PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader"

Transkripsi

1 1

2 1

3 PROPOSAL KEGIATAN BAITUL ARQAM MADYA dan TRAINING OF TRAINER SEKOLAH KADER PIMPINAN WILAYAH PEMUDA MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA Medan, Desember 2016 A. LATAR BELAKANG Di dalam muqaddimah Anggaran Dasar Pemuda Muhammadiyah ditegaskan bahwa Pemuda Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi otonom merupakan lembaga perjuangan yang bertujuan menghimpun, membina, dan menggerakkan potensi pemuda Islam serta meningkatkan peranannya sebagai kader untuk mencapai tujuan Muhammadiyah maka dalam setiap gerak dan langkahnya harus merupakan perwujudan dari gerakan Islam. Hal yang perlu disadari bahwa peranan dan fungsi Pemuda Muhammadiyah sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah, maka ia harus mampu menempatkan dirinya sebagai gerakan da wah amar ma ruf nahi mungkar di kalangan pemuda. Persoalan kaderisasi pemuda Muhammadiyah memang sangat multi kompleks mulai dari tingkat pusat sampai ranting. Persoalan pengkaderan yang sampai saat ini terasa makin tidak diminati oleh kalangan anggota Pemuda Muhammadiyah termasuk pengurus sendiri merupakan persoalan yang harus dicarikan solusinya. Bicara tentang pengkaderan di Pemuda Muhammadiyah terasa dingin dan tidak menimbulkan syahwat. Realitas semacam inilah yang terjadi pada tingkatan institusional dan organisasi Pemuda Muhammadiyah saat ini yang berimplikasi pada semakin lama nyaris tidak ada pengkaderan formal yang diadakan oleh pengurus Pemuda Muhamadiyah baik tingkat pusat sampai ranting. Hal ini bisa dirasakan ketika kita mengunjungi mesjid-mesjid Muhammadiyah, dimana tidak adanya aktivitas dakwah angkatan muda Muhammadiyah. Ada beberapa persoalan mendasar yang berkaitan dengan problem kaderisasi di Pemuda Muhammadiyah : Pertama, lemahnya sistem dan mekanisme perkaderan Pemuda Muhammadiyah secara ide konseptual dan praktek operasional. Kedua, masih terbatasnya orientasi perkaderan hanya untuk mencukupi hajat kebutuhan program kerja. dan itu pun seringkali berjalan tidak lancar. Ketiga, tidak adanya koordinasi dan 2

4 sinkronisasi model perkaderan yang komprehensif yang melibatkan seluruh jajaran Pemuda Muhammadiyah. Keempat, masih kuatnya ego pimpinan pemuda Muhammadiyah di setiap level. Kelima, keterpukauan Pemuda Muhammadiyah oleh panggung politik sehingga menganggap tidak afdol kalau tidak terjun ke arena politik praktis seperti melalui partai politik. Keenam, pengkaderan yang dilakukan tidak utuh dan menyeluruh. Ketujuh, keterbatasan waktu pimpinan Pemuda Muhammadiyah untuk mengurus organisasi secara utuh. Kedelapan, kurangnya komunikasi antara pimpinan Pemuda Muhammadiyah dengan Muhammadiyah disetiap level dalam merencanakan dan melaksanakan kaderisasi. Lalu bagaimana sebenarnya yang akan dilakukan dalam pengkaderan : Pertama, harus utuh dan sempurna. Artinya, pengkaderan harus meliputi segala aspek permasalahan kaderisasi secara utuh dan paripurna; aspek pemikiran kejiwaan, dan ketahanan daya juang. Bukan hanya mengkader aspek pemikiran secara teoritis melulu, atau pendidikan kejiwaan saja, ataupun gerakan berupa politis belaka. Akan tetapi harus betul-betul memberikan perhatian besar kepada aspek pengembangan kepribadian secara keseluruhan, demi terbentuknya pribadipribadi muslim yang utuh dan paripurna. Yaitu mengkader pemuda Muhammadiyah yang mampu bertahan menjawab segala tantangan secara terusmenerus dan berkesinambungan, dan mampu mencapai sasaran-sasaran yang sebenarnya. Menghadirkan proses kaderisasi sebagai laboratorium mematangkan pemikiran dan idiologi untuk melahirkan kader-kader yang matang dan selalu siap melakukan perubahan. Kedua, harus memiliki idiologi yang jelas. Artinya kaderisasi pemuda Muhammadiyah harus benar-benar mampu menanamkan idiologi ber Muhammadiyah yang jelas, sehingga akan dapat melahirkan kader-kader yang militan bukan kader-kader karbitan. Pemuda Muhammadiyah harus mampu melahirkan kader-kader yang mampu secara intelektual dan juga matang secara idiologi, sehingga distribusi kader kesemua lini terutama ke AUM Muhammadiyah benar-benar memiliki kekaderan yang jelas. Ketiga, melahirkan Tauladan. Pengkaderan tidak hanya berupa teori-teori saja, tetapi betul-betul harus berlandaskan kepada pengalaman dan metode yang telah diuji dalam praktek. Dan pengkaderan itu harus diterapkan dalam kehidupan nyata, sebagai uswah hasanah dari suri tauladan yang baik. Maksudnya ialah, bahwa 3

