PAKAN DAN PERILAKU MAKAN ANOA (Bubalus sp) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN, JAKARTA SELATAN AIDILIANA UFTI PRILIANTI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PAKAN DAN PERILAKU MAKAN ANOA (Bubalus sp) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN, JAKARTA SELATAN AIDILIANA UFTI PRILIANTI"

Transkripsi

1 PAKAN DAN PERILAKU MAKAN ANOA (Bubalus sp) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN, JAKARTA SELATAN AIDILIANA UFTI PRILIANTI DEPARTEMENKONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DANEKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pakan dan Perilaku Makan Anoa (Bubalus sp) di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2015 Aidiliana Ufti Prilianti NIM E

4 ABSTRAK AIDILIANA UFTI PRILIANTI. Pakan dan Perilaku MakanAnoa(Bubalus sp) di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Dibimbing oleh ABDUL HARIS MUSTARI dan BURHANUDDIN MASYUD. Anoa (Bubalus sp.) merupakan satwaliar yang dilindungi berdasarkan PP No 7 Tahun 1999.Salah satu ancaman berkurangnya populasi anoa di habitat alami yaitu adanya fragmentasi hutan, perambahan, dan perburuan liar. Salah satu upaya konservasi yaitu pendirian konservasi anoa secara eks-situ yaitutaman Margasatwa Ragunan (TMR). Pengelolaan pakan di lembaga konservasi harus diperhatikan untuk menentukan prioritas pakan dengan melihat jenis pakan dan kandungan nutrisi. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis pakan dan kandungan nutrisi pakan anoa, preferensi pakan dan menghitung rataan konsumsi pakan anoa, serta mendeskripsikan perilaku makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan.Pakan yang memiliki tingkat palatabilitas tertinggi yaitu pisang. Presentase konsumsi makan tertinggi pada anoa 2 yaitu dengan rataan konsumsi sebanyak 99,54%. Rata-rata konsumsi anoa per hari untuk keseluruhan jenis pakan berkisar 3,30 4,04 kg (rata-rata 3,58 kg). Kata kunci: anoa, analisis proksimat, BETN, pakan, ruminansia ABSTRACT AIDILIANA UFTI PRILIANTI. Diet and feeding behavior of anoa (Bubalus sp) at Taman Margasatwa Ragunan, South Jakarta. Supervised by ABDUL HARIS MUSTARI and BURHANUDDIN MASYUD. Anoa (Bubalussp) is a protected animal based on PP RI no Anoa is wildlife protected. The problems in nature habitat are fragmentation, illegal logging and illegal hunting. One of the ex-situ conservation effort is by building Ragunan Park. Feed management in conservation institution is needed in order to choose feed priority by seeing the type of feed and nutrition content.this study aimed to identifying type of feed, feed management, feed and nutrient content analysis of eating behavior anoa at Ragunan Park. The feed was high palatable is banana. Highest percentage of consumption of feed is anoa 2 with an average consumption of as much as 99.54%.An average consumption of day for totality feed revolved 3,30 4,04 (averages 3,58 kg). Keywords:anoa, proximate analysis, BETN, feed, ruminants

5 PAKAN DAN PERILAKU MAKAN ANOA (Bubalus sp) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN, JAKARTA SELATAN AIDILIANA UFTI PRILIANTI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

6

7 Judul Skripsi : Pakan dan Perilaku Makan Anoa (Bubalus sp) di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Nama : Aidiliana Ufti Prilianti NIM : E Disetujui oleh Dr Ir Abdul Haris Mustari, MSc.F Pembimbing I Dr Ir Burhanuddin Masyud, MS Pembimbing II Diketahui oleh Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 ini ialah pakan, dengan judul Studi Pakan dan Perilaku Makan Anoa (Bubalus sp) di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Abdul Haris Mustari, MSc.F dan Bapak Dr Ir Burhanuddin Masyud, MSselaku pembimbing serta laboran di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB. Terima kasih juga kepada Kepala BLUD Taman Margasatwa Ragunan, Ir Marsawitri Gumay. Selanjutnya kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Pelayanan Pengunjung, Kepala Seksi Kesejahteraan dan Peragaan Satwa, para animal keeperserta Ibu. Hj. Suhartini, Bapak Isep, Ibu Maya, Bapak Januar yang membantu kelancaran kegiatan di TMR. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada suami, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga skripsi ini bermanfaat. Bogor, Januari 2015 Aidiliana Ufti Prilianti

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan 1 Manfaat 1 METODE 2 Lokasi dan Waktu 2 Bahan 2 Alat 2 Jenis Data 3 Teknik Pengumpulan Data 3 Analisis Data 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 Jenis Pakan dan Kandungan Nutrisi Pakan Anoa di TMR 4 Preferensi dan Rataan Konsumsi Pakan Anoa 8 Perilaku Makan 11 SIMPULAN DAN SARAN 14 Simpulan 14 Saran 14 DAFTAR PUSTAKA 15 LAMPIRAN 17

10 DAFTAR TABEL 1 Jenis data yang dikumpulkan 3 2 Jenis dan jumlah pakan yang diberikan pada anoa 5 3 Jumlah pakan yang diberikan pada anoa selama tujuh hari 5 4 Presentase kandungan nutrisi pakan anoa 6 5 Tingkat preferensi pakan anoa di TMR 8 6 Rataan konsumsi pakan anoa perekor perhari selama pengamatan 10 7 Lama makan tiap ekor anoa 13 DAFTAR GAMBAR 1 Anoa di TMR, anoa 1 (a), anoa 2 (b), dan anoa 3 (c) 2 2 Presentase rataan konsumsi pakan dari jumlah pakan yang diberikan pada Anoa 11 3 Cara makan anoa, anoa mendekati pengunjung (a), anoa ketika memilih Makanan 12 4 Kebiasaan minum pada anoa dengan menjilat selang 12 5 Anoa ketika melakukan ruminansi 13 DAFTAR LAMPIRAN 1 Konsumsi makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan 17 2 Presentase anoa terhadap pakan di Taman Margasatwa Ragunan 20 3 Analisis Kandungan Nutrisi 24 4Data inventarisasi satwa di Taman Margasatwa Ragunan 25

11 PENDAHULUAN Latar Belakang Anoa (Bubalus sp.) merupakan satwaliar yang dilindungi. Satwa ini dilindungi berdasarkan Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta tercantum dalam PP No 7 Tahun 1999 mengenai pengawetan jenis tumbuhan dan satwa. Salah satu ancaman berkurangnya populasi anoa di habitat alami yaitu adanya fragmentasi hutan, perambahan, dan perburuan liar. Upaya konservasi perlu dilakukan agar dapat mempertahankan satwa ini dari kepunahan yaitu dilakukan secara in-situ dan eks-situ. Salah satu lembaga yang mengkonservasi anoa secara eks-situ yaitutaman Margasatwa Ragunan (TMR). Semua organisme termasuk anoa untuk dapat bertahan hidup dan berkembangbiak memerlukan pakan sebagai sumber energi, sehingga pakan merupakan salah satu komponen penting habitat, bahkan dikategorikan sebagai faktor pembatas (limiting factor). Keberhasilan upaya konservasi anoa secara eks-situ di TMR salah satunya dilihat dari pengelolaan pakannya. Pengelolaan pakan yang dilakukanpada penelitian sebelumnya mencakup jenis pakan, pemberian pakan, dan kebutuhan nutrisi pakan anoa.pentingnya pengelolaan pakan tersebut sebagai jaminan keberlanjutan hidup dan perkembangbiakan anoa di TMR. Pakan yang diberikan dengan jumlah dan mutu yang baik, akan sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan satwa dan potensi produktivitas anoa di TMR. Pengelolaan anoa di TMR terus mengalami perubahan. Faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut yaitu waktu dan jumlah anoa di TMR. Perhitungan kandungan nutrisi pakan lebih lanjut dilakukan pada penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui jumlah nutrisi pada jenis pakan yang diberikan dan kesesuaiannya dengan kebutuhan anoa berdasarkan kualitas nutrisinya, tingkat kesukaannya dan rataan jumlah konsumsinya. Selain aspek pakan, perilaku anoa juga penting dilakukan pada penelitian ini sebagai nilai tambah pada penelitian sebelumnya serta sebagai pemahaman terhadap usaha perbaikan pengelolaan anoa secara tepat. Tujuan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk : (1) Mengidentifikasijenis pakan dan kandungan nutrisi pakan anoa di Taman Margasatwa Ragunan, (2) Mengidentifikasi preferensi pakan dan menghitung rataan konsumsi pakan anoa di Taman Margasatwa Ragunan, (3) Mendeskripsikan perilaku makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pengelola dalam usaha pengembangan dan perbaikan pengelolaan anoa di Taman Margasatwa Ragunan. Selain itu dapat digunakan sebagai acuan di dalam merumuskan upaya konservasi anoadi insitu berdasarkan perilaku makannya.

