BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ASMA BRONKIALE PADA WANITA DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG
|
|
- Lanny Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ASMA BRONKIALE PADA WANITA DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL SKRIPSI OLEH: ROFIATUN NASIKHAH a028 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016
2
3 BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ASMA BRONKIALE PADA WANITA DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG Rofiatun Nasikhah*) Sri Wahyuni S.KM, M.Kes**) Auly Tarmali SKM, M.Kes., **) *Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo ** Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo ABSTRAK Asma merupakan penyakit pernapasan kronik menyebabkan gangguan inflamasi saluran pernapasan yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan hiperresponsivitas saluran napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk. Resiko terjadinya asma bronkial merupakan interaksi antara faktor pejamu dan faktor lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian Asma Bronkiale pada wanita dewasa di wilayah kerja. Desain penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita dewasa yang datang berobat dan tercatat dalam laporan bulanan data kesakitan dan pemeriksaan penunjang di poli umum Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang yang berjumlah 362 orang. Sampel yang diambil sebanyak 86 orang dengan menggunakan teknik Quota Sampling. Analisis dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Square( =0,05). Hasil uji Chi-Square didapatkan ada hubungan dengan kejadian Asma Bronkiale yaitu variabel paparan asap rokok (p=0,0001), riwayat penyakit keluarga (p=0,040). Sedangkan variabel yang tidak ada hubungan dengan kejadian asma bronkiale yaitu kepemilikan binatang peliharaan (p=0,307). Diharapkan penderita dapat memproteksi diri dari paparan asap rokok misalnya menggunakan masker yang berguna untuk mengurangi keparahan penyakit asma bronkiale yang dideritanya. Kata Kunci : Paparan asap rokok, Riwayat penyakit keluarga, Kepemilikan binatang peliharaan, Kejadian Asma Bronkiale Kepustakaan : 38 ( )
4 ABSTRACT Asthma is a chronic inflammatory disorder of the airways in which many cells and cellular elements play a role. The Chronic inflammation is associated with airway hiperresponsiveness that leads to recurrent episodes of wheezing, breathlessness, chest tightness, and coughing. The risk of asthma bronchiale includes the interaction between host factor and environmental factor. The purpose of this study is to determine some factors releated to the incidence of asthma bronchiale on women at Puskesmas Sumowono working area Semarang regency. Design of this study was analytic with crossectional approach. Population in this research were all adult women who came for treatment and was recorded in the monthly report of morbiditi data and investigations at Puskesmas Sumowono Semarang regency as many as 362 people. Samples were chosen by using Quota Sampling as many as 86 people. The data analysis used chi square test (α=0,05). Chi square test results found a correlationin the incidence of asthma bronchiale are exposure of smoke (p=0,0001) and family history of disease (p=0,040) variables. While variable that is not related to the incidence of asthma bronchiale is the ownership of pets (p=0,307). It is expected that patients can protect them selves from exposure to cigarette for example using a mask that is useful for reducing the severity of asthma bronchiale. Keywords : Smoke exposure, family history of disease, pet ownership, incidence of asthma bronchiale. Bibliographies : 38( ) PENDAHULUAN Asma bronkiale merupakan penyakit kronik yang sering dijumpai pada anak maupun dewasa di negara berkembang maupun negara maju. Sejak dua dekade terakhir, dilaporkan bahwa prevalensi asma bronkiale meningkat pada anak maupun dewasa. Prevalensi total asma bronkial di dunia diperkirakan 7,2 % (6% pada dewasa dan 10% pada anak). Prevalensi tersebut sangat bervariasi pada tiap negara dan bahkan perbedaan juga didapat antar daerah di dalam suatu negara. Prevalensi asma bronkiale di berbagai negara sulit dibandingkan, tidak jelas apakah perbedaan angka tersebut timbul karena adanya perbedaan kritertia diagnosis atau karena benar-benar terdapat perbedaan (IDAI, 2010). Di Indonesia, prevalensi asma belum diketahui secara pasti, berdasarkan laporan Hem Sundaru tahun 2008 (Departemen llmu Penyakit Dalam, FKUI/RSCM) prevalensi asma di Bandung (5,2%), Semarang (5,5%), Denpasar (4,3%), dan Jakarta (7,5%). Berdasarkan RISKESDAS 2013, prevalensi penyakit Asma di Jawa tengah mencapai 4,3 %, dimana Kabupaten Semarang mencapai 3,9 %. Prevalensi penyakit Asma ini banyak diderita pada rentan umur tahun. Dimana pada umur tahun sebesar 5,9%, tahun sebanyak 5,8 % dan umur tahun mencapai 5,7 %. Penyakit ini bisa diderita oleh semua kalangan baik berjenis kelamin laki-laki maupun (Kemen Kes RI, 2013). Prevalensi Asma mencapai 4,76 % yang merupakan menyebabkan Rawat Jalan di Rumah Sakit Indonesia tahun (SIRS, ). Menurut Buku Saku Kesehatan Provinsi Jawa Tengah penyakit asma merupakan Penyakit Tidak Menular nomor tiga. Pada tahun 2013 penyakit Asma mencapai kasus (11,7%), pada tahun 2014 mengalami penurunan dengan jumlah sebanyak 66,06 (10,36%), dan pada triwulan 2 tahun 2015 kasus asma sebesar 14,474 (9,60
