PENGANTAR DAN SEJARAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN. Oleh: Muna Erawati, S.Psi, M.Si
|
|
- Siska Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGANTAR DAN SEJARAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Oleh: Muna Erawati, S.Psi, M.Si Pengantar Istilah Ilmu Jiwa Perkembangan sebenarnya bukan istilah yang lazim dipakai dalam disiplin psikologi di Indonesia. Penggunaan nama mata kuliah Ilmu Jiwa Perkembangan di PTAI (perguruan Tinggi Agama Islam) nampaknya dimaksudkan untuk membuka ruang lingkup yang lebih luas sekaligus memunculkan keunikan tersendiri. Ilmu jiwa perkembangan merupakan salah satu mata kuliah pada Program Studi Pendidikan Agama Islam yang dimaksudkan agar mahasiswa mendapat bekal konsepkonsep dasar dan teori perkembangan. Pengetahuan yang diperoleh dalam kuliah ini diharapkan dapat digunakan dalam penulisan karya ilmiah dan praktek mengajar. Hurlock (1989a) secara kritis membedakan psikologi perkembangan dengan psikologi anak. Psikologi anak adalah subdisiplin psikologi yang mempelajari anak dengan berorientasi pada keluaran (outcome) perkembangan anak. Sebaliknya psikologi perkembangan menekankan pada proses pemerolehan itu sendiri misalnya, bagaimana proses seorang anak belajar berbicara. Selain itu, psikologi perkembangan lebih memberi porsi pada peranan lingkungan dalam kehidupan manusia. Dengan demikian maka psikologi perkembangan menjadi subdisiplin paling tepat bagi dunia pendidikan seperti pada jurusan tarbiyah (kependidikan) di PTAI. Sebelum mengenal lebih jauh tentang psikologi perkembangan akan dibahas terlebih dulu pengertian dari beberapa istilah kunci. Pertama, pertumbuhan adalah dinamika perubahan yang terjadi pada aspek fisik-biologis inidividu (kuantitatif). Ciri-ciri pertumbuhan fisik lebih mudah diamati misalnya, pertambahan tinggi badan, pertambahan berat badan, pertambahan gigi, rambut, perubahan proporsi badan, dan seterusnya. Kedua, istilah perkembangan menunjuk pada dinamika perubahan aspek fungsional dan psikologis individu (kualitatif). Perubahan kualitatif ini dapat diamati melalui perilaku, sikap, dan cara berpikir. Walaupun kedua istilah tersebut mempunyai akar perbedaan, tetapi kemudian istilah perkembangan secara terminologis disepakati digunakan untuk merujuk pada perubahan secara kuantitatif (pertumbuhan) maupun kualitatif dalam disiplin psikologi. Page /12/2013
2 Hal ini didasarkan pada alasan bahwa perubahan aspek kualitatif tidak dapat dilepaskan dari aspek pertumbuhan fisik. Sementara itu, Santrock (2012) secara singkat mengemukakan bahwa psikologi perkembangan (developmental psychology) adalah psikologi yang mengkaji pola perubahan yang terjadi pada manusia sejak masa konsepsi sampai akhir hayat. Masa konsepsi merupakan momentum pertemuan antara sel telur dari ibu dengan sel sperma dari ayah. Periode-periode Perkembangan Manusia Perkembangan manusia diyakini terjadi sejak masa konsepsi yaitu saat pertemuan sel telur dengan sel sperma. Masa konsepsi dipandang menjadi peletak dasar perkembangan manusia. Fase perkembangan akan berakhir pada saat manusia meninggal. Secara parsial, psikologi perkembangan dapat dipecah menjadi beberapa subdisiplin yaitu perkembangan masa prenatal, perkembangan anak, perkembangan remaja, perkembangan orang dewasa, dan gerontology (psikologi perkembangan yang mempelajari masa usia lanjut). Dengan demikian maka ruang lingkup psikologi perkembangan adalah dimulai sejak masa konsepsi sampai manusia meninggal. Hurlock (1996) membagi tahapan perkembangan menjadi sepuluh (10) fase: a. prenatal (masa konsepsi sampai melahirkan) b. neonatal (bayi baru lahir) c. bayi (0 tahun sampai 2 tahun) d. awal kanak-kanak (3 sampai 6 tahun) e. kanak-kanak akhir (7 sampai 10 tahun) f. puber (11 sampai 15 tahun) g. remaja (16 sampai 21 tahun) h. dewasa dini (22 sampai 40 tahun) i. dewasa madya (41 sampai 60 tahun) j. lanjut (61 tahun dan seterusnya). Berdasarkan pentahapan versi Hurlock di atas maka terlihat bahwa masa awal perkembangan sampai masa remaja mendapat porsi perhatian yang lebih besar. Secara khas, antara masa kanak-kanak dengan masa remaja dijembatani oleh masa puber. Hal ini menandaskan bahwa masa kanak-kanak secara kualitas berbeda dengan masa puber. Page /12/2013
