atau lembaga keuangan lain) atau nasabah korporasi untuk menginvestasikan dana mereka pada unit-unit usaha atau proyek-proyek tertentu yang mereka setujui dan kehendaki. c. Rekening Tabungan Mudharabah Prinsip mudharabah juga digunakan untuk jasa pengelolaan rekening tabungan. Salah satu syarat mudharabah adalah dananya harus dalam bentuk uang, dalam jumlah tertentu dan diserahkan kepada mudharib. 3. Dana Titipan (Wadi ah/non Remunerated Deposit) Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang umumnya berupa giro atau tabungan. Rekening Giro Wadi ah Dengan prinsip wadi ah yad dimana bank sebagai kustodian harus menjamin pembayaran kembali nominal simpanan wadi ah. Rekening Tabungan Wadi ah

21 Berupa simpanan dari nasabah yang memerlukan jasa penitipan dana dengan tingkat keleluasaan tertentu untuk menariknya kembali Fungsi Modal Bank Menurut Johnson and Johnson, modal bank mempunyai tiga fungsi (Kasmir, 2011:159), yaitu: a. Sebagai penyangga untuk menyerap kerugian operasional dan kerugian lainnya. b. Sebagai dasar penetapan batas maksimum pemberian kredit. c. Sebagai dasar perhitungan bagi para partisipan pasar untuk mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara relatif dalam menghasilkan keuntungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Ketentuan tentang modal minimum bank umum yang berlaku di Indonesia mengikuti Standar Bank for International Settlements (BIS). Sejalan dengan standar tersebut, dalam kerangka paket deregulasi tanggal 29 Februari 1991, Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Persentase kebutuhan modal minimum yang diwajibkan menurut BIS ini disebut Capital Adequacy Ratio (CAR). Dengan demikian, CAR minimum bagi bank-bank umum di Indonesia adalah 8% CAR (Capital Adecuancy Ratio) (CAR) adalah: Menurut Dendawijaya (2005:121) pengertian Capital Adequacy Ratio Capital Adecuacy Ratio merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut.

22 100% CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. 2.7 Likuiditas Bank Pengertian Likuiditas Bank Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang harus segera dibayar. Sedangkan definisi likuiditas bank menurut Taswan (2006:96) adalah: Kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan ditariknya deposito atau simpanan oleh deposan atau penitip dana ataupun memenuhi kebutuhan masyarakat berupa kredit Pada sisi pasiva, bank harus mampu memenuhi kewajiban kepada nasabah setiap simpanan mereka yang ada di bank ditarik, pada sisi aktiva bank harus menyanggupi pencairan kredit yang telah diperjanjikan FDR (Financing Deposit Ratio) Ratio) adalah: Menurut Dendawijaya (2005:116) pengertian FDR (Financing Deposit Rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut. 100% FDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

23 Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. 2.8 Kredit Pengertian Kredit Peranan bank sebagai lembaga keuangan tidak pernah lepas dari masalah kredit. Bahkan, kegiatan bank sebagai lembaga keuangan, pemberian kredit merupakan kegiatan utamanya. Dalam bukunya Kasmir (2011:73) menguraikan pengertian kredit menurut Undang-undang Perbankan No. 10 tahun 1998 adalah: Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga NPL (Non Performing Loan) Pengertian Non Performing Loan menurut Mahmoedin (2004:2) adalah: Non Performing Loan adalah kredit yang tidak menepati jadwal angsuran sehingga terjadi tunggakan NPL digunakan untuk menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Besarnya rasio ini dapat dirumuskan dengan: 100%

24 2.9 Profitabilitas Bank Pengertian Profitabilitas Menurut Dendawijaya (2005:118) bahwa pengertian profitabilitas merupakan: Kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode waktu tertentu dan mengukur efektifitas suatu perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya ROA (Return On Assets) ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar tingkat keuntungan yang akan dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya, 2005:119). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 100% BOPO (Rasio Beban Operasional dan Pendapatan Operasional) BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini dapat digambarkan sebagai berikut: 100% Rasio baiaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana, maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga.

25 2.10 Pengaruh CAR, LDR, NPL, BOPO Terhadap Profitabilitas di Sektor Perbankan Suatu bank dapat dinilai sehat salah satunya dilihat dari aspek permodalan pada bank tersebut. Mengingat pentingnya fungsi modal bagi setiap bank, maka manajemen harus memperhatikan dengan baik penyediaan dan pengelolaan modal minimum pada bank tersebut. Apabila suatu bank dapat menjaga kestabilan nilai CAR, maka kemampuan bank tersebut untuk menghasilkan laba/profit yang optimum akan meningkat. Maka dapat disimpulkan bahwa kecukupan modal merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung risiko yang dihadapi. Oleh karena itu, adanya risiko-risiko yang dihadapi oleh bank inilah yang menyebabkan bank juga harus dapat menjaga tingkat likuiditas pada bank tersebut, agar suatu bank selalu mampu untuk memenuhi semua kewajibannya dalam jangka pendek. Sehingga tidak terjadi kondisi kredit bermasalah yang menyebabkan perusahaan tidak efisien dalam mengelola dana karena menurunnya pendapatan operasional yang diperoleh dari pemberian kredit pada masyarakat, sedangkan perusahaan harus tetap membayar biaya bunga kepada nasabah. Sehingga dengan menurunnya tingkat CAR pada suatu bank dan meningkatnya biaya operasional, maka penyaluran kredit pada masyarakat pun semakin turun dan akhirnya laba yang akan diperoleh perusahaan pun akan menurun Pengaruh CAR Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Capital Adequacy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan (Dendawijaya, 2005: 121). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan termasuk bank yang sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8% dari ATMR. Hal ini didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank for International Settlements). Semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank.

