BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laju inflasi yang rendah dan stabil merupakan tujuan utama pengambil

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laju inflasi yang rendah dan stabil merupakan tujuan utama pengambil"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju inflasi yang rendah dan stabil merupakan tujuan utama pengambil kebijakan ekonomi. Laju inflasi tinggi dan biasanya juga cenderung tidak stabil dapat menimbulkan dampak buruk bagi perekonomian. Oleh karena itu, baik pemerintah maupun bank sentral di negara mana pun berusaha untuk mencapai laju inflasi yang rendah dan stabil. Pertimbangan pentingnya pengendalian inflasi adalah bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil dapat berdampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Pertama, inflasi yang tinggi akan mengakibatkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun, sehingga standar hidup masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin. Kedua, inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya pertumbuhan ekonomi. Ketiga, tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif, sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah. (Bank Indonesia, 2009). Menurut Dradjad Wibowo ekonom INDEF (Republika, 30/1/2002), bahwa inflasi yang terjadi selama tahun 2001 lebih didominasi oleh administered price dan dampak inflatoir dari depresiasi rupiah (pass through effect) dibandingkan faktor-faktor meneter. Sebagai contoh keputusan pemerintah yang menaikan harga BBM telah mendorong inflasi bulan Juli

2 Berapa persen kah laju inflasi yang dikategorikan berbahaya bagi perekonomian? Laju inflasi yang berbahaya bagi perekonomian dapat berbeda antara satu perekonomian dengan perekonomian lainnya. Parah tidaknya inflasi tergantung dari komoditas apa saja yang harganya mengalami kenaikan. Jika yang mengalami kenaikan harga adalah komoditas yang sebagian besar dikonsumsi oleh kelompok yang berpenghasilan rendah maupun yang berpenghasilan tinggi, maka kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendahlah yang paling merasakan dampak kenaikan harga tersebut.(setyowati, dkk., 2004: 180). Inflasi dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara garis besarnya dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu inflasi inti dan inflasi non inti. Inflasi inti adalah inflasi yang terjadi karena faktor fundamental, seperti akibat interaksi antara permintaan dan penawaran, lingkungan eksternal (nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang), dan ekspektasi inflasi dari perdagangan dan konsumen. Sedangkan inflasi non inti disebabkan oleh selain faktor fundamental, seperti terjadi shocks dalam kelompok bahan makanan (panen, gangguan alam, gangguan penyakit) dan inflasi akibat kebijakan harga oleh pemerintah (kenaikan harga BBM, tarif listrik, tarif angkutan). (Bank Indonesia, 2009). Bagi perekonomian Indonesia, inflasi (kenaikan harga-harga barang dan jasa) merupakan fenomena yang sering muncul. Bahkan Indonesia pernah mengalami inflasi pada tingkat 600 persen pada tahun Tingkat inflasi yang sangat tinggi (hiperinflasi) ini tidak saja merusak tatanan perekonomian Indonesia, namun merusak tatanan sosial, politik, dan bahkan keamanan dan ketertiban masyarakat. Sejak awal pemerintahan Orde Baru hingga di era Reformasi sekarang ini, perkembangan ekonomi Indonesia tampaknya selalu dipengaruhi oleh gejolak 2

3 harga bahan bakar minyak (BBM) dunia. Selama periode pertama, fluktuasi harga minyak dunia berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, pada periode kedua ini, gejolah kenaikan harga minyak tersebut cenderung berpengaruh pada tingkat inflasi. Tingginya inflasi pada tahun 2001 merupakan efek dari kebijakan pemerintah berkenaan dengan pengurangan subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak) dan kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik). Fenomena tersebut berpengaruh terhadap kenaikan inflasi karena dengan kenaikan BBM dan TDL akan menyebabkan kenaikan tarif angkutan, kenaikan gaji PNS, TNI, dan POLRI serta UMR. Untuk kasus Indonesia, laju inflasi bulanan dalam periode Januari 2001 sampai dengan Desember 2011 bergerak cukup fluaktif. Laju inflasi tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2005, yakni sebesar 8,7. Laju inflasi ini terjadi disebabkan oleh kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada tanggal 1 Oktober 2005 sekitar 80 persen. Kenaikan harga BBM ini mengakibatkan harga hampir semua jenis barang mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok trnasportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 28,57 persen, diikuti kelompok Perumahan Air, Listrik, Gas dan bahan bakar sebesar 7,4 persen (Badan Pusat Statistik, 2009). Laju inflasi tinggi terjadi lagi pada bulan Juni 2008 sebesar 2,46. Laju inflasi tinggi pada Juni 2008 tersebut juga sebagian besar merupakan kontribusi dari kebijakan pemerintah menaikan harga BBM sebesar 28,7 persen. (BPS Indonesia, Juli 2008), seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1. Inflasi Indonesia