12 2 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta Selatan. Analisis kimia pakan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengambilan data berlangsung selama satu bulan yaitu mulai Juli sampai dengan Agustus Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain : 1. Bahan makanan anoa untuk mengidentifikasi jenis pakan serta bahan kimia untuk menganalisis kandungan nutrisi anoa. 2. Satwa yang diteliti yaitu tiga ekor anoa, terdiri dari satu ekor anoa jantan dan dua ekor anoa betina (Gambar 1).Ketiga anoa tersebut berasal dari Sulawesi Tengah hasil ekspedisi dan sumbangan. ( a ) ( b ) ( c ) Gambar 1 Anoa di TMR, anoa 1 betina (a), anoa 2 betina (b), anoa 3 jantan (c) Alat Alat yang digunakan selama penelitian meliputi: 1. Kandang individu anoa berukuran (4x18 m) 2. Alat tulis, untuk mencatat data. 3. Kamera digital untuk mengambil gambar. 4. Tallysheet untuk mempermudah pengambilan data. 5. Stopwatchuntuk menghitung waktu aktifitas anoa. 6. Plastik untuk mengumpulkan sample. 7. Sarung tangan, peralatan laboratorium untuk analisis proksimat. 8. Timbangan untuk menimbang pakan. Jenis Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1. Data yang dikaji mencakup tiga aspek yaitu aspek pakan, kandungan nutrisi pakan

13 dan perilaku makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan. Pada aspek pakan dan perilaku makan, sumber data diperoleh dengan observasi yaitu mengamati langsung ke lapang dan mencatat hasil penelitian yang diperoleh sedangkan untuk aspek nutrisi pakan, sumber data diperoleh dengan pengujian di Laboratorium dan studi pustaka. Tabel 1 Jenis data yang dikumpulkan No Aspek Variabel Sumber Data 1 Pakan Identifikasi jenis pakan, Observasi sumber pakan, jumlah pakan, waktu pemberian pakan, cara pemberian pakan, frekuensi pemberian pakan 2 Nutrisi Pakan Kandungan air, lemak, Pengujian di protein kasar, abu, serat Laboratorium dan kasar, dan bahan ekstrak studi pustaka tanpa nitrogen (BETN) 3 Perilaku makan Waktu dan lama makan, cara makan, aktivitas makan Observasi Teknik Pengumpulan Data Secara umum, data yang dikumpulkan meliputi observasi, pengujian laboratorium dan studi pustaka. a. Observasi lapang dilakukan dengan cara mengidentifikasi jenis pakan dan perilaku makan anoa di TMR. i) Identifikasi jenis pakansecara langsung di kandang dengan melihat jenis pakan yang diberikan dan dimakan pada tiga ekor anoa ketika pemberian pakan. Pemberian makan dan minum dilakukan satu kali pemberian sehari pada pagi hari pukul WIB.Pengambilan data dilakukan selama tujuh hari. Bahan pakan yang diberikan tersebut dipotong-potong lalu masingmasing ditimbang dan diletakkan di tempat makan yang terdapat di dalam kandang. Setelah itu dilakukan perhitungan konsumsi makan anoa dengan menimbang pakan awal dan sisa pakan pada keesokan harinya. Selain itu juga diamati preferensi pakan dengan cara mengidentifikasi dan mencatat jenis pakan yang paling dahulu habis dan paling banyak dimakan. ii) Perilaku makan yang diamati adalah waktu dan lama makan, cara makan, dan berbagai aktivitas dalam perilaku makan yaitu ketika anoa mendekati pakan yang diberikan lalu memakannya, istirahat lalu melakukan ruminasi serta ketika anoa melakukan pemilihan atau seleksi bahan makanan yang diberikan. Waktu pengamatan dimulai sejak anoa diberikan makan pada pukul WIB selama tujuh hari pengamatan. b. Kandungan nutrisi pakan anoa yang diberikan kepada anoa di Taman Margasatwa Ragunan berupa sayur-sayuran dan hijauan. Sampel pakan berupa bahan segarlalu diteliti menurut prosedur Proximate Analysis di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB meliputi kandungan air, lemak, protein kasar, abu, serat kasar, dan bahan ekstrak 3

14 4 tanpa Nitrogen (BETN). Jumlah sampel yang diambil yaitu semua jenis pakan yang dimakan anoa. c. Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui berbagai informasi yang terkait dengan kebutuhan nutrisi pakan anoa berdasarkan literatur, asal dan umur anoa, serta mempertajam dan memperkuat analisis terhadap hasil-hasil penelitian. Analisis Data Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif yang ditunjang dengan bagan-bagan, tabel, dan gambar untuk mempermudah pemahaman mengenai hasil analisis data yang diperoleh secara lebih terpadu. a. Analisis deskriptif dilakukan dengan menguraikan data hasil observasi yang meliputi data pakan dan perilaku makan anoa. b. Analisis kuantitatif digunakan dalam perhitungan konsumsi makan anoa. i) Konsumsi makan anoa per hari dihitung berdasarkan selisih berat pakan awal dengan berat pakan sisa (Mustari 2001). K=M-S % K = S x 100% M Keterangan : K M S = Konsumsi makan perhari (kg) = Berat pakan semula (kg) = Berat pakan sisa(kg) ii) Preferensi pakan ditentukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan hasil pengamatan jenis pakan yang paling banyak dimakan dan paling awal dimakan serta paling dahulu habis dimakan. iii)kandungan nutrisi pakan anoa diperoleh berdasarkan hasil analisis proksimat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Perternakan IPB. HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Pakandan Kandungan Nutrisi PakanAnoa di TMR Jenis pakan Anoa membutuhkan pakan untuk pertumbuhan, bertahan hidup, memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar anoa tumbuh sesuai dengan yang diharapkan, jenis pakan yang diberikan harus bermutu baik. Jenis pakan diidentifikasi dengan melihat pakan yang diberikan kepada masing-masing anoa di kandang anoa.

15 Jenis pakan yang diberikan pada anoa di Taman Margasatwa Ragunan berupa hijauan, sayur-sayuran dan buah-buahan diantaranya pisang (Musa sp.), ubi jalar (Ipomea batatas), wortel (Daucus carota), kangkung (Ipomea aqua), jagung (Zea mays), rumput gajah (Pennisetum purpureum), dan daun nangka (Artocarpus heterophyllus)(tabel 2). Menurut Mustari dan Masyud (2001), empat jenis hijauan yang diberikan di Ragunan pada tahun 1997 yaitu daun pacingan (Costus specious), daun akar-akaran (Mikania cordata), rumput papaitan (Cyrtococcum patens) dan rumput gajah (Pennisetum purpureum). Perbedaan jenis pakan yang diberikan pada penelitian sebelumnya sampai saat ini karena jumlah pakan berupa hijauan sangat terbatas, kebutuhan pakan meningkat dan pasokan pakan berkurang. Tabel 2 Jenis dan bagian pakan yang diberikan pada anoa No Jenis bahan pakan Bagian yang dimakan 1 Pisang Buah 2 Ubi jalar Umbi 3 Wortel Umbi 4 Kangkung Daun 5 Jagung Buah 6 Rumput Gajah Batang dan Daun 7 Daun Nangka Daun Pengelolaan pakan anoa pada dasarnya adalah pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi anoa serta pengaturan pemberian pakan. Pakan diberikan pukul dengan cara mengambil pakan dari gudang pakan. Jenis pakan berupa buah-buahan seperti pisang, wortel, ubi jalar, dan jagung diberikan dengan cara dipotong terlebih dahulu oleh animal keeper menjadi dua sampai lima bagian selanjutnya diberikan kepada masing-masing anoa. Jenis pakan buah-buahan dan sayuran diberikan setiap hari sekitar 3 4 kg. Sedangkan pemberian hijauan dalam satu minggu tidak tentu diberikan sesuai jadwal, dalam tujuh hari hanya diberikan sebanyak 2 4 kali untuk jenis yang berbeda. Pemberian hijauan tergantung pasokan dan ketersediaannya di gudang pakan. Rataan jumlah pakan yang diberikan pada anoa selama tujuh hari pengamatan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Jumlah pakan yang diberikan pada anoa selama 7 hari No Jenis bahan Jumlah yang diberikan Waktu pemberian pakan per-ekor (kg) Pukul WIB 1 Pisang 2,09 Setiap hari 2 Ubi jalar 0,46 Setiap hari 3 Wortel 0,47 Setiap hari 4 Kangkung 0,17 Setiap hari 5 Jagung 0,22 Seminggu 3 kali 6 Rumput Gajah 0,05 Seminggu 2 kali 7 Daun Nangka 0,16 Seminggu 4 kali Pakan yang paling banyak diberikan adalah pisang dengan rataan 2,09 kg/ekor/hari. Wortel, jagung, ubi jalar, kangkung, rumput gajah, dan daun nangka 5

