RINGKASAN KEANEKARAGAMAN DAN POLA DISTRIBUSI LONGITUDINAL SPESIES KERANG AIR TAWAR CORBICULIDAE DI SUNGAI BRANTAS PERIODE JANUARI FEBRUARI 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RINGKASAN KEANEKARAGAMAN DAN POLA DISTRIBUSI LONGITUDINAL SPESIES KERANG AIR TAWAR CORBICULIDAE DI SUNGAI BRANTAS PERIODE JANUARI FEBRUARI 2012"

Transkripsi

1 Lampiran 1. Ringkasan RINGKASAN KEANEKARAGAMAN DAN POLA DISTRIBUSI LONGITUDINAL SPESIES KERANG AIR TAWAR CORBICULIDAE DI SUNGAI BRANTAS PERIODE JANUARI FEBRUARI 2012, Drs. Moch. Affandi, M.Si., dan Dr. Bambang Irawan, M.Sc. Prodi S1 Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap keanekargaman, kelimpahan dan dominansi, serta pola distribusi longitudinal spesies kerang air tawar Corbiculidae di sungai Brantas periode Januari, serta memperoleh komparasi tentang topik yang sama dengan periode pengambilan sampel April Mei Sampel kerang air tawar Corbiculidae diambil pada 15 stasiun di sungai Brantas menggunakan Ponar dredge, pada dua bagian tepi sungai dan satu bagian tengah sungai, masing-masing sebanyak 5 Ponar dredge. Sampel kerang diidentifikasi, dikarakterisasi dan dianalisis untuk memperoleh data tentang identitas spesies, keanekaragaman, kelimpahan, dan pola distribusi longitudinal, serta hasil komparasi tentang topik yang sama dengan hasil penelitian periode April Mei Spesies kerang air tawar Corbiculidae yang didapat pada periode Januari ada dua spesies, yaitu Corbicula lacunae dengan kelimpahan berkisar 3 38 individu/m 2, dengan indeks dominansi total 78,13% dan C. javanica dengan kelimpahan berkisar 3 18 individu/m 2, dengan indeks dominansi total 21,88%. Spesies kerang Corbiculidae yang didapat pada periode April Mei 2011 hanya ada satu spesies, yaitu C. lacunae dengan kelimpahan berkisar 5 34 individu/m 2. Keberadaan spesies kerang air tawar Corbiculidae baik pada periode Januari maupun April Mei 2011 sama-sama hanya terdapat pada bagian hilir sungai Brantas, yaitu dari daerah Driyorejo hingga Kesamben pada periode Januari dan dari daerah Wringinanom hingga Ploso pada periode April Mei Disimpulkan bahwa C. lacunae merupakan spesies dominan pada kedua periode penelitian, akan tetapi jumlah kelimpahan spesies pada periode Januari lebih banyak. Pola distribusi longitudinal tidak kontinu pada setiap stasiun penelitian baik pada periode Januari maupun April Mei Kata kunci : Kerang air tawar Corbiculidae, C. lacunae, C. javanica, distribusi longitudinal, sungai Brantas.

2 Abstract This study aims to reveal the diversity, abundance and dominance, as well as longitudinal distribution patterns of species of freshwater mussels Corbiculidae in Brantas river period of January-February 2012, and to obtain comparative results on the same topic with a sampling period of April-May Samples of freshwater mussels Corbiculidae were taken at 15 stations in Brantas river using Ponar dredge, the two parts of the river and the middle section of the river, each as much as 5 Ponar dredge. Mussels samples are identified, characterized and analyzed to obtain data on the identity of species, diversity, abundance, and distribution pattern of longitudinal and comparative results on the same topic with the results of the study period from April to May Species of freshwater mussels Corbiculidae obtained in January-February 2012 there are two species, namely the abundance of Corbicula lacunae range 3-38 individu/m 2, with total dominance index 78.13% and C. javanica with the abundance range 3-18 individu/m 2, with total dominance index 21.88%. Corbiculidae mussels species obtained in the April-May 2011 there was only one species, namely C. lacunae in the abundance range 5-34 individu/m 2. The presence of species of freshwater mussels Corbiculidae well in the January-February 2012 and April-May 2011 were both present only in the lower reaches of the river Brantas, which is from Driyorejo until Kesamben in the January-February 2012 and from Wringinanom until Ploso on the period of April to May It was concluded that C. lacunae is the dominant species in both study periods, but the number of species abundance in the January-February 2012 more. Longitudinal distribution pattern is not continuous at any good research station in the January-February 2012 and April- May Key words : Freshwater mussels Corbiculidae, C. lacunae, C. javanica, longitudinal distribution patterns, Brantas river. Pendahuluan Kerang air tawar memiliki arti penting dalam keseimbangan ekosistem di lingkungannya, yaitu sebagai konsumen yang mengkonsumsi organisme-organisme berukuran lebih kecil dan komponen tersuspensi dalam air (filter feeder) dan juga sebagai bioindikator (Grabarkiewicz dan Davis, 2008). Keberadaan kerang air tawar saat ini mengalami penurunan. Master et al. (2000) dalam Grabarkiewicz dan Davis (2008) mengatakan bahwa saat ini 37 spesies kerang air tawar diduga mengalami kepunahan. Hal tersebut dijelaskan Strayer et al. (2004) dalam Grabarkiewicz dan

3 Davis (2008) bahwa penurunan tajam jumlah spesies kerang air tawar disebabkan oleh kerusakan habitat, penurunan kualitas air, introduksi spesies eksotis, dan perubahan hidrologi. Penelitian yang mengungkap keberadaan kerang air tawar Corbiculidae di aliran sungai Brantas beberapa sudah pernah dilakukan. Affandi (1990) dan Hidayati (1995) telah mendapati kerang air tawar Corbicula javanica dan Corbicula lacunae di sepanjang sungai Kali Surabaya dan kanal Kali Wonokromo yang merupakan bagian hilir dari sungai Brantas. Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Citriana (2002) yang juga mengambil sampel di sungai Kali Surabaya dan kanal kali Wonokromo dan hanya mendapatkan satu spesies kerang air tawar Corbiculidae, yaitu Corbicula lacunae. Jutting (1953) menyebutkan bahwa di pulau Jawa termasuk di sungai Brantas dijumpai tiga spesies kerang air tawar Corbiculidae dari genus Corbicula, yaitu C. javanica, C. rivalis, dan C. pulchella. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian satu tahun untuk mendapatkan data terkini mengenai keanekaragaman dan kelimpahan spesies kerang air tawar Corbiculidae yang ditemukan di aliran sungai Brantas. Penelitian ini dirancang secara periodik pada periode waktu berbeda dengan kondisi lingkungan sungai yang bebeda pula. Kondisi lingkungan sungai Brantas berfluktuasi secara periodik antara musim kemarau dan musim penghujan, tingginya debit air dan kecepatan arus dapat menjadi kendala dalam pengambilan sampel kerang air tawar Corbiculidae dan mempengaruhi tingkat akurasi hasil sampling, atau dengan kata lain bahwa akurasi hasil sampling kerang air tawar Corbiculidae sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sungai pada waktu pengambilan sampel dilakukan. Budiarto (2011) dan Ramadani (2011) telah mengawali penelitian ini, yaitu pada bulan April hingga Mei Dalam penelitian terdahulu replikasi pengambilan sampel hanya sebanyak tiga kali dan pada penelitian ini akan dilakukan replikasi pengambilan sampel sebanyak lima kali. Hal ini dilakukan agar mendapat hasil yang lebih mewakili dan diharapkan dapat melengkapi data dari penelitian terdahulu. Penelitian ini diarahkan untuk mengungkap keanekaragaman dan kelimpahan spesies kerang air tawar Corbiculidae yang ditemukan di aliran sungai Brantas. Bahan dan Metode Penelitian Bahan yang digunakan adalah sampel kerang air tawar Corbiculidae dan larutan fiksatif berupa larutan formalin 5 6%. Pengambilan sampel kerang air tawar Corbiculidae dilakukan pada 15 stasiun di sungai Brantas (Gambar 1). Penentuan lokasi sampling pada sungai Brantas didasarkan pada penelitian terdahulu, yaitu pada penelitian Budiarto (2011) atau Ramadani (2011). Hal ini dilakukan agar mendapat data yang dapat dibandingkan karena penelitian ini merupakan penelitian lanjutan. Setiap stasiun penelitian dibagi menjadi tiga plot, yaitu dua plot pada bagian tepi sungai dan satu pada bagian tengah sungai. Dalam tiap plot kemudian diambil sampel sebanyak lima dregde dengan menggunakan Ponar dregde. Sampel yang didapat kemudian disortir, yaitu dipisahkan dan diseleksi dari hewan lain atau substrat secara selektif dan hati-hati. Selanjutnya sampel kerang air tawar