5 pengkaderan harus dipraktekkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan bukan semata-mata doktrin (pengarahan) dan pelajaran. Sistem penggemblengan yang sekaligus dengan praktek lapangan ini akan membantu membentuk pribadipribadi muslim yang terampil dan tangguh, pribadi yag tanggap, mantap, dan wajar tapi tidak rendah diri. Keempat, Berkesinambungan dan seimbang. Pengkaderan harus diperhatikan secara serius, di mana penggemblengan di berbagai segi itu harus berkesinambungan dan seimbang dengan kebutuhan yang diperlukan. Kaderisasi yang dilakukan hanya sebatas menjalankan program kerja tidak akan dapat melahirkan kader-kader Pemuda Muhammadiyah yang tangguh dan istiqomah sebaliknya akan melahirkan kader-kader yang suatu saat nanti akan menjadi duri dalam organisasi Pemuda Muhammadiyah, karena dia tidak memahami hakikat perjuangan Pemuda Muhammadiyah itu sendiri dan kalau dibiarkan terus menerus keadaan yang demikian, tidak mustahil akan dapat merusak citra kepribadian Islam, dan bahkan akan mengganggu keutuhannya. Kelima, Pengajian dan Pertemuan Rutin, sehebat apapun proses pengkaderan yang dilakukan di arena kaderisasi tidak akan pernah bisa menunjukkan hasil yang maksimal apabila tidak dilakukan tindak lanjut dari proses kaderisasi tersebut. Pimpinan pemuda Muhammadiyah disetiap level harus dan wajib melaksanakan pengajian dan pertemuan rutin, karena kaderisasi yang sesungguhnya itu adalah pada aktivitas dakwah yang dilakukan oleh setiap kader Pemuda Muhammadiyah. Salah satu indikator keberhasilan kaderisasi adalah ketika seluruh kader yang dibina sudah mampu melakukan aktivitas dakwah dilevel terendah yaitu ranting dimana kader tersebut berdomisili. Untuk itu kaderisasi diharapkan bisa memberikan kewajiban kepada setiap kader yang telah mengikuti pengkaderan untuk bisa menghidupkan aktivitas dakwah pemuda Muhammadiyah ditingkat Ranting dan Cabang dimana dia berdomisili. Pimpinan Pemuda Muhammadiyah harus bisa merumuskan dan merancang program tindak lanjut yang akan dilakukan oleh setiap alumni pengkaderan, sehingga kaderisasi yang dilakukan tidak hanya semata menjalankan program kerja. Oleh karena itu penguatan visi gerakan Pemuda Muhammadiyah menjadi prasyarat penting bagi pembangunan masyarakat masa depan yang bermartabat. Dan oleh 4

6 sebab itu kami memandang perlu mengadakan Baitul Arqom Madya dan Training Of Trainer Sekolah Kader Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara dengan mengambil tema Meneguhkan Eksistensi Gerakan Kader Untuk Penguatan Kepemimpinan Pemuda Muhammadiyah Ditingkat Cabang dan Ranting. B. NAMA KEGIATAN Kegiatan Perkaderan ini bernama Baitul Arqam Madya dan Training Of Trainer Sekolah Kader PW. Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara. C. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN Berdasarkan fungsi dan tugas, maka maksud dan tujuan Baitul Arqam Madya dan Training Of Trainer Sekolah Kader PW. pemuda muhammadiyah ini adalah: 1. Maksud Baitul Arqam Madya dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas anggota dan pimpinan sehingga menjadi kader Pemuda Muhammadiyah yang teguh memegang ideologi Keislaman dan Kemuhammadiyahan, berwawasan Kebangsaan dan Nasional. dimaksudkan untuk membentuk Korps Instruktur Pelaksanaan Sekolah Kader. 2. Tujuan Tujuan penyelenggaraan Baitul Arqam Madya ini adalah: a. Menguatkan komitmen dan kualitas pemahaman peserta mengenai ideologi Persyarikatan dan keislaman serta memahami strategi implementasi dakwah Islam amar makruf nahi munkar. b. Meluaskan wawasan pemikiran peserta dalam peta keislaman dan pemahaman dinamika kebangsaan dalam berbagai aspek kehidupan. c. Membentuk Korps Instruktur Sekolah Kader dalam upaya penguatan pengkaderan di Tingkat Cabang dan Ranting. 5

7 D. HASIL YANG DIHARAPKAN Hasil yang diharapkan dari pelatihan ini adalah: 1. Terbentuknya kader Pemuda Muhammadiyah yang mempunyai komitmen dan kualitas pemahaman ideologi Persyarikatan dan keislaman serta memahami strategi implementasi dakwah Islam amar makruf nahi munkar. 2. Terbentunya kader Pemuda Muhammadiyah tingkat Daerah yang memiliki wawasan, ketrampilan, sikap integralistik dan holistik ; 3. Terbentuknya kader Pemuda Muhammadiyah yang memiliki kemampuan merumuskan anatomi gerakan, pemetaan opini dan issu yang berkembang baik skala nasional maupun regional. 4. Terbentuknya Korps Instruktur Sekolah Kader. E. PESERTA 1. Kriteria dan Jumlah Peserta: Total peserta Baitul Arqam Madya dan PW. Pemuda Muhammadiyah berjumlah 100 orang, dengan kualifikasi sebagai berikut: a. Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah = 4 Org b. Pimpinan Wilayah IPM = 1 orang c. Pimpinan DPD IMM = 1 orang d. Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (3 orang x 28) = 84 Org e. Pimpinan Daerah yang Memiliki Pimpinan Cabang diatas 7 akan mendapatkan kuota penambahan Peserta sesuai keputusan Panitia PW. Pemuda Muhammadiyah. 2. Persyaratan dan Perlengkapan Peserta: a. Surat Mandat dari PDPM atau ortom AMM Tingkat Wilayah b. Bersedia mengikuti pelatihan secara penuh sesuai program pelatihan dalam satuan waktu yang integral; c. Fotocopy syahadah/sertifikat atau surat keterangan telah mengikuti perkaderan AMM tingkat Daerah. d. Membawa perlengkapan shalat dan pakaian olahraga; e. Telah lulus/mengikuti Baitul Arqam Dasar (Melati Muda) atau Pengkaderan AMM setingkat. 6

