PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER"

Transkripsi

1 ARTIKEL ILMIAH PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DI KELAS VIII SMPN 3 SUNGAI PENUH Oleh: Ayu Puspa Reza RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESEMBER, 2014 Ayu Puspa Reza: Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi Page 1

2 PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DI KELAS VIII SMPN 3 SUNGAI PENUH Oleh : Ayu Puspa Reza (Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Jambi) Dosen Pembimbing I: Drs. Gugun M. Simatupang, M.Si Dosen Pembimbing II: Drs. Husni Sabil, M.Pd ABSTRAK Pembelajaran matematika saat ini masih cenderung menggunakan pendekatan konvensional yang lebih menekankan pada keterampilan berhitung dari pada penguasaan konsep matematika. Akibatnya kemampuan berfikir kreatif kurang berkembang. Salah satu model yang dapat digunakan agar siswa aktif dan kreatif dalam pembelajaran adalah model treffinger. Oleh sebab itu tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran treffinger dan model pembelajaran konvensional Penelitian ini adalah eksperimen. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen utama yaitu tes kemampuan berpikir kreatif. Instrumen diuji dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas diukur dengan rumus korelasi product momen dan di dapat tujuh soal valid. Uji reliabilitas diuji dengan rumus Alpha Cronbach di dapat r hitung = 0,8078 > 0,444 dengan n = 20 maka dinyatakan soal reliabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua soal layak dipakai. Dari analisis yang telah dilakukan terhadap data post-test siswa kelas sampel didapat rata-rata kelas eksperimen adalah 67,78 sedangkan kelas kontrol adalah 62,22. Selanjutnya dilakukan uji normalitas menggunakan uji liliefors. Untuk kelas eksperimen di dapat L hitung = 0,0860 dan L tabel = 0,195 sedangkan kelas kontrol didapat L hitung = 0,1172 dan L tabel = 0,200. Karena L hitung < L tabel maka dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berdistribusi normal. Uji homogenitas diuji dengan Uji F diperoleh F hitung = 2,307 dan F tabel = 3,2975, artinya F hitung < F tabel sehingga kedua kelas dinyatakan mempunyai varians yang homogen. Pengujian hipotesis dihitung dengan menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi = 0,05 atau tingkat kepercayaan 95% didapat t hitung = 1,7905 dan t tabel = 1,6903 karena t hitung > t tabel, artinya hipotesis pertama ditolak dan hipotesis kedua diterima, dengan demikian berarti terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa antara kedua kelas sampel Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan model pembelajaran treffinger dan model pembelajaran konvensional di SMPN 3 Sungai Penuh. Kata Kunci : kemampuan berpikir kreatif, model pembelajaran treffinger dan model pembelajaran konvensional Ayu Puspa Reza: Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi Page 2

3 PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DI KELAS VIII SMPN 3 SUNGAI PENUH Oleh : Ayu Puspa Reza (Pendidikan Matematika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Jambi) Dosen Pembimbing I: Drs. Gugun M. Simatupang, M.Si Dosen Pembimbing II: Drs. Husni Sabil, M.Pd PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak yang begitu besar terhadap berbagai aspek kehidupan. Salah satu dampak tersebut adalah munculnya permasalahan hidup yang kompleks dan kompetitif. Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan memiliki keahlian hidup (Life Skills) yang baik untuk bersaing dan berkompetisi. Oleh sebab itu, diperlukan peningkatan kualitas SDM dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Salah satu cara untuk meningkatan kualitas SDM adalah melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nugraha (Rohaeti, dkk, 2013) yang menyatakan bahwa peningkatan SDM dapat dilakukan dengan adanya pendidikan yang baik. Hal ini sesuai dengan tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan SDM melalui pendidikan nasional. Dengan adanya pencanangan pendidikan nasional di Indonesia diharapkan terciptanya manusia Indonesia yang berkualitas, mandiri, maju, cerdas, kreatif, profesional, dan produktif. Peningkatan kualitas SDM ditandai dengan terbentuknya manusia yang kreatif. Nugraha (Rohaeti, dkk, 2013) menyatakan bahwa salah satu indikator peningkatan kualitas SDM adalah terbentuknya manusia yang kreatif. Sifat kreatif akan tumbuh bila dilatih dan dibiasakan sejak awal untuk melakukan eksplorasi, inkuiri, penemuan, dan memecahkan masalah. Salah satu kemampuan yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah adalah kemampuan berpikir kreatif. Menurut Amarta (2013) kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan berpikir yang mampu memecahkan masalah dengan cara orisinil dan berguna. Selain itu, menurut Suherman, dkk (Rohaeti, dkk, 2013) kemampuan berpikir kreatif akan membentuk seseorang terampil dalam memecahkan masalah. Karena manusia kreatif akan memiliki banyak gagasan dalam memecahkan masalah dan akan memilih pemecahan masalah dengan menggunakan cara yang relevan dengan masalahnya, misalnya berdasarkan waktu, biaya, dan tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan gagasan tersebut. Secara khusus dalam proses pembelajaran, Pomalato (2005) menyatakan bahwa indikator seseorang dikatakan mampu berpikir kreatif antara lain mampu memunculkan banyak gagasan untuk menyelesaikan masalah (kelancaran), mampu mengemukakan bermacam-macam pendekatan pemecahan masalah (keluwesan), mampu memberikan respon-respon yang unik (keaslian), mampu memikirkan sesuatu secara rinci (elaborasi), serta mampu menangkap Ayu Puspa Reza: Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi Page 3

