BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT"

Transkripsi

1 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak. Penjelasan akan dimulai dari penjelasan tentang perangkat keras, dan kemudian akan dijelaskan tentang perancangan dan realisasi perangkat lunak. Gambar 3.1. Blok diagram sistem Perancangan alat terdiri dari modul Accelerometer, modul digital signal controller,modul tombol tekan, modul mikrokontroler, modul real time clock, dan modul komunikasi serial RS-232. Sistem yang dibuat akan menggunakan sumber catu daya baterai 9 volt sebagai satu-satunya sumber catu daya yang akan digunakan. Penambahan modul mikrokontroler disebabkan karena munculnya kendala pemrograman pada modul DSC untuk berhubungan dengan modul real time clock, sedangkan untuk penyimpanan data diputuskan untuk menggunakan memori EEPROM yang sudah tersedia didalam modul mikrokontroler tersebut. 21

2 3.1 PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS MODUL ACCELEROMETER Pada tugas akhir ini dirancang accelerometer yang masih menggunakan pilihan sensitifitas 800 mv/g dengan jangkauan pengukuran hingga 1,5 g. Kelebihan dari pengopersian pada pilihan sensitifitas ini adalah memiliki konsumsi daya yang paling rendah dari pada pilihan sensitifitas yang lain[5]. Seperti sudah disebutkan sebelumnya accelerometer MMA7260Q memiliki tegangan operasi (V DD ) antara 2.2 volt hingga 3.6 volt. Dan pada jangkauan pengoperasian ini, accelerometer MMA7260Q memiliki nilai keluaran tegangan keluaran offset atau bisa disebut juga pengukuran percepatan pada 0 g (V OFF ) yaitu sebesar sehingga ketika digunakan V DD = 3,3 volt secara teori akan dihasilkan tegangan offset V OFF = 1,65 volt. Karena digunakan sensitifitas 800 mv/g, maka ketika accelerometer mengukur percepatan sebesar 1 g maka akan menghasilkan tegangan keluaran sebesar Vout = 1,65 volt mv = 2,45 volt. Sedangkan ketika accelerometer mengukur percepatan sebesar -1 g maka akan menghasilkan tegangan keluaran sebesar Vout = 1,65 volt mv = 0,85 volt. Untuk batas pengukuran minimum yaitu VSS + 0,25 volt dan karena VSS merupakan pin catu negatif yang terhubung dengan ground maka pengukuran minimum sebesar tegangan Vout = 0,25 volt. Sedangkan untuk pengukuran maksimum adalah sebesar VDD - 0,25 volt dan karena VDD merupakan pin catu positif yang terhubung pada tegangan 3,3 volt 22

3 maka pengukuran maksimum adalah sebesar tegangan Vout = 3,3 volt - 0,25 volt = 3,05 volt. Dengan memilih sensitifitas pengukuran 800 mv/g maka batas maksimum percepatan yang masih bisa terukur sebelum puncak tegangan keluarannya terpenggal (clipping) adalah. Dan jika tegangan perubahan sebesar 800mV setara dengan perubahan percepatan sebesar 1 g, maka percepatan maksimum yang bisa diukur adalah 1,75 g atau 1,75 kali percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s 2 ) pada pilihan sensitifitas 800 mv/g. Dalam merealisasikan perancangan tugas akhir ini digunakan modul accelerometer yang sudah ada, yang memiliki dimensi panjang 4,57 cm dan lebar 2,28 cm. Modul MMA7260Q tersebut sudah dilengkapi dengan regulator LM1117 yang mengubah tegangan sumber 9 volt menjadi tegangan 3,3 volt yang nantinya akan dibutuhkan sebagai tegangan sumber (VDD) dari accelerometer. Gambar 3.2. Modul accelerometer MMA7260Q 23

