BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sehingga menyebabkan tumbuhnya daging pada tubuh yang normal.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sehingga menyebabkan tumbuhnya daging pada tubuh yang normal."

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kanker dan Kanker Serviks Kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh ketidakteraturan hormon sehingga menyebabkan tumbuhnya daging pada tubuh yang normal. Pertumbuhan daging yang tidak normal ini dapat terjadi pada jaringan mana saja termasuk pada alat kelamin wanita, khusunya leher rahim (serviks). 13 Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah berkembangnya sel kanker menyelimuti leher rahim, dimana hal ini berlangsung lama. Sebelum menjadi kanker, sel kanker mengalami perubahan, dimana tanda perubahan mengindikasikan kanker mungkin berkembang Penyebab Kanker 1 Secara umum kanker disebabkan oleh banyak faktor. Secara umum faktorfaktor yang dianggap sebagai penyebab kanker adalah : 1. Faktor Kimia DiInggris ditemukan banyak kanker kulit pada pekerja pembersih cerobong asap. Kanker kulit juga banyak ditemukan pada pekerja pabrik cat. 2. Penyinaran Sinar ultraviolet yang berasal dari sinar matahari dianggap penyebab kanker, ditemukan pada kulit putih yang berjemur di matahari. Sinar lain seperti sinar X (rontgen) dan radiasi bom atom disebut pula sebagai penyebab kanker.

2 3. Virus Adapun virus yang menyebabkan kanker serviks adalah virus golongan DNA yaitu virus Herpes Simplex 2 dan Human Papilloma Virus (HPV). 4. Makanan Salah satu contoh yang dihasilkan oleh jamur pada kacang dan padi-padian sebagai penyebab kanker hati. 5. Hormon Pengaruh hormon dianggap cukup besar, terlihat pada kanker payudara, rahim dan ovarium Mekanisme Kanker 1 Beberapa konsep dasar tentang mekanisme penyebab terjadinya kanker adalah Doll s Nature, nurture and luck dan teori promotion dan initiation Doll s Nature, Nurture and Luck 1 Nature adalah bawaan genetika dari invidu sejak lahir, misalnya orang kulit putih lebih berkemungkinan menderita kanker kulit daripada orang berkulit berwarna. Nurture berkaitan dengan apa yang telah dilakukan sejak lahir, seperti gaya hidup seseorang. Luck berkaitan dengan kata nasib atau faktor kemungkinan, misalnya ada orang mati muda 40 tahun dengan kanker dan ada yang hidup sampai 70 tahun tanpa kanker, dimana keduanya mempunyai faktor genetika (nature) dan gaya hidup (nurture) yang sama. Gabungan ketiga faktor di atas yang menentukan terjadinya kanker. Nature dan nurture memberikan kemungkinan seseorang mendapat kanker, dan kemudian bersama faktor luck menentukan terjadinya kanker.

3 Teori Promotion and Initiation 1 Permulaan terjadinya kanker dimulai dengan adanya zat bersifat initiation, yang merangsang permulaan perubahan sel. Untuk terjadinya kanker, initiation perlu disusul dengan zat promotion yang mempunyai efek reversible terhadap perubahan sel sehingga diperlukan rangsangan yang lama dan berkesinambungan. Tahap initiation merupakan sebuah keterpaparan tunggal yang singkat tetapi tinggi, dapat menginduksi perubahan pada sel berupa ploriferasi setempat. Perubahan ini belum sampai pada tingkat menyebabkan tumor. Agent initiation berupa unsur kimia fisik atau biologis yang berkemampuan beraksi langsung dan mengubah struktur dasar komponen genetik/dna sel. Keadaan selanjutnya diikuti dengan tahap promotion, dimana proses ini ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya formasi tumor yang dapat berlangsung lama, minggu sampai tahunan Faktor Risiko Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seorang perempuan terkena kanker serviks adalah : a. Menikah atau memulai aktivitas seksual pada usia muda Hubungan seksual pada usia muda yaitu kurang dari 15 tahun dapat meningkatkan risiko relatif sebanyak 12 kali untuk terkena kanker serviks. 14 Serviks yang belum matang (immatur) dari wanita muda (20 tahun ke bawah), hanya diliputi lapisan sel yang halus, oleh karena itu mempunyai daya tahan rendah terhadap infeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang ditularkan pada waktu hubungan seksual. 15

4 b. Kegiatan seksual yang banyak Terjadinya rangsangan terus menerus pada serviks, misalnya karena frekuensi seksusal yang cukup tinggi merupakan hal yang membahayakan, karena bisa terjadi radang atau luka, termasuk yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis dan adanya benda-benda yang merangsang serviks. Ini potensial menyebabkan kanker dikemudian hari. 2 c. Trauma kronis pada serviks Trauma ini terjadi karena persalinan yang berulang kali (paritas) adanya infeksi dan iritasi menahun. 16 Di perkirakan risiko 3-5 kali lebih besar pada wanita yang sering partus untuk terjadi kanker serviks. 17 Robekan pada bagian leher rahim yang tipis kemungkinan dapat menyebabkan timbulnya suatu peradangan dan selanjutnya berubah menjadi kanker. 13 d. Higiene Alat genital yang kurang bersih, akan mempermudah terjadinya servisitas yang dipercaya erat kaitannya dengan terjadinya kanker serviks, misalnya melakukan hubungan seks saat menstruasi. 13 e. Tingkat Pendidikan Menurut distribusi kanker serviks disub.bagian onkologi ginekologi FKUI/RSCM ( ) pada umumnya penderita kanker serviks berpendidikan ratarata 3,94-6,71 tahun (Sekolah Dasar). 2