5 %) (Buku Saku Kesehatan Jateng Triwulan 2, 2015). Proporsi kasus Asma di Kabupaten Semarang pada tahun 2013 sebesar 2903 kasus (295,16 / penduduk). Dimana jumlah kasus diseluruh Puskesmas Kabupaten Semarang sebesar kasus dengan penyumbang terbesar yaitu Puskesmas sumowono sebesar 477 kasus (Dinkes Kab Semarang, 2013). Pada tahun 2014 di Kecamatan Sumowono yang telah didiagnosa menderita Asma Bronkiale sebanyak 372 kasus. Beberapa faktor resiko timbulnya asma bronkial, antara lain: riwayat keluarga, tingkat sosial ekonomi rendah, etnis, daerah perkotaan, letak geografi tempat tinggal, memelihara binatang dalam rumah, terpapar asap rokok. Secara umum faktor risiko asma dibagi kedalam dua kelompok besar, faktor resiko yang berhubungan dengan terjadinya atau berkembangnya asma dan faktor resiko yang berhubungan dengan terjadinya eksaserbasi atau serangan asma yang disebut trigger faktor atau faktor pencetus (GINA,2015). Kecamatan Sumowono terletak di lereng selatan Gunung Ungaran dengan ketinggian 850 m di atas permukaan laut. Kecamatan Sumowono mempunyai kelembapan udara yang tinggi dan suhu yang dingin. Kasus asma bronkiale tertinggi di Kabupaten Semarang yaitu Puskesmas Sumowono. Dari laporan tahunan Puskesmas Sumowono, jumlah kasus asma bronkiale pada tahun 2013 mencapai 477 kasus dimana 96 kasus (20%) diderita oleh wanita, tahun 2014 yang telah di diagnosa menderita penyakit asma, yaitu sebanyak 372 kasus dimana 82 kasus (22%) diderita oleh wanita dan pada tahun 2015 sebanyak 347 kasus dengan 69 (20%) diderita oleh wanita. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Asma Bronkiale Pada Wanita Dewasa di Wilayah kerja Puskesmas Sumowono Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. A. Tujuan Penelitian Mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan Penyakit Asma Bronkiale Pada Wanita Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. B. Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai beberapa faktor terjadinya serangan asma bronkiale dan gejala yang timbul sehingga dapat mengetahui cara mencegah terjadinya asma bronkiale. Memberikan informasi kepada anggota keluarganya tentang asma bronkiale sehingga keluarga diharapkan dapat mengetahui dan melakukan tindakan preventif terhadap penyakit asma bronkiale tersebut. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Desain dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional.teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wanita dewasa yang datang berobat dan tercatat dalam laporan bulanan data kesakitan, pemeriksaan penunjang di poli umum dalam kurun waktu 1 tahun yaitu tahun 2015 sebesar 362 orang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini berjumlah 86 orang. Penelitian ini menggunakan data primer yaitu tentang paparan asap rokok, riwayat penyakit keluarga dan kepemilikan binatang peliharaan. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat. Uji statistik dilakukan dengan uji chi-square.
6 HASIL PENELITIAN A. Analisis Univariat Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 86 wanita dewasa di wilayah kerja Puskesmas Sumowono mengenai distribusi frekuensi paparan asap rokok, riwayat penyakit keluarga, kepemilikan binatang peliharaan dan kejadian asma bronkiale, yang diperoleh dari hasil kuesioner, dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Distribusi Frekuensi Paparan Asap Rokok, Riwayat Penyakit Keluarga, Kepemilikan Binatang Peliharaan dan Kejadian Asma Bronkiale pada Wanita Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Tahun 2016 Variabel Kategori Jumlah % Paparan Asap Ada Paparan 39 45,3 Rokok Tidak Ada Paparan 47 54,7 Riwayat Penyakit Ada Riwayat 35 40,7 Keluarga Kepemilikan Binatang Peliharaan Kejadian ISPA Asma 54 62,8 Tidak Asma 32 37,2 Tidak Ada Riwayat 51 59,3 Memiliki 18 20,9 Tidak Memiliki 68 79,1 Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa frekuensi paparan asap rokok pada wanita dewasa di wilayah kerja Puskesmas Sumowono yaitu, responden yang terpapar asap rokok sebanyak 39 responden (45,3%) lebih rendah dibandingkan dengan responden yang tidak terpapar asap rokok yaitu sebanyak 47 responden (54,7%). Distribusi frekuensi pada variabel riwayat penyakit keluarga, responden yang tidak memiliki riwayat penyakit asma pada keluarga sebanyak 