BAB II KAJIAN PUSTAKA
|
|
- Widyawati Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 2.1 Deskripsi Teori Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan aktivitas manusia karena motivasi merupakan hal yang dapat menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias untuk mencapai hasil yang optimal (Malayu S.P Hasibuan, 2001:141). Menurut G.R. Terry yang diterjemahkan oleh J Smith D.F.M (2003:130), Motivasi dapat diartikan sebagai suatu usaha agar seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat karena ada tujuan yang ingin dicapai. Manusia mempunyai motivasi yang berbeda tergantung dari banyaknya faktor seperti kepribadian, ambisi, pendidikan dan usia. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000 : 114) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik, karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya. Dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila didalam dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar, sebab tanpa
2 11 mengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari, maka kegiatan belajar mengajar sulit untuk mencapai keberhasilan. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut sebagai motivasi. Dengan motivasi orang akan terdorong untuk bekerja mencapai sasaran dan tujuannya karena yakin dan sadar akan kebaikan, kepentingan dan manfaatnya. Bagi peserta didik motivasi ini sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku peserta didik kearah yang positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta menanggung resiko dalam belajar. Dalam kaitannya dengan belajar, motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan aktualisasi diri sehingga motivasi paling besar pengaruhnya pada kegiatan belajar peserta didik yang bertujuan untuk mencapai prestasi tinggi. Apabila tidak ada motivasi belajar dalam diri peserta didik, maka akan menimbulkan rasa malas untuk belajar baik dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun mengerjakan tugas-tugas individu dari guru. Orang yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat yang besar dalam mengerjakan tugas, membangun sikap dan kebiasaan belajar yang sehat melalui penyusunan jadual belajar dan melaksanakannya dengan tekun. Indikator dari motivasi, yaitu: 1. Cita-cita. Cita-cita adalah sesuatu target yang ingin dicapai. Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang
3 12 mengandung makna bagi seseorang. Munculnya cita-cita seseorang disertai dengan perkembangan akar, moral kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan yang juga menimbulkan adanya perkembangan kepribadian. 2. Kemampuan belajar. Setiap peserta didik memiliki kemampuan belajar yang berbeda. Hal ini diukur melalui taraf perkembangan berpikir peserta didik, dimana peserta didik yang taraf perkembangan berpikirnya konkrit tidak sama dengan peserta didik yang sudah sampai pada taraf perkembangan berpikir rasional. Peserta didik yang merasa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu, maka akan mendorong dirinya berbuat sesuatu untuk dapat mewujudkan tujuan yang ingin diperolehnya dan sebaliknya yang merasa tidak mampu akan merasa malas untuk berbuat sesuatu. 3. Kondisi peserta didik. Kondisi peserta didik dapat diketahui dari kondisi fisik dan kondisi psikologis, karena peserta didik adalah makluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Kondisi fisik peserta didik lebih cepat diketahui daripad kondisi psikologis. Hal ini dikarenakan kondisi fisik lebih jelas menunjukkan gejalanya daripada kondisi psikologis. 4. Kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan merupakan unsur yang datang dari luar diri peserta didik yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan fisik sekolah, sarana dan prasarana perlu ditata dan dikelola agar dapat menyenangkan dan membuat peserta didik merasa nyaman
4 13 untuk belajar. Kebutuhan emosional psikologis juga perlu mendapat perhatian, misalnya kebutuhan rasa aman, berprestasi, dihargai, diakui yang harus dipenuhi agar motivasi belajar timbul dan dapat dipertahankan. 5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar. Unsur-unsur dinamis adalah unsur-unsur yang keberadaannya didalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali misalnya gairah belajar, emosi peserta didik dan lain-lain. Peserta didik memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan selama proses belajar, kadang-kadang kuat atau lemah. 6. Upaya guru membelajarkan peserta didik. Upaya guru membelajarkan peserta didik adalah usaha guru dalam mempersiapkan diri untuk membelajarkan peserta didik mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian peserta didik dan mengevaluasi hasil belajar peserta didik. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar, artinya keberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan peserta didik tidak tertarik untuk belajar sehingga motivasi belajar peserta didik menjadi melemah atau hilang (Max Darsono, 2000:65 ; Dimyati dan Mudjiono, 1994:90-92) Fungsi Motivasi Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam belajar peserta didik, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Hawley (Yusuf, 2003 : 14) menyatakan bahwa para peserta didik yang memiliki motivasi yang tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan dengan para peserta didik yang memiliki motivasi rendah. Hal ini berarti peserta didik yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun
5 14 dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar. Menurut Sardiman (2004:83) fungsi motivasi adalah : 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberi arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang peserta didik yang akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. Dari pendapat di atas sangat jelas bahwa motivasi sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena motivasi dapat mendorong peserta didik untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersebut diperlukan suatu upaya yang dapat meningkatkan motivasi peserta didik, sehingga peserta didik yang bersangkutan dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
6 15 Pentingnya motivasi bagi peserta didik menurut Diimyati dan Mudjiono, (1994: 79) adalah : a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir belajar. b. Menginformasikan tentang usaha belajar, bila dibanding dengan teman sebaya sebagai ilustrasi, terbukti kegiatan usahanya belum memadai, maka ia berusaha setekun mungkin agar berhasil. c. Mengarahkan kegiatan belajar, mengetahui bahwa dirinya belum belajar secara efektif, maka ia mengubah perilaku belajarnya. d. Membesarkan semangat belajar. e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja. Gejala kurang motivasi belajar akan dimanifestasikan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam tingkah laku. Beberapa ciri tingkah laku yang berhubungan dengan rendahnya motivasi belajar : a. Malas melakukan tugas kegiatan belajar, seperti malas mengerjakan PR, malas dalam membaca, dan lain-lain. b. Bersikap acuh tak acuh, menentang dan sebagainya c. Menunjukkan hasil belajar yang rendah dibawah nilai rata-rata yang dicapai kelompoknya atau kelas. d. Menunjukkkan tingkah laku sering membolos, tidak mengerjakan tugas yang diberikan dan sebagainya.
