HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMA NEGERI 3 SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMA NEGERI 3 SRAGEN NASKAH PUBLIKASI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMA NEGERI 3 SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : NUR PRIMA SEPTIANA F FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

2 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMA NEGERI 3 SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas PsikologiUniversitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : NUR PRIMA SEPTIANA F FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

3

4

5 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMA NEGERI 3 SRAGEN Nur Prima Septiana Kris Pujiatni nurprimaseptiana@gmail.com Fakultas Psikologi Universitas Muhammadyah Surakarta Abstraksi Setiap tahunnya mutu pendidikan semakin mengalami penurunan. Tujuan dari proses pendidikan adalah menghasilkan siswa yang mampu berprestasi. Demi mencapai prestasi yang didambakan siswa tentu membutuhkan motivasi berprestasi untuk mewujudkannya. Faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, diantaranya adalah konsep diri. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi, serta mengetahui tingkat konsep diri dan motivasi berprestasi siswa SMA Negeri 3 Sragen dan sumbangan efektif konsep diri terhadap motivasi berprestasi. Dengan hipotesis : ada hubungan positif antara konsep diri dengan motivasi berprestasi pada siswa SMA Negeri 3 Sragen Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 3 Sragen berjumlah 91 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah cluster sample. Alat ukur yang digunakan adalah skala konsep diri dan skala motivasi berprestasi. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis data diketahui ada hubungan positif yang signifikan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi pada siswa SMA Negeri 3 Sragen, ditunjukkan dengan nilai (r) = 0, 475; dan p = 0,00; (p<0,01), berdasarkan nilai yg diperoleh pada motivasi berprestasi rerata empirik (RE) sebesar 116, 24 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 102,5 yang berarti motivasi berprestasi pada subjek tergolong tinggi. Variabel konsep diri mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 90,30 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 75 yang berarti konsep diri pada subjek tergolong tinggi, sumbangan efektif yang diberikan variabel konsep diri terhadap motivasi berprestasi sebesar 22,6%, ditunjukkan oleh koefisien determinasi (r 2 ) = 0,226. Kata Kunci : konsep diri, motivasi berprestasi, siswa 1

6 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu tonggak untuk membina bangsa yang intelektual dan cerdas. Pendidikan adalah salah satu pokok pembicaraan yang tak pernah lepas untuk dibicarakan, mengingat pendidikan merupakan komponen yang sangat penting serta berkaitan dengan berbagai aspek dikehidupan. Terutama menyangkut mengenai individu yang tergabung didalamnya. Semakin berkembangnya jaman tuntutan akan kualitas pendidkan semakin tinggi. Ditambah dengan pesatnya kemajuan teknologi tidak seimbang jika sumber daya manusianya tidak mampu menguasai teknologi tersebut. Reucher (2014) pada tahun 2014 UNESCO menyatakan, 57 juta anak di seluruh dunia tidak pergi ke sekolah, sedangkan 774 juta orang dewasa di seluruh dunia buta huruf. Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa daerah pedesaan dan negara-negara berkembang yang sering dirugikan dalam hal pendidikan. Disini dapat diketahui bahwa pendidikan menjadi permasalahan yang dialami di berbagai negara, terutama bagi negara berkembang. Indonesia sendiri masih tergolong dalam kategori negara berkembang dengan permasalahan pendidikan yang kompleks. Sementara itu laporan dari Faisal, (2012) menurut Education For All Global Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahunnya, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Rendahnya kualitas pendidikan tentu menjadi sorotan yang cukup serius dimana kualitas pendidikan ditentukan salah satunya oleh sumber daya manusia, untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Jika hal ini terus dibiarkan dikhawatirkan semakin tahun kualitas sumber daya manusia di Indonesia tidak cukup mampu bersaing di dunia global. Permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia ini menuntut berbagai pihak untuk turut aktif mengembangkan mutu pendidikan, mulai dari pemerintah, tokoh masyarakat, guru bahkan siswa itu sendiri. Membahas mengenai sumber daya manusia yang ada di Indonesia, Kuncoro (2013) Indeks Sumber Daya Manusia yang ada di Indonesia pada tahun 2013 berada di urutan ke 53 dari 122 negara di dunia hal ini berdasarkan pengukuran Forum Ekonomi Dunia Indonesia masih berada cukup tertinggal dibawah, mulai dari kualitas pendidikan sampai kualitas sumber daya manusia. Keadaan tersebut sejalan seperti halnya yang telah ditemukan peneliti melalui wawancara yang dilakukan oleh 3 orang guru dan 3 siswa di SMA Negeri 3 Sragen pada 28 April 2014, DWA (inisial) seorang guru Biologi yang mengajar di SMA tersebut selama 17 tahun, mengungkapkan bahwa dalam bidang akademik, SMA Negeri 3 bukan tergolong SMA yang paling favorit. Ditanya mengenai kualitas akademik siswa yang ada di sekolah tersebut, guru tersebut mengungkapkan bahwa setiap tahunnya prestasi akademik siswa cenderung menurun. Kurangnya minat bertanya siswa saat proses belajar mengajar serta pada saat ulangan hasil yang didapat siswa banyak yang berada di bawah standar nilai yang telah ditetapkan. RDU (inisial) yang sudah mengajar 14 tahun di SMA Negeri 3 Sragen juga berpendapat sama bahwa setiap tahun prestasi siswa semakin menurun. Sementara itu S (inisial) yang baru mengajar 1 tahun di SMA tersebut mengungkapkan bahwa kurang adanya 2

