Last But Not Least - Nilai Kesempurnaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Last But Not Least - Nilai Kesempurnaan"

Transkripsi

1 Last But Not Least - Nilai Kesempurnaan Oleh: Iqbal Islami *) Pendahuluan Sebagai bagian akhir dari serial tulisan dari penulis tentang nilai-nilai Kementerian Keuangan (Kemenkeu), berikut ini penulis akan menyajikan tulisan mengenai nilai yang kelima atau nilai terakhir dari nilai-nilai Kemenkeu yaitu nilai Kesempurnaan. Last but not least, walaupun nilai ini diurutkan pada urutan terakhir tidak berarti bahwa nilai ini tidak penting dibandingkan dengan empat nilai sebelumnya. Pengertian nilai Kesempurnaan pada nilai-nilai Kemenkeu adalah senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik. Terdapat tiga hal penting dari pengertian tersebut yaitu upaya perbaikan, menjadi yang terbaik dan memberikan yang terbaik. Untuk melaksanakan nilai kesempurnaan tersebut dalam praktiknya, terdapat dua perilaku utama yang harus dilakukan yaitu melakukan perbaikan terus menerus dan mengembangkan inovasi dan kreativitas. Dengan memiliki dan menjalankan nilai kesempurnaan ini maka setiap pegawai di lingkungan Kemenkeu diharapkan akan selalu melakukan perbaikan terus menerus. Selalu mencari ruang untuk melakukan perbaikan yang dapat menghasilkan yang lebih baik dan lebih baik lagi. Dalam melakukan upaya perbaikan tersebut maka menjadi penting bagi setiap pegawai di lingkungan Kemenkeu untuk mampu melakukan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berfikir kreatif untuk dapat mencari cara-cara baru atau solusi-solusi baru yang bersifat out of the box dan kemudian merealisasikannya agar dapat menjadi yang terbaik dan memberikan yang terbaik. Perbaikan Terus Menerus Dalam Wikipedia, proses perbaikan terus menerus atau continuous improvement process (CIP) didefinisikan sebagai usaha-usaha yang berkelanjutan untuk memperbaiki atau meningkatkan nilai dari produk, jasa, ataupun proses. CIP ini bisa bersifat perubahan yang 1

2 kecil ataupun perubahan besar secara sekaligus. Namun demikian, perbaikan tersebut, besar atau pun kecil, sifatnya harus terus menerus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih baik lagi. Perbaikan terus menerus ini sejalan dengan kalimat bijak yang sering sekali kita dengar yaitu hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Perbaikan terus menerus ini berlaku untuk seluruh individu maupun organisasi baik pada sektor pemerintah maupun swasta. Oleh sebab itu, perbaikan terus menerus juga harus dilakukan oleh Kemenkeu. Para pemangku kepentingan Kemenkeu akan terus menerus meminta pelayanan yang lebih baik dan lebih baik lagi dari Kemenkeu. Tingkat pelayanan yang sudah memuaskan para pemangku kepentingan pada saat ini akan tidak lagi memuaskan para pemangku kepentingan tersebut di masa yang akan datang karena banyaknya perubahan yang terjadi. Sebagai contoh, saat ini pelayanan yang bersifat one day service sudah dapat memuaskan para pemangku kepentingan. Namun, seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka para pemangku kepentingan akan semakin meningkatkan tuntutannya. Misalnya, sangat mungkin sekali dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, mereka ingin pelayanan yang lebih cepat lagi. Mereka yang tadinya puas dengan pelayanan one day service akan menuntut pelayanan yang bersifat one hour service atau bahkan real time service. Menghadapi tuntutan ini, apabila Kemenkeu sebagai penyedia pelayanan tetap saja menyediakan pelayanan one day service, maka pelayanan tersebut tidak akan lagi memberikan kepuasan kepada para pemangku kepentingannya. Untuk menjawab tantangan tersebut, maka menjadi penting bagi setiap pegawai di lingkungan Kemenkeu untuk dapat menjiwai dan melaksanakan nilai kesempurnaan ini. Dengan menjiwai nilai kesempurnaan ini maka kita tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang telah dicapai. Kita akan selalu mencari ruang dan peluang untuk melakukan yang lebih baik lagi. Tuntutan yang lebih tinggi dari para pemangku kepentingan tidak dianggap sebagai beban namun dianggap sebagai peluang untuk dapat memberikan pelayanan dan kepuasan yang lebih tinggi lagi. Perbaikan kecil akan lebih mudah dan lebih murah untuk dilaksanakan dibandingkan dengan perbaikan besar atau sekaligus. Dalam perbaikan terus menerus ini maka kita dapat 2

3 memulainya dari perbaikan-perbaikan kecil misalnya dari apa-apa yang kita lakukan seharihari. Masing-masing pegawai harus selalu berusaha untuk mencari cara-cara baru untuk meningkatkan kinerjanya. Terlebih lagi, ide-ide baru yang berasal dari pegawai itu sendiri biasanya tidak terlalu bersifat radikal tapi lebih bersifat perbaikan-perbaikan kecil sehingga lebih mudah untuk dapat dilaksanakan. Perbaikan terus menerus ini dapat lebih mudah dilakukan apabila seseorang telah menjiwai nilai kesempurnaan dengan baik. Misalnya, seorang pelaksana yang tadinya hanya menunggu perintah dari atasannya dan mengisi waktu luangnya hanya dengan melakukan yang tidak produktif, misalnya dengan mengobrol kosong atau bermain games saja, maka dengan menjiwai nilai kesempurnaan ini, dia akan mempunyai motivasi untuk menghilangkan kebiasaan buruk dan menggantinya dengan kebiasaan yang baik. Secara sukarela dan tanpa disuruh atasannya, dia akan mengisi waktu luangnya dengan melakukan hal yang produktif misalnya dengan membaca peraturan-peraturan yang belum dikuasainya atau meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya agar dapat meningkatkan kompetensinya. Lebih jauh lagi, perbaikan yang datang dari diri sendiri (inside out) akan lebih tinggi tingkat keberhasilan implementasinya dibandingkan dengan perbaikan yang diinisiasi dari luar (outside in). Dengan perbaikan yang berasal dari diri sendiri maka rasa memiliki (ownership) dan motivasi untuk melaksanakan perbaikan tersebut menjadi tinggi sehingga tingkat keberhasilan dari perbaikan yang dilakukan akan menjadi lebih tinggi pula. Salah satu teknik atau alat yang banyak digunakan untuk melakukan perbaikan terus menerus adalah plan-do-check-act (PDCA) cycle, atau dikenal juga dengan nama Deming Cycle atau Shewhart Cycle sesuai dengan nama penemunya yaitu W. Edwards Deming seorang pakar yang sangat terkenal dalam bidang kualitas dan Walter A Shewhart, seorang ilmuwan pada Bell Laboratories yang juga merupakan teman dan mentor dari Deming. Berdasarkan Deming Cycle tersebut maka dalam melakukan perbaikan terus menerus, kita dapat melakukannya dengan tahap-tahap berikut. 1. Plan: Identifikasikan suatu kesempatan untuk melakukan perbaikan dan rencanakan perubahan tersebut. 2. Do: Implementasikan perubahan tersebut pada sebuah skala yang kecil dan ukur hasilnya. 3

