BAB I PENDAHULUAN. modern.demokrasi modern mengandaikan sebuah sistem dimana yang disebut

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. modern.demokrasi modern mengandaikan sebuah sistem dimana yang disebut"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG MASALAH Partai politik merupakan salah satu institusi dari pelaksanaan demokrasi modern.demokrasi modern mengandaikan sebuah sistem dimana yang disebut keterwakilan, baik keterwakilan dalam lembaga-lembaga formal seperti parlemen maupun keterwakilan aspirasi masyarakat dalam institusi kepartaian. 1 Dalam literatur-literatur ilmu politik dijelaskan bahwa partai politik memiliki beberapa fungsiseperti : fungsi artikulasi kepentingan, fungsi agregasi kepentingan, fungsi sosialisasi politik, fungsi rekrutmen politik dan fungsi komunikasi politik. Fungsi rekrutmen (pengkaderan) sebagai salah satu dari bagian dari partai politik merupakan bagian yang sangat penting.fungsi rekrutmen itu sendiri bertujuan untuk menyediakan kader-kadernya yang berkualitas untuk ditempatkan di lembagalembaga legislatif seperti DPR maupun DPRD.Setiap partai politik membutuhkan kader-kader yang berkualitas, karena hanya dengan kader yang demikian, partai politik dapat menjadi partai yang mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk mengembangkan diri. 2 1 Koirudin, Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004, hlm Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik Edisi Revisi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2008 hlm

2 Proses pengkaderan itu sendiri merupakan proses penyiapan sumber daya manusia untuk kelak mereka menjadi pemimpin yang dapat membangun dan menjalankan fungsi organisasi dengan baik. Dalam proses kaderisasi tersebut terdapat 2 persoalan penting 3 : A. Bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh organisasi untuk peningkatan kemampuan baik keterampilan maupun kemampuan. B. Kemampuan untuk menyediakan stok kader atau sumber daya manusia untuk organisasi terutama dikhususkan untuk kaum muda. Seorang kader dalam sebuah organisasi merupakan individu yang telah dilatih dan dipersiapkan sehingga dia memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan orang-orang awam. Oleh karena itu, apabila sebuah organisasi telah melakukan pelatihan-pelatihan, namun para anggotanya tidak menunjukan kelebihan dibandingkan dengan orang-orang umum, maka proses kaderisasi yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dikatakan tidak berhasil. Jadi secara sederhana proses pengkaderan tersebut telah menyalahi dari konsep yang seharusnya, dimana proses kaderisasi itu bertujuan untuk mencetak individu-individu yang memiliki kemampuan berpikir dan bertindak yang melebih orang-orang awam pada umumnya. Fungsi kaderisasi atau pencetakan calon pemimpin tidak telepas dari penanaman etika-etika politik. Kaderisasi merupakan salah satu media rekrutmen, pemantapan komitmen dan penguatan terhadap ideologi politik. Proses kaderisasi sebagai penguatan kelembagaan partai merupakan sebuah orientasi jangka panjang. Sehingga proses kaderisasi tersebut harus secara terus menerus dilakukan untuk 3 Koirudin Op. cit hlm

3 memperkuat ikatan dalam partai politik tersebut. Perjalanan partai politik sebagai agen pencerahan, seharusnya dapat membawa perubahan yang berarti dalam sebuah sistem politik. Pada saat ini partai politik dihadapkan dengan berbagai permasalahan menyangkut tentang masalah pengkaderan itu sendiri. Salah satu permasalahan lama yang timbul saat ini seperti misalnya, politisi-politisi yang sering berpindah-pindah partai atau publik sering menyebutnya sebagai politis kutu loncat. Fenomena ini menunjukan masih lemahnya proses kaderisasi partai politik. Lemahnya kaderisasi di partai politik merupakan sebuah persoalan yang penting, karena di dalam partai politik akan dilatih calon-calon pemimpin baik lokal maupun nasional yang memiliki mental yang jujur dan visi yang jelas. 4 Dalam melakukan fungsinya sebagai sarana rekrutmen politik, partai politik hanya melakukan proses perekrutan hanya pada saat mendekati pemilihan saja. Hal ini menyebabkan timbulnya kader-kader instan yang tidak kompeten dalam melakukan tugas-tugasnya ketika kader tersebut menduduki jabatan-jabatan politik. Idealnya sebuah partai politik dalam melakukan perekrutan terhadap anggota, hendaknya dilakukan jauh-jauh hari sebelum mendekati pemilihan. Hal ini akan memberikan waktu kepada partai politik untuk melatih anggota-anggota partainya dengan baik sehingga anggota-anggota yang mengikuti proses kaderisasi tersebut akan menyatu dengan ideologi, visi, misi, dan program kerja partai. Partai politik tanpa kaderisasi tidak akan berarti apa-apa. Setiap partai politik harus memiliki sistem kaderisasi yang baik. Sistem kaderisasi yang baik didapatkan apabila setiap pihak yang terkait berkerja sama dalam membentuk pola kaderisasi. 4 Ibid. 3

4 Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama antar pihak yang melakukan pengkaderan dan anggota-anggota baru yang akan bergabung maupun faktor lainnya seperti halnya materi-materi yang membentuk pola berfikir dan berkerja seorang kader sesuai dengan tujuan partai yang bersangkutan. Apabila sebuah partai politik berhasil dalam membentuk kader-kader yang berkualitas, maka partai politik tersebut juga dapat menghasilkan pemimpin nasional yang berkualitas juga.apabila proses kaderisasi ini gagal maka, transfer kepemimpinan dari generasi tua menuju generasi muda akan terhambat. Hambatan dalam proses kaderisasi ini akan menciptakan sebuah kekecewaan. Kekecewaan ini salah satunya diwujudkan dengan membentuk partai politik baru dengan berbagai macam visi dan misi yang selalu mengumandangkan pembangunan. Dalam kancah perpolitikan, Partai Nasional Demokrat (NasDem) merupakan sebuah partai baru. Partai ini dideklarasikan pada 26 Juli 2011 di Jakarta.Dalam perkembanganya sebagai partai politik baru dalam waktu yang singkat partai Nasional Demokrat memiliki kepengurusan di semua tingkatan baik provinsi maupun kabupaten/kota maupun kecamatan. Hal inilah yang menjadikan partai Nasional Demokrat merupakan satu-satunya partai baru yang menjadi peserta Pemilu Sebagai partai politik baru, Partai Nasional Demokrat akan menghadapi beberapa permasalahan seperti mengembalikan citra partai politik yang buruk di mata masyarakat yang menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadapat partai politik sangat rendah, selain itu pencarian sosok pemimpin sangat penting demi mendongkrak citra partai politik di masyarakat dan tentu saja terkait dengan dana. Selain persoalan tersebut, persoalan yang penting berikutnya adalah tentang 4

5 pengkaderan. Sebagai partai politik baru, sebuah partai harus dapat mencari pola kaderisasi yang tepat untuk dapat mencetak kader-kader berkualitas. Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk meneliti dan mempelajari bagaimana pola pengkaderan yang dilakukan oleh Partai Nasional Demokrat untuk mencetak kader-kader yang berkualitas. Untuk itulah penulis mencoba mengangkat permasalah ini kedalam penelitian yang berjudul Pola Kaderisasi Partai Nasional Demokrat Wilayah Sumatra Utara 1.2.PERUMUSAN MASALAH Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah dan tepat sasaran, maka permasalahan harus dirumuskan dengan jelas. Berdasarkan judul diatas, maka perumusan masalah penelitian adalah : A. Bagaimana proses kaderisasi yang dilakukan partai Nasional Demokrat? B. Bagaimana hasil dari proses kaderisasi yang dilakukan oleh partai Nasional Demokrat khususnya di DPW partai Nasional Demokrat Sumatra Utara? 1.3.TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : A. Memahami proses kaderisasi yang dilakukan oleh partai Nasional Demokrat. B. Menganalisa hasil dari proses kaderisasi yang dilakukan oleh partai Nasional Demokrat khususnya pada DPW partai Nasional Demokrat Sumatra Utara. 5

