Hubungan pengetahuan dan sikap perawat tentang kualitas perawatan dower catheter

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan pengetahuan dan sikap perawat tentang kualitas perawatan dower catheter"

Transkripsi

1 Hubungan pengetahuan dan sikap perawat tentang kualitas perawatan dower catheter dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial saluran kemih pada pasien stroke di ruang inap RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen Agnes Triwijaya K 1), Atiek Murhayati 2), Galih Priambodo 3) Abstrak Penyakit Stroke memerlukan perawatan yang cukup serius, salah satunya pemasangan DC.Tindakan ini perlu perawatan rutin dan perlu pengetahuan dan sikap yang baik sehingga akan berpengaruh pada perilaku pencegahan ISK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap perawat tentang kualitas perawatan DC dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial saluran kemih pada pasien stroke di ruang inap RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 50 orang perawat diruang inap penyakit syaraf. Uji analisa data yang dipakai adalah uji Chi Square. Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan variabel pengetahuan ditemukan nilai x² hitung > x² tabel (7,890 > 3,841) dan nilai p= 0,005, maka H0 ditolak yang artinya ada hubungan pengetahuan perawat tentang kualitas perawatan DC terhadap perilaku pencegahan infeksi nosokomial saluran kemih. Sedangkan variabel sikap ditemukan nilai x² hitung > x² tabel (4,608 > 3,841) dan nilai p= 0,032 sehingga H0 ditolak. Yang artinya ada hubungan sikap perawat tentang kualitas perawatan DC dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial saluran kemih. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan pengetahuan dan sikap perawat tentang kualitas perawatan DC dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial saluran kemih pada pasien Stroke diruang inap RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Kata kunci: pengetahuan, sikap, perilaku, perawatan DC, infeksi nosokomial saluran kemih stroke Daftar pustaka: 24 ( ) 1

2 PENDAHULUAN Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup serius didalam beberapa tahun terakhir ini. Perawatan dan penyembuhan penyakit ini membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga menyebabkan timbulnya berbagai masalah seperti beban keluarga dan dapat menyebabkan kecacatan jangka panjang atau bahkan kematian pada penderita dengan penyakit stroke (Fatmawati, 2010 ). Berdasarkan data WHO (2010), setiap tahunnya terdapat 15 juta orang diseluruh dunia menderita stroke dengan jumlah kematian sebanyak lima juta orang dan lima juta orang lainnya mengalami kecacatan yang permanen. Penyakit stroke telah menjadi masalah kesehatan yang menjadi penyebab utama kecacatan pada usia dewasa dan merupakan salah satu penyebab terbanyak di dunia (Xu, et al, 2010). Prevalensi kejadian stroke di Amerika diperkirakan sekitar dua juta penderita pasca stroke di tahun Insiden stroke di India diperkirakan sekitar 203 pasien per penduduk, dan di China insiden stroke sekitar 219 per penduduk. Di Indonesia stroke merupakan pembunuh nomor tiga. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 pada usia tahun angka kematian akibat stroke sebesar 15,9% (di daerah perkotaan) dan 11,5% (di daerah pedesaan) (Sjahrir, 2009). Jumlah total penderita stroke di Indonesia, sekitar 2,5 persen atau 250 ribu orang meninggal dunia dan sisanya cacat ringan maupun berat (Menkes RI, 2009). Kasus stroke di rumah sakit sebagian besar membutuhkan perawatan yang cukup lama. Kelemahan atau kelumpuhan juga seringkali masih dialami pasien sewaktu keluar dari rumah sakit. Keluarga perlu mempertimbangkan tingkat kemandirian atau tingkat ketergantungan pasien terhadap orang lain dalam melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari (AKS) Mulyatsih (2008). Aktivitas kehidupan sehari-hari / ADL (activity daily living) adalah fungsi dan aktivitas individu yang normalnya dilakukan tanpa bantuan orang lain (Wallace dalam Triswandari, 2008). Penelitian Haqhqoo et al, (2013) menemukan sekitar 65,5% penderita stroke ketergantungan dan membutuhkan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS). Penderita stroke biasa memerlukan pemasangan alat bantu BAK yang biasa di kenal dengan selang kencing (dower catheter). Pemasangan DC bertujuan untuk memberikan 2

