Perancangan dan Implementasi Pengukuran Jarak dan Tinggi Objek Berbasis Kamera pada Perangkat Mobile
|
|
- Liani Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Teknologi Informasi dan Telematika Vol.5, Desember 2012, Perancangan dan Implementasi Pengukuran dan Tinggi Objek Berbasis Kamera pada Perangkat Mobile Zulkhairi 1, Yohana Dewi Lulu W 2, Memen Akbar 3 Program Studi Teknik Informatika Jurusan Komputer Politeknik Caltex Riau Jl. Umbansari no.1 Rumbai Pekanbaru heri_hahihu@yahoo.co.id, 2 yohana@pcr.ac.id, 3 memen@pcr.ac.id Abstrak Perkembangan perangkat mobile saat ini tidak hanya terbatas sebagai alat komunikasi, melainkan sudah dapat menjadi alat bantu bagi manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari, salah satunya adalah kamera dalam sebuah perangkat mobile. Penggunaan kamera pada perangkat mobile dapat lebih dimaksimalkan dengan membuat sebuah aplikasi yang dapat melakukan pengukuran jarak dan tinggi dari sebuah objek. Metode yang diterapkan pada pengukuran ini dengan menggunakan rumus kesebangunan segitiga yang terbentuk dari proses pembentukan bayangan dengan menggunakan sinarsinar istimewa pada lensa cembung yang ada di dalam sebuah kamera. Hasil pengukuran dipengaruhi oleh spesifikasi pada kamera perangkat mobile serta ketelitian user dalam melakukan pengukuran. Semakin tinggi spesifikasi kamera perangkat mobile yang digunakan akan membantu ketelitian user dalam melakukan pengukuran sehingga memperkecil galat dari hasil pengukuran. Aplikasi ini dirancang untuk digunakan pada perangkat mobile berbasis android. Kata kunci: kamera, pengukuran, perangkat mobile, lensa, android. Abstrak Perkembangan perangkat mobile saat ini tidak hanya terbatas sebagai alat komunikasi, melainkan sudah dapat menjadi alat bantu bagi manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari, salah satunya adalah kamera dalam sebuah perangkat mobile. Penggunaan kamera pada perangkat mobile dapat lebih dimaksimalkan dengan membuat sebuah aplikasi yang dapat melakukan pengukuran jarak dan tinggi dari sebuah objek. Metode yang diterapkan pada pengukuran ini dengan menggunakan rumus kesebangunan segitiga yang terbentuk dari proses pembentukan bayangan dengan menggunakan sinarsinar istimewa pada lensa cembung yang ada di dalam sebuah kamera. Hasil pengukuran dipengaruhi oleh spesifikasi pada kamera perangkat mobile serta ketelitian user dalam melakukan pengukuran. Semakin tinggi spesifikasi kamera perangkat mobile yang digunakan akan membantu ketelitian user dalam melakukan pengukuran sehingga memperkecil galat dari hasil pengukuran. Aplikasi ini dirancang untuk digunakan pada perangkat mobile berbasis android. Kata kunci: kamera, pengukuran, perangkat mobile, lensa, android. 1 Pendahuluan Saat ini penggunaan perangkat mobile tidak hanya terpaku sebagai alat untuk berkomunikasi, tetapi sudah dapat menjadi pembantu manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti tambahan perangkat keras kamera yang digunakan untuk merekam dan mengambil gambar dari momen tertentu. Suatu gambar yang berada di dalam sebuah kamera atau lensa merupakan hasil penggambaran dari suatu objek nyata. Pembentukan gambar di dalam sebuah kamera dapat membantu untuk melakukan suatu pengukuran jarak dan tinggi objek, sehingga dapat menjadi alternatif pengganti alat ukur yang sudah ada sebelumnya seperti pita ukur dan theodolit yang kadang kala pada saat digunakan mengalami kesulitan. Pratomo [1] menyatakan bahwa pita ukur sering mengalami penyusutan akibat faktor penarikan dan
2 Zulkhairi, Yohana Dewi Lulu, Memen Akbar 64 theodolit merupakan alat dengan harga yang cukup mahal dan memerlukan tenaga ahli khusus untuk mengoperasikannya. Penelitian ini diharapkan akan memberikan sebuah alternatif dalam melakukan proses pengukuran jarak dan tinggi objek dengan menggunakan perangkat mobile, hal ini dikarenakan perkembangan dan jumlah pengguna perangkat mobile yang semakin banyak. 2 Dasar Teori 2.1 Lensa Pada Kamera Jenis lensa pada sebuah kamera merupakan lensa cembung. Supardiono [2] menyatakan bahwa lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari bagian tepinya, sehingga sinar-sinar biasnya bersifat mengumpul. Titik fokus aktif dari lensa cembung terletak di belakang lensa (f positif) dan bersifat konvergen (mengumpulkan cahaya). Lensa ini disebut juga lensa konvergen. Titik fokus F1 untuk lensa cembung diperoleh dari perpotongan langsung sinar-sinar bias, sehingga fokus F1 adalah fokus nyata dan lensa cembung disebut lensa positif. Pada lensa cembung titik fokus F1 berada di daerah sinar bias [2]. Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung : a) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus F1. Penggambaran sinar dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini. Gambar 1 Sinar istimewa lensa cembung (a). (Sumber: Lensa dan Cermin. Departemen Pendidikan Nasional) b) Sinar datang melalui titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar sumbu utama. Penggambaran sinar dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini. Gambar 2 Sinar istimewa lensa cembung (b). (Sumber: Lensa dan Cermin. Departemen Pendidikan Nasional) c) Sinar datang melalui titik pusat optik O akan diteruskan tanpa dibiaskan. Penggambaran sinar dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini. Gambar 3 Sinar istimewa lensa cembung (c). (Sumber: Lensa dan Cermin. Departemen Pendidikan Nasional)