51 responden (59,3%) lebih besar dibandingkan responden yang memiliki riwayat penyakit asma pada keluarga sebanyak 35 responden (40,7%). Pada variabel kepemilikan binatang peliharaan responden yang tidak memiliki binatang peliharaan lebih banyak dibanding responden yang memiliki binatang peliharaan. Dimana responden yang tidak memiliki binatang peliharaan sebanyak 68 responden (79,1%) dan yang memiliki binatang peliharaan sebanyak 18 responden (20,9%). Sedangkan untuk variabel kejadian Asma Bronkiale sebagian besar responden mengalami Asma, yaitu sebanyak 54 responden (62,8%), sedangkan responden yang tidak mengalami Asma sebanyak 32 responden (37,2%). B. Analisis Bivariat Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Paparan Asap Rokok Dan Kejadian Asma Bronkiale Pada Wanita Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2016 Kejadian Asma Paparan Asap Rokok Asma Tidak Asma P-value f % f % Ada Paparan 33 84,6 6 15,4 0,0001 Tidak Ada Paparan 21 44, ,3 Total 54 62, ,2
7 Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa persentase responden yang mengalami Asma Bronkiale lebih tinggi pada responden yang terpapar asap rokok yaitu 84,6 % dibandingkan dengan responden yang tidak terpapar asap rokok yaitu 44,7%. Dari hasil uji chi square didapatkan nilai p<0,0001. Karena p < 0,05, maka Ho ditolak. Ini menunjukan bahwa ada hubungan antara paparan asap rokok dengan kejadian Asma Bronkiale pada wanita dewasa di wilayah kerja Puskesmas Sumowono, Kabupaten Semarang. Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Keluarga Dan Kejadian Asma Bronkiale Pada Wanita Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2016 Riwayat Penyakit Keluarga Kejadian Asma Asma Tidak Asma p-value f % f % Ada Riwayat 27 77,1 8 22,9 0,040 Tidak Ada Riwayat 27 52, ,1 Total 54 62, ,2 Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa presentase responden yang mengalami Asma Bronkiale lebih tinggi pada responden yang memiliki Riwayat Penyakit asma pada keluarga yaitu sebesar 77,1% dibandingkan dengan responden tidak memiliki riwayat penyakit asma pada keluarga yaitu 52,9%. Dari hasil uji chi square didapatkan p-value sebesar 0,040. Karena p < 0,05, maka Ho ditolak. Sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan antara riwayat penyakit keluarga dengan kejadian Asma Bronkiale pada wanita dewasa di wilayah kerja Puskesmas Sumowono, Kabupaten Semarang. Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Binatang Dengan Kejadian Asma Bronkiale Pada Wanita Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2016 Kejadian Asma Kepemilikan Binatang Asma Tidak Asma Peliharaan f % F % P-value Memiliki 12 66, ,0001 Tidak memiliki 42 61, Total 54 62, ,2 Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa persentase responden yang mengalami Asma Bronkiale lebih tinggi pada responden yang memiliki binatang peliharaan yaitu sebesar 66,7%, dibanding dengan responden yang tidak memiliki binatang peliharaan yaitu 61,8%. Dari hasil uji chi square didapatkan nilai p = 0,914. Oleh karena nilai p > 0,05, maka Ho gagal ditolak. Ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara kepemilikan binatang dengan kejadian asma bronkial pada wanita dewasa di wilayah kerja.
8 PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Gambaran Paparan Asap Rokok Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang terpapar asap rokok sebesar 45,3% dan responden yang tidak terpapar asap rokok didalam rumah yaitu sebesar 54,7%. Masyarakat akan merokok di dalam rumah pada waktu malam hari, dikarenakan mereka istirahat dan berkumpul dengan keluarganya. Waktu merokok di dalam rumah lebih pendek dibanding merokok di luar rumah, tetapi asap rokok dari perokok aktif akan tetap menimbulkan pencemaran udara dalam ruangan serta akan mengganggu fungsi paru pada orang yang terpapar. Perokok aktif yaitu orang yang sedang merokok sedangkan perokok pasif adalah seseorang yang menghirup asap rokok dari perokok aktif atau orang yang terpapar asap rokok yang dikeluarkan oleh perokok aktif. Perokok pasif lebih berbahaya bila dibandingkan dengan perokok aktif. Bahaya yang harus ditanggung pleh perokok pasif tiga sampai lima kali lipat dari bahaya perokok aktif. Sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya (Suryo, 2010). 2. Gambaran Riwayat Penyakit Keluarga Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil penelitian yang dilakukan pada 86 responden terdapat 35 responden (40,7%) yang memiliki riwayat penyakit asma pada keluarga. Atopi dan hiperrespons bronkus mempunyai pola pewaris yang berbeda yaitu kemampuan untuk menghasilkan IgE terutama dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap terjadinya asma, hal ini diketahui dengan ditemukannya kejadian asma hanya pada salah satu anggota keluarga yang kembar monozigot (Yunus,2009). Atopi diturunkan sebagai karakteristik dominan otosomal 85% dari mereka yang membawa gen mempunyai gejala penyakit alergi dan 60% mengalami mengi. Dari hasil penelitian riwayat penyakit asma lebih banyak pada ibu sebanyak 23,3%, dibandingkan riwayat penyakit asma pada ayah sebanyak 17,4%. Jika seorang ibu atau ayah menderita penyakit asma, maka kemungkinan besar adanya penderita asma dalam anggota keluarga tersebut. Asma tidak selalu ada pada kembar monozigot, labilitas bronkokontriksi pada olahraga ada pada kembar identik, tetapi tidak pada kembar dizigot (Kusumo,2004). 