4 Corbiculidae dimasukkan dalam wadah atau botol kolektor dan diberi penambahan larutan formalin 5 6% serta diberi label identitas sampel. Sampel air juga diambil untuk keperluan analisis kandungan oksigen terlarut. Faktor fisik-kimia yang diamati meliputi temperatur air, tingkat keasaman (ph), kecepatan arus, kadar oksigen terlarut (DO), dan kedalaman. Gambar 1. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Kerang Air Tawar Corbiculidae (Ramadani, 2011) Hasil dan Pembahasan Hasil pengambilan sampel di 15 stasiun penelitian diperoleh dua spesies kerang air tawar Corbiculidae, yaitu Corbicula lacunae dan Corbicula javanica. Jumlah total kerang air tawar Corbiculidae sebanyak 32 individu yang terdiri dari spesies Corbicula javanica sebanyak 7 individu dan Corbicula lacunae sebanyak 25 individu. Data tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut dengan mengekstrapolasi jumlah individu yang didapat ke dalam nilai kelimpahan (individu/m 2 ). Corbicula javanica hanya didapati pada dua stasiun, dengan kelimpahan tertinggi pada stasiun 5 yakni sebesar 18 individu/m 2 dan kelimpahan terendah pada stasiun 9 (3 individu/m 2 ). Spesies Corbicula lacunae didapati pada empat stasiun dengan urutan besar kelimpahan berturut-turut dari yang terendah adalah stasiun 6 (3 individu/m 2 ), 4 (9 individu/m 2 ), 7 (24 individu/m 2 ), dan 9 (38 individu/m 2 ). Dari uraian di atas,

5 stasiun yang paling banyak ditemukan kerang air tawar Corbiculidae di dalamnya adalah stasiun 9 (mencapai 41 individu/m 2 ). Berdsarkan pada kriteria indeks dominansi Torgersen dan Baxter (2006), pada penelitian ini Corbicula lacunae merupakan spesies yang dominan dengan indeks dominansi 78,13% sedangkan Corbicula javanica merupakan spesies umum dengan indeks dominansi 21,88%. Kelimpahan dan indeks dominansi masing-masing spesies tersebut pada tiap stasiun yang didapati tersaji pada Tabel 1. Keberadaan kedua spesies kerang air tawar Corbiculidae tidak kontinu jika dilihat dari keseluruhan stasiun penelitian. Tabel 1. Kelimpahan dan Indeks Dominansi Spesies Kerang Air Tawar Corbiculidae pada Tiap Stasiun yang didapati Periode Januari Nama spesies Kelimpahan dan Indeks Dominansi Spesies Kerang Air Tawar Corbiculidae pada Tiap Stasiun Kelimpahan total N Di N Di N Di N Di N Di Ni Di Corbicula javanica Corbicula lacunae Keterangan: N : Kelimpahan kerang (individu/m 2 ); Di: Indeks Dominansi (%) Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu (Ramadani, 2011) yang hanya mendapatkan satu spesies kerang air tawar Corbiculidae, yaitu Corbicula lacunae. Kelimpahan kerang air tawar Corbiculidae pada penelitian ini bekisar 3 41 individu/m 2 dan Corbicula lacunae sebagai spesies dominan dengan indeks dominansi 78.13%, sedangkan pada penelitian terdahulu (Ramadani, 2011), kelimpahan kerang air tawar Corbculidae berkisar 5-34 individu/m 2. Data perbandingan kelimpahan dan indeks dominansi spesies kerang air tawar Corbiculidae pada tiap stasiun yang didapati antara periode Januari dengan periode April Mei 2011 tersaji pada tabel 2. Akan tetapi pola distribusi longitudinal pada penelitian ini sama dengan pola distribusi longitudinal pada penelitian terdahulu (Ramadanni, 2011), yaitu tidak kontinu pada setiap stasiun penelitian. Untuk membandingkan jumlah individu pada penelitian ini dengan jumlah pada penelitian terdahulu (Ramadani, 2011), digunakan uji Mann-Whitney. Analisis dari uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan jumlah individu antara hasil penelitian terdahulu (Ramadani, 2011) dengan penelitian saat ini (U hitung U tabel ; terima H0).

6 Tabel 2. Perbandingan Kelimpahan Dan Indeks Dominansi Spesies Kerang Air Tawar Corbiculidae Pada Tiap Stasiun yang didapati antara Periode Januari Dengan Periode April Mei 2011 Keterangan: A : Periode Januari ; B : Periode April Mei 2011 N : Kelimpahan kerang (individu/m 2 ); Di: Indeks Dominansi (%) Adanya perbedaan temuan spesies ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kondisi lingkungan sungai yang berbeda antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Perbedeaan kondisi lingkungan sungai tersebut meliputi temperatur air, tingkat keasaman (ph), kadar oksigen terlarut (DO), kecepatan arus, dan kedalaman. Temperatur air dari 15 stasiun penelitian di perairan sungai Brantas pada penelitian ini bervariasi bekisar antara 28 32⁰C, sedangkan temperatur air pada penelitian terdahulu bervariasi bekisar antara 27 31⁰C. Hasil pengukuran parameter ph (tingkat keasaman air) di seluruh stasiun penelitian ini juga bervariasi berkisar antara 5,6 6,3, yang menunjukkan bahwa air di seluruh stasiun penelitian di sungai Brantas bersifat asam, sedangkan hasil pengukuran parameter ph pada penelitian terdahulu menunjukkan tingkat yang seragam yaitu bernilai 7, yang menunjukkan bahwa air di seluruh stasiun penelitian di sungai Brantas pada penelitian terdahulu bersifat netral. Hasil pengukuran kadar oksigen terlarut dalam air (DO = Dissolved oxygen) dari seluruh stasiun penelitian di perairan sungai Brantas pada penelitian ini menunjukkan nilai yang beragam yaitu bekisar 5,88 10,61 mgo 2 /liter, lain halnya dengan penelitian terdahulu yang memperoleh hasil pengukuran kadar oksigen terlarut dalam air (DO = Dissolved oxygen) bekisar 4 8,3 mgo 2 /liter. Kecepatan arus di sungai Brantas pada penelitian ini berkisar antara 0,253 2,241 m/s dan kedalamannya berkisar 2 7 m, sedangkan kecepatan arus pada penelitian terdahulu berkisar ,1 m/s dan kedalamannya berkisar 1,7 5,2 m. Data perbandingan hasil pengukuran parameter fisik kimia pada tiap stasiun dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu (Ramadani, 2011) dapat dilihat pada tabel 3.