7 16 e. Menunjukkan gejala emosional yang tidak wajar seperti pemarah, mudah tersinggung Jenis Motivasi Jenis- jenis motivasi belajar, menurut Sardiman AM (2001: 88-90) motivasi dibagi menjadi dua tipe atau kelompok yaitu intrinsik dan ekstrinsik: 1. Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik merupakan motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contohnya seseorang yang senang membaca tidak usah disuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin membaca buku-buku untuk dibacanya. 2. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Contohnya seseorang itu belajar, karena tahu besok pagi ada ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, atau agar mendapatkan hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu peserta didik, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak
8 17 secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya peserta didik rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong peserta didik untuk belajar. Motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Contohnya seseorang itu belajar, karena tahu besok pagi ada ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, atau agar mendapatkan hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar. Berbagai macam cara bisa dilakukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000 : 117) yang tergolong bentuk motivasi belajar ekstrinsik antara lain: a. Belajar demi memenuhi kewajiban. b. Belajar demi menghindari hukuman yang diancam. c. Belajar demi memperoleh hadiah material yang dijanjikan. d. Belajar demi meningkatkan gengsi sosial. e. Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuh persyaratan kenaikan jenjang.
9 18 f. Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting. Motivasi sangat penting untuk mencapai keberhasilan peserta didik dalam belajar. Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan peserta didik untuk melibatkan diri (Winkel, 2004 : 186). Motivasi yang kuat akan membuat peserta didik sanggup bekerja keras untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuannya, dan motivasi itu muncul karena dorongan adanya kebutuhan. Dorongan seseorang untuk belajar menurut Maslow yang mengutip dari Jess Feist dan Gregory J. Feist (2010:332) sebagai berikut: a. Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat dan sebagainya. b. Kebutuhan akan keamanan, yakni rasa aman bebas dari rasa takut dan kecemasan. c. Kebutuhan akan cinta kasih dan keberadaan, rasa diterima dalam suatu masyarakat atau golongan (keluarga, sekolah, kelompok). d. Kebutuhan akan penghargaan e. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri (aktualisasi diri), yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial dan pembentukan pribadi. Dari berbagai macam kebutuhan tersebut, ada cara untuk merangsang motivasi belajar peserta didik yang merupakan dorongan intrinsik. Menurut Sardiman (2001:90) beberapa cara menumbuhkan motivasi belajar di sekolah adalah dengan:
10 19 a. Memberikan angka sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. b. Hadiah c. Persaingan / kompetisi baik individu maupun kelompok. d. Ego-invoicement, sebagai tantangan untuk mempertaruhkan harga diri. e. Memberi ulangan f. Mengetahui hasil g. Pujian h. Hukuman i. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar. Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. j. Membentuk kebiasaan belajar yang baik. k. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok. l. Menggunakan metode yang bervariasi Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dari uraian di atas dapat disimpulkan faktor motivasi ekstrinsik ada beberapa yang menunjang 1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik. Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan
11 20 dicapainya kepada peserta didik. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar. 2. Hadiah Berikan hadiah untuk peserta didik yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, peserta didik yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar peserta didik yang berprestasi. 3. Saingan/kompetisi Guru berusaha mengadakan persaingan di antara peserta didiknya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. 4. Pujian Sudah sepantasnya peserta didik yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. 5. Hukuman Hukuman diberikan kepada peserta didik yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar peserta didik tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. 6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik. 7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
12 21 8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok. 9. Menggunakan metode yang bervariasi. 10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran Pengertian Disiplin Disiplin bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari sebab merupakan hal yang kompleks dan banyak kaitannya, yaitu terkait dengan pengetahuan, sikap dan perilaku. Masalah disiplin yang dibahas dalam penelitian ini adalah disiplin yang dilakukan oleh para peserta didik dalam kegiatan belajarnya baik di rumah maupun di sekolah. Untuk lebih memahami tentang disiplin belajar terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian disiplin menurut beberapa ahli. 1. Menurut Ekosiswoyo dan Rachman (2000:97), disiplin hakikatnya adalah pernyataan sikap mental individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan. 2. Menurut Suharsimi Arikunto (1990:114), di dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi pembentukannya secara berurutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan dan tata tertib karena didorong oleh sesuatu dari luar misalnya
13 22 karena ingin mendapat pujian dari atasan. Selanjutnya pengertian disiplin atau siasat menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena didorong kesadaran yang ada pada kata hatinya. Itulah sebabnya biasanya ketertiban itu terjadi dahulu, kemudian berkembang menjadi siasat. 3. Menurut Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) (1997:11), makna kata disiplin dapat dipahami dalam kaitannya dengan latihan yang memperkuat, koreksi dan sanksi, kendali atau terciptanya ketertiban dan keteraturan dan sistem aturan tata laku Fungsi Disiplin Fungsi disiplin menurut Tulus Tu u (2004:38) adalah: 1. Menata kehidupan bersama Disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar. 2. Membangun kepribadian Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin seseorang akan terbiasa mengikuti, mematuhi aturan yang berlaku dan kebiasaan itu lama kelamaan masuk ke dalam dirinya serta berperan dalam membangun kepribadian yang baik.
14 23 3. Melatih kepribadian Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib, teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih. 4. Pemaksaan Disiplin dapat terjadi karena adanya penaksaan dan tekanan dari luar, misalnya ketika seorang peserta didik yang kurang disiplin masuk ke satu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut. 5. Hukuman Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. 6. Menciptakan lingkungan yang kondusif Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Menurut Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) (1997:15), disiplin dapat terjadi dengan cara: 1. Disiplin tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan harus ditumbuhkan, dikembangkan dan diterapkan dalam semua aspek menerapkan sanksi serta dengan bentuk ganjaran dan hukuman.