4 maksud atau mampu memberikan tanggapan terhadap suatu situasi (kepekaan). Selain itu, dalam standar isi satuan pendidikan dasar dan menengah mata pelajaran matematika (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi) disebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Selama ini kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, serta kemampuan bekerjasama telah menjadi fokus dan perhatian pendidik matematika, namun fokus dan perhatian pada upaya meningkatkan berpikir kreatif dalam matematika jarang atau tidak pernah dikembangkan. Selain itu, Sudiarta (Mustakim, 2006) mengemukakan bahwa di Indonesia prestasi dan minat belajar matematika masih rendah karena pembelajaran matematika masih didominasi aktivitas latihan-latihan pencapaian mathematical basic skills atau perhitungan matematika dasar semata. Sudiarta juga mengemukakan bahwa dari pengamatan dan hasil tes awal penjenjangan kemampuan berpikir kreatif 35 orang siswa, ternyata hanya 3 (tiga) siswa yang termasuk kategori cukup kreatif, 12 (dua belas) siswa termasuk kategori kurang kreatif, dan 20 (dua puluh) siswa termasuk kategori tidak kreatif. Secara khusus, berdasarkan wawancara singkat yang dilakukan penulis kepada salah satu guru mata pelajaran matematika SMP Negeri 3 Sungai Penuh dapat dikatakan bahwa kemampuan matematika yang dimiliki siswa SMP Negeri 3 Sungai Penuh cenderung masih kurang. Kemampuan matematika yang dimaksud antara lain kemampuan komunikasi matematik, di mana kurang dari 50% siswa dalam satu kelas yang mampu memberikan pendapat, mampu menerjemahkan soal cerita ke dalam kalimat matematika, dan mampu mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan siswa yang lain. Di samping kemampuan komunikasi matematik, siswa cenderung kurang mampu menyelesaikan masalah-masalah penalaran karena kebanyakan soal latihan yang diberikan dalam proses pembelajaran adalah soalsoal pemahaman. Seperti telah disebutkan sebelumnya, kurangnya kemampuan penalaran ini dapat disebabkan oleh kurangnya kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan berpikir kreatif. Adapun kurangnya kemampuan berpikir kreatif siswa disebabkan oleh kecenderungan siswa yang menganggap bahwa penyelesaian soal matematika itu hanya satu, selain itu siswa belum mampu menyelesaikan soal matematika dengan menggunakan beberapa cara, dan hanya sedikit siswa yang peka terhadap maksud dari masalah matematika yang diberikan oleh guru. Kurangnya kemampuan berpikir kreatif matematika siswa SMP Negeri 3 Sungai Penuh ini salah satunya disebabkan oleh metode pembelajaran yang sering digunakan guru di dalam kelas, yaitu metode konvensional atau metode ceramah yang disertai tanya jawab dengan siswa. Pada pelaksanaannya kurang dari 50% siswa yang aktif dalam pembelajaran dengan metode ini, siswa cenderung pasif dan hanya duduk dan mendengarkan apa yang dikatakan guru. Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mengetahui apakah penggunaan model Treffinger pada pembelajaran matematika mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP. Untuk menjawab pertanyaan masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul, Perbedaan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa yang diajar Menggunakan Model Pembelajaran Treffinger dan Model Pembelajaran Konvensional di Kelas VIII SMPN 3 Sungai Penuh Ayu Puspa Reza: Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi Page 4