8 f. Mendapat mandat dari PDPM dan atau Pimpinan AMM setingkat sebagai penanggung jawab. g. Membuat makalah/artikel/tulisan tentang perkaderan sesuai dengan thema. h. Apabila ada kader yang potensial PD. Pemuda Muhammadiyah akan tetapi belum pernah mengikuti pengkaderan Tingkat Cabang/Daerah/Ortom setingkat diharapkan di rekomendasikan khusus oleh PD. Pemuda Muhammadiyah dengan beberapa catatan dan pertimbangan yang akan diberikan oleh PW. Pemuda Muhammadiyah Sumut. i. Formulir peserta, makalah/tulisan/artikel, foto wajib dikirimkan lewat kaderpwpwsumut@gmail.com paling lama tanggal 19 November j. Peserta BAM dan TOT Sekolah Kader di Himbau untuk membeli Baju Seragam Pdh Korps Instruktur dengan Harga Rp ,-.Konfirmasi/dana pembelian Baju paling lambat diterima tanggal 19 November Dana bisa dikirim melalui rek BNI : atas nama Amrizal. k. Konfirmasi Keikutsertaan paling lambat tanggal 19 November 2016 melalui Hp (Amrizal). F. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Kegiatan ini diselenggarakan pada: Hari : Jum at Minggu Tanggal : Desember 2016 Tempat : Asrama Haji Medan Jadwal kegiatan sebagaimana terlampir. G. METODOLOGI PELATIHAN 1. PENDEKATAN Pendekatan pelatihan dengan menggunakan participatori learning proses, yaitu proses belajar secara partisipatoris yang bertumpu pada falsafah andragogi. Dimana instruktur mengambil posisi sebagai fasilitator dan memberi inspirasi untuk mengarahkan dan memacu peserta dalam untuk mencari dan menformulasikan topik bahasan/masalah, kemudian mengem-bangkan topik bahasan/masalah tersebut secara bersama di lingkungan peserta. Baik peserta maupun instruktur 7

9 sama-sama menjalankan fungsinya masing-masing untuk mewujudkan tujuan pelatihan instruktur. Proses transformasi nilai dan pengetahuan termasuk kemampuan teknis peserta pelatihan melalui 3 (tiga) bagian, yang meskipun dilakukan secara acak, akan tetapi setiap bagiannya menunjukkan keterkaitan antara satu dengan lainnya sebagai siklus pendidikan yang dinamis. Pendekatan ini juga mensyaratkan adanya pemetaan secara komprehensif dan sempurna terhadap berbagai hal yang membawa implikasi langsung atau tidak ke dalam lingkungan pelatihan, seperti strata raw-input, kondisi tim instruktur/fasilitator, panitia dan lingkungan lokasi pelatihan berlangsung. 2. KLASIFIKASI MATERI PELATIHAN BAITUL ARQAM MADYA dan TRAINING OF TRAINER SEKOLAH KADER 1. Kelompok Materi Keislaman: a. Paham Agama dalam Muhammadiyah; b. Implementasi dan Aktualisasi Nila-nilai Islam dalam Kehidupan; c. Metode Pemahaman Agama Islam; d. Islam sebagai Ruh Gerakan; e. Dinamika Gerakan Pembaruan dan Pemikiran dalam Islam (Klasik, Pertengahan, Kontemporer). 2. Kelompok Materi Kemuhammadiyahan: a. Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah: dari Eksplorasi ke Objektifikasi; b. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah; c. MKCH dan Kepribadian Muhammadiyah; d. Khittah Perjuangan Muhammadiyah; e. Manhaj Tarjih Muhammadiyah. f. Profil Kader Pemuda Muhammadiyah g. PHIWM dalam Berorganisasi 3. Kelompok Materi Pemikiran dan Isu Kebangsaan: a. Jihad dalam Polemik dan Tindakan; b. Fiqhul-Ikhtilaf: Perspektif Muhammadiyah; 8

10 c. Perbandingan Identitas Muhammadiyah dengan Gerakan-gerakan di Luar Muhammadiyah (seperti IM, Salafi, HT, dll.); d. Blue Print Muhammadiyah tentang Karakter Bangsa; e. Muhammadiyah, Agenda Demokratisasi, dan Politik Otonomi Daerah; f. Muhammadiyah dalam Kancah Globalisasi dan Gerakan Sosial Baru. g. Mencetak Enterpreneur Muhammadiyah h. Pemuda Muhammadiyah dan Suksesi Kepemimpinan Nasional 4. Training Of Trainer Sekolah Kader, a. Panduan Sekolah Kader dalam Penguatan Gerakan Kaderisasi di Tingkat Cabang dan Ranting. b. Pengenalan dan Pengelolaan Web Site Kader PW. Pemuda Muhammadiyah Sumut. c. Data Base Kader H. FASILITAS Fasilitas Peserta untuk Kegiatan Perkaderan Baitul Arqam Madya dan ToT Sekolah Kader adalah: 1. Akomodasi (penginapan dan konsumsi) selama pelatihan berlangsung; 2. Training kit; (Tas Peserta, Blok Note, Pen, ID Card) 3. Sertifikat; 4. Materi Pelatihan 5. Buku Sekolah Kader, dll. Nb : Transportasi dan Baju Pdh Korps Intruktur di Tanggung oleh masing-masing peserta. I. INSTRUKTUR Penetapan instruktur Baitul Arqam Madya dan Pemuda Muhammadiyah merujuk pada kriteria, tugas dan fungsinya yakni kader Pemuda Muhammadiyah yang telah mengikuti Baitul Arqam Paripurna/Pelatihan Instruktur PP Pemuda Muhammadiyah/Ortom Setingkat. J. MONITORING DAN EVALUASI PENDIDIKAN 1. MONITORING Monitoring kegiatan program pelatihan ini, meliputi: a. Pelaporan 9

