BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, Indonesia ditekankan untuk semakin meningkatkan kualitas produksi perusahaan dalam negeri untuk dapat meningkatkan ekspor dengan mengurangi impor dan di harapkan mampu meningkatkan kondisi ekonomi negara agar tidak kalah bersaing dengan masuknya perusahaan-perusahaan asing yang akan menguasai pasar domestik Indonesia. Salah satu indikator penting untuk mengetahui naik dan turunnya kondisi ekonomi di suatu negara adalah dengan melihat data Produk Domestik Bruto (PDB) di negara tersebut. Kegiatan ekspor dan impor memiliki peran penting dalam mempengaruhi angka Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia. Sejak tahun 1982, ekspor dan impor menjadi fokus negara dalam memicu pertumbuhan ekonomi dimana terjadi perubahan dari industri substitusi impor ke industri promosi ekspor. (Ilham dan Suparyati, 2014). Ekspor Indonesia dapat digolongkan menjadi dua sektor yaitu sektor migas yang terdiri dari minyak mentah, hasil minyak, dan gas dan sektor nonmigas yang meliputi pertanian, industri, dan pertambangan. Sepanjang lima tahun terakhir, sektor industri merupakan sektor yang memiliki nilai ekspor terbesar dibandingan dengan sektor migas dan sektor non-migas lainnya dan pada tahun 2011 merupakan angka tertinggi kontribusi yang diberikan oleh sektor industri yaitu sebesar 60,04 persen terhadap total nilai ekspor Indonesia, sebagaimana terlihat dalam gambar 1.1. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia merupakan salah satu industri padat karya yang diharapkan mampu menembus perdagangan global tersebut. Menurut Thoburn (2010:31) pada tahun 2007 Indonesia termasuk dalam Top 15 negara Asia yang melakukan kegiatan ekspor tekstil dan garmen terbesar, yaitu peringkat ke 12 untuk ekspor tekstil dan peringkat ke-8 untuk ekspor garmen dengan total nilai ekspor sebesar 9,73 miliar US dolar 1

2 2 Gambar 1.1 Peran Sektor Industri Terhadap Nilai Ekspor Indonesia Tahun 2011 Sumber: Diolah penulis diadaptasi dari BPS (2015) Sejak tahun 2007 hingga tahun 2011 Indusri TPT Indonesia termasuk dalam urutan ke-3 (tiga) dari 10 (sepuluh) kelompok hasil industri yang memberikan kontribusi terhadap nilai ekspor terbesar di Indonesia. Sesuai dengan peran sektor industri yang memberikan kontribusi terbesar terhadap nilai ekspor, pada tahun yang sama industri TPT adalah salah satu sektor industri yang menyumbang kontribusi terbesar terhadap total nilai ekspor Indonesia setelah industri kelapa sawit sebesar 23,18 milyar US dolar dan pengolahan karet sebesar 14,54 milyar US dolar. Bahkan hingga tahun 2014 Industri TPT Indonesia tetap berada di posisi ke-3 (tiga) dalam memberikan kontribusi terhadap nilai ekspor Indonesia yaitu sebesar 12,72 milyar US dolar atau 10,84 persen. Gambar 1.2 Sepuluh Kelompok Hasil Industri dengan Nilai Ekspor Terbesar Tahun 2011 Sumber :

3 3 Menurut biro umum dan humas kementrian perdagangan Indonesia dalam pers yang dipublikasikan tahun 2010, industri TPT memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional yaitu sebagai penyumbang devisa negara, penyerap tenaga kerja, dan sebagai industri yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan sandang nasional. Dalam neraca perekonomian Indonesia, sektor industri TPT termasuk dalam urutan ke enam untuk jenis indusri non- migas yang memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 3,22 persen dan berada dalam urutan ke empat dalam pembentukan angka PDB Indonesia yaitu sebesar 9,10 persen atau dengan nilai sebesar 47,01 triliun rupiah sepanjang triwulan II tahun ( World Bank Group tahun 2015 mencatat bahwa angka Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia menyumbang sebesar 1,43 persen terhadap perekonomian dunia dengan nilai rata-rata sebesar 214,72 miliar US dolar dari tahun 1967 hingga Nilai PDB Indonesia terus mengalami peningkatan sejak tahun 2010 dan mencapai angka tertinggi sepanjang masa yaitu sebesar 917,87 miliar US dolar pada tahun Sumber: Gambar 1.3 Perkembangan PDB Indonesia Tingginya angka PDB Indonesia tentunya tidak lepas dari peran sektor-sektor di dalamnya yang mampu mempengaruhi naik turunnya tingkat perekoniam Indonesia. Kementrian Perindusrian Republik Indonesia (Kemenperin) menegaskan bahwa selama tahun 2012 sektor industri pengolahan non- migas merupakan sektor yang