6 1.4.MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : A. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan pada bidang ilmu Politik khususnya mengenai permasalahan kaderisasi pada partai politik. B. Bagi akademisi, penelitian ini diharapakan mampu menambah khasanah literatur khususnya di bidang ilmu Politik. C. Bagi penulis, untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan mengasah kemampuan dalam membuat karya ilmiah. 1.5.KERANGKA TEORI Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi, dan proporsi untuk menerangkan sebuah fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. 5 Maka kerangka teori merupakan bagian yang sangat penting karena dalam kerangka teori akan dimuat teori-teori untuk menjelaskan permasalahan yang sedang di teliti. ini : Berikut ini akan disajikan beberapa teori yang digunakan dalam penelitian 5 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta : LP3ES, 1989, hlm

7 Partai Politik Pengertian Partai Politik Partai politik didirikan dengan anggapan bahwa dengan membentuk wadah organisasi bisa menyatukan orang-orang yang memiliki pikiran serupa sehingga pikiran dan orientasinya bisa dikonsolidasikan dengan tujuan untuk memperbesar pengaruh mereka dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan. Dengan kata lain partai politik merupakan sebuah kelompok manusia yang terorganisir yang anggotaanggotanya memiliki orientasi, nilai, cita-cita yang sama yang tujuannya ada memperoleh kekuasaan politik dan berusaha untuk merebut kekuasaan politik. politik Banyak definisi partai politik yang dikembangkan oleh ilmuan-ilmuan sosial Menurut Sigmund Neuman 6 dalam bukunya, Modern Political Parties, mengemukakan definisi sebagai berikut.partai Politik adalah organisasi dari aktivisaktivis politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat melalui persaingan dengan suatu golongan atau golongangolongan lainnya yang mempunyai pandangan berbeda. Sedangkan menurut Carl J. Friedrich 6 Sigmund Neuman, Modern Political Party dalam Miriam Budiarjdo Op.cit, hlm Carl J. Friedrich, Constitutional Government and Democracy : Theory and Practice in Europe and America dalam A. Rahman H.I, Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007, hlm Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintah bagi pempinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan bersifat ideal dan materiil. 7

8 Sedangkan menurut Miriam Budiarjo 8, partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilainilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik melalui cara yang konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan yang mereka miliki. Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, partai politik terjuwud berdasarkan persamaan kehendak atau cita-cita yang akan dicapai bersama. Kehadiran partai politik merupakan cerminan dimana hak-hak asasi manusia dihormati, yakni hak untuk menyatakan pendapat dan hak untuk berserikat.oleh karena itu kehadiran partai politik memberi warna tersendiri hal tersebut berdasarkan kepada fungsi yang melekat pada partai politik tersebut Sejarah Partai Politik Partai politik merupakan salah satu sarana untuk berperan serta dan untuk berpartisipasi dalam politik.berdasarkan perkembangannya, partai politik pertama kali hadir di kawasan Eropa Barat meliputi negara seperti, Inggris dan Prancis.Pada masa itu kegiatan partai politik dipusatkan pada kelompok-kelompok politik dalam parlemen.kegiatan ini pada mulanya bersifat elitis dan aristokratis, hanya diisi oleh kaum bangsawan yang ingin mempertahankan kepentingannya terhadap tuntutan- 8 Miriam Budiardjo, Op. cit, hlm

9 tuntutan raja. Berdasarkan sejarahnya terdapat 3 teori yang dapat menjelaskan asalusul dan pertumbuhan partai politik. 9 A. Teori Kelembagaan Teori ini melihat ada keterhubungan antara Parlemen awal dan timbulnya partai politik.teori ini mengatakan bahwa, partai politik dibentuk oleh kalangan legislatif (dan eksekutif) karena ada kebutuhan para anggota parlemen untuk mengadakan kontrak dengan masyarakat dan membina dukungan dari masyarakat. Setelah partai tersebut terbentuk dan menjalankan fungsinya, maka muncul partai politik lain yang dibentuk oleh kalangan masyarakat. Oleh kalangan masyarakat partai politik dibentuk karena masyarakat sadar bahwa partai politik yang dibentuk oleh pemerintah tidak dapat menampung aspirasi mereka. B. Teori Situasi Historik Teori ini melihat timbulnya partai politik sebagai upaya sebuah sistem politik untuk mengatasi krisis yang disebabkan oleh perubahan masyarakat secara luas.teori ini menjelaskan bahwa krisis situasi yang terjadi manakala suatu sistem politik mengalami masa transisi karena perubahan masyarakat dari bentuk masyarakat yang sifatnya tradisional yang berstruktur sederhana menuju masyarakat yang modern yang berstruktur kompleks. Pada situasi terjadi berbagai perubahan seperti perubahan jumlah penduduk, perluasan pendidikan, perubahan pola pertanian dan industri, partisipasi media massa, urbanisasi, perubahan ekonomi yang berorientasi pasar, peningkatan aspirasi dan harapan-harapan baru dan munculnya gerakan-gerakan populis. 9 P. Anthonius Sitepu, Studi Ilmu Politik, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012 hlm

10 C. Teori Pembangunan Teori yang melihat partai politik sebagai produk modernisasi sosial ekonomi.dalam teori ketiga ini, melihat modernisasi sosial ekonomi, seperti pembangunan teknologi komunikasi berupa media massa dan transportasi, perluasan dan peningkatan mutu pendidikan, industrialisasi, urbanisasi, perluasan kekuasaan negara seperti birokratisasi, pembentukan berbagai kelompok-kelompok kepentingan dan organisasi profesi serta peningkatan individu dalam memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya, melahirkan sebuah kebutuhan terhadap sebuah organisasi politik yang mampu memadukan dan memperjuangkan berbagai aspirasi tersebut. Jadi partai politik merupakan sebuah produk logis dari modernisasi sosial ekonomi Fungsi-fungsi Partai Politik Dalam menjalankan kegiatannya partai politik itu sendiri memiliki beberapa fungsi antara lain : A. Sebagai Sarana Komunikasi Politik Konsep komunikasi politik dalam ilmu politik telah mengalami perkembangan dalam pengertiannya komunikasi politik mengalirkan pesanpesan politik berupan tuntutan (demand), protes, dan berupa dukungan (supports) atau aspirasi dan kepentingan kedalam suatu proses sistem politik yang hasil daripada proses itu tersimpul dalam fungsi-fungsi output dan dialirkan kembali oleh komunikasi politik yang selajutnya menjadi feedback 10