4 Tabel 3.1. Konfigurasi kaki pin-pin modul accelerometer MMA7260Q Nomor Pin Nama Nomor Pin Nama 1 GND 9 GND 2 VDD 10 Vinput 3 g-select2 11 DO 4 g-select1 12 DI 5 Output X 13 CLK 6 Output Y 14 EN 7 Output Z 15 RXD 8 /Sleep 16 TXD Dalam pengoperasian modul MMA7260Q tersebut, kaki pin 11 hingga pin 16 tidak perlu dihubungkan, kaki pin 10 (Vinput) dihubungkan dengan sumber tegangan 9 volt, kaki pin 3 (g-select2) dan pin 4 (g-select1) kondisinya dapat ditentukan sendiri oleh penggunanya sesuai dengan pilihan sensitifitas accelerometer yang diinginkan (ketika memilih sensitifitas 800 mv/g maka pin 3 dan pin 4 diberi kondisi logika high dengan cara menghubungkan kedua pin tersebut pada sumber catu 3,3 volt. Pin 8(/sleep) juga dihubungkan dengan sumber catu 3,3 volt sehingga mode sleep tidak diaktifkan MODUL TOMBOL TEKAN Pada tugas akhir ini dibuat sebuah modul tombol tekan yang terdiri dari tiga buah tombol tekan, dan dua buah lampu indikator (LED). Ketiga tombol tersebut antara lain: 24

5 1. Tombol Reset Merupakan tombol yang digunakan untuk me-reset jalannya program pada digital signal controller. 2. Tombol Pengosongan Merupakan tombol yang digunakan untuk melakukan pemindahan data dari memori eksternal EEPROM menuju PC komputer melalui jalur komunikasi serial. 3. Tombol Pengaturan Merupakan tombol yang digunakan untuk membuat jalannya program pada digital signal controller masuk kedalam mode pengaturan. Mode pengaturan adalah mode dimana pengguna dapat mengubah nilai ambang magnitudo percepatan pada digital signal controller melalui perangkat lunak aplikasi desktop dengan memanfaatkan jalur komunikasi serial. Gambar 3.3. Untai modul tombol tekan 25

6 Gambar 3.4. Modul tombol tekan MODUL MIKROKONTROLER Pada tugas akhir ini digunakan modul mikrokontroler ATMega16 yang berfungsi sebagai modul penyimpan data waktu dan data magnitudo ketika terjadi benturan. Modul mikrokontroler juga berperan dalam mengirimkan data yang disimpan pada memori ke program aplikasi desktop melalui jalur komunikasi serial RS-232. Gambar 3.5. Untai keseluruhan modul mikrokontroler ATMega16 26

7 Mikrokontroler ATMega16 memiliki ukuran memori EEPROM sebesar 512 Byte. Pada tabel 3.3 akan dijelaskan fungsi pin yang digunakan didalam perancangan tugas akhir ini. Tabel 3.2. Konfigurasi pin modul mikrokontroler ATMega16 Pin Mikrokontroler PORTB.7 PORTB.6 PORTD.1 PORTD.0 PORTC.0 PORTC.1 PORTC.2 PORTC.3 PORTC.4 Fungsi Pin SCK MISO Komunikasi serial TXD Komunikasi serial TXD Komunikasi I2C pin SCL Komunikasi I2C pin SDA Terhubung dengan GPIOB1 DSC Terhubung dengan GPIOB0 DSC Terhubung dengan GPIOB2 DSC MODUL REAL TIME CLOCK Sebagai modul pewaktu digunakan modul real time clock calendar (RTCC) PCF8583. Alasan dari digunakannya RTCC PCF8583 tersebut adalah sudah tersedianya data kalendar yaitu tanggal, bulan dan tahun, serta masih bekerja pada tegangan V DD minimal sebesar 2,5 volt. Selama pengoperasiannya modul real time clock akan dikendalikan oleh mikrokontroler ATMega16, yaitu proses pengambilan data waktu dan tanggal untuk kemudian disimpan kedalam memori EEPROM dari mikrokontroler ATMega16. 27

8 Gambar 3.6. Untai Modul real time clock Kaki pin5 (SDA) akan dihubungkan dengan PORTC.0 dan kaki pin6 (SCL) dihubungkan dengan PORTC.1 dari mikrokontroler ATMega16. Komunikasi yang digunakan adalah komunikasi bus-i2c, dimana pada ATMega16 sudah tersedia library komunikasi I2C dan library serta perintah (method) untuk pemrograman pengaturan data waktu dan tanggal dari modul PCF8583 dan juga sudah tersedia perintah pengambilan data waktu dan tanggal dari modul PCF8583 yang terhubung ke mikrokontroler ATMega16.Berikut ini gambar modul real time clock yang sudah terhubung dengan mikrokontroler. Gambar 3.7. Untai modul mikrokontroler dan real time clock calendar 28

