BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan budaya yang
|
|
- Siska Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan budaya yang berbeda-beda satu sama lain, yang tersebar di berbagai daerah yang mendiami kepulauan nusantara. Keanekaragaman suku bangsa ini menjadi ciri khas bangsa Indonesia dan merupakan manifestasi dari unsur Bhineka Tunggal Ika. Keanekaragaman suku bangsa tersebut mengakibatkan adanya perbedaan dalam berbagai bidang kehidupan seperti budaya, bahasa, adat-istiadat, tata cara, kebiasaan, status sosial, serta agama. Menyadari keberadaan ini, untuk menjamin eksistensi kebudayaan tersebut, dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 32 dinyatakan bahwa, pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia. Adapun yang dimaksud dengan kebudayaan nasional dan pengembangannya menurut pasal 32 Undang-Undang Dasar 1945 tersebut adalah sebagai berikut : Kebudayaan bangsa Indonesia ialah kebudayaan yang timbul sebagai budi daya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan yang lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di derah-daerah di seluruh Indonesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kemajuan bangsa menuju kearah kemajuan adab, budaya, dan persatuan dengan baik tidak menolak kebudayaan baru dari kebudayaan asing yang dapat mengembangkan atau memberdayakan kebudayaan bangsa sendiri, seta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia. Kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari manusia, karena manusia sendirilah yang menciptakan kebudayaan sehingga mereka disebut sebagai mahluk yang 1
2 berbudaya. Dalam kaitannya dengan masalah kebudayaan tersebut Sumaatmadja (2000 : 16) menegaskan sebagai berikut : Kelebihan manusia dari makhluk-makhluk hidup lainnya adalah manusia dikaruniai akal pikiran yang berkembang dan dapat dikembangkan. Manusia dapat mendidik diri sendiri, dan secara sengaja ia dapat juga dididik, sehingga kemampuan intelektualnya itu semakin berkembang. Perbedaan antara manusia dengan mahluk lain adalah bahwa manusia mampu menciptakan kebudayaan. Sejak manusia lahir di muka bumi ini, dia sudah dikelilingi dan diliputi oleh kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai tertentu. Mohamad Zen (2002 : 75) tentang hubungan manusia dan kebudayaan, menurur Ki Hajar Dewantara bahwa manusia adalah makhluk berbudi, sedangkan budi tidak lain artinya dari pada jiwa yang telah melalui batas kecerdasan tertentu. Menurut Ki Hajar Dewantara, jiwa manusia merupakan diferensiasi kekuatankekuatan, dikenal dengan sebutan trisakti yaitu pikiran, rasa, dan kemauan atau cipta karsa. Budi manusia dengan tiga kekuatan tersebut ia mampu memasukan segala isi alam yang ada diluarnya ke dalam jiwanya melalui panca indranya dan mengolahnya menjadi kebudayaan. Bangsa Indonesia yang mendiami kepulauan nusantara ini merupakan masyarakat yang majemuk, baik dalam arti adat istiadat, suku bangsa maupun agamaagama yang dianutnya. Keragaman tersebut, akan menghasilkan proses sosialisasi dan enkulturasi. Linton (Koentjaraningrat, 1990 : 338) mengemukakan bahwa enkulturasi adalah warisan sosial sebagai hasil belajar umat manusia yang dijaga. Tetapi di lain sisi, nilai-nilai dasar yang menjiwai masing-masing akan dipengaruhi 2
3 oleh keyakinan, tradisi, adat-istiadat dan agama, sehingga dalam pendidikan perlu semua tetap dijaga kelestariannya, diwariskan secara turun temurun kepada generasi berikut dan secara bulat mencerminkan kekayaan budaya nasional yang sesuai dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Masyarakat merupakan kesatuan dari individu individu yang berkumpul disuatu tempat, kemudian membentuk kelompok, dan kelompok inilah yang menghasilkan kebudayaan. Kebudayaan mencakup seluruh sendi kehidupan manusia, dalam arti kebudayaan sangatlah kompleks. Dan hal senada tentang kompleksitas kebudayaan dikemukakan oleh E.B. Tylor yang dikutip oleh Soekanto (1992 : 172) bahwa : Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain-lain kemampuan serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat Dari definisi tersebut diatas, tampak bahwa kompleksitas kebudayaan mencakup segala sesuatu yang berlaku secara turun temurun. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada hakekatnya kebudayaan itu abstraksi dan generalisasi dari perilaku individu-individu. Pertumbuhan dan perkembangan mampu menjadikan manusia pendukungnya memiliki citra common sence of belonging, common sence of unity, common on sence of responsibility, atau rasa kebersamaan, rasa persatuan, dan rasa bertanggung jawab. Warisan kebudayaan yang berlaku secara turun temurun dan hingga kini masih tetap dipertahankan yaitu adat istiadat, yang mengikat individu yang satu dengan yang lain sebagai anggota masyarakat. 3
