Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang
|
|
- Ratna Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1 Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Rendy Rosyandana Zulkarnaen, dan Rulli Pratiwi Setiawan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia rulli.setiawan@urplan.its.ac.id Abstrak Kabupaten Lumajang memiliki potensi hasil produksi komoditas pisang sangat melimpah. Namun potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal, pemanfaatan komoditas pisang hanya sebatas proses produksi. Berdasarkan arahan RTRW Provinsi Jawa Timur dan RTRW Kabupaten Lumajang, menetapkan Kabupaten Lumajang sebagai pusat industri pengolahan makanan (agroindustri, namun belum terdapat fasilitas industri pengolahan pisang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria lokasi industri pengolahan pisang guna menunjang pemenuhan lokasi industri pengolahan pisang di kabupaten Lumajang. Dalam penelitian ini digunakan metode analisa deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten lumajang berdasarkan standar dan peraturan yang berlaku. Analisa menghasilkan kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten lumajang meliputi: 1) Indikator bahan baku meliputi kriteria kuantitas bahan baku adalah kecamatan dengan nilai LQ > 1, kriteria kontinuitas adalah kecamatan dengan nilai pertumbuhan positif (+). Sedangkan kriteria jarak dengan sumber bahan baku adalah radius < 9,5 km. 2) Indikator fisik tanah meliputi kriteria topografi antara mdpl, sedangkan untuk kriteria penggunaan lahan adalah pengunaan lahan selain permukiman, pertanian dan kawasan konservasi. 3) ketersediaan tenaga kerja adalah tersedianya tenaga kerja tiap kecamatan yang mencari kerja dengan jumlah lebih dari rata-rata pencari kerja Kabupaten, dengan radius pergerakan tenaga kerja < 9,5 km. 4) ketersediaan pasar adalah tersedianya pasar dengan jauan pelayanan maksimal 5 km. 5) Indikator prasarana meliputi kriteria pelayanan jaringan listrik dengan jangkauan pelayanan 1,5 km dari titik trafo. Untuk kriteria pelayanan jaringan telepon dengan jangkauan pelayanan 7 km dari lokasi BTS. Untuk kriteria pelayanan jaringan air bersih dengan jangkauan pelayanan 11 km dari titik sumber mata air. Sedangkan untuk kriteria pelayanan jaringan jalan adalah jalan dengan fingsi jalan arteri dan kolektor dengan jangkauan koridor maksimal 5 km. Kata Kunci: kriteria lokasi, industri pengolahan, pisang. A I. PENDAHULUAN groindustri merupakan kegiatan industri yang berkaitan langsung dengan kegiatan pertanian, dimana didalamnya terdapat kegiatan pengolahan hasil pertanian menjadi bahan jadi guna meningkatkan nilai tambah dari hasil produksi pertanian serta mampu menjembatani antara sektor pertanian dan industri yang didukung dengan sumberdaya alam yang cukup banyak dan kurang dimanfaatkan secara maksimal [1]. Menurut Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang sektor pertanian merupakan sektor utama Kabupaten Lumajang. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 516/Kpts/SR.120/12/2005, pisang merupakan komoditas unggul di Kabupaten Lumajang dan sudah mendapat sertifikasi dan menjadikan Kabupaten Lumajang sering kali disebut sebagai Kota Pisang. Hasil produksi komoditas pisang Kabupaten Lumajang pada tahun 2011 mencapai kwintal atau sekitar 63,97% dari total hasil produksi buahbuahan, dengan kata lain hasil produksi komoditas pisang memiliki hasil produksi yang cukup mendominasi [2]. Dalam RTRW Provinsi Jawa Timur tahun , Kabupaten Lumajang merupakan kawasan agroindustri pendukung agropolian Ijen yang menetapkan Kabupaten Lumajang sebagai pusat industri pengolahan makanan [3]. Jika ditinjau dari RTRW Kabupaten Lumajang tahun , disebutkan bahwa pembangunan sektor industri di Kabupaten Lumajang diarahkan pada peningkatan nilai tambah dan produktifitas hasil pertanian yang didukung dengan perkembangan agroindustri untuk mewujudkan perekonomian yang kokoh [4]. Dalam menentukan dimana lokasi suatu industri tidak dapat dikaji berdasarkan sebuah teori tunggal. Untuk menentukan lokasi suatu industri secara komprehensif, diperlukan gabungan dari berbagai teori dan disiplin ilmu. Menentukan suatu lokasi industri terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, diantaranya adalah ketersediaan bahan baku, upah buruh, fasilitas pendukung, daya serap pasar lokal, dan aksesibilitas dari tempat produksi ke wilayah pemasaran yang dituju [5]. Kabupaten Lumajang memiliki potensi hasil pertanian komoditas pisang yang cukup melimpah. Namun potensi ini hanya dimanfaatkan sebatas proses produksi, selain itu potensi ini dimanfaatkan oleh pelaku industri perorangan dan industri di luar Kabupaten Lumajang, dimana dalam hal ini sangat merugikan Kabupaten Lumajang. Jika ditinjau dari RTRW Provinsi Jawa Timur dan RTRW Kabupaten Lumajang mengarahkan Kabupaten Lumajang pada kegiatan agroindustri dan menetapkan Kabupaten Lumajang sebagai pusat industri pengolahan makanan. Sementara itu, dalam RTRW Kabupaten Lumajang belum direncanakan lokasi spesifik untuk pengembangan industri pengolahan pisang, termasuk juga kriteria lokasi dalam penentuan lokasi industri pengolahan pisang.
