OCBC NISP 2014 Annual Report

Transkripsi

1 OCBC NISP Annual Report 439 Laba Bersih Laba bersih Bank OCBC NISP tahun tercatat sebesar Rp 1,3 triliun mengalami kenaikan sebesar Rp 189 miliar atau 16,6% dibandingkan dengan tahun sebesar Rp 1,1 triliun. Kenaikan laba setelah pajak sebesar 16,6% yang diikuti dengan kenaikan ekuitas sebesar 10,5% di tahun sehubungan dengan pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas VII sebesar Rp 3,5 triliun, mengakibatkan peningkatan jumlah rata-rata ekuitas sebesar 42,9% dibandingkan rata-rata ekuitas di tahun. Hal ini menyebabkan ROE turun menjadi 9,7% pada tahun dibandingkan 11,9% pada tahun. Kenaikan laba bersih tersebut juga diikuti oleh kenaikan jumlah lembar saham sebanyak 34,2% dari Right Issue yang dilaksanakan pada bulan November, menyebabkan laba bersih per saham (Earning Per Share/ EPS) menjadi sebesar Rp 116 per saham di tahun dibandingkan Rp 129 per saham di tahun. Laba Bersih & Imbal Hasil atas Ekuitas Net Income & Return on Equity 8.1% 419 Laba Bersih Net Income 12.9% 915 1,143 1,332 Laporan Laba Rugi Komprehensif Pendapatan komprehensif Bank OCBC NISP terutama diperoleh dari aset keuangan tersedia untuk dijual yakni aset keuangan non derivatif yang ditetapkan dimiliki untuk periode tertentu di mana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai: - Kredit yang diberikan dan piutang - Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo % 11.9% Net Income In, Bank OCBC NISP recorded net income of Rp 1.3 trillion, increasing by Rp 189 billion or 16.6% as compared to Rp 1.1 trillion earned in. The net income increase of 16.6% was also followed by a 10.5% increase in equity in related to the limited public offering VII amounting of Rp 3.5 trillion, resulting in the increase in total average equity by 42.9%, as compared to the average equity in. Thus, causing ROE to drop to 9.7% in compared to 11.9% in. The net income increase was also followed by a 34.2% increase in the number of shares from the Bank s Right Issue in November, thereby subsequently posting Earning Per Share/EPS of Rp 116 per share in as against Rp 129 per share in. 9.7% Imbal Hasil atas Ekuitas (ROE) Return on Equity (ROE) Comprehensive Profit/Loss Statements Bank OCBC NISP s comprehensive income is mainly derived from its available for sale financial assets which consist of non-derivative financial assets that are designated to be held for a certain period and will be sold in response to the Bank s liquidity needs or to changes in the interest rates, exchange rates, or those which are not classified as: - Loans and receivables - Held- to-maturity investments OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance Business Review Financial Review Corporate Data

2 440 OCBC NISP Laporan Tahunan - Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Laporan Laba Rugi Komprehensif Bank OCBC NISP untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan adalah sebagai berikut: - Financial assets calculated at fair value through the comprehensive profit/loss statements. Bank OCBC NISP s Comprehensive Profit/Loss Statements for the years ended on December 31, and are as provided below: (Dalam Miliar Rupiah) (In Billion Rupiah) Keterangan Description Laba Bersih 1,332 1,143 Net Income Pendapatan/(Beban) Komprehensif Lain: Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual - Keuntungan/(Kerugian) untuk Tahun Berjalan - Transfer Keuntungan ke Laba Bersih 135 (30) (146) (4) Other Comprehensive Income/(Expenses): Avaiable for Sale Financial Assets Gain/(Loss) for the Year - Transfer of Gain to Net Income - Keuntungan Aktuarial Program Imbalan Pasti - 13 Actuarial Gain/(Loss) on Defined Benefit Plan (Beban)/Manfaat Pajak Penghasilan Terkait (26) 34 Related Income Tax/Benefit Pendapatan/(Beban) Komprehensif Lain Tahun Berjalan, Setelah Pajak Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan, Setelah Pajak 79 (103) 1,411 1,040 Comprehensive Expenses for the Year, Net of Tax Total Comprehensive Income for the Year, Net of Tax Pada tahun, Bank OCBC NISP mencatatkan pendapatan komprehensif lain setelah pajak sebesar Rp 79 miliar. Pendapatan komprehensif tersebut, terutama disebabkan oleh keuntungan yang belum direalisasi atas aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual sebesar Rp 135 miliar yang diimbangi dengan transfer keuntungan ke laba bersih sebesar Rp 30 miliar dan beban pajak penghasilan terkait sebesar Rp 26 miliar. In, Bank OCBC NISP recorded other comprehensive income net of tax of Rp 79 billion, which was primarily generated by unrealized gain on financial assets available-for-sale in the amount of Rp 135 billion, which was offset by transfer of losses to net income of Rp 30 billion and related income tax of Rp 26 billion. Pada tahun, Bank OCBC NISP mencatatkan beban komprehensif lain setelah pajak sebesar Rp 103 miliar. Beban komprehensif tersebut, terutama disebabkan oleh kerugian yang belum direalisasi atas aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual sebesar Rp 146 miliar dan transfer keuntungan ke laba bersih sebesar Rp 4 miliar yang diimbangi dengan keuntungan aktuarial program imbalan pasti dan manfaat pajak penghasilan terkait masing-masing sebesar Rp 13 miliar dan Rp 34 miliar. POSISI KEUANGAN BANK OCBC NISP Bank OCBC NISP membukukan total aset sebesar Rp 103,1 triliun atau tumbuh sebesar 5,7% dibandingkan dengan tahun sebesar Rp 97,5 triliun. Pencapaian tersebut sekaligus menempatkan Bank OCBC NISP sebagai bank swasta nasional terbesar ke-8 dari sisi total aset dengan pangsa pasar sebesar 1,8%. Pertumbuhan total aset terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan total kredit bruto sebesar 6,9% dari tahun, yang mana In, Bank OCBC NISP recorded other comprehensive expenses net of tax of Rp 103 billion, which was primarily due to unrealized loss on financial assets available-forsale in the amount of Rp 146 billion and the transfer of losses to net income of Rp 4 billion, which was offset by actuarial gain on defined benefit plan and related income tax benefit in respective amounts of Rp 13 billion and Rp 34 billion. FINANCIAL POSITION OF BANK OCBC NISP Bank OCBC NISP recorded total assets of Rp trillion or increasing by 5.7% from Rp 97.5 trillion in. This achievement ultimately placed Bank OCBC NISP as the 8th largest national private bank in terms of total assets with a market share of 1.8%. Total assets growth was mainly contributed by a 6.9% growth of total loans gross from the figure recorded in, which was also supported by the growth of third-party deposits of