3 Sedangkan Santrock (1999) membagi menjadi delapan fase : a. Masa prenatal dari konsepsi sampai bayi lahir b. Masa bayi (infancy) dari lahir sampai bulan c. Masa kanak-kanak (early childhood) dari akhir masa bayi berakhir pada 5-6 tahun d. Masa anak-anak (masa sekolah/middle and late childhood) dari akhir masa kanakkanak sampai 11 tahun e. Remaja usia tahun f. Remaja akhir masa anak-anak sampai tahun g. Dewasa awal dari akhir masa remaja sampai 35 tahun h. Dewasa tengah baya dari 35 sampai 60 tahun i. Usia lanjut dari 60 tahun sampai meninggal Model pentahapan Santrock cenderung lebih sederhana dan fleksibel dalam patokan usia. Individu memiliki variasi perkembangan di mana walaupun secara normatif diperoleh pola periode seperti diuraikan di atas. Uraian usia yang dipaparkan di atas secara definitif tidak selalu dapat diterapkan, mengingat usia sebenarnya mengandung beberapa kriteria yang lebih dari sekedar kronologis. Tolok ukur keberhasilan perkembangan salah satunya terletak pada kematangan individu. Kriteria kematangan menurut Santrock (1999) dapat dilihat dari beberapa aspek: 1. Usia kronologis yaitu usia yang dilihat berdasar akta kelahiran. Usia ini paling lazim digunakan sebagai patokan kematangan, walaupun mengandung kelemahan. Tidak setiap individu mencapai kematangan sesuai usia kronologisnya. Ada yang lebih cepat matang dibanding usia kronologisnya, ada pula yang lebih lambat dibanding usia kronologisnya. 2. Usia fisik-biologis dilihat dari tingkat pertumbuhan atau kemasakan fisiologis maupun kesehatan fisiologis-biologisnya. Contoh kadang terjadi pertumbuhan fisik yang melebihi atau lebih lambat dari usia kronologis. Kasus bayi raksasa di Semarang yang secara kronologis berusia satu tahun, tetapi berat badannya setara dengan usia kronologis anak enam tahun-an. Ada pula kasus anak yang usia kronologisnya terus bertambah, tetapi tidak mengalami pertumbuhan fungsi fisiologis seperti pada bayi cerebral palsy (kerusakan otak). 3. Usia psikologis dilihat dari kematangan dalam berpikir, mengendalikan diri, dan mengarahkan dirinya sendiri. Misalnya individu yang memasuki masa pubertas umumnya secara fisiologis sudah mengalami kematangan fungsi reproduksi, Page /12/2013
4 tetapi secara mental belum bisa dikategorikan dewasa secara psikologis. Umumnya mereka masih belum mampu berpikir dengan menyeluruh, mengendalikan emosi, dan melakukan regulasi diri secara baik. Regulasi diri adalah kemampuan individu untuk mengarahkan dirinya sendiri mencapai tujuan. 4. Usia sosial dilihat dari bagaimana peran individu secara sosial berdasar patokan norma masyarakat dan aturan perundangan yang berlaku. Misalnya remaja usia 17 tahun dianggap layak mempertanggung jawabkan perbuatan di hadapan hukum, sehingga ia berhak mendapat SIM, mengikuti pemilu (pemilihan umum), dan sebagainya. 5. Aspek ekonomi dilihat dari sejauhmana kemandirian seseorang dari segi ekonomi. Individu yang telah mampu menafkahi dirinya dipandang matang secara ekonomi. Dimensi-dimensi yang dipelajari dalam disiplin psikologi perkembangan meliputi fisik-motorik, sosio-emosional, dan kognitif (Santrock, 1999). Perkembangan fisik-motorik merupakan dimensi perkembangan kemampuan gerakan tubuh. Dimensi sosio-emosional adalah perkembangan individu dalam aspek rasa, hubungan interpersonal (hubungan antara satu individu dengan individu lain), dan relasi-relasi sosial lainnya. Dimensi kognitif merupakan perkembangan intelektualitas individu yang meliputi fungsi kecerdasan, kreativitas, dan potensi-potensi khusus. Teori-teori tentang dinamika perkembangan fisik-motorik, sosio-emosional, dan kognitif akan dikembangkan lebih luas termasuk kajian perkembangan moral. Hal ini didasarkan realita bahwa perkembangan moral merupakan aspek yang sentral pada kajian pendidikan agama di PTAI. Sebagaimana diketahui, mahasiswa jurusan ketarbiyahan diproyeksikan untuk menjadi guru pelajaran agama Islam pada jenjang sekolah dan madrasah. Pandangan Tradisional dan Pendekatan Rentang Sepanjang Kehidupan Ada dua pandangan atau pendekatan terhadap kehidupan manusia dalam psikologi perkembangan yaitu pandangan tradisional dan pendekatan rentang sepanjang kehidupan (life-span approach). Pandangan tradisional melihat kehidupan manusia diawali dengan gerakan progresif sampai pada masa dewasa yang mencapai kemapanan (established) dan kemudian akan mengalami penurunan (regresi) saat menuju usia senja. Pandangan tradisional menganggap bahwa perubahan perkembangan secara ekstrim hanya terjadi pada masa lahir sampai remaja dan hanya sedikit perkembangan terjadi pada masa dewasa dan penurunan perkembangan pada masa usia lanjut. Page /12/2013
5 Sebaliknya pandangan life-span approach memahami bahwa pola progresifestablished-regresif tersebut cenderung hanya berlaku pada aspek perkembangan fisikmotorik saja. Sedangkan pada tataran sosio-emosional dan kognitif, sebenarnya terjadi perkembangan yang progresif terus-menerus. Salah satu bukti adalah semakin individu bertambah usia sampai memasuki usia senja maka kemampuan mengendalikan emosi dan kebijaksanaannya semakin bertambah. Selain itu, bagi pendekatan ini, masingmasing tahap perkembangan sebaiknya dipahami dengan tolok ukur berbeda. Tolok ukur capaian perkembangan pada satu tahap tidak dapat disamakan dengan tahap lainnya. Ada tujuh dasar karakteristik perspektif life-span approach; a. perkembangan sepanjang hayat; perkembangan meliputi pertambahan maupun penurunan yang saling berinteraksi secara dinamis sepanjang hayat. b. multidimensional artinya perkembangan meliputi dimensi biologis, kognitif, dan sosio-emosional. c. multidireksional; sebuah dimensi ada yang mengalami pertambahan sementara dimensi lainnya mengalami penurunan; orang yang sudah lansia semakin bijaksana, tetapi menurun kemampuan melakukan kegiatan yang membutuhkan kecekatan. d. plastis; perkembangan masing-masing orang dipengaruhi oleh kondisi individualitasnya masing-masing. Sifat perkembangan yang lentur ini tetap memiliki batasan-batasan, tetapi kesempatan terbuka luas untuk mengembangkan potensi perkembangannya, misalnya melalui training. e. bertautan dengan sejarah (kondisi dan situasi di mana manusia hidup pada masa sebelumnya). Perkembangan itu sendiri merupakan sejarah hidup masing-masing individu. f. multidisiplin; ada beberapa disiplin yang berkaitan misalnya, psikologi, sosiologi, neurologi, antropologi, peneliti medis, dan seterusnya. g. kontekstual; seseorang bertindak dan berkembang sesuai dengan kondisi dan situasi di mana ia berada saat itu. Sejarah Psikologi Perkembangan Berikut akan disajikan cerita tentang kisah perubahan-perubahan masyarakat yang mempengaruhi cara pandangnya terhadap perkembangan individu yang didasarkan pada referensi Santrock (1999). Ada tiga isu penting yang secara definitif dapat Page /12/2013
6 dipetakan dari abad ke abad yaitu isu anak-anak, remaja, dan aging. Harapan penulis, melalui sejarah ini mahasiswa dapat mengambil hikmah dan berpikir lebih kritis lagi mengenai fenomena sosial-perkembangan yang terjadi pada masa sekarang. a. Sejarah tentang perhatian pada perkembangan anak. Pada abad pertengahan (1500), anak oleh masyarakat Eropa dipandang sebagai miniatur orang dewasa. Hal ini terlihat dari lukisan-lukisan masa ini gambar anak-anak dengan pakaian orang dewasa. Pengaruh dari ajaran Nasrani yang berkembang pada waktu itu tentang dosa bawaan (original sin) juga mengakibatkan masyarakat memiliki pandangan bahwa bayi pada dasarnya memiliki sifat bawaan yang jahat. Membesarkan anak didasari atas tujuan untuk menjadikan mereka sebagai budak supaya mereka terbebas dari dosa bawaan. Anak-anak masa ini harus bekerja dan memiliki ikatan emosi yang lemah dengan orangtua. Pada tahun 1600-an pandangan ini mulai sedikit berubah. Pada abad 17 seorang filsuf bernama John Locke mengemukakan pandangan bahwa bayi lahir laksana tabula rasa (blank slate/meja lilin), ia tidak sependapat kalau anak membawa bakat jahat. Menurutnya bayi seperti blank tablet atau tablet kosong. Anak memperoleh karakteristik melalui pengalaman hidup. Ia juga yakin pengalaman masa kanak-kanak menentukan masa dewasanya. Ia menyarankan agar para orangtua meluangkan waktu dengan anak-anaknya membantu mereka agar dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat. Pada abad 18, muncul pandangan dari filsuf Perancis bernama Jean-Jacques Rousseau yang menganggap bahwa anak pada dasarnya innate goodness atau baik. Karena dasarnya sudah baik, maka anak-anak semestinya dibiarkan tumbuh secara alamiah dengan sedikit pengasuhan orangtua dan sedikit batasan. Akhir-akhir ini perhatian lebih ditujukan pada usaha untuk meningkatkan kesejahteraan anak (child-well-being). Periode anak dipandang sebagai masa unik, bahkan perilaku melanggar hukum yang dilakukan oleh anak-anak telah diatur dalam perundangan yang khas bagi usia anak-anak. b. Sejarah tentang perhatian pada perkembangan remaja. Keresahan tentang generasi muda baru muncul di awal abad 20. Tahun 1904, G. Stanley Hall menulis buku ilmiah pertamanya tentang masa perkembangan remaja. Pandangannya yang sangat popular untuk menggambarkan gejolak masa perkembangan remaja adalah storm and stress atau masa badai dan tekanan di mana masa remaja merupakan masa yang dipenuhi dengan konflik dan perubahan suasana hati (mood). Page /12/2013
7 Pada perkembangan selanjutnya, masa remaja tidak selalu dianggap sebagai bentuk perilaku abnormal dan menyimpang. Berbagai penelitian yang dilakukan dari segala penjuru dunia memperlihatkan bahwa ¾ remaja di dunia memiliki self-positive image (image diri yang positif). Mereka melewati masa remaja dengan bahagia, identitas diri yang sehat, bersikap positif pada keluarga serta sekolah, dan dapat mengatasi tekanan hidup dengan baik (confident about coping with life s stress). Dari tahun 1890 sampai 1920, di Amerika setiap negara bagian telah menghapus kewajiban bekerja bagi remaja dan sebaliknya menggantinya dengan mengharuskan mereka menjalani pendidikan di sekolah. Pada tahun tersebut 600 % atau enam kali lipat naik jumlah remaja yang lulus sekolah. Tahun 1950 dianggap sebagai tahunnya remaja, sebab pada tahun ini, selain secara fisik, secara sosial remaja diakui identitasnya, negara-negara bagian di Amerika juga menerbitkan produk perundangan yang dikhususkan bagi anak usia tahun. c. Sejarah tentang perhatian pada isu aging. Masa awal kehidupan manusia, mereka sudah tertarik dengan tema umur panjang dan kematian. Mitos yang muncul pada masa itu adalah setiap orang sebenarnya dianugerahi keabadian, tetapi anugerah itu dicabut karena manusia melanggar ketentuan dari Tuhan. Untuk memohon kelanggengan, mereka memberikan sesaji, pengurbanan, berdoa, dan melakukan tindakan heroik agar dapat hidup abadi. Pada abad keempat sebelum Masehi, filsuf Yunani bernama Epicurus mengajak orang agar bersikap positif terhadap kematian. Hal ini akan mengurangi rasa takut dan hidup bahagia. Menurut pengamatan orang Yunani pada waktu itu, kematian adalah hilangnya suhu tubuh, sebab orang mati badannya dingin, orang hidup badannya hangat. Aristotle pun menyatakan bahwa kematian adalah ketika panas tubuh menghilang. Pada abad 18, Benjamin Franklin bereksperimen menghidupkan kembali ayam mati dengan menyengat tubuh ayam dengan kilatan listrik. Salah satu tokoh life-span approach adalah Johan Teten dari Jerman yang mempublikasikan dua buku yang membahas manusia dan perkembangannya pada tahun Tokoh kedua adalah ilmuwan Belgia bernama Adolphe Quetelet (1842) yang menyatakan bahwa aging dapat diteliti secara empirik dan dipengaruhi faktor hereditas serta lingkungan. Abad 20. Ketika nutrisi, sanitasi, dan pengetahuan medis mengalami peningkatan signifikan, maka usia harapan hidup pun meningkat pula. Sejauh ini usia batas usia terpanjang yang ada dalam sejarah manusia adalah 120 tahun. Perhatian terhadap Page /12/2013
8 perkembangan masa usia lanjut juga meningkat. Bahkan lahir ilmu yang bernama gerontology yang mempelajari aging (masa usia lanjut) dari tinjauan biologis dan sosiemosional. Gerontology berasal dari bahasa Yunani; geront yang artinya orang yang sudah tua dan logos. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Elie Metchnikoff, tahun 1903 di Pasteur Institute of Paris. Himpunan masyarakat gerontology didirikan pada tahun 1945 dengan kegiatan riset dan pemikiran tentang masa usia lanjut. Page /12/2013
9 Page /12/2013
Slide 1 BAB 1. Perkembangan Peserta Didik. Pengantar
Slide 1 Perkembangan Peserta Didik BAB 1 Pengantar Drs. Hiryanto, M.Si Slide 2 Slide 3 Pengantar Perkembangan Pola gerakan atau perubahan yang secara dinamis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat: Pengantar
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat: Pengantar Karisma Riskinanti, M.Psi., Psi Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Definisi Teori Syarat-syarat Teori Macam Teori Perkembangan
Lebih terperinciTumbuh Kembang Anak. ARUMI SAVITRI FATIMANINGRUM, S.Psi S-1 PG PAUD FIP-UNY
Tumbuh Kembang Anak ARUMI SAVITRI FATIMANINGRUM, S.Psi S-1 PG PAUD FIP-UNY Perbandingan Psikologi Anak Perkembangan Anak Fokus kajian Isi/ hasil perkembangan Proses perkembangan Peran lingkungan & pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bila arah pembangunan mulai memusatkan perhatian terhadap upaya peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di usia republik yang sudah melebihi setengah abad ini, sudah sepatutnya bila arah pembangunan mulai memusatkan perhatian terhadap upaya peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Pengertian Remaja Pada umumnya remaja didefiniskan sebagai masa peralihan atau transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah mereka yang berusia 12 tahun sampai 21 tahun. Usia 12 tahun merupakan awal pubertas bagi seorang gadis, yang disebut remaja kalau mendapat menstruasi (datang
Lebih terperinciTeori Perkembangan. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Luh Mea Tegawati, M.Psi., Psikolog. Perkembangan. Definisi Teori.
Modul ke: Teori Perkembangan Fakultas PSIKOLOGI Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Luh Mea Tegawati, M.Psi., Psikolog. Program Studi PSIKOLOGI Definisi Teori Syarat syarat Teori Macam Teori Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu
Lebih terperinciSPESIALISASI UTAMA DALAM PSIKOLOGI
Psikologi Umum 1 SPESIALISASI UTAMA DALAM PSIKOLOGI Ursa Majorsy C A B A N G F O K U S U T A M A Psikologi Klinis Psikologi Konseling Psikologi Perkembangan Psikologi Pendidikan Psikologi eksperimen Psikologi
Lebih terperinciPENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyar
TUGAS TUGAS PERKEMBANGAN (Developmental Task) PENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan remaja sering menimbulkan berbagai tantangan bagi para orang dewasa. Banyak hal yang timbul pada masa remaja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merasa senang, lebih bebas, lebih terbuka dalam menanyakan sesuatu jika berkomunikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran dan fungsi ibu dalam kehidupan seorang anak sangat besar. Anak akan lebih merasa senang, lebih bebas, lebih terbuka dalam menanyakan sesuatu jika berkomunikasi
Lebih terperinciPERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)
PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : ANIK
Lebih terperinciHakikat Perkembangan Anak
Hakikat Perkembangan Anak Universitas Negeri Yogyakarta Oleh: Yulia Ayriza 1 Pengertian Perkembangan Lois Hoffman cs - Proses yang terjadi dalam individu sepanjang kehidupan. Mussen Cs - perubahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak pertamatama masih sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa kehidupan yang penting dalam rentang hidup manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional (Santrock,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan adalah serangkaian proses progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman (Hurlock, 1980: 2). Manusia selalu dinamis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa
26 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling penting dalam perkembangan manusia. Pada fase inilah seorang pendidik dapat menanamkan prinsip-prinsip yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan
BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah
Lebih terperinciAGING. Psikologi Dewasa dan Lansia Unita Werdi Rahajeng, M.Psi
AGING Psikologi Dewasa dan Lansia Unita Werdi Rahajeng, M.Psi www.unita.lecture.ub.ac.id Bayangkan nenek / kakek anda, apa yang bisa anda deskripsikan dengan melihat mereka? Anda ingin seperti mereka ketika
Lebih terperinciTAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN
TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN LATAR BELAKANG Lerner dan Hultsch (1983) menyatakan bahwa istilah perkembangan sering diperdebatkan dalam sains. Walaupun demikian, terdapat konsensus bahwa yang
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd Pertumbuhan : Perubahan fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berjalan normal pada anak yang sehat dalam perjalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama
Lebih terperinciSetelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta
Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta didik atas dasar pemahaman yang baik dan benar terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Psychological Well Being. perspektif besar mengenai psychological well being yang diturunkan dari dua
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Psychological Well Being 1. Konsep Psychological Well Being Konsep psychological well being sendiri mengacu pada pengalaman dan fungsi psikologis yang optimal. Sampai saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama bagi masyarakat kecil yang hidup di perkotaan. Fenomena di atas
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi saat ini telah banyak menimbulkan permasalahan sosial, terutama bagi masyarakat kecil yang hidup di perkotaan. Fenomena di atas menggejala secara
Lebih terperincierotis, sensual, sampai perasaan keibuan dan kemampuan wanita untuk menyusui. Payudara juga dikaitkan dengan kemampuan menarik perhatian pria yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap individu menginginkan kehidupan yang bahagia dan tubuh yang ideal. Harapan ini adalah harapan semua wanita di dunia, tetapi kenyataannya tidak semua wanita memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan tersebut, salah satu fase penting dan menjadi pusat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama rentang kehidupan manusia yang dimulai sejak lahir sampai meninggal, banyak fase perkembangan dan pertumbuhan yang harus dilewati. Dari semua fase perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Coakley (dalam Lerner dkk, 1998) kadang menimbulkan terjadinya benturan antara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa terjadinya banyak perubahan. Remaja haus akan kebebasan dalam memutuskan dan menentukan pilihan hidupnya secara mandiri. Erikson (dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi, terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru. Emosi remaja sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami perubahan-perubahan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Valentina, 2013). Menurut Papalia dan Olds (dalam Liem, 2013) yang dimaksud
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan yang terjadi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan baik itu secara biologis
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masa remaja, menurut Stanley Hall, seorang bapak pelopor psikologi perkembangan remaja, dianggap sebagai masa topan-badai dan stres (storm and stress), karena mereka
Lebih terperinciOLEH : NANDANG BUDIMAN
OLEH : NANDANG BUDIMAN PERKEMBANGAN SEBAGAI BAGIAN PSIKOLOGI UMUM DARI PSIKOLOGI PSIKOLOGI INDUSTRI PSIKOLOGI KLINIS PSIKOLOGI WANITA PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PSIKOLOGI LAINNYA KONSEP
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penuh konflik. Pada masa ini remaja tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun psikis, perubahan terhadap pola perilaku dan juga
Lebih terperinciPerkembangan Kognitif, Emosi, dan Bahasa pada Masa Kanak-Kanak Akhir. Dosen Pengampu : Dra. Nadlifah, M.Pd.