4 4 paling berpengaruh dalam peningkatan angka PDB Indonesia. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Menteri Perindustrian, M S Hidayat yang menyatakan bahwa pertumbuhan sektor industri pengolahan menjadi motor pertumbuhan utama dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi terbesar pada triwulan III tahun 2012 yaitu sebesar 6,4 persen dengan pertumbuhan tertinggi dicapai kelompok industri pupuk, kimia & barang dari karet sebesar 8,91 persen, kemudian kelompok industri semen dan barang galian bukan logam sebesar 8,75 persen, kelompok industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 8,22 persen, kelompok industri alat angkut, mesin dan peralatannya sebesar 7,52 persen, kelompok industri logam dasar besi dan baja sebesar 5,70 persen, dan kelompok industri tekstil, barang kulit & alas kaki sebesar 3,64 persen. Namun bila dilihat pada gambar 1.3, angka PDB Indonesia terus mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2012 hingga Hal tersebut sejalan dengan adanya kontraksi terhadap industri TPT Indonesia dalam tiga tahun terakhir ini. Disampaikan oleh ketua umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudajrat bahwa menurunnya tingkat TPT Indonesia di tahun 2013 dan 2014 dikarena adanya beberapa faktor seperti kenaikan suku bank, kenaikan tarif dasar listrik (TDL), dan adanya kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP). (sindonews.com). Gambar 1.4 Pertumbuhan Industri TPT versus Pertumbuhan PDB Indonesia Sumber:

5 5 Gambar 1.4 menunjukkan bahwa dalam kuartal I tahun 2015 pertumbuhan industri TPT bahkan menunjukkan angka negatif terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,98 persen dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarena adanya tekanan yang berasal dari sisi domestik maupun luar negeri. Dari sisi domestik, perlambatan pertumbuhan PDB Indonesia menyebabkan pelemahan daya beli masyarakat yang berpengaruh terhadap pelemahan permintaan produk TPT, kemudian adalah kenaikan biaya produksi dan semakin ketatnya persaingan mengakibatkan produsen TPT Indonesia mengurangi tingkat produksinya. Namun lemahnya pertumbuhan industri TPT terhadap pertumbuhan PDB Indonesia tidak bertampak buruk dalam mempengaruhi angka pertumbuhan penjualan ekspor TPT Indonesia. Dalam tiga tahun terakhir, rata-rata nilai penjualan industri TPT Indonesia adalah sebesar 20 miliar USD atau sebesar 63 persen dari total nilai penjualan. ( Walaupun sejak terjadinya krisis ekonomi global di tahun 1998 industri tekstil melemah, namun dalam jangka waktu beberapa tahun kemudian industri ini menunjukan adanya peningkatan baik dari segi tingkat produksi maupun tingkat penjualan di domestik dan luar negeri. Bahkan hingga kini di tahun 2015, perindustrian tekstil tidak menunjukkan adanya gejolak dalam penjualan ke luar negeri. Menurut ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ade Sudrajat naik turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak akan mempengaruhi sektor perindustrian tekstil. Meskipun diketahui bahwa meningkatnya kualitas ekspor tekstil tidak terlepas dari beban impor bahan baku tekstil dengan menggunakan dolar, namun hal tersebut dapat tertutupi dengan hasil penjualan produk yang juga menggunakan satuan dolar. ( Selanjutnya Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) memprediksikan bahwa industri tekstil dan produk tekstil Indonesia akan terus bertumbuh dan berkembang disaat industri lain mulai menurun. Terlihat dalam tiga bulan pertama di tahun 2013, ekspor produk tekstil Indonesia mencapai peningkatan sebesar 16 persen menjadi 3,65 miliar US dolar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2012 sebesar 3,15 miliar US dolar dimana pada tahun tersebut merupakan tahun terjadinya penurunan tingkat ekspor teksil di Indonesia dari sebelumnya sebesar 11,2 miliar US dolar di tahun 2010 dan sebesar 13,3 miliar US dolar di tahun (