4 3. Check: Nilai hasil yang diperoleh dari perubahan tersebut dan tentukan apakah perbaikan tersebut memberikan hasil yang dinginkan atau tidak. 4. Act: Apabila perubahan tersebut berhasil maka implementasikan perubahan tersebut dengan skala yang lebih luas. Apabila perubahan tersebut tidak berhasil maka mulai lagi siklus dari awal. Dengan menjiwai nilai Kesempurnaan ini, maka penerapan penilaian kenerja yang menggunakan Indikator Kinerja Utama (IKU) tingkat individu untuk masing-masing pegawai di lingkungan Kemenkeu tidak akan dipandang sebagai beban. Malahan, IKU tersebut akan dipandang sebagai tantangan dan peluang untuk memberikan atau menghasilkan kinerja yang lebih baik dari yang telah ditetapkan. Sehingga, IKU tersebut akan dapat menjadi pendorong untuk melakukan perbaikan terus menerus. Dengan demikian, penetapan IKU tidak dilakukan sekedar untuk memenuhi aspek formal namun sudah dapat meningkat untuk masuk ke aspek yang lebih bersifat substansial. Apabila hal itu dapat terjadi maka dapat diharapkan kinerja Kemenkeu secara keseluruhan akan meningkat dengan sendirinya seiring dengan meningkatnya kinerja masing-masing pegawainya. Jadi, perbaikan terus menerus merupakan hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi untuk dilakukan oleh para pegawai Kemenkeu dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Kreativitas atau pun cara-cara kerja baru. Menurut kamus Merriam-Webster, kreativitas dapat diartikan pertama sebagai kemampuan untuk menciptakan (create) dan kedua kreativitas berarti juga mempunyai kualitas untuk menjadi kreatif. Sesuatu dikatakan mempuanyai sifat kreatif apabila hal tersebut merupakan hal yang baru diciptakan dan bukan dari hasil imitasi. Dalam Wikipedia, kreativitas merujuk pada penemuan (invention) atau memulai segala sesuatu yang baru yang mempunyai nilai seperti produk, solusi, karya seni, Menurut Naiman, seorang pakar kreativitas dan inovasi, kreativitas merupakan tindakan untuk merubah ide-ide baru dan imajinatif menjadi realitas. Kreativitas meliputi dua proses yaitu fikiran (thinking) kemudian menghasilkan (producing). Inovasi adalah produksi atau implementasi dari suatu ide. Jika anda punya ide, tapi tidak bentindak atas ide tersebut, maka 4

5 anda imajinatif tapi tidak kreatif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kreativitas meliputi dua hal yaitu creative thinking dan producing. Untuk menjadi orang yang kreatif maka seseorang tidak cukup hanya punya daya imajinasi yang tinggi tetapi juga harus mampu untuk merubahnya menjadi realitas. Menurut Franken, seorang pakar motivasi, untuk menjadi seorang yang kreatif, kita harus mampu untuk melihat sesuatu dengan cara-cara baru ataupun dari perspektif yang berbeda. Dengan lain perkataan, orang yang kreatif harus mampu untuk menghasilkan kemungkinankemungkinan baru ataupun alternatif-alternatif baru. Kreativitas tidak diukur dari banyaknya jumlah alternatif yang ditawarkan tapi dari keunikan dan kebaruan dari alternatif tersebut. Kemampuan untuk menghasilkan alternatif atau melihat sesuatu secara unik tidaklah terjadi dengan kebetulan. Kemampuan untuk menjadi kreatif ini terkait juga kualitas berfikir yang lebih fundamental seperti fleksibilitas, toleransi atas sesuatu yang bersifat ambigu atau tidak dapat diprediksi sebelumnya, dan kesenangan atas hal-hal yang belum diketahui sampai saat ini. Menurut Csikszentmihalyi, seorang pakar psikologi, salah satu karakteristik orang yang kreatif adalah sangat bergairah dan bersemangat (passionate) dengan pekerjaannya namun sekaligus juga mereka dapat bersikap sangat objektif terhadap pekerjaannya. Karakter ini sesuai dengan perilaku kedua dari nilai Profesionalisme pada nilai Kemenkeu yaitu bekerja dengan hati. Dengan memiliki passion terhadap pekerjaannya maka seseorang akan bekerja dengan sepenuh hati, dengan penuh semangat, dan komitmen tinggi sehingga dapat mengeluarkan segala potensi kemampuan yang dimilikinya. Hal tersebut pada akhirnya akan memicu dan mendorong timbulnya kreativitas seseorang sehingga dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru yang bernilai. Oleh sebab itu, dengan memiliki dan menjiwai nilai kesempurnaan dimana kita dituntut untuk dapat melaksanakan perbaikan terus menerus untuk menghasilkan yang terbaik maka kita akan mampu untuk terus mengembangkan kreativitas agar mampu untuk melahirkan ide-ide atau cara-cara baru yang dapat dipakai dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari ataupun untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Ide-ide tersebut selanjutnya diaktualkan dengan diproduksi kalau ide tersebut terkait dengan produk dan diimplementasi apabila ide tersebut terkait dengan jasa dan cara atau pun proses kerja. Sebagai contoh, seorang pelaksana yang tugasnya membuat evaluasi atas suatu kegiatan di kantornya, dengan meliliki nilai Kesempurnaan, dia akan terus memikirkan bagaimana cara 5

