53 TV PARLEMEN adalah satu unit produksi televisi siaran terbatas di bawa Biro Humas dan Pemberitaan Sekretariat Jendral DPR RI. Diresmikan pada tangg

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "53 TV PARLEMEN adalah satu unit produksi televisi siaran terbatas di bawa Biro Humas dan Pemberitaan Sekretariat Jendral DPR RI. Diresmikan pada tangg"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tv Parlemen Sejarah Tv Parlemen TV PARLEMEN hadir untuk menjembatani informasi kegiatan dewan dengan masyarakat, hadir melalui TV Plasma yang ada di gedung DPR juga bisa di saksikan di website DPR agar setiap masyarakat juga dapat mengakses informasi berita yang dihadirkan oleh TV PARLEMEN. Berita yang selalu update dari kegiatan-kegiatan dewan dan memberikan mberikan ruang informasi yang terpercaya. TV PARLEMEN muncul karena sebagai bentuk pertanggung jawaban anggota dewan telah bekerja sesuai dengan aturan an perundang-undangan juga bekerja menyalurkan berbagai bentuk aspirasi masyarakat ke DPR RI. Dewan Perwakilan Rakyat, sesuai namanya adalah lembaga perwakilan rakyat, at, yang diwujudkan melalui fraksi-fraksi partai politik yang dipilih setiap lima tahun sekali melalui pemilihan umum. Sebagai lembaga legistatif, DPR mempunyai tiga fungsi utama yaitu fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi DPR kepada masyarakat, sebagai wujud tanggung jawab selaku wakil rakyat, diperlukan program-program acara yang dapat disiarkan melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik. 52

2 53 TV PARLEMEN adalah satu unit produksi televisi siaran terbatas di bawa Biro Humas dan Pemberitaan Sekretariat Jendral DPR RI. Diresmikan pada tanggal 08 january 2007 oleh ketua DPR RI HR Agung Laksono. TV PARLEMEN secara bertahap telah memulai kegiatan operasional berupa siaran langsung rapat paripurna, peliputan kegiatan rapat-rapat komisi, dan alat kelengkapan dewan lainnya, serta memproduksi program acara dialog/talkshow. Siaran TV PARLEMEN dapat dinikmati melalui jaringan TV PLASMA di lingkungan gedung DPR RI Senayan Jakarta dan melalui internet ( live streaming ) di situs dan khusus untuk acara siaran langsung sidang MPR RI, juga jaringan televisi nasional yang me-relay siaran TV PARLEMEN. TV PARLEMEN juga pernah melakukan kerjasama produksi dengan beberapa erapa TV Nasional untuk program sosialisasi DPR dalam bentuk berita (news) dan dialog (talkshow), diantaranya dengan TVRI (Informasi Seputar Parlemen, Parlemen News, Bersama Wakil Rakyat, dan Teras Senayan), TV ONE ( Pariwaea Parlemen ), dan Metro TV ( Public Corner).

3 Logo Tv Parlemen Arti Logo Tv Parlemen Logo berupa tanda yang berfungsi dan memiliki aspek kunci yaitu reputasi. Logo pada jasa dan produk sebagai merek dagang memberikan jaminan kepada pemakainya tentang kualitas yang spesifik dan konsisten dari jasa dan produk tersebut. Reputasi bagi konsumen dan kalangan komersial sangat berarti dan merupakan asset yang berharga. Dan logo ini bermakna, gedung Nusantara melambangkan segala bentuk aktivitas DPR RI dan Sekretariat Jenderal DPR RI sebagai unsur pendukung, dengan kubah/atap gedung berwarna hijau mengandung arti dan sifat selalu memegang prinsip dapat dipercaya, memiliki kesinambungan, harmonis, stabilitas dan simbul kedamaian.

4 Visi, Misi dan Tiga Pilar Utama Visi Menjadi media komunikasi yang efektif dan terpercaya anatara parlemen dengan rakyat." Misi Untuk ketersediaan media televisi yang khusus ( segmented ) untuk menyampaikan informasi dari dan kepada parlemen, sehingga akan lebih mendekat jarak antara parlemen dan rakyat Tiga Pilar Utama 1. Keutamaan dalam Kebersamaan 2. Bersatu Padu 3. Oke Untuk mewujudkan visi,misi dan tujuan Perusahaan, tiga nilai menjadi titik pusat untuk memotivasi dan mengilhami insan TV PARLEMEN. Proses kerja dilakukan dengan semangat kebersamaan untuk sampai pada hasil yang diharapkan para stakeholder, yang berawal dari kualitas, integritas, dan dedikasi.

5 Program Siaran Tv Parlemen Liputan Khusus : 1. Siaran Langsng Rapat Paripurna DPR-Pidato Presiden tentang pengantar RAPBN dan Nota Keuangan. 2. Siaran Lansung Perlantikan anggota MPR/DPR dan DPD. 3. Siaran Langsung Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden. Reguler : 1. Siaran Langsung Rapat Paripurna DPR RI 2. Siaran Langsung Rapat Komisi 3. Parlemen Update : berita dan informasi terhangat yang ada di DPR RI ( kerja sama dengan METRO TV ) 4. Dialog Parlemen : obrolan mengenai isu-isu terhangat dengan beberapa anggota dewan ( bekerja sama dengan TVRI ) 5. Jurnal Parlemen : menyiarkan kegiatan, berita dan informasi seputar DPR RI yang dirangkum selama sepekan. 6. Highlight Kunjungan Kerja ( kerja sama dengan TVRI ) : menyiarkan sekilas mengenai kegiatan kunjungan kerja komisi dan alat kelangkapan keberbagai daerah. Talk Show, Coffe Break ( kerja sama dengan TV ONE ) dalam rangka sosialiasi Rancangan Undang-undang yang sedang dalam pembahasan di DPR RI.

