BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
|
|
- Johan Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kosmetik merupakan industri dengan tingkat persaingan yang tinggi di Indonesia. Lembaga Riset Pemasaran EuroMonitor International menyebutkan bahwa nilai industri kosmetik Indonesia mencapai lebih dari US$ 5 miliar dengan pertumbuhan rata-rata 12% per tahun (Octama, 2013). Data ini didukung sepenuhnya oleh Kementrian Perindustrian Indonesia melalui Indonesia Finance Today yang mengumumkan bahwa industri kosmetik Indonesia berhasil bertahan dalam krisis ekonomi global di tahun 2012 yang memperlambat pertumbuhan ekonomi nasional dengan terus mengalami pertumbuhan yang solid (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2013). Indonesia dengan 250 juta jiwa penduduknya, menjadi sebuah lahan potensial bagi pasar kosmetik. Industri ini mengalami perkembangan dengan kenaikan penjualan di tahun 2012 sebesar 14% menjadi Rp 9,76 triliun dari sebelumnya Rp 8,5 triliun. Kenaikan ini berasal dari pertumbuhan tingkat permintaan, khususnya dari konsumen kelas menengah. Selain itu terjadi pula perubahan trend penggunaan produk kosmetik yang semakin diminati oleh kaum pria. Industri kosmetik diproyeksikan dapat terus mengalami pertumbuhan oleh Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia (PERKOSMI) sebesar 15% menjadi Rp11,22 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 9,76 triliun di tahun 2012 (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2013). Pemerintah juga mendukung perkembangan industri kosmetik dengan memberikan insentif berupa tax allowance dan pembebasan bea masuk atas impor mesin. Diharapkan dengan adanya insentif tersebut maka industri kosmetik dapat berekspansi secara rutin untuk meningkatkan 14
2 kapasitas produksi. Kebijakan tersebut dilengkapi pula dengan adanya pasar bebas ASEAN dan China (ACFTA) yang akan berlaku pada 2015 sehingga produk-produk kosmetik China juga dapat memasuki industri kosmetik Indonesia (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2013). Peluang ini akan semakin meningkatkan persaingan di dalam industri kosmetik Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang bersaing di dalam industri kosmetik Indonesia sangat banyak dan beragam. Mulai dari salon, spa, klinik kecantikan, dan sejumlah merk-merk kecantikan dengan skala kecil maupun besar. Salah satu kegiatan yang dapat mengukur besarnya industri kosmetik di Indonesia adalah Cosmobeaute ke-delapan yang diselenggarakan pada tanggal Oktober 2013 di Jakarta Convention Center (JCC) yang diprakarsai oleh ECMI Services Sdn Bhd dan PT. Prakarsa Sinergi Utama. Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk melihat seberapa signifikan perkembangan industri kosmetik di Indonesia. Kegiatan ini kemudian berhasil diikuti oleh 220 perusahaan dan lebih dari 600 merk yang memamerkan produk dan layanan serta teknologi terbaru mereka. Kegiatan ini menunjukkan industri kosmetik Indonesia tengah berkembang dan banyak masyarakat Indonesia yang peduli akan kecantikan (Ramdhina, 2013). Berdasarkan Kantor Berita Khusus Kecantikan dan Fashion WWD, terdapat sepuluh perusahaan kosmetik yang dinilai memiliki penjualan terbaik (/WEB, 2012), yaitu: 1. L Oreal Group 2. Procter & Gamble Co. 3. Unilever (Dove, Lifebuoy, dsb) 4. Estee Lauder 5. Shiseido 6. Avon 15
3 7. Kao Corps 8. Beiserdorf (Nivea) 9. Johnson & Johnson (Clean & Clear, Neutrogena, dsb) 10. Chanel Survei oleh lembaga survei clicktop10 menunjukkan hasil yang hampir sama (Clicktop10, 2013), yaitu: 1. L Oreal Group 2. Etude 3. Revlon 4. Avon 5. Covergirl 6. Oriflame 7. Urban Decay 8. Maybelline New York 9. MAC 10. Clinique Kedua lembaga survei tersebut setuju bahwa pemimpin pasar untuk industri kosmetik di Indonesia adalah L Oreal Group dengan membawahi merk-merk kenamaan seperti Shu Uemura, Kerastase, Garnier, Maybelline, Lancome, Essie, The Body Shop, dan banyak lainnya. Merk-merk kosmetik di atas sukses menjadi merk dengan penjualan terbaik dikarenakan adanya pemahaman yang baik mengenai pasar kosmetik. Dinamika pada pasar ditanggapi dengan terus-menerus melakukan inovasi agar permintaan konsumen dapat dipenuhi dan eksistensi mereka pada industri kosmetik di Indonesia dapat terjaga. Salah satu perubahan yang terjadi pada pasar kosmetik Indonesia adalah dengan munculnya gerakan hijau. Gerakan hijau adalah gerakan yang mempedulikan masalah lingkungan. Kesadaran masyarakat akan masalah lingkungan semakin meningkat dengan munculnya berbagai isu lingkungan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat secara langsung, 16
