FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA SD NEGERI KEDUNGMUNDU SEMARANG.
|
|
- Shinta Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA SD NEGERI KEDUNGMUNDU SEMARANG Manuscript Oleh : Muhammad Mahfudz Adznan G2A PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2013
2 PERNYATAAN PERSETUJUAN Manuscript dengan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Siswa SD Negeri Kedungmundu Semarang Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan Semarang, 04 Oktober 2013 Pembimbing I Ns. Vivi Yosafianti P, S.Kep, M.Kep Pembimbing II Ulfa Nurullita, SKM, M.Kes
3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Siswa SD Negeri Kedungmundu Semarang Muhammad Mahfudz Adznan 1, Vivi Yosafianti Pohan 2, Ulfa Nurulita 3 1 Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes UNIMUS. 2 Dosen Keperawatan Fikkes UNIMUS. 3 Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat UNIMUS Abstrak Latar Belakang : Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Usia sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit. Oleh karena itu, pembentukan perilaku sehat di institusi pendidikan untuk mencapai kualitas kesehatan yang lebih baik sebagai modal pelaksanaan belajar mengajar di sekolah harus selalu diupayakan. Tidak adanya program sekolah untuk mendukung PHBS seperti dokter kecil dan UKS merupakan permasalahan di SDN Kedungmundu Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan peran orang tua, peran guru, dan peran teman sebaya di sekolah dengan praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa SDN Kedungmundu Semarang. Jenis penelitian adalah kuntitatif korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian dilaksanakan pada Februari Oktober 2013 di SDN Kedungmundu Semarang dengan teknik sampling jenuh. Metode analisis data menggunakan uji chi Square. Hasil penelitian menunjukkan Peran orang tua responden penelitian sebagian besar dalam kategori baik yakni sebanyak 67 orang (75,30%), peran teman sebaya responden penelitian sebagian besar dalam kategori baik yakni sebanyak sebanyak 63 orang (70,80%), peran guru responden penelitian sebagian besar dalam kategori baik yakni sebanyak 73 orang (82,00%), praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) responden penelitian sebagian besar dalam kategori baik yakni sebanyak 68 orang (76,40%), terdapat hubungan yang bermakna antara peran orang tua dengan PHBS anak di SD Negeri Kedungmundu Semarang dengan signifikansi sebesar 0,000, terdapat hubungan yang bermakna antara peran teman sebaya dengan PHBS anak di SD Negeri Kedungmundu Semarang dengan signifikansi sebesar 0,000, dan terdapat hubungan yang bermakna antara peran guru dengan PHBS anak di SD Negeri Kedungmundu Semarang dengan signifikansi sebesar 0,000. Kata kunci : Peran orang tua, Peran teman sebaya, Peran guru dan Praktik PHBS
4 abstract Background : School in addition to functioning as a place of learning can also be a threat of disease transmission if not managed properly. School age is also a vulnerable period to various diseases. Therefore, the practice of clean and healthy behaviors (PHBS) in educational institutions to achieve better health quality, as a main role of learning process in school should always be sought. The absence of supporting clean and healthy behaviour (PHBS) programs at school such as healthy unit (UKS) and small physician (dokter kecil) to be a problem for Kedungmundu Elementary School Semarang. The purpose of this research is to determine the correlation of parents, teachers, and classmate roles about Clean and Healthy Behavior ( PHBS ) for the students of Kedungmundu Elementary School Semarang. This type of research is a quantitative correlation with cross-sectional approach. This research was conducted in February-October 2013 used saturated sampling technique. The research variable consisted of the role of parents, peers, teachers and clean & healthy behavior (PHBS). The method of data analysis that used is Chi Square. The results showed that roles of respondent parents are 67 people ( % ),respondent peers are 63 people ( % ), respondent teachers are 73 people ( %), and Practice of Clean and Healthy behavior ( PHBS ) respondents are 68 people ( % ). All of the result are in good categories.there are showed significant correlations between parental role with children that a significance of 0.000, the role of peers with PHBS children that a significance of 0.000, and the role of teacher with children that a significance of of the students at Kedungmundu Elementary School Semarang. Keywords : The roles of parents, peers, teachers and Practice Clean and Healthy Behavior (PHBS) PENDAHULUAN Institusi pendidikan dipandang sebagai sebuah tempat yang strategis untuk mempromosikan kesehatan sekolah juga merupakan institusi yang efektif untuk mewujudkan pendidikan kesehatan, dimana peserta didik dapat diajarkan tentang maksud perilaku sehat dan tidak sehat serta konsekuensinya (Sarafino, 2004). Peserta didik dengan umur 6-12 tahun merupakan kelompok usia sekolah dasar (Wong, 2009). Pembentukan perilaku kesehatan sejak dini di institusi pendidikan lebih mudah pelaksanaannya daripada setelah anak menginjak usia dewasa. Perilaku kesehatan yang buruk pada anak dapat mendatangkan berbagai jenis penyakit. Data penyakit yang diderita oleh anak sekolah (SD) terkait prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah penyakit kecacingan 40-60% (Profil Depkes RI, 2005), anemia anak sebesar 23,2 % (Yayasan Kusuma Buana, 2007), karies dan
