STUDI PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING"

Transkripsi

1 ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DI KELAS VIII SMPN 5 KOTA JAMBI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JUNI, 2014 Dwi Lestari : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

2 STUDI PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DI KELAS VIII SMPN 5 KOTA JAMBI Oleh : Dwi Lestari (Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Univesitas Jambi) Dosen Pembimbing I: Drs. H. Zaimi Effendi, M.Pd Dosen Pembimbing II: Drs.Sufri, M. Si ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran problem based learning dan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 5 Kota Jambi kelas VIII semester genap tahun ajaran 2013/2014. Sampel yang diteliti sebanyak 60 siswa yang terdiri dari 30 siswa kelas eksperimen dan 30 siswa kelas kontrol. Instrument berbentuk soal uraian sebanyak tujuh soal. Instrument diuji dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas diuji dengan rumus korelasi product momen dan di dapat tujuh soal valid. Uji reliabilitas diuji dengan rumus Alpha Cronbach di dapat r hitung = 0,743 > 0,349 dengan n = 32 maka dinyatakan soal reliabel. Uji normalitas menggunakan uji liliefors. Untuk kelas eksperimen di dapat L Hitung = 0,128 < 0,161 sedangkan kelas kontrol didapat L Hitung = 0,1266< 0,161, maka dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berdistribusi normal. Uji homogenitas diuji dengan Uji Fisher diperoleh F hitung < F tabel = ( 1,31 < 1,8583) dapat disimpulkan kedua sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen didapat 72,77 dan rata-rata hasil belajar kelas kontrol didapat 69,23. Pengujian hipotesis dihitung dengan menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi = 0,05 atau tingkat kepercayaan 95% didapat t hitung = 2,7018 dan t tabel = 1,6723 = t hitung > t tabel. Maka hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran problem based learning dan model pembelajaran konvensional. Kata Kunci :Hasil Belajar, Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Model Pembelajaran Konvensional Dwi Lestari : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 2

3 STUDI PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DI KELAS VIII SMPN 5 KOTA JAMBI Oleh : Dwi Lestari (Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Univesitas Jambi) Dosen Pembimbing I: Drs. H. Zaimi Effendi, M.Pd Dosen Pembimbing II: Drs.Sufri, M. Si PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu Negara. Masyarakat yang cerdas akan memberikan nuansa yang cerdas pula dan secara progresif akan membentuk kemandirian dan kreativitas. Sebagaimana tercantum di salam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, tentang sistem pendidikan nasional yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memuliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Sekolah sebagai lembaga Pendidikan formal merupakan tempat yang sangat strategis untuk meningkatkan sumber daya manusia, sehingga pendidikan formal diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan sumber daya manusia melalui mata pelajaran yang di ajarkan. Model pembelajaran yang tepat akan membantu meningkatkan hasil belajara siswa, terlebih lagi dengan mata pelajaran yang kurang diminati siswa yaitu matematika. Pembelajaran matematika selama ini masih dianggap sebagai pembelajaran yang sulit. Padahal, matematika merupakan hal yang begitu nikmat untuk diselami lebih dalam. Karena itulah, peran guru sangat penting dalam memberikan nuansa ceria, riang dan menggembirakan pada saat pembelajaran itu berlangsung, (Sastrawati : 2011). Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih banyak di bandingkan pelajaran lain. Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SMA dan bahkan perguruan tinggi. Dengan kegiatan di dalam kelas yang membuat siswa lebih aktif dan mendominasi maka daya tangkap siswa terhadap pelajaran matematika lebih besar dan memungkinkan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru Matematika kelas VIII SMP Negeri 5 Kota Jambi diperoleh informasi bahwa pada proses pembelajaran matematika cenderung masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang lebih berpusat pada guru dan masih sering menggunakan metode ceramah dalam pelaksanaan pembelajaran.padahal, Terlalu dominannya peran guru di sekolah sebagai penyebar ilmu atau sumber ilmu Dwi Lestari : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 3