7 Tabel 3. Perbandingan Faktor Fisik Kimia Lingkungan di Sungai Brantas antara Penelitian Ini dengan Penelitian Terdahulu (Ramadani, 2011) Keterangan : A : Penelitian ini B : Penelitian terdahulu (Ramadani, 2011) Spesies-spesies kerang air tawar Corbiculidae yang ada di sungai Brantas hanya terdistribusi mulai dari daerah Driyorejo hingga daerah Kesamben. Hal ini menunjukkan bahwa aliran sungai Brantas di sepanjang daerah tersebut memiliki kondisi lingkungan yang sangat mendukung kehidupan kerang air tawar Corbiculidae. Pada aliran sungai di sepanjang daerah tersebut memiliki temperatur air berkisar antara 28 31⁰C, dan arus yang tidak terlalu deras pada saat pengambilan sampel dilakukan (tabel 3). Temperatur air pada daerah tersebut masih memenuhi batas toleransi. Berdasarkan Nedeau et al. (2009), temperatur di bawah 1,7 2,8⁰C dan di atas 40⁰C menyebabkan kematian pada kerang famili Corbiculidae. Temperatur juga berpengaruh terhadap ketersediaan pakan untuk kerang di mana suhu optimal yang menunjang kehidupan plankton. Kecepatan arus di keempat stasiun ini tidak terlalu deras dan tidak terlalu lambat sehingga sangat mendukung kehidupan kerang. Kerang famili Corbiculidae tidak menyukai arus yang deras karena arus yang deras dapat mengikis kandungan nutrisi yang dikandung oleh substrat dan akan mengurangi suplai makanan untuk kerang (Junaidi et al., 2010). Kecepatan arus juga berpengaruh terhadap banyaknya kadar oksigen yang terlarut dalam air, pada stasiun ini kadar oksigen terlarut bekisar 6,31 9,26 mgo 2 /liter.

8 Suwignyo (1975) dalam Prihatini (1999) menyatakan bahwa kerang menyukai lingkungan dengan kandungan oksigen terlarut antara 3,8 12,5 mgo 2 /lt. Kesimpulan dan Saran Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Spesies kerang air tawar Corbiculidae yang ada di perairan sungai Brantas adalah Corbicula javanica dan Corbicula lacunae. Kelimpahan total masing-masing spesies kerang air tawar Corbiculidae di seluruh stasiun penelitian adalah Corbicula javanica 21 individu/m 2 dan Corbicula lacunae 74 individu/m 2. Sedangkan nilai indeks dominansi spesies kerang di seluruh stasiun penelitian Corbicula javanica 21,88% dan Corbicula lacunae 78,13%. Kedua spesies kerang air tawar Corbiculidae pada seluruh stasiun penelitian di sungai Brantas memiliki pola keberadaan yang tidak kontinu. Keberadaan yang kontinu hanya terjadi dalam daerah kisaran penyebaran di hilir sungai Brantas. Pada penelitian ini dijumpai dua spesies kerang air tawar Corbiculidae, yaitu Corbicula lacunae dan Corbicula javanica, kelimpahan kedua spesies tersebut berkisar antara 3 41 individu/m 2 dengan C. lacunae sebagai spesies yang dominan dengan indeks dominansi %, sedangkan pada penelitian terdahulu (Ramadani, 2011) yang hanya mendapatkan satu spesies kerang air tawar Corbiculidae, yaitu Corbicula lacunae dengan kelimpahan berkisar 5-34 individu/m 2. Pola distribusi longitudinal pada penelitian ini sama dengan pola distribusi longitudinal pada penelitian terdahulu (Ramadani, 2011), yaitu tidak kontinu pada setiap stasiun penelitian. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai keberadaan dan kelimpahan kerang air tawar Corbiculidae pada waktu yang bebeda, pada waktu kecepatan arus tidak terlalu deras agar tidak mengalami kesulitan pada saat pengambilan sampel, serta metode sampling yang berbeda, misalnya pengambilan langsung dengan metode plot agar mendapatkan hasil yang lebih mewakili mengenai keberadaan dan kelimpahan kerang air tawar Corbiculidae di sungai Brantas. Daftar Pustaka Affandi, M Pendugaan Tingkat Pencemaran Sungai Kali Surabaya dan Kanal Kali Wonokromo dengan Menggunakan Indeks Diversitas Hewan Benthos Makro.. FMIPA. UNAIR. Budiarto, N Eksplorasi dan Visualisasi Morfologis Kerang Air Tawar (Bivalvia: Corbiculidae) di Sungai BrantasJawaTimur.. FSAINTEK. UNAIR. Citriana, M.Y Diversitas Dan Visualisasi Karakter Morfologi Invertebrata Makro di Kali Surabaya.. FMIPA. UNAIR.

9 Grabarkiewicz, J.D dan Davis, W.S An Introduction to Freshwater mussel as Biological indicator. U.S. Environmental Protection Agency:Washington DC. Hidayati, U Hewan Benthos Makro Sebagai Bioindikator di Perairan Sungai Surabaya.. FMIPA. UNAIR. Junaidi, E., Effendi P. S. dan Joko Kelimpahan Populasi dan Pola Distribusi Remis (Corbicula sp) di Sungai Borang Kabupaten Banyuasin. FMIPA. Univ. Sriwijaya, Jurnal Penelitian Sains. 13 (3D), Jutting, W.S.S. van B Systematic Studies on the Non Marine Mollusc of the Indo-Australia Archipelago : Revision of Freshwater Bivalvies.Vol Zoological museum: Amsterdam. Nedeau, E.J. A.K. Smith, J. Stone, dan S. Jepsen Freshwater Mussels of the Pacific Northwest 2 nd edition. The Xerces Society for Invertebrate Conservation. Oregon. Prihatini, W Keragaman Jenis dan Ekobiologi Kerang Air Tawar Famili Unionidae (Mollusca: Bivalvia) Beberapa Situ di Kabupaten dan Kotamadya Bogor. Tesis. Prodi Biologi, Institut Pertanian Bogor: Bogor. Ramadani, A.H Keanekaaragaman dan Pola Distribusi Longitudinal Kerang Air Tawar di Perairan Sungai Brantas.. FSAINTEK. UNAIR.

