PERBEDAAN PERUBAHAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR SUNTIK 4 MINGGU DAN 12 MINGGU DI PUSKESMAS TEGUHAN KECAMATAN PARON TAHUN 2013 DHITA KRIS PRASETYANTI

Transkripsi

1 PERBEDAAN PERUBAHAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR SUNTIK 4 MINGGU DAN 2 MINGGU DI PUSKESMAS TEGUHAN KECAMATAN PARON TAHUN 23 DHITA KRIS PRASETYANTI Program Studi Kebidanan (D III) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri ABSTRACT Earthling increase very fast especially at developing countries and be estimated that in 29 world populations will achieve number 7 million human. Family planning one of the effort to achieve welfare by give marriage advice, barrenness therapy and regulating birth. Contraception that very popular in indonesia are injects contraception. Injects contraception has effects increasing of weight at 27 person, menstruation disturbance 6 person, headache 43 person. From 27 person has experience weight change, person of injects acceptors 4 weeks and 22 person of injects acceptors 2 weeks. Therefore researcher wants to detect the difference of weight change in injects acceptor of 4 weeks and 2 weeks. Population in this research are all injects acceptors of 4 weeks at Puskesmas Teguhan in 23 as much as 69 person and injects acceptors of 2 weeks at Puskesmas Teguhan in 23 as much as 69 person. The sample taking manner with technique inklusi and eksklusi. The minimal respondent of this research are 3 person. The independent variables are injects acceptor of 4 weeks and 2 weeks, and dependent variables are weight change in injects acceptor of 2 weeks while variable ikatnya body heavy change in injects acceptor 4 weeks and 2 weeks. The analyze uses Wilcoxon unpair t-test got result that value asymp. sig(2-tailed),2 with standard signifikansi =,. Based on the result Ho aversed to mean that there is the difference of weight change in injects acceptor 4 weeks and 2 weeks at Puskesmas Teguhan in 2 So that have to give counceling to acceptor2 weeks about use effects of this contraception are increasing of weight. Keywords : Weight, injects acceptors of 4 weeks, injects acceptors of 2 weeks PENDAHULUAN Pertambahan penduduk dunia sangat pesat terutama di negara berkembang, pertumbuhan penduduk dunia sebanyak 9 juta pertahun dan diperkirakan bahwa pada tahun 29 populasi dunia akan mencapai angka 7 juta manusia. Penduduk Indonesia merupakan 3,% dari jumlah penduduk dunia, 6% dari jumlah penduduk Asia dan 42% dari jumlah penduduk Asia Tenggara dan Indonesia juga mengambil alih posisi Jepang dalam hal jumlah penduduk dengan menempati urutan nomor lima di dunia (Tan dan Kirana, 22). Keluarga Berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran. Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) pada pesan kunci Making Pregnancy Safer (MPS) salah satunya adalah setiap wanita mempunyai akses untuk pencegahan kehamilan. Program Keluarga Berencana adalah bagian yang terpadu dalam program Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spriritual dan sosial budaya penduduk Indonesia. Metode kontrasepsi yang dapat digunakan terdiri dari 2 macam yaitu metode sederhana (kondom, spermiside, koitus interuptus, pantang berkala) dan metode efektif (hormonal, mekanis dan kontrasepsi darurat) (Saifudin, 23).

