Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Askariasis dan Trikuriasis pada Siswa SD N 29 Purus Padang

Transkripsi

1 htt://jurnal.fk.unand.ac.id 718 Artikel Penelitian Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Askariasis dan Trikuriasis ada Siswa SD N 29 Purus Padang Hildya Kusmi 1, Nuzulia Irawati 2, Husnil Kadri 3 Abstrak Prevalensi infeksi kecacingan masih tinggi terutama ada anak usia sekolah dasar. Cacing yang sering menginfeksi yaitu Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura. Infeksi ini erat kaitannya dengan masalah lingkungan, erilaku manusia dan maniulasi terhada lingkungan. Tujuan enelitian adalah menentukan hubungan sanitasi lingkungan rumah yaitu keemilikan jamban keluarga yang sehat, ketersediaan sumber air bersih, sarana embuangan samah dan jenis lantai rumah dengan kejadian askariasis dan trikuriasis. Ini adalah enelitian analitik dengan desain cross-sectional study. Jumlah oulasi sebanyak 71 orang dengan jumlah subjek sebanyak 55 orang. Pengumulan data dilakukan dengan emeriksaan tinja dan kuesioner. Metode analisis data menggunakan uji chisquare. Hasil enelitian menunjukkan bahwa ersentase infeksi kecacingan ada siswa SD Negeri 29 Purus Padang adalah 38%, terdiri dari; infeksi Ascaris lumbricoides (33%), Trichuris trichiura (9,1%) dan infeksi kedua sesies (3,6%). Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara keemilikan jamban keluarga, ketersediaan sumber air bersih, keemilikan sarana embuangan samah dan jenis lantai rumah dengan angka kejadian askariasis dan trikuriasis ( > 0,05). Masih tingginya infeksi kecacingan ada siswa sekolah dasar erlu erhatian yang lebih baik misalnya diadakannya rogram emberantasan kecacingan baik oleh sekolah mauun etugas kesehatan setemat. Kata kunci: infeksi kecacingan, sanitasi lingkungan, askariasis, trikuriasis Abstract Prevalence of worms infestation is still high, esecially found among children at the elementary school age. Tye of worms that often infect are Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura. The infection is related to environment issues, human behavior and maniulation of the environment. The objective of this study was to determine the relationshi between environmental sanitation of home, consist of latrine ownershi, availability of clean water source, garbage disosal facilities and the tye of floor home to ascariasis and trichuriasis incidences. This was an analytic with cross sectional study design. The oulation were 71 students of State Elementery School 29 Purus Padang, but the subjecs were 55 students.. Research instruments were stool examination and questionnaire. Bivariate analysis was chi-square test. The results showed that the worm infection rate in student of Elementary School 29 Purus Padang was 38 %, consist of Ascaris lumbricoides infection (33%), Trichuris trichiura infection (9.1%) and infection of both secies (3.6%). The statistical test indicated no significant relationshi between latrine ownershi, availability of clean water source, garbage disosal facilities, and the tye of floor home to the incidence of ascariasis and trichuriasis ( > 0.05). The high worm infection in elementary school students need better attention, like worm eradication rogram by the school and local health authorities. Keywords: worm infestations, environmental sanitation, ascariasis, trichuriasis Affiliasi enulis: 1 Pendidikan Dokter FK UNAND (Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang), 2. Bagian Parasitologi FK UNAND, 3. Bagian Biokimia FK UNAND. Koresondensi: Hildya Kusmi, hildyakusmi@rocketmail.com Tel:

