BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. Metode mind mapping dalam keterampilan menulis telah menjadi bahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. Metode mind mapping dalam keterampilan menulis telah menjadi bahan"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Metode mind mapping dalam keterampilan menulis telah menjadi bahan kajian para penulis yang memiliki atensi perihal tersebut. Terkait dengan penelitian yang dilakukan, suatu kebetulan peneliti membahas perihal yang memiliki relevansi sehingga perlu dilakukan kajian dengan hasil kajian para penulis dimaksud. Untuk itu, pada bagian berikut ini dipaparkan beberapa hasil karya tulis para peneliti sebelumnya. Penelitian pertama dilakukan oleh Ayunda (2013) dengan judul Keefektifan Penggunaan Teknik Mind-Mapping dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Bertolak dari Peristiwa yang Pernah Dialami Siswa Kelas IX SMP Negeri 18 Malang. Penelitian ini merupakan eksperimen dengan desain penelitian control group pre-test - post-test. Relevansi penelitian ini terhadap penelitian yang dilakukan terdapat pada variabel yang menjadi sasaran perubahan, yaitu sama-sama meneliti kemampuan menulis walaupun jenis tulisan berbeda, yaitu cerpen dan report. Variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini sama-sama menggunakan model pembelajaran mind mapping. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, bukan penelitian tindakan kelas. Keunggulan penelitian ini adalah penggunaan mind mapping yang ditunjukkan efektif digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen berdasarkan

2 peristiwa yang pernah dialami siswa kelas IX SMP Negeri 18 Malang. Namun, tidak dipaparkannya rubrik penilaian sebagai pedoman penilaian dengan jelas dalam penelitian yang dilakukan. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa dalam pembelajaran menulis cerpen pada aspek kemampuan menyampaikan menggunakan pembelajaran mind mapping lebih efektif dibandingkan dengan teknik pembelajaran konvensional. Penelitian kedua dilakukan oleh Jenny (2012) berjudul Penggunaan Teknik Peta Pikiran (mind mapping) dalam Kemampuan Menulis Karya Ilmiah oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Tebing Tinggi Tahun Pembelajaran 2012/2013. Dalam penelitian itu dibahas perubahan yang signifikan dari penggunaan teknik peta pikiran (mind mapping) dalam kemampuan menulis karya ilmiah. Masalah yang diangkat dalam penelitian itu adalah lemahnya kemampuan menulis siswa khususnya dalam menulis karya ilmiah. Penelitian itu menggunakan desain pengukuran, yang dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah eksperimen. Metode yang digunakan dalam penelitian itu adalah metode eksperimen dengan model desain penelitian one group pre-test post-test yang hanya dilaksanakan pada satu kelas (kelompok). Keunggulan penelitian itu adalah kemampuan menulis siswa meningkat setelah diterapkannya metode mind mapping. Di samping itu, ada perubahan yang signifikan setelah mind mapping diterapkan dalam kemampuan menulis karya ilmiah khususnya artikel oleh siswa kelas XI SMA Negeri 4 Tebing Tinggi tahun pembelajaran 2012/2013. Namun, tidak dipaparkan secara spesifik kriteria penulisannya. Penelitian itu mengunakan metode eksperimen, berbeda dengan

3 penelitian yang dilakukan penulis yang menggunakan model penelitian tindakan kelas. Penelitian ketiga dilakukan oleh Nunik (2013) dalam tulisannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Metode Mind Mapping penelitian itu berupa penelitian tindakan kelas yang membahas keterampilan menulis deskripsi siswa melalui metode mind mapping. Keunggulan penelitian itu adalah kemampuan menulis siswa meningkat setelah diterapkannya mind mapping. Namun, dalam penelitian itu juga ditemukan kendala, yaitu kurangnya wawasan guru terhadap mind mapping, walaupun dapat diatasi dengan memberikan wawasan yang luas kepada guru bersangkutan. Penelitian itu mengambil topik mengenai keterampilan menulis deskripsi dengan tujuan penelitian meningkatkan keterampilan menulis deskripsi melalui metode mind mapping pada siswa kelas IV SD Negeri Sine 01 Sragen. Bentuk penelitian itu adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri tiga siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian itu adalah penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri Sine 01 Sragen tahun ajaran 2012/2013. Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya nilai keterampilan menulis deskripsi, yaitu pada prasiklus nilai rata-rata siswa adalah 65. Pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah 74,5, pada siklus II nilai rata-rata siswa adalah 78,8, dan pada siklus III nilai rata-rata siswa sebesar 84,6. Ketuntasan nilai keterampilan menulis deskripsi pada prasiklus sebanyak 19 siswa atau 39%; pada siklus I siswa yang mendapatkan nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 36