3. Gambaran Kepemilikan Binatang Peliharaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan binatang peliharaan yaitu sebesar 20,9%. Adanya binatang peliharaan dapat mempengaruhi banyak sedikitnya jumlah debu pada rumah, hewan seperti kucing, anjing, burung dan unggas dapat meninggalkan polutan berupa alergen yang terdapat pada bulunya, dimana alergen ini dapat mempengaruhi proses terjadinya reaksi hipersensitive dan inflamasi pada saluran pernafasan (Sundaru, 2007). 4. Gambaran Kejadian Asma Bronkiale Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 86 responden, sebagian besar responden 62,8% menderita asma bronkial. Asma merupakan penyakit yang menghambat saluran udara pada paru paru dan juga menimbulkan peradangan pada saluran udara. Kombinasi penyumbatan dan peradangan saluran udara ini akan menimbulkan batuk, napas berbunyi, penyempitan dada, dan sesak napas yang merupakan penanda asma dan jika tidak diobati, bisa mengarah kerusaknya saluran
9 udara secara permanen. Pada penelitian ini banyak responden yang menderita asma bronkiale mengalami batuk sampai dengan sesak nafas serta mengi yang menibulkan kesakitan. Responden yang menderita asma bronkiale Penelitian telah menunjukkan bahwa peradangan saluran udara adalah hal yang menyebabkan kerusakan saluran udara secara permanen serta membuat gejala gejala asma memburuk dan lebih sulit ditangani (Rachelefsky, 2008). B. Analisis Bivariat 1. Hubungan Antara Paparan Asap Rokok Dengan Kejadian Asma Bronkiale Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa persentase responden yang mengalami Asma Bronkiale lebih tinggi pada responden yang terpapar asap rokok yaitu 84,6 % dibandingkan dengan responden yang tidak terpapar asap rokok yaitu 44,7%. Dari hasil uji chi square didapatkan nilai p<0,0001. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara paparan asap rokok dengan kejadian Asma Bronkiale. Pada perokok pasif secara bermakna sisi aliran asap yang terbakar lebih panas dan lebih toksik dari pada asap yang dihirup perokok, terutama dalam mengiritasi mukosa jalan nafas. Paparan asap tembakau pasif berakibat lebih berbahaya pada penyakit saluran nafas bawah (batuk, lendir dan mengi) dan naiknya risiko asma. Pembakaran tembakau sebagai sumber zat iritan dalam rumah yang menghasilkan campuran gas yang komplek dan partikel-partikel berbahaya. Lebih dari 4500 jenis kontaminan telah dideteksi dalam tembakau, diantaranya hidrokarbon polisiklik, karbon monoksida, karbon dioksida, nitrit oksida, nikotin, dan akrolein (GINA,2015). Apabila salah satu anggota keluarga memiliki kebiasaan merokok di dalam rumah maka akan berpeluang besar terjadinya asma bronkiale dibanding dengan anggota keluarga yang tidak memiliki kebiasaan merokok di dalam rumah. Sehingga dapat diartikan bahwa paparan asap rokok memberikan hubungan yang signifikan terhadap kejadian asma bronkiale dibandingkan yang tidak terpapar asap rokok di dalam rumah. 2. Hubungan Antara Riwayat Penyakit Keluarga Dengan Kejadian Asma Bronkiale Pada penelitian ini didapatkan persentase responden yang mengalami Asma Bronkiale lebih tinggi pada responden yang memiliki Riwayat Penyakit asma pada keluarga yaitu sebesar 77,1% dibandingkan dengan responden tidak menderita penyakit asma yaitu 52,9%. Dari hasil uji chi square didapatkan nilai p=0,040. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kepemilikan binatang peliharaan dengan kejadian Asma Bronkiale pada wanita dewasa. Penderita asma bronkilale yang mempunyai riwayat asma, umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan asma. Lebih kurang 25% penderita asma, keluarga dekatnya juga menderita asma, meskipun asmanya tidak aktif lagi, diantara keluarga penderita asma 2/3 memperlihatkan test alergi positif. Predisposisi keluarga untuk mendapatkan penyakit asma yaitu kalau anak dengan satu orangtua yang terkena mempunyai risiko menderita asma 25%, risiko bertambah menjadi sekitar 50% jika kedua orang tua asmatik (Sundaru, 2011). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kuwat Karyadi (2008) yang menyatakan bahwa hasil analisis hubungan riwayat penyakit keluarga dengan kejadian asma bronkiale didapatkan hubungan yang bermakna, dengan nilai p = 0,008 ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit keluarga dan status asma.