7 minat siswa dalam memperhatikan guru ketika menerangkan didepan kelas. Dalam proses belajar mengajar yang dilakukan adanya siswa yang tidak begitu memperhatikan saat pelajaran, kurangnya minat bertanya pada siswa mengenai materi yang diberikan, serta pemberian tugas yang membutuhkan waktu lama untuk diselesaikan, bahkan melebihi tanggal jatuh tempo. Sementara itu dari hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa SMA Negeri 3 Sragen AZA (inisial) siswa kelas 11, ketika ditanya tentang keinginannya untuk memperoleh prestasi disekolah siswa tersebut mengungkapkan kurang begitu tertarik untuk memperoleh prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan temannya. Sedangkan bagaimana individu tersebut menilai siswa lain yang berada di sekolah tersebut individu mengungkapkan bahwa sering melihat teman-temannya mencontek ketika diberi tugas oleh guru dan tidak memperhatikan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Dari hasil belajar yang diberikam siswa merasa sudah cukup puas dengan hasil yang telah di dapat. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru dan siswa dapat ditarik kesimpulan bahwa guru menilai adanya materi dalam proses belajar mengajar yang tidak sampai ke diri siswa sehingga hasil dari proses belajar semakin menurun setiap tahunnya. Hal itu terjadi karena siswa kurang memperhatikan saat proses belajar-mengajar. Serta tidak adanya dorongan untuk berprestasi dalam diri siswa agar memiliki hasil yang lebih unggul. Prestasi belajar didapatkan dari proses belajar mengajar, materi yang disampaikan oleh guru kepada siswa sangat berpengaruh untuk menunjang hasil belajar yang tinggi. Sementara itu diperlukannya dorongan atau motivasi berprestasi di dalam diri siswa untuk memperoleh hasil yang baik sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Motivasi merupakan unsur yang sangat penting dalam pembelajaran, jika dalam diri siswa sudah tidak memiliki motivasi tersebut tentunya semakin menanmbah kemerosotan minat siswa untuk dapat berprestasi. Prestasi belajar merupakan hasil dimana proses belajar mengajar tersebut sukses dilakukan dari guru oleh siswa serta penerimaan materi yang dapat diterima siswa. Perolehan prestasi belajar tersebut tentunya diperlukannya motivasi berprestasi dalam diri siswa yang mampu mendorong siswa untuk memperoleh hasil prestasi yang baik. Irwanto (2002) menegaskan dalam proses belajar diperlukan motivasi berprestasi, supaya tujuan dari pendidikan bisa terlaksana, sehingga peserta didik akan berkompetensi untuk belajar sebaik mungkin, dengan sungguhsungguh. Mc Clelland (dalam Muna, 2012) mengungkapkan adanya tiga kebutuhan dasar dalam diri individu, yaitu kebutuhan berprestasi (motivasi berprestasi/ n-ach), kebutuhan akan kekuasaan (motivasi otoritas/ n-pow), dan kebutuhan berhubungan dengan orang lain (motivasi afiliasi/ n-affil). Motivasi berprestasi merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan oleh seorang individu untuk mencapai tujuan hidup yang diinginkannya. Seseorang dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung menghindari hal-hal yang beresiko rendah, individu tersebut juga tertantang untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Menurut kamus lengkap psikologi, Chaplin (2011) motivasi berprestasi (achievement motive) adalah kecenderungan seseorang dalam memperjuangkan kesuksesan atau memperoleh hasil yang 3

