BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyono (2000:7) perencanaan adalah proses untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyono (2000:7) perencanaan adalah proses untuk"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Perencanaa Laba 1. Pengertian perencanaan laba Menurut Supriyono (2000:7) perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan, perencanaan ini dapat disusun untuk jangka pendek atau untuk jangka panjang dan akan dapat dipakai sebagai dasar untuk membandingkan kegiatan perusahaan. Menurut Carter Usry (2002:4) perencanaan laba merupakan rencana kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat dimana implikasi keuangannya dinyatakan dalam bentuk proyeksi perhitungan rugi laba, neraca, kas dan modal kerja untuk jangka panjang dan jangka pendek. Perencanaan laba ditujukan kepada sasaran akhir organisasi dan bermanfaat sebagai pedoman untuk mempertahankan arah kegiatan yang pasti. Perencanaan laba yang baik tidaklah mudah karena ada kekuatan-kekuatan eksternal mempengaruhi bisnis. Kekuatan-kekuatan tersebut meliputi perubahan dalam teknologi, tindakan pesaing, ekonomi, demografi,selera serta pilihan pelanggan, perilaku sosial, serta faktor-faktor politik. Kekuatan-kekuatan tersebut umumnya berada diluar kendali manajemen, dan besar serta arah perubahan seringkali sulit untuk diprediksi. Untuk mengatasi hal tersebut para manajer harus

2 didorong agar berusaha keras untuk menetapkan sasaran pribadi yang sejalan dengan sasaran perusahaan. Menurut Carter Usry ( 2002:4) dalam menetapkan sasaran laba ada tiga prosedur yang dapat digunakan yaitu : 1.dalam metode priori, tujuan laba mendominasi perencanaan. Pertama-tama manajemen menentukan tingkat pengembalian yang diinginkan dan berusaha untuk merealisasikan melalui perencanaan. 2.dalam metode posteriori, tujuan laba berada dibawah perencanaan dan diidentifikasi sebagai hasil dari perencanaan 3.dalam metode pragmatis, manajemen menggunakan suatu standar laba yang telah diuji dan dibuktikan melalui pengalaman. Dalam menentukan sasaran atau tujuan laba, manajemen sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor berikut:( carter Usry 2002:4) 1.laba atau rugi yang diakibatkan dari volume penjualan tertentu 2.volume penjulan yang diperlukan untuk menutup semua biaya plus menghasilkan laba yang mencukupi untuk membayar deviden serta menyediakan kebutuhan bisnis masa depan 3.titik impas 4.volume penjualan yang dapat dicapai dengan kapasitas operasi sekarang 5.kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan laba 6.pengembalian atas modal yang digunakan 2. Manfaat dan keterbatasan perencanaan laba yaitu: Perencanaan laba memiliki manfaat atau keuntungan (Carter Usry 2002:6) 1.perencanaan laba menyediakan suatu pendekatan yang disiplin atas identifikasi dan penyelesaian masalah. 2.perencanaan laba menyediakan pengarahan ke seuma tingkatan manajemen. 3.perencanaan laba meningkatkan koordinasi antar sesama manajer. 4.perencanaan laba menyediakan suatu cara untuk memperoleh ide dan kerja sama dari setiap tingkatan manajemen. 5.anggaran menyediakan suatu tolok ukur untuk mengevaluasi kinerja aktual dan meningkatkan kemampuan dari individu-individu.

3 Sementara keuntungan atau manfaat dari perencanaan laba tidak diragukan lagi bersifat impresif dan berwawasan luas, tetapi perencanaan juga memiliki keterbatasan dan kekurangan berikut ini (Carter Usry 2002:7): 1.prediksi bukanlah suatu ilmu pasti; ada sejumlah pertimbangan dan estimasi. Karena suatu anggaran harus didasarkan pada prediksia tau kejadian masa depan, maka revisi atau modifikasi dari anggaran sebaiknya dilakukan ketika variasi dari estimasi membenarkan adanya perubahan dalam rencana. 2.anggaran dapat memfokuskan perhatian manajemen dalam cita-cita (seperti tingkat produksi yang tinggi atau tingkat penjualan kredit yang tinggi) yang tidak selalu sesuai dengan tujuan keseluruhan dari organisasi. 3.perencanaan laba harus memperoleh komitmen dari manajemen puncak dan kerja sama dari semua anggota manajemen. 4.penggunaan anggaran secara berlebihan sebagai alat evaluasi dapat menyebabkan perilaku disfungsional. Manajer mungkin mencoba menggunakan anggaran untuk mencapai anggaran pribadi 5.perencanaan laba tidak menghilangkan atau menggantikan peran administrasi. 6.penyusunannya memakan waktu. B. Pola Perilaku Biaya Perilaku biaya berarti bagaimana biaya akan bereaksi atau merespons perubahan aktivitas bisnis. Bila aktivitas bisnis meningkat atau menurun, biaya tertentu mungkin akan naik atau turun atau mungkin juga tetap. Untuk tujuan perencanaan manajer harus dapat mengantisipasi apakah yang akan terjadi. Jika biaya mengalami perubahan, manajer harus tahu sejauh mana perubahannya. Untuk membantu tugas manajer tersebut, biasanya dikategorikan menjadi 3 jenis yaitu biaya variabel, biaya tetap dan biaya campuran. Setiap perusahaan mempunyai struktur komponen biaya yang bervariasi dengan kata lain ada perusahaan yang mempunyai struktur biaya dengan biaya tetap lebih besar dibandingkan biaya variabelnya dan ada pula sebaliknya yaitu perusahaan yang mempunyai struktur biaya variabel lebih besar daripada biaya

4 tetapnya. Perbedaan komposisi biaya ini dalam perusahaan akan mempengaruhi cara manajemen dalam mengambil keputusan (leadership style). Manajemen dengan biaya tetap yang besar, tentu akan bersikap lebih hati-hati dalam bertindak karena setiap keputusan yang diambil akan berepngaruh besar dalam jangka waktu yang lebih lama daripada perusahaan yang struktur biayanya lebih banyak bersifat variabel. 1. Biaya variabel Menurut Garisson (2000:58) biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan perubahan aktivitas. Jika tingkat aktivitasnya dilipatduakan, maka total biaya variabel juga akan dilipat dua kali. Biaya variabel ini dapat di bagi lagi menjadi beberapa bagian, pembagian yang lebih rinci ini penting karena akan mempengaruhi sikap manajemen dalam menerapkan sejumlah kebijakan dan pemahaman yang kasar terhadap perilaku biaya dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah. Dalam prakteknya, banyak perusahaan yang bangkrut karena manajemen salah dalam menyiasati biaya yang terjadi dalam perusahaannya. Atas dasar perilaku biaya, sejumlah biaya variabel akan benar-benar bersifat proporsional, sebagian lagi bersifat bertahap. Biaya variabel bersifat proporsional Menurut Hariadi (2002:185) biaya variabel bersifat proporsional adalah biaya variabel yang berubah secara proporsional dengan perubahan tingkat kegiatan. Contoh yang sederhana adalah biaya bahan baku yang berubah sejalan dengan perubahan volume produksi. Biaya bahan baku dapat dikatakan berubah