3 Perancangan dan Implementasi Pengukuran dan Tinggi Objek Berbasis Kamera Pembentukan Bayangan Pada Lensa Cembung Pembentukan bayangan pada lensa cembung dapat dilukis dengan menggunakan sinarsinar istimewa. Berikut cara melukis pembentukan bayangan pada lensa cembung : a) Lukis dua buah sinar istimewa. b) Sinar selalu datang dari depan lensa dan dibiaskan ke belakang lensa. Perpanjangan sinar-sinar bias ke depan lensa dilukis sebagai garis putus-putus. c) Perpotongan kedua buah sinar bias yang dilukis pada langkah 1 merupakan letak bayangan. Jika perpotongan didapat dari sinar bias, terjadi bayangan nyata, tetapi jika perpotongan didapat dari perpanjangan sinar bias, bayangan yang dihasilkan adalah maya. 3 Perancangan Aplikasi Gambar 4 Pembentukan bayangan pada lensa cembung. Pada aplikasi pengukuran tinggi dan jarak objek ini ada dua cara pengukuran, yaitu : a) Dengan memasukkan data. Pengukuran dilakukan dengan mengetahui informasi dari objek, seperti tinggi objek atau jarak objek terhadap kamera. b) Tanpa memasukkan data. Pengukuran dilakukan tanpa mengetahui informasi dari objek baik disini jarak ataupun tinggi objek dan outputnya adalah tinggi objek dan jarak objek terhadap kamera. 3.1 Teori Tentang Kesebangunan Dua Bidang Datar Hasil pembentukan bayangan pada lensa cembung dapat di lihat pada gambar 5. Dari pembentukan bayangan lensa cembung tersebut membentuk dua buah segitiga sebangun. Segitiga dikatakan sebangun, salah satunya adalah apabila sudut yang bersesuaian sama besar [3]. Pada gambar 5 dapat di lihat sudut saling berkebalikan ini membuktikan kedua sudut tersebut sama besar dan terdapat sudut siku-siku pada kedua segitiga. Dua hal ini telah membuktikan bahwa kedua segita tersebut sebangun, dikarenakan sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua segitiga sama besar. Dengan menggunakan sifat kesebangunan segitiga, menghasilkan rumus untuk mengukur jarak dan tinggi objek. Gambar 5 Kesebangunan segitiga pada pembentukan bayangan lensa cembung.
4 Zulkhairi, Yohana Dewi Lulu, Memen Akbar 66 Keterangan gambar 5 : X 1 = benda terhadap kamera Y 1 = Tinggi benda sebenarnya X 2 = Focal Length camera Y 2 = Tinggi benda pada camera (bayangan) Persamaan : Persamaan (1) merupakan persamaan yang terbentuk dari kesebangunan segitiga [4]. Dari persamaan (1) dapat diturunkan menjadi persamaan (2) dan (3). Dimana persamaan (2) digunakan untuk menghitung jarak benda terhadap kamera dan persamaan (3) digunakan untuk menghitung tinggi benda sebenarnya. Focal lenght dari kamera merupakan jarak dari pusat optik lensa dengan titik fokus yang terletak di sensor atau film [5]. Nilai focal lenght kamera dalam satuan milimeter (mm). Untuk mendapatkan nilai focal length dari kamera pada smart phone android dapat menggunakan perintah berikut [6]: Camera.Parameters p; p= mcamera.getparameters(); float focallength; focallenght=p.getfocallength(); Bayangan dalam sebuah kamera merupakan hasil proyeksi dari lensa [5]. Dimana bayangan tersebut akan jatuh atau terbentuk di atas permukaan sensor yang ada di dalam kamera dan kemudian di proses untuk ditampilkan pada layar perangkat mobile. Untuk menghitung tinggi bayangan di sensor dengan melakukan perbandingan antara ukuran objek di sensor kamera dengan ukuran objek di layar. Tinggi bayangan ini diukur dalam satuan milimeter (mm). Sehingga tinggi sensor dibagi tinggi gambar untuk mendapatkan ukuran 1 pixel yang ada pada sensor dalam milmeter. 3.2 Use case Use case diagram sistem ini hanya memiliki satu aktor yaitu user. Pada gambar 6 menggambarkan use case untuk proses pengukuran dengan memasukkan data. Dapat dilihat bahwa untuk menghitung jarak maka user harus menginputkan tinggi objek dan untuk menghitung tinggi objek user harus menginputkan jarak obejek terhadap kamera.
5 Perancangan dan Implementasi Pengukuran dan Tinggi Objek Berbasis Kamera 67 Gambar 6 Use case pengukuran dengan memasukkan data. Pada gambar 7 menggambarkan use case untuk proses pengukuran tanpa memasukkan data. Dapat dilihat user dapat mengetahui langsung tinggi dan jarak objek terhadap kamera setelah melakukan proses pemilihan objek yang akan diukur. 3.3 Flowchart a) Dengan memasukkan data. Gambar 7 Use case pengukuran tanpa memasukkan data. Gambar 8 Flowchart pengukuran dengan memasukkan data. Gambar 8 menjelaskan sistem pengukuran dengan memasukkan data, dimana pada saat aplikasi dijalankan terdapat pilihan apakah akan melakukan perhitungan jarak. Jika jawabanya
6 Zulkhairi, Yohana Dewi Lulu, Memen Akbar 68 ya maka user diharuskan menginputkan tinggi objek sebenarnya. Jika tidak maka perhitungan yang dilakukan adalah menghitung tinggi objek sebenarnya dengan memasukkan jarak antara objek dengan kamera. Tahap pemilihan objek yang akan diukur dengan menggunakan sebuah segiempat. User mengatur ukuran tinggi segiempat dengan menyesuaikan tinggi objek yang akan diukur pada layar. b) Tanpa memasukkan data. Gambar 9 Flow Chart pengukuran tanpa memasukkan data. Gambar 9 menjelaskan sistem pengukuran tanpa memasukkan data, dimana proses pengukuran dilakukan dua kali dengan mengubah jarak pengukuran. Setiap melakukan pengukuran user melakukan capture, hal ini untuk mendapat nilai persamaan. Hasil nilai kedua persamaan yang akan digunakan untuk menghitung tinggi dan jarak objek terhadap kamera. Perhitungan perpindahan jarak pengukuran dengan menggunakan sensor proximity yang ada pada perangkat mobile. Untuk tahap pemilihan objek yang akan diukur dengan menggunakan sebuah segiempat. User mengatur ukuran tinggi segiempat dengan menyesuaikan tinggi objek yang akan diukur pada layar. Berikut rumus untuk perhitungan tanpa memasukkan data. Gambar 10 Pengukuran 1 dan pengukuran 2.