6 6 Gambar 1.5 Perkembangan Ekspor TPT Indonesia tahun Sumber: Bank Mandiri (2014) Terlihat pada gambar 1.5 ekspor TPT Indonesia mengalami fluktuatif mulai dari tahun 2008 hingga Jika dibandingkan dengan tahun 2008, ekspor TPT Indonesia mengalami penurunan sebesar 9 persen di tahun 2009 dan mulai pengalami peningkatan kembali di tahun 2010 dan 2011 yaitu sebesar 21 persen di tahun Ekspor produk tekstil dan industri teksil Indonesia menunjukkan peningkatan kembali di tahun 2013 dari sebelumnya mengalami penurunan sebesar 6 persen di tahun Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) memperkirakan bahwa ekspor TPT Indonesia akan terus meningkat hingga sebesar 5 persen di tahun Meskipun kegiatan ekspor tekstil Indonesia dapat mempertahankan angka nilai ekspornya, namun dapat dilihat bahwa perkembangan ekspor tekstil kian melambat dalam 5 (lima) tahun terakhir. Salah satu faktor terjadinya hal tersebut adalah karena sebagian besar kebutuhan bahan baku yang digunakan masih bergantung dari negara lain yaitu dengan melakukan impor sehingga ketika ekspor tekstil meningkat maka impor bahan baku tekstil secara tidak langsung akan meningkat juga. Menurut Kementrian Perdagangan Indonesia (KEMENDAG) jenis komoditi tekstil dan produk tekstil Indonesia untuk jenis 2 digit HS terdiri dari dua, yaitu produk garmen pakaian jadi seperti kaos T-shirt, baju, rok wanita, katun, dan aksesoris dan produk tekstil serat dan benang. Barang-barang pakaian, aksesoris dan produk jadi mendominasi ekspor tekstil Indonesia yaitu sebesar 60,9 persen dan sisanya untuk jenis bahan baku tekstil, benang dan serat-serat kain sebesar 39,1 persen.

7 7 Sedangkan Standard International Trade Classification (SITC), mengklasifikasikan tekstil 2 digit HS menjadi tiga jenis, yaitu SITC 26 untuk jenis serat tekstil (textile fibers and waste), SITC 65 untuk jenis benang tekstil (textile yarn), dan SITC 84 untuk jenis pakaian jadi dan aksesoris (clothing and accessories). Kegiatan ekspor dan impor tekstil tidak akan berjalan jika tidak ada perusahaan, badan usaha, ataupun individu yang menjalankan kegiatan tersebut. Banyak dari perusahaan yang bergerak dalam bidang industri TPT Indonesia mengembangkan usahanya hingga ke pasar internasional dengan cara meningkatkan produksi dan melakukan ekspor impor. Salah satu perusahaan tekstil Indonesia yang turut berkontribusi dalam kegiatan ekspor impor tekstil adalah PT Argo Pantes Tbk. PT Argo Pantes Tbk yang berlokasi di daerah Tangerang dan Bekasi merupakan bagian dari Grup Argo Manunggal yang merupakan salah satu kelompok usaha terbesar di Indonesia dengan 40 tahun berpengalaman dalam bidang perdagangan tekstil dan manufaktur sejak Saat ini PT Argo Pantes Tbk memiliki 3 (tiga) sektor pabrik dalam bidang industrinya, yaitu pabrik pemintalan (spinning), pabrik pertenunan (weaving), dan pabrik pencelupan benang (yarn dyeing). Dimana ketiganya memiliki fungsi untuk menghasilkan produk benang dan kain yang berkualitas dan mampu memenuhi kualitas standard pasar internasional. Benang yang dihasilkan oleh PT Argo Pantes Tbk berasal dari kapas berkualitas dan di produksi sendiri oleh perusahaan dari unit spinning dan kemudian menghasilkan 2 (dua) jenis benang yaitu benang HS (Heat Setting), dan benang NS (Non Setting). Benang- benang tersebut kemudian di tenun di unit weaving untuk menghasilkan kain. Jenis kain yang dihasilkan dan di ekspor oleh PT Argo Pantes Tbk adalah kain celup (dyed fabric), kain dari benang celup ( yarn- dyed fabric ), dan kain cetak (printed fabric).

8 8 Jenis produk dan kapasitas produk yang dimiliki PT Argo Pantes Tbk adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Produk dan Kapasitas Produk PT Argo Pantes Tbk Produk Kapasitas Produk (Ton) Yarn Yarn Processing Greige Fabric Fabric Processing Total Kapasitas Sumber: Divisi Impor PT Argo Pantes Tbk Tangerang Memiliki sertifikasi pembuatan produk dari awal bahan mentah hingga bahan jadi dengan kualitas produk pilihan terbaik dan saham yang telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia) hingga saat ini membuat PT Argo Pantes Tbk mendapatkan pengakuan sebagai perusahaan besar yang bergerak dalam bidang perindustrian tekstil dengan melakukan penjualan ekspor sebesar 80 persen dengan tujuan wilayah Asia, Eropa dan Amerika. Gambar 1.6 Diagram 10 Negara Utama Tujuan Ekspor Tekstil PT Argo Pantes Tbk Sumber: Divisi Marketing PT Argo Pantes Tbk Tangerang