5 KAJIAN PUSTAKA Menurut Langrehr (Jamaludin, 2010) kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir yang keluar dari pola berpikir biasa, pemikir kreatif mampu membebaskan diri dari pola dominan yang telah disimpan dalam otak. Kemampuan berpikir kreatif menciptakan peluang pengembangan kepribadian siswa melalui upaya meningkatkan konsentrasi, kecerdasan, dan kepercayaan diri. Kemampuan berpikir kreatif siswa penting untuk dikembangkan melalui pembelajaran agar siswa memiliki kemampuan dalam mengakses dan mengolah data atau informasi yang tersedia, mampu menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah dimana penekanannya pada kualitas ketepatgunaan dan keragaman jawaban. Kemampuan berpikir kreatif merupakan suatu proses yang terjadi di otak dan pikiran yang dilakukan oleh seseorang yang kreatif. Proses tersebut memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui dan kaidah-kaidah serta dasar-dasar yang dijadikan acuan. Berpikir kreatif itu dapat dilihat dalam tiap-tiap langkah atau fase berpikir kreatif itu sendiri. Wallas (Amarta, 2013) menyatakan bahwa proses pemecahan masalah (berpikir) kreatif melalui 4 tahap atau fase. Keempat tahapan atau fase kreativitas tersebut adalah persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi. Parnes (Amien, 1987) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kreatif dapat dibangkitkan pada lima macam perilaku kreatif, yaitu: 1. Kelancaran yaitu kemampuan untuk mengemukakan ide-ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah 2. Keluwesan yaitu kemampuan menemukan atau menghasilkan berbagai macam ide untuk memecahkan suatu masalah diluar kategori yang biasa 3. Keaslian yaitu kemampuan memberikan respon-respon yang unik atau luar biasa 4. Elaborasi yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide-ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi suatu kenyataan 5. Kepekaan yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah-masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi Model pembelajaran treffinger adalah model pembelajaran kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan siap. Sintaksnya meliputi keterbukaan-urutan ide-penguatan, penggunaan ide kreatifkonflik internal-skill, proses rasa pikir kreatif dalam pemecahan masalah secara mandiri melalui pemanasan-minatkuriositi-tanya, kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka, reward (Ngalimun, 2012). Menurut Darminto (2010), model pembelajaran treffinger merupakan salah satu model pembelajaran yang bersifat developmental dan lebih mengutamakan aspek proses yang memiliki tiga tahapan kegiatan operasional yaitu orientasi, pengembangan kreativitas, dan pengembangan kemampuan pemecahan masalah. Model pembelajaran treffinger terdiri dari 3 tahap yaitu: 1. Basic tools 2. Practice with process 3. Working with real problems Model pembelajaran konvensional atau yang akrab disebut dengan model pembelajaran klasik atau tradisional adalah sebuah model pembelajaran yang menekankan pada otoritas pendidik dalam pembelajaran. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang banyak dikritik saat ini. Namun demikian, model pembelajaran ini masih menjadi model pembelajaran yang paling banyak di pakai para pendidik, (Ulaa, 2012). Ayu Puspa Reza: Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi Page 5

6 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Penelitian diadakan di SMP 3 Sungai Penuh yang merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan post-test only control group design dimana kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran treffinger dan kelompok kontrol diberikan perlakuan model pembelajaran konvensional. Populasi penelitian ini siswa kelas VIII SMP tahun ajaran 2013/2014, penentuan sampel dilakukan dengan teknik simpel random sampling. Data penelitian dikumpulkan menggunakan tes kemampuan berpikir kreatif setelah diberikan perlakuan pada masing-masing kelas sampel. Rancangan penelitian penelitian ini meliputi tiga tahap; 1) tahap awal penelitian; 2) tahap persiapan peneltian; 3) tahap akhir penelitian. Tahap awal penelitian, dilakukan kegiatan antara lain : menentukan kelas yang akan dijadikan sampel, menentukan jadwal penelitian, membuat RPP untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, menyusun instrumen penelitian, melakukan uji validitas, uji reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran terhadap instrumen penelitian yang akan digunakan. Peneliti memberikan arahan dan petunjuk teknis pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran treffinger dan model pembelajaran konvensional. Peneliti menyusun agenda pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan,. Satu jam pelajaran berlangsung selama 40 menit. Tahap pelaksanaan penelitian dilaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran treffinger pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk kelompok kontrol. Tahap akhir penelitian dilakukan analisis terhadap data kemampuan berpikir kreatif siswa. Sebelum dianalisis akan diadakan uji prasyarat yaitu uji normalitas, yaitu uji Liliefors dan uji homogenitas varians, yaitu menggunakan Uji F untuk memastikan bahwa data telah memenuhi syarat untuk melakukan pengujian hipotesis. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji-t (Sudjana, 2005). Uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan adalah uji dua pihak. Sedangkan hipotesis secara statistik dirumuskan sebagai berikut: H 0 : H 1 : Keterangan: : rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen (menggunakan model treffinger) : rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol (menggunakan model pembelajaran konvensional) Ho: rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif siswa menggunakan model pembelajaran treffinger sama dengan rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif siswa menggunakan model pembelajaran konvensional H 1 : rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif siswa menggunakan model pembelajaran treffinger tidak sama dengan rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif siswa menggunakan model pembelajaran konvensional Ayu Puspa Reza: Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi Page 6