3 kenyamanan bagi pasien, disamping itu juga memudahkan perawat / dokter untuk memantau output cairan penderita. Terdapat sisi keuntungan dan kegunaan pemasangan DC, tetapi ada segi resikonya juga yaitu resiko terjadinya infeksi nosokomial khususnya di saluran kemih. Resiko infeksi nosokomial ini terjadi dikarenakan kurangnya perhatian dan perawatan dari perawat dalam memasang DC. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Afsah (2008) di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta didapatkan angka kejadian ISK pada pasien yang dipasang kateter urin sebanyak 20 % dari 30 pasien. Indikator perawatan DC yang berkualitas adalah berdasarkan pengetahuan dan sikap perawat terhadap standar operasional prosedur (SOP) rumah sakit tentang perawatan DC. Penelitian yang dilakukan oleh Widya Sepalanita (2012) dengan judul pengaruh perawatan kateter urin indwelling model AACN (American association of critical care nurses) terhadap bakteriuria di RSU Raden Mattaher Jambi yang menunjukkan hasil uji bivariat menunjukkan bahwa perawatan kateter urin indwelling model AACN signifikan menurunkan bakteriuria dibandingkan kelompok kontrol. Tingkat pengetahuan dan pemahaman masing masing perawat berbeda beda, begitu pula dengan sikap dan perilaku perawat yang tidak sama menjadi salah satu faktor penyebab kualitas perawatan DC. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tri Kesuma Dewi, 2009 tentang Tingkat pengetahuan perawat tentang perawatan kateter urin di RS PKU Muhamadiyah Yogyakarta menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan perawat tentang SOP perawatan DC secara keseluruhan dalam kriteria baik 20% dan dalam kriteria cukup sebanyak 80%. Penelitian oleh Kasmad, 2007 tentang hubungan antara kualitas perawatan kateter dengan kejadian infeksi nosokomial saluran kemih menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara kualitas perawatan kateter dengan kejadian infeksi nosokomial saluran kemih. Hasil studi pendahuluan di RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen yaitu didapatkan jumlah pasien stroke di RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen dari bulan Januari sampai bulan April 2015 berjumlah 180 pasien. Berdasarkan data dari Tim PPI RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen, rata rata pasien stroke tersebut terpasang DC yaitu sekitar 65% dari total penderita stroke yang dirawat di rumah sakit tersebut. Hasil wawancara dari 10 orang perawat 3

4 di rumah sakit tersebut, enam orang perawat tersebut mengatakan tidak pernah melakukan perawatan DC pada pasien yang terpasang DC dan empat orang perawat mengatakan rutin melakukan perawatan DC meskipun belum begitu menguasai bagaimana SOP perawatan DC yang benar. Di ruang syaraf kelas tiga sebagian besar perawat yang jaga mengatakan tidak paham bagaimana SOP perawatan DC yang benar dan tidak pernah melakukan perawatan DC tersebut. Angka kejadian INOS di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen menurut Tim PPI sebanyak 0,6 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan diruang inap penyakit syaraf RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen pada bulan Desember 2015 sampai dengan Januari Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat ruang inap penyakit syaraf di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling. Sampel yang digunakan berjumlah 50 orang. Analisa univariat penelitian ini meliputi karakteristik demografi responden (umur, jenis kelamin, lama kerja dan tingkat pendidikan), pengetahuan, sikap dan perilaku responden. Uji analisa statistik %. Kejadian INOS yang sering terjadi adalah decubitus dan plebitis. Sedangkan untuk kasus pemasangan DC belum menjadi perhatian oleh Tim PPI dirumah sakit tersebut. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul hubungan pengetahuan dan sikap perawat tentang kualitas perawatan dower catheter dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial saluran kemih pada pasien stroke di ruang Inap RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen. menggunakan uji khai kuadrat (chi square). Dimana bila nilai x² hitung > x² tabel maka H0 ditolak, yang artinya ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen penelitian. Peneliti menggunakan lembar observasi frekuensi urin sebagai instrumen penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Univariat Karakteristik Responden Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan umur No Umur Jumlah Persentase % tahun % tahun % tahun 4

5 Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 50 orang responden didapatkan data bahwa mayoritas responden berusia tahun yaitu sebanyak 25 orang (50%). Peneliti berpendapat bahwa seperti kondisi dilahan penelitian memang benar mayoritas dari responden ialah mereka yang masih berumur dewasa awal, dimana mereka masih memiliki fisik yang kuat, semangat yang cukup tinggi dan juga kemampuan daya ingat dan daya serap ketika diberikan ilmu atau ketrampilan baru, mereka lebih mudah menguasai dari pada responden yang berusia lebih tua. Hal ini sejalan dengan teori yang telah dikemukakan bahwa tingkat pengetahuan seseorang salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah dari faktor umur. Dimana semakin bertambah umur pengetahuan semakin meningkat, semakin tua (umur) pengetahuan akan mengalami degenerasi (Notoadmojo, 2010). Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin No Jenis kelamin Jumlah Persentase 1 Laki-laki 1 36% 2 Perempuan 32 64% Berdasarkan tabel 2. dapat diketahui bahwa mayoritas dari jumlah responden adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 32 responden (64%). Peneliti memiliki argumen berkenaan dengan hasil temuan ini, bahwa terkadang sangat mudah dilihat perbedaan antar kaum laki-laki dengan kaum perempuan. Dimana mayoritas kaum perempuan lebih cenderung rajin dan juga ulet dalam beerja ataupun melakukan rutinitas mereka sehari-hari. Sedangkan kaum laki-laki biasanya lebih malas dan juga lebih cuek dalam melakukan pekerjaannya. Seperti pernyataan yang dikemukakan oleh Sunaryo (2004), bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang adalah jenis kelamin. Sebagai contohnya adalah perbedaan perilaku antara pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian atau cara melakukan pekerjaannya sehari-hari. Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan No Tingkat Jumlah Persentase pendidikan 1 D % Keperawata n 2 S % keperawata n 3 Lain-lain 2 4% Berdasarkan tabel 3. dapat diketahui bahwa mayoritas dari jumlah responden adalah memiliki tingkat pendidikan D3 keperawatan yaitu sebanyak 27 responden (54%). Menurut 5