11 dari sistem politik itu sendiri. 10 Jadi dapat dikatakan bahwa partai politik berfungsi dalam memperbincangkan dan menyebarluaskan rencana-rencana dan kebijakan-kebijakan pemerintah. Dengan cara komunikasi itu maka akan tercipta komunikasi dua arah yakni dari masyarakat ke pemerintah dan sebaliknya dari pemerintah ke masyarakat. Peran partai politik dalam komunikasi politik itu sendiri yakni berperan sebagai jembatan antara pemerintah dan bagi yang diperintah. 11 B. Sebagai Sarana Sosialisasi Politik Dalam ilmu politik, sosialisai politik diartikan sebagai suatu proses yang melaluinya seseorang akan memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik yang umumnya berlaku dalam masyarakat dimana dia berada. 12 Sosiologi politik juga dapat diartikan sebagai bagian dari proses sosialisasi yang khusus membentuk nilai-nilai politik, yang menunjukan bagaimana seharusnya masing-masing anggota masyarakat berpartisipasi dalam sistem politiknya. 13 Dalam fungsinya sebagai sarana sosialisai politik, partai politik sebagai instrumen penting dalam sebuah negara demokrasi modern, berfungsi untuk melakukan penyaluran nilai-nilai, norma-norma, aturan-aturan atau kebiasaan politik yang benar kepada para konstituensnya. Dalam metode penyampaiannya, sosialisasi politik yang dilakukan oleh sebuah partai politik dibagi menjadi 2 jenis 14 : 10 P. Anthonius Sitepu, Op. cit, hlm Miriam Budiardjo, Op. Cit, hlm A. Rahman H.I, Op.cit, hlm Damsar, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta :Kencana Prenada Media Group, 2010, hlm P. Anthonius Sitepu Op. Cit, hlm

12 1. Pendidikan politik. Pendidikan politik adalah sebuah proses dialogis di antara pemberi pesan(komunikator) dan penerima pesan (komunikan). Melalui proses ini, masyarakat akan mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sebuah sistem politik. Pendidikan politik dipandang sebagai proses dialogis antara pendidik (sekolah, pemerintah, partai politik) dan peserta didik (masyarakat) dalam rangka pemahaman dan pengamalan nilai-nilai, norma-norma dan simbol-simbol politik yang dianggap ideal dan baik. Partai politik dalam sistem politik yang demokratis, melaksanakan fungsi sosialisasi politik seperti ini. 2. Indoktrinasi politik. Indoktrinasi politik adalah proses sepihak dimana penguasa memobilisasi dan memanipulasi masyarakat untuk menerima nilai-nilai, norma-norma dan simbol-simbol yang dianggap oleh yang sedang berkuasa sebagai sesuatu yang ideal dan baik. Melalui proses pengarahan yang sarat dengan paksaan yang sifatnya psikologis dan latihan yang penuh disiplin, partai politik dalam sistem politik yang totaliter melaksanakan fungsi sosialisasi politik dengan bentuk ini. C. Sebagai Sarana Rekrutmen Politik Karena tujuan utama partai politik adalah untuk turut serta dalam atau terlibat dalam politik praktik kepemerintahan, maka salah satu fungsi partai politik adalah dengan melakukan proses rekrutmen politik guna mengisi posisi- 12

13 posisi yang dibutuhkan dalam lembaga-lembaga negara. Dalam bukunya, Memahami Ilmu Politik, Ramlan Surbakti menjelaskan bahwa rekrutmen politik adalah seleksi dan pemilihan atau seleksi pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya.rekrutmen merupakan kelanjutan dari fungsi mencari dan mempertahankan kekuasaan dan juga untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai. 15 Sedangkan menurut Sigmund Newman dalam bukunya, Modern Political Party 16 mengatakan bahwa, rekrutmen politik adalah proses melalui mana partai mencari anggota beru dan mengajak orang yang berbakat untuk berpartisipasi dalam proses politik. Cara-cara yang ditempuh oleh partai politik tersebut dengan cara seperti : mendirikan organisasi-organisasi massa yang melibatkan golongan-golongan buruh petani, pemuda, mahasiswa, dan sebagainya. Terdapat empat sistem perekrutan politik menurut Philip Altoff dan Michael Rush dalam bukunya Pengantar Sosiologi Politik, yaitu : Seleksi pemilihan melalui ujian dan pelatihan. Ujian dan latihan merupakan bentuk rekrutmen yang paling umum. Biasanya dilakukan untuk mengisi jabatan-jabatan birokrasi dan administrasi. Sistem perekrutan jenis ini juga dilakukan oleh partai politik, seperti di Indonesia disebut pendidikan kader partai melalui latihan. 15 Komarudin Sahid, Memahami Sosialisasi Politik, Bogor : Ghalia Indonesia, hlm Ibid, hlm Ibid, hlm

14 2. Seleksi melalui rotasi atau giliran. Motode ini dibuat untuk mencegah dominasi terhadap sebuah jabatan atau posisi berkuasa oleh orang atau kelompok tertentu.seleksi ini disebut juga dengan sistem perekrutan bergilir. Selain untuk menghindari dominasi, sistem seleksi ini diterapkan pada format kepemimpinan kolektif atau dalam bentuk masyarakat yang memiliki pengelompokan politik yang sangat kental, sehingga untuk menghindari terjadinya konflik atau untuk menjaga stabilitas politik, seperti pemerintahan. 3. Seleksi melalui perebutan kekuasaan. Metode ini digunakan pada sistem politik yang menggunakan kekerasan dalam melakukan perebutan kekuasaan. Akibat yang paling nyata dari metode ini pergantian para pemegang jabatan politik dan perubahan pada personel birokrasi secara total. 4. Seleksi dengan cara patronage. Patronage adalah sebuah sistem yang sampai pada saat ini masih dilakukan di Negara-negara berkembang. Sistem ini pertama kali berkembang di Amerika Serikat dan Inggris. Patronage merupakan sebuah sistem penyuapan dan sistem korupsi yang rumit, yang banyak terjadi dalam banyak bidang kehidupan masyarakat di kedua Negara tersebut. Sistem ini cukup kuat dalam mempengaharui pelaksanaan kekuasaan politik melalui berbagai taraf pengontrolan terhadap hasil pemilihan umum dan sarana perekrutan politik. Hal ini menyebabkan untuk memasuki sebuah jabatan birokrasi, tiap orang harus melalui sistem patronage ini. Dalam sistem ini kenaikan jabatan dapat dibeli dengan 14

15 memberikan imbalan-imbalan kepada orang tertentu. Maka motode ini tidak dapat menjamin kemampuan seseorang dalam memegang sebuah jabatan politik tertentu. D. Sebagai Sarana Partisipasi Politik Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum dan ikut serta dalam menentukan pimpinan pemerintahan. 18 Kegiatan yang dimaksud adalah mengajukan tuntutan, membayar pajak, melaksanakan keputusan, mengajukan kritik dan koreksi atas pelaksanaan sebuah kebijakan umum dan mendukung atau menentang calon pemimpin tertentu, mengajukan alternatif pemimpin dan memilih wakil rakyat dalam pemilihan umum. Dalam hal ini partai politik mempunyai fungsi untuk membuka kesempatan, mendorong dan mengajak para anggotanya maupun anggota masyarakat lain untuk menggunakan partai politik sebagai saluran kegiatan politik untuk mempengaruhi proses politik. E. Sebagai Sarana Pengatur Konflik Dalam setiap masyarakat, apalagi masyarakat yang sifatnya heterogen, yang terdiri dari berbagai macam etnis, sosial-ekonomi maupun agama, akan terdapat celah untuk menimbulkan konflik. Disini peran partai politik diperlukan untuk membantu mengatasinya, atau sekurang-kurangnya dapat 18 P. Anthonius Sitepu, Op. Cit, hlm