5 f. Kontrasepsi Pemakaian kontrasepsi oral lebih dari 4 atau 5 tahun dapat meningkatkan resiko terkena kanker serviks 1,5-2,5 kali. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kontrasepsi oral menyebabkan perempuan sensitif terhadap HPV yang dapat menyebabkan adanya peradangan pada genetalia sehingga beresiko untuk terjadi kanker serviks. 18 g. Human Papilloma Virus (HPV) Human Papilloma Virus (HPV) adalah DNA virus yang menimbulkan proliferasi pada permukaan epidermal dan mukosa. Infeksi virus papilloma sering terdapat pada wanita yang aktif secara seksual. Dari beberapa pemeriksaan laboratorium, terbukti bahwa lebih 90% kondiloma serviks, semua kanker serviks mengandung DNA HPV hubungan yang kuat, dengan setiap tipe HPV mempunyai hubungan patologik yang berbeda. 18 Dari 70 tipe HPV yang diketahui saat ini ada 10 tipe yang erat kaitannya dengan kejadian kanker serviks antara lain tipe, 16, 18, 31, 33, 35, 45, 51, 52, 56, dan 58. Tipe HPV virus ini diberi nomor sesuai dengan urutan ditemukannya. DNA virus dapat berintegrasi dengan sel serviks menyebabkan terjadinya kemungkinan mutasi, dan bila mutasi terjadi pada gen p 53 (suatu gen untuk menekan proses pertumbuhan neoplasma) maka fungsinya terganggu. 19 Penelitian yang dilakukan RSCM bekerjasama dengan Universitas Leiden, Belanda (2000) menunjukkan HPV ditemukan pada 96% penderita kanker serviks. 20 Menurut Sylvia yang dikutip dari penelitian Schwartz (2001) memperlihatkan bahwa perempuan dengan HPV tipe 18 memiliki angka mortalitas tertinggi dan prognosis lebih buruk. 21

6 2.5. Patogenesis 17 Secara histopatologis pertumbuhan sel kanker serviks diklasifikasikan ke dalam empat stadium, yaitu : displasia, karsinoma in situ, karsinoma mikroinvasif, karsinoma invasif Displasia Displasia adalah satu lesi di dalam epitel yang menunjukkan sel-sel atipia dari berbagai tingkat yang dapat terjadi pada epitel skuamosa dan epitel metaplastik berasal dari mukosa endoserviks. 13 Terjadi pertumbuhan aktif disertai gangguan proses pematangan epitel serviks uteri yang dimulai pada bagian basal sampai ke lapisan superfisial. Awal perubahan dimulai di inti sel dimana rasio inti-sitoplasma bertambah, warna lebih gelap, bentuk dan besar sel mulai bervariasi, susunan tidak teratur dan mitosis aktif. Berdasarkan derajat perubahan sel individu dan lapisan sel epitel yang jelas mengalami perubahan, displasia dibagi dalam 3 derajat pertumbuhan, yaitu: displasia ringan, sedang, berat. a. Displasia Ringan Terjadi kekacauan polaritas yang minimal dimana inti sel selalu besar, tidak teratur, dan berwarna hitam/gelap. Mitosis kadang dapat ditemukan dan sel atipia menempati sampai sepertiga bawah ketebalan epitel. b. Displasia Sedang Derajat atipia lebih nyata dan sel atipia menempati sampai dua pertiga ketebalan epitel. Enampuluh persen displasia ringan dan sedang akan menjadi karsinoma invasif. c. Displasia Berat

7 Disini sel atipia sangat mencolok dan disertai kekacauan polaritas yang mencolok. Tampak sel berukuran besar dengan inti yang lebih gelap dan mitosis sangat mudah ditemuka dan hampir menempati seluruh ketebalan epitel Karsinoma In Situ Karsinoma in situ adalah satu lesi dimana seluruh epitel menunjukkan gambaran sel karsinoma. Tidak ada invasi dalam stroma di bawahnya. Tampak kekacauan polaritas yang nyata dengan sel berinti kecil hiperkromatik. Mitosis normal maupun atipik mudah ditemukan tersebar diseluruh lapisan epitel. Lesi ini sering mengikutsertakan kelenjer serviks Karsinoma Mikroinvasif Pada karsinoma mikroinvasif disamping derajat pertumbuhan sel meningkat, juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stroma sejauh tidak lebih 5 mm dari membrana basalis. Biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker atau ditemukan bertepatan pada pemeriksaan penyakit lain di serviks uteri. Pada pemeriksaan fisik juga tidak terlihat perubahan pada porsio. Akan tetapi dengan pemeriksaan kolposkopi dapat diprediksi adanya prakarsinoma Karsinoma Invasif Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol, besar dan bentuk sel bervariasi, inti gelap dan khromatin berkelompok tidak merata serta susunan sel makin tidak teratur. Sekelompok atau lebih sel tumor menginvasi membran basal dan tumbuh infiltratif ke dalam stroma. Kadang-kadang terlihat invasi sel tumor pada pembuluh getah bening ataupun pembuluh darah (angio invasi). Karsinoma invasif dibagi dalam tiga subtipe yaitu:

8 a. Karsinoma Sel Skuamos dengan Keratin Sekelompok sel mengandung keratin dan biasanya jenis tumor ini tumbuh di area ektoserviks dan kurang sensitif terhadap radioterapi. b. Karsinoma Sel Skuamos tanpa Keratin Tumor tumbuh di area peralihan sel skuamos-kolumnar, dimulai dari pertumbuhan metaplasia sel skuamos. Jenis tumor ini cukup sensitif terhadap radioterapi. c. Karsinoma Sel Kecil (Small Cell Carcinoma) Pertumbuhan tumor berasal dari sel cadangan epitel di area endoserviks. Ukuran sel kecil, bentuk memanjang atau oval. Tumor ini sensitif terhadap radiasi.

9 Pertumbuhan sel kanker seviks secara histopatologi dapat dilihat pada gambar dibawah ini: A. Displasia B. Karsinoma Insitu C. Karsinoma Mikroinvasif D. Karsinoma Invasif Gambar 1. Stadium Kanker Serviks Secara Histopatologi 23

10 2.6. Pertumbuhan Karsinoma Invasif 17 Karsinoma invasif muncul di area bibir posterior atau anterior serviks dan biasanya meluas ketiga jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri. Kemudian meluas perkontinuitatum ke dinding vesika urinaria, rektum, ligamentum uterosakral dan organ sekitarnya. Dalam pertumbuhan karsinoma serviks invasif dikenal tiga bentuk kelainan yaitu pertumbuhan eksofitik, pertubuhan endofitik dan pertumbuhan nodul Pertumbuhan Eksofitik Bentuk bunga kol, tumbuh ke arah vagina dan dapat mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi ke dalam parametrium. Bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan pendarahan Pertumbuhan Endofitik Biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progresif meluas ke forniks posterior dan anterior ataupun ke corpus uteri dan parametrium Pertumbuhan Nodul (Tong) Biasanya dijumpai pada endoserviks yang lama kelamaan lesi berubah menjadi berbentuk ulkus. Perbedaan bentuk tidak ada hubungannya dengan jenis histopatologi, kecuali bentuk nodul yang berasal dari endoserviks dimana sebagian besar merupakan karsinoma sel kecil.