6 pendapat peneliti berkenaan dengan tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini bahwa memang benar kamampuan responden dalam menerima atau memahami setiap pengalaman ataupun ketika mereka diberikan ketrampilan baru terlihat perbedaan yang cukup jelas. Dimana responden dengan tingkat pendidikan Sarjana mereka lebih mudah diberikan ketrampilan baru dibandingkan dengan responden dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Hal ini sangat mendukung pernyataan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah pula seseorang tersebut menyerap ilmu / hal hal baru ataupun lebih mudah menyesuaikan dengan hal hal baru tersebut (Notoadmojo, 2010). Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan lama kerja No Lama kerja Jumlah Persentase % tahun % tahun % >15 tahun Berdasarkan tabel 4. dapat diketahui bahwa mayoritas dari jumlah responden memiliki masa kerja selama 5-10 tahun yaitu sebanyak 23 responden (46%). Lama masa kerja disini tentu saja berkaitan dengan umur responden, dimana responden yang sudah memiliki umur yang lebih tua tentu saja akan memiliki pengalaman dan juga masa kerja yang lebih dibandingkan dengan responden dengan umur yang lebih muda. Hal ini pun sesuai dengan konsep teori bahwa tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi juga oleh tingkat pengalaman dalam bekerja (lama masa kerja). Tingkat pendidikan seeorang yang semakin tinggi maka pengalaman akan semakin luas, sedangkan semakin tua umur seseorang, maka pengalaman semakin banyak (Notoadmojo, 2010). Tabel 5. Tingkat pengetahuan responden tentang perawatan DC No Kategori pengetahuan Jumlah Persentase 1 Tinggi 33 66% 2 Rendah 17 34% Berdasarkan tabel 5. dapat diketahui bahwa mayoritas tingkat pengetahuan responden tentang perawatan DC adalah tinggi yaitu sebanyak 33 responden (66%). Berdasarkan temuan hasil penelitian diatas perbedaan tingkat pengetahuan responden baik tinggi maupun rendah kemungkinan adalah dipengaruhi oleh umur, tempat tinggal, sosial ekonomi, kultur, pendidikan, pengalaman, dan 6

7 sumber informasi yang diperoleh (Notoadmojo, 2010). Tabel 6. Sikap responden tentang perawatan DC No Sikap Jumlah Persentase responden 1 Positif 32 64% 2 Negatif 18 36% Berdasarkan tabel 6. dapat diketahui bahwa mayoritas sikap responden tentang perawatan DC adalah positif yaitu sebanyak 32 responden (64%). Seperti kutipan dari teori yang menerangkan bahwa perubahan sikap seseorang dapat terjadi dikarenakan beberapa hal, diantaranya hasil dari proses belajar, proses sosialisasi, arus informasi, pengaruh kebudayaan dan adanya pengalaman-pengalaman baru yang dialami oleh individu (Davidoff dalam Zaim Elmubarok, 2008). Tabel 7. Perilaku pencegahan Inos No Perilaku Jumlah Persentase responden 1 Baik 26 52% 2 Buruk 24 48% Berdasarkan tabel 7. dapat diketahui bahwa mayoritas perilaku responden tentang pencegahan infeksi nosokomial saluran kemih adalah baik yaitu sebanyak 26 responden (52%). Perbedaan tingkat perilaku responden yang dapat diamati ditempat penelitian adalah kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa alasan yaitu perbedaan tingkat pendidikan yang mayoritas masih D3 Keperawatan, terlalu sedikitnya pengalaman bekerja dari sebagian besar responden yang mana mayoritas responden memiliki lama masa kerja kurang dari 10 tahun dan juga perbedaan sikap responden yang masih memiliki sikap negatif misalnya malas dalam berperilaku. Hal ini pun sejalan dengan penjelasan teori bahwa yaitu perilaku yang baik dan perilaku yang buruk kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor endogen (jenis ras, jenis kelamin, sifat kepribadian, bakat pembawaan, intelegensi dan usia) dan juga faktor eksogen (faktor lingkungan, pendidikan, agama, sosial ekonomi dan kebudayaan) (Sunaryo, 2004). 7