5 sepenuhnya oleh tingkat kegiatan karena andaikata tidak ada kegiatan produksi maka biaya bahan juga tidak ada. Misalnya untuk memproduksi unit barang jadi diperlukan biaya bahan baku Rp ,00 maka berikutnya untuk memproduksi unit barang jadi diperlukan biaya bahan baku sebesar Rp ,00 dan seterusnya. Biaya variabel bertahap Menurut Hariadi (2002:185) biaya variabel bertahap adalah biaya variabel yang berubah setahap demi setahap dalam waktu tertentu atau tingkat kegiatan tertentu. Contohnya adalah biaya tenaga kerja langsung. Tidak seperti biaya bahan baku, jam tenaga kerja langsung pabrik tak bisa di simpan sebagai persediaan untuk kemudian digunakan pada masa berikutnya. Jam kerja sudah ada dalam jumlah tertentu dan kalau tidak digunakan secara efektif, maka akan hilang begitu saja. Perubahan kapasitas produksi tidak secara otomatis menyebabkan biaya tenaga kerja berubah. 1. Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah, terlepas dari perubahan tingkat aktivitas dalam kisaran relevan (relevant range) tertentu. Jenis-jenis biaya tetap yaitu: Biaya tetap yang telah ditentukan adalah biaya tetap yang telah ditentukan berkaitan dengan investasi fasilitas, perlatan dan struktur organisasi pokok dalam suatu perusahaan. Contoh biaya ini meliputi penyusutan gedung dan peralatan, pajak bangunan, asuransi, gaji manajemen puncak dan karyawan operasi.

6 Ciri-ciri biaya tetap yang telah ditentukan adalah (1) bersifat jangka panjang dan (2) tidak dapat dikurangi secara mendadak dalam jangka pendek tanpa mempengaruhi secara serius kegiatan perusahaan. Biaya tetap yang telah ditentukan adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjaga agar perusahaan tetap mampu menjalankan kegiatannya dalam kapasitas minimal. Biaya ini tetap dikeluarkan seandainya perusahaan berhenti beroperasi karena bangkrut. Oleh karena biaya tetap ini bersifat jangka panjang dan tidak dapat diubah seketika maka perencanaan yang hati-hati terhadap biaya ini perlu dilakukan. Pengeluaran biaya ini harus mempertimbangkan rencana kapasitas produksi dan penjualan perusahaan untuk beberapa tahun ke depan karena setelah biaya ini diputuskan maka manajemen sulit untuk mengubahnya dan tindakan manajemen berikutnya adalah bagaimana melakukan kegiatan operasional yang efisien dengan pola yang sudah terbentuk ini. Biaya tetap kebijakan adalah biaya yang disebabkan oleh keputusan tahunan yang di buat oleh manajemen untuk membelanjakan biaya tetap tertentu. Contoh biaya tetap kebijakan termasuk iklan, riset, hubungan masyarakat, program pengembangan manajemen dalam magang untuk para mahasiswa. Ciri-ciri biaya tetap kebijakan adalah (1) bersifat jangka pendek dan (2) dapat diubah atau di perkecil seketika jikalau ada perubahan situasi mendadak di luar perhitungan manajemen. Pemotongan mendadak anggaran biaya tetap ini diharapkan tidak sampai mengurangi kualitas tujuan yang ingin dicapaui perusahaan.

7 2. Biaya semi variabel ( Biaya campuran) Biaya semi variabel merupakan biaya yang mengandung unsur-unsur biaya variabel dan biaya tetap. Biaya ini terjadi karena hubungan jumlah biaya dengan basis aktivitas disebut fungsi biaya memiliki unsur yang tetap perubahan volume aktivitas. Sebagian dari biaya semivariabel ini berubah seiring dengan volume atau pemakaian dan sebagian lagi berperilaku tetap selama periode tertentu. Contoh biaya semivariabel antara lain biaya listrik, reparasi, telepon, sewa dan biaya pemeliharaan. Menurut Hariadi (2002:190) ada tiga karakteristik penting yang menjadi ciri-ciri biaya semivariabel yaitu: 1. total biaya semivariabel berfluktuasi dengan aktivitas 2. bagian dari biaya semivariabel yang berubah sesuai dengan aktivitas merupakan biaya variabel 3. bagian biaya variabel berubah secara proporsional dengan aktivitas Pemisahan biaya semivariabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel harus dilakukan manajemen karena pemisahan tersebut sangat bermanfaat karena pemisahan tersebut sangat bermanfaat dalam perencanaan dan pengendalian. Pertama, manajemen dapat menyusun rencana biaya yang lebih teliti untuk suatu kegiatan tertentu di masa akan datang. Kedua, manajemen dapat menyusun laporan prestasi bawahan yang lebih adil dengan memperhatikan biaya variabel yang terkendali.

8 Secara umum, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan manajemen untuk memisahkan biaya semivariabel menjadi biaya variabel dan biaya tetap yaitu: 1. tentukan variabel-variabel yang bersifat tidak bebas dan bebas yaitu total biaya semivariabel dan tingkat kegiatan yang relevan. 2. ambil sampel atas variabel-variabel tersebut di masa lalu 3. buatlah observasi pada sebuah grafik yang disebut diagram pencar (scatter diagram) 4. gunakan salah satu metode untuk memisahkan biaya campuran (metode titik tertinggi dan terendah, metode scattergraph, metode kuadrat terkecil dan metode biaya berjaga) 5. evaluasi hasilnya untuk menetukan ketelitiannya 6. gunakan persamaan Y = a + bx untuk menyusun prediksi yang cerdas, keputusan yang rasional dan evaluasi yang bermanfaat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa biaya semivariabel harus dipisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel. Untuk memisahkannya digunakan beberpa metode yaitu: a. Metode titik tertinggi dan terendah Metode ini merupakan metode yang paling sederhana diantara metodemetode yang lain. Dalam metode ini hanya perlu menghubungkan 2 titik kegiatan yang paling rendah dan yang paling tinggi untuk membuat garis lurus biaya. Metode ini baik digunakan untuk perusahaan yang biaya semivariabelnya fluktuasinya mudah sekali (perubahannya) dari bulan ke bulan,