2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 2 II. METODE PENELITIAN Analisa kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang ini dilakukan untuk melihat kriteria lokasi industri pengolahan pisang dari masing-masing variabel hasil sintesa kajian pustaka (Tabel 1). Adapun metode penelitian yang digunakan untuk menentukan kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang adalah deskriptif, dimana metode ini mendeskripsikan kriteria dari masing-masing variabel berdasarkan berbagai standart dan peraturan yang berlaku sesuai dengan kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang. Standar yang digunakan diantaranya standart teknis palayanan jaringan listrik PT. PLN (persero) unit Kabupaten Lumajang, standart teknis pelayanan jaringan telepon PT. Telkom Kabupaten Lumajang, standart teknis pelayanan air bersih PDAM Kabupaten Lumajang. Sedangakan untuk peraturan yang digunakan diantaranya Peratuan Menterti Pekerjaan Umum No. 41 tahun 2007 dan Peraturan Menteri Perindustrian No. 35/M-IND/PER/3/2010 tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri. Tabel 1 Penelitian Indikator Bahan Baku Kuantitas bahan baku pisang Kontinuitas bahan baku pisang Jarak dengan sumber bahan baku Fisik Tanah Topografi Penggunaan lahan Tenaga Kerja Ketersediaan tenaga kerja Pasar Prasarana Ketersediaan pasar Ketersediaan pelayanan jaringan listrik Ketersediaan pelayanan jaringan telepon Ketersediaan pelayanan jaringan air bersih Ketersediaan pelayanan jaringan jalan Sumber : Peneliti, dari Kajian Pustaka, 2013 Berdasarkan variabel-variabel yang deperoleh dari hasil kajian pustaka dalam Tabel 1 ini nantinya digunakan dalam menentukan kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kaupaten Lumajang. III. HASIL DAN DISKUSI Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah Kabupaten Lumajang dengan luas wilayah Ha. Kabupaten Lumajang terdiri dari 21 kecamatan. Batas wilayah Kabupaten Lumajang adalah, Sebelah Utara: Kabupaten Pobolinggo, Sebelah Selatan : Samudra Hindia, Sebelah Timur : Kabupaten Jember, dan Sebelah Barat : Kabupaten Malang. Dalam menentukan kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif untuk mendeskripsikan kriteria dari masing-masing variabel berdasarkan berbagai standart dan peraturan yang berlaku sehingga nantinya dapat diketahui kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang. Untuk hasil analisa kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang akan disajikan dalam Tabel 2,3,4,5, dan 6. Tabel 2 Analisa Deskriptif Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Indikator Bahan Baku Kuantitas bahan baku pisang Kontinuitas bahan baku pisang Berdasarkan hasil analisa LQ dalam analisa kecamatan penghasil bahan baku, kriteria kuantitas bahan baku ditinjau dari perhitungan nilai LQ tahun Apabila nilai LQ > 1 maka komoditas pisang tersebut unggulan, sehingga dapat diasumsikan komoditas pisang memiliki kuantitas yang cukup banyak. Berdasarkan hasil analisa pertumbuhan dalam analisa kecamatan penghasil bahan baku, kriteria kontinuitas bahan baku ditinjau dari tingkat pertumbuhan pertahun mulai tahun Apabila hasil perhitungan analisa pertumbuhan bernilai positif (+) maka komoditas pisang mengalami pertumbuhan, sehingga dapat diasumsikan komoditas pisang mengalami kontinuitas. Jarak Dengan Jarak dengan bahan baku dinilai dari kedekatan lokasi Sumber Bahan dari daerah sumber bahan baku. Berdasarkan Baku Berdasarkan Permenperin No. 35/M-IND/PER/3/2010 Tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri, lokasi industri cenderung ditempatkan mendekati lokasi bahan baku. Dengam mempertimbangkan bahan baku yang mudah busuk atau rusak. Selain itu, pertimbangan yang lain adalah aksesibilitas dari proses pengangkutan bahan baku yang mempengaruhi biaya pengangkutan. Untuk menentukan radius jarak dengan sumber bahan baku maka digunakan jarak yang dihasilkan dari rata-rata dari total jarak ibu kota kecamatan dengan ibu kota kabupaten untuk melihat kedekatan sumber bahan baku dari pusat kota. bahan baku di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi 1. Kecamatan dengan kuantitas baku yang memenuhi syarat kecamatan bahan baku adalah kecamatan dengan nilai LQ hasil analisa menunjukkan nilai LQ > Kecamatan denga kontinuitas baku yang memenuhi syarat kecamatan bahan baku adalah kecamatan dengan nilai pertumbuhan hasil perhitungan analisa pertumbuhan bernilai positif (+) 3. Jarak dengan sumber bahan baku yang memenuhi kriteria lokasi industri adalah dalam radius 9,5 km dari lokasi bahan baku (Perkebunan). Untuk peta kriteria indikator bahan baku akan disajikan pada Gambar 2, 3, dan 4.