11 2.7. Gejala Klinik Pada kanker serviks gejala yang sering ditemukan adalah keputihan, pendarahan sentuh, dan pengeluaran cairan encer. Pada awal penyakit sering tidak terdapat gejala apapun. Jika ditemukan keputihan kemungkinan kanker serviks perlu diwaspadai walaupun gejala tersebut bukanlah gejala yang khas dari kanker serviks dan pada keadaan yang lanjut dapat ditemukan perdarahan dari kemaluan setelah melakukan senggama (perdarahan pasca senggama), jika lebih berat lagi dapat terjadi perdarahan yang tidak teratur (metrorhagia). Pada keadaan yang lebih lanjut dapat terjadi pengeluaran cairan kekuningan kadang-kadang bercampur darah dan berbau sangat busuk dari liang senggama. Muka penderita tampak pucat karena terjadi perdarahan dalam waktu yang lama. Anemia sering ditemukan sebagai akibat perdarahan-perdarahan pervagina dan akibat penyakit, berat badan biasanya baru menurun pada stadium klinik III. 24 Rasa nyeri di daerah pinggul atau di ulu hati dapat disebabkan oleh tumor yang terinfeksi atau radang panggul. Rasa nyeri di daerah pinggang dan punggung dapat terjadi karena terbendungnya saluran kemih sehingga ginjal menjadi membengkak (hidronefrosis) atau karena penyebaran tumor kelenjer getah bening di sepanjang tulang belakang (para aorta). Juga pada stadium lanjut dapat timbul rasa nyeri di daerah panggul, disebabkan penyebaran tumor ke kelenjer getah bening dinding panggul. Timbulnya perdarahan dari saluran kemih dan perdarahan dari dubur dapat disebabkan oleh penyebaran tumor ke kandung kemih dan ke rektum. 24 Semakin lanjut dan bertambah parahnya penyakit, penderita kanker serviks akan menjadi kurus, anemia, malaise, nafsu makan hilang (anoreksia), gejala uremia, syok dan

12 dapat sampai meninggal dunia.. Tiga puluh persen dari kanker serviks ditemukan pada waktu Tes Pap tanpa keluhan Stadium Klinik dan Prognosis Kanker Serviks Stadium Klinik 16 Tujuan penentuan stadium klinik adalah untuk dapat merumuskan prognosis, menentukan jenis pembatasan cacat, dan agar hasil penanganan dari berbagai stadium dapat dibandingkan. Stadium klinik yang sering digunakan adalah klasifikasi yang dianjurkan oleh International Federation Of Gynecology and Obstetricts (IFGO), yaitu sebagai berikut Stadium 0 : Karsinoma in situ atau karsinoma intraepitel, selaput basal masih utuh. Stadium I : Karsinoma dengan jelas terbatas pada serviks (perluasan ke korpus harus diabaikan) IA : Karsinoma mikroinvasif, proses telah menembus selaput basal, tetapi tidak melebihi 3 mm, dan tidak terdapat sel ganas di pembuluh darah atau pembuluh limfe. IB.occ : (IB, occult = IB yang tersembunyi), secara klinis tumor ini belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histologik ternyata tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia. IB :Secara klinis sudah diduga adanya tumor ganas dan secara histologik terdapat invasi ke stroma.

13 Stadium II : Karsinoma tumbuh meluas keluar serviks ke vagina tetapi belum mencapai 1/3 distal vagina ataupun dinding pelvis. IIA :Proses sudah meluas ke vagina dalam batas 2/3 proksimal. Parametrium masih bebas dari proses. IIB : Proses sudah meluas ke parametrium tetapi belum sampai ke dinding panggul, proses pada vagina tidak menjadi persoalan selama masih dalam batas 2/3 proksimal. Stadium III : Penyebaran telah terjadi ke 1/3 distal vagina atau ke parametrium sampai dinding panggul. IIIA : Penyebaran ke 1/3 distal vagina, tetapi belum sampai ke dinding panggul. IIIB Stadium IV : Penyebaran telah sampai ke dinding panggul. : Proses telah mencapai mukosa rectum atau kandung kencing atau telah terjadi metastasis ke luar panggul kecil atau ke tempat-tempat jauh. IVA : Proses telah mencapai mukosa rektum atau kandung kencing atau telah terjadi metastasis ke luar panggul kecil, metastasis jauh belum terjadi (penyebaran pertumbuhan ke organ-organ bersebelahan). IVB : Telah terjadi metastasis jauh (menyebar ke organ yang jauh).

14 Prognosis Makin tinggi stadium klinik kanker serviks maka prognosisnya semakin buruk. Untuk itu program pencegahan kanker tingkat I dan II harus ditingkatkan. Program pencegahan tingkat I yaitu penerangan kepada masyarakat. Sedangkan tingkat II yaitu pemeriksaan kolposkopi dan sediaan apusan vagina Epidemiologi Insidens kanker serviks menurut Depatemen Kesehatan (2000), 100 per perempuan pertahun, sedangkan dari data laboratorium patologi anatomi seluruh indonesia, frekuensi kanker serviks adalah paling tinggi diantara kanker yang ada di Indonesia maupun di Rumah Sakit Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, bila dilihta penyebarannya 92,4% terakumulasi di Jawa dan Bali. 9 Insiden kanker seviks di Indonesia menunjukkan puncaknya pada kelompok umur tahun sebesar 32,40% dan kelompok umur tahun sebesar 31,40% dari penderita kanker seviks pada semua kelompok umur. Pada perempuan usia tahun dan masih aktif berhubungan seksual berisiko terkena kanker serviks sekitar 5-10%. 2 Secara umum, stadium IA lebih sering ditemukan pada kelompok umur tahun, sedangkan untuk stadium IB dan II sering ditemukan pada kelompok umur tahun. Pada stadium III dan IV ditemukan pada kelompok umur tahun. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (1998) stadium I-IIB sering ditemukan pada kelompok umur tahun (34,29%), sedangkan stadium III-VIB ditemukan pada kelompok umur tahun (32,50%) dari 452 penderita kanker seviks pada semua kelompok umur. 9 Menurut penelitian Sirait di RSCM (1997) probabilitas ketahanan hidup penderita kanker