6 untuk melaksanakan pekerjaaan dengan lebih cepat dan lebih baik. Dia tidak akan pernah puas dengan apa yang telah dicapai selama ini. Dia selalu memikirkan cara-cara baru yang tidak pernah dilakukan sebelumnya untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan hasil yang lebih baik baik secara kuantitas maupun kualitas. Inovasi pemerintah, dan masyarakat. Dalam kamus Merriam-Webster, inovasi diartikan pertama sebagai pengenalan sesuatu yang baru dan kedua sebagai suatu ide, metode, atau alat baru. Pengertian ini sejalan dengan pengertian inovasi pada Wikipedia yaitu pengembangan nilai pelanggan baru melalui solusi yang memenuhi kebutuhan baru, kebutuhan yang belum dinyatakan, atau kebutuhan pelanggan lama dan pasar lama dengan cara-cara baru yang bernilai tambah. Inovasi ini dicapai melalui produk, proses, jasa, teknologi, atau ide-ide baru yang siap tersedia untuk pasar, Inovasi dan kreativitas sangat berkaitan erat. Itulah mengapa dua kata ini seringkali disebut secara bersamaan. Misalnya, kedua kata tersebut digunakan secara bersamaan pada perilaku utama yang kedua dari nilai Kesempurnaan yaitu mengembangkan inovasi dan kreativitas. Inovasi dan kreativitas sangat bergantung pada orang (people) bukan pada alat. Oleh sebab itu, hanya pada organisasi yang mempunyai orang-orang yang mempunyai kompetensi tinggi dalam melakukan inovasi dan kreativitas, organisasi tersebut akan mampu untuk menghasilkan temuan-temuan baru baik berupa produk dan jasa atau pun cara kerja baru yang lebih bernilai bagi organisasi itu sendiri atau pun untuk para pemangku keperntingannya. Menurut Loop, seorang pakar inovasi, inovasi dibangun berdasarkan kebebasan (freedom) dan kebebasan dibangun berdasarkan kepercayaan (trust). Untuk itu, pada suatu organisasi yang menginginkan adanya inovasi maka organisasi tersebut harus memberikan kepercayaan pada orang-orangnya. Tanpa kepercayaan, suatu organisasi tidak akan dapat membangun suatu budaya inovasi yang tumbuh subur dalam organisasi tersebut. Lebih jauh lagi, Loop mengatakan bahwa kepercayaan dalam konsep ini merupakan jalan dua-arah, yaitu top-down dan bottom-up. Artinya, selain manajemen mempercayai para pegawainya, para pegawai 6

7 harus pula mempercayai manajemen mereka. Para pegawai harus meyakini, bahwa lateral thinking dan oposisi bukanlah hal yang buruk yang akan mengakibatkan mereka mendapakan penilaian negatif. Untuk mendorong budaya inovasi tersebut, seorang pemimpin tidak boleh takut akan kegagalan. Walaupun pegawai atau bawahannya melakukan kegagalan dalam melakukan inovasi, mereka tetap harus memberikan kepercayaannya kepada para pegawainya untuk terus mencoba sampai mereka berhasil. Sekali saja muncul ketidakpercayaan dari para pemimpin terhadap para bawahannya karena kegagalan yang mereka alami, maka di masa yang akan datang para bawahannya tersebut akan takut untuk melakukan inovasi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Von Oech seorang inventor, penulis, dan pakar teori kreativitas yaitu Remember the two benefits of failure. First, if you do fail, you learn what doesn't work; and second, the failure gives you the opportunity to try a new approach. Artinya, untuk dapat melakukan inovasi kita tidak boleh takut dengan kegagalan. Walaupun kita gagal maka tetap ada manfaat yang dapat kita peroleh yaitu kita menjadi tahu mengapa kegagalan tersebut terjadi. Sebagai contoh, dapat diilustrasikan apa yang terjadi pada waktu Thomas Alva Edison berusaha menemukan lampu pijar. Barulah setelah ia melakukan ribuan kali percobaan, dengan berbagai jenis filament, untuk mendapatkan material yang dapat berpijar dengan baik dan tahan lama, akhirnya ia dapat menghasilkan sebuah lampu pijar yang tahan lebih dari jam. Apabila ia berhenti untuk terus melakukan percobaan setelah mengalami kegagalan berulang kali, maka dia tidak akan dikenal sebagai penemu lampu pijar seperti yang kita kenal sekarang ini. Dalam melakukan inovasi, maka kegagalan merupakan hal yang biasa. Apabila kita takut gagal maka kita akan terus melakukan hal yang sama atau cara yang sama. Akibatnya, kita akan diam di tempat dan tidak akan mengalami kemajuan. Apabila ini dilakukan oleh suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut akan tertinggal dan bahkan akan ditinggalkan pelanggannya yang berpindah ke kompetitornya karena kompetitornya mampu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan baru dari para pelanggannya. Demikian juga dengan Kemenkeu, sebagai suatu institusi pemerintah, Kemenkeu harus terus melakukan inovasi untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pemangku 7