4 Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan, 2013 (diolah). Gambar 1.1 Pergerakan Inflasi Indonesia, Jika melihat betapa dahsyat pengaruh inflasi terhadap perekonomian nasional, dipandang perlu perhatian ekstra terhadap masalah inflasi, terutama terhadap variabel yang menjadi penyebab terjadinya inflasi di Indonesia secara umum. Dilihat secara khusus juga perlu adanya perhatian pemerintah daerah dalam menangani masalah inflsai terutama pada kota-kota penghitung inflasi di Indonesia, tidak terkecuali Provinsi Kalimantan Selatan. Penentuan laju inflasi dilakukan terhadap perubahan harga-harga seluruh komoditas yang dikelompokkan ke dalam 7 kelompok komoditas, yaitu: 1. kelompok bahan makanan; 2. makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau; 3. perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar; 4. sandang; 5. kesehatan; 6. pendidikan, rekreasi, dan olah raga; 4

5 7. transportasi, komunikasi, dan jasa kuangan. Untuk Kalimantan Selatan, berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2002 dan 2007, dari ketujuh kelompok komoditas tersebut, ternyata kelompok bahan makanan memiliki bobot terbesar terhadap pembentukan inflasi. Berdasarkan 7 kelompok komoditas tersebut, kelompok komoditas kelompok bahan makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, sehingga jika terjadi kenaikan harga pada kelompok komoditas Kelompok Bahan Makanan ini akan berpengaruh negatif terhadap masyarakat banyak. Adapun hasil perbandingan bobot kelompok pengeluaran yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan hasil survei biaya hidup (SBH) di Kota Banjarmasin, yaitu tahun 2002 dan 2007 adalah sebagaimana pada Tabel 1.1. Perbandingan Bobot Kelompok Pengeluaran Hasil Survei Biaya Hidup (SBH) Kota Banjarmasin, 2002 dan 2002 sebagai berikut. 5

6 Tabel Perbandingan Bobot Kelompok Pengeluaran Hasil Survey Biaya Hidup (SBH) Kota Banjarmasin, 2002 dan (%) 2007 (%) 01. Bahan Makanan 28,42 22, Makanan Jadi, minuman, rokok dan tembakau 24,67 21, Perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar 21,09 21, Sandang 6,62 7, Kesehatan 3,62 4, Pendidikan, rekreasi dan Olah Raga 4,17 5, Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 11,40 17,73 Umum 100,00 100,00 Sumber : Diagram Timbangan IHK Kota Banjarmasin, BPS Provinsi Kalimantan Selatan, 2011 (diolah) Tingginya kelompok bahan makanan 2002: 28,42 persen dan 2007: 22,67 persen dalam pembentukan angka inflasi Kota Banjarmasin dapat ditafsirkan bahwa kelompok bahan makanan terhadap tinggi rendahnya tingkat inflasi di Banjarmasin cukup besar dan akan dirasakan langsung oleh semua masyarakat. Kelompok masyarakat yang paling parah menanggung akibat negatifnya adalah masyarakat yang berpenghasilan rendah. Inflasi dapat disebabkan oleh ekspektasi masyarakat terhadap harga-harga pada masa yang akan datang. Salah satu faktor yang menentukan ekspektasi masyarakat terhadap harga-harga pada masa yang akan datang adalah tingkat harga-harga yang terjadi pada masa lalu. Oleh karena itu, untuk menjaga stabilitas tingkat inflasi di Kota Banjarmasin dan Provinsi Kalimantan Selatan pada umumnya, diperlukan langkah-langkah antisifatif dalam 6

7 mengendalikan gejolak harga bahan makanan dan melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku harga komoditas bahan makanan. Untuk Kota Banjarmasin, Laju inflasi bulanan periode Januari 2001 sampai dengan Desember 2013 juga berfluktuatif, dimana pada bulan oktober 2005 inflasi tertinggi mencapai 8,05 persen, ini juga terjadi karena kebijakan pemerintah menaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tanggal 1 Oktober 2005 sebesar 80 persen. Kenaikan harga BBM ini mengakibatkan harga hampir semua jenis barang mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 20,94 persen, diikuti kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar 6,58 persen, dan pada Kelompok Bahan Makanan sebesar 9,93 persen (BPS Provinsi Kalimantan Selatan, 2014). Pada bulan Nopember 2013 Kota Banjarmasin mengalami inflasi sebesar 0,62 persen. Inflasi Kota Banjarmasin terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukan oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,13 persen; kelompok makanan jadi naik sebesar 0,06 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik sebesar 0,75 persen; kelompok sandang naik sebesar 0,34 persen; kelompok kesehatan naik sebesar 0,29 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga naik sebesar 0,03 persen; kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 0,71 persen. (BPS Provinsi Kalimantan Selatan, 2013). Pada gambar 1.2. Inflasi total Kota Banjarmasin , terlihat bahwa inflasi yang terjadi di Kota Banjarmasin pada tahun 2005 tertinggi pada tahun 2005 kuartal ke-iv yaitu sebesar 2,93 persen, dan terendah pada tahun 2004 pada kuartal ke-ii yaitu sebesar -0,63 persen, inflasi tinggi ini juga dikarenakan adanya kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi pada bulan Oktober