5 periodental sebesar 74,4 % (SKRT, 2001). Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization mencatat bahwa setiap tahun anak Indonesia meninggal akibat diare. Data Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa di antara 1000 penduduk terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit diare sepanjang tahun. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2004 menyebutkan sekitar 3% anak-anak mulai merokok sejak kurang dari 10 tahun. Persentase orang merokok tertinggi (64%) berada pada kelompok umur remaja (15-19 tahun). Hal ini berarti bahaya rokok pada masyarakat yang rentan yakni anak-anak dan berdampak pada masa remaja. Departemen Kesehatan (2006), menyatakan bahwa penderita TB anak masih 397. Data departemen kesehatan menunjukkan kasus TB pada anak di seluruh Indonesia tahun 2007 sebanyak kasus. Kebiasaan PHBS harus ditanamkan sejak dini agar bisa terbawa hingga usia tua. Murid Sekolah Dasar (SD) cenderung menjadi target yang tepat untuk dibekali dengan hal yang positif seperti PHBS untuk hidup lebih sehat. Usia anak sekolah adalah usia yang masih muda, mereka masih membutuhkan bantuan dan tuntunan dari orang di sekitar lingkungannya yaitu, orang tua, guru dan teman. Pada dasarnya keluarga merupakan unit terkecil bagi suatu bangsa yang memungkinkan untuk menjadi awal dari proses pendidikan dan sosialisasi budaya baik, seperti salah satunya adalah budaya PHBS. Namun, karena kesibukkan orang tua yang harus mencari nafkah, maka anak-anak cenderung lebih banyak berkomunikasi dan menghabiskan waktu bersama dengan guru dan teman-temannya di lingkungan sekolah. Dalam hal ini komunitas sekolah memegang peranan penting dalam penanaman kebiasaan PHBS (Anggraeny, 2012). Adiwiryono (2010), menyatakan bahwa PHBS pada tatanan pendidikan adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Sasaran pembinaan PHBS di sekolah adalah siswa, warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah, dan orang tua siswa), dan masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam,
6 dan lain-lain). Anak yang memasuki pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar (SD) sangat tergantung kepada guru kelasnya di sekolah sehingga guru kelas merupakan faktor penting dalam pendidikan anak SD termasuk dalam pembentukan PHBS di sekolah. Sekolah selain sebagai tempat belajar bagi anak juga merupakan sarana bersosialisasi dengan teman sebaya dan lingkungan. Selain dengan guru di sekolah, seorang anak juga berinteraksi dengan temannya khususnya ketika istirahat di sekolah. Seorang anak secara psikologis cenderung meniru apa yang dilihat dalam kesehariannya termasuk juga perilaku kesehatan yang dilakukan dan ditanamkan oleh orang tuanya di rumah dan temannya di sekolah, sehingga faktor tersebut juga dapat berpengaruh terhadap PHBS anak di lingkungan sekolah. Dwigita (2012), menyatakan bahwa orang tua dan guru adalah sosok pendamping saat anak melakukan aktifitas kehidupannya setiap hari. Peranan mereka sangat dominan dan sangat menentukan kualitas hidup anak di kemudian hari, sehingga sangatlah penting bagi mereka untuk mengetahui dan memahami permasalahan dan gangguan kesehatan pada anak usia sekolah yang cukup luas dan kompleks. Deteksi dini gangguan kesehatan anak usia sekolah dapat mencegah atau mengurangi komplikasi dan permasalahan yang diakibatkan menjadi lebih berat lagi. Peningkatan perhatian terhadap kesehatan anak usia sekolah tersebut, diharapkan dapat tercipta anak usia sekolah Indonesia yang cerdas, sehat dan berprestasi. Beberapa penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi PHBS di sekolah telah dilakukan, di antaranya oleh Adiwiryono (2010), tentang PHBS pada anak usia dini di Kecamatan Koja Jakarta Utara, hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna (p value < 0,05) peran guru, orang tua, teman, orang tua teman, dan penjaga kantin sekolah dengan praktik PHBS, sementara jenis kelamin secara statistik tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (p value 0,05) terhadap praktik PHBS. Suryadi (2012), melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan PHBS pada murid SD
7 Negeri 1 Kota Subulussalam Tahun Hasil penelitian ditemukan bukti empiris bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan siswa dengan PHBS dengan p value = 0,009, ada hubungan antara sikap dengan PHBS dengan p value 0,002, ada hubungan antara fasilitas dan sarana dengan PHBS dengan p value 0,03, dan ada hubungan antara peran guru dengan PHBS dan p value 0,007. Penelitian lain yang dilakukan oleh Sumananingrum (2006) tentang hubungan faktor individu dan pola asuh keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak sekolah dasar di 2 SD Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara faktor individu dan pola asuh keluarga dengan PHBS pada anak sekolah dasar di Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Depok. Berdasarkan survey awal yang dilakukan terhadap 10 siswa/siswi SDN 1 Kedungmundu dengan metode wawancara menggunakan kuesioner sederhana dan observasi yang berisi 10 pertanyaan tentang PHBS terdiri dari kebiasaan mandi 2 kali sehari, keramas, gosok gigi, potong kuku, membuang sampah pada tempatnya, jajan makanan sehat disekolah, cuci tangan sebelum makan, ketersediaan jamban di sekolah, dan pemeriksaan kuku rutin oleh guru, diperoleh hasil bahwa 7 orang siswa memiliki PHBS yang buruk yakni dengan memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan dengan sabun, buang sampah sembarangan, makan jajanan yang tidak sehat di sekolah, memiliki rambut yang kotor serta kuku tangan dan kaki yang panjang dan kotor. Hasil wawancara dengan guru kelas didapatkan informasi bahwa pemeriksaan kuku tangan, kaki, kebersihan dan kerapian rambut dilaksanakan dengan tidak program tersecara kontinyu, pelaksanaannya kadang dilakukan dalam dua minggu sekali, sebulan sekali bahkan pernah 3 bulan tidak dilaksanakan pemeriksaan. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah korelasi karena bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan (Nursalam, 2003). Pendekatan yang digunakan adalah Cross