8 kepentingannya. Para pimpinan di Kemenkeu harus mampu untuk membangun dan mendorong budaya inovasi dalam unit kerjanya masing-masing. Salah satunya adalah dengan memberikan kepercayaan kepada para bawahannya untuk mencoba ide-ide baru, cara-cara baru, atau pun hal-hal yang baru. Mereka tidak boleh takut akan kegagalan. Kegagalan harus dipandang secara positif sebagai kesempatan untuk belajar mengapa kegagalan tersebut terjadi sehingga tidak akan mengulanginya lagi di masa yang akan datang. Kesimpulan Last but not least, terakhir tapi bukan tidak penting. Itulah hal tepat dikatakan untuk nilai Kesempurnaan yang ditempatkan sebagai nilai kelima atau terakhir dari lima nilai Kemenkeu. Walaupun Kesempurnaan adalah nilai yang terakhir namun bukanlah nilai yang tidak penting. Malahan keberadaan nilai ini sangat penting bagi empat nilai yang lain agar nilai-nilai tersebut dapat mencapai hasil yang maksimal. Nilai Integritas, Profesionalisme, Sinergi, dan Pelayanan akan seperti masakan yang tidak bergaram apabila tidak dilengkapi dengan nilai Kesempurnaan. Dengan adanya nilai Kesempurnaan ini diharapkan setiap orang di lingkungan Kemenkeu akan senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi yang terbaik dan memberikan yang terbaik. Dengan menjiwai nilai kesempurnaan ini maka perilaku untuk melakukan perbaikan terus menerus dan mengembangkan inovasi dan kreativitas akan menjadi budaya yang hidup dalam kegiatan sehari-hari pada seluruh unit kerja di Kemenkeu. *) Penulis adalah Widyaiswara Madya pada Pusdiklat PPSDM Daftar Pustaka: 1. Csikszentmihalyi, Mihaly, From Creativity - Flow and the Psychology of Discovery and Invention, dimuat di diakses tanggal 4 Januari Franken, Robert E. From Human Motivation, 3rd ed., dimuat di diakses tanggal 4 Januari Loop, Dirk, Innovation Management on line Magazine, How to create a culture that supports innovation?, diakses tanggal 8 Januari Naiman, Linda, Creativity at Work, diakses tanggal 8 Januari Von Oech, Roger, diakses tanggal 8 januari

9 6. Kamus Merriam-Webster, mobile version 7. Wikipedia, diakses tanggal 8 Januari Wikipedia, diakses tanggal 4 Januari Wikipedia, diakses tanggal 3 Januari

Profesionalisme di Tempat Kerja

Profesionalisme di Tempat Kerja Profesionalisme di Tempat Kerja Oleh: Iqbal Islami *) Pendahuluan Nilai yang kedua dari lima nilai-nilai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) adalah profesionalisme. Tidak salah bagi Kemenkeu menempatkan profesionalisme

Lebih terperinci

Berpikir Kreatif Cara Entrepreneur

Berpikir Kreatif Cara Entrepreneur Berpikir Kreatif Cara Entrepreneur Program Pengembangan Entrepreneurship Komunitas (PPEK) DAMANDIRI-Young Entrepreneurship Education 2009 APAKAH ANDA KREATIF?? Apakah kreativitas itu? (Kamus Webster) Kreativitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

Integritas, Kejujuran, dan Melakukan Yang Benar

Integritas, Kejujuran, dan Melakukan Yang Benar Integritas, Kejujuran, dan Melakukan Yang Benar Oleh: Iqbal Islami *) Pendahuluan Nilai yang pertama dari lima nilai-nilai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) adalah Integritas. Kemenkeu menempatkan integritas

Lebih terperinci

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM STIE Dewantara MKUAL-02 Pendahuluan Dewasa ini iklim perekonomian dunia tampak semakin kurang menentu, dan perubahan yang terjadi akhir-akhir ini justru banyak yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TQM PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

IMPLEMENTASI TQM PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL IMPLEMENTASI TQM PERTEMUAN #7 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu merumuskan program pelaksanaan

Lebih terperinci

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem

Lebih terperinci

Penjelasan Aspek TQM

Penjelasan Aspek TQM 1 EMA503 Manajemen Kualitas Penjelasan Aspek TQM 2 Total Quality Management Menandakan bahwa setiap orang diperusahaan harus dilibatkan (termasuk pelanggan dan para pemasok). Mengidentifikasi bahwa keperluankeperluan

Lebih terperinci

EDISI SEPTEMBER By : DATO DR. ANDREW HO. 10 Tips. Meningkatkan. Daya Kreatifitas

EDISI SEPTEMBER By : DATO DR. ANDREW HO. 10 Tips. Meningkatkan. Daya Kreatifitas EDISI SEPTEMBER 2017 e-motivation By : DATO DR. ANDREW HO 10 Tips Meningkatkan Daya Kreatifitas 10 Tips Meningkatkan Daya Kreatifitas Creativity can solve almost any problem. The creative act, the defeat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio Republik Indonesia (RRI) adalah satu-satunya stasiun radio yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Radio Republik Indonesia (RRI) adalah satu-satunya stasiun radio yang dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio Republik Indonesia (RRI) adalah satu-satunya stasiun radio yang dimiliki oleh Negara Kesatua Republik Indonesia (NKRI). Radio ini memiliki slogan sekali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendahuluan Six Sigma merupakan konsep yang relatif baru bagi banyak organisasi. Six Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa cacat), tetapi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: ANIK SETYANINGRUM B

SKRIPSI. Oleh: ANIK SETYANINGRUM B PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PERILAKU CITIZENSHIP (OCB), KEPUASAN KERJA DAN PERILAKU ORGANISASIONAL (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Karanganyar) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan BAB II PARADIGMA WIRAUSAHA PELAJAR SMK Pengetahuan tentang wirausaha di kalangan pelajar SMK saat ini sangat minim, hal ini disebabkan karena SMK dibuat untuk mencetak lulusan-lulusan yang siap bekerja.