2 htt://jurnal.fk.unand.ac.id 719 PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara berkembang masih menghadai masalah kesehatan, terutama yang berkaitan dengan enyakit infeksi. Salah satu enyakit infeksi yang masih tinggi insidennya di Indonesia yaitu kecacingan. 1 Masih tingginya kejadian infeksi cacing disebabkan oleh beberaa faktor yaitu Indonesia memiliki iklim trois dengan kelembaban udara yang tinggi, tingkat sosial ekonomi masyarakat yang tidak merata dan kurangnya kesadaran menjaga sanitasi lingkungan serta higiene erorangan yang masih belum baik yang mendukung untuk terjadinya infeksi dan enularan cacing. 2 Prevalensi kecacingan di Indonesia sekitar 58,5% yang terdiri dari 30,4% terinfeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides), 21,25% cacing cambuk (Trichuris trichiura) serta 6,5% terinfeksi cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale). Tingginya revalensi kecacingan tidak terleas dari kondisi tanah Indonesia yang subur yang meruakan lingkungan yang aling disenangi cacing sebagai temat berkembang biak, di saming itu tidak jarang masyarakat melihat cacing yang masih hidu keluar bersama tinja dan mengangga ini sebagai hal yang biasa, hal ini menunjukkan kurangnya erhatian masyarakat terhada infeksi cacing ini. 3 Kecacingan daat ditemukan ada semua golongan umur, namun revalensi tertinggi ditemukan ada anak balita dan usia sekolah dasar (60-80%), terutama cacing Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura yang cenderung menyerang anak-anak berusia 5-10 tahun yang meruakan usia anak sekolah dasar. 4 Kecacingan jarang menyebabkan kematian, tetai infeksi kronis ada anak-anak daat menyebabkan menurunnya kondisi gizi dan kesehatan sehingga ertumbuhan terhambat. 5 World Health Assembly ada tahun 2001 mendesak negara anggotanya untuk mengendalikan kesakitan dan kecacingan. 6 Kenyataannya frekuensi kecacingan masih tinggi, hal ini disebabkan encegahan dan emberantasan terhada kecacingan belum juga daat dilakukan secara maksimal karena damak yang ditimbulkan oleh kecacingan tidak terlihat secara langsung ada si anak sehingga luut dari erhatian orang tua. 2 Kecacingan meruakan salah satu enyakit berbasis lingkungan. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan masalah lingkungan, erilaku manusia, dan maniulasinya terhada lingkungan. 7 Di Kota Padang, kesehatan lingkungan emukiman masih belum memadai. Berdasarkan data terakhir di Kota Padang setelah gema 30 Setember 2009 sekitar 9% enduduk Kota Padang tidak memunyai fasilitas embuangan air limbah, dan 63,80% enduduk yang memunyai setic tank sedangkan sisanya menggunakan kolam dan sungai sebagai sarana embuangan air limbahnya. Di wilayah Kecamatan Padang Barat, sebagian besar memanfaatkan sungai sebagai temat mandi, cuci dan kakus, menggunakan MCK yang tidak layak, membuang secara langsung di badan air, seerti saluran drainase, sungai dan laut, sehingga terjadi elanggaran terhada baku mutu atau encemaran lingkungan. 8 Purus meruakan salah satu keluharan ada Kecamatan Padang Barat dengan kondisi sanitasi yang sangat buruk. 9 Hasil survey endahuluan yang dilakukan terdaat banyak sekolah dasar yang ada di Kelurahan Purus salah satunya yaitu SD negeri 29 Purus. Hasil observasi mendaatkan kondisi lingkungan sekolah dan rumah di sekitarnya masih belum baik dimana sekolah dan rumah teat berada di seanjang saluran embuangan yang sangat kotor, banyak samah dan tidak terawat dan disana terlihat banyak anak-anak yang bermain di sekitar saluran embuangan tersebut. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas maka erlu untuk mengadakan enelitian untuk mengetahui hubungan kondisi sanitasi lingkungan rumah dengan kejadian Askariasis dan Trikuriasis di Sekolah Dasar Negeri 29 Purus Padang. METODE Penelitian dilakukan terhada siswa SD Negeri 29 Purus dari Desember samai Februari Subjek dalam enelitian didaatkan sebanyak 55 dari semua siswa yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen enelitian yang digunakan adalah kuesioner dan emeriksaan tinja di Laboratorium Parasitologi. Data yang dieroleh diuji secara