2 Kontrasepsi yang sangat populer di Indonesia adalah kontrasepsi suntik. Kontrasepsi hormonal jenis kontrasepsi suntik di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakainnya praktis, harganya relatif murah dan aman, cara ini mulai disukai masyarakat kita dan diperkirakan setengah juta pasangan memakai kontrasepsi suntik untuk mencegah kehamilan. Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah Noretisteron Enentat (NETEN), Depo Medroksi Progesteron Acetat (DMPA) dan cyclofem (Prawirohardjo, 23). Menurut d Arcagenus (22) tahun 99, united national population found memperkirakan kontrasepsi suntik digunakan oleh hampir 3 juta wanita didunia, yang mencakup juta kontrasepsi suntik 4 minggu dan juta kontrasepsi suntik 2 minggu. Tabel Peserta Kontrasepsi Aktif Kabupaten Ngawi Tahun 27 dan 28 No Tahun Jumlah Suntik IUD ±24 ±4% % Sumber : Data Sekunder, 29 Berdasarkan tabel di Kabupaten Ngawi Peserta kontrasepsi aktif turun % dibandingkan tahun sebelumnya yaitu pada tahun 27 berjumlah orang sedangkan tahun 28 turun menjadi orang. Hasil studi pendahuluan pada bulan Maret 29 di Puskesmas Teguhan Kecamatan Paron disajikan pada tabel 2 berikut ini. Tabel Pemakai kontrasepsi di Puskesmas Teguhan pada bulan Maret tahun 29. No Jenis Jumlah Persentase kontrasepsi pemakai Suntik 89 6,6 % 2 IUD ,4 % 3 Pil 6 4, % 4 Implan 38 2,8 % MOW 4 3,4 % 6 MOP 2, % 7 Kondom 2, % Total 33 % Berdasarkan tabel 2 jumlah seluruh akseptor di Puskesmas Teguhan adalah 33 orang meliputi pengguna IUD sebanyak 379 orang, MOP sebanyak 2 orang, MOW sebanyak 4 orang, implan 38 orang, suntik 89 orang, pil 6 orang dan kondom 2 orang. Pelayanan kasus efek samping tertinggi pada kontrasepsi suntik menurut data LB3 KB kec. Paron 29 tersaji pada tabel Tabel 3 Efek Samping Kontrasepsi Suntik di Puskesmas Teguhan Tahun 29 No Jenis keluhan (orang) % perubahan BB gangguan haid 6 33,4 3 sakit kepala 43 3,48 4 lain-lain 43 3,48 Total 39 Sumber : Data Sekunder, 29 Berdasarkan tabel 3 Kontrasepsi suntik menimbulkan efek samping tertinggi berupa perubahan Berat Badan (BB) 27 orang, gangguan haid 6 orang, sakit kepala 43 orang. Dari 27 orang yang mengalami efek samping perubahan berat badan tersebut, orang adalah akseptor suntik 4 minggu dan 22 orang adalah akseptor suntik 2 minggu. Perubahan berat badan yang mengarah pada peningkatan berat badan akan mempengaruhi body image seseorang. Selain itu juga berdampak pada munculnya penyakit degeneratif misalnya penyakit jantung, darah tinggi, juga berpengaruh pada aktivitas keseharian. Orang gemuk biasanya mudah lelah, mudah mengantuk, dan lamban dalam beraktivitas. Melihat uraian di atas maka peran konseling pada akseptor sangatlah penting diberikan baik itu sebelum akseptor menggunakan kontrasepsi atau saat akseptor telah menjadi pengguna kontrasepsi. Jika ternyata efek samping perubahan berat badan semakin bertambah bisa diambil solusi untuk melakukan diet rendah kalori, dan olahraga yang proporsional. Bila cara tersebut tidak menolong dan kenaikan berat badan terus bertambah bisa dipertimbangkan untuk ganti kontrasepsi yang lain. 2

3 METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan adalah analitik komparatif. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua akseptor suntik 4 minggu di Puskesmas Teguhan tahun 23 yang berjumlah 69 orang dan akseptor suntik 2 minggu di Puskesmas Teguhan tahun 23 yang berjumlah 69 orang. Sampel yang digunakan adalah 3 orang dari akseptor suntik 4 minggu dan 3 orang dari akseptor suntik 2 minggu, sehingga total responden adalah 6 orang. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling yaitu mengambil sampel sesuai kriteria tertentu yang ditentukan oleh peneliti. Pertimbangan karakteristik dari populasi agar dapat dijadikan sebagai sampel penelitian adalah dengan kriteria inklusi Akseptor suntik 4 minggu dan 2 minggu yang datang bulan Nopember 23, akseptor suntik 4 minggu dan 2 minggu yang mempunyai rekam medis yang lengkap dan kriteria eksklusi ibu yang mempunyai penyakit kronis, Ibu yang tidak melakukan suntikan secara rutin. Dari pertimbangan diatas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 6 orang Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah akseptor suntik 4 minggu dan 2 minggu, sedangkan Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah berat badan. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis korelasi variabel X dengan variabel Y adalah Wilcoxon Test. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Karakteristik akseptor suntik 4 minggu menurut umur di No Umur % < 2 th 2 3 th 3 4 th 7 3 6,7 43,3 Jumlah 3 sebagian besar akseptor suntik 4 minggu berusia 2 3 tahun yaitu sebanyak 7 akseptor (6,7 %) Tabel Karakteristik akseptor suntik 2 minggu menurut umur di Paron Tahun 2 No Umur % (th) < Jumlah 3 Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa setengahnya akseptor suntik 2 minggu adalah berusia antara 2 3 tahun sebanyak % dan usia antara 3 4 tahun juga sebanyak %. Tabel Karakteristik akseptor suntik 4 minggu menurut pekerjaan di No Pekerjaan % IRT Dagang Swasta Wiraswasta PNS Petani 6 2 6,7 2 3,3 3,3 6,7 Jumlah 3 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa akseptor suntik 4 minggu sebagian besar terdiri dari ibu rumah tangga sebanyak ( %). Tabel 4. Karakteristik akseptor suntik 2 minggu menurut pekerjaan di No Pekerjaan % 4.. Ibu Rumah Tangga Dagang Swasta PNS Petani ,7 6,7 3,3 3,3 Jumlah 3 3

4 Table 4 menyatakan bahwa akseptor suntik 2 minggu sebagian besar terdiri dari ibu rumah tangga sebanyak 7 ( 6,7 %). Tabel. Data perubahan berat badan pada akseptor suntik 4 minggu di No Kategori Jumlah Persentase Naik Tetap Turun 7 8 6,7 % 23,3 % 6 % Jumlah 3 % Hasil penelitian mengenai perubahan berat badan pada akseptor suntik 4 minggu di Puskesmas Teguhan Kecamatan sebagian besar mengalami penurunan berat badan sebanyak 8 responden (6%). Tabel 6. Data perubahan berat badan pada akseptor suntik 2 minggu d Paron Tahun 23 No Kategori Jumlah Persentase Naik Tetap Turun ,3 % % 26,7 % Jumlah 3 % Hasil penelitian mengenai perubahan berat badan pada akseptor suntik 2 minggu di Puskesmas Teguhan Kecamatan sebagian besar mengalami kenaikan berat badan yaitu sebanyak 9 responden (63,3%) Tabel 7.Tabulasi Silang Perbedaan Perubahan Berat Badan Pada Akseptor Suntik 4 Minggu Dan 2 Minggu di Puskesmas Teguhan Kecamatan Paron Tahun 2 Perubahan Berat Badan Jenis KB Naik Tetap Turun f % f % f % f % 6,7 7 23, minggu 26, 9 63, minggu , , 6 Jumlah 7 33 z hitung = -3,3, α =,, P Value =,2 PEMBAHASAN Hasil penelitian mengenai perbedaan perubahan berat badan pada akseptor suntik 4 minggu dan 2 minggu di Puskesmas Teguhan Kecamatan menunjukkan bahwa akseptor suntik 4 minggu cenderung mengalami penurunan berat badan sedangkan akseptor suntik 2 minggu cenderung mengalami peningkatan berat badan. Hasil analisis data menggunakan wilcoxon didapatkan hasil bahwa nilai Asymp.Sig(2-tailed) adalah,2 dengan taraf signifikansi =,. Berdasarkan hasil tersebut Ho ditolak artinya bahwa ada perbedaan perubahan berat badan pada akseptor suntik 4 minggu dan 2 minggu di puskesmas Teguhan kecamatan Paron tahun 2 Pada akseptor suntik 4 minggu perubahan berat badan terjadi karena kandungan hormon progesteron (Depo Medroxy Progesteron Acetat / DMPA) 2 mg dan estradiol sipinat mg mempunyai pengaruh terhadap perubahan berat badan yang diantaranya akan terjadi kenaikan sekitar,84 kg / tahun. Efek samping kenaikan berat badan ini lebih rendah daripada akseptor yang menggunakan Depo Medroxy Progesteron Acetat (DMPA) karena pada suntikan 4 minggu hormone progesteron tidak terlalu kuat namun estrogenlah yang kuat sehingga efek samping lain yang timbul, sedangkan pada akseptor suntik 2 minggu yang mengandung Depo Medroxy Progesteron Acetat (DMPA) mg mempunyai pengaruh terhadap perubahan berat badan yang diantaranya akan terjadi kenaikan sekitar kg / tahun. Hal ini dikarenakan efek progesteron yang cukup kuat merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan bertambahnya nafsu makan sehingga akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Selain itu Depo Medroxy Progesteron Acetat (DMPA) juga mempermudah metabolime perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak sehingga lemak di bawah kulit bertambah dan juga menurunkan aktivitas fisik. 4

5 KESIMPULAN Besar sampel 3 responden untuk akseptor suntik 4 minggu sebagian besar mengalami penurunan berat badan ( 6%), sedangkan akseptor suntik 2 minggu sebagian besar mengalami kenaikan berat badan (63,3%). Hasil analisis data menggunakan wilcoxon didapatkan hasil bahwa nilai Asymp.Sig(2-tailed) adalah,2 dengan taraf signifikansi =,. Berdasarkan hasil tersebut Ho ditolak artinya bahwa ada perbedaan perubahan berat badan pada akseptor suntik 4 minggu dan 2 minggu di puskesmas Teguhan kecamatan Paron tahun 2 SARAN Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengembangkan penelitian ini sehingga menjadi lebih sempurna dengan mengkaji juga pola makan akseptor, bagi institusi diharapkan dapat meningkatkan pembekalan tentang metode kontrasepsi suntik kepada peserta didiknya sebagai bekal untuk menjadi bidan, dan bagi tempat penelitian diharapkan dapat meningkatkan konseling pada calon akseptor suntik tentang kontrasepsi suntik secara lengkap sehingga akseptor dapat memilih dan mempertimbangkan kontrasepsi yang sesuai. KEPUSTAKAAN Arikunto, S. (22). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta BKKBN. (23). Alat Kontrasepsi Hormonal. Jakarta. D Arcangeus. (22). Long Acting Hormonal Contraseptive Methods For Women. ( oductive healt longakting hormonal contraceptive methods.html) [diakses tanggal 23 desember 29] Gumelar, G. (29). Perbedaan Peningkatan Berat Badan Pada Kontrasepsi DMPA, Oral (desogetrol) dan Non Hormonal (kondom). Universitas Of Texas Medical Branch (UTMB). Hariningsih. (28). Perbedaan Kenaikan Berat Badan Pada KB Suntik 3 Bulanan dan Implan. Prodi D3 Kebidanan Magetan. Harnawati. (28). Kontrasepsi Hormonal.( dpress.com/kb-suntik) [diakses tanggal 6 Maret 23] Hartanto, H. (24). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Nursalam. (23). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, S. (2). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Prawirohardjo, S. (26). Kontrasespsi Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Peralta. (22). Injectable Hormonal Contraceptive, Gynaecology Forum. ( ading-article.html) [diakses tangal Januari 23] Saifuddin, A. (23). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo. Supariasa, I. (2). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Tan, H dan Kirana, R. (22). Obat-obatan Penting Khasiat Penggunaan dan Efek Sampingnya, Edisi Kelima. Jakarta: Elex Media Komputindo Gramedia.

6 Utojo S, Sidartawan S, Maryantoro O. (2). Obesitas, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid, Edisi Ketiga. hal: 76-7 Jakarta: Balai Penerbit 6