8 didambakan. Sedangkan menurut (Mc Clelland & Atkinson, dalam Slavin R, 2011) motivasi berprestasi merupakan kecenderungan umum yang dimiliki untuk berjuang demi memperoleh keberhasilan dan memilih kegiatan keberhasilan/ kegagalan yang berorientasi pada sasaran. Jika dari dalam diri siswa terdapat dorongan untuk berprestasi dan mampu mencapai hasil dari sasaran yang telah dilakukan hal ini dapat menunjang kualitas sumberdaya manusia yang dapat menunjang mutu pendidikan agar dapat berkembang dengan baik. Akan tetapi kenyataannya hal tersebut tidak ditemui oleh sebagian besar siswa. Mutu pendidikan di Indonesia yang rendah serta kurangnya motivasi berprestasi dari siswa menunjukkan perlu adanya pembenahan dari sisi kualitas perorangan atau kualitas dari individu tersebut. Dari data kualitas sumber daya manusianya jelas sekali motivasi berprestasi yang dimiliki oleh siswa dalam mengembangkan prestasi dan bersaing untuk memperoleh prestasi dapat dikatakan memiliki kendala. Terbentuknya motivasi yang dimiliki oleh setiap siswa tidaklah sama, banyak sekali latarbelakang yang memungkinkan kondisi dimana setiap siswa memiliki motivasi yang berbedabeda. Apalagi untuk siswa yang telah memasuki usia remaja, posisi mereka dimata masyarakat telah berubah bukan lagi sebagai anak-anak akan tetapi juga tidak dapat dikatakan dewasa, pada masa remaja seorang individu mulai mengembangkan setiap aspek didalam dirinya. Kondisi lingkungan dimana seorang individu lahir, tumbuh dan berkembang pastinya mempengaruhi bagaimana individu tersebut memandang dirinya dan pendidikan sebagai bagian dari hidupnya. Harter (dalam Steinberg, 2002) menyebutkan bahwa siswa-siswa yang percaya akan kemampuan diri sendiri memiliki motivasi berprestasi tinggi yang akan mempengaruhi penampilan belajar mereka. Hal ini menunjukkan bagaimana siswa memandang dirinya sendiri yang akan membentuk rasa percaya diri sehingga muncul dorongan untuk berprestasi. Pendapat lain diungkapkan oleh Fernald dan Fernald (dalam Rola, 2006 ) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi individu adalah konsep diri, apabila seorang individu meyakini dirinya mampu melakukan suatu hal maka individu tersebut akan berusaha keras untuk mencapai tujuan yang hendak dicapainya. Hal tersebut berhubungan dengan konsep diri yang terbentuk oleh individu terhadap dirinya yang akan mempengaruhi besar kecilnya motivasi berprestasi pada individu. Eccles, J.S dan Wigfied A. (2000) juga menambahkan bahwa ada kaitannya tentang konsep diri dengan motivasi berprestasi dimana keyakinan tentang diri akan mempengaruhi perilaku dalam belajar dan membentuk harapan masa depan dan motivasi berprestasi. Chaplin (2011) menjelaskan bahwa konsep diri adalah evaluasi individu mengenai diri mereka, bagaimana mereka memberikan penilaian atau penafsiran terhadap diri mereka sendiri oleh individu yang bersangkutan. Sedangkan Burns (dalam Pudjijogyanti, 1995) menjelaskan konsep diri adalah hubungan antara sikap yang ditunjukkan individu dan keyakinananya dalam memandang dirinya sendiri. Konsep diri seorang remaja dimana pada rentang usia tersebut anak berada pada fase pertumbuhan dan fase pencarian jati diri. Panuju dan Umami (2005) menjelaskan pada masa remaja seorang individu mengalami perkembangan kematangan fisik kemudian diikuti dengan masa kematangan 4