11 Pelaporan terdiri dari laporan persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan rencana tindak lanjut. b. Kunjungan Lapangan Kunjungan lapangan dilakukan sesuai dengan kebutuhan. 2. EVALUASI PELATIHAN a. Evaluasi Peserta Pada akhir pelatihan dilakukan evaluasi untuk menentukan lulus tidaknya peserta latihan, dengan sspek-aspek penilaian terdiri atas Aspek Kehadiran : 20 % - Aspek Peran serta dalam Kelas : 30 % - Aspek Dinamika dan Apresiasi Kelompok : 30 % - Aspek Kerja Mandiri : 20 % b. Evaluasi Peserta Terhadap Penyelenggaraan Pelatihan Evaluasi preserta terhadap penyelenggaraan pelatihan dilakukan dengan menggunakan Angket, tujuannya adalah: Memperoleh umpan balik dari peserta terhadap pelaksanaan pelatihan secara keseluruhan. Sebagai masukan untuk menyempurnakan pelaksanaan pelatihan Baitul Arqam Madya yang akan datang. Petunjuk pengisian angket tentang Penilaian Peserta pelatihan Baitul Arqam Madya Pemuda Muhammadiyah terhadap program pelatihan disajikan di setiap sesi pelatihan berlangsung. K. ORGANISASI PELAKSANA Penanggung Jawab Umum : M. Basir Hasibuan,M.Pd (Ketua Umum PW PM SUMUT Husni Mubarak, MA (Sekretaris PW PM Sumut) Penanggung Jawab : Program Tim Instruktur Amrizal, S.Si,M.Pd(Ketua Bid. Pendidikan dan Kaderisasi PWPM SUMUT M. Lailan Arqam, M.Pd (Sek. Bid.Pendidikan dan Kaderisasi PWPM Sumut) Amrizal, S.Si., M.Pd (MOT) Miftah Fariz Alburhan, MA (Anggota) Robi Fanreza, MA(Anggota) M. Arif (Anggota) Panitia Pelaksana (OC) Panitia pelaksana Bidang Pendidikan dan Kaderisasi PWPM Sumut 10

12 M. RENCANA ANGGARAN Estimasi biaya penyelenggaraan Baitul Arqam Madya dan 11

13 12

Paradigma Baru Perkaderan Muhammadiyah

Paradigma Baru Perkaderan Muhammadiyah Paradigma Baru Perkaderan Muhammadiyah Senin, 28-11-2016 Catatan Atas Terbitnya SPM 2015 oleh: Munawwar Khalil Wakil Ketua MPK PP Muhammadiyah A. Pendahuluan Seiring dengan perkembangan jaman, isu dan

Lebih terperinci

REVITALISASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH

REVITALISASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH Pengantar Diskusi REVITALISASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH Oleh: Muhammad Purwana PENGERTIAN 1) kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī munkar berasas Islam bersumber Al-Qur an dan As-Sunnah, yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN PENGAJIAN

PANDUAN PELAKSANAAN PENGAJIAN PANDUAN PELAKSANAAN PENGAJIAN DILAKSANAKAN DALAM RANGKA FOLLOW UP ALUMNI DARUL ARQAM DASAR (DAD) Disusun Oleh : Korps Instruktur Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Parepare Bekerjasama dengan Lembaga Pengkajian

Lebih terperinci

SISTEM PERKADERAN MUHAMMADIYAH

SISTEM PERKADERAN MUHAMMADIYAH SISTEM PERKADERAN MUHAMMADIYAH Gus Zuhron SEKRETARIS MPK PWM JATENG 1 Sekali Muhammadiyah tetap muhammadiyah. Sekali IPM lain kali IMM. Sekali IMM lain kali PM/NA. Sekali Muhammadiyah tetap Muhammadiyah

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH. BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah tanggal 14 Maret.

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH. BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah tanggal 14 Maret. ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad adalah tanggal 14 Maret. Pasal 2 1. Lambang IMM sebagaimana tersebut dalam Anggaran Dasar pasal 6 adalah sebagai

Lebih terperinci

bentuk hubungan tertentu (bersosialisasi) dengan dunia sekitarnya dan memiliki jenjang struktural yang jelas, memiliki tujuan dan prinsip-prinsip

bentuk hubungan tertentu (bersosialisasi) dengan dunia sekitarnya dan memiliki jenjang struktural yang jelas, memiliki tujuan dan prinsip-prinsip BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup dalam suatu bentuk hubungan tertentu (bersosialisasi)

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah tanggal 14 Maret. Pasal 2 Lambang IMM sebagaimana tersebut dalam Anggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses

Lebih terperinci

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN KADER (PRESEPSI ORGANISASI OTONOM MUHAMMADIYAH)

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN KADER (PRESEPSI ORGANISASI OTONOM MUHAMMADIYAH) MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN KADER (PRESEPSI ORGANISASI OTONOM MUHAMMADIYAH) Neneng Istiqomah (201410070311126), Muhimatul Arifah (201410070311127), Ikhza Naharul Umam (201410070311128), Nurul Khunaidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling memerlukan adanya bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk saling

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH MUQADDIMAH Dengan nama Allah yang Maha Pemurah, Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang mengasuh semesta alam, yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PEMUDA MUAHMMMADIYAH BAB I NAMA, IDENTITAS, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG. Pasal 1. Nama, Identitas dan Tempat Kedudukan

ANGGARAN DASAR PEMUDA MUAHMMMADIYAH BAB I NAMA, IDENTITAS, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG. Pasal 1. Nama, Identitas dan Tempat Kedudukan ANGGARAN DASAR PEMUDA MUAHMMMADIYAH BAB I NAMA, IDENTITAS, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG Pasal 1 Nama, Identitas dan Tempat Kedudukan 1. Organisasi ini bernama Pemuda Muhammadiyah yang didirikan di Yogyakarta

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KADER MUHAMMADIYAH (Studi Empiris di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta Periode ) NASKAH PUBLIKASI

PENDIDIKAN KADER MUHAMMADIYAH (Studi Empiris di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta Periode ) NASKAH PUBLIKASI PENDIDIKAN KADER MUHAMMADIYAH (Studi Empiris di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta Periode 2005-2010) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

UPAYA SISTEMATISASI DAKWAH DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH / AISYIYAH

UPAYA SISTEMATISASI DAKWAH DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH / AISYIYAH UPAYA SISTEMATISASI DAKWAH DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH / AISYIYAH Disampaikan dalam acara : RAKERNAS MPK Pimpinan Pusat Muhammadiyah 28 30 April 2016 AGUS BUDIANTORO Div. Pembinaan dan Pengembangan SDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepatnya tanggal 18 November 1912 (Berita Resmi Muhammadiyah) didirikan oleh KH Ahmad