3 OCBC NISP Annual Report 441 didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 5,6%. Pada tahun, Bank OCBC NISP juga melakukan diversifikasi pendanaan untuk mendukung pemberian kredit, antara lain melalui efek-efek yang diterbitkan yang pada akhir tahun sebesar Rp 2,9 triliun dibandingkan Rp 3,9 triliun pada tahun. Bank OCBC NISP tetap mempertahankan fungsi intermediasi yang optimal, yang mana ditunjukan dengan rasio perbandingan antara total Kredit dengan total DPK (Loan to Deposit Ratio LDR) sebesar 93,6% pada akhir tahun dibanding 92,5% di akhir tahun, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan LDR industri perbankan yang berada di kisaran 89,4% di akhir tahun. Aset Total aset Bank OCBC NISP terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia, efek-efek bersih, Obligasi Pemerintah, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, pinjaman yang diberikan bersih, tagihan akseptasi bersih, pajak yang dibayar dimuka, beban dibayar dimuka, aset tetap nilai buku, aset lain-lain-bersih dan aset pajak tangguhan. Rincian total aset Perusahaan pada tanggal 31 Desember dan adalah sebagai berikut: (Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) Aset Assets Kas % 1, % Cash Giro pada Bank Indonesia 6, % 6, % Current accounts with Bank Indonesia Giro pada bank lain % % Current accounts with other banks Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia 3, % 5, % Placement with other banks and Bank Indonesia Efek-efek bersih 13, % 12, % Marketable securities - net Obligasi Pemerintah 4, % 4, % Government Bonds Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali 5.6%. In, Bank OCBC NISP also diversified funding to support lending activities, among others, by issuing marketable securities with total value of Rp 2.9 trillion at the end of in comparison to Rp 3.9 trillion in. Bank OCBC NISP optimally sustained its intermediary function as indicated by the comparative ratio between total loans and total third party deposits (DPK) or Loan to Deposit Ratio LDR of 93.6% at the end of as against 92.5% at the end of, slightly higher than the banking industry LDR which stood at 89.4% as of the end of. Assets Bank OCBC NISP s total assets consist of cash, current accounts with Bank Indonesia and other banks, placements with other banks and Bank Indonesia, marketable securities-net, Government bonds, securities purchased under resale agreements, derivative receivables, loans-net, acceptance receivables-net, prepaid tax, prepayments, fixed assets-book value, other assets-net and deferred tax assets. The following table provides details of the Company s total assets as of December 31, and : % - 0.0% (In Billion Rupiah, except %) Securities purchased under resale agreements Tagihan derivatif % % Derivative receivables Pinjaman yang diberikan bersih 66, % 62, % Loans - net Tagihan akseptasi bersih 2, % 2, % Acceptance receivables - net Pajak yang dibayar dimuka % % Prepaid tax Beban dibayar dimuka % % Prepayments Aset tetap nilai buku % % Fixed assets - book value Aset lain-lain bersih % % Other assets - net Aset pajak tangguhan % % Deferred tax assets Total 103, % 97, % Total OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance Business Review Financial Review Corporate Data