8 Sectional. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas 4 dan 5 di SD Negeri Kedungmundu Semarang yang tercatat pada tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 91 siswa. Sampel penelitian adalah seluruh anggota populasi. Penentuan sampel penelitian berdasarkan metode sampel jenuh, yaitu metode pengambilan sampel dengan seluruh anggota populasi menjadi sampel penelitian (Notoatmojo, 2005). Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kedungmundu Semarang. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari - Oktober Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk melihat deskripsi dan distribusi frekuensi masing-masing variabel penelitian yang terdiri dari deskripsi karakteristik responden yang terdiri dari umur dan jenis kelamin, variabel Peran orang tua, Peran teman sebaya, Peran guru, dan PHBS. Analisis bivariat menggunakan uji chi square berfungsi untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan independen yakni hubungan antara variabel Peran orang tua dengan PHBS, Peran teman sebaya dengan PHBS dan Peran guru dengan PHBS. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur responden penelitian di SD Negeri Kedungmundu Semarang sebesar 10,09 tahun, umur termuda 9 tahun, tertua 13 tahun dengan standar deviasi sebesar 0,86. Separuh lebih responden penelitian di SD Negeri Kedungmundu Semarang memiliki jenis kelamin perempuan yakni sebanyak 47 orang (52,80%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peran orang tua responden penelitian di SD Negeri Kedungmundu Semarang termasuk dalam kategori baik yakni sebanyak 71 orang (79,80%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peran teman sebaya responden penelitian di SD Negeri Kedungmundu Semarang termasuk dalam kategori baik yakni sebanyak 63 orang (70,80%). Hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar peran guru responden penelitian di SD Negeri Kedungmundu Semarang termasuk dalam kategori baik yakni sebanyak 73 orang (82,00%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar PHBS responden penelitian di SD Negeri Kedungmundu
9 Semarang termasuk dalam kategori baik yakni sebanyak 68 orang (76,40%). Hasil uji chi square menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p value < 0,05), hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara peran orang tua dengan PHBS. Hasil uji chi square menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p value < 0,05), hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara peran teman sebaya dengan PHBS. Hasil uji chi square menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p value < 0,05), hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara peran guru dengan PHBS. Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan umur di SD Negeri Kedungmundu Semarang Tahun 2013 (n = 89) Mean Median Min Max SD 10,09 10,00 9,00 13,00 0,86 Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Orang Tua di SD Negeri Kedungmundu Semarang Tahun 2013 (n = 89) Peran Orang Tua Frekuensi Persentase (%) Baik Buruk ,80 20,20 Jumlah ,00 Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Teman Sebaya di SD Negeri Kedungmundu Semarang Tahun 2013 (n = 89) Peran Teman Sebaya Frekuensi Persentase (%) Baik Buruk ,80 29,20 Jumlah ,00
10 Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Guru di SD Negeri Kedungmundu Semarang Tahun 2013 (n = 89) Peran Guru Frekuensi Persentase (%) Baik Buruk ,00 18,00 Jumlah ,00 Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Praktik PHBS di SD Negeri Kedungmundu Semarang Tahun 2013 (n = 89) PHBS Frekuensi Persentase (%) Baik Buruk ,40 23,60 Jumlah ,00 Tabel 6 Distribusi Tiap Item Pernyataan Responden Berdasarkan Praktik PHBS di SD Negeri Kedungmundu Semarang Tahun 2013 (n = 89) No Pernyataan Ya Tidak f % f % 1. Siswa mencuci tangan menggunakan sabun 60 67, ,60 sebelum makan. 2. Siswa mencuci tangan menggunakan sabun 40 44, ,10 sesudah makan 3. Siswa mencuci tangan tanpa menggunakan 43 48, ,70 sabun sebelum makan. 4. Siswa mencuci tangan tanpa menggunakan 4 4, ,50 sabun sesudah makan. 5. Siswa mengikuti olah raga setiap jam 85 95,50 4 4,50 pelajaran olahraga. 6. Siswa mengikuti senam bersama setiap hari 85 95,50 4 4,50 Jumat. 7. Siswa membuang sampah pada tempatnya ,10 7 7,90 8. Siswa memakai pakaian yang bersih dan 79 88, ,20 rapih 9. Siswa memiliki kuku tangan yang bersih 82 92,10 7 7, Siswa memiliki gigi yang putih dan bersih 87 97,80 2 2,20 11 Siswa makan makanan yang tertutup , ,60 12 Siswa melaksanakan tugas piket kebersihan kelas sesuai jadwal
11 Peran Orang Tua Tabel 7 Tabulasi Silang Antara Peran Orang Tua dengan PHBS di SD Negeri Kedungmundu Semarang Tahun 2013 (n = 89) Baik PHBS Buruk Frekuensi Prosentasi Frekuensi Prosentasi Jumlah Tabel 8 Tabulasi Silang Hubungan Peran Teman Sebaya dengan PHBS di SD Negeri Kedungmundu Semarang Tahun 2013 (n = 89) p value Baik 66 98,50 1 1, ,000 Buruk 2 9, ,90 22 Jumlah Peran Teman sebaya PHBS Baik Buruk Frekuensi Prosentasi Frekuensi Prosentasi Jumlah p value Baik 62 98,40 1 1, ,000 Buruk 6 23, ,90 26 Jumlah Tabel 9 Tabulasi Silang Antara Peran Guru dengan PHBS di SD Negeri Kedungmundu Semarang Tahun 2013 (n = 89) PHBS Peran Teman Baik Buruk Jumlah sebaya Frekuensi Prosentasi Frekuensi Prosentasi Baik 68 93,20 5 6,80 73 Buruk 0 0, p value 0,000 Jumlah