6 Tugas Dan Fungsi TV Parlemen Menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan pemikiran, kebijakan, kegiatan dan keputusan-keputusan parlemen kepada seluruh rakyat Indonesia dan dunia luar. Menampung dan menginformasikan aspirasi, tanggapan dan harapan masyarakat kepada parlemen. Meningkatkan pemahaman dan praktek demokrasi yang sehat dan bermanfaat bagi kehidupan bangsa, negara dan masyarakat serta mencerdaskan kehidupan bangsa, terutama dalam pendidikan politik masyarakat Mekanisme Kerja Tv Parlemen TV PARLEMEN dipimpin oleh kepala Biro Humas dan Pemberitaan Sekretariat etariat Jendral DPR RI selaku penanggung jawab. Bertindak selaku Produser Eksekutif kepada bagian pemberitaan dan peneerbitan. Dalam pelaksaan tugasnya Produser dan Pimpinan Redaksi. Merencanakan program kerja dan pengembanga mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan kegiatan kerja, melakukan pembinaan SDM sehingga para karyawan bekerja dengan tepat, efektif dan efisien serta memiliki produktivitas kerja yang tinggi. Pimpinan Redaksi dan Supervisi Produksi berfungsi sebagai pimpinan bidang yang bertugas membantu Produser eksekutif dalam mengelola penyiaran TV sesuai dengan bidang kerja masing-masing.

7 58 Meliputi pekerjaan yang berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanan produksi Jurnalisme penyiaran, animasi, dan pengelolahan gambar, produksi program siaran, penyutradaraan, penulisan naskah, dan managemen produksi. 4.2 Hasil Penelitian Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil penelitian mengenai Peran Kamerawan Dalam Proses Produksi Berita Jurnal Parlemen. Data-data tersebut di peroleh melalui wawancara dengan narasumber yang terkait yaitu Medi selaku produser program Jurnal Parlemen, Johan Bachtiar Selaku koordinator liputan program Jurnal Parlemen, Rangga dan Bowo Selaku juru kamera program Jurnal Parlemen, Citra selaku reporter, Yudi selaku editor. Penulis berharap dengan melakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap Peran Kamerawan, agar dapat memperdalam mperdalam bahasan saat wawancara dengan narasumber Konsep Dasar Jurnal Parlemen Menurut Medi 51, produser dalam wawancara dengan penulis, Jurnal Parlemen adalah program berita yang memaparkan rangkuman tentang apa yang terjadi di sekitar rapat anggota dewan sehari-hari. Pada dasarnya konsep program jurnal parlemen ini yaitu, memaparkan dan merangkum hasil liputan rapat-rapat anggota dewan di setiap 51 Hasil Wawancara dengan Medi (Produser) Jurnal Parlemen

8 59 komisi yang akan disiarkan di dalam ruang lingkup gedung dpr-mpr RI dan untuk menjembatani informasi kegiatan dewan dengan masyarakat " Dari hasil wawancara di atas, pada dasarnya konsep Jurnal Parlemen mencakup hasil liputan berita yang akan di tayangkan di dalam gedung mpr-dpr RI. Produser dalam tahap ini, sangat berpengaruh. Karena dari naskah berita yang telah di buat oleh reporter akan di edit oleh seorang produser, dari banyaknya berita yang masuk ke ruang redaksi dan lewat produser lah akan di tentukan apakah berita itu layak tayang atau tidak. Seperti yang telah dikemukakan oleh Medi selaku produser Jurnal Parlemen yaitu: "Produser harus mengedit setiap berita baik mengedit naskah berita serta meriview visual hasil liputan berita dan juga mensupervisi editor atas naskah yang telah di edit dan tugas lainnya adalah membuat wishlist liputan dari isu-isu yang berkembang di jajaran anggota dewan. Jadi tentang apa yang penting misalnya di saat sidang mengenai rancangan undang-undang (RUU) di salah satu komisi yang tidak dapat diliput namun akan diadakan konversi pers untuk mengetahui rangkuman dalam rapat tersebut" 52 Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber tersebut berita jurnal parlemen tidak hanya menampilkan berita rapat anggota dewan saja namun 52 Ibid

9 60 menampilkan rapat tertutup yang sudah di rangkum dan di beritahu di saat konversi pers. Dalam hal ini diketahui bahwa tugas dari seorang produser bervariasi dalam proses produksi sebuah berita. Produser pun memiliki pengaruh dalam proses produksi berita. Produser di Jurnal Parlemen adalah sebagai user dari liputan yaitu, menentukan entukan layak atau tidak tayangnya sebuah liputan berita baik dinilai dari scriptnya maupun visualnya. Karena dalam pertelevisian Visual sangat penting." Tahapan Pembagian Tugas Liputan Pada tahap ini merupakan awal dari proses reportase pembagian tugas pada a reporter dan Kamerawan untuk melakukan reportase berita yang telah di tentukan. Pembagian tugas liputan dalam Jurnal Parlemen sesuai dengan koordinator liputan bidang yang menugaskan Kamerawan sesuai dengan bidangnya masingmasing dalam pembahasan Kontent liputan. 53 Ibid