4 Sejarah peradaban masyarakat Maluku mulai tercatat sejak abad pertengahan, ketika para pedagang bangsa arab melalui cina melakukan perjalanan ke kesultanan di Maluku utara terus ke selatan. Sambil melakukan perdagangan rempahrempah, mereka juga menyebarkan agama islam. Secara struktur, islam mulai masuk ke Maluku pada abad ke-13 melalui pengislaman terhadap masyarakat pesisir yang dalam perspektif budaya Maluku sebagian besar disebut sebagai kelompok masyarakat Uli/Pata lima, sedangkan kelompok masyarakat Uli/Pata siwa yang pada umumnya mendiami wilayah pegunungan/pedalaman tetap mempertahankan kepercayaan leluhur/anisme karena ada pandangan bahwa keselamatan hidup didunia hanya dapat dicapai melalui upaya keseimbangan hidup dan itu berarti harus selalu ada perbedaan. Kelompok masyarakat Uli/Pata siwa kemudian memeluk agama Kristen Katolik yang dibawa oleh Portugis yang mulai masuk ke Maluku pada awal abad ke 16 oleh Fransiscus Xaverius. Sejarah mencatat bahwa sebelum, selama, dan sesudah peperangan besar di Maluku, hubungan kekerabatan antar sesama komunitas masyarakat Maluku berjalan sangat harmonis. Sampai kemudian terjadi konflik Maluku yang berlangsung hampir tiga tahun. Ternyata harmonisasi tersebut terjadi dalam satu jangka waktu yang panjang karena peran dan faktor budaya siwalima sebagai alat perekat utama masyarakat Maluku. Walaupun di kota ambon terdapat berbagai kelompok etnis tetapi hubungan kekerabatan antar kelompok masyarakat masih tetap terjaga dan terpelihara dengan baik. Dengan demikian nilai dan norma yang harus terus disosialisasikan dikalangan masyarakat Maluku adalah hakikat dari budaya siwalima. 4
5 Umumnya hubungan diantara kelompok masyarakat kota ambon berlangsung harmonis dan penuh keramahtamahan serta menunjukan jalinan kerja sama yang erat, hal ini karena didasari oleh adanya budaya siwalima yang diimplementasikan/dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari melalui budaya pela, makan patita, sasi serta masohi, sebagai prinsip sosial budaya masyarakat di kepulauan Maluku. Selain itu dalam aspek keagamaan, masyarakat kota ambon menampakan suatu bentuk tata kehidupan yang harmonis baik secara individu maupun secara kolektif dalam menghargai dan menghormati setiap kegiatan ibadah dari masing-masing agama. mereka sadar bahwa untuk menjaga keharmonisan dan memelihara hubungan/keterikatan dengan suku atau masyarakat lain itu sangat penting. Kota ambon sebagai sentra seluruh kegiatan pemerintahan dan politik, ekonomi maupun pendidikan di Maluku, mempunyai daya tarik bagi masyarakat dari berbagai penjuru negeri yang ada di Maluku maupun diluar Maluku. Karena itu proses migrasi secara spontan terjadi ke kota ambon. Dimana para migran dari negeri pedesaan datang ke kota ambon umumnya untuk kepentingan pendidikan dan migran dari luar daerah pulau ambon tujuannya ke kota ambon hanya karena faktor kepentingan ekonomi semata. Para migran dari negeri pedesaan di kota ambon membentuk komunal-komunal yang segregatif berdasarkan latar belakang agama sesuai dengan segregasi teritori di negerinya, walaupun dalam sebuah komunal tidak lagi homogen. Para pendatang dari wilayah luar Maluku seperti Bugis, Buton, Makasar, Jawa, Cina dan Arab membentuk komunal-komunal yang segregatif 5
6 berdasarkan latar belakang etnik. Pola pemukiman yang segregatif di kota ambon dengan masyarakat yang semakin heterogen ini, membentuk sentiment kelompok dalam berbagai latar belakang, yaitu sentiment kelompok agama, ikatan negeri, maupun etnik yang rawan konflik. Sejalan dengan perkembangan kota ambon yang demikian pesat, dan proses migrasi masuk yang tidak diimbangi dengan kebijakan kependudukan yang berbasis pada daya dukung pulau, mengakibatkan semakin tingginya tingkat kepadatan penduduk. Dengan tingginya kepadatan penduduk ini, maka ruang gerak penduduk semakin sempit, sehingga persaingan secara ekonomis, baik terhadap ruang (tanah) maupun lapangan kerja, mengakibatkan semakin tinggi potensi konflik antar kelompok masyarakat. Dalam konteks ini maka diperlukan pengungkapan dan penempatan kembali pada tempat yang fital, budaya siwalima sebagai inti budaya Maluku. Budaya siwalima yang mengandung hakikat pluralitas yang berimplikasi pada toleransi, inklusifitas, demokratisasi dan egalitarian harus terus menerus disosialisasikan dan diwujudkan. Dengan demikian, masyarakat Maluku dapat dihindarkan dari sifat-sifat ekslusif, tidak toleran dan anti demokrasi. Untuk perwujudannya diperlukan upaya terus menerus melalui sosialisasi, pengembangan wacana maupun upaya mencari nilai dan norma baru serta pada tataran ini harus bisa dicegah terjadinya erosi nilai. Upaya akulturasi/difusi/ evolusi budaya harus dalam rangka penguatan budaya siwalima. 6