9 emosi dan diakhiri oleh perkembangan intelektual. Dimasa setiap kebutuhan berkembang seorang remaja yang masih dalam tahap pencarian jati diri ini mulai menilai bagaimana diri mereka sendiri, mulai mengembangkan konsep diri yang ada pada diri mereka seiring dengan bertambahnya berbagai pengalaman dan pengetahuan individu. Keyakinan dari dalam individu terhadap dirinya tentu akan membentuk perilaku yang akan ia kerjakan. Jika individu kurang yakin dengan kemampuan yang ada dalam dirinya akan semakin menghambat dorongan untuk berprestasi. Dari hasil penelitian Turner, E.A & Chandler, M & Heffer R.W (2009) menyebutkan bahwa seorang siswa yang yakin akan berhasil memiliki kecenderungan benar-benar berhasil dalam study akademiknya. Nella, (2009) di dapatkan hasil bahwa konsep diri memiliki sumbangan efektif terhadap motivasi berprestasi sebesar 29,1%, dan selebihnya 70,9% dipengaruhi oleh faktor lain. Penelitian ini bertujuan untuk Menguji hubungan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi, menguji tingkat motivasi berprestasi dan konsep diri, serta mengetahui sumbangan efektif konsep diri terhadap motivasi berprestasi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada Hubungan positif antara Konsep Diri dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa SMA Negeri 3 Sragen METODE PENELITIAN Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster sample dengan mengambil 3 kelas dalam populasi. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala yaitu skala motivasi berprestasi dan skala konsep diri. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 3 Sragen yang duduk di kelas XI IPA dan IPS sebanyak 91 siswa diambil dari 3 Kelas, yaitu XI IPA 3, XI IPA 5 dan XI IPS 2. Pengukuran motivasi berprestasi dalam penelitian ini menggunakan skala motivasi berprestasi yang disusun oleh peneliti. Skala motivasi berprestasi ini disusun berdasarkan teori tentang motivasi berprestasi yang dikemukakan oleh Mc Clelland (dalam Muna, 2012) yaitu ; tanggung jawab, mempertimbangkan resiko, umpan balik, kreatif inofatif, waktu penyelesaian tugas, dan keinginanan menjadi yang terbaik. Pengukuran konsep diri dalam penelitian ini menggunakan skala konsep diri yang disusun oleh peneliti. Skala konsep diri ini disusun berdasarkan aspekaspek konsep diri menurut Fitts (dalam Burns 1979) yang mencakup aspek diri fisik (physical self), diri moral-etik (moralethical self), diri sosial (social self), diri pribadi (personal self), dan diri keluarga (family self) Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis product moment karena penelitian ini untuk menguji dua variabel apakah ada hubungan variabel yang diujiakan tersebut. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan perhitungan dengan teknik product moment dari pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,475; p = 0,00 ( p< 0,01) artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi. Semakin tinggi konsep diri 5

10 maka semakin tinggi motivasi berprestasi, sebaliknya semakin rendah konsep diri maka semakin renah pula motivasi berprestasi siswa SMA Negeri 3 Sragen. Dari uraian diatas didapat hasil bahwa konsep diri sangat berpengaruh dalam menentukan sikap siswa dalam hal motivasi berprestasi. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Moss dan Kagen (dalam Calhoun dan Acocella, 1990) juga mengatakan bahwa konsep diri yang dimiliki individu akan mempengaruhi keinginannya untuk berprestasi. Kemudian hasil ini diperkuat dengan penelitian yang telah dilakukan Rola 2006) bahwa terdapat hubungan positif antara konsep diri dengan motivasi berprestasi. Pandangan individu mengenai bagaimana diri individu merupakan landasan kepercayaan diri yang dibangun individu terhadap dirinya sendiri yang akan mempengaruhi performa individu tersebut dalam berprestasi. Ketika seseorang individu yakin akan kemampuannya tentunya akan mendorong individu untuk semakin berprestasi. Namun apabila individu memandang negatif kemampuan pada dirinya maka individu tersebut akan merasa bahwa dirinya tidak mampu untuk berprestasi sehingga dalam diri individu tersebut kurang memiliki motivasi berprestasi. Seperti yang diungkapkan oleh Fernald dan Fernald (1999) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi adalah konsep diri yang dimiliki individu. jika individu tersebut menganggap bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu maka individu tersebut akan berusaha untuk mencapai apa yang diinginkannya. Oleh karena itu konsep diri memegang peran dalam memunculkan motivasi berprestasi. Hal ini didorong pula dengan pendapat yang diungkapkan oleh Pudjijogoyanti (1995) bahwa konsep diri atau penilaian terhadap diri akan memotivasi pencapaian sebuah prestasi. Selain itu konsep diri juga memiliki peran dalam mengarahkan seluruh perilaku. Peran tersebut ditunjukkan dengan adanya kenyataan bahwa setiap individu selalu berusaha memperoleh keseimbangan dalam dirinya, selalu diadapkayang didapatkan pada pengalaman hidup dan selalu dipenuhi kebutuhan untuk mencapai prestasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa motivasi berprestasi siswa memiliki rerata empirik (RE) sebesar 116,24 rerata hipotetik (RH) sebesar 102,5, sehingga hasil tersebut menunjukkan bahwa motivasi berprestasi siswa tergolong tinggi. Dari hasil kategorisasi motivasi berprestasi diketahui bahwa tidak ada siswa yang memiliki tingkat motivasi berprestasi sangat rendah dan rendah, terdapat 37 siswa yang memiliki tingkat motivasi berprestasi sedang, 53 siswa memiliki tingkat motivasi berprestasi tinggi dan satu orang siswa memiliki tingkat motivasi berprestasi sangat tinggi. Hasil analisis data pada konsep diri menunjukkan bahwa rerata empirik (RE) sebesar 90,30, sedangkan rerata hipotetik (RH) sebesar 75, hasil tersebut menunjukkan bahwa konsep diri siswa tergolong tinggi. Hasil kategorisasi konsep diri siswa menunjukkan tidak ada siswa yang memiliki konsep diri sangat rendah dan rendah, terdapat 20 siswa dengan tingkat konsep diri sedang, 68 siswa dengan tingkat konsep diri tinggi serta 3 siswa dengan tingkat konsep diri sangat tinggi. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasi penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : 6