9 9 Melihat besarnya pengaruh yang diberikan oleh kegiatan ekspor impor yang dijalankan oleh industri TPT Indonesia terhadap perkembangan ekonomi negara khususnya dalam meningkatkan angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, maka dari itu penulis bermaksud melakukan dengna judul Pengaruh Volume Ekspor, Volum Impor, Nilai Ekspor, dan Nilai Impor Tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang Terhadap PDB Indonesia Periode Batasan Penelitian Batasan dari laporan tugas akhir ini adalah data volume ekspor tekstil, data volume impor tekstil, data nilai ekspor tekstil dan data nilai impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang serta data Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha di Indonesia tahun Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, permasalahan yang akan dibahas dalam laporan ini adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara volume ekspor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode ? 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara volume impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode ? 3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai ekspor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode ? 4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode ? 5. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara volume ekspor, volume impor, nilai ekspor, dan nilai impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang secara bersama-sama terhadap PDB Indonesia periode ? 6. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara volume ekspor dan impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode ? 7. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara volume impor dan nilai ekspor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode ?

10 10 8. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai ekspor dan impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode ? 9. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara volume dan nilai ekspor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode ? 10. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara volume dan nilai impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode ? 11. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan anara volume ekspor dan nilai impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode ? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh volume ekspor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode Untuk mengetahui pengaruh volume impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode Untuk mengetahui pengaruh nilai ekspor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode Untuk mengetahui pengaruh nilai impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode Untuk mengetahui pengaruh volume ekspor, volume impor, nilai ekspor, dan nilai impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang secara bersama-sama terhadap PDB Indonesia periode Untuk mengetahui pengaruh volume ekspor dan impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode Untuk mengetahui pengaruh volume impor dan nilai ekspor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode Untuk mengetahui pengaruh nilai ekspor dan impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode Untuk mengetahui pengaruh volume dan nilai ekspor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode Untuk mengetahui pengaruh volume dan nilai impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode

11 11. Untuk mengetahui pengaruh volume ekspor dan nilai impor tekstil PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap PDB Indonesia periode Manfaat Penelitian Adapun ini memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Penulis. Penulis memperoleh kesempatan untuk mempelajari lebih jauh mengenai pengaruh kegiatan ekspor impor suatu komoditas atau perusahaan dan dampaknya terhadap PDB suatu negara atau sebaliknya, serta dapat mengaplikasikan teori-teori terkait perkembangan perekonomian suatu negara dengan kenyataan yang terjadi sesungguhnya dalam suatu perusahaan. 2. Pembaca. Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca mengenai masalah yang terkait dengan kegiatan ekspor impor tekstil di PT Argo Pantes Tbk Tangerang terhadap perkembangan PDB Indonesia. 3. Perusahaan. Memberikan informasi tentang berapa besar kontribusi pengaruh dari kegiatan ekspor dan impor tekstil yang dilakukan perusahaan terhadap PDB Indonesia dan sebaliknya sehingga perusahaan dapat menentukan tindakan yang perlu diambil dalam membantu meningkatkan perekoniam negara dan untuk perusahaan sendiri selama melaksanakan kegiatan ekspor impor tekstil. 4. Peneliti yang akan datang. Membantu memberikan informasi bagi peneliti yang akan datang apabila ingin melakukan serupa dan sebagai pembanding pengaruh ekspor impor terhadap PDB dalam periode lain atau dapat dengan menggunakan faktor lain yang dapat mempengaruhi PDB dan kegiatan ekspor impor.

12 12 State of The Art Nama Jurnal Journal ibusiness, Vol.2 An Empirical Study on the Contribution of Foreign Trade to the Economic Growth of Jiangxi Province, China Yuhong Li1, Zhongwen Chen, dan Xiaoyin Wang (2010) African Journal of Business Management, Vol.7, No.5 Analysis of The Contribution of Imported and Locally Manufactured Cement to The Growth Of Gross Domestic Product Tabel 1.2 State of The Art Hasil Penelitian Penelitian Kuantitatif Hasil menunjukkan terdapat Independen: hubungan yang kuat dan Foreign trade bersifat positif antara volume, export volume perdagangan volume, import internasional, volume volume, net ekspor, volume impor, export dan volume net ekspor Dependen: (ekspor-impor) terhadap Gross Domestic PDB di Jiangxi, China. Product (GDP) Meskipun demikian, angka volume impor Teknik analisis: memiliki pengaruh yang Uji t lebih besar dibandingkan Uji F dengan angka volume Uji R 2 ekspor terhadap PDB. Kuantitatif Permintaan semen di Nigeria berasal dari Independen: permintaan konstruksi Imported cement perumahan dan nonperumahan, dan sejauh dan locally manufactured ini konstruksi perumahan cement merupakan konsumen Dependen: semen terbesar di Gross Domestic Nigeria. Penelitian ini Product (GDP) menunjukkan bahwa tingkat kontribusi semen impor lebih besar Adaptasi Variabel Hasil Hasil