7 Struktur budaya Maluku pada tataran filosofis hanyalah budaya siwalima. Sedangkan pada tataran pelaksanaan antara lain pada budaya Pela, makan patita, sasi serta masohi. Budaya Siwalima adalah asset yang telah mengakar dalam kehidupan bersama masyarakat Maluku, dimana nilai-nilai yang terkandung dalam budaya Siwalima yang meliputi : Pela, yakni kehidupan bersama dalam komunitas agama yang berbeda dari dua atau tiga desa yang berbeda dalam suatu hubungan kekerabatan, pela juga diartikan sebagai suatu relasi perjanjian persaudaran antara satu negeri dan dengan negeri lain yang berada di pulau/tempat lain dan kadang juga menganut agama yang berbeda, perjanjian ini kemudian diangkat dalam suatu ikatan sumpah yang tidak boleh dilanggar. Makan Patita, atau makan bersama yaitu duduk bersama dalam suatu kelompok masyarakat dalam komunitas yang banyak, hal ini menggambarkan bahwa hubungan kekerabatan dalam masyarakat Maluku sangat erat dan terpelihara dalam budaya yang dimiliki masyarakat Maluku. Sasi yaitu laranganlarangan untuk mengambil hasil-hasil, baik hasil perkebunan/pertanian maupun hasil laut dalam suatu periode tertentu. Sasi itu sendiri merupakan salah satu norma adat yang merupakan warisan para leluhur yang terus dipertahankan karena ada mempunyai nilai dan manfaat untuk mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat di negeri-negeri kota ambon. Masohi yaitu suatu sistem gotong royong yang dilakukan secara spontan oleh warga masyarakat negeri-negeri di kota ambon dalam melaksanakan suatu kegiatan. Budaya siwalima yang di dalamnya terdapat Pela, makan patita, sasi dan masohi menjadi kebanggaan masyarakat Maluku sejak dulu hingga sekarang juga 7
8 sebagai suatu perekat masyarakat Maluku, budaya siwalima ini telah diakui arti dan manfaatnya secara universal, dalam menggalang persatuan dan kesatuan. Sebagai suatu sistem perekat sosial, yang mengikat persatuan dan kesatuan masyarakat Maluku pada umumnya dan masyarakat kota ambon pada khususnya. Nilai-nilai sosial budaya yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Maluku merupakan salah satu modal dasar bagi peningkatan persatuan dan kesatuan termasuk menyemangati masyarakat dalam melaksanakan pembangunan didaerah ini. lebih lanjut menurut Marasabessy (2002 : 39) bahwa : struktur budaya Maluku pada tataran filosofis hanyalah budaya siwalima. Sedangkan pada tataran pelaksanaannnya adalah antara lain budaya Pela Gandong, makan patita, sasi, dan masohi. Kaitannya dengan upaya pengembangan pendidikan IPS, secara ekplisit membahas permasalahan masyarakat dan kebudayaan. Maka dalam pendidikan IPS lebih khusus dalam pembelajarannya harus memperhatikan tujuan, materi, metode agar masyarakat dijadikan sumber pembelajaran, sehingga tujuan pendidikan Nasional dapat terpenuhi. Selanjutnya keterkaitan dengan masyarakat sebagai sumber pembelajaran maka kita akan mengetahui nilai-nilai dalam masyarakat tersebut yang dapat dikaji melalui pengajaran nilai di sekolah. Seperti Nilai Pela, makan patita, sasi, dan sistem pemerintahan desa pada masyarakat Maluku. Sehingga pendidikan IPS begitu penting karena dapat mentransformasikan nilai budaya pada individu lain khususnya pada peserta didik. 8
9 Melihat pada fenomena empirik tersebut maka penulis merasa tertarik dan terdorong untuk melakukan penelitian dalam rangka penyusunan tesis dengan judul : Peranan Budaya Siwalima sebagai Perekat Sosial Masyarakat Maluku di Kota Ambon (Studi Deskriptif Analitik terhadap Pengembangan Nilai Budaya dalam Pendidikan IPS) B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka permasalahan secara umum dalam penelitian ini dapat dirumuskan : bagaimana peranan serta nilai budaya siwalima sebagai perekat sosial dalam kehidupan masyarakat di kota ambon. Permasalahan secara khusus dalam penelitian ini, dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana latar belakang sejarah budaya siwalima di kota ambon? 2. bagaimana implementasi budaya siwalima dalam kehidupan masyarakat di kota ambon? 3. Bagaimana makna nilai budaya siwalima dalam kehidupan masyarakat di kota ambon dalam kaitannya dengan pengembangan nilai budaya pendidikan IPS? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara faktual mengenai peranan serta nilai budaya siwalima 9