8 Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan, 2013 (diolah) Gambar 1.2 Inflasi Total Kota Banjarmasin, Pada Inflasi Kelompok Bahan Makanan terlihat pada tahun 2001 tertinggi sebesar persen dan terendah pada tahun 2008 sebesar 4.10 persen. Pada tahun 2003 terjadi deflasi sebesar persen, tahun 2007 juga mengalami kembali deflasi sebesar persen dan tahun 2012 mengalami deflasi lagi sebesar persen. Ini dikarenakan adanya perubahan tahun dasar yang didasarkan atas hasil survei biaya hidup (BPS Kota Banjarmasin, 2014), (diolah). Seperti terlihat pada Gambar 1.3 Inflasi Kelompok Bahan Makanan di kota Banjarmasin. 8

9 Sumber: BPS Kota Banjarmasin, 2013 (diolah) Gambar 1.3 Inflasi Kelompok Bahan Makanan di Kota Banjarmasin Berpijak pada permasalahan tersebut, mendorong penulis untuk melakukan penelitian secara ilmiah, dan sebagai perwujudannya permasalahan mengenai perilaku harga kelompok bahan makanan. Permasalahan tersebut dapat dituangkan kedalam bentuk tesis dengan judul Analisis Inflasi Kelompok Bahan Makanan di Kota Banjarmasin 2001:1-2013: Keaslian Penelitian Dalam penelitian ini adalah untuk melihat inflasi kelompok bahan makanan yang ada di Kota Banjarmasin, Penelitian didasari oleh peneliatian sebelumnya yang juga berhubungan dengan inflasi adalah yang dilakukan oleh: Penelitian yang dilakukan oleh Studi Pengembangan Indikator Ekonomi Makro (2001) mengamati perubahan nilai tukar, jumlah uang beredar dan harga BBM dalam negeri yang dijadikannya sebagai leading indikator yang cukup baik untuk menaksir laju inflasi bulanan. Penelitian ini menemukan bahwa setiap kenaikan 1persen harga BBM akan memberikan tambahan inflasi sekitar 0,085 persen. 9

10 Andrianus dan Niko (2006) menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi inflasi di indonesia Periode , menemukan bahwa suku bunga deposito baik jangka pendek maupun jangka panjang mempengaruhi tingkat inflasi. Semakin tinggi suku bunga semakin tinggi pula tingkat inflasi. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uaraian dalam latar belakang sebelumnya, maka permasalahan yang akan dibahas diharapkan dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana hubungan harga premium, harga solar, gas LPG dan tarif dasar listrik (TDL) dengan inflasi kelompok bahan makanan di Kota Banjarmasin. Permasalan selanjutnya adalah bagaimana trend dari harga premium, harga solar, gas LPG dan tarif dasar listrik dengan inflasi kelompok bahan makanan. 1.4 Tujuan Penelitian Berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan hubungan harga premium, solar, gas lpg dan tarif dasar listrik (TDL) dengan inflasi kelompok bahan makanan di Kota Banjarmasin. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1 Memberi masukan bagi pengambil kebijakan harga bahan makanan, khususnya terhadap inflasi yang ditimbulkan akibat gejolak harga bahan makanan di Kota Banjarmasin. 10

11 2 Sebagai bahan acuan bagi pihak yang ingin melakukan studi lebih lanjut tentang inflasi. 1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini akan disusun dalam lima bab. Bab satu merupakan bagian Pendahuluan yang akan membahas mengenai gambaran umum terkait latar belakang penelitian, keaslian penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab dua berisi studi literatur terdahulu serta berbagai teori, pemikiran, tinjauan pustaka,dan pendekatan yang berkaitan dengan inflasi kelompok bahan makanan. Bab tiga menjelaskan tentang Metode Penelitian, bahan atau materi penelitian dan variabel dan definisi operasional. Bab empat merupakan bab pembahasan tentang hasil analisis. Bab lima adalah bab penutup yang berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran untuk berbagai pihak yang berkepentingan dari hasil penelitian ini. 11