10 Lampiran 2. Posisi Koordinat dan Lokasi Pengambilan Sampel Kerang Air Tawar Corbiculidae (Ramadani, 2011) Stasiun Daerah Koordinat Plot Wonorejo, Surabaya- Kali Surabaya S : ' ' S : ' ' S : Joyoboyo, Surabaya - Kali Surabaya S : ' ' S : ' ' S : ' ' 3 Waru Gunung, Surabaya- Kali Surabaya S : E : S : ' ' S : ' ' 4 Driyorejo, Gresik - Kali Surabaya S : ' ' S : ' ' S : ' ' 5 Wringin Anom, Gresik - Kali Surabaya S : ' ' S : ' ' S : ' ' 6 Wringin Anom, Gresik - Kali Surabaya S : ' ' S : ' ' S : ' ' 7 Jetis, Mojokerto- Kali Surabaya S : ' ' S : ' ' S : ' ' 8 Mlirip, Mojokerto - Kali Brantas S : ' ' S : ' ' S : '

11 9 Kesamben, Jombang - Kali Brantas S : ' ' S : ' ' S : ' ' 10 Ploso, Jombang - Kali Brantas S : ' ' S : ' ' S : ' ' 11 Plandaan, Jombang - Kali Brantas S : ' ' S : ' ' S : ' ' 12 Patian Rowo, Kertosono - Kali Brantas S : ' ' S : ' ' S : ' 13 Mojo, Kediri - Kali Brantas S : ' E : ' S : ' E : ' S : ' E : ' 14 Sumber Gempol, Tulungagung Kali Brantas S : ' E : ' S : ' E : '.488' S : ' E : ' 15 Rejo Tangan, Tulungagung-Kali Brantas S : ' ' S : ' ' S : ' ' Keterangan : 1 dan 3=bagian tepi (1/3 lebar sungai); 2=tengah sungai

12 Lampiran 3. Gambaran Deskriptif Kondisi Geografis pada Setiap Stasiun Penelitian

13 Lanjutan Lampiran 3

14 Lanjutan Lampiran 3

15 Lanjutan Lampiran 3

16 Lampiran 4. Perbandingan Faktor Fisik Kimia Lingkungan di Sungai Brantas antara Penelitian Ini dengan Penelitian Terdahulu (Ramadani, 2011) Keterangan : A : Penelitian ini B : Penelitian terdahulu (Ramadani, 2011)

17 Lampiran 5. Kelimpahan Spesies dan Indeks Dominasi Spesies Kerang Air Tawar Corbiculidae Pada 15 Stasiun Penelitian di Sungai Brantas

18 Lampiran 6. Hasil Analisis Data dengan menggunakan Uji Mann-Whitney Jumlah individu kerang air tawar Corbiculidae pada penelitian terdahulu (Ramadani, 2011) dan pada penelitian saat ini Stasiun Jumlah individu Jenjang gabungan gabungan Keterangan : 1-15 : stasiun penelitian Ramadani (2011) 1-15 : stasiun penelitian saat ini

19 Jumlah individu kerang air tawar Corbiculidae pada penelitian terdahulu (Ramadani, 2011) Jumlah individu kerang air tawar Corbiculidae pada penelitian ini Stasiun X1 R1 X2 R Jumlah 224 Jumlah 241 Keterangan : X1 : Jumlah individu kerang air tawar Corbiculidae pada penelitian terdahulu (Ramadani, 2011) R1 : Jenjang pada sampel Jumlah individu kerang air tawar Corbiculidae pada penelitian terdahulu (Ramadani, 2011) X2 : Jumlah individu kerang air tawar Corbiculidae pada penelitian ini R2 : Jenjang pada sampel Jumlah individu kerang air tawar Corbiculidae pada penelitian ini Hipotesis : H0 : Tidak terdapat perbedaan jumlah individu kerang air tawar Corbiculidae antara penelitian terdahulu (Ramadani,2011) dan jumlah individu kerang air tawar Corbiculidae antara penelitian ini H1 : Terdapat perbedaan jumlah individu kerang air tawar Corbiculidae antara penelitian terdahulu (Ramadani,2011) dan jumlah individu kerang air tawar Corbiculidae antara penelitian ini Kriteria pengambilan keputusan : Terima H0 : Bila U hit U tabel (α) Tolak H0 : Bila U hit U tabel (α)

20 U 1 = n 1.n 2 + n 1 (n 1 + 1) R 1 2 U 1 = (15 + 1) U 1 = U 1 = 121 n 1.n 2 = = 112,5 < U 1 = Selanjutnya menghitung U dengan α = 0,05 U = n 1.n U = U = 104 > U tabel Karena U hit > U tabel, maka H0 diterima Jadi, Tidak terdapat perbedaan jumlah individu kerang air tawar Corbiculidae antara penelitian terdahulu (Ramadani, 2011) dan jumlah individu kerang air tawar Corbiculidae antara penelitian ini

21 Lampiran 7. Foto-foto Lokasi Sampling Gambar 1. Stasiun I (Wonorejo) Gambar 2. Stasiun II (Joyoboyo) Gambar 3. Stasiun III (Driyorejo) Gambar 4. Stasiun IV (Warugunung) Gambar 5. Stasiun V (Wringinanom) Gambar 6. Stasiun VI (Wringinanom 2)

22 Gambar 7. Stasiun VII (Jetis) Gambar 8. Stasiun VIII (Mlirip) Gambar 9. Stasiun IX (Kesamben) Gambar 10. Stasiun X ( Ploso) Gambar 11. Stasiun XI (Plandaan) Gambar 12. Stasiun XII ( Patian Rowo)

23 Gambar 13. Stasiun XIII (Mojo) Gambar 14. Stasiun XIV (Sumber Gunung) Gambar 15. Stasiun XV (Rejotangan)

24 Lampiran 8. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Kerang Air Tawar Corbiculidae (Ramadani, 2011)

25 Lampiran 9. Foto-foto alat penelitian Gambar 1. Ponar dredge Gambar 2. Water sampler a Gambar 4. Flow meter a. impeller Gambar 3. Reagen titrasi DO Gambar 5. GPS Gambar 6. Botol Winkler

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Lokasi penelitian berada di sungai Brantas di mana pengambilan sampel dilakukan mulai dari bagian hilir di Kota Surabaya hingga ke bagian hulu di Kecamatan

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. komponen tersuspensi dalam air (filter feeder) dan juga sebagai bioindikator

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. komponen tersuspensi dalam air (filter feeder) dan juga sebagai bioindikator BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kerang air tawar merupakan salah satu kelompok organisme yang termasuk dalam kelas Bivalvia atau hewan yang memiliki dua cangkang, hidup di dasar perairan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan sampel dilakukan di sungai Brantas pada periode bulan Januari. Tempat untuk identifikasi sampel dan analisis data dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Keanekaragaman dan Pola Distribusi Longitudinal Spesies Kijing Air Tawar Famili Unionidae di Sungai Brantas Periode April Juni 2012

Keanekaragaman dan Pola Distribusi Longitudinal Spesies Kijing Air Tawar Famili Unionidae di Sungai Brantas Periode April Juni 2012 Keanekaragaman dan Pola Distribusi Longitudinal Spesies Kijing Air Tawar Famili Unionidae di Sungai Brantas Periode April Juni 2012 Leonard Ady Candra, Moch. Affandi, dan Bambang Irawan Program Studi S1

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN SPESIES KERANG AIR TAWAR CORBICULIDAE DI SUNGAI BRANTAS JAWA TIMUR

KEANEKARAGAMAN SPESIES KERANG AIR TAWAR CORBICULIDAE DI SUNGAI BRANTAS JAWA TIMUR KEANEKARAGAMAN SPESIES KERANG AIR TAWAR CORBICULIDAE DI SUNGAI BRANTAS JAWA TIMUR Moch. Affandi*, Ichsan Wardani, Bambang Irawan, Agoes Soegianto Departemen Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