Lebih terperinci

System of Profound Knowledge

System of Profound Knowledge System of Profound Knowledge Apresiasi akan sistem Interdependensi pada sub sistem Proses dan interaksi Sistem harus memiliki tujuan dan rencana untuk perbaikan Seluruh lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat sekarang ini telah menciptakan persaingan bisnis yang semakin ketat. Tiap perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan keunggulannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mutu merupakan kebutuhan utama setiap orang, setiap institusi bahkan setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana usaha untuk

Lebih terperinci

Total Quality Manajemen (TQM) Nur Hadi Wijaya

Total Quality Manajemen (TQM) Nur Hadi Wijaya Total Quality Manajemen (TQM) Nur Hadi Wijaya TOTAL QUALITY Berfokus pada pelanggan Tujuan utamanya adalah KUALITAS Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah Komitmenterhadap

Lebih terperinci

Sinergi dan Organisasi Kuantum

Sinergi dan Organisasi Kuantum Sinergi dan Organisasi Kuantum Oleh: Iqbal Islami *) Pendahuluan Nilai yang ketiga dari lima nilai-nilai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) adalah sinergi. Sebagai sebuah organisasi yang besar yang mengemban

Lebih terperinci

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M Nama : Mizha zhulqurnain NIM : 10.12.5327 Jurusan : S1.SI.M 1.Pendahuluan Harapan untuk diterima di dunia kerja tentunya tidaklah keliru, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja pun sangat

Lebih terperinci

Modul Pendidikan Entrepreneurship di FP UB. # 5 Kreativitas. L. Setyobudi. Tujuan Pembelajaran

Modul Pendidikan Entrepreneurship di FP UB. # 5 Kreativitas. L. Setyobudi. Tujuan Pembelajaran Modul Pendidikan Entrepreneurship di FP UB # 5 Kreativitas L. Setyobudi 2013 Tujuan Pembelajaran Mengenalkan kreativitas sebagai modal penting seorang Entrepreneur/Wirausahawan Menjelaskan hambatan berpikir

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Total Quality Management 2.1.1.1 Pengertian Total Quality Management Pendefinisian total quality management mengacu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi digital dengan percepatan akses yang sedemikian besar

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi digital dengan percepatan akses yang sedemikian besar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini persaingan yang kompetitif, keadaan perekonomian yang fluktuatif dan teknologi informasi yang berkembang dengan pesat dimana perkembangan teknologi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI DALAM RAPAT DAN RAPAT YANG EFEKTIF

KONTRIBUSI DALAM RAPAT DAN RAPAT YANG EFEKTIF KONTRIBUSI DALAM RAPAT DAN RAPAT YANG EFEKTIF Oleh: Iqbal Islami *) ABSTRAK Kontribusi dalam rapat merupakan kompetensi yang penting dimiliki para peserta rapat untuk mewujudkan rapat yang efektif. Tingkat

Lebih terperinci

Risk Leadership Kepemimpinan yang berani mengambil risiko

Risk Leadership Kepemimpinan yang berani mengambil risiko Risk Leadership Kepemimpinan yang berani mengambil risiko Oleh: Antonius Alijoyo 25 Januari 2012 Kepemimpinan selalu memerlukan keberanian dalam menghadapi dan mengambil risiko di suatu tingkat tertentu.

Lebih terperinci

PECHA KUCHA KE-16. Manajemen Mutu dalam Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya yang Berkualitas dan Berkelanjutan. 13 Maret 2015

PECHA KUCHA KE-16. Manajemen Mutu dalam Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya yang Berkualitas dan Berkelanjutan. 13 Maret 2015 PECHA KUCHA KE-16 Manajemen Mutu dalam Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya yang Berkualitas dan Berkelanjutan 13 Maret 2015 Suryanto Direktorat Pengembangan Air Minum Acuan Normatif PP No. 29 Tahun 2000

Lebih terperinci

Setelah 2 buku terdahulu, kini hadir buku terbaru...

Setelah 2 buku terdahulu, kini hadir buku terbaru... Setelah 2 buku terdahulu, kini hadir buku terbaru... Konsep Holistik & Sistematik, yang berisi DNA OF SUCCESS BELIEFS WAY OF LIFE WAY OF THINKING Client Success Is Our Success Give to Society Do The Best

Lebih terperinci

BERFIKIR KREATIF DALAM PEMECAHAN DAN ANALISIS MASALAH

BERFIKIR KREATIF DALAM PEMECAHAN DAN ANALISIS MASALAH BERFIKIR KREATIF DALAM PEMECAHAN DAN ANALISIS MASALAH Oleh: Iqbal Islami *) Creative thinking is not a talent, it is a skill that can be learnt. It empowers people by adding strength to their natural abilities

Lebih terperinci

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI Modul ke: 01Fakultas FASILKOM KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM Matsani, S.E, M.M Program Studi SISTEM INFORMASI DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN Menurut Thomas W. Zimmerer, Kewirausahaan adalah hasil

Lebih terperinci

Berorientasi pada tindakan

Berorientasi pada tindakan Berorientasi pada tindakan Character Ethic (Prinsip-prinsip dasar) Adanya prinsip-prinsip dasar yang positif dan orang hanya dapat mengalami keberhasilan yang sejati dan kebahagiaan yang abadi bila mereka

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: Entrepreneurship and Inovation Management KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTER WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR) Fakultas Ekonomi Dr Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id 1.

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN INOVASI DAN KREATIVITAS DALAM WIRAUSAHA. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI

KEWIRAUSAHAAN INOVASI DAN KREATIVITAS DALAM WIRAUSAHA. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI Modul ke: KEWIRAUSAHAAN INOVASI DAN KREATIVITAS DALAM WIRAUSAHA Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si Program Studi SISTEM INFORMASI INFORTIKA PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Contoh

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS USAHA KRETIF PIGURA

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS USAHA KRETIF PIGURA KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS USAHA KRETIF PIGURA Disusun Oleh: NAMA : Esti Anjariyah NIM : 11.02.8025 KELAS : 02 JURUSAN : D3MI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

ETIK UMB KEPEMIMPINAN ABAD 21 KERJA SAMA TIM

ETIK UMB KEPEMIMPINAN ABAD 21 KERJA SAMA TIM Modul ke: ETIK UMB KEPEMIMPINAN ABAD 21 KERJA SAMA TIM Fakultas Desain dan Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Rizky Dwi Pradana, M.Si A. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TQM. UNIVERSITAS ESA UNGGUL Jl. Arjuna Utara No.9, Tol Tomang, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11510, Telepon:

IMPLEMENTASI TQM. UNIVERSITAS ESA UNGGUL Jl. Arjuna Utara No.9, Tol Tomang, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11510, Telepon: IMPLEMENTASI TQM Bahan Kuliah Fakultas : Ekonomi Program Studi : Manajemen Tahun Akademik : Genap 2012/2013 Kode Mata Kuliah : EMA 503 Nama Mata Kuliah : Manajemen Kualitas Pertemuan : #12 (On-Line #5)