7 Perancangan dan Implementasi Pengukuran dan Tinggi Objek Berbasis Kamera 69 Keterangan gambar 10 : X 1 = benda terhadap kamera. Y 1 = Tinggi benda sebenarnya. X 2 = Focal Length camera. Y 21 = Tinggi benda pada kamera (bayangan) pada perhitungan pertama. Y 22 = Tinggi benda pada kamera (bayangan) pada perhitungan kedua. Z = Perpindahan pengukuran pertama ke pengukuran kedua. 4 Analisa dan Pembahasan Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan dengan dengan membandingkan data benda sebenarnya dengan hasil pengukuran menggunakan aplikasi yang dibangun. Berikut adalah data dari dua benda yang akan diukur. Tabel 1 Spesifikasi Benda. Spesifikasi Benda Gambar Benda Nama = Benda 1 Tinggi = 430 mm Lebar = 334 mm Nama = Benda 2 Tinggi = 510 mm Lebar = 360 mm Pengukuran akan dilakukan sebanyak lima kali dengan jarak yang berbeda dan menggunakan dua perangkat mobile dengan spesifikasi yang berbeda pula. Berikut adalah spesifikasi dari dua perangkat mobile. Merk Spesifikasi Samsung Galaxy SII Samsung Galaxy Gio Tabel 2 Spesifikasi perangkat mobile yang akan digunakan dalam pengujian. Focal Lenght 3,97 mm 2,78 mm Resolusi Kamera 3264x2448 pixels 2048x1536 pixels Resolusi Layar 480 x 800 pixels 320 x 480 pixels Ukuran Sensor Kamera (mm) Proximity 3,416 x 4,536 7 cm 2,2 x 2,6 7 cm
8 Zulkhairi, Yohana Dewi Lulu, Memen Akbar 70 Hasil pengukuran : a. Tabel 3 dan 4 menunjukkan hasil pengukuran Benda 1 dengan menggunakan perangkat mobile Samsung Galaxy Gio: Tabel 3. Hasil pengukuran benda 1 dengan input data. Tabel 4. Hasil pengukuran benda 1 tanpa input data. b. Tabel 5 dan 6 menunjukkan hasil Pengukuran Benda 2 dengan menggunakan perangkat mobile Samsung Galaxy Gio: Tabel 5. Hasil pengukuran benda 2 dengan input data. Tabel 6. Hasil pengukuran benda 2 tanpa input data. c. Tabel 7 dan 8 menunjukkan hasil pengukuran Benda 1 dengan menggunakan perangkat mobile Samsung Galaxy SII: Tabel 7. Hasil pengukuran benda 1 dengan input data Tabel 8. Hasil pengukuran benda 1 tanpa input data.
9 (mm) Tinggi (mm) Lebar (mm) Perancangan dan Implementasi Pengukuran dan Tinggi Objek Berbasis Kamera 71 d. Tabel 9 dan 10 menunjukkan hasil pengukuran Benda 2 dengan menggunakan perangkat mobile Samsung Galaxy SII: Tabel 9. Hasil pengukuran benda 2 dengan input data. Tabel 10. Hasil pengukuran benda 2 tanpa input data. Berikut adalah grafik perbandingan hasil pengukuran dengan menggunakan Samsung Galaxy Gio dan Samsung Galaxy SII : a. 11, 12 dan 13 menunjukkan grafik hasil pengukuran Benda 1 dengan inputan data. Pengukuran tinggi benda 1 dengan input data Pengukuran lebar benda 1 dengan input data Gio SII Tinggi Benda Input (mm) Gambar 11 Grafik hasil pengukuran tinggi benda 1 dengan input data. Gio SII Lebar Benda 1 Input (mm) Gambar 12 Grafik hasil pengukuran lebar benda 1 tanpa input data Pengukuran jarak benda 1 dengan input data Gio SII Input tinggi benda Gambar 13 Grafik hasil pengukuran jarak benda 1 tanpa input data.