Suku Bunga dan Inflasi

Suku Bunga dan Inflasi Suku Bunga dan Inflasi Pengertian Suku Bunga Harga dari uang Bunga dalam konteks perbankan dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu indikator inflasi yang cukup penting adalah indeks harga konsumen (IHK) yang terbentuk dari indeks harga kelompok komoditi yang terdiri dari tujuh kelompok,

Lebih terperinci

Bab. I Pendahuluan INDEKS HARGA KONSUMEN DAN LAJU INFLASI TAHUN 2013

Bab. I Pendahuluan INDEKS HARGA KONSUMEN DAN LAJU INFLASI TAHUN 2013 INDEKS HARGA KONSUMEN DAN LAJU INFLASI TAHUN 2013 Aktivitas perekonomian Kota Purbalingga pada tahun 2013 apabila ditinjau dari perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) secara umum, terlihat lebih fluktuatif

Lebih terperinci

PUBLIKASI KINERJA SERETARIAT DAERAH TAHUN 2016

PUBLIKASI KINERJA SERETARIAT DAERAH TAHUN 2016 PUBLIKASI KINERJA SERETARIAT DAERAH TAHUN 2016 PENGENDALIAN INFLASI DI KABUPATEN BOGOR Latar Belakang Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan salah satu indikator penting dalam perekonomian suatu negara. Kestabilan inflasi merupakan prasyarat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juga menunjukkan keseimbangan antara penawaran dan permintaan barang dan jasa.

I. PENDAHULUAN. juga menunjukkan keseimbangan antara penawaran dan permintaan barang dan jasa. I. PENDAHULUAN 1.1. U M U M Secara umum proses pembangunan di bidang ekonomi masih terus berlangsung meskipun belum secepat yang diharapkan. Untuk mengukur keberhasilan pembangunan tersebut perlu diukur

Lebih terperinci

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN FEBRUARI 2015

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN FEBRUARI 2015 BPS KOTA TARAKAN No. 03/03/6571/Th.IX, 02 Maret 2015 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN FEBRUARI 2015 Mulai bulan Januari 2014 tahun dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan 2012 = 100 (sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk melakukan kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar bisa berupa banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didunia, termasuk Indonesia. Apabila inflasi ditekan dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. didunia, termasuk Indonesia. Apabila inflasi ditekan dapat mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sangat ditakuti oleh semua negara didunia, termasuk Indonesia. Apabila inflasi ditekan dapat mengakibatkan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stabilitas perekonomian suatu bangsa dapat digambarkan dengan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Stabilitas perekonomian suatu bangsa dapat digambarkan dengan stabilitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stabilitas perekonomian suatu bangsa dapat digambarkan dengan stabilitas tingkat inflasinya. Inflasi secara umum dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan harga-harga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI NOVEMBER 2014 INFLASI 1,66 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI NOVEMBER 2014 INFLASI 1,66 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI No. 13/12/3571/Th.XV, 1 Desember 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI NOVEMBER 2014 INFLASI 1,66 PERSEN Pada bulan November 2014 Kota Kediri mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum angka inflasi yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga dan perubahan nilai dapat dipakai sebagai informasi dasar dalam pengambilan

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI DESEMBER 2014 INFLASI 2,52 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI DESEMBER 2014 INFLASI 2,52 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI No. 01/01/3571/Th.XVI, 2 Januari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI DESEMBER 2014 INFLASI 2,52 PERSEN Pada bulan Desember 2014 Kota Kediri mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perlunya inflasi dikendalikan rasanya tidak perlu dipertanyakan lagi.

BAB I PENDAHULUAN. Perlunya inflasi dikendalikan rasanya tidak perlu dipertanyakan lagi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perlunya inflasi dikendalikan rasanya tidak perlu dipertanyakan lagi. Fenomena inflasi terbukti telah menggerogoti nilai riil pendapatan, menjadikan semua orang

Lebih terperinci

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN APRIL 2015

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN APRIL 2015 BPS KOTA TARAKAN No. 05/05/6571/Th.IX, 04 Mei 2015 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN APRIL 2015 Mulai bulan Januari 2014 tahun dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan 2012 = 100 (sebelumnya

Lebih terperinci

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG Katalog BPS : 7102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG No. Katalog : 7102004.3322 No. Publikasi : 33224.13.04 Ukuran Buku : 5,83 inci x 8,27 inci Jumlah

Lebih terperinci

BPS KOTA TEGAL. BULAN FEBRUARI 2014 KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen

BPS KOTA TEGAL. BULAN FEBRUARI 2014 KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen BPS KOTA TEGAL Tegal, 4 Maret BULAN FEBRUARI KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen - Pada bulan Februari Kota Tegal terjadi inflasi 0,79 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,47, sedikit lebih