15 serviks masih rendah karena sebagian besar (75,45%) penderita datang dalam keadaan stadium lanjut dan sekitar 18 % tidak meneruskan pengobatannya. 25 Kanker serviks mempunyai insidens yang tinggi dinegara berkembang dan di Indonesia khususnya, frekuensi relatif di Indonesia adalah 27% berdasarkan data patologi atau 16% berdasarkan data Rumah sakit. Lebih dari tida perempat kanker ginekologik (kandungan) di RSCM adalah kanker serviks dan 62% diantaranya dangan stadium lanjut dan merupakan penyebab kematian terbanyak diantara kematian kanker ginekologik yaitu 66% Diagnosa Kanker Serviks Kanker serviks pada masa prakanker ataupun stadium awal tidak menimbulkan gejala ataupun keluhan sehingga dengan membuat diagnosis sedini mungkin dan memulai pengobatan yang sesuai, hasil yang diperoleh akan lebih baik sehingga jumlah perempuan yang meninggal akibat kanker serviks dapat berkurang atau dicegah. Case finding sangat penting dan perlu diutamakan disamping upaya pencegahan. Tiga puluh persen dari kanker serviks ditemukan pada waktu skrining Tes Pap tanpa keluhan Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan serviks merupakan prosedur mutlak yang perlu dilakukan untuk melihat perubahan portio vaginalis dan mengambil bahan apusan untuk pemeriksaan sitologi ataupun biopsi. Setelah biopsi, pemeriksaan dilanjutkan dengan palpasi bimanual vagina dan rektum untuk mengetahui luas massa tumor pada serviks, parametrium dan rektum.

16 Tes Pap (Pap s smear) Tes Pap merupakan salah satu pemeriksaan sel serviks untuk mengetahui perubahan sel, sampai mengarah pada pertumbuhan sel kanker sejak dini. Apusan sitologi pap diterima secara universal sebagai alat skrining kanker serviks. Metode ini peka terhadap pemantauan derajat perubahan pertumbuhan epitel serviks termasuk displasia dan karsinoma in situ, sehingga pertumbuhan lebih lanjut dapat dicegah. 9 Pemeriksaan Tes Pap dianjurkan dilakukan secara berkala meskipun tidak ada keluhan apa-apa terutama bagi yang berisiko (1-2 kali setahun). Berkat teknik Tes Pap, angka kematian kanker serviks turun sampai 75% Kolposkopi Kolposkopi adalah alat ginekologi yang digunakan untuk melihat perubahan stadium dan luas pertumbuhan abnormal epitel serviks. Metode ini mampu mendeteksi prakarsinoma serviks dengan akurasi diagnostik yang cukup tinggi. 28 Namun kolposkopi memerlukan biaya yang besar, pemeriksaan memerlukan waktu dan prosedur pemeriksaan kurang praktis dibandingkan dengan Tes Pap. Itulah sebabnya kolposkopi hanya digunakan selektif pada sitologi Tes Pap abnormal yaitu displasis dan karsinoma in situ ataupun pada kasus yang klinis mencurigakan maligna. Kombinasi kolposkopi dan Tes Pap memberi ketepatan diagnostik yang lebih kuat lagi. 9 Sensitivitas tes Pap dan kolposkopi masing-masing 55% dan 95%, dan spesifisitas masing-masing 78,1% dan 99,7%. 19

17 Konisasi Kalau pemeriksaan Kolposkopi tidak memuaskan, konisasi harus di lakukan yaitu pengawasan endoserviks dengan serat asetat selulosa dimana daerah abnormal ternyata masuk ke dalam kanalis servikalis Biopsi Biopsi memerlukan prosedur diagnostik yang penting sekalipun sitologi apusan serviks menunjukkan karsinoma. Spesimen diambil dari daerah tumor yang berbatasan dengan jaringan normal. 9 Jaringan yang diambil diawetkan dengan formalin selanjutnya diproses melalui beberapa tahapan hingga jaringan menjadi sediaan yang siap untuk diperiksa secara mikroskopis Pencegahan Pencegahan adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi angka kesakitan dan angka kematian akibat kanker serviks. Pencegahan terdiri dari beberapa tahap yaitu pencegahan primodial, pencegahan primer, pencegahan sekunder, pencegahan tertier Pencegahan Primodial Tujuan pencegahan primodial adalah mencegah timbulnya faktor risiko kanker serviks bagi perempuan yang belum mempunyai faktor risiko dengan cara, seperti pendidikan seks bagi remaja, menunda hubungan seks remaja sampi pada usia yang matang yaitu lebih dari 20 tahun. 19

18 Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention) Pencegahan primer adalah upaya yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan faktor risiko bagi perempuan yang mempunyai faktor risiko. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan primer dapat dilakukan pada kanker serviks, maka perlu diketahui karsinogenesisnya yaitu bagaimana kanker dapat timbul. Pencegahan dilakukan dengan menghindari diri dari bahan karsinogen atau penyebab kanker. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan: 28,29 a. Segi kebiasaan i. Hindari hubungan seks terlalu dini Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang perempuan yang sudah benarbenar matang. Ukuran kematangan bukan hanya di lihat dari ia sudah menstruasi atau belum, tetapi juga bergantung pada kematangan sel-sel mukosa yang terdapat di selaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah perempuan berusia 20 tahun ke atas. Terutama untuk perempuan yang masih dibawah 16 tahun mempunyai risiko yang tinggi terkena kanker serviks bila telah melakukan hubungan seks. Hal ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks perempuan. Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga belum siap menerima rangsangan dari luar, termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma sehingga sel-sel ini bisa berubah sifat menjadi kanker. ii. Hindari kebiasaan berganti-ganti pasangan seks Resiko terkena kanker serviks lebih tinggi pada perempuan yang berganti-ganti pasangan seks daripada yang tidak. Hal ini terkait dengan kemungkinan tertularnya