4 seperti kerusakan lingkungan, polusi, bencana alam, kelangkaan sumber daya alam, dll. Perubahan tren pasar kosmetik ini harus diadopsi oleh perusahaanperusahaan kosmetik agar eksistensinya pada industri terjaga. Kemampuan perusahaan untuk mengadopsi perubahan-perubahan yang terjadi merupakan salah satu bentuk usaha perusahaan untuk memahami permintaan konsumennya. Karena kepedulian lingkungan secara cepat menjadi isu besar sebagai hasil pemanasan global, maka lebih banyak perusahaan yang ingin menggunakan peluang hijau (green opportunities) (Molina-Azorı n et al., 2009 & Haden et al., 2009). Perusahaan dapat menerapkan strategi pemasaran untuk meningkatkan kesadaran nilai (perceived value) dari produk dan mengurangi kesadaran risiko (perceived risk) dari produk dengan tujuan kepedulian lingkungan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang lebih umum disebut sebagai pemasaran hijau (green marketing). Bentuk dari strategi pemasaran hijau itu dapat berupa kepedulian perusahaan akan pentingnya keberlangsungan masa depan masyarakat melalui pelestarian lingkungan. Strategi ini dapat diterapkan pada berbagai aspek dalam strategi pemasaran seperti pengembangan, diferensiasi, harga, dan promosi. Tiap aspek tersebut dilaksanakan dengan tujuan semaksimal mungkin menyelamatkan lingkungan. Chen (2008a) menyebutkan lima alasan mengapa perusahaan-perusahaan harus mengadopsi penggunakan pemasaran hijau, yaitu : 1. Memanfaatkan peluang hijau; 2. Meningkatkan citra perusahaan; 3. Meningkatkan nilai produk; 4. Meningkatkan keunggulan kompetitif; dan 5. Mengikuti trend lingkungan. 17
5 Tujuan utama adanya strategi pemasaran hijau adalah meningkatkan niat pembelian hijau (green purchase intentions) konsumen. Penelitian ini akan menjawab pertanyaan apakah penggunaan strategi pemasaran hijau dapat meningkatkan niat pembelian hijau. Hal ini berkaitan dengan adanya sejumlah risiko yang dapat muncul meskipun perusahaan sudah menerapkan strategi pemasaran hijau yang mengikuti perubahan pasar saat ini. Risiko-risiko itu antara lain adalah adanya kemungkinan konsumen masih terikat dengan nilai-nilai tradisional yang biasa mereka dapatkan ketika membeli sebuah produk atau jasa, yaitu nilai, kualitas, harga, dan performa. Trade off muncul ketika membeli sebuah produk atau jasa dengan strategi pemasaran hijau dan produk atau jasa tanpa strategi pemasaran hijau. Pada akhirnya, risiko tidak diperlukannya sebuah produk atau jasa hijau oleh konsumen tetap ada meskipun di era pemasaran hijau. Pertanyaan tersebut akan dijawab pada penelitian ini dengan mengembangkan sebuah rangka penelitian menggunakan variabel-variabel yang akan mempengaruhi niat pembelian hijau seorang konsumen, yaitu kesadaran nilai hijau, kesadaran risiko hijau, dan citra merk hijau yang akan dimediasi oleh kepercayaan hijau. Niat pembelian hijau dipilih sebagi sebuah variabel penentu dikarenakan variabel ini penting bagi perusahaan dalam konteks ketatnya regulasi lingkungan internasional dan kecendrungan kepedulian lingkungan konsumen (Chen; Chang, 2012). Penggunaan strategi pemasaran hijau pada sebuah perusahaan membutuhkan kemampuan perusahaan yang baik pula karena strategi pemasaran hijau harus diintegrasikan pada semua lini strategi pemasaran hijau. Proses mengintegrasikan ini akan membutuhkan banyak sumber daya perusahaan. 18
6 The Body Shop Pada survey-survey sebelumnya, telah disebutkan bahwa L Oreal merupakan pemimpin pasar pada industri kosmetik Indonesia. Salah satu merk yang dimiliki oleh L Oreal adalah The Body Shop. The Body Shop atau The Body Shop International PLC adalah perusahaan dengan slogan Beauty with Heart dan pertama kali dibuka di Inggris pada tahun 1976 oleh Dame Anita Roddick. Kini The Body Shop telah memiliki lebih dari toko di lebih dari 60 negara, menawarkan varian lebih dari 1200 produk yang seratus persen vegetarian dan Animal-Cruelty Free dengan enam puluh empat persen mengandung bahan-bahan fair-traded (The Body Shop, 2012). "The business of business should not just be about money, it should be about responsibility. It should be about public good, not private greed." Dame Anita Roddick Pendiri The Body Shop, Dame Anita Roddick, adalah seorang pebisnis yang mengkampanyekan masalah lingkungan dalam ruang lingkup industri fashion dan kosmetik. Gerakannya ini kemudian dituangkan dalam nilai-nilai yang dianut oleh The Body Shop. The Body Shop memiliki lima nilai yang menjadi pedoman dalam menjalankan bisnis, yaitu : 1. Against Animal Testing 2. Support Community Fair Trade 3. Activate Self Esteem 4. Defend Human Rights 5. Protect the Planet Nilai kelima yang dimiliki oleh The Body Shop mendukung strategi pemasaran hijau karena nilai tersebut dituangkan dalam bentuk komitmen The Body Shop untuk mengurangi dampak pada lingkungan dengan cara mengurangi energi yang dikonsumsi dan mengurangi hasil limbah. 19
7 Peneliti memilih The Body Shop sebagai objek penelitian dikarenakan The Body Shop merupakan merk yang dimiliki oleh L Oreal, perusahaan yang menjadi pemimpin pasar dalam industri kosmetik Indonesia sehingga The Body Shop mampu mengintegrasikan strategi pemasaran hijau dengan baik. Selain itu The Body Shop memiliki nilai-nilai yang mendukung strategi pemasaran hijau, terutama nilai kelima, yaitu Protect the Planet. Atas latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka peneliti memilih judul Meningkatkan Niat Pembelian Hijau: Peran dari Kesadaran Nilai Hijau, Citra Merk Hijau, Kesadaran Risiko Hijau, dan Kepercayaan Hijau. 1.2 Perumusan Masalah Persaingan yang terjadi pada industri kosmetik Indonesia sangat ketat. Terbukti dengan banyaknya jumlah perusahaan, baik skala besar ataupun kecil, maupun merk yang bersaing di dalamnya. Ketatnya persaingan ini dikarenakan adanya peluang yang sangat besar di dalam industri tersebut. Salah satu cara agar perusahaan mampu mempertahankan market share yang dimiliki adalah dengan memahami pasar dengan baik, termasuk berbagai macam dinamika dan perubahan di dalamnya. Pasar kosmetik Indonesia mengalami perubahan seiring dengan semakin meningkatkan tingkat kesadaran lingkungan masyarakat. Trend baru ini harus segera ditanggapi oleh perusahaan dengan menciptakan strategi pemasaran hijau. Dalam penelitian ini akan dilihat apakah strategi pemasaran hijau tersebut berhasil meningkatkan niat pembelian hijau konsumen. Kesenjangan yang terjadi umumnya dirasakan konsumen pada harga antara produk dengan strategi pemasaran hijau yang lebih mahal daripada produk tanpa pemasaran hijau. Harga merupakan strategi pemasaran yang sangat vital bagi konsumen. 20