26 Pengaruh LDR Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Loan Deposit Ratio memiliki pengaruh terhadap tingkat profitabilitas bank. Menurut Dendawijaya (2005:116), LDR tersebut menyatakan, seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengadalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dimana semakin tinggi rasio ini, menunjukan semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakn besar. Simorangkir (2004:147) mengungkapkan bahwa bank yang dapat menjaga likuiditasnya membuat perusahaan terhindar dari kondisi bermasalah sehingga memungkinkan suatu perusahaan untuk memperoleh profitabilitas yang optimal Pengaruh NPL Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Non Performing Loan menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar (Almilia dan Herdanigtyas, 2005). Sehingga jika semakin besar Non Puerforming Loan (NPL) akan mengakibatkan menurunnya Return On Assets, yang juga berarti kinerja keuangan bank menurun. Begitu pula sebaliknya jika Non Performing Loan (NPL) turun, maka Return on Assets (ROA) akan semakin meningkat sehingga kinerja keuangan bank dapat dikatakan semakin baik. Menurut Mahmoedin (2004:114) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan. Hal ini terlihat pada perhitungan produktivitasnya yang dituangkan dalam rumus Return On Equity dan Return On Assets. Jika kredit tidak lancar (NPL) maka rentabilitasnya menjadi kecil.

27 Pengaruh BOPO Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank BOPO merupakan rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Dendawijaya, 2005:120). Rasio BOPO yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya. Rasio yang sering disebut rasio efisien ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil BOPO berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan. Begitu pula sebaliknya semakin besar BOPO berarti semakin kurang efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sektor Perbankan 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Negara Republik Indoneisa Nomor 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yaitu badan usaha yang

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan khususnya pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan khususnya pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan khususnya pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia. BAB II TINJAUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pembiayaan Dua fungsi utama bank syariah adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bank

TINJAUAN PUSTAKA Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank dalam usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Nurmala (2006) yang berjudul Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil penelitian menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Perbankan Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pada perkembangan perekonomian saat ini bank banyak dikenal oleh masyarakat sebagai lembaga keuangan yang kegiatanya tidak terlepas dari transaksi keuangan. Sebagian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis ini sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam ulasan penelitian. Studi kepustakaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak sepuluh tahun terakhir di Indonesia telah diperkenalkan suatu sistem perbankan dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Semua sektor usaha baik sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, perumahan, dan lainnya sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga merupakan tempat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian global pada tahun 2009 hingga saat ini menunjukkan kondisi yang penuh dengan ketidakpastian yang disebabkan oleh krisis ekonomi global. Krisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Perbankan Syariah 2.1.1.1 Pengertian Bank Syariah Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sistem perbankan Islam atau lebih dikenal dengan bank syariah merupakan bank yang kegiatannya tidak menggunakan prinsip berdasarkan bunga, melainkan menggunakan prinsip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank 1. Pengertian Bank Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Landasan teori sangat mutlak diperlukan dalam sebuah penelitian karena di dalam kerangka teori penelitian akan mempunyai dasar yang jelas untuk menganalisa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Syariah Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembangunan perekonomian tidak dapat lepas dari sektor perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Perbankan Definisi Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah di Indonesia semakin berkembang seiring dengan berkembangnya pertumbuhan penduduk yang berpenduduk mayoritas beragama islam. Perbankan syariah menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BANK 1. Pengertian Bank Pengertian Lembaga keuangan menurut Undang-Undang Nomor. 14 Tahun 1967 menurut Martono, 2002:2 menyatakan bahwa Semua badan melalui kegiatan-kegiatannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perekonomian saat ini semakin banyak pula bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber dana yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perbankan a. Definisi Perbankan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Bank Syariah Menurut Undang undang nomor 10 Tahun 1998, Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Perkembangan perekonomian saat ini bank banyak dikenal oleh masyarakat sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi keuangan. Sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank lainnya. Menurut Manurung dan Manurung (2009: 7) mendefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank lainnya. Menurut Manurung dan Manurung (2009: 7) mendefinisikan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bank 1. Pengertian Bank Menurut Kasmir (2005: 8-9) bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu Negara, khususnya di bidang pembiayaan perekonomian. Berdasarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perbankan Syariah Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang mencakup kelembagaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja keuangan Bank Muamalat Bank Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Definisi Bank Kata bank berasal dari bahasa latin yaitu Banca yang berarti meja, meja yang dimaksud adalah meja yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk mendapatkan revenue atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk mendapatkan revenue atau BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk mendapatkan revenue atau profit pada jangka waktu tertentu dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Bank Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang kekurangan dana dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang kekurangan dana dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia. Peranan bank dalam membangun perekonomian Indonesia diwujudkan dalam fungsi utamanya sebagai mediator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kerangka Teoritik 1. Laporan Keuangan Bank Syariah Laporan keuangan pada sektor perbankan syariah, sama seperti sektor lainnya, adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut

Lebih terperinci

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari Bank Konvensional dan Syariah Arum H. Primandari UU No. 10 tahun 1998: Pasal 1 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Dasar atau acuan yang berupa temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI : 1 Nama Data : Antar Bank Aktiva BPR Semua jenis simpanan/tagihan BPR Pelapor dalam rupiah kepada bank lain di Indonesia. Simpanan/tagihan kepada bank lain di Indonesia dengan jenis giro, tabungan, deposito

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau tempat untuk menukarkan uang. Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stakeholders Perusahaan merupakan entitas yang harus memberikan manfaat kepada stakeholders tidak hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri. Secara

Lebih terperinci

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari Bank Konvensional dan Syariah Arum H. Primandari UU No. 10 tahun 1998: Pasal 1 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor yang diharapkan berperan aktif dalam menunjang kegiatan pembangunan regional atau nasional. Peran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bank Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas

Lebih terperinci

kemaslahatan, Keseimbangan, dan Universalisme.

kemaslahatan, Keseimbangan, dan Universalisme. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu lembaga

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Ruang Lingkup Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perbankan merupakan urat nadi perekonomian di seluruh negara. Tidak sedikit roda-roda perekonomian terutama di sektor riil digerakkan oleh perbankan baik secara langsung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. BAB II LANDASAN TEORI A. Profitabilitas Sebagaimana dengan Bank Umum lainnya, tugas utama Bank Syariah dalam upaya pencapaian keuntungan adalah dengan mengoptimalkan laba, meminimalkan risiko dan menjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan lainnya dari pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Bank Secara Umum Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan sangat penting dalam semua jenis perusahaan, termasuk bank dan lembaga keuangan lainnya, serta perusahaan industri dan retail. Manajemen

Lebih terperinci

Sedangkan dalam PSAK No 31 mengenai akuntansi perbankan disebutkan sebagai berikut :

Sedangkan dalam PSAK No 31 mengenai akuntansi perbankan disebutkan sebagai berikut : 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Perbankan di Indonesia Perbankan secara umum merupakan lembaga keuangan yang melakukan kegiatan berupa pengumpulan dana masyarakat dan menyalurkannya kembali

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA 11 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Bank Saat ini, Bank dan lembaga keuangan merupakan salah satu pelaku terpenting dalam perekonomian sebuah negara. Masyarakat maupun kalangan industri/usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank Menurut UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No 10 Tahun 1998, pengertian bank adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian suatu negara saat ini Lembaga Perbankan memiliki peranan yang cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian besar melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Awal kelahiran sistem perbankan syariah di latar belakangi oleh pembentukan sistem berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Analisis Rasio Keuangan Bank Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita Yuliani (2012) yang berjudul Pengaruh LDR, IPR,LAR,APB,NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, FACR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang terus berkelanjutan. Pada akhir tahun 1997, suku bunga untuk jangka waktu bulanan di Bank

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-Teori 1. Pengertian, Fungsi dan Aktivitas Bank Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan Bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi bank menurut UU No. 10/1998 tentang Perbankan Pasal 1, yaitu. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi bank menurut UU No. 10/1998 tentang Perbankan Pasal 1, yaitu. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Klasifikasi Bank Ada beberapa definisi bank yang dikenal dalam masyarakat Indonesia. Definisi bank menurut UU No. 10/1998 tentang Perbankan Pasal 1, yaitu Bank adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Signal Teori yang menjelaskan pentingnya pengukuran kinerja ialah teori signal (signalling theory). Teori signal menyarankan perusahaan yang percaya bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Perekonomian Indonesia triwulan III 2012 tumbuh solid 6,17%. Pertumbuhan yang tetap berada pada kisaran 6% ini melanjutkan kinerja positif triwulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan kebijakan pemerintah dalam bidang perbankan antara lain adalah paket deregulasi Tahun 1983, paket kebijakan 27 Oktober 1988, paket kebijakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Tentang Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Bank didefinisikan oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdirinya industri perbankan syariah di Indonesia diawali dengan adanya kesadaran untuk menjalankan prinsip syariah di dalam kehidupan masyarakat yang mayoritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Perbankan Syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan dengan pesat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah secara konsisten telah menunjukan perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di wilayah mesir pada tahun

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Ibnu Fariz (2012) Penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2002: 17), laporan keuangan didefinisikan sebagai ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga yang mempunyai peran utama dalam pembangunan suatu negara. Peran ini terwujud dalam fungsi bank sebagai lembaga intermediasi keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk) ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk) Desiana, Mohamad Heykal Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Bank 2.1.1.1 pengertian Bank Bank lebih dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat ini, perekonomian Indonesia berada diurutan keenambelas dan pada 2030, diperkirakan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan

Lebih terperinci