PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI"

Transkripsi

1 PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI STUDI KASUS PADA PT. SANG HYANG SERI PASURUHAN-JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Akuntansi Oleh FARIDA DWI HASTUTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

2 ii

3 iii

4 MOTTO & PERSEMBAHAN Tidaklah KAMI telah melapangkan dadamu, Dan telah memperingan beban-bebanmu, Yang menberatkan punggungmu, Dan KAMI tinggikan sebutan namamu, Maka disamping kesulitan akan ada kemudahan. Maka apabila telah selesai urusanmu lanjutkan pada yang lain, Dan hendaklah kamu selalu mengharap pada tuhanmu. (Alam Nasrah : 1-8 ) Janganlah berputus asa. Sebab, dibalik kerancuan dunia ini, di balik zat dan mega dan udara, dibalik semua benda terdapat suatu kekuatan yaitu keadilan dan belas kasihan serta cinta dan keharuan. Seandainya layak aku persembahkan untuk mereka yang senantiasa ada dihati, yang telah memberikan do a dan restu, semangat serta bantuan dalam berbagai bentuk sehingga skripsi ini memberikan kebanggaan bagi diriku dan bagi mereka semua. 1. Bapak dan Kedua Ibuku terkasih 2. Mbakku Hety 3. Adik-adikku Candra, Ratih dan Davit 4. Diriku Sendiri iv

5 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta 2 Juni 2008 Penulis Farida Dwi Hastuti v

6

7 ABSTRAK PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI STUDY KASUS DI PT. SANG HYANG SERI PASURUHAN-JATIM FARIDA DWI HASTUTI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah syarat-syarat penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban telah diterapkan oleh PT. Sang Hyang Seri sebagai alat pengendalian biaya produksi. Syarat-syarat tersebut adalah (1) struktur organisasi yang menerapkan secara tegas wewenang dan tanggung jawab tiap tingkatan manajemen, (2) anggaran biaya yang disusun menurut pusat-pusat pertanggungjawaban, (3) penggolongan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya biaya oleh manajemen pusat pertanggungjawaban, (4) sistem akuntansi biaya yang disesuaikan dengan struktur organisasi, (5) Sistem pelaporan biaya kepada manajer yang bertanggung jawab. Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di PT. Sang Hyang Seri pada bulan maret sampai april Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi, wawancara dan observasi, selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan membandingkan syarat-syarat sistem akuntansi pertanggungjawaban menurut teori dengan pelaksanaannya pada PT. Sang Hang Seri. Hasil penelitian menunjukkan : (1) perusahaan sudah menerapkan struktur organisasi yang memisahkan secara tegas wewenang dan tanggungjawab di tiap tingkatan manajemen, (2) perusahaan menyusun anggaran biaya menurut pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada, (3) perusahaan belum menggolongkan biaya produksi menjadi biaya terkendali dan biaya tidak terkendali, (4) sistem akuntansi biaya sudah disesuaikan dengan struktur organisasi, (5) sistem pelaporan biaya sudah dilaksanakan kepada manajer tingkat bawah, Agar dapat dilaksanakan sistem akuntansi pertanggungjawaban yang baik kelima syarat penerapannya harus dipenuhi. Pada PT. Sang Hyang Seri terdapat empat syarat yang terpenuhi, maka sistem ini belum sepenuhnya dilaksanakan. vi

8 ABSTRACT THE IMPLEMENTATION OF ACCOUNTABILITY ACCOUNTING SYSTEM TO CONTROL THE PRODUCTION COST A CASE STUDY AT PT. SANG HYANG SERI PASURUHAN EAST JAVA FARIDA DWI HASTUTI SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2008 This research was intended to figure out whether or not the requirement of applying the accounting system had been applied by PT.Sang Hyang Seri as the controller of production cost. Those requirements were as follows : (1) The structure of organization which strongly settled the authority and responsibility of each management level, (2) the budged of the production cost was made for each responsibility center, (3) the classification of the production cost was based on whether or not the cost was controllable by the management level, (4) the production cost accounting system had to be adjusted with the organizational structure, (5) the production cost reporting system had to be carried out to the authorative manager. This research was a case study which was carried out at PT. Sang Hyang Seri from March to April The data gathering techniques used were documentation, interviews and observation. Then, the data gathered were analyzed by comparing the requirements of the accountability accounting system based on theory and the application at PT. Sang Hyang Seri. The research results could be concluded as follows: (1) the structure of organization had been settled which was separated the authority and responsibility centers of each management level, (2) the company had arranged the production cost budged for each responsibility center, (3) the company had not classified the production cost into the controllable and uncontrollable cost yet, (4) the production cost accounting system had adjusted with the organizational structure already, (5) the production cost reporting system had been carried out to the authorative manager. In order to be able to do the good accountable accounting system, the five qualifications were needed to be applied well. In PT. Sang Hyang Seri there were four qualifications which were applied well, so this system had not been applied completely yet. vii

9 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penulisan tugas akhir ini dalam rangka melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di PT. Sang Hyang Seri, Pasuruhan Jawa Timur dengan judul Penerapan Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban untuk Pengendalian Biaya Produksi Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 2. Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberi ijin untuk mengadakan penelitian guna penulisan skripsi ini. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta atas kelancaran yang diberikan. 4. Bapak S. Widanarto P. S.pd., M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan menyediakan waktu untuk memberi pengarahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran guna penyelesaian penyusunan skripsi ini. viii

10 5. Bapak Drs. Bambang Purnomo SE, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah dengan sabar membimbing penulis dalam penyusunan tugas akhir ini. 6. Ibu Rita Eny P SP.d, Msi. Yang telah meluangkan waktu dan memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini. 7. Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd, M.A. yang telah meluangkan waktu dan memberikan masukan dalam penulisan abstrak. 8. Bapak Sugiarto, Selaku pimpinan PT.Sang Hyang Seri yang telah memberi ijin penelitian. 9. Semua Staf dan Karyawan PT.Sang Hyang Seri, Pasuruhan Jawa Timur yang telah membantu penulis dalam penelitian. 10. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberi bantuan selama penulis kuliah. 11. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan Do a dan dorongan hingga selesainya tugas akhir ini. 12. Kakakku mbak hety yang telah memberikan semangat dan doa hingga tugas akhir ini selesai. 13. Adik adikku tersayang Candra, Ratih, David yang telah memberi doa dan dorongan hingga tugas akhir ini selesai. 14. Rio yang telah aku anggap seperti adik sendiri, makasih ya flash disknya. 15. Sahabat-sahabatku Endah, ria jember, lisa, anas, nila, floren, tatik, terima kasih atas persahabatan dan dorongan kalian. Buat mbak susi, basilia ria dan sunu ayo semangat kapan nyusul? ix

11 16. Teman-temanku wawan, sarju, sigit, sunu paijo,dwi, nia ma dewi makasih ya bantuannya sehingga selesai juga tugas akhir ini. 17. Mas Aziz makasih ya buat persahabatan, doa serta dorongannya kamu selalu ada setiap aku butuh teman untuk cerita segala hal. 18. Impresa biruku yang setia mengantar kemanapun aku pergi dan sebagai teman kemanapun aku pergi. 19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah memberi bantuan baik secara langsung /tidak langsung. 20. Teman temanku PAK Angkatan 01 Penulis menyadari bahwa peulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya penulis mengharapkan saran dan masukannya yang berguna bagi penyempurnaan lebih lanjut. Semoga hasil penulisan tugas akhir ini memberi manfaat bagi kita semua khususnya penulis. Yogyakarta, 02 Juni 2008 Penulis ( Farida Dwi Hastuti) x

12 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN MOTTO & PERSEMBAHAN... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. v ABSTRAK.. vi ABSTRACT... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang 1 B. Batasan Masalah... 6 C. Rumusan Masalah... 6 D. Tujuan Penelitian... 7 E. Manfaat Penelitian... 7 F. Sistematika Penulisan... 8 BAB II. LANDASAN TEORI 10 A. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban B. Bentuk-bentuk Pusat Pertanggungjawaban C. Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban D. Pengendalian Biaya Produksi E. Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban F. Syarat-syarat penetapan Sistem Akuntansi xi