4 siswa atau 74%; pada siklus II siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 42 siswa atau 86% dan siklus III siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 46 siswa atau 94%. Namun, dalam penelitian tersebut tidak dijelaskan penggunaan teori menulis, serta tidak adanya rubrik penilaian yamg digunakan sebagai acuan dalam menentukan penilaian. Perbedaan penelitian itu dengan penelitian yang dilakukan adalah penelitian itu mengambil topik tentang menulis karangan deskripsi bukan report text. Penelitian keempat dilakukan oleh Sondang (2013) yang berjudul Pengaruh Penggunaan Model Peta Pikiran (Mind Map) terhadap Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi oleh Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Sidikalang Kab. Dairi Tahun Pembelajaran 2013/2014 dalam penelitian itu dibahas mind mapping terhadap kemampuan menulis karangan deskripsi. Relevansinya dengan penelitian ini adalah sama sama menggunakan model pembelajaran Mind Mapping. Perbedaannya adalah penelitian itu menggunakan karangan deskripsi, sedangkan penelitian yang dilakukan ini menggunakan report text. Objeknya adalah siswa kelas XI di sekolah kejuruan dengan keterampilan menulis deskripsi. Tujuan penelitian itu adalah untuk mengetahui lebih jelas perubahan yang signifikan dari penggunaan model peta pikiran (mind map) terhadap kemampuan menulis karangan deskripsi. Metode yang digunakan dalam penelitian itu adalah metode eksperimen dengan model desain penelitian one group pre-test post-test design yang hanya dilaksanakan pada satu kelas (kelompok). Namun, tidak dipaparkan secara spesifik kriteria penulisannya baik prosedur skematis dalam penulisan laporan perjalanan yang dimaksud. Dari

5 penelitian tersebut terlihat bahwa penggunaan model mind mapping dalam pembelajaran, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Selanjutnya, penelitian Kurnia (2012) yang berjudul Penggunaan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi. Dalam penelitian itu dibahas penggunaan model mind mapping untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan penelitian tindakan kelas. Relevansinya dengan penelitian ini adalah sama sama menggunakan model mind mapping. Di samping itu, dalam keterampilan menulis puisi juga dapat digunakan model mind mapping yang mampu meningkatkan keterampilan menulis puisi dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. Validitas data menggunakan validitas isi. Namun, tidak dipaparkan secara jelas mengenai teori yang digunakan, serta tidak adanya rubrik sebagai acuan penilaian. Penelitian terakhir yaitu penelitian Darmayoga yang berjudul Pengaruh Implementasi Metode Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPS Ditinjau dari Minat Belajar pada Siswa Kelas IV SD Sathya Sai Denpasar Tahun Pelajaran 2012/2013. Dalam penelitian tersebut dibahas tentang bagaimana pengaruh implementasi metode pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar IPS yang ditinjau dari minat belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian semu dengan desain the posttest-only control group design. Instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu tes hasil belajar IPS dan kuesioner minat

6 belajar. Data yang diperoleh, dianalisis dengan menggunakan Anacova. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa metode pembelajaran mind mapping mampu meningkatkan minat siswa untuk belajar IPS, sehingga siswa menjadi lebih aktif dan dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis. Selain itu terdapat kontribusi yang positif dan signifikan minat belajar terhadap hasil belajar IPS kelas IV SD Sathya Sai Denpasar. Relevansinya dengan penelitian ini adalah sama sama menggunakan model mind mapping. Berdasarkan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa mind mapping sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa, baik dalam menulis karangan deskripsi, cerpen, karya ilmiah, puisi maupun dalam pembelajaran bidang studi IPS. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dikembangkan penelitian-penelitian yang dapat meningkatkan kemampuan menulis report text siswa. Penelitian yang dilakukan berbeda dengan penelitian di atas. Adapun penelitian yang dilakukan adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis report text. Semua penelitian terdahulu yang disebutkan di atas sangat membantu untuk menentukan tahap tahap yang harus dilakukan dalam penulisan penelitian ini serta dapat dibandingkan hasil yang diperoleh nantinya. 2.2 Konsep Kemampuan Menulis Menurut Robbin ( kemampuan merupakan sebuah kapasitas yang dimiliki oleh tiap-tiap individu untuk

7 melaksanakan tugasnya. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan merupakan kecakapan setiap individu untuk menyelesaikan pekerjaannya atau menguasai hal-hal yang ingin dikerjakan dalam suatu pekerjaan. Selain itu, kemampuan juga dapat dilihat dari tindakan tiap-tiap individu. Kemampuan terbagi menjadi beberapa kelompok, antara lain seperti berikut. 1) Kemampuan intelektual, yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan kemampuan berpikir 2) Kemampuan fisik merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut tenaga atau stamina berupa keterampilan, kekuatan, atau karakteristik serupa. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan. Hal itu disebabkan oleh kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa (Iskandarwassid, 2013:248). Merujuk dari konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa, kemampuan menulis dapat diartikan sebagai kapasitas seseorang dalam menulis yang tidak dapat dilepaskan dari kemampuan intelektual seseorang. Mengingat kemampuan menulis memerlukan kemampuan berpikir yang ditunjang dengan kemampuan seseorang dalam penguasaan berbagai unsur kebahasaan maupun unsur di luar bahasa.