11 1. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi pada siswa SMA Negeri 3 Sragen. 2. Tingkat konsep diri pada siswa SMA Negeri 3 Sragen tergolong tinggi. 3. Tingkat motivasi berprestasi siswa SMA Negeri 3 Sragen tergolong tinggi. 4. Sumbangan efektif (SE) variabel konsep diri dengan motivasi berprestasi sebesar 22,6% Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti memberikan sumbangan saran yang diharapkan dapat bermanfaat, yaitu: 1. Siswa SMA Negeri 3 Sragen untuk selalu memilki konsep diri yang positif sehingga dapat selalu memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, terlepas ada atau tidaknya faktor lain yang ada dalam diri siswa. Hal ini bisa Memberikan apresiasi pada diri sendiri serta bersyukur atas apa yang ada dalam diri. 2. Bagi orang tua karena kepribadian seorang siswa tidak terlepas dari pihak keluarga peneliti berharap keluarga memiliki peran penting dalam meningkatkan konsep diri dan motivasi berprestasi pada siswa. Keluarga mampu memberikan dorongan dan memberikan citra positif dalam diri seorang siswa sehingga siswa lebih mampu mengembangkan nilai positif dalam dirinya dan mampu untuk berprestasi. Seperti halnya dukungan orang tua berupa apresisasi yang diberikan siswa ketika siswa memperoleh hasil belajar yang baik. 3. Bagi pihak sekolah diharapkan guru mampu menyampaikan materi dengan metode pembelajaran yang menarik sehingga siswa terdorong untuk belajar. Untuk guru BP diusahakan memberikan pelatihan psikologi motivasi kepada siswa agar dapat menciptakan semangat belajar. Dengan diadakannya bimbingan konseling secara rutin untuk siswa sehingga apa bila siswa mengalami hambatan dalam belajar atau kurang termotivasi untuk berprestasi pihak sekolah akan segera mengatasinya. 4. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan tema yang berkaiatan dengan tema motivasi berprestasi dapat mengungkap faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi selain faktor konsep diri, dapat memperdalam alat ukur dengan melakukan observasi ataupun interview. Apabila menggunakan skala lebih diawasi dalam pengisiannya sehingga data yang diambil benar-benar apa yang dialami oleh siswa. DAFTAR PUSTAKA Burns, R.B. (1979). Self Concept In Theory Measurement Development and Behavior. New York: Longman Group Limited New York Calhoun, J.F. dan Acocella, J.R. (1995). Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan (edisi ke-3). (terjemahan oleh Yustinus). Semarang: IKIP Semarang Press Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Eccles, J.S dan Wigfied A. (2000). Expectancy- Value Theory of achievment Motivation. Journal Contemporary Educational psychology, 25, Faisal, R. RI Peingkat Ke 64 untuk Pendidikan. (online) ( diakses 9 Mei 2014 pukul 09:13) Irwanto. (2002). Psikologi Umum, Jakarta: PT. Prenhallindo Kuncoro. Menilik Indeks Sumber Daya Manusia Indonesia. (online) 7

12 ( diakses pada 9 Mei 2014 pukul 09:24) Liu, W.C. dkk. (2005). A Longitudinal Study Of Students, Academic Self- Concept In A Streamed Setting: The Singapore Context. British Journal of Education Psychology75, The British Psycology Society Muna, A. R (2012). Hubungan antara efikasi diri dan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar pada siswa kelas VII SMP. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Nella, R (2009). Hubungan Antara Konsep Diri dengan Motivasi Berprestasi Sales PT BAYU GITA KARTIKA JAKARTA. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang : Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Panuju, P. dan Umami I. (2005). Psikologi Remaja. Yogyakarta: Tiara Wacana Pudjijogoyanti, C. R. (1995). Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta : ARCAN Penerbit Umum Reucher, G. UNESCO Peringkat Krisis Pendidikan Dunia. (online) ( diakses pada 9 Mei 2014 pukul 09:10) Rola, F. (2006). Hubungan Konsep diri dengan Motivasi Berprestasi pada Remaja. Skripsi. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Slavin, R.E. (2011). Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta : Penerbit Indeks Turner, E.A & Chandler, M & Heffer R.W (2009). The Influence of Parenting Styles, Achievement Motivation, and Self-Efficacy on Academic Performance in College Students. Journal of College Student Development, Volume 50, Number 3, May/June 2009, pp The Johns Hopkins University Press 8