13 Pertanggungjawaban G. Sistem Pelaporan Kepada Manajemen Yang Bertanggungjawab H. Kajian Yang Relevan BAB III. METODA PENELITIAN 44 A. Jenis Penelitian B. Tempat dan waktu Penelitian C. Subyek dan Objek Penelitian D. Data Yang Dicari E. Teknis Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data BAB IV. GAMBARAN PERUSAHAAN 52 A. Sejarah Perusahaan B. Lokasi Perusahaan.. 53 C. Tujuan Perusahaan D. Pemilihan Sumber Modal E. Personalia 55 F. Produksi G. Pemasaran BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.. 60 A. Analisis Data B. Pembahasan BAB VI. PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xii

14 DAFTAR TABEL Tabel V.2 Analisa Struktur Organisasi Tabel V.3 Analisa Penyusunan Anggaran Tabel V.4 Penggolongan Biaya Terkendali dan Tidaknya Oleh Manajer Yang Bertanggungjawab Tabel V.5 Sistem Akuntansi Biaya Yang Diosesuaikan Dengan Struktur Organisasi Tabel V.6 Sistem Pelaporan Biaya Manajer Yang Bertanggungjawab Tabel V.11 Laporan Pertanggungjawaban Biaya Produksi Kepala Seksi Produksi Tabel V.12 Laporan Pertanggungjawawban Biaya Kepala Pabrik xiii

15 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Contoh Struktur Organisasi Fungsional Gambar 2.2 Contoh Struktur Organisasi Divisional Gambar 2.3 Arti Posisi Angka Dalam Kode Rekening Biaya Gambar 2.4 Arti Posasi Angka Dalam Kode Rekening Biaya Gambar 2.5 Tingkatan Manajemen Dalam Struktur Organisasi Gambar 2.6 Contoh Struktur Organisasi Perusahaan Gambar 2.7 Contoh Laporan Pertanggungjawaban Biaya Gambar 4.1 Saluran Pemasaran Gambar 5.1 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Sang Hyang Seri Gambar 5.7 Arti Kode Rekening Biaya Pmbelian Benih Kepala Bagian Persediaan Gambar 5.8 Arti Kode Rekening Biaya Pengolahan Benih Kepala Bagian Produksi Gambar 5.9 Arti Kode Rekening Pendapatan Penjualan Benih Kepala Bagian Pemasaran Gambar 5.10 Arti Kode Rekening Biaya Tunjangan Jabatan xiv

16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pedoman Wawancara Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian xv

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas di Indonesia pada saat ini, menuntut para manajemen bekerja secara baik, efisien dan ekonomis. Oleh karena itu manajemen harus mampu menjalankan fungsinya dengan baik agar tujuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dapat tercapai. Sehubungan dengan itu, akuntansi merupakan salah satu alat untuk membantu manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan. Sang Hyang Seri sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, mengingat negara kita yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Itulah salah satu alasan bagi Sang Hyang Seri untuk tetap beroperasi di negara kita ini. Segala cara yang mendukung kelangsungan perusahaan selalu dicari demi mengembangkan usaha, salah satunya dalam pengambilan keputusan yang tepat oleh seorang manajer demi lancarnya manajemen perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak lepas dari upaya pengelolaan yang dilakukan dengan baik oleh manajemen. Untuk mengeahui apakah perusahaan sudah berjalan sesuai dengan yang direncanakan diperlukan suatu pengendalian untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi perusahaan. Oleh karena itu peranan manajemen dalam pengendalian biaya produksi sangat diperlukan. 1

18 2 Salah satu sarana yang dapat digunakan dalam pengendalian perusahaan adalah akuntansi pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya serta penghasilan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuannya adalah dapat diketahui orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab atas penyimpangan biaya dan penghasilan yang dianggarkan. Akuntansi yang bertujuan menyediakan informasi biaya bagi manajemen disebut akuntansi biaya. Agar akuntansi biaya dapat mencapai tujuan tersebut maka biaya yang dikeluarkan perusahaan harus dicatat dan digolongkan dahulu ke dalam : (1) penentuan HPP (2) pengendalian biaya (3) pengambilan keputusan. Untuk penentuan HPP, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Pada umumnya akuntansi biaya yang bertujuan untuk penentuan HPP ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak luar perusahaan dan untuk memenuhi kebutuhan manajemen melalui akuntansi pertanggungjawaban. Fokus pengendalian dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah sumber daya yang dikonsumsi oleh manajer yang memiliki wewenang untuk mengkonsumsi sumber daya tersebut. Karena sumber daya yang dinyatakan dalam satuan uang merupakan biaya, maka sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan metode pengendalian biaya yang

19 3 memungkinkan manajemen untuk melakukan pengelolaan biaya (cost management) (Mulyadi, 1993:160). Akuntansi pertanggungjawaban diterapkan pada organisasi yang telah mempunyai pusat-pusat pertanggungjawaban (responbility center). Tujuan dibentuknya pusat pertanggungjawaban adalah (Mardiasmo, 2002:46) : 1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya. 2. Untuk memudahkan tercapainya tujuan organisasi. 3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence. 4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat. 5. mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan. 6. sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien. 7. Sebagai alat pengendalian anggaran. Setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai wewenang menyusun anggaran biaya dan atau pengendalian masing-masing. Dengan adanya pembagian pusat pertanggungjawaban yang jelas dalam suatu perusahaan, maka apabila timbul penyimpangan-penyimpangan dalam aktivitas perusahaan akan segera dapat ditelusuri penyebabnya dan masing-masing pusat pertanggungjawaban bertanggung jawab atas penyimpangan- penyimpangan yang terjadi. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian biaya adalah struktur organisasi. Struktur organisasi yang dimaksud merupakan hubungan formal antara individu, bagian atau unit dalam organisasi. Struktur organisasi yang baik adalah struktur yang jelas dimana terdapat pembagian tanggung jawab dan wewenang yang tegas. Pembagian tersebut mengalir dari manajemen atas ke manajemen bawah, pembagian atau lebih tepatnya pendelegasian akan

20 4 memungkinkan adanya partisipasi masing-masing unit organisasi dalam mengendalikan biaya karena setiap unit diberi tanggung jawab dan wewenang. Dengan pendelegasian wewenang tiap tingkatan manajer bertanggung jawab terbatas pada biaya yang dapat dikendalikan saja, sehingga perlu diadakan pemisahan biaya menjadi biaya terkendalikan dan biaya tak terkendalikan. Sebagai alat perencanaan dan pengendalian, akuntansi pertanggungjawaban dilakukan dengan memberi peran bagi manajer untuk merencanakan pendapatan atau biaya kemudian menjadikan informasi realisasi pendapatan atau biaya tersebut menurut manajer yang bertanggung jawab. Efisiensi tidaknya manajer departemen produksi dalam mengolah biaya dapat dinilai dengan membandingkan rencana anggaran dengan realisasinya. Hasil perbandingan itulah yang menunjukkan adanya penyimpangan atau tidak dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. Selain itu untuk memudahkan pencatatan transaksi digunakan kode rekening. Kode rekening yang biasa digunakan akuntansi pertanggungjawaban adalah kode rekening kelompok yang menghubungkan transaksi dengan pusat pertanggungjawaban. Syarat-syarat dapat diterapkannya pusat pertanggungjawaban dalam suatu perusahaan adalah (Mulyadi, 1983:381), yaitu : 1. Struktur organisasi yang menerapkan secara tegas wewenang dan tanggung jawab tiap tingkatan manajemen. 2. Anggaran biaya yang disusun menurut pusat-pusat pertanggungjawaban. 3. Penggolongan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya biaya oleh manajemen pusat pertanggungjawaban. 4. Sistem akuntansi biaya yang disesuaikan dengan struktur organisasi. 5. Sistim pelaporan biaya kepada manajer yang bertanggung jawab.

21 5 Sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan untuk mengendalikan biaya mengingat sistem ini mengikuti pendelegasian tanggungjawab dan wewenang yang jelas. Pendelegasian tanggungjawab dan wewenang merupakan salah satu usaha pengawasan dan pengendalian biaya yang dikeluarkan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari penyusunan sampai pada pelaporan tanggungjawab atas biaya satu unit organisasi dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban. Anggaran disusun untuk setiap tingkatan manajemen dimana semua manajer diikutsertakan dalam penyusunannya. Di samping itu adanya sistem biaya disesuaikan dengan struktur organisasi serta adanya pemisahan biaya ke dalam biaya terkendali dan tidak terkendali. Dengan sistem ini dapat diketahui siapa yang bertanggungjawab terhadap penyimpangan biaya yang terjadi, sistem ini membuat pengendalian biaya yang efektif, melihat uraian tersebut dapat dikatakan bahwa sistem ini menguntungkan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Penerapan Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban untuk Pengendalian Biaya Produksi mengambil kasus di perusahaan PT. Sang Hyang Seri, UBD Pasuruhan Jawa Timur.