8 2.2.2 Report text Salah satu teks yang diajarkan di SMA adalah report text. Di dalam report text juga terdapat description text, yang juga menggambarkan suatu hal yang terdapat dalam report text. Kata report berasal dari bahasa Inggris, artinya menyampaikan, mengacu kepada sesuatu yang sudah terbukti kevalidannya setelah melalui berbagai proses penyelidikan (observasi). Report text merupakan genre teks yang khusus untuk melaporkan hasil observasi (penelitian) secara sistematik. Karena berupa laporan, report text harus ditulis dalam keadaan selugas-lugasnya tanpa ada sesuatu, sekecil apa pun yang dilebih-lebihkan. Griffith (2000: 37), menyimpulkan bahwa Report is a text which presents information about something, as it is. It is as a result of systematic observation and analysis (report text adalah teks yang menginformasikan sesuatu apa adanya, tanpa dilebih-lebihkan, sebagai hasil dari proses penelitian dan analisis sistematik) (diunggah dari BeritaRemaja.com). Report text mempunyai ciri kebahasaan seperti menggunakan general nouns, menggunakan relating verbs untuk menjelaskan ciri, action verbs dalam menjelaskan perilaku, menggunakan present tense untuk menyatakan suatu yang umum, menggunakan paragraph dengan topic sentence untuk menyusun sejumlah informasi. Report text memiliki dua struktur umum (generic structure), yaitu general classification (pernyataan umum yang menerangkan subjek laporan, keterangan dan klasifikasinya), dan description (penjabaran dari klasifikasi yang disajikan dengan ilmiah).

9 Berdasarkan konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa report text adalah untuk menyampaikan informasi hasil pengamatan dan analisa yang sistematis. Informasi yang dijelaskan dalam report text bersifat umum. Secara bahasa report text adalah teks yang berfungsi untuk memberikan informasi tentang suatu peristiwa atau situasi, setelah diadakannya investigasi dan melalui berbagai pertimbangan Mind Mapping Mind mapping merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita (Buzan, 2011: 4). Mind mapping bisa dibandingkan dengan peta kota. Bagian tengah mind mapping sama halnya dengan pusat kota dan mewakili gagasan terpenting; jalan-jalan protokol yang memancar keluar dari pusat kota merupakan pikiran-pikiran utama dalam proses berpikir, jalan-jalan atau cabang-cabang sekunder merupakan pikiran sekunder (Buzan, 2011: 4). Peta pikiran yang ditemukan oleh Tony Buzan ini didasarkan pada cara kerja otak menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak manusia tidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi, tetapi dikumpulkan pada sel-sel saraf yang bercabang-cabang. Apabila dilihat sekilas sel-sel saraf tersebut akan tampak seperti cabang-cabang pohon. Jika informasi disimpan seperti cara kerja otak, maka informasi akan tersimpan makin baik dan hasil akhirnya

10 membuat proses belajar semakin mudah. Artinya, mind mapping merupakan salah satu keterampilan paling efektif dalam proses berpikir kreatif. Selanjutnya, Sugiarto (2004:75) berpendapat sebagai berikut. Peta pikiran adalah teknik meringkas bahan yang perlu dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah dipahami. Sebagai latihan, kegiatan ini dapat mengoptimalkan fungsi otak kiri dan kanan. Kemudian dalam aplikasinya sangat banyak membantu untuk memahami masalah dengan cepat karena telah terpetakan. Secara tidak langsung, peta pikiran (mind mapping) dapat membantu untuk menjabarkan gagasan ataupun ide menjadi suatu tulisan yang baik. Poin poin yang sudah dijabarkan dapat dikembangkan menjadi suatu tulisan yang lebih baik. Berdasarkan konsep yang dipaparkan di atas merujuk dari teori Buzan, mind mapping dapat diartikan sebagai proses memetakan pikiran untuk menghubungkan konsep-konsep permasalahan tertentu dari cabang-cabang sel saraf membentuk korelasi konsep menuju pada suatu pemahaman dan hasilnya dituangkan langsung di atas kertas dengan animasi yang disukai dan gampang dimengerti oleh pembuatnya. Sehingga tulisan yang dihasilkan merupakan gambaran langsung dari cara kerja koneksi-koneksi di dalam otak. 2.2 Landasan Teori Berdasarkan rumusan permasalahan yang dipaparkan di depan, dibutuhkan beberapa teori untuk dimanfaatkan sebagai kerangka analisis dalam memecahkan