10 Tinggi (mm) Tinggi (mm) (mm) Tinggi (mm) Lebar (mm) Zulkhairi, Yohana Dewi Lulu, Memen Akbar 72 b. 14, 15 dan 16 menunjukkan grafik hasil pengukuran Benda 2 dengan inputan data Pengukuran tinggi benda 2 dengan input Pengukuran lebar benda 2 dengan input data Gio SII Tinggi Benda 2 Input (mm) Gio SII Lebar Benda 2 Input (mm) Gambar 14 Grafik hasil pengukuran tinggi benda 2 dengan input data. Gambar 15 Grafik hasil pengukuran lebar benda 2 dengan input data Pengukuran jarak benda 2 dengan input data Gio SII Input tinggi benda (510 mm) Gambar 16 Grafik hasil pengukuran jarak benda 2 dengan input data. c. 17 dan 18 menunjukkan hasil pengukuran Benda 1 tanpa inputan data Hasil pengukuran tinggi (430 mm) benda 1 dengan tanpa input Hasil pengukuran tinggi (430 mm) benda 1 dengan tanpa input Gio SII Tinggi benda 1 (mm) Gambar 17 Grafik hasil pengukuran tinggi benda 1 tanpa input data. Gio (mm) Gambar 18 Grafik hasil pengukuran jarak benda 1 tanpa input data SII
11 Tinggi Tinggi (mm) Perancangan dan Implementasi Pengukuran dan Tinggi Objek Berbasis Kamera 73 d. 19 dan 20 menunjukkan hasil pengukuran Benda 2 tanpa inputan data Hasil pengukuran tinggi (5100 mm) Hasil pengukuran tinggi (510 mm) benda 1 dengan tanpa input Gio SII Tinggi Benda 2 Gambar 19 Grafik hasil pengukuran tinggi benda 2 tanpa input data. Gio Gambar 20 Grafik hasil pengukuran tinggi benda 2 tanpa input data. SII Dari hasil pengujian di atas hasil pengukuran menunjukkan bahwa aplikasi dapat berjalan baik dengan hasil rata-rata galat yang kecil yaitu 0, utk pengukuran jarak pada benda 2. Hasil pengukuran yang memiliki galat kecil adalah dengan menggunakan perangkat mobile merk Samsung Galaxy SII. Hal ini dikarenakan Samsung Galaxy SII mempunyai spesifikasi hardware yang lebih baik dibandingkan Samsung Galaxy Gio. Ukuran focal length, ukuran sensor kamera, serta resolusi layar perangkat mobile berpengaruh pada hasil pembentukan bayangan sehingga kualitas gambar yang ditampilakan di layar lebih bagus dan lebih detail. Ukuran resolusi layar berpengaruh pada tingkat ketelitian user dalam melakukan pengukuran. 5 Kesimpulan Pembentukan bayangan dengan sinar-sinar istimewa yang membentuk dua segita sebangun dapat membantu dalam proses pengukuran tinggi dan jarak objek terhadap kamera. Dalam hal ini pengukuran dapat menggunakan dua metode yaitu, dengan inputan data atau tanpa inputan data. Pengukuran tanpa inputan harus dilakukan sebanyak dua kali dan harus mengetahui jarak perpindahan antara pengukuran pertama dan kedua. Ukuran focal length, ukuran sensor kamera dan resolusi layar akan mempengaruhi tingkat ketelitian user dalam melakukan pengukuran. 6 Daftar Pustaka [1] Pratomo, Danur Garuh. (Agustus 2004). Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis Pengukuran dan Pemetaan. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [2] Supardiono. (2004). Lensa dan Cermin. Departemen Pendidikan Nasional. [3] Agus, Nuniek Avianti. (2008). Mudah Belajar Matematika Untuk Kelas IX (hal 14). Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. [4] Gonzalez, Rafael C., & Woods, Richard E. (2002). Digital Image Processing (2 rd ed.) (hal ). Prentice-Hall, Inc. [5] Purwanto, Wawan (t.t). Digital Photography That I Really New On That Chapter Chapter I : The Camera System (hal ). [6] Android Developers, Android Documentation,
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PENGUKURAN JARAK DAN TINGGI OBJEK BERBASIS KAMERA PADA PERANGKAT MOBILE
1 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PENGUKURAN JARAK DAN TINGGI OBJEK BERBASIS KAMERA PADA PERANGKAT MOBILE Zulkhairi 1, Yohana Dewi Lulu W 2, Memen Akbar 3 Program Studi Teknik Informatika Jurusan Komputer
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [FISIKA] [1.6 Sifat Cermin] [Susilo] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017 1.6 Materi
Lebih terperinci6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR
6.4! LIGHT ( B. LENSA ) NOOR 17 Menurunkan hukum pembiasan. 21 Mendeskripsikan pengertian bayangan nyata dan bayangan maya. INDIKATOR KD - 6.4 ( B. LENSA ) 18 Menjelaskan makna indeks bias medium. 19 Mendeskripsikan
Lebih terperinciEKSPERIMEN FISIKA DASAR II
EKSPERIMEN FISIKA DASAR II PERCOBAAN 1 CERMIN CEMBUNG TUJUAN ; Menentukan Titik Fokus Cermin Cembung Menyelidiki sifat-sifat bayangan dari suatu cermin cembung. DASAR TEORI A A` f C S S` Gambar di atas
Lebih terperincig. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan
g. Lensa Cembung Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh bidang lengkung. Pada pembahasan lensa dianggap tipis sehingga dapat diabaikan apa yang terjadi dengan sinar didalam lensa dan pembahasan hanya
Lebih terperinciLKS-1 PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN-PARALEL
LKS-1 PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN-PARALEL Mungkin kamu pernah mengamati batu yang tenggelam ke dasar kolam, sabun yang jatuh ke dalam bak mandi, ikan yang berada dalam kolam atau tongkat yang dimasukkan
Lebih terperinciOleh : Ius Kusnara
Oleh : Ius Kusnara Email : kus_nara_bio@yahoo.com pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. (QS 2:257) CAHAYA memiliki sifat-sifat 1. Memiliki kecepatan
Lebih terperinci15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN OPTIK GEOMETRI TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI
OPTIK GEOMETRI (Kelas XI SMA) TRI KURNIAWAN 15B08064_Kelas C TRI KURNIAWAN STRUKTURISASI MATERI OPTIK GEOMETRI 1 K o m p u t e r i s a s i P e m b e l a j a r a n F i s i k a OPTIK GEOMETRI A. Kompetensi
Lebih terperinciPEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita
PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK Disusun oleh: Nita Nurtafita 107016300115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciAntiremed Kelas 08 Fisika
Antiremed Kelas 08 Fisika Cahaya - Latihan Soal Pilihan Ganda Doc. Name: AR08FIS0699 Version: 2012-08 halaman 1 01. Berikut yang merupakan sifat cahaya adalah. (A) Untuk merambat, cahaya memerlukan medium
Lebih terperinciKata kunci : bayangan, jarak fokus, lensa tipis
JARAK FOKUS LENSA TIPIS Herayanti, Muh. Shadiq. K, Rezky Amaliah Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar Pendidikan Fisika 204 Abstrak Telah dilakukan percobaan tentang
Lebih terperinciLampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!
LAMPIRAN Tahap I : Menggambarkan garis normal dari bidang batas yang datar No. Soal No. Soal 1. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar
Lebih terperinciJURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR MENENTUKAN FOKUS LENSA
JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR MENENTUKAN FOKUS LENSA Disusun oleh : Nama : 1. Richard Erbachan (141810301003) 2. Evan Agus M (141810301019) 3. Muhammad Ilham F. (141810301025) 4. Diramisti P. (141810301026)
Lebih terperincibiasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias
7.3 Cahaya Cahaya, apakah kamu tahu apa itu cahaya? Mengapa dengan adanya cahaya kita dapat melihat lingkungan sekitar kita? Cahaya Matahari yang begitu terang dapat membentuk pelangi setelah hujan berlalu?