9 Sebagai contoh: dalam data Arnoldson Company terdapat jam mesin yang paling tinggi jam pada bulan Juni dan terendah jam pada bulan Maret. Pemicu biaya Biaya pemeliharaan Bulan Jam mesin Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Untuk memisahkan elemen biaya variabel dan biaya tetap dengan me nggunakan metode titk tertinggi dan terendah yaitu dengan meghubungkan perubahan antara jam mesin tertinggi dengan jam mesin terendah dalam kegiatan dengan perubahan biayanya yang terjadi. Mesin Biaya Pemeliharaan Jam Mesin Tingkat Aktivitas tertinggi (juni) 8000 $9800 Tingkat Aktivitas terendah (Maret) 5000 $7400 Perubahan 3000 $2400 Biaya Variabel = Perubahan Biaya Perubahan Aktivitas $ 2400 $ per jam mesin Jadi untuk biaya pemeliharaan biaya variabel per unit $ 0.8 dengan ini dapat digunakan untuk menghitung elemen biaya tetap. Biaya tetap = Total biaya biaya variabel = $ ($0.8 X 8000 jam mesin) = $ Metode titik tertinggi dan terendah sanagt sederhana dan mudah dilakukan tetapi banyak mengandung cacat karena hanya menggunakan dua titik saja.

10 Umumnya, dua titik tidak cukup menghasilkan hasil yang akurat dari dalam analisis biaya. Selanjutnya periode yang tidak biasanya rendah atau tinggi dapat mengakibatkan ketidakakuratan hasilnya. Rumus biaya yang diestimasi hanya dengan menggunakan data dari periode yang memiliki biaya abnormal akan menyebabkan kesalahan dalam menyajikan hubungan biaya yang sesungguhanya. b. Metode diagram pencar Metode dioagram pencar berusaha memperhitungkan lebih banyak titiktitik biaya dan kegiatan yang ada agar garis biaya yang ditarik di antara dua titik akan lebih mewakili berbagai tingkat biaya dan kegiatan dapat menggambarkan keadaan yang lebih relistis. Garis yang ditarik untuk menghubungkan antara biaya dan tingkat kegiatan dalam grafik yang di sebut regression line atau garis ratarata, tidak hanya sekedar menghubungkan titik tertinggi dan terendah, tapi juga memperhatikan pertimbangan visual. Hasil dari metode ini masih lebih baik daripada metode titik tertinggi dan terendah karena berusaha memeprtimbangkan perhitungan rata-rata dari bermacam-macam titik-titik biaya campuran yang digambarkan dalam grafik. Metode ini kurang akurat karena memiliki kekurangan yaitu pertama metode ini bersifat subjektif. Tidak ada dua analis yang dihadapkan pada scattergraph membuat garis regresi yang sama persisi. Kedua, perkiraan biaya tetap tidak sama persis dengan perkiraan biaya tetap pada metode lainnya karena sangat sulit untuk mengukur dengan tepat perpotongan antara garis regresi dengan sumbu Y (sumbu biaya).

11 c. Metode kuadrat terkecil Metode kuadrat terkecil dianggap lebih obyektif dan lebih cermat dalam mengukur garis regresi daripada metode scattergraph karena metode kuadrat terkecil menggunakan pendekatan matematis untuk menentukan garis regresi daripada menggunakan pendekatan visual ataupun hanya sekedar menghubungkan titik tetinggi dan terendah dalam grafik. Tidak seperti metode titiktertinggi dan terendah, metode kuadrat terkecil memperhitungkan seluruh data ketika menghitung rumus biaya. Persamaan garis lurus yang digunakan dalam metode kuadrat terkecil adalah : Y = a + bx dengan, Y = variabel tidak bebas (total biaya campuran) a = garis intercep vertikal (total biaya tetap) b = slope garis (tarif biaya variabel) X = variabel bebas (tingkat kegiatan) Rumus dari persamaan tersebut sebagai berikut: N X. Y b = 2 2 N. X ( X ) a = Y b X N Contoh: biaya reparasi dan pemeliharaan mesin per bulan dalam tahun 1997 dalam tabel berikut ini. Bulan Ke Biaya reparasi dan pemeliharanan mesin (Y) Jam Mesin X XY (000) X 2 (000)

12 N=12 XY X 2 XY X b = (66.000) a = Dengan diketahui a dan b maka dapat dihitung reparasi dan pemeliharaan yang variabel dan tetap : biaya variabel = Rp.90/ jam mesin (0.09 X 1.000) biaya tetap = Rp.205 per bulan Bila dimsukkan dalam fungsi linear biaya tersebut adalah : Y= X Ukuran yang digunakan sebagai dasar perhitungan antara lain : a. jumlah jam tenaga kerja langsung b. biaya tenaga kerja langsung c. jam mesin d. jumlah bahan baku yang digunakan Kekurangan metode ini berkaitan dengan waktu dan sumber daya manusia, membutuhkan waktu agak lama dalam perhitungan dan sumber daya manusia yang memadai.

13 d.metode biaya berjaga Metode biaya berjaga ini mencoba menghitung berapa biaya yang harus dikeluarkan apabila perusahaan di tutup untuk sementara ( tidak berproduksi sama sekali), biaya berjaga ini merupakan biaya tetap. Selama proses produksi berjalan, biaya yang dikeluarkan dikurangi biaya berjaga tersebut merupakan biaya variabel. Contoh: pada tingkat produksi jam mesin untuk bulan Agustus 1998 dengan dikeluarkan biaya Rp berdasarkan data apabuila perusahaan tidak berproduksi, biaya yang dikeluarkan Rp per bulan. Total biaya pada tingkat jam mesin Biaya tetap (biaya berjaga) Biaya variabel Rp ,- Rp ,- Rp ,- Biaya variabel perjam mesin + Rp : Rp.5 per jam mesin, bila dinyatakan dalam fungsi biaya sebagai berikut: y = x Metode ini kurang akurat, karena memperhatikan kapasitas produksi dan untuk menentukan biaya tetap harus memperhatikan produksi, maka dengan itu menunjukkan volume produksi tidak diperhatikan padahal besarnya biaya itu sangat dipengaruhi kapasitas produksi. C. Pengertian Biaya Volume dan Laba Analisis biaya volume dan laba merupakan suatu metode estimasi begaimana perubahan variabel-variabel berikut akan mempengaruhi laba : biaya variable per unit, harga jual per unit, jumlah biaya tetap per periode, volume