9 MODUL DIGITAL SIGNAL CONTROLLER Pada tugas akhir ini digunakan board DEMO56F8013-EE yang merupakan board demo untuk digital signal controller MC56F8013. Gambar 3.8. Board DEMO56F8013-EE Board demo MC56F8013 memiliki dimensi dengan ukuran panjang 7 cm dan lebar 5.7 cm. Berikut ini kelengkapan yang sudah tersedia pada board demo MC56F8013-EE tersebut. 1. Modul catu daya 2. DSC MC56F Daughter card Modul Catu Daya Berikut ini gambar untai untuk modul catu daya pada board DEMO56F8013-EE. Gambar 3.9. Modul catu daya board DEMO56F8013-EE 29

10 Terdapat power jack untuk kabel coaxial berukuran 2.1 mm sebagai saluran untuk sumber catu daya input dari sumber eksternal 9 volt DC. Kemudian disediakan juga diode FM4001 yang digunakan untuk mencegah adanya arus arah balik (reverse current), jika terjadi salah polaritas pada saat pencatuan. Regulator LM1117 memiliki karakteristik tegangan operasi maksimum (Vinput maksimum) hingga 20 volt dan pada tegangan input (Vinput) 5 volt hingga 10 volt akan menghasilkan tegangan keluaran (Vout) sebesar 3,3 volt. Arus yang dibutuhkan oleh board DEMO56F8013-EE sendiri kurang dari 200 ma. Sedangkan FM4001 dapat menyuplai arus maksimum hingga 1 Ampere dan LM1117 dapat menyuplai arus maksimum hingga 800 ma Modul DSC MC56F8013 Berikut ini gambar untai untuk modul digital signal controller MC56F8013. Gambar Modul DSC MC56F

11 VDD_IO merupakan pin catu daya 3,3 volt untuk DSC MC56F8013, dan didapat langsung dari keluaran modul catu daya board DEMO56F8013- EE. Untuk pin VDDA_ADC merupakan pin catu daya untuk ADC (analog to digital converter) dari DSC MC56F8013, dan pin ini dihubungkan dengan sumber catu daya 3,3 volt yang memiliki derau rendah. Dimana didapatkan melalui pemfilteran sumber catu daya 3,3 volt keluaran dari modul catu daya board DEMO56F8013-EE. Berikut ini rangkaian filter yang memisahkan catu daya untuk ADC dan catu daya untuk bagian komponen lain. Gambar Filter untuk catu daya ADC Tujuan dari pemfilteran ini sendiri adalah untuk mencegah timbulnya derau pada sumber catu daya ADC akibat adanya derau digital pada sumber catu daya yang terhubung dengan rangkaian-rangkaian digital. Dalam tugas akhir ini rangkaian ini menjadi penting, mengingat adanya ketergantungan besar bahwa isyarat yang akan diproses diperoleh terlebih dahulu dari hasil konversi isyarat analog keluaran dari accelerometer dan kemudian diubah menjadi isyarat digital lewat ADC DSC MC56F8013. Terdapat kapasitor 22 µf yang terhubung antara pin Vcap dengan Vss. Kapasitor ini dibutuhkan sebagai kapasitor eksternal untuk regulator 31

12 tegangan internal didalam DSC MC56F8013 yang mengubah tegangan sumber eksternal 3,3 volt menjadi tegangan 2,5 volt untuk digunakan dalam proses logika didalam bagian hardware inti (internal core logic) Daughter Card Board DEMO56F8013-EE juga diperlengkapi dengan konektor daughter card yang terletak dibagian belakang board tersebut. Daughter card menghubungkan kaki pin-pin pada DSC MC56F8013 dengan hardware eksternal tambahan yang diperlukan dalam perancangan-perancangan yang memanfaatkan board DEMO56F8013-EE. Berikut ini susunan konektor dari daughter card pada board DEMO56F8013-EE tersebut. Gambar Daughter card board DEMO56F PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT LUNAK SISTEM Pada gambar 3.14 akan ditunjukan diagram alir perangkat lunak dari sistem, dan pada gambar 3.15 akan ditunjukkan diagram alir mode pengaturan nilai ambang. 32