16 diatur sedemikian rupa sehingga akibat negatif yang ditimbulkan dari konflik tersebut dapat ditekan seminimal mungkin Jenis-jenis Partai Politik A. Rahman mengklasifikan partai politik dengan 2 cara : 19 A. Berdasarkan pada segi komposisi dan fungsi keanggotaannya. Cara ini bisa dibedakan kepada dua jenis : 1. Partai Massa. Partai massa mengutamanakan kekuatannya berdasarkan keunggulan jumlah anggota, oleh karena itu biasanya terdiri dari pendukungpendukung yang datangnya dari berbagai aliran politik dalam masyarakat yang memiliki ideologi dan tujuan yang sama. Kelebihan partai jenis ini adalah dia dapat memperoleh suara yang besar pada pemilihan karena dia akan mencari dukungan sebanyak-banyaknya. Selain itu, terdapat juga kelemahan dari partai jenis ini yakni ketika jika masing-masing aliran atau kelompok yang memaksakan kepentingannya masing-masing, maka kelompok itu akan terpisah atau tercerai berai. Hal demikian akan melemahkan partai. 2. Partai Kader. Kekuatan partai ini terletak pada ketatnya organisasi dan disiplin kerja dari anggota-anggotanya.pimpinan partai biasanya menjaga kemurnian doktrin politik yang dianut dengan jalan mengadakan seleksi terhadap 19 A. Rahman H.I., Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007, hlm

17 calon anggotanya dan memecat anggotanya yang tidak sesuai atau menyeleweng dari garis partai yang telah ditetapkan. B. Berdasarkan sifat dan orientasinya. Cara ini bisa dibedakan kepada dua jenis : 1. Partai Lindungan. Partai lindungan umumnya memiliki organisasi nasional yang kendordan disiplin yang lemah. Tujuan utama partai jenis ini adalah memenangkan pemilihan umum untuk anggota-anggota yang dicalonkannya, karena itu partai ini hanya akan giat beraktivitas hanya mendekati masa-masa pemilihan. 2. Partai Ideologi. Partai ideologi atau partai asas biasanya memiliki pandangan hidup yang digariskan dalam kebijaksanaan pimpinan dan berpedoman pada disiplin partai yang kuat dan mengikat. Terhadap calon-calon anggota akan diadakan saringan yang harus diikuti agar dapat menjadi anggota dari partai jenis ini Sistem Kepartaian Sistem kepartaian adalah pola perilaku dan interaksi di antara sejumlah partai politik dalam sebuah sistem politik. 20 Artinya bahwa, tujuan utama dari partai politik itu sendiri adalah mencari dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan 20 P. Anthonius Sitepu, Op. cit, hlm

18 program-program yang disusun dengan berdasarkan pada ideologi tertentu, maka merealisasikan program-program tersebut, partai politik yang ada berinteraksi satu sama lainnya dalam sebuah sistem kepartaian. Menurut Maurice Duverger, 21 sistem kepartaian dapat diklasifikasikan menjadi tiga bentuk yakni, sistem partai-tunggal, sistem dwi-partai, dan sistem multipartai. A. Sistem Partai Tunggal Pola partai tunggal menunjukan suasana yang non-kompetitif karena semua partai harus menerima pimpinan dari partai yang dominan dan tidak dibenarkan untuk bersaing dengannya.tujuannya adalah untuk menghindari gejolak-gejolak sosial politik yang menghambat usaha-usaha pembangunan atau untuk mengintegrasikan aneka golongan yang ada dalam suatu negara. B. Sistem Dwi-Partai Sistem dwi-partai biasanya diartikan bahwa terdapat dua partai diantara beberapa partai, yang berhasil memenangkan dua tempat teratas dalam pemilihan umum secara bergiliran dan demikian memiliki kedudukan yang dominan.dalam sistem ini partai dibagi menjadi dua yakni, pertama, partai yang berkuasa (karena menang dalam pemilihan umum) dan kedua, partai oposisi (partai yang kalah dalam pemilihan umum).dalam sistem ini partai yang kalah bertindak sebagai loyal opposition bagi pihak yang menang. Dalam persaingan memenangkan pemilihan umum kedua partai akanberusaha 21 Maurice Duverger, Political Parties : Their Organization and Activity in the Modern State, dalam Miriam Budiardjo, Op. cit, hlm

19 untuk merebut dukungan orang-orang yang berada di tengah kedua partai tersebut dan sering dinamakan pemilih terapung (floating voter) atau pemilih tengah (median voter). Sistem dwi-partai ini dapat berjalan baik apabila memenuhi beberapa syarat, yaitu : 1. Komposisi masyarakat yang sifatnya homogen. 2. Adanya konsensus yang kuat dalam masyarakat mengenai asas dan tujuan sosial dan politik. 3. Adanya kontinuitas sejarah. C. Sistem Multi-Partai Umumnya dianggap keberagaman budaya politik dalam suatu masyarakat akan mendorong pilihan ke arah sistem yang sifatnya multi-partai. Dalam sistem kepartaian ini tidak ada satu partai yang cukup kuat untuk membentuk suatu pemerintahan sendiri, sehingga terpaksa harus membentuk koalisi dengan partai-partai lain. Dalam keadaan semacam ini partai yang berkoalisi harus selalu mengadakan musyarawah dan kompromi dengan mitranya dan menghadapi kemungkinan bahwa sewaktu-waktu dukungan dari partai yang duduk dalam koalisi akan ditarik kembali, sehingga mayoritasnya dalam parlemen bisa hilang. Di lain pihak, partai partai oposisi kurang memainkan peranannya yang jelas karena sewaktu-waktu masing-masing partai dapat diajak untuk duduk dalam pemerintahan dengan membentuk koalisi yang baru. Hal seperti ini akan menyebabkan sering terjadinya siasat yang berubah-ubah menurut kegentingan situasi yang dihadapi masing-masing 19

20 partai. Lagi pula, sering kali partai-partai oposisi tidak dapat menyusun program alternatif bagi pemerintah Kaderisasi Partai politik merupakan sebuah kelompok yang terorganisir dimana anggotaanggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan dari kelompok ini adalah untuk merebut dan memperoleh kekuasaan politik dengan cara konstitusional, untuk melaksanakan kebijakan mereka. Salah satu fungsi partai politik adalah melakukan rekrutmen politik. Fungsi rekrutmen ini erat kaitannya dengan masalah seleksi kepemimpinan, baik kepemimpinan interanal partai maupun kepemimpinan yang bersifat nasional. Untuk itu demi kepentingan internal partainya, sebuah partai politik perlu melakukan proses kaderisasi. Proses kaderisasi ini bertujuan untuk membentuk kader-kader partai yang berkualitas, karena hanya dengan memiliki kader-kader yang berkualitas maka sebuah partai politik bisa mempunyai kesempatan yang besar untuk mengembangkan diri.dalam Kamus Umum 22, kaderisasi diartikan proses, cara, membentuk seorang kader. Sedangkan kader itu sendiri memiliki 2 pengertian : 23 A. Kader adalah orang yang dicalonkan untuk memegang jabatan penting dalam pemerintahan, partai, perusahaan dan sebagainya. B. Kader adalah orang yang diharapkan bakal mampu memangku jabatan yang penting dikemudian hari. 22 Zainul Bahri, Kamus Umum, Khususnya Bidang Hukum dan Politik, Bandung, Angkasa, Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta, Modern English Press,

21 Kaderisasi merupakan sebuah proses penyiapan sumber daya manusia agar kelak mereka menjadi para pemimpin yang mampu membangun peran dan fungsi organisasi secara lebih bagus. 24 Dalam pengkaderan itu sediri terdapat dua persoalan penting. 25 Pertama, bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh organisasi untuk meningkatkan kemampuan baik keterampilan maupun pengetahuan. Kedua, adalah kemampuan untuk menyediakan stok kader atau individu yang dikhususkan bagi kaum muda. Kemampuan sebuah partai politik untuk melakukan proses kaderisasi terhadap anggota-anggotanya sangat dipengaharui oleh kemampuan pengurus sebuah partai politik dalam menyediakan pendidikan dan pelatihan secara intensif pada bidang-bidang tertentu terhadap kader-kadernya. Dalam sebuah partai politik, setiap anggotanya belum tentu dapat menjadi kader partai. Untuk menjadi seorang kader partai politik, maka orang tersebut harus mengikuti proses seleksi untuk menjadi kader. Proses seleksi ini berbentuk sebuah pendidikan politik yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas kader sebagai calon pemimpin. Proses pendidikan ini terbagi dalam tiga fase, antara lain : 26 A. Jenjang pertama. Jenjang ini diarahkan untuk : 1. Pemahaman arti berorganisasi. 2. Menanamkan loyalitas terhadap organisasi. 3. Memantapkan dedikasi. 24 Koirudin, Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004, hlm Ibid, hlm Rochayat Harun dan Sumarno, Komunikasi Politik Sebagai Suatu Pengantar, Bandung : Mandar Maju, 2006, hlm