4 sehingga siswa dianggap sabagai wadah yang akan diisi ilmu oleh guru. Semua itu akhirnya bermuara pada rendahnya hasil belajar Siswa, (Sastrawati:2011) Berdasarkan informasi yang penulis dapati dari Guru Bidang Studi terkait dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII pada Ujian Semester Ganjil terlihat dari rata-rata nilai matematika dan persentase ketuntasan hasil belajar matematika siswa pada tabel 1.1 berikut: Kelas Nilai Siswa dalam % Belum Tuntas <70 Tuntas 70 VIII C 78,125 % 21,875 % VIIID 43,33 % 56,67 % VIIIE 56,25 % 43,75% VIIIF 73,33 % 26,67 % VIII G 66,67 % 33,33 % VIII H 55,88 % 44,12 % VIII 1 60 % 40 % Sumber: Guru Bidang Studi Matematika SMP Negeri 5 Kota Jambi Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika diketahui Standar Ketuntasan Minimal untuk mata Pelajaran matematika di sekolah ini yaitu 70 dan syarat ketuntasan kelas adalah 75% siswa yang tuntas mencapai SKM. Dari tabel 1.1 diatas dapat terlihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas VIII masih dibawah SKM dan memiliki persentase ketuntasan yang sangat rendah jauh dari syarat ketuntasan kelas. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran matematika masih perlu diperbaiki, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sehingga hasil belajar matematika siswa ikut meningkat. Jika pembelajaran matematika dapat dirancang dengan model pembelajran yang baik maka akan menghasilkan suasana menyenangkan pada siswa untuk belajara, dan merekapun akan semangat untuk mempelajarinya. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan keaktifan siswa adalah model pembelajaran problem based learning. Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik yang belajar memecahkan masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat memperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan. Peserta didik belajar secara aktif dengan sajian materi yang relevan dengan keadaan sebenernya yang sering disebut student centered. Dalam materi implementasi kurikulum 2013 di jelaskan bahwa penggunaan model pembelajaran problem based learning pada pelaksanaan pembelajaran menjadi salah satu model pembelajaran yang bisa di terapkan. Kurikulum 2013 mengajak kita semua untuk semangat dan optimis akan meraih pendidikan yang lebih baik. Model PembelajaranProblem Based Learningmembuat perubahan dalam proses pembelajaran khususnya dalam segi peranan guru. Guru tidak hanya berdiri di depan kelas dan berperan sebagai pemandu siswa dalam menyelesaikan permasalahan, memfasilitasi diskusi dan membantu siswa untuk lebih sadar akan proses pembelajaran. Dengan memperhatikan beberapa hal tersebut di atas, maka menjadi perhatian peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Studi Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Model Pembelajaran Konvensional di Kelas VIII SMP Negeri 5 Kota Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning dan model pembelajaran konvensional di kelas VIII SMP Negeri 5 Kota Jambi Dwi Lestari : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 4

5 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Penelitian diadakan di SMP N5 Kota Jambi yang merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan post-test only control group design dimana kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran problem based learning dan kelompok kontrol diberikan perlakuan model pembelajaran konvensional. Populasi penelitian ini siswa kelas VIII SMP tahun ajaran 2013/2014, penentuan sampel dilakukan dengan teknik simpel random sampling. Data penelitian dikumpulkan menggunakan tes hasil belajar matematika setelah diberikan perlakuan pada masing-masing kelas sampel. Rancangan penelitian penelitian ini meliputi tiga tahap; 1) tahap awal penelitian; 2) tahap persiapan peneltian; 3) tahap akhir penelitian. Tahap awal penelitian, dilakukan kegiatan antara lain : menentukan kelas yang akan dijadikan sampel, menentukan jadwal penelitian, membuat RPP untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, menyusun instrumen penelitian, melakukan uji validitas, uji reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran terhadap instrumen penelitian yang akan digunakan. Peneliti memberikan arahan dan petunjuk teknis pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran problem based learning dan model pembelajaran konvensional. Peneliti menyusun agenda pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan, 5 kali pertemuan untuk membahas materi pelajaran dan 1 kali pertemuan untuk tes hasil belajar matematika. Satu kali pertemuan yang dimaksud adalah 2 sampai 3 jam pelajaran. Satu jam pelajaran berlangsung selama 40 menit. Tahap pelaksanaan penelitian dilaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran problem based learning pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk kelompok kontrol. Tahap akhir penelitian dilakukan analisis terhadap data hasil belajar matematika siswa. Sebelum dianalisis akan diadakan uji prasyarat yaitu uji normalitas, yaitu uji Liliefors dan uji homogenitas varians, yaitu menggunakan Uji F untuk memastikan bahwa data telah memenuhi syarat untuk melakukan pengujian hipotesis. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji-t (Sudjana, 2005:238). Uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan adalah uji dua pihak. Sedangkan hipotesis secara statistik dirumuskan sebagai berikut: H 0 : H 1 : Keterangan: : rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen (menggunakan model problem Based Learning) : rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol (menggunakan model pembelajaran konvensional) Ho: H 1 : rata-rata hasil belajar matematika siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning sama dengan rata-rata hasil belajar matematika yang menggunakan model pembelajaran konvensional rata-rata hasil belajar matematika siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning tidak sama dengan ratarata hasil belajar matematika yang menggunakan model pembelajaran konvensional Dwi Lestari : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 5