13 Tombol ON ditekan Ya Meminta penekanan Tombol RESET Tombol Mode Pengosongan ditekan? Ya Kirim data memori eksternal ke program aplikasi desktop Tidak Tombol Mode Pengaturan Nilai Ambang ditekan? Ya Masuk Ke Mode Pengaturan Nilai Ambang Tidak Inisialisasi sistem Ambil data percepatan tiap 22 ms Simpan data percepatan dan waktu kejadian kememori eksternal Ya Pengolahan data melalui median filter Pengolahan data melalui Filter FIR Lolos Atas Tidak Apakah nilainya > nilai batas benturan? Tidak Buffer data keluaran FIR sudah penuh? Ya Cari nilai rerata integral magnitudo Gambar Diagram alir perangkat lunak sistem 33

14 Tombol mode pengaturan nilai ambang ditekan Program pada DSC meminta inputan nilai ambang melalui jalur komunikasi serial User memasukkan nilai ambang melalui program aplikasi User menekan tombol eksekusi pada program aplikasi Nilai ambang diambil dari program aplikasi oleh program DSC melalui jalur komunikasi serial ( Masuk ke Mode Normal ) Inisialisasi sistem menggunakan nilai ambang yang baru didapat Gambar Diagram alir Mode Pengaturan Nilai Ambang PERANGKAT LUNAK PENDETEKSI BENTURAN Bagian ini membahas mengenai pemrograman yang digunakan didalam pendeteksi benturan dan penyimpanan data waktu terjadinya 34

15 benturan beserta data magnitudo benturan tersebut, yaitu antara lain sebagai berikut. 1. PEMROGRAMAN ADC PADA MC56F8013 Disini akan dijelaskan pengaturan modul ADC pada DSC MC56F8013 hingga hasil konversi berupa data digital yang kemudian akan diolah ketahap selanjutnya. 3. PEMROGRAMAN FILTER MEDIAN, FILTER FIR LOLOS ATAS DAN PENDETEKSI BENTURAN. Perancangan didalam pemrograman filter median, filter FIR lolos atas, dan pendeteksi benturan mengalami kegagalan yaitu belum bisa merealisasikan perancangan pemrograman filter-filter dan pendeteksi benturan tersebut, kemudian dalam merealisasikan pemrograman yang dibutuhkan masih menggunakan pemrograman yang tersedia pada acuan utama tugas akhir ini [4], dimana pemrograman acuan tersebut sesuai dengan pemrograman filter-filter dan pendeteksi benturan yang hendak dibuat. 2. PEMROGRAMAN PENYIMPANAN DATA WAKTU DAN BENTURAN Pada bagian ini data waktu terjadinya benturan dan data magnitudo benturan akan disimpan kedalam memori EEPROM dan data-data tersebut nantinya dapat dikeluarkan untuk dikirim melalui jalur komunikasi RS-232 ke software aplikasi desktop yang telah dibuat untuk diamati dan disimpan. 35

16 Untuk pemrograman nomor 1 dan 2 dilakukan pada modul DSC MC56F8013 sedangkan pemrograman nomor 3 dilakukan pada mikrokontroler ATMega16. Pemrograman pada DSC MC56F8013 dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak CodeWarrior Development Studio untuk Freescale 56800/E Digital Signal Controllers V8.3 Special Edition. Didalam CodeWarrior sendiri terdapat aplikasi bernama Processor Expert yang memudahkan penggunannya dalam melakukan pemrograman digital signal controller. Processor Expert menyediakan suatu aplikasi untuk membantu dalam melakukan pengaturan ketika pemrogram hendak menggunakan kelengkapan-kelengkapan yang tersedia pada digital signal controller yang digunakan. Sedangkan untuk melakukan penulisan program pada CodeWarrior, pemprogram dapat menuliskan programnya dalam bahasa C/C++. Untuk pemrograman pada Mikrokontroler ATMega16 digunakan perangkat lunak CodeVisionAVR V Didalam CodeVision juga sudah tersedia aplikasi bernama CodeWizardAVR yang dapat memudahkan didalam melakukan pemrograman mikrokontroler ATMega16. Pada CodeWizardAVR juga sudah disediakan library yang dibutuhkan dalam perograman I2C yang menggunakan modul real time clock PCF8583. Sehingga memudahkan didalam pengaturan waktu dan pengambilan data dari modul real time clock PCF8583 tersebut. 36