3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 3 Gambar 2. Peta Kuantitas Bahan Baku Didalam Gambar 2 menggambarkan kriteria kuantitas bahan baku (LQ>1), dimana berdasarkan kriteria kuantitas bahan baku dihasilkan kecamatan (perkebunan) yang memiliki kuantutas bahan baku adalah kecamatan Ranuyoso, Gucialit, Senduro, Pasrujambe, dan Tempursari. Gambar 3. Peta Kontinuitas Bahan Baku Didalam Gambar 3 menggambarkan kriteria kontinuitas bahan baku (nilai pertumbuhan positif + ), dimana berdasarkan kriteria kontinuitas bahan baku dihasilkan hampir seluruh kecamatan (perkebunan) memenuhi kriteria kontinuitas kecuali Kecamatan Padang, Lumajang, dan Yosowilangun. Gambar 4. Peta Jarak Dengan Sumber Bahan Baku Didalam Gambar 4 menggambarkan kriteria jarak dengan sumber bahan baku, dimana berdasarkan kriteria jarak dengan sumber bahan baku dihasilkan radius jangkauan sumber bahan baku 9,5 km dari lokasi bahan baku itu sendiri. Tabel 3 Analisa Deskriptif Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Indikator Fisik Tanah Topografi Ketinggian tanah yang mendukung pembangunan industri menurut Permen PU no.41 tahun 2007 adalah ketinggian tidak lebih dari 1000 meter dpl Penggunaan lahan Berdasarkan Permenperin No. 35/M- IND/PER/3/2010 Tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri, menjelaskan penggunaan lahan yang sesuai untuk kawasan industri dengan ketentuan: 1. Non Pertanian 2. Non Permukiman 3. Non Konservasi Fisik Tanah di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi 1. Kondisi topografi yang sesuai tidak lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. 2. Penggunaan lahan yang sesuai adalah penggunaan lahan yang tidak termasuk dalam penggunaan lahan permukiman, pertanian, dan konservasi. Untuk peta kriteria indikator fisik tanah akan disajikan pada Gambar 5 dan 6.
4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 4 mencari kerja, maka semakin mendukung kegiatan industri serta dapat mengoptimalkan pendayagunaan Sumber Daya Manusia yang ada. Sedangkan untuk radius jarak pergerakan tenaga kerja menggunakan jarak yang dihasilkan dari rata-rata dari total jarak ibu kota kecamatan dengan ibu kota kabupaten untuk melihat kedekatan sumber tenaga kerja dari pusat kota. Gambar 5. Peta Topografi Didalam Gambar 5 menggambarkan kriteria topografi, dimana berdasarkan kriteria topografi dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada kontur tidak lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Tenaga Kerja di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi 1. Jumlah tenaga kerja masing-masing kecamatan yang mencari kerja lebih dari rata-rata tenaga kerja yang mencari kerja Kabupaten Lumajang. 2. Jarak yang sesuai untuk pergerakan tenaga kerja dari sumber tenaga kerja menuju lokasi industri adalah dalam radius 9,5 km dari sumber tenaga kerja (Permukiman). Untuk peta kriteria indikator tenaga kerja akan disajikan pada Gambar 7. Gambar 6. Peta Penggunaan Lahan Didalam Gambar 6 menggambarkan kriteria penggunaan lahan, dimana berdasarkan kriteria penggunaan lahan dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada penggunaan lahan selain permukiman, pertanian, dan daerah konservasi. Tabel 4 Analisa Deskriptif Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Indikator Tenaga Kerja Ketersediaan tenaga kerja Berdasarkan ketentuan dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lumajang, menjelaskan ketersediaan tenaga kerja untuk kegiatan industri kecil dan menengah ditinjau dari jumlah pencari kerja tiap kecamatan dengan ketentuan jumlah pencari kerja tiap kecamatan lebih dari rata jumlah pencari kerja kabupaten. Pertimbangan kriteria ini adalah semakin banyak jumlah tenaga kerja yang Gambar 7. Peta Ketersediaan Tenaga Kerja Didalam Gambar 7 menggambarkan kriteria ketersediaan tenaga kerja, dimana berdasarkan kriteria ketersediaan tenaga kerja dihasilkan kecamatan yang memiliki ketersediaan tenaga kerja adalah kecamatan Ranuyoso, Klakah, Randuagung, Sukodono, Lumajang, Yosowilangun, Kunir, Tempeh, Pasirian, Candipuro dan Tempursari, dengan pergeraka tenaga kerja radius 9,5 km dari sumber tenaga kerja. Tabel 5 Analisa Deskriptif Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Indikator Pasar Ketersediaan pasar Menurut Dinas Pasar Kabupaten Lumajang, seluruh pasar di Kabupaten Lumajang termasuk dalam pasar tradisional dengan jangkauan pelayanan lokal (dalam lingkup Kabupaten) mencapai radius 5 km.