3 htt://jurnal.fk.unand.ac.id 720 komuterisasi dengan uji chi-square ada tingkat emaknaan <0,05. Hasil Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan eremuan yaitu sebesar 54,54%. Usia terbanyak sebagai resonden yaitu ada golongan umur > 9-13 tahun dibandingkan golongan 6-9 tahun yaitu sebesar 58,21%. Kelas resonden terbanyak adalah siswa kelas 3 yaitu sebesar 21,81%. Pekerjaan dari orang tua resonden terbanyak sebagai buruh sebesar 49,09%. Pendidikan orang tua dari resonden lebih banyak yang memiliki endidikan terakhir SMA sebesar41,81%. Analisis Hubungan Jamban Keluarga dengan dan Trikuriasis Resonden yang terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides ada Tabel 1 sebanyak 18 resonden dan yang terinfeksi Trichuris trichiura sebanyak 5 resonden. Keemilikan Jamban Keluarga sebagian besar resonden memiliki jamban keluarga yaitu sebanyak 39 resonden, sedangkan yang tidak memiliki jamban keluarga sebanyak 16 resonden. Ketersediaan sumber air bersih yang memenuhi sebanyak 32 resonden, sedangkan yang sumber air bersihnya masih belum memenuhi sebanyak 23 resonden. Keemilikan sarana embuangan samah sebanyak 9 resonden, sedangkan yang tidak memiliki sarana embuangan samah sebanyak 46 resonden. Jenis lantai rumah yang keda air yaitu sebanyak 47 resonden dan yang memiliki jenis lantai rumah yang tidak keda air yaitu sebanyak 8 resonden. Hubungan Keemilikan Jamban dengan kejadian Askariasis dan Trikuriasis ada siswa SD Negeri 29 Purus Padang didaatkan =0,264 (>0,05) yangnberarti tidak ada hubungan antara jamban keluarga dengan kejadian askariasis ada siswa 29 Purus Padang. Berdasarkan uji statistik antara hubungan keemilikan jamban keluarga dengan kejadian trikuriasis ada siswa SD Negeri 29 Purus yang menjadi resonden didaatkan =0,110 (>0,05) sehingga tidak terdaat hubungan antara jamban keluarga dengan kejadian trikuriasis ada siswa 29 Purus Padang.(Tabel 1) Tabel 1. Hubungan jamban keluarga dengan kejadian askariasis dan trikuriasis ada siswa SD N 29 Purus Padang Jamban Keluarga memiliki 7 43, , ,264 Memiliki 11 28, , , , Jamban Keluarga Hubungan Ketersediaan Sumber Air Bersih dengan dan Trikuriasis Tabel 2. Hubungan sumber air bersih dengan kejadian askariasis dan trikuriasis ada siswa SD N 29 Purus Padang Sumber air bersih memenuhi Memenuhi 5 21, , , , , , Sumber air bersih memenuhi memiliki 3 18, , Memiliki 2 5, , , , , , Memenuhi 3 9, , , , ,141 0,110 0,931

4 htt://jurnal.fk.unand.ac.id 721 Berdasarkan uji statistik ada Tabel 2, antara ketersediaan sumber air bersih dengan kejadian askariasis ada siswa SD Negeri 29 Purus yang menjadi resonden didaatkan =0,141 (>0,05). Hubungan ketersediaan sumber air bersih dengan kejadian trikuriasis ada siswa SD Negeri 29 Purus yang menjadi resonden didaatkan =0,931 (>0,05) sehingga tidak ada hubungan antara ketersediaan sumber air bersih dengan kejadian askariasis ada siswa 29 Purus Padang. Hubungan Jenis Lantai dengan Kejadian Askariasis dan Trikuriasis ada Siswa SD Negeri 29 Purus Padang Berdasarkan uji statistik ada Tabel 4, antara hubungan jenis lantai rumah dengan kejadian askariasis ada siswa SD Negeri 29 Purus yang menjadi resonden didaatkan =0,614 ( > 0,05) sehingga tidak ada hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian askariasis ada siswa 29 Purus Padang. Hubungan Sarana Pembuangan Samah dengan kejadian askariasis dan trikuriasis ada siswa SD N 29 Purus Padang Berdasarkan uji statistik ada Tabel 3, antara hubungan keemilikan sarana embuangan samah dengan kejadian askariasis ada siswa SD Negeri 29 Purus yang menjadi resonden didaatkan =0,463 (> 0,05) sehingga tidak ada hubungan antara keemilikan sarana embuangan samah dengan kejadian askariasis ada siswa 29 Purus Padang. Tabel 3. Hubungan sarana embuangan samah dengan kejadian askariasis dan trikuriasis ada siswa SD N 29 Purus Padang Sarana embuangan samah memiliki Memiliki 5 10, , , , Sarana embuangan samah memiliki Memiliki 16 34, , , , , , ,3 Hubungan keemilikan sarana embuangan samah dengan kejadian trikuriasis ada siswa SD Negeri 29 Purus yang menjadi resonden didaatkan =0,3 ( > 0,05) sehingga tidak ada hubungan antara keemilikan sarana embuangan samah dengan kejadian trikuriasis ada siswa 29 Purus Padang. 