14 penjualan dan bauran penjualan. Analisis biaya volume dan laba dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk mengidentifikasi cakupan dan pemecahannya. Menurut Blocher (2000:3) analisis biaya volume dan laba merupakan metode untuk menganalisis bagaimana keputusan beroperasi dan keputusan pemasaran mempengaruhi laba bersih berdasarkan pemahaman tentang hubungan antara biaya variable, biaya tetap, harga jual perunit dan tingkat output. Menurut Garrison (2000:250) analisis biaya volume dan laba meliputi suatu studi hubungan antara lima elemen berikut: 1. harga produk 2. volume atau tingkat aktivitas 3. biaya variable per unit 4. total biaya tetap 5. bauran produk yang terjual Oleh karena analisis biaya volume dan laba membantu manajer untuk memahami hubungan antara biaya, volume dan laba, alat ini sangat berguna untuk proses pengambilan keputusan. Keputusan ini termasuk produk apa yang akan dibuat atau dijual, bagaimanakh kebijakan penentuan harganya, apakah strategi pemasaran yang digunakan, tipe fasilitas produksi apa yang diperlukan. Dalam analisis biaya volume dan laba ada beberapa asumsi penting yaitu ( Hansen Mowen 2005:292): 1.analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linear 2.analisis mengasumsikan bahwa harga, total biaya tetap dan biaya variabel per unit dapat diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang relevan 3.analisis mengasumsikan bahwa apa yang diproduksi dapat dijual 4.untuk analisis multi produk, diasumsikan bahwa bauran penjualan diketahui 5.diasumsikan bahwa harga jual dan biaya diketahui dengan pasti.

15 D. Analisis Biaya Volume dan laba Dalam penerapan biaya volume dan laba harus dipahami tentang konsep Margin Kontribusi. Margin kontribusi merupakan perbedaan antara jumlah penjualan dengan jumlah biaya variabel. Apabila mergin kontribusi lebih besar dari jumlah biaya tetap maka akan didapatkan laba, namun apabila jumlah margin kontribusi lebih kecil dari jumlah biaya tetap maka terjadi rugi Pendekatan margin kontribusi digunakan dalam perencanaan internal sebagai alat pembuatan keputusan dengan menggunakan anlisis biaya volume dan laba. Pendekatan ini sangat berguna untuk menilai kinerja manajemen, laporan lab per segmen, dan dalam penganggaran. Lebih jauh lagi, pendekatan margin kontribusi membantu manajer mengorganisasikan data yang berkaitan dengan semua jenis pembuatan keputusan seperti analisis lini produk, penentuan harga, menggunakan sumber daya yang terbatas, dan analisis membuat atau membeli. Contoh margin kontribusi: PT.Akustik memproduksi speaker sebanyak 350 unit dengan data sebagai berikut:

16 PT.Akustik Laporan Laba Rugi Kontribusi Periode 2006 Jumlah Per unit Penjualan $ $ 250. Kurang: Biaya variabel $ $ 150 Margin kontribusi $ $ 100 Kurang: Biaya tetap $ Laba (Rugi) bersih $ 0 Dari laporan laba rugi kontribusi nampak bahwa margin kontribusi sebesar $ merupakan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya tetap agar di peroleh laba bersih. Apabila margin kontribusi tidak mencukupi biaya tetap maka akan timbul kerugian pada kontribusi tersebut. Sebagai contoh PT.Akustik hanya memproduksi 200 unit speaker maka margin kontribusinya adalah: PT.Akustik Laporan Laba Rugi Kontribusi Periode 2006 Jumlah Per unit Penjualan (200 unit) $ $ 250. Kurang: Biaya variabel $ $ 150 Margin kontribusi $ $ 100 Kurang: Biaya tetap $ Laba (Rugi) bersih ($15.000)

17 Dari contoh tersebut didapat bahwa margin kontribusi sebesar $ tidak mampu menutupi biaya tetap sehingga mengakibatkan rugi sebesar $ Selain disajikan berdasarkan per unit, penjualan dan biaya variabel, margin kontribusi dapat disajikan dalam bentuk persentase penjualan yaitu: Rasio margin kontribusi = M argin Kontribusi Penjualan Contoh pada PT.Akustik dengan data sebagai berikut: PT.Akustik Laporan Laba Rugi Kontribusi Periode 2006 Jumlah Per unit Penjualan (400 unit) $ $ 250. Kurang: Biaya variabel $ $ 150 Margin kontribusi $ $ 100 Kurang: Biaya tetap $ Laba (Rugi) bersih $ 5.000) $ Rasio margin kontribusi = 40% $ Rasio margin kontribusi sangat berguna karena menunjukkan bagaimana margin kontribusi dipengaruhi total penjualan PT.Akustik memiliki margin kontribusi 40% artinya setiap kenaikan penjualan sebesar $.1, total margin kontribusi akan meningkat 40 sen dengan asumsi tidak ada perubahan biaya tetap. Perhitungan dengan analisis biaya volume dan laba terdiri dari analisi titik impas, target laba, margin of safety, dan bauran penjualan.

18 1. Titik Impas Titik impas yaitu menentukan volume penjualan dimana jumlah pendapatan sama dengan jumlah beban sehingga laba sama dengan nol. Titik impas dapat dinyatakan dalam bentuk persamaa matematis atau menggunakan margin kontribusi. Metode persamaan matematis memanfaatkan data-data dari laporan laba rugi yang disusun dengan format margin kontribusi. Metode ini menggunakan pendekatan matematis untuk menggambarkan perubahan unsur-unsur biaya, volume dan laba.dalam metode ini, diasumsikan bahwa harga jual dan biaya variabel per unit adalah kostan sedangkan biaya tetap secara konstan tetap tetapi biaya tetap per unit akan berubah tergantung tingkat kegiatan, akibatnya laba/unit akan berbeda pula. Persamaannya : Laba = Penjualan (Biaya Variabel + Biaya Tetap) Atau : Penjualan = biaya variabel + biaya tetap + laba Contoh: apabila diterapkan pada PT.Akustik (data contoh seblumnya) titik impas dihitung sebagai berikut: Penjualan = biaya variabel + biaya tetap + laba 250 p = 150 p + $ p = $ p =350 unit VCD Player Pendekatan metode margin kontribusi memusatkan pada ide bahwa setiap unit yang terjual memberikan margin kontribusi tertentu yang dapat digunakan