7 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada 2 kelas sampel. Deskripsinya adalah kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan setelah terlebih dahulu dilakukan uji normalitas, homogenitas variansi dan uji kesamaan rata-rata terhadap seluruh populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sungai Penuh. Setelah diketahui populasi berdistribusi normal, variansinya homogen dan memiliki rata-rata populasi sama dan langkah selanjutnya adalah menentukan kelas sampel. Kelas sampel tersebut terdiri atas kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dilakukan dengan tekhnik kombinasi dari 5 kelas disusun menjadi(viii A, VIII B) (VIII A, VIII C) (VIII A, VIII D) (VIII A, VIII E) (VIII B, VIII C) (VIII B, VIII D), (VIII B, VIII E) (VIII C, VIII D) (VIII C, VIII E) (VIII D, VIII E). Kemudian dilakukan teknik undian untuk memperoleh kelas sampel. Setelah di undi diperoleh urutan (VIII A, VIII B). Selanjutnya pengambilan sampel sampel secara acak, yang terambil pertama sebagai kelas eksperimen adalah kelas VIII A dan Kelas kontrol adalah kelas VIII B. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen ini peneliti membagi siswa ke dalam kelompok. Pembagian kelompok di lihat berdasarkan nilai matematika yang di peroleh siswa dalam ujian semester ganjil untuk mengelompokkan siswa secara heterogen. Membentuk kelompok berdasarkan nilai ujian semester ini dilakukan agar dapat terhindar dari terbentuknya kelompok yang hanya terdiri dari siswa yang lebih pandai saja. Dengan kemampuan heterogen pada masing-masing kelompok, diharapkan kerjasama antar siswa dapat berjalan dengan baik dan lancar. siswa maka masing-masing kelas sampel di beri tes akhir (post-test) yang terdiri dari 7 soal. Soal-soal yang peneliti gunakan pada post-test ini sebelumnya di ujicobakan di luar kelas sampel. Setelah diperoleh data hasil uji coba, maka ditentukan validitas dari soal-soal ujicoba post tes yang hasilnya dapat dilihat pada tabel Tabel Analisis Validitas Butir-butir Hasil Uji Coba Post-test Harga r xy 0,80 1,00 Kriteria pengukuran Validitas Sangat Tinggi Nomor Soal 0,60 < 0,80 Validitas Tinggi 3,6,7 0,40 < 0,60 Validitas Sedang 1,2,4,5 0,20 < 0,40 Validitas Rendah - 0,00 < 0,20 Validitas Sangat Rendah 0,00 Tidak valid - Tabel Analisis indeks kesukaran Hasil Uji Coba Post-test Harga P Kriteria Pengukuran Nomor Soal 0,7375 Mudah (diterima) 1 0,8375 Mudah (diterima) 2 0,775 Mudah (diterima) 3 0,6375 Sedang (diterima) 4 0,6125 Sedang (diterima) 5 0,775 Mudah (diterima) 6 0,775 Mudah (diterima) 7 Tabel Analisis Daya Beda Hasil Uji Coba Posttest Harga D Kriteria Nomor Soal Pengukuran 0,525 Baik (Diterima) 1 0,325 Cukup (Diterima) 2 0,45 Baik (Diterima) 3 0,125 Jelek (Revisi) 4 0,175 Jelek (Revisi) 5 0,45 Baik (Diterima) 6 0,45 Baik (Diterima) Pada akhir penelitian, untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif Ayu Puspa Reza: Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi Page 7