12 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peran orang tua responden penelitian di SD Negeri Kedungmundu Semarang termasuk dalam kategori baik yakni sebanyak 71 orang (79,80%). Hal ini menunjukkan bahwa orang tua berperan baik dalam penanaman praktik PHBS anak di sekolah. Hasil jawaban responden tiap pernyataan dapat diketahui bahwa orang tua menganjurkan untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum makan merupakan jawaban terbaik dengan sebagian besar responden menjawab dengan benar (Ya) yakni sebanyak 88 siswa (98,8%) dan jawaban tidak benar adalah pernyataan tentang anjuran orang tua kepada siswa untuk mengikuti kegiatan olahraga di sekolah pada jam pelajaran dengan jawaban tidak benar (Tidak) sebanyak 11 siswa (12,4%). Hasil jawaban tiap pertanyaan tersebut di atas menunjukkan bahwa orang tua aktivitas mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan sabun merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan oleh anak ketika dirumah dengan bimbingan orang tua sehingga orang tua lebih mudah menanamkan kebiasaan tersebut kepada anak yang dibawa sampai ke sekolah. Orang tua merupakan tokoh panutan anak, maka diharapkan orang tua dapat ditiru, sehingga anak yang bebas bersekolahpun sudah mau dan mampu melakukan cuci tangan dengan benar melalui model yang ditiru dari orang tuanya (Maulani, 2005). Peran orang tua adalah seperangkat tingkah laku dua orang ayah dan ibu dalam bekerja sama dan bertanggung jawab berdasarkan keturunannya sebagai tokoh panutan anak semenjak terbentuknya pembuahan atau zigot secara konsisten terhadap stimulus tertentu, baik berupa bentuk tubuh maupun sikap moral dan spiritual serta emosional yang mandiri (Wadnaningsih, 2005). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peran teman sebaya responden penelitian di SD Negeri Kedungmundu Semarang termasuk dalam kategori baik yakni sebanyak 63 orang (70,80%). Hubungan teman sebaya responden di SD Negeri Kedungmundu Semarang memberikan dampak yang positif kepada anggotanya hal ini terbukti dengan hasil penelitian yang menunjukkan peran teman sebaya termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan hasil jawaban tiap pernyataan responden dapat diketahui bahwa jawaban yang
13 baik dengan sebagian besar menjawab Ya pada pernyataan tentang teman mengajak untuk melaksanakan tugas regu piket kebersihan di kelas sebanyak 86 siwa (96,6%) walaupun terdapat jawaban tentang ajakan teman untuk membuang sampah pada tempatnya dengan jawaban tidak benar (Tidak) sebanyak 19 siswa (21,3%). Jawaban pernyataan responden tersebut memungkinkan karena kegiatan pekit kebersihan kelas merupakan kegiatan harian anak yang dilaksanakan sebelum dan sesudah jam pelajaran sekolah dengan bimbingan langsung dari guru kelas sehingga anak-anak dapat berpartisipasi aktif pada kegiatan tersebut. Kelompok teman sebaya dapat memenuhi kebutuhan pribadi anak, menghargai mereka, menyediakan informasi, menaikan harga diri, dan memberi mereka suatu identitas. Anak bergabung dengan suatu kelompok teman sebaya dikarenakan mereka beranggapan keanggotaan suatu kelompok akan sangat menyenangkan dan menarik serta memenuhi kebutuhan mereka atas hubungan dekat dan kebersamaan. Mereka bergabung dengan kelompok karena mereka akan memiliki kesempatan untuk menerima penghargaan, baik yang berupa materi maupun psikologis. Kelompok teman sebaya juga merupakan sumber informasi yang penting. Saat anak berada dalam suatu kelompok belajar, mereka belajar tentang strategi belajar yang efektif dan memperoleh informasi yang berharga tentang bagaimana cara untuk mengikuti suatu ujian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peran guru responden penelitian di SD Negeri Kedungmundu Semarang termasuk dalam kategori baik yakni sebanyak 73 orang (82,00%). Hal ini menunjukkan bahwa guru memiliki peran baik terhadap anak di SD Negeri Kedungmundu Semarang karena bagi anak usia sekolah dasar guru merupakan sosok yang ditaati dan dipatuhi oleh anak sehingga dapat lebih mudah memberikan masukkan yang positif kepada anak. Hasil jawaban tiap pernyataan responden pada variabel peran guru menunjukkan bahwa pernyataan tentang anjuran untuk makan makanan tertutup yakni memiliki jawaban benar (Ya) sebanyak 88 siswa (98,9%) sedangkan jawaban pernyataan tentang ajakan untuk potong kuku jika terlihat panjang dan kotor dengan jawaban tidak benar (Tidak) sebanyak 22 siswa (24,7%). Peran guru sebagai pendamping
14 siswa sebagai pengajar dan pendidik untuk membentuk perilaku yang sesuai dengan harapan sebagai generasi penerus, guru memiliki banyak tugas baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Peran guru sebagai pengajar, pendidik dan pelatih memiliki posisi yang strategis untuk menanamkan prinsip-prinsip PHBS di lingkungan sekolah. Sosialisasi sejak dini oleh guru kepada siswa mengenai pesan-pesan yang ada dalam PHBS melalui semua aktivitas harian di sekolah dikaitkan dengan PHBS dengan tujuan setiap anak akan terbiasa dengan hal tersebut dan dapat saling mengingatkan antar mereka untuk selalu melaksanakan praktik PHBS. Semakin besar peran guru dalam mensosialisasikan pesan PHBS maka siswa akan lebih baik dalam mempraktikkan PHBS di sekolah. Hal itu dimungkinkan karena biasanya anakanak patuh terhadap perintah gurunya sehingga bila gurunya semakin berperan dalam mensosialisasikan PHBS maka praktiknya juga akan semakin baik (Adiwiryono, 2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar PHBS responden penelitian di SD Negeri Kedungmundu Semarang termasuk dalam kategori baik yakni sebanyak 68 orang (76,40%). Hal ini dapat dimungkinkan karena responden anak sekolah di SD Negeri Kedungmundu Semarang setiap hari menghabiskan waktu di sekolah selama 4-5 jam dan berinteraksi dengan guru dan temannya yang memberikan dampak positif terhadap praktik PHBS di sekolah. Jawaban responden pada tiap item pernyataan dapat diketahui bahwa jawaban responden yang baik dengan sebagian besar menjawab Ya pada pernyataan tentang siswa melaksanakan tugas piket kebersihan kelas sesuai jadwal sebanyak 89 siswa (100%), Siswa memiliki gigi yang putih dan bersih sebanyak 87 siswa (97,80%), siswa mengikuti senam bersama setiap hari Jumat sebanyak 85 siswa (95,50%), dan siswa mengikuti olah raga setiap jam pelajaran olahraga sebanyak 85 siswa (95,50%). Hal ini memungkinkan karena tugas regu piket kebersihan merupakan kegiatan harian yang di lakukan siswa sebelum dan sesudah jam pelajaran sehingga siswa lebih mudah menanamkan perilaku PHBS melalui praktik regu piket kebersihan kelas. Manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar
15 terwujudnya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai ancaman penyakit, meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa, citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu minat orang tua dan dapat mengangkat citra dan kinerja pemerintah dibidang pendidikan, serta menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain (Depkes RI, 2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara peran orang tua dengan PHBS dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p value < 0,05), hal ini menunjukkan bahwa peran orang tua memiliki kontribusi penting dalam PHBS siswa SD Negeri Kedungmundu Semarang. Keteladanan orang tua yang ditampilkan dalam perilaku kesehatan yang baik memiliki pengaruh kuat dan besar terhadap perkembangan individu anak. Sebelum anak dapat berbicara, sesungguhnya ia telah melihat dan mendengar segala sesuatu yang dilakukan oleh orang tuanya, hal itu menjadi syarat bahwa setiap orang tua perlu hati-hati dalam berprilaku di depan anaknya. Memberikan contoh kebiasaan-kebiasaan kesehatan yang positif melalui rutinitas keseharian di rumah karena hal tersebut merupakan media yang strategis dalam menanamkan PHBS yang kuat dalam diri anak (Maulani, 2005). Menurut peneliti, adanya hubungan yang bermakna antara peran orang tua dengan PHBS anak di sekolah karena orang tua selalu mengingatkan dan memberikan motivasi tentang manfaat PHBS bagi anak sehingga anak memiliki PHBS yang baik di sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 (p value < 0,05), hal ini berarti terdapat hubungan yang bermakna antara peran teman sebaya dengan PHBS. Hal ini mengindikasikan bahwa teman sebaya memiliki peran yang penting dalam pembentukan PHBS siswa di SD Negeri Kedungmundu Semarang. Bersama dengan teman sebaya remaja mendapatkan nilai-nilai positif yang tidak didapatkannya dari orangtuanya. Persepsi negatif berarti remaja menganggap bahwa kelompok teman sebaya adalah tempat
16 kompensasi terhadap kekurangan yang dimiliki atau sebagai ajang balas dendam terhadap lingkungan yang menolak atau memusuhinya (Kartono, 2006). Hurlock (2000) berpendapat bahwa persepsi remaja terhadap kelompok teman sebaya merupakan pandangan atau proses pemberian arti (makna) atas sekumpulan individu dengan usia yang relatif sama yang dapat memberikan kegembiraan bagi dirinya dan memungkinkan untuk melakukan aktivitas bersama-sama. Menurut peneliti, teman sebaya memiliki peran yang penting dalam pembentukan PHBS anak sekolah di lokasi penelitian SD Negeri Kedungmundu Semarang karena kelompok teman sebaya dapat memberikan masukan yang positif tentang tentang mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan di sekolah, jajan makanan sehat dan berolahraga. Siswa kelas 4 dan 5 berada di lingkungan sekolah dan bertemu dengan teman sebayanya kurang lebih selama 3-4 jam sehari sehingga terjadi hubungan yang intens antara anak dengan kelompok teman sebayanya sehingga apa yang dilakukan oleh teman sebanya dapat mempengaruhi anak termasuk PHBS sehingga hubungan anak dengan teman sebaya dapat berdampak positif terhadap PHBS anak di sekolah (Mahfudz, 2013). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p value < 0,05), hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara peran guru dengan PHBS. Peran guru di lokasi penelitian yakni SD Negeri Kedungmundu Semarang memiliki peran besar terhadap praktik PHBS siswa. Atmidiwiro (2000) menyatakan bahwa istilah lain guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri. Seorang guru memiliki peran penting dalam pembentukan akhak, perilaku dan karakter anak. Wadnaningsih (2005), menyatakan bahwa pada tingkat pendidikan sekolah dasar, guru memiliki peran strategis dalam penanaman PHBS karena anak pada usia sekolah dasar memiliki perhatian yang besar
17 terhadap gurunya. Oleh karena itu, murid Sekolah Dasar (SD) cenderung menjadi target yang tepat untuk dibekali cara hidup sehat. Dalam usianya yang masih cenderung muda, mereka masih membutuhkan bantuan dan tuntunan dari orang di sekitar lingkungannya khususnya guru di sekolah. Pada dasarnya keluarga merupakan unit terkecil bagi suatu bangsa yang memungkinkan untuk menjadi awal dari proses pendidikan dan sosialisasi budaya baik hidup bersih. Namun, karena kesibukkan orang tua zaman sekarang yang harus mencari nafkah, maka anak-anak cenderung lebih banyak berkomunikasi dan menghabiskan waktu bersama dengan guru dan teman-temannya di lingkungan sekolah. Dalam hal ini komunitas sekolah memegang peranan penting dalam penanaman PHBS. Hasil penelitian sejalan dengan riset yang dilakukan oleh Adiwiryono (2010) bahwa dukungan guru di sekolah merupakan faktor yang dapat mempengaruhi PHBS anak. PENUTUP Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya adalah Peran orang tua responden penelitian sebagian besar dalam kategori baik yakni sebanyak 67 orang (75,30%), Peran teman sebaya responden penelitian sebagian besar dalam kategori baik yakni sebanyak sebanyak 63 orang (70,80%), peran guru responden penelitian sebagian besar dalam kategori baik yakni sebanyak sebanyak 73 orang (82,00%). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) responden penelitian sebagian besar dalam kategori baik yakni sebanyak sebanyak 68 orang (76,40%). Terdapat hubungan yang bermakna antara peran orang tua dengan PHBS anak di SD Negeri Kedungmundu Semarang dengan signifikansi sebesar 0,000. Terdapat hubungan yang bermakna antara peran teman sebaya dengan PHBS anak di SD Negeri Kedungmundu Semarang dengan signifikansi sebesar 0,000. Terdapat hubungan yang bermakna antara peran guru dengan PHBS anak di SD Negeri Kedungmundu Semarang dengan signifikansi sebesar 0,000.