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. intelektual dan cerdas. Pendidikan adalah salah satu pokok pembicaraan yang tak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. intelektual dan cerdas. Pendidikan adalah salah satu pokok pembicaraan yang tak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu tonggak untuk membina bangsa yang intelektual dan cerdas. Pendidikan adalah salah satu pokok pembicaraan yang tak pernah lepas untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : NOVERANI KHESARI F100100036 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 HUBUNGAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK Naskah Publikasi Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: PANGESTU PINARINGAN PUTRI F100

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh :

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh: ARRIJAL RIAN WICAKSONO F 100 090 117 Kepada : FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman 1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia bukan hanya merupakan negara yang sedang berkembang melainkan juga negara yang sedang membangun. Dalam usaha untuk membangun itu dibutuhkan

Lebih terperinci

DEWI KUSUMA WARDHANI F

DEWI KUSUMA WARDHANI F HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhui Sebagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : Rachmad Darmawan F100090178 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMA NEGERI 3 SRAGEN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMA NEGERI 3 SRAGEN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMA NEGERI 3 SRAGEN SKRIPSI Diajukan oleh : NUR PRIMA SEPTIANA F100100025 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 HUBUNGAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menghadapi zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, banyak yang harus dipersiapkan oleh bangsa. Tidak hanya dengan memperhatikan kuantitas individunya,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA SMA NEGERI 2 WONOGIRI. Naskah Publikasi

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA SMA NEGERI 2 WONOGIRI. Naskah Publikasi HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA SMA NEGERI 2 WONOGIRI Naskah Publikasi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BAKAT NUMERIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN ANTARA BAKAT NUMERIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA HUBUNGAN ANTARA BAKAT NUMERIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh: DEWI ANGGRAENI SULISTYOWATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di sepanjang kehidupannya sejalan dengan pertambahan usianya. Manusia merupakan individu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasar kan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasar kan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasar kan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan, yaitu: 1. Nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,270; p= 0,003 (p

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN. HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWI YANG MENGALAMI OBESITAS

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWI YANG MENGALAMI OBESITAS HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWI YANG MENGALAMI OBESITAS NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S1 ) Psikologi Disusun

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: ZULFIKA DWI UTAMI F 100 070 048 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 HUBUNGAN ANTARA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Diajukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SBMPTN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : AFIFAH MIFTACHUL JANNAH F100110087 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 HUBUNGAN

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS Rifqi Hidayat, Jajang Rahmatudin Universitas Muhammadiyah Cirebon rifqi.math@gmail.com, j.rahmatudin@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Diajukan Oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Oleh : SEPTIANI BAROROH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik sebagai makhluk individu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA. Naskah Publikasi

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA. Naskah Publikasi HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA Naskah Publikasi Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: ANIS RAHMAWATI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS SATU SEKOLAH DASAR PROGRAM FULLDAY NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah. Beberapa diantaranya mungkin merasa sangat bersemangat dengan pekerjaannya dan selalu

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, A.. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, A.. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku: Ahmadi, A.. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta Alam. (2004). Akuntansi SMA untuk Kelas XI. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS)

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS) HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS) Naskah Publikasi Oleh : RAHMAD SETYAWAN F 100 070 035 FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA.

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA. HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menengah Pertama individu diberikan pengetahuan secara umum, sedangkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Menengah Pertama individu diberikan pengetahuan secara umum, sedangkan pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya seorang individu, memasuki dunia pendidikan atau masa sekolah formal semenjak masa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya membekali siswa dengan kemampuan akademik atau hard skill,

BAB I PENDAHULUAN. hanya membekali siswa dengan kemampuan akademik atau hard skill, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pendidikan kejuruan, atau yang sering disebut dengan Sekolah Menengah Kejuruan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN DENGAN LOYALITAS NASABAH

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN DENGAN LOYALITAS NASABAH HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN DENGAN LOYALITAS NASABAH NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan Oleh : IRFA NURFAIZAH F 100 080

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI MTS NEGERI PUNCU KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI MTS NEGERI PUNCU KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI MTS NEGERI PUNCU KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang maju mengikuti pertumbuhan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang maju mengikuti pertumbuhan ilmu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang maju mengikuti pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi

Lebih terperinci

JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 4 NO. 3 ISSN : Siregar, W.A. & Lazuardi AGUSTUS 2016 Halaman :

JURNAL PELITA PENDIDIKAN VOL. 4 NO. 3 ISSN : Siregar, W.A. & Lazuardi AGUSTUS 2016 Halaman : HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X IPA MAN 2 MODEL MEDAN THE RELATIONSHIP OF SELF-CONCEPT AND EMOTIONAL INTELLIGENCE TOWARD BIOLOGY STUDENT LEARNING

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN GAYA HIDUP KONSUMTIF SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN GAYA HIDUP KONSUMTIF SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN GAYA HIDUP KONSUMTIF SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL TWITTER DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI ANGKATAN 2013-2014 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MAHASISWA NON MUSLIM UNTUK STUDI DI PERGURUAN TINGGI ISLAM NASKAH PUBLIKASI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MAHASISWA NON MUSLIM UNTUK STUDI DI PERGURUAN TINGGI ISLAM NASKAH PUBLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN MAHASISWA NON MUSLIM UNTUK STUDI DI PERGURUAN TINGGI ISLAM NASKAH PUBLIKASI Oleh : Hadi Kurnianto F.100 110 108 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016 PENGAMBILAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA. Skripsi HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: Sagantoro Sambu F 100 050 232

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP MEREK DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI PADA KONSUMEN HALAMAN JUDUL. Naskah Publikasi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP MEREK DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI PADA KONSUMEN HALAMAN JUDUL. Naskah Publikasi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP MEREK DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI PADA KONSUMEN HALAMAN JUDUL Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh gelar

Lebih terperinci

Oleh : RATNA ASIH F

Oleh : RATNA ASIH F HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP METODE MENGAJAR GURU IPA DENGAN MINAT BELAJAR IPA PADA SISWA SMP Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan Psikologi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia adalah faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ujian Nasional merupakan gerbang dari sebuah keinginan besar bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ujian Nasional merupakan gerbang dari sebuah keinginan besar bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujian Nasional merupakan gerbang dari sebuah keinginan besar bahwa pendidikan memilki hasil yang nyata dan itu tertuang lewat soal-soal dan jawaban yang tertera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menciptakan berbagai hal seperti konsep, teori, perangkat teknologi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menciptakan berbagai hal seperti konsep, teori, perangkat teknologi yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kreativitas merupakan kemampuan intelektual yang sangat penting karena dengan kreativitas manusia mampu memecahkan berbagai masalah dan menciptakan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman menuntut perubahan dalam setiap aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman menuntut perubahan dalam setiap aspek kehidupan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman menuntut perubahan dalam setiap aspek kehidupan. Masyarakat dalam suatu Negara memiliki peranan yang penting dalam mendorong setiap jenis

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

//HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP IKLIM SEKOLAH DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA SMP. Naskah Publikasi

//HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP IKLIM SEKOLAH DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA SMP. Naskah Publikasi //HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP IKLIM SEKOLAH DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA SMP Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Disusun Oleh:

Lebih terperinci

Journal of Social and Industrial Psychology

Journal of Social and Industrial Psychology JSIP 1 (1) (2012) Journal of Social and Industrial Psychology http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sip HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MINAT MELAKUKAN PERAWATAN WAJAH PADA PRIA Hana Nor Hanifah Jurusan Psikologi,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar usia 18-22 tahun. Menurut Hall (dalam Sarlito, 2001) rentang usia tersebut merupakan fase

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : ALLIFIA DIANNIAR F 100 080

Lebih terperinci

KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO

KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO Okky Mega Dhatu, Annastasia Ediati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian No.Daftar : 056/S/PPB/2012 Desi nur hidayati,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian No.Daftar : 056/S/PPB/2012 Desi nur hidayati,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi yang semakin berkembang, perlu dipersiapkan sumber daya manusia yang semakin kompeten dan berkualitas yang mampu menghadapi tantangan

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2 PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/ 2012 JURNAL PUBLIKASI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat meneruskan pembangunan di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Oleh : RIZKY OKTARIA F 100 080 149 FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK KASATRIAN SOLO SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI. Oleh : NIKI FEBRIANI F

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK KASATRIAN SOLO SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI. Oleh : NIKI FEBRIANI F HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK KASATRIAN SOLO SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Oleh : NIKI FEBRIANI F 100 090 100 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan satuan pendidikan yang menyelenggrakan pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk meningkat taraf pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA ANTARA GURU YANG TELAH BERSERTIFIKASI DENGAN YANG BELUM BERSERTIFIKASI DI KOTA SURAKARTA