11 permasalahan tersebut. Teori-teori yang dimaksud, yaitu teori menulis, terutama tentang bagaimana aturan ataupun tata cara dalam menulis sebuah karangan. Teori ini digunakan untuk memecahkan permasalahan keterampilan menulis siswa report text kelas XI IPA7 SMAN 8 Denpasar sebelum menggunakan metode mind mapping. Teori tata bahasa, yaitu tentang aturan dalam tata bahasa Inggris. Teori ini digunakan untuk memecahkan permasalahan tentang kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menulis. Kemudian teori konstruktivisme, yaitu teori tentang perkembangan intelektual siswa digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam keterampilan menulis report text siswa kelas XI IPA 7 SMAN 8 Denpasar sesudah diterapkannya metode mind mapping Teori Keterampilan Menulis Dalman (2014:101) menyebutkan bahwa dalam menulis harus dipenuhi tiga syarat, yaitu sebagai berikut. a. Kesatuan Kesatuan dalam pargraf adalah semua kalimat yang membina paragraf harus secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau tema tertentu. b. Kepaduan Yang dimaksud dengan kepaduan adalah kekompakkan hubungan antara kalimat yang satu dan yang lain dalam membentuk paragraf.

12 c. Perkembangan Yang dimaksud dengan perkembangan karangan adalah penyusunan atau perincian ide yang membina karangan. Selanjutnya dijelaskan bahwa menulis merupakan proses perubahan bentuk pikiran atau angan-angan atau perasaan dan sebagainya menjadi wujud lambang atau tanda atau tulisan yang bermakna. Sebagai proses, menulis melibatkan serangkaian kegiatan yang terdiri atas tahap prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis merupakan sebuah proses kreatif untuk menuangkan gagasan dalam bahasa tulis. Menulis tidaklah mudah karena dalam menulis juga harus diimbangi dengan membaca. Membaca sebagai awal dari pengetahuan untuk isi atau gagasan dari tulisan itu sendiri. Selain menjelaskan menulis, Dalman (2014:48) juga menjelaskan tentang persyaratan paragraf yang mencakup: 1) persyaratan kesatuan dan keutuhan 2) persyaratan pengembangan 3) persyaratan kepaduan atau koherensi 4) persyaratan kekompakan atau kohesi Menurut Suparno dan Yunus (2008:13), menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Tarigan (2008:233) mengemukakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami

13 oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu. Perlu diketahui bahwa tulisan yang baik akan menghasilkan paragraf yang baik. Menurut Fuad dkk. (2009: ) dalam Dalman (2005: 55), syarat paragraf yang baik harus memiliki unsur. Pertama, kepaduan bentuk gramatikal (cohesion in form), seperti penggunaan kata transisi, penggunaan pronominal, penggunaan repetisi, penggunaan sinonimi, penggunaan elipsasi. Kedua, yaitu kepaduan makna (coherence in meaning), seperti kekokohan kalimat penjelas, kelogisan urutan peristiwa, waktu, ruang, dan proses. Berdasarkan pendapat para pakar di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses penyampaian pikiran, angan-angan, perasaan dalam bentuk lambang/tanda/tulisan yang bermakna. Dalam kegiatan tersebut terdapat suatu kegiatan merangkai, menyusun, melukiskan suatu lambang/tanda/tulisan berupa kumpulan huruf yang membentuk kata, kumpulan kata membentuk kelompok kata atau kalimat, kumpulan kalimat membentuk paragraf, dan kumpulan paragraf membentuk wacana/karangan yang utuh dan bermakna. Selain itu, sebuah paragraf dikatakan baik bilamana memenuhi syarat kesatuan (kohesi) dan kepaduan (koheren). Kesatuan berarti bahwa dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu gagasan utama atau kalimat utama, sedangkan kepaduan adalah sebuah paragraf hendaknya memperlihatkan hubungan antarkalimat yang mendukung kalimat utama atau gagasan pokok.

14 2.3.2 Teori Tata Bahasa Bahasa merupakan sekumpulan tanda, aturan, struktur, dan pola yang terbentuk dalam satu kesatuan yang utuh. Dalam pembelajaran bahasa tentu tidak akan terlepas dari tata bahasa yang dalam bahasa Inggris biasa disebut grammar. Tata bahasa atau grammar adalah suatu aturan dalam membentuk dan mengombinasikan kata menjadi suatu kalimat (Hornoby, 1989: 542). Upaya mempelajari tata bahasa akan mempertinggi kepandaian menggunakan bahasa. Selanjutnya Chaer (2012: 367) menjelaskan bahwa tata bahasa setiap bahasa terdiri atas tiga komponen, yaitu (1) komponen sintaksis, (2) komponen semantik, dan (3) komponen fonologi. Menurut Yule (2010: 83), tata bahasa adalah proses menggambarkan struktur frasa dan kalimat sedemikian rupa sehingga mencakup semua unsur dalam suatu bahasa dan mengatur urutan nontata bahasa yang terkandung di dalamnya. Sementara itu, Richards (dalam Nunan, 2005:2) menyatakan bahwa tata bahasa adalah gambaran sebuah bahasa dan cara penyampaian suatu bentuk, seperti kata dan frasa yang dipadukan sehingga menghasilkan kalimat dalam bahasa tertentu. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tata bahasa merupakan tonggak acuan dalam mempelajari bahasa karena dalam tata bahasa digambarkan semua unsur dalam kalimat. Terkait dengan hal tersebut, dalam mempelajari karangan report text juga digunakan tata bahasa. Dalam bahasa Inggris, penggunaan tata bahasa mengerucut pada penggunaan ciri kebahasaan yang salah satunya adalah simple present tense.