8 Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap konsumen kosmetik Indonesia, produk kosmetik hijau memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah produk tersebut sesuai dengan gaya hidup konsumen yang peduli akan masalah lingkungan. Kekurangannya adalah konsumen tidak yakin seberapa besar pengaruh yang akan mereka ciptakan terhadap keselamatan lingkungan. Artinya ada kesenjangan pada pasar kosmetik Indonesia, produk-produk kosmetik hijau memiliki harga yang lebih mahal daripada produk-produk kosmetik non-hijau, namun tidak memiliki nilai hijau yang berpengaruh siginifikan terhadap lingkungan. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka pertanyaan untuk riset ini adalah : 1. Apakah kesadaran nilai hijau berpengaruh positif pada kepercayaan hijau? 2. Apakah kesadaran risiko hijau berpengaruh negatif pada kepercayaan hijau? 3. Apakah citra merk hijau berpengaruh positif pada kepercayaan hijau? 4. Apakah kepercayaan hijau berpengaruh positif pada niat pembelian hijau? 5. Apakah kesadaran nilai hijau berpengaruh positif pada niat pembelian hijau? 6. Apakah kesadaran risiko nilai hijau berpengaruh negatif pada niat pembelian hijau? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara kesadaran nilai hijau, kesadaran risiko hijau, citra merk hijau, terhadap niat pembelian hijau, baik secara langsung maupun dimediasi oleh kepercayaan hijau. 1.5 Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah replikasi dari dua artikel yang berjudul Enhance Green Purchase Intentions: The Roles of Green Perceived Value, Green 21
9 Perceived Risk, and Green Trust ditulis oleh Yu-Shan Chen dan Chin- Hsun Chang tahun 2012; dan artikel yang berjudul The Drivers of Green Brand Equity: Green Brand Image, Green Satisfaction, and Green Trust yang ditulis oleh Yu-Shan Chen tahun Objek penelitian ini adalah The Body Shop, dikarenakan penerapan strategi pemasaran hijau membutuhkan sumber daya yang baik dari perusahaan agar penerapan tersebut berjalan dengan baik pada setiap lini strategi pemasaran. Berdasarkan Kantor Berita Khusus Kecantikan (2012) dan clicktop10 (2013), The Body Shop sebagai salah satu merk yang dimiliki oleh L Oreal, perusahaan yang menjadi pemimpin pasar pada industri kosmetik Indonesia, dianggap memiliki sumber daya yang baik untuk menerapkan strategi pemasaran hijau. Alasan lainnya adalah The Body Shop juga dengan jelas berkomitmen untuk menjaga lingkungan melalui lima nilai utama yang dimilikinya, yaitu : Gambar 1.1 Lima Nilai Utama The Body Shop Sumber: The Body Shop-philcrookdesign (2010) 22
10 Lokasi penelitian ini adalah Kota Yogyakarta. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa Kota Yogyakarta merupakan daerah yang memiliki struktur masyarakat dengan tingkat heterogenitas yang tinggi dikarenakan banyaknya jumlah pendatang dari berbagai daerah asal sehingga hasil penelitian diharapkan melingkupi berbagai latar belakang. Selain itu berdasarkan data statistik BPS tahun 2011, Kota Yogyakarta termasuk salah satu provinsi dengan tingkat konsumsi bukan makanan tertinggi di Indonesia. Responden untuk penelitian ini adalah masyarakat umum di Kota Yogyakarta yang berumur tahun dengan pertimbangan batas umur dewasa di Indonesia adalah 18 tahun. Berdasarkan undang-undang no. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 1 ayat 1, yaitu Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan sehingga seseorang yang berusia diatas 18 tahun sudah dapat dianggap dewasa. Peneliti berasumsi jika responden yang sudah berada pada standar dewasa, maka responden dapat bertanggung jawab pada keputusan-keputusan yang diambilnya. Faktor pemilihan objek lainnya adalah, Intana (2013) melalui SWA online menyebutkan, terjadi pergeseran pada skala usia konsumen The Body Shop, meluas dari hanya konsumen dengan usia menjadi konsumen remaja. Hal ini terjadi dikarenakan meningkatknya jumlah permintaan produk-produk The Body Shop yang dipercaya memiliki harga terjangkau dan bahan-bahan yang aman bagi kulit. 1.6 Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan mengenai pokok pembahasan yang telah diangkat oleh peneliti. 23
11 1.6.1 Bagi Praktisi Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dalam memahami pengaruh yang terjadi pada kesadaran nilai hijau, kesadaran risiko hijau, citra merk hijau, dan kepercayaan hijau terhadap niat pembelian hijau. Perusahaan-perusahan yang tengah menggunakan strategi pemasaran hijau dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk mengembangkan sebuah strategi untuk produk hijau mereka Bagi Akademisi Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi akademisi yang akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan niat pembelian hijau, terutama yang dipengaruhi oleh kesadaran nilai hijau, kesadaran risiko hijau, citra merk hijau, dan kepercayaan hijau. 1.7 Sistematika Penulisan Penelitian ini memiliki sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I. Pendahuluan Bab ini menjelaskan latar belakang dilakukannya penelitian ini, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Bab ini menjelaskan teori-teori yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini. Teori-teori tersebut kemudian akan dikembangkan menjadi sebuah hipotesis dan model penelitian. 24