0,463 Tabel 4. Hubungan jenis lantai rumah kejadian askariasis dan trikuriasis ada siswa SD N 29 Purus Padang Jenis lantai keda air Keda air 16 34, , , , Jenis lantai keda air 1 12,5 7 87, Keda air 4 8, , , , ,614 0,717 Hubungan jenis lantai rumah dengan kejadian trikuriasis ada siswa SD Negeri 29 Purus yang menjadi resonden didaatkan =0,717 (>0,05), yang berarti tidak ada hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian trikuriasis ada siswa 29 Purus Padang. PEMBAHASAN Hubungan Keemilikan Jamban dengan Kejadian Askariasis dan Trikuriasis ada Siswa SD Negeri 29 Purus Padang hubungan antara jamban keluarga dengan kejadian askariasis dan trikuriasis ada siswa 29 Purus Padang. Sedangkan enelitian yang dilakukan Kuandain et al (2011) ada murid sekolah dasar di Desa Teling Kecamatan Tombariri Kabuaten Minahasa menemukan tidak ada hubungan bermakna

5 htt://jurnal.fk.unand.ac.id 722 antara jamban dengan infeksi kecacingan ( = 0,869). 10 Hal ini berbeda dengan enelitian Fitri et al (2012) ada murid sekolah dasar di Kecamatan Angkola Timur Kabauaten Taanuli Selatan yang menemukan bahwa terdaat hubungan yang bermakna antara keemilikan jamban dengan infeksi kecacingan ( = 0,00). 11 Penelitian Nur et al (2013) ada siswa sekolah dasar di Pulau Barrang Lomo Kota Makasar juga menemukan adanya hubungan yang bermakna antara jamban keluarga dengan infeksi kecacingan ( = 0,00). 12 ditemukannya hubungan antara keemilikan jamban keluarga dengan kejadian askariasis dan trikuriasis ada siswa SD Negeri 29 Purus Padang bisa disebabkan adanya faktor lain yang tidak diteliti, seerti kebiasaan anak mencuci tangan mau makan dan setelah makan serta setelah buang air kecil mauun buang air besar sehingga tidak akan terjadi enularan dari cacing Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura karena akan terutusnya rantai enularan dari satu individu ke individu lainnya. Hubungan Ketersediaan Sumber Air Bersih dengan dan Trikuriasis ada Siswa SD Negeri 29 Purus Padang hubungan antara ketersediaan sumber air bersih dengan kejadian askariasis dan trikuriasis ada siswa 29 Purus Padang. Penelitian yang dilakukan Kuandain et al (2011) ada murid sekolah dasar di Desa Teling Kecamatan Tombariri Kabuaten Minahasa menemukan tidak ada hubungan bermakna antara sumber air bersih dengan infeksi kecacingan ( = 0,869). 10 Hal ini berbeda dengan enelitian Fitri et al (2012) ada murid sekolah dasar di Kecamatan Angkola Timur Kabauaten Taanuli Selatan yang menemukan bahwa terdaat tidak ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan sumber air bersih dengan infeksi kecacingan. 11 Hal ini disebabkan karena adanya faktor lain yang juga bereran dalam menyebabkan seseorang terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura seerti status gizi seserang yang akan memengaruhi mudah atau tidaknya seseorang terkena kecacingan. Hubungan Keemilikan Sarana Pembuangan Samah dengan dan Trikuriasis ada Siswa SD Negeri 29 Purus Padang hubungan antara keemilikan sarana embungan samah dengan kejadian askariasisdan trikuriasis ada siswa 29 Purus Padang. Hal ini berbeda dengan enelitian Fitri et al (2012) ada murid sekolah dasar di Kecamatan Angkola Timur Kabauaten Taanuli Selatan yang menemukan bahwa terdaat hubungan yang bermakna antara keemilikan sarana embuangan samah infeksi kecacingan. 11 Penelitian Nur et al (2013) ada siswa sekolah dasar di Pulau Barrang Lomo Kota Makasar tahun menemukan adanya hubungan yang bermakna antara sarana embuangan samah dengan infeksi kecacingan ( = 0,045). 