19 penyakit kelamin, salah satunya Human Papiloma Virus (HPV). Virus ini akan mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi banyak, bila terlalu banyak dan tidak sesuai dengan kebutuhan, akan menjadi kanker iii. Hindari kebiasaan pencucian vagina Kebiasaan mencuci vagina dengan obat-obatan antiseptik bisa menimbulkan kanker serviks, douching atau cuci vagina menyebabkan iritasi di serviks seperti penggunaan betadin untuk pencucian vagina. Iritasi berlebihan dan terlalu sering akan merangsang terjadinya perubahan sel, yang akhirnya menjadi kanker. Sebaiknya pencucian vagina dengan bahan-bahan kimia tidak dilakukan secara rutin. Kecuali bila ada indikasi, misalnya, infeksi yang memerlukan pencucian zat-zat kimia dan atas saran dokter. Terlebih lagi pembersih tersebut umumnya akan membunuh kuman-kuman termasuk kuman Basillus doderlain di vagina yang memproduksi asam laktat untuk mempertahankan ph vagina, bila ph vagina tidak seimbang, maka kuman-kuman patogen, seperti jamur dan bakteri, mempunyai kesempatan untuk hidup di vagina. iv. Hindari kebiasaan menaburi talk Ketika vagina terasa gatal dan merah-merah, sering kali seorang perempuan menaburkan talk di sekitarnya. Pemakaian talk pada vagina perempuan usia subur bisa memicu terjadi kanker di daerah serviks dan ovarium (indung telur), karena pada usia subur sering ovulasi dan saat ovulasi dipastikan terjadi perlukaan di ovarium. Bila partikel talk masuk dan menempel di atas luka akan merangsang bagian luka untuk berubah sifat menjadi kanker dan kanker di ovarium akan menyebar ke area lainnya termasuk serviks. Apabila talk tersebut menumpuk dan mengendap maka akan menjadi benda asing dalam tubuh yang dapat merangsang sel normal menjadi kanker.

20 v. Upayakan pola hidup sehat dan Periksa kesehatan secara berkala dan teratur. b. Segi makanan 28,29 i. Pengaturan pola makanan sehari-hari juga diperlukan agar tubuh mempunyai cadangan antioksidan yang cukup sebagai penangkal radikal bebas yang merusak tubuh. ii. Perbanyak makan buah dan sayuran berwarna kuning atau hijau karena banyak mengandung vitamin seperti betakaroten, vitamin C, mineral, klorofil, dan fitonutrien lainnya. Klorofil bersifat radio protektif, antimutagenik, dan antikarsinogenik. iii. Kurangi makanan yang diasinkan, dibakar, diasap, atau diawetkan dengan nitrit karena dapat menghasilkan senyawa kimia yang dapat berubah menjadi karsinogen aktif. iv. Konsumsi makanan golongan kubis seperti kubis bunga, kubis tunas, kubis rabi, brokoli karena dapat melindungi tubuh dari sinar radiasi dan menghasilkan suatu enzim yang dapat menguraikan dan membuang zat beracun yang beredar dalam tubuh Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention) Pencegahan sekunder adalah upaya yang dilakukan untuk menentukan kasuskasus dini sehingga kemungkinan penyembuhan dapat ditingkatkan, termasuk skrining, deteksi dini (Pap s smear) dan pengobatan. Deteksi dini penyakit kanker dengan program skrining, dimana dengan program skrining dapat memperoleh beberapa keuntungan yaitu : memperbaiki prognosis pada sebagian penderita sehingga terhindar dari kematian akibat kanker, tidak diperlukan pengobatan radikal untuk mencapai kesembuhan, adanya perasaan tentram bagi mereka yang menunjukkan hasil negatif dan penghematan biaya karena pengobatan yang relatif murah.

21 Di beberapa negara maju yang telah melakukan program skrining penyakit kanker serviks dalam upaya menemukan penyakit pada tingkat prakanker, dapat menurunkan kematian sampai lebih dari 50%. 28 Adapun strategi skrining kanker serviks di Indonesia : 19 Mengingat di Indonesia kanker serviks masih menduduki urutan yang teratas, perlu dilakukan upaya untuk menanggulangi atau paling sedikit menurunkan angka kejadiannya. Konsep patogenesis kanker serviks mempunyai arti penting dalam skrining kanker serviks. Secara teoritis suatu program skrining penyakit kanker harus tepat guna dan ekonomis. Hal ini hanya dapat tercapai bila : a. Penyakit ditemukan relatif sering dalam populasi b. Penyakit dapat ditemukan dalam stadium pra-kanker c.teknik mempunyai kekhususan dan kepekaan tinggi untuk mendeteksi stadium prakanker d. Stadium pra-kanker ini dapat diobati secara tepat guna dan ekonomis e. Terdapat bukti pengobatan stadium pra-kanker menurunkan insiden kanker invasif. Kanker serviks mengenal stadium pra-kanker yang dapat ditemukan dengan skrining sitologi yang relatif murah, tidak sakit, cukup akurat; dan dengan bantuan kolposkopi, stadium ini dapat diobati dengan cara-cara konservatif seperti krioterapi, kauterisasi atau sinar laser, dengan memperhatikan fungsi reproduksi.

22 Adapun pengobatan yang dilakukan untuk penderita kanker serviks sebagai pencegahan tingkat kedua adalah : a.operasi (bedah) 19,28 Pada prinsipnya operasi sebagai pengobatan apabila kanker belum menyebar yang tujuannya agar kanker tidak kambuh lagi..operasi terutama dilakukan untuk kuratif disamping tujuan paliatif (meringankan). Operasi dilakukan pada karsinoma in situ dan mikrovasif, dalam operasi tumor dibuang dengan konisasi, koagulasi, ataupun histerektomi. Khusus karsinoma mikrovasif banyak ahli ginekoligik memilih tindakan histerektomi radikal (seluruh rahim diangkat berikut sepertiga vagina, serta penggantung rahim akan dipotong hingga sedekat mungkin dengan dinding panggul). Pada perempuan yang masih menginginkan anak atau penderita yang menolak histerektomi dapat dipertimbangkan konisasi atau elektrokoagulasi. Pada karsinoma invasif stadium IB dan IIA, lebih banyak dipilih tindakan operasi pengangkatan rahim secara total berikut kelenjer getah bening sekitarnya (histerektomi radikal). b. Radioterapi 17,19 Radioterapi adalah terapi untuk menghancurkan kanker dengan sinar ionisasi. Kerusakan yang terjadi akibat sinar tidak terbatas pada sel-sel kanker saja tetapi juga pada sel-sel normal disekitarnya, tetapi kerusakan pada sel kanker umumnya lebih besar dari pada sel normal, karena itu perlu diatur dosis radiasi sehingga kerusakan jaringan yang normal minimal dan dapat pulih kembali. Radioterapi dilakukan pada karsinoma invasif stadium lanjut (IIB, III, IV). Terapi biasanya hanya bersifat paliatif (mengurangi atau mengatasi keluhan penderita), dititik