8 Pengetah uan Analisa Bivariat Hubungan pengetahuan perawat tentang kualitas perawatan DC dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial saluran kemih Tabel 8. Hubungan pengetahuan perawat tentang kualitas perawatan DC dengan perilaku pencegahan Inos Perilaku Perilak u Baik Buruk Total x² Asymp.sig (2-sided)/ p Tinggi ,890 0,005 Rendah Jumlah Berdasarkan tabel 8. didapat nilai x² hitung (pearson chi square) adalah 7,890 dan dengan tingkat keyakinan 95%, alpha = 5%, df 1(jumlah baris-1) x (jumlah kolom-1) = (2-1) x (2-1) = 1 x 1 = 1, hasil untuk x² tabel sebesar 3,841. Karena x² hitung > x² tabel (7,890 > 3,841) dan nilai p: 0,005, maka H0 ditolak, jadi ada hubungan pengetahuan tentang kualitas perawatan DC dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial saluran kemih pada pasien stroke diruang inap RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, dengan tingkat kelemahan sebesar p: 0,005. Berdasarkan hasil penelitian ini pengetahuan responden yang mayoritas masih tinggi tentunya akan mempermudah daya serap dan kemampuan belajar responden ketika mereka diberikan pengetahuan ataupun ketrampilan baru khususnya ketrampilan perawatan DC yang berkualitas. Sehingga pola perilaku pencegahan infeksi nosokomial respondenpun juga akan berubah lebih baik. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Evie Wulan Ningsih, 2013 yang menemukan hasil bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi perawat dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial di RSUD Sukoharjo. Dimana tingkat pengetahuan dan juga motivasi perawat yang baik tentunya akan berpengaruh terhadap perilaku yang baik pula dalam pencegahan infeksi nosokomial. Hal ini dikarenakan perilaku seseorang itu dibagi menjadi beberapa tiga domain, yaitu cognitive domain, affective domain dan psychomotor domain (Bloom, 1990 dikutip oleh Notoadmodjo, 1997). Cognitive domain biasa diukur / dilihat dari tingkat pengetahuan seseorang. Perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat langsung (Sunaryo,2004). Hubungan sikap perawat tentang kualitas perawatan DC dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial saluran kemih 8

9 Tabel 9. Hubungan sikap perawat tentang kualitas perawatan DC dengan perilaku peril aku Baik pencegahan Inos perila ku Buru k Tot al x² Asym p.sig (2- sided) / p sikap Positif ,608 0,032 negatif Jumlah Berdasarkan tabel 9. didapat nilai x² hitung (pearson chi square) adalah 4,608 dan dengan tingkat keyakinan 95%, alpha = 5%, df 1(jumlah baris-1) x (jumlah kolom-1) = (2-1) x (2-1) = 1 x 1 = 1, hasil untuk x² tabel sebesar 3,841. Karena x² hitung > x² tabel (4,608 > 3,841) dan nilai p: 0,032, maka H0 ditolak, jadi ada hubungan sikap tentang kualitas perawatan DC dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial saluran kemih pada pasien stroke diruang inap RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, dengan tingkat kelemahan sebesar p: 0,032 Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukardjo dkk tentang Hubungan pengetahuan dan sikap perawat tentang kontrol infeksi nosokomial di RS Islam Sultan Agung Semarang. Dengan hasil SIMPULAN 1. Karakteristik responden berdasarkan: penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan perawat tentang kontrol infeksi terhadap pencegahan infeksi nosokomial di RS Islam Sultan Agung Semarang (p < 0,05, dimana p = 0,308). Sedangkan ada hubungan antara sikap perawat tentang kontrol infeksi terhadap pencegahan infeksi nosokomial di RS Islam Sultan Agung Semarang (p < 0,05, dimana p = 0,019). Perilaku seseorang dapat dibentuk oleh sikap seseorang, karena sikap merupakan cara untuk mengukur perilaku seseorang yaitu dari segi affective domain (Bloom, 1990 dikutip oleh Notoadmodjo, 1997). Sikap merupakan suatu bentuk reaksi atau reaksi perasaan (Azwar, 2007). Sikap mempunyai tingkat berdasarkan intensitas yaitu terdiri dari: menerima, menanggapi, menghargai, bertanggung jawab (Notoadmodjo, 2005). Sikap juga dapat dibentuk melalui pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan agama, dan pengaruh faktor emosional. 9

10 a. Umur adalah dari 50 orang responden sebagian besar dari responden berusia tahun yaitu sebanyak 25 responden (50%). b. Jenis kelamin adalah dari jumlah responden sebanyak 50 orang didapatkan data bahwa mayoritas responden adalah perempuan yaitu sebanyak 32 responden (64%). c. Tingkat pendidikan adalah dari 50 orang responden diperoleh hasil bahwa mayoritas responden memiliki pendidikan D3 keperawatan yaitu sebanyak 27 responden (54%). d. Lama masa kerja adalah dari 50 orang responden didapatkan data bahwa sebagian besar responden memiliki masa kerja selama 5-10 tahun yaitu sebanyak 23 responden (46%) 2. Pengetahuan tentang perawatan DC adalah dari 50 orang responden dapat diketahui bahwa mayoritas tingkat pengetahuan responden tentang perawatan DC adalah tinggi yaitu sebanyak 33 responden (66%). 3. Sikap tentang perawatan DC adalah dari 50 orang responden dapat diketahui bahwa mayoritas sikap responden tentang perawatan DC adalah positif yaitu sebanyak 32 responden (64%). 4. Perilaku pencegahan infeksi nosokomial saluran kemih adalah dari 50 orang responden dapat diketahui bahwa mayoritas perilaku responden tentang pencegahan infeksi nosokomial saluran kemih adalah baik yaitu sebanyak 26 responden (52%). 5. Hubungan pengetahuan tentang kualitas perawatan DC dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial saluran kemih didapatkan nilai x² hitung (pearson chi square) adalah 7,890 dan dengan tingkat keyakinan 95%, alpha = 5%, df 1(jumlah baris-1) x (jumlah kolom-1) = (2-1) x (2-1) = 1 x 1 = 1, hasil untuk x² tabel sebesar 3,841. Karena x² hitung > x² tabel (7,890 > 3,841) dan nilai p: 0,005, maka H0 ditolak, jadi ada hubungan pengetahuan tentang kualitas perawatan DC dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial saluran kemih pada pasien stroke diruang inap RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, dengan tingkat kelemahan sebesar p: 0, Hubungan sikap tentang kualitas perawatan DC dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial saluran kemih didapatkan nilai x² 10