18 Keberhasilan pelaksanaan PHBS disekolah untuk kualitas kesehatan siswa yang lebih baik pada masa yang akan datang membutuhkan peran serta seluruh warga sekolah termasuk guru dan pengelola sekolah khususnya tentang himbauan kepada siswa untuk makan makan tertutup di kantin sekolah. Orang tua siswa di rumah sebaiknya selalu dapat dijadikan teladan bagi anak serta memberikan pemahaman dan penanaman tentang PHBS sehingga tingkat keberhasilan PHBS anak disekolah dapat lebih mudah tercapai dengan dukungan peran orang tua, khususnya tentang saran orang tua kepada anak untuk selalu mengikuti olahraga pada setiap jam pelajaran olahraga. KEPUSTAKAAN Adiwiryono, RM. (2010). Pesan Kesehatan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Anak Usia Dini dalam Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. Hamka Ahmadi, A. (2003). Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta Anggraeny, J. (2012). Pandangan Guru Terhadap Program Kesehatan Perusahaan (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pelaksanaan Program G21H di SDN Pondok Labu 15 Pagi). Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Jakarta. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, Atmodiwirio,S. (2005). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Ardadizya Jaya Depkes, Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta Kemenkes Depkes RI, Buku Saku Pelaksanaan PHBS Bagi Masyarakat Di Wilayah Kecamatan. Jakarta : Kemenkes Dwigita, IC. (2012). Role Play PHBS Pada Tatanan Sekolah. DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Soetomo Surabaya Friedmen Marilyn M. (2003). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik. Edisi 3. Jakarta: Hurlock, E. (2000). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga Maulani,C. (2005). Kiat Merawat Gigi Anak. Jakarta: PT Elex Media Sepanjang Notoadmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmojo, S. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
19 Notoatmodjo, (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika,. Samsunuwiyati (2005). Peran Hubungan Interaksi Kelompok Teman Sebaya terhadap Perkembangan Sosial. Santrock, J. (2000). Adolescence, Perkembangan Remaja. Jakarta: Penerbit Erlangga Sarafino, Health Psychology : Biopsychosocial Interactions. Fifth Edition.USA : John Wiley & Sons Sugiyono, Analisis Data untuk Penelitian. Jakarta : Erlangga Suryadi (2012). Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Murid SD Negeri 1 Kota Subulussalam Tahun ISBN : Prosiding Seminar Nasional Stikes Aisyiyah Yogyakarta Sumananingrum (2006) Hubungan faktor individu dan pola asuh keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak sekolah dasar di 2 SD Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Depok. ISBN : Prosiding Seminar Nasional Stikes Aisyiyah Yogyakarta Wahyuni (2011). Gambaran Karakteristik Keluarga Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga di Desa Karangasem Wilayah Kerja Puskesmas Tanon II Sragen. Jurnal GASTER, Vol. 8, No. 2
BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Promosi Kesehatan di institusi pendidikan (Health Promoting School) yang dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2005) menggunakan model holistik
Lebih terperinciSTIKES NGUDI WALUYO ARTIKEL
STIKES NGUDI WALUYO ARTIKEL PERBEDAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BERDASAR PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SD NEGERI WILAYAH KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG Disusun Oleh Rofiyati NIM : 010112A089
Lebih terperinciJurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
5 PELAKSANAAN PROGRAM UKS MENDUKUNG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEDUNG KANDANG KOTA MALANG Erlisa Candrawati ) Esti Widiani ) ), ) Program Studi Ilmu Keperawatan.
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015
STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015 Athanasia Budi Astuti, Sunarsih Rahayu, Sri Mulyanti Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan Abstract
Lebih terperinciJurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
Jurnal CARE, Vol. 3, No., 05 5 PELAKSANAAN PROGRAM UKS DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEDUNG KANDANG KOTA MALANG Erlisa Candrawati ) ; Esti Widiani ) ),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi akan penyakit (Maryunani, 2013). Oleh karena itu, pada masa ini anak usia sekolah dasar
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ISNAINI FITRA UTAMI
HUBUNGAN POLA ASUH KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA KELAS IV DAN DI SDN SAMBIKEREP BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi
Lebih terperinciSTUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3
31 STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3 Annida Aulia Fauziah 1, Ellis Endang Nikmawati 2, Rita Patriasih 2 Abstrak : Anak usia sekolah rawan akan masalah kesehatan, seperti
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA KELAS IV DAN V DI SD N TUGURAN GAMPING SLEMAN
HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA KELAS IV DAN V DI SD N TUGURAN GAMPING SLEMAN NASKAH PUBLIKASI DisusunOleh: LALU JEFRI YOAN HASRI 201010201135 PROGRAM
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD JURNAL PENELITIAN Oleh : 1. Anik Enikmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep 2. Fatihah Hidayatul Aslamah, Amd.Kep SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciHubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung
The Relation Of Socially With Friends Againts Act Of Smoking Elementary School Students In District Panjang Bandar Lampung Firdaus, E.D., Larasati, TA., Zuraida, R., Sukohar, A. Medical Faculty of Lampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa. usia tahun untuk anak laki-laki (Brown, 2005).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Landasan teori Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena anak merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa anak ketika berusia 5 10 tahun, sedangkan
Lebih terperinciPERAN ORANG TUA DAN PERAN GURU TERHADAP PRAKTIK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI KARANGANYAR 01 SEMARANG ABSTRAK
PERAN ORANG TUA DAN PERAN GURU TERHADAP PRAKTIK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI KARANGANYAR 01 SEMARANG Oleh : Renita Trisna Triasti Dewi Program S1 Kesehatan Masyarakat ABSTRAK
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN OLEH PEER EDUCATOR TERHADAP PHBS PADA ANAK KELAS V SD N 2 DI JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN OLEH PEER EDUCATOR TERHADAP PHBS PADA ANAK KELAS V SD N 2 DI JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: SRI LESTARI 201110201128 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan anak
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012
46 HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012 Oleh : Siti Dewi Rahmayanti dan Septiarini Pujiastuti STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi ABSTRAK Pola asuh orang
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN Arifal Aris Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan.......ABSTRAK....