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN INOVASI PEMIMPIN DALAM ORGANISASI

MENGEMBANGKAN INOVASI PEMIMPIN DALAM ORGANISASI MENGEMBANGKAN INOVASI PEMIMPIN DALAM ORGANISASI Oleh Samsul Hidayat, M.Ed (Widyaiswara Madya BKD & DIKLAT Provinsi NTB) ABSTRAKSI Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyimak adalah satu di antara empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah suatu proses yang dilakukan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu

Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu Milestone Pencapaian Visi-Misi UB VISI UB Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif dalam

Lebih terperinci

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Abstract Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan adalah merupakan elemen yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya implementasi TQM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan hasil kebudayaan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Persaingan global di bidang manufacturing otomotif yang sarat dengan tuntutan kualitas, lead time singkat dan on time delivery maka diperlukan perbaikan terus menerus dan rencana produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar di Indonesia yaitu : Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Makasar. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. besar di Indonesia yaitu : Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Makasar. Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) kantor cabang syariah Malang didirikan pada tahun BTN Syari ah yang mulai beroperasi sejak tanggal 14 februari 2005 terus

Lebih terperinci

Bab 4 Berorientasi Pada Tindakan

Bab 4 Berorientasi Pada Tindakan Bab 4 Berorientasi Pada Tindakan Tujuan Pengajaran Mempelajari salah satu karakter yang perlu dikembangkan sebagai calon wirausahawan yaitu senantiasa berorientasi pada tindakan Memahami tindakan dan sikap

Lebih terperinci

IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN 1.IDE KEWIRAUSAHAAN

IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN 1.IDE KEWIRAUSAHAAN IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN 1.IDE KEWIRAUSAHAAN Karena memulai wirausahaan diawali dengan ide ide.marilah kita mempertimbangkan beberapa sumber inspirasi ide-ide baru. Beberapa penelitian telah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI COOPERATIVE TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI COOPERATIVE TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI COOPERATIVE TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) (PTK Pada Siswa Kelas XI OB Semester Genap SMK Harapan Kartasura Tahun Ajaran

Lebih terperinci

Hadi Cahyono Lecturer Narotama University Surabaya

Hadi Cahyono Lecturer Narotama University Surabaya Hadi Cahyono Lecturer Narotama University Surabaya Welcome to Creative Class! Come In Side Let s Fun In Side IMAJINASI IMAJINASI IMAJINASI merupakan KEMAMPUAN PIKIRAN untuk membangun mental, benda atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis Persaingan di dunia usaha yang sangat ketat dewasa ini terjadi karena setiap perusahaan berupaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Kamis, 25 Februari Kuliah Kewirausahaan BERPIKIR KREATIF & INOVATIF

Kamis, 25 Februari Kuliah Kewirausahaan BERPIKIR KREATIF & INOVATIF Kamis, 25 Februari 2016 nadiasasmita@uny.ac.id Kuliah Kewirausahaan BERPIKIR KREATIF & INOVATIF KREATIF adalah kemampuan memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan. Sehingga kata kuncinya

Lebih terperinci

Bab 4 Berorientasi Pada Tindakan

Bab 4 Berorientasi Pada Tindakan Tejo Nurseto, M.Pd tejo@uny.ac.id Bab 4 Berorientasi Pada Tindakan Tujuan Pengajaran Mempelajari karakter wirausahawan yaitu senantiasa berorientasi pada tindakan Menjadi pribadi yang berorientasi pada

Lebih terperinci

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU)

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono POKOK BAHASAN : TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) DESKRIPSI Pengendalian mutu terpadu (PMT) lebih merupakan sikap dan perilaku

Lebih terperinci

9 ASPEK PENTING UNTUK MEMULAI BISNIS

9 ASPEK PENTING UNTUK MEMULAI BISNIS Nama : I Made Adi Tiarmarta Nim : 08.11.2173 Kelas : S1 TI 6E 9 ASPEK PENTING UNTUK MEMULAI BISNIS LATAR BELAKANG Banyak sekali orang yang menginginkan untuk memulai usahanya sendiri karena beragam alasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemasan, hingga produk jadi. Proses tersebut dilakukan di laboratorium quality

BAB I PENDAHULUAN. kemasan, hingga produk jadi. Proses tersebut dilakukan di laboratorium quality BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Departemen Quality Control merupakan salah satu bagian dari perusahaan yang peranannya sangat menentukan dalam proses pengendalian mutu dan kualitas dari produk yang

Lebih terperinci

2

2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 MODUL 3 MEMPENGARUHI & MEMBANGUN TEAM A. SUB POKOK BAHASAN Komunikasi Efektif untuk Mempengaruhi dan Membangun Team B. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju globalisasi yang berkembang semakin cepat ini menuntut kebutuhan manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa mungkin tersaji dengan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PERILAKU CITIZENSHIP, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL (Studi Empiris pada Pemerintah Kotamadya Surakarta)

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PERILAKU CITIZENSHIP, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL (Studi Empiris pada Pemerintah Kotamadya Surakarta) PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP PERILAKU CITIZENSHIP, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL (Studi Empiris pada Pemerintah Kotamadya Surakarta) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

Aspek Penting Sebelum Memulai Usaha

Aspek Penting Sebelum Memulai Usaha Presented by : M Anang Firmansyah Aspek Penting Sebelum Memulai Usaha Memulai bisnis bagi kebanyakan orang bukanlah hal yang mudah. Hal yang klasik, banyak pertimbangan di sana sini sehingga tak jarang

Lebih terperinci

ApaKarakteristik seorang Wirausahawan Sosial?