8 Perhitungan reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach di peroleh r 11 = 0,8078 yang berarti tes memiliki reliabilitas tinggi, sehingga semua soal pada uji coba post-test dapat digunakan di dalam penelitian ini. Post-test diberikan kepada kedua kelas sampel. Setelah diperoleh data hasil post-test selanjutnya data tersebut dianalisis. Perhitungan rata-rata dan simpangan baku masing-masing kelas sampel seperti table berikut: Tabel 4.4 Rata-rata dan simpangan baku hasil post-test Kelas Jumlah Peserta Tes Eksperimen 19 Ratarata Simpanga n Baku 67, ,08 Kontrol 18 62,22 63,24 Uji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors Hasil post-test dari kedua kelas sampel diuji dengan menggunakan uji normalitas Liliefors dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut : Tabel 4.5 Hasil post-test yang diuji menggunakan uji normalitas Liliefors No Kelas Lo L tabel Kesimpulan 1 Eksperimen 0,0860 0,195 Lo < L tabel 2 Kontrol 0,1172 0,200 Lo < L tabel Dari tabel di atas terlihat bahwa Lo < L tabel. Berdasarkan hal tersebut maka disimpulkan bahwa kedua kelas sampel berdistribusi normal. Uji homogenitas dengan menggunakan uji F Untuk uji homogenitas, uji statistik yang digunakan adalah uji F. Diperoleh F hitung = 2,307 dan F tabel = 3,2975, dapat dilihat bahwa F hitung < F tabel. Sehingga dapat disimpulkan data kedua kelas tersebut homogeny Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Setelah didapat hasil belajar pada kelompok sampel normal dan homogen pada taraf kepercayaan 95%, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Dari hasil perhitungan diperoleh: t hitung = 1,7905 dan t tabel = 1,6903 dengan dk = 35 dan = 0,05, jadi t hitung > t tabel berarti hipotesis pertama ditolak dan hipotesis kedua diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran treffinger dan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Kubus dan Balok di kelas VIII SMP Negeri 3 Sungai Penuh Pembahasan Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 3 Sungai Penuh pada materi kubus dan balok. Dalam penelitian ini terdapat satu kelas eksperimen (kelas VIII A) yang di ajar dengan menggunakan model pembelajaran treffinger dan satu kelas kontrol (VIII B) yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Kedua kelas sampel diajar dengan materi yang sama tetapi berbeda pada penggunaan model pembelajaran yang diterapkan. Pada akhir penelitian kedua kelas sama-sama diberikan post-test untuk melihat hasil yang dicapai setelah pemberian perlakuan. Kelas eksperimen (VIII A) yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran treffinger memperoleh ratarata nilai kemampuan berpikir kreatif sebesar 67,78 dengan simpangan baku 12,08. Sedangkan pada proses pembelajaran dengan model pembelajaran treffinger ini juga terlihat keaktifan siswa, hal ini diketahui dari lembar observasi kegiatan siswa. Hal ini juga disebabkan karena pada proses pembelajaran pun siswa diberikan suatu masalah terbuka dan siswa diminta untuk menyampaikan ide dan gagasannya dalam forum diskusi Ayu Puspa Reza: Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi Page 8

9 mengenai masalah yang diberikan guru. Disini terlihat kemampuan siswa dalam menggali informasi yang harus diperolehnya. Kemudian siswa dituntut untuk dapat menjelaskan materi yang telah diperolehnya agar dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa dan tidak membuat siswa merasa jenuh karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran tersebut dan juga bisa menambah motivasi siswa untuk ikut aktif dalam belajar dan terus menggali informasi tentang materi yang dipelajari. Dalam pelaksanaan model pembelajaran treffinger ini peneliti juga menemukan beberapa kendala diantarnya siswa menjadi ribut ketika mereka berdiskusi dalam memecahakan masalah yang diberikan, sehingga dibutuhkan kemampuan guru dalam mengendalikan siswa supaya tidak terlalu ribut. Begitu juga dalam hal waktu, pada model pembelajaran ini waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu lama ketika berdiskusi agar kegiatan pembelajaran ini bisa terlaksana dengan baik sehingga bisa tercipta nya proses belajar mengajar yang menyenangkan. Untuk kelas kontrol (VIII B ) diajar dengan model pembelajaran konvensional memperoleh rata-rata nilai kemampuan berpikir kreatif sebesar 62,22 dengan simpangan baku 7,95. Pada pembelajaran konvensional yang diterapkan dikelas kontrol tidak terlalu memberikan perubahan terhadap cara belajar matematika siswa. Siswa cenderung pasif karena peran guru lebih dominan dalam proses belajar mengajar. Siswa kebanyakan tidak melakukan inovasi terhadap proses pembelajaran. Setiap pertemuannya siswa hanya belajar dari materi dan contoh-contoh yang diberikan oleh guru serta mengerjakan latihan yang diberikan. Hal ini menjadikan siswa cepat bosan dalam belajar matematika karena proses pembelajarannya kurang menarik perhatian siswa. Pada pembelajaran konvensional belajar matematika menjadi kuraang bermakna bagi siswa. Siswa terkesan hanya menghapal materi yang diberikan oleh guru tanpa memahaminya. Hal ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan guru, sehingga hasil belajar matematika kurang memuaskan. Setelah model pembelajaran treffinger ini diajarkan dikelas VIII A dan model pembelajaran konvensional diajarkan dikelas VIII B terlihat perubahan kemampuan berpikir kreatif yang ditunjukkan oleh siswa. Berdasarkan pada pedoman penyekoran nilai tes kemampuan berpikir kreatif didapatkan rata-rata nilai kemampuan berpikir kreatif siswa setelah diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran treffinger ini lebih baik dibandingkan dengan rata-rata nilai kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional yaitu 67,78 dan 62,22. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran treffinger (nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa 67,78 dan simpangan baku 12,08) lebih baik dari pada kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional (nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa 62,22 dan simpangan baku 7,95) pada tingkat kepercayaan 95%. 2. Penerapan model pembelajaran treffinger telah berhasil membangkitkan perilaku aktif siswa dalam pembelajaran serta membangkitkan aktivitas guru yang lebih bersifat kreatif dalam memberikan pelajaran Ayu Puspa Reza: Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi Page 9