23 beratkan pada radisi eksternal dan internal. Kemajuan teknologi radioterapi pada saai ini dimana radiasi dapat diarahkan pada massa tumor secara akurat, sehingga pemberian dosis tinggi tidak memberikan penyulit yang berarti. Pada stadium IV lebih banyak memilih mutilasi eksentaris total yaitu mengangkat kantong kemih, rektum dan dibuat uretra dan anus tiruan (Praeter naturalis). c. Khemoterapi 22 Khemoterapi ialah terapi untuk membunuh sel-sel kanker dengan obat-obat anti kanker yang disebut sitostatika. Pada umumnya sitostatika hanya merupakan terapi anjuvant (terapi tambahan yaitu : terapi yang bertujuan untuk menghancurkan sisa-sisa sel kanker yang mikroskopik yang mungkin masih ada) setelah terapi utama dilakukan. Khemoterapi yang sering dipergunakan pada karsinoma serviks adalah Methotrexate, Cyclophospahanimide, Adiamycin dan Mitomicin-C. Sitostatika biasanya diberi kombinasi Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention) 28,29 Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker serviks. Penderita yang menjadi cacat karena komplikasi penyakitnya atau karena pengobatan perlu direhabilitasi untuk mengembalikan bentuk dan/atau fungsi organ yang cacat itu supaya penderita dapat hidup dengan layak dan wajar di masyarakat. Rehabilitasi yang dapat dilakukan untuk penderita kanker serviks yang baru menjalani operasi contohnya seperti melakukan gerakan-gerakan untuk membantu mengembalikan fungsi gerak dan untuk mengurangi pembengkakan, bagi penderita yang mengalami alopesia (rambut gugur) akibat khemoterapi dan radioterapi bisa diatasi dengan memakai wig untuk sementara karena umumnya rambut akan tumbuh kembali.

24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Patogenesis 2.1.1. Diagnosis Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel skuamosa. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II ISI

BAB I PENDAHULUAN BAB II ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum kanker serviks diartikan sebagai suatu kondisi patologis, dimana terjadi pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol pada leher rahim yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pap smear 2.1.1. Definisi Pap smear Pap smear pertama kali diperkenalkan tahun 1928 oleh Dr. George Papanicolou dan Dr. Aurel Babel, namun mulai populer sejak tahun 1943. Pap

Lebih terperinci

Kanker Leher Rahim (serviks)

Kanker Leher Rahim (serviks) Kanker Leher Rahim (serviks) DEFINISI Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/ serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker

Lebih terperinci

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini? Kanker Serviks Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku 2.1.1. Defenisi Perilaku Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM pada tahun 2007. Data yang didapatkan adalah sebanyak 675 kasus. Setelah disaring

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 20 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM Jakarta periode tahun 2004. Data yang didapatkan adalah sebanyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terutama pada daerah transformasi epitel gepeng serviks. Sebagian besar

I. PENDAHULUAN. terutama pada daerah transformasi epitel gepeng serviks. Sebagian besar I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks adalah keganasan yang berasal dari epitel pada serviks terutama pada daerah transformasi epitel gepeng serviks. Sebagian besar kanker serviks adalah epidermoid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit tidak menular. Penyakit ini timbul akibat kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat menyerang berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi uraian tentang teori-teori yang berkaitan dengan penelitian. Uraian pada bagian ini dimulai dari konteks atau ruang lingkup penelitian tentang konsep kanker serviks,

Lebih terperinci

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah

Lebih terperinci

No. Responden: B. Data Khusus Responden

No. Responden: B. Data Khusus Responden KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN TEST IVA PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA KOTA MEDAN TAHUN 2016 A.

Lebih terperinci

Seri penyuluhan kesehatan. Kanker Leher Rahim. Dipersembahkan dengan gratis. Oleh: Klinik Umiyah. Jl. Lingkar Utara Purworejo,

Seri penyuluhan kesehatan. Kanker Leher Rahim. Dipersembahkan dengan gratis. Oleh: Klinik Umiyah.  Jl. Lingkar Utara Purworejo, Seri penyuluhan kesehatan Kanker Leher Rahim Dipersembahkan dengan gratis Oleh: Klinik Umiyah www.klinik-umiyah.com Jl. Lingkar Utara Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia Pengertian dan gejala kanker leher

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kanker leher rahim menduduki urutan pertama kejadian kanker ginekologis pada wanita secara keseluruhan di dunia. Di seluruh dunia kanker leher rahim menempati urutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konferensi International tentang Kependudukan dan Pembangunan/ICPD (International Confererence on Population and Development) di Kairo tahun 1994 menyepakati perubahan

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri 78 BAB 6 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri stadium lanjut yaitu stadium IIB dan IIIB. Pada penelitian dijumpai penderita dengan stadium IIIB adalah

Lebih terperinci

Kanker Servix. Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical Cancer), atau kanker pada leher rahim.

Kanker Servix. Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical Cancer), atau kanker pada leher rahim. Kanker Servix Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical Cancer), atau kanker pada leher rahim. Benar, sesuai dengan namanya, kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Karsinoma serviks merupakan kanker kedua tersering di dunia dan pertama di Indonesia. 1,5 Gambaran histologik tersering dari karsinoma serviks adalah karsinoma sel skuamosa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal atau terus menerus dan tak terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat yang jauh dari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Karsinoma serviks merupakan kanker kedua tersering di dunia dan pertama di Indonesia.,1,3 Gambaran histologik tersering dari karsinoma serviks adalah tipe sel skuamosa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan ketujuh dari seluruh kejadian keganasan pada manusia (Cancer Research United Kingdom, 2010).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rahim yaitu adanya displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyakit kanker

BAB I PENDAHULUAN. rahim yaitu adanya displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyakit kanker BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker leher rahim merupakan penyakit keganasan yang terjadi pada leher rahim. Perjalanan penyakit ini didahului dengan kondisi lesi pra-kanker leher rahim yaitu adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker tersering nomor tujuh secara. keseluruhan, namun merupakan kanker terbanyak ke-dua di dunia pada