22 Jenjang ini diperuntukan pada kader pemula. Dalam fase ini ini para kader pemula akan diberikan pemahanan tentang berorganisasi. Mulai dari visi dan misi organisasi serta manfaat yang di dapat dengan bergabung dalam organisasi. Dengan memberikan penjabaran diatas, maka akan membuka pola pikir kader terhadap organisasi yang bertujuan untuk memantapkan dedikasi kader terhadap organisasi. Dengan tingginya tingkat dedikasi seorang kader maka otomatis loyalitas kader terhadap organisasinya juga akan meningkat. B. Jenjang kedua. Jenjang ini diarahkan untuk : 1. Membuka wawasan berpikir yang berdasarkan ideologi partai. 2. Menumbuhkan dinamika dan kreativitas dalam pengembangan organisasi. 3. Meningkatkan kualitas pengelolaan organisasi. Jenjang ini diperuntukan pada kader madya. Dalam fase kedua, kader akan diberikan pemahaman tentang ideologi organisasi. Dalam pendalaman ideologi ini, seorang kader akan diberikan pemahaman bagaimana organisasi bertindak dalam menyelesaikan sebuah permasalahan, berdasarkan ideologi yang dianutnya.selain pemahaman tentang ideologi, pada fase iniakan diberikan juga cara-cara untuk mengembangkan sebuah organisasi.pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kader dalam mengelola organisasi. C. Jenjang ketiga. Jenjang ini diarahkan untuk : 1. Membentuk individu organisasi yang memiliki kemampuan konseptual. 22

23 2. Membidik cara berpikir sistematis dan strategis. 3. Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan menganalisis peristiwaperistiwa politik. 4. Mendidik untuk berfikir futuristik. Jenjang ini diperuntukan bagi calon-calon politisi. Pada fase ini kader akan dilatih menjadi calon-calon politisi yang akan menduduki jabatan-jabatan dalam pemerintahan. Dalam fase ini kader dilatih untuk menganalisa tentang peristiwa-peristiwa politik yang terjadi di masyarakat. Pelatihan ini diharapkan akan meningkatkan kemampuan berfikir dan bertindak seorang kader agar menjadi lebih sistematis dan strategis. 1.6.Definisi Konsep Konsep merupakan sebuah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak, kejadian, keadaan, kelompok maupun individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. 27 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan definisi konsep sebagai berikut : A. Kaderisasi Kaderisasi adalah suatu bagian dari rekrutmen politik dimana terdapat kegiatan / proses penyiapan sumber daya manusia dengan cara melakukan pelatihan dengan berbagai ketarampilan dan disiplin ilmu untuk dipersiapkan kelak untuk menjadi seorang pemimpin yang dapat membangun peran dan 27 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta : LP3ES, 1989, hlm

24 fungsi organisasi secara lebih bagus dalam jabatan-jabatan administratif maupun politik. B. Partai Politik Partai politik partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik melalui cara yang konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan yang mereka miliki. 1.7.Definisi Operasional Definisi operasional merupakan penjelasan tentang bagaimana variabel tersebut diukur. 28 Dengan adanya definisi operasional, maka akan mempermudah peneliti dengan cara memberikan indikator-indikator terhadap variabel yang akan diteliti. Maka definisi operasionalnya adalah sebagai berikut : A. Kaderisasi pada partai politik dengan indikator : 1. Tatacara untuk mengikuti pengkaderan. 2. Bentuk-bentuk kegiatan dalam proses pengkaderan. 3. Hasil dan tujuan dari proses kaderisasi. B. Partai Politik dapat diukur dengan indikator : 1. Memiliki kepengurusan. 2. Terdaftar pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia 28 Ibid, hlm

25 3. Terdaftar pada KPU pusat maupun daerah. 1.8.Metode Penelitian Jenis Penelitian Berdasarkan pada uraian serta tujuan penelitian maupun kerangka teori diatas, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan format deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang terjadi di dalam masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambar tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasional Demokrat Provinsi Sumatra Utara yang beralamat di Jln. Jendral Sudirman no. 36 Medan, Sumatra Utara. 29 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007, hlm

26 Teknik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, digunakan beberapa teknik pengumpulan data primer dan data sekunder. A. Data Primer Untuk mendapatkan data primer, dalam penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara. Wawancara merupakan proses tanya jawab secara langsung yang ditujukan kepada informan di lokasi penelitian dengan menggunakan panduan atau pedoman wawancara. Wawancara dengan melakukan komunikasi langsung untuk mendapatkan informasi secara mendalam dengan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan pada informasi dengan mengacu pada interview guide yang telah dirumuskan peneliti. B. Data Sekunder Data sekunder adalah semua data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dari buku-buku referensi maupun jurnal yang sesuai dengan objek penelitian serta berkaitan dengan permasalahnnya Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif, dimana teknik ini menganalisa masalah yang ada sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang akan diteliti dan kemudian dilakukan pengambilan keputusan. 26

27 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini adalah : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II : SEJARAH DAN PROFIL PARTAI NASIONAL DEMOKRAT Pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum Partai Nasional Demokrat secara keseluruhan seperti sejarah singkat, struktur kepengurusan dan organisasi serta AD/ADRT partai. BAB III : PENGKADERAN OLEH PARTAI NASIONAL DEMOKRAT Pada bab ini akan dibahas mengenai bagaimana cara partai melakukan pengkaderan terhadap calon-calon kader partai serta kegiatan-kegiatan yang terjadi selama masa pengkaderan tersebut. BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan penulis terhadap hasil penelitian yang didapatkan di lapangan serta saran penulis terkait masalah yang diteliti. 27

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik di era reformasi ini memiliki kekuasaan yang sangat besar, sesuatu yang wajar di negara demokrasi. Dengan kewenanangannya yang demikian besar itu, seharusnnya

Lebih terperinci

PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5)

PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5) PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5) Definisi Partai Politik Secara umum dapat dikatakan partai politik adalah suatu kelompok

Lebih terperinci

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang mengalami perkembangan demokrasi yang sangat pesat. Hal tersebut ditandai dengan berbagai macam ekspresi yang

Lebih terperinci

Partai Politik dan Kelompok Penekan

Partai Politik dan Kelompok Penekan Partai Politik dan Kelompok Penekan Makalah untuk memenuhi Tugas Ilmu kewarganegaraan Dosen pengampu Dikdik baehaqi Arif,Mpd Disusun oleh: Abdul Gofur 11009034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Lebih terperinci

PARTAI POLITIK. Oleh : Nur Hidayah

PARTAI POLITIK. Oleh : Nur Hidayah PARTAI POLITIK Oleh : Nur Hidayah A. ASAL USUL PARTAI POLITIK 1. Teori Kelembagaan : partai politik dibentuk oleh kalangan legislative (dan eksekutif) karena ada kebutuhan para anggota parlemen untuk mengadakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan Partai Politik tidak akan lepas dari kesadaran politik masyarakat (anggota) yang menjadi cikal bakal dari partisipasi politik. Dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251). BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang dianggap paling

Lebih terperinci

Materi Bahasan. n Definisi Partai Politik. n Fungsi Partai Politik. n Sistem Kepartaian. n Aspek Penting dalam Sistem Kepartaian.