22 6 B. Batasan Masalah Mengingat pengendalian biaya dalam departemen produksi dan akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan sebagai alat pengendalian biaya, maka penulis menbatasi masalah pada akuntansi pertanggungjawaban pada departemen produksi. Selanjutnya karena biaya produksi yang mampu dikendalikan oleh manajer dan atas hubungan antara masukan dengan keluaran pusat pertanggungjawaban dikelompokkan menjadi pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi maka batasan proses pertanggungjawaban dalam pembahasan hanya sebagai pusat biaya. C. Rumusan Masalah Dengan melihat latar belakang masalah tersebut, maka untuk mengembangkan penelitian dapat dirumuskan suatu masalah : 1. Apakah struktur organisasi perusahaan telah menerapkan secara tegas wewenang dan tanggung jawab tiap tingkatan manajemen? 2. Apakah anggaran biaya produksi perusahaan telah disusun menurut pusat pertanggungjawaban biaya? 3. Apakah penggolongan biaya produksi perusahaan telah sesuai dengan dapat tidaknya biaya dikendalikan oleh manajemen pusat pertanggungjawaban? 4. Apakah sistem akuntansi biaya produksi perusahaan telah disesuaikan dengan struktur organisasi?

23 7 5. Apakah sistem pelaporan biaya produksi kepada manajer yang bertanggung jawab telah diterapkan di perusahaan? D. Tujuan Penelitian Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Untuk mengetahui apakah struktur organisasi perusahaan telah menerapkan secara tegas wewenang dan tanggungjawab tiap tingkatan manajemen. 2. Untuk mengetahui apakah anggaran biaya produksi perusahaan telah disusun menurut pusat pertanggungjawaban biaya. 3. Untuk mengetahui apakah penggolongan biaya produksi perusahaan telah sesuai dengan dapat tidaknya biaya dikendalikan oleh manajemen pusat pertanggungjawaban. 4. Untuk mengetahui apakah sistem akuntansi biaya produksi perusahaan telah disesuaikan dengan struktur organisasi. 5. Untuk mengetahui apakah sistem pelaporan biaya produksi kepada manajer yang bertanggung jawab telah diterapkan di perusahaan. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan masukan pada penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban untuk pengendalian biaya produksi perusahaan.

24 8 2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan bagi pihakpihak yang membutuhkan. 3. Bagi penulis Penelitian ini dapat menambah pengalaman yang sangat berharga yaitu menambah pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban untuk pengendalian biaya produksi. F. Sistimatika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dikemukakan teori-teori yang dipakai untuk membahas masalah dalam penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian sistem akuntansi pertanggungjawaban, syarat-syarat penerapan sistem akuntansi dan pengendalian. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber data, data yang dicari dan teknik analisis data.

25 9 BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah perkembangan perusahaan, bentuk perusahaan, produksi, pemasaran, personalia dan permodalan. BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan mengenai analisis terhadap struktur organisasi perusahaan, penggolongan biaya terkendali dan biaya tak terkendali, pemberian kode rekening, sistem anggaran serta pelaporan biaya pada perusahaan. BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan dan hasil penelitian yang dilakukan, keterbatasan penelitian serta saran-saran yang diajukan pada perusahaan.

26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban (1983:379): Mulyadi mendefinisikan akuntansi pertanggungjawaban sebagai Suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya serta penghasilan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggung jawab atas penyimpangan biaya dan pendapatan yang dianggarkan Sedangkan Slamet Sugiri mendefinisikan akuntansi pertanggungjawaban sebagai berikut (1994:199): Akuntansi pertanggungjawaban adalah penyusunan laporan-laporan prestasi yang dikaitkan kepada individu-individu atau anggota-angota kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada fak tor-faktor yang dapat dikendalikan oleh individu atau anggota kelompok tersebut. yaitu : Definisi lain akuntansi pertanggungjawaban adalah (Gudono 1993:207) Akuntansi pertanggungjawaban adalah proses yang meliputi : 1. Penunjukan pusat pertanggungjawaban 2. Pendelegasian wewenang kepada orang-orang dalam pusat pertanggunjawaban 3. Penyajian anggaran, pengumpulan data realisasi, dan penyajian laporan perbandingan antara realisasi dengan anggaran 4. Penanganan orang-orang yang harus bertanggung jawab atas tindakan tertentu. 10

27 11 Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Akuntansi pertanggungjawaban menghendaki adanya pemisahan wewenang dan tanggung jawab untuk setiap tingkatan manajemen 2. Setiap kegiatan pengumpulan biaya dan pelaporan biaya yang disesuaikan dengan tingkatan manajemen sehingga dengan mudah menentukan pihakpihak yang bertanggung jawab 3. Dalam akuntansi pertanggungjawaban prestasi manajer dinilai berdasarkan unit organisasi yang yang dipimpinnya dengan menyusun laporan prestasi dimana laporan tersebut hanya berisi biaya-biaya yang dapat dikendalikan. B. Bentuk-bentuk Pusat Pertanggungjawaban Dalam akuntasi pertanggungjawaban, laporan prestasi disiapkan untuk setiap segmen. Segmen dapat berupa departemen, bagian-bagian yang lebih dari departemen, atau sekelompok departemen yang beroperasi di bawah kendali dan wewenang seorang manajer yang bertanggung jawab. Pusat pertanggungjawaban diartikan sebagai bagian atau unit organisasi yang dipimpin seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap unit yang dipimpinnya ( Abdul Halim & Bambang, 1990:120 ). Menurut S. Widanarto dalam Reader Controllership, pusat pertanggungjawaban diartikan sebagai suatu unit organisasi dalam perusahaan yang dipimpin oleh seorang manajemen yang bertanggung jawab atau dengan kata lain setiap unit kerja dalam organisasi dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab. Sedangkan pusat pertanggungjawaban menurut Slamet sugiri dalam bukunya

28 12 Akuntansi Manajemen adalah setiap unit organisasi yang disiapkan laporan prestasinya. Setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan organisasi yang bersangkutan. Setiap pusat pertanggungjawaban dalam kegiatan untuk menghasilkan keluaran (output) berupa barang atau jasa memerlukan sumber-sumber ekonomi seperti bahan, jasa tenaga kerja dan berbagai masukan (input). Masukan suatu pusat pertanggungjawaban yang dinyatakan dalam satuan uang merupakan biaya, sedangkan keluaran yang dinyatakan dalam satuan uang merupakan pendapatan. Setiap pusat pertanggungjawaban akan diukur kinerjanya atas dasar suatu kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Ketentuan yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja suatu pusat pertanggungjawaban tersebut adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah rasio antara output terhadap input atau jumlah output per unit yang dibandingkan dengan input (Supriyono, 1989:26). Suatu pusat pertanggung jawaban dikatakan efisien bila : 1. Menggunakan sumber atau biaya atau masukan lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang sama 2. Menggunakan sumber atau biaya atau masukan yang sama untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang besar. Sedangkan efektivitas adalah hubungan antara output pusat pertanggunjawaban dan tujuannya. Semakin besar kontribusi keluaran suatu

29 13 pusat pertanggungjawaban terhadap pencapaian tujuan perusahaan semakin efektif kegiatan pertanggungjawaban tersebut. Atas dasar hubungan antara masukan dan keluaran pusat-pusat pertanggungjawaban dapat dikelompokkan menjadi : 1. Pusat biaya Pusat biaya merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai atas dasar biayanya. Keluaran pusat biaya tidak diukur dalam bentuk pendapatan, karena manajer pusat biaya tidak memiliki wewenang untuk mengendalikan pendapatan penjualan atas keluaran yang dihasilkan dan keluaran pusat biaya sulit diukur secara kuantitatif. Departemen produksi merupakan contoh pusat biaya yang tidak dapat mengendalikan pendapatan penjualan yang dihasilkannya. Keluaran departemen ini dapat diukur secara kuantitatif, namun manajer departemen ini tidak dibebani tanggung jawab untuk memperoleh pendapatan penjualan atas keluarannya. Tanggung jawab manajer departeman produksi adalah menghasilkan produk tertentu dengan biaya atau pemasukan serendah mungkin sehingga departeman produksi hanya merupakan pusat biaya. Atas dasar karakteristik hubungan antara pemasukan dan keluarannya, pusat biaya digolongkan menjadi pusat biaya teknik (engineered expense center ) dan pusat biaya kebijakan ( disretoinary expense center ). Pusat biaya teknik atau pusat biaya standar adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya mempunyai hubungan fisik yang erat dan nyata

30 14 dengan keluarannya. Contoh departemen produksi. Efisiensi pusat biaya teknik dimulai atas dasar hubungan antara masukan dengan keluarannya dan alat penilai efisiensi pusat biaya teknik adalah biaya standar. Dikatakan efisiensi jika biaya sesungguhnya tidak melebihi jumlah biaya standarnya. Sedangkan efektivitasnya dinilai atas dasar kemanpuan pusat biaya dalam mencapai volume produksi yang diharapkan pada tingkat kualitas dan waktu tertentu. Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak mempunyai hubungan proposional atau hubungan nyata dengan keluarannya. Penyusunan anggaran pusat biaya kebijakan dimulai dari penentuan volume tugas-tugas yang akan dilaksanakan dalam tahun anggaran yang akan datang yang digolongkan dalam tugas rutin dan tugas khusus. Contoh departemen administrasi umum, departemen penelitian dan pengembangan serta departemen pemasaran. Biaya-biaya yang timbul dalan pusat biaya kebijakan dapat dikendalikan dengan cara (Mulyadi, 1993:437) : 1. memutuskan tugas-tugas apa yang akan dilaksanakan dan tingkat usaha yang harus dilaksanakan untuk setiap tugas tersebut 2. menyusun anggaran biaya yang jumlahnya sedekat mungkin dengan biaya yang sesungguhnya untuk melaksanakan tugas yang direncanakan 3. memperlakukan anggaran biaya kebijakan sebagai batas atas yang tidak boleh dilampaui.

31 15 Proses pengendalian biaya kebijakan dilakukan dengan menyusun anggaran biaya oleh manajer pusat biaya kebijakan yang bersangkutan untuk melaksanakan semua kegiatan yang direncanakan dengan biaya yang dianggarkan. Salah satu syarat yang penting agar dapat mengendalikan pusat biaya kebijakan adalah pemilihan manajer yang baik untuk dapat memimpin pusat biaya tersebut. Manajer pusat biaya kebijakan harus mempunyai kemampuan teknik dan manajerial. Kemampuan teknik diperlukan karena manajer pusat biaya kebijakan harus mengendalikan tugas-tugas yang dilaksanakan departemennya, sedangkan kemampuan manajerial diperlukan untuk mengatur pelaksanaan tugas-tugas ke arah pencapaian tujuan organisasi yang dipimpinnya. 2. Pusat pendapatan Pusat pendapatan merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Manajer pusat pendapatan diukur kinerjanya dari pendapatan yang diperoleh pusat pertanggungjawabannya dan tidak dimintai pertanggungjawaban mengenai masukannya, karena dia tidak dapat mempengaruhi pemakaian masukan tersebut. Contoh pusat pendapatan adalah departemen pemasaran, departemen ini bertanggung jawab terhadap pencapaian pendapatan yang ditargetkan tanpa dibebani tanggung jawab mengenai biaya yang terjadi di departemennya, karena biaya sering kali tidak mempunyai hubungan dengan pendapatan yang diperoleh departemen tersebut.

32 16 Oleh karena sulitnya pengendalian biaya di pusat biaya kebijakan maka pertimbangan manajemen memegang peranan penting. Pertimbangan manajemen dalam pertimbangan biaya ini antara lain (Supriyono, 1989:60): a. Setiap rupiah tambahan biaya yang dikeluarkan diharapkan dapat meningkatkan penjualan yang lebih besar sehingga dapat meningkatkan laba b. Lingkungan luar terutama persaingan sangat mempengaruhi kegiatan promosi. 3. Pusat Laba Pusat laba merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan dan biaya pusat pertanggungjawaban tersebut. Manajer pusat laba kinerjanya diukur dari selisih antara pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. 4. Pusat investasi Pusat investasi merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai atas dasar laba yang diperoleh dibandingkan dengan investasi yang digunakan. Pengukuran prestasi pusat investasi merupakan perluasan dari pengukuran prestasi pusat laba. Pengukuran ini diperlukan karena suatu divisi yang memperoleh laba tinggi tidak berarti mempunyai prestasi yang baik jika laba tersebut dihubungkan dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Ukuran prestasi manajer

33 17 pusat investasi dapat berupa ratio antara laba dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. C. Sistem Akuntansi Pertanggugjawaban Dalam perusahaan yang telah dibentuk menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban, pelaporan kinerja masing-masing pusat pertanggungjawaban sangat diperlukan sekali. Hal ini berguna untuk menilai seberapa baik individu-individu yang telah ditunjuk untuk melaksanakan tanggung jawab yang telah dibebankan kepadanya. Agar dapat mengevaluasi kegiatan para manajer dalam pencapaian tujuan perusahaan, bagian akuntansi perusahaan harus merancang sistem akuntansi yang menyediakan pelaporan kinerja masing-masing pusat pertanggungjawaban. Sistem akuntansi yang harus dirancang oleh bagian akuntansi adalah sistem akuntansi pertanggungjawaban. Definisi sistem akuntansi pertanggungjawaban (Mulyadi, 1993:196) dalam bukunya Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa adalah sistem pengolahan informasi biaya, dengan cara menggolongkan, mencatat, dan meringkas biaya dalam hubungannya dengan jenjang manajemen yang bertanggung jawab atas terjadinya biaya, dengan tujuan untuk menghasilkan informasi akuntansi pertanggungjawaban guna pengendalian biaya. Oleh karena biaya yang terjadi dikumpulkan untuk setiap tingkatan manajemen, maka biaya-biaya harus digolongkan dan diberi kode setiap

34 18 tingkatan manajemen yang terdapat dalam struktur organisasi. Setiap tingkatan manajemen merupakan pusat pertanggungjawaban dan akan dibebani dengan biaya-biaya yang terjadi di dalamnya yang dipisahkan antara biaya terkendali dan biaya tak terkendali. D. Pengendalian Biaya Produksi 1. Definisi Pengendalian Biaya Pengendalian merupakan salah satu usaha perusahaan untuk pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Pengendalian oleh manajemen dapat dilakukan antara lain dengan membandingkan hasil pelaksanaan dengan rencana atau anggaran yang telah ditetapkan. Menurut Arief Suadi pengendalian adalah proses untuk membuat suatu organisasi mencapai tujuannya. Menurut Matz-Usry (1986:4) dalam bukunya Akuntansi Biaya pengendalian (control) merupakan usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana kegiatan dan bila terdapat perbedaan yang besar dapat diambil tindakan. Sedangkan menurut Drs. Prayitno Djoyoprawiro (1982:16) dalam bukunya Akunting Biaya pengendalian merupakan proses meninjau kembali, mengevaluasi dan menetapkan perkembangan usaha untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan antara hasil yang dicapai dengan proyeksi dalam perencanaan dan juga hasil periode-periode yang lalu.

35 19 Dari pengertian di atas secara umum, pengendalian dapat diartikan sebagai usaha manajer untuk mencapai tujuan perusahaan dan merupakan proses atau sistem yang mana rencana dan pelaksanaan tindakan dibandingkan, dan perbandingan tersebut berfungsi sebagai dasar untuk menetapkan reaksi yang memadai terhadap hasil pelaksanaan tersebut. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan : a. Setiap pengendalian harus didahului dengan penerapan suatu rencana, yaitu keadaan atau kondisi lingkungan b. Pengendalian merupakan suatu usaha, kegiatan atau proses yang mana pelaksanaan tindakan dibandingkan dengan rencana atau keadaan yang diinginkan. 2. Sistem Harga Pokok Standar (Supriyono, 1982:81) Sistem harga pokok standar merupakan salah satu sistem harga pokok yang ditentukan di muka untuk mengolah produk tertentu dengan cara menentukan besarnya biaya standar dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik untuk mengolah satu satuan produk tertentu. Biaya standar dipakai sebagai alat untuk mengukur dan menilai prestasi pelaksanaan, menetapkan anggaran, dan menentukan harga pokok produk (biaya produk). Biaya standar didasarkan pada prediksi yang realistis apabila dikehendaki tercapainya manfaat penuh dari biaya standar. Harga pokok standar mencerminkan biaya yang seharusnya terjadi yang ditentukan untuk setiap elemen biaya dan pada setiap departemen dimana produk diolah. Harga pokok standar tersebut dapat dipakai sebagai

36 20 alat pengendalian biaya dan menilai prestasi manajemen. Pada setiap periode akuntansi biaya sesungguhnya dibandingkan dengan biaya standar, sehingga dapat dilakukan pengendalian biaya dan penilaian prestasi dengan menentukan efisiensi setiap elemen biaya pada setiap departemen dimana produk diolah. Dalam hal ini pengendalian adalah kegiatan untuk melakukan penyelidikan terhadap selisih biaya yang timbul. E. Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (Mulyadi, 1993:170) Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi mengenai pendapatan, biaya atau aktiva yang dikaitkan dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu. Manfaat informasi pertanggungjawaban antara lain : 1. sebagai penilaian kinerja manajer pusat pertanggungjawaban Sebagai penilaian kinerja pusat pertanggungjawaban, informasi akuntansi pertanggunjawaban penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi, karena informasi akuntansi pertanggungjawaban menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Sedangkan untuk memotivasi manajer, informasi akuntansi pertanggungjawaban digunakan untuk mengukur kinerja manajer dengan memberi penghargaan, sehingga manajer termotivasi untuk meningkatkan usahanya.

37 21 2. sebagai penyusunan anggaran Penyusunan anggaran merupakan proses penetapan dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan, oleh karena itu diterapkan siapa yang akan berperan dalam melaksanakan sebagian aktivitas pencapaian sasaran perusahaan dan ditetapkan pula sumber daya yang disediakan bagi pemegang peran tersebut. 3. sebagai pemotivasi manajer Pemotivasi adalah sesuatu yang digunakan untuk mendorong timbulnya prakarsa seseorang untuk melakukan tindakan secara sadar dan bertujuan (Mulyadi, 1993:173). Seseorang akan berusaha sebaik-baiknya jika mereka mengetahui dengan usaha mereka yang tinggi akan mendapatkan suatu penghargaan (reward). Jadi suatu penghargaan atau reward sangat berpengaruh dalam penilaian kinerja manajer. F. Syarat Penetapan Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Struktur Organisasi yang Menetapkan Secara Tegas Wewenang dan Tanggung jawab Tiap Tingkatan Manajemen Penetapan secara tegas wewenang dan tanggung jawab dapat dilakukan dengan desentralisasi. Dengan desentralisasi sebagian wewenang dan tanggung jawab manajemen puncak didelegasikan kepada bawahannya sehingga akan mengurangi beban terhadap penggunaan waktu. Setiap bawahan juga akan bertanggung jawab atas wewenang yang didelegasikan kepadanya. Jadi penetapan secara tegas wewenang

38 22 dan tanggung jawab suatu pusat pertanggungjawaban mengandung makna bahwa dengan adanya pelimpahan wewenang, akan dituntut adanya pertanggungjawaban oleh pemberi wewenang. Uraian mengenai wewenang dan tanggung jawab suatu organisasi biasanya diungkapkan dalam job description. Dalam pengendalian biaya, wewenang dan tanggung jawab yang dimaksud adalah dalam hal pengambilan keputusan atas biaya pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Sistem akuntansi pertanggungjawaban menganggap bahwa pengendalian organisasi dapat meningkat dengan cara menciptakan jaringan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dengan organisasi formal perusahaan. Dalam penerapannya, sistem akuntansi pertanggungjawaban menghendaki adanya pemisahan wewenang dan tanggung jawab secara tegas. Tujuannya adalah agar setiap tingkatan manajemen dalam perusahaan mempunyai wewenang untuk mengatur unitnya sendirisendiri, menghindari adanya duplikasi tugas di antara unit-unit perusahaan, menghindari kesalahpahaman antara bawahan dengan pimpinan karena setiap tugas, wewenang dan tanggung jawab telah dijabarkan dengan jelas serta dapat menjadi pedoman bagi suatu pusat pertanggungjawaban dalam memisahkan biaya ke dalam biaya terkendali dan biaya tak terkendalikan. Menurut Supriyono (1991:99) struktur organisasi meliputi penentuan hirarki dalam organisasi yang dapat digolongkan ke dalam dua hirarki yaitu :

39 23 a. Hirarki vertikal Hirarki vertikal menunjukkan diferensiasi kekuasaan dan tanggung jawab. Oleh karena itu, setiap peringkat vertikal dalam suatu struktur organisasi menunjukan perbedaan peringkat kekuasaan dan tanggung jawab. b. Hirarki horizontal Hirarki horizontal menunjukkan diferensiasi spesialisasi antar unitunit yang ada dalam struktur organisasi yang bersangkutan. Proses penentuan hirarki horizontal ini dinamakan departementalisasi. Semakin berkembang lingkungan organisasi dapat mempengaruhi struktur organisasi khususnya pada pembentukan departemen-departemen di dalam organisasi. Penyusunan departemen-departemen dapat dilakukan dengan cara: a. Struktur organisasi fungsional Dalam organisasi ini setiap manajer bertanggung jawab atas salah satu fungsi dari berbagai fungsi yang ada dalam organisasi yang secara kolektif dilibatkan dalam pencapaian tujuan organisasi. Organisai fungsional mempunyai potensi yang besar untuk bekerja secara efisien sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan keahlian. Organisasi fungsional juga mempunyai kelemahan yaitu pertama tidak ada cara yang tepat untuk menentukan tingkat keefektifan pemisahan fungsi tersebut di atas karena masing-masing fungsi secara bersamaan memberi kontribusi terhadap output perusahaan. Dengan

40 24 begitu perusahaan sulit untuk menetapkan tanggung jawab terhadap laba kepada manajer secara individual. Kedua tidak ada cara yang tepat untuk perencanaan kerja dari masing-masing fungsi yang terpisah pada level bawah dari suatu organisasi. Contoh suatu organisasi fungsional: Presiden Direktur Direktur Produksi Direktur Pemasaran Direktur Keuangan Direktur Personalia Gambar 2.1 Contoh Struktur Organisasi Fungsional b. Struktur organisasi divisional Dalam organisasi divisional, manajer dapat mengembangkan strategi bisnisnya masing-masing. Untuk tujuan pengendalian dan pertanggungjawaban dalam divisi ini dapat diperlakukan sebagai kesatuan usaha yang berdiri sendiri. Sebagai contoh manajer divisi bertanggung jawab terhadap bisnis atau lini produk tertentu, mereka mempunyai wewenang untuk mengubah kebijaksanaan pemasaran dalam bisnisnya. Kelemahannya manajer unit usaha tidak mempunyai kekuasaan yang lengkap.

41 25 Presiden direktur Direktur Devisi Bandung Direktur Devisi Bali Direktur Devisi Jateng Direktur Produksi Direktur Produksi Direktur Produksi Direktu Pemasaran Direktur Pemasaran Direktur Pemasaran Direktur Keuangan Direktur Keuangan Direktur Keuangan Gambar 2.2 Contoh Struktur Organisasi Divisional c. Struktur organisasi garis Dalam organisasi ini kekuasaan mengalir secara langsung dari atasan sampai ke bawahan. Masing-masing bagian merupakan unit yang berdiri sendiri. Kebaikan dari organisasi ini adalah adanya kesatuan dalam pimpinan dan pemerintah, sehingga atasan atau pimpinan dapat mengambil keputusan sendiri dengan cepat. Namun struktur organisasi garis juga mempunyai kelemahan yaitu sering terdapat birokrasi yang menghambat jalannya perusahaan, tidak ada spesialisasi yang menyebabkan tugas yang berat para

42 26 karyawan sehingga kurang efisien dan kurang kerjasama diantara masing-masing bagian. d. Struktur organisasi garis dan staf Organisasi ini menetapkan adanya pengawasan secara langsung dan spesifikasi dalam perusahaan. Tugas para kepala bagian yang semakin berat memerlukan bantuan para ahli (spesialis) yang dapat memberikan saran dalam beberapa fungsi, tetapi mereka tidak mempunyai wewenang untuk pemberian perintah. Sehingga dapat dimungkinkan dibentuknya staf-staf perusahan. Hubungan yang terjadi antara pimpinan dan bawahan disebut sebagai hubungan garis. Sedangkan hubungan antara pimpinan dan staf disebut hubungan staf. Kebaikan dari organisasi ini adalah adanya kesatuan dari perusahaan sehingga dapat tercipta aliran kekuasaan dengan jelas, pimpinan dapat memberikan saran kepada bawahan sedangkan staf dapat membantu untuk mengatasi masalah yang timbul di perusahaan sehingga akan memperingan dan dapat meningkatkan efisiensi kerja. Keburukan bentuk organisasi ini adalah timbulnya anggapan akan lebih percaya pada staf daripada pada atasan. e. Struktur organisasi komite Organisasi komite sering digunakan untuk mengumpulkan pendapat tentang berbagai kegiatan dalam perusahaan. Komite ini

43 27 dapat dibentuk di semua bagian dalam organisasi, sehingga dapat timbul beberapa komite. Syarat-syarat terbentuknya komite: 1. suasana santai dan formal 2. semua anggota komite ikut ambil bagian dalam membicarakan tugas-tugasnya 3. masing-masing anggota komite bersedia mendengarkan pendapat dari anggota yang lain 4. komite mengetahui tugas-tugas yang dibebankan kepadanya 5. keputusan diambil secara konsensus 6. ketua komite mempunyai kekuasaan atas yang lain. Kebaikan dari organisasi ini adanya suatu keputusan yang ditentukan bersama-sama sehingga memberikan hasil yang lebih baik dan tercipta koordinasi antar anggota. Keburukan kesulitan dalam mempersiapkan pertemuan karena masing-masing anggota sibuk dengan pekerjaannya. Harus ada suatu musyawarah antar anggota. f. Struktur organisasi matrik Organisasi ini berdasarkan struktur organisasi garis dan staf. organisasi matrik juga disebut organisasi manajemen proyek, yang dapat didefinisikan sebagai struktur organisasi dimana para spesialis dari bagian-bagian yang berbeda disatukan untuk mengerjakan suatu proyek khusus. Karena struktur ini dirancang untuk menangani masalah atau proyek khusus, maka

44 28 pengidentifikasian proyek seperti itu perlu diikuti dengan pemilihan sebuah team yang anggota-anggotanya mempunyai keahlian yang diperlukan. Pusat-pusat pertanggungjawaban ditata berdasarkan fungsi, dan tanggung jawab program berada di atasnya, dengan atau tanpa proyek-proyek. Organisasi matrik menghasilkan kombinasi dari wewenang ganda, yaitu anggotaanggota proyek menerima perintah dari manajer proyek (wewenang horizontal) dan tetap mempertahankan keanggotaan mereka dalam bagian-bagian fungsional yang permanen (wewenang vertikal). Kebaikan dari organisasi ini sifatnya yang luwes, organisasi ini dapat memberikan metode untuk memusatkan perhatian pada masalah-masalah utama yang spesifik. Sedangkan keburukannya adalah menimbulkan beberapa masalah karena pendekatan ini melanggar prinsip-prinsip kesatuan perintah yang tradisional, konflik akan muncul antara manajer proyek dengan manajer-manajer bagian yang lain. 2. Anggaran Biaya yang Disusun Menurut Pusat-pusat Pertanggungjawaban Anggaran merupakan perencanaan secara formal dari seluruh kegiatan perusahaan di dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam unit moneter (Agus Ahyari, 1998:8).

45 29 Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun (Supriyono, 1989:90) Anggaran (budget) ialah rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan moneter) dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. Berdasarkan beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa di dalam penyusunan anggaran, tiap manajer bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh program yang berada di bawah tanggung jawabnya, biasanya program-program tersebut diterjemahkan ke dalam satuan uang. Proses penyusunan anggaran merupakan proses negosiasi di antara para manajer pusat-pusat pertanggungjawaban dengan atasannya. Hasil akhirnya adalah suatu anggaran yang telah disetujui oleh atasan, yang berisi mengenai penghasilan yang diharapkan dan diperoleh dalam tahun anggaran. Untuk tujuan pengendalian, biaya harus disusun sesuai dengan tingkatan manajemen dalam organisasi. Dalam proses penyusunan anggaran, tiap manajer harus mengajukan rancangan anggaran biaya yang di bawah tanggung jawabnya. Rancangan-rancangan anggaran ini kemudian dikombinasikan dan diselaraskan satu sama lain oleh Komite Anggaran. Setiap perubahan yang dilakukan terhadap rancangan anggaran tersebut harus dirundingkan dan diberitahukan dengan manajer

46 30 yang bersangkutan. Diikutsertakannya semua manajer dalam penyusunan anggaran biaya menimbulkan partisipasi mereka dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Dengan demikian, masing-masing manajer akan merasa bahwa anggaran biaya untuk unit organisasi yang dipimpinnya adalah anggarannya dan dia akan bersedia dinilai atas dasar patokan anggaran tersebut. Agar pembagian wewenang penganggaran berjalan seiring dengan pembagian wewenang organisasi untuk tujuan pengendalian biaya, maka organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga jelas wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap manajer. Dengan demikian jika sesuatu tidak sesuai yang direncanakan dalam anggaran, akan mudah ditunjuk siapa yang bertanggung jawab. 3. Penggolongan Biaya yang Sesuai Dapat Dikendalikan Tidaknya Biaya Oleh Manajemen Pusat Pertanggungjawaban Dalam akuntansi pertanggungjawaban, tiap manajer berpartisipasi dalam menyusun anggaran biaya bagiannya masing-masing, sehingga masing-masing manajer akan diminta pertanggungjawabannya mengenai realisasi anggaran tersebut. Terjadinya biaya dalam suatu pusat pertanggungjawaban tidak selalu sebagai akibat dari keputusan yang diambil oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan, karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu pusat pertanggungjawaban dapat dikendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban tersebut. Agar biaya dapat dikendalikan oleh

47 31 manajer suatu pusat pertanggungjawaban maka biaya harus dipisahkan menjadi biaya terkendalikan dan biaya tak terkendalikan. Biaya terkendalikan adalah biaya yang secara signifikan dapat dipengaruhi dan dikendalikan oleh manajer dalam jangka waktu tertetu. Sedangkan biaya tak terkendalikan adalah biaya yang secara signifikan tidak dapat dipengaruhi dan dikendalikan oleh seorang manajer, karena manajer tersebut tidak memiliki wewenang dalam mengendalikan biayabiaya yang terjadi dibagiannya dalam jangka waktu tertentu (Supriyanto, 1994:148) Untuk memisahkan biaya ke dalam biaya terkendalikan dan tak terkendalikan pada kenyataannya para manajer mengalami kesulitan. Hanya biaya-biaya yang terkendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban saja yang disajikan dalam laporan biaya dan diminta pertanggungjawabannya. Pedoman untuk menetapkan apakah suatu biaya dapat dibebankan sebagai tanggung jawab seseorang (pusat pertanggungjawaban) adalah sebagai berikut (Mulyadi, 1983:383) : a. Jika seseorang memiliki wewenang baik dalam perolehan maupun penggunaan jasa, ia harus dibebani dengan penggunaan jasa tersebut. b. Jika seseorang dapat secara berarti mempengaruhi jumlah biaya tertentu melalui tindakannya sendiri, ia dapat dibebani dengan biaya tersebut. c. Meskipun seseorang tidak secara berarti mempengaruhi jumlah biaya tertentu melalui tindakan langsungnya sendiri, ia dapat juga dibebani biaya tersebut jika manajemen menghendaki agar supaya ia menaruh perhatian, sehingga ia dapat membantu orang-orang bertanggung jawab mempengaruhinya. Semua biaya dalam suatu organisasi dapat dikendalikan, tergantung manajer pusat pertanggungjawaban mana yang dapat mengendalikannya.

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, akuntan melaporkan kepada setiap manajer hanya informasi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengendalian Manajemen Pengendalian pada umumnya adalah proses mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKAN 2.1. Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi dalam buku yang berjudul "Sistem Akuntansi" menyatakan bahwa : "Prosedur adalah suatu urutan kegiatan krelikal, biasanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan ilmu pengetahuan secara pesat membuat perusahaan semakin mudah dalam melakukan aktivitas perusahaan. Dampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Evaluasi Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2001;310) yang ditulis oleh Tim Penyusun Kamus Departemen Pendidikan Nasional, pengertian kata evaluasi adalah: Evaluasi: penilaian.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Penelitian Terdahulu Rina MS dan Farid D (2012) Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja (Studi Kasus Bagian PT. PAL Surabaya-Divisi Kapal Perang).

Lebih terperinci

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Each responsibility center have manager in charge

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban. pertanggungjawaban terdiri dari beberapa elemen inti, yaitu :

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban. pertanggungjawaban terdiri dari beberapa elemen inti, yaitu : BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban Sistem akuntansi manajemen merupakan sistem yang memainkan peranan yang sangat penting dalam mengukur suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pusat Pertanggungjawaban 1. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang ada di Indonesia terdiri dari perusahaan pemerintah maupun swasta. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. biaya telah banyak dibahas dalam buku-buku akuntansi khususnya akuntansi biaya. Menurut pendapat Carter dan Usry (2006 : 33) :

BAB II URAIAN TEORITIS. biaya telah banyak dibahas dalam buku-buku akuntansi khususnya akuntansi biaya. Menurut pendapat Carter dan Usry (2006 : 33) : BAB II URAIAN TEORITIS A. Akuntansi Biaya. 1. Defenisi Akuntansi Biaya. Istilah akuntansi biaya bukanlah suatu istilah yang baru. Pengertian akuntansi biaya telah banyak dibahas dalam buku-buku akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang semakin pesat telah mempengaruhi dunia usaha terutama dalam bidang jasa. Dalam hal ini perusahaan jasa semakin dirasakan manfaatnya

Lebih terperinci

PERAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENILAIAN KINERJA MANAJER PADA PT. PAKERIN SURABAYA SKRIPSI

PERAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENILAIAN KINERJA MANAJER PADA PT. PAKERIN SURABAYA SKRIPSI PERAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENILAIAN KINERJA MANAJER PADA PT. PAKERIN SURABAYA SKRIPSI Oleh : Bayu Hariyanto 0513010028/FE/EA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu konsep dari akuntansi manajemen dan merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - Teori Pada perusahaan yang sederhana pemimpin perusahaan dapat mengambil keputusan dan dapat mengawasi kegiatan perusahaan seorang diri. Dengan semakin besar dan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya Teori Akuntansi adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. suatu unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan proses sistem ini

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. suatu unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan proses sistem ini BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Sistem Suatu sistem terdiri dari struktur dan proses. Struktur sistem merupakan suatu unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha pembangunan

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT BRIDGESTONE SUMATRA RUBBER ESTATE KABUPATEN SIMALUNGUN

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT BRIDGESTONE SUMATRA RUBBER ESTATE KABUPATEN SIMALUNGUN PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT BRIDGESTONE SUMATRA RUBBER ESTATE KABUPATEN SIMALUNGUN Oleh: Dika Wahyu Agus Miran S1 Akuntansi Yansen Siahaan, Mahaitin H.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perencanaan dan pengendalian operasional Dinas Pendapatan, Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak memberikan peran bagi para kepala

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Zuraidah Abstrak. Laporan pertanggungjawaban akan membantu pimpinan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seperti yang kita ketahui bersama bahwa air adalah salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan. Di kota yang sedang berkembang seperti kota Serang, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Slamet Sugiri (2004:194) menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah penyusunan laporan prestasi yang dikaitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan semakin ketat serta semakin kompleks permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan

Lebih terperinci

RESPONSIBILITY ACCOUNTING, COST PRODUCTION SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

RESPONSIBILITY ACCOUNTING, COST PRODUCTION SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG RESPONSIBILITY ACCOUNTING, COST PRODUCTION SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Zuraidah Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrhim Malang Jl.

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA DEPARTEMEN PRODUKSI BERDASARKAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. KHRISNA KREASI KUTA-BADUNG

PENILAIAN KINERJA DEPARTEMEN PRODUKSI BERDASARKAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. KHRISNA KREASI KUTA-BADUNG PENILAIAN KINERJA DEPARTEMEN PRODUKSI BERDASARKAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. KHRISNA KREASI KUTA-BADUNG Oleh : NI KETUT RATIH INDRA PRASETYA SETIAWAN NIM : 0515351113 PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi yang handal serta menjamin dipatuhinya

Lebih terperinci

Handout Akuntansi Manajemen

Handout Akuntansi Manajemen Handout Akuntansi Manajemen RESPONSIBILITY ACCOUNTING INFORMATION (INFORMASI AKUNTASI PERTANGGUNGJAWABAN) 1 PERKEMBANGAN FOKUS METODE PENGENDALIAN BIAYA SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TRADITIONAL

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan berupa data operasi dan data keuangan untuk menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. sesuai dengan bidang pertanggungjawaban dalam organisasi.hal ini dilakukan. berkembang dan mendapatkan laba yang optimal.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. sesuai dengan bidang pertanggungjawaban dalam organisasi.hal ini dilakukan. berkembang dan mendapatkan laba yang optimal. BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Penerapan akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam penilaian kinerja atau prestasi manajer. Akuntansi pertanggungjawaban

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Pengendalian manajemen adalah suatu proses dimana manajemen menjamin bahwa organisasi melaksanakan strateginya dengan efektif dan efisien. Sistem pengendalian manajemen membantu

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI Perusahaan Batik Hadiprijanto. Sumber : Perusahaan Batik Hadiprijanto. Lampiran 1

STRUKTUR ORGANISASI Perusahaan Batik Hadiprijanto. Sumber : Perusahaan Batik Hadiprijanto. Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI Perusahaan Batik Hadiprijanto Sumber : Perusahaan Batik Hadiprijanto. 111 Lampiran 1 Lampiran 2 KUESIONER PERANAN AKUNTANSI PERTANGUNGJAWABAN TERHADAP KEEFEKTIFAN BIAYA PRODUKSI A.

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DENGAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA Vinsensia Luki Windaratri Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Gagasan dibalik akuntansi pertanggungjawaban adalah bahwa kinerja setiap manajer harus seberapa baik dia mengelola hal-hal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pusataka 2.1.1. Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban Pada perusahaan yang cukup besar, pimpinan perusahaan harus mendelegasikan wewenangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya perkembangan perekonomian negara-negara berkembang, termasuk Indonesia juga semakin gencar dan giat membangun di segala bidang. Bukan saja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seimbang,dan menunjang antara bidang satu dengan bidang yang lain, sehingga tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. seimbang,dan menunjang antara bidang satu dengan bidang yang lain, sehingga tidak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang meliputi segala bidang bidang. Pelaksanaan pembangunan diupayakan berjalan selaras, seimbang,dan

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Abstract ZURAIDAH Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan

Lebih terperinci

ANALISIS PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA IV CABANG MAKASSAR

ANALISIS PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA IV CABANG MAKASSAR ANALISIS PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA PADA PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA IV CABANG MAKASSAR Rosida Maedina Agus Sekolah Tinggil Ilmu Ekonomi YPUP Jl. Andi Tonro No.

Lebih terperinci

1. Kuesioner variabel independent

1. Kuesioner variabel independent 1. Kuesioner variabel independent No. Pertanyaan SS S RR TS STS A Syarat-syarat Akuntansi Pertanggungjawaban ~ Struktur Organisasi 1 Menurut Penilaian anda, Sruktur Organisasi perusahaan secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini persaingan yang dihadapi oleh perusahaan semakin berat. Hal ini seiring makin berkembangnya teknologi dan informasi sehingga setiap perusahaan

Lebih terperinci

ririkyunita@yahoo.co.id SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Sistim formal dan proses informal mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi. Sistim formal terdiri dari perencanaan starategis, anggaran dan pelaporan.

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PTP Nusantara X (Persero) Kebun Kertosari Jember

Analisis Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PTP Nusantara X (Persero) Kebun Kertosari Jember 1 Analisis Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada PTP Nusantara X (Persero) Kebun Kertosari Jember The Analysis Of Accounting Accountabilityapplication As A Means Of

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER SYAHRUL RAMBE. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER SYAHRUL RAMBE. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER SYAHRUL RAMBE Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Pertumbuhan dan persaingan

Lebih terperinci

Sicylia Aliu, Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban.

Sicylia Aliu, Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban. PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI DAN PENILAIAN KINERJA Oleh : Sicylia Aliu Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado email: lya_aliu@yahoo.com

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Budgeting, Responsibility Accounting, Cost Efficiency, Marketing, Quality of Decision Making. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Budgeting, Responsibility Accounting, Cost Efficiency, Marketing, Quality of Decision Making. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The purpose of this study was to determine the relationship of budgeting and responsibility accounting in supporting the quality of decision making in order to achieve cost efficiency of marketing

Lebih terperinci

PUSAT BIAYA PENGERTIAN

PUSAT BIAYA PENGERTIAN PUSAT BIAYA PENGERTIAN Pusat biaya merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai atas dasar biaya yang terjadi diwilayah yang menjadi wewenang manajer tersebut. sebagai mana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seorang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seorang manajer harus dibebani tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. informasi yang mengacu pada pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. informasi yang mengacu pada pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen, dimana bentuk formal yang dihasilkan adalah berupa

Lebih terperinci

Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI PRESTASI MANAJER PEMASARAN PT NARWASTU AGUNG SENTOSA ABSTRACT

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI PRESTASI MANAJER PEMASARAN PT NARWASTU AGUNG SENTOSA ABSTRACT 1 PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI PRESTASI MANAJER PEMASARAN PT NARWASTU AGUNG SENTOSA Lucia Ika Andriningtyas Dini Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan sektor industri di Indonesia dewasa ini semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin maraknya industri-industri yang didirikan baik oleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Semakin berkembangnya suatu perusahaan baik dalam aktivitas maupun organisasinya maka semakin besar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 ) BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Anggaran II.1.1 Pengertian Anggaran Untuk mendapatkan pengertian anggaran yang lebih jelas dan tepat, di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian anggaran yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Berbagai rumusan mengenai akuntansi pertanggungjawaban menurut pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Hariadi, 2002:17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Hariadi, 2002:17) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dimulai dari kondisi perekonomian Indonesia yang mengalami krisis berkepanjangan hingga peningkatan yang pesat di bidang teknologi transportasi maupun komunikasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Business Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional perusahaan yang dinyatakan dalam suatu kegiatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia saat ini mengalami penurunan dalam berbagai sektor industri, salah satunya dapat dilihat dari semakin banyaknya pengangguran akibat

Lebih terperinci

MODUL BELAJAR AKUNTANSI MANAJEMEN

MODUL BELAJAR AKUNTANSI MANAJEMEN MODUL BELAJAR AKUNTANSI MANAJEMEN Oleh : Rita Indah Mustikowati, SE, MM FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG MODUL 1 KARAKTERISTIK AKUNTANSI MANAJEMEN Alokasi waktu : 1 pertemuan

Lebih terperinci

ABSTRACT. EFFECT OF ACCOUNTING RESPONSIBILITY TO MANAGER PERFORMANCE OF LIABILITY COSTS (Case Study in PT. SURYANUR)

ABSTRACT. EFFECT OF ACCOUNTING RESPONSIBILITY TO MANAGER PERFORMANCE OF LIABILITY COSTS (Case Study in PT. SURYANUR) ABSTRACT EFFECT OF ACCOUNTING RESPONSIBILITY TO MANAGER PERFORMANCE OF LIABILITY COSTS (Case Study in PT. SURYANUR) Responsibility accounting is a system which composed and divided according to the authority

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Penelitian

1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era ekonomi global, yaitu tahun 2003 (AFTA) dan 2020 (APEC), lalu lintas barang, jasa, serta kreativitas manusia (hak cipta intelektual) akan semakin

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. The American Accounting Association (AAA) memberikan definisi akuntansi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. The American Accounting Association (AAA) memberikan definisi akuntansi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Akuntansi 1. Definisi Akuntansi The American Accounting Association (AAA) memberikan definisi akuntansi sebagai berikut (Belkaoui, 2000:15): Accounting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu organisasi dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari suatu sistem yang dikenal dengan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN. (Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Surakarta dan Sukoharjo)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN. (Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Surakarta dan Sukoharjo) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Surakarta dan Sukoharjo) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI IMPLEMENTASI SISTEM PENILAIAN KINERJA UNTUK PUSAT-PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN (Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat) Oleh : NUZULLIANA WINERY

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Pada perusahaan berskala besar tentunya pimpinan perusahaan tidak dapat mengendalikan secara

Lebih terperinci

ABSTRACT. Budgeting, Accounting Accountability, Efficiency Marketing Costs, Quality Decision Making. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Budgeting, Accounting Accountability, Efficiency Marketing Costs, Quality Decision Making. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The purpose of this study was to determine the relationship of budgeting and accounting in supporting the quality of decision making in order to achieve cost efficiency of marketing at Restoran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalannya suatu perusahaan. Karena setiap perusahaan didirikan untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalannya suatu perusahaan. Karena setiap perusahaan didirikan untuk mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan dunia perekonomian tidaklah semudah yang dibayangkan dan sesederhana seperti apa yang terlihat. Begitu pula dalam menjalankan suatu perusahaan. Tercapainya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya perusahaan merupakan suatu institute ekonomi yang. mencapai tujuannya tersebut tentunya perusahaan harus dikelola

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya perusahaan merupakan suatu institute ekonomi yang. mencapai tujuannya tersebut tentunya perusahaan harus dikelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya perusahaan merupakan suatu institute ekonomi yang didirikan dengan maksud untuk melaksanakan segala kegiatan ekonomi untuk memperoleh laba dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beropersasi secara efektif dan efisien agar hasil produksinya mempunyai daya saing

BAB I PENDAHULUAN. beropersasi secara efektif dan efisien agar hasil produksinya mempunyai daya saing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada setiap perusahaan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapainya, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai setiap perusahaan sebenarnya sama yaitu ingin mencapai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul Peranan Struktur

BAB II URAIAN TEORITIS. Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul Peranan Struktur BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja Pada Perusahaan Mandala Airlines Perwakilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian yang belum stabil pada saat ini, serta semakin ketatnya persaingan pada sektor industri, sektor jasa, dan sektor lainnya, perusahaan

Lebih terperinci

Khoirul Huda /FE/EA

Khoirul Huda /FE/EA HUBUNGAN PENERAPAN AKUNTANSIPERTANGGUNGJAWABAN DENGAN KEPUASAN KERJA MANAJER PADA PTPN XI PK. ROSELLA BARU SURABAYA SKRIPSI Diajukan oleh : Khoirul Huda 0513010031/FE/EA Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 73 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada Badger Invaders Bandung, mengenai peranan akuntansi pertanggungjawaban dalam menunjang efektivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dalam dunia usaha di negara Indonesia mengalami situasi perekonomian yang tidak menentu. Hal ini disebabkan oleh situasi dan kondisi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. wewenang pada waktu wewenang tersebut akan dilaksanakan. Menurut Trisnawati

BAB II LANDASAN TEORI. wewenang pada waktu wewenang tersebut akan dilaksanakan. Menurut Trisnawati BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban muncul sebagai akibat dari adanyapendelegasian wewenang. Pendelegasian wewenang adalah pemberian wewenang oleh manajer

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan perusahaan dalam suatu kondisi perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perekonomian Indonesia saat ini mengalami penurunan dalam berbagai sektor industri, salah satunya dapat dilihat dari semakin banyaknya pengangguran akibat

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA PUSAT PENDAPATAN PADA PT. SIANTAR TOP, Tbk

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA PUSAT PENDAPATAN PADA PT. SIANTAR TOP, Tbk ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN DALAM PENILAIAN KINERJA PUSAT PENDAPATAN PADA PT. SIANTAR TOP, Tbk Selina Sevika H. Usman, Masyhad, Ali Rasyidi Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

MATERI 5 MANAJEMEN DAN ORGANISASI

MATERI 5 MANAJEMEN DAN ORGANISASI MATERI 5 MANAJEMEN DAN ORGANISASI Terdapat berbagai batasan pada definisi manajemen proyek tergantung pada proyek apa yang diberi penekanan. Bila digolongkan pada pendekatan sistem akan menjadi maka manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PUSAT-PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. BALI REKA MAHESA CARGO DI DENPASAR

ANALISIS KINERJA PUSAT-PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. BALI REKA MAHESA CARGO DI DENPASAR ANALISIS KINERJA PUSAT-PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN PADA PT. BALI REKA MAHESA CARGO DI DENPASAR Anak Agung Ngurah Gede Suindrawan (Dosen STIMI Handayani Denpasar) dan I Nyoman Wirayudi Sanjaya (Mahasiswa STIMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memperhatikan kelangsungan hidup perusahaan. Kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. dengan memperhatikan kelangsungan hidup perusahaan. Kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan mempunyai tujuan, ada tujuan umum dan ada tujuan khusus. Secara umum, tujuan perusahaan adalah untuk mengoptimalkan laba dengan memperhatikan

Lebih terperinci

Syarat Organisasi. 1. Sekelompok orang. 2. Hubungan dan Pembagian Kerja. 3. Tujuan

Syarat Organisasi. 1. Sekelompok orang. 2. Hubungan dan Pembagian Kerja. 3. Tujuan Organizing Syarat Organisasi 1. Sekelompok orang 2. Hubungan dan Pembagian Kerja 3. Tujuan Definisi Organizing Aplikasi syarat organisasi Gambaran skematis hubungan kerja capai tujuan Proses penetapan

Lebih terperinci

Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 ISSN

Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 ISSN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus Perusahaan Rokok PT. Semanggimas Agung Tulungagung) Ninik Anggraini ABSTRAK Salah satu bentuk informasi akuntansi biaya

Lebih terperinci