DIVERSITAS SPESIES KIJING AIR TAWAR UNIONIDAE DI SUNGAI BRANTAS JAWA TIMUR ABSTRAK

DIVERSITAS SPESIES KIJING AIR TAWAR UNIONIDAE DI SUNGAI BRANTAS JAWA TIMUR ABSTRAK DIVERSITAS SPESIES KIJING AIR TAWAR UNIONIDAE DI SUNGAI BRANTAS JAWA TIMUR Moch. Affandi, Bambang Irawan, Agoes Soegianto, dan Leonard Ady Candra Departemen Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities. Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities Dedy Muharwin Lubis, Nur El Fajri 2, Eni Sumiarsih 2 Email : dedymuh_lubis@yahoo.com This study was

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sungai. Sungai Brantas merupakan sungai besar di provinsi Jawa Timur dengan

BAB I PENDAHULUAN. sungai. Sungai Brantas merupakan sungai besar di provinsi Jawa Timur dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan negara dengan wilayah perairan yang luas baik perairan laut maupun perairan tawar. Salah satu bagian wilayah perairan tawar yang penting

Lebih terperinci

STUDI KELIMPAHAN DAN JENIS MAKROBENTHOS DI SUNGAI CANGAR DESA SUMBER BRANTAS KOTA BATU. *

STUDI KELIMPAHAN DAN JENIS MAKROBENTHOS DI SUNGAI CANGAR DESA SUMBER BRANTAS KOTA BATU. * STUDI KELIMPAHAN DAN JENIS MAKROBENTHOS DI SUNGAI CANGAR DESA SUMBER BRANTAS KOTA BATU Hendra Febbyanto*, Bambang Irawan, Noer Moehammadi, Thin Soedarti Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Lingkungan dan Keberan Kerang Unionidae di Sungai Brantas Gambaran kondisi lingkungan daerah pengambilan sampel kerang Unionidae di aliran Sungai Brantas disajikan

Lebih terperinci

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN PULAU GUSUNG KEPULAUAN SELAYAR SULAWESI SELATAN SKRIPSI. Oleh: ABDULLAH AFIF

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN PULAU GUSUNG KEPULAUAN SELAYAR SULAWESI SELATAN SKRIPSI. Oleh: ABDULLAH AFIF KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN PULAU GUSUNG KEPULAUAN SELAYAR SULAWESI SELATAN SKRIPSI Oleh: ABDULLAH AFIF 26020110110031 JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ABSTRACT THE IMPACT OF AGRICULTURAL ACTIVITIES IN THE VARIOUS LEVELS OF EUTROPHICATION AND DIVERSITY OF PHYTOPLANKTON IN BUYAN LAKE BULELENG BALI

ABSTRACT THE IMPACT OF AGRICULTURAL ACTIVITIES IN THE VARIOUS LEVELS OF EUTROPHICATION AND DIVERSITY OF PHYTOPLANKTON IN BUYAN LAKE BULELENG BALI ABSTRACT THE IMPACT OF AGRICULTURAL ACTIVITIES IN THE VARIOUS LEVELS OF EUTROPHICATION AND DIVERSITY OF PHYTOPLANKTON IN BUYAN LAKE BULELENG BALI This research was conducted to find out the impact of agricultural

Lebih terperinci

Keanekaragaman Plankton dan Kualitas Air Kali Surabaya. Plankton Diversity and the Water Quality of Kali Surabaya

Keanekaragaman Plankton dan Kualitas Air Kali Surabaya. Plankton Diversity and the Water Quality of Kali Surabaya ISSN: 2252-3979 http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio Keanekaragaman Plankton dan Kualitas Air Kali Surabaya Plankton Diversity and the Water Quality of Kali Surabaya Nike Oktavia*, Tarzan Purnomo,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air TINJAUAN PUSTAKA Sungai Sungai merupakan suatu bentuk ekositem aquatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah di sekitarnya,

Lebih terperinci

Kelimpahan Populasi dan Pola Distribusi Remis (Corbicula sp) di Sungai Borang Kabupaten Banyuasin

Kelimpahan Populasi dan Pola Distribusi Remis (Corbicula sp) di Sungai Borang Kabupaten Banyuasin Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 3(D) 13310 Kelimpahan Populasi dan Pola Distribusi Remis (Corbicula sp) di Sungai Borang Kabupaten Banyuasin Endri Junaidi, Effendi P. Sagala, dan Joko Jurusan Biologi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MORFOLOGIS CANGKANG KERANG AIR TAWAR (UNIONIDAE) DI SUNGAI BRANTAS

KARAKTERISTIK MORFOLOGIS CANGKANG KERANG AIR TAWAR (UNIONIDAE) DI SUNGAI BRANTAS KARAKTERISTIK MORFOLOGIS CANGKANG KERANG AIR TAWAR (UNIONIDAE) DI SUNGAI BRANTAS Siti Nuur Aisyah, Moch. Affandi, Bambang Irawan Program Studi S1 Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

STUDI KEANEKARAGAMAN PLANKTON PADA ALIRAN SUNGAI SURABAYA

STUDI KEANEKARAGAMAN PLANKTON PADA ALIRAN SUNGAI SURABAYA SKRIPSI STUDI KEANEKARAGAMAN PLANKTON PADA ALIRAN SUNGAI SURABAYA OLEH ALFIANSYAH AZAM CHAMDANI SIDOARJO JAWA TIMUR FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2015 RINGKASAN ALFIANSYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pengambilan sampel dilakukan pada vegetasi riparian sungai

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pengambilan sampel dilakukan pada vegetasi riparian sungai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pengambilan sampel dilakukan pada vegetasi riparian sungai Sempur dan sungai Maron, Desa Sampel yang telah didapatkan dari lokasi pengambilan,

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB 2 BAHAN DAN METODA BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2010 pada 3 (tiga) lokasi di Kawasan Perairan Pulau Kampai, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Pulau Panggang Kepulauan Seribu DKI Jakarta pada bulan Maret 2013. Identifikasi makrozoobentos dan pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan data sampel yaitu dengan pengamatan atau pengambilan sampel secara langsung pada lokasi

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN DAN DOMINANSI PLANKTON DI ESTUARI KUALA RIGAIH KECAMATAN SETIA BAKTI KABUPATEN ACEH JAYA

KEANEKARAGAMAN DAN DOMINANSI PLANKTON DI ESTUARI KUALA RIGAIH KECAMATAN SETIA BAKTI KABUPATEN ACEH JAYA KEANEKARAGAMAN DAN DOMINANSI PLANKTON DI ESTUARI KUALA RIGAIH KECAMATAN SETIA BAKTI KABUPATEN ACEH JAYA DIVERSITY AND DOMINANCE OF PLANKTON IN KUALA RIGAIH, ACEH JAYA DISTRICT Rahmatullah 1 *, M. Sarong

Lebih terperinci

STUDI PENYEBARAN MAKROZOOBENTHOS BERDASARKAN KARAKTERISTIK SUBSTRAT DASAR PERAIRAN DI TELUK JAKARTA WAHYUNINGSIH

STUDI PENYEBARAN MAKROZOOBENTHOS BERDASARKAN KARAKTERISTIK SUBSTRAT DASAR PERAIRAN DI TELUK JAKARTA WAHYUNINGSIH STUDI PENYEBARAN MAKROZOOBENTHOS BERDASARKAN KARAKTERISTIK SUBSTRAT DASAR PERAIRAN DI TELUK JAKARTA WAHYUNINGSIH DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo dan 6 kota yaitu Batu, Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo dan 6 kota yaitu Batu, Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai Brantas adalah sungai terpanjang yang ada di provinsi Jawa Timur. Panjangnya yaitu mencapai sekitar 320 km, dengan daerah aliran seluas sekitar 12.000 km 2