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker tersering nomor tujuh secara. keseluruhan, namun merupakan kanker terbanyak ke-dua di dunia pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kanker serviks adalah kanker tersering nomor tujuh secara keseluruhan, namun merupakan kanker terbanyak ke-dua di dunia pada wanita setelah kanker payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks adalah kanker yang terdapat pada serviks atau leher rahim, yaitu area bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. (Emilia, 2010). Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. 1

BAB I PENDAHULUAN. bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini kanker serviks uteri merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker di negara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker leher rahim adalah salah satu keganasan atau neoplasma yang terjadi di daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari rahim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lesi Prakanker 2.1.1 Pengertian Lesi prakanker serviks atau disebut juga lesi intraepitel serviks (cervical intraepithelial neoplasia) merupakan awal dari perubahan menuju

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker serviks adalah keganasan yang berasal dari sel- sel serviks uterus. 7 Serviks terletak pada sepertiga bawah uterus dan terproyeksi melalui bagian atas dinding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan merupakan salah satu kanker yang paling sering menyerang wanita di seluruh dunia. Bahkan menurut Badan Kesehatan Dunia, WHO, kanker jenis ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kanker Serviks a. Definisi kanker serviks Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal atau terus menerus dan tidak terkendali, dapat merusak jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular. Salah satu 0 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia sebagai negara berkembang tengah mengalami transisi epidemiologi, yang ditandai dengan beralihnya pola penyakit dari yang semula didominasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Kanker Leher Rahim

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Kanker Leher Rahim 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kanker Serviks a. Pengertian Kanker Leher Rahim Kanker adalah pertumbuhan abnormal dari suatu sel atau jaringan dimana sel atau jaringan tersebut tumbuh dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker terbanyak ketiga, pada perempuan di seluruh dunia dan diperkirakan terjadi 529.000 kasus baru setiap tahunnya dan 275.000

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kanker Serviks 2.1.1. Definisi Kanker Serviks Kanker serviks adalah tumor ganas yang paling sering ditemukan pada organ reproduksi wanita. Kanker serviks adalah kanker yang

Lebih terperinci

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari

Lebih terperinci

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kerentanan fisik individu sendiri, keadaan lingkungan

Lebih terperinci

BAB XXIV. Kanker dan Tumor. Kanker. Masalah pada leher rahim. Masalah pada rahim. Masalah pada payudara. Masalah pada indung telur

BAB XXIV. Kanker dan Tumor. Kanker. Masalah pada leher rahim. Masalah pada rahim. Masalah pada payudara. Masalah pada indung telur BAB XXIV Kanker dan Tumor Kanker Masalah pada leher rahim Masalah pada rahim Masalah pada payudara Masalah pada indung telur Jenis kanker lain yang sering ditemukan Ketika kanker tidak dapat disembuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non melanoma. Kelompok non melanoma dibedakan atas karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Serviks 2.1.1. Anatomi Serviks Serviks terdapat di setengah hingga sepertiga bawah uterus, berbentuk silindris, dan menghubungkan uterus dengan vagina melalui kanalis servikalis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduk yang hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan pembangunan di Indonesia memberi dampak pada bergesernya pola penyakit. Selain penyakit infeksi, saat ini

Lebih terperinci

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS OLEH : Dr. EMI RACHMAWATI. CH PUSAT KLINIK DETEKSI DINI KANKER GRAHA YAYASAN KANKER INDONESIA WILAYAH DKI JL.SUNTER PERMAI RAYA No.2 JAKARTA UTARA 14340 Pendahuluan Kanker

Lebih terperinci

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15 Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang menyerang wanita. Kanker ini adalah kanker ketiga yang umum diderita oleh wanita secara global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim) sebagai akibat adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dini. 6,8 Deteksi dini kanker serviks meliputi program skrining yang terorganisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dini. 6,8 Deteksi dini kanker serviks meliputi program skrining yang terorganisasi dini. 6,8 Deteksi dini kanker serviks meliputi program skrining yang terorganisasi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks adalah keganasan dari leher rahim (serviks) yang disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kanker Serviks Kanker Serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim /serviks yang merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Praktik pencegahan kanker servik Terbentuknya praktik terutama pada orang dewasa dimulai domain kognitif (pengetahuan) dalam arti subjek tahu terebih dahulu terhadap stimulus

Lebih terperinci

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN 2012 I. INFORMASI WAWANCARA Tanggal Wawancara.../.../... No. Urut Responden...

Lebih terperinci

Kata Kunci : umur, paritas,usia menikah,stadium kanker serviks Daftar Pustaka : 15 buku

Kata Kunci : umur, paritas,usia menikah,stadium kanker serviks Daftar Pustaka : 15 buku FAKTOR RISIKO KANKER SERVIKS DI RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH PADA TAHUN 2013 AGUS LUSIANA Mahasiswi D-IV Kebidanan STIKes Ubudiyah Banda Aceh Intisari Kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks adalah penyakit keganasan serviks akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya. Kanker serviks

Lebih terperinci

KuTiL = KankeR LeHEr RaHIM????

KuTiL = KankeR LeHEr RaHIM???? KuTiL = KankeR LeHEr RaHIM???? Abstrak Jangan salah tafsir!!! Bukan berarti orang yang kutilan itu punya kanker rahim, terutama pada wanita. Karena memang bukan itu yang dimaksud. Disini dimaksudkan bahwa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks merupakan masalah kesehatan yang melanda negara negara di dunia termasuk Indonesia. Kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua setelah kanker payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada akhir abad 20 prevalensi penyakit menular mengalami penurunan, sedangkan penyakit tidak menular cenderung mengalami peningkatan. Penyakit tidak menular (PTM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel mukosa nasofaring dengan predileksi di fossa Rossenmuller. Kesulitan diagnosis dini pada