5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 5 pasar di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi industri, adapun kriteria tersebut adalah jangkauan pelayanan pasar tradisional di Kabupaten Lumajang mencapai jarak jangkauan terjauh sebesar 5 km. Untuk peta kriteria indikator pasar akan disajikan pada Gambar 8. prasarana di atas didapat suatu kriteria penentuan lokasi 1. Lokasi yang terlayani jaringan listrik dalam radius 1,5 km dari titik trafo. 2. Lokasi yang terlayani jaringan telepon dalam radius 7 km dari lokasi BTS. 3. Lokasi yang terlayani jaringan air bersih dalam radius 11 km dari titik sumber mata air. 4. Jaringan jalan yang sesuai untuk lokasi industri adalah jaringan jalan dengan fungsi jalan arteri dan kolektor, serta radius koridor jalan sejauh 5 km. Untuk peta kriteria indikator prasarana akan disajikan pada Gambar 9, 10, 11, dan 12. Gambar 8. Peta Pelayanan Pasar Didalam Gambar 8 menggambarkan kriteria pelayanan pasar, dimana berdasarkan kriteria dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada radius pelayanan pasar sejauh 5 km dari lokasi pasar. Tabel 6 Analisa Deskriptif Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang Indikator Prasarana Ketersediaan pelayanan Jaringan listrik Ketersediaan pelayanan Jaringan telepon Ketersediaan pelayanan Jaringan air bersih Berdasarkan standart teknis pelayanan jaringan listrik PT. PLN (Persero) unit Kabupaten Lumajang, jangkauan pendistribusian jaringan SUTR 20kV memiliki jangkauan maksimal 60 km dari Gardu induk. Sedangakan untuk jangkauan pendistribusian jaringan tegangan rendah 220V jangkauan maksimal 1,5 km dari lokasi trafo menuju pelanggan. Berdasarkan standart teknis pelayanan jaringan telepon PT. Telkom Kabupaten Lumajang, jangkauan pendistribusian jaringan telepon maksimal 7 km dari lokasi BTS menuju pelanggan. Berdasarkan standart teknis pelayanan jaringan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lumajang, jangkauaan pelayanan air bersih maksimal 11 km dari titik sumber mata air. Ketersediaan Berdasarkan Permenperin No. 35/Mpelayanan Jaringan IND/PER/3/2010 Tentang Pedoman Teknis jalan Kawasan Industri, menjelaskan jaringan jalan yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan industri adalah jaringan jalan yang memiliki klasifikasi jalan yang tinggi yaitu jalan arteri dan kolektor dengan jangkauan koridor 5 km. Gambar 9. Peta Pelayanan Jaringan Listrik Didalam Gambar 9 menggambarkan kriteria pelayanan jaringan listrik, dimana berdasarkan kriteria pelayanan jaringan listrik dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada radius pelayanan jaringan listrik sejauh 1,5 km dari titik trafo. Gambar 10. Peta Pelayanan Jaringan Telepon
6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 6 Didalam Gambar 10 menggambarkan kriteria pelayanan jaringan telepon, dimana berdasarkan kriteria pelayanan jaringan telepon dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada radius pelayanan jaringan telepon sejauh 7 km dari titik BTS. Gambar 11. Peta Pelayanan Jaringan Air Bersih Didalam Gambar 11 menggambarkan kriteria pelayanan jaringan air bersih, dimana berdasarkan kriteria pelayanan jaringan air bersih dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada radius pelayanan jaringan bersih sejauh 11 km dari titik sumber mata air. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan diskusi, kriteria lokasi industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang adalah: a. Indikator bahan baku diantarnya kriteria kuantitas bahan baku adalah kecamatan dengan nilai LQ > 1. Untuk kriteria kontinuitas adalah kecamatan dengan nilai pertumbuhan positif (+). Sedangkan unutk kriteria jarak dengan sumber bahan baku adalah radius < 9,5 km. b. Indikator fisik tanah diantaranya kriteria topografi antara mdpl, sedangkan untuk kriteria penggunaan lahan adalah pengunaan lahan selain permukiman, pertanian dan kawasan konservasi. c. ketersediaan tenaga kerja adalah tersedianya tenaga kerja tiap kecamatan yang mencari kerja dengan jumlah lebih dari rata-rata pencari kerja Kabupaten Lumajang, dengan radius pergerakan tenagakerja < 9,5 km. d. ketersediaan pasar adalah tersedianya pasar dengan jauan pelayanan maksimal 5 km. e. Indikator prasarana diantaranya kriteria pelayanan jaringan listrik dimana jangkauan pelayanan maksimal 1,5 km dari titik trafo. Untuk kriteria pelayanan jaringan telepon dimana jangkauan pelayanan maksimal 7 km dari lokasi BTS. Untuk kriteria pelayanan jaringan air bersih dimana jangkauan pelayanan maksimal 11 km dari titik sumber mata air. Sedangkan untuk kriteria pelayanan jaringan jalan adalah jalan dengan fingsi jalan arteri dan kolektor dengan jangkauan koridor maksimal 5 km. DAFTAR PUSTAKA [1] Santoso, Imam Pengantar Agroindustri. Malang : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. [2] Badan Pusat Statistik Jawa Timur Kabupaten Lumajang Dalam Anggka Surabaya : Badan Pusat Statistik Jawa Timur. [3] Badan Perencanaan Provinsi Jawa Timur Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Surabaya : Pemerintah Provinsi Jawa Timur. [4] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Lumajang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lumajang Tahun Lumajang : Pemda Kabupaten Lumajang. [5] Tarigan, Robinson, Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi Aksara. Gambar 12. Peta Pelayanan Jaringan Jalan Didalam Gambar 12 menggambarkan kriteria pelayanan jaringan jalan, dimana berdasarkan kriteria pelayanan jaringan jalan dihasilkan lokasi yang sesuai untuk industri pengolahan pisang di Kabupaten Lumajang berada pada pelayanan jaringan jalan arteri dan kolektor dengan jangkauan koridor 5 km.
PENENTUAN ALTERNATIF LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG
PENENTUAN ALTERNATIF LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG Preview III Tugas Akhir Jum at, 12 Juli 2013 oleh, Rendy Rosyandana Zulkarnaen 3609 100 034 Dosen Pemimbing Rulli Pratiwi Setiawan,
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.2, (2015) ISSN: ( Print) C-133
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-133 Kriteria Zona Industri Pendukung Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Tuban Naya Cinantya Drestalita dan Dian Rahmawati
Lebih terperinciPOTENSI SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN
3 POTENSI SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN 4 POTENSI SEKTOR JASA - JASA X IDENTIFIKASI POTENSI KECAMATAN KESELURUHAN Potensi Sektoral Kecamatan Di Kabupaten Lumajang NO. KABUPATEN / POTENSI SEKTOR
Lebih terperinciIVAN AGUSTA FARIZKHA ( ) TUGAS AKHIR PW PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH MELALUI KETERKAITAN SEKTORAL DI KABUPATEN LUMAJANG
IVAN AGUSTA FARIZKHA (3609100035) TUGAS AKHIR PW09-1328 PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH MELALUI KETERKAITAN SEKTORAL DI KABUPATEN LUMAJANG Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic. Rer.Reg.
Lebih terperinciVolume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO
IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO SYAHMIDARNI AL ISLAMIYAH Email : syahmi1801@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciTabel/Table 1.4 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Tanaman Buah - Buahan Harvest Area, Production and yield Rate of Fruits Tahun/ Year 2013
Tabel/Table 1.4 No Jenis Tanaman/ Yang Sedang / Rata-rata Kinds of Vegetable Menghasilkan Kuintal (Ku/Ha) (Ha) 2 3 4 1 Alpukad 332,530 17.218 51,78 2 Belimbing 25,297 4.319 170,75 3 Duku/Langsat 11,080
Lebih terperinciGROUP I (TGL 24 AGUSTUS S.D 26 AGUSTUS 2015) 1 DINAS PENDIDIKAN - SEKRETARIAT 2 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL 3 DINAS KOPERASI, USAHA KECIL
GROUP I (TGL 24 AGUSTUS S.D 26 AGUSTUS 2015) 1 DINAS PENDIDIKAN - SEKRETARIAT 2 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL 3 DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH 4 KANTOR PEMUDA DAN OLAHRAGA 5 BADAN KESATUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjamin tercapainya kepuasan konsumen akan produk akhir yang berkualitas,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha yang semakin ketat menuntut adanya perubahan pola kerja dari setiap pelaku. Pelaku usaha dituntut dapat memenuhi pesanan dan permintaan konsumen secara
Lebih terperinciArahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan
C12 Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan Ellen Deviana Arisadi dan Ema Umilia Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus konomi 2016 No. 01/06/3508/Th. I, 12 Juni 2017 BRITA RSMI STATISTIK LUMAJAN PUSAT STATISTIKBUPATN LUMAJAN Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan
Lebih terperinciArahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya Devi
Lebih terperinciPenentuan Alternatif Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Pertanian Unggulan di Kabupaten Lamongan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 C-33 Penentuan Alternatif Lokasi Pengembangan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Pertanian Unggulan di Kabupaten Ajeng Nugrahaning Dewanti dan
Lebih terperinciKriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271 1 Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan Ivana Putri Yustyarini dan Rulli Pratiwi Swtiawan Jurusan Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciTipologi Kawasan Bahaya Banjir di Kawasan Perkotaan Kecamatan Sampang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Tipologi Kawasan Bahaya Banjir di Kawasan Perkotaan Kecamatan Sampang Prana Dutanegara dan Rulli Pratiwi Setiawan, ST., M.
Lebih terperinciKlaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 23373539 (23019271 Print) 1 Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh Adinda Putri Siagian dan Eko Budi
Lebih terperinciArahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-239 Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi
Lebih terperinciPenentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Malang
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : 2337-3539 (2301-9271 Print) C-156 Penentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Chikita Yusuf Widhaswara dan Sardjito
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 04 TAHUN 2008 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang
Lebih terperinciPenentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan
C1 Penentuan Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan Dwi Putri Heritasari dan Rulli Pratiwi Setiawan Perencanaan Wilayah dan Kota,
Lebih terperinciPenilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal
JURNAL TEKNIK POMITS Vol.,, () ISSN: 7-59 (-97 Print) Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal Yennita Hana Ridwan dan Rulli Pratiwi Setiawan Jurusan
Lebih terperinciMATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015
MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 NAMA SKPD : Dinas Pekerjaan Umum NO KODE USULAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROGRAM/KEGIATAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KELUARAN
Lebih terperinciFaktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-148 Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran Dira Arumsani dan Adjie Pamungkas
Lebih terperinciPenetapan Kawasan Sentra Produksi Pengolahan Pertanian Berbasis Komoditas Unggulan di Kabupaten Jember
Penetapan Kawasan Sentra Produksi Pengolahan Pertanian Berbasis Komoditas Unggulan di Kabupaten Jember Ryan Muhammad Rizal S. R. 3610100064 Dosen Pembimbing: Dian Rahmawati, ST., MT. Latar Belakang Daya
Lebih terperinciKeterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Okto Dasa Matra Suharjo dan Eko Budi Santoso Jurusan Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciDEDIARTA BINTORO ( ) Dosen Pembimbing : Ir. PUTU RUDY SETIAWAN, Msc
DEDIARTA BINTORO (3607 100 038) Dosen Pembimbing : Ir. PUTU RUDY SETIAWAN, Msc BAB 1 Latar Belakang Spesialisasi Kabupaten Sampang sektor pertanian data PDRB => dominasi sektor pertanian di Kabupaten Sampang
Lebih terperinciArahan Pengembangan Kawasan Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Melalui Konsep Minapolitan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-255 Arahan Pengembangan Kawasan Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Melalui Konsep Hesty Ristiani Putri dan Sardjito
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LUMAJANG. 3508
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN LUMAJANG. 3508 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lumajang Hasil Sensus Pertanian Tahun 2013 sebanyak 168.127 rumah tangga Produk pertanian primadona di Kabupaten
Lebih terperinciPenentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-158 Penentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan Andrea Yuandiney dan Eko Budi Santoso Program
Lebih terperinciOleh : Nanda Gayuk Candy DosenPembimbing : Bapak Adjie Pamungkas, ST. M. Dev. Plg. Phd.
PENENTUAN ALTERNATIF LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN SORGUM DI KABUPATEN LAMONGAN Oleh : Nanda Gayuk Candy 3609 100 011 DosenPembimbing : Bapak Adjie Pamungkas, ST. M. Dev. Plg. Phd. Prodi Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciIdentifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah Ani Satul Fitriyati dan
Lebih terperinciMATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015
MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 NAMA SKPD : Kantor Perkebunan NO KODE USULAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROGRAM/KEGIATAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KELUARAN
Lebih terperinciFaktor Penentu Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Di Kabupaten Sidoarjo melalui Pengembangan Ekonomi Lokal
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (205) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) C-76 Faktor Penentu Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Di Kabupaten Sidoarjo melalui Pengembangan Ekonomi Lokal Sayyidatu
Lebih terperinciTingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-197 Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo Sisca Henlita, Ketut Dewi Martha
Lebih terperinciGambar 1. Kawasan Minapolitan Kabupaten Sidoarjo
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL PADA KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO Sayyidatu Ulish Shofa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciOleh : CUCU HAYATI NRP Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc
Oleh : CUCU HAYATI NRP. 3606 100 018 Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Lebih terperinciPengembangan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem Melalui Pendekatan Agribisnis
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-184 Pengembangan Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem Melalui Pendekatan Agribisnis Kadek Ayu
Lebih terperinciAnalisis Highest and Best Use (HBU) Pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Analisis Highest and Best Use (HBU) Pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya Akmaluddin dan Christiono Utomo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciJ u m l a h 775, ,00 222, , , ,00
Tabel / Table 6.1.10 COMMODITY : KELAPA / COCONUT K e c a m a t a n Luas ( Ha ) 1 Tempursari 117,00 652,00 9,00 778,00 652,00 1.000 Setara 2 Pronojiwo 24,00 262,00 9,00 295,00 288,20 1.100 Kopra 3 Candipuro
Lebih terperinciBUPATI LUMAJANG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN
BUPATI LUMAJANG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2012-2032 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang
Lebih terperinciAnalisa Keandalan Sistem Distribusi 20 kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis)
B-462 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20 kv PT.PLN Rayon Lumajang dengan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis) Achmad
Lebih terperinciARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI
ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI Nyimas Martha Olfiana, Adjie Pamungkas Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,
Lebih terperinciARAHAN LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN BERAS KABUPATEN JOMBANG