10 Saran Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyarankan : 1. Guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran treffinger karena model ini sangat baik digunakan untuk meningkatkan kemampuan kreatif matematika siswa, apalagi yang sejalan dengan akan di terapkannya kurikulum 2013 yang mana dapat meningkatkan kreatifitas dan keaktifan siswa sehingga hasil belajar matematika siswa dapat meningkat. 2. Penelitian ini hanya dilakukan pada materi kubus dan balok, maka diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat melaksanakan penelitian pada materi pokok yang lain dalam pembelajaran matematika. DAFTAR PUSTAKA Amarta, K., Agar Kamu Menjadi Pribadi Kreatif. Yogyakarta: Sinar Kejora Amien, T.M., Peranan Kreativitas dalam Pendidikan. DepDikBud: Jakarta Darminto, B.P., 2010, Peningkatan Kreativitas dan Pemecahan Masalah bagi Calon Guru Matematika Melalui Pembelajaran Model Treffinger, Makalah disajikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, November 27, Yogyakarta. 012/03/berfikir-kreatif-matematikprestasi.html. Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo Nisa, T.F., Pembelajaran Matematika dengan setting model treffinger untuk mengembangkan kreatifitas siswa, Pedagogia, 10(1): Pomalato, S.W.Dj., Pengaruh penerapan model treffinger pada pembelajaran matematika dalam mengembangkan kemampuan kreatif dan kemampuan pemecahan masalah siswa, Disertasi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung Rohaeti, I.T., Priatna, B.A., Dedy, E., Penerapan model treffinger pada pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berfikir kreeatif siswa SMP. Jurnal : 1-2. Sudjana Metode Statistika. Bandung: Tarsito Ula, S Revolusi Belajar. Jakarta: Ruzmedia. Jamaludin, Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SD Dalam Pembelajaran IPA. Jurnal Ilmu Pendidikan,17(3) : 203. Mustakim., Diakses tanggal 19 Februari Upaya meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematik dan prestasi belajar siswa. Ayu Puspa Reza: Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi Page 10

ARTIKEL ILMIAH OLEH NURUL QADRIATI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER, 2014

ARTIKEL ILMIAH OLEH NURUL QADRIATI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI OKTOBER, 2014 ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DAN MODEL PEMBELAJARAN SYNECTICS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI GARIS SINGGUNG

Lebih terperinci

A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS,

A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII YANG MENGIKUTI PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI LINGKARAN DI SMP NEGERI 2 BETARA TANJUNG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada 2 kelas sampel. Deskripsinya adalah kelas VIII

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada 2 kelas sampel. Deskripsinya adalah kelas VIII BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Data Sampel Penelitian ini dilakukan pada 2 kelas sampel. Deskripsinya adalah kelas VIII D sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII F sebagai

Lebih terperinci

STUDI PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

STUDI PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DI KELAS VIII SMPN 5 KOTA JAMBI FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam 9 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 0 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 0 Bandarlampung yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 01-013 sebanyak

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: ANA TRIA NEVA NIM A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2017

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: ANA TRIA NEVA NIM A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2017 ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BUZZ GROUP DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI ARITMATIKA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Bandar Lampung. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terbagi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian yang bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 8 Bandarlampung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel dari kelas VII. Untuk mendapatkan kelas yang akan dijadikan sampel,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam 18 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL TREFFINGER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