10 61 Dari hasil wawancara langsung dengan Johan Bachtiar selaku kordinator liputan dalam program berita Jurnal Parlemen, bahwa keberadaan seorang kamerawan dalam program berita televisi sangat penting. Karena program berita Jurnal Parlemen mengutamakan berita peristiwa atau isu-isu hangat seputar parlemen dan rapat kerja anggota komisi, maka a keberadaan kamerawan sangat penting untuk menghasilkan gambar dan bernilai seni yang tinggi. 54 Dalam wawancara dengan Citra selaku reporter bahwa kamerawan sangat berarti dalam pengambilan gambar. Seorang kamerawan yang profesional yang pasti dia bisa menguasai lapangan atau kondisi saat mengambil gambar atau liputan. Dan juga yang pasti dia bisa menghasilkan gambar yang bagus yang menghasilkan nilai seni (art) yang sangat tinggi dan mengetahui dari sudut ut mana dia akan mengambil gambar." 55 Begitu banyak Jenis berita, yang ditayangkan di Jurnal Parlemen adalah ah mengenai: "Berita yang tayang di Jurnal Parlemen adalah rangkumanrangkuman seputar parlemen dan rapat anggota komisi, rapat kerja anggota dewan, rapat paripurna" 54 Hasil Wawancara dengan Johan Bachtiar (korlip) Jurnal Parlemen 55 Hasil Wawancara dengan Citra (Reporter) Jurnal Parlemen

11 Pencarian data informasi Dalam mendapatkan data informasi mengenai berita-berita dalam Jurnal Parlemen seorang reporter mendapatkan informasi dari. Citra 56 selaku Reporter TV Parelemen menjelaskan: "Data atau informasi yang di dapatkan untuk berita Jurnal Parlemen adalah dengan mengikuti rapat-rapat di setiap komisi yang sudah di jadwalkan oleh sekretariat mpr dan dengan mengikuti kegiatan anggota gota komisi di luar gedung dpr mpr RI dan dengan narasumber terkait. Berdasarkan hasil wawancara dengan reporter Jurnal Parlemen, Penulis mendapatkan informasi bahwa data-data yg diperoleh untuk tayangan Jurnal Parlemen adalah dengan mengikuti rapat kerja anggota di setiap komisi dan mengikuti undangan rapat kerja anggota di luar gedung dpr mpr RI Peran Kamerawan Dalam Pra Produksi Proses ini merupakan proses awal produksi televisi termasuk dalam produksi program berita. Dalam Pra Produksi seorang Kamerawan biasanya memiliki peran banyak dari proses tersebut, karena Kamerawan harus mengetahui 56 Ibid

12 63 gambar mana yang akan di ambil dan menentukan angle-angle mana yang tepat dalam mengambil gambar tersebut. Maka dari itu kamerawan berperan penting dalam pra produksi sebuah program berita, karena tugas utama seorang kamerawan adalah menentukan angle-angle yang akan di ambil di lapangan Peran Kamerawan Dalam Proses Produksi Proses berita adalah dimana para pencari berita mencari berita yang di dapat at di lapangan. Dalam proses ini seorang kamerawan memiliki peran yang sangat penting, karena kamerawan dalam proses ini menjadi ujung tombak dari program berita yang mengutamakan berita peristiwa seputar dpr mpr RI. "Kamerawan adalah pemegang kendali berita, dari setiap stasiun televisi nasional yang memiliki program berita disetiap hari acara televisi tersebut ebut karena berita peristiwa seputar parlemen yang menjadi acuan tersebut." ebut." 57 "Proses kerja kamerawan dalam peliputan berita sebenarnya sederhana sekali sama dengan televisi lainnya, kita persiapkan dari awal sebelum liputan mulai dari pra produksi, produksi, pasca produksi." Hasil Wawancara dengan Rangga (Kamerawan) Jurnal Parlemen 58 Ibid

13 64 Tugas utama seorang kamerawan dalam proses produksi yaitu meliput suatu peristiwa lalu membuat naskahnya serta mengirim hasil liputan dan naskah ke kantor baik baik lewat messenger ataupun untuk naskahnya serta harus mempunyai nilai kedisiplinan yang tinggi dan harus mempunyai fisik yang kuat. "Tugas seorang kamerawan harus mempunyai nilai kedisiplinan yang tinggi gi dimanapun mereka ditempatkan bertugas, di dalam instalasi pemerintahan erintahan maupun diluar instalasi pemerintahan karena dengan kedisiplinan seorang kamerawan dengan mudah mendapatkan momentmoment ment dan gambar apa saja yang akan di ambil. Diluar dari itu pun seorang juru kamera harus mempunyai fisik prima dan tidak cacat mental maupun fisik". 59 ". 59 Dalam proses kerja peliputan berita tersebut Kamerawan dikenal sebagai pekerja erja reguler atau pekerja yang terikat dengan perusahaan tersebut, dalam melakukan pengambilan gambar di lapangan seorang Kamerawan selalu di temani dengan reporter, berbeda dengan kontibutor yang bekerja sendiri dan mempunyai batasan wilayah tersendiri. Kelebihan seorang Kamerawan regular dengan seorang kontributor, dari segi pengambilan gambarpun terlihat lebih jelas berbeda karena seorang kamerawan biasanya bisa lebih mengetahui bagaimana cara mengambil gambar dengan angle- angle yang sangat baik di bandingkan dengan kontributor. Seorang Kamerawan biasanya mempunyai pemikiran 59 Hasil Wawancara dengan Bowo (Kamerawan) Jurnal Parlemen