10 3. Hubungan Antara Kepemilikan Binatang Peliharaan Dengan Kejadian Asma Bronkiale Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui bahwa persentase responden yang mengalami Asma Bronkiale lebih tinggi pada responden yang memiliki binatang peliharaan yaitu 66,7 %. Dibandingkan dengan yang tidak memiliki binatang peliharaan yaitu sebesar 61,8%. Uji statistik untuk variabel kepemilikan binatang peliharaan didapatkan p = 0,914, dimana nilai p > = 0,05, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kepemilikan binatang dengan kejadian asma bronkiale. Responden yang memiliki binatang peliharaan tidak menderita asma bronkial dikarenakan banyak responden yang tidak berkontak langsung dengan binatang yang mereka miliki. Sebagian besar responden apabila sudah mengetahui dirinya mempunyai alergen dengan binatang maka mereka tidak akan memelihara binatang tersebut bahkan untuk berhubungan atau kontak langsung dengan binatang tersebut. Kemungkinan besar hewan peliharaan bukan merupakan faktor pencetus terjadinya asma. Hal tersebut dapat dipengaruhi karena adanya kontak antara hewan peliharaan dengan responden, lama keberadaan hewan peliharaan berada dirumah responden dan jarak kandang hewan tersebut dengan rumah jika hewan tersebut dikandangkan. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Valent (2012) yang menyatakan tidak ada hubungan antara kepemilikan binatang peliharaan didalam rumah dengan kejadian asma yang ditunjukan dengan p value sebesar 0,488. PENUTUP A. Kesimpulan Ada hubungan antara paparan asap rokok dengan kejadian Asma Bronkiale di wilayah kerja, dengan (p value < 0,0001), Ada hubungan antara riwayat penyakit keluarga dengan kejadian Asma Bronkiale di wilayah kerja denga (p value = 0,040), Tidak ada hubungan antara kepemilikan binatang peliharaan dengan kejadian Asma Bronkiale di wilayah kerja dengan (p value = 0,914). B. Saran Diharapkan penderita dapat memproteksi diri dari paparan asap rokok misalnya menggunakan masker di dalam rumah yang berguna untu kmengurangi keparahan penyakit asma bronkiale yang dideritanya serta diharapkan Puskesmas membuat program yang terkait dengan penyakit asma bronkial mengenai pencegahan asma bronkiale seperti penyuluhan rutin mengenai penyakit asma bronkiale dan bagi penderita asma dilakukan pengecekan kesehatan rutin. Sehingga diharapkan prevalensi asma bronkial di Puskesmas Sumowono menurun. DAFTAR PUSTAKA IDAI. (2010). Buku Ajar: Respirologi Anak. Jakarta. Badan Penerbit IDAI. Diakses 15 Oktober 2015 jam WIB Setiawan, Yahmin. (2012). Asma. September 2016 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. (2013). Hasil Kesehatan Dasar (Riskesdas)2013. Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan, Kementrian kesehatan RI.
11 Dinas Kesehatan Jawa Tengah.(2015). Buku Saku Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.,( ).Sistem Informasi Rumah Sakit. Jawa Tengah. GINA (Global Initiative For Asthma); Global Strategy For Asthma Management And Prevention.www,Ginaasthma.org. (2015). Diakses 15 Oktober 2015 jam WIB. Suryo, Joko. (2010). Herbal Penyembuhan Gangguan Sistem Pernapasan. Bentang Pustaka. Yogyakarta Yunus, F, (2009). Penatalaksanaan Asma Jangka Panjang. ASMA 2009.pdf. diakses 23 November 2015 Kusumo, Dianiati, dkk. (2004). Asma Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Dokter Paru Indonesia. Sundaru H, Sukamto, (2007). Prevalensi Asma Bronkial, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Rachelefsky. (2008). Penanganan Asma. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer. Sundaru H, Sukamto, (2011). Asma Bronkial, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Valentfatoni. (2012). Hubungan Kondisi Fisik Lingkungan Rumah dengan Kejadian Asma di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Lor Kecamatan Semarang Utara. Skripsi. Semarang: FKM UNDIP.
BAB I. PENDAHULUAN A.
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asma merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di hampir semua negara di dunia, diderita oleh anak-anak sampai dewasa derajat penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih cenderung tinggi, menurut world health organization (WHO) yang bekerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang tidak menular. Penyakit asma telah mempengaruhi lebih dari 5% penduduk dunia, dan beberapa indicator telah menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asma adalah penyakit paru kronik yang sering terjadi di dunia. Data mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade terakhir (Mchpee
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Asma adalah suatu penyakit jalan nafas obstruktif intermitten,
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Asma adalah suatu penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible, bahwa trakea dan bronki berespons dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asma bronkial merupakan penyakit kronik yang sering dijumpai pada anak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma bronkial merupakan penyakit kronik yang sering dijumpai pada anak maupun dewasa di negara berkembang maupun negara maju. Sejak dua dekade terakhir, dilaporkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Asma adalah penyakit saluran nafas kronis yang penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Asma adalah penyakit saluran nafas kronis yang penting dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara diseluruh dunia. Meskipun penyakit
Lebih terperinciHUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA 13-14 TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asma di dunia membuat berbagai badan kesehatan internasional. baik, maka akan terjadi peningkatan kasus asma dimasa akan datang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang The Global Initiative For Asthma (GINA) menetapkan tanggal 1 Mei sebagai hari asma sedunia. Semakin meningkatnya jumlah penderita asma di dunia membuat berbagai badan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asma merupakan penyakit heterogen dengan karakteristik adanya inflamasi saluran napas kronis. Penyakit ini ditandai dengan riwayat gejala saluran napas berupa wheezing,
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN Mira Yunita 1, Adriana Palimbo 2, Rina Al-Kahfi 3 1 Mahasiswa, Prodi Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. pada masa bayi, balita maupun remaja (Sidhartani, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asma adalah penyakit paru kronik yang sering terjadi di dunia. Data mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade terakhir (Mchpee and