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN PERIFITON DI PERAIRAN SUNGAI DELI SUMATERA UTARA SUSANTI LAWATI BARUS

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN PERIFITON DI PERAIRAN SUNGAI DELI SUMATERA UTARA SUSANTI LAWATI BARUS KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN PERIFITON DI PERAIRAN SUNGAI DELI SUMATERA UTARA SUSANTI LAWATI BARUS 090302022 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau pengambilan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan di kawasan perairan Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan, dimulai dari bulan

Lebih terperinci

Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Sungai Naborsahan Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Sungai Naborsahan Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Sungai Naborsahan Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara Diversity and Abundance of Macrozoobenthos in Naborsahan River of Toba Samosir Regency, North Sumatera

Lebih terperinci

KELIMPAHAN MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN SITU PAMULANG

KELIMPAHAN MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN SITU PAMULANG KELIMPAHAN MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN SITU PAMULANG Edward Alfin* Prodi Matematika Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Universitas Indraprasta PGRI Jakarta *Corresponding author: edwardalfin@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia, flora, fauna maupun makhluk hidup yang lain. Makhluk hidup memerlukan air tidak hanya sebagai

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 21 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Situ IPB yang terletak di dalam Kampus IPB Dramaga, Bogor. Situ IPB secara geografis terletak pada koordinat 106 0 34-106 0 44 BT dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia sehingga kualitas airnya harus tetap terjaga. Menurut Widianto

Lebih terperinci

JENIS-JENIS GASTROPODA DI SUNGAI KUYUNG DESA KUMBUNG NAGARI LUNANG UTARA KECAMATAN LUNANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

JENIS-JENIS GASTROPODA DI SUNGAI KUYUNG DESA KUMBUNG NAGARI LUNANG UTARA KECAMATAN LUNANG KABUPATEN PESISIR SELATAN JENIS-JENIS GASTROPODA DI SUNGAI KUYUNG DESA KUMBUNG NAGARI LUNANG UTARA KECAMATAN LUNANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Ayu Wahyuni 1, Armein Lusi 2, Lora Purnamasari 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB 2 BAHAN DAN METODA BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret- 20 Juli 2011 di Perairan Kuala Tanjung Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara, dan laboratorium Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB 2 BAHAN DAN METODE BAB 2 BAHAN DAN METODE 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 pada beberapa lokasi di hilir Sungai Padang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batubara. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB 2 BAHAN DAN METODE BAB 2 BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Mei 2011 pada 4 lokasi di Sungai Bah Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (peta lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau pengambilan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014. 25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014. Tempat penelitian berlokasi di Sungai Way Sekampung, Metro Kibang,

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTHOS DI BAGIAN HULU SUNGAI HORAS KECAMATAN HATONDUHAN KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA SKRIPSI

KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTHOS DI BAGIAN HULU SUNGAI HORAS KECAMATAN HATONDUHAN KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA SKRIPSI 1 KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTHOS DI BAGIAN HULU SUNGAI HORAS KECAMATAN HATONDUHAN KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA SKRIPSI ZETTY NURMAYA GULTOM 120805003 DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT Hesti Wahyuningsih Abstract A study on the population density of fish of Jurung (Tor sp.) at Bahorok River in Langkat, North

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMUNITAS ZOOPLANKTON DI PERAIRAN MOROSARI, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK

STRUKTUR KOMUNITAS ZOOPLANKTON DI PERAIRAN MOROSARI, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK Journal of Marine Research. Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 19-23 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr STRUKTUR KOMUNITAS ZOOPLANKTON DI PERAIRAN MOROSARI, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN

Lebih terperinci

KELIMPAHAN MAKROZOOBENTHOS DI PERAIRAN SITU PAMULANG EDWARD ALFIN FTMIPA UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI. Abstrak.

KELIMPAHAN MAKROZOOBENTHOS DI PERAIRAN SITU PAMULANG EDWARD ALFIN FTMIPA UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI. Abstrak. KELIMPAHAN MAKROZOOBENTHOS DI PERAIRAN SITU PAMULANG EDWARD ALFIN FTMIPA UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI Abstrak. Penelitian tentang kelimpahan makrozoobenthos di perairan Situ Pamulang dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

bentos (Anwar, dkk., 1980).

bentos (Anwar, dkk., 1980). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman jenis adalah keanekaragaman yang ditemukan di antara makhluk hidup yang berbeda jenis. Di dalam suatu daerah terdapat bermacam jenis makhluk hidup baik tumbuhan,

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 15 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Situ Gede. Situ Gede terletak di sekitar Kampus Institut Pertanian Bogor-Darmaga, Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat,

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB 2 BAHAN DAN METODA BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2011 di Perairan Kuala Tanjung Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara, dan laboratorium Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbentuknya dasar sungai. Proses glacial dapat juga menghasilkan celah dan lembah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbentuknya dasar sungai. Proses glacial dapat juga menghasilkan celah dan lembah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Tentang Sungai Sungai dapat terbentuk baik melalui proses vulkanik maupun melalui proses glacial. Aliran lahar membentuk celah yang tidak beraturan yang merupakan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS PLANKTON DI PERAIRAN MUARA BADAK, KALIMANTAN TIMUR

IDENTIFIKASI JENIS PLANKTON DI PERAIRAN MUARA BADAK, KALIMANTAN TIMUR 3 Dhani Dianthani Posted 3 May, 3 Makalah Falsafah Sains (PPs ) Program Pasca Sarjana /S3 Institut Pertanian Bogor Mei 3 Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng (Penanggung Jawab) Dr Bambang Purwantara IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH

KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH Oleh: Livson C64102004 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB 2 BAHAN DAN METODA BAB 2 BAHAN DAN METODA 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2010 di Danau Lut Tawar Kecamatan Lut Tawar Kota Takengon Kabupaten Aceh Tengah, dan Laboratorium Pengelolaan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA PERAIRAN DAN STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (BIVALVIA DAN GASTROPODA) DI PANTAI CERMIN SUMATERA UTARA SKRIPSI

KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA PERAIRAN DAN STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (BIVALVIA DAN GASTROPODA) DI PANTAI CERMIN SUMATERA UTARA SKRIPSI KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA PERAIRAN DAN STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (BIVALVIA DAN GASTROPODA) DI PANTAI CERMIN SUMATERA UTARA SKRIPSI RAISSHA AMANDA SIREGAR 090302049 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

KOMPOSISI ZOOPLANKTON DI PERAIRAN RAWA BANJIRAN SUNGAI RUNGAN KOTA PALANGKARAYA

KOMPOSISI ZOOPLANKTON DI PERAIRAN RAWA BANJIRAN SUNGAI RUNGAN KOTA PALANGKARAYA 81 ZIRAA AH, Volume 39 Nomor 2, Juni 214 Halaman 81-85 E- ISSN 2355-3545 KOMPOSISI ZOOPLANKTON DI PERAIRAN RAWA BANJIRAN SUNGAI RUNGAN KOTA PALANGKARAYA (Zooplankton Composition In The Waters Of A Flood

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS PRIMER PERIFITON DI SUNGAI NABORSAHAN SUMATERA UTARA

PRODUKTIVITAS PRIMER PERIFITON DI SUNGAI NABORSAHAN SUMATERA UTARA PRODUKTIVITAS PRIMER PERIFITON DI SUNGAI NABORSAHAN SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh: BETZY VICTOR TELAUMBANUA 090302053 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN DAN POLA DISTRIBUSI LONGITUDINAL PERIODE JANUARI MARET 2012 SKRIPSI