10 sebagai perekat sosial dalam kehidupan masyarakat di kota ambon. Dari tujuan umum diatas, dapat dirumuskan tujuan khusus sebagai berikut : 1. Mengetahui latar belakang sejarah budaya Siwalima di kota ambon. 2. Mengetahui implementasi budaya Siwalima dalam kehidupan masyarakat di kota ambon. 3. Mengetahui makna nilai budaya Siwalima dalam kehidupan masyarakat di kota ambon kaitannya dengan pengembangan nilai budaya pendidikan IPS. D. Manfaat Penelitian Studi yang menelaah tentang budaya siwalima sebagai perekat sosial masyarakat Maluku di kota ambon, diharapkan akan bermanfaat tidak hanya untuk mengembangkan ilmu secara teoritis, akan tetapi juga bermanfaat secara praktis. Untuk lebih jelasnya dapat dirinci sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis 1) Memberikan kontribusi dalam membangun Pendidikan IPS melalui pengembangan gagasan, konsep, generalisasi, dan teori yang berkenaan dengan budaya siwalima melalui pendekatan disiplin sosiologi dan sejarah. 2) Memberikan manfaat keilmuan a. Dari segi sosiologi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah daerah dan tokoh masyarakat dalam membangun struktur sosial melalui pemberdayaan institusi masyarakat. 10
11 b. Dari segi sejarah budaya siwalima sebagai peninggalan budaya leluhur yang perlu dipertahankan dan dilestarikan dalam kehidupan masyarakat sebagai aset budaya nasional. 2. Manfaat Praktis 1) Memberikan masukan kepada masyarakat akan pentingnya hidup bersama sebagai mahluk sosial. 2) Memberikan masukan yang jelas akan pentingnya nilai budaya siwalima sebagai perekat sosial dalam kehidupan masyarakat di kota ambon. 3) Memberikan masukan kepada pemerintah provinsi Maluku khususnya pemerintah kota ambon tentang pentingnya nilai budaya siwalima sebagai aset budaya yang perlu dilestarikan dalam kehidupan bermasyarakat. E. Anggapan Dasar Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Peranan tokoh adat dan tokoh masyarakat dalam kaitannya dengan budaya siwalima sebagai perekat sosial dalam masyarakat kota ambon. 2. Falsafah hidup orang Maluku adalah budaya siwalima sedangkan implementasinya dalam kehidupan masyarakat yaitu pada budaya Pela, Makan Patita, Sasi dan Masohi. 11
12 F. Klarifikasi Konsep Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menjelaskan konsep-konsep dalam judul ini, maka peneliti perlu klarifikasi beberapa konsep sebagai berikut : 1. Kebudayaan. Menurut ilmu Antropologi kebudayaan adalah : Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Soemarjan dan Soemardi (1987 :113) mengartikan kebudayaan adalah hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah dan nilai-nilai sosaial yang perlu untuk mengatur maslah-masalah kemasyarakatan dalam arti yang luas; didalamnya termasuk ideologi, kebatinan, kesenian, dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. 2. Siwalima Siwalima menurut bahasa setempat artinya Sembilan dan lima yang diambil dari Kelompok Persekutuan Uli/Pata Siwa dan kelompok Persekutuan Uli/Pata Lima. Sedangkan dalam simbol atau Logo Pemerintahan Provinsi Maluku Siwalima artinya Kebersamaan 12
13 3. Perekat Sosial atau Solidaritas Solidaritas merupakan ikatan primordial masyarakat yang mempersatukan. Bagaimana orang dengan berbagai latar belakang yang berbeda dapat hidup bersama dalam masyarakat, hal ini karena rasa kebersamaan dan ingin menyatu. 4. Masyarakat Koentjaraningrat (2004 : 146) memberikan definisi masyarakat sebagai berikut masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat continue, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Suparlan (Mutakin, 2006 : 1), mendefinisikan masyarakat sebagai berikut : masyarakat adalah suatu satuan kehidupan social manusia yang menempati suatu wilayah tertentu yang keteraturan dalam kehidupan sosial tersebut telah dimungkinkan karena adanya seperangkat pranata-pranata sosial yang menjadi tradisi dan kebudayaan yang mereka miliki bersama. 5. Sistem Nilai Budaya Sistem nilai budaya adalah suatu rangkaian konsep abstrak yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga suatu masyarakat, mengenai apa yang harus dianggap penting dan berharga dalam hidupnya. Sistem nilai budaya itu sendiri menurut Kluckhohn (Koentjaraningrat 1990 : 28) mengandung lima pokok masalah dalam kehidupan manusia, yaitu : (1) masalah mengenai hakekat hidup dari hidup manusia. (2) masalah mengenai hakekat dari karya 13