6 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada 2 kelas sampel. Deskripsinya adalah kelas VIII D sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII F sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan setelah terlebih dahulu dilakukan uji normalitas, homogenitas variansi dan uji kesamaan rata-rata terhadap seluruh populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Kota Jambi. Setelah diketahui populasi berdistribusi normal, variansinya homogeny dan memiliki rata-rata populasi sama dan langkah selanjutnya adalah menentukan kelas sampel. Kelas sampel tersebut terdiri atas kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dilakukan dengan tekhnik kombinasi dari 7 kelas disusun menjadi (VIII C, VIII D) (VIII C, VIII E) (VIII C, VIII F) (VIII C, VIII G) (VIII C, VIII H) (VIII C, VIII I), (VIII D, VIII E) (VIII D, VIII F) (VIII D, VIII G) (VIII D, VIII H) (VIII D, VIII I) (VIII E, VIII F), (VIII E, VIII G) (VIII E, VIII H) (VIII E, VIII I) (VIII F, VIII G) (VIII F, VIII H) (VIII F, VIII I), (VIII G, VIII H) (VIII G, VIII I) (VIII H, VIII I). Dari pengambilan secara acak terhadap 21 kelompok sampel tersebut diperoleh satu kelompok sampel yaitu (VIII D, VIII F). Kemudian dilakukan kembali pengambilan secara acak. Nama kelas yang terambil pertama sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VIII D dan terambil kedua sebagai kelas kontrol yaitu kelas VIII F. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen ini peneliti membagi siswa ke dalam kelompok. Pembagian kelompok di lihat berdasarkan nilai matematika yang di peroleh siswa dalam ujian semester ganjil untuk mengelompokkan siswa secara heterogen. Membentuk kelompok berdasarkan nilai ujian semester ini dilakukan agar dapat terhindar dari terbentuknya kelompok yang hanya terdiri dari siswa yang lebih pandai saja. Dengan kemampuan heterogen pada masing-masing kelompok, diharapkan kerjasama antar siswa dapat berjalan dengan baik dan lancar. Pada akhir penelitian, untuk mengetahui hasil belajar siswa maka masing-masing kelas sampel di beri tes akhir (post-test) yang terdiri dari 7 soal. Soal-soal yang peneliti gunakan pada posttest ini sebelumnya di ujicobakan di luar kelas sampel. Setelah diperoleh data hasil uji coba, maka ditentukan validitas dari soal-soal ujicoba post tes yang hasilnya dapat dilihat pada tabel Tabel Analisis Validitas Butir-butir Hasil Uji Coba Post-test Harga r xy Kriteria Nomor soal pengukuran 0,736 Validitas tinggi 1 0,636 Validitas tinggi 2 0,664 Validitas tinggi 3 0,534 Validitas cukup 4 0,710 Validitas tinggi 5 0,597 Validitas cukup 6 0,660 Validitas tinggi 7 Tabel Analisis indeks kesukaran Hasil Uji Coba Post-test Harga P Kriteria Pengukuran Nomor Soal 0,59 Sedang (diterima) 1 0,54 Sedang (diterima) 2 0,36 Sedang (diterima) 3 0,79 Mudah (diterima) 4 0,37 Sedang (diterima) 5 0,31 Sedang (diterima) 6 0,24 Sukar (direvisi) 7 Tabel Analisis Daya Beda Hasil Uji Coba Posttest Harga D Kriteria Pengukuran Nomor Soal 0,24 Cukup (diterima) 1 0,23 Cukup (diterima) 2 0,23 Cukup (diterima) 3 0,30 Cukup (diterima) 4 0,33 Cukup (diterima) 5 0,12 Jelek (direvisi) 6 0,24 Cukup (diterima) 7 Dwi Lestari : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 6

7 Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach di peroleh r 11 = 0,743. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas tes hasil belajar yang dijadikan instrument dalam penelitian tinggi. Post-test diberikan kepada kedua kelas sampel. Setelah diperoleh data hasil post-test selanjutnya data tersebut dianalisis. Perhitungan rata-rata dan simpangan baku masing-masing kelas sampel seperti table berikut: Tabel 4.4 Rata-rata dan simpangan baku hasil post-test Kelas Jumlah peserta tes Ratarata Simpangan Baku Eksperimen 30 72,77 5,393 Kontrol 30 69,23 4,710 Uji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors Berdasarkan Uji Liliefors pada lampiran.. diperoleh hasil seperti terlihat pada table 4.5 berikut: Kelas Jumlah peserta tes L o Lt Ket Eksperimen 30 0,128 0,161 Normal Kontrol 30 0,126 0,161 Normal Dari table di atas terlihat bahwa Lo < L tabel. Berdasarkan hal tersebut maka disimpulkan bahwa kedua kelas sampel berdistribusi normal. Uji homogenitas dengan menggunakan uji F Uji statistik yang digunakan adalah uji F. Diperoleh F hitung = 1,31 dan F table = 1,867, dapat dilihat bahwa F hitung < F tabel. Sehingga dapat disimpulkan data kedua kelas tersebut homogen. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Setelah didapat hasil belajar pada kelompok sampel normal dan homogeny pada taraf kepercayaan 95%, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Dari hasil perhitungan diperoleh: t hitung = 2,7018 dan t tabel = 2,664 dengan dk = 58 dan = 0,05, jadi t hitung > t tabel berarti hipotesis pertama ditolak sehingga didapat kesimpulan bahwa hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran problem based learning berbeda dari hasil belajar matematika siswa kelas kontrol. Pembahasan Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 5 Kota Jambi pada materi keliling dan luas lingkaran. Dalam penelitian ini terdapat satu kelas eksperimen (kelas VIII D) yang di ajar dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning dan satu kelas kontrol (VIII F) yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama 34 hari dengan intensitas pertemuan sebanyak enam kali di kelas eksperimen dan enam kali di kelas kontrol. Kedua kelas sampel diajar dengan materi yang sama tetapi berbeda pada penggunaan model pembelajaran yang diterapkan. Pada akhir penelitian kedua kelas sama-sama diberikan post-test untuk melihat hasil yang dicapai setelah pemberian perlakuan. Berdasarkan post-test yang telah dilaksanakan terlihat bahwa kedua kelas menunjukkan hasil yang berbeda. Pada kelas eksperimen terlihatt nilai rata-rata hasil belajar yang telah di capai sebesar 72,77 dan pada kelas kontrol terlihat nilai rata-rata hasil belajar sebesar 69,23. Dari hasil yang didapat maka terlihat bahwa hasil belajar yang dicapai memiliki perbedaan. Kelas VIII D merupakan kelas sampel yang dijadikan sebagai kelas ekperimen dengan diterapkan model pembelajaran problem based learning dan kelas VIII F merupakan kelas sampel yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Dwi Lestari : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 7