Lebih terperinciJARAK FOKUS LENSA TIPIS
JARAK FOKUS LENSA TIPIS Dian Saputri Yunus, Ni Nyoman Putri Ari, Fitri Safitri, Sadri. LABORATORIUM FISIKA DASAR JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Abstrak Telah dilakukan
Lebih terperinciOPTIK IRA RAHAYU
OPTIK IRA RAHAYU 060097 RIZAL MAULANA 0606028 TUJUAN Menentukan Fokus Cermin dan Lensa Menyelidiki Siat-Siat Bayangan dari Suatu Cermin dan Lensa DASAR TEORI Cermin Datar cermin datar adalah cermin yang
Lebih terperinciPERCOBAAN PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA CEMBUNG
PERCOBAAN PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA CEMBUNG A. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat : ) Memahami siat lensa cembung. ) Mengetahui jarak okus lensa cembung.
Lebih terperinciBAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK
BAB 11 CAHAYA & ALAT OPTIK KOMPETENSI INTI 3. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan, serta aplikasinya untuk menjelaskan penglihatan manusia, proses pembentukan bayangan pada mata serangga,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada BAB ini, penulis ingin membahas mengenai perencanaan dan implementasi dari Aplikasi tersebut, antara lain Flowchart dari sistem tersebut dan struktur data yang terdapat
Lebih terperinciKisi kisi Soal Uji Coba
Lampiran X: Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Fisika Kisi kisi Uji Coba Materi : 1. Indera Pendengaran dan Sistem Sonar Pada Makhluk Hidup 2. Indera Penglihatan dan Alat Optik Dasar : 3. 10 Memahami konsep
Lebih terperinciFIS 1 A. PENDAHULUAN C. PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN B. PEMANTULAN CAHAYA
A. PENDAHULUAN Optika adalah ilmu yang mempelajari tentang cahaya. Siatsiat cahaya: ) Memiliki cepat rambat 3,0 x 0 8 m/s 2) Merupakan gelombang transversal dan elektromagnetik 3) Merambat dalam arah lurus
Lebih terperinciAnalisis Kesalahan Pengukuran Kecepatan Akibat Distorsi Lensa
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (21) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A9 Analisis Kesalahan Pengukuran Akibat Distorsi Lensa Yudha Hardhiyana Putra dan Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciLembar Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran
vi Lembar Pengesahan Riwayat Hidup Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran DAFTAR ISI i ii iii iv vi ix xi xii BAB I : PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Identifikasi
Lebih terperinciMacam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar.
BAB V CAHAYA Cahaya adalah gelombang yang memindahkan tenaga tanpa perambatan massa. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari beberapa macam warna. Di dalam ruang hampa warna warna
Lebih terperinciMODUL MATA PELAJARAN IPA
KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN AKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Pembentukan bayangan pada cermin dan lensa untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU
Lebih terperinciBAB III OPTIK. 2. Pemantulan teratur : terjadi jika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang halus atau rata.
BAB III OPTIK Kompetensi dasar : Memahami ciri-ciri cermin dan lensa Indikator Tujuan pembelajaran : : - Sifat dan fungsi cermin datar, cekung, dan cembung diidentifikasi - Hukum pemantulan dibuktikan
Lebih terperinciOPTIK GEOMETRI. 1. Pemantulan pada cermin datar
OPTIK GEOMETRI Ketika di MP, kalian sudah mempelajari tentang cahaya dan perambatannya, bagaimana cahaya itu dipantulkan, dibiaskan, dan mengalami dispersi. Alat yang bekerja berdasarkan prinsip pembiasan
Lebih terperinciKisi kisi Soal Akhir
Lampiran XVI: Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Fisika Kelas Sampel Kisi kisi Akhir Materi :. Indera Pendengaran dan Sistem Sonar Pada Makhluk Hidup 2. Indera Penglihatan dan Alat Optik Dasar : 3. 0 Memahami
Lebih terperinciCahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s.
CAHAYA 1. Siat Gelombang Cahaya Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s. Siat2 cahaya : Dapat
Lebih terperinciGambar 1. Gambar 2. Hukum Pemantulan atau Hukum Snellius
1. Pemantulan dan Cermin a. Pemantulan Kita dapat melihat benda disekitar kita karena benda memantulkan cahaya Pemantulan cahaya bergantung pada tempat jatuhnya cahaya Pemantulan baur adalah pemantulan
Lebih terperinci13. Cahaya; Optika geometri
mitrayana@ugm.ac.id 3. Cahaya; Optika geometri 9/7/202 Benda terlihat Benda tersebut sumber cahaya: bola lampu, matahari, bintang dll Benda terlihat dari cahaya yang dipantulkannya . Model Berkas Cahaya
Lebih terperinciOLIMPIADE SAINS NASIOANAL
OLIMPIADE SAINS NASIOANAL Pelajaran Rumpun Materi Tingkat : Fisika : Cahaya dan Optika : Kabupaten / Kota A. PILIHAN GANDA 1. Berikut ini adalah beberapa pernyataan yang berkaitan dengan cahaya : 1. Umbra
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA
PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL INDIKASI WARNA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA LENSA Siti Noor Fauziah 1, Ferdy S. Rondonuwu 1,2, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN
KEGIATAN BELAJAR A. Landasan Teori PENBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN Dalam modul Fisika Dasar anda telah mempelajari optik geometrik. Dengan demikian, sampai sejauh ini sesungguhnya diharapkan anda telah
Lebih terperinciPEMETAAN LOKASI OBJEK PAJAK UNTUK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SENSOR FUSION PADA PERANGKAT BERGERAK DENGAN SISTEM OPERASI ANDROID
PEMETAAN LOKASI OBJEK PAJAK UNTUK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SENSOR FUSION PADA PERANGKAT BERGERAK DENGAN SISTEM OPERASI ANDROID Cipta Andrian 5106100170 Jurusan Teknik Informatika Fakultas
Lebih terperinciKode FIS.18. Sumbu Utama
Kode FIS.8 Sumbu Utama M r F i O R f F O F BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014.