BAB I PENDAHULUAN. tepatnya tanggal 18 November 1912 (Berita Resmi Muhammadiyah) didirikan oleh KH Ahmad BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1912 lahirlah persyarikatan Muhammadiyah bertempat di Yogyakarta tepatnya tanggal 18 November 1912 (Berita Resmi Muhammadiyah) didirikan oleh KH Ahmad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan KKN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan KKN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan KKN Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah-tengah masyarakat

Lebih terperinci

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH MENGENAI KONSOLIDASI ORGANISASI DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH MENGENAI KONSOLIDASI ORGANISASI DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH Lampiran 1 SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH Nomor: 149/Kep/I.0/B/2006 Tentang: KEBIJAKAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH MENGENAI KONSOLIDASI ORGANISASI DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH 240 Lampiran

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Penelitian ini menggambarkan tentang studi deskriptif organisasi kemahasiswaan ekstrakampus Himpunan Mahasiswa Islam pada Cabang Bandung dan Koordinator

Lebih terperinci

PROFIL KADER MUHAMMADIYAH. Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah

PROFIL KADER MUHAMMADIYAH. Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah PROFIL KADER MUHAMMADIYAH Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Apa yang dimaksud Kader Elite: Bagian yang terpilih & yang terbaik karena telah terlatih Inti tetap suatu resimen

Lebih terperinci

SINERGI IMPLEMENTASI DAKWAH DAN PERKADERAN DI AMAL USAHA MUHAMMADIYAH ( RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH / AISYIYAH ) Syaifulloh

SINERGI IMPLEMENTASI DAKWAH DAN PERKADERAN DI AMAL USAHA MUHAMMADIYAH ( RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH / AISYIYAH ) Syaifulloh SINERGI IMPLEMENTASI DAKWAH DAN PERKADERAN DI AMAL USAHA MUHAMMADIYAH ( RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH / AISYIYAH ) Syaifulloh 1 PESAN PAK AR Kyai Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah,bukan sekedar untuk memperbanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Bangsa yang kaya dengan budaya dan bahasa, lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Bangsa yang kaya dengan budaya dan bahasa, lebih dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Bangsa yang kaya dengan budaya dan bahasa, lebih dari dua ratus juta penduduk Indonesia memiliki karakterisktik adat yang berbeda. Dari sensus Badan

Lebih terperinci

BAITUL ARQAM PIMPINAN AISYIYAH

BAITUL ARQAM PIMPINAN AISYIYAH [Year] [Year] BAITUL ARQAM PIMPINAN AISYIYAH MAJELIS PEMBINAAN KADER PIMPINAN DAERAH AISYIYAH KABUPATEN KEDIRI I. PENDAHULUAN Baitul Arqam adalah salah satu bentuk sistem perkaderan dalam Aisyiyah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program pendayagunaan potensi mahasiswa di masyarakat yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Program pendayagunaan potensi mahasiswa di masyarakat yang dikenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan KKN Program pendayagunaan potensi mahasiswa di masyarakat yang dikenal dengan nama Kuliah Kerja Nyata (selanjutnya disingkat KKN) dan dilaksanakan oleh kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung mengidentifikasi serta menangani masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung mengidentifikasi serta menangani masalah-masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan KKN Kuliah Kerja Nyata dapat disingkat menjadi KKN. KKN merupakan suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO) IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PERIODE

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO) IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PERIODE GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO) IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH PERIODE 2014-2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai bagian dari Angkatan

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL

PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE 2015-2016 PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2015 PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE 2015 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah berasal dari bahasa Arab yaitu Madrasah yang artinya tempat untuk belajar atau sistem pendidikan klasikal yang didalamnya berlangsung proses belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pelaksanaan KKN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pelaksanaan KKN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan KKN Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah aset nasional yang lahir dari saham mahasiswa dalam pembangunan. Konsep ini muncul dari kesadaran mahasiswa sebagai calon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki visi, misi dan tujuan yang berbeda. Organisasi adalah sebuah wadah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki visi, misi dan tujuan yang berbeda. Organisasi adalah sebuah wadah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah organisasi sudah dikenalkan sejak tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Organisasi itu disebut organisasi siswa intra sekolah (OSIS). Di kehidupan

Lebih terperinci

PERKADERAN PADA SEKOLAH MUHAMMADIYAH

PERKADERAN PADA SEKOLAH MUHAMMADIYAH PERKADERAN PADA SEKOLAH MUHAMMADIYAH DI JAWA BARAT OLEH : MAKHMUD SYAFE I MUH.SBG GRKN DAKWAH ISLAM AMNM SEJAK KHA DAHLAN PEN.SBG KEG.UTAMA MUH. SEKOLAH SBG INSTRUMEN DAKWAH,KADERISA SI,PENYEMAIAN KADER

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang No.1648, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKOMINFO. Jabatan Fungsional. Pranata Hubungan Masyarakat. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH LAMPIRAN IV-B: KEPUTUSAN MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-45 TENTANG ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH Pasal 1 Tempat Kedudukan (1) Muhammadiyah berkedudukan di tempat didirikannya,

Lebih terperinci

MILAD 100 TAHUN AISYIYAH M AISYIYAH AWAL ABAD KEDUA: MEMULIAKAN MARTABAT UMAT, BERKIPRAH MEMAJUKAN BANGSA

MILAD 100 TAHUN AISYIYAH M AISYIYAH AWAL ABAD KEDUA: MEMULIAKAN MARTABAT UMAT, BERKIPRAH MEMAJUKAN BANGSA MILAD 100 TAHUN AISYIYAH 1917-2017 M AISYIYAH AWAL ABAD KEDUA: MEMULIAKAN MARTABAT UMAT, BERKIPRAH MEMAJUKAN BANGSA A. DASAR PEMIKIRAN 1. Aisyiyah sebagai organisasi sosial keagamaan yang bergerak pada