14 manusia. (3) masalah mengenai hakekat dari kedudukan manusia dalam ruang waktu. (4) masalah mengenai hakekat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya. (5) masalah mengenai hakekat dari hubungan manusia dengan sesama manusia. Koentjaraningrat, (1990 : 333) mengatakan bahwa kebudayaan adalah setiap kebiasaan dan kepercayaan dalam masyarakat mempunyai fungsi tertentu, yang berfungsi untuk melestarikan masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian kebudayaan sebagai seperangkat peraturan atau norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang kalau dilaksanakan oleh para anggotanya, melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat diterima oleh anggotanya. J.L. Gilin dan J.L. Gilin, (Koentjaraningrat 1990 : ) yang dimaksud dengan nilai budaya yaitu konsepsi, eksplisit atau implicit, yang menjadi ciri khusus seseorang atau sekelompok orang, mengenai hal-hal yang diinginkan yang mempengaruhi pemilihan dari berbagai cara-cara, alat-alat dan tujuantujuan perrbuatan yang tersedia. 14
15 15
2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada
Lebih terperinciTEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kebudayaan nasional dalam pandangan
Lebih terperinciGEOGRAFI BUDAYA Materi : 7
GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7 Agus sudarsono 1 VII. KEBUDAYAAN 2 A. BUDAYA DAN KEBUDAYAAN Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional di Indonesia, harus didahului dengan pengetahuan tentang latar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemahaman mengenai peranan pendidikan dalam pembangunan nasional di Indonesia, harus didahului dengan pengetahuan tentang latar belakang sosial budaya bangsa Indonesia.
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang begitu unik. Keunikan negara ini tercermin pada setiap dimensi kehidupan masyarakatnya. Negara kepulauan yang terbentang dari
Lebih terperinciKEBUDAYAAN. 1. Pengertian
SISTEM BUDAYA Setiap manusia memiliki unsur dalam dirinya yang disebut Perilaku, yaitu : suatu totalitas dari gerak motoris, persepsi, dan fungsi kognitif. Salah satu unsur perilaku adalah gerak sosial
Lebih terperinci2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama, keyakinan, ras, adat, nilai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan alam yang subur, tetapi juga terdiri atas berbagai suku
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kebudayaan dan Kesenian. 1. Kebudayaan sebagai proses pembangunan Koentjaraningrat dalam Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan mendeskripsikan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang dapat berwujud sebagai komunitas desa, sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari berbagai etnik dan berada dalam keberagaman budaya. Belajar dari sejarah bahwa kemajemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai Negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa. Masing-masing suku bangsa memiliki warisan budaya yang tak ternilai harganya.kata budaya
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA. Adiyana Slamet, S.IP,. M.Si
IMPLEMENTASI SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA Adiyana Slamet, S.IP,. M.Si Asas Sistem Sosial Budaya Indonesia Pada dasarnya, masyarakat Indonesia sebagai suatu kesatuan telah lahir jauh sebelum lahirnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan merupakan manifestasi dari unsur Bhineka Tunggal Ika.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dan budaya yang berbeda-beda satu sama lain, yang tersebar di berbagai daerah yang mendiami kepulauan nusantara. Keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai suatu negara multikultural merupakan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai etnik yang menganut
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita
BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Setiap suku atau etnik yang terdapat pada Negara kita Indonesia pasti memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Masyarakat & Budaya
MODUL PERKULIAHAN Masyarakat & Budaya FAKULTAS Bidang Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ILMU KOMUNIKASI Public relations/ MK 42005 Yuni Tresnawati,S.Sos., M.Ikom. Humas 5 Abstract Dalam pokok bahasan
Lebih terperinciKONSEP-KONSEP POKOK DALAM ANTROPOLIGI: KEBUDAYAAN
KONSEP-KONSEP POKOK DALAM ANTROPOLIGI: KEBUDAYAAN Oleh: Suyatno, Ir., MKes. KEBUDAYAAN??? KE BUDAYA AN BUDAYA Sosioantro 2 adaptasi tantangan manusia Alam : (REAKSI) KEBUDAYAAN Geografis, Geologis, Iklim,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan budaya. Hal ini menyebabkan daerah yang satu dengan daerah yang lain memiliki kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan kegiatan manusia untuk menguasai alam dan mengolahnya bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Kebudayaan