8 Berdasarkan hasil perhitungan didapat kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata lebih besar dari kelas kontrol. Hal ini terjadi karena beberapa faktor yang menjadi penyebab, diantaranya pada kelas ekperimen siswa yang diajarkan terlihat lebih aktif dan berperan besar dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaan nya model pembelajaran problem based learning diawali dengan pemberian rangsangan berpikir terlebih dahulu sebelum melaksanakan pembelajaran terkait dengan materi yang akan dipelajari dan masalah yang diberikan berkaitan dengan kehidupan siswa, dengan demikian siswa tidak terlalu mengalami kesulitan untuk mengimajinasikan masalah yang diberikan. Kemudian hal tersebut dapat memancing rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang diberikan. Dalam Kemendikbud tahun 2013 dijelaskan pula bahwa model pembelajaran problem based learning merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan kurikulum Kemudian dijelaskan pula bahwa dalam pelaksanaan model pembelajaran problem based learning siswa diberikan rangsangan berpikir berupa masalahmasalah yang kemudian dilakukan penyelesaian oleh peserta didik. Hal tersebut diharapkan mampu menambah keterampilan peserta didik sehingga pada akhirnya memacu semangat siswa dalam belajar. Pada pelaksanaan model pembelajaran problem based learning melalui lima fase pembelajaran diantaranya: Fase 1 mengorientasikan siswa pada masalah, fase 2 mengorganisasikan siswa untuk belajar, fase 3 membimbing penyelidikan individu dan kelompok, fase 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya, kemudian fase 5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada fase 1 yaitu mengorientasikan siswa pada masalah. Dalam kegiatan ini guru memulai pembelajaran dengan memberikan salam pembuka, mengingatkan siswa pada materi pelajaran yang lalu, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran dan pada pertemuan awal guru memberikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang akan dijalani. Pada kegiatan ini guru mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sesuai dengan materi yang diajarkan yaitu keliling dan luas lingkaran. Selain itu guru juga meminta siswa untuk mempelajari masalah tersebut dan menyelesaikannya secara berkelompok. Dalam pelaksanaan nya yang di jalani oleh peneliti bahwa itulah yang terjadi, pada pertemuan awal disaat penulis memberikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang akan dijalani siswa terlihat masih bingung, ditandai dengan banyak sekali siswa yang bertanya tentang model pembelajaran problem based learning karena model pembelajaran ini pertama kali diterapkan dikelas mereka. Namun, hal tersebut ditanggapi dengan baik oleh peneliti mengingat agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Pada fase 2 yaitu mengorganisasikan siswa untuk belajar. Dalam tahap ini, siswa sudah duduk di dalam kelompoknya masing-masing. Dalam pembagian kelompok peneliti menggunakan prinsip pembelajaran kooperatif dimana kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang baik kemudian adanya tutor sebaya. Pembagian kelompok peneliti lakukan sebelum pembelajaran dimulai. Hal ini bertujuan agar tidak memancing kegaduhan siswa dalam membentuk kelompok, selain itu hal ini bertujuan agar tidak banyak waktu yang terbuang dikarenakan harus membentuk kelompok terlebih dahulu ketika telah masuk ke dalam waktu pembelajaran. Dalam tahap ini peneliti menyampaikan kepada siswa untuk memahami permasalahan yang ada pada lembar kerja Dwi Lestari : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 8