11 hitung (pearson chi square) adalah 4,608 dan dengan tingkat keyakinan 95%, alpha = 5%, df 1(jumlah baris- 1) x (jumlah kolom-1) = (2-1) x (2-1) = 1 x 1 = 1, hasil untuk x² tabel sebesar 3,841. Karena x² hitung > x² tabel (4,608 > 3,841) dan nilai p: 0,032, maka H0 ditolak, jadi ada hubungan sikap tentang kualitas perawatan DC dengan perilaku pencegahan infeksi nosokomial saluran kemih pada pasien stroke diruang inap RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, dengan tingkat kelemahan sebesar p: 0,032. Saran Berdasarkan simpulan diatas, maka ada beberapa saran yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi rumah sakit Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi dasar dalam pembuatan dan diterapkannya SOP perawatan DC yang benar dan berkualitas sehingga dapat menambah pengetahuan dan merubah pola perilaku perawat / tenaga medis lain dalam mengurangi kejadian infeksi nosokomial saluran kemih. 2. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak yang baik terhadap kualitas perawatan DC pada masyarakat dalam hal ini pasien guna mengurangi kejadian infeksi nosokomial saluran kemih. 3. Bagi penelitian lain. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber acuan dalam pembuatan penelitian lain berikutnya dan diharapkan penelitian berikutnya lebih menekankan pada perubahan perilaku responden tidak hanya dari segi kognitifnya saja. Sehingga penelitian tidak hanya dilakukan sekali waktu saja. 4. Bagi institusi pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pembuatan SOP perawatan DC dan juga menambah referensi tentang infeksi nosokomial saluran kemih. 5. Bagi peneliti. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman dan wawasan serta menambah pengetahuan bagi peneliti dalam membuat sebuah penelitian DAFTAR PUSTAKA Arikunto,S.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Brunner, L & Suddart, D. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (H.Kuncoro, A.Hartono, M. Ester, 11

12 Y. Asih, terjemahan). Edisi 8 vol 1. Jakarta: EGC Data RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen Tahun Fatmawati,Baiq Rulli. (2010). Gambaran Beban Keluarga dengan Anggota keluarga yang Menderita Stroke di wilayah Kerja Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta. www. publikasi.umy.ac.id diakses 27 Desember wib Habni, Yulia. (2009). Perilaku Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Ruang Rindu A, Rindu B, ICU, IGD,Rawat jalan di RSUP H Adam Malik Medan Hakim, Irfan. (2004). Kegemukan dan masalahnya, Suara pembaharuan, posting pertama: 22 Agustus diakses 5 januari 2011, wib Harsono. (2003). Kapita Selekta Neurologi. Gajahmada University Press. Yogyakarta Jenny. (2005). Perawatan Pasca Stroke di Rumah. Sahabat Setia. Yogyakarta Kelana Dharma, K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta Kozier, B, Erb. G,Berman A. Synder, S.J. (2010). Buku Ajar Keperawatan Fundamental ( Esty Wahyunigsih penerjemah). Jakarta: EGC Mangoenprasodjo, A. Setiono, dan Fitri Nur Kayati. (2005). Stroke jangan Lagi jadikan Hantu: Awasi gejala sejak dini dan cara menolong penderita Think Fresh. Yogyakarta Martini, Santi dan Lucia, Y. Hendrati. (2006). Usia Merokok Pertama Kali merupakan faktor yang meningkatkan Resiko Kejadian Hipertensi: Besar resiko kejadian Hipertensi menurut pola merokok. Jurnal kedokteran Yarsi.14 (3) Narbuko, C. (2007). Metodologi penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Noer, H.M. Sjaifoellah. (2000). Ilmu penyakit dalam jilid 1. Jakarta: Balai penerbit FKUI Notoadmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku kesehatan. Jakarta: PT Rieka Cipta Notoadmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Notoadmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: penerbit Rineka Cipta Jakarta Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan metodologi Penelitian 12