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan April 2016 DEFLASI 0,41 Persen Bulan April 2016 di Kabupaten Kendal terjadi deflasii 0,41 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah salah satu Negara berkembang di kawasan Asia. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah salah satu Negara berkembang di kawasan Asia. Salah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara berkembang di kawasan Asia. Salah satu indikator kemajuan suatu Negara adalah perekonomian. Perekonomian menjadi salah satu pondasi

Lebih terperinci

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN MEI 2015

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN MEI 2015 BPS KOTA TARAKAN No. 06/06/6571/Th.IX, 01 Juni 2015 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN MEI 2015 Mulai bulan Januari 2014 tahun dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan 2012 = 100 (sebelumnya

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN BELU No. 05/01/5306/Th. IV, 5 Februari 2015 JANUARI 2015, KOTA ATAMBUA INFLASI 2,39 % Dengan menggunakan tahun dasar baru (2012=100), di bulan Desember 2014 Kota Atambua mengalami Inflasi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 04/04/Th. IV, 3 April 2012 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BAJAWA MARET 2012 TERJADI INFLASI SEBESAR 1,25 PERSEN Dengan

Lebih terperinci

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN JANUARI 2015

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN JANUARI 2015 BPS KOTA TARAKAN No. 02/02/6571/Th.IX, 02 Februari 2015 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN JANUARI 2015 Mulai bulan Januari 2014 tahun dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan 2012 = 100 (sebelumnya

Lebih terperinci

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN NOVEMBER 2015

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN NOVEMBER 2015 BPS KOTA TARAKAN No. 12/12/6571/Th.IX, 01 Desember 2015 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN NOVEMBER 2015 Mulai bulan Januari 2014 tahun dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan 2012 = 100 (sebelumnya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JAWA TIMUR APRIL 2015 INFLASI 0,39 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JAWA TIMUR APRIL 2015 INFLASI 0,39 PERSEN BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 29/05/35/Th.XIII, 4 Mei PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JAWA TIMUR APRIL INFLASI 0,39 PERSEN Pada bulan April Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,39 persen. Semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada tingkat pengangguran seperti yang dijelaskan oleh teori trade-off

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada tingkat pengangguran seperti yang dijelaskan oleh teori trade-off BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Inflasi merupakan salah satu indikator penting dalam menganalisis perekonomian sebuah negara selain pertumbuhan ekonomi dan pengangguran. Inflasi juga sebuah

Lebih terperinci

Indikator Inflasi Beberapa indeks yang sering digunakan untuk mengukur inflasi seperti;.

Indikator Inflasi Beberapa indeks yang sering digunakan untuk mengukur inflasi seperti;. Bab V INFLASI Jika kita perhatikan dan rasakan dari masa lampau sampai sekarang, harga barang barang dan jasa kebutuhan kita harganya terus menaik, dan nilai tukar uang selalu turun dibandingkan nilai

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Ungaran, Desember 2015 BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG Kepala, Ir. YUSUF ISMAIL, MT Pembina Utama Muda NIP

KATA SAMBUTAN. Ungaran, Desember 2015 BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG Kepala, Ir. YUSUF ISMAIL, MT Pembina Utama Muda NIP KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkah dan rahmat-nya sehingga Buku Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Kabupaten Semarang Tahun 2015 ini dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan stabilitas di bidang ekonomi yang sehat dan dinamis, pemeliharaan di bidang ekonomi akan tercipta melalui pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan stabilitas di bidang ekonomi yang sehat dan dinamis, pemeliharaan di bidang ekonomi akan tercipta melalui pencapaian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indikator indikator ekonomi makro sangat berperan dalam menstabilkan perekonomian. Menurut Lufti dan Hidayat ( 2007 ), salah satu indikator ekonomi makro yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG K e p a l a,

KATA PENGANTAR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG K e p a l a, KATA PENGANTAR Perubahan data Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indikator ekonomi makro yang penting untuk memberikan gambaran tentang pola konsumsi masyarakat serta dapat menunjukkan keseimbangan

Lebih terperinci

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN JUNI 2015

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN JUNI 2015 BPS KOTA TARAKAN No. 07/07/6571/Th.IX, 01 Juli 2015 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN JUNI 2015 Mulai bulan Januari 2014 tahun dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan 2012 = 100 (sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fokus utama dari kebijakan moneter adalah mencapai dan memelihara laju inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7, tujuan Bank Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI APRIL 2016 DEFLASI 0,45 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI APRIL 2016 DEFLASI 0,45 PERSEN 1c BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI No. 05/05/3571/Th.XVII, 2 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI APRIL 2016 DEFLASI 0,45 PERSEN Pada bulan April 2016 Kota Kediri mengalami