Lebih terperinciFaktor-faktor Risiko Yang Berhubungan dengan Kejadian Asma Pada Anak Usia 1-5 Tahun di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
Faktor-faktor Risiko Yang Berhubungan dengan Kejadian Pada Anak Usia 1-5 Tahun di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Ulfah Kuraesin ¹ Nur Lina dan Siti Novianti ² Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Asma Dari waktu ke waktu, definisi asma mengalami perubahan beberapa kali karena perkembangan dari ilmu pengetahuan beserta pemahaman mengenai patologi, patofisiologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Arah kebijaksanaan dalam bidang kesehatan yang diamanatkan dalam ketetapan MPR R.I No. IVMPR/1999 tentang GBHN 1999/2004 salah satunya adalah meningkatkan mutu sumber
Lebih terperinciKHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S
HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (MASKER) DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN ASMA PADA PEKERJA INDUSTRI BATIK TRADISIONAL DI KECAMATAN BUARAN KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : 08.0285.S
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Asma adalah suatu inflamasi kronik dari saluran nafas yang menyebabkan. aktivitas respirasi terbatas dan serangan tiba- tiba
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asma adalah suatu inflamasi kronik dari saluran nafas yang menyebabkan aktivitas respirasi terbatas dan serangan tiba- tiba memerlukan tatalaksana segera dan kemungkinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan permasalahan terkait kebiasaan merokok yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah batang rokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Saat ini asma semakin berkembang menjadi penyakit pembunuh bagi masyarakat di dunia, selain penyakit jantung. Serangan yang terjadi akibat asma menjadi momok
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013
ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013 Data WHO 2013 dan Riskesdas 2007 menunjukkan jumlah penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk kelompok gangguan saluran pernapasan kronik ini. Dalam beberapa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia. Walaupun penyakit asma mempunyai tingkat fitalitas yang rendah namun
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasanudin, No. 806 Salatiga, Jawa Tengah. Sesuai dengan SK
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian Rumah sakit paru dr. Ario Wirawan beralamat di jalan Hasanudin, No. 806 Salatiga, Jawa Tengah. Sesuai dengan SK mentri kesehatan RI.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Oktober 2011 sampai Desember 2011 di. RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan mulai dari bulan Oktober 2011 sampai Desember 2011 di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. B. Rancangan Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengi, sesak nafas, batuk-batuk, terutama malam menjelang dini hari. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang menyebabkan peningkatan hiperresponsif yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak nafas,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONTROL ASMA dengan KUALITAS HIDUP ANGGOTA KLUB ASMA di BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA KONTROL ASMA dengan KUALITAS HIDUP ANGGOTA KLUB ASMA di BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT SEMARANG Anita Mayasari 1, Setyoko 2, Andra Novitasari 3 1 Mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciTingkat Kontrol Asma Mempengaruhi Kualitas Hidup Anggota Klub Asma di Balai Kesehatan Paru
Tingkat Kontrol Asma Mempengaruhi Kualitas Hidup Anggota Klub Asma di Balai Kesehatan Paru Setyoko 1, Andra Novitasari 1, Anita Mayasari 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011). Asma merupakan penyakit inflamasi
Lebih terperinciABSTRAK PENILAIAN TINGKAT TERKONTROLNYA ASMA BERDASARKAN METODE ASTHMA CONTROL TEST TM PADA PENDERITA ASMA
ABSTRAK PENILAIAN TINGKAT TERKONTROLNYA ASMA BERDASARKAN METODE ASTHMA CONTROL TEST TM PADA PENDERITA ASMA Michael Setiawan P., 2010 Pembimbing I: J. Teguh Widjaja., dr., Sp. P., FCCP. Pembimbing II: Dr.
Lebih terperinciJurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012
HUBUNGAN PENGETAHUAN, STATUS IMUNISASI DAN KEBERADAAN PEROKOK DALAM RUMAH DENGAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS PEUKAN BADA KABUPATEN ACEH BESAR AGUSSALIM 1 1 Tenaga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan sebuah perilaku yang tidak sehat, selain berbahaya bagi diri sendiri terlebih lagi pada orang lain yang memiliki hak untuk menghirup udara yang bersih
Lebih terperinciLaporan Penyuluhan. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)
Laporan Penyuluhan Penyakit Paru Obstruksi Kronik () A. Latar Belakang Penyakit Paru Obstruksi Kronik () atau disebut juga dengan Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) merupakan masalah kesehatan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv. ABSTRAK...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... viii
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju maupun di negara-negara sedang berkembang. berbagai sel imun terutama sel mast, eosinofil, limposit T, makrofag, neutrofil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara-negara sedang berkembang. Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paru-paru. Penyakit ini paling sering diderita oleh anak. Asma memiliki gejala berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma merupakan suatu penyakit kronik yang mengenai jalan napas pada paru-paru. Penyakit ini paling sering diderita oleh anak. Asma memiliki gejala berupa batuk kronik,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN ASMA BRONKHIAL PADA ANAK USIA 3-14 TAHUN DI DESA PULAU JAMBU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUOK TAHUN 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN ASMA BRONKHIAL PADA ANAK USIA 3-14 TAHUN DI DESA PULAU JAMBU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUOK TAHUN 2013 Syafriani Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau, Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok telah membunuh 50 persen pemakainya, hampir membunuh enam juta orang setiap tahunnya yang merupakan bekas perokok dan 600.000 diantaranya adalah perokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit ISPA merupakan