ARAHAN LOKASI INDUSTRI PENGOLAHAN BERAS KABUPATEN JOMBANG Oleh : RIZKY KHAIRUNNISA Nrp : 3607 1000 41 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI
Lebih terperinciAnalisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta Dwitanti Wahyu Utami dan Retno Indryani Jurusan Teknik
Lebih terperinciAnalisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-17 Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta Dwitanti Wahyu Utami
Lebih terperinciPrioritas Wilayah Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan di Kabupaten Sumenep
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-20 Prioritas Wilayah Pengembangan Industri Yuni Astutik dan Eko Budi Santoso Program Studi Perencanan Wilayah dan Kota, Fakultas
Lebih terperinciKeterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : 2337-3539 (2301-9271 Print) C-116 Keterkaitan Karakteristik di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang Dian Nur afalia, Ketut
Lebih terperinciDosen Pembimbing : Dr. Ing. Haryo Sulistyarso
Disusun oleh : Wika Eka S. (3609100016) Dosen Pembimbing : Dr. Ing. Haryo Sulistyarso Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pertumbuhan pembangunan yang terjadi pada kawasan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)
Kesesuaian Lahan Perikanan berdasarkan Faktor-Faktor Daya Dukung Fisik di Kabupaten Sidoarjo Anugrah Dimas Susetyo dan Eko Budi Santoso Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PW Penentuan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Kabupaten Probolinggo
TUGAS AKHIR PW09-1328 Penentuan Kawasan Agroindustri Berbasis Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Kabupaten Probolinggo OLEH : FIRDA NURUL LAILIA 3610100070 L/O/G/O DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ir. EKO BUDI
Lebih terperinciIdentifikasi Variabel Berpengaruh pada Peningkatan Keunggulan Kompetitif Industri Alas Kaki di Kabupaten Mojokerto
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-153 Identifikasi Variabel Berpengaruh pada Peningkatan Keunggulan Kompetitif Industri Alas Kaki di Kabupaten Mojokerto Andini
Lebih terperinciAnalisis Cluster dalam Mengidentifikasi Tipe Kawasan Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah Rumah Tangga di Perkotaan Kabupaten Jember
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisis Cluster dalam Mengidentifikasi Tipe Berdasarkan Karakteristik Timbulan Sampah Rumah Tangga di Perkotaan Kabupaten
Lebih terperinciAnalisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-25 Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung Firga Yosefa dan Hariwiko Indarjanto
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam rangka menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif. Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi
Lebih terperinciAnalisa Highest And Best Use (HBU) pada Lahan Bekas SPBU Biliton Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-181 Analisa Highest And Best Use (HBU) pada Lahan Bekas SPBU Biliton Surabaya T. Defi Anysa Rasyid, Christiono Utomo Jurusan
Lebih terperinciKlaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 23373539 (23019271 Print) C78 Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh Adinda Putri Siagian dan Eko
Lebih terperinciPenilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-65 Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan Yani Wulandari dan Rulli Pratiwi
Lebih terperinciIdentifikasi Variabel Berpengaruh Pada Peningkatan Keunggulan Kompetitif Industri Alas Kaki di Kabupaten Mojokerto
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Identifikasi Variabel Berpengaruh Pada Peningkatan Keunggulan Kompetitif Industri Alas Kaki di Kabupaten Mojokerto Andini
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH
PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH ADINDA PUTRI SIAGIAN / NRP. 3609100701 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.
Lebih terperinciOptimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (014) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) C-87 Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)
Lebih terperinciPenentuan Cluster Pengembangan Agroindustri Pengolahan Minyak Kayu Putih di Kabupaten Buru
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-139 Penentuan Cluster Pengembangan Agroindustri Pengolahan Minyak Kayu Putih di Kabupaten Buru Rizki Adriadi Ghiffari dan Eko
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Minapolitan Kabupaten Lumajang
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahkmat dan karunia Nya atas terselesaikannya buku LAPORAN AKHIR dalam pekerjaan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Lebih terperinciPenentuan Rute Angkutan Umum Berbasis Transport Network Simulator di Kecamatan Candi dan Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-224 Penentuan Rute Angkutan Umum Berbasis Transport Network Simulator di Kecamatan Candi dan Kecamatan Sidoarjo Kabupaten
Lebih terperinciAnalisis Nilai Pasar Tanah Perumahan Kawasan Industri Tuban (KIT) dengan Metode Pengembangan Lahan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-98 Analisis Nilai Pasar Tanah Perumahan Kawasan Industri Tuban (KIT) dengan Metode Pengembangan Lahan Devi Santi Maharani dan
Lebih terperinciPenentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-125 Penentuan Tipologi Kesenjangan Wilayah di Kabupaten Lamongan Berdasarkan Aspek Ekonomi dan Sosial Yeni Ratnasari, Eko Budi
Lebih terperinciRumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar Ngakan Gede Ananda Prawira dan
Lebih terperinciAnalisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah di Perumahan Griya Agung Permata, Lamongan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-57 Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah di Perumahan Griya Agung Permata, Lamongan Muchamad Faridz Hidayat dan Christiono
Lebih terperinciPenentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Malang
C502 Penentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Chikita Yusuf Widhaswara dan Sardjito Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print C-45 Penentuan Prioritas Pengembangan Infrastruktur Kawasan Wisata Bahari di Desa Sumberejo, Desa Lojejer dan Desa Puger Kulon, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, pembangunan pertanian pada abad ke-21 selain bertujuan untuk mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus
Lebih terperinciTabel / Table Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Besar Planted Areas and Production of Large Holder Estate 2017
Tabel / Table 6.1.9 Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Besar Planted Areas and Production of Large Holder Estate Perusahaan / Agricultural Enterprise Luas Produksi Produktivitas 1 Gucialit PTPN