9 dan menanyakan hal-hal yang sekiranya kurang dimengerti oleh siswa terhadap permasalahan yang ada di dalam lembar kerja. Pada fase 3 yaitu membantu penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini siswa melakukan penyelidikan secara bebas bersama teman-teman dalam kelompoknya. Peneliti memberikan dorongan kepada siswa untuk mengumpulkan data-data terkait dengan pemecahan masalah yang ada di lembar kerja. Seperti misalnya, peneliti mengajukan pertanyaan terkait dengan masalah yang ada dilembar kerja diantaranya apa yang diketahui dari masalah tersebut, apa yang ditanya dalam masalah tersebut, kemudian variabel apa yang digunakan, kemudian coba substitusikan kedalam petunjuk ataupun rumus yang digunakan. Dalam pelaksanaan nya masing-masing kelompok sibuk dengan masalah pada lembar kerja yang mereka hadapi. Peneliti memantau setiap kelompok untuk melihat sejauh mana hasil yang mereka dapatkan. Dalam tahap ini peneliti menyampaikan kepada setiap kelompok bahwa permasalahan pada lembar kerja yang telah mereka selesaikan merupakan tanggung jawab pada masing-masing individu. Mereka menyelesaikan secara berkelompok tetapi masing-masing individu bertanggung jawab untuk bisa mengerti dan memahami. Sesaat kemudian suasana hening, tampak pada setiap kelompok sibuk dengan pekerjaan mereka. Dalam setiap kelompok terlihat beberapa siswa yang aktif menjelaskan langkah pengerjaan dan penyelesaian masalah kepada anggota kelompok. Disini terlihat bahwa tanpa disengaja mereka telah menjadi tutor sebaya untuk teman-teman dalam kelompoknya. Tetapi kebanyakan setiap siswa aktif berdiskusi dalam kelompoknya dan terkadang terlihat adanya perdebatan kecil terkait dengan rumus yang akan digunakan. Dalam tahap ini juga peneliti memberikan semangat kepada setiap kelompok untuk menyajikan hasil yang terbaik dan memuaskan kemudian setiap kelompok berhak untuk menjadi kelompok yang terbaik sesuai dengan usaha yang mereka upayakan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dalam lembar tugas. Sehingga, dengan hal tersebut memacu peserta didik untuk memaksimalkan pekerjaan kelompok mereka. Fase 4 yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap ini adalah penyajian dari hasil pekerjaan kelompok yang telah siswa kerjakan. Dalam penyajian hasil kerja kelompok, peneliti menunjuk salah satu kelompok untuk menyajikan hasil kerja mereka. Pada saat peneliti menanyakan kelompok mana yang akan maju ke depan, semua kelompok mengacungkan tangan sambil terdengar riuh gaduh suara dari mereka, semua kelompok berharap kelompok merekalah yang ditunjuk. Setiap kelompok berebut sambil mengacungkan tangan agar kelompok mereka yang terpilih. Namun peneliti harus menunjuk salah satu dari mereka. Akhirnya majulah salah satu perwakilan kelompok untuk menuliskan hasil yang telah mereka dapatkan. Sembari menunggu salah satu siswa mengerjakan di papan tulis, peneliti mengingatkan pada sietiap kelompok untuk membuat salinan rapi dari hasil kerja kelompok mereka. Fase 5 yaitu analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap ini peneliti membantu siswa untuk menganalisis dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah yang telah dikerjakan. Dalam tahap inilah peneliti memancing siswa untuk memberikan tanggapan terkait dengan hasil kerja yang telah ditulis perwakilan kelompok di papan tulis. Pada mulanya siswa bertingkah biasa saja, namun kemudian pada titik-titik tertentu ketika menemukan kesalahan terhadap hasil kerja temannya mereka langsung menanggapi bahkan ada beberapa siswa yang menawarkan diri untuk membenarkan. Terlihat sekali setiap Dwi Lestari : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 9