Materi Bahasan. n Definisi Partai Politik. n Fungsi Partai Politik. n Sistem Kepartaian. n Aspek Penting dalam Sistem Kepartaian. Partai Politik Cecep Hidayat cecep.hidayat@ui.ac.id - www.cecep.hidayat.com Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Materi Bahasan Definisi Partai Politik. Fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilainilai dan cita-cita

Lebih terperinci

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada oleh AA Gde Putra, SH.MH Demokrasi (pengertian Umum) Bentuk sistem pemerintahan yang setiap warganya memiliki kesetaraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Strategi Strategi adalah suatu seni dalam merencanakan pemanfaatan segenap sumber daya nasional (sumber daya alam, manusia, dan dana) dalam suatu tata kerja yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam masyarakat politik. Masyarakat yang semakin waktu mengalami peningkatan kualitas tentu

Lebih terperinci

PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK

PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK Disampaikan oleh : Ir. Apri Hananto Sukandar, M.Div Nomor Anggota : A- 419 Yang terhormat Pimpinan

Lebih terperinci

SISTEM KEPARTAIAN DAN PEMILU. Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Indo Global Mandiri Palembang 2017

SISTEM KEPARTAIAN DAN PEMILU. Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Indo Global Mandiri Palembang 2017 SISTEM KEPARTAIAN DAN PEMILU Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Indo Global Mandiri Palembang 2017 Silabus 1. Pengertian dan Konsep Partai Politik 2. Fungsi-fungsi partai politik 3. Tipologi partai

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILU DUNIA

SEJARAH PEMILU DUNIA SEJARAH PEMILU DUNIA PENGERTIAN PAKAR Secara etimologis kata Demokrasi terdiri dari dua kata Yunani yaitu damos yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan cratein atau cratos yang berarti kedaulatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum yang menganut sistem demokrasi, yang artinya pemegang kekuasaan atau kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat namun tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah kebutuhan manusia dengan berkomunikasi manusia dapat saling bertukar informasi dengan antar sesama, baik di dalam keluarga maupun bermasyarakat

Lebih terperinci

Hakikat Sosialisasi Politik

Hakikat Sosialisasi Politik Perilaku dan Sikap Politik SOSIALISASI POLITIK 1. Alexis S. Tan dalam Mass Communication; Theories and Research, mengatakan sosialisasi politik merupakan proses perubahan perilaku yang berhubungan erat

Lebih terperinci

MAKALAH PENGARUH PARTAI POLITIK TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT MENGIKUTI PEMILU

MAKALAH PENGARUH PARTAI POLITIK TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT MENGIKUTI PEMILU MAKALAH PENGARUH PARTAI POLITIK TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT MENGIKUTI PEMILU DISUSUN OLEH : NAMA : FAJAR GINANJAR NIM : 21060110083001 PSD III TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAN DIPONEGORO SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. Istilah tersebut baru muncul pada abad 19 Masehi, seiring dengan berkembangnya lembaga-lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu Negara yang menjalankan sistem demokrasi,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu Negara yang menjalankan sistem demokrasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu Negara yang menjalankan sistem demokrasi, akan tetapi pembangunan demokrasi di Indonesia seperti banyak mengalami rintangan dan halangan.

Lebih terperinci

DAYA DUKUNG KOMUNIKASI POLITIK ANTAR FRAKSI DALAM PENCAPAIAN EFEKTIVITAS DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

DAYA DUKUNG KOMUNIKASI POLITIK ANTAR FRAKSI DALAM PENCAPAIAN EFEKTIVITAS DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAYA DUKUNG KOMUNIKASI POLITIK ANTAR FRAKSI DALAM PENCAPAIAN EFEKTIVITAS DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH Oleh : Novy Purnama N*) Abstraksi Komunikasi politik merupakan proses penyampaian informasi mengenai

Lebih terperinci

DINAMIKA POLITIK LOKAL SUKSESI PEMILU KEPALA DAERAH

DINAMIKA POLITIK LOKAL SUKSESI PEMILU KEPALA DAERAH DINAMIKA POLITIK LOKAL SUKSESI PEMILU KEPALA DAERAH Heri Wahyudi UPBJJ-UT Denpasar heriw@ut.ac.id Abstrak Pasca Putusan Makamah Konstitusi (MK) tentang calon perseorangan, telah memberikan kesempatan kepada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kehidupan politik di Indonesia sangat dinamis. Ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kehidupan politik di Indonesia sangat dinamis. Ini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kehidupan politik di Indonesia sangat dinamis. Ini dapat ditunjukkan oleh partisipasi masyarakat yang menyalurkan aspirasinya dengan cara masuk menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama dan cita-cita bersama yang telah disepakati oleh

I. PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama dan cita-cita bersama yang telah disepakati oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan sebuah organisasi masyarakat yang memiliki tujuan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan terhadap kedudukan di pemerintahan dengan cara melakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara yang menganut paham demokrasi, dan sebagai salah satu syaratnya adalah adanya sarana untuk menyalurkan aspirasi dan memilih pemimpin

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia 101 BAB 5 KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya. Fokus utama dari bab ini adalah menjawab pertanyaan penelitian. Bab ini berisi jawaban yang dapat ditarik dari pembahasan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup rakyat yang dipimpin oleh para pejabat yang terbukti

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup rakyat yang dipimpin oleh para pejabat yang terbukti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindak perilaku korupsi akhir-akhir ini makin marak dipublikasikan di media massa maupun media cetak. Tindak korupsi ini mayoritas dilakukan oleh para pejabat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Peran Menurut Abdulsyani (1994) peran atau peranan adalah apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya. Peran merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara demokrasi adalah negara yang kekuatan sejatinya bukan berada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara demokrasi adalah negara yang kekuatan sejatinya bukan berada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara demokrasi adalah negara yang kekuatan sejatinya bukan berada di tangan negara atau dalam arti para elit pemerintahannya, tetapi terletak di tangan segenap warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi adalah suatu cara atau taktik dalam meraih dan memperoleh sesuatu. Sehingga dalam wahana politik strategi merupakan sesuatu hal yang sangat urgen yang kianhari

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi Komunikasi Politik adalah perencanaan komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh dengan sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negarawan merupakan karakter yang sangat penting bagi kepemimpinan nasional Indonesia. Kepemimpinan negarawan diharapkan dapat dikembangkan pada pemimpin pemuda Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KONFIGURASI POLITIK MASA PEMERINTAHAN MEGAWATI Konfigurasi Politik Megawati

BAB II KONFIGURASI POLITIK MASA PEMERINTAHAN MEGAWATI Konfigurasi Politik Megawati BAB II KONFIGURASI POLITIK MASA PEMERINTAHAN MEGAWATI 2001 2004 1 Konfigurasi Politik Megawati Konfigurasi politik, menurut Dr. Moh. Mahfud MD, SH, mengandung arti sebagai susunan atau konstelasi kekuatan

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORITIS. A. Definisi Konseptual Mengenai Kader dan Kaderisasi. manusia sebagai calon anggota dalam organisasi yang melakukan proses

II. KERANGKA TEORITIS. A. Definisi Konseptual Mengenai Kader dan Kaderisasi. manusia sebagai calon anggota dalam organisasi yang melakukan proses II. KERANGKA TEORITIS A. Definisi Konseptual Mengenai Kader dan Kaderisasi Pengertian kader adalah: Sumber daya manusia yang melakukan proses pengelolaan dalam suatu organisasi. Dalam pendapat lain kader