15 Simple present tense adalah bentuk tenses yang menyatakan kegiatan yang menjadi rutinitas sehari-hari ataupun tentang suatu fakta. Pola kalimat pada simple prsent tense secara umum adalah S + V1 + O atau untuk orang ketiga tunggal menggunakan pola S + V1 (s/es) + O pada kalimat positif, S + do not + V1 + O atau S + does not + V1 + O (untuk orang ketiga tunggal) pada kalimat negatif dan do + S + V1 + O atau does + S + V1 + O (untuk orang ketiga tunggal) pada kalimat pertanyaan. Kata keterangan waktu yang digunakan dalam simple present tense adalah kata, seperti every day, every week, in the morning, on Monday, etc. Di pihak lain, kata keterangan waktu yang menunjukkan tingkat frekuensi, seperti always, seldom, generally, etc. Sebagai contoh Earth moves around the sun (Masmedia, 2014 : ) Teori Konstruktivisme Konstruktivisme perspektif Simmel dan Weber (dalam Maliki 2012: 254) mengatakan bahwa perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku objek alam. Manusia selalu bertindak sebagai agen dalam bertindak mengonstruk realitas kehidupan sosial. Cara yang dilakukan bergantung pada cara memahami atau memberikan makna terhadap perilaku mereka sendiri. Di lain pihak dikatakan bahwa perilaku manusia adalah generative (bersifat diwariskan). Dengan demikian, perilaku tersebut juga merupakan pengalaman, baik sebagai kepemilikan peribadi maupun diwariskan kepada generasi yang lain. Skinner (dalam Koswara, 1991:75) menegaskan bahwa perilaku tidak muncul tanpa sebab. Namun, keberadaannya

16 ditentukan oleh aturan-aturan, bisa diramalkan, dan bisa dibawa ke dalam kontrol lingkungan atau bisa dikendalikan. Hal ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti di bawah ini. 1) Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada. 2) Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka. 3) Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling memengaruhi antara pembelajaran terdahulu dan pembelajaran terbaru. 4) Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada. 5) Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau tidak sesuai dengan pengetahuan ilmiah 6) Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar untuk menarik minat pelajar. Salah satu teori atau pandangan yang terkenal berkaitan dengan teori belajar konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga disebut teori perkembangan intelektual. Teori belajar tersebut berkenaan dengan

17 kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengonstruksi ilmu pengetahuan. Misalnya, pada tahap sensori motor anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan. Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama yang menegaskan bahwa manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti kotak-kotak yang masing-masing mempunyai makna yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam proses belajar terjadi dua proses, yaitu proses organisasi informasi dan adaptasi (Cahyo:2013: 37). Proses organisasi adalah proses ketika manusia menghubungkan informasi yang diterimanya dengan struktur- struktur pengetahuan yang sudah disimpan atau sudah ada sebelumnya dalam otak. Di pihak lain proses adaptasi adalah proses yang berisi dua kegiatan. Pertama, menghubungkan atau mengintergrasikan pengetahuan yang diterima manusia atau disebut asimilasi. Kedua, mengubah struktur pengetahuan baru sehingga akan terjadi kesinambungan (ekuilibrium). Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah proses aktif peserta didik dalam mengontruksi arti, wacana, dialog, dan pengalaman fisik. Dalam proses belajar tersebut terjadi proses asimilasi dan menghubungkan pengalaman atau informasi yang sudah dipelajari. Prinsip dalam pembelajaran teori kontruktivisme adalah sebagai berikut. 1) Pertanyaan dan konstruksi jawaban peserta didik adalah penting.

18 2) Berlandaskan beragam sumber informasi materi dapat dimanipulasi peserta didik. 3) Pendidik lebih bersikap interaktif dan berperan sebagai fasilitator dan mediator. 4) Program pembelajaran dibuat bersama peserta didik. 5) Strategi pembelajaran, student-centered learning, dilakukan dengan belajar aktif, belajar mandiri, kooperatif, dan kolaboratif. Secara garis besar, prinsip-prinsip konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar adalah sebagai berikut. 1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri. 2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar. 3) Murid aktif mengonstruksi secara terus-menerus sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah. 4) Guru sekadar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses konstruksi berjalan lancar. 5) Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa. 6) Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan. 7) Mencari dan menilai pendapat siswa. 8) Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa. Model pembelajaran kooperatif mind mapping dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai langkah awal dalam kegiatan menulis karangan.

19 Pembuatan mind mapping terlebih dahulu akan membantu siswa menyusun informasi, melancarkan aliran pikiran, dan mengurangi hambatan dalam kegiatan menulis karangan. Dalam membuat mind mapping, Buzan memberikan beberapa langkah untuk mempermudah dalam menggunakan mind mapping. Adapun langkah dalam membuat mind map menurut Buzan (2011: 15) adalah sebagai berikut. 1) Dimulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar (landscape). 2) Menggunakan warna yang menarik karena bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat peta pikiran (mind mapping) lebih hidup, menambah energi pada pemikiran yang kreatif, dan menyenangkan. 3) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat, hubungkan cabangcabang tingkat dua dan tingkat tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Hal ini dilakukan karena otak senang mengaitkan dua (atau tiga atau empat) hal sekaligus. Apabila cabang-cabang dihubungkan, akan lebih mudah dimengerti dan diingat. 4) Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus dan gambar.

20 Gambar 1. Model Mind Mapping 2.3 Model Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian dianalisis menggunakan gabungan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memaparkan penjelasan tiap-tiap masalah. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis kemampuan menulis siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran tersebut dalam bentuk angka. Analisis data menggunakan teknik statistika. Penyajian hasil analisis dibantu dengan tabel sederhana dan grafik. Secara garis besar, model penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.

21 Siswa Kemampuan siswa kelas XI IPA 7 dalam menulis report text Kemampuan siswa sebelum tindakan Kemampuan siswa setelah tindakan Kendala yang muncul dalam tindakan Teori Konstruktivisme Diterapkan PTK melalui Mind Mapping Teori Menulis Teori Tata Bahasa Analisis Data Catatan: Menunjukkan hambatan Menunjukkan keterkaitan Menunjukkan saling keterkaitan HASIL Data Gambar 2 Model Penelitian

22 Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Evaluasi Refleksi Perencanaan SIKLUS II Pengamatan Pelaksanaan Gambar 3 Model PTK Model penelitian di atas menunjukkan keefektifan mind mapping dengan penelitian tindakan kelas dalam memecahkan permasalahan menulis report text di kelas XI IPA 7 SMAN 8 Denpasar. Selain itu, juga diterapkan beberapa teori yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti teori tata bahasa, teori menulis, dan teori konstruktivisme. Dalam model penelitian di atas menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai hambatan dalam kemampuan menulis, khususnya menulis report text. Kemampuan siswa dalam menulis mempunyai keterkaitan dengan tiga masalah yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu kemampuan siswa dalam menulis report text sebelum diterapkannya mind mapping, kemampuan siswa dalam menulis report text setelah

23 diterapkannya mind mapping, dan kendala yang dihadapi siswa dalam tindakan yang diberikan. Kemampuan siswa sebelum tindakan diberikan mempunyai keterkaitan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Teori konstruktivisme digunakan untuk menentukan model pembelajarannya. Teori ini searah dengan model pembelajaran mind mapping, yaitu belajar sebagai hasil dari konstruksi mental. Siswa dapat belajar dengan baik jika mampu mengaktifkan konstruk pemahaman mereka sendiri. Jadi antara teori konstruktivisme dan mind mapping menunjukkan saling keterkaitan. Selanjutnya, teori tata bahasa diaplikasikan untuk acuan dalam membuat rubrik penilaian tata bahasa. Demikian juga dengan teori menulis yang diaplikasikan dalam penelitian ini sebagai acuan dalam membuat rubrik penilaian yang berkaitan dengan rubrik isi, organisasi dan mekanik penulisan karangan. Teori-teori tersebut juga sebagai acuan dalam menganalisis data. Teori menulis juga diaplikasikan untuk memecahkan kendala yang dihadapi siswa. Kemampuan menulis report text juga dihadapi dengan kendala yang muncul ketika tindakan dilakukan. Kendala yang muncul berkaitan dengan penerapan mind mapping untuk mengatasinya. Kemampuan siswa setelah tindakan sangat berkaitan dengan penerapan mind mapping. Kemampuan siswa setelah tindakan diterapkan melalui mind mapping dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Dari tindakan yang dilakukan, dianalisis dengan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang hendaknya dikuasai oleh peserta didik. Sebagai salah satu productive skill, keterampilan menulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia secara umum merupakan bahasa resmi negara Indonesia yang digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun-temurun. Menyusun suatu gagasan menjadi rangkaian bahasa tulis yang teratur,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon)

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon) UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon) H. Abdul Rojak 1 1. Guru SMP Negeri 3 Kota Cirebon Abstrak Model pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