16 6 diberikan dengan rataan 1kg. Penentuan jenis, jumlah, dan waktu pemberian pakan berdasarkan pasokan di gudang pakan, preferensi pakan, dan kandungan nutrisi pakan anoa. Walaupun jenis pakan yang diberikan berbeda dengan jenis pakan di alam, anoa tetap mengkonsumsi pakan yang diberikan pengelola. Menurut Miyamoto et al, (2005) secara umum pakan yang diberikan pengelola dalam ransum anoa terdiri atas hijauan kering, sedikit konsentrat, dan pucuk. Lebih lanjut dinyatakan bahwa yang penting dipahami adalah buah-buahan dan sebagian sayur-sayuran dapat dianggap sebagai konsentrat. Kandungan nutrisi Setiap jenis pakan yang diberikan mengandung unsur-unsur nutrisi yang konsentrasinya sangat bervariasi, tergantung pada jenis, macam dan keadaan bahan pakan tersebut yang akan mempengaruhi tekstur dan strukturnya. Setelah dikonsumsi oleh satwa, setiap unsur nutrisi tersebut berperan sesuai dengan fungsinya terhadap tubuh satwa untuk mempertahankan hidup dan berproduksi secara normal. Unsur-unsur nutrisi tersebut dapat diketahui melalui proses analisis terhadap bahan pakan yang dilakukan di laboratorium yaitu dengan menggunakan analisis proksimat. Hasil analisis proksimat terhadap jenis pakan anoa yang diberikan di TMRyaitu kangkung, ubi jalar, jagung, rumput gajah, pisang, wortel, dan daun nangkadisajikanpada Tabel 4. Kandungan nutrisi yang diteliti yaitu jumlah dan rataan Bahan Kering (BK), Abu, Protein Kasar (PK), Serat Kasar (SK), Lemak Kasar (LK), dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN). Jumlah dari kandungan nutrisi tiap jenis pakan berguna untuk mengetahui presentase kandungan nutrisi pakan anoa, sedangkan rataan nilai presentase tiap unsur-unsur nutrisi berguna untuk menganalisis kebutuhan nutrisi pakan anoa di Taman Margasatwa Ragunan. Menurut Tilman et al. (1991), nutrisi yang terkandung dalam pakan yang dikonsumsi akan sangat penting bagi setiapbentuk kehidupan, karena dapat digunakan untuk bertahan hidup, pertumbuhan, produksi dan reproduksi. Jenis pakan Tabel 4 Presentase kandungan nutrisi pakan anoa Bahan Kering (BK) Abu Protein Kasar (PK) Serat Kasar (SK) Lemak Kasar (LK) BETN Kangkung 42,79 11,71 11,79 62,02 0,58 43,31 Ubi Jalar 23,89 3,79 3,09 4,93 1,83 86,37 Jagung 27,51 3,16 13,43 8,80 2,59 72,03 Rumput Gajah 17,42 20,02 7,26 21,91 1,85 48,95 Pisang 13,92 6,06 4,88 5,52 0,97 68,41 Wortel 9,29 7,81 10,55 12,57 1,19 68,08 Daun Nangka 44,01 3,24 4,85 5,19 0,88 18,90 Rataan 25,54 7,97 7,98 17,27 1,41 58,00 Bahan kering (BK) berhubungan dengan presentase kadar air pakan yang terkandung di dalamnya. Menurut Parakkasi (1995) ada hubungan antara kandungan air pakan dengan konsumsi bahan keringnya, yaitu konsumsi bahan kering pakan akan menurun pada musim hujan karena pakan lebih banyak

17 mengandung air. Kadar air pada pakan anoa adalah banyaknya kandungan air yang terdapat di dalam jenis pakan tersebut. Anoa hanya diberikan pakan berupa bahan segar sedangkan bahan kering didapatkan dari perhitungan bahan segar dikurangi kadar air yang terdapat di dalam pakan, sehingga bahan kering (BK) berbanding terbalik dengan kadar air pakan. Daun nangka memilik presentase bahan kering tertinggi yaitu 44,01%, tetapi memiliki kadar air terendah. Sebaliknya, wortel memiliki bahan kering terendah dan kadar air tertinggi yaitu 90,71%. Kadar air pada setiap pakan yang diberikan bervariasi. Sayuran (wortel, pisang, dan kangkung) memiliki kadar air yang tinggi dibandingkan dengan rumput gajah, daun nangka, jagung, dan ubi jalar. Hal tersebut dikarenakan wortel, pisang, dan kangkung termasuk jenis sayuran dan buah-buahan yang banyak menyimpan air, sedangkan rumput gajah dan daun nangka merupakan jenis hijauan yang tidak banyak menyimpan cadangan air di dalam jaringan tumbuhannya. Nilai rataan kadar air pakan anoa cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pakan anoa, namun sumber kebutuhan air dapat ditambah dengan air yang diberikan dari pengelola. Jenis-jenis pakan yang memiliki presentase kadar air tertinggi dapat juga berperan sebagai jenis pakan yang memiliki kandungan nutrisi lainnya yang dapat berpengaruh besar terhadap nilai gizi yang dibutuhkan anoa. Kandungan abu dalam pakan anoa memiliki nilai rataan yang sedikit 7,97% dengan nilai presentase kandungan abu tertinggi yaitu pada rumput gajah sebanyak 20,02%. Nilai rataan abu tersebut masih kurang mencukupi untuk kebutuhan nutrisi pakan anoa karena jumlah rumput gakah yang diberikan ratarata 0,05kg/ekor selama dua kali pemberian selama satu minggu. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan. Protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Selain digunakan untuk pembentukan selsel tubuh protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi apabila kita kekurangan karbohidrat dan lemak (Poedjiadi 1994). Berdasarkan Tabel 4, kandungan protein kasar tertinggi terdapat pada wortel yaitu sebanyak 10,55% sedangkan rataan protein kasar dari keseluruhan jumlah pakan yaitu 7,98%. Nilai presentase protein kasar tersebut belum cukup dibandingkan penelitian Mustari dan Mas yud, 2001 yang menyatakan bahwa kebutuhan minimum protein bagi anoa berkisar 15,20 29,72 g/ekor/hari. Anoa membutuhkan protein kasar yang lebih banyak. Hal ini dapat dilihat dari postur tubuh anoa yang memiliki otot daging lebih padat dengan tingkatperlemakan tubuh yang rendah (Kasim, 2002). Tingkat perlemakan yang rendah menyebabkan porsi daging pada tulang menjadi tinggi (Rosyidi, 2005). Porsi daging yang tinggi pada tulang dan tingkat perlemakan yang rendah pada anoa memberi petunjuk bahwa anoa sebagai hewan liar menggunakan protein untuk di transformasi ke dalam bentuk daging, tetapi tidak untuk ditimbun dalam bentuk lemak. Hal ini guna mendukung aktivitas harian yang tinggi di alam yang membutuhkan porsi otot/daging melekat pada tulang lebih banyak. Menurut Basri dan Suryahadi (2008) untuk setiap 50 g pertambahan berat badannya, anoa membutuhkan tambahan protein kasar 20 g/ekor/hari. Kandungan serat kasar (SK) tertinggi terdapat pada kangkung sebanyak 62,02%. Basri (2003) menyatakan anoa sebagai ruminansia intermediate feeder yaitu akan lebih memanfaatkan pakan dengan kadar serat kasar yang rendah. 7

18 8 Anoa mengkonsumsi serat kasar dalam jumlah yang besar karena anoa memiliki kerabat dekat dengan kerbau yang memiliki rumen yang optimal dan memberikan peluang tumbuhnya mikroorganisme yang mampu mengolah serat kasar lebih efisien menjadi energi.berdasarkan hal tersebut, kangkung diberikan setiap hari oleh pengelola untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anoa di TMR, namun rataan serat kasar seluruhnya 17,27% belum mencukupi karena jumlah kangkung yang diberikan hanya 2 ikat per hari atau sebanyak 0,17 kg/ekor/hari. Berdasarkan hal diatas, jumlah protein kasar pada anoa yang diperoleh dari hasil penelitian ini lebih rendah daripada konsumsi protein kasar pada anoa yang dilaporkan oleh Clauss et al. (2003), yaitu 14,1% - 18,9% (rata-rata 15,9%). Sebaliknya, konsumsi serat kasar pada anoa yang diperoleh dari hasil penelitian ini lebih besar daripada konsumsi serat kasar pada anoa yang dilaporkan oleh Clauss et al. (2003), yaitu 9,4% - 33,7% (rata-rata 22,8%). Kandungan lemak kasar (LK) tertinggi terdapat pada rumput gajah yaitu 1,85%.Fungsi lemak yaitu sebagai sumber energi yang dapat disimpan sebagai cadangan energi berupa jaringan lemak,lapisan lemak dibawah kulit merupakan insulator, sehingga tubuh dapat mempertahankan suhu normal serta sebagai pelindung bagi organ vital, seperti mata dan ginjal, serta lemak diperlukan untuk penyerapan vitamin yang larut dalam lemak (Irianto 2004). Selain itu, pemberian jagung sebagai sumber lemak tertinggi diberikan hanya satu buah dalam seminggu sebanyak tiga kali pemberian. Berdasarkan Tabel 4, pisang memiliki nilai BETN yang tinggi yaitu 68,41% dengan rataan pemberian pakan sebanyak 2,09 kg/ekor/hari, sedangkan rataan jumlah BETN sebanyak 58,00%. Pengelola memberikan pisang lebih banyak karena jumlah kandungan BETN tersebut tinggi. Pakan yang memiliki nilai BETN yang tinggi merupakan pakan yang mudah dicerna (Nurwidyarini 2009). Selain itu, satwa biasanya tidak akan memilih makanan yang mengandung bahan penyusun yang relatif sukar dicerna (Dunbar 1988 diacu dalam Nurcahyo 1999). Preferensi dan Rataan Konsumsi Pakan Anoa Preferensi pakan Hasil pengamatan selanjutnya yaitu preferensi makan anoa. Menurut Manyamu et al, (2003) semua jenis pakan yang disukai dihitung dengan menghitung jumlah konsumsi setiap jenis pakan, kemudian dibandingkan konsumsi jenis pakan lainnya. Hasil pengamatan preferensi pakan anoa dari tujuh jenis pakan yang diberikan di TMR disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Tingkat preferensi pakan anoa di TMR Jenis bahan pakan Tingkat preferensi Kangkung 1 Ubi jalar 2 Jagung 3 Wortel 4 Rumput Gajah 5 Daun Nangka 6 Pisang 7