4 442 OCBC NISP Laporan Tahunan Kredit Total kredit bruto yang diberikan pada tanggal 31 Desember sebesar Rp 68,4 triliun, meningkat sebesar 6,9% dibandingkan dengan 31 Desember sebesar Rp 64,0 triliun. Peningkatan total kredit bruto diantaranya didorong oleh pengembangan bisnis yang dilakukan oleh Bank OCBC NISP serta perbaikan proses internal Bank OCBC NISP secara berkesinambungan. Kredit yang diberikan berdasarkan kolektibilitas pada tanggal 31 Desember dan adalah sebagai berikut: Loans As at December 31,, total gross loans amounted Rp 68.4 trillion, increasing by 6.9% compared to Rp 64.0 trillion as of December 31,. The increase in total gross loans was attributed to business development initiatives undertaken by Bank OCBC NISP and also continuous improvements of the Bank s internal processes. Loans based on collectability as of December 31, and are as follows: (Dalam Miliar Rupiah) Keterangan Jumlah Pinjaman yang Diberikan/ Total Loans Cadangan Kerugian Penurunan Nilai/ Allowance for Impairment Losses Jumlah Pinjaman yang Diberikan/ Total Loans Cadangan Kerugian Penurunan Nilai/ Allowance for Impairment Losses (In Billion Rupiah) Description Lancar 66, , Pass Dalam perhatian khusus Special mention Kurang lancar Substandard Diragukan Doubtful Macet Loss Total 68,363 1,429 63,967 1,260 Total Komposisi Penyaluran Kredit Bruto dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing Gross Loans composition in foreign currency and Rupiah 27.5% Mata Uang Rupiah Rupiah Currency 28.9% Mata Uang Asing Foreign Currency 72.5% : Rp 68,363 miliar/billion : Rp 63,967 miliar/billion 71.1% Komposisi penyaluran Kredit bruto dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing masing-masing mewakili 72,5% dan 27,5% dari total Kredit bruto di akhir tahun. Kredit bruto dalam denominasi Rupiah sebesar Rp 49,6 triliun pada akhir tahun, mengalami kenaikan sebesar 9,1% dibanding dengan tahun sebelumnya. Kredit bruto dalam denominasi mata uang asing sebesar ekuivalen Rp 18,8 triliun pada akhir tahun, mengalami kenaikan sebesar 1,4% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. At the end of, the composition of total gross loans in Rupiah and foreign currency denominations was 72.5% and 27.5% respectively. The Rupiah denominated gross loans amounted Rp 49.6 trillion as of the end of, increasing by 9.1% from the position on December 31,. Meanwhile, gross loans in foreign currency denomination had equivalent value of Rp 18.8 trillion at the end of, rising by 1.4% from the value on December 31,.

5 OCBC NISP Annual Report 443 Komposisi NPL dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing NPL composition in foreign currency and Rupiah 7.4% 92.6% Mata Uang Rupiah Mata Uang Asing Sedangkan dari sisi kualitas kredit, NPL bruto dalam denominasi Rupiah sebesar 1,7% di tahun meningkat dari 0,9% di tahun, sedangkan NPL bruto dalam denominasi mata uang asing masing-masing sebesar 0,4% dan 0,3% di tahun dan. Sedangkan komposisi NPL bruto dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing adalah masing-masing sebesar 92,6% dan 7,4% dari total NPL bruto di akhir tahun. Berdasarkan distribusi wilayah, kontribusi penyaluran kredit terbesar adalah di wilayah Jawa dan Bali sebesar 82,7% dari total Kredit bruto pada akhir tahun atau sebesar Rp 56,6 triliun, meningkat 7,1% dari 31 Desember. Wilayah Sumatera memberikan kontribusi sebesar 11,8% dari total Kredit bruto di akhir tahun atau sebesar Rp 8,1 triliun, meningkat 4,1% dari tahun sebelumnya. Disusul oleh wilayah Kalimantan sebesar 3,0% dari total Kredit bruto di akhir tahun atau sebesar Rp 2,0 triliun, meningkat 8,2% dari tahun sebelumnya, serta wilayah Sulawesi dan lainnya sebesar 2,5% dari total Kredit bruto di akhir tahun atau sebesar Rp 1,7 triliun, meningkat 11,8% dari akhir tahun. Rupiah Currency Foreign Currency : Rp 915 miliar/billion : Rp 468 miliar/billion Komposisi Penyaluran Kredit Bruto Berdasarkan Distribusi Wilayah Loan (Gross) composition by Region 11.8% 3.0% 2.5% 82.7% Jawa dan Bali Sumatra Kalimantan Sulawesi dan Lainnya 12.6% 87.4% In terms of quality, the gross NPL denominated in Rupiah was 1.7% in, increasing from 0.9% in, whereas gross NPL in foreign currencies was 0.4% and 0.3% respectively for and. The composition of gross NPL in Rupiah and foreign currencies denominations were 92.6% and 7.4% respectively of the total gross NPL at the end of. In terms of regional distribution, the largest loans contribution was from Java and Bali areas, with 82.7% of total gross loans at the end of, or the amount of Rp 56.6 trillion, up 7.1% from December 31,. Meanwhile, Sumatera accounted for contribution of 11.8% of total gross loans at the year-end of or the amount of Rp 8.1 trillion, increasing 4.1% from December 31,. Followed by Kalimantan, which contribute 3.0% of the total gross loans of year-end or Rp 2.0 trillion, increasing 8.2% from the previous year, followed by Sulawesi and other regions with 2.5% of the total gross loans at the end of or Rp 1.7 trillion, growing 11.8% from the total at the end of. Java and Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi and Others : Rp 68,363 miliar/billion : Rp 63,967 miliar/billion 12.1% 2.9% 2.5% 82.5% OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance Business Review Financial Review Corporate Data