10 siswa ingin terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini di tanggapi secara baik oleh penulis. Kemudian setelah selesai peneliti memberikan umpan balik berupa pemberian kesimpulan, tetapi sebelum peneliti memberikan umpan balik peneliti mempersilahkan kepada siswa untuk memberikan kesimpulan ataupun memberikan tanggapan terhadap materi yang telah mereka pelajari. Selanjutnya, peneliti bertindak untuk meluruskan apabila kesimpulan akhir yang disampaikan sedikit kurang lengkap. Kemudian peneliti memberikan tugas rumah terkait dengan materi yang telah mereka pelajari dan memerintahkan untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya. Selanjutnya pembelajaran diakhiri dengan do a. Itulah hal-hal yang di alami peneliti selama melaksanakan penelitian di kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran problem based learning. Kesulitan yang dihadapi ketika mengajar biasanya mengendalikan suara gaduh ataupun siswa yang ribut dan biasanya itu mereka lakukan untuk mencari perhatian. Pada tahap mengajar di kelas kontroll peneliti merasakan suasana yang berbeda dari kelas eksperimen. Hal ini disebabkan cara belajar dan model pembelajaran yang diterapkan sudah berbeda. Pada kelas kontrol pembelajaran didominasi oleh peran guru, peneliti melaksanakan sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran konvensional. Pada awal pembelajaran peneliti membuka pembelajaran dengan do a, kemudian mendeskripsikan tentang topik pembelajaran yang akan dipelajari dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada tahap selanjutnya peneliti memaparkan materi pelajaran didepan kelas mulai dari konsep hingga ke contoh soal beserta penyelesaiannya. Terlihat sekali siswa hanya duduk diam dan bahkan terkadang tidak peduli dengan apa yang disampaikan oleh peneliti. Disela pembelajaran berlangsung peneliti mencoba untuk memberikan pertanyaan terkait dengan materi, siswa hanya mendengarkan saja dan jarang sekali menanggapi apa yang ditanyakan oleh peneliti. Bahkan hal tersebut sama saja ketika peneliti mempersilahkan siswa untuk bertanya. Selanjutnya, dikarenakan siswa hanya diam dan mengangguk-ngangguk saja ketika di tanya, peneliti merasa jenuh dengan kondisi siswa yang pasif. Dalam hal ini disadari oleh peneliti bahwa siswa pun merasa bosan jika pembelajaran berlangsung dengan suasana yang sama seperti biasanya. Kemudian peneliti memberkan latihan soal kepada siswa, mencoba melihat hasil kerja siswa. Ketika peneliti melihat hasil kerja banyak sekali siswa yang asal-asalan dalam menyelesaikan tugas. Terlihat ketika di kelas siswa tidak aktif bertanya dengan peneliti dan teman-temannya. Suasana seperti ini penulis alami selama mengajar dikelas kontrol. Kesulitan yang sering peneliti alami ketika di kelas kontrol diantaranya, suara gaduh dari iswa yang terkadang sulit dikendalikan, sikap pasif siswa dalam belajar, jug sikap kurang peduli dengan teman. Melihat kondisi seperti ini memang perlu diadakan perubahan dari segi peranan guru dalam belajar, guru harus mencoba memberikan suasana baru dalam belajar sehingga siswa tidak merasa bosan dan malas untuk belajar. Dalam pelaksanaan nya pula penulis didampingi oleh guru bidang studi matematika baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Dalam hal ini pula penulis mengharapkan ketika pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen guru bidang studi dapat melihat proses jalan nya pembelajaran dengan model pembelajaran problem based learning sehingga dapat diaplikasikan pada pembelajaran selanjutnya, karena ketika kurikulum 2013 telah diaplikasikan pembelajaran tak lagi sepenuhnya berpusat pada guru dan model pembelajaran problem based learning ini Dwi Lestari : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 10

11 merupakan salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan untuk diterapkan dalam pembelajaran. Selain itu penulis juga melakukan analisis penelitian terhadap ketuntasan hasil postes siswa pada kelas-kelas sampel. Berikut ini adalah table persentase ketuntasan hasil post-test siswa pada kelas ekperimen dan kelas control. Table Persentase ketuntasan hasil post-test siswa kelas sampel Kelas Nilai siswa dalam % Belum tuntas Tuntas Eksperimen 23,38 % 76,67% Kontrol 40 % 60 % Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa kelas memiliki ketuntasan hasil belajar tertinggi adalah kelas eksperimen sedangkan kelas kontrol memiliki ketuntasan belajar yang lebih rendah dari kelas eksperimen. Demikianlah pembahasan hasil penelitian yang telah penulis laksanakan. Berdasarkan hal-hal di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran problem based learning berbeda dengan hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan keliling dan luas lingkaran kelas VIII SMP Negeri 5 Kota Jambi. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Matematika kelas VIII SMP Negeri 5 Kota Jambi dengan rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning adalah 72,77 dan rata-rata hasil belajar kelompok siswa menggunakan model pembelajaran konvensional adalah 69,23. Saran 1) Sejalan dengan akan di terapkannya kurikulum 2013 Guru diharapkan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dalam proses pembelajaran matematika di sekolah. Karena Model Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa, sehingga hasil belajar yang diperoleh menjadi lebih baik dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan salah satu Model Pembelajaran yang menjadi salah satu pilihan Model Pembelajaran yang sesuai dapat diterapkan dalam implementasi kurikulum ) Peneliti hanya melakukan penelitian pada satu pokok bahasan, peneliti berharap kepada peneliti selanjutnya jika ingin melakukan penelitian dilakukan pada pokok bahasan lainnya dan dapat membandingkan dengan model pembelajaran lain. 3) Peneliti hanya melakukan penelitian terhadap hasil belajar ranah kognitif saja, peneliti berharap kepada peneliti selanjutnya dapat melaksanakan penelitian tidak hanya melihat hasil belajar ranah kognitif saja, tetapi juga melihat hasil belajar dalam ranah afektif dan ranah psikomotorik. DAFTAR RUJUKAN Djamarah Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta Dwi Lestari : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 11