Lebih terperinci

Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah

Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Pasal 1 Tempat Kedudukan (1) Muhammadiyah berkedudukan di tempat didirikannya, yaitu Yogyakarta (2) Pimpinan Pusat sebagai pimpinan tertinggi memimpin Muhammadiyah secara

Lebih terperinci

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6 MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH Pertemuan ke-6 PENDAHULUAN Muqoddimah AD Muhammadiyah; pokok pikiran yang menjiwai dan melandasi gerakan Muhammadiyah Isi AD/ART

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor :16/KONBES-XVIII/VI/2012

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor :16/KONBES-XVIII/VI/2012 KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor :16/KONBES-XVIII/VI/2012 PENGESAHAN PERATURAN ORGANISASI GERAKAN PEMUDA ANSOR TENTANG SISTEM KADERISASI GERAKAN PEMUDA ANSOR Bismillahirrohmanirrohim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terjadi karena mahasiswa adalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terjadi karena mahasiswa adalah orang-orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa adalah kelompok sosial masyarakat yang mempunyai kapasitas intelektual untuk memahami kondisi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal

Lebih terperinci

PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI KERANGKA KERJA MUHAMMADIYAH DALAM PENGENDALIAN PRODUK TEMBAKAU (KKMPPT)

PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI KERANGKA KERJA MUHAMMADIYAH DALAM PENGENDALIAN PRODUK TEMBAKAU (KKMPPT) A. Pendahuluan PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI KERANGKA KERJA MUHAMMADIYAH DALAM PENGENDALIAN PRODUK TEMBAKAU (KKMPPT) Kerangka Kerja Muhammadiyah dalam Pengendalian Produk Tembakau (KKMPPT) merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PROSES KADERISASI DEWAN PIMPINAN CABANG (DPC) PARTAI AMANAT NASIONAL KOTA BANDAR LAMPUNG =====================================================

PROSES KADERISASI DEWAN PIMPINAN CABANG (DPC) PARTAI AMANAT NASIONAL KOTA BANDAR LAMPUNG ===================================================== Lampiran PROSES KADERISASI DEWAN PIMPINAN CABANG (DPC) PARTAI AMANAT NASIONAL KOTA BANDAR LAMPUNG ===================================================== TRANSKRIP HASIL WAWANCARA 1. Apakah arti penting

Lebih terperinci

Petunjuk Pelaksanaan PROGRAM PRIORITAS DPD PARTAI GOLONGAN KARYA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Oleh : H. ALI MUHAMMAD MADHY

Petunjuk Pelaksanaan PROGRAM PRIORITAS DPD PARTAI GOLONGAN KARYA KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Oleh : H. ALI MUHAMMAD MADHY Petunjuk Pelaksanaan PROGRAM PRIORITAS DPD PARTAI GOLONGAN KARYA 2014-2015 Oleh : H. ALI MUHAMMAD MADHY KETUA DPD PARTAI GOLONGAN KARYA KATA PENGANTAR KETUA DPD PARTAI GOLONGAN KARYA Assalamu alaikum War.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK.... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GAMBAR.... i iii vi viii xii xv xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH BAB I NAMA, PENDIRI, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Persyarikatan ini bernama Muhammadiyah. Pasal 2 Pendiri Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dengan judul Implemenatasi Pendidikan Umum di Universitas Pendidikan Indonesia, maka dapat diambil simpulan dan rekomendasi sebagai berikut:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya mahasiswa adalah pemuda-pemudi yang memiliki keyakinan kepada kebenaran dan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dan rakyat Indonesia dewasa ini tengah gencar-gencarnya mengimplementasikan pendidikan karakter di institusi pendidikan. Pendidikan karakter yang diimplementasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal. Setiap pendidikan tidak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 400 A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Karakteristik kepemimpinan

Lebih terperinci

MILAD KE-107 DAN TA'RUF PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH SEKOTA MEDAN

MILAD KE-107 DAN TA'RUF PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH SEKOTA MEDAN MILAD KE-107 DAN TA'RUF PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH SEKOTA MEDAN Rabu, 21-12-2016 page 1 / 8 page 2 / 8 page 3 / 8 page 4 / 8 page 5 / 8 MEDAN. Seorang tokoh Islam, tokoh kebangsaan itu bisa menjadi teladan

Lebih terperinci

KADERISASI ORGANISASI (Tulisan lepas disampaikan pada diklat LMMT oleh BEM STKIP PGRI Tulungagung tanggal 27 April 2014)

KADERISASI ORGANISASI (Tulisan lepas disampaikan pada diklat LMMT oleh BEM STKIP PGRI Tulungagung tanggal 27 April 2014) KADERISASI ORGANISASI (Tulisan lepas disampaikan pada diklat LMMT oleh BEM STKIP PGRI Tulungagung tanggal 27 April 2014) Oleh: Drs. Muniri, M.Pd Dosen Tadris Matematika IAIN Tulungagung Kaderisasi merupakan

Lebih terperinci

KHAZANAH PENDIDIKAN Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. X, No. 2 (Maret 2017)

KHAZANAH PENDIDIKAN Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. X, No. 2 (Maret 2017) PERKEMBANGAN PERSYARIKATAN DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH CABANG MERDEN PURWANEGARA BANJARNEGARA Isria Rizqona Firdausyi Guru Sejarah SMKN 1 Purbalingga Abstract The aim of this research is to determine the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andriyana, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andriyana, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara demokrasi, dengan kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat memiliki peranan penting dalam aspek kehidupan bernegara. Oleh karena

Lebih terperinci

Profil Lulusan Program Studi Sosiologi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS UDAYANA LAPORAN

Profil Lulusan Program Studi Sosiologi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS UDAYANA LAPORAN Profil Lulusan Program Studi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS UDAYANA LAPORAN BADAN PENJAMIN MUTU UNIVERSITAS UNIVERSITAS UDAYANA 2012 KATA PENGANTAR Atas berkah dan rahmat-nya, Tuhan