6 444 OCBC NISP Laporan Tahunan Berdasarkan klasifikasi segmen usaha, Kredit bruto terbesar dikontribusikan oleh segmen komersial disusul oleh segmen korporasi dan segmen konsumsi (termasuk pinjaman karyawan) masing-masing sebesar Rp 40,6 triliun, Rp 16,2 triliun dan Rp 11,6 triliun atau sebesar 59,4%, 23,7% dan 16,9% pada akhir tahun. By business segments, the largest contribution came from the commercial segment, followed by the corporate and consumer segments (inclusive of loans to employees) in respective amounts of Rp 40.6 trillion, Rp 16.2 trillion and Rp 11.6 trillion or equivalent to 59.4%, 23.7% and 16.9% respectively at the end of. Komposisi Penyaluran Kredit Bruto berdasarkan Segmen Usaha Loan (Gross) Composition by Business Segment 52,897 68,363 63, % 20.0% 41, % 59.4% 31, % 57.4% 23.4% 52.1% 51.5% 58.1% 18.5% 22.9% 23.3% 22.6% 23.7% Korporasi Corporate Komersial Commercial Konsumsi Consumption Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja memberikan kontribusi terbesar sebesar 42,4% dari total Kredit bruto pada akhir tahun atau sebesar Rp 29,0 triliun, meningkat 9,6% dari akhir tahun. Kredit investasi memberikan kontribusi sebesar 40,7% dari total Kredit bruto di akhir tahun atau sebesar Rp 27,8 triliun, meningkat 12,5% dari tahun sebelumnya. Untuk kredit konsumsi dengan 86% komposisi kreditnya di dominasi oleh kredit pemilikan rumah (KPR) memberikan kontribusi sebesar 16,9% dari total Kredit bruto di akhir tahun atau sebesar Rp 11,6 triliun, menurun 9,6% dari akhir tahun. Turunnya kredit konsumsi sejalan dengan perlambatan pertumbuhan kredit konsumsi di industri pada tahun yang sebesar 11,5% sedangkan pada tahun sebelumnya sebesar 13,7%. Perlambatan pertumbuhan kredit konsumsi merupakan bagian dari perlambatan pertumbuhan kredit secara keseluruhan yang antara lain disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Bank OCBC NISP juga mengedepankan kehati-hatian dalam penyaluran kredit konsumsi dengan mempertimbangkan kondisi eksternal yang belum sepenuhnya kondusif. Based on usage, working capital loans provided the largest contribution at 42.4% of total loans gross at the end of, or amounting to Rp 29.0 trillion, grew by 9.6% from the position on December 31,. Investment loans contributed 40.7% of total loans gross at the end of or equivalent to the amount of Rp 27.8 trillion, up 12.5% from the previous year. While for consumer loans, which in terms of composition, 86.0% is mortgage, home financing (KPR), contributed as much as 16.9% of the total loans gross or Rp 11.6 trillion, which decreased by 9.6% from end of.the decline in consumer loans along with slower growth of 11.5% in consumption loans in the industry in, while the growth was recorded at 13.7% in. Slower growth in consumer loans is a part of overall slower loans growth, which was caused by the slower economic growth. In addition, Bank OCBC NISP also promoting prudent steps in distributing consumer loans by considering the external factors whuch have not fully conducive.

7 OCBC NISP Annual Report 445 OCBC NISP in Brief Komposisi Penyaluran Kredit Bruto berdasarkan Jenis Penggunaan Loan (Gross) Composition by Usage From Management 68,363 63, % 41, % 25.4% 31, % 20.0% 52, % 35.8% 25.4% 34.0% 31.6% 42.4% 39.6% Modal Kerja WorkingCapital 41.3% Investasi Investment Konsumsi Consumption Furthermore, in terms of quality, gross NPL based on the type of use; at the end of, the largest contribution came from working capital loans, consumer loans, and investment loans with the amount of Rp 475 billion, Rp 224 billion, and Rp 216 billion, or 1.6%, 1.9%, and 0.8% of the total loans by type of use. Lebih lanjut dari sisi kualitas, NPL bruto berdasarkan jenis penggunaannya, kontribusi terbesar adalah dari kredit modal kerja, kredit konsumsi dan kredit investasi masing-masing sebesar Rp 475 miliar, Rp 224 miliar dan Rp 216 miliar atau sebesar 1,6%, 1,9% dan 0,8% terhadap jumlah kredit berdasarkan jenis penggunaannya masingmasing pada akhir tahun. Business Review Komposisi NPL dan Rasio NPL Bruto Berdasarkan Jenis Penggunaan NPL Composition and NPL Ratio by Usage 2.4% 2.1% 2.1% Good Corporate Governance 40.6% 43.0% 1.9% 1.7% 1.6% 1.6% 1.2% 1.2% 0.9% 0.8% 0.7% 0.6% 0.4% 0.4% 915 Financial Review 23.5% % 27.4% % 19.8% 45.0% 19.8% 44.9% 52.0% 15.9% 22.6% 52.8% 38.0% Investasi Investment Konsumsi Consumption Dari sudut distribusi penyaluran Kredit berdasarkan sektor ekonomi, sektor perdagangan menjadi kontributor terbesar yaitu 26,9% dari total Kredit bruto 32.5% Investasi Investment Modal Kerja Working Capital Konsumsi Consumption In terms of loans distribution by economic sectors, the trading sector accounted for the largest contribution at 26.9% of total loans gross at the end of or Corporate Data Modal Kerja Working Capital 39.1%

8 446 OCBC NISP Laporan Tahunan di akhir tahun atau sebesar Rp 18,4 triliun. Diikuti oleh sektor perindustrian dan jasa yang masing-masing menyumbang 25,6% dan 21,1% dari total Kredit bruto pada akhir tahun atau masing-masing sebesar Rp 17,6 triliun dan Rp 14,4 triliun. Sedangkan gabungan sektor konstruksi, pertanian, pertambangan dan sektor lain-lain mencakup 26,4% dari total kredit di akhir tahun atau sebesar Rp 18,0 triliun. the amount of Rp 18.4 trillion. This is followed by the manufacturing and services sectors with their respective contribution of 25.6% and 21.1% of the total loans gross at the end of or equivalent to Rp 17.6 trillion and Rp 14.4 trillion respectively. Moreover, a combination of the construction, agriculture, mining and other sectors gave a collective contribution of 26.4% of total loans at the end of or Rp 18.0 trillion. Komposisi Penyaluran Kredit Bruto berdasarkan Sektor Ekonomi Loan (Gross) Composition by Economic Sector 68,363 63, % 25.7% 52,897 41, % 31, % 2.6% 21.7% 25.6% 25.3% 19.8% 5.8% 19.3% 21.1% 21.6% 2.6% 27.1% 2.0% 29.5% 23.5% 26.1% 23.8% Perdagangan Trading Perindustrian Manufacturing Jasa Service Untuk NPL bruto berdasarkan sektor ekonomi, NPL bruto terbesar dikontribusikan oleh sektor perdagangan sebesar Rp 444 miliar atau sebesar 2,4% terhadap jumlah kredit di sektor perdagangan pada akhir tahun. Sektor jasa dan perindustrian menyusul dengan menyumbang NPL bruto masing-masing sebesar Rp 190 miliar dan Rp 36 miliar atau sebesar 1,3% dan 0,2% terhadap jumlah kredit berdasarkan sektor jasa dan perindustrian pada akhir tahun. Sedangkan gabungan sektor konstruksi, pertanian, pertambangan dan lain-lain menyumbang NPL bruto sebesar Rp 245 miliar atau sebesar 1,4% terhadap total kredit sektor konstruksi, pertanian, pertambangan dan lain-lain pada akhir tahun. 26.9% 25.1% 22.8% 21.2% 24.0% Konstruksi Construction Pertanian, Pertambangan & Lain-lain Agriculture, Mining & Others For gross NPL based on economic sectors, the trading sector contributed the largest portion with Rp 444 billion or 2.4% of the total loans provided to the trading sector at the end of. Subsequently, followed by the services and manufacturing sectors with contribution to gross NPL respectively the amounts of Rp 190 billion and Rp 36 billion, or 1.3% and 0.2% of the total loans in the services and manufacturing sectors at the end of. Meanwhile, the construction, agriculture, mining and other sectors contributed combined gross NPL of Rp 245 billion or 1.4% of the total loans based on the related economic sectors at the end of.

9 OCBC NISP Annual Report 447 OCBC NISP in Brief Komposisi NPL dan Rasio NPL Bruto Berdasarkan Sektor Ekonomi NPL Composition and NPL Ratio (Gross) by Economic Sector 2.5% From Management 2.4% 2.3% 2.0% 1.8% 1.4% 1.4% 1.4% 1.4% 1.3% 1.3% 1.2% 1.3% 1.1% 0.7% 0.8% 0.5% 0.5% 0.7% 0.6% 0.5% % 1.6% % 30.5% 46.7% 12.1% 1.4% 12.6% 9.5% 2.1% 14.3% 27.7% 29.7% Perindustrian Manufacturing 3.9% Jasa Service Perindustrian Manufacturing 48.6% 16.9% Konstruksi Construction Jasa Service 20.9% Pertanian, Pertambangan & Lain-lain Agriculture, Mining & Others Konstruksi Construction Pertanian, Pertambangan & Lain-lain Agriculture, Mining & Others Bank OCBC NISP continued to sustain the quality of its assets, as reflected by the gross non performing loans (NPL) at 1.3% of the total loans gross or the amount of Rp 915 billion on December 31,, which is considerably lower compared to the industry average of about 2.2% at the end of. Demikian juga dengan rasio NPL bersih (Net Non Performing Loan) sebesar 0,8% pada akhir tahun, masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan ketentuan Bank Indonesia sebesar 5,0%. The bank s net NPL was recorded at 0.8% at the end of, which is still far below the benchmark set by Bank Indonesia of 5.0% Financial Review Bank OCBC NISP menjaga kualitas asset dengan baik, yang tercermin dari tingkat kredit bermasalah bruto (Gross Non Performing Loans NPL) sebesar 1,3% dari total kredit bruto atau sebesar Rp 915 miliar pada 31 Desember lebih rendah dibanding dengan rata-rata industri di kisaran 2,2% pada akhir tahun. Business Review % 1.5% 13.1% 21.4% Perdagangan Trading % 13.4% Perdagangan Trading 20.8% % Good Corporate Governance 0.2% 0.5% 0.4% 0.4% Corporate Data

10 448 OCBC NISP Laporan Tahunan NPL Bruto dan NPL Bersih NPL Gross and NPL Net 2.0% 1.3% 1.3% 0.9% 0.9% 0.8% 0.7% 0.6% 0.4% 0.4% NPL Bruto NPL Gross NPL Bersih NPL Net NPL Bruto NPL Gross NPL Bersih NPL Net Bank OCBC NISP telah mengalokasikan penyisihan kerugian kredit yang cukup untuk menutupi potensi kerugian kredit bermasalah, yang tercermin dari rasio penyisihan kerugian penurunan nilai kredit terhadap NPL yang sebesar 156,3% pada akhir tahun, Rasio ini menurun dibanding 269,2% pada akhir tahun, antara lain didorong oleh menurunnya jumlah penyisihan kerugian kredit yang dibentuk seiring dengan perlambatan pertumbuhan kredit. Bank OCBC NISP has allocated adequate allowance for loan losses to cover possible losses from non-performing loans, as reflected in the ratio of loan losses allowance to NPL at 156.3% on December 31,, which was lower compared to 269.2% as of December 31,, which was driven by the decline in total allowance for loan losses formed as the loans growth slowed down. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Allowance for Impairment Loan Losses 269.2% 214.1% 99.3% 156.3% 141.5% 1,429 1,260 1, Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Allowance for Impairment Loan Losses 478 Kredit Bermasalah Non Performing Loan (NPL) 468 Penyisihan Kerugian Kredit terhadap Kredit Bermasalah Loans Loss Coverage