KEANEKARAGAMAN DAN POLA DISTRIBUSI LONGITUDINAL PERIODE JANUARI MARET 2012 SKRIPSI KEANEKARAGAMAN DAN POLA DISTRIBUSI LONGITUDINAL SPESIES KIJING AIR TAWAR UNIONIDAE DI SUNGAI BRANTAS PERIODE JANUARI MARET 2012 SKRIPSI ASTRA BUDI PRIYATAMA PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI DEPARTEMEN BIOLOGI

Lebih terperinci

Kepadatan Populasi dan Distribusi Ukuran Cangkang Kerang Lokan (Rectidens sp.) di Perairan Tanjung Mutiara Danau Singkarak, Sumatera Barat

Kepadatan Populasi dan Distribusi Ukuran Cangkang Kerang Lokan (Rectidens sp.) di Perairan Tanjung Mutiara Danau Singkarak, Sumatera Barat Kepadatan Populasi dan Distribusi Ukuran Cangkang Kerang Lokan (Rectidens sp.) di Perairan Tanjung Mutiara Danau Singkarak, Sumatera Barat Population Density and Size Distribution of Clam (Rectidens sp.)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Teluk Palabuhan Ratu Kecamatan Palabuhan Ratu, Jawa Barat. Studi pendahuluan dilaksanakan pada Bulan September 007 untuk survey

Lebih terperinci

Ichtyofauna in the Sok-sok Holbung, Aek Isa small river, Simarpinggan Village, Sipoholon District, North Tapanuli Regency, North Sumatera Province.

Ichtyofauna in the Sok-sok Holbung, Aek Isa small river, Simarpinggan Village, Sipoholon District, North Tapanuli Regency, North Sumatera Province. 1 Ichtyofauna in the Sok-sok Holbung, Aek Isa small river, Simarpinggan Village, Sipoholon District, North Tapanuli Regency, North Sumatera Province. By: Bertrand R Nababan 1), Deni Efizon 2), Windarti

Lebih terperinci

SEBARAN DAN ASOSIASI PERIFITON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN PULAU TIDUNG BESAR, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA

SEBARAN DAN ASOSIASI PERIFITON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN PULAU TIDUNG BESAR, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA SEBARAN DAN ASOSIASI PERIFITON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN PULAU TIDUNG BESAR, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA Oleh: Yuri Hertanto C64101046 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MAKROZOOBENTHOS DI LOKASI KERAMBA JARING APUNG DENGAN LOKASI YANG TIDAK MEMILIKI KERAMBA JARING APUNG SKRIPSI MUHAMMAD FADLY AGUSTIAN

PERBANDINGAN MAKROZOOBENTHOS DI LOKASI KERAMBA JARING APUNG DENGAN LOKASI YANG TIDAK MEMILIKI KERAMBA JARING APUNG SKRIPSI MUHAMMAD FADLY AGUSTIAN PERBANDINGAN MAKROZOOBENTHOS DI LOKASI KERAMBA JARING APUNG DENGAN LOKASI YANG TIDAK MEMILIKI KERAMBA JARING APUNG SKRIPSI MUHAMMAD FADLY AGUSTIAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

KELIMPAHAN UDANG KARANG BERDURI (Panulirus spp) DI PERAIRAN PANTAI WATUKARUNG PACITAN SKRIPSI

KELIMPAHAN UDANG KARANG BERDURI (Panulirus spp) DI PERAIRAN PANTAI WATUKARUNG PACITAN SKRIPSI KELIMPAHAN UDANG KARANG BERDURI (Panulirus spp) DI PERAIRAN PANTAI WATUKARUNG PACITAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains Oleh: Laksito Nugroho M 0401037 JURUSAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif,

TINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif, TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Estuari Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif, karena area ini merupakan area ekoton daerah pertemuan dua ekosistem berbeda (tawar dan laut)

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DAERAH WONOREJO PANTAI TIMUR SURABAYA SKRIPSI

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DAERAH WONOREJO PANTAI TIMUR SURABAYA SKRIPSI STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DAERAH WONOREJO PANTAI TIMUR SURABAYA SKRIPSI ARDI NUR PRASETYA PROGRAM STUDI S-1 BIOLOGI DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2011 STRUKTUR

Lebih terperinci

Lampiran 1 Ringkasan Skripsi. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya Alamat pos elektronik:

Lampiran 1 Ringkasan Skripsi. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya Alamat pos elektronik: 1 Lampiran 1 Ringkasan Skripsi HUBUNGAN KUALITAS AIR SUNGAI DENGAN STRUKTUR POPULASI DAN FAKTOR KONDISI LOBSTER AIR TAWAR DI SUNGAI HOA TEMINABUAN, PAPUA BARAT Nanda Sendy Rumbiak a * Agoes Soegianto a,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sistematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

BAB III METODE PENELITIAN. Sistematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sumber mata air Kuluhan dan alirannya di Desa Jabung Kecamatan Panekkan Kabupaten Magetan. Sumber mata air Kuluhan terletak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah

I. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah sekitarnya. Oleh karena

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN PESISIR TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG

KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN PESISIR TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI PERAIRAN PESISIR TANJUNG UNGGAT KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG Jefri Naldi Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, jefrinaldi6571@gmail.com Arief Pratomo Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sungai Bone mempunyai panjang 119,13 Km 2 yang melintasi wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sungai Bone mempunyai panjang 119,13 Km 2 yang melintasi wilayah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi penelitian Sungai Bone mempunyai panjang 119,13 Km 2 yang melintasi wilayah Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo. Sungai ini bermuara ke

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan di perairan Pulau Biawak Kabupaten Indramayu dan Laboratorium Manajemen Sumberdaya dan Lingkungan Perairan Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

KUALITAS PERAIRAN SUNGAI KUNDUR BERDASARKAN MAKROZOOBENTOS MELALUI PENDEKATAN BIOTIC INDEX DAN BIOTILIK

KUALITAS PERAIRAN SUNGAI KUNDUR BERDASARKAN MAKROZOOBENTOS MELALUI PENDEKATAN BIOTIC INDEX DAN BIOTILIK MASPARI JOURNAL Juli 05, ():5-56 KUALITAS PERAIRAN SUNGAI KUNDUR BERDASARKAN MAKROZOOBENTOS MELALUI PENDEKATAN BIOTIC INDEX DAN BIOTILIK WATER QUALITY OF KUNDUR RIVER BASED ON MACROZOOBENTHOS USING BIOTIC

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Agustus sampai September 2011,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Agustus sampai September 2011, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Agustus sampai September 2011, berlokasi di mata air Kuluhan dan Jabung serta sungai alirannya di Desa Jabung,

Lebih terperinci

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan. Perairan memiliki fungsi baik secara ekologis, ekonomis, estetika, politis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua tempat yaitu pengambilan data di lapangan dilakukan di sempadan muara Kali Lamong dan Pulau Galang, serta pengolahan

Lebih terperinci

Spesies yang diperoleh pada saat penelitian

Spesies yang diperoleh pada saat penelitian PEMBAHASAN Spesies yang diperoleh pada saat penelitian Dari hasil identifikasi sampel yang diperoleh pada saat penelitian, ditemukan tiga spesies dari genus Macrobrachium yaitu M. lanchesteri, M. pilimanus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber irigasi, sumber air minum, sarana rekreasi, dsb. Telaga Jongge ini