PENERAPAN MODEL TREFFINGER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP PENERAPAN MODEL TREFFINGER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP Oleh: Imas Teti Rohaeti (1) Bambang Avip Priatna (2) Endang Dedy (2) ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 015 PM -157 Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Dwi Desmayanasari, Azizah mujahidah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6-30 September 2013 tahun ajaran 2013/2014 semester ganjil dan dilakukan di kelas VIII SMP Tri Bhakti

Lebih terperinci

Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0

Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0 Maryetta Evi Hariati: Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 0 STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung. 19 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdistribusi ke dalam delapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah 1. Pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok memiliki langkahlangkah pembelajaran yaitu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Bangunrejo. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terbagi dalam enam kelas,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi 6 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang ada di SMP Negeri 31 Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka metode penelitian yang akan digunakan adalah metode eksperimen dengan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Terbanggi Besar yang terletak di desa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Terbanggi Besar yang terletak di desa 8 III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Terbanggi Besar yang terletak di desa Poncowati Kecamatan Terbanggi Besar Lampung Tengah. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH OLEH PINTA ULY SIMATUPANG NIM.RRA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI, 2017

ARTIKEL ILMIAH OLEH PINTA ULY SIMATUPANG NIM.RRA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI, 2017 ARTIKEL ILMIAH PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA YANG MENGIKUTI METODE RESITASI DAN METODE EKSPOSITORI PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII SMPN 11 KOTA JAMBI OLEH PINTA ULY SIMATUPANG

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP 6 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 013-014 di SMP Negeri 1 Pagelaran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Annissawati 1, Sri Hastuti Noer 2, Tina Yunarti 2 annissawati@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Xaverius 2 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Xaverius 2 Bandarlampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Xaverius 2 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII tahun ajaran 2014/2015 yang terdistribusi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL Ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) OLEH: ZUMRATUN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Se-Gugus Diponegoro Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 6 SD. Subjek

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH OLEH MOHAMMAD SOLEH NIM.RRA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JUNI, 2017

ARTIKEL ILMIAH OLEH MOHAMMAD SOLEH NIM.RRA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JUNI, 2017 ARTIKEL ILMIAH PENGARUH STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA KELAS VII PADA MATERI BANGUN DATAR DI SMP NEGERI 35 BATANGHARI OLEH MOHAMMAD SOLEH NIM.RRA1C212016

Lebih terperinci

A. Populasi dan Sampel

A. Populasi dan Sampel III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Abung Selatan Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara, pada kelas IX semester ganjil tahun pelajaran 013/014

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok (kelas) yang dibedakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode eksperimen yang berdesain posttest-only control design, karena tujuan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 254 siswa yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Turi Raya No.1 Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen dengan menggunakan Posttest-only control group design,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif eksperimen dengan desain penelitian post test only control design. Subjek penelitian yang dipilih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Bandarlampung Kota Bandar lampung. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri Bandar lampung semester

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH STRATEGI IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH STRATEGI IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII ARTIKEL ILMIAH PENGARUH STRATEGI IMPROVE TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII OLEH SOLEHA NIM RRA1C210094 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi 1 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Ngambur Pesisir Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX semester ganjil SMP Negeri Ngambur Pesisir

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang berjumlah 6 siswa dan terdistribusi dalam

Lebih terperinci

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL PADA MATERI OPERASI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 1 SIANTAR T.A. 2012/2013 Gayus Simarmata FKIP Universitas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA 1 Weny Atika (1), Tina Yunarti (2), Pentatito Gunowibowo (3) Pendidikan Matematika, Universitas Lampung atikaweny@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMP

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMP III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 01/014, terdiri dari 6 siswa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti sesuatu peristiwa atau gejala

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl. Soekarno Hatta Gg. Turi Raya No. 1 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3) Pengaruh Model Strategi Pembelajaran Peningakatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Kewirausahaan Siswa Kelas XI SMK Nusantara Kota Jambi 3) 2) Wiwik Andriyani 1),

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode peer lessons terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi pokok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa dilihat dari

Lebih terperinci

Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Matematika Siswa

Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Matematika Siswa PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Jurusan pendidikan matematika Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo 2014 ABSTRAK Ayu Amelia Dunggio

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti menerapkan desain

Lebih terperinci

Kemampuan berpikir kreatif mendapatkan perhatian yang cukup besar dalam bidang pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