17 PEMROGRAMAN ADC PADA MC56F8013 Digunakan 3 saluran ADC 12-bit dari 6 saluran yang ada. Melalui perangkat lunak processor expert dapat diatur lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu kali konversi ADC, yaitu 5,312 µs. Sedangkan untuk mode inputannya adalah single ended. Dan nilai maksimum dari hasil konversi (high limit) akan bernilai 7FF8 (H) atau (B). Keluaran hasil konversi ADC memang akan menghasilkan data selebar 15-bit walaupun konversinya adalah 12-bit. Hal ini karena bit hasil konversi mengalami penggeseran kekiri sebanyak 3-bit ketika masuk kedalam buffer penyimpanan data digital hasil konversi dari ADC, sehingga 3 bit LSB selalu bernilai nol dan dapat diabaikan. Untuk melakukan pencuplikan selama 22,22 ms digunakan sebuah operasi interupsi dengan menggunakan Timer2. Interupsi ini akan diatur agar melakukan interupsi setiap 22,22 ms dengan cara mengatur konfigurasi timer melalui processor expert dengan mengisikan nilai waktu periode interupsinya (interrupt period) sebesar 22,22 ms. Ketika interupsi oleh Timer2 terjadi maka proses konversi oleh ADC diaktifkan melalui perintah program ADC_Start(). Untuk ADC sendiri memiliki sebuah operasi interupsi, dimana interupsi tersebut terjadi jika semua saluran ADC telah selesai melakukan satu kali konversi. Interupsi ini dapat diaktifkan dengan mengaktifkan Interrupt service/event melalui processor expert. Pada saat interupsi ADC tersebut terjadi maka proses konversi oleh ADC dimatikan dengan memberikan perintah program 37

18 ADC_Stop(). Prioritas interupsi dari interupsi Timer2 dibuat lebih tinggi dari interuspi ADC, interupsi dari Timer2 memiliki prioritas medium (1) sedangkan interupsi dari ADC memiliki prioritas minimum (0). Untuk mengambil nilai hasil konversi dilakukan melalui perintah ADC_getValue (nama_variabel_buffer). Didalam perintah tersebut bagian yang saya tuliskan bercetak miring menunjukkan bahwa nama tersebut (nama ADC) bisa diganti-ganti sesuai dengan kehendak dari pemrogramnnya. Untuk variabel penyimpanan data hasil konversi tersebut memiliki ukuran sebesar 16 bit yaitu bertipe unsigned short PEMROGRAMAN PENYIMPANAN DATA WAKTU DAN BENTURAN Digunakan mikrokontroler AVR ATMega16 sebagai media penyimpanan data waktu dan data magnitudo benturan. Pemrograman AVR ATMega16 dilakukan melalui CodeVisionAVR V dimana didalam perangkat lunak tersebut tersedia kelengkapan perangkat lunak bernama CodeWizardAVR yang cukup memudahkan didalam pembuatan program, khususnya ketika akan digunakan modul RTCC PCF8583 yang akan dihubungkan dengan pin-pin dari PORT mikrokontroler, karena program CodeWizardAVR tersebut akan secara otomatis membuat program awal dimana sudah tersedia perintah-perintah yang dapat digunakan untuk melakukan pengendalian terhadap RTCC PCF

19 melalui jalur komunikasi bus-i2c. Pada gambar 3.16 ditunjukkan tampilan didalam melakukan pengaturan pada CodeWizardAVR tersebut. Gambar Pengaturan melalui CodeWizardAVR Pengaturan pada gambar adalah pengaturan yang digunakan didalam tugas akhir ini. Dimana digunakan komunikasi bus-i2c dan pin SDA dipilih pada PORTC.0 sedangkan pin SDL dipilih pada PORTC.1. Kemudian akan dibangkitkan suatu program didalam lembar program utama sebagai berikut. Penggalan program: #asm.equ i2c_port=0x15 ;PORTC.equ sda_bit=0.equ scl_bit=1 #endasm #include <i2c.h> #include <pcf8583.h> 39