13 Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Potter, P. A. & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar keperawatan Fundamental (vol 1-2). Jakarta: EGC Sheldon G. Sheps.(2005). Mayo clinic Hipertension. Terjemahan Meita Tjandrasa. Jakarta: PT intisari Mediatama Sopiyudin Dahlan, M.(2010). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan edisi 5. Jakarta Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta Sunaryo. (2004). Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC 13

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta DAFTAR PUSTAKA Amila. 2011. Penggunaan Bladder Scan Sebagai Alat Monitoring Gangguan Perkemihan Dan Volume Kandung Kemih. Tugas Ujian Tengah Semester Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Diakses

Lebih terperinci

Oleh : Rahayu Setyowati

Oleh : Rahayu Setyowati FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INSTALASI RAWAT INAP RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan khususnya keperawatan di rumah sakit dapat dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya pengendalian infeksi nosokomial

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT Devi Shintana O S* Cholina Trisa Siregar** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Staf Pengajar Departemen

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 Suriani Ginting, Wiwik Dwi Arianti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keselamatan Pasien (Patient Safety) merupakan isu global dan nasional bagi rumah sakit, komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

ABSTRAK HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR ABSTRAK HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR ARMARETA MALACOPPO Infeksi saluran kemih merupakan 40 % dari seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dalam tubuh yang menyebabkan sakit yang disertai. dengan gejala klinis baik lokal maupun sistemik.

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dalam tubuh yang menyebabkan sakit yang disertai. dengan gejala klinis baik lokal maupun sistemik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potter & Perry (2005) Infeksi adalah masuk dan berkembangnya mikroorganisme dalam tubuh yang menyebabkan sakit yang disertai dengan gejala klinis baik lokal maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak, hal ini disebabkan oleh berhentinya suplai darah dan oksigen

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN SIKAP MENCEGAH INFEKSI NOSOKOMIAL PADA KELUARGA PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari kehidupan dan merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu. Proses alami ditandai

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien, keselamatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG PERAWATAN DOWER CATHETER

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG PERAWATAN DOWER CATHETER HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG PERAWATAN DOWER CATHETER DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL PADA PASIEN STROKE DI RSUD DR SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 7

Jurnal Kesehatan Kartika 7 HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 (581-592) TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR Rini Suharni, Indarwati

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE Abdul Gafar, Hendri Budi (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Morgan, 2003). Bakteriuria asimtomatik di definisikan sebagai kultur

BAB I PENDAHULUAN. (Morgan, 2003). Bakteriuria asimtomatik di definisikan sebagai kultur BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Infeksi saluran kemih (ISK) adalah salah satu penyakit infeksi dengan angka kejadian yang cukup tinggi. Johansen (2006) menyebutkan di Eropa angka kejadian ISK dirumah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI Iwan Permana, Anita Nurhayati Iwantatat73@gmail.com

Lebih terperinci

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website)

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ANTISEPTIC HAND RUB PADA PENUNGGU PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL DAHLIA KELAS III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BREBES Dea Afra Firdausy *),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Kriteria pasien dikatakan mengalami infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Kriteria pasien dikatakan mengalami infeksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi adalah masuk dan berkembangnya mikroorganisme dalam tubuh yang menyebabkan sakit yang disertai dengan gejala klinis baik lokal maupun sistemik (Potter & Perry,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut seorang pasien bisa mendapatkan berbagai penyakit lain. infeksi nosokomial (Darmadi, 2008, hlm.2).

BAB I PENDAHULUAN. tersebut seorang pasien bisa mendapatkan berbagai penyakit lain. infeksi nosokomial (Darmadi, 2008, hlm.2). 16 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rumah sakit merupakan suatu tempat dimana banyak orang ingin mendapatkan perawatan yang baik dan ingin mendapatkan kesembuhan. Penyakit yang semula hanya

Lebih terperinci

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI INSTALASI RAWAT JALAN (POLI MATA) RUMAH SAKIT DR. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI INSTALASI RAWAT JALAN (POLI MATA) RUMAH SAKIT DR. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014 HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI INSTALASI RAWAT JALAN (POLI MATA) RUMAH SAKIT DR. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014 Imelda Erman, Yeni Elviani, Bambang Soewito Dosen Prodi

Lebih terperinci

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan besar dalam kehidupan modern saat ini. Jumlah penderitanya semakin meningkat setiap tahun, tidak hanya menyerang usia tua

Lebih terperinci

HUBUNGAN FREKUENSI DAN KEMAMPUAN CUCI TANGAN PERAWAT DENGAN ANGKA KEJADIAN INFEKSI. NOSOKOMIAL/Heatlhcare Association Infection (HAIs) SKRIPSI