Lebih terperinci

See & Treat untuk Skrining Lesi Prakanker Serviks

See & Treat untuk Skrining Lesi Prakanker Serviks See & Treat untuk Skrining Lesi Prakanker Serviks ---------------------------------------------------------------------- Dr. John Wantania, SpOG, IBCLC Lesi prakanker serviks telah dikenal luas di seluruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kanker serviks merupakan suatu penyakit keganasan pada leher rahim atau serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada wanita di dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Lesi Prakanker Leher Rahim Istilah lesi prakanker leher rahim (displasia serviks) telah di kenal luas di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Lesi Prakanker Leher Rahim Istilah lesi prakanker leher rahim (displasia serviks) telah di kenal luas di 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lesi Prakanker Leher Rahim Istilah lesi prakanker leher rahim (displasia serviks) telah di kenal luas di seluruh dunia, lesi prakanker disebut juga lesi intraepithel servik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Serviks merupakan bagian bawah uterus yang menonjol ke dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Serviks merupakan bagian bawah uterus yang menonjol ke dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi dan Histologi Serviks Serviks merupakan bagian bawah uterus yang menonjol ke dalam liang vagina sebagai porsio vaginalis dan menghubungkan organ ini ke vagina melalui

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau porsio). Perjalanan penyakit karsinoma sel kuamosa serviks merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau porsio). Perjalanan penyakit karsinoma sel kuamosa serviks merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kanker serviks adalah kanker primer dari serviks (kanalis servikalis atau porsio). Perjalanan penyakit karsinoma sel kuamosa serviks merupakan salah satu model karsinogenesis yang

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1.Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang menyangkut baik secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya terbatas dari penyakit atau kecacatan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Papanicolaou smear atau Pap smear adalah metode yang digunakan untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Papanicolaou smear atau Pap smear adalah metode yang digunakan untuk BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pap smear 1.1 Pengertian Pap smear Pap smear pertama kali diperkenalkan pada tahun 1928 oleh dokter Yunani Dr. George N. Papanicolau dan Dr. Aurel Babel, tetapi mulai populer

Lebih terperinci

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan

Lebih terperinci

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan : KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MENGGUNAKAN METODE IVA PADA PUS DI WILAYAH PUSKESMAS KELURAHAN KEMANGGISAN KECAMATAN PALMERAH JAKARTA BARAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita oleh kaum wanita dan

Lebih terperinci

30/10/2015. Penemuan Penyakit secara Screening - 2. Penemuan Penyakit secara Screening - 3. Penemuan Penyakit secara Screening - 4

30/10/2015. Penemuan Penyakit secara Screening - 2. Penemuan Penyakit secara Screening - 3. Penemuan Penyakit secara Screening - 4 Pengertian Tujuan dan sasaran Macam-macam bentuk screening Keuntungan Kriteria program skrining Validitas Reliabilitas Yield Evaluasi atau uji alat screening Penemuan Penyakit secara Screening - 2 Adalah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular. Diperkirakan 7,5 juta orang di dunia meninggal akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga, dipelihara, dan dibina sebaik-baiknya sehingga dapat tercapai kualitas hidup yang baik. World Health Organisation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pap smear merupakan salah satu pemeriksaan skrining yang penting untuk mendeteksi adanya karsinoma serviks sejak dini. Pap smear sangat penting di Indonesia mengingat

Lebih terperinci

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kanker serviks adalah suatu penyakit kanker terbanyak kedua di seluruh dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kanker serviks adalah suatu penyakit kanker terbanyak kedua di seluruh dunia BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Serviks Kanker serviks adalah suatu penyakit kanker terbanyak kedua di seluruh dunia yang mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa Negara menjadi penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker yang menempati peringkat teratas diantara berbagai penyakit kanker

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker yang menempati peringkat teratas diantara berbagai penyakit kanker BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), kanker serviks merupakan penyakit kanker yang menempati peringkat teratas diantara berbagai penyakit kanker yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Papilloma sinonasal diperkenalkan oleh Ward sejak tahun 1854, hanya mewakili

BAB 1 PENDAHULUAN. Papilloma sinonasal diperkenalkan oleh Ward sejak tahun 1854, hanya mewakili 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumor rongga hidung dan sinus paranasal atau disebut juga tumor sinonasal adalah tumor yang dimulai dari dalam rongga hidung atau sinus paranasal di sekitar hidung.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Carcinoma Cervicis Uteri A.1. Definisi Carcinoma Cervicis Uteri Carcinoma (Ca) adalah pertumbuhan sel yang abnormal yang tumbuh terus - menerus secara tak terbatas, tidak terkoordinasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan dengan usia rata-rata 55 tahun (Stoler, 2014). Diperkirakan terdapat 500.000 kasus baru setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu untuk periode 5 tahun sebelum survey ( )

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu untuk periode 5 tahun sebelum survey ( ) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu bersama dengan Angka Kematian Bayi senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia terdapat banyak kasus yang berkaitan dengan kesehatan, salah satunya adalah munculnya penyakit, baik menular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO), kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia pada kaum hawa dari

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL Nikmatul Rifqiyah 1, Nilatul Izah 2 Email: izzah_naila@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kanker serviks merupakan salah satu masalah kesehatan serius negara-negara di dunia. Saat ini kanker serviks menduduki urutan kedua dari penyakit kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah kesehatan bagi wanita, sebab penyakit akibat human papilloma virus (HPV) tersebut menjadi salah satu penyebab

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Lesi prakanker leher rahim yang sangat dini dikenal dengan Neoplasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Lesi prakanker leher rahim yang sangat dini dikenal dengan Neoplasi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Lesi Prakanker Lesi prakanker leher rahim yang sangat dini dikenal dengan Neoplasi Intraepitelial Serviks atau NIS, yang ditandai dengan adanya perubahan displastik epitel serviks.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker atau keganasan adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan dan penyebaran jaringan secara abnormal. Kanker serviks, keganasan dari leher rahim (serviks)

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMERIKSAAN IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT) DALAM DETEKSI DINI KANKER SERVIKS PADA PASANGAN USIA SUBUR Retno Palupi Yonni Siwi (STIKes Surya Mitra Husada Kediri)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keempat tersering yang terjadi pada wanita, dan secara keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. keempat tersering yang terjadi pada wanita, dan secara keseluruhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan kanker yang berada pada urutan keempat tersering yang terjadi pada wanita, dan secara keseluruhan menempati urutan ke-7, diperkirakan 528.000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di

BAB I PENDAHULUAN. uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan suatu pertumbuhan abnormal dari sel sel serviks uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di RSDK tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Karsinoma serviks Kanker leher rahim adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel skuamosa. Kanker leher rahim merupakan kanker yang terjadi pada serviks

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di Indonesia. Penyakit ini merupakan tumor ganas yang paling banyak dijumpai

Lebih terperinci