14 65 yang sangat matang merekam momen-momen apa saja yang akan di ambil dilapangan 60 Kita disini punya SOP, biasanya di siapkan peralatan mulai dari kamera, baterai, audio seperti microphone memang dalam hal ini kita tidak selalu pakai kamera yang biasa karena itu sesuai dengan liputannya. Misalnya kalau liputan wawancara anggota komisi pasti kita akan pakai kamera yang sesuai dengan kebutuhan" 61 Peralatan yang penting yang harus dimiliki seorang kamerawan dalam melakukan liputan adalah kamera video, kaset, batrai kamera biasanya di perlukan untuk cadangan apa bila batrai sudah habis, tripot, bisa juga lampu penerangan erangan bila dilapangan penerangannya tidak mendukung. Kamera video, kaset, tripot, tanpa keset kamera bagaikan pistol tanpa peluru maka dari itu kita harus memilikinya dan juga batrai cadangan, dimaksudkan apabila baterai yang satu telah habis dan tiba-tiba terjadi suatu peristiwa maka kita akan dapat langsung melakukan peliputan lagi tanpa harus mencharger ulang baterai, momen itu tidak dapat diulang. 62 Besarnya Tanggung jawab yang dimiliki kamerawan dalam produksi berita sangat besar, dengan kewajiban mereka meliput setiap peristiwa di lapangan memiliki kendala besar juga dalam pelaksanaan tugas mereka di lapangan. Dengan status mereka sebagai kamerawan atau wartawan regular apabila ada hal- 60 Ibid 61 Ibid 62 Ibid

15 66 hal yang tidak di inginkan terjadi di lapangan maka kantor atau stasiun televisi harus bertanggung jawab atas semua kejadian itu. Dari wawancara dengan ke enam Narasumber di ketahui bahwa peran kamerawan dalam Proses Produksi berita sangat besar dan penting dalam sebuah proses produksi di program berita jurnal Parlemen. Kamerawan sangat berperan besar dalam produksi berita dalam program Jurnal Parlemen karena sebagian besar berita yang di tayangkan program ini adalah berita peristiwa hasil liputan Juru Kamera Peran Kamerawan Dalam Proses Pasca Produksi Pada saat proses pasca produksi peran kamerawan tidak berperan besar pada a proses ini, Dalam hal ini kamerawan mendampingi editor dalam memotong gambar yang di ambilnya pada waktu peliputan. Disini kamerawan membantu editor untuk memilih gambar yang akan di edit nanti. Tugas utama Seorang kamerawan yang di butuhkan untuk liputan, menjaga kualitas gambar yang di rekamannya, maksud dari menjaga kualitas gambarnya adalah Juru Kamera harus mampu menghasilkan gambar yang tajam dan angle-angle dari sudut mana dia mengambil gambarnya supaya dalam pasca produksi editor tidak kesulutan dari mana dia akan memotong atau meng cut gambarnya Hasil Wawancara dengan Medi (Produser) Jurnal Parlemen 64 Hasil Wawancara dengan Yudi (Editor) Jurnal Parlemen

16 67 Dari paparan ke enam narasumber itu diketahui bahwa kamerawan tidak terlalu berperan banyak dalam proses pasca produksi. Dalam proses pasca produksi lebih banyak dilakukan oleh Editor atau memiliki peranan penting dalam proses ini karena Editorlah yang memiliki tugas untuk memilih berita apa yang bisa tayang dan mengedit kembali hasil liputan seorang Kamerawan. "Tujuan utama saya adalah untuk menyampaikan pesan ke masyarakat secara visual, karena berita yang terpenting dalam televisi itu adalah visual, dengan visual orang mampu menikmati pesan yang kita sampaikan tanpa harus bisa membaca dan mendengarpun mereka bisa menagkap pesan yang kita sampaikan" Pembahasan Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil penelitian mengenai Peran Kamerawan Dalam Program Berita Jurnal Parlemen. Data dari hasil penelitian yang dilakukan penulis pada saat melakukan wawancara di tempat yang sama yaitu di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Jakarta Selatan. Beberapa narasumber yang di wawancarai oleh penulis yaitu Medi Produser Program Jurnal Parlemen, Johan Bachtiar Koordinator liputan program Jurnal Parlemen, dan Rangga selaku Juru Kamera Program Jurnal Parlemen,Bowo selaku juru kamera 2 program Jurnal Parlemen,Citra selaku reporter program Jurnal Parlemen, Yudi selaku editor Jurnal Parlemen. 65 Ibid

17 68 Untuk mengetahui bagaimana peran Kamerawan Dalam Program Berita jurnal Parlemen, maka peneliti menjabarkan kedalam tiga tahap produksi yaitu Pra Produksi, Produksi, Pasca Produksi. Dalam tahap pra produksi, ini adalah proses awal dalam sebuah produksi atau tahap perencanaan, namun dalam tahapan ini Kamerawan terlibat atau berperan penting. Dikarenakan pada tahap ini Kamerawan memiliki tugas khusus yaitu melakukan rapat redaksi yang diikuti oleh para dewan redaksi atau redaktur, yang dimana pada rapat ini membahas tentang liputan apa yang ingin didapat oleh pihak redaksi serta membagi-bagi penugasan kepada para wartawan reguler untuk ditempatkan di tempat-tempat seperti " Ruang Rapat Komisi, Gedung Paripurna, Gedung Pers, atau di luar Parlemen. Tahap selanjutnya adalah tahap produksi, pada tahap ini kamerawan sangat berperan penting dan memiliki pengaruh besar dalam produksi berita. Dalam am tahap ini kamerawan memiliki tugas utama yaitu menjaga wilayah masingmasing maksudnya adalah kamerawan yang bertugas khusus di setiap ruang rapat Komisi selama bertugas harus tetap berada disana untuk meliput semua kegiatan yang dilakukan. Produser dan Kordinator Liputan mengakui begitu besar dan pentingnya peran Kamerawan dalam produksi suatu berita, dan utamanya adalah untuk berita bahkan Kamerawan disebut si mata seribu selain itu Kamerawan sebagai pemegang kendali berita peristiwa di setiap stasiun televisi Nasional, dimana berita peristiwa menjadi andalan dari seluruh program-program berita yang ada.