13 13 Nama Jurnal (GDP) of Nigeria ( ) J. N. Mojekwu, Ademola Idowu, dan Oluseyi Sode ( 2013) The International Journal of Management, Vol.2, Edisi 3 Effects Of Export And Import On GDP Of Bangladesh (An Empirical Analysis) SK Kamal Ahmed, Md. Anamul Hoque, dan S. M. Jobaer. (2013) Tabel 1.2 State of The Art (lanjutan) Hasil Penelitian Penelitian Teknik analisis: daripada perusahaan semen lokal. Namun keduanya memiliki Ordinary Least kontribusi yang bersifat Squares (OLS) positif terhadap Uji Augmented pertumbuhan PDB Dickey Fuller Nigeria. (ADF) Kuantitatif Setelah kemerdekaan, Banglades lebih fokus Independen: dalam strategi Export pembangunannya yaitu Import dengan memberlakukan Dependen: tarif dan kuota Impor Gross Domestic lebih tinggi yang Product (GDP) dianggap berdampak negatif terhadap ekspor Teknik analisis: di Banglades. Alhasil, Ordinary Least berdasarkan data dari Squares (OLS) tahun 1972 hingga 2006 Uji Chow menunjukkan bahwa Uji Asumsi total ekspor Banglades Klasik memberikan dampak Uji Kesalahan positif terhadap PDB, Spesifikasi sebaliknya total impor berdampak negative terhadap PDB. Adaptasi Literature review Variabel Hasil

14 14 Nama Jurnal Journal Economics, Management, and Financial Markets, Vol.7, No. 1 Export and Economic Growth in Turkey: Cointegration and Causality Analysis Fatih Mangir (2012) International Journal of Research in Applied, Natural and Social Sciences, Vol.2, Edisi 7 Impact of Exports Imports on GDPGrowth Rate, in Pakistan Time Series Data from Tabel 1.2 State of The Art (lanjutan) Hasil Penelitian Penelitian Kuantitatif Hubungan sebab akibat antara ekspor dan GDP Independen: di Turki selama tahun Export menunjukkan Dependen: bahwa dalam 4 (empat) Real Gross tahun pertama, ekspor Domestic memberikan dampak Product negatif terhadap PDB (adanya hubungan sebab Teknik analisis: akibat dua arah untuk Johensen and jangka pendek), namun Juselius dalam lima tahun Cointegration berikutnya ekspor Uji Granger menunjukkan dampak Causality positif (hubungan sebab Uji Unit Root akibat searah untuk jangka panjang) dan bersifat permanen terhadap PDB Turki Kuantitatif Sebagai negara berkembang, pertumbuhan ekonomi Independen: Pakistan akan meningkat jika Export meningkatkan ekspor secara Import terus menerus dan dengan membandingkan dengan Dependen: jumlah impor yang dilakukan. Gross Domestic Hasil menunjukkan Product (GDP) bahwa baik ekspor Teknik analisis: Error Correction Model (ECM) Adaptasi Variabel Hasil Variabel Hasil

15 15 Nama Jurnal Rummana Zaheer, Sanam Wagma Khattak, dan Huma Ashar & Khanzaib ( 2014) Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.1, No.1 Analisis Pengaruh Kausalitas Antara Ekspor, Impor dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia dan Thailand dengan Menggunakan Pendekatan Var Periode Moch Ilham dan Agustina Suparyati (2014) Tabel 1.2 State of The Art (lanjutan) Hasil Penelitian Penelitian Johnson maupun impor memiliki Cointegration pengaruh penting terhadap pertumbuhan PDB Pakistan. Untuk jangka pendek diketahui hanya ekspor yang berpengaruh terhadap PDB. Sedangkan untuk jangka panjang, ekspor, dan impor memiliki nilai statisik yang jauh lebih besar terhadap pertumbuhan PDB Kuantitatif Ekspor, impor dan Variable: pertumbuhan ekonomi di Ekpor Indonesia dan Thailand Impor masing-masing memiliki GDP Indonesia hubungan sebab akibat GDP Thailand yang saling berhubungan. Teknik analisis: Untuk negara Indonesia, Vector kegiatan ekspor impor Autoregressive merupakan faktor penentu (VAR) dalam perekonomian. Johansen Impor bahan baku dapat Cointegration memicu terjadinya ekspor Uji Augmented dan begitu sebaliknya Dickey Fuller sehingga dapat memicu (ADF) pertumbuhan ekonomi di Adaptasi Latar belakang Variabel Hasil