15 24 2. Disiplin seseorang adalah produk sosialisasi sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya, terutama lingkungan sosial. Oleh karena itu, pembentukan disiplin tunduk pada kaidah-kaidah proses belajar. 3. Dalam membentuk disiplin, ada pihak yang memiliki kekuasaan lebih besar, sehingga mampu mempengaruhi tingkah laku pihak lain ke arah tingkah laku yang diinginkannya. Sebaliknya, pihak lain memiliki ketergantungan pada pihak pertama, sehingga ia bisa menerima apa yang diajarkan kepadanya. Terdapat beberapa faktor atau sumber yang dapat menyebabkan timbulnya masalah-masalah yang dapat mengganggu terpeliharanya disiplin. Menurut Ekosiswoyo dan Rachman (2000: ), contoh-contoh sumber pelanggaran disiplin antara lain: Dari sekolah, contohnya: 1. Tipe kepemimpinan guru atau sekolah yang otoriter yang senantiasa mendiktekan kehendaknya tanpa memperhatikan kedaulatan peserta didik. Perbuatan seperti itu mengakibatkan peserta didik menjadi berpura-pura patuh, apatis atau sebaliknya. Hal itu akan menjadikan peserta didik agresif, yaitu ingin berontak terhadap kekangan dan perlakuan yang tidak manusiawi yang mereka terima. 2. Guru yang membiarkan peserta didik berbuat salah, lebih mementingkan mata pelajaran daripada peserta didiknya. 3. Lingkungan sekolah seperti: hari-hari pertama dan hari-hari akhir sekolah (akan libur atau sesudah libur), pergantian pelajaran, pergantian guru,
16 25 jadwal yang kaku atau jadwal aktivitas sekolah yang kurang cermat, suasana yang gaduh, dll Dari keluarga, contohnya: 1. Lingkungan rumah atau keluarga, seperti kurang perhatian, ketidak teraturan, pertengkaran, masa bodoh, tekanan, dan sibuk urusannya masing-masing. 2. Lingkungan atau situasi tempat tinggal, seperti lingkungan kriminal, lingkungan bising, dan lingkungan minuman keras. Menurut Suharsimi Arikunto (1990:137) macam-macam disiplin ditunjukkan dengan tiga perilaku yaitu: a) perilaku kedisiplinan di dalam kelas, b) perilaku kedisiplinan di luar kelas di lingkungan sekolah, dan c) perilaku kedisiplinan di rumah. Sedangkan Sofchah Sulistyowati (2001:3) menyebutkan agar seorang pelajar dapat belajar dengan baik ia harus bersikap disiplin, terutama disiplin dalam hal-hal sebagai berikut: 1. Disiplin dalam menepati jadwal belajar. 2. Disiplin dalam mengatasi semua godaan yang akan menunda-nunda waktu belajar. 3. Disiplin terhadap diri sendiri untuk dapat menumbuhkan kemauan dan semangat belajar baik di sekolah seperti menaati tata tertib, maupun disiplin di rumah seperti teratur dalam belajar. 4. Disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan fit dengan cara makan yang teratur dan bergizi serta berolahraga secara teratur.
17 26 Dari berbagai macam pendapat tentang disiplin diatas, dapat diketahui bahwa disiplin merupakan suatu sikap moral peserta didik yang terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan. Keteraturan, dan ketertiban berdasarkan acuan nilai moral. Peserta didik yang meiliki disiplin akan menunjukkan ketaatan, dan keteraturan terhadap perannya sebagai seorang pelajar secara terarah dan teratur. Dengan demikian peserta didik yang berdisiplin akan lebih mampu mengarahkan dan mengendalikan perilakunya. Disiplin memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia terutama peserta didik dalam hal belajar. Disiplin akan memudahkan peserta didik dalam belajar secara terarah dan teratur Disiplin Belajar Dari seluruh pengertian antara disiplin dan belajar, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud disiplin belajar dalam penelitian ini adalah pernyataan sikap dan perbuatan peserta didik dalam melaksanakan kewajiban belajar secara sadar dengan cara menaati peraturan yang ada di lingkungan sekolah maupun di rumah. Berdisiplin sangat penting bagi setiap peserta didik. Berdisiplin akan membuat seorang peserta didik memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik.
18 27 Dari beberapa macam disiplin menurut pendapat para ahli di atas, berikut diambil indikator yang dapat menunjang disiplin belajar, yaitu: 1. Menaati tata tertib sekolah 2. Disiplin terhadap kegiatan belajar di sekolah 3. Disiplin dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran 4. Disiplin terhadap kegiatan belajar di rumah Faktor faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar Siswa yang memiliki disiplin yang tinggi akan belajar dengan baik, teratur sehingga akan menghasilkan prestasi yang baik. Faktor-faktor belajar turut berpengaruh terhadap tingkat disiplin individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar adalah sebagai berikut : 1. Faktor ekstrinsik a. Faktor non-sosial, seperti keadaan udara, suhu udara, waktu, tempat dan alat-alat yang dipakai untuk belajar. b. Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok. 2. Faktor intrinsik a. Faktor psikologi, seperti minat, bakat, motivasi, konsentrasi, dan kemampuan kognitif. b. Faktor fisiologis, seperti pendengaran, penglihatan, kesegaran jasmani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur, dan sakit yang diderita (Suryabrata, 1998:249).
19 Perlunya Disiplin Perilaku negatif sebagian peserta didik pada akhir-akhir ini telah melampaui batas kewajaran karena telah menjurus pada tindak melawan hukum, melanggar tata tertib, melanggar moral agama, dan telah membawa akibat yang sangat merugikan masyarakat. Menurut Mulyasa (2003:109) penyimpangan perilaku disebabkan oleh berbagai faktor, seperti latar belakang keluarga dan masyarakat, kondisi-kondisi khusus, iklim pembelajaran yang kurang kondusif, dan sikap guru yang kasar atau otoriter. Menurut Mulyasa (2004:13), sedikitnya terdapat 7 (tujuh) jurus yang perlu diperhatikan dalam menyukseskan implementasi kurikulum Salah satu jurus tersebut adalah mendisiplinkan peserta didik. Peserta didik perlu didisiplinkan dengan tujuan untuk membantu menemukan diri, mengatasi dan mencegah timbulnya problem-problem disiplin, serta berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka menaati segala peraturan yang ditetapkan. Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimanapun. Hal itu disebabkan dimanapun seseorang berada, di sana selalu ada peraturan atau tata tertib. Disiplin mendorong siswa belajar secara kongkrit dalam praktik hidup di sekolah maupun di rumah. Menurut Maman Rachman dalam Tu u (2004:35) pentingnya disiplin bagi para siswa sebagai berikut: a. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang. b. Membantu siswa memahami dan meyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.
20 29 c. Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didik terhadap lingkungannya. d. Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lainnya. e. Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah. f. Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar. g. Peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif dan bermanfaat baginya dan lingkungannya. h. Kebiasaan baik itu menyebabkan ketenangan jiwanya dan lingkungannya. Disiplin berperan penting dalam membentuk individu yang berciri keunggulan.tu u (2004:37) mengemukakan disiplin itu penting karena alasan sebagai berikut: a. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya. b. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. c. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan normanorma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.
21 30 d. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang Prestasi Belajar Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru (Tulus Tu`u, 2004:75). Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam mencapai tingkat kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian dapat berupa angka atau huruf. Keberhasilan peserta didik dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses pencapaian prestasi belajar (Tulus Tu`u, 2004: 81).
22 31 Menurut Merson U. Sangalang yang dikutip oleh Tulus Tu u (2004:78) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam mencapai hasil belajar yang baik, antara lain: 1. Faktor kecerdasan. Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki peserta didik sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi belajar, termasuk prestasi-prestasi lain yang ada pada dirinya. 2. Faktor bakat. Bakat-bakat yang dimiliki peserta didik apabila diberi kesempatan untuk dikembangkan dalam pembelajaran akan dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan. 3. Faktor minat dan perhatian. Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik serta teliti terhadap sesuatu. Apabila peserta didik menaruh minat pada satu pelajaran tertentu biasanya cenderung untuk memperhatikannya dengan baik. Minat dan perhatian yang tinggi pada mata pelajaran akan memberi dampak yang baik bagi prestasi belajar peserta didik. 4. Faktor motif. Motif selalu selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila dalam belajar, peserta didik mempunyai motif yang baik dan kuat, hal ini akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi.
23 32 5. Faktor cara belajar. Keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi oleh cara belajar peserta didik. Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efektif. 6. Faktor lingkungan keluarga. Keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi peserta didik. Terutama dalam hal mendorong, memberi semangat, dan memberi teladan yang baik kepada anaknya. 7. Faktor sekolah. Sekolah merupakan faktor pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem, dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etika, moral, mental, spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan (Tulus Tu u, 2004:78). Pencapaian prestasi belajar yang baik tidak hanya diperoleh dari tingkat kecerdasan peserta didik saja, tetapi juga didukung oleh lingkungan keluarga dan sekolah dimana guru dan alat belajar dijadikan sebagai sumber belajar bagi kelancaran proses belajar mengajar. Jadi, keberhasilan peserta didik mencapai hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor itu terdiri dari tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran variatif yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang memberi dorongan anak untuk maju. Selain itu,
24 33 lingkungan sekolah yang tertib, teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi peserta didik dalam pembelajaran. Masyarakat kita sekarang ini pada satu sisi adalah masyarakat pertanian, pada sisi lain sudah memasuki era globalisasi yang terdiri dari era industri, teknologi dan informasi. Perubahan kondisi sosial, ekonomi, politik dan budaya berlangsung cepat. Perubahan cepat ini membawa dampak besar bagi kehidupan masyarakat baik positif maupun negatif. Pola kehidupan positif adalah melihat perubahan itu sebagai sesuatu yang harus diterima dan dihadapi. Di dalamnya ada hal-hal yang dapat dianggap sebagai sesuatu yang baik, memberi kemudahan dan kenyamanan serta peningkatan martabat hidup manusia. Manusia juga melihat adanya tantangan dan peluang bagi kemajuan hidup manusia. Oleh sebab itu, manusia membangun dan melengkapi diri dengan memperkuat keimanan, mental, budaya, disiplin, keterampilan dan pengetahuan. Dengan demikian, manusia mampu bertahan dan menghadapi gelombang perubahan yang cepat tersebut. Sementara pola kehidupan negatif adalah melihat perubahan itu sebagai ancaman yang membahayakan kehidupan. Menutupi diri terhadap perubahan akan tertinggal dan terbelakang. Pada sisi lain, tanpa membekali diri secara positif seperti di atas, manusia ikut arus dan menikmati perubahan yang terjadi. Akan tetapi, hal itu membawa dampak negatif dalam sikap dan perilaku serta kehampaan batiniahnya.
25 34 Oleh karena itu, para peserta didik pada masa sekarang ini, menghadapi begitu banyak ancaman dan tantangan. Prestasi yang dicapai dalam pembelajaran pun terhambat dan belum optimal. Menurut Slameto (2003: 54 71) ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar anak antara lain : 1. Faktor faktor Intern a. Faktor jasmaniah meliputi faktor Kesehatan, faktor Cacat tubuh. b. Faktor psikologis meliputi faktor Intelegensi, Perhatian, Minat, Bakat, Motif, Kematangan, Kesiapan. c. Faktor Kelelahan meliputi, Kelelahan jasmani,kelelahan rohani (bersifat psikis) yaitu kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan kecenderungan membaringkan tubuh, kelelahan rohani terliahat dengan adanya kebosanan sehingga minat belajar kurang. 2. Faktor faktor Ekstern a. Faktor keluarga meliputi, Cara orang tua mendidik, Relasi antar anggota keluarga, Suasana rumah, Keadaan ekonomi keluarga, Pengertian orang tua, Latar belakang kebudayaan. b. Faktor Sekolah meliputi, Metode mengajar, Kurikulum, Relasi guru dengan peserta didik, Relasi peserta didik dengan peserta didik, Disiplin sekolah, Alat pelajaran, Waktu sekolah, Standart pelajaran di atas ukuran, Keadaan gedung, Metode belajar, Tugas rumah
26 35 c. Faktor masyarakat mliputi, Kegiatan peserta didik dalam masyarakat, Mass media, Teman bergaul, Bentuk kehidupan masyarakat Dengan menjelaskan prestasi belajar di atas bisa mengetahui tentang bagaimana proses dari belajar mengajar yang merupakan suatu proses mendasar dalam pencapaian prestasi belajar. Prestasi belajar yang kurang optimal, hal itu kemungkinan disebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar. Oleh karena itu untuk mengetahui faktor faktor apa yang menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar. Penilaian hasil belajar bertujuan untuk: 1. Mengetahui sejauh mana telah terjadi kemajuan hasil belajar pada diri peserta didik, sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan bimbingan belajar selanjutnya. 2. Mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik, sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan apakah yang bersangkutan berhasil (lulus) atau tidak (belum) berhasil dalam menempuh suatu program pembelajaran. 3. Menetapakan tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi suatu keahlian tertentu sesuai dengan yang dipersyaratkan standar kompetensi. dir/doc.pdf Dari uraian diatas prestasi belajar merupakan suatu hasil. Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan intelektual saja tetapi juga bagaimana perubahan pada diri seseorang akibat dari adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan. Sehingga prestasi belajar
27 36 merupakan suatu hasil dari kegiatan belajar yang dapat diukur dengan aspek pengetahuan, pemahaman, atau aplikasi suatu konsep yang telah dicapai oleh seseorang, dalam penelitian ini prestasi belajar adalah sebagai hasil yang dicapai melalui proses belajar baik secara intelektual maupun kognitif, yang dinilai melalui proses evaluasi. Prestasi belajar dalam pendidikan sekolah dasar dapat dilihat melalui nilai raport yang diperoleh peserta didik. B. Hasil Penelitian Yang Relevan 1. Skripsi dari Fajar Kurniawan saputro (2007) dengan judul Pengaruh motivasi dan disiplin terhadap prestasi belajar peserta didik kelas XI SMA Negeri 12 Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006. Hasil : Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai signifikansi untuk variabel motivasi sebesar sehingga dapat disimpulkan adanya pengaruh antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar peserta didik di SMA Negeri 12 Semarang. Untuk variabel disiplin belajar diketahui nilai signifikansi sebesar sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara disiplin belajar terhadap prestasi peserta didik di SMA Negeri 12 Semarang. Besarnya pengaruh antara X1 dan X2 terhadap Y sebesar atau 20.4%. Sedangkan sisanya sebesar 79.6% dipengaruhi faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini. 2. Skripsi dari Herlin Febriana Dwi Prasti (2007) dengan judul Hubungan antara motivasi belajar dengan disiplin belajar siswa pada saat layanan pembelajaran di kelas II SMU Negeri 1 Limbangan Kabupaten Kendal Tahun 2004/2005.
28 37 Hasil : Berdasarkan analisis data hasil penelitian dengan menggunakan SPSS diketahui, bahwa harga korelasi antara disiplin belajar dengan motivasi belajar siswa sebesar 0,714 dengan signifikansi 0,000, diaman harga r (5%:44) dengan pendekatan r(5% :100). Karena harga signifikansinya < 0,005 atau harga r hitung (0,714) > 0,195 maka harga korelasi tersebut signifikan artinya ada hubungan yang signifikan antara disiplin belajar dengan motivasi belajar siswa. 3. Skripsi dari Riris Purnomowati (2006) dengan judul Pengaruh disiplin dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMK Teuku Umar Semarang Tahun Ajaran 2005/2006. Hasil : Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin belajar siswa dalam kategori baik (68,91%), motivasi belajar siswa dalam kategori baik (69,25%), dan prestasi belajar siswa dalam kategori cukup (7,38). uji secara parsial diperoleh thitung untuk variabel disiplin belajar ixsebesar 4,425 dengan signifikansi 0,000 < 0,05, yang berarti bahwa variabel disiplin belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan untuk variabel motivasi belajar diperoleh thitung sebesar 4,951 dengan signifikansi 0,000 < 0,05, yang berarti bahwa variabel motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Besarnya pengaruh secara simultan disiplin dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar adalah 32%. Besarnya pengaruh masing-masing variabel, yaitu disiplin belajar terhadap prestasi belajar 16,24% dan pengaruh motivasi belajar terhadap
29 38 prestasi belajar 19,54%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa disiplin dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Faktor motivasi belajar memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap prestasi belajar siswa daripada faktor disiplin belajar. 4. Skripsi dari Riris A.O Marpaung (2006) dengan judul Pengaruh motivasi dan disiplin terhadap prestasi belajar mata diklat program produktif siswa kelas II jurusan administrasi perkantoran di SMK Antonius Semarang. Hasil : Berdasarkan analisis deskriptif persentase menunjukkan bahwa motivasi dan disiplin belajar siswa telah masuk dalam kategori tinggi dengan bobot persentase skor 71,56% dan 73,93% sedangkan prestasi belajar siswa termasuk kategori baik dengan rata-rata 7,50. Hasil analisis regesi ganda memperoleh persamaan regesi =4, ,02234XY ˆ1 + 0,02666X2. Uji keberartian persamaan regresi secara parsial dengan uji t diperoleh thitung untuk variabel motivasi sebesar 4,621 dengan probabilitas < 0.05,yang berarti secara parsial ada hubungan yang nyata antara motivasi belajar dengan prestasi elajar siswa sedangkan untuk variabel disiplin diperoleh thitung sebesar 3,500 dengan probabilitas 0,001 < 0.05, yang berarti secara parsial, ada hubungan yang nyata antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa. Uji secara simultan dengan uji F diperoleh F hitung = 73,446 dengan probabiltias < 0.05, yang berarti secara simultan ada pengaruh yang signifikan antara motivasi dan disiplin dengan prestasi belajar. Besarnya pengaruh secara simultan antara
30 39 motivasi belajar dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar adalah 68,7%. Besarnya pengaruh masing-masing variabel yaitu motivasi belajar terhadap prestasi belajar sebesar 24,14 %, dan pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar sebesar 15,29%. 5. Skripsi dari Arlindo Francisco marcal dengan judul Pengaruh motivasi belajar dan disiplin diri terhadap prestasi belajar karyasiswa timor-leste di Jakarta. Hasil : Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Kecenderungan hubungan antara motivasi belajar dan disiplin diri secara bersama-sama dengan prestasi belajar di tunjukkan oleh persamaan regresi ganda Y = 0, ,008 X1 + 0,028 X2. Sedangkan kekuatan hubungan diantara keduanya bersifat positif namun pada tingkat sedang ditunjukkan oleh koefisien korelasi ganda ry12 = 0,451. Dengan demikian pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar relatif rendah, yaitu 20,3%. Artinya 79,7 % prestasi belajar di tentukan oleh faktor lain diluar motivasi belajar dan disiplin diri. 6. Jurnal dari Muslim fikri (2011) dengan judul Hubungan motivasi belajar dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa jurusan kependidikan islam angkatan 2007 dan 2008 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA. Hasil : Berdasarkan hasil penelitian diketahui Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dan disiplin belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan KI angkatan
31 dan 2008 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hal tersebut dapat dilihat besaran R = 0,492, ρ < 0,05. 5) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Mahasiswa Jurusan KI Angkatan 2007 dan 2008 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hal tersebut dapat dilihat besaran rx 1 y. = 0,352, ρ < 0,05. 6) Terdapat hubungan positif yang signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar Mahasiswa Jurusan KI Angkatan 2007 dan 2008 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hal tersebut dapat dilihat besaran rx 2 y. = 0,373, ρ < 0,05. Hasil diatas menunjukkan bahwa R2 = 0,242, artinya sumbangan motivasi belajar dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar sebesar 24,2%. Masing- masing sumbangan terdiri dari motivasi belajar terhadap prestasi sebesar 11,33% dan sumbangan disiplin belajar terhadap prestasi belajar sebesar 12,91%. Selebihnya 75,8% berasal dari variabel lain. 7. Jurnal dari Hasanatin Syahadatina (2011) dengan judul Pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran Ekonomi di SMAN 1 Malang. Hasil : Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Disiplin belajar dan lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMAN 1 malang. Hal ini diketahui dari hasil analisis yang dilakukan secara simultan diperoleh Fhitung (4,078) < F tabel (3.102) dan nilai
32 41 signifikansinya 0,020 > 0,05. Maka secara umum prestasi belajar ekonomi dalam kategori baik, namun masih ada yang tergolong dalam kategori cukup yaitu sebanyak 44 siswa, sebanyak 1 siswa dalam kategori kurang. Dari beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan baik yang berasal dari skripsi maupun jurnal, relatif mendapatkan hasil yang tidak jauh berbeda. Hubungan antara motivasi belajar dan disiplin belajar mengalami peningkatan yang signifikan terhadap prestasi belajar peserta didik. Dari berbagai macam hasil penelitian yang relevan, keterkaitannya dengan skripsi saya adalah hasil yang akan dicapai akhir kemungkinan tidak jauh berbeda dengan hasil para peneliti terdahulu dengan judul yang hampir serupa adanya perubahan yang signifikan. Selain itu juga untuk referensi data dalam menyusunan skripsi.
33 42 C. Kerangka Berfikir Dari uraian di atas dapat di tarik kerangka berfikir sebagai berikut : Motivasi Ekstrinsik (X 1 ) 1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik. 2. Hadiah 3. Saingan/kompetisi 4. Pujian 5. Hukuman 6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar 7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik. 8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok. 9. Menggunakan metode yang bervariasi. 10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran Disiplin Belajar (X 2 ) Prestasi Belajar (Y) Dilihat dari daftar nilai harian dan Buku catatan siswa 1. Menaati tata tertib sekolah 2. Disiplin terhadap kegiatan belajar di sekolah 3. Disiplin dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran 4. Disiplin terhadap kegiatan belajar di rumah Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Dari bagan di atas menggambarkan bahwa motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar mempengaruhi hasil prestasi belajar.
34 43 D. Hipotesis Penelitian Arikunto (2002) mendifinisikan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini 1. Hipotesis Empirik Dari rumusan masalah seperti yang dikemukakan pada Bab I, maka hipotesis empirik yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar efektif terhadap prestasi belajar peserta didik kelas VI Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga. 2. Hipotesis Statistik a. Ho : μ1 μ2 (motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar tidak efektif terhadap prestasi belajar bagi peserta didik kelas VI Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga). b. Ha : μ1 > μ2 (motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar efektif terhadap prestasi belajar bagi peserta didik kelas VI Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga). Keterangan: μ1 = Rata-rata nilai siswa yang mendapatkan motivasi ekstrinsik dan disiplin belajar
PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 12 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2005/2006
PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 12 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2005/2006 SKRIPSI Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Administrasi Perkantoran Pada Universitas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR,DAN HIPOTESIS. kewajiban belajar secara sadar dan menaati peraturan yang ada di lingkungan
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR,DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Disiplin Belajar Disiplin belajar adalah pernyataan sikap dan perbuatan siswa dalam melaksanakan kewajiban belajar secara sadar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Disiplin BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari aktivitas atau kegiatan, kadang kegiatan itu kita lakukan dengan tepat waktu tapi kadang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Belajar Siswa Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah. Matematika merupakan ilmu yang bersifat universal yang mendasari perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS
16 BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Konsep Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar Slameto (2010, h. 1) mengatakan, Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sikap, dan perilaku. Disiplin adalah latihan watak dan batin agar segala perbuatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kedisiplinan Belajar 2.1.1. Pengertian Disiplin Disiplin bagi peserta didik adalah hal yang rumit di pelajari karena merupakan hal yang kompleks dan banyak kaitannya antara
Lebih terperinciPartono 1 Tri Minarni 2
PENGARUH DISIPLIN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI Partono 1 Tri Minarni 2 Abstrak: Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) Adakah pengaruh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pelajaran ekonomi siswa di SMA Kristen 1 Salatiga. belajar dan mengajar. Sedangkan istilah bahasa Inggris yaitu discipline yang
BAB II LANDASAN TEORI Bab II ini menjelaskan beberapa konsep yang terkait dengan penelitian tentang pengaruh kedisiplinan belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif, dalam bahasa inggris adalah motive atau motion, lalu motivation yang berarti gerakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Kontribusi Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution, maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai
BAB II KAJIAN TEORI 1.1. Motivasi Belajar 1.1.1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman, 2001). Motivasi
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN
Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 69 PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN Rufi Indrianti
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Disiplin Belajar Siswa Disiplin merupakan istilah yang sudah memasyarakat di berbagai instansi pemerintah maupun swasta. Kita
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses hidup yang sadar atau tidak sadar atau tidak harus dijalani semua manusia untuk mencapai berbagai macam kompetisi, pengetahuan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dengan pendidikan maka bangsa Indonesia diharapkan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas secara intelektual,
Lebih terperinciSutamat Amin, Patni Ninghardjanti, Jumiyanto Widodo. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT PENGHASILAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pengertian Minat Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai
Lebih terperinciPERANAN MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA DOSEN DI KOTA BATAM. Mira Yona Dosen Tetap Prodi Manajemen Universitas Riau Kepulauan Batam
PERANAN MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA DOSEN DI KOTA BATAM Mira Yona Dosen Tetap Prodi Manajemen Universitas Riau Kepulauan Batam ABSTRACT Dunia pendidikan semakin lama semakin maju, mengikuti
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Sebelum membuat analisis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN. Tinjauan pustaka mempunyai arti peninjauan kembali pustaka-pustaka yang
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka mempunyai arti peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait. Fungsi peninjauan kembali pustaka
Lebih terperinciMODEL PEMBERIAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KELAS
MODEL PEMBERIAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KELAS Jimmi Apul Maringan Manalu Sekolah Dasar Swasta Pengharapan Patumbak Deli Serdang Corresponding author: jimmimanalu94@gmail.com Abstrak Motivasi
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR The influence of study motivation through students study achievement in student of class XI IPS at SMA Negeri 2 Metro Academic year 2012/2013 Mar atur
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplinan Belajar 2.1.1. Pengertian Disiplinan Belajar Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu disiplin mempunyai berbagai macam pengertian. Pengertian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1. Pentingnya Minat Belajar Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DISIPLIN DAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA KATOLIK WIJAYA KUSUMA BLORA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN DAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA KATOLIK WIJAYA KUSUMA BLORA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik terdapat kekuatan mental penggerak belajar. Kekuatan mental yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output.input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar,
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Pendidikan, sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang sisdiknas No.
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan, sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, merupakan suatu
Lebih terperinciPENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK TEUKU UMAR SEMARANG TAHUN AJARAN 2005/2006
PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK TEUKU UMAR SEMARANG TAHUN AJARAN 2005/2006 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.
I. PENDAHULUAN Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia sebagai salah satu negara berkembang telah didera oleh berbagai keterpurukan, yang diantara penyebab keterpurukan tersebut terjadi karena
Lebih terperinciNIM /2007 : K
Hubungan antara disiplin belajar dan tingkat kebisingan di lingkungan sekolah Dengan prestasi belajar siswa Kelas II smk batik 1 surakarta Tahun ajaran 2006/2007 Oleh: SURANI NIM : K2402543 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NURUL ISLAMI SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disajikan sebagai salah satu syarat Untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang
6 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1 Disiplin Belajar Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Akuntansi a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kedisiplinan Belajar a. Pengertian Kedisiplinan Belajar Kedisiplinan adalah kata sifat yang berasal dari kata dasar disiplin dan mendapat imbuhan ke-an. Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tujuan untuk menyiapkan peserta didik yang beriman, bertakwa, kreatif dan inovatif serta berwawasan keilmuan
Lebih terperincimemajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :
II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Belajar Kegiatan belajar di perguruan tinggi merupakan suatu proses yang panjang dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan ketabahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan dimasa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai cara salah satunya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajar 1) Pengertian Motivasi Kata motivasi berasal dari Bahasa Inggris motivation. Kata asalnya ialah motive yang artinya tujuan. Thursan Hakim (2000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Menurut Djamarah (2008:13) mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang memiliki standar mutu profesional tertentu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau
Lebih terperinciSTUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO
STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. neurophysiological yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Motivasi Belajar 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman,2001). Motivasi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA Meta Rolisa 1, I Komang Winatha 2, Nurdin 2 Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Matematika a. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menumbuhkan motivasi, minat, dan disiplin siswa dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu proses pembelajaran seperti metode mengajar guru yang tidak tepat, kurikulum, manajemen
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, pendidikan tidak hanya bisa
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pendidikan Etika Dalam Keluarga Setiap manusia membutuhkan pendidikan, pendidikan tidak hanya bisa diperoleh dari lembaga formal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di era globalisasi. Peningkatan kualitas sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, baik jasmani maupun rohani. Pendidikan harus ditata atau diperbaiki
Lebih terperinciPENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014
PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM STUDI ILMU SOSIAL DI SMA NEGERI 10 SEMARANG
PENGARUH MOTIVASI MEMILIH PROGRAM STUDI ILMU SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM STUDI ILMU SOSIAL DI SMA NEGERI 10 SEMARANG SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih dalam naungan serta pengawasan pemerintah. Tujuan dan fungsi lembaga pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah menentukan model atau metode mengajar tentang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. tertib untuk mengatur tingkah laku.
A. Deskripsi Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Tinjauan Tentang Disiplin Belajar Masykur Arif Rahman (2011:64) mengatakan bahwa disiplin berasal dari bahasa Inggris discipline yang mengandung beberapa arti.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan wahana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. persepsi sisiwa tentang perhatian orang tua. Selain tinjauan pustaka, di bagian ini
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dibahasa beberapa hal yang berkaitan dengan tinjauan pustaka dari hasil belajar, lingkungan belajar di sekolah, kedisiplinan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.
1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Sebuah efek langsung pendidikan adalah mendapat pengetahuan. Pendidikan memberikan
Lebih terperinciPENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN
Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012 PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN HUSNI EL HILALI Abstrak Kemampuan mengelola kelas menjadi salah satu ciri guru yang profesional. Pengelolaan kelas diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Prestasi Belajar 1.1.1 Pengertian Prestasi Belajar Proses belajar mengajar penting bagi seorang pendidik untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik. Seberapa jauh kemampuan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DISIPILIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 4 GORONTALO
HUBUNGAN ANTARA DISIPILIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 4 GORONTALO Zamaludin Suleman 1, Yulianto Kadji 2, Erman I Rahim 3 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciOLEH : DELVIZA SURYANI
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU, PERHATIAN ORANG TUA DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII MTsN LEMBAH GUMANTI JURNAL OLEH :
Lebih terperinciKORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI 19 BANDA ACEH. Abstrak
KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI 19 BANDA ACEH Binti Asrah 1, Rita Novita 2, Fitriati 3 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motivasi Belajar 2.1.1. Pengertian Motivasi Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai
Lebih terperinciMembangun Kedisiplinan Melalui Aktivitas Berlatih Di Klub Pembinaan Olahraga Prestasi. Oleh: Danang Wicaksono
Membangun Kedisiplinan Melalui Aktivitas Berlatih Di Klub Pembinaan Olahraga Prestasi Oleh: Danang Wicaksono danangvega@uny.ac.id Abstrak Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup di lingkungan sosial.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Didalam UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan
Lebih terperinciEconomic Education Analysis Journal
EEAJ 2 (3) (2014) Economic Education Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH, MOTIVASI BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua Perhatian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Wasty Soemanto (2003: 34), mengartikan perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Keluarga merupakan salah satu panutan utama dalam penanaman
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya pencapaian tujuan banyak dipengaruhi oleh bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Oleh
Lebih terperinciSalam sejahtera, Terimakasih kepada Tuhan yang maha Esa atas segala rahmat dan nikmat-nya yang terus mengalir dalam kehidupan kita.
Salam sejahtera, Terimakasih kepada Tuhan yang maha Esa atas segala rahmat dan nikmat-nya yang terus mengalir dalam kehidupan kita. Yang saya hormati Bpk kepala sekolah SMPn 09 Kendari beserta jajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Manusia memerlukan pendidikan untuk menjadi manusia seutuhnya. Di indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Segala sesuatu untuk meraih kesuksesan memerlukan proses dan proses yang terjadi disebut proses belajar (Slameto 2010: 1). Menurut Mahmud (2010: 61), belajar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan
Lebih terperinciMarina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta
PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS DI SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Marina Tri Handhani Universitas Sebelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan taraf hidup ke arah yang lebih sempurna.pendidikan juga merupakan suatu kekuatan dinamis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Minat Belajar 1. Pengertian Minat Belajar Slameto (2003) berpendapat bahwa minat adalah suatu kecenderungan untuk mempelajari sesuatu dengan perasaan senang. Apabila individu membuat
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORETIS
9 BAB II KERANGKA TEORETIS A. Konsep Teoretis 1. Pengertian Apersepsi Apersepsi adalah suatu gejala jiwa yang kita alami apabila suatu kesan baru masuk dalam kesadaran kita dan berassosiasi/bertautan dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1) Minat Belajar Apabila seseorang menaruh perhatian terhadap sesuatu, maka minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin yang dimiliki siswa akan membantu siswa itu sendiri dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Belajar 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sekolah Dasar Negeri di kota Salatiga. Terletak di jalan Imam Bonjol No. 86
63 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekolah Dasar (SD) Sidorejo Lor 03 Salatiga merupakan salah satu Sekolah Dasar Negeri di kota
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Profesional Guru Agus F. Tamyong dalam Usman (2010:15) menyatakan pengertian guru profesional adalah orang yang meliki kemampuan dan keahlian
Lebih terperinci