BAB I PENDAHULUAN. sumber irigasi, sumber air minum, sarana rekreasi, dsb. Telaga Jongge ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telaga merupakan wilayah tampungan air yang sangat vital bagi kelestarian lingkungan. Telaga merupakan salah satu penyedia sumber air bagi kehidupan organisme atau makhluk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu : 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari mata air, air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sungai Bedagai merupakan sumberdaya alam yang dimiliki oleh Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sungai Bedagai merupakan sumberdaya alam yang dimiliki oleh Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai Bedagai merupakan sumberdaya alam yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai, mengalir dari hulu di Kabupaten Simalungun dan terus mengalir ke

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan lokasi dilakukan dengan purposive sampling (penempatan titik sampel dengan

Lebih terperinci

STUDI PENENTUAN STATUS MUTU AIR DI SUNGAI SURABAYA UNTUK KEPERLUAN BAHAN BAKU AIR MINUM

STUDI PENENTUAN STATUS MUTU AIR DI SUNGAI SURABAYA UNTUK KEPERLUAN BAHAN BAKU AIR MINUM Priyono, dkk., Studi Penentuan Status Mutu Air di Sungai Surabaya untuk Keperluan Bahan Baku Air Minum 53 STUDI PENENTUAN STATUS MUTU AIR DI SUNGAI SURABAYA UNTUK KEPERLUAN BAHAN BAKU AIR MINUM Thesa Septine

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (GASTROPODA DAN BIVALVIA) SERTA ASOSIASINYA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI ULEE - LHEUE, BANDA ACEH, NAD

STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (GASTROPODA DAN BIVALVIA) SERTA ASOSIASINYA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI ULEE - LHEUE, BANDA ACEH, NAD STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (GASTROPODA DAN BIVALVIA) SERTA ASOSIASINYA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI ULEE - LHEUE, BANDA ACEH, NAD Oleh : IRMA DEWIYANTI C06400033 SKRIPSI PROGRAM STUD1 ILMU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain: 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Indonesia adalah negara kepulauan dengan kawasan maritim yang sangat luas sehingga Indonesia memiliki kekayaan perikanan yang sangat kaya.pengetahuan lingkungan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai TINJAUAN PUSTAKA Sungai Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peranan penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah disekitarnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian dilakukan menggunakan metode penelitian deskriptif (Nazir, 1999: 63). Penelitian ini hanya mengungkapkan fakta mengenai struktur komunitas fitoplankton

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan

PENDAHULUAN. di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan 15 PENDAHULUAN Latar Belakang Bahan organik merupakan salah satu indikator kesuburan lingkungan baik di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan kualitas tanah dan di perairan

Lebih terperinci

ASOSIASI GASTROPODA DI EKOSISTEM PADANG LAMUN PERAIRAN PULAU LEPAR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. Oleh : Indra Ambalika Syari C

ASOSIASI GASTROPODA DI EKOSISTEM PADANG LAMUN PERAIRAN PULAU LEPAR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. Oleh : Indra Ambalika Syari C ASOSIASI GASTROPODA DI EKOSISTEM PADANG LAMUN PERAIRAN PULAU LEPAR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Oleh : Indra Ambalika Syari C64101078 DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kendal merupakan kabupaten di Jawa Tengah yang secara geografis

BAB I PENDAHULUAN. Kendal merupakan kabupaten di Jawa Tengah yang secara geografis BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kendal merupakan kabupaten di Jawa Tengah yang secara geografis terletak pada 109 0 40` - 110 0 18` Bujur Timur dan 6 0 32` - 7 0 24` Lintang Selatan yang memiliki batas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013 hingga Januari 2014. Pengambilan sampel dilakukan di Rawa Bawang Latak, Desa Ujung

Lebih terperinci

Total rata-rata kemelimpahan plankton pada media air sumur sebesar 3,557 x. tertinggi didapatkan pada media air rendaman kangkung.

Total rata-rata kemelimpahan plankton pada media air sumur sebesar 3,557 x. tertinggi didapatkan pada media air rendaman kangkung. 32 Total rata-rata kemelimpahan plankton pada media air sumur sebesar 3,557 x 10 5 ekor/liter dan total rata-rata kemelimpahan plankton pada media air rendaman kangkung sebesar 3,946 x 10 5 ekor/liter.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Tabir terletak di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Sungai Tabir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Tabir terletak di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Sungai Tabir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Sungai Tabir terletak di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Sungai Tabir memiliki lebar maksimal 20 meter dan kedalaman maksimal 10 meter.

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT KESEHATAN SUNGAI BERDASARKAN STRUKTUR KOMUNITAS MAKROAVERTEBRATA DI SUNGAI CIHIDEUNG, KABUPATEN BOGOR

PENENTUAN TINGKAT KESEHATAN SUNGAI BERDASARKAN STRUKTUR KOMUNITAS MAKROAVERTEBRATA DI SUNGAI CIHIDEUNG, KABUPATEN BOGOR PENENTUAN TINGKAT KESEHATAN SUNGAI BERDASARKAN STRUKTUR KOMUNITAS MAKROAVERTEBRATA DI SUNGAI CIHIDEUNG, KABUPATEN BOGOR RIRIN ANDRIANI SILFIANA C24104086 SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Tutupan Karang di Pulau Semak Daun Pulau Semak Daun dikelilingi oleh paparan pulau yang cukup luas (island shelf) hingga 20 kali lebih luas dari pulau yang bersangkutan

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI SEKITAR KERAMBA JARING APUNG DANAU TOBA KECAMATAN HARANGGAOL, KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA SKRIPSI

STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI SEKITAR KERAMBA JARING APUNG DANAU TOBA KECAMATAN HARANGGAOL, KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA SKRIPSI STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DI SEKITAR KERAMBA JARING APUNG DANAU TOBA KECAMATAN HARANGGAOL, KABUPATEN SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA SKRIPSI RISKY ANGGITA HARAHAP 090302075 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo pada bulan Mei sampai Juli

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo pada bulan Mei sampai Juli 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilakukan di Desa Lamu, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo dan Labolatorium Jurusan Teknologi Perikanan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Penentuan Titik Sampling 3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengambilan Contoh Air

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Penentuan Titik Sampling 3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengambilan Contoh Air 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di areal penambangan pasir tepatnya di Kampung Awilarangan, Desa Cikahuripan, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungai merupakan salah satu sumber air utama bagi masyarakat luas baik

BAB I PENDAHULUAN. Sungai merupakan salah satu sumber air utama bagi masyarakat luas baik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai merupakan salah satu sumber air utama bagi masyarakat luas baik yang digunakan secara langsung ataupun tidak langsung. Sungai Konto merupakan salah satu anak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013). 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai dingin dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Danau Buyan, Keramba Jaring Apung, Fitoplankton.

ABSTRAK. Kata kunci: Danau Buyan, Keramba Jaring Apung, Fitoplankton. ABSTRAK Danau Buyan merupakan sumberdaya alam akuatik yang mempunyai nilai yang sangat penting. Pemanfaatan Danau Buyan diantaranya adalah kegiatan budidaya keramba jaring apung yang berpotensi memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen penting bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Pengaturan air yang

BAB I PENDAHULUAN. komponen penting bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Pengaturan air yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sebagai kebutuhan primer setiap manusia dan merupakan suatu komponen penting bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Pengaturan air yang kurang baik dapat menyebabkan

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK (Diversity Of Pitcher Plants ( Nepenthes Spp ) Forest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 13) mengatakan bahwa, Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk

Lebih terperinci