16 16 Nama Jurnal Tabel 1.2 State of The Art (lanjutan) Hasil Penelitian Penelitian Indonesia. Sedangkan negara Thailand lebih berfokus dalam meningkatkan ekspor dan PDB untuk meningkatkan pertumbuhan impor. Adaptasi Jurnal JIBEKA, Vol.8, No. 2 Pengaruh Harga, Nilai Tukar dan Produk Domestik Bruto Indonesia Terhadap Volume Impor Tekstil dari China Zainul Muchlas dan Agus Rahman Alamsyah (2014) Kuantitatif Independen: Harga TPT Tekstil China Harga TPT Tekstil Indonesia Kurs Nilai Tukar Produk Domestik Bruto (PDB) Dependen: Volume Impor Tekstil Teknik analisis: Uji Asumsi Klasik Uji normalitas Uji t Uji F Harga, nilai tukar, dan PDB Indonesia memiliki pengaruh yang positif terhadap volume impor tekstil Indonesia, namun variable yang paling dominan adalah PDB. Volume impor akan cenderung meningkat bila terjadi peningkatan pada PDB karena semakin besar PDB yang dihasilkan suatu negara semakin besar pula daya beli negara tersebut termasuk mempengaruhi konsumsi produk tekstil sehingga berefek pada menaiknya impor TPT. Latar belakang Variabel Hasil

17 17 Tabel 1.2 State of The Art (lanjutan) Nama Jurnal Penelitian Hasil Penelitian Journal of Applied Kuantitatif Penelitian ini Finance & Banking, menunjukkan bahwa Independen: Vol.5, No.4 sepanjang tahun 1998 Imports of crude kuarter 1 (satu) hingga Do Crude Petroleum petroleum 2013 kuarter 2 (dua), Imports Affect GDP Dependen: impor minyak mentah of Turkey? Gross Domestic berpengaruh secara Meliha Ener, Cüneyt Product (GDP) positif terhadap PDB Kɪlɪç, dan Feyza Balan Teknik analisis: Turki hingga kuarter kedua, namun (2015) berpengaruh negatif Vector setelahnya. Sejak kuarter Autoregressive kelima impor minyak (VAR) mentah menuntun ke Uji Granger respon yang positif dan Causality signifikan terhadap PDB, Uji Augmented dan menurun secara Dickey Fuller bertahap setelahnya. (ADF) Berdasarkan hasil Uji Phillipstersebut disimpulkan Perron (PP) bahwa impor minyak mentah merupakan variable penting dalam pertumbuhan PDB di Turki. Adaptasi Hasil Sumber: Penulis (2015)

18 18

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan barang dan jasa antar negara di dunia membuat setiap negara mampu memenuhi kebutuhan penduduknya dan memperoleh keuntungan dengan mengekspor barang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak pernah lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth). Karena pembangunan ekonomi mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan industri penting sebagai penyedia kebutuhan sandang manusia. Kebutuhan sandang di dunia akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan bisnis di era global saat ini semakin ketat. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan bisnis di era global saat ini semakin ketat. Fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di era global saat ini semakin ketat. Fungsi Sumber Daya Manusia (SDM) sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk tetap bisa bersaing dalam ekonomi

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ukuran pasar dalam sektor industri tertentu mengindikasikan potensi pasar dan tingkat kompetisi dalam industri tersebut. Jika pertumbuhan ukuran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara lain di sekitarnya. Biasanya bentuk kerjasama atau interaksi itu berbentuk perdagangan antar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Hal ini didorong oleh semakin meningkatnya hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan dunia yang bersifat mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus dalam Iaju yang semakin pesat

Lebih terperinci

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) OLEH SRI MULYANI H14103087 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara fundamental, bahwa gerak perdagangan semakin terbuka, dinamis, dan cepat yang menyebabkan

Lebih terperinci

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun. Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% (yoy), sedangkan pertumbuhan triwulan IV-2011 secara tahunan sebesar 6,5% (yoy) atau secara triwulanan turun 1,3% (qtq). PDB per kapita atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat kapas yang berasal dari tanaman kapas (Gossypium hirsutum L.) merupakan salah satu bahan baku penting untuk mendukung perkembangan industri Tekstil dan Produk Tekstil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa Indonesia. Pada kurun tahun 1993-2006, industri TPT menyumbangkan 19.59 persen dari perolehan devisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Di banyak negara, perdagangan internasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan. merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan. merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. Karena penduduk bertambah terus menerus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk domestik bruto (PDB) merupakan salah satu di antara beberapa variabel ekonomi makro yang paling diperhatikan oleh para ekonom. Alasannya, karena PDB merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pesat globalisasi dalam beberapa dasawarsa terakhir mendorong terjadinya perdagangan internasional yang semakin aktif dan kompetitif. Perdagangan

Lebih terperinci

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Mudrajad Kuncoro Juli 2008 Peranan Masing- Masing Cabang Industri Terhadap PDB Sektor Industri Tahun 1995-2008* No. Cabang Industri Persen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi yang pertama sering dikatakan sebagai strategi inward looking,