18 69 Tahap akhir adalah tahap pasca produksi, pada tahap ini Kamerawan berbeda, pada tahap pra produksi juru kamera tidak terlalu memiliki pengaruh dan peran penting, ditahap ini biasanya yang memegang kekuasaan penuh adalah produser dan editor. karena editorlah yang melakukan tahap akhir tersebut dan produserlah yang menetukan layak atau tidaknya suatu liputan berita hasil kerja kamerawan. Di dalam TV Parlemen mempunyai beberapa kode etik untuk kamerawan yang sedang meliput di dalam ruang komisi, seperti contohnya seorang kamerawan tidak di perbolehkan mengambil gambar seorang anggota dewan jikaanggota anggota dewan sedang tertidur atau sedang mengobrol di dalam sebuah sidang rapat.

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut manusia untuk selalu mengetahui dan mengikuti perkembangan berbagai informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media melalui perbedaan kemasan dan sifat siarannya. dirasakan oleh audiencennya. Menurut Marshall Mc Luhan, Media televisi telah

BAB I PENDAHULUAN. media melalui perbedaan kemasan dan sifat siarannya. dirasakan oleh audiencennya. Menurut Marshall Mc Luhan, Media televisi telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media televisi lahir dari sebuah proses panjang dari perkembangan teknologi. Seiring diibaratkan bahwa kehadiran teknologi dalam perpanjangan fisik manusia

Lebih terperinci

bentuk berita dikerjakan sesuai dengan permintaan yang ada di dalam rundown. Misalnya segmen satu tentang isu konflik partai golkar, maka produser

bentuk berita dikerjakan sesuai dengan permintaan yang ada di dalam rundown. Misalnya segmen satu tentang isu konflik partai golkar, maka produser BAB 5 PENUTUP 5.1. Simpulan Peneliti menyusun simpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui Proses Produksi dan Analisis SWOT program Prime Time di Berita Satu News Channel. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Dewan Perwakilan Rakyat, sesuai namanya adalah lembaga perwakilan rakyat, yang diwujudkan melalui fraksi-fraksi partai politik yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 24 BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Pada bab 3 ini, menjelaskan tentang metode yang digunakan dan proses perancangan karya dalam proses pengolahan editing berita (pasca produksi) di LPP TVRI D.I.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum RCTI 4.1.1 Sejarah Perusahaan RCTI RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) adalah stasiun televisi swasta pertama di Indonesia.PT Rajawali Citra

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan diskriptif hanyalah memaparkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena didalam organisasi terdapat interaksi sosial yang dilandasi adanya pertukaran makna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di Indonesia sejak keran kebijakaan dibuka pada tahun 1989,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di Indonesia sejak keran kebijakaan dibuka pada tahun 1989, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan investasi di sektor penyiaran, khususnya perteleviasian, terus berkembang di Indonesia sejak keran kebijakaan dibuka pada tahun 1989, faktanya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Bandung TV mulai mengudara pada 3 Januari 2005 selama 10 jam dengan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Bandung TV mulai mengudara pada 3 Januari 2005 selama 10 jam dengan BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Tinjauan Tentang Bandung TV 3.1.1 Bandung TV PT. Bandung Media Televisi Indonesia atau yang lebih dikenal Bandung TV merupakan afiliasi dari PT. Bali TV Narada. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan (check and balances) antara Pemerintah dan DPR RI. Ketiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan (check and balances) antara Pemerintah dan DPR RI. Ketiga fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau sering disebut Dewan Perwakilan Rakyat (disingkat DPR-RI atau DPR) adalah salah satu lembaga tinggi negara

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam

LAMPIRAN 1. Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam LAMPIRAN 1 Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam Tanya : Apa tugas dan tanggung jawab anda sebagai eksekutif produser?

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Tahapan Pra Produksi pada program Reportase Sore dimulai dengan rapat

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Tahapan Pra Produksi pada program Reportase Sore dimulai dengan rapat BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peneliti menyusun kesimpulan ini berdasarkan tujuan penelitian, dan dari penelitian yang sudah dilakukan pada program berita Reportase Sore di Trans TV, maka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1962 adalah TVRI ( Televisi Republik Indonesia). Selama 27

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1962 adalah TVRI ( Televisi Republik Indonesia). Selama 27 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stasiun televisi yang pertama kali muncul di Indonesia yaitu pada tahun 1962 adalah TVRI ( Televisi Republik Indonesia). Selama 27 tahun, sejak berdirinya TVRI penduduk

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH I. UMUM Sejalan dengan perkembangan kehidupan

Lebih terperinci

Operasional Stasiun Penyiaran

Operasional Stasiun Penyiaran MODUL PERKULIAHAN Operasional Stasiun Penyiaran Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Disini diisi Fakultas Program

Lebih terperinci

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA - 181 -

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA - 181 - - 181-2) Standar Pelayanan Peliputan Kegiatan Presiden dan/atau Istri/Suami Presiden, Tamu Negara, serta Kegiatan Penting Lainnya STANDAR PELAYANAN PELIPUTAN KEGIATAN PRESIDEN DAN/ATAU ISTRI/SUAMI PRESIDEN,

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. wawancara dari para editor program berita kabar riau di Dumai Vision yang