Lebih terperinciKata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN ANGKA KEJADIAN BATUK KRONIK PADA ANAK YANG BEROBAT KE SEORANG DOKTER PRAKTEK SWASTA PERIODE SEPTEMBER OKTOBER 2011 Devlin Alfiana, 2011. Pembimbing I :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prevalensi asma semakin meningkat dalam 30 tahun terakhir ini terutama di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prevalensi asma semakin meningkat dalam 30 tahun terakhir ini terutama di negara maju. Sebagai contoh di Singapura 11,9% (2001), Taiwan 11,9% (2007), Jepang 13% (2005)
Lebih terperinciVol. 10 Nomor 1 Januari 2015 Jurnal Medika Respati ISSN :
Vol. Nomor Januari Jurnal Medika Respati ISSN : 97-7 HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN ASMA PADA ANAK USIA 6 TAHUN DI PUSKESMAS RAWAT INAP WAIRASA SUMBA TENGAH
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT KONTROL ASMA PADA PENDERITA ASMA UMUR LEBIH DARI ATAU SAMA DENGAN 18 TAHUN DI BBKPM SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT KONTROL ASMA PADA PENDERITA ASMA UMUR LEBIH DARI ATAU SAMA DENGAN 18 TAHUN DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini zaman semakin berkembang seiring waktu dan semakin memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. Saat ini tingkat ozon naik hingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. napas, batuk kronik, dahak, wheezing, atau kombinasi dari tanda tersebut.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah inflamasi saluran napas kecil. Pada bronkitis kronik terdapat infiltrat dan sekresi mukus di saluran pernapasan. Sedangkan
Lebih terperinciRelation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan
Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan Hubungan antara Polusi Udara Dalam Rumah dengan Kejadian ISPA pada Anak Usia Balita
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG PENCEGAHAN ASMA DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN PADA PENDERITA ASMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG PENCEGAHAN ASMA DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN PADA PENDERITA ASMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE ARTIKEL
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT HA. ROTINSULU BANDUNG PERIODE 2011-2012 ARTIKEL Diajukan untuk memenuhi tugas akhir Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan manusia, kesehatan merupakan hal yang sangat
14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kehidupan manusia, kesehatan merupakan hal yang sangat penting, kesehatan akan terganggu jika timbul penyakit yang dapat menyerang siapa saja baik laki-laki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya sehat secara fisik. Tujuan tersebut memicu seseorang untuk menjaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seluruh individu di dunia tentunya ingin memiliki kesehatan salah satunya sehat secara fisik. Tujuan tersebut memicu seseorang untuk menjaga kesehatannya.
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI (Studi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya Tahun 2014 ) Nurlia Savitri e-mail : savitri.nurlia@gmail.com Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma merupakan penyakit jalan napas obstruktif intermiten yang bersifat reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit dapat dicegah dan diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang biasanya progresif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Serangan asma merupakan salah satu penyebab rawat inap pada anak dirawat di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serangan asma merupakan salah satu penyebab rawat inap pada anak dirawat di rumah sakit. Asma yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan kehidupan sosial dan prestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan campak. Infeksi
Lebih terperincikekambuhan asma di Ruang Poli Paru RSUD Jombang.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma adalah penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan mayarakat di hampir semua negara di dunia, diderita oleh anak-anak sampai dewasa dengan derajat penyakit
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa,
Lebih terperinciOleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK
HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DI DALAM RUMAH TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam
Lebih terperinciABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS
51 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS Arif Nurma Etika 1, Via Monalisa 2 Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Kadiri e-mail: arif_etika@yahoo.com ABSTRACT Diabetes Mellitus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asma merupakan penyakit kronis saluran pernapasan yang sering dijumpai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Asma Asma merupakan penyakit kronis saluran pernapasan yang sering dijumpai pada masa kanak-kanak. Merupakan salah satu reaksi hipersentivitas saluran napas, baik saluran
Lebih terperincicommit to user BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian tentang hubungan serangan asma dengan
BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian tentang hubungan serangan asma dengan mengendalikan pengaruh riwayat keluarga dan lingkungan terhadap paparan pasif asap rokok pada wanita perempuan perokok baik aktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan suatu perilaku yang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya yang ditimbulkan dari merokok.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan.
51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan. 4.1. ANALISA UNIVARIAT Penelitian dilakukan di Rumah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
20 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional di mana variabel bebas dan variabel tergantung diobservasi
Lebih terperinciIna Nurhidayati, Sri Tjahyani Budi Utami. Departement of Environmental Health, Faculty of Public Health, University of Indonesia, Depok
Kondisi Kesehatan Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kasus Asma Akut di Wilayah Kota Administrsi Jakarta Timur Tahun 2012 (Studi Kasus Di RSUP Persahabatan) Ina Nurhidayati, Sri Tjahyani Budi Utami Departement
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA PENDERITA TB PARU TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT TB PARU
PENELITIAN HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA PENDERITA TB PARU TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT TB PARU Fina Oktafiyana*, Nurhayati**, Al Murhan** *Alumni Poltekkes Tanjungkarang ** Dosen Jurusan Keperawatan Tanjungkarang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control retrospektif/studi kasus kontrol retrospektif. Penelitian ini merupakan
Lebih terperinciABSTRAK RESIKO KEJADIAN ISPA PADA PEROKOK PASIF DAN PENGGUNA KAYU BAKAR DI RUMAH TANGGA