11 OCBC NISP Annual Report 449 Cadangan kerugian kredit pada 31 Desember adalah sebesar Rp 1,4 triliun atau naik sebesar 13,4% dibandingkan Rp 1,3 triliun pada 31 Desember. Kenaikan ini didorong oleh cadangan wajib yang dibentuk seiring dengan pertumbuhan kredit di tahun dan cadangan khusus yang dibentuk untuk kredit bermasalah, agar Bank OCBC NISP tetap mempertahankan kecukupan cadangan kerugian. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Tahun Allowance for Impairment Loan Losses Year 1,260 Saldo Awal Beginning Balance 222 (55) 7 (5) Penyisihan Selama Tahun Berjalan Allowance During the Year Penghapusan Selama Tahun Berjalan Write-offs During The Year *) Ternasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing Includes effect of foreign exchange translation Penerimaan Kembali Pinjaman yang Diberikan yang Telah Dihapusbukukan Bad Debt Recoveries Lain-lain *) Others 1,429 Saldo Akhir Ending Balance Penempatan pada Bank Lain dan Bank Indonesia Total penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember sebesar Rp 3,9 triliun, turun sebesar 23,0% dibandingkan Rp 5,1 triliun pada akhir tahun, terutama didorong oleh kelebihan likuiditas pada tahun yang lebih banyak ditempatkan dalam bentuk efek-efek, yaitu berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI). Komposisi penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing pada akhir tahun adalah masing-masing sebesar Rp 1,4 triliun dan Rp 2,5 triliun atau sebesar 36,2% dan 63,8% dari keseluruhan penempatan di akhir tahun. Dalam hal ini, kontribusi penempatan dalam mata uang asing pada Bank Indonesia pada akhir tahun mencakup 88,0% dari total penempatan. Efek-efek Berdasarkan klasifikasi efek-efek bruto terdiri atas klasifikasi Diperdagangkan, Tersedia untuk dijual (Available for Sale) serta Pinjaman yang diberikan dan piutang masing-masing sebesar Rp 613 miliar, Rp 12,5 triliun dan Rp 120 miliar atau sebesar 4,6%, 94,5% dan 0,9% pada akhir tahun. The allowance for loan losses on December 31, stood at Rp 1.4 trillion, rising by 13.4% from Rp 1.3 trillion as of December 31,. The increase was driven by the general provision formed to correspond with overall loans expansion in and the addition of specific provision for non performing loan in, so that Bank OCBC NISP continues to maintain the adequacy of loan losses allowance. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit Tahun Allowance for Impairment Loan Losses Year 1,022 Saldo Awal Beginning Balance 273 (103) 8 60 Penyisihan Selama Tahun Berjalan Allowance During the Year Penghapusan Selama Tahun Berjalan Write-offs During The Year Penerimaan Kembali Pinjaman yang Diberikan yang Telah Dihapusbukukan Bad Debt Recoveries Lain-lain *) Others 1,260 Saldo Akhir Ending Balance Placements with Other Banks and Bank Indonesia Total placements with other banks and Bank Indonesia on December 31, amounted to Rp 3.9 trillion, lowered by 23.0% compared to Rp 5.1 trillion at the end of, as the Bank placed excess liquidity during in the form of marketable securities, primarily in Bank Indonesia Certificate (SBI) and Bank Indonesia Certificate Deposit (SDBI). Placements with other banks and Bank Indonesia composed of Rupiah and foreign currency denominations at respective amounts of Rp 1.4 trillion and Rp 2.5 trillion, or 36.2% and 63.8% respectively of total placements at the end of. Further, year-end placements denominated in foreign currency in Bank Indonesia contributed of 88.0% of total placements. Marketable Securities Based on classification, gross marketable securities comprise securities for trading and available for sale, as well as loans and receivables respectively in the amounts of Rp 613 billion, Rp 12.5 trillion and Rp 120 billion or approximately 4.6%, 94.5% and 0.9% at the end of. OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance Business Review Financial Review Corporate Data