20 Pada program tersebut terlihat pin SDA pada PORTC.0 dan pin SCL pada PORTC.1. Lalu sudah tersedia suatu library untuk melakukan komunikasi bus-i2c yaitu bernama i2c.h dan juga sudah tersedia perintahperintah yang digunakan didalam pengendalian RTCC PCF8583 yang disimpan didalam library bernama pcf8583.h Perintah yang digunakan untuk mengatur data awal dari waktu dan kalendar adalah sebagai berikut. Perintah untuk mengatur data waktu: void rtc_set_time (alamat chip, jam, menit, detik, ratus detik); Perintah untuk mengatur data kalendar: void rtc_get_date (alamat chip, hari, bulan, tahun); Sedangkan perintah untuk mengambil data waktu dan kalendar dari RTCC PCF8583 adalah sebagai berikut. Perintah untuk mengambil data waktu: void rtc_get_time (alamat chip, jam, menit, detik, ratus detik); Perintah untuk mengambil data kalendar: void rtc_get_date (alamat chip, hari, bulan, tahun); Variabel untuk jam, menit, detik, ratus detik, hari, dan bulan bertipe unsigned char atau berukuran 8 bit sedangkan untuk tahun bertipe unsigned int atau berukuran 16 bit. Untuk alamat chip yaitu alamat slave chip tersebut dan didalam tugas akhir ini beralamat di alamat 0. Mikrokontroler ATMega16 memiliki ukuran memori EEPROM sebesar 512 byte. Jadi bisa dianggap terdapat 512 alamat penyimpanan 40

21 data yang tiap alamat tersebut berukuran sebesar 1 byte atau 8 bit, dan didalam program dapat dinyatakan sebagai berikut. eeprom char eep[512]; Artinya variabel bernama eep yang bertipe char (8bit) terdiri dari 512 alamat array banyaknya dan mengarah pada tempat memori di eeprom dengan menggunakan perintah pointer eeprom diawal program tersebut. Sehingga misal ingin mengisikan data jam pada alamat 0 yang memiliki ukuran 8 bit di eeprom maka dituliskan, eep[0] = jam; dimana jam adalah nama variabel bertipe unsigned char berisi data jam PEMROGRAMAN SOFTWARE APLIKASI DESKTOP Didalam tugas akhir ini memiliki spesifikasi bahwa rancangan dilengkapi oleh software aplikasi desktop pengirim dan software aplikasi desktop penerima. Namun karena adanya keterbatasan waktu maka untuk software aplikasi desktop bagian pengirim tidak sampai direalisasikan. Pada bagian ini akan dijelaskan software aplikasi desktop bagian penerima yang sudah dibuat. Didalam pembuatan software aplikasi desktop bagian penerima digunakan perangkat lunak visual studio 2008 dengan menggunakan bahasa pemrograman C#. Pada gambar 3.17 ditunjukkan tampilan dari software aplikasi desktop bagian penerima yang sudah dibuat. 41

22 Gambar Tampilan software aplikasi desktop bagian penerima Pada software aplikasi desktop bagian penerima terdiri dari tombol setting untuk melakukan pengaturan dari jalur komunikasi yang akan digunakan, tombol connect untuk memulai hubungan jalur komunikasi serial yang sudah dipilih, tombol disconnect untuk memutuskan hubungan komunikasi serial, tombol clear untuk menghapus bagian tampilan, tombol start untuk memulai penyimpanan data yang ditampilkan dan tombol stop untuk melakukan penghentian proses penyimpanan data yang tertampil sekaligus masuk kedalam proses penyimpanan data tampilan yang telah disimpan kedalam file text. Gambar 3.18 menunjukkan tampilan yang muncul ketika tombol stop ditekan, yaitu tampilan untuk menyimpan data kedalam file text. 42

23 Gambar Tampilan program untuk penyimpanan data 43

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Pendeteksi Benturan. Sistem pendeteksi benturan saat ini khususnya dibutuhkan didalam

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Pendeteksi Benturan. Sistem pendeteksi benturan saat ini khususnya dibutuhkan didalam BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendeteksi Benturan Sistem pendeteksi benturan saat ini khususnya dibutuhkan didalam pengiriman barang-barang yang membutuhkan pengawasan khusus agar pengaturan awal dari