12 Hamzah B. Uno Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang kreatif dan efektif. Jakarta: Bumi Aksara /model-pembelajaran-konvensional.html. Diakses 12 September Diakses 15 Februari 2014 Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, April diakses tanggal 30 September http// kan.html. Ngalimun Strategi Dan Model Pembelajaran. Jogjakarta : Aswaja Ni Made Suci. Diakses tanggal 22 Oktober Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Dan Hasil Belajar. http// kan.html. Purwanto Evaluasi Hasil Belajar. Jogjakarta: Pustaka Belajar Rizema Putra. Sitiatava Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: Diva Press Jambi. Volume 1 Tahun 2011 ISSN X Sigit Pembelajaran Berbasis Riset. Jakarta:@kademia Sudjana Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan, Kualitatif, Kuantitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta Sukino Matematika untuk SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga Surapranata, S Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Jambi: FKIP Universitas Jambi Widiada, Made Candiasa, Nyoman Natajaya. Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. E- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 4 Tahun Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Satrawati. E. Muhammad Rusdi, Syamsurizal. Problem Based Learning, Strategi Metakognisi dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Journal Tekno Pedagogi Universitas Negeri Dwi Lestari : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 12

ARTIKEL ILMIAH OLEH NURUL QADRIATI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER, 2014

ARTIKEL ILMIAH OLEH NURUL QADRIATI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER, 2014 ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DAN MODEL PEMBELAJARAN SYNECTICS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI GARIS SINGGUNG

Lebih terperinci

Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0

Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0 Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0 STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada 2 kelas sampel. Deskripsinya adalah kelas VIII

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada 2 kelas sampel. Deskripsinya adalah kelas VIII BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Data Sampel Penelitian ini dilakukan pada 2 kelas sampel. Deskripsinya adalah kelas VIII D sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII F sebagai

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER ARTIKEL ILMIAH PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DI KELAS VIII SMPN 3 SUNGAI PENUH Oleh: Ayu Puspa Reza

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1 Kampar

Lebih terperinci

A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS,

A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII YANG MENGIKUTI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI LINGKARAN DI SMP NEGERI 2 BETARA TANJUNG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode eksperimen yang berdesain posttest-only control design, karena tujuan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas VIII semester

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas VIII semester III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 01/013 Kelas VIII semester genap sebanyak 10 siswa yang terdistribusi dalam enam kelas, yaitu VIIIA-VIIIF dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif yang merupakan metode eksperimen berdesain posttest-only control design, karena tujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6-30 September 2013 tahun ajaran 2013/2014 semester ganjil dan dilakukan di kelas VIII SMP Tri Bhakti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tahap Persiapan a. Validasi instrumen penelitian Sebelum diadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan proses validasi untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

Kata Kunci :Outdoor Learning, Resitasi, Integrasi, Hasil Belajar Siswa

Kata Kunci :Outdoor Learning, Resitasi, Integrasi, Hasil Belajar Siswa PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR LARNING DIINTEGRASI DENGAN METODE PEMBELAJARAN RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 BINTAUNA (Pada Mata Pelajaran Geografi Materi Lingkungan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM PYTHAGORAS; Vol. 3(2):40-45 ISSN 2301-5314 Oktober 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM Devi Haryani,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL Ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) OLEH: ZUMRATUN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung. 19 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdistribusi ke dalam delapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Turi Raya No.1 Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 01-013 sebanyak

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 01/013 Ermawati dan Rita Juliani Jurusan Fisika Fisika Universitas Negeri Medan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal Penelitian Siswa SMP NU 01 Muallimin Weleri dalam kegiatan pembelajaran PAI, sebelum penelitian masih menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti menerapkan desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III metode penelitian akan dipaparkan mengenai jenis dan pendekatan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan indikator penelitian, teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP 6 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 013-014 di SMP Negeri 1 Pagelaran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang A. Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang digunakan peneliti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang berjumlah 6 siswa dan terdistribusi dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode peer lessons terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi pokok

Lebih terperinci

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3) Pengaruh Model Strategi Pembelajaran Peningakatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Kewirausahaan Siswa Kelas XI SMK Nusantara Kota Jambi 3) 2) Wiwik Andriyani 1),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental. Eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi 1 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Ngambur Pesisir Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX semester ganjil SMP Negeri Ngambur Pesisir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah 1. Pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok memiliki langkahlangkah pembelajaran yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen yang menempatkan subyek penelitian ke dalam dua kelas yaitu kelas kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

(CTL) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21 BATANGHARI

(CTL) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21 BATANGHARI ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASEDLEARNING (PBL) DAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian ini merupakan quasi eksperimen, dengan menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama dengan desain Pretest-Posttest

Lebih terperinci

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model 1 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KONVENSIONAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI BIOSFER KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PANCUR BATU G. Lian Y. Nababan. NIM. 06110005

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang. mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1

BAB III METODE PENELITIAN. dapat sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang. mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat sepenuhnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 di SMP