ApaKarakteristik seorang Wirausahawan Sosial? seorang 14 Sosial yang Sukses Kewirausahaan Sosial Pengenalan Kewirausahaan Sosial HASIL KOLABORASI OLEH TIM: DITULIS & DIADAPTASI OLEH: Winda Senja Josh Sihombing TERINSPIRASI DARI: National Center for

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI INOVASI PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH (Studi pada SMP di Kabupaten Ciamis)

PENGARUH IMPLEMENTASI INOVASI PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH (Studi pada SMP di Kabupaten Ciamis) PENGARUH IMPLEMENTASI INOVASI PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH (Studi pada SMP di Kabupaten Ciamis) LILIS CITRA KOMARA 82321112012 Abstrak Latar belakang penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Pengenalan Diri Instropeksi SALAH Dilazimkan Menyalahkan: Orang lain Lingkungan akibatnya Tidak percaya diri Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang terjadi secara mendadak dan di luar perkiraan pada akhir 1990-an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. Dampak

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Manajemen Keperawatan Dengan Parameter Kompetensi Manajemen

Pengukuran Kinerja Manajemen Keperawatan Dengan Parameter Kompetensi Manajemen Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.3, September 2013, pp.227-232 ISSN 2302-495X Pengukuran Kinerja Keperawatan Dengan Parameter Kompetensi Syahrul Fauzi 1, Shanti K.Anggraeni 2, Nurul Ummi 3 1, 2, 3 Jurusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi saat ini telah merambah ke seluruh sektor salah satunya juga sektor jasa dan pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit. Berdirinya rumah sakit yang bertaraf

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN II MENENTUKAN HAL-HAL YANG PERLU DI PERSIAPAN KETIKA MULAI BERBISNIS. Saepudin. Modul ke: Fakultas FEB

KEWIRAUSAHAAN II MENENTUKAN HAL-HAL YANG PERLU DI PERSIAPAN KETIKA MULAI BERBISNIS. Saepudin. Modul ke: Fakultas FEB KEWIRAUSAHAAN II Modul ke: MENENTUKAN HAL-HAL YANG PERLU DI PERSIAPAN KETIKA MULAI BERBISNIS Fakultas FEB Saepudin Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN Sikap dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Mengamati dinamika perkembangan bisnis pada saat ini, baik di tingkat local maupun nasional, nampaknya masih menyimpan harapan yang cer

KATA PENGANTAR Mengamati dinamika perkembangan bisnis pada saat ini, baik di tingkat local maupun nasional, nampaknya masih menyimpan harapan yang cer KARYA ILMIAH ENTREPRENEUR BERWAWASAN DAPAT MEREBUT PELUANG BISNIS MASA DEPAN Nama : Anis Sya ban Dwijaya NIM : 10.11.4450 Kelas : 2L SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Pengembangan Kepemimpinan

Pengembangan Kepemimpinan Penempatan Pegawai School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation Pengembangan Kepemimpinan KEPEMIMPINAN SITUASIONAL Mahasiswa dapat mengetahui tentang kepemimpinan situasional Pertemuan

Lebih terperinci

Pertemuan 1. PENGERTIAN KREATIF dan KREATIFITAS

Pertemuan 1. PENGERTIAN KREATIF dan KREATIFITAS Pertemuan 1 PENGERTIAN KREATIF dan KREATIFITAS Pengertian Kreatif dan Kreativitas Kata Kreatif merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris To Create, yang merupakan singkatan dari : Combine (menggabungkan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih kompetitif. Tidak bisa hanya mempertahankan status quo, organisasi harus berubah terus-menerus dan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kreativitas, inovasi dan pengetahuan kewirausahaan sangat penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan kewirausahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki beberapa fungsi penting yang menunjang kegiatan-kegiatan yang ada. Dalam rangka mencapai visi dan misi tertentu, suatu perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. pesat di berbagai negara, salah satunya Indonesia. Indonesia merupakan negara yang

BAB I. Pendahuluan. pesat di berbagai negara, salah satunya Indonesia. Indonesia merupakan negara yang 1 BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian Di dalam era globalisasi sekarang ini perekonomian terus berkembang dengan pesat di berbagai negara, salah satunya Indonesia. Indonesia merupakan negara

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari pembobotan yang dilakukan terhadap pemborosan (waste)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen perpustakaan..., Masyrisal Miliani, FIB UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen perpustakaan..., Masyrisal Miliani, FIB UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan semakin beranekaragamnya teknologi canggih membawa perubahan pula pada individu dan masyarakat. Perubahan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF

PENINGKATAN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF PENINGKATAN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF Suparni Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Sekolah sebagai suatu organisasi sosial harus mampu menyesuaikan diri dan mengantisipasi setiap perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN PROPOSISI 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kepemimpinan 1. Pengertian kepemimpinan Kepemimpinan memiliki arti yang lebih dalam daripada sekedar label atau jabatan yang

Lebih terperinci

Bab 4 Berorientasi Pada Tindakan

Bab 4 Berorientasi Pada Tindakan Bab 4 Berorientasi Pada Tindakan Ciri-ciri Pengusaha (Mampu Mengambil keputusan dan Bertindak Cepat) Orientasi PDCA (Plan, Do, Check and Action) Menghindari - NATO (No Action Talk Only) hasil : gosip,

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN Modul ke: 13 Fakultas PSIKOLOGI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN BAB XIII PROGRAM PELATIHAN Program Studi PSIKOLOGI Dr. Antonius Dieben Robinson Manurung, MSi TIPE-TIPE PROGRAM PELATIHAN 1. Pelatihan Orientasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian akhir tesis ini akan diuraikan secara berturut-turut mengenai: 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian. A. Kesimpulan Berdasarkan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR K3LH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR K3LH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA Model Pembelajaran Kooperatif (Dimas Panji Yunarto) 1 MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR K3LH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA ENHANCING ACTIVITY AND

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan manusia tidak akan bertahan hidup. Demikian juga dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan manusia tidak akan bertahan hidup. Demikian juga dalam sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang mewarnai era globalisasi memungkinkan perusahaan atau organisasi beroperasi diberbagai belahan dunia

Lebih terperinci

KEGIATAN LESSON STUDY DALAM PEMBELAJARAN Oleh : Drs. Mulyo Wiharto, MM

KEGIATAN LESSON STUDY DALAM PEMBELAJARAN Oleh : Drs. Mulyo Wiharto, MM KEGIATAN LESSON STUDY DALAM PEMBELAJARAN Oleh : Drs. Mulyo Wiharto, MM Kata kunci : Plan, do, check, see, act ABSTRAK Lesson Study adalah kegiatan pembinaan terhadap dosen dengan melakukan persiapan (plan),