12 450 OCBC NISP Laporan Tahunan Total efek-efek bruto (termasuk Sertifikat Bank Indonesia/SBI dan Obligasi korporasi) pada akhir tahun sebesar Rp 13,2 triliun, naik sebesar Rp 1,1 triliun atau 8,9% dibandingkan pada akhir tahun, terutama disebabkan peningkatan obligasi korporasi kategori diperdagangkan sebesar Rp 580 miliar, peningkatan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) dan obligasi korporasi kategori tersedia untuk dijual (Available for Sale) masing-masing sebesar Rp 3,5 triliun dan Rp 94 miliar, serta peningkatan pinjaman yang diberikan dan piutang sebesar Rp 46 miliar, yang diimbangi dengan penurunan SBI kategori tersedia untuk dijual (Available for Sale) sebesar Rp 2,7 triliun dan penurunan SBI kategori diperdagangkan sebesar Rp 459 miliar. On December 31,, the total of gross marketable securities (including Bank Indonesia Certificates/SBI and corporate bonds) was Rp 13.2 trillion, increasing by Rp 1.1 trillion or 8.9% compared to the balance at yearend, primarily due to an increase in corporate bonds for trading of Rp 580 billion, an increase in SDBI and corporate bonds available for sale in respective amounts of Rp 3.5 trillion and Rp 94 billion, and growth in loans provided and receivables by Rp 46 billion, which offset by a decline in the amount of SBI categorized as available for sale of Rp 2.7 trillion and also a decrease in SBI for trading by Rp 459 billion. Komposisi efek-efek dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing adalah masing-masing sebesar Rp 12,8 triliun dan Rp 384 miliar atau sebesar 97,1% dan 2,9% dari keseluruhan penempatan di akhir tahun. Seluruh efek-efek yang dimiliki pada akhir tahun dengan tingkat suku bunga tetap. The marketable securities are made up of Rupiah and foreign currency denominations, respectively of the amounts Rp 12.8 trillion and Rp 384 billion or 97.1% and 2.9% of the total placements at the end of. All marketable securities held at the end carried fixed interest rates. Efek-efek Marketable Securities Efek-efek Marketable Securities 13, % 12, % 13,192 12, % 0.9% 0.6% 4.1% 13.0% 7,062 6, % 1.3% 6, % 15.7% 14.5% 82.1% 1.3% 86.4% 21.8% 7,062 6, % 6, % 1.4% 94.5% 95.3% 43.0% 96.7% 82.4% 97.6% 75.8% 84.2% 55.7% 4.6% Sertifikat Bank Indonesia dan Sertifikat Deposito Bank Indonesia Certificates Bank Indonesia and Certificates Deposito of Bank Indonesia Obligasi korporasi Corporate bonds Wesel tagih Export bills Tersedia untuk Dijual Avalaible for Sale Diperdagangkan Trading Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Loans and Receivables Obligasi Pemerintah Government Bonds Obligasi Pemerintah berkontribusi sebesar 4,7% terhadap total aset di tahun, meningkat dibandingkan tahun yang sebesar 4,2%. Pada tahun Obligasi Pemerintah yang dimiliki sebesar Rp 4,8 triliun atau meningkat sebesar 16,7% dibandingkan dengan tahun sebesar Rp 4,1 triliun. Komposisi Obligasi Pemerintah adalah 91,2% dalam Rupiah dan 8,8% dalam mata uang asing. Obligasi Pemerintah terbagi dalam kategori Diperdagangkan sebesar 24,6% dan tersedia untuk dijual sebesar 75,4%. Government bonds accounted for 4.7% of total assets in, greater than its 4.2% contribution in. In, government bonds held amounted to Rp 4.8 trillion or increasing by 16.7% from the of Rp 4.1 trillion. The composition of government bonds was made up of 91.2% in Rupiah and 8.8% in foreign currency, while in terms of category a total of 24.6% was for trading and 75.4% was available for sale.

13 OCBC NISP Annual Report 451 (Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %) Berdasarkan Jenis / By Type Rupiah Mata Uang Asing / Foreign Currency Total % Terhadap total / % of total Rupiah Mata Uang Asing / Foreign Currency Total % Terhadap total / % of total Diperdagangkan/Trading 1, , % % Tersedia Untuk Dijual /Available for Sale 3, , % 2, , % Jumlah/Total 4, , % 3, , % Komposisi %/Composition % 91,2% 8,8% 100.0% 77.0% 23.0% 100.0% Liabilitas Pertumbuhan Aset didukung oleh peningkatan total liabilitas sebesar Rp 4,2 triliun atau 5,0% menjadi Rp 88,2 triliun pada akhir tahun dari Rp 84,0 triliun pada akhir tahun. Peningkatan ini terutama didorong oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 3,9 triliun. Rincian total liabilitas Bank OCBC NISP pada tanggal 31 Desember dan adalah sebagai berikut: Liabilities Loans growth was supported by an increase of total liabilities as much as Rp 4.2 trillion, or up by 5.0% to Rp 88.2 trillion at the end of December from Rp 84.0 trillion on December 31,. The increase was mainly driven by the growth of third-party deposits as much as Rp 3.9 trillion. The following table provides details of the Company s total liabilities as of December 31, and : (Dalam Miliar Rupiah, kecuali %) (In Billion Rupiah, except %) Liabilitas Liabilities Liabilitas segera % % Obligation due immediately Simpanan nasabah 1) 72, % 68, % Deposits from customers 1) Simpanan dari bank lain 3, % 1, % Deposits from other banks Liabilitas derivatif % 1, % Derivative payables Liabilitas akseptasi 2, % 2, % Acceptance payables Utang pajak % % Tax Payables Beban yang masih harus dibayar % % Accrued expenses Pinjaman yang diterima 2, % 2, % Borrowing Efek-efek yang diterbitkan 2, % 3, % Marketable securities issued Liabilitas imbalan kerja % % Employee benefits obligation Liabilitas lain-lain 1, % 1, % Other liabilities Obligasi subordinasi % % Subordinated bonds Total 88, % 84, % Total 1) Simpanan nasabah terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka 1) Deposits from Customers consists of current accounts, saving accounts and time deposits OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance Business Review Financial Review Corporate Data