Lebih terperinci

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM BAHAN DISKUSI KELAS MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM Oleh Kelompok 1 Muhammad Arifin (201410070311086); Arista Mutiara Risa (201410070311087) M. Prayogi Anggoro (201410070311089); Paksindra Agustina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berlandaskan Islam. Gerakan Muhammadiyah sebagai organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berlandaskan Islam. Gerakan Muhammadiyah sebagai organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi masyarakat terbesar di Indonesia yang berlandaskan Islam. Gerakan Muhammadiyah sebagai organisasi sangat tergantung pada

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTITUSI. Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara dalam melakukan sistem pendidikan

BAB II PROFIL INSTITUSI. Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara dalam melakukan sistem pendidikan BAB II PROFIL INSTITUSI A. Sejarah Ringkas Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara dalam melakukan sistem pendidikan dan pelatihan sebagai upaya peningkatan keterampilan dan keahlian bagi remaja, institusi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan merupakan organisasi sosial kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan organisasi politik namun sepanjang

Lebih terperinci

PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU

PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR: 01/PED/I.0/B/2017 TENTANG LAZISMU Bismillahirrahmanirrahim PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum muslimin untuk meyampaikan, menyeru serta mengajak umat manusia kepada jalan kebenaran dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan, salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi : 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu lembaga yang membantu pemerintah dalam menyiapkan generasi penerus bangsa bertanggung jawab dalam menangani masalah pendidikan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah ialah karena dirasakan tidak efektifnya lembaga-lembaga. reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah ialah karena dirasakan tidak efektifnya lembaga-lembaga. reformulasi ajaran dan pendidikan Islam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang menempatkan pendidikan dalam posisi yang sangat vital. Oleh karena itu Muhammadiyah yang dikenal sebagai gerakan Islam modern di Indonesia, menjadikan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KADERISASI NOMOR 02/RAKORNAS/XII/2011 TENTANG SISTEM KADERISASI IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA

KEPUTUSAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KADERISASI NOMOR 02/RAKORNAS/XII/2011 TENTANG SISTEM KADERISASI IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA KEPUTUSAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KADERISASI NOMOR 02/RAKORNAS/XII/2011 TENTANG SISTEM KADERISASI IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA Bismillahirrohmanirrohim RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KADERISASI

Lebih terperinci

Wacana Kepemimpinan Muhammadiyah. Oleh Dr. Drs. Muhammad Idrus, S.Psi., M.Pd

Wacana Kepemimpinan Muhammadiyah. Oleh Dr. Drs. Muhammad Idrus, S.Psi., M.Pd =============Dikirim untuk Harian Kedaulatan Rakyat================== Wacana Kepemimpinan Muhammadiyah Oleh Dr. Drs. Muhammad Idrus, S.Psi., M.Pd DALAM organisasi apapun posisi pemimpin merupakan unsur

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 15/KONBES-XVIII/VI/2012

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 15/KONBES-XVIII/VI/2012 KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 15/KONBES-XVIII/VI/2012 PENGESAHAN PERATURAN ORGANISASI GERAKAN PEMUDA ANSOR TENTANG AKREDITASI ORGANISASI GERAKAN PEMUDA ANSOR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 02/KONBES-XVIII/VI/2012

KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 02/KONBES-XVIII/VI/2012 KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 02/KONBES-XVIII/VI/2012 PENGESAHAN PERATURAN ORGANISASI GERAKAN PEMUDA ANSOR TENTANG LEMBAGA MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT RIJALUL

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia sebagai salah satu Negara demokrasi. Pemilihan legislatif yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia sebagai salah satu Negara demokrasi. Pemilihan legislatif yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pemilihan umum legislatif telah dilaksanakan pada 9 april 2014 lalu oleh Negara Indonesia sebagai salah satu Negara demokrasi. Pemilihan legislatif yang meliputi

Lebih terperinci

Memilih Calon Anggota DPR RI yang Cermat (Cerdas dan Bermanfaat) (16/U)

Memilih Calon Anggota DPR RI yang Cermat (Cerdas dan Bermanfaat) (16/U) KOPI - Sejak era reformasi hingga sekarang, Indonesia masih dihadapkan pada masalah-masalah klasik, misalnya penegakan hukum, pemberantasan korupsi, masalah desentralisasi dan otonomi daerah, serta masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab

Lebih terperinci

PROGRAM UNGGULAN HWK TAHUN 2018 BERSAMA DPD PROVINSI HWK SE SUMATERA DAN JAWA

PROGRAM UNGGULAN HWK TAHUN 2018 BERSAMA DPD PROVINSI HWK SE SUMATERA DAN JAWA PANDUAN RAKORNIS PROGRAM UNGGULAN HWK TAHUN 2018 BERSAMA DPD PROVINSI HWK SE SUMATERA DAN JAWA DPP HIMPUNAN WANITA KARYA Hotel Pangeran Beach Padang, 19 21 Januari 2018 I. NAMA KEGIATAN : Rapat Koordinasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini, dapat disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi penguatan gerakan dalam hal menebar

Lebih terperinci

KONSEP TRAINING. b. Materi Training

KONSEP TRAINING. b. Materi Training KONSEP TRAINING Konsep Training Pelajar Islam Indonesia setidaknya meliputi 9 (sembilan) standar sebagai berikut: 1. STANDAR ISI 2. STANDAR PROSES 3. STANDAR INSTRUKTUR (TIM TRAINING) 4. STANDAR SARANA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH MUQADDIMAH

ANGGARAN DASAR (AD) IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH MUQADDIMAH ANGGARAN DASAR (AD) IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH MUQADDIMAH Dengan nama Allah yang Maha Pemurah, Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang mengasuh semesta alam, yang menguasai hari pembalasan. Hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari proses demokratisasi negara. Pasca reformasi, semangat

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari proses demokratisasi negara. Pasca reformasi, semangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik sistem pendidikan nasional merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses demokratisasi negara. Pasca reformasi, semangat memperbaiki sistem pendidikan