2015 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI

2015 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAP PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran Geografi di sekolah meliputi tiga aspek yaitu pengetahuan Geografi (geographical knowledge), keterampilan Geografi (geographical skills) dan sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang guru yang berhasil akan selalu memerhatikan tujuan pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kokom (2014, hlm. 3) pembelajaran didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran diri atau

Lebih terperinci

Oleh Anggrianne Anastasia Panjaitan ABSTRAK

Oleh Anggrianne Anastasia Panjaitan ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Anggrianne Anastasia Panjaitan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran Mind Mapping a. Pengertian Media Pembelajaran Mind Mapping Sadiman (dalam Rianti, 2012, h.9) menjelaskan media pembelajaran

Lebih terperinci

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE PETA ALUR PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Dewi Ekowati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Pada umumnya, orang-orang memilih menggunakan media tulisan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Pada umumnya, orang-orang memilih menggunakan media tulisan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Sebagai suatu sistem yang beroperasi dalam masyarakat, bahasa memiliki fungsi utama, yaitu sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd

PENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd 0 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA BERDASARKAN TEKSCERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR TAHUN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau dikenal juga dengan sains menurut Bundu (2006) merupakan sejumlah proses kegiatan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI 1 KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI andisusisuriana@yaho.com Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum adanya peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional memerankan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional memerankan bagian yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional memerankan bagian yang sangat penting. Selain digunakan sebagai media untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya, adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab professional setiap guru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari suatu bahasa ada empat keterampilan berbahasa yang terdiri atas keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Setiap keterampilan

Lebih terperinci

PENERAPAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI

PENERAPAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI PENERAPAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI Jati Laksono 1), Kartono 2), Sularmi 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: jtlpamungkas@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 4 NUSAWUNGU CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Indiarti Purnamasari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peranan penting dalam dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, MODEL PENELITIAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, MODEL PENELITIAN, DAN HIPOTESIS DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... v LEMBAR UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... ix ABSTRACT...

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia SMA, tujuan pembelajaran bahasa indonesia di sekolah adalah siswa terampil berbahasa. Keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (kuasi). Penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengamati pembelajaran selama ini, proses dan hasil pembelajaran bahasa khususnya bahasa Jawa dinilai belum memuaskan. Hal ini menjadi sebuah masalah dalam dunia pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada dasarnya dibutuhkan oleh setiap manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Seiring berkembangnya zaman pembelajaran di dunia pendidikanpun semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. khususnya penggunaan penanda kohesi dalam menulis teks deskriptif adalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. khususnya penggunaan penanda kohesi dalam menulis teks deskriptif adalah 200 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, simpulan hasil penelitian yang terkait dengan kemampuan peserta didik, khususnya penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar hingga

Lebih terperinci

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain Eni Sukaeni, 2012 Penggunaan Model Penemuan Konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kualitas kehidupan, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut mendapat porsi seimbang dan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini merupakan penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis deskripsi dengan metode pembelajaran Mind Mapping pada peserta didik kelas IV SD Negeri Kutowinangun 05 Kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Rini Turnip Drs. H.

Lebih terperinci

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan suatu negara yang maju, maka dari itu orang-orang yang ada di dalamnya baik pemerintah itu sendiri atau masyarakatnya

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Ira Widyawati Napitupulu Drs. H. Sigalingging,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh manusia. Menurut para ahli Belajar dan pembelajaran adalah salah satu 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar dan pembelajaran adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada dirinya seseorang. Belajar dan pembelajaran dapat dilakukan oleh manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai kedudukan yang penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu memiliki kompetensi pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berita dengan Metode Latihan Terbimbing pada Siswa Kelas X 3 SMA Negeri 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Berita dengan Metode Latihan Terbimbing pada Siswa Kelas X 3 SMA Negeri 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cerita pendek adalah cerita berbentuk prosa yang reatif pendek. Sumardjo (Fitryana 2011: 15) Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Media Berita dengan Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembinaan dan Pengembangan bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) dewasa ini cukup menggembirakan. Hal itu tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dan berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi. Pendidikan merupakan sesuatu yang universal, bersifat umum karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai para pembelajar bahasa, yaitu keterampilan mendengar (menyimak), keterampilan berbicara, keterampilan

Lebih terperinci

Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis

Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis Menggunakan Metode Peta Pikiran (mind mapping) dalam Menulis Oleh Susana Widyastuti, M.A. Disampaikan pada Seminar Metode Belajar yang Efektif Yang diselenggarakan pada Sabtu, 25 September 2010 Oleh Pusat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Keterampilan menulis perlu mendapat perhatian oleh penulis, agar tercipta hasil tulisan yang bermakna, menarik, dapat dipahami, dan mempengaruhi pembacanya. Seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses yang melibatkan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KABUPATEN GARUT MAKALAH OLEH: DIDA LINDA NPM

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KABUPATEN GARUT MAKALAH OLEH: DIDA LINDA NPM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VII SMP PLUS AL-ILYAS MALANGBONG KABUPATEN GARUT MAKALAH OLEH: DIDA LINDA NPM.10.21.0227 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK PENGARUH STRATEGI 3M (MENIRU-MENGOLAH-MENGEMBANGKAN) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Beatriz Lasmaria Harianja

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah

Lebih terperinci

ENGEMBANGAN MODEL BELAJAR KONSTRUKTIVIS DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA INDONESIA. Oleh Dr. Nunuy Nurjanah, M.Pd.