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas

III. METODE PENELITIAN. SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas 1 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester ganjil SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Terbanggi Besar yang terletak di desa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Terbanggi Besar yang terletak di desa 8 III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Terbanggi Besar yang terletak di desa Poncowati Kecamatan Terbanggi Besar Lampung Tengah. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental design dan jenis

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR Elvita Yeni *), Hardianto 1), Suwandi 2) 1&2) Program Studi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang digunakan

Lebih terperinci

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di M.Ts NU 05 Sunan Katong Kaliwungu mulai tanggal 11 Maret 2014 s.d. 11 April 2014. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: ANA TRIA NEVA NIM A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2017

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: ANA TRIA NEVA NIM A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2017 ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BUZZ GROUP DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI ARITMATIKA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Quasi Eksperimen, hal ini disebabkan peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel dari kelas VII. Untuk mendapatkan kelas yang akan dijadikan sampel,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Hasil Penelitian. Pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 30 Semarang Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan sampel penelitian terbagi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh 1. Tujuan Penelitian

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Buzz Group, quiz, learning outcome

ABSTRACT. Keywords: Buzz Group, quiz, learning outcome JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS Education and Science Physics Journal E- ISSN 2503-3425 JRFES Vol 3, No 2 (2017) 12-21 P- ISSN 2407-3563 http//ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jrfes PENERAPAN

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Pada bab ini, peneliti akan mengkaji beberapa pokok bahasan diantaranya deskripsi data, analisis data, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. A. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metode berarti cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan logos berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi adalah cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 2 Siak

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP N 3 JETIS Septi Hidayatun 11144100024 Pendidikan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi Eksperimen.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Teuku Cik Ditiro No. 2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung. Populasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Tunas Mekar Indonesia yang terletak di Jalan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Tunas Mekar Indonesia yang terletak di Jalan 15 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Tunas Mekar Indonesia yang terletak di Jalan Arief Rahman Hakim No. 36 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini

Lebih terperinci

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMPN 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013) Dwi Maisari 1,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Jambi pada semester ganjil tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Jambi pada semester ganjil tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 4 Jambi pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016, tanggal 5 Desember 2015 sampai 12 Desember 2015. 3.2

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Bandarlampung Kota Bandar lampung. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri Bandar lampung semester

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di MI Darun Najah Pati mulai tanggal 10 Maret 2014 s.d.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di MI Darun Najah Pati mulai tanggal 10 Maret 2014 s.d. BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di MI Darun Najah Pati mulai tanggal 10 Maret 2014 s.d. 06April 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG Artikel Skripsi PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang beralamatkan di Jl. Untung Suropati Gg. Bumi Manti II No. 16, Kota Bandar Lampung. Populasi

Lebih terperinci

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL PADA MATERI OPERASI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 1 SIANTAR T.A. 2012/2013 Gayus Simarmata FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Rengat pada semester genap tahun pelajaran 013/014. B. Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi Gorontalo.

METODOLOGI PENELITIAN. Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi Gorontalo. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Telaga,yang terletak di Jalan Trans Sulawesi,Desa Mongolato,Kabupaten Gorontalo,Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sasaran, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Sasaran Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMP

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMP III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 01/014, terdiri dari 6 siswa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka metode penelitian yang akan digunakan adalah metode eksperimen dengan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimental-Semu ( quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimental-Semu ( quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimental-Semu ( quasi eksperimental research). Tujuan penelitian eksperimental-semu adalah untuk memperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2014/2015 di kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru. Sedangkan,

BAB III METODE PENELITIAN. 2014/2015 di kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru. Sedangkan, BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru. Sedangkan, pelaksanaannya dimulai

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH : EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT CENTERED LEARNING DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PESERTA DIDIK MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS X SMK

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 8 Bandarlampung

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH FEBRIANI. M RRA1A110068 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MODEL DISCOVERY LEARNING DAN DIRECT INSTRUCTION DENGAN MENERAPKAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF MATERI LIMIT FUNGSI SISWA KELAS XI SMA N 1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok (kelas) yang dibedakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober 2014 05 Januari 2015 di SMA Negeri 1 Rimba Melintang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Nurul Iman Pesawaran yang terletak di di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Nurul Iman Pesawaran yang terletak di di 26 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Nurul Iman Pesawaran yang terletak di di Jalan Pondok Pesantren Nurul Iman Desa Purworejo Kecamatan Negerikaton Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Tambang pada semester genap tahun pelajaran 014/015 yaitu mulai tanggal 10 Maret sampai 4 April 014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Desain, dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yang merupakan bagian dari metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen (semi eksperimen) dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian ini tidak

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN Arin Wildani Pendidikan Fisika FKIP, Universitas Islam Madura arinwildani@fkip.uim.ac.id ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL Oleh : FRESTY YUMERISA NPM : 0910013221059 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Sugiyono (015:117) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Kota Agung Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Kota Agung Barat semester genap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif eksperimen dengan desain penelitian post test only control design. Subjek penelitian yang dipilih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci