BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Budi Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Serviks Anatomi Serviks Serviks terdapat di setengah hingga sepertiga bawah uterus, berbentuk silindris, dan menghubungkan uterus dengan vagina melalui kanalis servikalis. Serviks terdiri dari portio vaginalis, yaitu bagian yang menonjol ke arah vagina dan bagian supravaginal. Panjang serviks uteri kira-kira 2,5-3 cm dan memiliki diameter 2-2,5 cm. Pada bagian anterior, serviks berbatasan dengan kandung kemih. Pada bagian posterior, serviks ditutupi oleh peritoneum yang membentuk garis cul-de-sac (Snell, 2006). Bagian-bagian serviks: a. Endoserviks: sering disebut juga sebagai kanal endoserviks. b. Ektoserviks: bagian vaginal serviks. c. Os Eksternal: pembukaan kanal endoserviks ke ektoserviks. d. Forniks: refleksi dinding vaginal yang mengelilingi ektoserviks. e. Os Internal: bagian batas atas kanal. Pada serviks terdapat zona transformasi (transformation zone), yaitu area terjadinya perubahan fisiologis sel-sel epitel skuamos dan kolumnar serviks. Terdapat 2 ligamen yang menyokong serviks, yaitu ligamen kardinal dan uterosakral. Ligamen kardinal adalah jaringan fibromuskular yang keluar dari segmen bawah uterus dan serviks ke dinding pelvis lateral dan menyokong serviks. Ligamen uterosakral adalah jaringan ikat yang mengelilingi serviks dan vagina, serta memanjang hingga vertebra. Serviks memiliki sistem limfatik melalui rute parametrial, kardinal, dan uterosakral (Tortora, 2007).
2 Histologi Serviks Serviks adalah bagian bawah uterus yang struktur histologinya berbeda dari bagian lain uterus. Struktur histologi serviks terdiri dari: a. Endoserviks : epitel selapis silindris penghasil mukus. b. Serabut otot polos hanya sedikit dan lebih banyak jaringan ikat padat (85%). c. Ektoserviks: bagian luar serviks yang menonjol ke arah vagina dan memiliki lapisan basal, tengah, dan permukaan. Ektoserviks dilapisi oleh sel epitel skuamos (gepeng) berlapis. Sumber: Informasi Reproduksi (2011) Gambar 2.1. Gambaran Histologi Serviks Pertemuan epitel silindris endoserviks dengan epitel skuamos ektoserviks disebut squamo-columnar junction (SCJ). Epitel serviks mengalami beberapa perubahan selama perkembangannya sejak lahir sampai usia lanjut sehingga letak SCJ ini juga berbeda pada perkembangannya. a. Saat lahir: ektoserviks dilapisi oleh epitel skuamos. b. Saat dewasa muda: terjadi pertumbuhan ke bawah epitel silindris di bawah os ektoserviks; karena itu, SCJ menjadi terletak di bawah ektoserviks (Robbins, 2007).
3 c. Saat dewasa: terjadi regenerasi epitel skuamos dan kolumnar sehingga epitel skuamos kembali melapisi seluruh ektoserviks dan letak SCJ kembali ke tempat awal. d. Saat menopause atau paparan lama progestin menyebabkan atrofi serviks dan SCJ mundur ke kanalis servikalis. Area tempat tumbuhnya kembali epitel skuamos atau tempat antara letak SCJ saat lahir dan dewasa muda disebut zona transformasi ( Junqueira, 2007). Sumber : Junqueira (2007) Gambar 2.2. Zona Transformasi 2.2. Kanker Serviks Definisi Kanker Serviks Menurut kamus kedokteran Dorland, kanker merupakan pertumbuhan baru yang ganas dari sel-sel epitel yang cenderung menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan menimbulkan metastasis. Menurut Sarjadi (1995), kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uteri, suatu daerah pada organ perempuan yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim dan liang senggama. Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina) (Medicastore, 2012).
4 Epidemiologi Kanker Serviks Menurut WHO (2005), kanker serviks merupakan penyakit kanker nomor dua terbanyak yang diderita wanita di dunia, yaitu sekitar kasus baru dan kematian setiap tahun. Sekitar 90% kasus kanker serviks ditemukan di negara dengan pendapatan rendah dan negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia kanker serviks merupakan kanker terbanyak pada wanita. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, diprediksikan akan terjadi peningkatan kematian akibat penyakit ini mencapai 25% hingga 10 tahun ke depan. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan bahwa proporsi kematian karena kanker serviks meningkat dari 1,3% pada tahun 1976 menjadi 4,8% pada tahun 1992 (Nuranna, 1992). Menurut Yayasan Kanker Indonesia (2006), kanker serviks menempati urutan pertama dengan angka kejadian sebesar 16%, yang kemudian disusul dengan kanker payudara (15%). Menurut Globocan (2011), sebanyak 37 wanita di Indonesia didiagnosis menderita kanker serviks setiap hari dan satu wanita meninggal setiap satu jam karena kanker ini. Di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, kanker serviks mencapai 76,2% dari 1717 kanker ginekologi dari tahun dengan angka harapan hidup selama 5 tahun berkisar antara 56,7% - 72%. Di Sumatera Utara diperoleh data dari Dinas Kesehatan Provinsi, jumlah penderita kanker serviks pada tahun 2000 sebanyak 548 kasus, tahun 2001 sebanyak 683 kasus. Kota Medan mempunyai prevalensi kejadian kanker serviks sebanyak 49 per wanita (Pardede. et al., 2008). Di RSUD. dr. Pirngadi Medan dijumpai kasus kanker serviks tahun 2007 sebanyak 345 kasus, tahun 2008 sebanyak 25 kasus, tahun 2009 sebanyak 48 kasus, dan tahun 2010 sebanyak 40 kasus (Putri, 2010). Dari survei awal penelitian yang dilakukan di RSUD. dr. Pirngadi Medan didapatkan sebanyak 51 kasus kanker serviks pada tahun 2011.
5 Etiologi Kanker Serviks Penyebab langsung dari kanker serviks belum diketahui secara pasti. Kanker sendiri merupakan penyakit yang tidak hanya disebabkan oleh etiologi tunggal tetapi multifaktorial. Namun secara umum faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab kanker adalah faktor kimia, radiasi, virus, dan hormon (Bustan, 2000). Faktor etiologi kanker serviks berasal dari kelamin, maka beberapa faktor yang ditularkan melalui hubungan seksual dapat terlibat dalam proses inisiasi neoplastik. Ada dua faktor yang perlu mendapat perhatian yaitu, smegma dan infeksi virus (Sitopu, 2011). Smegma adalah sel deskuamasi dan sekresi sebaseus di bawah preputium pada pria yang tidak disunat, dahulu dianggap sebagai faktor etiologi kanker serviks, tetapi ternyata tidak terbukti secara laboratorium maupun epidemiologik. Human Papiloma Virus (HPV) memegang peranan sebagai faktor pencetus penyakit ini. Virus ini menimbulkan proliferasi pada permukaan epidermal dan mukosa. Infeksi HPV sering terdapat pada wanita yang aktif secara seksual. Dari hasil pemeriksaan laboratorium pada sebagian besar pengidap kanker serviks ditemukan virus HPV tersebut Faktor Risiko Kanker Serviks Faktor risiko adalah faktor yang mempermudah terjadinya kanker serviks, yaitu: a. Umur Pada umumnya kanker serviks sering ditemukan antara umur tahun. Insiden terbanyak terjadi pada umur tahun, tetapi akan menurun drastis pada umur 60 tahun (Parson yang dikutip dari Sitopu, 2011). Periode laten dan fase prainvasif untuk menjadi invasif memakan waktu sekitar 10 tahun. Hanya 9% dari wanita berumur <35 tahun menunjukkan kanker serviks yang invasif pada saat didiagnosis, sedangkan 35% dari karsinoma in situ terdapat pada wanita berumur <35 tahun (Norwitz, 2008).
6 b. Perkawinan pada usia muda Semakin muda seorang wanita melakukan hubungan seksual, maka semakin besar risiko terjadinya kanker serviks pada wanita tersebut. Menurut Aziz (2007), wanita yang menikah berusia <16 tahun memiliki risiko kali lebih besar menderita kanker serviks dari pada wanita yang telah berusia 20 tahun. Serviks pada remaja lebih rentan terhadap stimulus karsinogen karena terdapat proses metaplasia skuamos yang aktif, yang terjadi di dalam zona transformasi selama periode perkembangan. Proses metaplasia ini biasanya merupakan suatu proses fisologis, tetapi dibawah pengaruh karsinogen. Perubahan sel dapat terjadi sehingga mengakibatkan suatu zona transformasi yang tidak khas. Perubahan yang tidak khas ini menginisiasi suatu proses yang disebut neoplasia intraepitel serviks (Cervix Intraephitel Neoplasma=CIN) yang merupakan fase prainvasif dari kanker serviks (Tambunan, 1996 ; Hidayati, 2001). c. Jumlah paritas Kanker serviks paling banyak ditemukan pada wanita yang sering melahirkan, umumnya 3-5 kali melahirkan (Tambunan, 1996). Menurut Matingly, kanker serviks memang banyak dijumpai pada wanita yang memiliki riwayat paritas tinggi, tetapi tidak jelas bagaimana hubungannya antara jumlah persalinan dengan terjadinya kanker serviks karena pada wanita yang tidak kawin dan tidak melahirkan juga dijumpai kanker serviks meskipun jumlahnya lebih sedikit (Yakub, 1993). d. Kebiasaan berganti pasangan Benson menemukan kasus kanker serviks 4 kali lebih banyak terjadi pada wanita yang melakukan prostitusi (Yakub, 1993). Hal tersebut mungkin disebabkan karena berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual memperbesar kemungkinan terinfeksi HPV (Human Papiloma Virus) (Aziz, 2000).
7 e. Pendidikan Berdasarkan penelitian Surbakti (2004), pendidikan memiliki hubungan dengan terjadinya kanker serviks, yaitu wanita dengan tingkat pendidikan rendah memiliki faktor risiko terkena kanker serviks 2 kali lebih tinggi dari pada wanita dengan tingkat pendidikan tinggi. f. Agen Infeksius Terdapat sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa HPV merupakan penyebab terjadinya neoplasia servikal. HPV tipe 6 dan 11 berhubungan erat dengan displasia ringan yang sering regresi. HPV tipe 16 dan 18 dihubungkan dengan displasia berat, yang jarang regresi dan seringkali progresif menjadi karsinoma in situ (Aziz, 2002). Walaupun semua Herpes Simplex Virus (HSV) tipe 2 belum didemonstrasikan pada sel tumor, teknik hibridisasi in situ telah menunjukkan terdapat HSV RNA spesifik pada sampel jaringan wanita dengan displasia serviks. Infeksi Trikomonas, Sifilis, dan Gonokokus juga ditemukan berhubungan dengan kanker serviks. g. Sosial ekonomi Kanker serviks sering ditemukan pada golongan wanita sosioekonomi rendah. Hal ini biasanya dikaitkan dengan higienitas, sanitasi, pemeliharaan kesehatan yang kurang baik, pendidikan rendah, kawin usia muda, jumlah anak yang banyak, pekerjaan dan penghasilan yang tidak tetap, serta faktor gizi yang kurang akan memudahkan terjadinya infeksi akibat imunitas tubuh yang menurun (Yakub, 1993). h. Merokok Rokok atau tembakau mengandung bahan-bahan karsinogenik. Asap rokok menghasilkan polyciklic aromatic hydrocarbonas heterocyclic amine yang sangat karsinogen, sedangkan bila dikunyah akan menghasilkan nitrosamin. Bahan yang berasal dari tembakau yang dihisap terdapat di getah serviks wanita perokok dan dapat menjadi ko karsinogenik infeksi virus (Sitopu, 2011). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa semakin banyak dan lama wanita merokok, maka semakin tinggi risiko untuk terkena kanker serviks (Hidayati, 2001 ; Evennett, 2003).
8 i. Kontrasepsi Pemakaian kontrasepsi oral lebih dari 4 tahun dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks 1,5-2,5 kali. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kontrasepsi oral menyebabkan wanita sensitif terhadap HPV yang dapat menyebabkan adanya peradangan pada genitalia (Hidayati, 2001). Pil kontrasepsi oral diduga akan menyebabkan defisiensi asam folat yang mengurangi metabolisme mutagen, sedangkan estrogen kemungkinan menjadi salah satu kofaktor yang membuat replikasi DNA HPV (Melva, 2008) Patologi Karsinoma timbul di batas antara epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan endoserviks (kanalis servikalis) yang disebut sebagai squamo-columnar junction (SCJ), histologi antara epitel gepeng berlapis (squamous complex) dari porsio dengan epitel kolumnar dari endoserviks. Pada wanita muda, SCJ berada di luar ostium uteri eksternum, sedangkan pada wanita berumur lebih dari 35 tahun, SCJ berada di dalam kanalis servikalis. Tumor dapat tumbuh : 1) eksofitik mulai dari SCJ ke arah lumen vagina sebagai masa proliferatif yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis; 2) endofitik mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stroma serviks dan cenderung untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus; 3) ulseratif mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks dengan melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas ( Prawirohardjo dan Wiknjosastro, 2008). Serviks yang normal secara alamiah mengalami proses metaplasia. Dengan masuknya mutagen, proses tersebut dapat berkembang ke arah displasia. Jika daya tahan tubuh lemah, maka kelainan ini dapat berkembang menjadi karsinoma prainvasif, mikroinvasif, dan invasif. Dengan mata telanjang, karsinoma prainvasif dan mikroinvasif tidak dapat dikenali (Surbakti, 2004).
9 Gambaran Klinis Kanker Serviks a. Keputihan Pada permulaan penyakit yaitu pada stadium praklinik (karsinoma in situ dan mikroinvasif) belum dijumpai gejala yang spesifik, bahkan sering tidak mempunyai gejala. Tetapi awalnya keluar cairan mukus yang encer, keputihan seperti krem yang tidak gatal, kemudian menjadi merah muda, lalu kecoklatan seperti air kotoran (Surbakti, 2004). Cairan yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan (Prawirohardjo dan Wiknjosastro, 2008). b. Perdarahan pervaginam Pada awal stadium invasif kanker serviks, keluhan perdarahan diluar siklus haid sering terjadi. Perdarahan timbul akibat terbukanya pembuluh darah yang semakin lama akan lebih sering terjadi dan dapat menyebabkan pasien anemia. Anemia dan shock biasanya dijumpai pada pasien stadium lanjut (Prawirohardjo dan Wiknjosastro, 2008). c. Perdarahan kontak Perdarahan yang dialami segera setelah senggama merupakan gejala kanker serviks (75-80%) dan biasanya terjadi pada awal stadium invasif (Prawirohardjo dan Wiknjosastro, 2008). d. Nyeri Rasa nyeri biasanya dirasakan pada perut bagian bawah dan bagian sekitar panggul yang bersifat unilateral. Nyeri bersifat progresif, sering dimulai dengan low back pain di daerah lumbal, menjalar ke pelvis dan tungkai bawah, gangguan miksi, dan berat badan semakin lama akan semakin menurun, khususnya pada stadium lanjut (Tambunan, 1996). e. Konstipasi Apabila tumor meluas sampai dinding rektum, kemudian terjadi keluhan konstipasi dan fistula rectoingional (Tambunan, 1996).
10 f. Inkotinensia urin Gejala ini sering terjadi pada stadium lanjut, merupakan komplikasi akibat terbentuknya fistula dari kandung kemih ke vagina karena lanjutan dari metastasis kanker serviks (Tambunan, 1996). g. Gejala-gejala lain Gejala lain yang dapat ditimbulkan ialah gejala-gejala yang disebabkan oleh metastasis jauh. Sebelum tingkat akhir (terminal stage), penderita meninggal akibat perdarahan, kegagalan faal ginjal (CRF=Chronic Renal Failure) akibat infiltrasi tumor ke ureter sebelum memasuki kandung kemih, yang menyebabkan obstruksi total (Prawirohardjo dan Wiknjosastro, 2008).
11 Stadium Klinik Kanker Serviks Stadium klinik kanker serviks ditentukan berdasarkan pemeriksaan fisik (inspeksi dan palpasi), kolposkopi, histopatologi biopsi atau konisasi, kerokan endoserviks, urografi dan survei metastasis. Stadium yang paling sering digunakan adalah klasifikasi menurut FIGO. Tabel 2.1. Stadium Kanker Serviks FIGO 2000 Stadium Keterangan 0 Lesi belum menembus membran basalis I Lesi tumor masih terbatas di serviks IA1 Lesi telah menembus membran basalis kurang dari 3 mm dengan diameter permukaan tumor <7 mm IA2 Lesi telah menembus membran basalis >3 mm tetapi tetapi <5 mm dengan diameter permukaan tumor <7 mm IB1 Lesi terbatas di serviks dengan ukuran lesi primer <4cm IB2 Lesi terbatas di serviks dengan ukuran lesi primer >4cm II Lesi telah keluar dari serviks (meluas ke parametrium dan sepertiga proksimal vagina) IIA Lesi meluas ke sepertiga vagina proksimal IIB Lesi telah meluas ke parametrium tetapi tidak mencapai dinding panggul III Lesi telah keluar dari serviks (menyebar ke parametrium dan atau sepertiga vagina distal) IIIA Lesi menyebar ke sepertiga vagina distal IIIB Lesi menyebar ke parametrium sampai dinding panggul IV Lesi menyebar keluar dari organ genitalia IVA Lesi meluas keluar organ panggul, dan atau menyebar ke mukosa vesika urinaria IVB Lesi meluas ke mukosa rektum, dan atau meluas ke organ lain Sumber : FIGO (2006)
12 Pengobatan Jika diagnosis kanker serviks telah dipastikan secara histopatologi, maka pengobatan harus segera dilakukan. Pilihan pengobatan pada kanker serviks dilakukan dengan mempertimbangkan berberapa faktor, diantaranya letak dan luas lesi, usia, jumlah anak dan keinginan untuk menambah jumlah anak lagi, adanya penyakit lain pada uterus, keadaan sosioekonomi, dan fasilitas yang tersedia (Yakub, 1993). Pengobatan kanker serviks dilakukan berdasarkan stadium klinis penyakit, secara umum dapat digolongkan kedalam tiga golongan terapi, yaitu: 1. Operasi Operasi dilakukan pada stadium klinis I dan II, meliputi histerektomi radikal, histerektomi ekstrafasial, dan limpadenoktomi. Pada stadium klinis II, selain operasi juga dilakukan terapi radiasi (Tambunan, 1996). 2. Radioterapi Radioterapi adalah terapi yang dilakukan dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi. Terapi radiasi dilakukan pada stadium klinis IB. Selain radiasi, kadang juga dilakukan kemoterapi sebagai terapi kombinasi (Surbakti, 2004). 3. Kemoterapi Kemoterapi dilakukan bila terapi radiasi tidak mungkin dilakukan karena metastasis sudah sangat jauh. Umumnya diberikan pada stadium klinis IVB dan hanya bersifat paliatif (Prawirohardjo dan Wiknjosastro, 2008) Prognosis Kanker Serviks Faktor-faktor yang menentukan prognosis adalah umur penderita, keadaan umum, stadium klinis keganasan, ciri-ciri histologi sel tumor, kemampuan ahli yang menangani, dan fasilitas pengobatan yang tersedia (Prawirohardjo dan Wiknjosastro, 2008). Kemampuan mempertahankan kelangsungan hidup (survival rate) 5 tahun setelah pengobatan, yaitu: Untuk stadium klinis I : 70-85% Untuk stadium klinis II: 40-60%
13 Untuk stadium klinis II: 30-40% Untuk stadium klinis IV: <10% Pencegahan Pencegahan kanker dilakukan dengan cara penghindaran terhadap faktor risiko. Ada beberapa kegiatan pokok untuk pencegahan kanker, yaitu: a. Pencegahan primer yaitu dengan mengurangi pemaparan terhadap faktor risiko dan peningkatan daya tahan tubuh terhadap bahan karsinogenik dengan cara pembinaan pola hidup sehat. b. Pencegahan sekunder Deteksi dini bertujuan untuk menemukan penyakit pada fase prakanker. Salah satu bentuk pencegahan sekunder adalah pemeriksaan pap smir secara teratur. Pap smir adalah semata-mata alat skrining terutama pada wanita yang asimtomatis. Pemeriksaan pap smir ditujukan pada wanita yang telah melakukan hubungan seksual. Bagi wanita yang hidup normal, terutama wanita yang tidak berganti-ganti pasangan, tidak melakukan hubungan seksual <20 tahun, selalu merawat kebersihan alat kelamin, dan tidak merokok, pemeriksaan pap smir dapat dilakukan sekali setahun. Pada wanita dengan risiko tinggi sebaiknya melakukan pemeriksaan dua kali setahun secara teratur selama dua tahun. Jika hasilnya negatif, maka pemeriksaan selanjutnya dapat dilakukan setiap 3 tahun sekali sampai berumur 65 tahun (Hidayati, 2001). Pemeriksaan pap smir dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada masa haid karena darah haid dapat mengaburkan pada saat pembacaan di bawah mikroskop. Bila ada lesi pada serviks, maka harus dilakukan biopsi. Hal ini dilakukan karena pada pap smir bisa didapatkan hasil negatif. Pap smir yang dilakukan bersama dengan biopsi akan lebih banyak menunjukkan hasil yang positif pada pasien-pasien stadium dini. Apabila hasil pemeriksaan pap smir positif, maka harus segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan oleh seorang ahli kandungan (Novak, 2007).
14 c. Pencegahan tersier Pencegahan tersier dilakukan dengan penyuluhan dan konseling terhadap penderita kanker serviks agar dapat menjalani kehidupan seksualnya secara normal Paritas Definisi Paritas Paritas menurut kamus kedokteran Dorlan adalah keadaan wanita sehubungan dengan kelahiran anak yang hidup Klasifikasi Paritas Paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara, dan grandemultipara (Prawirohardjo, 2009). a. Primipara Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di dunia luar (Varney, 2007). b. Multipara Multipara adalah wanita yang melahirkan anak lebih dari satu kali (Prawirohardjo, 2009). Multigravida adalah wanita yang sudah hamil dua kali atau lebih (Varney, 2007). c. Grandemultipara Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih, hidup atau mati (Mochtar, 2005). Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih (Varney, 2007).
15 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Paritas a. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah dalam menyerap informasi, sehingga kemampuan ibu dalam berpikir lebih rasional. Ibu yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan lebih berpikir rasional bahwa jumlah anak yang ideal adalah 2 orang (Friedman, 2003). b. Pekerjaan Pekerjaan adalah simbol status seseorang di masyarakat. Pekerjaan merupakan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang diinginkan. Banyak anggapan bahwa bila status pekerjaan seseorang tinggi, maka boleh mempunyai anak banyak karena mampu dalam memenuhi kebutuhan seharihari dengan baik (Friedman, 2003). c. Latar belakang budaya Kebudayaan secara tidak sadar mempengaruhi sikap seseorang di dalam masyarakat. Latar belakang budaya Indonesia yang menyatakan Banyak anak banyak rezeki telah mempengaruhi pola pikir dan sikap ibu tentang jumlah anak yang diinginkannya. d. Pengetahuan Pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku. Apabila ibu mengetahui dan memahami berapa jumlah anak yang ideal, maka ibu tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa yang ia ketahui (Friedman, 2003) Hubungan Paritas dengan Terjadinya Kanker Serviks Paritas diduga merupakan faktor risiko terjadinya kanker serviks. Menurut penelitian Surbakti (2004), paritas memiliki hubungan bermakna dengan terjadinya kanker serviks. Wanita dengan paritas 3 kali memiliki risiko 4,375 kali dibandingankan wanita dengan paritas <3 kali. Menurut Hoyo, et al. (2007), paritas >5 merupakan faktor risiko terjadinya kanker serviks.
16 Alasan fisiologis adanya hubungan antara paritas dengan terjadinya kanker serviks hingga kini masih belum jelas. Namun, diduga kanker serviks dipicu oleh perubahan hormonal yang terjadi selama masa kehamilan dan trauma servikal yang terjadi saat melahirkan (ACCP, 2004). Kehamilan juga dihubungkan dengan terjadinya immunosuppression yang memungkinkan terjadinya proses keganasan dan replikasi HPV (Hoyo, et al., 2007).
BAB I PENDAHULUAN BAB II ISI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum kanker serviks diartikan sebagai suatu kondisi patologis, dimana terjadi pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol pada leher rahim yang dapat menyebabkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pap smear 2.1.1. Definisi Pap smear Pap smear pertama kali diperkenalkan tahun 1928 oleh Dr. George Papanicolou dan Dr. Aurel Babel, namun mulai populer sejak tahun 1943. Pap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Patogenesis 2.1.1. Diagnosis Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel skuamosa. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau
Lebih terperinciBAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia
BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM pada tahun 2007. Data yang didapatkan adalah sebanyak 675 kasus. Setelah disaring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kanker leher rahim menduduki urutan pertama kejadian kanker ginekologis pada wanita secara keseluruhan di dunia. Di seluruh dunia kanker leher rahim menempati urutan
Lebih terperinciKanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN
20 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM Jakarta periode tahun 2004. Data yang didapatkan adalah sebanyak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kanker Serviks 2.1.1. Definisi Kanker Serviks Kanker serviks adalah tumor ganas yang paling sering ditemukan pada organ reproduksi wanita. Kanker serviks adalah kanker yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker yang menempati peringkat teratas diantara berbagai penyakit kanker
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), kanker serviks merupakan penyakit kanker yang menempati peringkat teratas diantara berbagai penyakit kanker yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal atau terus menerus dan tak terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat yang jauh dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan ketujuh dari seluruh kejadian keganasan pada manusia (Cancer Research United Kingdom, 2010).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lesi Prakanker 2.1.1 Pengertian Lesi prakanker serviks atau disebut juga lesi intraepitel serviks (cervical intraepithelial neoplasia) merupakan awal dari perubahan menuju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan pembangunan di Indonesia memberi dampak pada bergesernya pola penyakit. Selain penyakit infeksi, saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks adalah penyakit keganasan serviks akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya. Kanker serviks
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kanker serviks merupakan suatu penyakit keganasan pada leher rahim atau serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada wanita di dunia
Lebih terperinciKanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?
Kanker Serviks Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Carcinoma Cervicis Uteri A.1. Definisi Carcinoma Cervicis Uteri Carcinoma (Ca) adalah pertumbuhan sel yang abnormal yang tumbuh terus - menerus secara tak terbatas, tidak terkoordinasi,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang dapat menyerang jaringan disekitarnya dan jika berlanjut dapat menyerang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Leher Rahim 2.1.1 Definisi Kanker adalah istilah yang digunakan untuk pertumbuhan sel dan jaringan yang ganas, otonom dan tidak terkontrol. Pertumbuhan tersebut membentuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Serviks merupakan bagian bawah uterus yang menonjol ke dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi dan Histologi Serviks Serviks merupakan bagian bawah uterus yang menonjol ke dalam liang vagina sebagai porsio vaginalis dan menghubungkan organ ini ke vagina melalui
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri
78 BAB 6 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri stadium lanjut yaitu stadium IIB dan IIIB. Pada penelitian dijumpai penderita dengan stadium IIIB adalah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sehingga menyebabkan tumbuhnya daging pada tubuh yang normal.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kanker dan Kanker Serviks Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh ketidakteraturan hormon sehingga menyebabkan tumbuhnya daging pada tubuh yang normal. Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan merupakan salah satu kanker yang paling sering menyerang wanita di seluruh dunia. Bahkan menurut Badan Kesehatan Dunia, WHO, kanker jenis ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kanker sistim reproduksi meliputi kanker serviks, payudara, indung telur,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker sistim reproduksi meliputi kanker serviks, payudara, indung telur, rahim dan alat kelamin perempuan. Kanker serviks merupakan kanker yang paling banyak diderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini kanker serviks uteri merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kanker Serviks Kanker Serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim /serviks yang merupakan bagian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi uraian tentang teori-teori yang berkaitan dengan penelitian. Uraian pada bagian ini dimulai dari konteks atau ruang lingkup penelitian tentang konsep kanker serviks,
Lebih terperinciSeri penyuluhan kesehatan. Kanker Leher Rahim. Dipersembahkan dengan gratis. Oleh: Klinik Umiyah. Jl. Lingkar Utara Purworejo,
Seri penyuluhan kesehatan Kanker Leher Rahim Dipersembahkan dengan gratis Oleh: Klinik Umiyah www.klinik-umiyah.com Jl. Lingkar Utara Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia Pengertian dan gejala kanker leher
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terutama pada daerah transformasi epitel gepeng serviks. Sebagian besar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks adalah keganasan yang berasal dari epitel pada serviks terutama pada daerah transformasi epitel gepeng serviks. Sebagian besar kanker serviks adalah epidermoid
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Papanicolaou smear atau Pap smear adalah metode yang digunakan untuk
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pap smear 1.1 Pengertian Pap smear Pap smear pertama kali diperkenalkan pada tahun 1928 oleh dokter Yunani Dr. George N. Papanicolau dan Dr. Aurel Babel, tetapi mulai populer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rahim yaitu adanya displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyakit kanker
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker leher rahim merupakan penyakit keganasan yang terjadi pada leher rahim. Perjalanan penyakit ini didahului dengan kondisi lesi pra-kanker leher rahim yaitu adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker tersering nomor tujuh secara. keseluruhan, namun merupakan kanker terbanyak ke-dua di dunia pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kanker serviks adalah kanker tersering nomor tujuh secara keseluruhan, namun merupakan kanker terbanyak ke-dua di dunia pada wanita setelah kanker payudara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduk yang hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan suatu pertumbuhan abnormal dari sel sel serviks uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di RSDK tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan dengan usia rata-rata 55 tahun (Stoler, 2014). Diperkirakan terdapat 500.000 kasus baru setiap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau porsio). Perjalanan penyakit karsinoma sel kuamosa serviks merupakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kanker serviks adalah kanker primer dari serviks (kanalis servikalis atau porsio). Perjalanan penyakit karsinoma sel kuamosa serviks merupakan salah satu model karsinogenesis yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Karsinoma serviks merupakan kanker kedua tersering di dunia dan pertama di Indonesia.,1,3 Gambaran histologik tersering dari karsinoma serviks adalah tipe sel skuamosa.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Lesi prakanker leher rahim yang sangat dini dikenal dengan Neoplasi
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lesi Prakanker Lesi prakanker leher rahim yang sangat dini dikenal dengan Neoplasi Intraepitelial Serviks atau NIS, yang ditandai dengan adanya perubahan displastik epitel serviks.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia terdapat banyak kasus yang berkaitan dengan kesehatan, salah satunya adalah munculnya penyakit, baik menular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga, dipelihara, dan dibina sebaik-baiknya sehingga dapat tercapai kualitas hidup yang baik. World Health Organisation
Lebih terperinciKanker Leher Rahim (serviks)
Kanker Leher Rahim (serviks) DEFINISI Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/ serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji potong lintang atau cross sectional untuk menganalisa faktor faktor gaya hidup pada wanita peserta program
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tidak terkendali yang dapat menyusup ke jaringan tubuh normal sehingga
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Serviks dan Pap Smear Kanker merupakan gangguan pada gen atau proses pertumbuhan sel yang tidak terkendali yang dapat menyusup ke jaringan tubuh normal sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang dianggap sebagai masalah besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang dianggap sebagai masalah besar di dunia. Setiap tahun dijumpai hampir 6 juta penderita baru yang diketahui mengidap kanker dan lebih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Kanker Leher Rahim
7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kanker Serviks a. Pengertian Kanker Leher Rahim Kanker adalah pertumbuhan abnormal dari suatu sel atau jaringan dimana sel atau jaringan tersebut tumbuh dan
Lebih terperinciBeberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya
Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut
Lebih terperinciKANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS
KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS OLEH : Dr. EMI RACHMAWATI. CH PUSAT KLINIK DETEKSI DINI KANKER GRAHA YAYASAN KANKER INDONESIA WILAYAH DKI JL.SUNTER PERMAI RAYA No.2 JAKARTA UTARA 14340 Pendahuluan Kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang menyerang wanita. Kanker ini adalah kanker ketiga yang umum diderita oleh wanita secara global
Lebih terperinciKUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN
KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN 2012 I. INFORMASI WAWANCARA Tanggal Wawancara.../.../... No. Urut Responden...
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker masih menjadi penyakit pembunuh nomor dua di dunia saat ini setelah penyakit jantung dan pembuluh darah. Dalam aspek ini, kanker menjadi masalah kesehatan penting
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker serviks adalah keganasan yang berasal dari sel- sel serviks uterus. 7 Serviks terletak pada sepertiga bawah uterus dan terproyeksi melalui bagian atas dinding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit tidak menular. Penyakit ini timbul akibat kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat menyerang berbagai
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013
ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2013 Indra Josua M. Tambunan, 2014 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr, MS, MM, M.Kes, AIF.. Kanker serviks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular. Salah satu
0 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia sebagai negara berkembang tengah mengalami transisi epidemiologi, yang ditandai dengan beralihnya pola penyakit dari yang semula didominasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah kanker yang dimulai di leher rahim, bagian dari rahim atau rahim yang membuka ke dalam vagina.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Karsinoma serviks merupakan kanker kedua tersering di dunia dan pertama di Indonesia. 1,5 Gambaran histologik tersering dari karsinoma serviks adalah karsinoma sel skuamosa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker adalah penyakit yang sangat berbahaya bahkan dapat mengakibatkan kematian. Sampai saat ini kanker masih menjadi momok bagi semua orang, hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker ovarium (kanker indung telur) merupakan penyebab nomor satu dari seluruh kematian yang disebabkan kanker pada saluran reproduksi. Penderita kanker ini umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO), kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia pada kaum hawa dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini. sebanyak jiwa per tahun (Emilia, 2010).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki urutan ke dua dari penyakit kanker yang menyerang perempuan di dunia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Praktik pencegahan kanker servik Terbentuknya praktik terutama pada orang dewasa dimulai domain kognitif (pengetahuan) dalam arti subjek tahu terebih dahulu terhadap stimulus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Lesi Prakanker Leher Rahim Istilah lesi prakanker leher rahim (displasia serviks) telah di kenal luas di
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lesi Prakanker Leher Rahim Istilah lesi prakanker leher rahim (displasia serviks) telah di kenal luas di seluruh dunia, lesi prakanker disebut juga lesi intraepithel servik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker terbanyak ketiga, pada perempuan di seluruh dunia dan diperkirakan terjadi 529.000 kasus baru setiap tahunnya dan 275.000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah kesehatan bagi wanita, sebab penyakit akibat human papilloma virus (HPV) tersebut menjadi salah satu penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit yang paling umum yang diakibatkan oleh HPV. Hampir semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Papilomavirus (HPV) merupakan virus yang paling umum menginfesi saluran reproduksi. Wanita maupun pria akan terkena infeksi virus ini ketika mereka telah aktif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat
Lebih terperinciKata Kunci : umur, paritas,usia menikah,stadium kanker serviks Daftar Pustaka : 15 buku
FAKTOR RISIKO KANKER SERVIKS DI RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH PADA TAHUN 2013 AGUS LUSIANA Mahasiswi D-IV Kebidanan STIKes Ubudiyah Banda Aceh Intisari Kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan uterus abnormal (PUA) menjadi masalah yang sering dialami oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan mengeluh menoragia,
Lebih terperinciSee & Treat untuk Skrining Lesi Prakanker Serviks
See & Treat untuk Skrining Lesi Prakanker Serviks ---------------------------------------------------------------------- Dr. John Wantania, SpOG, IBCLC Lesi prakanker serviks telah dikenal luas di seluruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi
BAB 1 PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Masalah yang terdapat dalam kesehatan reproduksi salah satunya terjadi pada sistem organ reproduksi.kanker reproduksi meliputi kanker alat kelamin perempuan, kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kerentanan fisik individu sendiri, keadaan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konferensi International tentang Kependudukan dan Pembangunan/ICPD (International Confererence on Population and Development) di Kairo tahun 1994 menyepakati perubahan
Lebih terperinciNo. Responden: B. Data Khusus Responden
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN TEST IVA PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA KOTA MEDAN TAHUN 2016 A.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. biologis atau fisiologis yang disengaja. Menopause dialami oleh wanita-wanita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Menopause merupakan salah satu proses dalam siklus reproduksi alamiah yang akan dialami setiap perempuan selain pubertas, kehamilan, dan menstruasi. Seorang perempuan
Lebih terperinciKuTiL = KankeR LeHEr RaHIM????
KuTiL = KankeR LeHEr RaHIM???? Abstrak Jangan salah tafsir!!! Bukan berarti orang yang kutilan itu punya kanker rahim, terutama pada wanita. Karena memang bukan itu yang dimaksud. Disini dimaksudkan bahwa
Lebih terperinciBioLink Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan HUBUNGAN JUMLAH PARITAS ANAK DENGAN ANGKA KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI DR.
BioLink, Vol. 2 (2) Januari 2016 p-issn: 2356-458x e-issn:2597-5269 BioLink Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/biolink HUBUNGAN JUMLAH PARITAS
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
16 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Serviks Uteri Serviks adalah bagian khusus dari uterus yang terletak di bawah isthmus. Pada sisi anterior, batas atas serviks, ostium interna letaknya kurang lebih
Lebih terperinciDETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA. Dosen STIKES Aisyiyah Surakarta Prodi D III Kebidanan
GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 (681-694) DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA Sri Kustiyati, Winarni Dosen STIKES Aisyiyah Surakarta Prodi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan kanker ginekologi yang paling sering terjadi pada wanita, penyebab utamanya adalah adanya infeksi virus, yaitu oleh human papilloma virus (HPV)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim) sebagai akibat adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal
Lebih terperinciKanker Servix. Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical Cancer), atau kanker pada leher rahim.
Kanker Servix Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical Cancer), atau kanker pada leher rahim. Benar, sesuai dengan namanya, kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada
Lebih terperinciKanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks adalah kanker yang terdapat pada serviks atau leher rahim, yaitu area bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. (Emilia, 2010). Pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kanker serviks adalah suatu penyakit kanker terbanyak kedua di seluruh dunia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Serviks Kanker serviks adalah suatu penyakit kanker terbanyak kedua di seluruh dunia yang mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa Negara menjadi penyebab
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deteksi Dini Kanker Leher Rahim 2.1.1 Tes PAP Pap smear (juga dikenal sebagai tes Pap) adalah suatu tindakan medis yang mana mengambil sampel sel dari serviks (leher rahim)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks merupakan masalah kesehatan yang melanda negara negara di dunia termasuk Indonesia. Kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua setelah kanker payudara
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN CARSINOMA CERVIX DI RUANG B3 GINEKOLOGI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN CARSINOMA CERVIX DI RUANG B3 GINEKOLOGI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Belajar Klinik Keperawatan Maternitas DISUSUN OLEH : Puput
Lebih terperinciBAB XXIV. Kanker dan Tumor. Kanker. Masalah pada leher rahim. Masalah pada rahim. Masalah pada payudara. Masalah pada indung telur
BAB XXIV Kanker dan Tumor Kanker Masalah pada leher rahim Masalah pada rahim Masalah pada payudara Masalah pada indung telur Jenis kanker lain yang sering ditemukan Ketika kanker tidak dapat disembuhkan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker leher rahim adalah salah satu keganasan atau neoplasma yang terjadi di daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari rahim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu untuk periode 5 tahun sebelum survey ( )
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu bersama dengan Angka Kematian Bayi senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pap smear merupakan salah satu pemeriksaan skrining yang penting untuk mendeteksi adanya karsinoma serviks sejak dini. Pap smear sangat penting di Indonesia mengingat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kanker Serviks a. Definisi kanker serviks Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal atau terus menerus dan tidak terkendali, dapat merusak jaringan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanjang ke bawah hingga bagian atas vagina. Serviks mengelilingi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Anatomi Serviks Serviks atau leher rahim adalah bagian dari organ reproduksi wanita yang terletak sepertiga lebih rendah dari rahim atau uterus. Tubular serviks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar masyarakat, oleh karena itu setiap individu dituntut untuk menjaga kesehatannya. Dalam usaha menjaga kesehatan, seseorang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang
Lebih terperinciKanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko
Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron
Lebih terperinci