Lebih terperinciAnalisis Highest and Best Use (HBU) pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-353 (2301-271 Print) C-6 Analisis Highest and Best Use (HBU) pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya Akmaluddin, dan Christiono Utomo Jurusan Teknik
Lebih terperinciPemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-36 Pemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto Linda Purba Ningrum, Ardy Maulidy Navastara
Lebih terperinciAnalisis Highest and Best Use pada Lahan di Jalan Tenggilis Timur 7 Surabaya
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-30 Analisis Highest and Best Use pada Lahan di Jalan Tenggilis Timur 7 Surabaya Kevin dan Christiono Utomo Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT)
BAB V PEMBAHASAN Pembahasan ini berisi penjelasan mengenai hasil analisis yang dilihat posisinya berdasarkan teori dan perencanaan yang ada. Penelitian ini dibahas berdasarkan perkembangan wilayah Kecamatan
Lebih terperinciPANDUAN KEGIATAN JALAN SEHAT 2012 DALAM RANGKA HUT PGRI KE 67 PENGURUS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA KABUPATEN LUMAJANG
PANDUAN KEGIATAN JALAN SEHAT 2012 DALAM RANGKA HUT PGRI KE 67 PENGURUS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA KABUPATEN LUMAJANG PANDUAN JALAN SEHAT HUT PGRI KE 67 TAHUN 2012 Pendahuluan Sebagai Organisasi
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
D216 Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Untuk Menyerap Emisi CO 2 Kendaraan Bermotor Di Surabaya (Studi Kasus: Koridor Jalan Tandes Hingga Benowo) Afrizal Ma arif dan Rulli Pratiwi Setiawan Perencanaan
Lebih terperinciPENENTUAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DI WILAYAH PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 PENENTUAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DI WILAYAH PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA Wahyu Endy Pratista 1, Putu GdeAriastita 2 Program
Lebih terperinciStudi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-6 Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi Aulia Djeihan Setiajid dan
Lebih terperinciMATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014
MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 NAMA SKPD : Kantor Perkebunan NO KODE TOLOK UKUR TARGET CAPAIAN KINERJA 1 2 3 4 5 6 7 8 2.01.01 1 2.01.01.19 2.01.02 PROGRAM PEMBINAAN
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan serangkaian tahapan penelitian ini dapat dirumuskan beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Faktor - faktor penentu dalam pengembangan wilayah berbasis
Lebih terperinciClustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-172 Clustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya Patrica Bela Barbara dan Ema Umilia Jurusan Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 06 TAHUN 2009
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 06 TAHUN 2009 T E N T A N G RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LUMAJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG,
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI
RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI, 2005. Strategi Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Daerah Kota Bogor. Di bawah bimbingan SETIADI DJOHAR dan IDQAN FAHMI. Sektor pertanian bukan merupakan sektor
Lebih terperinciPersebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian Timur
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-11 Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian
Lebih terperinciAIR HUJAN SEBAGAI ALTERNATIF PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI KECAMATAN RANUYOSO KABUPATEN LUMAJANG
AIR HUJAN SEBAGAI ALTERNATIF PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI KECAMATAN RANUYOSO KABUPATEN LUMAJANG Titiek Susianah 1 dan Ali Masduqi 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciGambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah
36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman pisang merupakan salah satu kekayaan alam asli Asia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman pisang merupakan salah satu kekayaan alam asli Asia Tenggara. Pisang sendiri dalam analisa bisnis tertuju pada buahnya mesikpun dalam tanaman pisang sendiri
Lebih terperinciLokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.
LAMPIRAN IV PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR : 3 TAHUN 2012 TANGGAL : 11 SEPTEMBER 2012 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BOALEMO TAHUN 2011-2031 I. RENCANA STRUKTUR RUANG No Rencana
Lebih terperinciArahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-218 Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya Mia Ermawati dan Ema Umilia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Lampung Barat yang didiikan berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1991 memiliki luas wilayah 4.550,4 ~m'. Sebagian besar wilayah Kabupaten Lampung Barat memiliki
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Sektor unggulan yang terbentuk dari
Lebih terperinciArahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-81 Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri Eka Putri Anugrahing Widi dan Putut Gde Ariastita Jurusan Perencanaan
Lebih terperinciKAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG
Kajian Alternatif Penyediaan Air Baku I Wayan Mundra Hirijanto KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG I Wayan Mundra
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Pengembangan Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem Melalui Pendekatan Agribisnis Kd. Ayu Novita
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah Di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus : Daerah Industri di Surabaya)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-xxxx Print) 1 Analisis Pengaruh Lokasi Central Business District Terhadap Nilai Tanah Di Daerah Sekitarnya (Studi Kasus : Daerah Industri
Lebih terperinciOPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR
Sidang Ujian OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN BANGKALAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciFAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN JEMBER
1 FAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN JEMBER Cinditya Estuning Pitrayu Nastiti 1, Ema Umilia 2 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No., (04) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) D-3 Analisis Tata Letak Fasilitas Proyek Menggunakan Activity Relationship Chart dan Multi-Objectives Function pada Proyek Pembangunan
Lebih terperinci