HUBUNGAN FREKUENSI DAN KEMAMPUAN CUCI TANGAN PERAWAT DENGAN ANGKA KEJADIAN INFEKSI. NOSOKOMIAL/Heatlhcare Association Infection (HAIs) SKRIPSI HUBUNGAN FREKUENSI DAN KEMAMPUAN CUCI TANGAN PERAWAT DENGAN ANGKA KEJADIAN INFEKSI NOSOKOMIAL/Heatlhcare Association Infection (HAIs) SKRIPSI Di susun Oleh : SYAMSIDI NIM. 08060077 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inkontinensia urin adalah pengeluaran urin yang tidak terkendali pada waktu yang tidak terkendali dan tanpa melihat frekuensi maupun jumlahnya yang mana keadaan ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah penyakit neurologis terbanyak yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan sensorik. Kelemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu penyakit cerebrovascular dimana terjadinya gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak (Wardhani

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization [WHO], 2014). Hal

Lebih terperinci

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013 1 Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Hubungan Motivasi Kerja terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi

Lebih terperinci

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Nurhafizah* Erniyati** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan Maternitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Penelitian dilakukan untuk mengetahui peran perawat dalam pemenuhan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT Dewi Andriani* *Akademi Keperawatan Adi Husada, Jl. Kapasari No. 95 Surabaya. Email : andridewi64@gmail.com. ABSTRAK Pendahuluan:

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN TINDAKAN TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ATAS PRIVASI KLIEN TAHUN 2015

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN TINDAKAN TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ATAS PRIVASI KLIEN TAHUN 2015 HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT DENGAN TINDAKAN TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ATAS PRIVASI KLIEN TAHUN 2015 Fras Hinang Hawirami¹ Chrisnawati² Sr.Imelda Ingir Ladjar³ SekolahTinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan adanya gangguan aliran darah ke otak baik merupakan penyumbatan atau perdarahan pada otak yang mengelola bagian tubuh yang kehilangan fungsi (Cahyono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu jenis penyakit menahun, yang angka kejadiannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³ SekolahTinggi

Lebih terperinci

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH Rahmat Ali Putra Hrp*Asrizal** *Mahasiswa **Dosen Departemen Keperawatan Medikal bedah Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat pelayanan pasien dengan berbagai penyakit diantaranya adalah penyakit infeksi, dari mulai yang ringan sampai yang terberat. Masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia penyakit stroke meningkat seiring dengan modernisasi. Di Amerika Serikat, stroke menjadi penyebab kematian

Lebih terperinci

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS Rizka Himawan,Diyah Krisnawati, ABSTRAK Latar Belakang:

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan UKDW. penyebab keempat dari disabilitas pada usia muda (Gofir, 2009).

BAB I Pendahuluan UKDW. penyebab keempat dari disabilitas pada usia muda (Gofir, 2009). BAB I Pendahuluan I. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian ketiga tersering dinegara maju, setelah penyakit jantung dan kanker (Ginsberg, 2008). Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang mengalami masa peralihan, dari masyarakat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang sering terjadi saat ini. Stroke adalah penyakit gangguan fungsional pada otak yang bersifat akut karena

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI. Devi Permatasari*

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI. Devi Permatasari* HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI Devi Permatasari* Latar belakang : Dalam tindakan kewaspadaan universal diperlukan kemampuan dan pengetahuan perawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat penting pada saat sekarang ini, karena akan menambah masa perawatan pasien di rumah sakit sekaligus akan memperberat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Desi Maritaning Astuti 1610104430 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008 11 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008 Novie E. Mauliku, Nurbaeti, Indrianti Windaningsih ABSTRAK Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini umumnya

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGAL ANGUS KABUPATEN TANGERANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGAL ANGUS KABUPATEN TANGERANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGAL ANGUS KABUPATEN TANGERANG Irma Puspita Puji Astuti, Intan Silviana M, SKM, MPH Abstrak Penyakit diare

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA DALAM PEMBERIAN PERAWATAN PASIEN PASCA STROKE DI POLIKLINIK SYARAF RSUD DR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA DALAM PEMBERIAN PERAWATAN PASIEN PASCA STROKE DI POLIKLINIK SYARAF RSUD DR HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA DALAM PEMBERIAN PERAWATAN PASIEN PASCA STROKE DI POLIKLINIK SYARAF RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Ridwan Kustiawan, Rusdiana Badruzaman ABSTRAK Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS 6 Arif Kurniawan*, Yunie Armiyati**, Rahayu Astuti*** ABSTRAK Kecemasan dapat terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit multifaktorial dengan berbagai penyebab disertai manifestasi klinis mayor, dan penyebab utama kecacatan dan kematian di negara-negara berkembang

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI Oleh; Sulistyarini 1), Basuki Rohmat 2) 1) Staf Pengajar STIKES An

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan menggunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 9 No. 1 Tahun 2012 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETAATAN BEROBAT DENGAN DERAJAT SISTOLE DAN DIASTOLE PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU Dirhan* Sekolah

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN PRODUKTIFITAS PERAWAT DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT Maria Lily Hozana*, Gustop Amatiria** *Perawat RS Panti Secanti Gisting **Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS Rahmadhiana Febrianika *), Bagoes Widjanarko **), Aditya Kusumawati ***) *)Mahasiswa Peminatan PKIP FKM

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perawat berada pada posisi yang ideal untuk memantau respon obat pada pasien,