BAB III PENYAJIAN DATA. wawancara dari para editor program berita kabar riau di Dumai Vision yang BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari hasil wawancara dari para editor program berita kabar riau di Dumai Vision yang berperan penting dalam proses editing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendefinisikan masalah atau peluang, merencanakan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi dalam kegiatan-kegiatan humas.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendefinisikan masalah atau peluang, merencanakan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi dalam kegiatan-kegiatan humas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pelaksanaan pekerjaannya, seorang praktisi humas akan menggunakan konsep-konsep manajemen untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugasnya. Manajemen PR dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

a. Standar Pelayanan Peliputan Kegiatan Presiden dan/atau Istri/Suami Presiden, Tamu Negara, serta Kegiatan Penting Lainnya

a. Standar Pelayanan Peliputan Kegiatan Presiden dan/atau Istri/Suami Presiden, Tamu Negara, serta Kegiatan Penting Lainnya - 35-2. Biro Pers dan Media a. Standar Pelayanan Peliputan Kegiatan Presiden dan/atau Istri/Suami Presiden, Tamu Negara, serta Kegiatan Penting Lainnya STANDAR PELAYANAN PELIPUTAN KEGIATAN PRESIDEN DAN/ATAU

Lebih terperinci

Oleh: Ir. Alimin Abdullah A-469

Oleh: Ir. Alimin Abdullah A-469 Laporan Kegiatan Penyerapan Aspirasi Masyarakat Dalam Rangka Kunjungan Kerja Perorangan Diluar Masa Reses dan Diluar Masa Sidang DPR Ke Daerah Pemilihan Lampung II Anggota Fraksi PAN DPR RI Oleh: Ir. Alimin

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan para narasumber di Indonesia Siang untuk penelitian ini, meliputi tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan citra organisasi yaitu Televisi Republik Indonesia ( TVRI).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan citra organisasi yaitu Televisi Republik Indonesia ( TVRI). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia perkembangan media televisi sekarang ini yang semakin maju dan berkembang memiliki tingkat persaingan yang cukup besar di kalangan masyarakat.sehingga

Lebih terperinci

BAB II OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN. Peneliti akan mencoba memaparkan obyek dan wilayah penelitian dari penelitian

BAB II OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN. Peneliti akan mencoba memaparkan obyek dan wilayah penelitian dari penelitian BAB II OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN Peneliti akan mencoba memaparkan obyek dan wilayah penelitian dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Obyek penelitian ini terdiri dari 15 program berita sore

Lebih terperinci

Penulisan Naskah Berita Televisi

Penulisan Naskah Berita Televisi Modul ke: Penulisan Naskah Berita Televisi Live on tape dan Live Report Fakultas KOMUNIKASI Syaefurrahman Al-Banjary, SH. M.Si Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Live on tape Live on tape adalah

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum Proses hubungan kerja di Bidang Redaksi 1. Pemimpin Redaksi Memimpin bagian redaksi Bertanggung jawab terhadap mekanisme dan kegiatan kerja redaksi

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 88 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari apa yang telah dibahas tentang kerja praktek bab I hingga bab IV, laporan kerja praktek ini memiliki beberapa kesimpulan mengenai proses produksi program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola media

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : PT. Media Televisi Lestari Satu (Metro TV) Alamat : JL. Ketampon Ruko Bintoro Kav

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : PT. Media Televisi Lestari Satu (Metro TV) Alamat : JL. Ketampon Ruko Bintoro Kav BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Profil Umum Perusahaan Nama Perusahaan : PT. Media Televisi Lestari Satu (Metro TV) Alamat : JL. Ketampon Ruko Bintoro Kav. 118-123 Telepon Fax Email Website Slogan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkup organisasi yang pada dasarnya membutuhkan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkup organisasi yang pada dasarnya membutuhkan komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan dalam organisasi tidak bisa dipisahkan dari komunikasi. Karena komunikasi erat kaitannya dengan organisasi. Sebuah organisasi membutuhkan peran penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

PENYERAPAN ANGGARAN DEWAN PERS TAHUN ANGGARAN 2011*

PENYERAPAN ANGGARAN DEWAN PERS TAHUN ANGGARAN 2011* PENYERAPAN ANGGARAN DEWAN PERS TAHUN ANGGARAN 2011* 1. Alokasi Anggaran Tahun anggaran 2011 Dewan Pers mendapat alokasi anggaran APBN sebesar Rp.17.760.000.000,- (Tujuh belas milyar tujuh ratus enam puluh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II 2.1 Data Perusahaan 2.1.1 Identitas Perusahaan TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN Jawa Pos TV (sebelumnya bernama JPMC) adalah sebuah stasiun televisi swasta berjaringan di indonesia. Jawa Pos TV merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media televisi sebagai media komunikasi massa adalah mengutamakan suatu proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat lainnya saat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri merupakan proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri merupakan proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehidupan manusia saat ini memasuki era globalisasi. Globalisasi itu sendiri merupakan proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya menyangkut informasi secara mendunia

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. berisi tentang saran untuk program Mata Najwa di Metro TV.

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. berisi tentang saran untuk program Mata Najwa di Metro TV. 138 BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini merupakan bab penting bagi skripsi penulis, Setelah melakukan wawancara dan observasi yang berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan juga

Lebih terperinci

#! Beragam peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan penyajian dan inte

#! Beragam peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan penyajian dan inte BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat dewasa ini mulai berkembang ke arah masyarakat informasi. keberadaan sebuah informasi dianggap sangat penting. Sehingga dengan demikian masyarakat

Lebih terperinci

-1- BAB I PENDAHULUAN

-1- BAB I PENDAHULUAN -1- BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Biro Umum dan Hubungan Masyarakat merupakan bagian dari organisasi tingkat Eselon II Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Program Sekretariat Jenderal Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang mendasar yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA

BAB V IMPLEMENTASI KARYA 54 BAB V IMPLEMENTASI KARYA Karya yang dihasilkan merupakan hasil dari metodologi penelitian yang telah dilakukan. Penelitian dan hasil yang dilaporkan harus disesuaikan dengan judul. Sehingga terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kian pesat. Komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan untuk. menghindari diri agar tidak terisolir, belajar dan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. kian pesat. Komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan untuk. menghindari diri agar tidak terisolir, belajar dan untuk mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya zaman, komunikasi berkembang kian pesat. Komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan untuk mendapatkan informasi, mengenal dunia