Lebih terperinci

KKN Terintegrasi Multisektoral BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN 2018

KKN Terintegrasi Multisektoral BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN 2018 BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN KKN Terintegrasi Multisektoral PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (P3M) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS KKN Terintegrasi Multi Sektoral BAB

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) SIMPOSIUM NASIONAL ILMUWAN ADMINISTRASI NEGARA UNTUK INDONESIA TAHUN 2013 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Penyelenggara : Kerjasama Asosiasi Ilmuwan Administrasi Negara Dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

DALAM PENINGKATAN MUTU

DALAM PENINGKATAN MUTU KEBIJAKAN MAJELIS DIKDASMEN DALAM PENINGKATAN MUTU SEKOLAH DAN MADRASAH Oleh: Sungkowo M Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah Disampaikan pada: Rapat Koordinasi Nasional Majelis Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan 1. Mulyasa

BAB I PENDAHULUAN. paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan 1. Mulyasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan 1. Mulyasa mengungkapkan kepala sekolah bertanggung

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata. tentang apa, bagaimana, serta untuk apa KKN itu dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata. tentang apa, bagaimana, serta untuk apa KKN itu dilaksanakan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata KKN adalah bagian integral dari proses pendidikan yang memiliki ciri-ciri khusus. Oleh karena itu, sistem penyelenggaraannya memerlukan

Lebih terperinci

PROPOSAL RAPAT KERJA WILAYAH MAJELIS PENDIDIKAN KADER PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH PROVINSI LAMPUNG Bandar Lampung, Agustus 2016

PROPOSAL RAPAT KERJA WILAYAH MAJELIS PENDIDIKAN KADER PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH PROVINSI LAMPUNG Bandar Lampung, Agustus 2016 PROPOSAL RAPAT KERJA WILAYAH MAJELIS PENDIDIKAN KADER PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH PROVINSI LAMPUNG Bandar Lampung, 06-07 Agustus 2016 A. Dasar Pemikiran Muhammadiyah sebagai kekuatan nasional sejak awal

Lebih terperinci

Tanfidz Keputusan Muktamar XVI Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah D P P I M M

Tanfidz Keputusan Muktamar XVI Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah D P P I M M D P P I M M TANFIDZ KEPUTUSAN MUKTAMAR XVI IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH SOLO - JAWA TENGAH 2014 Diterbitkan oleh : Dewan Pimpinan Pusat Jl. Menteng Raya No. 62 Lt. IV Jakarta Pusat 10340 Telp : - Fax.

Lebih terperinci

BSM BB PEDOMAN ORGANISASI BADAN OTONOM BULAN SABIT MERAH BULAN BINTANG

BSM BB PEDOMAN ORGANISASI BADAN OTONOM BULAN SABIT MERAH BULAN BINTANG PEDOMAN ORGANISASI BADAN OTONOM BULAN SABIT MERAH BULAN BINTANG BSM BB MARKAS BESAR PIMPINAN PUSAT BULAN SABIT MERAH BULAN BINTANG Alamat: Jl. Raya Pasar Minggu KM. 18 No. 1B Jakarta Selatan 12740 Telp.

Lebih terperinci

DEKLARASI SOLO DEKLARASI GARUT

DEKLARASI SOLO DEKLARASI GARUT DEKLARASI SOLO 1. IMM, adalah gerakan mahasiswa Islam. 2. Kepribadian Muhammadiyah, dalah landasan perjuangan IMM. 3. Fungsi IMM, adalah sebagai eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah ( stabilisator dan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009

KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009 KERANGKA ACUAN KERJA SARASEHAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN INDONESIA Jakarta, 4 Februari 2009 Tema: Perumahan dan Permukiman Indonesia: Masa Lalu, Kini dan Ke Depan I. LATAR BELAKANG Sarasehan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.

Lebih terperinci

PERATURAN ORGANISASI (PO) IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Pengertian

PERATURAN ORGANISASI (PO) IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Pengertian PERATURAN ORGANISASI (PO) IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Dalam Peraturan Organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama ini yang dimaksud dengan: 1. Pimpinan Pusat, selanjutnya

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR RUMAH TANGGA PATROLI KEAMANAN SEKOLAH SMA NEGERI 1 BOYOLANGU BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN DASAR RUMAH TANGGA PATROLI KEAMANAN SEKOLAH SMA NEGERI 1 BOYOLANGU BAB I KETENTUAN UMUM ANGGARAN DASAR RUMAH TANGGA PATROLI KEAMANAN SEKOLAH SMA NEGERI 1 BOYOLANGU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksud dengan : 1. Patroli Keamanan Sekolah yang selanjutnya disebut

Lebih terperinci

PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI BAB I PENDAHULUAN - 1 - LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI DAN PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI PEDOMAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Sebagai sebuah organisasi kader di bawah Nahdlatul Ulama, IPNU memiliki peran yang sangat penting untuk mempersiapkan kader-kader muda NU menjadi penerus perjuangan dari para pendahulunya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Lebih terperinci

LEADING WITH INTEGRITY TO PRECEDE THE SENSE OF HUMANITY

LEADING WITH INTEGRITY TO PRECEDE THE SENSE OF HUMANITY KETENTUAN FASILITATOR NMDP ISMKI 2016 I. PENDAFTARAN a. Mengirimkan syarat-syarat pendaftaran melalui email: nmdpismki2016@gmail.com b. Syarat-syarat tersebut meliputi: Soft copy/file formulir pendaftaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA, SERTA PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 PETUNJUK TEKNIS LOMBA KETERAMPILAN PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK (LKP3) TAHUN 2015 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Lomba Keterampilan Pramuka Penggalang dan Penegak Tahun 2015 yang disingkat LKP3 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan KKN ditujukan untuk menumbuh kembangkan empati dan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan KKN ditujukan untuk menumbuh kembangkan empati dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan KKN Kuliah Kerja Nyata merupakan proses pembelajaran bagi mahasiswa S1 Universitas Ahmad Dahlan yang dikembangkan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat

Lebih terperinci