19 untuk menutup biaya tetap. Untuk menentukan berapa unit yang harus terjual untuk mencapai titik impas dapat dihitung dengan cara: Titik impas (unit) = Biaya tetap margin kontribusi per unit Titik impas dengan margin kontribusi dapat juga dinyatakan berdasarkan nilai penjualan: Titik impas (penjualan) = biaya tetap rasio margin kontribusi Contoh untuk PT.Akustik margin kontribusi per unit $ Harga jual per unit $ 250 Kurang: Biaya variabel per unit $ 150 Margin kontribusi per unit $100 Biaya tetap $ Titik impas (unit) = unit Titik impas (penjualan) = $ % 2. Margin pengaman penjualan (Margin Of Safety) Margin Of Safety yaitu untuk menentukan sejauhmana tingkat penurunan penjualan sampai titik impas, atau titik dimana tidak terjadi kerugian dan juga laba. Margin Of Safety dipandang sebagai ukuran kasar risiko. Selalu terdapat kejadian-kejadian yang tidak terduga ketika rencana disusun, yang dapat menurunkan penjualan dibawah tingkat yang diharapkan sebelumnya. Perusahaan dengan Margin Of Safety yang besar kurang rentan terhadap dampak penurunan

20 permintaan penjualan yang disebabkan oleh kemerosotan ekonomi, perubahan perilaku konsumen, ataupun kondisi persaingan bisnis. Ketentuen sederhana yang dipakai untuk menerapkan margin pengaman penjualan dalam sebuah bisnis adalah semakin besar margin pengaman penjualan semakin rendah risiko usahanya, Margin Of Safety dapat dihitung dengan menggunakan rumus matematis. MOS = Total anggaran penjualan penjualan impas. Atau dapat pula dinyatakan dalam bentuk persentase. M argin Of Safety Persentase MOS = Penjualan Contoh margin of safety : data diambil dari contoh sebelumnya yaitu PT.Akustik, dimana penjualan $ dan dari hasil perhitungan titik impas penjualan 350 unit adalah $ MOS PT.Akustik = $ $ = $ $ MOS dalam persentase = 12. 5% $ Target laba Bagi organisasi- organisasi bisnis penentuan laba sasaran merupakan bagian penting dari perencanaan. Laba sasaran dapat ditentukan melalui beberapa cara seperti persentase dari laba tahun silam, persentase dari jumlah aktiva pada awal periode akuntansi berjalan atau bisa ditetapkan berdasarkan persentase penjualan. Ramalan ekonomi untuk produk perusahaan dan antisipasi perubahan-

21 perubahan produk, biaya dan teknologi dipertimbangkan pula dalam penetapan laba sasaran. Sebelum memasukkan sasaran laba ke dalam anggaran, manajemen perlu menggali informasi pendahuluan mengenai kelayakan rencana laba mereka. Analisis biaya volume dan laba dapat digunakan untuk menentukan banyaknya unit yang harus di produksi atau rupiah penjualan yang harus dihasilkan perusahaan untuk mencapai sasaran labnaya. Dengan mengubah hubungan antara biaya volume dan laba manajemen dapat menentukan volume penjualan yang sesuai dengantarget laba. Manajemen dapat mengevaluasi kelayakan volume penjualan tersebut. Apabila rencana laba dianggap layak maka disusun anggaran volume penjualan yang dikehendaki. Untuk menghitung berapa unit yang harus terjual agar target laba yang telah ditetapkan tercapai dapat digunakan rumus yaitu: Volume Penjualan = Biaya Tetap T arget Laba M argin Kontribusi Per Unit Anggaplah manajemen menentukan bahwa PT.Akustik menentukan target laba sebesar $ dengan biaya tetap $ dan margin kontribusi per unit adalah $ 100, maka volume yang harus dijual untuk menghasilkan laba $ adalah: Volume penjualan = $ unit speaker $100 4.Bauran Pemasaran Sebagian besar perusahaan pada umumnya memproduksi lebih dari satu produk dengan bermacam-macam harga jual. Selain itu, produk-produk yang di jual mempunyai biaya-biaya variabel per unit yang berlainan. Perbedaan harga

22 jual dan biaya variabel ini membuat tiap produk mempunyai margin kontribusi yang berlainan pula. Produk yang margin kontribusinya lebih tinggi menyumbang banyak kepada biaya tetap dan laba bersih daripada produk yang margin kontribusinya lebih rendah. Dengan demikian, saat produk dengan margin kontribusi yang lebih tinggi memberikan prporsi yang relatif lebih besar terhadap jumlah penjualan maka labanya akan lebih besar dibanding kan pada tingkat penjualan yang sama pada produk dengan margin kontribusi yang lebih rendah. Oleh karena itu, volume penjualan yang diperlukan untuk mencapai titik impas atau meraih laba sasaran tertentu untuk perusahaan yang menjual lebih dari satu produk sangat tergantung pada bauran penjualan. Bauran penjualan menggambarkan persentase dari setiap lini produk terhadap penjualan. Perubahan bauran penjualan akan mempengaruhi laba perusahaan. Penggantian bauran penjualan dari produk yang bermargin tinggi dengan produk yang bermargin rendah dapat mengakibatkan laba menurun meskipun jumlah penjualan meningkat sebaliknya penggantian bauran penjualan dari produk bermargin rendah ke produk yang bermargin tinggi akan mengakibatkan laba meningkat meskipun jmlah penjualan menurun. Contoh: data PT.Sido Asia yang memproduksi produk A dan Produk B: Data dan komposisi penjualan PT.Sido Asia 1998

23 PT. Sido Laporan Laba rugi Periode 1998 Produk A Produk B Jumlah Keterangan Jumlah % Jumlah % Jumlah % Penjualan Biaya Variabel Margin Kontribusi Biaya Tetap Laba Bersih Titik impas dalam Rupiah adalah Rp Dari gambar diatas terdapat titik impas penjualan Rp jumlah ini hanya menunjukkan titik impas sebatas bauran penjualan tidak berubah. Apabila bauran penjualan berubah maka titik impas juga berubah. Hal ini diilustrasikan dengan mengangap tahun1999 terjadi pergeseran dari lini produk A dari menjadi dan produk B dari penjualan menjadi Data dan komposisi penjualan PT.Sido Asia 1998 PT. Sido Laporan Laba Rugi Periode 1998 Produk A Produk B Jumlah Keterangan Jumlah % Jumlah % Jumlah % Penjualan

24 Biaya Variabel Margin Kontribusi Biaya Tetap Laba Bersih Titik impas dalam Rupiah Rp.9524 Walaupun penjualan jumlah tidak berubah bauran penjualan berubah dimana penjualan terbesar berasal dari produk B. Pergeseran bauran penjualan ini mengakibatkan laba meningkat dari tahun sebelumnya sebesar menjadi Titik impas menurun dari tahun 1998 menjadi 9524 tahun 1999 E. Aplikasi Konsep Biaya Volume dan Laba Analisis biaya volume dan laba dapat digunakan untuk menunjukkan pengaruh perubahan biaya variabel, biaya tetap, harga penjualan dan volume penjualan terhadap laba. Contoh dapat dilihat dari data PT. Akustik berikut ini : PT.Akustik Laba rugi kontribusi Tahun 2006 Per unit Persentase Penjualan Penjualan (400 unit) $ % Kurang: Biaya variabel $ % Margin kontribusi $ % Biaya tetap adalah $35.000

