BAB II KAJIAN TEORI. menerus, namun tidak semua perubahan sosial mengarah ke perubahan yang positif,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. menerus, namun tidak semua perubahan sosial mengarah ke perubahan yang positif,"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Konsep Perubahan Sosial Budaya Perubahan sosial merupakan proses wajar dan akan berlangsung terus menerus, namun tidak semua perubahan sosial mengarah ke perubahan yang positif, pasti akan berdampak negatif terhadap kehidupan masyarakat. Membicarakan perubahan sosial, tidak dapat dipisahkan dari pembicaraan perubahan budaya. Perubahan sosial (social change) dan perubahan kebudayaan (cultural change) dapat dipisahkan untuk keperluan teori, akan tetapi di dalam kehidupan nyata, keduanya tidak terpisahkan. Kebudayaan dihasilkan oleh masyarakat, dan tidak ada masyarakat yang tidak berkebudayaan. Budaya ada karena adanya masyarakat. Perbedaan pengertian antara perubahan sosial dan perubahan budaya terletak pada pengertian masyarakat dan budaya yang diberikan. Tetapi pada umumnya, perubahan-perubahan budaya menekankan pada nilai, sedangkan perubahan sosial pada sistem pelembagaan yang mengatur tingkah laku anggota masyarakat (Usman Pelly dkk, 1994 :189). Teori evolusioner menganggap bahwa perubahan sosial melalui tahapantahapan tertentu yang semua masyarakat akan melalui ataupun mengikutinya. Perubahan terus berjalan terus, sampai suatu saat keujung perubahan, yang 6

2 merupakan batasan akhir perubahan sosial (Harston dalam M. Zaini Hasan dkk, 1996 : 231). yaitu : Berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli tentang perbubahan sosial Menurut Selo Soemardjan (dalam Soerjono Soekanto, 1982 : 263) mengatakan perubahan sosial adalah suatu perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, temasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Soerjono Soekanto (1982 : 261) merumuskan perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatau masyarakat, yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok dalam masyarakat. Kingsley Davis (dalam Soerjono Soekanto, 1982 : 262) mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikan dan seterusnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik. Di sisi lain, Kingsley Davis (dalam M. Zaini Hasan dkk, 1996 : 85) mengatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat. Lebih lanjut lagi Kingleys Davis (dalam Soerjono Soekanto, 2002 : 308) mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan 7

3 seterusnya bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa terdapat pengertian yang sama tentang perubahan sosial yaitu perubahanperubahan yang terjadi pada suatu truktur dan lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok dalam masyarakat. Menurut Maclver (dalam Soerjono Soekanto, 1982 : 263) mengatakan perubahan sosial adalah sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial. Menurut Herbert Spencer (dalam M. Zaini Hasan dkk, 1996 : 231) mengatakan bahwa perubahan sosial mengantar kehidupan manusia ke arah yang lebih kompleks. Sedangkan Auguste Comte (dalam M. Zaini Hasan dkk, 1996 : 232) seorang ahli sosiologi prancis yang sering pula disebut sebagai pendiri sosiologi, berpendapat bahwa perubahan sosial dapat diciri dari perkembangan masyarakat melalui 3 tahap. Tahap-tahap yang dimaksud 1) tahap teologis (theological stage) yaitu tahap yang didasarkan atas nilai-nilai agamis, 2) tahap metafisik (methaphisical stage) merupakan tahap peralihan dari tahap percaya atas adikodrati tergeser oleh nilai-nilai budaya, dan 3) tahap positif atau ilmiah (positive of scientific stage) suatu tahap dimana masyarakat 8

4 berkeyakinan akan adanya prinsip-prinsip ilmiah dalam perubahan masyarakat. Menurut J.L. Gillin dan J.P. Gillin (dalam Soerjono Soekanto, 1982 : 263) mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan materil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Secara singkat Samuael Koenig (dalam Soerjono Soekanto, 1982 : 263) mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia yang terjadi karena sebab-sebab intern maupun sebab-sebab eksten. Dari beberapa penjelasan para ahli di atas penulis mengambil sebuah kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan perubahan sosial adalah suatu perubahanperubahan yang terjadi dalam pola-pola kehidupan sosial yang menyangkut struktur masyarakat, hubungan-hubungan dalam masyarakat, kendisi geografis, kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan seterusnya bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial yang merujuk ke arah yang lebih kompleks yang terjadi karena sebab-sebab intern maupun sebab ekstrn. Sebenarnya di dalam kehidupan sehari-hari, acap kali tidak mudah untuk menentukan letak garis pemisah antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan karena tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak 9

5 mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, walaupun secara teoritis dan analitis pemisahan antara pengertianpengertian tersebut dapat dirumuskan, dalam kehidupan nyata garis pemisah tersebut sukar dapat dipertahankan. Hal yang jelas adalah perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama, yaitu keduanya bersangkut-paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Pada dewasa ini proses-proses pada perubahan sosial dapat diketahui dari adanya ciri-ciri tertentu, yaitu sebagai barikut : a. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya karena setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat. b. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakat tertentu, akan diikuti dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. Karena lembaga sosial tadi sifatnya interdependen, maka sulit sekali untuk mengisolasi perubahan pada lembaga-lembaga sosial tertentu saja. c. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada di dalam penyesuaian diri. Disorganisasi akan diikuti oleh suatu organisasi yang mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru. 10

6 d. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang spiritual saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat. Peruahan sosial dan kebudayaan dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut : 1. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat Perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama dan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat dinamakan evolusi. Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana ataupun kehendak tertentu. Perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, keadaan-keadaan, kondisi-kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Rentetan perubahanperubahan tersebut tidak perlu sejalan dengan rentetan peristiwa-peristiwa di dalam sejarah masyarakat yang bersangkutan. Sementara itu perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung dengan cepat dan menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat (yaitu lembaga-lembaga kemasyarakatan) lazimnya dinamakan revolusi. Unsur-unsur pokok revolusi adalah adanya perubahan yang cepat, dan perubahan tersebut mengenai dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi perubahan-perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu atau 11

7 tanpa rencana. Ukuran kecepatan suatu perubahan yang dinamakan revolusi, sebenarnya bersifat relatif karena revolusi dapat memakan waktu yang lama. 2. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar Sebagai pegangan dapatlah dikatakan bahwa perubahan-perubahan kecil merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Perubahan model pakaian misalnya tak akan membawa pengaruh apa-apa bagi masyarakat secara keseluruhan karena tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembagalembaga kemasyarakatan, dan kepadatan penduduk di Pulau Jawa telah melahirkan berbagai perubahan-perubahan yang besar (Soerjono Soekanto, 1982 : ). Untuk memahami perubahan yang terjadi dalam masyarakat penting dikemukakan penyebab dari perubahan-perubahan tersebut. Secara umum penyebab dari perubahan sosial budaya dibedakan atas dua golongan besar, yaitu : 1. Perubahan yang berasal dari masyarakat itu sendiri a. Perkembangan ilmu pengetahuan Pengetahuan yang makin luas menghasilkan teknologi canggih yang kemudian mengubah kehidupan manusia. Jika pada zaman dahulu manusia mencari makan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan makanan, maka saat ini menanamnya. Jika dahulu manusia bertempat tinggal di gua-gua, di rumah-rumah dengan dinding alang-alang, maka saat ini manusia tinggal di rumah-rumah yang 12

8 lebih sehat dengan bermacam-macam model rumah. Jika dahulu alat angkut manusia sangat sederhana, maka saat ini manusia telah menggunakan alat-alat transportasi mesin yang canggih. Penemuan-penemuan baru akibat perkembangan ilmu pengetahuan tersebut, baik berupa teknologi maupun berupa gagasan-gagasan yang menyebar ke masyarakat, dikenal, diakui, dan selanjutnya diterima menimbulkan perubahan sosial. b. Jumlah penduduk Masalah kependudukan yang menimbulkan perubahan sosial budaya pada umumnya adalah pertambahan penduduk akibat terjadinya urbanisasi, dan sebaliknya berkurangnya jumlah penduduk pada daerah-daerah yang ditinggalkan oleh orangorang yang berubanisasi tersebut. Urbanisasi penduduk ke kota-kota besar atau tempat-tempat lain yang menjanjikan harapan menimbulkan ketidakseimbangan antara luas daerah beserta sumber-sumber kehidupannya dengan jumlah penduduk yang ada. Akibatnya persaingan memenuhi kebutuhan hidup makin tinggi, pengangguran bertambah, dan keamanan serta ketertiban menjadi rawan. Keadaan seperti ini menimbulkan perubahan-perubahan baru seperti kehidupan sosial kelompok berubah menjadi corak kehidupan yang lebih individual, munculnya pekerjaan-pekerjaan baru seperti pencuci mobil dipinggir jalan, penyemer sepatu, perantara calo-calo, dan lain-lainnya. Daerah-daerah yang ditinggalkan mengalami 13

9 kelambanan dalam pembangunan, antara lain karena tenaga-tenaga potensial yang ada berubanisasi ke kota-kota (Brain drain). c. Pertentangan dan pemberontakan Pertentangan (konflik) dalam nilai dan norma-norma, politik, etnis dan agama dapat menimbulkan perubahan sosial-budaya yang luas. Pertentangan individu terhadap nilai-nilai dan norma-norma, serta adatistiadat yang telah berjalan lama akan menimbulkan perubahan bila individu-individu tersebut beralih dari nilai, norma, dan adat kebiasaan yang telah diikuti selama ini. 2. Perubahan yang berasal dari luar masyarakat, a. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain Adanya interaksi langsung (tetap muka) antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya akan menyebabkan saling pengaruh. Di samping itu, pengaruh dapat berlangsung pula melalui komunikasi satu arah, yakni komunikasi masyarakat dengan media-media massa. Interaksi budaya tidak menjamin timbulnya pengaruh satu budaya terhadap budaya lainnya. Suatu masyarakat dapat saja menolak, atau menyeleksinya terlebih dahulu baru kemudian menyerap unsur-unsur budaya yang sesuai. 14

10 b. Peperangan Peperangan yang terjadi antara satu masyarakat dengan masyarakat lain menimbulkan berbagai dampak seperti halnya dampak yang ditimbulkan oleh adanya pemberontakan dan pertentangan-pertentangan. Akan tetapi dampak negatif yang ditimbulkan oleh peperangan lebih dasyat karena peralatan perang biasanya lebih canggih pula. Di samping kedua faktor besar di atas, perubahan sosial budaya dapat terjadi karena penyebab alam, misalnya terjadinya kebanjiran, angin topan yang memaksa penduduk pindah ke pemukiman baru, yang tidak jarang berbeda situasi dan kondisinya dari pemukiman yang lama sehingga memaksa penduduk pula untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan alam, sosial dan budaya setempat (Usman Pelly dkk, 1994 : ). Faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya dapat dibedakan atas dua faktor, yakni yang bersumber dari masyarakat itu sendiri dan yang bersumber dari lingkungan. Bertambah atau berkurangnya penduduk, penemuan-penemuan baru, konflik masyarakat, pemberontakan atau revolusi, merupakan faktor-faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya adalah lingkungan alam fisik, peperangan, pengaruh kebudayaan masyarakat lain (Usman Pelly dkk, 1994 : 39). berikut : Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan adalah sebagai 15

11 a. Faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan : 1. Kontak dengan kebudayaan lain 2. Sistem pendidikan yang maju 3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju. 4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang 5. Sistem lapisan masyarakat yang terbuka 6. Penduduk yang heterogen 7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu 8. Orientasi ke muka 9. Nilai meningkatkan taraf hidup b. Faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan : 1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat-masyarakat lain 2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat 3. Sikap masyarakat yang tradisionalistik 4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested interest 5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada intergrasi kebudayaan 6. Prasangka terhadap hal-hal yang baru/asing 7. Hambatan ideologis 8. Kebiasaan 16

12 9. Nilai pasrah (Soerjono Soekanto, 1982 : 287) Konsep Kebudayaan dan Perubahan Budaya Konsep Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari (bahasa Sansekerta) buddhayah yang merupakan bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya kebudayaan berasal dari kata latin colera. Artinya mengelolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut, yaitu colera kemudian culture, diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia mengolah dan mengubah alam. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh para anggota suatu masyarakat. Selain itu, kebudayaan adalah suatu sistem norma dan nilai yang terorganisasi yang menjadi pegangan bagi masyarakat tersebut (Paul B. Horton dkk, 1999 : 58). Berikut ini beberapa pendapat para ahli tentang definisi kebudayaan adalah sebagai berikut : Menurut E.B. Tylor (dalam Antonius Atosokhi dkk, 2003 : 33) mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dan lain 17

13 kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, kebudayaan mencakup semua yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyrakat. Menurut Koentjaraningrat (dalam Usman Pelly dkk, 1994 : 22) menulis kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Senada dengan Bekker (dalam Usman Pelly dkk, 1994 : 22) menduga bahwa asal kata kebudayaaan berasal dari kata Abhyudaya, dari bahasa Sansekerta, dan mengartikan secara singkat kebudayaan sebagai penciptaan, penerbitan dan pengolaan nilai-nilai insani. Tercakup di dalamnya usaha menbudayakan bahan alam mentah serta hasilnya. Di dalam bahan alam, alam diri dan alam lingkungannya baik fisik maupun sosial, nilai-nilai diidentifikasikan dan dikembangkan sehinggah sempurna. Membudayakan alam memanusiakan manusia, menyempurnakan hubungan keinsanian merupakan kesatuan tak terpisahkan. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, terdapat kesamaan arti tentang kebudayaan, sehingga penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, yaitu budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan adalah sesuatu yang telah dihasilkan oleh masyarakat, yang menyangkut pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. 18

14 Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 2002 : 180) Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardji (dalam Soerjono Soekanto, 1982 : 151) merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk keperluan masyarakat. Menurut Kingsley Davis (dalam Soerjono Soekanto, 1982 : 266) mengatakan kebudayaan mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti panyampaian buah fikiran secara simbolis dan bukan karena warisan yang berdasarkan keturunan. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat yang mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti panyampaian buah fikiran secara simbolis dan bukan karena warisan yang berdasarkan keturunan. Menurut R. Linton (dalam Harsojo, 1999 : 92) mendefinisikan kebudayaan adalah konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku, yang unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu. 19

15 Menurut C. Kluckhohn dan W.H Kelly (dalam Harsojo, 1999 : 92-93) merumuskan kebudayaan adalah pola hidup yang tercipta dalam sejarah, yang eksplisit, implisit, rasional, irasional, dan nonrasional, yang terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia. Dari beberapa penjelasan tentang kebudayaan di atas, penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa bagi ilmu sosial, arti kebudayaan sangat luas, meliputi seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia, yang teratur oleh tata kelakuan, yang harus didapatkannya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. a. Unsur-unsur Kebudayaan. Kebudayaan dari tiap-tiap bangsa dapat dibagi ke dalam suatu jumlah unsur yang tidak terbatas jumlahnya. Unsur kebudayaan dari yang terkecil sampai kepada yang merupakan gabungan yang terbesar, bersama-sama merupakan struktur kebudayaan. Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Kluckhohn, dan juga ahli-ahli lain berpendapat bahwa ada tujuh unsur yang dapat dijumpai dalam kebudayaan manapun di dunia, yaitu : 1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (Pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transportasi dan sebagainya) 20

16 2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (Pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya) 3. Sistem kemasyarakatan (Sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, dan sistem perkawinan) 4. Bahasa (lisan maupun tertulis) 5. Kesenian (Seni rupa, seni suara, seni gerak dan sebagainya) 6. Sistem pengetahuan 7. Religi (Sistem kepercayaan). Menurut Hoebel (dalam Paul B. Horton dkk, 1999 : 72) mengatakak bahwa unsur adalah suatu kesatun corak perilaku yang dipelajari dan dianggap tak dapat diperkecil lagi, atau produk nyata yang dihasilkan oleh perilaku tersebut. Hal-hal di atas sebagai universal culture, karena merupakan unsur-unsur yang sama dari kebudayaan, yang dapat ditemukan pada setiap kebudayaan mana pun juga. Hal ini dapat dibedakan dengan sub-culture, yaitu kebudayaan khusus, yang membedakan masyarakat yang satu dengan yang lain. Misalnya, kebudayaan Sunda, kebudayaan Batak, kebudayaan Dayak dan lain sebagainya. Selain itu, ada juga disebut counter culture, yaitu suatu kebudayaan yang berlawanan dengan kebudayaan induk, seperti : kenakalan remaja, pencurian dan bentuk-bentuk kejahatan lainnya (Antonius Atosokhi dkk, 2003 : 38). 21

17 Konsep Perubahan Budaya Perubahan budaya adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena pada suatu masyarakat sudah tidak adanya lagi unsur-unsur kesesuaian dalam kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan. Semua terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang tidak berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan di dalam masyarakat. Hal-hal yang akan berubah dalam kebudayaan yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat bahkan perubahan dalam bentuk dan aturan-aturan organisasi sosial. Perubahan ini akan berjalan terus-menerus tergantung dari dinamika masyarakatnya. Perubahan budaya pada masyarakat biasanya ada yang disebabkan oleh masyarakat itu sendiri, ataupun berasal dari masyarakat pendatang. Biasanya penyebab perubahan yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri terjadi akibat adanya kelahiran, juga hal-hal baru serta media yang mereka lihat biasanya akan menimbulkan pengaruh positif maupun negatif bagi masyarakat itu sendiri. Begitu juga sebaliknya, dengan penyebap perubahan budaya yang diakibatkan dengan datangnya masyarakat dari luar yang biasanya terjadi karena adanya bencana alam, transmigrasi maupun lainnya. Mereka biasanya hanya mampu meninggalkan tempat tinggalnya yang sebelumnya, tetapi sulit bagi mereka meninggalkan budaya yang sudah ada dan menggantikannya dengan budaya yang baru. Salah satu contoh perubahan yang dilakukan masyarakat atau penduduk yang datang dari desa ke kota 22

18 atau sebaliknya. Masyarakat di desa biasanya hanya meniru atau mengikuti budaya yang dilakukan masyarakat dari kota tanpa memikirkan sisi positif dan negatifnya, mereka hanya berfikir bahwa budaya kota itu lebih maju dan harus mereka jadikan contoh, akibatnya mereka terkadang terjebak akan hal-hal negatif baru yang mereka tidak ketahui sebelumnya. Begitu pula sebaliknya, penduduk kota yang merasa lebih modern dan pintar akan teknologi biasanya cenderung pamer dengan budaya yang mereka biasa lakukan tanpa berfikir dampak negatif dan positif bagi masyarakat desa. Akibatnya tidak sedikit dari masyarakat desa justru meniru hal-hal buruk saja, tapi banyak juga hal-hal baik yang mereka contoh. Hal inilah yang terkadang dapat menimbulkan konflik dan perubahan kebudayaan pada masyarakat luas karena adanya perbedaan pandangan kebudayaan. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman dan majunya IPTEK perbedaan pandangan tentang kebudayaan tersebut mulai hilang dan surut. Hal ini disebabkan karena mereka ingin budaya yang mereka miliki dapat disatukan dengan budaya-budaya dari kota dan dapat memperkaya budaya yang ada pada masyarakat, seperti : 1. Gotong Royong Gotong royong atau saling bantu-membantu merupakan salah satu bentuk solidaritas khas masyarakat agraris tradisional. Masyarakat ini terkait satu sama lain berdasarkan relasi sosial yang disebut dengan kepercayaan. Dalam pelaksanaanya biasanya masyarakat menjalin sebuah kerja sama demi tujuan bersama. Dilihat secara aspek sosiologis yang ditimbulkan oleh pola ini menjadikan masyarakat yang saling 23

19 hidup berinteraksi mempunyai jiwa persatuan dan kesatuan yang berlandaskan dengan kebersamaan. Hal inilah yang menjadikan seluruh elemen masyarakat kuat dalam konsolidasi diseluruh elemen masyarakat. Gotong royong menjadikan kehidupan berkelompok manusia Indonesia lebih berdaya dan sejahtera. Dengan gotong royong berbagai permasalahan kehidupan bersama bisa terpecahkan secara mudah dan murah, demikian halnya dengan kegiatan pembangunan masyarakat. Implementasi nilai gotong rotong dalam kehidupan masyarakat terkandung makna kesetaraan, keadilan, kebersamaan, kepedulian, dan mengacu kepada kepentingan bersama. Budaya gotong royong adalah cerminan perilaku yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia sejak zaman dahulu. Bilamana dilakukan kajian di seluruh wilayah Indonesia, maka akan ditemukan praktek gotong royong tersebut dengan berbagaimacam istilah dan bentuknya, baik sebagai nilai maupun sebagai perilaku. Gotong royong merupakan suatu sistem pengerahan tenaga tambahan dari luar kalangan keluarga untuk mengisi kekurangan pada masa-masa sibuk dalam aktivitas yang memerlukan tenaga banyak, misalnya dalam rangka bercocok tanam. Untuk keperluan itu, dengan adat sopan santun yang sudah tetap, seorang petani meminta beberapa orang lain sedesanya, misalnya untuk membantu dalam mempersiapkan sawahnya untuk masa penanaman yang baru. Petani tuan rumah hanya harus menyediakan makan siang tiap hari untuk temannya yang datang membantu selama 24

20 pekerjaan berlangsung. Kompensasi lain tidak ada, tetapi yang minta bantuan tadi, tiap saat bersedia apabila mereka memerlukan bantuannya. Berikut beberapa pengertian gotong royong menurut para ahli yaitu : Menurut Sakjoyo dan Pujiwati Sakjoyo (dalam Selvi S. Padeo, 2012 : 88) mengemukakan gotong royong merupakan adat istiadat tolong menolong antara warga dalam berbagai macam lapangan aktivitas sosial, baik berdasarkan hubungan tetangga kekerabatan yang berdasarkan efisien yang sifatnya praktis dan ada pula aktifitas kerja sama yang lain. Menurut Koenjaraningrat (dalam Selvi S. Padeo, 2012 : 87) mengemukakan gotong royong merupakan suatu konsep yang erat sangkut pautnya dengan kehidupan masyarakat sebagai petani pada masyarakat agraris. Gotong royong merupakan suatu sistem pengarahan tenaga tambahan dari luar keluarga untuk mengisi kekurangan dalam rangka aktifitas produksi bercocok tanam. Dari beberapa penjelasan para ahli di atas penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan gotong royong adalah merupakan adat istiadat tolong menolong dan bentuk kerja sama antara warga dalam berbagai macam lapangan aktivitas sosial yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. 2. Konsep Masyarakat Masyarakat adalah merupakan wadah untuk membentuk kepribadian diri setiap warga kelompok manusia atau suku yang berbeda satu dengan yang lainnya. Selain itu, Masyarakat adalah kelompok manusia yang tinggal menetap dalam suatu wilayah yang tidak terlalu jelas batas-batasnya, berinteraksi menurut kesamaan pola 25

21 tertentu, diikat oleh suatu harapan dan kepentingan yang sama, yang keberadaannya berlangsung kontinyu, dengan suatu rasa identitas yang sama. Dalam bahasa ingris masyarakat disebut society, yang berasal dari kata latin, socius, yang berarti : teman atau kawan. Kata masyarakat berasal dari bahasa Arab, syirk sama-sama menunjuk pada apa yang kita maksud dengan kata masyarakat, yakni sekelompok orang yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam suatu proses pergaulan, yang berlangsung secara berkesinambungan. Pergaulan ini terjadi karena adanya nilai-nilai, norma-norma, cara-cara dan prosedur serta harapan dan keinginan yang merupakan kebutuhan bersama. Hal-hal yang disebut terakhir inilah merupakan tali pengikat bagi sekelompok orang yang disebut masyarakat (Antonius Atosokhi Gea dkk, 2003 : 30-31). Berikut beberapa pendapat dari para ahli mengenai konsep masyarakat adalah sebagai berikut : Menurut Bouman (dalam M. Zaini Hasan dkk, 1996 : 12) mengatakan bahwa masyarakat adalah pergaulan hidup yang akrab antara manusia, dipersatukan dengan cara tertentu oleh hasrat-hasrat kemasyarakatan mereka. Menurut Horton (dalam M. Zaini Hasan dkk, 1996 : 12-13) mengatakan masyarakat adalah sekumpulan manusia yang relatif mandiri, yang hidup bersama-sama dalam waktu relatif lama mendiami kawasan tertentu, memiliki kebudayaan relatif lama, serta melakukan aktivitas yang cukup lama pada kelompok tersebut. Lebih lanjut Horton (dalam M. Zaini Hasan dkk, 1996 : 247) mengatakan bahwa masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup 26

22 dalam suatu wilayah tertentu, yang memiliki pembagian kerja yang berfungsi khusus dan saling tergantung (interdependent), dan memiliki sistem sosial budaya yang mengatur kegiatan para anggota, yang memiliki kesadaran akan kesatuan dan perasaan memiliki, serta mampuh untuk bertindak dengan cara yang teratur. Menurut Linton (dalam Usman Pelly dkk, 1994 : 28) mengemukakan bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama dan bekerjasama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya sebagai salah satu kesatuan sosial dengan batasan-batasan tertentu. Menurut Maclver (dalam Harsojo, 1999 : 127) mengatakan masyarakat adalah satu sistem dari cara kerja dan prosedur, dari otoritas dan saling bantu-membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian sosial lain, sistem dan pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. Dari beberapa pendapat para ahli di atas penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama-sama untuk mendiami wilayah tertentu dan saling bergaul serta mempunyai kebudayaan, dan memiliki pembagian kerja, dalam waktu relatif lama, saling tergantung (interdependent), memiliki sistem sosial budaya yang mengatur kegiatan para anggota, serta memiliki kesadaran akan kesatuan dan perasaan memiliki, mampuh untuk bertindak dengan cara yang teratur, dan bekerja sama dalam melakukan aktivitas yang cukup lama pada kelompok tersebut. 27

23 Menurut M. J. Herskovitz (dalam Usman Pelly dkk, 1994 : 28) mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan yang mengikuti satu cara hidup tertentu. Kemudian J.L. Gillin dan J.P. Gillin (dalam Abu Ahmadi, 1986 : 56) mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Menurut Banks, Clegg dan Stewart (dalam M. Zaini Hasan dkk, 1996 : 79) mengatakan bahwa masyarakat adalah suatu kelompok hidup manusia disuatu wilayah tertentu, yang telah berlangsung dari generasi ke generasi, dan sedikit banyak independen (self sufficient) terhadap kelompok hidup lainnya. Menurut Koentjaraningrat (dalam Usman Pelly dkk, 1994 : 29) mengemukakan masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh rasa identitas bersama. Lebih lanjut Koentjaraningrat (2002 : 144) mendefinisikan masyarakat adalah memang sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Menurut Kingsley Davis (dalam Soerjono Soekanto, 1982 : 266) mengatakan masyarakat adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antara organisasiorganisasi, dan bukan hubungan antar sel-sel. Dari beberapa penjelasan para ahli di atas, penulis mengambil sebuah kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dalam suatu wilayah tertentu dan saling bekerja sama, memiliki pembagian kerja sehingga mereka dapat berorganisasi serta mempunyai 28

24 kebiasaan-kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu Faktor-faktor Perubahan Budaya Perubahan budaya suatu bangsa dari masa ke masa disebabkan karena budaya hidup, tumbuh, berkembang, dan kerena itu selalu berubah. Gerak perubahan ini tampak lambat pada bangsa-bangsa sederhana dan cepat pada bangsa-bangsa modern. Perubahan-perubahan ini desebabkan, di samping keadaan alam dan perbedaan ras, maka di samping itu pula karena adanya hubungan-hubungan yang baru. Mungkin pada suatu saat ada penemuan yang besar pengaruhnya bagi pertumbuhan kebudayaan. Tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Setiap individu dan setiap generasi melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan kepribadian mereka dan sesuai dengan tuntutan zamannya. Terkadang diperlukan benyak penyesuaian, dan banyak tradisi masa lampau ditinggalkan, karena tidak sesuai dengan tuntutan zaman baru. Generasi baru tidak hanya mewarisi suatu edisi kebudayaan baru, melainkan suatu versi kebudayaan yang direvisi. Kebudayaan pun mengalami perubahan. Perubahan tersebut disebebkan oleh beberapa faktor. Pertama, Perubahan yang disebabkan dalam lingkungan alam, misalnya perubahan iklim, kekuranagan bahan makanana atau bahan bakar, atau 29

25 berkurangnya jumlah penduduk. Semua ini memaksa orang untuk beradaptasi. Mereka tidak dapat mempertahankan cara hidup lama, tetapi harus manyesuaikan situasi dan tantangan baru. Kedua, perubahan yang disebabkan oleh adanya kontak dengan suatu kelompok masyarakat yang memilki norma-norma, nilai-nilai, dan teknologi yang berbeda. Kontak budaya bisa terjadi secara damai, bisa juga tidak, bisa dengan sukarela, bisa juga dengan terpaksa. Ketiga, perubahan yang terjadi karena discovery (penemuan) dan invention (penciptaan bentuk baru). Discovery adalah suatu bentuk penemuan baru yang berupa persepsi mengenai hakikat suatu gejala atau hakikat hubungan antar dua gejala atau lebih. Discovery biasanya membuka pengetahuan baru tentang sesuatu yang pada dasarnya sudah ada. Misalnya, penemuan penemuan bahwa bukan matahari yang berputar mengelilingi bumi, melainkan bumilah yang mengelilingi matahari membawa perubahan besar dalam pemahaman manusia tentang alam semesta. Invention adalah penciptaan bentuk baru dengan mengkombinasikan kembali pengetahuan dan meteri-materi yang ada. Misalnya penciptaan mesin uap, pesawat terbang. Keempat, perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau suatu bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan meterial yang telah dikembangkan oleh bangsa lain di tempat lain. Pengadopsian elemen-elemen kebudayaan yang bersangkutan dimungkinkan oleh yang disebut difusi, yakni proses persebaran unsur- 30

26 unsur kebudayaan dari masyarakat yang satu ke masayarakat yang lain. Pengadopsian seperti ini membawa perubahan-perubahan budaya terhadap kehidupan masyarakat. Kelima, perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru, atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas. Perubahan ini biasanya berkaitan dengan munculnya pemikiran ataupun konsep baru dalam bidang filsafat, IPTEK dan agama (dalam Rafael Raga Maram, 2007 : 50-52). Faktor-faktor yang mendorong dan mempengaruhi perubahan budaya meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Perubahan lingkungan alam (musin, iklim) b. Perubahan kependudukan (jumlah, penyebaran, dan kerapatan penduduk) c. Perubahan struktur sosial (organisasi pemerintahan, politik, Negara, dan hubungan internasional) d. Perubahan nilai dan sikap (sikap mental penduduk, kedisiplinan, dan kejujuran para pemimimpin). Dalam hubungan antara kebudayaan-kebudayaan satu dengan yang lain, sudah jelas kebudayaan yang datang dari luar bisa mengubah sifat atau corak kebudayaan yang asli. Dalam keadaan semacam ini maka ada yang disebut dengan asimilasi, akulturasi, adaptasi dan lain-lain. 31

27 Asimilasi yaitu suatu proses pencampuran kebudayaan dari kelompokkelompok manusia yang berbeda-beda kebudayaanya, saling bergaul secara insentif sehingga menimbulkan budaya baru. Dengan kata lain, bercampur menjadi satu atau meninggal sehingga terjelma suatu kebudayaan baru dari hasil pencampuran itu. Contoh kebudayaan Hindu-Bali. Akulturasi yaitu suatu proses dimana suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari kebudayaan asing yang berbeda, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun mempengaruhi kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri. Adaptasi yaitu bersedia menerima kebudayaan bangsa asing dengan tidak mengerbankan kebudayaan sendiri (dalam Abu Ahmadi, 1986 : 94). Selain itu, ada 2 faktor terjadinya perubahan budaya adalah : 1. Faktor Intern a. Perubahan Demografis Perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah dan akan mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan, contoh di bidang perekonomian : pertambahan penduduk akan mempengaruhi persedian kebutuhan pangan, sandang, dan papan. 32

28 b. Konflik Sosial Konflik sosial dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Contoh konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk setempat di daerah transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran. c. Bencana Alam Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempengaruhi perubahan. contoh bencana banjir, longsor, letusan gunung berapi masyarakat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru, disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun akulturasi. d. Perubahan Lingkungan Alam Perubahan lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga membentuk tegalan. Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat. 33

29 2. Faktor Ekstern a. Perdagangan Indonesia terletak pada jalur perdagangan Asia Timur dengan India, Timur Tengah bahkan Eropa Barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-pedagang besar selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat setempat sehingga terjadilah perubahan budaya dengan percampuran budaya yang ada. b. Penyebaran Agama Masuknya unsur-unsur Agama Hindu dari India atau Budaya Arab bersamaan proses penyebaran Agama Hindu dan Islam ke Indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran Agama Kristen dan Kolonialisme. c. Peperangan Kedatangan bangsa barat ke Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk peperangan, dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsur-unsur budaya bangsa asing ke Indonesia. 34

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar  4.2 Sistem Sosial BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar Kebudayaan merupakan proses dan hasil dari kehidupan masyarakat. Tidak ada mayarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan, hanya saja kebudayaan yang dimiliki masyarakat

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Masyarakat & Budaya

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Masyarakat & Budaya MODUL PERKULIAHAN Masyarakat & Budaya FAKULTAS Bidang Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ILMU KOMUNIKASI Public relations/ MK 42005 Yuni Tresnawati,S.Sos., M.Ikom. Humas 5 Abstract Dalam pokok bahasan

Lebih terperinci

perubahan sosial fitri dwi lestari

perubahan sosial fitri dwi lestari perubahan sosial fitri dwi lestari Kingsley Davis Mac lver Suatu perubahan-perubahan yang terjadi di dalam strutur dan fungsi masyarakat. Contoh perubahan sosial menurut beliau : timbulnya pengorganisasian

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN & MASYARAKAT

KEBUDAYAAN & MASYARAKAT KEBUDAYAAN & MASYARAKAT Pengantar Sosiologi FITRI DWI LESTARI MASYARAKAT Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks 9 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau

Lebih terperinci

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Saudara mahasiswa, kita berjumpa kembali dalam kegiatan Tutorial Online yang ketiga untuk

Lebih terperinci

Perubahan Sosial dan Kebudayaan OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

Perubahan Sosial dan Kebudayaan OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI Perubahan Sosial dan Kebudayaan OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI Pengantar o Manusia adalah mahluk dinamis yang setiap saat selalu mengalami perubahan o Perubahan nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku,

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan Instruksional Khusus Sosiologi Tujuan Instruksional Khusus Agar mahasiswa mengenal, mengerti, dan dapat menerapkan konsep-konsep sosiologi dalam hubungannya dengan psikologi SUMBER ACUAN : Soekanto, S. Pengantar Sosiologi.

Lebih terperinci

XII KTSP & K-13. Kelas PERUBAHAN SOSIAL. A. Hakikat dan Karakteristik Perubahan Sosial. Tujuan Pembelajaran

XII KTSP & K-13. Kelas PERUBAHAN SOSIAL. A. Hakikat dan Karakteristik Perubahan Sosial. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas XII Sosiologi PERUBAHAN SOSIAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami pengertian perubahan sosial. 2. Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai kepentingan-kepentingan yang berbeda, dan perubahan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari, oleh dan untuk rakyat, gagasan ini bisa menyingkirkan kekuasaan absolut dan

BAB I PENDAHULUAN. dari, oleh dan untuk rakyat, gagasan ini bisa menyingkirkan kekuasaan absolut dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan telah menghasilkan sistem pemerintahan yang bertumpuh pada kekuatan rakyat dan telah memunculkan istilah demokrasi, dari, oleh dan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1992:78). Dalam pengertian lain industrialisasi merupakan transformasi proses

BAB I PENDAHULUAN. 1992:78). Dalam pengertian lain industrialisasi merupakan transformasi proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi adalah proses segala hal yang berkaitan dengan teknologi, ekonomi, perusahaan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya (SR. Parker, 1992:78).

Lebih terperinci

Perubahan Sosial Mutia Rahmi Pratiwi Pengantar Sosiologi UDINUS Semarang

Perubahan Sosial Mutia Rahmi Pratiwi Pengantar Sosiologi UDINUS Semarang Perubahan Sosial Mutia Rahmi Pratiwi Pengantar Sosiologi UDINUS Semarang Apakah kalian bagian dari perubahan??? Apa yg dimaksud perubahan? Perbandingan masa lalu - masa sekarang Masy statis, tidak maju,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya perbedaan

Lebih terperinci

a. Hakekat peradaban manusia Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata peradaban diistilahkan dengan civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebut

a. Hakekat peradaban manusia Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata peradaban diistilahkan dengan civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebut a. Hakekat peradaban manusia Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata peradaban diistilahkan dengan civilization, yang biasanya dipakai untuk menyebut unsur-unsur kebudayaan yang dianggap halus, maju, dan

Lebih terperinci

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA Geografi Kelas 9 Semester 1 Teknologi komputer sebagai salah satu contoh wujud dari perubahan budaya Pendahuluan Tidak ada masyarakat yang statis, semua masyarakat/kebudayaan mempunyai

Lebih terperinci

Budaya. Oleh: Holy Greata. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Budaya. Oleh: Holy Greata. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Budaya Fakultas Psikologi Oleh: Holy Greata Program Studi Psikologi Pengertian "Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehldupan

Lebih terperinci

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi PENGANTAR SOSIOLOGI 1. Pengertian Dasar Sosiologi berasal dari kata latin socius dan kata yunani yaitu logos. Socius berarti kawan atau teman; Logos berarti pengetahuan. Maka sosiologi berarti pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk telah diakui sejak merdeka

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk telah diakui sejak merdeka 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Proses Interaksi Sosial Kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk telah diakui sejak merdeka bahkan sebelum merdeka sudah diakui sebagai bangsa yang banyak memiliki perbedaan,

Lebih terperinci

BAB 8: SOSIOLOGI PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB 8: SOSIOLOGI PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA.  PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Apabila sosial yang ada mengakibatkan disintegrasi masyarakat, tersebut bersifat... a. Proses b. Regres c. Evolusioner oner e. Dialektika 2. Suatu penemuan baru dapat menimbulkan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR Mata Kuliah : SOSIOLOGI DAN KEBUDAYAAN PERTANIAN Semester : I/II Pertemuan Ke : 3 Pokok Bahasan : KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian. bajak, pemilik anggrek membutuhkan pot-pot anggrek, pemilik hotel

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian. bajak, pemilik anggrek membutuhkan pot-pot anggrek, pemilik hotel BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri modern merupakan gejala yang erat hubungannya dengan perkembangan masyarakat, sekaligus merupakan sebab dan akibat berbagai perkembangan

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P

KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan

Lebih terperinci

KONSEP-KONSEP POKOK DALAM ANTROPOLIGI: KEBUDAYAAN

KONSEP-KONSEP POKOK DALAM ANTROPOLIGI: KEBUDAYAAN KONSEP-KONSEP POKOK DALAM ANTROPOLIGI: KEBUDAYAAN Oleh: Suyatno, Ir., MKes. KEBUDAYAAN??? KE BUDAYA AN BUDAYA Sosioantro 2 adaptasi tantangan manusia Alam : (REAKSI) KEBUDAYAAN Geografis, Geologis, Iklim,

Lebih terperinci

Bahan Bacaan 4.1 Kebhinekaan Masyarakat Indonesia dan Dinamika Kehidupan Global

Bahan Bacaan 4.1 Kebhinekaan Masyarakat Indonesia dan Dinamika Kehidupan Global Bahan Bacaan 4.1 Kebhinekaan Masyarakat Indonesia dan Dinamika Kehidupan Global A. Tujuan Setelah mempelajari modul, peserta diharapkan dapat menjelaskan kebhinekaan masyarakat Indonesia dan dinamika kehidupan

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 7 II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A.Tinjauan Pustaka 1.Konsep Perubahan Sosial Menurut Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahanperubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi

Lebih terperinci

MATERI 1 HAKEKAT PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

MATERI 1 HAKEKAT PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA MATERI 1 HAKEKAT PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA 1. Hakekat Perubahan Sosial yang Terjadi di Masyarakat Perubahan sosial merupakan sebuah proses yang tidak dapat dihindari dalam sebuah masyarakat, baik perubahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 1. Pengertian Kebudayaan

BAB II KAJIAN TEORI 1. Pengertian Kebudayaan BAB II KAJIAN TEORI 1. Pengertian Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddi atau akal. Kebudayaan dapat diartikan: hal-hal yang bersangkutan dengan

Lebih terperinci

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL MAKALAH INTERAKSI SOSIAL Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Sosiologi Disusun : SUCI SARTIKA 153121017 ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PRAMITA INDONESIA TANGERANG

Lebih terperinci

Perubahan social. Menurut Kingsley Davis, bahwa perubahan social ini merupakan bagian dari perubahanperubahan

Perubahan social. Menurut Kingsley Davis, bahwa perubahan social ini merupakan bagian dari perubahanperubahan Perubahan social Menurut Gillin dan Gillin perubahan social adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik karena peeubahan-perubahan kondisi geografis, kebuadayaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN 2.1 Uraina Tentang Seni Kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Menurut kajian ilmu di eropa

Lebih terperinci

Human Relations. Kebudayaan dan Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat

Human Relations. Kebudayaan dan Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat Human Relations Modul ke: Kebudayaan dan Human Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Amin Shabana Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Istilah kebudayaan merupakan tejemahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perubahan Sosial Masyarakat tidak dapat dibayangkan dalam suatu keadaan yang tetap dan diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat akan selalu

Lebih terperinci

TEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA

TEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kebudayaan nasional dalam pandangan

Lebih terperinci

14Ilmu. Komunikasi Antar Budaya. Asimilasi dan Akulturasi Budaya. Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si. Komunikasi. Modul ke: Fakultas

14Ilmu. Komunikasi Antar Budaya. Asimilasi dan Akulturasi Budaya. Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Modul ke: Komunikasi Antar Budaya Asimilasi dan Akulturasi Budaya Fakultas 14Ilmu Komunikasi Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si Program Studi Periklanan Jenis-jenis Kebudayaan: Hidup-kebatinan manusia,

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN. 1. Pengertian

KEBUDAYAAN. 1. Pengertian SISTEM BUDAYA Setiap manusia memiliki unsur dalam dirinya yang disebut Perilaku, yaitu : suatu totalitas dari gerak motoris, persepsi, dan fungsi kognitif. Salah satu unsur perilaku adalah gerak sosial

Lebih terperinci

Modul ke: Sosiologi PERUBAHAN SOSIAL. Fakultas Psikologi. Farah Rizkiana Novianti, M.Psi.T. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Sosiologi PERUBAHAN SOSIAL. Fakultas Psikologi. Farah Rizkiana Novianti, M.Psi.T. Program Studi Psikologi. Modul ke: Sosiologi PERUBAHAN SOSIAL Fakultas Psikologi Farah Rizkiana Novianti, M.Psi.T Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN Perubahan sosial menurut Selo Soemardjan adalah perubahan

Lebih terperinci

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7 GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7 Agus sudarsono 1 VII. KEBUDAYAAN 2 A. BUDAYA DAN KEBUDAYAAN Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi

Lebih terperinci

MATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL

MATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL MATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL 1. Hubungan Interaksi Sosial dan Dinamika Kehidupan Sosial Interaksi sosial akan menyebabkan kegiatan hidup seseorang semakin bervariasi dan kompleks. Jalinan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengembangan masyarakat (community development) Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengembangan masyarakat (community development) Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan masyarakat (community development) Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu kegiatan yang menjadi bagian dari program corporate social responsibility

Lebih terperinci

Indonesia memiliki banyak suku bangsa, di mana setiap suku bangsa yang. melahirkan satu sudut pandang dan pola pikir tersendiri pada masyarakatnya,

Indonesia memiliki banyak suku bangsa, di mana setiap suku bangsa yang. melahirkan satu sudut pandang dan pola pikir tersendiri pada masyarakatnya, BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku bangsa, di mana setiap suku bangsa yang satu berbeda dengan suku bangsa yang lain. Perbedaan suku bangsa yang

Lebih terperinci

Perubahan Sosial dan Pembangunan. Kuliah PLSBT

Perubahan Sosial dan Pembangunan. Kuliah PLSBT Perubahan Sosial dan Pembangunan Kuliah PLSBT Pengertian Perubahan Sosial Perubahan segala aspek kehidupan, tidak hanya dialami, dihayati, dan dirasakan oleh anggota masyarakat melainkan telah diakui serta

Lebih terperinci

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Konsep Perubahan Sosial Konsep Modernisasi Perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat yang tercakup atas aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Senakin kabupaten Landak Kalimantan Barat. Teori-teori tersebut dalah sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Senakin kabupaten Landak Kalimantan Barat. Teori-teori tersebut dalah sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam Bab II ini penulis akan menjelaskan kajian teori yang akan digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian yang berjudul pergeseran makna Tangkin bagi masyarakat Dayak Kanayatn

Lebih terperinci

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA PASCA KONFLIK LAHAN ANTARA WARGA DENGAN TNI DI DESA SETROJENAR KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN RINGKASAN SKRIPSI

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA PASCA KONFLIK LAHAN ANTARA WARGA DENGAN TNI DI DESA SETROJENAR KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN RINGKASAN SKRIPSI PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA PASCA KONFLIK LAHAN ANTARA WARGA DENGAN TNI DI DESA SETROJENAR KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN RINGKASAN SKRIPSI Oleh : UMI NURROISAH NIM. 10413244010 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, dan dari kebiasaan itu yang nantinya akan menjadi kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, dan dari kebiasaan itu yang nantinya akan menjadi kebudayaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Manusia merupakan makhluk individu dan juga makhluk sosial yang hidup saling membutuhkan. Sebagai makhluk sosial manusia saling berinteraksi satu dengan lainnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini merupakan sifat dasar masyarakat. Perubahan masyarakat tiada hentinya, jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini merupakan sifat dasar masyarakat. Perubahan masyarakat tiada hentinya, jika BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tahap Pengembangan Masyarakat Masyarakat senantiasa akan mengalami perubahan dikarenakan masyarakat adalah mahluk yang tidak statis melainkan selalu berubah secara dinamis.

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia Masyarakat : ( - مشاركة -(شارك kaum/komunitas Budaya : Pola pikir/tradisi/kebiasaan Kebudayaan : Wujud material

Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia Masyarakat : ( - مشاركة -(شارك kaum/komunitas Budaya : Pola pikir/tradisi/kebiasaan Kebudayaan : Wujud material Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia Masyarakat : ( - مشاركة -(شارك kaum/komunitas Budaya : Pola pikir/tradisi/kebiasaan Kebudayaan : Wujud material dari budaya (benda/fisik) حضر مدن (ثقف- ثقافة ( Arab

Lebih terperinci

Menurut E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat

Menurut E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat SITI IRENE ASTUTI D SITI IRENE ASTUTI D Menurut E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan

Lebih terperinci

Dinamika Kebudayaan. surono

Dinamika Kebudayaan. surono Dinamika Kebudayaan surono Mainstream General Psychology Stimulus (Independen variabel) Respon (Dependen variabel) Etnografi Budaya Religi (belief), dll Sifat Kebudayaan Apakah Statis atau Dinamis? Mengapa

Lebih terperinci

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah.

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. dapat juga diartikan sebagai wadah atau tempat orang orang yang saling berhubungan

BAB II KAJIAN TEORITIS. dapat juga diartikan sebagai wadah atau tempat orang orang yang saling berhubungan BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Konsep Dasar Tentang Masyarakat 2.1.1 Pengertian Masyarakat Istilah masyarakat terlalu banyak digunakan dengan berbagai konteks, misalnya masyarakat agraris, masyarakat kota,

Lebih terperinci

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN Pada hakekatnya manusia merupakan mahluk sosial. Hal ini dapat dilihat dari kehidupannya yang senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran manusia lain. Manusia memiliki

Lebih terperinci

Dampak Perubahan Sosial Budaya

Dampak Perubahan Sosial Budaya Dampak Perubahan Sosial Budaya Terhadap Kesehatan dr.taufik Suryadi,SpF (abiforensa@yahoo.com) Ahli Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Lulusan FK USU Lulusan Program Bioetika, Hukum Kedokteran dan HAM

Lebih terperinci

Merp proses yang berlangsung sepanjang hidup indv, dlm hal mengolah perasaan, hasrat, napsu, emosi shg terbentuk kepribadian

Merp proses yang berlangsung sepanjang hidup indv, dlm hal mengolah perasaan, hasrat, napsu, emosi shg terbentuk kepribadian Dinamika Kebudayaan Dinamika kebudayaan Kebudayaan akan mengalami perubahan agar dapat menyesuai kan diri dengan keadaan yang berubah. Kebudayaan berubah karena perubahan ling kungan yang menuntut perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam budaya yang berbeda-beda, namun saling

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam budaya yang berbeda-beda, namun saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki beranekaragam budaya yang berbeda-beda, namun saling melengkapi satu sama lain. Menurut Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi (Darwis,2008:40) kebudayaan

Lebih terperinci

Unsur - unsur potensi Fisik desa. Keterkaitan Perkembangan Desa & Kota

Unsur - unsur potensi Fisik desa. Keterkaitan Perkembangan Desa & Kota Geografi Pengertian Desa Kota Potensi Desa Kota Unsur - unsur potensi Fisik desa Keterkaitan Perkembangan Desa & Kota Sekian... Pengertian Desa... Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kehidupan Masyarakat Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan ilmiah maupun bahasa sehari-hari adalah masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan sekitarnya. Perubahan tersebut bisa terlihat didalam perilaku atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan sekitarnya. Perubahan tersebut bisa terlihat didalam perilaku atau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perubahan Sosial di Pedesaan Setiap individu atau masyarakat tentunya mengalami suatu perubahan. Lambat atau cepat perubahan itu terjadi tergantung kepada banyaknya faktor di

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 08 Komunikasi dan Perubahan Sosial Fakultas ILMU KOMUNIKASI Program Studi PUBLIK RELATIONS http://mercubuana.ac.id Dr. Heri Budianto.M.Si Pengertian Perubahan Sosial Gillin

Lebih terperinci

Matakuliah : O0042 Pengantar Sosiologi Tahun : Ganjil 2007/2008 PERUBAHAN SOSIAL DAN MODERNITAS PERTEMUAN 09

Matakuliah : O0042 Pengantar Sosiologi Tahun : Ganjil 2007/2008 PERUBAHAN SOSIAL DAN MODERNITAS PERTEMUAN 09 Matakuliah : O0042 Pengantar Sosiologi Tahun : Ganjil 2007/2008 PERUBAHAN SOSIAL DAN MODERNITAS PERTEMUAN 09 1. Pengertian Perubahan Sosial Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat terjadi dalam berbagai bidang kehidupan. Yang disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat terjadi dalam berbagai bidang kehidupan. Yang disebut dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, setiap masyarakat pasti mengalami perubahanperubahan. Tidak ada sekelompok masyarakat pun yang tidak berubah. Perubahan tersebut dapat terjadi

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN DALAM ILMU ANTROPOLOGI

KEBUDAYAAN DALAM ILMU ANTROPOLOGI KEBUDAYAAN DALAM ILMU ANTROPOLOGI Tatap Muka Minggu ke-7 Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Andalas Kebudayaan adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan manusia,

Lebih terperinci

Perubahan Sosial dan Kebudayaan

Perubahan Sosial dan Kebudayaan Perubahan Sosial dan Kebudayaan Pengantar Setiap masyarakat manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan-perubahan Ilustrasi perubahan: orang-orang desa sudah mengenal sistem perdagangan, alat transportasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Keberadaan gotong royong tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan masyarakat pedesaan. Secara turun temurun gotong royong menjadi warisan budaya leluhur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain itu kesenian juga mempunyai fungsi lain, seperti

Lebih terperinci

DINAMISASI KEBUDAYAAN DALAM REALITAS SOSIAL. Ellya Rosana*

DINAMISASI KEBUDAYAAN DALAM REALITAS SOSIAL. Ellya Rosana* DINAMISASI KEBUDAYAAN DALAM REALITAS SOSIAL Ellya Rosana* Abstrak Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal, dan juga diartikan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang dapat berwujud sebagai komunitas desa, sebagai

Lebih terperinci

WAWASAN SOSIAL BUDAYA. Kehidupan Pedesaan Dan Perkotaan

WAWASAN SOSIAL BUDAYA. Kehidupan Pedesaan Dan Perkotaan WAWASAN SOSIAL BUDAYA Kehidupan Pedesaan Dan Perkotaan Disusun Oleh : Nur Fazheera Al Gadri (D0217023) Hendra Lesmana (D0217515) Asmirah (D0217024) Abdillah Resky Amiruddin (D0217514) FAKULTAS TEKNIK PRODI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, berinteraksi, bermasyarakat dan menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau

Lebih terperinci

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1995 Anthropologi

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1995 Anthropologi Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1995 Anthropologi EBTANAS-SMA-95-01 Bila salah satu kebutuhan primer manusia tidak terpenuhi, maka akan mengakibatkan... A. ketidakseimbangan dalam tubuh B.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai Negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa. Masing-masing suku bangsa memiliki warisan budaya yang tak ternilai harganya.kata budaya

Lebih terperinci

ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Fitri Dwi Lestari

ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Fitri Dwi Lestari ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI Fitri Dwi Lestari ASAL USUL SOSIOLOGI Dari bukti peninggalan bersejarah, manusia prasejarah hidup secara berkelompok. ASAL USUL SOSIOLOGI Aristoteles mengatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Transmigrasi merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mengambil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Transmigrasi merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mengambil BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Transmigrasi Transmigrasi merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mengambil keputusan, guna tercapainya keseimbangan penyebaran penduduk, memperluas kesempatan kerja,

Lebih terperinci

Nama :Rayendra Pratama NPM : 1A Kelas : 1 KA 39. Tugas ISB Bab 7

Nama :Rayendra Pratama NPM : 1A Kelas : 1 KA 39. Tugas ISB Bab 7 Nama :Rayendra Pratama NPM : 1A112084 Kelas : 1 KA 39 Tugas ISB Bab 7 Perkotaan,Aspekaspek positif dan negatif Pengertian. Linton : adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami. Dinamika berarti tingkah laku warga yang satu secara langsung

BAB II KAJIAN TEORI. dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami. Dinamika berarti tingkah laku warga yang satu secara langsung BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Dinamika Kelompok Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Situs memiliki berbagai pengertian yang berbeda karena selain dibidang

BAB II URAIAN TEORITIS. Situs memiliki berbagai pengertian yang berbeda karena selain dibidang BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Situs Sejarah 2.1.1 Pengertian Situs Sejarah Situs memiliki berbagai pengertian yang berbeda karena selain dibidang computer dan internet, di dalam dunia sejarah juga terdapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa anak-anak, remaja, nikah, masa tua, dan mati (Koenthjaraningrat, 1977: 89). Masa pernikahan

Lebih terperinci

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN PENDAHULUAN Manusia dalam hidup kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Hubungan yang erat antara manusia

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukankajian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukankajian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukankajian pustaka.kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

UAS-Basic Culture Social Sciences

UAS-Basic Culture Social Sciences UAS-Basic Culture Social Sciences MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BUDAYA Fungsi akal dan budi bagi manusia 1. Dua kekayaan manusia yang paling utama adalah akal dan budi 2. Muncul tuntutan hidup yang lebih daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu suku yang dapat ditemui di Sumatera bagian Utara yang ber-ibukota Medan.

BAB I PENDAHULUAN. satu suku yang dapat ditemui di Sumatera bagian Utara yang ber-ibukota Medan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dan memiliki penduduk dengan beraneka ragam suku. Suku Batak merupakan salah satu suku yang dapat ditemui

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI TEORETIS DAN FOKUS PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI TEORETIS DAN FOKUS PENELITIAN BAB II DESKRIPSI TEORETIS DAN FOKUS PENELITIAN A. Deskripsi Teoretis 1. Hakikat Tradisi dan Kebudayaan Tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat.

Lebih terperinci

SOSIOLOGI PERTANIAN ( )

SOSIOLOGI PERTANIAN ( ) SOSIOLOGI PERTANIAN (130121112) Pertemuan ke-3 MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN AGRARIS (1) Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu menemukan perbedaan masyarakat dan kebudayaan

Lebih terperinci

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku

Lebih terperinci

DESA - KOTA : 1. Wilayah meliputi tanah, letak, luas, batas, bentuk, dan topografi.

DESA - KOTA : 1. Wilayah meliputi tanah, letak, luas, batas, bentuk, dan topografi. GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 16 Sesi NGAN DESA - KOTA : 1 A. PENGERTIAN DESA a. Paul H. Landis Desa adalah suatu wilayah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X TAHUN AJARAN 2016/2017

ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X TAHUN AJARAN 2016/2017 ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X TAHUN AJARAN 2016/2017 1. Istilah sosiologi berasal dari kata. a. socius dan logos b. society dan logous c. social dan logo d. sosio dan

Lebih terperinci

INTERAKSI antar etnis di DESA ARGAKENCANA. Skripsi

INTERAKSI antar etnis di DESA ARGAKENCANA. Skripsi INTERAKSI antar etnis di DESA ARGAKENCANA (Suatu penelitian di Desa Argakencana Kecamatan Toili Kabupaten Banggai) Skripsi Diajukan sebagai Persyaratan Ujian Sarjana Jurusan Sejarah Prodi Pendidikan S1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149).

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena di dalam kehidupannya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Pada diri manusia juga terdapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kebudayaan dan Kesenian. 1. Kebudayaan sebagai proses pembangunan Koentjaraningrat dalam Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan mendeskripsikan bahwa

Lebih terperinci

STUDI MASYARAKAT INDONESIA

STUDI MASYARAKAT INDONESIA STUDI MASYARAKAT INDONESIA 1. Prinsip Dasar Masyarakat Sistem Sistem kemasyarakatan terbentuk karena adanya saling hubungan di antara komponenkomponen yang terdapat di dalam masyarakat yang bersangkutan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi

Lebih terperinci

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Konsep (pengertian) ilmu pengetahuan Memahami dan menjelaskan konsep (pengertian) ilmu pengetahuan secara umum Hubungan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan budaya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan budaya yang berbeda-beda satu sama lain, yang tersebar di berbagai daerah yang mendiami kepulauan nusantara. Keanekaragaman

Lebih terperinci