BAB I PENDAHULUAN. Strategi yang pertama sering dikatakan sebagai strategi inward looking, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan hal yang sudah mutlak dilakukan oleh setiap negara. Pada saat ini tidak ada satu negara pun yang berada dalam kondisi autarki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh posisi persaingan..., Rahmitha, FE UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh posisi persaingan..., Rahmitha, FE UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang Industri Tekstil dan Produk Tekstil sudah ada sejak lama di Indonesia. Industri ini bemula dari industri rumahan di tahun 1929 yang kemudian terus mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Tragedi serangan teroris ke gedung World Trade Center (WTC) Amerika

1. PENDAHULUAN. Tragedi serangan teroris ke gedung World Trade Center (WTC) Amerika 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tragedi serangan teroris ke gedung World Trade Center (WTC) Amerika pada tanggal 1 I September 2001, tampaknya akan mengubah tatanan ekonomi dan pasar global yang dalam

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2014 No. 32/05/35/Th. XIV, 5 Mei 2014 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) mencapai 6,40

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki setiap negara dan keterbukaan untuk melakukan hubungan internasional

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan I Tahun 2010 Industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan Ekonomi Indonesia didominasi sektor pertanian dan perkebunan yang lebih dikenal dengan istilah negara agraris. Sejak dari proklamasi kemerdekaan, hingga dikeluarkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari aktivitas perdagangan international yaitu ekspor dan impor. Di Indonesia sendiri saat

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (U MKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER No.72/12/32/Th.XVII, 15 Desember A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER MENCAPAI US$2,03 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui

Lebih terperinci

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015. BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.09/02/32/Th.XVIII, 01 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$2,15 MILYAR

Lebih terperinci

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses 115 V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA 5.1. Pertumbuhan Ekonomi Petumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan proses perubahan PDB dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun

BAB I PENDAHULUAN. kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Prospek industri manufaktur tahun 2012, pada tahun 2011 yang lalu ditandai oleh kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI No.20/32/Th.XVIII, 01 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$ 1,97 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 24/04/32/Th.XVII, 15 April PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR Nilai ekspor

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 1 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Ekspor Bulan Februari 2012 Naik 8,5% Jakarta, 2 April 2012

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia tiga tahun terakhir lebih rendah dibandingkan Laos dan Kamboja.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia tiga tahun terakhir lebih rendah dibandingkan Laos dan Kamboja. BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di kawasan ASEAN, dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sejak 1980 sampai dengan 2012 (dihitung dengan persentase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia mulai mengalami liberalisasi perdagangan ditandai dengan munculnya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947 yang

Lebih terperinci

Perkembangan Sektor Industri di Awal 2008 Oleh: Didik Kurniawan Hadi*

Perkembangan Sektor Industri di Awal 2008 Oleh: Didik Kurniawan Hadi* Perkembangan Sektor Industri di Awal 2008 Oleh: Didik Kurniawan Hadi* Harus diakui, di masa pemerintahan SBY-JK, ketidakstabilan makroekonomi dan ketidakpastian kebijakan ekonomi makro sudah jauh menurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). ekonomi. Indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). ekonomi. Indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dalam perspektif yang luas dipandang sebagai suatu proses multidimensi yang mencakup pelbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pendapatan nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw (2003), pendapatan nasional yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Secara umum sektor ini memberikan kontribusi yang besar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. INDO KORDSA, TBK JAKARTA, 06 JANUARI 2015

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. INDO KORDSA, TBK JAKARTA, 06 JANUARI 2015 KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. INDO KORDSA, TBK JAKARTA, 06 JANUARI 2015 Yang Mulia Duta Besar Turki; Yth. Menteri Perdagangan atau yang mewakili;

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara. Dewasa ini tidak ada satu negara pun dimuka bumi yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertekstilan merupakan industri yang cukup banyak. menghasilkan devisa bagi negara. Tahun 2003 devisa ekspor yang berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertekstilan merupakan industri yang cukup banyak. menghasilkan devisa bagi negara. Tahun 2003 devisa ekspor yang berhasil BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pertekstilan merupakan industri yang cukup banyak menghasilkan devisa bagi negara. Tahun 2003 devisa ekspor yang berhasil dikumpulkan melalui sektor pertekstilan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2010 Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2010 Pusat Data dan Informasi LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan IV Tahun industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

KINERJA. Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Triwulan III DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA.