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas pengujian beserta hasil pengujian dari piranti yang telah dirancang dan dibuat. Melalui penujian-pengujian berikut ini akan diperlihatkan apakah

Lebih terperinci

Pendeteksi Benturan Keras pada Pengiriman Barang Mudah Rusak Akibat Benturan

Pendeteksi Benturan Keras pada Pengiriman Barang Mudah Rusak Akibat Benturan Pendeteksi Benturan Keras pada Pengiriman Barang Mudah Rusak Akibat Benturan Oleh: Karel Marthinus Manufandu NIM : 612004038 Skripsi Untuk melengkapi syarat-syarat memperoleh Ijasah Sarjana Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dengan memahami konsep dasar dari sistem meteran air digital yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem, prinsip kerja sistem dan komponen komponen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER 3.1 Perancangan Sistem Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : a. perancangan perangkat keras (hardware) dengan membuat reader RFID yang stand alone

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang mencakup perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras ini meliputi sensor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu.

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu. BAB III PERANCANGAN Pada bab tiga akan diuraikan mengenai perancangan sistem dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada Data Logger Parameter Panel Surya. Dimulai dari uraian cara kerja

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis Dengan LED Matrix Berbasis Arduino adalah suatu sistem media penyampaian informasi di dalam ruangan yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan Alat Pengaduk Adonan Kue ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer). BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam perancangan alat pendeteksi pelanggaran garis putih pada Traffict Light ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahanpermasalahan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung keseluruhan sistem yang dibuat. Gambar 3.1

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat melakukan perancangan Standalone AVR Programmer. Berikut ini adalah beberapa cara implementasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 27 BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Sistem Diagram merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari satu atau lebih komponen yang memiliki satuam kerja tersendiri dan setiap

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 83 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Tujuan Pengujian Pengujian yang akan dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pengujian dilakukan pada beberapa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALA 3.1 Perancangan Hardware 3.1.1 Perancangan Alat Simulator Sebagai proses awal perancangan blok diagram di bawah ini akan sangat membantu untuk memberikan rancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram alat secara keseluruhan.

BAB III PERANCANGAN ALAT. dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram alat secara keseluruhan. BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini akan membahas mengenai perancangan alat dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung keseluruhan alat yang dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan BAB III MEODE PENELIIAN DAN PERANCANGAN SISEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan sebagai penunjang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh karenanya akan dibuat seperti pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. oleh karenanya akan dibuat seperti pada Gambar 3.1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Agar mendapatkan hasil yang diinginkan maka diperlukan suatu rancangan agar dapat mempermudah dalam memahami sistem yang akan dibuat, oleh karenanya akan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 24 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Rangkaian Perancangan system monitoring Thermometer data logger menggunakan Arduino uno, yang berfungsi untuk mengontrol atau memonitor semua aktifitas yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penulisan tugas akhir ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Metode Perancangan Metode yang digunakan untuk membuat rancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan disajikan dalam mekanisme perancangan alat, baik perangkat keras (hardware) ataupun perangkat lunak (software). Tahapan perancangan dimulai dari perancangan blok

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN Pada bab ini akan membahas mengenai perancangan dan pemodelan serta realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk alat pengukur kecepatan dengan sensor infra

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Secara umum, sistem ini tersusun dari beberapa bagian seperti yang terlihat pada gambar 3.1 di bawah ini. Gambar 3.1 Blok Diagram Keseluruhan Sistem 33 34 Modul Utama Pada Modul

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 21 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rangkaian Keseluruhan Sistem kendali yang dibuat ini terdiri dari beberapa blok bagian yaitu blok bagian plant (objek yang dikendalikan), blok bagian sensor, blok interface

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perangkat keras dan perangkat lunak sitem yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir. Berikut adalah diagram block alat yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Pada bab ini menjelaskan perangkat keras yang digunakan dalam membuat tugas akhir ini. Perangkat keras yang digunakan terdiri dari modul Arduino

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Berikut ini adalah diagram blok sistem rancang bangun alat pengontrol volume air dan aerator pada kolam budidaya udang menggunakan mikrokontroler. Sensor Utrasonik

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam bab ini akan dibahas masalah-masalah yang muncul dalam perancangan alat dan aplikasi program, serta pemecahan-pemecahan dari masalah yang

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER ATMEGA BERBASIS CODEVISION AVR (I2C DAN APLIKASI RTC) dins D E P O K I N S T R U M E N T S

MIKROKONTROLER ATMEGA BERBASIS CODEVISION AVR (I2C DAN APLIKASI RTC) dins D E P O K I N S T R U M E N T S MIKROKONTROLER ATMEGA BERBASIS CODEVISION AVR (IC DAN APLIKASI RTC) dins D E P O K I N S T R U M E N T S Teori IC/I C IC/I C (Baca: I-Two-C atau I-Squared-C) = Inter-Integrated Circuit adalah salah satu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro 37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung. Penelitian dimulai pada bulan Februari 2011

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 RANCANGAN PERANGKAT KERAS 3.1.1. DIAGRAM BLOK SISTEM Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Thermal Chamber Mikrokontroler AT16 berfungsi sebagai penerima input analog dari sensor

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM BAB III ANALISA SISTEM 3.1 Gambaran Sistem Umum Pembuka pintu otomatis merupakan sebuah alat yang berfungsi membuka pintu sebagai penganti pintu konvensional. Perancangan sistem pintu otomatis ini merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 22 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan keseluruhan dari sistem atau alat yang dibuat. Secara keseluruhan sistem ini dibagi menjadi dua bagian yaitu perangkat keras yang meliputi komponen

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem pada timbangan digital sebagai penentuan pengangkatan beban oleh lengan robot berbasiskan sensor tekanan (Strain Gauge) dibagi menjadi dua bagian yaitu perancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul tugas akhir maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran adalah untuk mengetahui ketepatan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

TUGAS MATAKULIAH APLIKASI KOMPUTER DALAM SISTEM TENAGA LISTRIK FINAL REPORT : Pengendalian Motor DC menggunakan Komputer

TUGAS MATAKULIAH APLIKASI KOMPUTER DALAM SISTEM TENAGA LISTRIK FINAL REPORT : Pengendalian Motor DC menggunakan Komputer TUGAS MATAKULIAH APLIKASI KOMPUTER DALAM SISTEM TENAGA LISTRIK FINAL REPORT : Pengendalian Motor DC menggunakan Komputer disusun oleh : MERIZKY ALFAN ADHI HIDAYAT AZZA LAZUARDI JA FAR JUNAIDI 31780 31924

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS Pada BAB II ini akan dibahas gambaran cara kerja sistem dari alat yang dibuat serta komponen-komponen yang digunakan untuk pembentuk sistem. Pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan serta realisasi perangkat keras maupun perangkat lunak pada perancangan skripsi ini. Perancangan secara keseluruhan terbagi menjadi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009 Mikrokontroler AVR Hendawan Soebhakti 2009 Tujuan Mampu menjelaskan arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian minimum sistem ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian downloader ATMega 8535

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan sistem keamanan pada kendaraan roda dua menggunakan sidik jari berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan BAB III PERANCANGAN 3.1 Pendahuluan Perancangan merupakan tahapan terpenting dari pelaksanaan penelitian ini. Pada tahap perancangan harus memahami sifat-sifat, karakteristik, spesifikasi dari komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan robot pengantar makanan berbasis mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk dapat membandingkan LM35DZ dengan DS18B20 digunakan sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga perbandinganya dapat lebih

Lebih terperinci

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III MIKROKONTROLER BAB III MIKROKONTROLER Mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. 44 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT 3.1. Perancangan Sistem Secara Umum bawah ini. Diagram blok dari sistem yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.1 di u(t) + e(t) c(t) r(t) Pengontrol Plant

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT BAB III PERANCANGAN PERANGKAT 3.1 Proses Kerja Sistem Pada tahap perancangan, akan dirancang sebuah sistem berbasis mikrokontroler yang digunakan untuk menghitung jumlah orang yang masuk dan keluar suatu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

PC-Link Application Note

PC-Link Application Note PC-Link Application Note AN126 Emulasi SPI Menggunakan PC-Link USBer Oleh: Tim IE Sebuah contoh lagi mengenai penggunaan modul PC-Link USBer dengan menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi. Aplikasi

Lebih terperinci