Lebih terperinci

INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI KOTA KEBUMEN 2014

INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI KOTA KEBUMEN 2014 Katalog BPS : 7104011.3305 INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI KOTA KEBUMEN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KEBUMEN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI KOTA KEBUMEN 2014 No. Publikasi : 33054.1403 Katalog

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel

Lebih terperinci

Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia

Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia Inflasi di bulan Desember menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan bulan lalu dan lebih tinggi dari historisnya. Inflasi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa Selama periode 2001-2010, terlihat tingkat inflasi Indonesia selalu bernilai positif, dengan inflasi terendah sebesar 2,78 persen terjadi pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak bank sentral di berbagai negara telah

I. PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak bank sentral di berbagai negara telah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak bank sentral di berbagai negara telah mengadopsi Inflation Targeting Framework (ITF) sebagai kerangka kerja kebijakan moneter.

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terus membaik Harga secara umum diekspektasikan tetap akan meningkat

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terus membaik Harga secara umum diekspektasikan tetap akan meningkat SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN Januari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terus membaik Harga secara umum diekspektasikan tetap akan meningkat Konsumen kembali optimis terhadap membaiknya kondisi ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI AGUSTUS TAHUN 2017 INFLASI 0,31 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI AGUSTUS TAHUN 2017 INFLASI 0,31 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI No. 11/10/3571/Th.XVIII, 2 Oktober 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI AGUSTUS TAHUN 2017 INFLASI 0,31 PERSEN Pada bulan September 2017 Kota Kediri

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan Januari 2016 INFLASI 0,43 Persen Bulan Januari 2016 di Kabupaten Kendal terjadi Inflasi 0,43 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)

Lebih terperinci

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN AGUSTUS 2015

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN AGUSTUS 2015 BPS KOTA TARAKAN No. 09/09/6571/Th.IX, 01 September 2015 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN AGUSTUS 2015 Mulai bulan Januari 2014 tahun dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan 2012 = 100 (sebelumnya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KABUPATEN TULUNGAGUNG APRIL 2016 DEFLASI 0.52 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KABUPATEN TULUNGAGUNG APRIL 2016 DEFLASI 0.52 PERSEN No.1/05/3504/Th.XVI, 2 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KABUPATEN TULUNGAGUNG APRIL 2016 DEFLASI 0.52 PERSEN Pada bulan April 2016 Kabupaten Tulungagung mengalami Deflasi sebesar 0.52

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan April 2017 INFLASI 0,16 Persen Bulan April 2017 di Kabupaten Kendal terjadi inflasi

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan Pebruari 2016 DEFLASI 0,20 Persen Bulan Pebruari 2016 di Kabupaten Kendal terjadi deflasi 0,20 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan perekonomian setiap negara tidak selalu stabil, tetapi berubahubah akibat berbagai masalah ekonomi yang timbul. Salah satu aspek penting dari kegiatan

Lebih terperinci

Sisi Permintaan. Sisi Penawaran

Sisi Permintaan. Sisi Penawaran SURVEI KONSUMEN Sisi Permintaan Perkembangan Sektor Riil Pengeluaran Konsumsi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran TUJUAN SURVEI KONSUMEN Merupakan survei bulanan yang bersifat mikro, bertujuan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sangat ditakuti oleh semua negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi dapat di artikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi dapat di artikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Inflasi dapat di artikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus atau inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 13/3373/4/07/17/Th.IX, 4 Juli 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN JUNI 2017 INFLASI 0,53 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI JANUARI TAHUN 2017 INFLASI 0,94 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI JANUARI TAHUN 2017 INFLASI 0,94 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI No. 02/02/3571/Th.XVIII, 1 Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI JANUARI TAHUN 2017 INFLASI 0,94 PERSEN Pada bulan Januari 2017 Kota Kediri

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN JAWA TIMUR MARET 2017

BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN JAWA TIMUR MARET 2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 20/04/35/Th. XV, 3 April PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN JAWA TIMUR MARET 1. Pada bulan Jawa Timur mengalami deflasi sebesar 0,09 persen. Deflasi terjadi di seluruh kota

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI MEI TAHUN 2017 INFLASI 0,50 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI MEI TAHUN 2017 INFLASI 0,50 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI No. 06/06/3571/Th.XVIII, 2 Juni 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI MEI TAHUN 2017 INFLASI 0,50 PERSEN Pada bulan Mei 2017 Kota Kediri mengalami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI NOPEMBER 2014 INFLASI 1,22 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI NOPEMBER 2014 INFLASI 1,22 PERSEN BPS KABUPATEN BANYUWANGI No. 11//3510/Th.I, 01 Desember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI NOPEMBER INFLASI 1,22 PERSEN Pada bulan Banyuwangi mengalami Inflasi sebesar 1,22 persen lebih