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 1. Pengertian PHBS Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas mahluk hidup yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO Renaldi S. Sondakh*, Sulaemana Engkeng*, Christian R. Tilaar*
Lebih terperinciKata kunci : PHBS,Tatanan Sekolah
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Terhadap PHBS Tatanan Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Lampung Utara Tahun 2015 Zendri Julistia Dosen Tetap Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung Perilaku hidup bersih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang kini sedang menghadapi masalah kebersihan dan kesehatan. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gaya hidup yang tidak
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL
Jurnal maternal Dan Neonatal, 12/12 (2016), Hal 1-7 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL Heni Triana,
Lebih terperinciPHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA
PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA INDA AINI NOOR FADILAH MA 0712072 INTISARI Perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilakukan
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012
EFEKTIFITAS PENYULUHAN KESEHATAN OLEH PEER GROUP DAN TENAGA KESEHATAN TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) CUCI TANGAN BERSIH PADA SISWA SD N 01 DAN 02 BONOSARI SEMPOR KEBUMEN Faisal Reza 1, Marsito
Lebih terperinciPEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI MADRASAH IBTIDAIYAH HIDAYATUL INSAN KOTA PALANGKA RAYA
Nurhalina, Suratno dan Jarot Marchel : Pembinaan dan Pendampingan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI MADRASAH IBTIDAIYAH HIDAYATUL
Lebih terperinciGAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT
GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT Fiktina Vifri Ismiriyam 1), Anggun Trisnasari 2), Desti Endang Kartikasari 3) Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu misi pembangunan kesehatan di Indonesia adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti yang rutin
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP PERSONAL HYGIENE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN TLOGOMAS 2 MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP PERSONAL HYGIENE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN TLOGOMAS 2 MALANG Maria Goreti Jelau Gabur 1), Atti Yudiernawati 2), Novita Dewi 3) 1 ) Mahasiswa Program
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI Indah Risnawati STIKES Muhammadiyah Kudus, Jl. Ganesha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia sekolah merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Periode ini juga disebut sebagai periode kritis karena pada masa ini anak mulai mengembangkan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA DI SDN PANJANG WETAN IV KECAMATAN PEKALONGAN UTARA KOTA PEKALONGAN 6 Asep Dwi Prasetyo ABSTRAK Faktor faktor tersebut
Lebih terperinciKETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
Keterlaksanaan Usaha Kesehatan...(Rizky Mahardhani) 1 KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 The Implementation of School Health (Usaha Kesehatan
Lebih terperinciGAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI SUROKARSAN II YOGYAKARTA
GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI SUROKARSAN II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada Program
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 Zuraidah, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik
Lebih terperinciPengaruh Penyuluhan PHBS tentang Cuci Tangan Pakai Sabun terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas V SDN Taman Kota Serang
Pengaruh Penyuluhan PHBS tentang Cuci Tangan Pakai Sabun terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas V SDN Taman Kota Serang Nia Kurniatillah* Abstrak Penanaman nilai-nilai PHBS salah satunya Perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktivitas hidup sehari-hari. Untuk bisa hidup sehat, kita harus mempunyai Perilaku Hidup Bersih dan
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO
PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Oleh ROSTIN GALOMAT (NIM. 841 410 062, Jurusan Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (www.datastatistik-indonesia.com)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan tumpuan bagi masa depan bangsa. Mereka merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, karena selain jumlahnya yang
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KEBIASAAN MENCUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK SIWI PENI GUNTUR DEMAK
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KEBIASAAN MENCUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK SIWI PENI GUNTUR DEMAK 1 Eka Puji Hastuti*Siti Aisah**, Budi Santosa*** ABSTRAK Peran aktif orangtua terhadap
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO Dwi Helynarti Syurandari*) Abstrak Perilaku Hidup bersih dan Sehat merupakan sekumpulan perilaku
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS Rahmadhiana Febrianika *), Bagoes Widjanarko **), Aditya Kusumawati ***) *)Mahasiswa Peminatan PKIP FKM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah program pemerintah yang diluncurkan pada tahun 2006 yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat tidak sehat
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI JANTEN, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULONPROGO
TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI JANTEN, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULONPROGO LEVEL OF STUDENTS KNOWLEDGE ABOUT HEALTHY LIFESTYLE OD FIFTH AND SIXTH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah antara lain cuci tangan dengan air bersih dan sabun, jajan di kantin sekolah, Buang Air Besar
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU UKS TERHADAP PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN SEKOLAH DASAR (SD)
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU UKS TERHADAP PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN SEKOLAH DASAR (SD) (Studi Di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis Tahun 2014) Dina Permatasari
Lebih terperinciPerbedaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat... (Celien Mamengki)
PERBEDAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN BANTUL ANTARA YANG MELAKSANAKAN PROGRAM UKS DENGAN YANG TIDAK MELAKSANAKAN PROGRAM UKS THE DIFFERENCES OF SANITARIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan
BAB I PENDAHULAUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan bersifat dinamis (berubah setiap saat), dan dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Maka untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian penting terhadap pencapaian tumbuh kembang anak yang
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN PERORANGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) (Studi pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) Matholiul Ulum II Menco Wedung Demak) Manuscript
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER
EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER Afif Hamdalah Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan menjadi bagian yang penting untuk dimiliki oleh setiap orang agar dapat melakukan aktifitas. Kesehatan dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan visi pembagunan Indonesia tahun 2025 yaitu Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang sosial kemanusiaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan aset atau modal utama pembangunan masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut juga sebagai
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU IBU DALAM MENDIDIK ANAK MENGGOSOK GIGI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU IBU DALAM MENDIDIK ANAK MENGGOSOK GIGI Patria Asda 1, Nunik Hujani Rahayu 2 1,2 Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Wira Husada Yogyakarta Email: asdapaty@gmail.com
Lebih terperinciPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.