ENGEMBANGAN MODEL BELAJAR KONSTRUKTIVIS DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA INDONESIA. Oleh Dr. Nunuy Nurjanah, M.Pd. ENGEMBANGAN MODEL BELAJAR KONSTRUKTIVIS DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA INDONESIA Oleh Dr. Nunuy Nurjanah, M.Pd. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan menulis. Kesulitan siswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Belajar yang Relevan 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia ialah dengan berusaha meningkatkan kualitas guru melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Semakin terampil seseorang berpikir, semakin jelas dan cerah jalan pikirannya. Kemampuan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti Tahun Pelajaran 2011 2012 ) NAMA : NENENG WULANSARI ALAMAT Email : wulansari@land.com

Lebih terperinci

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya bahasa, tujuan komunikasi akan tercapai.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia lahir dengan segala potensi yang dimiliki, termasuk potensi pikiran. Namun, pada praktik pembelajaran, penggunaannya masih jauh dari optimal. Hal ini tercermin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang ini, ada beberapa hal yang akan disampaikan penulis. hal tersebut terkait masalah yang diangkat. masalah atau isu yang diangkat tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Demikian pula halnya dengan kegiatan pendidikan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu gagasan atau informasi dari pihak pembicara atau penulis kepada pihak pendengar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses

I. PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Pendidikan di sekolah terselenggara dengan melibatkan guru sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bahasa dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk membantu anak didik yang sedang berusaha untuk memperoleh atau mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, menurut Pradja. AL (2008, hlm. 24) menyatakan bahwa: (Praja, 2008) Pendidikan merupakan usaha agar manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuma Yudhayana, 2015 Efektivitas Teknik Examples Non-Examples Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuma Yudhayana, 2015 Efektivitas Teknik Examples Non-Examples Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dipelajari karena dapat membekali kecakapan hidup bagi siapa pun yang bisa menguasainya,

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Siti Sumarni (Sitisumarni27@gmail.com) Drs. Sanggup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan bidang pelajaran yang ditemui diberbagai jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Matematika mengajarkan kita untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh:

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh: PERBEDAAN ANTARA PEMBELAJARAN INDVIDUAL ( Metode Mind Mapping ) DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF (Metode Numbered Head Together ) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 MOJOGEDANG TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA PENELITIAN TINDAKAN KELAS Diajukan Kepada Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan hal yang harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan menulis tidak dapat terlepas dari ketiga komponen lainnya seperti keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada bangsa yang maju apabila bangsa tersebut tidak memperhatikan bidang pendidikan. Usaha untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan dan pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung pada bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 dengan

Lebih terperinci

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING Suhel Madyono Universitas Negeri Malang Alamat: Tunjung, Udanawu, Blitar, HP: 085733311038 e-mail: suhel.madyono.fip@um.ac.id Abstrak: Metode pembelajaran di SD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran bahasa, aspek keterampilan berbahasa adalah salah satu hal yang diperlukan. Berdasarkan jenisnya, aspek keterampilan berbahasa dibagi menjadi 4 yaitu:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu sebagai pengajar dan sekaligus sebagai manajer. Sebagai pengajar, guru dituntut untuk menciptakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini yang dikenal dengan era globalisasi dan teknologi informasi, adalah merupakan fakta yang tak dapat dipungkiri bahwa telah terjadi perubahan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan produktif meliputi kemampuan berbicara dan menulis, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan produktif meliputi kemampuan berbicara dan menulis, sedangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, dan memperluas wawasan. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis 1. Pengertian Menulis Menurut Dalman (2014, hlm. 3) menulis merupakan suatu kegiatan berkomunikasi dalam bentuk penyampaian pesan (informasi) secara tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dengan melibatkan siswa secara aktif mengembangkan potensi yang dimiliki, mengubah sikap,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL 17 BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Dialog Sederhana Dalam KTSP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan memiliki peranan penting yang dapat diterapkan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen, yaitu keterampilan menyimak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Memasuki era globalisasi, bahasa Inggris telah banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan ilmu yang tidak terlepas dari persoalan- persoalan yang berhubungan dengan perhitungan matematika dan konsep- konsep materi yang berkaitan

Lebih terperinci

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE KUANTUM MELALUI MEDIA TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Teguh Priyambodo

Lebih terperinci