ABSTRAK RESIKO KEJADIAN ISPA PADA PEROKOK PASIF DAN PENGGUNA KAYU BAKAR DI RUMAH TANGGA Ema Mayasari Stikes Surya Mitra Husada Kediri Email: eyasa@ymail.com Penyakit ISPA terjadi bukan hanya karena infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI
FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI (Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur Kabupaten Banjar Tahun 2017) Elsa Mahdalena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga menimbulkan gejala penyakit (Gunawan, 2010). ISPA merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut mengandung dua unsur, yaitu infeksi dan saluran pernafasan. Pengertian infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran nafas). Asma
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkhial dengan ciri bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran nafas). Asma merupakan penyakit kompleks yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang akan dicapai dari 2016 pencapaian pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan bagian dari penerapan pembangunan global. Salah satu aspek yang akan dicapai dari 2016 pencapaian pembangunan millennium SDGs adalah kesehatan. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, yang disebabkan oleh agen infeksius yang dapat menimbulkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit sistem pernapasan merupakan penyebab 17,2% kematian di dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease) 5,1%, infeksi pernapasan bawah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA LAMA SENAM ASMA DENGAN FREKUENSI SERANGAN ASMA DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA LAMA SENAM ASMA DENGAN FREKUENSI SERANGAN ASMA DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah rokok merupakan pembicaraan yang selalu berkembang di dunia. Dari tahun ke tahun prevalensi perokok di dunia semakin meningkat. Jumlah perokok saat ini mencapai
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013
JURNAL KEBIDANAN Vol 1, No 2, Juli 2015: 57-62 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 Ana Mariza
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN Militia K. Wala*, Angela F. C. Kalesaran*, Nova H. Kapantow* *Fakultas
Lebih terperinciTingginya Paparan Asap Rokok di Dalam Rumah pada Balita Oleh : Septian Emma Dwi Jatmika, M.Kes Muchsin Maulana, S.KM., M.PH
Tingginya Paparan Asap Rokok di Dalam Rumah pada Balita Oleh : Septian Emma Dwi Jatmika, M.Kes Muchsin Maulana, S.KM., M.PH Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Latar Belakang Kebiasaan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September sampai dengan. Desember 2013 di beberapa SMP yang ada di Semarang.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup disiplin ilmu dari penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN : ASMA BRONKIAL DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN : ASMA BRONKIAL DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darah. Kejadian hipertensi secara
Lebih terperincikelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan
Hubungan Antara Kebiasaan Makan Dan Status Ekonomi Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Remaja Putri Usia 15-18 Tahun Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Nur Afika*)
Lebih terperinciSri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, STATUS EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUAN-TUAN KABUPATEN KETAPANG
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) yang berjumlah 96 pasien sesuai
32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta pada bulan Agustus Desember 2016. Peserta penelitian adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah infeksi saluran
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah infeksi saluran pernafasan yang dapat berlangsung sampai 14 hari. Secara klinis ISPA ditandai dengan gejala akut akibat
Lebih terperinciABSTRAK. Utin Dewi Sri Aryani; 2016 Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.
ABSTRAK PENGARUH MASA KERJA DAN PENGGUNAAN MASKER TERHADAP KADAR TIMBAL (Pb) DARAH PETUGAS PARKIR AKIBAT PAPARAN GAS BUANG KENDARAAN DI WILAYAH PASAR KECAMATAN NGABANG KALIMANTAN BARAT PERIODE JANUARI-SEPTEMBER
Lebih terperinciSKRIPSI GAMBARAN DERMATITIS ATOPIK PADA ANAK USIA 0-12 TAHUN YANG TERPAPAR ASAP ROKOK DI RUMAH SAKITGOTONG ROYONG SURABAYA
SKRIPSI GAMBARAN DERMATITIS ATOPIK PADA ANAK USIA 0-12 TAHUN YANG TERPAPAR ASAP ROKOK DI RUMAH SAKITGOTONG ROYONG SURABAYA Oleh : Venerabilis Estin Namin 1523013024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS
Lebih terperinciTedy Candra Lesmana. Susi Damayanti
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG Diabetes mellitus DAN DETEKSI DINI DENGAN MINAT DETEKSI DINI PADA MASYARAKAT DI DESA DRONO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN 1 Tedy Candra Lesmana 2 Susi Damayanti 1,2 Dosen
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG
AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi saluran pernafasan hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PENYAKIT ASMA PADA PEKERJA DI PABRIK TEH PT SINAR INESCO KECAMATAN TARAJU KABUPATEN TASIKMALAYA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PENYAKIT ASMA PADA PEKERJA DI PABRIK TEH PT SINAR INESCO KECAMATAN TARAJU KABUPATEN TASIKMALAYA Oleh : Yosep Hadiansyah 1, Sri Maywati 2 1. Staff Laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri. Sehingga peranan sumber daya manusia perlu mendapatkan perhatian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya pendapatan masyarakat. Di sisi lain menimbulkan dampak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri saat ini makin berkembang, dari satu sisi memberi dampak positif berupa bertambah luasnya lapangan kerja yang tersedia dan meningkatnya pendapatan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rinitis alergi merupakan penyakit peradangan pada. sistem pernapasan yang disebabkan oleh reaksi alergi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rinitis alergi merupakan penyakit peradangan pada sistem pernapasan yang disebabkan oleh reaksi alergi pada anak yang memiliki atopi yang sebelumnya telah terpapar
Lebih terperinciIka Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN KUSTA PADA KONTAK SERUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG TAHUN 2013 Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas)
32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas) Puskesmas yang ada di Kabupeten Pohuwato, dimana
Lebih terperinciANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO Aan Sunani, Ratifah Academy Of Midwifery YLPP Purwokerto Program Study of D3 Nursing Poltekkes
Lebih terperinci