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/DPR RI/TAHUN 2009 TENTANG TATA TERTIB

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/DPR RI/TAHUN 2009 TENTANG TATA TERTIB PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/DPR RI/TAHUN 2009 TENTANG TATA TERTIB Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan kehidupan kenegaraan yang demokratis konstitusional berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang :

Lebih terperinci

09FIKOM. DASAR-DASAR PENYIARAN Modul ke: Organisasi Media Penyiaran Struktur Organisasi Penyiaran Fungsi & Tanggung Jawab SDM

09FIKOM. DASAR-DASAR PENYIARAN Modul ke: Organisasi Media Penyiaran Struktur Organisasi Penyiaran Fungsi & Tanggung Jawab SDM DASAR-DASAR PENYIARAN Modul ke: Fakultas 09FIKOM Organisasi Media Penyiaran Struktur Organisasi Penyiaran Fungsi & Tanggung Jawab SDM Siti Aisyah, S.Sos, M.IKom Program Studi PENYIARAN Organisasi Penyiaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari 9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari menjamurnya stasiun televisi swasta, dan televisi televisi lokal di daerah. Fenomena

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA MEMPERSIAPKAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media komunikasi yang dapat mencangkup banyak penerima pesan biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media yang didukung dengan majunya teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya sudah dikenal sejak lama sebelum kebudayaan tulis atau

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya sudah dikenal sejak lama sebelum kebudayaan tulis atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan media paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Hal ini

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah

BAB IV PENUTUP. sesuai dengan tujuannya program tersebut dibuat. Program news feature adalah BAB IV PENUTUP Sebuah stasiun televisi membutuhkan karya karya kreatif setiap hari untuk mengisi slot jam tayangnya. Karya karya program televisi yang dibuat harusnya sebuah program yang berbeda, unik,

Lebih terperinci

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya. ABSTRAK Televisi memiliki potensi yang besar sebagai sarana untuk menyampaikan isu-isu sejarah yang cenderung membosankan melalui penyajian tayangan news feature, yang bertujuan menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi.

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi. menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi. 144 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kajian dari Ilmu Komunikasi Berdasarkan tinjauan pustaka pada bab dua, dalam kajian komunikasi menurut Laswel terdapat lima unsur komunikasi. Yaitu: (1) komunikator dalam program

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DPRD KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DPRD KOTA MADIUN URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DPRD KOTA MADIUN No. 1. Sekretaris DPRD Memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan penyelenggaraan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi telah menjadi kebutuhan masyarakat di era modern. Informasi menambah pengetahuan masyarakat dan membantu mereka membuat keputusan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. dari indepth interview, observasi dan pengumpulan document

BAB III PENYAJIAN DATA. dari indepth interview, observasi dan pengumpulan document 37 BAB III PENYAJIAN DATA Dengan melangkah ke bab tiga ini, penulis berusaha memaparkan hasil dari indepth interview, observasi dan pengumpulan document yang pernah penulis adakan di Dinas Kebudayaan dan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN Pasal 1 1. Anggota AJI adalah jurnalis yang telah memenuhi syarat profesional dan independen yang bekerja untuk media massa cetak, radio, televisi, dan

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA DPR-RI. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA DPR-RI. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA DPR-RI Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan pada Acara Rapat Kerja Fraksi Partai Demokrat DPR-RI Jakarta, 26 November 2010

Lebih terperinci

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA B. Sekretariat Presiden - 47 - Satuan Organisasi/Deputi ( Unit Kerja) 1 Melaksanakan perencanaan program/kegiatan dan anggaran, peningkatan dan pemantauan kinerja, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian,

Lebih terperinci

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : a. bahwa pembentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian internal dari sistem tatanan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG NOMOR: 53/Kpts/KPU-Kota /2015

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG NOMOR: 53/Kpts/KPU-Kota /2015 KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR: 53/Kpts/KPU-Kota-012.329521/2015 TENTANG MEKANISME PENYELENGGARAAN DEBAT PUBLIK ATAU DEBAT TERBUKA ANTAR PASANGAN CALON WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA DALAM PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan sarana hiburan free-to-air yang tidak sedikit masyarakat menjadikannya sebagai sarana hiburan utama. Hampir di setiap rumah memiliki televisi

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Program Urban Street Food merupakan program feature yang sudah ada di televisi saat ini. Program Urban Street Food merupakan program food & travel yang dikemas

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa produk hukum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui media massa saat ini mengalami perkembangan yang begitu cepat dan pesat. Ditandai dengan bermunculan berbagai macam media massa, baik itu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang 80 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Chozanah, Nunung dan Ating Tedja Sutisna, Dasar-dasar Manajemen, Armico, Bandung,1996

DAFTAR PUSTAKA. Chozanah, Nunung dan Ating Tedja Sutisna, Dasar-dasar Manajemen, Armico, Bandung,1996 81 DAFTAR PUSTAKA Chozanah, Nunung dan Ating Tedja Sutisna, Dasar-dasar Manajemen, Armico, Bandung,1996 Djuroto, Totok, Manajemen Penerbitan Pers, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002 Effendi, Onong Uchjana,