25 1.Perubahan Biaya tetap dan volume penjualan Volume penjualan PT.Akustik saat ini adalah $ (atau $400 unit perbulan). Manajer penjualan menganggap bahwa peningkatan anggaran iklan sebesar $ akan meningkatkan penjualan bulanan $ Tabel berikut ini menunjukkan pengaruh perubahan anggaran iklan bulanan yang diusulkan: Volume Penjualan Sekarang Penjualan ditambah peningkatan % Anggran iklan Penjualan $ $ $ % (Biaya Varaibel) ( % Margin kontribusi % (Biaya Tetap) (35.000) (45.000) (10.000) Laba bersih $ Dengan asumsi tidak ada faktor lain yang berubah, peningkatan anggaran iklan akan disetujui apabila meningkatkan laba sebesar $ ada dua cara untuk memecahkannya. Alternatif pemecahan yang pertama : Total margin kontribusi yang diharapkan $ X 40% $ Total margin kontribusi saat ini $ X 40% $ Peningkatan margin kontribusi $ Perubahan biaya tetap : dikurangi peningkatan biaya iklan $ Peningkatan laba bersih $ Cara lebih sederhana yang dapat digunakan:

26 Peningkatan margin kontribusi $ Dikurangi: peningkatan biaya iklan (10.000) Peningkatan laba bersih ( 2.000) Pendekatan yang kedua ini tidak memerlukan data penjualan tahun sebelumnya dan tidak memerlukan pembuatan laporan laba rugi. Kedua model pemecahan diatas meliputi analisis inkremental yang hanya memeprtimbangkan pendapatan,biaya dan volume penjualan. 2. Perubahan biaya variabel dan volume penjualan Ditetntukan penjualan acuostic concept adalah 400 speaker per bulan. Manajemen merencanakan menggunakan komponen yang lebih berkualitas lebih tinggi yang akan meningkatkan biaya variabel sebesar $10 per speaker. Mananjer memperkirakan bahwa kualitas yang lebih tinggi meningkatkan penjualan menjadi 480 speaker per bulan. Peningkatan biaya variabel sebesar $10 akan mengakibatkan margin kontribusi menururn $100 ke $90. Margin kontribusi total yang diharapkan dengan komponen Yang lebih berkualitas Margin kontribusi saat ini 400 speaker X $ Peningkatan margin kontribusi Berdasarkan informasi di atas sebaiknya perusahaan menggunakan komponen yang lebih berkualitas laba bersih akan meningkat sebesar $3.200 karena adanya peningkatan margin kontribusi dengan asumsi biaya tetap tidak berubah.

27 3. Perubahan biaya tetap, harga jual dan volume penjualan Penjualan adalah 400 per bulan. Untuk meningkatkan penjualan manajer penjualan akan menurunkan harga jual $20 per unit dan meningkatkan biaya iklan sebesar $ per bulan dan berharap penjualan menjadi 600 unit. Margin kontribusi total dengan harga jual lebih rendah 600X$80 $ Margin kontribusi total saat ini 400X$100 $ Peningkatan margin kontribusi $ Perubahan biaya tetap (biaya iklan) ($15.000) Pengurangan laba bersih ($ 7.000) Berdasarkan informasi diatas perusahaan tidak layak untk melaksanakannya karena mengakibatkan penurunan laba bersih. 4. Perubahan biaya variabbel, biaya tetap dan volume penjualan Manajer penjualan menentukan bahwa tenaga penjualan akan diberi komisi $15 per unit yang terjual untuk menggantikan gaji tetap yang saat ini berjumlah $6.000 per bulan. Manajer percaya bahwa peruabahan ini meningkatkan penjualan sebesar 15 % menjadi 460 speaker per bulan. Bila gaji tenaga penjualan ditentukan berdasarkan komisi maka akan mempengaruhi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap akan berkurang $6.000 dari $ menjadi $ biaya variabel per unit akan meningkat dari $150 menjadi $165 dan margin kontribusi per unit turun dari %100 menjadi $85. Margin kontribusi total dengan harga jual lebih rendah 460X$85 $ Margin kontribusi total saat ini 400 speaker X$100 $ Margin kontribusi ($ 900)

28 Perubahan biaya tetap (peningkatan biaya variabel) Pengurangan laba bersih $ Berdasarkan informasi di atas, program tersebut dapat dijalankan F. Tinjauan Penelitian Terdahulu Purba ( 2007) dengan judul Analisis Cost Volume Profit untuk perencanaan pendapatan dan biaya pada Pabrik Kelapa Sawit PT.Amal Tani Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan belum menggunakan analisis biaya volume dan laba dengan cukup terperinci. Biayabiaya yang ada dalam perusahaan belum seluruhnya diklasifikasikan atas biaya tetap dan biaya variabel dimana ini merupakan salah satu asumsi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan manfaat yang efektif dari analisis biaya volume dan laba. Penerapan analisis biaya volume dan laba dengan lebih terperinci dapat membantu manajemen untuk menentukan pendapatan yang dibutuhkan untuk mencapai target laba. Penerapan analisis biaya volume dan laba juga memungkinkan perusahaan melakukan trade off di antara biaya tetap dan biaya variabel sehingga target laba dapat dicapai. Benny (2007) dengan judul penelitian Analisis Cost Volume profit sebagai perencanaan laba pada PT.Gold Coin Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan belum menerapkan analisis biaya volume dan laba. Perusahaan juga belum memisahkan biaya tetap dan biaya variabel dalam membuata laporannya. Penerapan analisis biaya volume laba dapat membantu manajemen dalam membuat laba dan bauran pemsaran yang tepat.

29 G. Kerangka Konseptual PT.Berlian Unggas Sakti Klasifikasi biaya - biaya tetap - biaya campuran - biaya variabel Analisis Biaya Volume dan laba Perencanaan laba Target Laba Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian. PT. Berlian Unggas Sakti bergerak di bidang manufaktur atau perusahaan yang melakukan proses pengolahan produksi. PT. Berlian Unggas Sakti memproduksi beberapa produk sehingga diperlukan analisis yang tepat dalam membuat perencanaan laba dan bauran pemasaran yang tepat yang dapat dilakukan dengan menggunakan analisis biaya volume dan laba.