BAB I PENDAHULUAN. perawat berada pada posisi yang ideal untuk memantau respon obat pada pasien, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat memiliki tanggung jawab untuk memastikan dan memberikan obat dengan benar. Selain sebagai pelaksana dalam pemberian obat, perawat juga merupakan tenaga kesehatan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN 2014 *Dewiyusrianti Lina ABSTRAK Stress merupakan hal yang dapat terjadi pada pasien

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA Putria Carolina*, Ady Fraditha**, Ika Paskaria*** Sekolah

Lebih terperinci

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KELENGKAPAN PENCATATAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT MULIA HATI WONOGIRI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PUSKESMAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELAKUKAN PERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SRAGI I KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PUSKESMAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELAKUKAN PERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SRAGI I KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PUSKESMAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELAKUKAN PERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SRAGI I KABUPATEN PEKALONGAN Muhammad Itsna Zaim Abstrak Pemerintah meningkatkan fungsi dan

Lebih terperinci

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO 1 Megarista Aisyana, 2 Iin Rahayu Abstrak Hubungan yang harmonis antara perawat rumah sakit

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN Yeni Frestina, Chori Elsera, Dian Wahyu A Latar belakang Jumlah balita di Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI Friska Wulandari 1, Suci Musvita Ayu 2 1,2 Fakultas Kesehatan masyarakat, universitas Ahmad dahlan,

Lebih terperinci

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MILITUS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET RENDAH GLUKOSA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR SAMSUL BAHRI ABSTRAK : Masalah kesehatan dipengaruhi

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu 38 BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terbatas antara individu dengan lingkungannya (WHO, 2007). Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO, 2015), sekitar

BAB I PENDAHULUAN. yang terbatas antara individu dengan lingkungannya (WHO, 2007). Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO, 2015), sekitar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan berubahnya karakteristik seseorang dari kerusakan fungsi perilaku atau psikologis yang secara umum diukur dari beberapa konsep norma dihubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit akibat gangguan peredaran darah otak yang dipengaruhi oleh banyak faktor resiko yang terdiri dari hipertensi, peningkatan kadar gula darah,

Lebih terperinci

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin.

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin. Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Kepatuhan Dalam Pelaksanaan Standar Operating Prosedur (SOP) Pemasangan Kateter Urin Di Bangsal Rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Mohamad Judha INTISARI

Lebih terperinci

PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE

PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE 32 PERAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIK PADA PASIEN STROKE Pipit Festy Bagian Keperawatan Keluarga Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu kesehatan UMSurabaya Abstrak Stroke adalah kerusakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran selang waktu lima

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI Muhammad Mudzakkir, M.Kep. Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UN PGRI Kediri muhammadmudzakkir@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1. bagi semua bangsa Indonesia. Pandangan pencapaian kesehatan bagi semua ini sering

BAB 1. bagi semua bangsa Indonesia. Pandangan pencapaian kesehatan bagi semua ini sering BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Visi Indonesia sehat merupakan pandangan dalam mencapai derajat kesehatan bagi semua bangsa Indonesia. Pandangan pencapaian kesehatan bagi semua ini sering terjadi

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL 1) Rustam I. Laboko 1) Dinas Kesehatan Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah ABSTRAK Penyakit

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh

Lebih terperinci

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90 PENGARUH PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAWI KABUPATEN NGAWI Erwin Kurniasih, Hamidatus Daris Sa adah Akademi Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah salah satu penyebab kematian utama di dunia. Stroke membunuh lebih dari 137.000 orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu kondisi klinis yang berkembang dengan cepat akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA SOSIAL TERHADAP KEMANDIRIAN LANSIA DALAM AKTIVITAS SEHARI-HARI DI PELAYANAN SOSIAL LANSIA BINJAI

PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA SOSIAL TERHADAP KEMANDIRIAN LANSIA DALAM AKTIVITAS SEHARI-HARI DI PELAYANAN SOSIAL LANSIA BINJAI PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA SOSIAL TERHADAP KEMANDIRIAN LANSIA DALAM AKTIVITAS SEHARI-HARI DI PELAYANAN SOSIAL LANSIA BINJAI Ira Kristayani Saragih*, Ismayadi** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan **Dosen

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 213 218 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG Liliana Dewi Purnamasari 1),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN 1. Jenis penelitian penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik non eksperimental dengan menggunakan rancangan kuantitatif observasional

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak ada obat lain yang dipelajari sebanyak alkohol. Alkohol merupakan suatu senyawa kimia

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016 HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016 Suriani Ginting Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan Abstrak Caring adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Penderita hipertensi setiap tahunnya terus menerus mengalami peningkatan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA Jurnal Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA T.SUDIAN Mahasiswa Prodi S Kesehatan Masyarakat STIKES U Budiyah Inti

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU PENCARIAN PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU Tumiur Sormin*, Yuliati Amperaningsih* *Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DIRUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DIRUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DIRUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL 3 Yunita Puspasari ABSTRAK Infeksi nosokomial dapat berasal dari pasien,

Lebih terperinci