19 Pakan yang dipilih anoa berdasarkan tingkat preferensi berturut-turut dari tertinggi sampai yang terendah yaitu kangkung, ubi jalar, jagung, wortel, rumput gajah, daun nangka, lalu pisang. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Mustari dan Masyud (2001) yakni terdapat empat jenis hijauan yang diberikan di TMR pada tahun 1997 yaitu daun pacingan (Costus speciosus), daun akar-akaran (Mikania cordata), rumput papaitan (Cyrtococcum patens) dan rumput gajah (Pennisetum purpureum).dari keempat jenis hijauan tersebut daun pacingan dimakan terlebih dahulu kemudian berturut-turut daun akar-akaran, rumput papaitan dan yang terakhir dimakan adalah rumput gajah. Di habitat alam, anoa mempunyai pilihan terhadap jenis makanan yang lebih banyak, sebaliknya di kebun binatang atau di penangkaran satwa tidak memiliki pilihan lain kecuali yang telah ditentukan oleh pihak pengelola.keempat jenis pakan yang pernah diberikan ternyata tidak semuanya diberikan pada anoa, yang masih diberikan hanya rumput gajah dan daun nangka, kadang-kadang diberikan pakan berupa dedaunan yang terdapat di sekitar kandang. Berdasarkan Tabel 5, pakan dengan urutan preferensi 1 6 dimulai dari sayuran, kemudian rumput/daun dan buah. Hal ini diduga, anoa memperoleh kecukupan energi dan nutrien untuk kelangsungan hidupnya. Daun atau rumput sebagai sumber protein (Roque et al 1991). Buah sebagai sumber energi (Hummel et al 2002). Preferensi pakan juga dipengaruhi oleh jadwal pemberian pakan, jumlah pakan yang diberikan, bentuk pakan, palatabilitas dan kadar air pakan. Palatabilitas merupakan sifat kesukaan terhadap bahan-bahan pakan sebagai akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang dicerminkan oleh organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya (Hernawati 2008). Hal inilah yang menumbuhkan daya tarik dan merangsang satwa untuk mengkonsumsinya. Satwa ruminansia lebih menyukai pakan rasa manis dan hambar daripada asin/pahit. Berdasarkan hal diatas, kangkung yang memiliki preferensi tertinggi dibandingkan pisang dengan preferensi terendah diduga dipengaruhi oleh jumlah pemberian kangkung lebih sedikit yaitu 0,17 kg/ekor/hari dibandingkan pisang 2,09 kg/ekor/hari. Warna dan bau kangkung yang tidak mencolok juga mempengaruhi preferensi pakan anoa. Menurut Mustari dan Mas yud (2001) anoa sebagai satwa herbivor lebih menyukai jenis-jenis hijauan yang mengandung anyak air, daun yang relatif lemas, dengan warna dan bau yang tidak mencolok. Setiap satwa memiliki selera makan yang bereda-beda terhadap bahan pakan. Menurut Parakkasi (1999) ruminansia memiliki sifat selektif terhadap bahan pakan yang tersedia sehingga cenderung mengkonsumsi bahan pakan yang paling diminati terlebih dahulu daripada bahan pakan yang lain. Sifat selektif satwa tersebut merupakan salah satu mekanisme dalam memperoleh nutrien yang dibutuhkan dengan menyusun atau memilih ransumnya sendiri. Konsumsi pakan Hasil analisis konsumsi pakan anoa di TMR terlihat adanya fluktuasi presentase konsumsi pakan harian selama penelitian. Rataan jumlah konsumsi pakan per ekor per hari selama penelitian disajikan pada Tabel 6. 9

20 10 Hari Tabel 6 Rataan konsumsi pakan anoa perekor perhari selama pengamatan Berat pakan yangdiberikan (kg) (a) Rataan berat pakan sisa(kg) (b) Rataan berat pakan yang dimakan(kg) (a-b) 1 4,08 0,038 4,04 5,77 2 3,70 0,028 3,67 5,24 3 3,45 0,016 3,43 4,90 4 3,43 0,03 3,30 4,71 5 4,04 0,133 3,90 5,57 6 3,48 0,114 3,45 4,92 7 3,32 0,019 3,30 4,71 Rataan 3,63 0,054 3,58 5,77 *) Rataan bobot anoa diasumsikan = 70 kg Presentase konsumsi pakan terhadap bobot badan anoa (%) *) Pada tabel 6, rataan konsumsi makan anoa selama tujuh hari pengamatan didapatkan nilai presentase tinggi pada tiap ekor anoa. Rataan konsumsi pakan pada setiap anoa tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, karena tiap anoa hampir memakan pakan seluruhnya yang diberikan oleh pengelola pada setiap harinya. Hal tersebut terlihat dari rataan berat pakan yang diberikan yaitu 3,63 kg dengan rataan berat pakan sisa hanya 0,05 kg. Selain itu, presentase jumlah konsumsi pakan terhadap bobot badan dihitung berdasarkan konsumsi makan anoa. Presentase terhadap bobot badan masih rendah yaitu 5,77% dibandingkan penelitian Mustari dan Masyud (2001) bahwa rataan konsumsi makanan terhadap bobot badan anoa yaitu 8,34 11,54%. Menurut Church dan Pond (1988), konsumsi pakan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal, eksternal dan lingkungan. Faktor internal yaitu umur, jenis kelamin, berat badan, fisiologis satwa, dan jenis makanan. Faktor eksternal yaitu suhu dan iklim. Faktor lain yang mempengaruhi konsumsi pakan adalah pakan itu sendiri. Parakkasi (1985) menyatakan bahwa faktor pakan yang meliputi sifat dan komposisi kimia akan mempengaruhi tingkat konsumsi.berdasarkan faktor tersebut, anoa jantan memiliki tingkat konsumsi yang paling tinggi dibandingkan anoa betina. anoa 2 memiliki tingkat konsumsi yang paling tinggi dibandingkan anoa 3 dan anoa 1. Anoa 2 umurnya lebih muda dibandingkan anoa 3 dan anoa 1. Tingkat konsumsi terhadap pakan relatif lebih banyak atau tinggi, artinya bobot badan juga berpengaruh terhadap jumlah konsumsi pakan. Perbedaan rasa dan kualitas pakan mempengaruhi konsumsi pakan. Anoa mengkonsumsi pakan yang lebih banyak pada jenis-jenis yang disukainya, karena anoa cenderung menghabiskan pakan yang disukainya setelah itu menghabiskan pakan yang lainnya. Konsumsi pakan juga dipengaruhi oleh palatabilitas hewan terhadap pakan tersebut (Mahardika 2008). Semakin palatable suatu jenis pakan, maka konsumsinya akan semakin banyak. Presentase rataan konsumsi pakan anoa untuk ketiga individu anoa disajikan pada Gambar 2.

21 11 Presentase konsumsi (%) Hari Anoa 1 Anoa 2 Anoa 3 Gambar 2 Presentase rataan konsumsi pakan dari jumlah pakan yang diberikan pada anoa Hasil penelitian menunjukkanpresentase tertinggi terdapat pada anoa 2 yaitu dengan rataan konsumsi sebanyak 99,54% selanjutnya pada anoa 3 sebanyak 99,01% dan urutan terakhir pada anoa 1 sebanyak 98,62%. Rata-rata konsumsi hijauan anoa per hari untuk keseluruhan jenis pakan berkisar 3,30-4,04 kg (ratarata 3,58 kg). Menurut Mustari dan Mas yud (2001) rata-rata konsumsi hijauan anoa per hari untuk hijauan tunggal (rumput gajah) berkisar 6,74 10,33 kg (ratarata 8,12 kg). Jumlah kebutuhan hijauan di alam berbeda dengan kebutuhan di kandang, karena satwa tidak perlu mengeluarkan banyak energi untuk mencari makan, menghindari predator dan lainnya (Mustari dan Masyud 2001). Pengelolaan pakan anoa pada dasarnya adalah pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi anoa serta pengaturan terhadap jadwal pemberian pakan. anoa dengan tujuan penangkaran yaitu untuk mendapatkan spesimen tumbuhan dan satwaliar dalam jumlah, mutu, kemurnian jenis dan keanekaragaman genetik yang terjamin, untuk kepentingan pemanfaatan sehingga mengurangi tekanan langsung terhadap populasi satwa.presentase berat pakan yang diberikan berbanding terbalik dengan berat pakan sisa serta berbanding lurus dengan berat pakan yang dimakan. Berat pakan yang diberikan per kg sama banyaknya sedangkan berat pakan sisa per kg sedikit. Menurut Krebs (1989) banyak tipe pakan yang tidak dapat dengan mudah digantikan dengan pakan lain sehingga sebagai konsekuensinya pakan yang paling disukai akan dimakan lebih dahulu. Perilaku Makan Anoa Cara makan Anoa diberikan pakan pada pagi hari sekitar jam WIB. Tiap ekor anoa diberikan pakan dengan jenis dan berat yang samadalam bentuk bahan segar. Anoa di Taman Margasatwa Ragunan terlihat hanya menunggu pakan diberikan oleh animal keeper dan anoa sangat tertarik oleh kehadiran pengunjung yang memegang makanan. Kondisi tersebut dapat diartikan bahwa anoa sudah terbiasa dengan lingkungannya (Gambar 3).Sebelum makan, anoa terlebih dahulu mencium makanan yang diberikan dan memilih pakan tersebut. Satwa ruminansia umumnya selektif terhadap bahan pakan, termasuk anoa. Beberapa pakan tertentu yang disukai anoa daripada pakan lainnya. Menurut Sutardi (1980) pada saat memilih pakan, satwa menggunakan nalurinya untuk membedakan bau dan cita rasa yang sesuai dengan keinginannya. Hal tersebut dapat terjadi karena pada salah satu bagian otak satwa

22 12 terdapat suatu bagian refleks makan (feeding reflexes) yang membantu satwa untuk menentukan pakan berdasarkan seleranya. Refleks makan tersebut berkaitan dengan cara makan satwa yaitu dimulai dari penciuman pakan, pendekatan, pencicipan dan pengamatan terhadap bahan pakan. (a) (b) Gambar 3 (a) Cara makan anoa, anoa mendekati pengunjung, (b) anoa ketika memilih makanan Berdasarkan hasil pengamatan, anoa memiliki cara makan dengan mendekati pakan terlebih dahulu lalu pemilihan pakan yang paling pertama dipilih denagn cara mencium pakan lalu menggigit dan memakan langsung pakan yang diinginkannya. Untuk daun dan rumput, anoa biasa merenggut makanan tersebut dengan cara melilitkan lidahnya pada daun atau pucuk tanaman dan menghentakkan kepalanya. Anoa lebih sering minum pada waktu makan atau ketika matahari sangat terik. Walaupun di kandang disediakan tempat minum, anoa lebih sering minum di air bekas kubangannya. Anoa juga memiliki kebiasaan minum dari selang yang mengairi kubangan. Anoa yang minum dari selang dilakukan dengan cara menjilat-jilat selang yang di aliri sumber air. (Gambar 4) Gambar 4 Kebiasaan minum pada anoa dengan menjilat selang Waktu dan lama makan Berdasarkan pengamatan, anoa memiliki waktu dan lama makan yang berbeda-beda. Perbedaan waktu dan lama makan pada tiap ekor anoa dapat dilihat pada Tabel 7.Hal tersebut dapat terlihat ketika awal makanan di kandang sampai dengan makanan tersisa. Pengelola memberikan pakan pada pukul dengan satu kali pemberian per hari. Pakan anoa yang tersisa pada sore hari hampir habis dan keesokan harinya tersisa kulit pisang dan beberapa sisa pakan yang sangat sedikit. Menurut Mustari (1995) anoa aktif mencari makan pada siang hari dan malam hari. Pada siang hari satwa tersebut aktif pada pukul dan sore

23 hari aktif setelah pukul Diantara dua periode tersebut, anoa lebih banyak menghabiskan waktunya untuk istirahat atau memamah baik di bawah pohon. Tabel 7 Rataan lama waktu makan tiap ekor anoa di TMR Anoa Lama waktu makan (menit) Presentase lama makan (%) 1 15, , ,45 29 Rataan 11,13 33,3% Anoa 2 (betina) lebih cepat menghabiskan pakan dengan rataan waktu selama pengamatan 7 menit 21 detik (23%). Anoa 2 tidak langsung menghabiskan pakannya tetapi datang dan pergi sebanyak 2-4 kali ke tempat pakan sampai pakan tersebut habis. Kebiasaan anoa 2 yang berbeda dari yang lainnya yaitu memakan pisang habis bersama kulitnya sedangkan anoa yang lain tidak. Anoa 3 menghabiskan pakan selama 9 menit 45 detik (29%) dengan rataan ke tempat pakan sebanyak 6-7 kali. Anoa 1 yang paling terlama menghabiskan pakan dengan rataan 15 menit 55 detik (48%) dengan rataan ke tempat pakan sebanyak 3-4 kali. Istirahat dan ruminansi Ruminansi adalah proses memakan kembali bahan pakan yang disimpan dalam rumen di tubuh anoa. Anoa melakukan ruminansi setelah memakan pakan yang diberikan.berdasarkan pengamatan, anoa melakukan ruminansi lebih lama daripada melakukan makan. Pada satwa ruminansi, makanan yang masuk kemulut akan secepatnya didorong kedalam lambung untuk selama menit kemudian akan didorong kembali ke mulut untuk dikunyah dan ditelan kembali. Aktifitas ruminansi dilakukan ketika anoa beristirahat dengan berdiri dibawah pohon atau duduk berbaring di tempat yang teduh (Gambar 5) 13 Gambar 5 Anoa ketika melakukan ruminansi Lambung anoa terdiri dari empat bagian yaitu reticulum, rumen, omasum, dan abomasum. Dengan kondisi lambungnya tersebut, anoa mempunyai kapasitas daya tampung yang besar jika dibandingkan dengan hewan berlambung tunggal (monogastrik).lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dikunyah kembali (kedua kali). Rumen ruminansia terdapat mikroba (bakteri dan protozoa) yang memiliki kemampuan untuk merombak zat pakan secara fermentatif sehingga menjadi senyawa yang berbeda dengan bahan asal. Hasil fermentasi inilah yang menjadi sumber energi utama (Sutardi, 1980).

24 14 Berdasarkan hasil pengamatan, anoa akan kembali ke tempat pakan ketika sudah melakukan proses ruminansi. Pakan anoa yang berupa sayuran (kangkung, ubi jalar, jagung) dan buah pisang mengandung BETN yang cukup untuk mensuplai energi untuk anoa. Menurut Kasim (2002) anoa termasuk satwa yang suka bermalas-malasan ketika anoa selesai makan dan merasa kenyang. Setelah proses ruminansi, anoa biasanya berjalan-jalan di sekitar kandang.. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Jenis pakan yang diberikan pada anoa di Taman Margasatwa Ragunan yaitu berupa hijauan, sayur-sayuran dan buah-buahan, diantaranya pisang, ubi jalar, wortel, kangkung, jagung, rumput gajah, dan daun nangka. Jumlah pakan yang diberikan per ekor per hari relatif rendah dibandingkan dengan jumlah kebutuhan seharusnya. Kandungan nutrisi bahan pakan berdasarkan analisis proksimat belum mencukupi untuk kebutuhan gizi tiap ekor anoa karena rataan kadar BETN yang diperoleh hanya 58,00 dan kadar protein 7,98%. 2. Pakan yang dipilih anoa berdasarkan tingkat preferensi berturut-turut dari tertinggi sampai yang terendah yaitu kangkung, ubi jalar, jagung, wortel, rumput gajah, daun nangka, lalu pisang. Rataan konsumsi hijauan anoa per hari untuk keseluruhan jenis pakan berkisar 3,30 4,04 kg (rata-rata 3,58 kg). Presentase rataan jumlah konsumsi makanan terhadap berat badan anoa berkisar 44% dengan rataan bobot badan anoa 70 kg. 3. Cara makan anoa dengan mencium pakan lalu menggigit dan memakan langsung pakan yang diinginkannya. Sedangkan untuk daun dan rumput, anoa biasa merenggut makanan tersebut dengan cara melilitkan lidahnya pada daun atau pucuk tanaman dan menghentakkan kepalanya. Rataan lama waktu makan anoa di kandang adalah 11,13 menit (33,33%) Saran Pengelolaan pakan yang dilakukan di Taman Margasatwa Ragunan sudah cukup baik namun harus lebih memperhatikan jenis pakan dan nutrisi sehingga anoa tidak kekurangan gizi. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan tidak hanya pada pagi hari namun siang menjelang malam hari. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kekurangan pakan anoa dan pakan anoa masih terjaga dari bakteri. Selain itu diperlukan pengecekan terhadap anoa yang sakit.

25 15 DAFTAR PUSTAKA Alikodra HS Pengelolaan Satwaliar Jilid 1. Bogor (ID): IPB Pr. Amzu E Studi Beberapa aspek ekologi babi hutan (Sus scrofa vittatus, Linnaeus) dan kerusakan yang disebabkannya di Desa Cinagara calon daerah penyangga TN Gn Gede Pangrango [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Anggorodi R Ilmu Makanan TernakUmum. Jakarta (ID): Gramedia. Chruch DC, Pond WG Basic Animal Nutrition and Feeding. 3rd Edition. Canada : John Wiley and Sons, Inc. Darnawi Pengaruh tipe vegetasi terhadap pola perilaku rusa jawa (Cervus timorensis) di Pulau Peucang Taman Nasional Ujung Kulon [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Groves CP Systematics of the anoa (mammalian, Bovidae). Beanfortia(17) : 101p. Imran Populasi dan karakteristik habitat anoa dataran rendah ( Bubalus depressicornis, Smith) di Suaka Margasatwa Tanjung Peropa Sulawesi Tenggara [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [IUCN] The International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources IUCN Status and Trends Anoa, Switzerland. Krebs CJ Ecological Methodology. New York (USA): Harper and Row Publisher. Mahardika Y Pemilihan pakan dan aktivitas makan Owa Jawa (Hylobates moloch) pada siang hari di penangkaran Pusat Penyelamatan Satwa, Gadog-Ciawi [skripsi]. Bogor (ID): Institut pertanian Bogor. Manyamu GJS, Sibanda I, Chakoma C, Mutisi C, Ndiweni P The intake and palatability of four different types of napier grass (Pennisetum purpureum) silage fed to sheep. J Asian-Australasian 16(6) : Mustari AH Population and behaviour of lowland anoa (Bubalus depressicornis) in Tanjung Amolengu Wildlife Reserve, Southeast Sulawesi, Indonesia [tesis].gottingen (DE): George-August University. Mustari AH Ecology and conservation of lowland anoa (Bubalus depressicornis) in Sulawesi, Indonesia [disertasi]. Australia (AU): University of New England. Mustari AH, Masy ud B Kebutuhan nutrisi anoa (Bubalus spp.). Media Konservasi. 7(2): Nurcahyo A Studi perilaku harian Siamang (Hylobates syndactylus) di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Lampung dalam Laporan hasil penelitian Juli 1997-Juni Wildlife Conservation Society Indonesia Programme. Parakkasi A Ilmu dan Makanan Ternak Hewan Ruminansia. Jakarta (ID): UI Pr. Santosa Y Strategi kuantitatif untuk pendugaan beberapa parameter demografi dan kuota pemanenan populasi satwaliar berdasarkan pendekatan ekologi perilaku: Studi kasus terhadap populasi kera ekor panjang (Macaca fascicularis) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

26 16 Syam A Studi habitat dan populasi anoa di Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus serta kemungkinan pembinaannya[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Taruminangkeng RC Dinamika Pertumbuhan Populasi Serangga. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Tata Lingkungan Taman Margasatwa Ragunan.2006.Inventarisasi Flora Taman Margasatwa Ragunan (TMR).Pemda DKI Jakarta. Tillman AD, Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Prawirokusumo S, Lebdosoekojo S Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. Walker PE Mammals of the World. Jhons Hopkins(2)Baltimore.

27 17 Lampiran 1 Konsumsi makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan. Hari 1 No Jenis Pakan Konsumsi makan (kg) Sisa Dimakan Diberikan Anoa Anoa Anoa Anoa jantan betina jantan betina 1 Pisang 2,25 0,04 0,02 2,21 2,23 2 Ubi jalar 0, ,27 0,27 3 Wortel 0,59 0,03 0 0,56 0,59 4 Kangkung 0,16 0 0,01 0,16 0,15 5 Jagung 0, ,62 0,62 6 Rumput gajah Daun nangka 0,19 0,01 0 0,18 0,19 TOTAL 4,08 0,08 0,03 4 4,05 Keterangan : Hari 1 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 4,08 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan sebanyak 4 kg dan anoa betina 4,05 kg, sedangkan sisa pakan 0,08 kg untuk anoa jantan dan 0,03 kg untuk anoa betina. Hari 2 No Jenis Pakan Konsumsi makan (kg) Sisa Dimakan Diberikan Anoa Anoa Anoa Anoa jantan betina jantan betina 1 Pisang 2,05 0,01 0 2,04 2,05 2 Ubi jalar 0, ,47 0,47 3 Wortel 0,40 0,03 0,005 0,37 0,395 4 Kangkung 0, ,13 0,13 5 Jagung 0, ,5 0,5 6 Rumput gajah Daun nangka 0,15 0,01 0,01 0,14 0,14 TOTAL 3,70 0,05 0,015 3,65 3,685 Keterangan : Hari 2 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3,70 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan sebanyak 3,65 kg dan anoa betina 3,685 kg, sedangkan sisa pakan 0,05 kg untuk anoa jantan dan 0,015 kg untuk anoa betina.

28 18 Lampiran 1 Konsumsi makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan (lanjutan). Hari 3 No Jenis Pakan Diberikan Konsumsi makan (kg) Sisa Dimakan Anoa jantan Anoa betina Anoa jantan Anoa betina 1 Pisang 2,30 0,01 0,03 2,29 2,27 2 Ubi jalar 0, ,3 0,3 3 Wortel 0,47 0,01 0 0,46 0,47 4 Kangkung 0, ,22 0,22 5 Jagung Rumput gajah 0, ,16 0,16 7 Daun nangka TOTAL 3,45 0,02 0,03 3,43 3,42 Keterangan : Hari 3 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3,45 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan sebanyak 3,63 kg dan anoa betina 3,42 kg, sedangkan sisa pakan 0,02 kg untuk anoa jantan dan 0,03 kg untuk anoa betina. Hari 4 No Jenis Pakan Konsumsi makan (kg) Sisa Dimakan Diberikan Anoa Anoa Anoa Anoa jantan betina jantan betina 1 Pisang 2, ,1 2,10 2 Ubi jalar 0, ,56 0,56 3 Wortel 0,38 0,07 0,01 0,31 0,37 4 Kangkung 0, ,22 0,22 5 Jagung Rumput gajah Daun nangka 0,17 0,01 0,01 0,16 0,16 TOTAL 3,43 0,08 0,01 3,35 3,42 Keterangan : Hari 4 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3,43 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan sebanyak 3,35 kg dan anoa betina 3,42 kg, sedangkan sisa pakan 0,08 kg untuk anoa jantan dan 0,01 kg untuk anoa betina.

29 19 Lampiran 1 Konsumsi makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan(lanjutan). Hari 5 No Jenis Pakan Konsumsi makan (kg) Sisa Dimakan Diberikan Anoa Anoa Anoa Anoa jantan betina jantan betina 1 Pisang 1, ,96 1,96 2 Ubi jalar 0, ,57 0,57 3 Wortel 0,66 0,09 0,06 0,57 0,60 4 Kangkung 0,18 0,01 0 0,17 0,18 5 Jagung Rumput gajah Daun nangka 0,67 0,04 0,08 0,63 0,59 TOTAL 4,04 0,13 0,14 3,90 3,90 Keterangan : Hari 5 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 4,04 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan sebanyak 3,907 kg dan anoa betina 3,9 kg, sedangkan sisa pakan 0,133 kg untuk anoa jantan dan 0,14 kg untuk anoa betina Hari 6 No Jenis Pakan Konsumsi makan (kg) Sisa Dimakan Diberikan Anoa Anoa Anoa Anoa jantan betina jantan betina 1 Pisang 1, ,89 1,89 2 Ubi jalar 0, ,49 0,49 3 Wortel 0,47 0,01 0,01 0,46 0,47 4 Kangkung 0, ,19 0,19 5 Jagung 0, ,44 0,44 6 Rumput gajah Daun nangka TOTAL 3,48 0,01 0,01 3,47 3,47 Keterangan : Hari 6 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3,48 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan sebanyak 3,47 kg dan anoa betina 3,47 kg, sedangkan sisa pakan 0,01 kg untuk anoa jantan dan 0,01 kg untuk anoa betina

30 20 Lampiran 1 Konsumsi makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan(lanjutan). Hari 7 No Jenis Pakan Konsumsi makan (kg) Sisa Dimakan Diberikan Anoa Anoa Anoa Anoa jantan betina jantan betina 1 Pisang 2,11 0 0,03 2,11 2,08 2 Ubi jalar 0, ,58 0,58 3 Wortel 0,30 0 0,01 0,30 0,29 4 Kangkung 0, ,11 0,11 5 Jagung Rumput gajah 0,22 0 0,01 0,22 0,22 7 Daun nangka TOTAL 3,32 0 0,041 3,32 3,27 Keterangan : Hari 7 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3,32 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan sebanyak 3,32 kg dan anoa betina 3,27kg, sedangkan sisa pakan 0,041 kg untuk anoa jantan dan 0 kg untuk anoa betina Rata-Rata Konsumsi Anoa selama 7 hari pengamatan Berat pakan yang Berat pakan sisa Berat pakan dimakan Hari yang diberikan Anoa Anoa Anoa Anoa jantan betina jantan betina 1 4,08 0,08 0,03 4 4,05 2 3,70 0,05 0,01 3,65 3,68 3 3,45 0,02 0,03 3,43 3,42 4 3,43 0,07 0,01 3,36 3,42 5 4,04 0,13 0,14 3,91 3,90 6 3,48 0,01 0,01 3,47 3,48 7 3,32 0 0,04 3,32 3,28

31 21 Lampiran 2 Presentase konsumsi pakan anoa per hari terhadap di Taman Margasatwa Ragunan. Hari 1 No Jenis pakan Konsumsi makan perhari (%) Anoa jantan Anoa betina 1 Pisang 97,79 97,77 2 Ubi jalar 99,73 99,73 3 Wortel 99,44 99,41 4 Kangkung 99,84 99,85 5 Jagung 99,38 99,38 6 Rumput gajah 100,00 100,00 7 Daun nangka 99,82 99,81 Hari 2 No Jenis pakan Konsumsi makan perhari (%) Anoa jantan Anoa betina 1 Pisang 97,96 97,95 2 Ubi jalar 99,53 99,53 3 Wortel 99,63 99,60 4 Kangkung 99,87 99,87 5 Jagung 99,50 99,50 6 Rumput gajah 100,00 100,00 7 Daun nangka 99,86 99,86 Hari 3 No Jenis pakan Konsumsi makan perhari (%) Anoa jantan Anoa betina 1 Pisang 97,71 97,73 2 Ubi jalar 99,70 99,70 3 Wortel 99,54 99,53 4 Kangkung 99,78 99,78 5 Jagung 100,00 100,00 6 Rumput gajah 99,84 99,84 7 Daun nangka 100,00 100,00

32 22 Lampiran 2 Presentase konsumsi pakan anoa per hari terhadap di Taman Margasatwa Ragunan (lanjutan). Hari 4 No Jenis pakan Konsumsi makan perhari (%) Anoa jantan Anoa betina 1 Pisang 97,9 97,90 2 Ubi jalar 99,44 99,44 3 Wortel 99,69 99,62 4 Kangkung 99,78 99,78 5 Jagung 100,00 100,00 6 Rumput gajah 100,00 100,00 7 Daun nangka 99,83 99,83 Hari 5 No Jenis pakan Konsumsi makan perhari (%) Anoa jantan Anoa betina 1 Pisang 98,04 98,04 2 Ubi jalar 99,43 99,43 3 Wortel 99,43 99,40 4 Kangkung 99,82 99,82 5 Jagung 100,00 100,00 6 Rumput gajah 100,00 100,00 7 Daun nangka 99,37 99,41 Hari 6 No Jenis pakan Konsumsi makan perhari (%) Anoa jantan Anoa betina 1 Pisang 98,11 98,11 2 Ubi jalar 99,51 99,51 3 Wortel 99,54 99,53 4 Kangkung 99,81 99,81 5 Jagung 99,56 99,56 6 Rumput gajah 100,00 100,00 7 Daun nangka 100,00 100,00

33 23 Lampiran 2 Presentasekonsumsi pakan anoa per hari terhadap di Taman Margasatwa Ragunan(lanjutan). Hari 7 No Jenis pakan Konsumsi makan perhari (%) Anoa jantan Anoa betina 1 Pisang 97,89 97,92 2 Ubi jalar 99,42 99,42 3 Wortel 99,70 99,71 4 Kangkung 99,89 99,89 5 Jagung 100,00 100,00 6 Rumput gajah 99,78 99,78 7 Daun nangka 100,00 100,00 Lampiran 3 Analisis Kandungan Nutrisi

34 Lampiran 4 Data inventarisasi anoa di TMR 24

35 25 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bekasi pada tanggal 22 April 1991 dari ayah Ma ruf Hanafi dan ibu Rosmawati. Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara. Tahun 2008 penulis lulus dari SMAN 113 Jakarta dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur USMI dan diterima di Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pada tahun 2011 penulis pindah ke Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan. Penulis juga ikut aktif di dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) tahun sebagai anggota Kelompok Pemerhati Kupukupu (KPK). Disamping aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan, penulis juga aktif dalam kegiatan ekspedisi lapangan dan praktek kerja lapang profesi di Fakultas Kehutanan IPB. Tahun 2011, penulis mengikuti Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan di Cagar Alam Cikeong dan Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu, Praktek Pengelolaan Hutan di Hutan Pendidikan Gunung Walat, dan Praktek Kerja Lapang Profesi di Pusat Penyelamatan Satwaliar ASTI (Animal Sanctuary Trust Indonesia) Bogor, Jawa Barat. Untuk meraih gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul Pakan dan Perilaku Makan Anoa (Bubalus sp) di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan yang dibimbing oleh Dr Ir Abdul Haris Mustari, MSc F dan Dr Ir Burhanuddin Masy ud, MS.

PAKAN DAN PERILAKU MAKAN ANOA (Bubalus sp.) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN, JAKARTA SELATAN

PAKAN DAN PERILAKU MAKAN ANOA (Bubalus sp.) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN, JAKARTA SELATAN Media Konservasi Vol 20, No.3 Desember 2015: 261-268 PAKAN DAN PERILAKU MAKAN ANOA (Bubalus sp.) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN, JAKARTA SELATAN (Diet and feeding behaviour of anoa (Bubalus sp.) at Taman

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 24 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Nilai Gizi Pakan Gizi pakan rusa yang telah dianalisis mengandung komposisi kimia yang berbeda-beda dalam unsur bahan kering, abu, protein kasar, serat kasar, lemak kasar

Lebih terperinci

KEBUTUHAN NUTRISI ANOA (Bubalus spp.) [The Nutritional Requirement of Anoa (Bubalus spp.)]

KEBUTUHAN NUTRISI ANOA (Bubalus spp.) [The Nutritional Requirement of Anoa (Bubalus spp.)] Media Konservasi Vol. VII, No. 2, Juni 2001 : 75-80 KEBUTUHAN NUTRISI ANOA (Bubalus spp.) [The Nutritional Requirement of Anoa (Bubalus spp.)] ABDUL HARIS MUSTARI DAN BURHANUDDIN MASY'UD Staf Pengajar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Nutrien Konsumsi pakan merupakan faktor penting untuk menentukan kebutuhan hidup pokok dan produksi karena dengan mengetahui tingkat konsumsi pakan maka dapat ditentukan kadar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien Biskuit Rumput Lapang dan Daun Jagung Komposisi nutrien diperlukan untuk mengetahui kandungan zat makanan yang terkandung di dalam biskuit daun jagung dan rumput

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Kandang B, Laboratorium Biologi Hewan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ternak disamping manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan adalah faktor manajemen lingkungan. Suhu dan kelembaban yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Ransum Berdasarkan hasil analisa proksimat, kandungan zat makanan ransum perlakuan disajikan pada Tabel 10. Terdapat adanya keragaman kandungan nutrien protein, abu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Biskuit Pakan Biskuit pakan merupakan inovasi bentuk baru produk pengolahan pakan khusus untuk ternak ruminansia. Pembuatan biskuit pakan menggunakan prinsip dasar pembuatan

Lebih terperinci

PREFERENS1 DAN TINGIM LAKU MAKAN ANOA (Brtbalils sp) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN, JAKARTA

PREFERENS1 DAN TINGIM LAKU MAKAN ANOA (Brtbalils sp) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN, JAKARTA 74% /> n'i"i PREFERENS1 DAN TINGIM LAKU MAKAN ANOA (Brtbalils sp) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN, JAKARTA WARW NURWIDYARINI PROGRAM STUD1 ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTlTUT PERTANIAN

Lebih terperinci

TINGKAH LAKU MAKAN RUSA SAMBAR (Cervus unicolor) DALAM KONSERVASI EX-SITU DI KEBUN BINATANG SURABAYA

TINGKAH LAKU MAKAN RUSA SAMBAR (Cervus unicolor) DALAM KONSERVASI EX-SITU DI KEBUN BINATANG SURABAYA TINGKAH LAKU MAKAN RUSA SAMBAR (Cervus unicolor) DALAM KONSERVASI EX-SITU DI KEBUN BINATANG SURABAYA VINA SITA NRP.1508 100 033 JURUSAN BIOLOGI Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Pellet Kandungan nutrien suatu pakan yang diberikan ke ternak merupakan hal penting untuk diketahui agar dapat ditentukan kebutuhan nutrien seekor ternak sesuai status

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian Suhu dan Kelembaban HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Suhu dalam kandang saat penelitian berlangsung berkisar antara 26,9-30,2 o C. Pagi 26,9 o C, siang 30,2 o C, dan sore 29,5 o C. Kelembaban

Lebih terperinci

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan ternak percobaan dilakukan dari bulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di beberapa tipe habitat. Bermacam-macam jenis satwa liar ini merupakan. salah satu diantaranya adalah kepentingan ekologis.

I. PENDAHULUAN. di beberapa tipe habitat. Bermacam-macam jenis satwa liar ini merupakan. salah satu diantaranya adalah kepentingan ekologis. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman jenis satwa liar yang tinggi,dan tersebar di beberapa tipe habitat. Bermacam-macam jenis satwa liar ini merupakan sumberdaya alam yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Performa Produksi Bobot Badan Akhir dan Pertambahan Bobot Badan Harian Bobot badan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui performa produksi suatu ternak. Performa produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Lokal Domba pada umumnya dipelihara sebagai penghasil daging (Edey, 1983). Domba Lokal yang terdapat di Indonesia adalah Domba Ekor Tipis, Priangan dan Domba Ekor Gemuk.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan Konsumsi Bahan Kering (BK) HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Konsumsi pakan merupakan jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan proses produksi

Lebih terperinci

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja (kandang B) pada bulan Mei sampai dengan bulan November 2010. Analisis sampel dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Terrarium II Taman Margasatwa Ragunan (TMR), DKI Jakarta selama 2 bulan dari bulan September November 2011. 3.2 Materi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Domba Garut merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh masyarakat, karena pemeliharaannya yang tidak begitu sulit, dan sudah turun temurun dipelihara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Rusa termasuk ke dalam genus Cervus spp yang keberadaannya sudah tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa mengingat Undang-

I. PENDAHULUAN. Rusa termasuk ke dalam genus Cervus spp yang keberadaannya sudah tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa mengingat Undang- I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rusa termasuk ke dalam genus Cervus spp yang keberadaannya sudah langka. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang pengawetan jenis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Nutrien Silase dan Hay Daun Rami (%BK) HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Ransum Hasil analisis kandungan nutrien silase dan hay daun rami yang dilakukan di Laboratorium PAU IPB dapat dilihat pada Tabel 4 dan kandungan nutrien ransum disajikan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Penambahan daun Som Jawa pada ransum menurunkan kandungan serat kasar dan bahan kering ransum, namun meningkatkan protein kasar ransum. Peningkatan protein disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Boer Jawa (Borja) Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4. PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Rata-rata suhu lingkungan dan kelembaban kandang Laboratotium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja sekitar 26,99 0 C dan 80,46%. Suhu yang nyaman untuk domba di daerah

Lebih terperinci

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011) METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di kandang domba Integrated Farming System, Cibinong Science Center - LIPI, Cibinong. Analisis zat-zat makanan ampas kurma dilakukan di Laboratorium Pengujian

Lebih terperinci

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas) Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas) PENDAHULUAN Sebagaimana kita ketahui, di negara Indonesia banyak ditumbuhi pohon nanas yang tersebar di berbagai

Lebih terperinci

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA AgroinovasI SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA Ternak ruminansia seperti kambing, domba, sapi, kerbau dan rusa dan lain-lain mempunyai keistimewaan dibanding ternak non ruminansia yaitu

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan kadar protein dan energi berbeda pada kambing Peranakan Etawa bunting dilaksanakan pada bulan Mei sampai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal peternakan domba milik Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terletak di desa Singasari

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DAN METODE. Metode MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Peternakan Kambing Perah Bangun Karso Farm yang terletak di Babakan Palasari, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Analisis pakan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia, dikarenakan kebutuhan akan susu domestik dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Lokal di Indonesia Menurut Hardjosubroto (1994) bahwa sapi potong asli indonesia adalah sapi-sapi potong yang sejak dulu sudah terdapat di Indonesia, sedangkan sapi lokal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pakan Ternak Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan beragam dan tidak bisa tumbuh dengan baik bila terus diberi pakan yang sama dalam jangka waktu yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Bahan Kering Konsumsi adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan produksi. Rataan konsumsi rumput, konsentrat

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum

HASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum HASIL DA PEMBAHASA Konsumsi Bahan Kering Ransum 200 mg/kg bobot badan tidak mempengaruhi konsumsi bahan kering. Hasil yang tidak berbeda antar perlakuan (Tabel 2) mengindikasikan bahwa penambahan ekstrak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan produksi protein hewani untuk masyarakat Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh peningkatan penduduk, maupun tingkat kesejahteraan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Nutrien Daging pada Beberapa Ternak (per 100 gram daging) Protein (g) 21 19, ,5

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Nutrien Daging pada Beberapa Ternak (per 100 gram daging) Protein (g) 21 19, ,5 TINJAUAN PUSTAKA Kelinci Kelinci domestik (Oryctolagus cuniculus) merupakan keturunan dari kelinci liar Eropa yang berasal dari negara sekitar Laut Mediterania dan dibawa ke Inggris pada awal abad 12 (NRC,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ransum merupakan campuran bahan pakan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting dalam pemeliharaan ternak,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan TINJAUAN PUSTAKA Sumberdaya Pakan Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja untuk tahap pemeliharaaan serta analisis sampel di Laboratorium Ilmu dan Teknologi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga Januari 2015 di kandang peternakan Koperasi Gunung Madu Plantation,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi keseluruhan kecernaan ransum. Nilai kecernaan yang paling

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi PT. Purwakarta Agrotechnopreneur Centre (PAC), terletak di desa Pasir Jambu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Berdasarkan data statistik desa setempat, daerah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Zat Makanan Berdasarkan analisis statistik, konsumsi bahan kering nyata dipengaruhi oleh jenis ransum, tetapi tidak dipengaruhi oleh jenis domba dan interaksi antara kedua

Lebih terperinci

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI Volume 15, Nomor 2, Hal. 51-56 Juli Desember 2013 ISSN:0852-8349 KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kandang Hewan Percobaan, Laboratorium fisiologi dan biokimia, Fakultas

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kandang Hewan Percobaan, Laboratorium fisiologi dan biokimia, Fakultas BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakasanakan di Laboratorium Produksi Ternak Potong dan Kandang Hewan Percobaan, Laboratorium fisiologi dan biokimia, Fakultas Peternakan Universitas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat

MATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pelaksanaan penelitian dimulai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pakan merupakan faktor utama penentu keberhasilan usaha peternakan, karena sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan biaya

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni hingga bulan September 2011 dan bertempat di Laboratorium Lapang Blok A, Laboratorium Ruminansia Besar, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang ada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Macaca endemik Sulawesi yang dapat dijumpai di Sulawesi Utara, antara lain di

I. PENDAHULUAN. Macaca endemik Sulawesi yang dapat dijumpai di Sulawesi Utara, antara lain di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Monyet hitam sulawesi (Macaca nigra) merupakan salah satu dari delapan jenis Macaca endemik Sulawesi yang dapat dijumpai di Sulawesi Utara, antara lain di Cagaralam Dua

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi 22 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi Madura Jantan yang Mendapat Kuantitas Pakan Berbeda dilaksanakan pada bulan Juni September 2015. Lokasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Bahan Kering (BK) 300, ,94 Total (g/e/hr) ± 115,13 Konsumsi BK Ransum (% BB) 450,29 ± 100,76 3,20

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Bahan Kering (BK) 300, ,94 Total (g/e/hr) ± 115,13 Konsumsi BK Ransum (% BB) 450,29 ± 100,76 3,20 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Bahan Kering (BK) Konsumsi adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok, produksi, dan reproduksi. Ratarata konsumsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani, terutama daging kambing, menyebabkan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan (UP3) Jonggol, Laboratorium Biologi Hewan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati

Lebih terperinci

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Salah satu jenis pakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Nutrien Berbagai Jenis Rumput Kadar nutrien masing-masing jenis rumput yang digunakan berbeda-beda. Kadar serat dan protein kasar paling tinggi pada Setaria splendida, kadar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di penangkaran rusa Hutan Penelitian (HP) Dramaga- Bogor yang dikelola oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu sebanyak-banyaknya, disamping hasil lainnya. Macam - macam sapi perah yang ada di dunia adalah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Secara umum penelitian ini sudah berjalan dengan cukup baik. Terdapat sedikit hambatan saat akan memulai penelitian untuk mencari ternak percobaan dengan umur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas maupun kontinuitasnya merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan usaha peternakan

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya penurunan kemampuan induk dalam mencukupi kebutuhan nutrient

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya penurunan kemampuan induk dalam mencukupi kebutuhan nutrient BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pedet Pedet merupakan ternak replacement stock. Pemberian suplemen pada pedet prasapih pada awal laktasi diharapkan akan dapat mengendalikan penyebab terjadinya penurunan kemampuan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Faktor manajemen lingkungan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ternak. Suhu dan kelembaban yang sesuai dengan kondisi fisiologis ternak akan membuat

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di kandang kambing Kelompok Tani Ternak Tunas Melati, di desa Cepoko Kuning, Batang, Jawa Tengah serta

Lebih terperinci

MATERI. Lokasi dan Waktu

MATERI. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pelet ransum komplit

Lebih terperinci

JENIS PAKAN. 1) Hijauan Segar

JENIS PAKAN. 1) Hijauan Segar JENIS PAKAN 1) Hijauan Segar Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternakdalam bentuk segar, baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak (disengut langsung

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dengan melakukan persiapan dan pembuatan ransum di Laboratorium Industri Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pellet dilakukan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak 8 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian keluaran kreatinin pada urin sapi Madura yang mendapat pakan dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

Lebih terperinci

AKTIVITAS POLA MAKAN DAN PEMILIHAN PAKAN PADA LUTUNG KELABU BETINA

AKTIVITAS POLA MAKAN DAN PEMILIHAN PAKAN PADA LUTUNG KELABU BETINA AKTIVITAS POLA MAKAN DAN PEMILIHAN PAKAN PADA LUTUNG KELABU BETINA (Trachypithecus cristatus, Raffles 1812) DI PUSAT PENYELAMATAN SATWA GADOG CIAWI - BOGOR SKRIPSI AI NURI PRATIWI PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelinci New Zealand White Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk. (2015) kelinci dapat mengubah dan memanfaatkan bahan pakan kualitas rendah

Lebih terperinci

STATUS NUTRISI SAPI PERANAKAN ONGOLR DI KECAMATAN BUMI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

STATUS NUTRISI SAPI PERANAKAN ONGOLR DI KECAMATAN BUMI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR STATUS NUTRISI SAPI PERANAKAN ONGOLR DI KECAMATAN BUMI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Nutritional Status of Ongole Cattle in Bumi Agung District East Lampung Regency Repki Septori a, Erwanto b, dan Rudy

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. P2 * hari hari hari

HASIL DAN PEMBAHASAN. P2 * hari hari hari HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Pra Sapih Konsumsi pakan dihitung berdasarkan banyaknya pakan yang dikonsumsi setiap harinya. Pakan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan ternak tersebut. Pakan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 di Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang untuk proses pembuatan silase daun singkong,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien dan Asam Fitat Pakan Pakan yang diberikan kepada ternak tidak hanya mengandung komponen nutrien yang dibutuhkan ternak, tetapi juga mengandung senyawa antinutrisi.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung Madu Plantation Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah pada

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penyusunan ransum bertempat di Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan. Pembuatan pakan bertempat di Indofeed. Pemeliharaan kelinci dilakukan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi pakan dengan level (kuantitas) yang berbeda dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2013 selama 3

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hijauan merupakan bahan pakan sumber serat yang sangat diperlukan bagi kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al. (2005) porsi hijauan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penambahan kolin klorida pada pakan terhadap kadar

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penambahan kolin klorida pada pakan terhadap kadar 25 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian pengaruh penambahan kolin klorida pada pakan terhadap kadar kolesterol dan lipoprotein darah sapi perah laktasi dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Kec. Binjai Kota Sumatera Utara. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 3 bulan dimulai dari bulan Oktober sampai

Lebih terperinci

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN 1 KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN M.K. Pengantar Ilmu Nutrisi Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB Zat makanan adalah unsur atau senyawa kimia dalam pangan / pakan yang dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Penangkaran Rusa Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi (PPPKR) yang terletak di Hutan Penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan ternak ruminansia yang banyak dipelihara masyarakat dan dimanfaatkan produksinya sebagai ternak penghasil daging dan sebagai tabungan. Domba memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penting dalam peningkatan produktivitas ternak ruminansia adalah ketersediaan pakan yang berkualitas, kuantitas, serta kontinuitasnya terjamin, karena

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam peternakan. Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus) 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penampilan Produksi Sapi Madura Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus) dengan sapi PO maupun sapi Brahman, turunan dari Bos indicus. Sapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung tersedianya sampah khususnya sampah organik. Sampah organik yang berpeluang digunakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan dengan rata-rata bobot badan sebesar 21,09 kg dan koevisien

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi sapi perah yang sedikit, produktivitas dan kualitas susu sapi yang rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat Jenderal Peternakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Ransum Komplit Ransum yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rumput gajah, konsentrat, tepung daun kembang sepatu, dan ampas teh. Rumput gajah diperoleh dari Laboratorium

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3. Bahan Penelitian 3.. Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan bobot badan 300-900 gram per ekor sebanyak 40 ekor (34 ekor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi Geografis Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah dataran yang sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian wilayahnya dimanfaatkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi 1 I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak dikembangbiakan oleh masyarakat. Pemeliharaan domba yang lebih cepat dibandingkan ternak sapi, baik sapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kasar yang tinggi. Ternak ruminansia dalam masa pertumbuhannya, menyusui,

BAB I PENDAHULUAN. kasar yang tinggi. Ternak ruminansia dalam masa pertumbuhannya, menyusui, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan komponen utama dalam usaha peternakan hewan ruminansia. Pemberian pakan dimaksudkan agar ternak ruminansia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya untuk pertumbuhan

Lebih terperinci