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKRETARIS JENDERAL MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT RI DAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH RI ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu tahun 2009 dan tahun 2010 dimaksudkan untuk mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu tahun 2009 dan tahun 2010 dimaksudkan untuk mendapatkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini untuk tahun 2009 dan tahun 2010, ditetapkan penelitian menggunakan data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian deskriptif ialah salah cara penelitian dengan menggambarkan serta menginterpretasikan suatu objek sesuai dengan kenyataan yang ada tanpa dilebih-lebihkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) merupakan salah satu lembaga tinggi Negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan magang ini, penulis mendapat kesempatan untuk menganalisa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan magang ini, penulis mendapat kesempatan untuk menganalisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk dan Bidang Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Dalam pelaksanaan magang ini, penulis mendapat kesempatan untuk menganalisa dunia kerja sebenarnya yang sesuai dengan pendidikan yang dapat

Lebih terperinci

TATA TERTIB DPR. Bab I Ketentuan Umum. Pasal 1. Dalam Peraturan Tata Tertib ini yang dimaksud dengan :

TATA TERTIB DPR. Bab I Ketentuan Umum. Pasal 1. Dalam Peraturan Tata Tertib ini yang dimaksud dengan : TATA TERTIB DPR 2009 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Dalam Peraturan Tata Tertib ini yang dimaksud dengan : 1. Dewan Perwakilan Rakyat, selanjutnya disingkat DPR, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menyampaikan pesan kepada audience yang sangat luas. 1

BAB I PENDAHULUAN. mampu menyampaikan pesan kepada audience yang sangat luas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi komunikasi tidak dapat dipungkiri telah banyak membantu umat manusia untuk mengatasi berbagai hambatan dalam berkomunikasi. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai jutaan pendengar, namun cara penyampaiannya. ditujukannya pada pendengar secara perorangan, dan komunikasi tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai jutaan pendengar, namun cara penyampaiannya. ditujukannya pada pendengar secara perorangan, dan komunikasi tersebut BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas penyiaran semata-mata bukan hanya merupakan kegiatan ekonomi, tetapi juga memiliki peran sosial yang tinggi sebagai media komunikasi. Menurut Ben H. Henneke,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI INFORMASI PUBLIK DI DPR INFORMASI PUBLIK YANG WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT DPR RI. Biro Pemberitaan Parlemen. Bagian Persidangan Paripurna

KLASIFIKASI INFORMASI PUBLIK DI DPR INFORMASI PUBLIK YANG WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT DPR RI. Biro Pemberitaan Parlemen. Bagian Persidangan Paripurna KLASIFIKASI PUBLIK DI DPR PUBLIK YANG WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT NO JENIS DOKUMEN RINGKASAN ISI PEMILIK DPR RI 1 DAFTAR SELURUH PUBLIK YANG BERADA DI BAWAH PENGUASAAN DPR, TIDAK TERMASUK YANG DIKECUALIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang Masalah Informasi atau berita dewasa ini merupakan hal yang sangatlah penting, dimanapun dan kapanpun setiap orang pasti akan memerlukan suatu informasi baik itu informasi

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media yang paling mudah dijangkau oleh berbagai kalangan, baik kalangan atas, menengah, maupun kalangan bawah. Harga televisi yang ramah di kantung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang padat akan aktifitas membutuhkan hiburan dan informasi yang cepat, mudah dan murah. Ketat dan pesatnya persaingan dalam industri televisi khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Televisi adalah salah satu media masa yang tidak hanya menampilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Televisi adalah salah satu media masa yang tidak hanya menampilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi adalah salah satu media masa yang tidak hanya menampilkan gambar, namun juga mampu menampilkan suara, atau bisa disebut sebagai media audio visual. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam profesi Humas antar instansi pun tidak jauh berbeda. Menurut Frank

BAB I PENDAHULUAN. dalam profesi Humas antar instansi pun tidak jauh berbeda. Menurut Frank BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Keberadaan Humas dalam sebuah instansi atau organisasi terus berkembang pesat, meskipun belum ada standarisasi yang jelas dan baku bagi mereka yang akan menggeluti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang 3.1 Metode Penelitian BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA Multimedia memiliki cakupan sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

Dasar- dasar Jurnalistik TV

Dasar- dasar Jurnalistik TV Modul ke: 11Fakultas FIKOM Dasar- dasar Jurnalistik TV TIM LIPUTAN BERITA Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan TIM LIPUTAN BERITA Kegiatan peliputan berita di lapangan,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum Proses hubungan kerja antar divisi PT. Cakrawala Andalas Televisi. Manajemen PT. Cakrawala Andalas Televisi (ANTV), melibatkan tujuh bidang atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sekaligus menyatakan tanggung jawab media kepada masyarakat. Beberapa ahli

BAB 1 PENDAHULUAN. sekaligus menyatakan tanggung jawab media kepada masyarakat. Beberapa ahli BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai media komunikasi massa memiliki beberapa fungsi, yang sekaligus menyatakan tanggung jawab media kepada masyarakat. Beberapa ahli mengungkapkan banyak

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA A. Deskripsi Kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media, penulis didampingi oleh Ine Yudhawati selaku PA (production assistant)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kritis dari teori Teun A. Van Dijk terhadap tayangan program paket berita jurnal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kritis dari teori Teun A. Van Dijk terhadap tayangan program paket berita jurnal BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode analisis wacana kritis dari teori Teun A. Van Dijk terhadap tayangan program paket berita jurnal parlemen

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS I. PENDAHULUAN

PETUNJUK TEKNIS I. PENDAHULUAN Komisi Penyiaran Indonesia PETUNJUK TEKNIS GUGUS TUGAS PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN PEMBERITAAN, PENYIARAN, DAN IKLAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dalam membentuk citra positiif dan mencapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dalam membentuk citra positiif dan mencapai tujuan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah perusahaan dibutuhkan seorang praktisi public relations untuk membantu dalam membentuk citra positiif dan mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan, public

Lebih terperinci