12 Bab III. Metode Penelitian Bab ini menjelaskan strategi penelitian, definisi operasional dan pengukuran, desain pengambilan sampel, objek penelitian, metode pengumpulan data, instrument penelitian, pengujian instrument, rencana pre-test instrument penelitian, dan analisis data. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini menjelaskan mengenai kriteria responden, hasil pengujian model, pengukuran dengan uji validitas dan uji reliabilitas, uji hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V. Kesimpulan dan Saran Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran penelitian, keterbatasan penelitian, implikasi manajerial, serta saran untuk penelitian selanjutnya. 25
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis antar pasar industri produk perawatan kecantikan dan kosmetik sekarang ini semakin kompetitif. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat masyarakat menjadi lebih peduli terhadap produk-produk yang mereka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesadaran masyarakat di berbagai belahan dunia tentang pentingnya menjaga kelesterarian lingkungan semakin meningkat. Terjadinya pemanasan global membuat masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Positioning merupakan hal penting yang dibutuhkan oleh perusahaan, brand, atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Positioning merupakan hal penting yang dibutuhkan oleh perusahaan, brand, atau produk agar dapat bersaing dengan kompetitornya. Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesadaran manusia akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesadaran manusia akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup semakin meningkat dengan banyaknya berbagai isu-isu global mengenai lingkungan hidup.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sejak zaman dahulu kala kosmetik sudah seperti sahabat setia wanita. Untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak zaman dahulu kala kosmetik sudah seperti sahabat setia wanita. Untuk tampil cantik dan menarik tentunya sudah menjadi idaman bagi seluruh kaum hawa, tidak terkecuali.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut survey Bank Indonesia, kondisi makro ekonomi tahun 2012 akan lebih
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia tahun 2012 diperkirakan akan meningkat. Menurut survey Bank Indonesia, kondisi makro ekonomi tahun 2012 akan lebih baik dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika beredar baik produksi dalam negeri
Lebih terperinciBAB 1BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan lingkungan semakin parah dalam satu abad terakhir. World Risk
BAB 1BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kerusakan lingkungan semakin parah dalam satu abad terakhir. World Risk Report melaporkan sepanjang tahun 2002 hingga 2011 telah terjadi 4.130 bencana alam di seluruh
Lebih terperinciImplementasi Green Marketing Melalui Demografi Terhadap Pilihan Konsumen The Body Shop
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Management http://repository.ekuitas.ac.id Marketing Management 2017-02-04 Implementasi Green Marketing Melalui Demografi Terhadap Pilihan Konsumen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan negara menengah dengan penduduk cukup banyak yaitu sebesar 252 juta jiwa, 50% yang di antaranya merupakan usia produktif, sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan operasinya, perusahaan selalu berusaha untuk memperoleh laba sebesar-besarnya atau paling tidak berusaha menjaga kestabilan labanya. Laba
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Merek (brand) merupakan salah satu aset tidak berwujud dan bagi perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merek (brand) merupakan salah satu aset tidak berwujud dan bagi perusahaan merupakan aset yang paling penting karena merupakan dasar keuntungan kompetitif dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena adanya isu-isu negatif tentang lingkungan yang marak dibicarakan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tingkat kesadaran manusia terhadap lingkungan saat ini mulai tumbuh di masyarakat karena adanya isu-isu negatif tentang lingkungan yang marak dibicarakan oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menawan sangat penting bagi wanita. Hal ini dapat dibuktikan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, produk kosmetik khususnya kosmetik wanita memberikan suatu peluang bisnis. Kulit wajah dan tubuh yang menawan sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Riasan dan kosmetik merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riasan dan kosmetik merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Hampir semua wanita mengenal konsep merias wajah dan kosmetik. Dari masa ke masa kosmetik telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al-
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dan teknologi yang semakin cepat telah mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al- Kasasbeh, 2011).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Kebutuhan dan selera pasar terus berkembang seiring waktu dan perkembangan jaman. Hal inilah yang mendasari perusahaan untuk bersaing dengan melakukan inovasi untuk pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan besar terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin dinamis menuntut perusahaan. maupun wirausahawan untuk bergerak mengikuti selera konsumen dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin dinamis menuntut perusahaan maupun wirausahawan untuk bergerak mengikuti selera konsumen dan menyediakan beragam produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan, pemanasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis ritel dipahami sebagai rangkaian aktivitas menjual atau menambahkan nilai barang dan jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akhir.
Lebih terperinciBAB I PENDAHUUAN. produk yang ramah lingkungan (environment friendly). Sejak beberapa dekade
BAB I PENDAHUUAN A. Latar Belakang Penelitian Tingkat konsumsi global yang dimulai dengan adanya kesadaran konsumen akan hak-haknya untuk mendapatkan produk yang layak, aman, dan produk yang ramah lingkungan
Lebih terperinciKata kunci: green brand image, green perceived value, green trust, green brand equity
Judul : Pengaruh Green Brand Image dan Green Perceived Value terhadap Green Trust dan Green Brand Equity pada Produk Jamu Sido Muncul Di Kota Denpasar Nama : AA Sg Mas Christiana Naftalia NIM : 1306205146
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kerusakan lingkungan merupakan suatu kegiatan yang disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerusakan lingkungan merupakan suatu kegiatan yang disebabkan oleh aktivitas alam (bencana alam) atau aktivitas manusia, yang menyebabkan rusaknya keseimbangan ekosistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Kesadaran akan lingkungan telah meningkat dalam dua dasawarsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya perlindungan lingkungan semakin lama semakin berkembang dengan pesat. Kesadaran akan lingkungan telah meningkat dalam dua dasawarsa terakhir. Menurut riset,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sejak era 80-an, permasalahan lingkungan mendapat perhatian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak era 80-an, permasalahan lingkungan mendapat perhatian yang sangat besar dari masyarakat dunia, khususnya mengenai isu-isu yang berhubungan dengan kerusakan-kerusakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita selalu ingin tampil cantik dalam berbagai keadaan dan selalu ingin menjadi pusat perhatian bagi sekelilingnya. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa wanita senang
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang cukup pesat pada abad 21 ini menimbulkan
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang cukup pesat pada abad 21 ini menimbulkan persaingan yang cukup kompetitif, dibuktikan dengan munculnya produk-produk baru yang memberikan
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Masalah
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Journal Strategi Green Marketing Terhadap Pilihan Konsumen Melalui Pendekatan Marketing Mix yang ditulis oleh Rudi Haryadi (2009:9), kesadaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai dari pengunaan untuk event-event penting hingga sebagai kebutuhan seharihari.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri kosmetik di Indonesia saat ini tergolong sangatlah baik. Masyarakat terutama kaum wanita, semakin sadar akan pentingnya kosmetik mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian saat ini tidak terlepas dari pesatnya pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perekonomian saat ini tidak terlepas dari pesatnya pertumbuhan bisnis, baik di sektor kecil, menengah dan besar. Hal ini tidak terlepas dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga dari kebersihan dan kecantikan seseorang. Diera globalisasi ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penampilan merupakan salah satu penunjang kepercayaan diri seseorang. Penampilan yang menarik tidak hanya dilihat dari pakaian namun juga dari kebersihan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri kosmetik di Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri kosmetik di Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan. Hal tersebut di dukung dengan jumlah penduduk perempuan yang berjumlah sekitar 120 juta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan namun bahkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak beberapa dekade terakhir ini kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat. Peningkatan ini dicetuskan oleh adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuktikan adanya pemakaian ramuan seperti bahan pengawet mayat dan salep
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kosmetik telah dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Hasil riset dan penyelidikan antropologi, arkeologi, dan etnologi di Mesir dan India membuktikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri kecantikan saat ini semakin pesat. Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri kecantikan saat ini semakin pesat. Indonesia menjadi salah satu negara yang masyarakatnya sangat memperhatikan kecantikan. Penduduk Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap orang pada dasarnya mempunyai keinginan untuk memiliki kulit yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang pada dasarnya mempunyai keinginan untuk memiliki kulit yang sehat, cantik, dan bersinar, terutama wanita yang ingin terlihat sempurna dimanapun dan kapanpun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. impulsif menjadi kebiasaan yang rutin di dalam masyarakat, termasuk di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perilaku konsumtif kini menjadi kebiasaan bagi masyarakat perkotaan. Konsumen cenderung membeli barang bukan berdasarkan kebutuhan namun karena keinginan. Hal itu dibuktikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia. Globalisasi juga menyatukan unit-unit ekonomi dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia menuju era globalisasi sekarang ini sangat mempengaruhi kegiatan perekonomian. Globalisasi itu sendiri merupakan sebuah istilah yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kulit saat ini merupakan isu menarik yang menjadi perhatian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan kulit saat ini merupakan isu menarik yang menjadi perhatian bagi berbagai kalangan. Bukan hanya kaum wanita bahkan kaum pria mulai memperhatikan hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagian dari kehidaupan sehari-harinya demi mempertahankan dan mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kosmetik merupakan salah satu produk yang ditawarkan sebagai pemenuhan kebutuhan sekunder. Bagi wanita, produk kosmetik selalu menjadi bagian dari kehidaupan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Dalam Bab V akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan analisis
BAB V KESIMPULAN Dalam Bab V akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan analisis serta saran yang diberikan atas penelitian Pengaruh Green Marketing terhadap Minat Beli Konsumen pada produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kini telah bergeser menjadi struktur yang lebih kompetitif (Thanasuta, 2015). Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha di toko-toko ritel saat ini telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Struktur ritel yang dulunya lebih kolaboratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu Perusahaan harus mampu mengenal apa yang menjadi kebutuhan dan harapan konsumen saat ini maupun yang akan datang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada peningkatan konsumsi dunia. Pengolahan dan pemanfaatan sumber daya alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi global hampir dipastikan terhubung pada peningkatan konsumsi dunia. Pengolahan dan pemanfaatan sumber daya alam secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, proses globalisasi terjadi sangat pesat di seluruh dunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, proses globalisasi terjadi sangat pesat di seluruh dunia. Persaingan antar perusahaan juga sangat ketat. Perusahaan berusaha untuk melakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia bisnis, terlebih dalam era globalisasi ini, di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat persaingan yang dihadapi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laku atau kepribadian seseorang bahkan bisa dinilai dari penampilan mereka.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penampilan merupakan hal yang sangat diperhatikan bagi setiap orang. Tingkah laku atau kepribadian seseorang bahkan bisa dinilai dari penampilan mereka. Penampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri skin care termasuk industri yang menjanjikan saat ini. Industri ini tidak luput dari kecantikan dan kosmetik. Karena sudah bisa dipastikan bawah orang yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah The Body Shop di Yogyakarta. Selaku perusahaan manufaktur dan ritel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kosmetik dan merupakan salah satu dari pelopor dari green marketing. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The Body Shop adalah perusahaan yang sudah terkenal dalam industri kosmetik dan merupakan salah satu dari pelopor dari green marketing. Menurut Fabricantand
Lebih terperinciBAB I. dalam menghasilkan pembelian produk membuat perusahaan semakin gencar dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia bisnis sudah memasuki era perkembangan yang baru, kepraktisan, kemudahan dan gaya hidup moderen yang serba instan dan mudah, menjadi magnet utama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri kosmetik Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga keadaan ini menimbulkan persaingan bisnis yang kompetitif dan ketat. Jumlah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan secara umum bahwa penelitian yang dilakukan sebelumnya di Amerika oleh Kim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah Amerika Serikat, Tiongkok dan India. Berdasarkan data terkini yang dilansir
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat setelah Amerika Serikat, Tiongkok dan India. Berdasarkan data terkini yang dilansir oleh Badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wanita cenderung untuk memberikan perhatian yang besar pada perawatan
BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita cenderung untuk memberikan perhatian yang besar pada perawatan kulit dan tubuh. Kebutuhan wanita untuk tampil cantik dan menarik menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak zaman purbakala sampai sekarang, manusia selalu mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya. Melalui perkembangan kehidupan tersebut, manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah memunculkan dinamika perdagangan dan bisnis yang cepat di dunia. Hal tersebut juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era perkembangan teknologi, semakin banyak perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan dengan aktivitas operasi yang mengelola sumber daya alam untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri kosmetik di Indonesia saat ini tergolong baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri kosmetik di Indonesia saat ini tergolong baik. Masyarakat terutama kaum wanita, semakin sadar akan pentingnya kosmetik sebagai kebutuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pada pertumbuhannya di tahun 2013, terdapat bisnis yang memiliki potensi untuk berkembang yaitu produk kosmetik. Nilai belanja konsumen terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gambar 1.1 Logo The Body Shop Sumber:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian The Body Shop adalah sebuah perusahaan kosmetik dan kecantikan global yang mendapatkan inspirasi dari alam dan menghasilkan produk-produk yang berstandar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia saat ini dihadapkan pada isu penting yang tidak dapat diabaikan, yaitu global warming (pemanasan global). Pada dasarnya pemanasan global merupakan fenomena
Lebih terperinciJudul : Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value dan Green Perceived Risk terhadap Green Repurchase Intention (Studi Produk The Face Shop
Judul : Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value dan Green Perceived Risk terhadap Green Repurchase Intention (Studi Produk The Face Shop di kota Denpasar) Nama : Sieny Andhika Dewi NIM : 1315251089
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Industri kecantikan terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, Industri di bidang kecantikan mempunyai kecenderungan yang terus meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Industri kecantikan terus menunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyadari begitu besarnya jumlah penduduk di Indonesia yang sangat potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan transportasi senantiasa meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan ini dicetuskan oleh adanya kekhawatiran besar kemungkinan terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kesehariannya, kaum wanita tidak lepas dari tuntutan untuk tampil cantik, dan menarik. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, kosmetik telah menjadi salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpenampilan. Cantik merupakan kunci utama bagi kaum wanita yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap wanita selalu berkeinginan untuk memiliki penampilan yang sempurna. Bukan hanya dalam berpakaian, namun juga kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan dituntut untuk mengkomunikasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan kondisi tingkat persaingan yang tinggi dewasa ini, perusahaan menghadapi tantangan yang berat untuk menarik perhatian konsumen, terlebih lagi mendapatkan konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang termasuk dalam kategori negara berkembang, Indonesia menjadi pasar yang sangat memberikan peluang bagi dunia bisnis. Fenomena tersebut menggambarkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini peneliti menguraikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis. Selain itu, bab ini juga dilengkapi dengan implikasi manajerial, keterbatasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,
Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini manusia di seluruh dunia (termasuk Indonesia) berteriak akan adanya pemanasan global yang berakibat terjadinya perubahan iklim. Kekhawatiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah sangat berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya yang terdapat pada bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan tingkat Product Domestic Bruto (PDB) pada berita resmi Badan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian Indonesia saat ini semakin meningkat, hal ini ditandai dengan tingkat Product Domestic Bruto (PDB) pada berita resmi Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi produk kosmetik di Indonesia berkembang semakin pesat. Hal tersebut terlihat seiring dengan munculnya berbagai jenis kosmetika seperti lipstik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kepedulian terhadap lingkungan telah menjadi topik yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pada saat ini, kepedulian terhadap lingkungan telah menjadi topik yang sangat penting, baik bagi konsumen, para pemasar atau perusahaan, pemerintah, maupun bagi penelitian
Lebih terperinci2 Dalam dunia bisnis saat ini, aspek lingkungan sudah mulai dijadikan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam melakukan aktivitas pemasaran. M
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan merupakan faktor penting dalam sebuah kehidupan. Lingkungan merupakan hal yang memiliki pengaruh besar dalam sebuah kehidupan makhluk hidup. Keberadaan serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan dan khususnya di klinik kecantikan. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), bahan-bahan kimia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Perkembangan produk kosmetik memberi peluang bisnis bagi para produsen kosmetik. Peluang bisnis tersebut menciptakan keanekaragaman produk kosmetik atau produk perawatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. konsumen juga dapat mengambil keputusan tentang jenis produk, jumlah produk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi sangat berperan penting dalam bidang pemasaran, dimana para pemasar berkompetisi untuk memperbaiki serta memperbaharui konsep pemasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern, persaingan dalam dunia bisnis dari tahun ke tahun semakin kompetitif. Berbagai perusahaan melakukan segala usaha untuk mempertahankan dan merebut hati
Lebih terperinciPEMASARAN PRODUK KOSMETIK RAMAH LINGKUNGAN PADA NIAT MAHASISWA DALAM PEMBELIAN THE BODY SHOP
PEMASARAN PRODUK KOSMETIK RAMAH LINGKUNGAN PADA NIAT MAHASISWA DALAM PEMBELIAN THE BODY SHOP SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi (S1) Pada Program Studi Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsultan mandiri, yang bersama-sama membuat penjualan tahunan melebihi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Oriflame di dirikan pada tahun 1967 oleh dua bersaudara dan teman mereka, saat ini Oriflame telah menjadi perusahaan kecantikan internasional dengan sistem
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan media dan budaya populer saat ini. Korean wave atau yang lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi pada saat ini telah mengacu pada perkembangan budaya dan pola perilaku masyarakat dalam memilih gaya hidup yang sesuai dengan perkembangan media dan budaya
Lebih terperinci2015 PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN TERHAD AP PURCHASE D ECISION, SURVEI PAD A KONSUMEN ETUDE HOUSE TOSERBA YOGYA RIAU JUNCTION
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya peradaban manusia, kini kebutuhan manusia semakin beragam. Salah satu kebutuhan yang sulit dipisahkan dari manusia khususnya
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. didominasi oleh para kaum wanita. Faktor offline store
BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belanja atau Shopping merupakan suatu kegiatan untuk membeli suatu barang. Kegiatan belanja pun identik di pasar, mall, supermarket, dan tempat belanja lainnya. Kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik lokal maupun luar negeri, yang tengah membanjiri pasar konsumen di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan pasar industri kosmetik kian pesat dan kompetitif yang diwarnai dengan kehadiran beragam jenis produk kosmetik dari berbagai merek, baik lokal maupun luar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan zaman kerap kali diikuti dengan beraneka ragamnya aktivitasaktivitas yang dilakukan masyarakat pada berbagai segi kehidupan. Semakin meningkatnya jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanasan global menjadi isu yang penting dikalangan masyarakat akhirakhir ini. Pemanasan global adalah suatu bentuk ketidak seimbangan ekosistem di bumi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi dikarenakan merek yang kuat dapat memberikan sejumlah manfaat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membangun merek yang kuat di pasar merupakan tujuan dari banyak organisasi dikarenakan merek yang kuat dapat memberikan sejumlah manfaat bagi perusahaan yakni berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini industri asuransi tidak kalah jika dibandingkan dengan industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi tetap mencatat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V Kesimpulan dan Saran 109 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Merek Oriflame memiliki top
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Lingkungan dapat memberikan dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari berbagai aspek kehidupannya. Kemajuan teknologi seperti televisi, ponsel,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern saat ini, perubahan tren gaya hidup khususnya dalam bidang teknologi yang terjadi di lingkungan membuat masyarakat mempunyai kehidupan yang lebih
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri sepatu di era globalisasi seperti sekarang ini berada dalam persaingan yang semakin ketat. Terlebih lagi sejak tahun 2010 implementasi zona perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Perkembangan kosmetik di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang cukup padat menjadikan Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan bagi perusahaan kosmetik. Perkembangan kosmetik di Indonesia tumbuh cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang Indonesia menjadi pasar potensial. Fenomena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang Indonesia menjadi pasar potensial. Fenomena tersebut menggambarkan kondisi persaingan dunia bisnis saat ini semakin ketat. Menghadapi persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran menjadi suatu fungsi bisnis yang sangat penting, yang berurusan dengan pelanggan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau istilah lain disebut online. Menurut situs Harian Bisnis Indonesia (2013),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Penggunaan internet di seluruh dunia semakin lama semakin meluas. Hal ini juga berdampak pada berbagai kegiatan yang dilakukan melalui internet atau istilah lain disebut
Lebih terperinci