Perkembangan Kognitif, Emosi, dan Bahasa pada Masa Kanak-Kanak Akhir Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan Dosen Pengampu : Dra. Nadlifah, M.Pd. Oleh: Kartika Dwi Astuti
Lebih terperinciMENGENALI POLA ASUH YANG TEPAT. Rita Eka Izzaty 1
MENGENALI POLA ASUH YANG TEPAT Rita Eka Izzaty 1 Pada dasarnya semua anak didunia adalah anak-anak cerdas, mempunyai bakat, baik, dan hebat. Namun, dewasa ini banyak sekali anak-anak melakukan tindakan-tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan tergantung pada orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya. Individu akan tergantung pada orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya dan ketergantungan
Lebih terperinciPSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Oleh : Putu Ronny Angga Mahendra, S.Pd. M.Pd puturonny87@gmail.com Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra Dra. G.A Mas Darwati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan secara sengaja, teratur dan terprogram dengan tujuan untuk mengubah dan mengembangkan perilaku maupun
Lebih terperinciTUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MENDENGAR CERITA FIKSI TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS VERBAL ANAK
EFEKTIVITAS MENDENGAR CERITA FIKSI TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS VERBAL ANAK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : NUR ATHIATUL MAULA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti melewati tahap-tahap perkembangan yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Namun ada suatu masa dimana individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara berpikir remaja mengarah pada tercapainya integrasi dalam hubungan sosial (Piaget dalam Hurlock, 1980).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psychological well-being (PWB) atau kesejahteraan psikologis merupakan suatu kondisi yang menjadikan individu dapat mengenali, menggali dan memiliki potensi yang khas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. (Stanley Hall dalam Panuju, 2005). Stres yang dialami remaja berkaitan dengan proses perkembangan
Lebih terperinciSANGAT CERDAS, MEMANG BERKEBUTUHAN KHUSUS
KOMPETENSI SOSIAL ANAK GIFTED Oleh: L. Rini Sugiarti, S.Psi, M.Si, Psikolog* Ada dugaan, bahwa anak yang cerdas dan berbakat (gifted child), memiliki kompetensi social yang rendah. Artinya, pintar tapi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes Definisi ANAK DULU: < 12 THN; < 15 THN; < 16 THN UU Tenaga Kerja, UU Perkawinan [UU No. 9 TAHUN 1979 ttg Kesejahteraan Anak: USIA < 21 thn dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin pesat memberikan pengaruh kepada manusia dalam kehidupannya. Manusia mengalami perkembangan bertahap dalam kehidupannya, termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wellbeing merupakan kondisi saat individu bisa mengetahui dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, dan secara
Lebih terperinciBAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan
BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran individu lain dalam kehidupannya. Tanpa kehadiran
Lebih terperinciDESKRIPSI DAN SILABI MATA KULIAH
DESKRIPSI DAN SILABI MATA KULIAH 1. IDENTIFIKASI MATA KULIAH a. Nama Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik (PPD) b. Kode Mata Kuliah : MDK 2104 c. Jumlah SKS : 2 SKS d. Program Studi : Psikologi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari masa pranatal, bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan masa tua. Masing-masing fase memiliki
Lebih terperinciPsikologi Perkembangan
Psikologi Perkembangan Ahmad Agung Y, M.PD Andi Thahir, M.A (PAI 2010) Pengertian Psikologi Perkembangan Psikologi perkembangan ialah suatu ilmu yang merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang lingkup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang diselenggarakan di dalamnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fase perkembangannya memiliki keunikan tersendiri. Papalia (2008) menyebutkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membahas suatu hal tentang remaja adalah suatu yang menarik karena dalam setiap fase perkembangannya memiliki keunikan tersendiri. Papalia (2008) menyebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan melalui serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia. Semua individu pasti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah berkembang ditengah pesatnya kemajuan zaman. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap
BAB II LANDASAN TEORI II. A. Harga Diri II. A. 1. Definisi harga diri Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri secara rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat saja terganggu, sebagai akibat dari gangguan dalam pendengaran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang paling menarik untuk dipelajari, karena banyak sekali masalah yang dihadapi. Seiring dengan perkembangan jaman dan peradaban,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.5. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.5. Latar Belakang Remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan sering menilai seseorang berdasarkan pakaian, cara bicara, cara berjalan, dan bentuk tubuh. Lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh 1.1 Definisi Pengasuhan adalah kegiatan kompleks yang mencakup berbagai tingkah laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh anak (Darling,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan baik fisik dan psikis dari waktu ke waktu, sebab
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang berkembang dan akan selalu mengalami perkembangan baik fisik dan psikis dari waktu ke waktu, sebab hakikat manusia sejak terjadinya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadi perbaikan perilaku emosional. Kematangan emosi merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Hurlock (1980) masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik
Lebih terperinciPERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DEWASA DAN LANSIA PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL Oleh: Dr. Rita Eka Izzaty, M.Si Yulia Ayriza, Ph.D STABILITAS DAN PERUBAHAN ANAK-DEWASA TEMPERAMEN Stabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dipublikasikannya hasil-hasil riset mutakhir di bidang neuroscience dan psikologi, fenomena Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan keniscayaan. Pasalnya, perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang pada umumnya ditandai dengan perubahan fisik, kognitif, dan psikososial, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa perpindahan dari anak-anak ke remaja
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masa remaja merupakan masa perpindahan dari anak-anak ke remaja dengan perubahan yang mengacu pada perkembangan kognitif, biologis, dan sosioemosional (Santrock, 2012).