22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014. Pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium Eksperimen
Lebih terperinci1. Rumus descrates umum pada cermin Cara 1. Maka diperoleh
. Rumus descrates umum pada cermin Cara. Maka diperoleh b = a + i dan c = b + i a + c = 2i Dengan menganggap sudut b, c, dan i sangat kecil (yaitu sinar-sinarnya paraksial dan karen jarak OB sangat kecil
Lebih terperinci7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3
Latihan 7.3 1. Bagaimanakah bunyi hukum pemantulan cahaya? 2. Bagaimanakah bunyi hukum pembiasan cahaya? 3. Apa hubungan pembiasan dengan peristiwa terebntuknya pelangi setelah hujan? Jelaskan! 4. Suatu
Lebih terperinciLaboratorium inquiry : Cermin cembung dan Lensa Cekung
Laboratorium inquiry : Cermin cembung dan Lensa Cekung Kompetensi yang diharapkan : Menggambarkan pembentukan bayangan akibat pemantulan dan pembiasan. Menentukan titik fokus cermin cembung dan lensa cekung
Lebih terperinciAPLIKASI PERUBAHAN CITRA 2D MENJADI 3D DENGAN METODE STEREOSCOPIC ANAGLYPH BERBASISKAN KOMPUTER
APLIKASI PERUBAHAN CITRA 2D MENJADI 3D DENGAN METODE STEREOSCOPIC ANAGLYPH BERBASISKAN KOMPUTER Wikaria Gazali; Michael Ivan; Ngarap Imanuel Manik Mathematics & Statistics Department, School of Computer
Lebih terperincic n = v Konsep Cahaya Normal cahaya datang udara air cahaya bias Normal cahaya bias udara air i cahaya datang Tabel Indeks Bias Beberapa zat Medium
II. Pembiasan Cahaya (Refraksi) Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi
Lebih terperinciPERANGKAT LUNAK PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN DAN LENSA. Nirsal Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo
PERANGKAT LUNAK PEBENTUKAN BAYANGAN PADA CERIN DAN LENSA Nirsal Dosen tetap yayasan Universitas Cokroaminoto Palopo Email: nirsal_e@yahoo.co.id Abstrak Dalam Ilmu isika banyak materi yang menarik untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Grafika Komputer Grafika komputer atau dalam bahasa Inggris computer graphics dapat diartikan sebagai perangkat alat yang terdiri dari hardware dan software untuk membuat gambar,
Lebih terperinciCAHAYA. Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. akibat. Tegak lurus.
Bab XXIII CAHAYA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Peta Konsep Cahaya mengalami Perambatan cahaya Pemantulan cahaya
Lebih terperinciPembahasan : untum membentuk jarring-jaring, maka setiap sisi yang berimpitan akan berimpitan secara tepat.
SD kelas 4 - MATEMATIKA BAB 9. GARIS, SUDUT DAN PENGUBINANLATIHAN SOAL BAB 9 1. Jaring-jaring balok ditunjukkan oleh. Kunci Jawaban : A Pembahasan : untum membentuk jarring-jaring, maka setiap sisi yang
Lebih terperinciCahaya. Bab. Peta Konsep. Gambar 17.1 Pensil yang dicelupkan ke dalam air. Cermin datar. pada. Pemantulan cahaya. Cermin lengkung.
Bab 7 Cahaya Sumber: Dokumen Penerbit Gambar 7. Pensil yang dicelupkan ke dalam air Coba kamu perhatikan Gambar 7.. Sebatang pensil yang dicelupkan ke dalam gelas berisi air akan tampak bengkok jika dilihat
Lebih terperinciCAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM
CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil
Lebih terperinciBAHAN AJAR. 1. Mata. Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut.
BAHAN AJAR 1. Mata Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 1. Diagram bagian-bagian mata manusia dan pembentukan Mata merupakan alat optik yang mempunyai cara kerja seperti kamera.
Lebih terperincifisika CAHAYA DAN OPTIK
Persiapan UN SMP 2017 fisika CAHAYA DAN OPTIK A. Sifat-Sifat Cahaya Cahaya merupakan suatu gelombang elektromagnetik sehingga cahaya dapat merambat di dalam ruang hampa udara. Kecepatan cahaya merambat
Lebih terperinciSISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA
SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA Syahrul 1, Andi Kurniawan 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No.116,
Lebih terperinciSD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1
SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1 1. Perhatikan gambar di bawah ini! http://primemobile.co.id/assets/uploads/materi/123/1701_5.png Dari bangun datar di atas, maka sifat bangun
Lebih terperincimemahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
Bab 15 Sumber: www.pemed.com Hasil yang harus kamu capai: memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu:
Lebih terperinciUKDW 1. BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu teknologi yang sedang maju saat ini adalah kamera. Kamera sudah menjadi hal yang wajar di kalangan masyarakat karena kini kamera dapat kita temui dalam
Lebih terperinci*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu.
OPTIK A. OPTIKA GEOMETRI Optika geometri adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena perambatan cahaya seperti pemantulan dan pembiasan. 1. Pemantulan Cahaya Cahaya adalah kelompok sinar yang kita lihat.
Lebih terperinciA. ALAT-ALAT OPTIK Alat-Alat Optik Bagian-bagian mata Kornea mata: Otot siliar: Iris: Pupil: Lensa mata: Retina:
A. ALAT-ALAT OPTIK Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin sering kamu jumpai banyak kakek atau nenek yang kesulitan membaca buku/koran pada jarak terlalu dekat juga kesulitan melihat benda yang jauh. Hal
Lebih terperinci4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN
4/FISIKA DASAR/LFD PEMBENTUKAN BAYANGAN OLEH CERMIN I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Membuktikan hukum pemantulan. 2. Menentukan jarak fokus cermin cekung. 3. Menentukan jarak fokus cermin cembung. II. PENGANTAR
Lebih terperinciAPLIKASI IMAGE STABILIZER DENGAN METODE UNSHARP MASK
APLIKASI IMAGE STABILIZER DENGAN METODE NSHARP MASK Rudy Adipranata 1), Januar Wijaya, Kartika Gunadi 2) Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, niversitas Kristen Petra, Surabaya rudya@petra.ac.id
Lebih terperinciL E N S A. I. TUJUAN INSTRUKIONAL UMUM Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat mengetahui sifat lensa dan penggunaannya.