Lebih terperinci

Inflasi: perubahan secara umum atas harga-harga barang dan jasa pada rentang waktu tertentu. Inflasi berdampak dan menjadi dasar dalam pengambilan

Inflasi: perubahan secara umum atas harga-harga barang dan jasa pada rentang waktu tertentu. Inflasi berdampak dan menjadi dasar dalam pengambilan Kajian Komoditi Pemicu Inflasi dan Program Unggulan Penanggulangan Inflasi di Kota Jambi Dr. Junaidi, SE, M.Si Dr. Tona Aurora Lubis, SE, MM Seminar: Komoditi Pemicu Inflasi Kota Jambi Bappeda Kota Jambi,

Lebih terperinci

Bank Indonesia Yogyakarta mendukung pembangunan ekonomi tanpa meninggalkan budaya adiluhung yang ada.

Bank Indonesia Yogyakarta mendukung pembangunan ekonomi tanpa meninggalkan budaya adiluhung yang ada. ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan ekonomi daerah, yang didukung dengan penyediaan informasi berdasarkan hasil kajian yang akurat... Bank Indonesia Yogyakarta mendukung pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan ekonomi secara makro, di samping kebijakan fiskal juga terdapat kebijakan moneter yang merupakan

Lebih terperinci

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN MARET 2015

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN MARET 2015 BPS KOTA TARAKAN No. 04/04/6571/Th.IX, 01 April 2015 INFLASI KOTA TARAKAN BULAN MARET 2015 Mulai bulan Januari 2014 tahun dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) menggunakan 2012 = 100 (sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Pendataan dan Analisis Harga Konsumen Kabupaten Ciamis Tahun

BAB I. PENDAHULUAN. Pendataan dan Analisis Harga Konsumen Kabupaten Ciamis Tahun BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan serangkaian usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, pemerataan pendapatan dan kesempatan kerja bagi semua lapisan masyarakat. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rate in the United Kingdom yang dimuat pada jurnal Economica, menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Rate in the United Kingdom yang dimuat pada jurnal Economica, menunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan antara inflasi dan pengangguran mulai menarik perhatian para ekonom pada akhir tahun 1950an, ketika A W Phillips dalam tulisannya dengan judul The Relationship

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan Juli 2016 INFLASI 1,03 Persen Bulan Juli 2016 di Kabupaten Kendal terjadi inflasi 1,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI APRIL TAHUN 2017 INFLASI 0,38 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI APRIL TAHUN 2017 INFLASI 0,38 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI No. 05/05/3571/Th.XVIII, 2 Mei 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI APRIL TAHUN 2017 INFLASI 0,38 PERSEN Pada bulan April 2017 Kota Kediri mengalami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI OKTOBER 2014 INFLASI 0,32 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI OKTOBER 2014 INFLASI 0,32 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI No. 12/11/3571/Th.XV, 3 November 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI OKTOBER 2014 INFLASI 0,32 PERSEN Pada bulan Oktober 2014 Kota Kediri mengalami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI JUNI TAHUN 2017 INFLASI 0,44 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI JUNI TAHUN 2017 INFLASI 0,44 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI No. 08/07/3571/Th.XVIII, 3 Juli 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI JUNI TAHUN 2017 INFLASI 0,44 PERSEN Pada bulan Juni 2017 Kota Kediri mengalami

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2014

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2014 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2014 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Periode RPJMD Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2013 beserta semua capaian kinerjanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan September 2016 INFLASI 0,06 Persen Bulan September 2016 di Kabupaten Kendal terjadi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, dimana adanya perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap stabilitas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI APRIL 2017 INFLASI 0,13 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI APRIL 2017 INFLASI 0,13 PERSEN BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.040/05/2017, 8 Mei 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI APRIL 2017 INFLASI 0,13 PERSEN Pada April 2017 terjadi inflasi sebesar 0,13 persen dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sering terjadi pada perekonomian suatu negara. Gejala-gejala inflasi pada perekonomian ditandai dengan kenaikan harga-harga secara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Selama, Palangka Raya dan Sampit Terjadi Deflasi 0,29 Persen dan 0,46 Persen No. 01/05/62/Th.X, 2 Mei Dari 82 kota pantauan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KABUPATEN BANYUWANGI BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KABUPATEN BANYUWANGI BULAN DESEMBER 2016 BPS KABUPATEN BANYUWANGI No. 12//3510/Th.III, 03 Januari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KABUPATEN BANYUWANGI BULAN DESEMBER 2016 IINFLASI 0,47 PERSEN Pada bulan 2016 Banyuwangi mengalami inflasi