30 Dalam melakukan analisis biaya volume dan laba terlebih dahulu dilakukan pemisahan biaya variabel, biaya tetap dan biaya campuran. Analisis biaya volume dan laba menggunakan parameter analisis titik impas, target laba, margin pengaman penjualan dan bauran pemasaran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ade Zulfikar Abraham Iqbal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA. datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas

BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA. datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA II. 1. Pengertian Perencanaan Laba Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan ditandai dengan kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen ( 2009 : 47 ) biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan

Lebih terperinci

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS PERILAKU BIAYA AKTIVITAS A. Konsep Dasar Perilaku Biaya Aktivitas Perilaku biaya (cost behavior) mengacu pada reaksi biaya terhadap aktivitas perusahaan. Aktivitas adalah pengorbanan waktu dan input untuk

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Perencanaan Laba 2.1.1 Pengertian Perencanaan Laba Perencanaan laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi dan penilaian kinerja manajemen suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas perusahaan. Biaya didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Analisis Perilaku Biaya BAB

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat Break

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Cost Behavior Analysis. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

Akuntansi Biaya. Cost Behavior Analysis. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. Akuntansi Biaya Modul ke: Cost Behavior Analysis Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Classification Cost Biaya tetap adalah Biaya yang secara total tidak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan

Lebih terperinci

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS Pert 3 PERILAKU BIAYA AKTIVITAS H A R I R I, S E., M. A K U N I V E R S I T A S I S L A M M A L A N G 2 0 1 7 Dasar-dasar Perilaku Biaya Perilaku biaya adalah istilah umum untuk menggambarkan apakah biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

02FEB. Akuntansi Biaya. Cost Behavior Analysis, Classifying Cost, Separating Fixed and Variable Cost. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas

02FEB. Akuntansi Biaya. Cost Behavior Analysis, Classifying Cost, Separating Fixed and Variable Cost. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas 02FEB Cost Behavior Analysis, Classifying Cost, Separating Fixed and Variable Cost Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Manajemen Content Cost behavior analysis, Classifying

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS PERILAKU BIAYA AKTIVITAS Konsep Dasar Perilaku Biaya Aktivitas Metode Memisahkan Biaya Campuran Muniya Alteza Konsep Dasar Perilaku Biaya Aktivitas Perilaku biaya (cost behavior) adalah istilah untuk menggambarkan

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] MATERI 5 ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Cost-Volume Profit Analysis) Analisis biaya-volume-laba (CVP) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Karena

Lebih terperinci

PERILAKU AKTIVITAS BIAYA

PERILAKU AKTIVITAS BIAYA PERILAKU AKTIVITAS BIAYA 1 A. Konsep Perilaku Akuntan manajemen harus mampu untuk mengevaluasi setiap jenis biaya untuk bisa menentukan fungsi biaya (cost function) yang menjelaskan perilaku biaya. Perilaku

Lebih terperinci

Pengertian, Tujuan dan Manfaat Anggaran Variabel

Pengertian, Tujuan dan Manfaat Anggaran Variabel Pengertian, Tujuan dan Manfaat Anggaran Variabel Deskripsi Materi : Mampu menghitung anggaran biaya variabel Pemahaman terhadap anggaran biaya flexibel/variable Pengertian Anggaran Variabel Dari buku dan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PERENCANAAN LABA. Tugas Kelompok

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PERENCANAAN LABA. Tugas Kelompok PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PERENCANAAN LABA Tugas Kelompok Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Manajemen Strategik dan Kepemimpinan (DosenPengampu :Nurkholis, SE., M.Bus.,Ph.D., Ak., CA*) Disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PRODUKSI

ANALISA BIAYA PRODUKSI ANALISA BIAYA PRODUKSI Pengertian Biaya Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini

Lebih terperinci

Analisa Perilaku Biaya

Analisa Perilaku Biaya Modul ke: Analisa Perilaku Biaya Mengenali Prilaku biaya. Metode memisahkan biaya semivariabel atas biaya variable dan biaya tetap. Fakultas FEB Minanari, SE, M.Si Program Studi Manajemen Biaya VS Beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Break Even Point 2.1.1. Pengertian Break Even Point Break even point atau titik impas merupakan suatu tingkat penjualan dimana laba operasinya adalah nol: Total pendapatan

Lebih terperinci

Analisis Perilaku Biaya

Analisis Perilaku Biaya Modul ke: 03Fakultas Yusar EKONOMI DAN BISNIS (FEB) Analisis Perilaku Biaya Sagara, SE.,M.Si.,Ak.,CA,CMA Program Studi Manajemen KLASIFIKASI BIAYA Biaya Tetap didefenisikan sebagai biaya yang secara total

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Pada dasarnya informasi dari suatu perusahaan terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, baik pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di setiap bidang usaha sangat tinggi dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di setiap bidang usaha sangat tinggi dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini persaingan di setiap bidang usaha sangat tinggi dengan semakin banyaknya jumlah perusahaan yang terlibat di setiap bidang usaha tersebut. Oleh sebab

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

Bab 20 Perhitungan Biaya Langsung, Analisis Biaya-Volume-Laba dan Teori Keterbatasan. (Chaper Report)

Bab 20 Perhitungan Biaya Langsung, Analisis Biaya-Volume-Laba dan Teori Keterbatasan. (Chaper Report) Bab 20 Perhitungan Biaya Langsung, Analisis Biaya-Volume-Laba dan Teori Keterbatasan (Chaper Report) PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan suatu komponen yang sangat penting di dalam pelaksanaan aktivitas suatu perusahaan.menurut Mulyadi (2009:10), Tanpa informasi biaya, manajemen tidak memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeritan Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik yang kian memanas, dapat diperkirakan keadaan ekonomi Indonesia mengalami penurunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN. Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau

BAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN. Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau BAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN II. 1. Segmentasi unit usaha Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau perusahaan (Hansen & Mowen, 2003) Laporan segmen menyediakan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR DAN PERILAKU BIAYA

KONSEP DASAR DAN PERILAKU BIAYA KONSEP DASAR DAN PERILAKU BIAYA Pengertian Sebagian besar keputusan yang diambil oleh manajemen memerlukan informasi biaya yang didasarkan pada perilakunya. Oleh sebab itu perlu diketahui penggolongan

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L)

MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L) MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L) DISUSUN OLEH: Widya Iswara Nuning Yunara Nurfadillah Ramlah FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Mata Kuliah : MANAJEMEN AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Pemisahan Biaya Semi variabel Dalam menerapkan analisa break even point terlebih dahulu dilakukan pemisahan biaya ke dalam unsur tetap dan unsur variabel, untuk biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Slamet Sugiri (2004:194) menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah penyusunan laporan prestasi yang dikaitkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Analisis Biaya-Volume-Laba, Titik Impas, Laba. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Analisis Biaya-Volume-Laba, Titik Impas, Laba. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan analisis biaya-volume-laba sebagai alat bantu manajemen dalam perencanaan laba, dengan mengambil objek penelitian pada YAP COMPUTER yaitu distributor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Analisis CVP Menurut Hansen dan Mowen (dalam Fitriasari dan Kwary, 2005:429), analisa biaya volume laba (Cost-Volume Profit Analysisanalisis CVP) merupakan alat yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Setiap usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar membutuhkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak manajemen. Informasi akuntansi dapat

Lebih terperinci

ANALISA BREAK EVENT POINT

ANALISA BREAK EVENT POINT MANAJEMEN KEUANGAN II ANALISA BREAK EVENT POINT Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 10 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISA BREAK EVENT POINT Pengertian Analisis

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB II KONSEF BIAYA. Akuntansi Manajemen Konsep Biaya

BAB II KONSEF BIAYA. Akuntansi Manajemen Konsep Biaya BAB II KONSEF BIAYA Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi. Biaya dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Kegiatan manajemen suatu perusahaan pada dasarnya terpusat pada dua hal yaitu perencanaan dan pengawasan. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut manajemen dituntut untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat ABSTRAK Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya, harga jual serta volume penjualan. Analisis Cost-Volume-Profit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dewasa ini perkembangan ekonomi meningkat sedemikian

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dewasa ini perkembangan ekonomi meningkat sedemikian Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi dewasa ini perkembangan ekonomi meningkat sedemikian pesatnya, seiring dengan berbagai perubahan di bidang informasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Cost Behaviour Analysis. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

Akuntansi Biaya. Cost Behaviour Analysis. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Akuntansi Biaya Modul ke: Cost Behaviour Analysis Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Akuntansi Biaya Input

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Biaya dan Terminologi Biaya Menurut Sugiri (2002:21), biaya adalah pengorbanan sumber daya ekonomis tertentu untuk memperoleh sumber daya ekonomi lainnya. Pengukuran biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. BIAYA Aktivitas merupakan suatu tindakan-tindakan atau pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan untuk merubah input dengan menggunakan sumber daya untuk menghasilkan output dan untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA VOLUME LABA UNTUK MENCAPAI TARGET LABA PADA PT. INDOTERAS SUMATERA MEDAN

SKRIPSI ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA VOLUME LABA UNTUK MENCAPAI TARGET LABA PADA PT. INDOTERAS SUMATERA MEDAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN SKRIPSI ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA VOLUME LABA UNTUK MENCAPAI TARGET LABA PADA PT. INDOTERAS SUMATERA MEDAN Oleh : Nama : Lamsihar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa datang. Perencanaan masa depan perusahaan merupakan tugas dan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. masa datang. Perencanaan masa depan perusahaan merupakan tugas dan tanggung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan perusahaan umumnya ditentukan oleh kemampuan manajemen untuk melihat kemungkinan dan kesempatan yang akan terjadi pada masa datang. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan merupakan fungsi paling penting diantara semua fungsi manajemen. Seperti yang telah diketahui bahwa setiap perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Anggaran 1. Anggaran Definisi anggaran ada bermacam-macam tetapi mempunyai karakterisrik yang hampir mirip, berikut salah satu definisi anggaran dari berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Setiap perusahaan berorientasi untuk mencapai tujuan secara ideal, perusahaan akan mengoptimalkan penggunaan seluruh sumber dayanya untuk mencapai tujuan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengelola perusahaan berperan dalam mengelola sumbe daya yang tersedia.

BAB II LANDASAN TEORI. pengelola perusahaan berperan dalam mengelola sumbe daya yang tersedia. 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Biaya Setiap perusahaan berorientasi untuk mencapai tunjuan. Secara idealnya, perusahaan akan mengoptimalkan penggunaan seluruh sumber dayanya untuk mencapai tujuan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Biaya Dan Beban Pada umunya penetapan harga produk tergantung dari banyaknya penawaran dan permintaan masyarakat. Namun, tetap saja penetapan harga jual yang menguntungkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management 13 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management Accounting Practices (MAP) Comittee adalah: proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Akuntansi Diferensial 2.1.1 Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian yang selalu menyangkut masa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks pula masalah yang akan dihadapi. Untuk dapat menghadapi masalah tersebut diperlukan perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya. penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya. penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi secara umum adalah merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even ( titik impas ) Break even point atau titik impas sampai saat ini belum bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara pasti. Hal ini dikarenakan belum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

Anggaran Biaya Variabel

Anggaran Biaya Variabel Pertemuan 10 Anggaran Biaya Variabel Sumber : Kartika Sari dan sumber relevan lainnya Definisi Hansen dan Mowen: anggaran variabel didefinisikan sebagai biaya yang secara jumlah bervariasi berbanding langsung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. II.1.1. Konsep Biaya Identifikasi Biaya Definisi biaya menurut Krismiaji (2002), Cost adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan merupakan fungsi paling penting diantara semua fungsi manajemen. Seperti yang telah diketahui bahwa setiap perusahaan dan manajemen

Lebih terperinci

BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN

BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN Biaya - volume-profit ( CVP ) analisis memperkirakan bagaimana perubahan biaya ( baik variabel dan tetap ), volume penjualan, dan harga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitor bisnis baru dalam bidang usaha membuat perusahaan melalui pihak

BAB I PENDAHULUAN. kompetitor bisnis baru dalam bidang usaha membuat perusahaan melalui pihak Bab I:Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Munculnya era globalisasi yang membuat adanya tantangan dengan banyaknya kompetitor bisnis baru dalam bidang usaha membuat perusahaan melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGASAHAN ABSTRAKSI KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI LEMBAR PENGASAHAN ABSTRAKSI KATA PENGANTAR ABSTRAK Kebijakan dari pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik, telepon dan terutama BBM berdampak dalam industri. Ini menyebabkan naiknya biaya bahan baku serta biaya lainnya bagi sektor industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN. tujuannya, sifat masukannya, dan jenis proses yang dipergunakan untuk

BAB II BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN. tujuannya, sifat masukannya, dan jenis proses yang dipergunakan untuk BAB II BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Menurut Hansen dan Mowen (2009) sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem utama yaitu sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016 Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11 Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016 Materi Pokok 1. Titik Impas dalam unit 2. Titik Impas dalam

Lebih terperinci

BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN 2.1. Anggaran 2.1.1.Definisi Anggaran Pemahaman mengenai konsep anggaran dimulai dari memahami pengertian anggaran. Berikut ini adalah

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci