BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan suatu perdagangan instrument keuangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan suatu perdagangan instrument keuangan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI Pasar Modal Pasar modal merupakan suatu perdagangan instrument keuangan (sekurita) pada jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stocks) ataupun utang (bonds) yang biasanya diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh perusahaan keuangan (financial Market) menurut Husnan, 2001 dalam Mar iati (2012). Pasar Modal juga sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrument melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya Efisiensi Pasar Pasar yang efisien ialah jika suatu informasi yang tersedia di pasar diserap dalam harga saham saat ini dengan cara yang cepat dan tepat dan bisa juga diartikan sebagai pasar ketika semua harga-harga sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang ada. Semakin cepat informasi yang baru tercerminkan pada harga sekuritas, maka semakin efisien pasar tersebut. Menurut Jogiyanto 1998 yang juga dalam Mar iati (2012) mendefinisikan pasar modal yang efisien adalah sebuah pasar yang bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia.

2 Pasar modal yang efisien secara informasional dapat diklasifikasikan menjadi tiga bentuk atau tingkatan yaitu: 1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form) Efisiensi pasar dalam bentuk lemah terjadi jika harga-harga sekuritas pada saat ini tercermin dari harga-harga sekuritas di masa lalu. Jadi, informasi masa lalu tidak dapat memprediksi harga saham yang akan datang karena harga masa lalu sudah tercermin pada harga saham saat ini. Dalam bentuk pasar seperti ini, investor tidak dapat menggunakan informasi di masa lalu untuk mendapatkan abnormal return. 2. Efisiensi pasar dalam bentuk setengah kuat (semi strong form) Metode event study merupakan metode yang digunakan untuk menguji efisiensi pasar setengah kuat. Efisiensi pasar setengah kuat terjadi jika hargaharga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Informasi tersebut dapat berupa: a. Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Contohnya dalam bentuk pengumuman. b. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas sejumlah perusahaan. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Return atau abnormal return bisa digunakan untuk mengukur reaksi tersebut. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mengandung kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada

3 pasar tetapi sebaliknya yang tidak mengandung informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. 3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form) Efisiensi pasar bentuk kuat terjadi jika harga saham akan melakukan penyesuaian secara cepat dengan informasi apapun, bahkan informasi yang tidak tersedia bagi semua pemodal (informasi privat). Data empiris menyatakan bahwa informasi privat yang demikian mampu memberikan keuntungan abnormal konsisten untuk para pemodal yang mempunyai informasi tersebut Corporate Governance (CG) dan Good Corporate Governance (GCG) Corporate governance secara umum merupakan sistem tata kelola perusahaan yang berisi proses, pengarahan, pengelolaan, dan pengontrolan suatu perusahaan serta mengatur hubungan antara para pemangku kepentingan ( stakeholder ) saham dan tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditur lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat. Forum of Corporate Governance for Indonesia (FGCI), 2001 dalam Maksum (2005) mengemukakan mengenai definisi corporate governance : Corporate governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan (dengan kata lain sebagai sistem yang mengendalikan perusahaan) antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka.

4 Corporate governance merupakan sebuah konsep yang didasari teori keagenan yang berfungsi untuk meyakinkan investor bahwa mereka akan tetap mendapatkan keuntungan dari apa yang mereka tanamkan pada perusahaan serta bisa menurukan biaya. Ada pula definisi tentang corporate governance oleh (Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) 2004 dalam Purnamasari, 2014) bahwa corporate governance adalah seperangkat tata kelola hubungan di antara manajemen perseroan, direksi, komisaris, pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya. Sedangkan secara umum Good Corporate Governance adalah suatu sistem pengaturan dan pengendalian perusahaan yang dilihat dari mekanisme hubungan antara berbagai pihak yang mengurus perusahaan (hard definition), maupun dari nilai-nilai yang terkandung dari mekanisme pengelolaan itu sendiri (soft definition). Tim GCG BPKP mengartikan GCG dari segi soft definition yaitu: "Komitmen, aturan main, serta praktek penyelenggaraan bisnis secara sehat dan beretika. Good corporate governance secara definisi merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) bagi semua pemangku kepentingan. Terdapat 2 hal yang diuraikan dalam konsep ini: Pentingnya hak pemegang saham memperoleh informasi dengan benar (akurat) dan tepat pada waktunya serta kewajiban perusahaan melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, dan transparan terhadap semua informasi mengenai kinerja perusahaan, kepemilikan, dan pemangku kepentingan dari perusahaan (YPPMI & SC, 2002 dalam Sulistyanto, 2003). Terdapat beberapa manfaat dari penerapan GCG sendiri, menurut Djatmiko pada Majalah SWA 2004 dalam Herdiyanti (2011) yakni:

5 1. Perusahaan akan lebih dipercayai investor 2. Mitra bisnis tidak akan ragu untuk mengembangkan hubungan bisnis yang lebih luas lagi 3. Serta para krediturpun mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi untuk mengucurkan dana pada perusahaan yang bisa digunakan untuk memperluas usaha dan pengambilan keputusan dapat lebih dipertanggungjawabkan Komponen-komponen Konsep Good Corporate Governance Dalam penerapan Good Corporate Governance terdapat 4 komponen yang harus dilakukan yakni : 1. Fairness atau Keadilan Keadilan disini lebih menekankan bahwa tiap pemegang saham baik minoritas dan asing harus mendapatkan perlakuan yang sama. 2. Transparancy atau Transparansi Transparansi yang dilakukan dengan adanya suatu informasi terbuka, akurat dan tepat waktu menganai semua hal yang penting bagi perusahaan, kepemilikan dan para pemegang saham. 3. Accountability atau Akuntabilitas Penjelasan mengenai system, fungsi dan struktur serta pertanggungjawaban bagian perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan dapat berlangsung secara efektif. 4. Responsibility atau tanggung Jawab Dalam hal ini, perusahaan mempunyai tanggung jawab secara social terhadap masyarakat atau pemegang saham dan menghindari penyalahgunaan

6 kekuasaan serta mengedepankan etika bisnis agar tercipta lingkungan ekonomi yang baik Tujuan Good Corporate Governance Perlunya penerapan Good Corporate Governance adalah untuk : 1. Mendorong tercapainya semua asas yang ada pada sistem ini seperti asas keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan tanggung jawab yang berkesinambungan. 2. Memfungsikan organ organ perusahaan seperti Dewan Komisaris, Direksi, dan Rapat Umum Pemegang Saham. 3. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi para pemegang saham dengan memperhatikan juga kepentingan para pemangku lain dalam perusahaan. 4. Meningkatkan daya saing perusahaan baik secara nasional maupun internasional, sehingga bisa memberikan kepercayaan pada pasar guna mendorong arus investasi dan memajukan pertumbuhan ekonomi Faktor Pendorong Implementasi Good Corporate Governance Ada 2 faktor yang mendorong keberhasilan implementasi good corporate governance yakni : 1. Faktor Internal (Dalam Perusahaan) Seperti terdapatnya budaya perusahaan yang mendukung penerapan good corporate governance, dan adanya keterbukaan informasi bagi publik. 2. Faktor Eksternal (Luar Perusahaan) Dilihat dari segi investor, meliputi semua pihak yang berkaitan dengan pemegang saham dan pelaku perdagangan saham termasuk perusahaan investasi. Investor menuntut dijaminnya pengelolaan perusahaan sesuai standar dan prinsip-prinsip etika bisnis.

7 Menurut IICG ada beberapa hambatan dalam penerapan Good Corporate Governance di Indonesia, seperti faktor internal yang meliputi kurangnya komitmen dari pemimpin dan karyawan perusahaan mengenai prinsip-prinsip GCG, kurangnya contoh yang diberikan pimpinan kepada karyawan di perusahaan, serta belum adanya budaya perusahaan yang mengacu pada GCG itu sendiri. Ada pula faktor eksternal, pelaksanaan GCG di Indonesia sendiri masih belum didukung sepenuhnya oleh perangkat hukum oleh karena itu jika terdapat masalah dalam praktek GCG di suatu perusahaan masih diperlukan test case untuk lebih lanjutnya Prinsip-prinsip Good Corporate Governance Prinsip-prinsip dalam Good Corporate Governance dibagi menjadi lima menurut OECD (Organization for Economic Corporation and Development): 1. Perlindungan terhadap hak-hak para pemegang saham 2. Persamaan perlakuan terhadap seluruh para pemegang saham 3. Peranan karyawan dan pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan 4. Pengungkapan yang akurat dan tepat waktu serta transparansi sehubungan dengan struktur dan operasi korporasi 5. Akuntabilitas dewan komisaris terhadap perusahaan, pemegang saham dan pihak pihak lain yang berkepentingan 2.2 Corporate Governance Percetion Index (CGPI) Corporate Governance Perception Index (CGPI) merupakan suatu program riset dan pemeringkatan terhadap penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang dilaksanakan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) sebagai lembaga swadaya masyarakat independen yang berdiri sejak 2 Juni 2000 bekerjasama dengan Majalah SWA

8 sebagai penyalur terhadap publik atau mitra media publikasi. Pemeringkatan yang dilakukan pada perusahaan di Indonesia yang berupa perusahaan publik, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Lembaga Keuangan Syariah, Lembaga Keuangan Perbankan dan non- Perbankan, dan perusahaan swasta yang beroperasi sejak tahun Penilaian pemeringkatan CGPI juga didasarkan pada 7 kriteria menurut Majalah SWA dan IICG yakni : 1. Komitmen perseroan terhadap Corporate Governance 2. Pelaksanaa RUPS dan perlakuan pada minority shareholders 3. Dewan komisaris 4. Struktur direksi 5. Hubungan dengan shareholder 6. Transparansi dan akuntabilitas 7. Sejauh mana tanggapan mengenai riset IICG Untuk lebih jelasnya lagi, penilaian terhadap pemeringkatan CGPI memiliki cakupan dan bobot berdasarkan Corporate Governance Perception Index 2005 sebagai berikut : 1. Komitmen pada tata kelola perusahaan yang penilaiannya berbobot 15%. 2. Hak pemegang saham dan fungsi kepemilikan kunci yang penilaiannya berbobot 20%. 3. Perlakukan yang sama terhadap seluruh pemegang saham yang penilaiannya berbobot 15%. 4. Peran stakeholders dalam tata kelola perusahaan yang penilaiannya berbobot 15%. 5. Pengungkapan dan transparansi yang penilaiannya berbobot 15%.

9 6. Tanggung jawab dewan komisaris dan dewan direksi yang penilaiannya berbobot 20%. Skor pemeringkatan CGPI yang diambil, akan dibagi menjadi 4 indikator dan tahapan penilaian CGPI berdasarkan Majalah SWA (2009) : 1. Self Assesment sebesar 15%. 2. Kelengkapan dokumen 25%. 3. Penyusunan makalah dan presentasi 12%. 4. Observasi ke perusahaan 48%. Ada beberapa kategori yang digunakan dalam penilaian pemeringkatan CGPI ini, seperti yang dijelaskan pada Majalah SWA : Sangat terpercaya (Indonesia Most Trusted Company) 85, Terpercaya (Indonesia Trusted Company) 70,00-84,99 Cukup terpercaya (Indonesia Fair Trusted Company) 55,00-69,99 CGPI merupakan salah satu informasi yang masuk pasar modal, sehingga memberikan dampak positif terutama menyangkut investor atas dana yang akan ditanamkan. Tujuan dilaksanakannya CGPI sendiri adalah untuk memacu perusahaan agar terus memperbaiki penerapan Good Corporate Governance pada perusahaannya, yang tentunya jika GCG perusahaan dinilai baik juga akan menguntungkan bagi perusahaan, dan sebaliknya jika penerapan GCG perusahaan dinilai buruk akan merugikan bagi perusahaan. Hasil tinjauan yang dilakukan juga bisa menjadikan indikator atau disebut juga standar mutu dalam bentuk pengakuan dari masyarakat terhadap penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang mana ingin dicapai perusahaan.

10 2.3 Abnormal Return (AR) Pasar dikatakan tidak efisien jika terdapat salah satu atau beberapa pelaku pasarnya dapat menikmati return tidak normal dalam jangka waktu yang lama. Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal atau bisa dikatakan abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya dengan return ekspektasi. Saat melakukan analisis mengenai abnormal return bisa dilihat melalui sekuritas yang terjadi di sekitar pengumuman suatu peristiwa. Abnormal return berperan dalam menguji kandungan suatu informasi dari suatu peristiwa pengumuman dan merupakan cerminan dari reaksi pasar. Jika abnormal return bernilai positif, maka pasar akan menganggapnya sebagai suatu informasi yang Good News, sedangkan sebaliknya jika abnormal return bernilai negatif, maka pasar akan menganggapnya sebagai suatu informasi yang Bad News. Abnormal return dibagi menjadi 4 jenis, yakni : 1. AR (Abnormal Return) Abnormal return ini terjadi setiap hari pada setiap jenis saham. Dapat diketahui melalui windows period mengenai kapan terjadi nilai abnormal return tertinggi dan terendahnya serta pada hari keberapa akan terjadi reaksi yang paling kuat / signifikan, hal ini dikarenakan saham dihitung secara harian. 2. AAR (Average Abnormal Return) Merupakan rata-rata abnormal return semua jenis saham yang dianalisis secara harian. AAR menunjukkan reaksi paling kuat, baik positif maupun

11 negatif, dari keseluruhan jenis saham pada hari-hari tertentu selama windows period. 3. CAR (Cumulative Abnormal Return) Merupakan hasil dari penjumlahan semua data AR harian yang dilakuan. 4. CAAR (Cumulative Average Abnormal Return) Merupakan hasil dari penjumlahan semua data AAR harian yang dilakuan. Ada yang perlu dihitung, yakni periode estimasi. Periode estimasi merupakan periode sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut periode pengamatan atau jendela peristiwa (event window). Gambar II. 1 Estimation Period dan Windows Period Periode Estimasi Periode jendela t 1 t2 t3 t0 t4 2.4 Index Harga Saham Gabungan (IHSG) Indek Harga Saham Gabungan merupakan salah satu indek pasar saham yang digunakan oleh BEI atau Bursa Efek Indonesia, yang mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen. Perhitungan pergerakan saham yang dilakukan adalah pencatatan harga saham harian yakni setelah penutupan perdagangan setiap harinya. Indek Harga Saham Gabungan dibagi menjadi 9 indeks sektor yakni, pertanian, pertambangan, industry dasar dan kimia, aneka industry, industry

12 barang konsumsi, property dan real estate, infrastruktur, utilitas dan transportasi serta keuangan dan perdagangan, jasa dan investasi. 2.5 Event Study Event study adalah suatu cara bagaimana mengukur dampak atau pengaruh suatu peristiwa tertentu terhadap nilai perusahaan. Menurut (Hartono, 2010 dalam Nafiati, 2013) event study merupakan studi yang mengukur reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang mempublikasikan informasi berupa suatu pengumuman. Begitu pula menurut (Bodie, Kane dan Marcus, 2006 dalam Armin, 2011) yang mengartikan event study sebagai suatu riset pada bidang keuangan yang bisa dijadikan dasar seorang pengamat untuk menilai dampak dari suatu peristiwa harga saham perusahaan. Metode event study sering digunakan untuk menguji interaksi antara pengumuman yang diinformasikan kepada publik terhadap perubahan harga saham. Reaksi pasar bisa ditunjukan dengan adanya perubahan harga saham yang diukur dengan abnormal return. 2.6 Penelitian Terdahulu 1. Melissa Aristya Tedjakusuma (2012) Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah pengumuman CGPI direaksi pasar dengan adanya perubahan pada abnormal return disekitar tanggal pengumuman CGPI dan juga menguji apakah ada perbedaan yang signifikan dari penerapan GCG pada kelompok yang masuk peringkat 10 besar dan non 10 besar. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang masuk dalam pemeringkatan tahun yang meliputi 70 perusahaan (39 perusahaan sepuluh besar dan 31 perusahaan non sepuluh besar).

13 Pengujian adanya reaksi pasar menggunakan One Sample T-test dan One Sample Sign -test, sedangkan untuk menguji perbedaan reaksi pasar digunakan Independent Sample T- test dan Mann-Whitney-test. Hasil penelitian menunjukkan pengumuman CGPI tidak direspon secara agregat oleh pasar dan tidak ditemukan nilai abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman. Namun pada penelitian yang dilakukan pada perusahaan sepuluh besar dan non sepuluh besar tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return di sekitar tanggal pengumuman. 2. Makaryanawati (2012) Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menentukan reaksi pasar modal terhadap pengumuman CGPI 2011 pada perubahan harga saham pada perusahaan pemenang CGPI yang listing di BEI. Dari penelitian yang dilakukan dihasilkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada perubahan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman CGPI 2011 dilakukan. Alat uji menggunakan Wilcoxon Signed Ranks dengan tingkat signifikan 5%, pengamatan dilakukan selama periode 10 hari dengan rincian t-5 dan t+5 pengumuman CGPI I Gde Ary Wirajaya (2011) Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meneliti perbedaan reaksi pasar antara peringkat tinggi (high-rank) dan peringkat rendah (low-rank) di sekitar tanggal terhadap pengumuman CGPI Sampel didapat dari BEI dengan jumlah 52 perusahaan yang didapat dengan metode purposive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan deskriptif, statistik, dan analisis sensitivitas. Dari penelitian ini menghasilkan pengumuman CGPI direaksi oleh pasar dengan dilihat dari adanya perubahaan dari abnormal return di sekitar

14 tanggal pengumuman. Namun tidak ada perbedaan yang signifikan tentang reaksi pasar dari peringkat tinggi (high-rank) dan peringkat rendah (low-rank) pada saat pengumuman CGPI tahun Lu lu Nafiati & Idrus Mahidin (2013) Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan dari reaksi pasar yang dilihat dari abnormal return di sekitar tanggal pengumuman CGPI tahun Dengan menggunakan teknik purposive sampling didapatkan 75 perusahaan. Penelitian ini menghasilkan data bahwa terdapat perbedaan yang signifikan di reaksi pasarnya pada abnormal return di sekitar tanggal pengumuman pada perusahaan yang mendapatkan predikat Sangat Terpercaya, Terpercaya, dan Cukup Terpercaya. Namun, tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari abnormal return pada saat pengumuman CGPI pada perusahaan dengan predikat Sangat Terpercaya, Terpercaya, dan Cukup Terpercaya. 5. Suat Teker & Ahmet Hakan Yüksel (2014) Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menguji apakah pelaku pasar di Borsa Istanbul mengakui nilai corporate governance score periode 2007 dan Terdapat 7 perusahaan yang masuk dalam pemeringkatan corporate governance pada tahun 2007 dan 48 perusahaan pada tahun Setelah diteliti, terdapat kenaikan skor rata-rata yang hanya 78,28 tahun 2007 menjadi 89,85 tahun Hal ini berarti pengumuman atas pemeringkatan corporate governance direspon positif oleh pelaku pasar. Penelitian dilakukan dengan aturan 10 periode jendela.

15 6. Asso. Prof. Aekkacha Nittayagasetwat, PH. D. & Wiyada Nittayagasetwat, PH. D. (2006) Penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan antara return saham perusahaan dan pengumuman pemeringkatan corporate governance. Dari tahun , terdapat 11 perusahaan yang terdaftar dan menempati kuartil atas yang diperingkat oleh Thai Rating and Information Services Co., Ltd. Dengan menggunakan metode event study, dihasilkan bahwa tidak terdapat hubungan antara Good Governance dengan kinerja saham perusahaan. 7. Foerster, Stephen R; Huen, Brian C. (2015) Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara tindakan tata kelola perusahaan dan penilaian saham di Kanada. Survei tata kelola perusahaan yang dilakukan oleh Globe dan Mail Laporan Bisnis dan diterbitkan pada tanggal 7 Oktober 2002, digunakan sebagai sistem peringkat efektivitas tata kelola perusahaan dalam penelitian ini. Perusahaan yang terlibat dalam penelitian ini, sebanyak 270 entitas publik Kanada, menduduki peringkat berdasarkan empat faktor utama yang dianggap penting untuk efektivitas tata kelola perusahaan: Komposisi dewan (dari 40), papan kompensasi (dari 23), hakhak pemegang saham (dari 22), dan pengungkapan publik (dari 15). Penelitian sendiri menggunakan metode event study dari jangka 3 bulan sampai 5 tahun. Skor ini kemudian ditambahkan untuk menentukan skor total. Hasilnya, tidak ditemukan bahwa tata kelola perusahaan berpengaruh terhadap investor di Kanada.

16 8. Jurgita Stankeviciene & Simas Akelaitis (2014) Penelitian ini dilakukan untuk menguji bagaimana hubungan di pasar saham Lithuania dengan berbagai kategori dan jenis pengumuman. Pengumuman publik yang digunakan dikeluarkan oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Vilnius. Metode yang digunakan berupa metode event study untuk mencari rata-rata mutlak dan abnormal return. Hasilnya, didapatkan perbedaan rata- rata abnormal return di setiap harga sahamnya. Abnormal return dan rata rata mutlak diteliti pada kisaran harga saham terendah, tengah, dan tertinggi. 9. Firga Yanti (2011) Penelitian yang dilakukan mengacu pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diuji dengan abnormal return sebelum dan sesudah peluncuran ISSI. Metode yang digunakan adalah event study, dengan periode estimasi 15 hari, 10 hari dan 5 hari sebelum peluncuran ISSI. Dalam pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Hasilnya menunjukkan bahwa adanya abnormal return saham pada pengamatan 15 hari sebelum peluncuran ISSI. Sedangkan untuk periode 10 hari dan 5 hari sebelum peluncuran dan 15 hari, 10 hari, dan 5 hari sesudah peluncuran ISSI dengan One Sample T-test tidak terdapat abnormal return. Sedangkan untuk uji yang dilakukan dengan menggunakan paired sample t-test terdapat perbedaan abnormal return pada pengamatan 15 hari, sementara untuk periode pengamatan 10 hari dan 5 hari tidak terdapat perbedaan abnormal return.

17 2.7 KERANGKA PEMIKIRAN Gambar II.2 Kerangka Pemikiran Teoritis CGPI ( Corporate Governance Perception Index ) Reaksi Pasar Sumber Data : Hasil Pengolahan Data Sekunder Dari kerangka pemikiran diatas, diketahui bahwa Corporate Governance Perception Index (variabel dependen) berpengaruh terhadap reaksi pasar (variabel independen). Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode event study dan purposive sampling. Reaksi pasar pada penelitian ini diukur dengan menggunakan studi event dari nilai abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman pemeringkatan dilakukan. Agar dapat diketahui, bilamana terdapat perbedaan nilai abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman CPGI sendiri serta meneliti mengenai nilai CGPI yang tinggi akankah selalu berpengaruh positif juga terhadap nilai abnormal return itu sendiri. 2.8 HIPOTESIS Pengumuman pemeringkatan corporate governance perception index (CGPI) mempunyai kandungan informasi yang menyebabkan adanya reaksi pasar. Menurut (Hartono, 1998 dalam Nafiati, 2013) menyatakan bahwa cukup hanya dengan melihat abnormal return suatu perusahaan bisa dilakukan pengujian kandungan terhadap suatu informasi. Adanya abnormal return berarti ada kandungan informasi dan tidak adanya abnormal return berarti tidak terdapat

18 kandungan pada informasi pengumuman pemeringkatan CGPI. Seperti penelitian Almilia (2006) pada perusahaan sepuluh besar dan non sepuluh besar yang memperoleh hasil bahwa terdapat kandungan pada informasi pengumuman pemeringkatan CGPI dengan bukti adanya abnormal return yang signifikan pada seputaran pengumuman pemeringkatan CGPI. Teker (2014) menguji apakah pelaku pasar di Borsa Istanbul mengakui nilai Corporate Governance Score periode 2007 dan Hasilnya pengumuman atas pemeringkatan corporate governance direspon positif oleh pelaku pasar. Penelitian tersebut bertolak belakang dengan Foerster (2015) menyelidiki hubungan antara tata kelola perusahaan dan penilaian saham di Kanada dan hasilnya tidak ditemukan bahwa tata kelola perusahaan berpengaruh terhadap investor di Kanada. Nittayagasetwa (2006) yang juga memperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara good governance dengan kinerja saham perusahaan pada penelitian yang menguji hubungan antara return saham perusahaan dan pengumuman pemeringkatan corporate governance tahun Berdasarkan uraian dan penelitian terdahulu diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Ada perbedaan reaksi pasar sebelum dan sesudah pengumuman pemeringkatan CGPI. Reaksi yang diperoleh berlaku juga untuk perusahaan peserta pemeringkatan CGPI dengan kategori sangat terpercaya, terpercaya dan cukup terpercaya. Nafiati (2013) menguji apakah ada perbedaan yang signifikan dari reaksi pasar pada 75 perusahaan yang dilihat dari abnormal return di sekitar tanggal pengumuman CGPI tahun Penelitiannya menghasilkan data bahwa terdapat perbedaan yang signifikan di reaksi pasarnya pada abnormal

19 return di sekitar tanggal pengumuman pada perusahaan yang mendapatkan predikat Sangat Terpercaya, Terpercaya, dan Cukup Terpercaya. Hasil serupa didapatkan oleh Wirajaya (2011) dalam penelitiannya yang menguji perbedaan reaksi pasar antara peringkat tinggi (high-rank) dan peringkat rendah (low-rank) di sekitar tanggal terhadap pengumuman CGPI pada 52 perusahaan. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa pengumuman CGPI direaksi oleh pasar dengan adanya perubahaan dari abnormal return di sekitar tanggal pengumuman. Namun tidak ada perbedaan yang signifikan tentang reaksi pasar dari peringkat tinggi (high-rank) dan peringkat rendah (low-rank) pada saat pengumuman CGPI tahun Berdasarkan uraian dan penelitian terdahulu diatas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2: Ada perbedaan reaksi pasar sebelum dan sesudah pengumuman pemeringkata CGPI pada kategori peringkat CGPI yang berbeda (Sangat terpercaya, Terpercaya, dan Cukup Terpercaya).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hartono (2014:623), studi peristiwa (event study) merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hartono (2014:623), studi peristiwa (event study) merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Event Study Menurut Hartono (2014:623), studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan keputusan investasi di pasar modal membutuhkan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan keputusan investasi di pasar modal membutuhkan analisis terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembuatan keputusan investasi di pasar modal membutuhkan analisis terhadap berbagai faktor. Analisis tersebut meliputi faktor-faktor fundamental ekonomi seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial di Asia Timur dan Asia Tenggara tahun 1997, bangkrutnya

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial di Asia Timur dan Asia Tenggara tahun 1997, bangkrutnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis finansial di Asia Timur dan Asia Tenggara tahun 1997, bangkrutnya Enron dan WorldCom, serta krisis subprime mortgage di Amerika Serikat yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. munculnya kasus Enron, Worldcom, Parmalat, dan Tyco. Perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. munculnya kasus Enron, Worldcom, Parmalat, dan Tyco. Perusahaan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Good Corporate Governance (GCG) menarik perhatian dunia ketika munculnya kasus Enron, Worldcom, Parmalat, dan Tyco. Perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. BAB 1 PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah program riset dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. CGPI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah riset dan pemeringkatan penerapan Konsep Corporate Governance (CG) pada perusahaan publik dan BUMN

Lebih terperinci

REAKSI PASAR ATAS PENGUMUMAN CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

REAKSI PASAR ATAS PENGUMUMAN CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN REAKSI PASAR ATAS PENGUMUMAN CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2015 ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Good Corporate Governance Beberapa institusi Indonesia mengajukan definisi Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate Governance in IndonesialFCGl

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini good corporate governance (GCG) telah menjadi salah satu pilar dalam sistem ekonomi pasar. Ia berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 membuat perekonomian nasional menjadi buruk. Pada pertengahan tahun 1998, bursa ditinggalkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai 1 BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders 1. Jawaban Forum Makanisme dan pelaksanaan Good Corporate Governance akan sangat bermanfaat dalam mengatur dan mengendalikan perusahaan sehingga menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua Stakeholders,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakuan dengan menggunakan metode event study, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakuan dengan menggunakan metode event study, yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian dilakuan dengan menggunakan metode event study, yang digunakan untuk menganalisis reaksi sebelum dan sesudah pengumuman CGPI periode 2010-2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu informasi yang sering diminta untuk diungkapkan perusahaan saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate social responsibility

Lebih terperinci

2015 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHAD AP HARGA SAHAM PAD A PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI PEMERINGKATAN CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION IND EX

2015 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHAD AP HARGA SAHAM PAD A PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI PEMERINGKATAN CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION IND EX BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Nilai suatu perusahaan sangat penting bagi para pemegang saham. Semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin tinggi pula kemakmuran yang didapat oleh para

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara atau BUMN berdasar UU No. 19 Th 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian negara Indonesia saat ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian negara Indonesia saat ini telah mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian negara Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan dan perbaikan setelah masa krisis ekonomi global tahun 1998. Perkembangan perekonomian

Lebih terperinci

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG di BCA Hasil penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan Good Corporate Governance pada Semester I dan Semester II tahun 2016 dikategorikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lemahnya good corporate governance (GCG) yang ada di negara-negara di

BAB 1 PENDAHULUAN. Lemahnya good corporate governance (GCG) yang ada di negara-negara di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lemahnya good corporate governance (GCG) yang ada di negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan negara lain seperti lemahnya hukum, standar akuntansi dan pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Salah satu dasar teori yang dapat digunakan untuk memahami konsep tentang corporate governance adalah teori keagenan, karena pada dasarnya teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan investasi yang sudah dikeluarkan dapat diperoleh kembali dengan. Perusahaan dapat memberikan return yang tinggi kepada

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan investasi yang sudah dikeluarkan dapat diperoleh kembali dengan. Perusahaan dapat memberikan return yang tinggi kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal merupakan salah satu faktor penting yang diperlukan perusahaan untuk membiayai operasional perusahaan. Kebutuhan modal perusahaan dapat dipenuhi dari sumber internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam akuntansi konvensional, pusat perhatian perusahaan hanya terbatas kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan kontribusinya bagi perusahaan,

Lebih terperinci

Tata Kelola Perusahaan

Tata Kelola Perusahaan 01 Ikhtisar Data 02 Laporan 05 03 Profil 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola 06 Tanggung Jawab Sosial 07 Laporan Konsolidasian Tata Kelola PENDAHULUAN 1. 292 Tujuan Penerapan Tata Kelola BCA menyadari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebuah perusahaan didirikan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebuah perusahaan didirikan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan didirikan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan memaksimalkan kekayaan pemiliknya atau pemegang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, perusahaan dapat memperoleh dana untuk memperluas usahanya, salah satunya dengan mendaftarkan perusahaan pada pasar modal. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan keputusannya untuk berinvestasi. Hipotesis pasar modal efisien menyatakan bahwa pasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. GCG berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, tuntutan terhadap paradigma Good Governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakan lagi. Istilah Good Governance sendiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Corporate governance sampai saat ini memiliki peranan yang sangat penting di dalam menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen. Menurut Forum for Corporate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri yang semakin maju menimbulkan berbagai dampak bagi lingkungan dan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah efek negatif. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami perubahan menciptakan arus persaingan yang semakin ketat dan kondisi keuangan yang tidak menentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Good Corporate Governance 2.1.1.1 Pengertian Good Corporate Governance Istilah corporate governance pertama sekali diperkenalkan oleh Cadbury Comitee

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Pratama (2011), peneliti menganalisis data yang telah dikumpulkan berupa return dan abnormal return pada sampel saham LQ 45 yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang disebut dengan corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata kelola pada perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis informasi yang terbatas, maka tujuan pelaporan akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis informasi yang terbatas, maka tujuan pelaporan akuntansi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang bisa dipakai untuk penilaian (judgement) dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari: a. Untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. b.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara-negara didunia pada era globalisasi dan pasar bebas saat ini, dituntut untuk menerapkan sistem pengelolaan bisnis yang berbasis prinsip tata kelola perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Panagiotis (2010) meneliti tentang dampak terorisme terhadap harga saham perbankan di negara Yunani. Ada tiga peristiwa bom yang diteliti oleh Panagiotis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan adalah kebutuhan yang sangat diperlukan oleh investor di pasar modal untuk pengambilan keputusan apakah

Lebih terperinci

Oleh: Inayah B

Oleh: Inayah B ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak 1 A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Penerapan corporate governance pada industri perbankan memerlukan perhatian tersendiri, karena karakter dan kompleksitas industri perbankan berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG),

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor maupun calon investor dalam mengambil keputusan. Dibutuhkan informasi yang lengkap, akurat serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate terbesar di Indonesia yaitu PT Bakrieland Development, Tbk menjadi isu yang sedang hangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat perekonomian di Indonesi menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat perekonomian di Indonesi menjadi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 membuat perekonomian di Indonesi menjadi terpuruk. Pada tahun 1998, Indonesia dianggap sebagai negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu instrumen hutang yang ditawarkan penerbit (issuer) atau yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu instrumen hutang yang ditawarkan penerbit (issuer) atau yang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Investasi digolongkan menjadi dua jenis yaitu investasi kepemilikan (saham) dan surat hutang (obligasi). Investor dalam membuat keputusan investasi membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal Tahun 2016 telah berlaku ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rendahnya penerapan corporate governance merupakan salah satu hal yang memperparah terjadinya krisis di Indonesia pada pertangahan tahun 1997. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance (GCG) semakin hangat. Dampak dari penerapan good corporate governance ini banyak dirasakan manfaatnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Good Corporate Governance (GCG) pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Good Corporate Governance (GCG) pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Definisi Good Corporate Governance Good Corporate Governance (GCG) pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee pada tahun 1992 yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaaan juga harus dimaksimalkan, nilai peusahaan yang telah go public

BAB I PENDAHULUAN. perusahaaan juga harus dimaksimalkan, nilai peusahaan yang telah go public BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya perusahaan mencari profit atau laba, akan tetapi tidak hanya mendapatkan profit tetapi untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian apabila

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Penelitian ini menggunakan teori keagenan, dimana teori ini sering kali digunakan sebagai landasan dalam penelitian mengenai

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN YANG DIUKUR DENGAN ECONOMIC VALUE ADDED

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN YANG DIUKUR DENGAN ECONOMIC VALUE ADDED PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN YANG DIUKUR DENGAN ECONOMIC VALUE ADDED Nama : ADITYA PURNAMA PUTRA NPM : 20208043 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Ambo Sakka H.,

Lebih terperinci

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam perekonomian terutama

BAB II KAJIAN TEORI. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam perekonomian terutama BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pasar Modal Pasar modal mempunyai peranan penting dalam perekonomian terutama dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atas kepentingan mereka sendiri dan agen (manajer perusahaan) a) Pemegang saham dengan manajer.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atas kepentingan mereka sendiri dan agen (manajer perusahaan) a) Pemegang saham dengan manajer. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Teori keagenan mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri dan agen (manajer perusahaan) diasumsikan menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corpossrate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi. Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia perekonomian, pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang

BAB 1 PENDAHULUAN. kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan yang kedua adalah ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Namun terkadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya akan dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance framework). Kerangka tersebut dibentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang termasuk kategori eksperimental dari pengujian teori Efficient Market Hypothesis dan event study.

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN KUALITAS GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN KUALITAS GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN KUALITAS GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Perusahaan Publik Non-perbankan dan Jasa Keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance BAB 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Menurut laporan world bank dalam Sutedi (2012), pada tahun 1999 penyebab terjadinya krisis ekonomi di asia timur dikarenakan oleh kegagalan dalam penerapan corporate

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis pengaruh..., Sri Mulyati, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis pengaruh..., Sri Mulyati, FE UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam mengambil keputusan investasi di pasar modal, investor melakukan analisis terhadap berbagai faktor. Analisis tersebut meliputi faktor-faktor fundamental

Lebih terperinci

stakeholders dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu stakeholders primer (pelanggan, pemasok, pemodal, dan karyawan) dan stakeholders sekunder

stakeholders dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu stakeholders primer (pelanggan, pemasok, pemodal, dan karyawan) dan stakeholders sekunder BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stakeholders Stakeholders atau pemangku kepentingan merupakan pihak yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tujuan perusahaan (Freeman and McVea,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 60 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-ekperimental, dengan jenis deskriptif, dan komparatif. Dilihat dari pengendalian variabel, penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh masyarakat. Proses penjualan saham ke masyarakat dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Suad Husnan, (2005:3) mendefinisikan bahwa pasar modal sebagai pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Suad Husnan, (2005:3) mendefinisikan bahwa pasar modal sebagai pasar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal Menurut Suad Husnan, (2005:3) mendefinisikan bahwa pasar modal sebagai pasar untuk berbagi instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta memaksimalkan kekayaan pemegang saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keberadaan isu Corporate Governance (Swasembada, edisi: 09/XXI/28 april-

BAB I PENDAHULUAN. dari keberadaan isu Corporate Governance (Swasembada, edisi: 09/XXI/28 april- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Governance telah menjadi sebuah isu yang menarik sejak dekade terakhir. Organisasi dunia seperti Bank Dunia dan The Organization For Economic Cooperation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan Good Corporate Governance. Good Corporate Governance. yang berpartisipasi dalam pengelolaan dan kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan Good Corporate Governance. Good Corporate Governance. yang berpartisipasi dalam pengelolaan dan kinerja perusahaan. BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang Dewasa ini perusahaan dituntut untuk melakukan perbaikan tata kelola guna meningkatkan kepercayaan investor baik domestik maupun asing yang disebut dengan Good Corporate

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Corporate Governance dan Good Corporate Governance

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Corporate Governance dan Good Corporate Governance 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Corporate Governance dan Good Corporate Governance Organization of Economic Cooperation and Development (OECD) mendefinisikan Corporate Governance sebagai berikut: Corporate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate governance saat ini merupakan kebutuhan vital bagi seluruh pelaku bisnis dan menjadi tuntutan bagi masyarakat dengan adanya corporate governance ini diharapkan

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PUBLIK SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar

PENGARUH KUALITAS CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PUBLIK SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar PENGARUH KUALITAS CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PUBLIK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Disusun Oleh: Siti Muayanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan tempat perdagangan saham dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan tempat perdagangan saham dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan tempat perdagangan saham dari perusahaan Tbk. yang terdapat di Indonesia. Perusahaan Tbk. yang terdaftar di BEI dibagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang signifikan antara variabel independent dengan variabel dependent melalui

BAB III METODE PENELITIAN. yang signifikan antara variabel independent dengan variabel dependent melalui BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Seperti yang tercermin dalam judul, jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana peneliti mencoba untuk menjelaskan apakah ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif investasi pada financial assets, sedangkan emiten sebagai pihak yang. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010:26).

BAB I PENDAHULUAN. alternatif investasi pada financial assets, sedangkan emiten sebagai pihak yang. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2010:26). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pasar modal, ada dua pihak yang memiliki kepentingan yaitu investor dan emiten. Investor sebagai pihak yang kelebihan dana dapat melakukan alternatif investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury

BAB I PENDAHULUAN. Istilah corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Istilah corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee, di Inggris tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam laporannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good corporate governance (selanjutnya disingkat GCG), dalam Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Good corporate governance (selanjutnya disingkat GCG), dalam Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good corporate governance (selanjutnya disingkat GCG), dalam Bahasa Indonesia sering dikaitkan dengan istilah tata kelola perusahaan. Menurut Sugiyanto (2011),

Lebih terperinci

PERBEDAAN REAKSI PASAR TERHADAP PUBLIKASI CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX PADA PERUSAHAAN TOP 10 DAN NON TOP 10 (Berdasarkan Survey IICG)

PERBEDAAN REAKSI PASAR TERHADAP PUBLIKASI CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX PADA PERUSAHAAN TOP 10 DAN NON TOP 10 (Berdasarkan Survey IICG) PERBEDAAN REAKSI PASAR TERHADAP PUBLIKASI CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX PADA PERUSAHAAN TOP 10 DAN NON TOP 10 (Berdasarkan Survey IICG) Azhari S dan Yenita Ernas Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini karena pasar modal merupakan sarana yang dapat menggalang perolehan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) Pasar efisien adalah jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki posisi penting dalam perekonomian nasional karena pasar modal memberikan gambaran mengenai kondisi perekonomian sebuah negara kepada pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi Pasar Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin, 2010:219). No one

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan industri keuangan salah satu industri yang berkembang secara pesat dan memiliki kompleksitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba pada tingkat yang diinginkannya. Angka profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba pada tingkat yang diinginkannya. Angka profitabilitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek Indonesia terhadap pengumuman peristiwa bencana banjir yang melanda daerah khusus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan terhadap pengelolaan perusahaan (Farid dan Kautsar

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan terhadap pengelolaan perusahaan (Farid dan Kautsar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance menjadi topik pembicaraan maupun penelitian yang menarik. Corporate governance sendiri merupakan tata kelola perusahaan yang menguraikan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimulai tahun 2015 ini. Secara

BAB I. Pendahuluan. disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimulai tahun 2015 ini. Secara BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Implementasi perjanjian ASEAN Free Trade Area (AFTA) atau biasa disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimulai tahun 2015 ini. Secara umum perjanjian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan dan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Setiap tahun perusahaan menerbitkan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pihakpihak eksternal seperti : investor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan memperjual-belikan instrumen keuangan jangka panjang, seperti surat utang (obligasi), ekuiti (saham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aktivitas bisnis merupakan masalah kompleks yang sedang hangat dibicarakan di tengah-tengah usaha pemerintah untuk mengembalikan kestabilan dunia perekonomian Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan pemegang saham. Dengan prinsip ini beberapa perusahaan mengabaikan pihak-pihak lain yang berkepentingan

Lebih terperinci