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,18 PERSEN

BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,18 PERSEN BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,18 PERSEN Bulan Oktober 2015 di Kabupaten Kendal terjadi deflasi 0,18 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN Laju pertumbuhan inflasi harus selalu diwaspadai dan dikendalikan, karena berdampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan. nflasi yang tinggi mempunyai pengaruh agregatif terhadap perekonomian

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK

LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK STRATEGI KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFLASI DI DAERAH PASCA KEBIJAKAN BARU SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) : Studi di Provinsi D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 03/3373/4/02/17/Th.IX, 3 Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN JANUARI 2017 INFLASI 1,09 Bulan di Kota Salatiga terjadi inflasi sebesar 1,09 persen dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur perekonomian bercorak agraris yang rentan terhadap goncangan kestabilan kegiatan perekonomian.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 17/3373/4/09/17/Th.IX, 5 September 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,42 PERSEN Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Perkembangan Pembiayaan Modal Kerja UMKM Perbankan Syariah di Indonesia Bank syariah menyediakan Pembiayaan Modal Kerja bagi usaha-usaha yang membutuhkan tambahan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI FEBRUARI TAHUN 2017 INFLASI 0,70 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI FEBRUARI TAHUN 2017 INFLASI 0,70 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI No. 03/03/3571/Th.XVIII, 1 Maret 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI FEBRUARI TAHUN 2017 INFLASI 0,70 PERSEN Pada bulan Februari 2017 Kota Kediri

Lebih terperinci

KATALOG BPS :

KATALOG BPS : 2013 KATALOG BPS : 7102004.3304 2013 INDEKS HARGA KONSUMEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 No. Katalog BPS : 7102004.3304 ISBN : - No. Publikasi : 33044.13.01 Ukuran Publikasi Jumlah Halaman : VI / 32 : 21 cm

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00 SURVEI KONSUMEN Juli - 2010 Indeks 150.00 125.00 100.00 75.00 optimis pesimis 50.00 25.00 0.00 periode krisis ekonomi global 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 2007 2008 2009 2010 Indeks Keyakinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ekonomi dalam suatu negara tidak terlepas dengan peran perbankan yang mempengaruhi perekonomian negara. Segala aktivitas perbankan yang ada di suatu negara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 01/3373/4/01/17/Th.IX, 5 Januari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN DESEMBER 2016 INFLASI 0,20 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JEPARA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JEPARA ` 33204.15.01 ` BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JEPARA INDEKS HARGA KONSUMEN LAJU INFLASI JEPARA 2014 Nomor Publikasi : 33204.15.01 Ukuran Buku : 20,5 cm x 28,5 cm Jumlah Halaman : vii + 41 halaman Naskah

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Deflasi Di Kabupaten Kendal Bulan Maret 2017 DEFLASI 0,43 Persen Bulan Maret 2017 di Kabupaten Kendal terjadi deflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI No. 03/03/3571/Th.XVI, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI FEBRUARI 2015 DEFLASI 0,83 PERSEN Pada bulan Februari 2015 Kota Kediri mengalami

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA 1.1. Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp 10,157 triliun, sementara pada tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI PAPUA BARAT No. 16/04/91 Th. VIII, 01 April 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI Pada bulan Maret 2014, Kota Manokwari mengalami deflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TOBOALI (KABUPATEN BANGKA SELATAN) BULAN DESEMBER 2016 INFLASI 0,28 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TOBOALI (KABUPATEN BANGKA SELATAN) BULAN DESEMBER 2016 INFLASI 0,28 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TOBOALI (KABUPATEN BANGKA SELATAN) BULAN DESEMBER 2016 INFLASI 0,28 PERSEN Pada Desember 2016 Kabupaten Bangka Selatan mengalami inflasi sebesar 0,28 persen

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN KENDAL

BPS KABUPATEN KENDAL BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN APRIL 2015 INFLASI 0,19 PERSEN Bulan April 2015 di Kabupaten Kendal terjadi inflasi 0,19 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang menerima simpanan dan membuat pinjaman serta sebagai lembaga perantara interaksi antara pihak yang kelebihan dana dan kekurangan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN 66/12/73/Th. XVIII, 1 Desember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI NOPEMBER PROVINSI SULAWESI SELATAN INFLASI 1,41 PERSEN Pada ember, Provinsi Sulawesi Selatan terjadi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JANUARI 2016 INFLASI 0,11 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JANUARI 2016 INFLASI 0,11 PERSEN BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.025/02/2016, 15 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JANUARI 2016 INFLASI 0,11 PERSEN Pada Januari 2016 terjadi inflasi sebesar 0,11

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 61/11/76/Th. X, 1 November 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI OKTOBER 2016 MAMUJU DEFLASI 0,17 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia

Lebih terperinci