12 ditemukannya hubungan antara keemilikan sarana embuangan samah dengan kejadian askariasis dan trikuriasis mungkin saja disebabkan adanya faktor lain yang tidak diteliti namun memiliki eran dalam menyebabkan seseorang terkena kecacingan, seerti status gizi, kebersihan ribadi, engetahuan orang tua terhada sanitasi lingkungan sekitar sehingga si anak tidak mudah mengalami kecacingan. Hubungan Jenis Lantai dengan Kejadian Askariasis dan Trikuriasis ada Siswa SD Negeri 29 Purus Padang hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian askariasis dan trikuriasis ada siswa 29 Purus Padang. Penelitian Nur et al (2013) ada siswa sekolah dasar di Pulau Barrang Lomo Kota Makasar menemukan tidak ada hubungan antara jenis lantai rumah dengan infeksi kecacingan ( = 0,147). 12 Penelitian yang dilakukan Kuandain et al (2011) ada murid sekolah dasar di Desa Teling Kecamatan Tombariri Kabuaten Minahasa menemukan tidak ada hubungan bermakna antara jenis lantai rumah dengan infeksi kecacingan ( = 0,077). 10 Hal ini mungkin disebabkan adanya faktor lain yang tidak diteliti namun memiliki eran dalam menyebabkan seseorang terkena kecacingan seerti status gizi, karakteristik siswa, erilaku siswa serta

6 htt://jurnal.fk.unand.ac.id 723 kebersihan ribadi sehingga si anak tidak mudah mengalami kecacingan. KESIMPULAN ada hubungan antara keemilikan jamban keluarga dengan kejadian askariasis dan trikuriasis ada siswa 29 Purus Padang. ada hubungan antara ketersediaan sumber air bersih dengan kejadian askariasis dan trikuriasis ada siswa 29 Purus Padang. ada hubungan antara keemilikan sarana embuangan samah dengan kejadian askariasis dan trikuriasis ada siswa 29 Purus Padang. ada hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian askariasis dan trikuriasis ada siswa 29 Purus Padang. UCAPAN TERIMA KASIH Ucaan terima kasih keada semua ihak yang sudah membantuan dan motivasi enulis dalam enelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1. Dekes RI. Pedoman umum rogram nasional emberantasan cacing di era desentralisasi. Jakarta: Dekes RI; Daichi RA. Hubungan erilaku anak terhada infeksi cacing erut di sekolah dasar no Kecamatan Palii Kabuaten Samosi. (diunduh 28 Juni 2013). Tersedia dari: URL: HYPERLINK htt://reository.usu.ac.id/bitstream/ /15 363/1/mki-des2005-%20%285%29.df 3. Ramengan TH. Penyakit infeksi troik ada anak. Jakarta: EGC; Suriastuti. Infeksi soil-transmitted helminth: ascariasis, trichiuriasis, dan cacing tambang. Universa Medicina. 2006; 25 (2): 5. Damayanti A. Pengobatan dan enilaian status gizi anak SDN 1 Luwus, Baturiti yang menderita cacingan (diunduh 17 Juli 2013). Tersedia dari: URL: HYPERLINK htt://ejournal.unud.ac.id/ abstrak/damayanti% df 6. World Health Organization. Prevention and control of schistosomiasis and soil-transmitted helmianthiasis. WHO Technical Reort Series Reort 912. Geneva: WHO; Lalandos JL, Kareri DGR. Prevalensi infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah ada siswa SD GMIM Lahay Roy Malalayang. MKM. 2008; 3(2). 8. Dinas Kesehatan Koto Padang. Profil Dinkes Kota Padang (diunduh 18 Juli 2013). Tersedia dari: URL: HYPERLINK htt:// downloads/rofil/kota adang Nelza W, Soedjono ES. Strategi engelolaan air limbah erkotaan di Kota Padang, Studi kasus Kecamatan Padang Barat (tesis). Surabaya: Institut Teknik Surabaya; Kuandain F, Umboh JML, Keel BJ. Hubungan antara sanitasi lingkungan dengan infestasi cacing ada murid sekolah dasar di Desa Telling Kecamatan Tombariri Kabuaten Minahasa. Manado: Universitas Sam Ratulangi; Fitri J, Saam Z, Hamidy MY. Analisis faktor-faktor risiko infeksi cacingan murid sekolah dasar di Kecamatan Angkola Timur Kabuaten Taanuli Selatan tahun Jurnal Ilmu Lingkungan. Universitas Riau; Nur MI, Ane RL, Selomo M. Faktor risiko sanitasi lingkungan rumag terhada kejadian kecacingan ada murid sekolah dasar di Pulau Barrang Lomo Kota Makassar tahun Makasar: Universitas Hasanudin; 2013.