Kemampuan berpikir kreatif mendapatkan perhatian yang cukup besar dalam bidang pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak yang begitu besar terhadap berbagai aspek kehidupan. Salah satu dampak tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Se-Gugus Gajah Mada Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 8 SD.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung kelapangan untuk meneliti perbandingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan istilah penggabungan dua metode yang termasuk ke dalam

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR TERHADAP SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI SEGITIGA DI KELAS VII SMP N 3 TEBO

PENGARUH MODEL STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR TERHADAP SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI SEGITIGA DI KELAS VII SMP N 3 TEBO ARTIKEL ILMIAH PENGARUH MODEL STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR TERHADAP SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI SEGITIGA DI KELAS VII SMP N 3 TEBO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

(CTL) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21 BATANGHARI

(CTL) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21 BATANGHARI ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASEDLEARNING (PBL) DAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Nurul Iman Pesawaran yang terletak di di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Nurul Iman Pesawaran yang terletak di di 26 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Nurul Iman Pesawaran yang terletak di di Jalan Pondok Pesantren Nurul Iman Desa Purworejo Kecamatan Negerikaton Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran dengan metode Genius Learning sedangkan kelompok yang lainnya

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran dengan metode Genius Learning sedangkan kelompok yang lainnya 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain kuasieksperimen karena subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL Abidin 1), Moh. Salam ) 1) Alumni Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang dikembangkan, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaaan metode eksperimen ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 di SMP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III metode penelitian akan dipaparkan mengenai jenis dan pendekatan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan indikator penelitian, teknik

Lebih terperinci

Puji Asih Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRAK

Puji Asih Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ATI TERHADAP PRESTASI DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS V SDIT DARUL FALAH SUKOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 Puji Asih Program Studi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 3 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sekampung Udik tahun pelajaran 013/ 014 yang terdiri dari 5 kelas. Dari 5 kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Pada dasarnya, langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

BAB III METODE PENELITIAN. generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Sugiyono (015:117) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Untuk mengetahui efektif tidaknya model pembelajaran Probing Prompting dengan pendekatan Scientific dalam meningkatkan hasil belajar matematika materi Sifat-sifat Operasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober 2014 05 Januari 2015 di SMA Negeri 1 Rimba Melintang

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Febri Irawan 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2 febri.irawan22@gmail.com 1 Mahasiswa Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS Mega Oktaviana, Nurhanurawati, Arnelis Djalil Pendidikan Matematika, Universitas Lampung megao@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1 Kampar

Lebih terperinci

TABEL III. 1 PROSES PENELITIAN No Kegiatan Waktu. 1 Pengajuan Sinopsis November Proses pengerjaan proposal Desember 2014

TABEL III. 1 PROSES PENELITIAN No Kegiatan Waktu. 1 Pengajuan Sinopsis November Proses pengerjaan proposal Desember 2014 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei, pada semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015. Berikut ini dijelaskan proses penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan RME dengan strategi pembelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas

III. METODE PENELITIAN. SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas 1 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester ganjil SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 yang

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 yang III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 01/013 yang terdiri

Lebih terperinci

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMPN 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013) Dwi Maisari 1,

Lebih terperinci

BAB IV PENGGUNAAN STRATEGI JOEPARDY GAME

BAB IV PENGGUNAAN STRATEGI JOEPARDY GAME BAB IV PENGGUNAAN STRATEGI JOEPARDY GAME DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH MATERI PUASA RAMADHAN SISWA KELAS III DI MI MIFTAHUL ULUM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Quasi Eksperimen, hal ini disebabkan peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu 21 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015 semester genap yang terdiri atas enam kelas yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, sebab dalam penelitian ini diberikan suatu perlakuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu ini digunakan untuk meneliti keefektifan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Banyudono yang beralamat di Jembungan, Banyudono, Boyolali adapun alasan dalam pemilihan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh siswa kelas X IPA semester genap pada tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung kelapangan untuk meneliti perbandingan

Lebih terperinci

A. Deskripsi Proses Penelitian

A. Deskripsi Proses Penelitian BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGGUNAAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION (GI) A. Deskripsi Proses Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 28 April sampai dengan 28 Mei 2014, bertempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Populasi dalam 5 III. METODE PENELITIAN 3. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 9 Bandar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 1 Seputih Banyak tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 224 siswa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain Kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain Kelompok BAB III METODE PENELITIAN A. Disain Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain Kelompok Kontrol Non-Ekuivalen yang merupakan bagian dari bentuk kuasi eksperimen. Subjek yang diambil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekperimen. Menurut Ruseffendi (2010, hlm. 35), Penelitian eksperimen adalah penelitian yang benar-benar

Lebih terperinci