Lebih terperinciKEBUDAYAAN & MASYARAKAT
KEBUDAYAAN & MASYARAKAT Pengantar Sosiologi FITRI DWI LESTARI MASYARAKAT Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis, suku, ras, budaya, bahasa, adat istiadat, agama. Bangsa kita memiliki berbagai etnis bangsa yang
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL
PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi D. MACHDUM FUADY, S.H., M.H. Akuntansi www.mercubuana.ac.id 1. PENGERTIAN. 2. PARAMETER. 3. UNSUR-UNSUR PEMBENTUK. 4. SEBAGAI
Lebih terperinciKompetensi Inti Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Menurut KBBI edisi IV, Museum
Lebih terperinciBudaya (kearifan local) Sebagai Landasan Pendidikan Indonesia Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa
Mata Kuliah : Landasan Pendidikan NamaDosen : Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag, M.Pd.H. Budaya (kearifan local) Sebagai Landasan Pendidikan Indonesia Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa Oleh; PUTU
Lebih terperinciSOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN
SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN Pada hakekatnya manusia merupakan mahluk sosial. Hal ini dapat dilihat dari kehidupannya yang senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran manusia lain. Manusia memiliki
Lebih terperinciIDENTITAS NASIONAL Pengertian Identitas Jenis Identitas Atribut Identitas
IDENTITAS NASIONAL 1. Hakikat Identitas Nasional Pengertian Identitas o Identitas (Identity) o Ciri-ciri, tanda-tanda, jati diri yang menandai suatu benda atau orang. o Ciri: ciri fisik dan ciri non-fisik
Lebih terperinciMATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 8 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA Pancasila Material ; Filsafat hidup bangsa, Jiwa bangsa, Kepribadian bangsa, Sarana tujuan hidup bangsa, Pandangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa anak-anak, remaja, nikah, masa tua, dan mati (Koenthjaraningrat, 1977: 89). Masa pernikahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan hasil dari kebudayaan manusia yang dapat didokumentasikan atau dilestarikan, dipublikasikan dan dikembangkan sebagai salah salah satu upaya
Lebih terperinciHuman Relations. Kebudayaan dan Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat
Human Relations Modul ke: Kebudayaan dan Human Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Amin Shabana Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Istilah kebudayaan merupakan tejemahan
Lebih terperinciMasyarakat dan Kebudayaan Indonesia Masyarakat : ( - مشاركة -(شارك kaum/komunitas Budaya : Pola pikir/tradisi/kebiasaan Kebudayaan : Wujud material
Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia Masyarakat : ( - مشاركة -(شارك kaum/komunitas Budaya : Pola pikir/tradisi/kebiasaan Kebudayaan : Wujud material dari budaya (benda/fisik) حضر مدن (ثقف- ثقافة ( Arab
Lebih terperinciBAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,
BAB IV ANALISIS 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, yang secara sadar maupun tidak telah membentuk dan melegalkan aturan-aturan yang
Lebih terperinciBAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial
BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar Kebudayaan merupakan proses dan hasil dari kehidupan masyarakat. Tidak ada mayarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan, hanya saja kebudayaan yang dimiliki masyarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau sering disebut kebudayaan.
Lebih terperinciPERTEMUAN 5 Pengertian Kebudayaan MK ANTROPOLOGI BUDAYA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA
PERTEMUAN 5 Pengertian Kebudayaan MK ANTROPOLOGI BUDAYA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA 1. Pandangan Masyarakat Sehari-hari Manusia sebagai khalifah Allah dituntut untuk mampu menciptakan piranti
Lebih terperinciTARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian selatan pulau Sumatera, dengan ibukotanya adalah Palembang. Provinsi Sumatera Selatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa Indonesia memang sangat majemuk. Oleh karena itu lahir sumpah pemuda, dan semboyan bhineka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang sangat sulit dipisahkan. Sebab masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena di dalam kehidupannya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Pada diri manusia juga terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain, mulai dari lingkungan lokal (keluarga) sampai ke lingkungan sosial luar (masyarakat).
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1 Identifikasi Masalah Manusia entah sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial membutuhkan orang lain dalam lingkup kehidupannya. Manusia akan selalu berhadapan
Lebih terperinciKESADARAN MASYARAKAT MAJEMUK DAN KEBHINEKA TUNGGAL IKAA-AN KEBUDAYAAN DI INDONESIA Oleh : Wilodati*)
KESADARAN MASYARAKAT MAJEMUK DAN KEBHINEKA TUNGGAL IKAA-AN KEBUDAYAAN DI INDONESIA Oleh : Wilodati*) Pendahuluan Lambang negara kita Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi satu jua, bukanlah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang
1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Adat "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang berarti "cara", "kebiasaan" dengan makna berulang kali. Merupakan nama kepada pengulangan perbuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki struktur masyarakat majemuk dan multikultural terbesar di dunia. Keberagaman budaya tersebut memperlihatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Nilai-Nilai Budaya Gotong Royong Etnik Betawi Sebagai Sumber Pembelajaran IPS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negara kesatuan yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan khas dan nilai-nilai budaya yang berbeda. Keragaman budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam. Begitupun negara Indonesia. Dengan banyak pulau dan suku
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Setiap negara memiliki ciri khas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Mulai dari bahasa, makanan, pakaian sampai kebudayaan yang beraneka ragam. Begitupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri dari keanekaragaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri dari keanekaragaman budaya, bermacam-macam suku, ras, etnis, klan, dan agama. Kemajemukan budaya menjadi kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia yang di bangun di atas keberagaman/kemajemukan etnis, budaya, agama, bahasa, adat istiadat.kemajemukan merupakan kekayaan bangsa Indonesia, sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN
BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN A. Objek Bahasan 1. Objek materi Filsafat Indonesia ialah kebudayaan bangsa. Menurut penjelasan UUD 1945 pasal 32, kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Pelaksanaan Adat Perkawinan Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki dan senantiasa menggunakan adat-istiadat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki
Lebih terperinciBAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus
BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan dan Refleksi Upacara slametan sebagai salah satu tradisi yang dilaksanakan jemaat GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus sebagai juruslamat
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Identitas Nasional. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.
Modul ke: 03 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Identitas Nasional Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Hubungan Masyarakat Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Sub Bahasan 1. Pengertian Identitas Nasional 2. Parameter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pertunjukan yang ada di Indonesia sangat beragam bentuk dan jenisnya. Seni pertunjukan yang berada dalam suatu lingkungan masyarakat Indonesia tidak terlepas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang majemuk, bahkan Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34) multikulturalitas bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran sebagai aktor, sebagimana manusia itu dapat memberikan sumbangan dan memfasilitasi kehidupan yang mencakup
Lebih terperincimenghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan sebuah kebisaan yang lahir atas dasar perilaku seharihari yang dianggap berkaitan erat dengan kehidupan dan proses perilaku kebiasaan itu menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berbhineka, baik suku bangsa, ras, agama, dan budaya. Selain itu, kondisi geografis dimana bangsa Indonesia hidup juga
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PEMBINAAN LEMBAGA ADAT
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PEMBINAAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam terdiri dari puncak-puncak kebudayaan daerah dan setiap kebudayaan daerah mempunyai ciri-ciri khas masing-masing. Walaupun
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari deskripsi dan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, dapat peneliti
231 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dari deskripsi dan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, dapat peneliti rumuskan suatu kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut : A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH POPULER STUDY EXCURSIE
ARTIKEL ILMIAH POPULER STUDY EXCURSIE MUTHMAINNAH 131211132004 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA hmadib2011@gmail.com1 a. Judul Toleransi yang tak akan pernah pupus antar umat beragama di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia ditakdirkan menghuni kepulauan Nusantara ini serta terdiri dari berbagai suku dan keturunan, dengan bahasa dan adat istiadat yang beraneka ragam,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, dan penuh dengan keberagaman, salah satu istilah tersebut adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan suku bangsa yang merupakan
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan suku bangsa yang merupakan aset dari kebudayaan nasional adalah bersumber dari puncak-puncak terindah, terhalus, terbaik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki keragaman etnis dan budaya. Keragaman budaya tersebut menjadi kekayaan bangsa Indonesia dan perlu dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, letak Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. Indonesia yang terkenal dengan banyak pulau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini merupakan sifat dasar masyarakat. Perubahan masyarakat tiada hentinya, jika
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tahap Pengembangan Masyarakat Masyarakat senantiasa akan mengalami perubahan dikarenakan masyarakat adalah mahluk yang tidak statis melainkan selalu berubah secara dinamis.