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAWASAN SUPERVISOR DAN KINERJA KARYAWAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN AMIGO GROUP CABANG GRANADA DELANGGU SKRIPSI

PENGARUH PENGAWASAN SUPERVISOR DAN KINERJA KARYAWAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN AMIGO GROUP CABANG GRANADA DELANGGU SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN SUPERVISOR DAN KINERJA KARYAWAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN AMIGO GROUP CABANG GRANADA DELANGGU SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, pengajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, pengajaran Bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, pengajaran Bahasa Indonesia pun harus mengalami perkembangan, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyajikan

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING AND PROBLEM SOLVING

CREATIVE THINKING AND PROBLEM SOLVING CREATIVE THINKING AND PROBLEM SOLVING People Development/Soft SkillTraining/Creative Thinking and Problem Solving/2016 1 Sasaran Pelatihan Setelah mengikuti pelatihan, peserta diharapkan: 1. Memahami Definisi,

Lebih terperinci

MANAGEMENT. (Chapter 2)

MANAGEMENT. (Chapter 2) MANAGEMENT (Chapter 2) SUMMARY MID TERM EXAM 2013/2014 Chapter 2 Pandangan Omnipotent (Mumpuni) dan Simbolis terhadap Manajemen Omnipotent View of Management Pandangan bahwa para manajer bertanggung jawab

Lebih terperinci

Definisi Taufiqur Rachman 1

Definisi Taufiqur Rachman 1 Total Quality Management By: Taufiqur Rachman Definisi Salah satu ilmu yang berorientasi pada kualitas dan merancang ulang sistem organisasi dalam mencapai tujuannya adalah Total Quality Management (TQM)

Lebih terperinci

1. Bani Alkausar. 2. Muhammad Nur Hadi. 3. Lofie Bachtiar. 4. Randi Ilhamsyah. 5. Azwin Ramadhan. 6. Fauzi A. 7. Hamdan Usman

1. Bani Alkausar. 2. Muhammad Nur Hadi. 3. Lofie Bachtiar. 4. Randi Ilhamsyah. 5. Azwin Ramadhan. 6. Fauzi A. 7. Hamdan Usman Proses Inovasi 1. Bani Alkausar 2. Muhammad Nur Hadi 3. Lofie Bachtiar 4. Randi Ilhamsyah 5. Azwin Ramadhan 6. Fauzi A. 7. Hamdan Usman Inovasi adalah memperkenalkan sesuatu yang baru sebuah ide, metode,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah suatu hal atau kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan makhluk hidup. Komunikasi dilakukan oleh manusia, hewan, dan makhluk hidup

Lebih terperinci

PERENCANAAN: DEFINISI DAN KONSEP (DISERTAI TEKNIK PENYUSUNAN VISI

PERENCANAAN: DEFINISI DAN KONSEP (DISERTAI TEKNIK PENYUSUNAN VISI Pangandaran, 4 Februari 2013 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS PERENCANAAN: DEFINISI DAN KONSEP (DISERTAI TEKNIK PENYUSUNAN VISI DAN MISI ORGANISASI) Dr. Asropi, SIP, MSi

Lebih terperinci

MEMBANGUN EMPLOYEE ENGAGEMENT EMPLOYEE ENGAGEMENT. Dian Yanuar Roffanna, S.Psi., M.Psi. Bagian Sumber Daya Manusia

MEMBANGUN EMPLOYEE ENGAGEMENT EMPLOYEE ENGAGEMENT. Dian Yanuar Roffanna, S.Psi., M.Psi. Bagian Sumber Daya Manusia EMPLOYEE ENGAGEMENT Dian Yanuar Roffanna, S.Psi., M.Psi. Bagian Sumber Daya Manusia 1 MENINGKATKAN EMPLOYEE ENGAGEMENT Beberapa pakar organisasi menjelaskan bahwa level keterikatan karyawan (employee engagement)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melayani warga negaranya. Pelayanan publik tidaklah mudah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk melayani warga negaranya. Pelayanan publik tidaklah mudah dilakukan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pelayanan publik merupakan suatu keharusan bagi suatu negara/pemerintahan untuk melayani warga negaranya. Pelayanan publik tidaklah mudah dilakukan. Banyak

Lebih terperinci

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam Teknologi enterprise resources planning (ERP) dapat mengintegrasikan fungsi marketing, fungsi produksi, fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya, fungsi produksi, dan fungsi lainnya. ERP telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut perusahaan untuk menyadari bahwa pasar terbuka hanya dapat dilayani dengan produk-produk terbaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini berguna untuk menghasilkan ide-ide baru yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini berguna untuk menghasilkan ide-ide baru yang kreatif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak ada manusia yang hidup tanpa mengalami masalah dan rintangan yang harus dicari jalan keluarnya. Sama halnya dalam dunia pendidikan yang selalu berkembang

Lebih terperinci

JAWABAN - JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN. Dosen Pengampu : 1.Prof. Dr.

JAWABAN - JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN. Dosen Pengampu : 1.Prof. Dr. JAWABAN - JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN Dosen Pengampu : 1.Prof. Dr. Sumarto, MSIE 2.Prof. Dr. H. Mukhidin oleh : Nama : Aprianto NIM :

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DOSEN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DOSEN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DOSEN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA DISUSUN OLEH : YULIATI, S.KEP, M.KEP DWI HENDRO WIDAYATMOKO, SE, MM BARIKA, SE, MM DEPARTEMEN KEMAHASIWAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan membahas mengenai organizational learning. 2.1 Organizational Learning 2.1.1 Definisi Organizational Learning Organizational Learning adalah organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, dan 5) definisi istilah penelitian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi perkembangan pariwisata di Bali, komponen komponen. berproduktivitas tinggi. Bukanlah suatu pekerjaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi perkembangan pariwisata di Bali, komponen komponen. berproduktivitas tinggi. Bukanlah suatu pekerjaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi perkembangan pariwisata di Bali, komponen komponen pariwisata berusaha mengembangkan sumber daya manusianya, dalam memenuhi apa yang menjadi kebutuhan atau

Lebih terperinci