L E N S A I. TUJUAN INSTRUKIONAL UMUM Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan dapat mengetahui sifat lensa dan penggunaannya. II. TUJUAN INSTRUKIONAL KHUSUS. Menentukan panjang focus lensa positif
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Tahap analisis sistem merupakan salah satu usaha mengidentifikasi kebutuhan dan spesifikasi sistem yang akan diciptakan. Di dalamnya
Lebih terperinciPengerian Lensa, Jenis Lensa dan Pembiasan pada Lensa
Pengerian Lensa, Jenis Lensa dan Pembiasan pada Lensa 1. Pengerian Lensa Lensa merupakan benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung.dua bidang lengkung yang membatasi lensa berbentuk silindris
Lebih terperinciLAMPIRAN I RPP SIKLUS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SATUAN PEMBELAJARAN
LAMPIRAN I RPP SIKLUS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SATUAN PEMBELAJARAN Satuan pendidikan : SMA Mata pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X3 / II Sekolah : SMA Nation Star Academy Surabaya
Lebih terperinciPENBENTUKAN BAYANGAN OLEH LENSA
KEGIATAN BELAJAR A. LANDASAN TEORI PENBENTUKAN BAYANGAN OLEH LENSA Dalam kegiatan belajar ini anda dapat mempelajari kembali dan melakukan percobaan mengenai pembentukan bayangan oleh lensa termasuk di
Lebih terperinciBAB I : KONSEP PEMANTULAN
BAB I : KONSEP PEMANTULAN I.3. Cermin Cekung Sinar-sinar yg mengenai cermin pada titik dekat dgn sumbu utama AV dipantulkan melalui titik bayangan. Sinar tsb disebut sebagai sinar paraksial. Shg bayangan
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ALAT PELINDUNG DIRI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IMAGE PROCESSING
PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ALAT PELINDUNG DIRI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IMAGE PROCESSING 1 Rucitra Danny Anindita dan Arief Rahman Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Lebih terperinciPENDALAMAN MATERI CAHAYA
PENDALAMAN MATERI CAHAYA Cahaya digolongkan sebagai suatu bentuk radiasi. Radiasi adalah sesuatu yang memancar keluar dari suatu sumber tetapi bukan merupakan zat. Cahaya dapat dilihat mata manusia. Cahaya
Lebih terperinciMODUL FISIKA SMA Kelas 10
SMA Kelas 0 A. Pendahuluan Optika geometri adalah ilmu yang membahas tentang sifat-sifat cahaya Sifat-sifat Cahaya yang dipelajari meliputi. Pemantulam cahaya 2. Pembiasan cahaya 3. Alat-alat optik Cahaya
Lebih terperinciSifat-Sifat Cahaya dan Hubungannya dengan Berbagai Alat-Alat Optik
Untuk mendapatkan gema dari satu suku kata, bunyi pantul harus datang secepatcepatnya sesudah detik, yaitu sesudah suku kata itu selesai diucapkan. Jarak yang ditempuh bunyi selama itu 340 m/detik detik
Lebih terperinciEksperimen 1 : Pemantulan Fenomena pemantulan berulang pada cermin datar.
Cermin Cembung dan Lensa Cekung Modul Inkuiri 5 Eksperimen Fisika Dasar 2/FI432 Kompetensi yang diharapkan Menggambarkan pembentukan bayangan akibat pemantulan dan pembiasan. Menentukan titik fokus cermin
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI ALAT Perhitungan benih ikan dengan image processing didasarkan pada luas citra benih ikan. Pengambilan citra menggunakan sebuah alat berupa wadah yang terdapat kamera
Lebih terperinciTEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR
TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR Zulkifli Dosen Tetap Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Email : Zulladasicupak@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuhan menurut bunganya. Kebanyakan manusia hanya mengetahui beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunga di dunia mempunyai banyak sekali jenis. Tumbuhan yang memproduksi biji atau tumbuhan yang bisa untuk berbunga diperkirakan mempunyai jumlah jenis lebih dari 200000
Lebih terperinciLampiran XI: Soal Pemahaman Konsep Fisika Uji Coba. Soal Uji Coba Tes
130 Lampiran XI: Soal Pemahaman Konsep Fisika Uji Coba Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Materi Alokasi Waktu Kompetensi Dasar Nama : Kelas : Hari/Tanggal : Soal Uji Coba Tes : IPA Terpadu : MTsN Durian
Lebih terperinciDASAR-DASAR OPTIKA. Dr. Ida Hamidah, M.Si. Oleh: JPTM FPTK UPI Prodi Pend. IPA SPs UPI
DASAR-DASAR OPTIKA Oleh: Dr. Ida Hamidah, M.Si. JPTM FPTK UPI Prodi Pend. IPA SPs UPI OUTLINE Pendahuluan Optika Klasik Optika Modern Pendahuluan Optika adalah ilmu yang menjelaskan kelakuan dan sifat-sifat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. beragam produk seperti tampilan suara, video, citra ditawarkan oleh perusahaan untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Perkembangan multimedia dalam era sekarang ini meningkat dengan pesatnya, beragam produk seperti tampilan suara, video, citra ditawarkan oleh perusahaan
Lebih terperinciAplikasi Mobile Pengenalan Karakter Manusia Melalui Bentuk Bagian Wajah Menggunakan Metode Learning Vector Quantization
Aplikasi Mobile Pengenalan Karakter Manusia Melalui Bentuk Bagian Wajah Menggunakan Metode Learning Vector Quantization Rezky Aulia Pratama 1, Kartina Diah Kesuma W, S.T 2, Wawan Yunanto, S.Kom., M.T 3
Lebih terperinciLAMPIRAN I (Tab.1) Tabel Data Hasil Observasi Awal Siswa. Jenis Kelamin Skor Keterangan
97 LAMPIRAN I (Tab.1) Tabel Data Hasil Observasi Awal Siswa Skor nilai ulangan harian No Nomor Induk Jenis Kelamin Skor Keterangan 1. 1758 P 60 Tidak Tuntas 2. 1735 P 53 Tidak Tuntas 3. 1737 L 63 Tidak
Lebih terperinciOptika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya.