Lebih terperinciPERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN REMAJA
PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN REMAJA 1. Konsep Perkembangan Remaja a. Psikologi Perkembangan Psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi. Secara etimologi, psikologi berasal dari kata psyche
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin besarnya kebutuhan akan tenaga kerja profesional di bidangnya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak
7 TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dimana seorang anak dididik dan dibesarkan. Berdasarkan Undang-undang nomor 52 tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Pengantar Memahami Teori Perkembangan Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Kajian Perkembangan Manusia Apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan diasuh oleh orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya hingga waktu tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemilihan sekolah antara SMA dan SMK saat ini menjadikan kendala yang sangat besar bagi siswa kelas IX SMP. Pemilihan sekolah SMA ataupun SMK menjadi awal
Lebih terperinciPengantar Psikologi Abnormal
Pengantar Psikologi Abnormal NORMAL (SEHAT) sesuai atau tidak menyimpang dengan kategori umum ABNORMAL (TIDAK SEHAT) tidak sesuai dengan kategori umum. PATOLOGIS (SAKIT) sudut pandang medis; melihat keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan sepanjang rentang kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan dan harapan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Remaja 2.1.1 Definisi Remaja Masa remaja adalah periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara berkembang, remaja merupakan bagian terbesar dalam populasi. Data demografi menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang menjelaskan mengenai pengertian perkembangan, pengertian emosi, dan pengertian pendidikan anak usia dini. A. Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup tanpa orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri, baik terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan mengalami perubahan-perubahan bertahap dalam hidupnya. Sepanjang rentang kehidupannya tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung
Lebih terperinciYulia Ayriz, Ph. D. Dr. Rita Eka izzaty, M. Si.
Yulia Ayriz, Ph. D. Dr. Rita Eka izzaty, M. Si. PERKEMBANGAN MANUSIA: BIDANG YANG SELALU BERKEMBANG Proses perubahan dari masa pembuahan sampai seumur hidupnya. Dari satu sel tunggal berkembang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa yang tidak menyenangkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu pasti melewati segala peristiwa dalam kehidupan mereka. Peristiwa-peristiwa yang dialami oleh setiap individu dapat beragam, dapat berupa peristiwa yang menyenangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penuh gejolak dan tekanan. Istilah storm and stress bermula dari psikolog
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya masa remaja dianggap sebagai masa yang paling sulit dalam tahap perkembangan individu. Para psikolog selama ini memberi label masa remaja sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. etimologis, remaja berasal dari kata Latin adolensence yang berarti tumbuh atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa yang penuh dengan dinamika. Dikatakan demikian karena memang masa remaja adalah masa yang sedang dalam tahap pertumbuhan. Ini
Lebih terperincisebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa awal anak-anak (early childhood) adalah tahap pekembangan yang merentang mulai dari masa bayi hingga usia enam tahun, yang di mana pada masa tersebut, otak anak
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDIVIDU I. Dra. Aas Saomah, M.Si
PERKEMBANGAN INDIVIDU I Dra. Aas Saomah, M.Si JENIS-JENIS PSIKOLOGI Psikologi Umum Psikologi Industri Psikologi Klinis Psikologi Wanita Psikologi Lintas Budaya Psikologi Perkembangan KONSEP DASAR PSIKOLOGI
Lebih terperinciP m e b m obotan : E aluasi T e T n e gah S em e e m s e ter e r : 40 % E aluasi A k A h k ir r Sem e e m s e ter e r : 60 %
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN KONTRAK KULIAH 1 SKS 14 X Pertemuan Pengajar : Meidriani Ayu Siregar, S.Psi, M.Kes Hari Pertemuan : Jum at, 11.00 12.00 WIB TIU : Agar mhs. Dapat menjelaskan proses perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dengan tugas yang dihadapi pada setiap masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak seorang manusia dilahirkan, mulailah suatu masa perjuangan untuk mempertahankan hidup dengan tugas yang dihadapi pada setiap masa perkembangannya. Periodesasi
Lebih terperinciPENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) UNTUK ANAK USIA DINI
PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL) UNTUK ANAK USIA DINI OLEH RAHAYU DWI UTAMI,SE.,S.Pd.,M.Pd. Anak adalah anugerah dari sang maha pencipta yang dititipkan oleh Tuhan YME sebagai amanah yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pernikahan sebagai jalan bagi wanita dan laki-laki untuk mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan sebagai jalan bagi wanita dan laki-laki untuk mewujudkan suatu keluarga atau rumah tangga, hal tersebut merupakan salah satu ibadah dalam agama islam dan
Lebih terperinci