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA ANTARA GURU YANG TELAH BERSERTIFIKASI DENGAN YANG BELUM BERSERTIFIKASI DI KOTA SURAKARTA PERBEDAAN KEPUASAN KERJA ANTARA GURU YANG TELAH BERSERTIFIKASI DENGAN YANG BELUM BERSERTIFIKASI DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU ALTRUISTIK PADA SISWA SISWI ANGGOTA PRAMUKA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU ALTRUISTIK PADA SISWA SISWI ANGGOTA PRAMUKA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU ALTRUISTIK PADA SISWA SISWI ANGGOTA PRAMUKA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia harus terus ditingkatkan kualitas pribadi, kemampuan berkarya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia harus terus ditingkatkan kualitas pribadi, kemampuan berkarya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara mengenai sumber daya manusia tentu tidak bisa lepas dari masalah pendidikan sebagai salah satu pranata utama dalam pembangunan sumber daya manusia. Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)Psikologi

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta alfi_purnamasari@yahoo.com.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan uraian keaslian penelitian. 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS INTERAKSI ATASAN-BAWAHAN DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB)

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS INTERAKSI ATASAN-BAWAHAN DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) HUBUNGAN ANTARA KUALITAS INTERAKSI ATASAN-BAWAHAN DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun-tahun terakhir terjadi perubahan yang semakin pesat dalam berbagai sektor kehidupan. Perubahan tersebut terjadi sebagai dampak dari kemajuan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan terencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peneliti menggunakan tryout dengan alasan bahwa dengan menggunakan tryout diharapkan item pada skala ini lebih valid dan reliable untuk mengukur

Lebih terperinci

PERBEDAAN KINERJA GURU YANG TELAH BERSERTIFIKASI DENGAN NON SERTIFIKASI DI KOTA SURAKARTA

PERBEDAAN KINERJA GURU YANG TELAH BERSERTIFIKASI DENGAN NON SERTIFIKASI DI KOTA SURAKARTA PERBEDAAN KINERJA GURU YANG TELAH BERSERTIFIKASI DENGAN NON SERTIFIKASI DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

Pengaruh Konsep Diri Dan Efikasi Diri Terhadap Motivasi Berprestasi (Survei Pada Mahasiswa Pe Fkip Universitas Kuningan)

Pengaruh Konsep Diri Dan Efikasi Diri Terhadap Motivasi Berprestasi (Survei Pada Mahasiswa Pe Fkip Universitas Kuningan) Pengaruh Konsep Diri Dan Efikasi Diri Terhadap Motivasi Berprestasi (Survei Pada Mahasiswa Pe Fkip Universitas Kuningan) Di Susun Oleh Asep Budi Hartono, M.Pd ABSTRAK Motivasi merupakan hal yang penting

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA SISWA AKSELERASI SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh : EVITA DEVI DHAMAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan yang terjadi semakin ketat, individu dituntut untuk memiliki tingkat pendidikan yang memadai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai persyaratan memperoleh Derajat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN LOYALITAS KARYAWAN PADA CV. ASATEX SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN LOYALITAS KARYAWAN PADA CV. ASATEX SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN LOYALITAS KARYAWAN PADA CV. ASATEX SURAKARTA S K R I P S I Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA SMA NEGERI 1 POLANHARJO. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA SMA NEGERI 1 POLANHARJO. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA SMA NEGERI 1 POLANHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukanoleh

Lebih terperinci

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa Atrie Bintan Lestari Hendro Prabowo, SPsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F

Diajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih terperinci

KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI

KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

Ali Mustofa Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

Ali Mustofa Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN 1 KOTA BLITAR Penelitian ini didasarkan pada masalah guru dalam menjalankan tugas sehari-hari, seringkali guru harus berhadapan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang dialami Indonesia pada saat ini menyebabkan keterpurukan dunia usaha di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, diantaranya dalam bidang pendidikan seperti tuntutan nilai pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, diantaranya dalam bidang pendidikan seperti tuntutan nilai pelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dari waktu ke waktu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi makin pesat mengikuti arus globalisasi yang semakin hebat. Akibat dari fenomena ini antara lain

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA ANGAKATAN 2013 DIPLOMA III FAKULTAS TEKNIK JURUSAN KIMIA DAN SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bidang yang penting dan perlu mendapatkan perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga terus berusaha untuk memajukan kualitas pendidikan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga terus berusaha untuk memajukan kualitas pendidikan yang ada. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu bidang kehidupan yang penting bagi setiap negara. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengutamakan pentingnya pendidikan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat memasuki dunia kerja, demikian halnya dengan pendidikan di SMA. Kurikulum SMA dirancang untuk

Lebih terperinci