14 452 OCBC NISP Laporan Tahunan Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) Third Party Funds 60.0% 56.3% 49.6% 38.9% 34.7% 68,937 72,805 60, % 47, % 50.4% 39, % 43.7% 15.7% 30.5% 38.4% 15.4% 37.2% Giro Current Accounts Tabungan Saving Accounts 23.2% 19.1% 21.6% 19.1% Deposito Time Deposits 19.3% (Giro + Tabungan)/DPK (Current Accounts + Saving Accounts)/Third Party Funds Dana Pihak Ketiga Third-Party Deposits Dana pihak ketiga pada akhir tahun mencapai Rp 72,8 triliun, meningkat sebesar 5,6% dibandingkan Rp 68,9 triliun pada akhir tahun. Komposisi dana pihak ketiga terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka masing-masing mencakup 19,3%, 15,4% dan 65,3% dari total dana pihak ketiga di akhir tahun. On December 31,, the Bank recorded third-party deposits of Rp 72.8 trillion, increasing by 5.6% compared to Rp 68.9 trillion at the end of. Third-party deposits consist of current accounts, saving accounts and time deposits in respective of 19.3%, 15.4% and 65.3% of the total third-party deposits at the end of. Kenaikan produk deposito berjangka sebesar 12,9% menjadi Rp 47,5 triliun pada akhir tahun, juga diikuti dengan pertumbuhan tabungan sebesar Rp 411 miliar pada akhir tahun atau meningkat sebesar 3,8% dibandingkan dengan akhir tahun. Namun, untuk giro mengalami penurunan sebesar Rp 2,0 triliun pada akhir tahun atau sebesar 12,3% dibanding tahun sebelumnya. Turunnya jumlah giro terutama disebabkan beberapa nasabah besar memindahkan sebagian dana untuk membiayai aktivitas operasional mereka. A time deposit increase of 12.9% to generate a balance of Rp 47.5 trillion at the end of was also accompanied by the growth in saving accounts of Rp 411 billion at the end of or increasing by 3.8% compared to the year-end total in. However, the amount of current accounts dropped by Rp 2.0 trillion at the end of, or declining by 12.3%, mainly due to some main customers shifting funds for use in their operational activities. Kenaikan deposito berjangka yang lebih tinggi di tahun mengakibatkan rasio komposisi giro dan tabungan turun menjadi 34,7% di akhir tahun dibanding 38,9% di akhir tahun. Hal ini antara lain disebabkan oleh perbedaan yang cukup besar antara suku bunga deposito berjangka dengan suku bunga tabungan. With a higher growth of time deposits has affected the composition in ratio of current account and saving account, which decreased to 34.7% at the end of, compared to 38.9% in. This is partly due to the considerable difference between the interest rate offered in time deposit and the interest rate of savings.

15 OCBC NISP Annual Report 453 Komposisi Dana Pihak Ketiga dalam Denominasi Rupiah dan Mata Uang Asing Third Party Deposits Composition by Currency 32.5% 67.5% Mata Uang Rupiah Mata Uang Asing Komposisi dana pihak ketiga dalam denominasi Rupiah dan mata uang asing masing-masing sebesar 67,5% dan 32,5% di akhir tahun. Dana pihak ketiga dalam denominasi Rupiah sebesar Rp 49,2 triliun pada akhir tahun atau meningkat sebesar 2,1% dibandingkan dengan akhir tahun. Dana pihak ketiga dalam denominasi mata uang asing sebesar ekuivalen Rp 23,6 triliun atau meningkat sebesar 13,7% dibandingkan dengan tahun. Komposisi Dana Pihak Ketiga berdasarkan Distribusi Wilayah Third Party Deposits by Region 2.6% 1.4% 10.3% 85.7% Jawa dan Bali Rupiah Currency Foreign Currency : Rp 72,805 miliar/billion : Rp 68,937 miliar/billion Sumatra Kalimantan Sulawesi dan Lainnya Berdasarkan distribusi wilayah, kontribusi terbesar adalah wilayah Jawa dan Bali sebesar 85,7% dari total Dana Pihak Ketiga pada akhir tahun atau sebesar Rp 62,4 triliun, meningkat sebesar 4,2% dari akhir tahun. Wilayah Sumatra memberikan kontribusi sebesar 10,3% dari total Dana Pihak Ketiga di akhir tahun atau sebesar Rp 7,5 triliun, meningkat sebesar 16,2% dari akhir tahun. Disusul wilayah Kalimantan sebesar 2,6% dari total Dana Pihak Ketiga di akhir tahun atau sebesar Rp 1,9 triliun, meningkat sebesar 2,7% dari akhir tahun, serta wilayah Sulawesi dan lainnya sebesar 1,4% dari total Dana Pihak Ketiga di akhir tahun atau sebesar Rp 993 miliar, meningkat sebesar 30,2% dari akhir tahun. Java and Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi and Others : Rp 72,805 miliar/billion : Rp 68,937 miliar/billion 30.2% 2.6% 1.1% 9.4% 86.9% 69.8% The composition of third-party deposits in Rupiah and foreign currency denominations was 67.5% and 32.5% at the end of. Third-party deposits in Rupiah amounted to Rp 49.2 trillion at the end of or increasing 2.1% from the balance recorded at the end of. Thirdparty deposits in foreign currency denomination had equivalent total of Rp 23.6 trillion, growing by 13.7% from the year-end. Based on the distribution by region, the largest contribution came from Java and Bali of 85.7% of the total third-party deposits, or Rp 62.4 trillion, increased by 4.2% from the amount recorded on December 31,. Meanwhile, Sumatera provided a contribution of 10.3% to the total third-party deposits for year-end, or the amount of Rp 7.5 trillion with an increase of 16.2% from the balance on December 31,. Furthermore, Kalimantan accounted for 2.6% of the total third-party deposits at the end of or Rp 1.9 trillion, increasing 2.7% from the total as of December 31,, whereas Sulawesi and other regions of 1.4% to total third-party deposits at the end of, with Rp 993 billion and posting growth of 30.2% from end of. OCBC NISP in Brief From Management Good Corporate Governance Business Review Financial Review Corporate Data