Lebih terperinci

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang BAB IV Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang Tahapan Pilkada menurut Peraturan KPU No.13 Th 2010 Tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah melalui kegiatan pendidikan. Sebagai bagian dari masyarakat, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. adalah melalui kegiatan pendidikan. Sebagai bagian dari masyarakat, kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mayoritas masyarakat memiliki keinginan untuk maju berkembang menjadi lebih baik. Keinginan tersebut diupayakan berbagai cara, salah satunya adalah melalui kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang menjadikan. Islam sebagai asas partai. PKS memiliki tujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang menjadikan. Islam sebagai asas partai. PKS memiliki tujuan untuk mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang menjadikan Islam sebagai asas partai. PKS memiliki tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kepedulian sebuah Negara terhadap rakyatnya. Di Indonesia sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kepedulian sebuah Negara terhadap rakyatnya. Di Indonesia sendiri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan sosial adalah impian bagi setiap Negara dibelahan dunia termasuk di Indonesia. Upaya untuk mencapai mimpi tersebut adalah bentuk kepedulian sebuah Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah di Banyumas suasana politik semakin hangat. Banyak yang mempromosikan calonnya dengan berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Rekruitmen politik merupakan fungsi yang sangat penting bagi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Rekruitmen politik merupakan fungsi yang sangat penting bagi 66 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan. Rekruitmen politik merupakan fungsi yang sangat penting bagi partai politik. Fungsi rekruitmen politik ini menjadi fungsi eksklusif partai politik dan tidak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Partai Politik 1. Definisi Partai Politik Kedudukan partai politik dalam negara yang memiliki tata kelola pemerintahan demokratis sangatlah penting. Partai politik

Lebih terperinci

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG PROSES POLITIK PEREKRUTAN CALON ANGGOTA LEGISLATIF PERIODE TAHUN 2014-2019 ( Studi di Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra Kabupaten Jombang ) SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Situasi perkembangan politik yang berkembang di Indonesia dewasa ini telah membawa perubahan sistem yang mengakomodasi semakin luasnya keterlibatan masyarakat dalam

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat Pada Pelaksanaan Rekrutmen Calon Legislatif Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Kabupaten Sangihe. Oleh :

Persepsi Masyarakat Pada Pelaksanaan Rekrutmen Calon Legislatif Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Kabupaten Sangihe. Oleh : Persepsi Masyarakat Pada Pelaksanaan Rekrutmen Calon Legislatif Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Kabupaten Sangihe Oleh : Oleh : Monika Novita Alanos NIM : 100813148 Abstrak Dalam ranah demokrasi,

Lebih terperinci

BAB VI. Penutup. pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah

BAB VI. Penutup. pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah 123 BAB VI Penutup Kesimpulan Dalam penelitian ini terungkap bahwa PDI Perjuangan telah melakukan rekrutmen sebagaimana didefinisikan oleh Ramlan Surbakti, yakni pemilihan atau pengangkatan seseorang atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang akan turut serta secara aktif baik dalam kehidupan politik dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang akan turut serta secara aktif baik dalam kehidupan politik dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan Partisipasi merupakan aspek yang penting dari demokrasi, partisipasi politik yang meluas merupakan ciri khas dari modernisasi politik. Partisipasi politik

Lebih terperinci

2015 MODEL REKRUTMEN DALAM PENETUAN CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT

2015 MODEL REKRUTMEN DALAM PENETUAN CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia adalah negara demokrasi. Salah satu ciri dari negara demokrasi adalah adanya pemilihan umum. Sebagaimana diungkapkan oleh Rudy (2007 : 87)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan politik di landasi oleh Undang-Undang No 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik pasal 11 huruf a,b,c,d, dan e. Partai politik berfungsi sebagai, a) sarana

Lebih terperinci

Komunikasi Politik & Rekrutmen Politik. Pertemuan 11-12

Komunikasi Politik & Rekrutmen Politik. Pertemuan 11-12 Komunikasi Politik & Rekrutmen Politik Pertemuan 11-12 Apa yang dimaksud dengan komunikasi? Proses komunikasi, Timbul balik Apa kriteria komunikan? Bisa menyaring informasi Bisa memberi respon yang baik

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1 PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL Muryanto Amin 1 Pendahuluan Konstitusi Negara Republik Indonesia menuliskan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan

Lebih terperinci

POLITICAL REGIMES. Lina Miftahul Jannah

POLITICAL REGIMES. Lina Miftahul Jannah POLITICAL REGIMES Lina Miftahul Jannah Sistem Politik-Birokrasi di Negara Berkembang Birokrasi militer-sipil memegang posisi kunci dalam penentuan kebijakan Elit (tradisional) dalam struktur masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Presiden sebagai kepala pemerintahan. Hal ini merupakan momentum yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. Presiden sebagai kepala pemerintahan. Hal ini merupakan momentum yang tepat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewan Perwakilan Rakyat atau yang biasa disingkat DPR merupakan suatu lembaga politik sebagai simbol dari suara rakyat. Lembaga tinggi negara ini memiliki

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pemilukada Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 yang dilaksanakan secara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pemilukada Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 yang dilaksanakan secara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pemilukada Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 yang dilaksanakan secara langsung dapat berlangsung tertib dan lancar. Animo masyarakat yang besar atas pesta demokrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap partai politik membutuhkan kader-kader yang berkualitas. Begitupun dengan Partai HANURA. Karena dengan adanya kader yang berkualitas bisa mengukur eksistensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik BAB 1 PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Partai politik merupakan sebuah institusi yang mutlak diperlukan dalam dunia demokrasi, apabila sudah memilih sistem demokrasi dalam mengatur kehidupan berbangsa dan

Lebih terperinci

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO Membangun kembali fundamental ekonomi yang sehat dan mantap demi meningkatkan pertumbuhan, memperluas pemerataan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki abad 21, hampir seluruh negara diberbagai belahan dunia (termasuk Indonesia) menghadapi tantangan besar dalam upaya meningkatkan sistem demokrasi,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1 Disampaikan pada Seminar Menghadirkan Kepentingan Perempuan: Peta Jalan Representasi Politik Perempuan Pasca 2014 Hotel Haris, 10 Maret 2016 Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di. umum, dan meluasnya hak-hak orang yang ambil bagian dalam pemilihan

BAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di. umum, dan meluasnya hak-hak orang yang ambil bagian dalam pemilihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di dunia. Istilah tersebut baru muncul pada abad 19 Masehi, seiring dengan berkembangnya lembaga-lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi,salah satu ciri negara yang menerapkan sistem demokrasi adalah melaksanakan kegiatan pemilihan umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbagai permasalahan politik salah satunya dapat diamati dari aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbagai permasalahan politik salah satunya dapat diamati dari aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai permasalahan politik salah satunya dapat diamati dari aspek dinamika internal partai politik yang menyebabkan kinerja partai politik sebagai salah satu institusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh kegiatan politik berlangsung dalam suatu sistem. Politik, salah

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh kegiatan politik berlangsung dalam suatu sistem. Politik, salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seluruh kegiatan politik berlangsung dalam suatu sistem. Politik, salah satunya bertujuan melembagakan penyelesaian konflik agar konflik itu tidak melebar menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara demokrasi. Salah satu ciri dari negara

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara demokrasi. Salah satu ciri dari negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara demokrasi. Salah satu ciri dari negara demokrasi adalah adanya pemilihan umum. Sebagaimana diungkapkan oleh Teuku May Rudy (2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah desa merupakan simbol formil kesatuan masyarakat desa. Pemerintah desa sebagai badan kekuasaan terendah selain memiliki wewenang asli untuk mengatur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

I. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan proses perekrutan pejabat politik di daerah yang berkedudukan sebagai pemimpin daerah yang bersangkutan yang dipilih langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perwakilan. Partai politik melalui anggota-anggotanya yang duduk di lembaga

BAB I PENDAHULUAN. perwakilan. Partai politik melalui anggota-anggotanya yang duduk di lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem politik Indonesia apalagi dalam proses pelaksanaan demokrasi khususnya demokrasi perwakilan. Partai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, setiap Negara senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, setiap Negara senantiasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menyelenggarakan pemerintahan, setiap Negara senantiasa menggunakan Partai Politik yang didukung dengan sistim politik suatu Negara, yang tidak akan dapat dilepaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan.

BAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan. BAB I PENDAHULUAN I. 1.Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan tulang punggung dalam demokrasi karena hanya melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan. Kenyataan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, karena merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, karena merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi ke depan. Tanpa kaderisasi, rasanya sangat

Lebih terperinci

PEMILU. Oleh : Nur Hidayah

PEMILU. Oleh : Nur Hidayah PEMILU Oleh : Nur Hidayah A. PENGERTIAN PEMILU Merupakan salah satu sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang berdasarkan pada demokrasi perwakilan. Pemilu diartikan sebagai mekanisme penyeleksian dan

Lebih terperinci

PANDUAN AKUNTABILITAS POLITIK

PANDUAN AKUNTABILITAS POLITIK PANDUAN AKUNTABILITAS POLITIK I. PENGANTAR Pemilihan Umum adalah mekanisme demokratis untuk memilih anggota legislatif (DPR, DPD, DPRD), dan Eksekutif (Presiden-Wakil Presiden, serta kepala daerah). Pemilu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Partai politik adalah alat perjuangan masyarakat untuk menduduki pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. Partai politik adalah alat perjuangan masyarakat untuk menduduki pemerintahan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik adalah alat perjuangan masyarakat untuk menduduki pemerintahan, dimana anggota-anggotanya terorganisir dan terbentuk dari pandangan mengenai nilai-nilai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan diikutsertakan dalam proses politik, maka lahirlah partai politik yang akan menghubungkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan diikutsertakan dalam proses politik, maka lahirlah partai politik yang akan menghubungkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Partai Politik Eksistensi partai politik sebagai suatu kekuatan politik telah lahir sejak awal abad ke 19 di Eropa Barat. Dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat

Lebih terperinci

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA. Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH.

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA. Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH. Modul ke: DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia Fakultas FAKULTAS RINA KURNIAWATI, SHI, MH Program Studi http://www.mercubuana.ac.id DEFINISI

Lebih terperinci

TANTANGAN DAN PELUANG PEREMPUAN DI PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014

TANTANGAN DAN PELUANG PEREMPUAN DI PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014 TANTANGAN DAN PELUANG PEREMPUAN DI PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014 Nurhamidah Gajah Universitas Muhammadiyahh Tapanuli Selatan, Jl.St.Mohd.Arief No.32 Padangsidimpuan Email : m_nurhamidah@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kaderisasi merupakan sebuah proses pencarian bakat atau pencarian sumber

BAB I PENDAHULUAN. Kaderisasi merupakan sebuah proses pencarian bakat atau pencarian sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelangsungan sebuah organisasi tidak bisa dilepaskan dari kaderisasi. Kaderisasi merupakan sebuah proses pencarian bakat atau pencarian sumber daya manusia yang handal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Demokrasi adalah suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat sebagai bentuk pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara. Negara yang mengaku dirinya adalah negara demokrasi, sejatinya memiliki kekuatan ada pada warga negara

Lebih terperinci

publik pada sektor beras karena tidak memiliki sumber-sumber kekuatan yang cukup memadai untuk melawan kekuatan oligarki politik lama.

publik pada sektor beras karena tidak memiliki sumber-sumber kekuatan yang cukup memadai untuk melawan kekuatan oligarki politik lama. BAB VI. KESIMPULAN Perubahan-perubahan kebijakan sektor beras ditentukan oleh interaksi politik antara oligarki politik peninggalan rezim Orde Baru dengan oligarki politik reformis pendatang baru. Tarik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pemilu merupakan salah satu arena ekspresi demokrasi yang dapat berfungsi sebagai medium untuk meraih kekuasaan politik. Karenanya, berbagai partai politik

Lebih terperinci

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. syarat partai politik calon peserta pemilu Sebelum memasuki verifikasi

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. syarat partai politik calon peserta pemilu Sebelum memasuki verifikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyederhanaan partai yang akhir akhir ini gencar menjadi pembicaraan bagi kalangan pengamat politik, aktifis politik, termasuk juga praktisi politik merupakan issue

Lebih terperinci

Selanjutnya perkenankanlah kami, Fraksi Partai GOLKAR DPR RI, menyampaikan pendapat akhir fraksi atas RUU tentang Partai Politik.

Selanjutnya perkenankanlah kami, Fraksi Partai GOLKAR DPR RI, menyampaikan pendapat akhir fraksi atas RUU tentang Partai Politik. FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DPR RI MENGENAI RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK Disampaikan oleh : Hj.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Partai Gerindra sebagai realitas sejarah dalam sistem perpolitikan di Indonesia, untuk yang kedua kalinya menjadi peserta di Pemilu 2014. Sebagai partai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran dalam kemajuan bangsa. Pentingya peran generasi muda, didasari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki

Lebih terperinci

BAB II TEORI TENTANG REKRUTMEN KADER PARTAI POLITIK

BAB II TEORI TENTANG REKRUTMEN KADER PARTAI POLITIK 17 BAB II TEORI TENTANG REKRUTMEN KADER PARTAI POLITIK A. Konsep Rekrutmen Kader Partai Politik 1. Pengertian Partai Politik Partai politik dapat diartikan sebagai sarana warga negara untuk turut serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pemilihan langsung kepala daerah (Pilkada). Momen-momen politik. berjalannya proses politik di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dan pemilihan langsung kepala daerah (Pilkada). Momen-momen politik. berjalannya proses politik di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia pada saat ini momen-momen politik begitu banyak terjadi dan melibatkan masyarakat secara luas seperti melalui pemilihan umum secara langsung anggota

Lebih terperinci

POLA REKRUTMEN KADER PARTAI DEMOKRAT (Studi Pada Partai Demokrat Kota Malang) SKRIPSI

POLA REKRUTMEN KADER PARTAI DEMOKRAT (Studi Pada Partai Demokrat Kota Malang) SKRIPSI POLA REKRUTMEN KADER PARTAI DEMOKRAT (Studi Pada Partai Demokrat Kota Malang) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu untuk memperoleh gelar Sarjana (S-1) Disusun oleh: Anggo Eko Andriono (201010050312067)

Lebih terperinci

PARTAI POLITIK DAN KEBANGSAAN INDONESIA. Dr. H. Kadri, M.Si

PARTAI POLITIK DAN KEBANGSAAN INDONESIA. Dr. H. Kadri, M.Si PARTAI POLITIK DAN KEBANGSAAN INDONESIA Dr. H. Kadri, M.Si Outline Peran dan Fungsi Partai Politik Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia Realitas Partai Politik saat ini Partai Politik sebagai Penjaga Nilai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi dan pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi dan pembahasan 288 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi dan pembahasan hasil penelitian, pada akhir penulisan ini akan dijabarkan beberapa kesimpulan dan rekomendasi

Lebih terperinci