KINERJA. Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Triwulan III DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA. KINERJA Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Triwulan III - 2017 triwulan III DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA KINERJA Pagu Anggaran SEKTOR Ditjen IKTA S.D IKTATRIWULAN Tahun 2017III

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

Perdagangan Indonesia

Perdagangan Indonesia Tinjauan Terkini Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 7, September 2010 Perdagangan Indonesia Volume 7, September 2010 Daftar Isi Tinjauan Umum Hingga Juli 2010 Ekspor & Impor Beberapa Produk

Lebih terperinci

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 184.845.034 194.426.046 9.581.012 5,18 2 Usaha Menengah (UM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdagangan Internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang disampaikan Salvatore

Lebih terperinci

PROYEKSI EKONOMI MAKRO : Masukan bagi Pengelola BUMN Biro Riset LMFEUI

PROYEKSI EKONOMI MAKRO : Masukan bagi Pengelola BUMN Biro Riset LMFEUI PROYEKSI EKONOMI MAKRO 2011-2015: Masukan bagi Pengelola BUMN Biro Riset LMFEUI Indonesia memiliki sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam berbagai bidang usaha. Kendati, tidak seperti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Di era globalisasi ini, industri menjadi penopang dan tolak ukur kesejahteraan suatu negara. Berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia, selain dua sektor lainnya, yaitu sektor pertanian dan sektor jasa. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini interaksi antar negara merupakan hal yang tidak bisa dihindari dan hampir dilakukan oleh setiap negara di dunia, interaksi tersebut biasanya tercermin dari

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI MENCAPAI US$ 2,11 MILYAR No. 14/02/32/Th.XVII, 16 Februari Nilai ekspor Jawa Barat mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Tujuan dari perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Tujuan dari perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi dimana sumber daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) bagi pelanggan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri tekstil bukanlah merupakan sebuah hal baru dalam sektor

I. PENDAHULUAN. Industri tekstil bukanlah merupakan sebuah hal baru dalam sektor 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri tekstil bukanlah merupakan sebuah hal baru dalam sektor perdagangan di Indonesia. Istilah tekstil yang dikenal saat ini berasal dari bahasa latin, yaitu texere

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu pendorong peningkatan perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional, melalui kegiatan ekspor impor memberikan keuntungan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2016 No. 42/08/32/Th.XVIII, 01 Agustus 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2016 MENCAPAI USD 2,48

Lebih terperinci

Ekspor Nonmigas Agustus 2010 Mencapai US$ 11,8 Miliar, Tertinggi Sepanjang Sejarah

Ekspor Nonmigas Agustus 2010 Mencapai US$ 11,8 Miliar, Tertinggi Sepanjang Sejarah SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp/Fax: 021-3860371 www.depdag.go.id Ekspor Nonmigas Agustus 2010 Mencapai US$ 11,8 Miliar, Tertinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota badan serta penutup untuk tangan, kaki, dan kepala. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. anggota badan serta penutup untuk tangan, kaki, dan kepala. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Umat manusia universal memakai pakaian pada tubuh untuk melindunginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.25/05/32/Th.XVIII, 02 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,12 MILYAR Nilai ekspor

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER 2016 MENCAPAI USD 2,29 MILYAR No. 08/02/32/Th.XIX, 01

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang punggung perekonomian. Tumpuan harapan yang diletakkan pada sektor industri dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang dilahirkan oleh kemajuan zaman. Dalam bidang perekonomian hal ini membuat dampak yang cukup besar bagi industri-industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam perdagangan internasional tidak lepas dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Apalagi adanya keterbukaan dan liberalisasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2016 No. 44/08/36/Th.X, 1 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI NAIK 12,20 PERSEN MENJADI US$889,48 JUTA Nilai ekspor Banten pada Juni naik 12,20 persen dibanding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah saat ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah saat ini tidak lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah saat ini tidak lain bertujuan untuk mempercepat dan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, hal ini diwujudkan

Lebih terperinci

Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut di Bulan April 2015

Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut di Bulan April 2015 Impor Seluruh Jenis Golongan Barang Menurun di bulan April 2015, kecuali Bahan Baku/Penolong Perdagangan dengan India di bulan April 2015 menyumbang surplus USD 1,0 miliar Grafik 2. Negara Penyumbang Surplus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya, pertumbuhan ekonomi dapat dirangsang oleh perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin pertumbuhan, pertumbuhan dipimpin

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

Lebih terperinci

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q. Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 * 2011 ** 2012 *** Produk Domestik Bruto (%, yoy) 3.64 4.50 4.78 5.03 5.69 5.50 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.23 Produk Nasional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

Surplus Neraca Perdagangan September 2010 Melonjak 68 Persen Mencapai US$ 2,5 Miliar

Surplus Neraca Perdagangan September 2010 Melonjak 68 Persen Mencapai US$ 2,5 Miliar SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Surplus Neraca Perdagangan September 2010 Melonjak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 No.37/07/32/Th.XVIII, 01 Juli 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2016 MENCAPAI US$ 2,08 MILYAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas sekarang ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas sekarang ini, manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas sekarang ini, manusia dengan ide, bakat, IPTEK, beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah

Lebih terperinci

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR 4.1. Perkembangan Industri Kecil dan Menengah Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami pertumbuhan yang signifikan. Data dari

Lebih terperinci