1 Optika adalah ilmu fisika yang mempelajari cahaya. Optika geometri mempelajari sifat pemantulan HUKUM PEMANTULAN CAHAYA 1. Sinar dating(i),garis normal(n),dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
Lebih terperinci- Segitiga dengan dua sisinya sama panjang dan terbentuk dari dua segitiga siku-siku yang kongruen disebut segitiga samakaki
SEGITIG DN SEGIEMPT. SEGITIG 1. Mengenal Segitiga Jika persegi panjang PQRS dipotong melalui diagonal PR, maka akan didapat dua bangun yang berbentuk segitiga yang sama dan sebangun atau kongruen. Semua
Lebih terperinci3.1.3 menganalisis pembentukan bayangan pada lup,kacamata, mikroskop dan teropong
ALAT-ALAT OPTIK UNTUK SMk KELAS XII SEMESTER 1 OLEH : MUJIYONO,S.Pd SMK GAJAH TUNGGAL METRO MATERI : ALAT-ALAT OPTIK TUJUAN PEMBELAJARAN : Standar Kompetensi: 3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik
Lebih terperinciOPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK. PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN
OPTIKA CERMIN, LENSA ALAT, ALAT OPTIK PAMUJI WASKITO R, S.Pd GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN Pembentukan Bayangan pada Cermin Pembentukan bayangan maya pada cermin datar CERMIN
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan akan informasi dan hiburan sudah sedemikian berpengaruh di kehidupan manusia. Dengan berkembangnya teknologi semakin berkembang pula proses penyampaian informasi.
Lebih terperinciBab III. Analisa dan Perancangan Sistem
Bab III Analisa dan Perancangan Sistem Pada bab ini membahas tentang analisa dan perancangan sistem. Analisa sistem meliputi kebutuhan fungsional, kebutuhan non fungsional, use case diagram, dan deskripsi
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISA PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN 3.1.1 Analisa Permasalahan Media pembelajaran pengenalan hewan untuk anak-anak pada umumnya berada pada media berupa buku, dan video.
Lebih terperinciPENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )
FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 1 Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Citra atau Image merupakan istilah lain dari gambar, yang merupakan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pesan terkadang mengandung sebuah informasi yang sangat penting yang harus dijaga kerahasiaannya. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
Lebih terperinciO L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I
CAHAYA O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I PETA KONSEP Cahaya Dualisme Cahaya Kelajuan Cahaya
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Setelah dilakukan perancangan sistem pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi sistem. Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai hardware dan
Lebih terperinciANALISIS DAN DESAIN SISTEM
ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Perancangan aplikasi terjemahan melalui perangkat mobile phone Android dibuat agar dapat dengan mudah digunakan oleh siapa saja. Aplikasi yang dikembangkan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama sekolah Kelas/Semester Mata Pelajaran Sub Pokok Bahasan Alokasi Waktu : SMA : X (Sepuluh)/ II (Dua) : Fisika : Cermin Datar : 2 x 45 Menit (Satu kali pertemuan)
Lebih terperinciBAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN
BAB IV BIOOPTIK Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat: a. Menentukan posisi dan pembesaran bayangan dari cermin dan lensa b. Menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata c. Menjelaskan
Lebih terperinci10 cm. 168 cm e. 100 cm dan 79 cm
I. Choose the correct answer! 1. Seseorang berdiri di depan cermin datar seperti pada gambar. Agar ia dapat melihat seluruh bayangan tubuhnya pada cermin, maka harga minimal L dan H adalah. a. 68 cm dan
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (22) -6 Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection Muji Tri Nurismu
Lebih terperinci`PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS SIMULASI PADA STANDAR KOMPETENSI DASAR FOTOGRAFI. Reza Bagus A, I Made Wirawan
Bagus A, Wirawan; Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Simulasi Pada Standar Kompetensi Dasar Fotografi `PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS SIMULASI PADA STANDAR KOMPETENSI
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK DIGITAL BERBASIS ARDUINO MENGGUNAKAN SENSOR ROTARY ENCODER KARYA ILMIAH
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK DIGITAL BERBASIS ARDUINO MENGGUNAKAN SENSOR ROTARY ENCODER KARYA ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson
22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson akibat perbedaan ketebalan benda transparan dengan metode image processing
Lebih terperinciPemantulan dan Pembiasan
Perkuliahan ke 8 I N Q U I R Y 5 Pemantulan dan Pembiasan Oleh : Setiya Utari Eksp. 1 Pemantulan pada cermin datar Perhatikan cermin datar yang dihadapanmu, coba gerakan tangan kananmu apa yang terjadi?
Lebih terperinciLaporan Praktikum Fisika Dasar 2 Pembiasan Cahaya Pada Lensa Gabungan Dosen Pengasuh: Jumingin, S.Si. Disusun Oleh: Lilis Sonia
Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Pembiasan Cahaya Pada Lensa Gabungan Dosen Pengasuh: Jumingin, S.Si Disusun Oleh: Lilis Sonia 12222058 Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Raden
Lebih terperinciK13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika
K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Optika Geometri - Soal Doc Name : RK13AR11FIS1101 Version : 2016-12 halaman 1 01. Seberkas sinar datang menumbuk bidang pantul I kemudian dipantulkan menuju bidang
Lebih terperinciKONTROL ROBOT MOBIL PENJEJAK GARIS BERWARNA DENGAN MEMANFAATKAN KAMERA SEBAGAI SENSOR
KONTROL ROBOT MOBIL PENJEJAK GARIS BERWARNA DENGAN MEMANFAATKAN KAMERA SEBAGAI SENSOR Thiang, Felix Pasila, Agus Widian Electrical Engineering Department, Petra Christian University 121-131 Siwalankerto,
Lebih terperinci