Lebih terperinciIDENTITAS NASIONAL. Mengetahui identitas nasional dan pluralitas bangsa Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH. Modul ke: Fakultas FAKULTAS.
Modul ke: IDENTITAS NASIONAL Mengetahui identitas nasional dan pluralitas bangsa Indonesia Fakultas FAKULTAS RINA KURNIAWATI, SHI, MH Program Studi http://www.mercubuana.ac.id DEFINISI identitas nasional
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang
BAB IV TINJAUAN KRITIS Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya kita dapat melihat bahwa manusia selalu menyatu dengan kebudayaannya dan budaya itu pun menyatu dalam diri manusia. Karena itu budaya menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terbentang dari sabang hingga merauke. Oleh karena itu Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman suku dan budaya serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki makna sesuatu yang beragam, sesuatu yang memilik banyak perbedaan begitupun dengan masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia. Selain merubah status seseorang dalam masyarakat, pernikahan juga merupakan hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya bangsa dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayah negara yang terbentang luas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang berdiri di atas empat pilar berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia, dan Bhinneka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sehingga kita dapat memberikan arti atau makna terhadap tindakan-tindakan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau. Untuk mengetahui kejadian di masa lampau itu kita dapat dipelajari dari buktibukti yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. media bagi bangsa Indonesia untuk mempelajari kejayaan masa lalu. Hal ini menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sangat kaya dengan limpahan budaya yang bernilai tinggi, beraneka ragam dan unik. Budaya yang menyatu membentuk suatu kearifan manusia dalam mengolah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. salah satu faktor penyebab keinginan manusia untuk hidup. membentuk sebuah komunitas yaitu masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup secara berkelompok dan saling bergantung satu sama lain. Secara naluriah manusia cenderung bersifat dinamis dan mampu berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena bangsa Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dan keanekaragaman budaya merupakan
Lebih terperinciMata Kuliah Kewarganegaraan
Mata Kuliah Kewarganegaraan Modul ke: 04 Fakultas Design Komunikasi dan Visual Program Studi Pokok Bahasan IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI KARAKTER BANGSA Dosen : Cuntoko, SE., MM. Informatika dan Sistem Informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut menghasilkan berbagai macam tradisi dan budaya yang beragam disetiap
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Indonesia adalah Negara majemuk dimana kemajemukan tersebut mengantarkan Negara ini kedalam berbagai macam suku bangsa yang terdapat didalamnya. Keaneka ragaman suku
Lebih terperinciBAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.
Modul ke: 11 Fakultas TEKNIK PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA SILA KETIGA PANCASILA KEPENTINGAN NASIONAL YANG HARUS DIDAHULUKAN SERTA AKTUALISASI SILA KETIGA DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA ( DALAM BIDANG POLITIK,
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI DISUSUN OLEH: GUSPI AKHBAR PUTRA RIZKI SAHPUTRA M. FAJAR MAULANA RYAN ANDRYAN PUTRA RANGGA FERNANDO
PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI DISUSUN OLEH: GUSPI AKHBAR PUTRA RIZKI SAHPUTRA M. FAJAR MAULANA RYAN ANDRYAN PUTRA RANGGA FERNANDO PENGERTIAN NILAI Nilai pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan diwariskan manusia dari generasi ke generasi. Setiap bangsa memiliki kebudayaan, meskipun
Lebih terperinciBAB II. umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruf. dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang
BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI dan TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruf mendefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago) yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago) yang terdiri dari berbagai suku bangsa (etnis) yang tersebar di seluruh penjuru wilayahnya. Banyaknya suku bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persatuan. Di dalam tubuh negara Indonesia terdapat nilai-nilai kemanusiaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan Negara yang besar akan jati dirinya sebagai Negara persatuan. Di dalam tubuh negara Indonesia terdapat nilai-nilai kemanusiaan yang senantiasa menjadi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Fenomena kebudayaan selalu hadir dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Fenomena kebudayaan selalu hadir dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Seperti halnya Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman budaya
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PELESTARIAN ADAT ISTIADAT DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA ADAT MELAYU KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan kasus konversi agama di Bukitsari maka dapat disimpulkan bahwa beberapa kepala keluarga (KK) di daerah tersebut dinyatakan benar melakukan pindah agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Solidaritas sosial menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat
Lebih terperinci