20 Jurnal Keperawatan Volume 2, Nomor 1, Juli 2016 Hal 20-25 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA Nandang Sutrisna 1, Nuniek Tri Wahyuni 2 1 Kepala Pustu Tajur Cigasong
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN Oleh MAHARDIKA CAHYANINGRUM NIM: 030113a050 PROGRAM
Lebih terperinciYulisetyaningrum ABSTRAK
HUBUNGAN MOTIVASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEBIASAAN BUANG AIR BESAR (BAB) SEMBARANGAN DI DUKUH KRAJAN DESA KARANGROWO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN 2014 Yulisetyaningrum
Lebih terperinciSuplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011
sisipan:layout 1 7/25/09 2:05 AM Page 1 Suplemen PHBS di Sekolah 1 Pengantar Kementerian Kesehatan memberikan perhatian lebih pada kesehatan anak. Bukan karena tahun ini Kemenkes menjadi penanggungjawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. psikis, sosial dan spiritual, yang paling menentukan bagi keberhasilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembangnya beberapa aspek manusia baik fisik atau psikis, sosial dan spiritual, yang paling menentukan bagi keberhasilan kehidupannya, sangat ditentukan oleh
Lebih terperinci*Mulyo Aji Sulistyo,**Imam Fathoni,***Leo Yosdimyati R
7 THE INFLUENCE OF PERSONAL HYGIENE ELUCIDATION TO THE HAND WASHING BEHAVIOR OF SCHOOL AGED CHILDREN (STUDY AT BANJARDOWO 2 STATE ELEMENTARY SCHOOL KABUPATEN JOMBANG) *Mulyo Aji Sulistyo,**Imam Fathoni,***Leo
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI SAPA KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak di dunia dengan jumlah lansia sesuai sensus penduduk 2010 berjumlah 18,1 juta jiwa (9,6%
Lebih terperinciProgram Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUTH PUBERTY WITH ADOLESCENTS ATTITUDE IN THE FACE OF PUBERTY IN ADOLESCENTS IN JUNIOR HIGH SCHOOL 3 DEPOK, MAGUWOHARJO, SLEMAN, YOGYAKARTA Dwi Agustiana Sari, Wiwin Lismidiati
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO. Randa Manik*, Franckie R.R. Maramis*, Febi K. Kolibu*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia tersebut seorang anak rentan terhadap masalah kesehatan. Menurut Mikail (2011, dalam
Lebih terperinciPENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG
PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG Manuscript OLEH : Sri Utami G2A009102 PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciMuhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT
HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG PERAN SERTA TENAGA KESEHATAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PNEUMONIA PADA IBU BALITA USIA 0 5 TAHUN DI PUSKESMAS NGESREP KOTA SEMARANG THE CORRELATION BETWEEN MOTHER S PERCEPTIONS
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK DI KELURAHAN SAWAH BESAR RW VII. Manuscript
HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK DI KELURAHAN SAWAH BESAR RW VII Manuscript OLEH : Ayu Puspitasari G2A009026 PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciManuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PENCEGAHAN DINI PENYAKIT DIARE PADA ANAK USIA 1-2 TAHUN DI DESA TEMUIRENG KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG Manuscript Oleh : KUKUH UDIARTI NIM : G2A212015
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NINDY SAKINA GUSTIA 201110201112 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk meningkatkan derajat kesehatan. Perubahan perilaku dengan promosi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program promosi perilaku hidup bersih dan sehat yang dikenal dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu pendekatan untuk mencegah penyakit melalui
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA SD NEGERI IV BATURETNO KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA SD NEGERI IV BATURETNO KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011.
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011. Rika Prastiwi Maulani,2012. Pembimbing I : Dani, dr., M.kes Pembimbing II
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN ORANGTUA, PENGARUH TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
Journal Endurance 1(2) June 2016 (75-80) HUBUNGAN PERAN ORANGTUA, PENGARUH TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT Novi Berliana 1, Effendi Pradana 2 Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari sekolah negeri,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta maupun sekolah agama dari berbagai tingkatan. Dimana jumlah anak sekolah diperkirakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR
Lebih terperinciPERSEPSI ORANG TUA TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEROKOK PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI RW 07 KELURAHAN SAWAH BESAR,SEMARANG.
PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEROKOK PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI RW 07 KELURAHAN SAWAH BESAR,SEMARANG Manuscript Oleh : Slamet Gunedi G2A009100 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Lebih terperinciABSTRACT
PERAN SERTA SISWA DALAM PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SDN NGRINGIN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA Patria Asda asdapaty@gmail.com ABSTRACT Every school has an important role to create and improve
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN 2014 Sakinah 1*, Herlina 2 1 STIKes Prima Prodi IKM
Lebih terperinciPERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN
1 PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN Sudaryanta 1, Swasti Artanti 2, Ni matul Ulya 3 Email
Lebih terperinci* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR INPRES SINUIAN KECAMATAN REMBOKEN Adistya Amanda Palohon*, Ardiansa A. T. Tucunan*, Rahayu Akili*
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN EDUKASI TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA USIA TAHUN
SKRIPSI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN EDUKASI TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA USIA 10-21 TAHUN Di Dukuh Tumpang Rejo, Desa Nglayang, Jenangan, Ponorogo Oleh : MUHIBUL ICHSAN
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE
HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN KAKI LIMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AUR DURI KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Erris, 2 Marinawati 1 Poltekes
Lebih terperincisekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan UUD 1945 diselenggarakan menurut GBHN 1993 menekankan bahwa tujuan pembangunan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang masih tinggi (Kemenkes RI, 2011). Anak usia sekolah merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi (Kemenkes
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT SISWA KELAS IV SDN JUMBLANG KANDANGAN KAB. KEDIRI TAHUN 2014/ 2015
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT SISWA KELAS IV SDN JUMBLANG KANDANGAN KAB. KEDIRI TAHUN 2014/ 2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan
HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dalam suatu negara yang sangat potensial bagi pembangunan nasional. Maka diperlukan bimbingan serta pembinaan
Lebih terperinciPERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE
PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE Andreas A.N*, Titi Astuti**, Siti Fatonah** Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang abnormal, ditandai dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH
HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH Maria Novianti Nino a, Yohanes Dion S.Kep.,Ns.,M.Kes b, dan Maryati
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA
PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA Sri Hartutik, Irma Mustikasari STIKES Aisyiyah Surakarta Ners_Tutty@yahoo.com
Lebih terperinciPROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR
PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR Ni Putu Dewi Sri Wahyuni Fakultas Olahraga dan Kean, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja Email
Lebih terperinciSTUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS DALAM DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA GENUK KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2015 JURNAL SKRIPSI
Lebih terperinciOleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PANONGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK Pemberian
Lebih terperinci